• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MAKHLUK HIDUP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MAKHLUK HIDUP"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

Ihda febriana Sari

ii ABSTRAK

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM MENINGKATKAN

AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK PERTUMBUHAN DAN

PERKEMBANGAN MAKHLUK HIDUP

(Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Jati Agung Lampung Selatan T.P 2013/2014)

Oleh

IHDA FEBRIANA SARI

Hasil observasi di kelas VIII SMP Negeri 1 Jati Agung, diketahui bahwa aktivitas dan hasil belajar siswa masih rendah. Oleh karena itu, diperlukan solusi untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, salah satunya dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran Jigsaw terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa.

Penelitian ini merupakan kuasi eksperimental dengan desain pretes postes non-equivalen. Sampel penelitian adalah siswa SMP N 1 Jati Agung Lampung Selatan T.P 2013/2014 kelas VIIIa dan VIIIb yang dipilih dari populasi secara purposive sampling. Data penelitian ini berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data

(2)

Ihda febriana Sari

iii

Data kualitatif berupa aktivitas belajar siswa yang diperoleh dari kriteria penilaian aktivitas siswa yang dianalisis secara deskriptif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan aktivitas belajar siswa terjadi dalam semua aspek. Pada aspek bekerja sama dengan teman bernilai (83,33); aspek mempresentasikan hasil penyelidikan/diskusi kelompok (84,44); aspek mengajukan pertanyaan (83,33); dan aspek membuat kesimpulan (81,11). Hasil belajar juga mengalami peningkatan, dengan rata-rata nilai pretes (28,89); nilai postes (80,83); dan N-gain (72,38). Dengan demikian, pembelajaran menggunakan model Jigsaw berpengaruh terhadap peningkatan aktivitas belajar dan berpengaruh signifikan terhadap peningkatan hasil belajar siswa.

(3)

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM MENINGKATKAN

AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK PERTUMBUHAN DAN

PERKEMBANGAN MAKHLUK HIDUP

Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Jati Agung Lampung Selatan T.P 2014/2015)

Oleh

IHDA FEBRIANA SARI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

pada

Program Studi Pendidikan Biologi

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)
(5)
(6)
(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, pada tanggal 05 Februari 1991, yang merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Hasanuddin dan Ibu Hamsanah. Penulis bertempat tinggal di Jln. Pangeran Antasari Gg:Manunggal No 111b Kelurahan Tanjung Baru Kecamatan Sukabumi Bandar Lampung, Hp (081377789678).

Pendidikan yang telah ditempuh penulis adalah Sekolah Dasar Negeri 1 Sawah Berebes Bandar Lampung tahun 2002, Sekolah Menengah Pertama Arjuna Bandar Lampung diselesaikan tahun 2005, Sekolah Menengah Atas Arjuna Bandar

Lampung diselesaikan tahun 2008 dan pada tahun 2008 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung melalui jalur Ujian Mandiri (UM).

(8)

PERSEMBAHAN

Dengan menyebut nama Allah yang Maha pengasih lagi

Maha penyayang

Teriring doa dan rasa syukur kehadirat Allah SWT, ku persembahkan karya sederhana ini sebagai tanda bakti dan cinta kasihku yang tulus kepada:

Ayah (Hasanuddin) dan Ibu (Hamsanah)

Terimakasih untuk cinta dan kasih sayang yang tiada terhingga untukku I will always love you

Adikku (Fatma Aprilia Nita), adik iparku,

(Tenza Tanjung) dan keponakanku

(Azka Arfan Tanjung)

Terimakasih untuk segala semangat, cinta dan dukungan yang kalian berikan untukku

Tante (Oktavi Laila Sani S.E)

Terimakasih atas semangat, doa dan saran-saran yang telah diberikan;

Arif Saputra A.Md

Terimakasih atas kasih sayang dan semoga selalu bisa menjadi penuntunku menuju surga Allah

Para Pendidikku (Dosen dan Guru-guruku)

Terima kasih atas bimbingan yang diberikan pada ku hingga aku dapat melihat dunia dengan ilmu

Almamaterku tercinta, Fakultas Keguruan Dan Ilmu pendidikan

(9)

MOTO

”Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum

sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri”

(Q.S. Ar-

Ra’d

: 11)

“Mengeluh tidak merubah apapun, bersedih tak ada gunannya,

tegapkan tubuhmu, kuatkan hatimu, bertindaklah”

(Mario Teguh)

Jangan lihat masa lalu dengan penyesalan dan jangan pula melihat

masa depan dengan ketakutan tapi lihatlah dan hadapi kehidupan

sekarang dengan penuh kesadaran”

(10)

xi

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala nikmat dan kehendak-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA, FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pertumbuhan dan Perkembangan pada Makhluk Hidup (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 1 Jati Agung Tahun Pelajaran 2013/2014)”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung; 2. Dr. Caswita, M. Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas

Lampung;

3. Berti Yolida,S. Pd., M. Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi 4. Drs. Arwin Achmad, M. Si., selaku Pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai;

(11)

xii

6. Dr. Tri Jalmo, M. Si., selaku pembahas serta Pembimbing Akademik yang telah memberikan saran-saran perbaikan, dan masukannya yang sangat berharga kepada penulis;

7. Dra. Rd. Emi Sulasmi, M. Pd., selaku Kepala SMP Negeri 1 Jati Agung Lampung Selatan, Ngatini, S. Pd., selaku guru mitra dan seluruh guru, staf, siswa-siswi kelas VIIIa dan VIIIb SMP Negeri 1 Jati Agung yang telah memberikan bantuan dan kerjasama yang baik selama penelitian berlangsung; 8. Sahabat-sahabat Biologi Mandiri 2008 Eva Febriyanti R, S. Pd., Rela

Kristiyawanti, S. Pd., Erfina Tri Utami, S. Pd., Septa Trismanita, S. Pd., Fina Chita Kasih, S. Pd., Sulis Tiyaningsih, S. Pd., Made Setia Harini, S. Pd., Rohmaniar, S. Pd., Nurmala Sari, dan Sahabat Seperjuangan Dini Wahyuni, S.Pd., Imatul Khoiriyah. S. Pd. Pebriani, S. Pd., Yulia Fitri Yanti .N, S. Pd., dan adik tingkat Biologi serta sahabat PPL dan KKN Nyi Ayu Chairunisa, S.Pd., Putri Noviani, S. Pd., Citra Mutiara, S. Pd., Koko Hadi, S.Pd.,

Yudistira, S.Pd., dan Ria Novita Sari, S. Pd terimakasih buat semua bantuan dan kebersamaan selama ini;

9. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, 08 April 2015 Penulis

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 7

F. Kerangka Pikir ... 8

G. Hipotesis Penelitian ... 10

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ... 11

B. Aktivitas Belajar Siswa ... 16

C. Hasil Belajar ... 19

III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 23

B. Populasi dan Sampel ... 23

C. Desain Penelitian ... 23

D. Prosedur Penelitian ... 24

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ... 30

F. Teknik Analisis Data ... 32

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 37

(13)

xv V. SIMPULAN DAN SARAN

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Kategori indeks N-gain ... 32 2. Lembar observasi aktivitas siswa ... 35 3. Klasifikasi presentase aktivitas siswa ... 36 4. Hasil rata-rata setiap aspek aktivitas belajar siswakelas kontrol dan

eksperimen ... 37 5. Hasil uji statistik nilai pretes postes dan N-gain ... 38 6. Hasil uji N-gain indikator kognitif (C2, C4) pada siswa kelas

(15)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar merupakan suatu proses interaksi sadar yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman belajar. Belajar yang baik dan efektif adalah kegiatan pembelajaran yang melibatkan aktivitas siswa sehingga kegiatan pembelajaran bersifat student center atau berpusat pada siswa. Pembelajaran yang berpusat pada siswa akan memberikan pengalaman langsung sehingga kegiatan pembelajaran akan bermakna.

Pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat untuk siswa. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk

membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar. Tujuan pembelajaran adalah terwujudnya efisiensi dan efektivitas kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik (Isjoni, 2007: 30). Pembelajaran yang efektif adalah

pembelajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri (Hamalik, 2010: 170). Tanpa aktivitas yang dilakukan oleh siswa, proses belajar tidak mungkin terjadi dengan baik. Namun dalam prakteknya, guru kurang memperhatikan aktivitas siswa. Guru lebih

(16)

2

Agar proses pembelajaran dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan aktivitas sendiri, maka diperlukan kegiatan pembelajaran yang berpusat pada siswa (Student center). Salah satu pembelajaran yang berpusat pada siswa, dapat dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran

kooperatif. Seperti yang diungkapkan oleh Isjoni (2007: 37) bahwa “cooperative learning” adalah sebuah model pembelajaran aktif dan

partisipatif. Sehingga model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan aktivitas belajar.

Pendidikan merupakan pendewasaan peserta didik agar dapat

mengembangkan bakat, potensi dan keterampilan yang dimiliki dalam

menjalani kehidupan.Oleh karena itu sudah seharusnya pendidikan didesain

guna memberikan pemahaman serta meningkatkan prestasi belajar peserta

didik (Daryanto, 2010 : 02).

Berdasarkan Permendiknas RI Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi,

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan

pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip

saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan sehingga dapat

menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta

mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup.

Pembelajaran IPA untuk SMP/MTs bertujuan untuk menumbuhkan

(17)

3

(BSNP, 2006: 4). Kemampuan berpikir dalam tujuan tersebut mencakup

diskusi dalam hal berpikir kritis.

Pengembangan aspek akademis di Indonesia masih pada tingkat yang rendah

dan belum sampai pada pengembangan kemampuan berpikir kritis, apalagi

kemampuan memecahkan masalah (Suyanto dalam Sugiyarti, 2005 : 2).

Sehingga dibutuhkan pengalaman yang baik agar siswa mampu menjalani

kehidupan dan mampu mengambil keputusan yang dihadapinya di lingkungan

masyarakat. Idealnya aktivitas pembelajaran tidak hanya difokuskan pada

upaya mendapatkan pengetahuan sebanyak-banyaknya, melainkan juga

bagaimana menggunakan segenap pengetahuan yang didapat untuk

menghadapi situasi baru atau memecahkan masalah khusus yang berkaitan

dengan bidang studi yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari (Jonsons,

2002:201-203).

Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap

(18)

4

sebuah masalah, menyelesaikan suatu tugas atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama.

Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah tipe Jigsaw. Dalam setiap tahapannya, diyakini bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Karena model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw memberi kesempatan kepada siswa untuk aktif, bahwa salah satu kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah “Siswa lebih aktif dan kreatif serta lebih memiliki tanggung jawab secara individual”.

Menurut Hamalik (2011: 55) aktivitas siswa yang tinggi dalam pembelajaran akan mempengaruhi hasil pembelajaran, karena dalam keadaan aktif siswa mampu mengeluarkan ide-ide atau gagasan sebagai pengetahuan awal yang dibutuhkan dalam mempelajari suatu konsep. Di dalam suatu kegiatan pembelajaran akan terjadi perubahan perilaku peserta didik akibat pengalaman sebagai wujud hasil kegiatan pembelajaran. Sehingga,

pembelajaran yang telah dilaksanakan pada akhirnya bertujuan untuk melihat hasil belajar yang diperoleh siswa (Susilowaty, 2011: 20).

Selain diyakini dapat meningkatkan aktivitas siswa, model kooperatif tipe Jigsaw juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Seperti yang

(19)

5

dapat terlihat bahwa pembelajaran yang telah diberikan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru IPA di SMPNegeri 1 Jati Agung pada semester ganjil Tahun pelajaran 2013/2014 diketahui bahwa pada materi Pertumbuhan dan Perkembangan guru dalam

menyampaikan materi masih bersifat konvensional yaitu dengan

menggunakan metode ceramah melalui tayangan slide presentasi microsoft power point, siswa hanya duduk, mendengarkan dan mencatat materi yang disampaikan oleh guru sehingga aktivitas belajar siswa masih tergolong rendah. Rendahnya aktivitas belajar siswa berpengaruh pada hasil belajar siswa dibuktikan dengan nilai rata-rata siswa kelas VIII semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014 yaitu 69,51, sementara KKM yang ditetapkan sekolah yaitu ≥ 70. Hal ini sesuai dengan Sardiman (2007 : 78)Aktivitas belajar

adalah kegiatan melibatkan seluruh panca indera yang dapat membuat seluruh anggota tubuh dan pikiran terlibat dalam proses belajar.

Berdasarkan uraian di atas diperlukan model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Salah satu model

pembelajaran yang tepat adalah model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yang memiliki kelebihan lebih menuntut siswa untuk aktif , kreatif, kondusif dan memiliki tanggung jawab secara individual. Sehingga KD 1.1

(20)

6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw efektif dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi pokok

Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup?

2. Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Efektivitas penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsawdalam meningkatkan aktivitas belajar siswa.

2. Efektivitas penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsawdalam meningkatkan hasil belajar siswa.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Bagi peneliti

(21)

7

2.Bagi guru

Dapat memberikan alternatif dalam memilih dan menerapkan model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup. 3. Bagi Siswa

Memberikan pengalaman belajar yang berbeda dalam mempelajari materi pokok Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup, sehingga

pembelajaran tidak monoton 4. Bagi Sekolah

Memberikan sumbangan pemikiran untuk meningkatkan pembelajaran biologi disekolah melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menghindari kesalahpahaman maka ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Efektivitas dalam penelitian ini dapat diartikan adanya kesesuaian antara penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan sasaran dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

2. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yang digunakan dalam penelitian ini meliputi tahapan: pembentukan kelompok asal,

(22)

8

3. Aktivitas belajar siswa yang diamati adalah aktivitas oral, mendengarkan dan visual yang meliputi : 1. Bekerja sama dengan teman, 2.

Mempresentasikan hasil diskusi kelompok, 3. Mengajukan pertanyaan, dan 4. Membuat kesimpulan.

4. Hasil belajar yang diukur dalam penelitian ini meliputi: aspek kognitif dan aspek afektif. Aspek kognitif terdiri atas C1 (Pengetahuan), C2 (

Pemahaman), dan C4 () Sedangkan aspek afektif terdiri atas partisipasi (komunikatif, ingin tahu), penilaian (menghargai pendapat orang lain, peduli), organisasi (bekerjasama, bertanggung jawab)

5. Materi pokok yang diteliti adalah Pertumbuhan dan Perkembangan

Makhluk Hidup. Kompetensi Dasar (KD) adalah Menganalisis pentingnya pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup.

6. Subyek penelitian yang terlibat dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIIa (kelas eksperimen) dan siswa kelas VIIIb (kelas kontrol) di SMP Negeri 1 Jati Agung pada semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014.

F. Kerangka Pikir

(23)

9

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, diyakini dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi pokok Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup secara efektif guna mencapai ketuntasan dari KD “

Menganalisis pentingnya pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup”

Variabeldalam penelitian ini meliputi variabel bebas danvariabel terikat. Variabel bebas adalah model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, variabel terikat 1 adalah aktivitas belajar siswa, sedangkan variabel terikat 2 adalah hasil belajar. Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Pada bagan dibawah dapat dijelaskan bahwa variabel bebas mempengaruhi variabel terikat, dimana X mempengaruhi Y1 dan Y2 .

Berikut adalah bagan kerangka berfikir dalam penelitian ini.

Keterangan : X : Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw Y1 : Aktivitas belajar siswa

Y2 : Hasil belajar

Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.

G. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Penggunaan model Jigsaw efektif terhadap peningkatan aktivitas belajar siswa

X

(24)

10

2. H0 = Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw tidak efektif terhadap hasil belajar siswa pada materi pertumbuhan

dan perkembangan makhluk hidup

H1 = Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw efektif terhadap hasil belajar siswa pada materi pertumbuhan

(25)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Menurut Amri dan Ahmadi (2010 : 90) Model pembelajaran kooperatif dapat

di definisikan sebagai sistem kerja atau belajar kelompok yang terstruktur.

Lima unsur pokok yang termasuk di dalam struktur ini adalah :

1. Saling ketergantungan positif

Keberhasilan suatu karya sangat bergantung pada usaha setiap anggotanya.

Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu menyusun

tugas sedemikian rupa dengan saling ketergantungan sehingga setiap

anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain

dapat mencapai tujuan mereka.

2. Tanggung jawab perseorangan

Jika tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model pembelajaran

kooperatif, setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan

yang terbaik. Pengajar yang efektif dalam model pembelajaran kooperatif

membuat persiapan dan menyusun tugas sedemikian rupa sehingga

masing-masing anggota kelompok harus melaksanakan tanggung

jawabnya sendiri agar tugas selanjutnya dalam kelompok bisa

(26)

12

3. Tatap muka

Dalam pembelajaran kooperatif setiap kelompok harus diberikan

kesempatan untuk bertatap muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini

akan memberikan pengalaman para pembelajar untuk membentuk sinergi

yang menguntungkan semua anggota. Inti dari sinergi ini adalah

menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi

kekurangan.

4. Komunikasi antar anggota

Unsur ini menghendaki agar para pembelajar dibekali dengan berbagai

keterampilan berkomunikasi, karena keberhasilan suatu kelompok juga

bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan

dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka.

Keterampilan berkomunikasi dalam kelompok juga merupakan proses

panjang. Namun, proses ini merupakan proses yang sangat bermanfaat dan

perlu ditempuh untuk memperkaya pengalaman belajar dan pembinaan

perkembangan mental dan emosional para siswa.

5. Evaluasi proses kelompok

Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk

mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar

selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.

Menurut Isjoni (2007: 23) siswa yang belajar menggunakan model Pembelajaran

kooperatif akan memiliki motivasi yang tinggi karena di dorong dan di dukung

(27)

13

akademik, meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa, membentuk hubungan

persahabatan, menimba berbagai informasi, belajar menggunakan sopan santun,

meningkatkan motivasi siswa, memperbaiki sikap terhadap sekolah dan belajar

mengurangi tingkah laku yang kurang baik, serta membantu siswa dalam

menghargai pokok pikiran orang lain.

Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah tipe Jigsaw. Jigsaw

mengorganisir siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang

secara heterogen dan bekerjasama saling ketergantungan yang positif dan

bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari

dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain (Amri

dan Ahmadi, 2010:95).

Langkah-langkah dalam penerapan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw (Amri

dan Ahmadi, 2010:96; Huda. 2011:118, Isjoni, 2007 :54; dan Slavin. 2005:240)

adalah sebagai berikut:

1. Guru membagi suatu kelas menjadi beberapa kelompok, dengan setiap

kelompok terdiri dari 5 siswa dengan kemampuan yang berbeda.

Kelompok ini disebut kelompok asal.

2. Setiap orang dalam tim asal diberi bagian materi yang berbeda.

3. Anggota dari tim asal yang berbeda yang bertugas mempelajari materi

yang sama bertemu dalam kelompok baru ( kelompok ahli ) untuk

mendiskusikan sub bab mereka.

4. Setelah selesai berdiskusi sebagai tim ahli, tiap anggota kembali ke

(28)

14

sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan

dengan sungguh-sungguh.

Keterangan: Kel = Kelompok

Gambar 2. Contoh hubungan kelompok ahli dan kelompok asal beserta materi belajar yang ditugaskan Arends (dalam Sudrajad 2008: 7).

5. Setelah siswa berdiskusi dalam kelompok ahli maupun kelompok asal,

selanjutnya dilakukan presentasi masing-masing kelompok atau dilakukan

pengundian salah satu kelompok untuk menyajikan hasil diskusi kelompok

yang telah di lakukan agar guru dapat menyamakan persepsi pada materi

pembelajaran yang telah didiskusikan.

6. Guru memberikan kuis untuk siswa secara individual.

7. Guru memberikan penghargaan pada kelompok melalui skor penghargaan

berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor

(29)

15

Isjoni (2007:54), Amri dan Ahmadi (2010:94) memaparkan tentang kelebihan

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yaitu dapat mendorong siswa aktif dan saling

membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang

maksimal, meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya

sendiri dan juga pembelajaran orang lain serta siswa mempunyai banyak

kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan

berkomunikasi.

Menurut para ahli (Isjoni. 2007:25 ; Slavin. 2005:41), Kelemahan model

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah memerlukan persiapan yang lebih

lama dan lebih kompleks misalnya seperti penyusunan kelompok asal dan

kelompok ahli yang tempat duduknya nanti akan berpindah, guru harus

mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping itu memerlukan lebih

banyak tenaga, pemikiran dan waktu. Dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw

masing-masing anggota kelompok asal bertanggung jawab atas unit yang berbeda

dalam tugas kelompok, dan bahaya dari tugas-tugas yang terspesialisasi semacam

ini adalah para siswa mungkin hanya akan belajar banyak mengenai bagian yang

mereka kerjakan sendiri, sementara bagian yang lainnya tidak dipelajari secara

mendalam. Agar proses pembelajaran pembelajaran berjalan dengan lancar maka

dibutuhkan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadahi. Selama kegiatan

diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik permasalahan yang

sedang dibahas meluas sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang

telah ditentukan. Saat diskusi kelas, terkadang didominasi seseorang, hal ini

(30)

16

B. Aktivitas Belajar

Aktivitas merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk mencapai tujuan tertentu. Aktivitas sangat diperlukan dalam proses belajar agar

kegiatan belajar mengajar menjadi efektif. Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri (Hamalik, 2004: 171). Melalui aktivitas, siswa dapat mengembangkan kemampuan yang dimilikinya. Seseorang dikatakan aktif belajar jika dalam belajarnya mengerjakan sesuatu yang sesuai dengan tujuan belajarnya, memberi tanggapan terhadap suatu peristiwa yang terjadi dan mengalami atau turut merasakan sesuatu dalam proses belajarnya. Dengan melakukan banyak aktivitas yang sesuai dengan pembelajaran, maka siswa mampu mengalami, memahami, mengingat dan mengaplikasikan materi yang telah diajarkan. Adanya peningkatan aktivitas belajar maka

akanmeningkatkan hasil belajar (Hamalik, 2004: 12).

(31)

17

jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pengajaran (Rohani, 2004: 6).

Dalam proses pembelajaran, guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam berpikir maupun berbuat. Penerimaan pelajaran jika dengan aktivitas siswa sendiri, kesan itu tidak akan berlalu begitu saja, tetapi dipikirkan, diolah kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk berbeda. Atau siswa akan bertanya, mengajukan pendapat, menimbulkan diskusi dengan guru. Dalam berbuat siswa dapat menjalankan perintah, melaksanakan tugas, membuat grafik, diagram, intisari dari pelajaran yang disajikan oleh guru. Bila siswa menjadi partisipasi yang aktif, maka ia memiliki ilmu/pengetahuan itu dengan baik (Slameto, 2003: 36). Berdasarkan pernyataan-pernyataan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan serangkaian dari proses kegiatan pembelajaran untuk menunjang prestasi belajar.

Aktivitas tidak dapat terjadi begitu saja. Ada enam aspek penyebab terjadinya keaktifan siswa yaitu; (1) Partisipasi siswa dalam menetapkan tujuan

pembelajaran; (2) Tekanan pada aspek afektif dalam kegiatan; (3) Partisipasi siswa dalam pembelajaran, terutama yang berbentuk interaksi antar siswa; (4) Kekompakan kelas sebagai kelompok belajar; (5) Kebebasan belajar yang diberikan kepada siswa dan kesempatan untuk berbuat serta mengambil keputusan penting dalam pembelajaran; (6) Pemberian waktu untuk menaggulangi masalah pribadi siswa, baik berhubungan maupun tidak berhubungan dengan pembelajaran (Mc. Keadlie dalam Yamin, 2007: 77).

(32)

18

peserta didik yang meliputi aktivitas jasmani dan aktivitas jiwa sebagai berikut:

1. Visual activities, membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain dan sebagainya.

2. Oral activities, menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan interview, diskusi, interupsi, dan sebagainya.

3. Listening activities, mendengarkan : uraian, percakapan, diskusi,musik, pidato dan sebagainya.

4. Writing activities, menulis : cerita, karangan, laporan, tes angket, menyalin dan sebagainya.

5. Drawing activities, menggambar, membuat grafik,peta, diagram, pola dan sebagainya.

6. Motor activities, melakukan percobaan, membuat konstruksi, model, mereparasi, bermain, berkebun, memelihara binatang dan sebagainya. 7. Mental activities, menganggap, mengingat, memecahkan masalah,

menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan, dan sebagainya. 8. Emotional activities, menaruh minat, merasa bosan, gembira, berani

tenang, gugup dan sebagainya.

Aktivitas-aktivitas tersebut tidaklah terpisah satu sama lain. Dalam setiap aktivitas motoris terkandung aktivitas mental disertai oleh perasaan tertentu dan pada setiap pelajaran terdapat berbagai aktivitas yang dapat diupayakan.

(33)

19

C. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru tindakan mengajar diakhiri dengan proses evaluasi belajar, sedangkan dari sisi siswa hasil belajar merupakan puncak proses belajar (Dimyati dan Mujiono, 2002: 3). Berakhirnya suatu proses pembelajaran, maka siswa memperoleh hasil belajar.

Hasil belajar siswa merupakan suatu hal yang berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menyerap atau memahami suatu materi yang disampaikan. Dengan kata lain, hasil belajar merupakan bukti adanya proses pembelajaran antara guru dan siswa. Hasil belajar yang bisa diperoleh siswa setelah pembelajaran dapat berupa informasi verbal, keterampilan intelek,

keterampilan motorik, sikap, dan siasat kognitif. Kelima hasil belajar tersebut merupakan kapabilitas siswa.

Kapabilitas siswa tersebut berupa:

1.Informasi verbal adalah kapabilitas untuk mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Pemilihan informasi verbal memungkinkan individu berperanan dalam kehidupan.

2. Keterampilan intelektualadalah kecakapan yang berfungsi untuk

(34)

20

3. Strategi kognitif adalah kemampuan menyalurkan dan mengarahkan akti-vitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.

4. Keterampilan motorik adalah kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani. 5. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak obyek berdasarkan

penilaian terhadap obyek tersebut(Dimyati dan Mujiono, 2002: 10).

Anderson, dkk (2000: 67-68), Hasil belajar dari ranah kognitif mempunyai hirarki atau tingkatan. Tingkatan tersebut terdiri dari 6 jenis perilaku yaitu:

1) Remember mencakup kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu meliputi fakta peristiwa, pengertian, kaidah, teori, prinsip, dan metode.

2) Understand mencakup kemampuan menangkap arti dan makna hal yang dipelajari.

3) Apply mencakup kemampuan menerapkam metode dan kaidah untuk meghadapi masalah yang nyata dan baru.

4) Analyze mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan kedalam bagian bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Misalnya mengurai masalah menjadi bagian yang lebih kecil.

5) Evaluate mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu.

6) Create mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru.

Untuk menilai dan mengukur keberhasilan siswa dipergunakan tes hasil belajar. Terdapat beberapa tes yang dilakukan guru, diantaranya: uji blok, ulangan harian, tes lisan saat pembelajaran berlangsung, tes mid semester dan tes akhir semester. Hasil dari tes tersebut berupa nilai-nilai yang pada

(35)

21

yang terjadi. Tes ini dibuat oleh guru berkaitan dengan materi yang telah diajarkan. Setiap kegiatan belajar akan berakhir dengan hasil belajar. Hasil belajar setiap siswa di kelas terkumpul dalam himpunan hasil belajar kelas. Bahan mentah hasil belajar terwujud dalam lembar-lembar jawaban soal ulangan atau ujian dan yang berwujud karya atau benda. Semua hasil belajar tersebut merupakan bahan yang berharga bagi guru dan siswa.

Bagi guru, hasil belajar siswa di kelasnya berguna untuk melakukan perbaikan tindak mengajar atau evaluasi. Bagi siswa, hasil belajar tersebut berguna untuk memperbaiki cara-cara belajar lebih lanjut.

Hasil belajar yang bisa dipreoleh siswa setelah pembelajaran dapat berupa informasi verbal, keterampilan intelek, keterampilan motorik, sikap, dan siasat kognitif. Gagne (dalam Dimyati dan Mujiono, 2002: 10)

menyatakankelima hasil belajar tersebut merupakan kapabilitas siswa.

Kapabilitas siswa tersebut berupa:

1. Informasi verbal adalah kapabilitas untuk mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.

Pemilihan informasi verbal memungkinkan individu berperanan dalam kehidupan;

(36)

22

3. Strategi kognitif adalah kemampuan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah;

4. Keterampilan motorik adalah kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani;

5. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak obyek berdasarkan penilaian terhadap obyek tersebut.

Untuk menilai dan mengukur keberhasilan siswa dipergunakan tes hasil belajar. Terdapat beberapa tes yang dilakukan guru, diantaranya: uji blok, ulangan harian, tes lisan saat pembelajaran berlangsung, tes mid semester dan tes akhir semester. Hasil dari tes tersebut berupa nilai-nilai yang pada

(37)

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan oktober semester ganjil T.P 2013/2014 di SMP Negeri 1 Jati Agung .

B.Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester ganjil SMP Negeri 1 Jati Agung tahun pelajaran 2013/2014 yang terdiri dari 4 kelas. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIIaberjumlah 30 siswa sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas VIIIbberjumlah 31siswa sebagai kelas kontrol. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Purposive random sampling.

C.Desain Penelitian

(38)

24

dan postes pada kedua kelompok subyek dibandingkan. Struktur desainnya adalah sebagai berikut :

Kelompok pretes perlakuan postes

I O1 X O2 II O1 C O2 Gambar 3. Desain penelitian pretes postes kelompok non-ekuivalen

Keterangan : I = Kelas eksperimen, II = Kelas kontrol, O1 =Pretes, O2 = Postes, X = Perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, C = metode diskusi (Dimodifikasi dari Nazir, 2005 : 233).

D.Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri atas dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian.Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut:

1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian sebagai berikut :

1) Membuat surat izin penelitian pendahuluan untuk sekolah sebagai tempat diadakannya penelitian.

2) Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian, untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang diteliti

3) Menetapkan sampel penelitian untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol.

(39)

25

5) Membuat instrumen evaluasi yaitu soal pretes dan postes. Soal pretes diberikan pada awal pertemuan pertama, sedangkan soal postes diberikan pada akhir pertemuan terakhir.

6) Membuat lembar observasi yang digunakan sebagai acuan untuk

mengamati aktivitas siswa yang dilakukan selama proses pembelajaran. 7) Membuat angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.

8) Membuat kartu warna yang berbeda untuk tiap anggota kelompok asal yang masing-masing kelompok asal terdiri dari 6 siswa.

Siswa ahli 1 : Kartu warna merah Siswa ahli 2 : Kartu warna kuning Siswa ahli 3 : Kartu warna hijau Siswa ahli 4 : Kartu warna ungu Siswa ahli 5 : Kartu warna biru Siswa ahli 6 : Kartu warna pink

Kelima warna kartu tersebut dibagikan pada masing-masing anggota kelompok asal, sehingga terbentuk 6 kelompok ahli, maka peneliti harus membuat 30 kartu berwarna, dengan rincian sebagai berikut: Warna merah : 6 lembar

(40)

26

Siswa yang mempunyai kartu berwarna sama pada kelompok asal berkumpul untuk mendiskusikan materi yang akan mereka bahas di dalam kelompok ahli.

2. Pelaksanaan Penelitian

Mengadakan kegiatan pembelajaran untuk mengukur aktivitas dan hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw untuk kelas eksperimen dan metode diskusiuntuk kelas kontrol.

Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut:

A. Kelas Eksperimen (Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw) a. Pendahuluan

1. Guru memberikan pretes pada awal pertemuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa

2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 3. Siswa diberikan pertanyaan apersepsi oleh guru:

Pertemuan I : “Mengapa dari sebutir kacang kedelai dapat

berubah menjadi kecambah? Apa yang terjadi

pada kedelai tersebut?”

Pertemuan II : “sebutkan contoh proses perkembangan! Pada

saat kapan proses perkembangan terjadi?”

4. Siswa menerima motivasi dari guru :

(41)

27

Pertemuan II : siswa memperoleh penjelasan sederhana mengenai pentingnya mempelajari materi pertumbuhan dan perkembangan

b. Kegiatan inti

1. Siswa membentuk 5 kelompok (kelompok asal), masing-masing kelompok terdiri dari 6 siswa.

2. Siswa menerima kartu berwarna yang berbeda-beda di dalam kelompok asal, sehingga di dalammasing-masing kelompok asal terdapat 6 warna kartu.

3. Siswa membentuk kelompok sesuai warna kartunya, sehingga terbentuk 6 kelompok (kelompok ahli) yang anggotanya memegang kartu berwarna sama. Setiap kelompok ahli, terdiri dari 5 siswa.

4. Siswa diberi Lembar Kerja Siswa sesuai dengan warna kartu yang dipegangnya

a. Siswa yang memegang kartu warna merah : konsep pertumbuhan dan perkembangan pada hewan b. Siswa yang memegang kartu warna kuning : konsep

pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan c. Siswa yang memegang kartu warna hijau : faktor yang

(42)

28

d. Siswa yang memegang kartu warna ungu : faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan

e. Siswa yang memegang kartu warna biru : metamorfosis f. Siswa yang memegang kartu warna pink : metagenesis 5. Siswa dari kelompok asal yang berbeda dan mendapat kartu

warna yang sama berkumpul dalam kelompok ahli dan bekerja samaserta melakukan diskusi dengan

memformulasikan/mengidentifikasi kriteria jawaban yang

mungkin, apa yang menjadi perbedaan, apa yang menjadi contoh, menginterpretasi pernyataan, rekonstruksi argumen dan

menggeneralisasi atas soal-soal yang ada dalam LKS. Siswayang belum paham dapat saling bertanya dengan teman satu

kelompoknyadan siswa yang sudah paham dapat lebih pedulimembantu teman yang membutuhkan bantuan.

6. Siswa kembali pada kelompok asal dan mendiskusikan serta mempresentasikan hasil diskusi dari masing-masing kelompok ahli dengan menjadi pembicara yang baikdan melakukan yang terbaikuntuk kelompoknya.Anggota lain yang belum melakukan presentasi diberi kesempatan untuk bertanya dan berpendapat terhadap hasil diskusi yang telah disajikan, namun tetap dengan sikap menghargai pendapat orang lain serta menjadi pendengar yang baik.

(43)

29

8. Siswa mengumpulkan LKS kepada guru

9. Guru memberikan kuis untuk siswa secara individual

10. Guru memberikan penghargaan pada kelompok melalui skor

penghargaan berdasarkan perolehan nilai

c. Penutup

1. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi yang mengandung kesalahan konsep selama kegiatan pembelajaran. 2. Siswa mengerjakan soal pos tes sebagai pengukur hasil akhir

belajar siswa (pada pertemuan kedua);

3. Siswa mendengarkan guru menyampaikan materi pembelajaran yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya

B. Kelas Kontrol (Metode Diskusi) a. Pendahuluan

1) Guru memberikan pretes pada awal pertemuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa

2) Guru Menyampaikan tujuan pembelajaran;

2) Guru memberikan apersepsi kepada siswa untuk menggali kemampuan awal siswa dengan memberikan beberapa pertanyaan;

Pertemuan I : “Mengapa dari sebutir kacang kedelai dapat

berubah menjadi kecambah? Apa yang terjadi

pada kedelai tersebut?”

Pertemuan II : “sebutkan contoh proses perkembangan! Pada

saat kapan proses perkembangan terjadi?”

(44)

30

b. Kegiatan inti

1) Guru menjelaskan materi tentangpentingnya pertumbuhan dan pada tumbuhan;

2) Guru membagi siswa kedalam 5 kelompok

3) Guru memberikan LKS pada setiap kelompok untuk menggali informasi tentang pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup 4) Mempersilahkan siswa untuk berdiskusi mengenai materi yang akan

didiskusikan bersama teman kelompok.

5) Mempersilahkan siswa mempresentasikan hasil diskusi

6) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami

7) Guru memberi penguatan materi

c. Penutup

1) Guru bersama dengan siswa menyimpulkan inti materi yang telah dipelajari;

2) Guru mengadakan post test untuk mengukur hasil akhir belajar siswa (pada pertemuan kedua);

3) Guru memberikan pesan-pesan moral kepada siswa;

E. Jenis Data dan Teknik Pengambilan Data

1. Jenis Data

(45)

31

kooperatif tipe Jigsaw, sedangkan data kuantitatif adalah hasil belajar siswa yang diperoleh dari rata-rata nilai pretes dan rata-rata nilai postes. Kemudian dihitung selisih antara rata-rata nilai pretes dengan rata-rata nilai postes dalam bentuk N-gain.

2. Teknik Pengambilan Data

Teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Pretes dan postes

Nilai pretes diambil pada awal pertemuan pertama pada kelas

eksperimen maupun kelas kontrol, sedangkan nilai postes diambil pada akhir pertemuan, baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Bentuk soal yang diberikan adalah berupa soal uraian. Teknik penskoran nilai pretes dan postes yaitu :

100

x

N

R

S

Keterangan : S = Nilai yang diharapkan (dicari)

R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar N = jumlah skor maksimum dari tes tersebut

(Purwanto, 2008 : 112)

b. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Lembar observasi aktivitas siswa berisi semua aspek kegiatan yang diamati pada saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati point

kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda (√ ) pada lembar

(46)

32

F. Teknik Analisis Data

1) Data Kuantitatif

Data penelitian kuantitatif berupa nilai pretes, postes, dan N-gain. Untuk mendapatkan N-gain dihitung menggunakan rumus Meltzer (dalam Hake (1999: 1)) yaitu:

N-Gain = postes – pretes Skor maks– pretes

Tabel 1. Kategori indeks N-gain

Kategori indeks N-gain Interpretasi

g ≤ 0,3 Rendah

0,7 > g > 0,3 Sedang

g ≥ 0,7 Tinggi

Nilai rata-rata pretes, nilai rata-rata postes, dan N-gain pada kelompok kontrol dan eksperimendianalisis menggunakan uji t dengan program SPSS versi 17, yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa uji normalitas data dan uji kesamaan dua varian sebagai berikut:

a. Uji normalitas data

Uji normalitas data dihitung menggunakan uji Lilliefors dengan menggunakan softwere SPSS versi 17.

a.Rumusan hipotesis

(47)

33

Terima H0 jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak H0 untuk harga yang lainnya (Pratisto, 2004:5).

b. Uji Kesamaan Dua Varians

Apabila masing masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji kesamaan dua varian dengan dengan menggunakan program SPSS versi 17.

a) Hipotesis

Ho : Kedua sampel mempunyai varians sama H1 : Kedua sampel mempunyai varians berbeda b) Kriteria Uji

- Jika F hitung < F tabel atau probabilitasnya > 0,05 maka Ho diterima - Jika F hitung> F tabel atau probabilitasnya < 0,05 maka Ho ditolak (Pratisto, 2004:13).

c. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan program SPSS versi 17, namun untuk data yang tidak berdistribusi normal pengujian hipotesis di lakukan dengan uji Mann-Whitney U.

1. Uji Kesamaan Dua Rata-rata a. Hipotesis

H0 = Rata-rata N-gain kedua sampel sama H1 = Rata-rata N-gain kedua sampel tidak sama Kriteria Uji

(48)

34

- Jika t hitung< -t tabel atau t hitung> t tabel maka Ho ditolak (Pratisto, 2004:13).

1) Uji Perbedaan Dua Rata-rata a. Hipotesis

H0 = Rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen sama dengan kelompok kontrol.

H1 = Rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol.

b. Kriteria Uji :

- Jika –t tabel < t hitung< t tabel, maka Ho diterima

- Jika t hitung< -t tabel atau t hitung> t tabel, maka Ho ditolak (Pratisto, 2004:10).

3) Uji Mann-Whitney U

1) Hipotesis

Ho = Tidak terdapat perbedaan nilai rata-rata antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol

H1 = Terdapat perbedaan nilai rata-rata antara kelaseksperimen dengan kelas kontrol

2) Kriteria Uji :

Ho ditolak jika sig < 0,05 Dalam hal lainnya Ho diterima

2) Data Kualitatif

Data kualitatif berupa data aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran dan tanggapan siswa terhadap penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.

(49)

35

Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis dalam bentuk persentase aktivitas siswa dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Mengisi lembar aktivitas siswa

Tabel 2. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Catatan : Berilah tanda checklist (√) pada setiap item yang sesuai.(dimodifikasi dari Carolina, 2010: 29)

Keterangan kriteria penilaian aktivitas siswa: A.Bekerjasama dengan teman

1. Tidak bekerjasama dengan teman (diam saja)

2. Bekerjasama dengan anggota kelompok tapi tidak sesuai dengan permasalahan pada materi pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup

3. Bekerjasama dengan dengan anggota kelompok sesuai dengan permasalahanpada materi pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup

B.Mempresentasikan hasil diskusi kelompok

1. Diam saja, tidak mempresentasikan hasil diskusi dalam kelompok

2. Melakukan presentasi,tapi kurang tepat dan tidak sesuai dengan permasalahan

(50)

36

C.Mengajukan pertanyaan

1. Tidak mengemukakan pertanyaan

2. Mengajukan pertanyaan, tetapi tidak mengarah pada permasalahan

3. Mengajukan pertanyaan yang mengarah dan sesuai dengan permasalahan

D.Membuat kesimpulan

1. Tidak membuat kesimpulan

2. Membuat kesimpulan, tetapi tidak mengarah pada permasalahan

3. Membuat kesimpulan yang mengarah dan sesuai dengan permasalahan

2) Menghitung rata–rata persentase aktivitas dengan menggunakan rumus:

Tabel 3. Klasifikasi Persentase Aktivitas Siswa Persentase aktivitas siswa

(51)

48

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw efektif terhadap peningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Jati Agung Tahun Pelajaran 2013/2014 pada materi pokok pertumbuhan dan

perkembangan makhluk hidup.

2. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw efektif dan berpengaruh signifikan terhadap peningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Jati Agung Tahun Pelajaran 2013/2014 pada materi pokok pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup.

B. Saran

Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut. 1. Peneliti yang hendak menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

(52)

48

2. Peneliti lain yang akan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, hendaknya terlebih dahulu mengajar materi lain dengan model tipe Jigsaw sehingga siswa terlatih dan terbiasa dengan model yang digunakan.

(53)

49

DAFTAR PUSTAKA

Amri, S dan I.K Ahmadi. 2010. Konstruksi Pengembangan Pembelajaran- Pengaruhnya Terhadap Mekanisme dan Praktik Kurikulum. Prestasi Pustaka Raya: Jakarta.

Anderson, L. W., D. R. Krathwohl, K. A. Cruikshank, P. R. Pintrich, J. Raths, dan M. C. Wittrock. 2000. A Taxonomy for Learning, Teaching, and

Assesing, (A Revision of Bloom Taxonomy of Educational Objectives, Abridged Edition). Longman.Newyork.

Anonim. 2011. Kemampuan berfikir Kritis Siswa. (online)

(http://massugiyanto.blogspot.com/2011/04/kemampuan-berfikir-kritis-siswa.html. http://etd.eprints.ums.ac.id/2469/ diakses pada tanggal 29 Januari 2012 pukul 15.30 WIB).

BSNP. 2006. Panduan Umum KTSP. Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta Daryanto.2010. “Media PembelajaranPerannya Sangat Penting Dalam

Mencapai Tujuan Pembelajaran. Gava Media: Yogyakarta.

Dimyati dan Mujiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta : Jakarta. Hake, R.R. 1999. Analizing Change/Gain Score.

http://www.physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf pada hari Senin, 14 Januari 2013.

Hamalik, O. 2004. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Bumi Aksara. Jakarta.

Huda, M. 2011. Cooperative Learning; Metode, Teknik, Struktur dan Model Penerapan. Pustaka Pelajar : Yogyakarta

Indarti. 2011. Hasil Penelitian Penggunaan Model Pembeljaran Kooperatif sJigsaw. Malang: UPT Perpustakaan Negri Malang.

(54)

50

Lie, A. 2003. Mempraktikkan Cooperative Learning Di Ruang-ruang Kelas. Grasindo. Jakarta.

Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12. Gramedia. Jakarta.

Rohani, A. 1997. Media Instruksional Edukatif. Rineka Cipta : Jakarta Rohani, A. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Rineka Cipta. Jakarta.

Sanjaya,W.2006. Strategi pembelajaran. Kencana Prenada Media Grup: Jakarta Sanjaya, W. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Kencana. Jakarta.

Setiawan, B. 2008.Upaya Peningkatan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw. UMS : Surakarta.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta.

Slavin, E. 2005. Cooperative Learning. Nusa Media : Bandung.

Sudrajat, A. 2008. Cooperative learning teknik Jigsaw.(online) diakses pada (https://akhmatsudrajat.wordpress.com/2008/07/31/cooperative-learning-teknik-jigsaw. 7 April 2015 pukul 14:50 WIB)

Sugiyarti, H. 2005. Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Hasil Belajar Siswa SMPN 1 Tambakromo Kabupaten Pati Melalui

Pembelajaran Matematika Berbasis Masalah. Universitas Negeri Semarang: Semarang.

Suherman, E. 2009. Jurnal Pendidikan dan Budaya: Model Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Kompetensi Siswa. Dalam

http://educare.e-fkipunla.net(01 februari 2013: 11:14)

Susilowaty. 2011. Model kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan aktivitas siswa dan hasil belajar siswa.Skripsi Jurusan Pendidikan Kimia UPI Bandung.

Gambar

Gambar 2.  Contoh hubungan kelompok ahli dan kelompok asal beserta materi belajar yang ditugaskan Arends (dalam Sudrajad 2008: 7)
Gambar 3. Desain penelitian pretes postes kelompok non-ekuivalen
Tabel 1. Kategori indeks N-gain
Tabel 2.  Lembar Observasi Aktivitas Siswa
+2

Referensi

Dokumen terkait

Jenis gaya bahasa yang terdapat dalam kartu lebaran 1 Syawal 1426 Hijriah. Jenis dan ragam bahasa non-Indonesia yang dipakai dalam kartu lebaran

Tren  nilai  CPUE  dari  ikan  teri  terlihat  mengalami  peningkatan  yang  sangat  signifikan  sejak  tahun  2006.  Hal  ini  disebabkan  oleh  jumlah  catch

konsep, menyelesaikan soal, dan memecahkan masalah matematika.. Aktivitas belajar Matematika pada siswa kelas IV SD Negeri I Mojoreno,. Sidoharjo, Wonogiri. Aktivitas siswa

BIOSORPSI ION LOGAM BERAT Cu 2+ MENGGUNAKAN SELULOSA DARI LIMBAH KUBIS (Brassica oleracea var. capitata L.) TERAKTIVASI NaOHi. Disusun

Penelitian dilaksanakan dengan menganalisis aspek kognitif menurut TIMSS yang telah ditentukan pada soal-soal latihan matematika prosentase soal knowing (pengetahuan)

Pesawat sederhana yang memiliki titik beban, titik tumpu, dan titik kuasa adalah ….. Berikut ini yang bukan merupakan pesawat sederhana

peristiwa, jeung kagiatan (Arikunto, 2010:3). Métode déskriptif ogé miboga tujuan pikeun ngadéskripsikeun, nyieun gambaran sacara sistematis, faktual, sarta akurat

Peradangan ringan ditandai dengan adanya infiltrasi sel radang neutrofil sedikit dan deskuamasi epitel hingga peradangan berat yang ditandai dengan penebalan mukosa