ABSTRAK
PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR, CARA BELAJAR, DAN BUDAYA MEMBACA TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI
SISWA KELAS XI IPS SEMESTER GANJIL SMA PERINTIS 2 BANDAR LAMPUNG
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Oleh RITA ISMAYA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kemandirian belajar, cara belajar, dan budaya membaca terhadap hasil belajar Ekonomi siswa kelas XI IPS semester ganjil SMA Perintis 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013. Metode yang digunakan di dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif verifikatif dengan pendekatan ex post facto dan survei. Data yang terkumpul melalui angket, diolah dengan komputer melalui program SPSS versi 17. Untuk menguji hipotesis pertama, kedua, dan ketiga menggunakan regresi linier sederhana, sedangkan hipotesis keempat menggunakan regresi linier multiple.
Berdasarkan analisis diperoleh hasil penelitian sebagai berikut.
1. Ada pengaruh yang positif dan signifikan Kemandirian Belajar terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI IPS Semester Ganjil SMA Perintis 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.
2. Ada pengaruh yang positif dan signifikan Cara Belajar terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI IPS Semester Ganjil SMA Perintis 2 Bandar
Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.
3. Ada pengaruh yang positif dan signifikan Budaya Membaca terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI IPS Semester Ganjil SMA Perintis 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.
4. Ada pengaruh yang positif dan signifikan Kemandirian Belajar, Cara Belajar, dan Budaya Membaca terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI IPS Semester Ganjil SMA Perintis 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran
2012/2013.
PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR, CARA BELAJAR DAN BUDAYA MEMBACA TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI
SISWA KELAS XI IPS SEMESTER GANJIL SMA PERINTIS 2 BANDAR LAMPUNG
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Oleh RITA ISMAYA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Ekonomi
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
Judul Skripsi : PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR, CARA BELAJAR DAN BUDAYA MEMBACA TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SEMESTER GANJIL SMA PERINTIS 2 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Nama Mahasiswa :
Rita Ismaya
Nomor Pokok Mahasiswa : 0913031097
Program Studi : Pendidikan Ekonomi
Jurusan : Pendidikan IPS
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing
Pembimbing I, Pembimbing II,
Dr. Gunawan Sudarmanto, S.Pd., S.E., M.M. Drs. Hi. Nurdin, M.Si. NIP 19600808 198603 1 003 NIP 19600817 198603 1 003
2. Mengetahui
Ketua Jurusan Ketua Program Studi
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Pendidikan Ekonomi,
MENGESAHKAN
1.
Tim Penguji
Ketua : Dr. Gunawan Sudarmanto, S.Pd., S.E., M.M. ...
Sekertaris : Drs. Nurdin, M.Si. ...
Penguji Bukan
Pembimbing : Drs. I Komang Winatha, M.Si. ...
2.
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP. 19600315 198503 1003
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, adalah: 1. Nama : Rita Ismaya
2. NPM : 0913031097
3. Program Studi : Pendidikan Ekonomi
4. Jurusan/Fakultas : Pendidikan IPS/ FKIP Unila
5. Alamat : Desa Bumi Sari RT/ 20 RW/ 0, Natar
Kab.Lampung Selatan,
Telp. 085369056926
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali disebutkan di dalam daftar pustaka.
Bandar Lampung, Mei 2013
MOTTO
“Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu,
Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar". (Q.S Al-Baqarah: 153)
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu pasti ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai dengan sesuatu urusan, kerjakanlah sungguh-sungguh urusan yang lain. Dan
hanya kepada Tuhanmu-lah (Allah) hendaknya kamu berharap”
(QS. Alam Nasyroh: 6-8)
Kegagalan bukanlah sebuah keberakhiran dari hidup
Kegagalan adalah sebuah proses pendewasaan
Kegagalan adalah sebuah mimpi yang tertunda.
By: Rita Ismaya
Hidup adalah sebuah tantangan, maka hadapilah.
Hidup adalah sebuah nyanyian, maka nyayikanlah.
Hidup adalah sebuah mimpi, maka sadarilah.
Hidup adalah sebuah permainan, maka mainkanlah.
Hidup adalah sebuah cinta, maka nikmatilah.
By: Bhagawan Sri Sthya Sai Baba
Life is a promise, fulfill it.
Hidup ini adalah sebuah janji kita kepada Tuhan. Janji kita untuk menjadi yang
terbaik dan melakukan semuanya sebagai sebuah ibadah kepada-Nya.
Karena itu penuhilah janji tersebut.
PERSEMBAHAN
Dengan mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat dan hidayah-Nyalah skripsi
ini dapat diselesaikan. Tidak terlupa shalawat dan salam kepada Rasullulah Nabi
Muhammad SAW atas penunjuk jalan kebenaran bagi umat manusia di muka bumi.
Ku persembahkan karya kecilku ini kepada.
Alm Papahku Kismono yang saya cintai semoga dengan adanya karya kecilku engkau bisa
merasakan bahagia dan tersenyum disurga sana, dan Mamahku tercinta Ginah, begitu besar
pengorbanan yang telah mamah berikan, susah payah mencari segala sesuatunya hanya untuk
memenuhi kebutuhanku, maafkan si sulungmu ini jika banyak melakukan kesalahan.
Keluarga besarku yang selalu memberikan dorongan dan motivasi,
Kakak sepupuku Supri yang selalu menajaga dan memberikan motivasi untukku.
Orang yang tersepesial Dian Purnama Putra,
Selama 5 tahun menjadi kekasih yang baik sekaligus kakak terhebat dan sabar yang pernah
aku temui, terima kasih atas segala pengorbanan, kasih sayang dan motivasi hidup, Sehingga
aku kuat untuk melalui masa-masa sulit itu.
Sahabat-sahabat yang kusayangi
Para pendidik yang kuhormati
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Rita Ismaya dilahirkan di Natar desa Tanjung Sari pada tanggal 05 Juli 1991, merupakan anak pertama dan terkahir dari pasangan Alm Bapak Kismono dan Ibu Ginah.
Pendidikan formal yang pernah diselesaikan oleh penulis adalah. 1. SD Negeri 1 Tanjung Sari selesai pada tahun 2003.
2. SMP Negeri 3 Natar selesai pada tahun 2006, dan penulis dipercayakan menjadi Ketua Osis di SMP Negeri 3 Natar.
3. SMA Yadika Natar selesai pada tahun 2009, dan penulis untuk yang kedua kalinya dipercayakan menjabat menjadi Ketua Osis di SMA Yadika Natar. Penulis juga merupakan siswa lulusan terbaik.
SANWACANA
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi dengan judul “Pengaruh Kemandirian Belajar, Cara Belajar Dan Budaya Membaca Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI IPS Semester Ganjil SMA Perintis 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi
Pendidikan Ekonomi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, motivasi, saran dan kritik yang telah diberikan oleh semua pihak.Untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih seluruhnya kepada :
1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila;
2. Bapak Dr. M. Thoha B.S. Jaya, M.S., selaku Pembantu Dekan I FKIP Unila; 3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembantu Dekan II FKIP Unila; 4. Bapak Drs. Iskandar Syah, M.H., selaku Pembantu Dekan III FKIP Unila; 5. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
6. Bapak Drs. H. Nurdin, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Terima kasih atas bimbingan, motivasi, arahan serta tausiyah yang berarti bagi kehidupan penulis;
7. Bapak Dr. R Gunawan Sudarmanto, S.Pd., S.E., M.M., selaku Pembimbing I. Terima kasih atas kesabaran, arahan, masukan, motivasi, ilmu dan
pengetahuan yang telah bapak berikan kepada penulis, serta penuh ketelitian dalam membimbing penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi dengan baik; 8. Bapak Drs. H. Nurdin, M.Si., selaku Pembimbing II dan sebagai Pembimbing
Akademik yang telah banyak meluangkan waktu untuk penyelesaian skripsi ini. Terima kasih atas segala ilmu dan pengetahuan yang telah Bapak berikan kepada penulis;
9. Bapak Drs. I Komang Winatha, M.Si., yang telah bersedia menjadi pembahas penulis. Terima kasih atas semua pengorbanan untuk membantu penulis dalam penyelesaian skripsi;
10. Bapak dan Ibu Dosen FKIP Universitas Lampung khususnya Program Studi Pendidikan Ekonom terutama Ibu Rita, terima kasih atas bimbingannya dan ilmu pengetahuan yang telah Bapak Ibu berikan kepada penulis;
11. Bapak Purnomo, S.Pd., selaku kepala SMA Perintis 2 Bandar Lampung, serta seluruh Bapak dan Ibu Guru, beserta staf TU SMA Perintis 2 Bandar Lampung yang telah mengizinkan dan membantu dalam proses penelitian; 12. Teristimewa untuk Alm papah tercinta, dan mamah tercinta yang memberikan
13. Kakak sepupuku Supri, serta semua keluarga besar yang selalu mendukung dan memberi nasehat untuk kesuksesanku;
14. Dian Purnama Putra kekasihku yang penuh kesabaran, terima kasih atas dukungan, pengorbanan, dan motivasi serta nasehat yang diberikan untukku; 15. Untuk teman-teman seperjuanganku Pendidikan Ekonomi 2009 Ganjil dan
Genap (Lili, Rahma, Anggi, Vivi, Eka, Ria, Mala, Elok, Kiki, Yika, Tantri, Mas Bagus, Hamer, Merlyn, Tiffany, Komang, Deni, Puput, Yeni, Esa, Vera, Dwi dan lain-lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu ), terimakasih atas do’a dan dukungannya;
16. Sahabat-sahabatku; Yulia “muli imut nan bersahaja yang selalu memberikan semangat dan motivasi yang baik ”, Putri “temenku yang baik hati, selalu sabar, dan kalem yang suka menolong,” Erni “ muli cantik nan sipit yang baik hati dan penuh rasa percaya diri yang baik”, Dwi “si lelet dan paling
lama kerjanya”, Era “ cewek maco nan dewasa”, Teman-teman PPL & KKN (Tina, Dewi, Nike, Wulan, Marita, Septi, Era, Thyas, Nisa, Satria, Rahman) terimakasih atas kerjasama dan kebersamaannya.
17. Suci Marlia, Trise Ika Niati, Natalia, Lisa Amelia, Lutvi sahabat SMA yang telah memberikan semangat, dan Yulia Valentina serta Endriyan Sumaili yang telah membantu penyelesaian skripsi ini, terimakasih atas segala arahan dan bimbingan, serta kerja samanya;
19. Rekan-rekan dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu namun penulis berterimakasih atas bantuannya dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga Allah SWT melimpahkan karunia-Nya kepada mereka semua, dan semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Bandar Lampung, Mei 2013 Penulis
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, adalah: 1. Nama : Rita Ismaya
2. NPM : 0913031097
3. Program Studi : Pendidikan Ekonomi
4. Jurusan/Fakultas : Pendidikan IPS/ FKIP Unila
5. Alamat : Desa Bumi Sari RT/ 20 RW/ 0, Natar
Kab.Lampung Selatan,
Telp. 085369056926
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali disebutkan di dalam daftar pustaka.
Bandar Lampung, Mei 2013
I. PENDAHULUAN
Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup penelitian. Pembahasan hal–hal tersebut secara rinci dikemukakan berikut ini.
A. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, jelas bahwa pendidikan disetiap jenjang, termasuk Sekolah Menengah Atas (SMA) harus diselenggarakan secara sistematis guna mencapai tujuan tersebut. Hal tersebut berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik sehingga mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat. Pentingnya dunia pendidikan dalam era globalisasi perlu diperhatikan agar lebih memacu mereka untuk belajar. Pendidikan adalah proses di mana seseorang memperoleh
pengetahuan mengembangkan kemampuan keterampilan atau mengubah sikap. Secara garis besar, pendidikan mempunyai fungsi sosial dan individual. Fungsi sosial adalah untuk membantu setiap individu menjadi anggota masyarakat yang lebih efektif dengan memberikan pengalaman kolektif masa lampau dan masa kini. Fungsi individualnya adalah untuk memungkinkan seorang menempuh hidupnya lebih memuaskan dan lebih produktif dengan menyiapkan untuk menghadapi masa depan (pengalaman baru).
Tidak bisa dipungkiri bahwasannya lembaga pendidikan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap corak dan karakter masyarakat. Sebagai sistem sosial, lembaga pendidikan harus memiliki fungsi dan peran dalam perubahan
masyarakat menuju ke arah perbaikan dalam segala lini. Dalam hal ini lembaga pendidikan memiliki dua karakter secara umum. Pertama, melaksanakan peranan fungsi dan harapan untuk mencapai tujuan dari sebuah sistem. Kedua mengenal individu yang berbeda-beda dalam peserta didik yang memiliki kepribadian dan disposisi kebutuhan. Kemudian sebagai agen perubahan lembaga pendidikan berfungsi sebagai alat pengembangan pribadi, pengembangan warga,
Melihat pentingnya pendidikan maka perlu adanya perhatian khusus dalam melaksanakan sistem pendidikan yang bermutu. Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan memilki peran penting dalam usaha mengembangkan dan membina potensi yang dimiliki siswa. Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan formal, yang secara sistematis merencanakan bermacam-macam lingkungan, yaitu lingkungan pendidikan yang menyediakan berbagai kesemapatan bagi peserta didik untuk melakukan berbagai kegiatan belajar. Penyelenggaraan pendidikan di sekolah perlu mendapat perhatian khusus pihak-pihak yang terkait, disertai dengan pelaksanaan tugas dengan penuh rasa tanggung jawab. Dengan berbagai kesemapatan belajar, pertumbuhan dan perkembangan peserta didik diarahkan dan didorong kepencapaian tujuan yang dicita-citakan. Lingkungan tersebut disusun dan ditata dalam suatu kurikulum, yang ada pada gilirannya dilaksanakan dalam bentuk proses pembelajaran.
cara belajar yang baik. Masalah tersebut perlu diperhatikan secara khusus, agar tercapai suatu proses pembelajaran yang baik dan diperolehnya hasil belajar siswa sesuai dengan tujuan cita-cita siswa.
Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan peneliti di SMA Perintis 2 Bandar Lampung tahun ajaran 2012/2013 dan keterangan dari guru bidang studi Ekonomi mengenai hasil ujian MID Semester, hasil nilai tugas, dan nilai ulangan harian yang diperoleh siswa kelas XI IPS SMA Perintis 2 Bandar Lampung umumnya rendah. Berikut disajikan hasil ujian MID Semester Siswa Kelas XI IPS SMA Perintis 2 Bandar Lampung tahun ajaran 2012/2013.
Tabel 1. Nilai Mid Semester Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas XI IPS Semester Ganjil di SMA Perintis 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013
Kelas Nilai Jumlah Siswa Keterangan < 74 ≥ 74
Sumber : Guru Bidang Studi Ekonomi
62,00% siswa belum mampu mencapai kriteria ketuntasan minimal. Hasil belajar Ekonomi Siswa Kelas XI IPS SMA Perintis 2 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2012/2013 masih rendah.
Untuk mengukur tingkat ketuntasan belajar dilihat adanya istimewa/maksimal apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa 100%, baik sekali/optimal apabila sebagian besar dapat dikuasai siswa yaitu 76% - 99%, baik/minimal apabila bahan pelajaran yang dikuasai siswa sebesar 60% - 76%, dan kurang apabila bahan pelajaran yang dikuasai siswa sebesar < 60%. Banyak faktor yang diduga mempengaruhi hasil belajar siswa, diantaranya adalah faktor intern (dari dalam diri) dan faktor ekstern (dari luar diri).
Kemandirian belajar, cara belajar dan budaya membaca merupakan faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Kemandirian belajar yang baik maka siswa akan terus terbiasa menciptakan suasana belajar sebagai kebutuhan sehari-hari, budaya membaca yang terus tercipta dan dikembangkan dikalangan siswa, maka akan mempengruhi hasil belajar yang baik, dan cara belajar yang tepat akan memberikan motivasi siswa supaya belajar secara sistematis dan terarah. Namun pada kenyataannya, siswa banyak yang mengabaikan hal yang baik seperti salah satunya adalah budaya membaca.
kompetensi yang dimiliki. Ini dapat dilihat pada siswa kelas XI IPS SMA Perintis 2 Bandar Lampung, diantara dari mereka masih banyak yang belum sadar betapa pentingnya mempunyai sikap untuk memiliki kemandirian belajar. Mereka masih banyak yang mengabaikan tanggung jawab dari proses pembelajaran mereka sendiri, tidak adanya kemauan dan motivasi dari diri mereka sendiri. Salah satu hal yang mendasari mengenai kemandirian belajar adalah adanya kemauan dan motivasi. Motivasi memandu dalam mengambil keputusan, dan kemauan untuk menyelami suatu tugas sedemikian sehingga tujuan dapat dicapai. Masih banyak siswa kelas XI IPS SMA Perintis 2 Bandar Lampung yang belum memiliki kesadaran kemandirian belajar.
Belajar mandiri siswa kelas XI IPS SMA Perintis 2 Bandar Lampung yaitu berarti, mengembangkan pengetahuan yang lebih spesifik seperti halnya
kemampuan untuk mentransfer pengetahuan konseptual ke situasi baru. Dengan adanya kemauan dan motivasi kemandirian belajar maka siswa dapat menciptakan tanggung jawab untuk belajar mandiri dan memperoleh pengetahuuan.
waktu belajar untuk hal yang kurang berguna, mereka memilih untuk bermain telepon genggam didalam kelas daripada belajar. Dengan demikian kemandirian belajar siswa belum optimal. Banyak faktor yang menyebabkan yaitu, rendahnya minat belajar siswa kelas XI IPS SMA Perintis 2 Bandar Lampung
mengakibatkan hasil belajar yang diperoleh belum optimal, dan tidak adanya kesadaran untuk belajar secara mandiri, salah satunya adalah lingkungan yang mungkin kurang kondusif. Letak SMA Perintis 2 Bandar Lampung yang berada ditengah pusat kota memungkinkan terjadinya belajar menjadi tidak kondusif. Selain itu kurangnya motivasi dan kemauan untuk belajar secara mandiri merupakan faktor utama penyebab tidak adanya kesadaran siswa untuk belajar secara mandiri. Dengan demikian pendidikan dan pengajaran perlu dikembangkan untuk memacu daya kemampuan dan kemandirian siswa dalam belajar.
menghadapi ujian, jarang sekali melakukan belajar secara rutin baik dirumah maupun disekolah. Ini menandakan siswa belum mempunyai cara belajar yang efektif sehingga mengakibatkan hasil belajar belum optimal. Dan masalah terpenting yang dihadapi siswa adalah kurangnya cara belajar yang tepat untuk memperoleh hasil belajar yang optimal.
Buruknya cara belajar merupakan salah satu faktor penyebab rendahnya hasil belajar sehingga menyebabkan munurunya mutu pendidikan. Jika dibiarkan dan tidak ada solusinya maka hancurlah mutu pendidikan bangsa ini. Perlunya kerja sama yang baik terhadap pihak-pihak yang berkepentingan agar terciptanya suasana belajar mandiri, budaya membaca serta cara belajar yang baik. Dengan adanya penelitian ini peneliti berharap mutu pendidikan bangsa ini semakin baik. Dan penelitian ini bisa memberikan pengetahuan serta informasi kepada
masyarakat luas, khususnya kepada siswa agar mempunyai pribadi yang lebih sadar, yaitu pentingnya menciptakan insan yang haus akan pendidikan yang bermanfaat bagi kehidupannya kelak.
terwujudlah siswa yang berkualitas dan siswa ikut serta membagun Bangsa Indonesia ini agar lebih maju dalam ilmu pengetahuan.
Kurangnya minat membaca akan mempengaruhi hasil belajar siswa, masalah budaya membaca juga penting untuk diperhatikan. Hasil pengamatan saat
penelitian pendahuluan kepada siswa SMA Perintis 2 Bandar Lampung umumnya mereka memiliki kulitas budaya membaca yang tergolong rendah. Sebagian besar siswa kelas XI IPS SMA Perintis 2 Bandar Lampung memiliki minat membaca yang rendah, kenyataannya mereka lebih memilih menghabiskan waktu yang tak berguna dibandingkan harus membaca sebuah buku pelajaran, tabloaid, majalah dan bahan bacaan lain yang dapat memberikan informasi yang berguna bagi dirinya. Ini merupakan masalah yang serius dan harus segera mendapat solusi agar mutu pendidikan bangsa ini terselamatkan. Namun bila budaya membaca sudah menjadi kebisaan siswa maka pengaruhnya adalah hasil belajar siswa semakin optimal.
Proses belajar merupakan suatu hal yang kompleks dan siswalah yang menentukan terjadi dan tidaknya belajar, sehingga siswa dituntut aktif dan mandiri dalam belajarnya. Perwujudan pembelajaran yang baik dapat dilihat dari aktivitas belajar dalam mengikuti pembelajaran. Semakin tinggi aktivitas belajar semakin tinggi pula prestasi belajar. Dalam penelitian ini peneliti tertarik untuk meneliti kemandirian belajar siswa kelas XI IPS SMA Perintis 2 Bandar
Untuk meningkatkan kemandirian siswa dapat dipupuk dengan memberi tugas. Tugas-tugas yang diberikan guru sedapat mungkin dikerjakan oleh siswa secara mandiri untuk melatih pikiran dan sumber belajar yang ada. Sikap mandiri
menunjukkan inisiatif, berusaha untuk mengejar prestasi dengan hasil belajar yang baik, mempunyai rasa percaya diri dan mempunyai rasa ingin tahu yang
menonjol.
Masalah utama kebanyakan siswa yang menjalani pendidikan formal di sekolah yaitu, bagaimana cara belajar yang baik. Setiap siswa mempunyai cara belajarnya sendiri. Karena masing-masing siswa merupakan individu yang berbeda,
lingkungan, kesukaan, pola pikir, dan kemampuan masing-masing siswa ada ataupun tidak. Dalam penelitian ini peneliti tertarik untuk meneliti cara belajar siswa kelas XI IPS semester ganjil SMA Perintis 2 Bandar Lampung, karena cara belajar merupakan unsur terpenting yang menjadikan siswa berhasil memperolah hasil belajar yang optimal. Hasil belajar yang baik berarti cara belajar siswa patut mendukung keberhasilan cita-cita siswa. Dan cara belajar merupakan syarat utama untuk dapat meraih presatsi terbaik yang didambakan setiap siswa.
Membaca perlu ditekankan kepada setiap individu sejak dini, karena informasi yang paling mudah untuk siswa peroleh adalah melalui bacaan, baik koran, majalah tabloid, buku-buku dan lain-lain. Dalam penelitian ini peneliti tertarik untuk meneliti budaya membaca siswa kelas XI IPS semester ganjil SMA Perintis 2 Bandar Lampung, karena membaca membuat pola pikir siswa luas dan tajam, meningkatkan tingkat kreatifitas siswa, dan siswa yang menerapkan budaya membaca dalam hidupnya akan dipenuhi oleh informasi yang up to date dan ilmu pengetahuan.
Minimnya budaya membaca di kalangan siswa kelas XI IPS SMA Perintis 2 Bandar Lampung perlu di perhatikan. Masalah tersebut, tidak bisa dianggap remeh karena besarnya rasa cinta membaca sama dengan kemajuan. Suatu tingkatan minat baca seseorang menentukan tingkat kualitas serta wawasannya. Kebiasaan membaca perlu ditingkatkan terutama dikalangan siswa. Dalam proses belajar mengajar, mustahil berhasil tanpa adanya membaca. Suatu asumsi
menyatakan budaya membaca lebih penting dari pada sekolah dalam tujuan mencapai kesuksesan. Suka membaca tanpa bersekolah masih berpeluang dalam mencapai kesuksesan.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di SMA Perintis 2 Bandar Lampung dengan judul: “Pengaruh Kemandirian Belajar, Cara Belajar, dan Budaya Membaca
B. Indentifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka permasalahan yang dapat diidentifikasikan untuk penelitian ini sebagai berikut.
1. Rendahnya minat belajar siswa kelas XI IPS semester ganjil SMA Perintis 2 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2012/2013.
2. Sebagian besar siswa kelas XI IPS SMA Perintis 2 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2012/2013 masih menggunakan waktu belajar untuk hal yang kurang berguna.
3. Kurangnya minat membaca siswa kelas XI IPS semester ganjil SMA Perintis 2 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2012/2013.
4. Rendahnya motivasi membaca siswa kelas XI IPS semester ganjil SMA Perintis 2 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2012/213.
5. Kurangnya kemandirian belajar siswa kelas XI IPS semester ganjil SMA Perintis 2 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2012/213.
6. Kurangnya cara belajar yang tepat siswa kelas XI IPS SMA Perintis 2 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2012/2013.
7. Siswa kelas XI IPS SMA Perintis 2 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2012/2013 jarang melakukan belajar yang rutin di rumah, yang berarti belum memiliki cara belajar yang efektif, sehingga belum mendapat hasil belajar yang memuaskan.
8. Kurangnya persiapan belajar siswa kelas XI IPS semester ganjil SMA Perintis 2 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2012/2013.
10.Masih rendahnya kedisplinan siswa kelas XI IPS semester ganjil SMA Perintis 2 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2012/2013.
C. Pembatasan Masalah
Sesuai dengan judul penelitian ini dan berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka terlihat banyaknya masalah yang terjadi pada lokasi penelitian. Untuk memfokuskan pembahasan dan pemecahan masalah tersebut perlu dilakukan pembahasan masalah. Masalah yang akan dikaji pada penelitian ini dibatasi pada aspek kemandirian belajar (X1), cara belajar (X2), budaya membaca (X3), dan hasil belajar Ekonomi (Y).
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah.
1. Apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan kemandirian belajar terhadap hasil belajar Ekonomi siswa kelas XI IPS semester ganjil SMA Perintis 2 Bandar Lampung tahun ajaran 2012/2013?
2. Apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan cara belajar terhadap hasil belajar Ekonomi siswa kelas XI IPS semester ganjil SMA Perintis 2 Bandar Lampung tahun ajaran 2012/2013?
3. Apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan budaya membaca
terhadap hasil belajar Ekonomi kelas XI IPS semester ganjil SMA Perintis 2 Bandar Lampung tahun ajaran 2012/2013?
XI IPS semester ganjil SMA Perintis 2 Bandar Lampung tahun ajaran 2012/2013?
E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan.
1. Untuk menganalisis ada pengaruh yang positif dan signifikan kemandirian belajar siswa terhadap hasil belajar Ekonomi siswa kelas XI IPS semester ganjil SMA Perintis 2 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2012/2013.
2. Untuk menganalisis ada pengaruh yang positif dan signifikan cara belajar siswa terhadap hasil belajar Ekonomi siswa kelas XI IPS semester ganjil SMA Perintis 2 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2012/2013.
3. Untuk menganalisis ada pengaruh yang positif dan signifikan budaya membaca siswa terhadap hasil belajar Ekonomi siswa kelas XI IPS semester ganjil SMA Perintis 2 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2012/2013.
F. Manfaat Penelitian
Pada hakekatnya penelitian yang dilakukan ini dapat mengahasilkan manfaat tertentu. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini sebagai berikut.
1. Kegunaan Teoritis.
a. Dapat digunakan sebagai sarana untuk menelaah sejauh mana ilmu pengetahuan yang telah peneliti pelajari, dengan kenyataan dalam praktek.
b. Sebagai masukan dan pemikiran bagi guru dan calon guru dalam menghadapi siswa dalam kegiatan pembelajaran khusunya mata pelajaran ekonomi.
c. Hasil penelitian ini diharapkan sebagai kumpulan informasi terbaru dan menambah wawasan serta pengetahuan penulis mengenai masalah yang diteliti.
2. Kegunaan Praktis.
a. Bagi siswa agar dapat terlibat atau berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
b. Sumbangan kepada pihak sekolah agar memberikan perhatian terhadap siswa dalam pembelajaran dan sarana belajar yang memadai bagi siswa dalam proses pembelajaran.
c. Bahan pertimbangan untuk meningkatkan hasil belajar ekonomi bagi siswa dan guru.
G. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini mencakup hal-hal sebagai berikut. 1. Objek Penelitan
Kemandirian belajar, budaya membaca, cara belajar dan hasil belajar siswa.
2. Subjek Penelitian
Siswa Kelas XI IPS SMA Perintis 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.
3. Tempat Penelitian
SMA Perintis 2 Bandar Lampung. 4. Waktu Penelitian
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
Bagian kedua akan membahas mengenai tinjuan pustaka, hasil penelitian yang relevan, kerangka pikir, dan hipotesis. Sebelum melakukan analisis kritis dan komparatif terhadap teori-teori dan hasil penelitian yang relevan dengan semua variabel yang diteliti, penelitian dapat melakukan kesimpulan sementara. Perpaduan sintesa antara variabel satu dengan variabel yang lain akan menghasilkan kerangka pikir yang selanjutnya dapat digunakan untuk merumuskan hipotesis.
A. Tinjuan Pustaka 1. Kemandirian Belajar
Kemandirian belajar adalah suatu perubahan dalam diri seseorang yang
merupakan hasil dari pengalaman dan latihan diri sendiri tanpa bergantung pada orang lain. Dalam bertingkahlaku mempunyai kebebasan membuat keputusan, penilaian pendapat serta bertanggung jawab tanpa mengantungkan kepada orang lain. Mandiri sebagai adanya hak dan kewajiban yang dimiliki, mampu
18 Bertanggung jawab terhadap diri sendiri adalah cermin kemandirian secara fisik, mental, emosional, dan moral. Dengan demikian akhirnya seseorang mampu mengarahkan dan mengurus diri sendiri. Seseorang dapat dikatakan mandiri jika secara fisik ia dapat bekerja sendiri, mampu menggunakan fisiknya untuk melakukan segala aktifitas hidupnya; secara mental dapat berfikir sendiri,
menggunakan kreativitasnya, mampu mengekspresikan gagasannya kepada orang lain; secara emosional mampu mengelola perasaannya; dan secara moral memiliki nilai-nilai yang mampu mengarahkan perilakunya.
Belajar mandiri memandang siswa sebagai manajer dan pemilik tanggung jawab dari proses pelajaran mereka sendiri. Didalam belajar mandiri sangat penting adanya motivasi dan kemauan. Motivasi memandu dalam pengambilan keputusan dan kemauan menopang kehendak untuk mennyelami suatu tugas, sehungga tujuan dapat dicapai. Menurut Mujiman (2005) belajar mandiri adalah kegiatan belajar aktif, yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu
kompetensi yang dimiliki. Penetapan kompetensi sebagai tujuan belajar, dan cara pencapainnya baik penetapan waktu belajar, tempat belajar, irama belajar, tempo belajar, cara belajar, maupun evaluasi belajar dilakukan oleh siswa sendiri. Di sini belajar mandiri lebih dimaknai sebagai usaha siswa untuk melakukan kegiatan belajar yang didasari oleh niatnya untuk menguasai suatu kompetensi.
Menurut Familia (2006: 45) kemandirian dapat diartikan sebagai suatu
19 tidak tergantung pada orang lain. Menurut Havighurst (Familia, 2006: 32)
kemandirian memiliki empat aspek, yakni aspek intelektual (kemauan untuk berfikir dan menyelesaikan masalah sendiri), aspek sosial (kemampuan untuk membina relasi secara aktif), aspek emosi (kemauan untuk mengelola emosinya sendiri), aspek ekonomi (kemauan untuk mengatur ekonomi sendiri). Menurut Sumahamijaya (2006: 26), menyatakan bahwa belajar mandiri adanya hak dan kewajiban yang dimiliki, mampu menentukan nasibnya sendiri, tidak
tertergantung pada orang lain sampai batas kemampuan, mampu bertanggung jawab atas segala tindakan dan perasaan, mampu membuang pola perilaku yang mengingkari diri sendiri. Belajar mandiri adalah kemampuan berdiri sendiri, dan melaksanakan semua kegiatan sendiri.
Kemandirian akan timbul ketika seorang anak merasa puas dan percaya bahwa dirinya mampu melakukan sesuatu. Kemandirian meliputi kemandirian dalam melakukan interaksi sosial, kemampuan dalam menolong dirinya sendiri dalam kegiatan rutin sehari-hari, dan kemandirian dalam menyelesaikan masalah. Kemandirian pada seorang anak berkembang melalui sebuah proses, ketika anak mempunyai banyak kesempatan untuk melakukan sesuatu dan merasa berhasil maka kepercayaan diri akan bertambah, ada kepuasan diri dan kemandirian lebih berkembang. Sikap tidak mandiri dipicu oleh adanya rasa kurang percaya diri untuk berperan secara aktif dalam interaksi sosial. Sikap mandiri meliputi
kemampuan untuk menyesuaikan diri sendiri, mampu beri nisiatif, kreatif, dewasa dalam membawakan dan menempatkan diri, serta tidak mempunyai
20 Menurut Familia (2006: 45) anak mandiri pada dasarnya adalah anak yang
mampu berfikir dan berbuat ubtuk dirinya sendiri. Serorang anak yang mandiri biasanya aktif, kreatif, kompeten, tidak tergantung pada orang lain, dan tampak spontan. Kemandirian belajar pada umumnya dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya yaitu: faktor internal yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa, faktor eksternal yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa, faktor pendekatan belajar yakni jenis upaya belajar siswa untuk melakukan kegiatan pembelajan materi-materi pelajaran. Ciri khas anak mandiri antara lain mempunyai kecenderungan memecahkan masalah dari pada berkutat
kekhawatiran bila terlibat masalah, tidak takut mengambil resiko karena sudah mempertimbangkan baik buruknya, percaya terhadap penilaian sendiri sehingga tidak sedikit-dikit bertanya dan meminta bantuan, dan mempunyai kontrol yang lebih baik terhadap hidupnya. Kemandirian pada anak sangat penting karena merupakan salah satu life skill yang perlu dimiliki.
Kepribadian seorang anak yang memilki ciri kemandirian berpengaruh positif terhadap prestasi belajarnya. Hal ini bisa terjadi karena anak mulai dengan kepercayaan terhadap kemampuannya sendiri secara sadar teratur dan disiplin berusaha dengan sunguh-sunguh untuk mengejar prestasi belajar, mereka tidak merasa rendah diri dan siap mengatasi masalah yang timbul.
21 a. Mengenali diri sendiri.
Memahami diri sendiri menjadi sangat penting karena banyak orang yang keliru menafsirkan kemampuan-kemampuan dirinya baik karena menilai terlalu optimis maupun sebaliknya karena terlalu pesimis dan menilai rendah kemampuan-kemampuannya dan akan sangat penting untuk memahami apa yang sebenarnya ingin dicapai atau dicita-citakan, yang merupakan visi terhadap kehidupan yang akan datang.
b. Memotivasi diri sendiri Motivasi ada yang bersifat instrinsik yaitu yang memang tumbuh di dalam orang itu sejak awal, tetapi ada juga motivasi yang sifatnya ekstrinsik yaitu yang berasal dari luar dirinya, apakah tu dari orang tua, guru, teman, maupun tuntutan pekerjaan. Menumbuhkan
motivasi ini sebenarnya bisa dipelajari yaitu dengan cara membuat daftar keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh tatkala memutuskan untuk mempelajari sesuatu.
c. Mempelajari cara-cara belajar efektif.
Tipe atau gaya orang untuk belajar merupakan hal yang unik untuk dirinya dan mungkin sangat berbeda dengan gaya belajar orang lain. Namun ada beberapa tips yang dapat dicatat tentang tindakan-tindakan yang dapat membantu mengefektifkan seseorang dalam belajar, diantaranya.
1. Memberi rangkuman.
2. Membuat pemetaan konsep-konsep penting.
3. Mencatat hal-hal yang esensial dan membuat komentar. 4. Membaca secara efektif.
a. Skimming.
Skimming berarti membaca selintas dan cepat untuk melihat gambaran sangat umum dengan membaca judul-judul bab dan bagian lainnya secara garis besar.
b. Scanning.
Scanning adalah cara membaca dengan melihat judul bab
kemudian judul-judul sub bab atau pasal-pasal di dalam suatu bab serta dengan membaca kalimat-kalimat awal pada tiap-tiap paragraf yang sering disebut topic sentence.
c. Membaca kesimpulan.
Setiap kesimpulan berisi ide-ide pokok tanpa yang telah dipaparkan sebelumnya dan berfungsi untuk mengingatkan kembali kepada pembacanya bahwa inilah ide-ide pokok dari penulis.
22 Dalam membaca untuk mandalami sesuatu, orang melakukan secara cermat dan penuh kesadaran, artinya tidak sambil melamun, memahami isi bacaan kalimat per kalimat. Dalam kegiatan ini seseorang harus dapat menangkap ide yang tersirat (reading between the lines).
e. Memaparkan indeks.
Indeks menolong pembaca untuk mengetahui ada tidaknya atau dimana suatu informasi yang diperlukannya dipaparkan dalam buku.
5. Membuat situasi yang kondusif. 6. Mengenali lingkungan.
Di dalam proses pembelajaran setiap siswa atau peserta didik selalu diarahkan agar menjadi peserta didik yang mandiri, dan untuk menjadi mandiri seseorang individu harus belajar, sehingga dapat dicapai suatu kemandirian belajar. Di dalam perkembangannya kemandirian muncul sebagai hasil proses belajar dan pengalaman itu sendiri. Kemandirian belajar perlu diberikan kepada siswa agar mereka mampu tanggung jawab dalam mengatur dan mendisiplinkan dirinya dan mengemabngkan kemampuan sendiri. Sikap tersebut perlu dimiliki siswa karena hal tersebut merupakan kedewasaan orang terpelajar.
Aktivitas belajar bukanlah kegiatan yang dilakukan tanpa terlepas dari faktor lain. Aktivitas belajar merupakan kegiatan yang melibatkan unsur jiwa dan raga. Belajar tidak akan pernah dilakukan tanpa suatu dorongan yang kuat dari dalam, yang lebih utama semisal kemandirian maupun dari luar yang tak kalah
23 memenuhi kebutuhan belajarnya sendiri untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan tertentu.
Menurut Sutarno (2005: 160) belajar mandiri adalah sanggup mumpuni atau sembada untuk mampu berdiri sendiri, bekerja sendiri, dan melaksanakan semua kegiatannya dengan baik secara berswasembada, berswakarsa, berwakarya. Sehingga seorang anak dikatakan mandiri apabila anak itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1. Dapat menemukan identitas dirinya.
2. Memiliki inisiatif dalam setiap langkahnya.
3. Membuat pertimbangan-pertimbangan dalam tindakannya. 4. Bertanggung jawab atas tindakannya.
5. Dapat mencukupi kebutuhan-kebutuhanya sendiri.
Seorang pelajar yang ingin mencapai cita-citanya tentu harus belajar dengan giat. Bukan hanya di sekolah saja, tetapi juga harus belajar di rumah, dalam
masyarakat, lembaga-lembaga pendidikan ekstra di luar di sekolah, berupa kursus, les privat, bimbingan studi, dan sebagainya. Oleh karena itu seorang pelajar dituntut untuk memiliki kemandirian belajar dalam dirinya.
Jadi kemandirian belajar (self-direction in learning) dapat diartikan sebagai sifat dan sikap serta kemampuan yang dimiliki siswa untuk melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan
24 Belajar mandiri memposisikan pelajar sebagai subjek, pemegang kendali,
pengambil keputusan atau pengambil inisiatif atas belajarnya sendiri kemampuan dalam mengendalikan atau mengarahkan pembelajaran sendiri seseorang pada dasarnya merupakan suatu kontinum Grow (dalam Ismi, 2010: 7-8)
mengklasifikasikan kontinum tersebut ke dalam empat tahap, yaitu: 1. pelajar yang tergantung (dependent learner);
2. pelajar yang tertarik (interested learner); 3. pelajar yang terlibat (involved learner); 4. pelajar mandiri (self-directed learner).
Pelajar yang mempunyai karakteristik tahap (dependent learner) dan 2 (interested learner) akan sangat sulit mengikuti pendidikan dengan sistem belajar mandiri. Pelajar dengan karakteristik tahap 3 (involved learner) telah mempunyai
keterampilan dan pengetahuan serta memandang dirinya sebagai partisipan dalam belajarnya sendiri. Dalam hal ini, tutor berperan sebagai fasilitator yang
berkonsentrasi pada upaya memfasilitasi, mengomunikasikan dan mendukung pelajar tersebut dalam menggunakan keterampilan yang telah mereka miliki.
Pelajar dengan karakteristik tahap 4 (self-directed learners) sudah mampu
25 Kecakapan dan kesiapan dalam belajar secara mandiri adalah syarat utama dalam pendidikan dengan sistem belajar mandiri. Berdasarkan tahapan belajar mandiri model Grow, pelajar yang masih memungkinkan untuk dapat mengikuti sistem belajar mandiri adalah pelajar pada tahap 3 (involved learners) dan 4 (self-directed learners).
Kemandirian belajar dapat diartikan sebagai usaha siswa untuk melakukan
keegiatan belajar secara sendirian maupun dengan batuan oarang lain berdasarkan motivasinya sendiri untuk mengusai suatu materi dan atau kompetensi tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan masalah yang dijumpainya di dunia nyata.
2. Cara Belajar
26 Menurut Djamaran (2002: 13), belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkunganyang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Belajar adalah usaha yang dilakukan oleh seseorang atau setiap pelajaran untuk mengetahui dan menguasai ilmu pengetahuan, sehingga dapat menerapkannya.
Aktifitas belajar tidak selamanya akan terus berjalan dengan baik maupun sesuai dengan harapan terkadang hasil yang diinginkan juga belum sesuai dengan
harapan. Oleh karena itu dibutuhkan cara atau metode belajar yang tepat sehingga apa yang diharapkan dapat tercapai. Menurut Djamarah (2006: 44) cara belajar adalah cara yang dilakukan dalam kegiatan belajar, atau cara yang digunakan dalam memberikan pelajaran (mengajar) kepada orang yang mempelajari pelajaran. Cara belajar harus mampu menjadi suatu jalan bagi seseoarang dalam menyampaikan materi atau pelajaran agar dapat mempermudah seseorang dalam menguasai pelajaran tersebut.
27 keteraturan, disiplin, semangat, kosentrasii, pengaturan waktu, dan cara-cara belajar yang dilakukan siswa.
Menurut Slameto (2003: 82) cara belajar adalah langkah atau jalan yang harus dilalui dalam belajar untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dengan memilih cara belajar yang tepat akan membantu mencapai tujuan yang diharapkan. Menurut Hamalik (2004: 23), cara belajar adalah kegiatan-kegiatan belajar yang dilakukan dalam mempelajari sesuatu. Berarti kegiatan-kegiatan yang seharusnya dilakukan dalam situasi belajar tertentu. Kegiatan tersebut harus mampu membantu siswa dalam mempermudah menguasai pelajaran.
Cara belajar efisien adalah cara belajar cara belajar yang memungkinkan siswa menguasai ilmu dengan lebih mudah dan lebih cepat sesuai dengan kapasitas tenaga dan pikiran yang dikeluarkannya. Dengan cara belajar yang efesien maka siswa tidak mengalami kesulitan dalam menguasai pelajaran yang diberikan. Cara belajar yang digunakan haruslah mempermudah dan efektif dalam sarana
penyampain pelajaran. Apabila cara belajar yang digunakan tidak sesuai maka hal tersebut akan sia-sia.
28 sendirinya akan mempengaruhi belajar. Berikut ini beberapa kebiasaan yang juga merupakan cara belajar yang efesien yaitu.
a. Membaca dan membuat catatan
Membaca mempunyai pengaruh yang besar terhadap belajar, secara umum kegiatan belajar adalah membaca. Membaca bearti membuka cakrawala dunia, dengan membaca banyak pengetahuan dan informasi yang di dapat. Menurut Djamarah, (2008: 117) membaca adalah kegiatan melihat serta memahami sisi dari yang tertulis dengan melisankan atau hanya dalam hati. Metode membaca yang baik dapat membantu kegiatan membaca menjadi sesingkat mungkin dengan daya serap yang tinggi.
Salah satu metode membaca menurut Slameto (2003:84) adalah SQR4 (survey, question, real, recite, write, and review). Sebelum membaca buku hendaknya menyelidiki (survey) dahulu gambaran tentang buku yang akan dibaca, setelah itu mengajukan pertanyaan (question) tentang isi buku yang diharapkan akan
terjawab setelah membaca buku (read), kemudian menghafal (recite) pokok-pokok yang penting, kemudian mencatat (write) pokok-pokok-pokok-pokok yang penting, yang terakhir yaitu mengulang kembali (review) buku tersebut dengan membaca catatan yang telah dibuat.
29 b. Pembuatan jadwal dan pelaksanaannya
Menurut Slameto (2003: 83) jadwal yang baik adalah jadwal yang memperhatikan waktu setiap harinya, menyelediki dan menentukan waktu-waktu yang tersedia setiap hari, merencanakan penggunaan belajar itu dengan cara menetapkan jenis-jenis mata pelajarannya dan urutan-urutan yang harus dipelajarinya, menyelidiki waktu-waktu mana yang dapat dipergunakan untuk belajar, dan berhematlah dengan waktu. Jadwal adalah waktu yang digunakan oleh seseorang untuk menentukan rutinitas yang dikerjakan. Setiap orang mempunyai kegiatan yang berbeda-beda, sehingga dituntut untuk memanajemen waktu sebaik mungkin. Dengan adanya jadwal yang dibuat maka seseorang dapat melaksanakan kegiatannya dengan baik dan teratur.
c. Mengulang bahan pelajaran
30 Menurut Djamarah (2008: 63) mengulang pelajaran tidak hanya dapat dilakukan dengan apa yang didapat ketika guru menjelaskan materi, dapat juga dilakukan dengan membandingkan dengan bahan pelajaran yang didapat dengan buku paket atau literatur penunjang materi tersebut.
d. Konsentrasi dalam belajar
Konsentrasi adalah proses pemusatan pikiran terhadap sesuatu hal dengan
menyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan, (Slameto:86). Untuk dapat berkonsentrasi dengan baik diperlukan usaha antara lain: memilki motivasi belajar yang tinggi, tempat belajar yang nyaman, menyelesaikan masalah yang dapat menganggu dalam kosentrasi dan menjaga kesehatan. Kemampuan konsentrasi sangat diperlukan dalam belajar karena akan membantu dalam mengingat dan memahami materi yang dipelajari.
e. Mengerjakan tugas
31 Selain cara belajar yang efesien, keteraturan belajar juga merupakan pokok
pangkal yang utama dari cara belajar yang baik. Siswa harus teratur mengikuti pelajaran, membaca buku pelajaran, catatan pelajaran, dan alat perlengkapan untuk belajar harus dipelihara secara teratur. Jika sifat ini benar dihayati sehingga menjadi kebiasaan seseorang siswa dalam perbuatannya, maka sifat ini akan mempengaruhi jalan pikirannya. Sehingga keteraturan dalam belajar hendaknya tercermin dalam tindakan siswa setiap harinya.
Berdasarkan uraian dapat disimpulkan, cara belajar merupakan suatu metode yang digunakan dalam belajar agar kegiatan belajar lebih terarah dan lebih mudah dan cepat menguasai ilmu. Cara belajar yang baik akan membuat siswa dapat
mencapai penilaian yang maksimal.
3. Budaya Membaca
32 daya. Karena itu budaya dapat diartikan sebagai daya dari budi yang berupa cipta, karsa dan rasa. Koentjaraningrat membagi kebudayaan dalam tiga wujud yaitu.
a.Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleksitas dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan lain-lain;
b.Wujud kebuyaan sebagai suatu kompleksitas dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan lain-lain;
c.Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.
Berdasarkan pendapat Koentjaraningrat bahwa budaya adalah suatu kebiasaan masyarakat yang sudah melekat pada dirinya sendiri. Budaya dalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Cara-cara untuk menyuburkan budaya membaca adalah dengan memulakan budaya ini di peringkat awal. Hal ini bermaksud, dari faktor intern keluarga yang membiasakan memupuk budaya membaca sejak dini.
Membaca adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi dari sesuatu yang ditulis. Membaca melibatkan pengenalan simbol yang menyusun sebuah bahasa. Membaca dan mendengar adalah dua cara paling umum untuk mendapatkan informasi. Dalam KBBI (2000: 62) membaca didefinisikan sebagai melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis, yang dibaca secara lisan atau dalam hati.
33 mengembangkan pemikiran dan menjernihkan berpikir, membaca meningkatkan pengetahuan seseorang dan meningkatkan memori serta pemahaman. Membaca suatu bacaan, seseorang dapat menerima informasi, memperdalam pengetahuan, dan meningkatkan kecerdasan. Pemahaman terhadap kehidupan pun akan semakin tajam karena membaca dapat membuka cakrawala untuk berpikir kritis dan
sistematis. Belajar memang tidak lepas dari membaca. Membaca mempunyai teknik tersendiri, dengan mengikuti teknik membaca sistematis dan cepat, maka dapat menghemat waktu dan belajar lebih banyak. Menurut Bond dan Wagner dalam Bafadal (2008: 192-193) membaca sebagai suatu proses menangkap atau memperoleh konsep-konsep yang dimaksud oleh pengarangnya,
menginterprestasi, mengevaluasi konsep-konsep pengarang, dan merefleksikan atau bertindak sebagaimana yang dimaksud dari konsep tersebut.
Berdasarkan uraian tersebut, budaya membaca adalah suatu kebiasaan yang didalamnya terjadi proses berpikir yang kompleks, terdiri dari sejumlah kegiatan seperti keterampilan menangkap atau memahami kata-kata atau kalimat yang tertulis, menginterprestasikan, dan mereflesikan. Dalam kegaiatan membaca juga dituntut perlu memiliki kondisi fisik yang baik sehingga kosentrasi tercurahkan sepenuhnya kepada teks atau tulisan yang sedang dibaca.
34 adalah keterampilan seseorang yang diperoleh setelah seseorang dilahirkan, bukan keterampilan bawaan. Oleh karena itu budaya baca dapat dipupuk, dibina dan dikembangkan. Untuk tujuan akademik membaca adalah untuk memenuhi tuntutan kurikulum. Buku sebagai media transformasi dan penyebarluasan ilmu dapat menembus batas-batas geografis suatu negara, karena itulah buku disebut jendela dunia (Wikipedia, 2011).
Agar siswa dapat membaca dengan efesien perlulah memiliki kebiasaan membaca yang baik. Membaca dengan kebiasaan baik menurut Gie dan Slameto (2003: 84) adalah memperhatikan kesehatan membaca, ada jadwal, membuat tanda/catatan-catatan, memanfaatkan perpustakkaan, membaca sungguh-sungguh semua buku yang perlu untuk setiap mata pelajaran sampai menguasai isinya, dan membaca dengan kosentrasi penuh.
Salah satu sarana yang sangat menunjang tercapainya tujuan pendidikan adalah dengan adanya budaya membaca. Melalui perpustakaan siswa dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang dimiliki, sehingga dapat menunjang proses belajar mengajar. Menurut Rozin (2008: 34) budaya membaca adalah kegiatan positif rutin yang baik dilakukan untuk melatih otak untuk menyerap apa saja informasi yang terbaik diterima seseorang dalam kondisi dan waktu tertentu. Sumber bacaan bisa dipoeroleh dari buku, surat kabar, tabloid, internet, dan sebagainya.
35 Perpustakaan menjadi salah satu faktor penunjang dalam melastarikan budaya membaca. Selain itu, yang menjadi pendorong atas bangkitnya minat baca adalah ketertarikan, kegemaran dan hobi membaca. Sedangkan pendorong tumbuhnya kebiasaan membaca adalah kemauan dan kemampuan membaca. Kebiasaan membaca terpelihara dengan tersedianya bahan bacaan yang baik, menarik, memadai baik jenis, jumlah maupun mutunya.
Kebiasaan membaca dapat menjadi landasan bagi berkembangnya budaya membaca. Sehubung dengan minat, kebiasaan dan budaya membaca tersebut menurut Sutarno (2006: 28-29) mengemukakan ada 3 tahapan yang harus dilalui, yaitu.
1. Dimulai dengan adanya kegemaran karena tertarik bahwa buku-buku tersebut dikemas dengan menarik, baik desain, gambar, bentuk dan ukurannya.
2. Setelah kegemarannya tersebut dipenuhi dengan ketersediaan bahan dan sumber bacaan yang sesuai dengan selera, ialah terwujudnya kebiasaan membaca. Kebiasaan tersebut dapat terwujud karena sering dilakukan, baik atas bimbingan orang tua, guru atau lingkungan di sekitarnya yang kondusif, maupun atas keinginan anak tersebut.
3. Jika kebiasaan membaca itu dapat terus dipelihara, tanpa”gangguan” media elektronik, yang bersifat “entertainment”, dan tanpa membutuhkan keaktifan mental. Oleh karena seorang pembaca terlibat secara konstruktif dalam menyerap dan memahami bacaan, maka tahap selanjutnya ialah bahwa membaca menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi.
Dengan terbentuknya siswa yang gemar membaca dan fasilitas yang memadai akan terwujud suatu budaya membaca. Dengan begitu kualitas siswa akan lebih meningkat. Jika siswa menjadi siswa yang maju dalam ilmu pengetahuan maka akan turut serta dalam pembangunan bangsa ini. Kita bisa mengejar
36 4. Hasil Belajar
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2010: 3). Skinner dalam Wahyudin dkk (2006: 3.31) berpendapat bahwa belajar adalah suatu perubahan perilaku. Pada saat orang belajar maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, apabila seseorang tidak belajar, maka responnya cenderung menurun. Menurut Pieget dalam Wahyudin dkk (2006: 3.32) berpendapat bahwa belajar sifatnya individual. Proses belajar merupakan interaksi individu dengan lingkungannya. Perkembangan individu tersebut dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan perkembangan intelektual dan usia yang bersangkutan.
Menurut Hamalik (2001:30) belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungannya. Bukti bahwa seseorang telah belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Perubahan tingkah laku tersebut merupakan hasil belajar.
37 Menurut Sudjana (2005: 3) hasil belajar ialah perubahan tingkah laku yang
mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Pada dasarnya anatar hasil belajar dan prestasi belajar mempunyai arti yang sama, karena hasil belajar merupakan bagian dari prestasi siswa. Hal ini sesuai yang dinyatakan Tu’u (2004:76) yang menyatakan bahwa unsur yang ada dalam prestasi siswa adalah hasil belajar dan nilai siswa. Sedangkan menurut Arikunto (2001: 63) sebagai hasil yang telah dicapai
seseorang setelah mengalami proses belajar dengan terlebih dahulu mengadakan evaluasi dari proses belajar yang dilakukan. Menurut Nasution (2006: 61) hasil belajar siswa dirumuskan sebagai tujuan instruksional umum (TIU) yang dinyatakan dalam bentuk yang lebih spesifik dan merupakan komponen dari tujuan umum atau bidang studi. Hasil belajar ini menyatakan apa yang akan dapat dilakukan atau dikuasai siswa sebagai hasil pelajaran itu, akan tetapi tidak
mencakup semua komponen TIK.
Secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003: 3).
38 proses belajar mengajar, menentukan tindak lanjut hasil penilaian dan
memberikan pertanggung jawaban. Menurut Buchori dalam Sari (2007: 15) mengemukakan bahwa tujuan khusus evaluasi ada dua, yaitu:
a. untuk mengetahui kemajuan belajar siswa selama jangka waktu tertentu. b. untuk mengetahui tingkat efesien metode-metode pendidikan yang digunakan
selama jangka waktu tertentu.
Menurut Anonim (2001: 12) secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu:
1. faktor-faktor yang bersumber dari dalam diri manusia meliputi, kondisi fisiologi pada umumnya berpengaruh terhadap belajar seseorang, jika seseorang belajar dalam keadaan jasmani yang segar akan berbeda dengan seseoarang yang belajar dalam keadaan sakit. Kondisi psikologis meliputi, kecerdasan, bakat, minat, motivasi dan kemapuan kognitif.
2. faktor-faktor yang berasal dari luar diri manusia yang diklasifikasikan antara lain, faktor lingkungan alam dan lingkungan sosial dan faktor instrumen yamg merupakan faktor-faktor yang ada dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor ini meliputi, kurikulum, progam, sarana dan fasilitas, serta guru dan tenaga pengajar.
Menurut Sardiman (2004: 21) belajar akan membawa suatu perubahan pada individu-individu yang belajar. Perubahan tidak hanya berkaitan berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, dan penyesuaian diri.
Sudarajat (2008: 5) menyatakan hasil belajar peserta didik dapat diklasifikasikan ke dalam tiga ranah (domain), yaitu:
1. domain kognitif (pengetahuan atau yang mencakup kecerdasan bahasa dan kecerdasan logika – matematika).
39 3. domain psikomotor (ketermapilan atau yang mencakup kecerdasan
kinestetik, kecerdasan visual-spasial, dan kecerdasan musikal).
Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku pada diri seseorang dan mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi manusia. Di dalam belajar terdapat prinsip-prinsip belajar yang harus diperhatikan, Dalyono (2005: 51-54) mengemukakan prinsip-prinsip belajar sebagai berikut.
1. Kematangan jasmani dan rohani.
Salah satu prinsip utama belajara dalah harus mencapai kematangan jasmani dan rohani sesuai dengan tingkatan yang dipelajarinya. Kematangan jasmani yaitu setelah sampai pada batas minimal umur serta kondisi fisiknya telah kuat untuk melakukan kegiatan belajar. Sedangkan kematangan rohani artinya telah memiliki kemampuan secara psikologis untuk melakukan kegiatan belajar. 2. Memiliki kesiapan.
Setiap orang yang hendak belajar harus memiliki kesiapan yakni dengan kemampuan yang cukup, baik fisik, mental maupun perlengkapan belajar. 3. Memahami tujuan.
Setiap orang yang belajar harus memahami tujuannya, kemana arah tujuan itu dan apa manfaat bagi dirinya. Prinsip ini sangat penting dimiliki oleh orang belajar agar proses yang dilakukannya dapat selesai dan berhasil.
4. Memiliki kesungguhan.
Orang yang belajar harus memiliki kesungguhan untuk melaksanakannya. Belajar tanpa kesungguhan akan memperoleh hasil yang kurang memuaskan. 5. Ulangan dan latihan.
Prinsip yang tidak kalah pentingnya adalah ulangan dan latihan. Sesuatu yang dipelajari perlu diulang agar meresap dalam otak, sehingga dikuasai
sepenuhnya dan sukar dilupakan.
40 mengatakan hasil belajar merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang.
Sedangkan hasil belajar menurut Arikunto (2001:63) sebagai hasil yang telah dicapai seseorang setelah mengalami proses belajar dengan terlebih dahulu mengadakan evaluasi dari proses belajar yang dilakukan. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil pembelajaran. Ada faktor yang dapat diubah (seperti cara mengajar, mutu rancangan, model evaluasi, dan lain-lain), adapula faktor yang harus diterima apa adanya (seperti: latar belakang siswa, gaji, lingkungan sekolah, dan lain-lain) Suhardjono dalam Arikunto (2006: 55). Hasil belajar adalah suatu pencapaian yang diperoleh oleh siswa dalam proses pembelajaran yang dituangkan dengan angka maupun dalam pengaplikasian pada kehidupan sehari-hari atas ilmu yang didapat. Hasil belajar yang tinggi atau rendah menunjukkan keberhasilan guru dalam menyampaikan materi pelajaran dalam proses pembelajaran.
Djaali (2008: 99) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar antara lain sebagai berikut.
1. Faktor Internal (yang berasal dari dalam diri). a) Kesehatan.
b) Intelegensi.
c) Minat dan motivasi. d) Cara belajar.
2. Faktor Eksternal (yang berasal dari luar diri). a) Keluarga.
41 Untuk mengukur keberhasilan proses pembelajaran dibagi atas beberapa
tingkatan taraf sebagai berikut.
1. Istimewa/maksimal, apabila seluruh bahan pelajaran dapat dikuasai oleh siswa.
2. Baik sekali/optimal, apabila sebagian besar bahan pelajaran dapat dikuasai 76%-99%.
3. Baik/minimal, apabila bahan pelajaran hanya dikuasai 60%-75%.
4. Kurang, apabila bahan pelajaran yang dikuasai kurang dari 60% (Djamarah, 2006: 107).
Sehubungan dengan hal di atas, adapun hasil pengajaran dikatakan betul-betul baik apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1. Hasil itu tahan lama dan dapat digunakan dalam kehidupan oleh siswa. 2. Hasil itu merupakan pengetahuan asli atau otentik. Pengetahuan hasil proses
belajar mengajar itu bagi siswa seolah-olah telah merupakan bagian kepribadian bagi diri setiap siswa, sehingga akan dapat mempengaruhi
pandangan dan caranya mendekati suatu permasalahan. Sebab pengetahuan itu dihayati dan penuh makna bagi dirinya (Sardiman, 2008: 49).
Berdasarkan pendapat Djaali dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa merupakan hasil belajar yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran,dimana proses pembelajaran tersebut digambarkan dalam keterampilan dan pengetahuan yang di peroleh siswa. Hasil belajar siswa
42 keputusan dan pertanggungjawaban, maka pembelajaran ekonomi harus
dilaksanakan dengan baik.
Hasil belajar Ekonomi merupakan hasil belajar yang dicapai siswa dalam
pelajaran Ekonomi selama siswa mampu memahami prinsip-prinsip, konsep serta mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari setelah siswa
mempelajari kompetensi dasar yang diajarkan. Melalui tes serta dinyatakan dalam bentuk angka atau huruf dapat diketahui pengukuran hasil belajar siswa.
B. Penelitian yang Relevan Tabel 2. Penelitian yang Relevan
Nama Judul Hasil Penelitian
1. Anju Perdana Putrifani (2011)
Hubungan antara Cara Belajar dan Pemanfaatan Media Pembelajaran dengan Hasil Belajar Ekonomi Sisw Kelas XI IPS Semester Ganjil SMA YP Unila Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2011.
Ada hubungan yang positif dan signifikan antara cara belajar pemanfaatan media berbasis ICT dengan hasil belajar ekonomi, hal ini ditunjukkan dengan Uji F bahwa > yaitu 50,412>3,077 yang berarti hasil belajar ekonomi dipengaruhi oleh cara belajar dan
pemanfaatan media pembelajaran. 2. Burhan
Nudin (2010)
Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara minat belajar, kemandirian belajar, dan persepsi siswa tentang
43 Tabel 3. Lanjutan
Nama Judul Hasil Penelitian
3. Desi Mutia
Pengaruh Cara Belajar dan Pemanfaatan Sumber Belajar Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII
Semester Genap SMP N 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012
Pengaruh Budaya Membaca, Cara Belajar dan Lingkungan
Keluarga terhadap Hasil Belajar Ekonomi Kelas XI IPS Semester Ganjil SMA N 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012.
Ada pengaruh yang positif dan signifikan cara belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII Semester Genap SMP N 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012. Yang ditunjukkan oleh hasil uji regresi linier sederhana diperoleh R2= 0,577 pada taraf signifikan 0,05. Berdasarkan analisis data
diperoleh Thitung sebesar 8,149>Ttabel sebesar 1,978, ini berarti Thitung>Ttabel.
Ada pengaruh yang positif dan signifikan Budaya membaca, Cara belajar dan Lingkungan keluarga terhadap hasil belajar Ekonomi siswa kelas XI IPS Semester Ganjil SMA N 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012, hal ini ditunjukkan oleh hasil uji regresi linier multiple diperoleh dengan R2= 0,674 pada taraf signifikan 0,05 dengan Fhitung = 26,691 sedangkan Ftabel = 2,699, ini berarti Fhitung >Ftabel.
C. Kerangka Pikir
44 perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan. Perubahan dapat diartikan
terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya. Mengikuti proses pembelajaran di sekolah sudah pasti setiap siswa mengharapkan mendapat hasil belajar yang baik, sebab hasil belajar yang baik dapat membantu siswa dalam mencapai tujuannya. Hasil belajar yang baik hanya dicapai melalui proses belajar yang baik pula. Jika proses belajar tidak optimal sangat sulit diharapkan terjadinya hasil belajar yang baik. Pendidikan memegang peranan dan tanggung jawab yang besar dalam rangka membantu meningkatkan keberhasilan pserta didik dipengaruhi oleh kualitas pengajaran dan faktor intern dari siswa itu sendiri. Bersangkutan dengan faktor internal dari diri siswa, maka salah satu faktor yang mendukung agar hasil belajar baik adalah adanya
kemandirian belajar dari diri siswa itu sendiri.
Menurut Mujiman (2005) belajar mandiri adalah kegiatan belajar aktif, yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu kompetensi guna mengatasi suatu masalah, dan dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang dimiliki. Dengan belajar mandiri, siswa dapat mentransfer hasil belajarnya yang berupa pengetahuan dan keterampilan. Apabila sifat ini terus terjadi, maka siswa dapat mengembangkan dirinya dengan baik, output yang akan diperoleh adalah hasil belajar yang baik.
45 dari kegiatan menangkap atau memahami kata-kata atau kalimat yang tertulis, menginterprestasikan, dan merefleksikan. Membaca berarti membuka jendela dunia, dimana manfaat membaca dapat memperoleh informasi serta ilmu pengetahuan yang berguna. Minimnya minat baca dikalangan siswa merupakan sebuah keironisan tersendiri bagi dunia pendidikan. Padahal dengan membaca secara teratur siswa dapat membantu dirinya sendiri untuk mengembangkan hasil belajar yang optimal. Keteraturan serta kebiasaan siswa membaca dapat
menambah ilmu pengetahuan. Membaca berati mengingat, merasakan,
mengethaui, serta memahami kata-kata atau tulisan yang dibaca. Membaca berarti belajar, belajar berati berbuat, yaitu berbuat untuk mengubah tingkah laku.
Dengan aktivitas membaca secara teratur maka siswa diharapkan memperoleh hasil belajar yang baik.
Cara belajar merupakan kegiatan yang dilakukan dalam situasi belajar. Cara belajar yang baik adalah cara belajar secara teratur, cara belajar yang digunakan akan turut menentukan hasil belajar yang diharapkan. Seoarang siswa akan mempunyai hasil belajar yang baik bila cara belajar yang digunakan cukup efesien. Cara belajar yang efektif biasa dimulai dari kemauan dan motivasi, keteraturan, kedisiplinan, semangat, memiliki kosentrasi dan pengaturan waktu yang baik.
Berdasarkan uraian di atas bahwa variabel Hasil Belajar dipengaruhi oleh
46
Gambar 1. Model teoritis pengaruh variabel X1, X2 dan X3 terhadap Y (Sugiyono, 2010: 43).
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah.
a. Ada pengaruh yang positif kemandirian belajar terhadap hasil belajar Ekonomi Siswa Kelas XI IPS Semester Ganjil SMA Perintis 2 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2012/2013.
b. Ada pengaruh yang positif cara belajar terhadap hasil belajar Ekonomi Siswa Kelas XI IPS Semester Ganjil SMA Perintis 2 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2012/2013.
c. Ada pengaruh yang positif budaya membaca terhadap hasil belajar Ekonomi Siswa Kelas XI IPS Semester Ganjil SMA Perintis 2 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2012/2013.
d. Ada pengaruh yang positif kemandirian belajar, cara belajar dan budaya membaca terhadap hasil belajar Ekonomi Siswa Kelas XI IPS Semester Ganjil SMA Perintis 2 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2012/2013.
Kemandirian Belajar (X1)
Cara Belajar (X2)
Budaya Membaca (X3)
III. METODOLOGI PENELITIAN
Bagian ini akan membahas metodologi penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, definisi operasional, teknik pengumpulan data, uji persyaratan
instrument, uji persyaratan analisis data, uji keberartian dan kelinieran regresi, dan pengujian hipotesis.
A. Metode Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara kemandirian belajar, cara belajar dan budaya membaca terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI IPS semsester ganjil di SMA Perintis 2 Bandar LampungTahun Ajaran
2012/2013. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Ex post facto dan survey.Penelitian ex post facto adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut kebelakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kegiatan tersebut (Sugiyono, 2011:7).
48 Berdasarkan tingkat eksplanasinya, penelitian ini tergolong penelitian deskriptif verifikatif dalam hubungan kausal. Penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisaan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta
hubungan antarfenomena yang diselidiki (Nazir, 2003:54).
Sedangkan verifikatif menunjukkan penelitian mencari pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat (Nawawi, 2003:63).Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab-akibat. Jadi ada variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan dependen (variabel yang mempengaruhi) (Sugiyono,
2011:59). Secara khusus penelitian ini hanya mendeskripsikan pengaruh kemandirian belajar, cara belajar dan budaya membaca terhadap hasil belajar ekonomi kelas XI IPS semester ganjil SMA Perintis 2 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2012/2013.
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi