• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTIM PEMBAGIAN KEKUASAAN NEGARA REPUBL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SISTIM PEMBAGIAN KEKUASAAN NEGARA REPUBL"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

data:text/html;charset=utf­8,%3Cdiv%20id%3D%22container%22%20style%3D%22text­align%3A%20left%3B%20vertical­align%3A%20top%3B%20margin%… 1/8

Posted on 3 Mei 2010 by andukot

BAB I

PENDAHULUAN

Pembagian  kekuasaan  pemerintahan  seperti  didapat  garis­garis  besarnya dalam  susunan  ketatanegaraan  menurut  Undang­Undang  Dasar  1945  adalah bersumber kepada susunan ketatanegaraan Indonesia asli, yang dipengaruhi besar oleh  pikiran­pikiran  falsafah  negara  Inggris,  Perancis,  Arab,  Amerika  Serikat  dan Soviet Rusia. Aliran pikiran itu oleh Indonesia dan yang datang dari luar, diperhatikan sungguh­sungguh  dalam  pengupasan  ketatanegaraan  ini,  semata­mata  untuk menjelaskan pembagian kekuasaan pemerintahan menurut konstitusi proklamasi.

Pembagian  kekuasaan  pemerintah  Republik  Indonesia  1945  berdasarkan ajaran  pembagian  kekuasaan  yang  dikenal  garis­garis  besarnya  dalam  sejarah ketatanegaraan  Indonesia;  tetapi  pengaruh  dari  luar;  diambil  tindakan  atas  tiga kekuasaan,  yang  dinamai  Trias  Politica,  seperti  dikenal  dalam  sejarah  kontitusi  di Eropa Barat dan amerika Serikat.

Ajaran  Trias  Politica  diluar  negeri  pada  hakikatnya  mendahulukan  dasar pembagian kekuasaan, dan pembagian atas tiga cabang kekuasaan (Trias Politica) adalah  hanya  akibat  dari  pemikiran  ketatanegaraan  untuk  memberantas  tindakan sewenang­wenang  pemerintah  dan  untuk  menjamin  kebebasan  rakyat  yang terperintah.

Ajaran  Trias  Politika  dilahirkan  oleh  pemikir  Inggris  Jhon  Locke  dan  oleh pemikir Perancis de Montesquieu dijabarkan dalam bukunya L’Espris des Lois, yang mengandung  maksud  bahwa  kekuasaan  masing­masing  alat  perlengkapan  negara atau lembaga negara yang menurut ajaran tersebut adalah :

a. Badan legislatif, yaitu badan yang bertugas membentuk Undang­undang

b. Badan  eksekutif  yaitu  badan  yang  bertugas  melaksanakan  undang­ undang

Andukot Ismael Mari Berteman

Beranda

Lowongan Kerja

Persembahan

RSS Entri | Comments RSS  Cari

Ikuti

Ikuti “Forum

Indonesiana”

Kirimkan setiap pos baru ke Kotak

Masuk Anda.

Bergabunglah dengan 50 pengikut lainnya

Masukkan alamat email Anda

(2)

c. Badan  judikatif,  yaitu  badan  yang  bertugas  mengawasi  pelaksanaan Undang­undang, memeriksa dan megadilinya.

BAB II PEMBAHASAN

Sistem  ketatanegaraan  Republik  Indonesia  menurut  UUD  1945,  tidak menganut  suatu  sistem  negara  manapun,  tetapi  adalah  suatu  sistem  khas  menurut kepribadian  bangsa  indonesia,  namun  sistem  ketatanegaraan  Republik  indonesia tidak  terlepas  dari  ajaran  Trias  Politica  Montesquieu.  Ajaran  trias  politica  tersebut adalah  ajaran  tentang  pemisahan  kekuasaan  negara  menjadi  tiga  yaitu  Legislatif, Eksekutif,  dan  Judikatif    yang  kemudian  masing­masing  kekuasaan  tersebut  dalam pelaksanaannya  diserahkan  kepada  satu  badan  mandiri,  artinya  masing­masing badan  itu  satu  sama  lain  tidak  dapat  saling  mempengaruhi  dan  tidak  dapat  saling meminta pertanggung jawaban.

Apabila ajaran trias politika diartikan suatu ajaran pemisahan kekuasaan maka  jelas  Undang­undang  Dasar  1945  menganut  ajaran  tersbut,  oleh  karena memang dalam UUD 1945 kekuasaan negara dipisah­pisahkan, dan masing­masing kekuasaan  negara  tersebut  pelaksanaannya  diserahkan  kepada  suatu  alat perlengkapan negara.

Susunan  organisasi  negara  adalah  alat­alat  perlengkapan  negara  atau lembaga­lembaga negara yang diatur dalam UUD 1945 baik baik sebelum maupun sesudah  perubahan.  Susunan  organisasi  negara  yang  diatur  dalam  UUD  1945 sebelum perubahan yaitu :

(1) Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)

(2) Presiden

(3) Dewan Pertimbagan Agung (DPA)

(4) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)

(5) Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

(6) Mahkmah Agung (MA)

Badan­badan  kenegaraan  itu  disebut  lembaga­lembaga  Negara.  Sebelum perubahan UUD 1945 lembaga­lembaga Negara tersebut diklasifikasikan, yaitu MPR adalah lembaga tertinggi Negara, sedangkan lembaga­lembaga kenegaraan lainnya seperti presiden, DPR, BPK, DPA dan MA disebut sebagai lembaga tinggi Negara.

Sementara  itu  menurut  hasil  perubahan  lembaga­lembaga  negara  yang terdapat dalam UUD 1945 adalah sebagai berikut:

(1) Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)

(2) Presiden

(3) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)

(4) Dewan Perwakilan Daerah (DPD)

(5) Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

(6) Mahkmah Agung (MA)

(7) Mahkamah Konstitusi (MK)

Secara  institusional,  lembaga­lembaga  negara  merupakan  lembaga kenegaraan  yang  berdiri  sendiri  yang  satu  tidak  merupakan  bagian  dari  yang  lain. Akan  tetapi,  dalam  menjalankan  kekuasaan  atau  wewenangnya,  lembaga  Negara tidak  terlepas  atau  terpisah  secara  mutlak  dengan  lembaga  negara  lain,  hal  itu menunjukan bahwa UUD 1945 tidak menganut doktrin pemisahan kekuasaan.

Dengan  perkataan  lain,  UUD  1945  menganut  asas  pembagian  kekuasaan  dengan menunjuk  pada  jumlah  badan­badan  kenegaraan  yang  diatur  didalamnya  serta hubungan kekuasaan diantara badan­badan kenegaraan yang ada, yaitu;

A. Sebelum Perubahan

1. MPR,  sebagai  pelaksana  kedaulatan  rakyat,  mempunyai  kekuasaan  untuk menetapkan  UUD,  GBHN,  memilih  Presiden  dan  Wakil  Presiden  serta

(3)

data:text/html;charset=utf­8,%3Cdiv%20id%3D%22container%22%20style%3D%22text­align%3A%20left%3B%20vertical­align%3A%20top%3B%20margin%… 3/8 mengubah UUD

2. Presiden,  yang  berkedudukan  dibawah  MPR,  mempunyai  kekuasaan  yang luas yang dapat digolongkan kedalam beberapa jenis:

a.  Kekuasaan penyelenggaran pemerintahan;

b.  Kekuasaan  didalam  bidang  perundang  undangan,  menetapakn  PP, Perpu;

c.  Kekuasaan dalam bidang yustisial, berkaitan dengan pemberian grasi, amnesti, abolisi dan rehabilitasi;

d.  Kekuasaan  dalam  bidang  hubungan  luar  negeri,  yaitu  menyatakan perang,  membuat  perdamaian  dan  perjanjian  dengan  Negara  lain, mengangkat duta dan konsul.

3. DPR,  sebagai  pelaksana  kedaulatan  rakyat  mempunyai  kekuasaan  utama, yaitu  kekuasaan  membentuk  undang­undang  (bersama­sama  Presiden  dan mengawasi tindakan presiden.

4. DPA, yang berkedudukan sebagai badan penasehat Presiden, berkewajiban memberikan jawaban atas pertanyaan presiden dan berhak mengajukan usul kepada pemerintah

5. BPK,  sebagai  “counterpart”  terkuat  DPR,  mempunyai  kekuasaan  untuk memeriksa  tanggung  jawab  keuangan  Negara  dan  hasil  pemeriksaannya diberitahukan kepada DPR.

6. MA, sebagai  badan  kehakiman  yang  tertinggi  yang  didalam  menjalankan tugasnya tidak boleh dipengaruhi oleh kekuasaan pemerintah.

B. Setelah Perubahan

1. MPR, Lembaga  tinggi  negara  sejajar  kedudukannya  dengan  lembaga  tinggi negara  lainnya  seperti  Presiden,  DPR,  DPD,  MA,  MK,  BPK,  menghilangkan kewenangannya  menetapkan  GBHN,  menghilangkan  kewenangannya mengangkat  Presiden  (karena  presiden  dipilih  secara  langsung  melalui pemilu),  tetap  berwenang  menetapkan  dan  mengubah  UUD,  susunan keanggotaanya berubah, yaitu terdiri dari anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan angota Dewan Perwakilan Daerah yang dipilih secara langsung melalui pemilu.

2. DPR,  Posisi  dan  kewenangannya  diperkuat,  mempunyai  kekuasan membentuk UU (sebelumnya ada di tangan presiden, sedangkan DPR hanya memberikan  persetujuan  saja)  sementara  pemerintah  berhak  mengajukan RUU,  Proses  dan  mekanisme  membentuk  UU  antara  DPR  dan  Pemerintah, Mempertegas fungsi DPR, yaitu: fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan sebagai mekanisme kontrol antar lembaga negara.

3. DPD, Lembaga  negara  baru  sebagai  langkah  akomodasi  bagi  keterwakilan kepentingan  daerah  dalam  badan  perwakilan  tingkat  nasional  setelah ditiadakannya  utusan  daerah  dan  utusan  golongan  yang  diangkat  sebagai anggota  MPR,  keberadaanya  dimaksudkan  untuk  memperkuat  kesatuan negara  Republik  Indonesia,  dipilih  secara  langsung  oleh  masyarakat  di daerah  melalui  pemilu,  mempunyai  kewenangan  mengajukan  dan  ikut membahas RUU yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, RUU lain yang berkait dengan kepentingan daerah.

4. BPK, Anggota BPK dipilih DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD, berwenang  mengawasi  dan  memeriksa  pengelolaan  keuangan  negara (APBN) dan daerah (APBD) serta menyampaikan hasil pemeriksaan kepada DPR dan DPD dan ditindaklanjuti oleh aparat penegak hukum, berkedudukan di  ibukota  negara  dan  memiliki  perwakilan  di  setiap  provinsi,  mengintegrasi peran  BPKP  sebagai  instansi  pengawas  internal  departemen  yang bersangkutan ke dalam BPK.

5. Presiden, Membatasi  beberapa  kekuasaan  presiden  dengan  memperbaiki tata  cara  pemilihan  dan  pemberhentian  presiden  dalam  masa  jabatannya serta  memperkuat  sistem  pemerintahan  presidensial,  Kekuasaan  legislatif sepenuhnya  diserahkan  kepada  DPR,  Membatasi  masa  jabatan  presiden maksimum menjadi dua periode saja, Kewenangan pengangkatan duta dan menerima  duta  harus  memperhatikan  pertimbangan  DPR,  kewenangan pemberian  grasi,  amnesti  dan  abolisi  harus  memperhatikan  pertimbangan DPR, memperbaiki syarat dan mekanisme pengangkatan calon presiden dan wakil presiden menjadi dipilih secara langsung oleh rakyat melui pemilu, juga mengenai pemberhentian jabatan presiden dalam masa jabatannya. 6. Mahkmah Agung,  Lembaga  negara  yang  melakukan  kekuasaan  kekuasaan

(4)

pada  tingkat  kasasi,  menguji  peaturan  perundang­undangan  di  bawah Undang­undang  dan  wewenang  lain  yang  diberikan  Undang­ undang.dibawahnya  terdapat  badan­badan  peradilan  dalam  lingkungan Peradilan Umum, lingkungan Peradilan Agama, lingkungan Peradilan militer dan lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN), badan­badan lain yang yang  fungsinya  berkaitan  dengan  kekuasaan  kehakiman  diatur  dalam Undang­undang seperti : Kejaksaan, Kepolisian, Advokat/Pengacara dan lain­ lain.

7. Mahkamah  Konstitusi,  Keberadaanya  dimaksudkan  sebagai  penjaga kemurnian  konstitusi  (the  guardian  of  the  constitution),  Mempunyai kewenangan:  Menguji  UU  terhadap  UUD,  Memutus  sengketa  kewenangan antar lembaga negara, memutus pembubaran partai politik, memutus sengketa hasil pemilu dan memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran  oleh  presiden  dan  atau  wakil  presiden  menurut  UUD,  Hakim Konstitusi terdiri dari 9 orang yang diajukan masing­masing oleh Mahkamah Agung,  DPR  dan  pemerintah  dan  ditetapkan  oleh  Presiden,  sehingga mencerminkan  perwakilan  dari  3  cabang  kekuasaan  negara  yaitu  yudikatif, legislatif, dan eksekutif.

Atas dasar itu, UUD 1945 meletakan asas dan ketentuan­ketentuan yang mengatur  hubungan­hubungan  (kekuasaan)  diantara  lembaga­lembaga  negara tersebut. Hubungan –hubungan itu adakalanya bersifat timbal balik dan ada kalanya tidak bersifat timbal balik hanya sepihak atau searah saja.

BAB III

KESIMPULAN

Sistem  pembagian  kekuasaan  di  negara  Republik  Indonesia  jelas dipengaruhi  oleh  ajaran  Trias  Politica  yang  bertujuan  untuk  memberantas  tindakan sewenang­wenang penguasa dan untuk menjamin kebebasan rakyat.

Undang­undang  Dasar  1945  menganut  ajaran  Trias  Politica  karena memang dalam UUD 1945 kekuasaan negara dipisah­pisahkan, dan masing­masing kekuasaan negara terdiri dari Badan legislatif, yaitu badan yang bertugas membentuk Undang­undang, Badan eksekutif yaitu badan yang bertugas melaksanakan undang­ undang,  Badan  judikatif,  yaitu  badan  yang  bertugas  mengawasi  pelaksanaan Undang­undang, memeriksa dan megadilinya

Menurut UUD 1945 penyelenggaran negara pelaksanaannya diserahkan kepada  suatu  alat  perlengkapan  negara  seperti  Majelis  Permusyawaratan  Rakyat (MPR),  Presiden,  Dewan  Perwakilan  Rakyat  (DPR),  Dewan  Perwakilan  Daerah (DPD),  Badan  Pemeriksa  Keuangan  (BPK),  Mahkmah  Agung  (MA),  Mahkamah Konstitusi (MK).

Lembaga­lembaga  negara  merupakan  lembaga  kenegaraan  yang  berdiri sendiri  yang  satu  tidak  merupakan  bagian  dari  yang  lain.  Akan  tetapi,  dalam menjalankan  kekuasaan  atau  wewenangnya,  lembaga  Negara  tidak  terlepas  atau terpisah secara mutlak dengan lembaga negara lain, hal itu menunjukan bahwa UUD 1945  tidak  menganut  doktrin  pemisahan  kekuasaan,  dengan  perkataan  lain,  UUD 1945 menganut asas pembagian kekuasaan dengan menunjuk pada jumlah badan­ badan  kenegaraan  yang  diatur  didalamnya  serta  hubungan  kekuasaan  diantara badan­badan kenegaraan yang ada.

Sistem pembagian kekuasan yang di anut oleh Republik Indonesia saat ini tidak  tertutup  kemungkinan  akan  berubah  sesuai  dengan  kebutuhan  masyarakat Indonesia,  dengan  di  amandemen  UUD  1945  tahun  1999­2004  menunjukan terjadinya perubahan dalam penyelenggaraan negara, namun semua itu tetap dalam kerangka kedaulatan rakyat diatas segalanya.

DAFTAR PUSTAKA

(5)

data:text/html;charset=utf­8,%3Cdiv%20id%3D%22container%22%20style%3D%22text­align%3A%20left%3B%20vertical­align%3A%20top%3B%20margin%… 5/8 2. Abdy Yuhana, Sistem Ketatanegaraan Indonesia Pasca Perubahan UUD 1945,

Bandung, Fokusmedia, 2007

3. Soehino, Hukum Tatanegara, Yogyakarta, Liberty, 1985

Like this:

Twitter Facebook 5 Lagi

Filed under: Tata Negara Ditandai: | Kekuasaan Negara, Pembagian Kekuasaan, Tata Negara,Trias Politica, UUD 1945

« Cyber Sex dalam Persepsi Kejahatan Mayantara Buat Karikatur Sederhana dengan Software Photoshop »

30 Tanggapan

ade smooths, on 31 Mei 2010 at 7:47 PM said:

hebat abang…..like this

tlong penjabaran tentang MPR, DPR, dan DPDny lebih jelas lagi

ok Balas

YAYAT, on 12 Oktober 2011 at 5:33 PM said:

ya, tolong penjabaran tenteng MPR,DPR,DAN DPDNYA MENJADI JELAS JANGAN SEPOTONG SEPOTONG

Balas

Tentang iklan­iklan ini

Terkait

EKSISTENSI POLITIK DAN

HUKUM DALAM

MENJALANKAN SISTEM

KBRI Protes Sebutan "Indon" di

Harian Malaysia

Pengakuan Agama Khonghucu

di Indonesia

dalam "Hukum"

dalam "Politik"

(6)

Anonymous, on 22 November 2013 at 8:23 AM said:

Ga zebo Balas

lia, on 18 Oktober 2010 at 8:53 PM said:

tolong artikel ttg “SIFAT PEMERINTAHAN” RI menurut UUD 1945, Konstitusi RIS dan UUDS 1950­nya dong.. buat tugas nih.. supaya lbih lngkap lg ya.. thx Balas

ngobrolislami, on 17 Januari 2011 at 3:18 PM said:

sebenarnya islam mempunyai pandangan yang lebih luas dari nasionalis kunjungi blog saya ya

http://www.ngobrolislami.wordpress.com

ferry Balas

ira royani, on 18 Maret 2012 at 9:07 AM said:

em………. gitu dech Balas

Anonymous, on 24 Februari 2013 at 6:53 PM said:

hemmmmmzzz………

dewi, on 27 Januari 2011 at 2:53 PM said:

thanks…….@ Balas

jaka, on 26 Februari 2011 at 5:33 AM said:

SEKARANG KEDAULATAN ADA DI TANGAN PENGUSAHA YANG BERKUASA BUKAN DI RAKYAT

Balas

Nanang Kusnadi, on 3 Maret 2011 at 7:27 PM said:

Mohon penjelasan pak !

Pada Buku Pendidikan kewarganegaraan kelas IV sd dijelaskan bahwa 1. Mahkmah Agung ( MA ),adalah Badan negara yang melakukan kekuasaan kekuasaan kehakiman,

sedangkan

2. Mahkamah Konstitusi ( MK ), adalah Lembaga negara yang melakukan kekuasaan kekuasaan kehakiman.

jadi yang benar yang mana Mahkmah Agung itu Badan atau Lembaga Balas

Anonymous, on 30 Maret 2012 at 10:19 AM said:

mahkamah agung itu lembaga, Balas

Sutrisno Hadi, on 5 Maret 2011 at 10:19 PM said:

Silahkan berkarya dengan tulisan anda, akan membawa wacana bagi pembaca. SELAMAT…..

Balas

dayu, on 13 Maret 2011 at 9:42 PM said:

(7)

data:text/html;charset=utf­8,%3Cdiv%20id%3D%22container%22%20style%3D%22text­align%3A%20left%3B%20vertical­align%3A%20top%3B%20margin%… 7/8 Balas

dayu, on 13 Maret 2011 at 9:43 PM said:

thanks yaa???

sngat mmbantu tugas* saya… Tp tlong d jwb ptnyaan sya y?? Balas

aaaa, on 17 April 2011 at 1:11 PM said:

chapeeeee decccccccccccccccc Balas

baso amin, on 3 Desember 2011 at 12:28 PM said:

dg adax materi ini,shingga menambah wawasan saya tentang pembagian kekuasaan. Hax sj z sdikit bingung yg mengatakan UUD45 tdk mengandung doktrin pemisahan kekuasaan. Spt apakah doktrin pemisahan kekuasaan itu?

Balas

haris widodo, on 15 Januari 2012 at 8:48 PM said:

ini yang saya cari. Thanks Balas

SISTEM PEMBAGIAN KEKUASAAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA MENURUT UUD 1945 « SESUKAKITA.WORDPRESS.COM, on 30 Januari 2012 at 11:31 PM said:

[…] sumber Share this:TwitterFacebookLike this:SukaBe the first to like this post. Umpan RSS komentar […]

Balas

Admin ­ Full Download, on 4 Maret 2012 at 9:06 PM said:

Thanks sob… Balas

Anonymous, on 2 Juni 2012 at 9:57 AM said:

bagaimana dengan kewenangan badan eksekutif dalam pemberian grasi,amnesti,dan rehabilitasi??

Balas

Anonymous, on 6 November 2012 at 5:02 PM said:

SARAP , BANYAK AMAT Balas

Anonymous, on 2 Maret 2013 at 4:32 PM said:

kau yg sarap Balas

J, on 3 Desember 2012 at 11:21 AM said:

T Balas

Anonymous, on 24 Februari 2013 at 6:53 PM said:

hemmmmmmmmmmm Balas

Pendidikan Kewarganegaraan # | Zaenal Afandi, on 2 April 2013 at 9:00 PM said:

(8)

Balas

Anonymous, on 3 November 2013 at 6:19 PM said:

terima kasih ya,atas penjabarannya soal pkn saya tentang UUD jadi,mudah.

fajrin vanessa milhardi. jambi

Balas

yg saya lihat saat ini, hukum negara sedang semeraut. gak bisa bersandar pada kekuasaan atau jabatanny masing? karna yg tampak hanya bukti penyalah gunaan pada jabatanny, dmana bentuk jabatan di jadikan jembatan untuk memper kaya diri, dan saya sangat kha, on 24 November 2013 at 11:50 AM said:

https://google.com. Balas

Soniqtwibisone, on 28 November 2013 at 8:06 PM said:

Aq mw tx tolong di blz y….. 1.Anggota MPR adalah DPR dan…..

2.DPR mempunyai kekuasaan membentuk UU bersama­sama dengan….. 3.Lembaga negara yang berwenang memeriksa dan memutus permohonan kasasi adalah…..

3 no ja….. Makasih y atas infox Balas

bosarbow, on 25 April 2014 at 4:10 AM said:

jadi Indonesia tdk menganut sistem trias politica ya? tapi menganut sistem setengah­setengah ya..sistem inilah yg disebut sistem Pancasila! Balas

kirito, on 25 September 2014 at 2:55 PM said:

mana penjelasannya tentak KY min? kok gak ada :3 Balas

Tinggalkan Balasan

Referensi

Dokumen terkait

Seorang pegawai, nilai-nilai intrinsiknya kuat (tinggi) lebih merasakan kepuasan kerja, tanpa memperhatikan tingkat penggajian, walaupun gaji merupakan alat untuk

Lebih lanjut, hasil wawancara dengan guru- guru MIPA SMP di Kecamatan Karangnunggal terungkap bahwa guru-guru belum memiliki pemahaman berkaitan dengan budaya Sunda

Faktor-faktor yang menjadi kriteria masalah dalam penerapan ISO 9001 : 2000 pada BAZNAS berdasarkan hirarki penyusunnya adalah tanggungjawab manajemen, SMM, manajemen

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Li Ching yang mengemukakan bahwa pada orang dengan obesitas, peningkatan kadar asam urat dan kejadian gout berhubungan dengan

Kualitas atau mutu air yang mengalir dalam suatu jaringan pipa distribusi air sangatlah penting. Karena tujuan utama dari perencanaan jaringan distribusi air bersih

Low-lying area is one of most rapid growing area of the city therefore the main result of land use changes process in this area that not fully controlled was decreasing

Gambar diatas merupakan tampilan menu input Master data Gangguan yang terdapat beberapa kolom isian yang harus dilengkapi, kolom-kolom tersebut harus diisi oleh data

Pada grafik di atas menunjukan adanya penurunan konsumsi bahan bakar mesin motor varian 1 setelah menggunakan AVTT. Konsumsi Bahan Bakar Mesin