BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Islam merupakan suatu sistem dan jalan hidup yang utuh dan terpadu. Islam
memberikan panduan yang dinamis terhadap semua aspek kehidupan termasuk sektor
bisnis dan transaksi keuangan. Apabila sistem tersebut dilaksanakan sesuai ajarannya,
maka sistem ini menjadi sarana yang sangat berguna, adil dan rasional bagi kemajuan
ekonomi masyarakat.
Seiring dengan kehadiran perbankan syariah yang diawali dengan lahirnya Bank
Muamalat Indonesia pada tahun 1992, menandai mulai berjalannya sistem ekonomi
non bunga, yang kemudian diikuti oleh lembaga berbasis syariah lainnya, seperti
asuransiSyariah, BPR Syariah, BMT, dan jugaPegadaian Syariah.
Dalam kegiatan sehari-hari, uang selalu saja dibutuhkan untuk membeli atau
membayar berbagai keperluan dan yang menjadi masalah terkadang kebutuhan yang
ingin dibeli tidak dapat dicukupi dengan uang yang dimilikinya. Kalau sudah
demikian maka mau tidak mau harus mengurangi berbagai keperluan yang dianggap
tidak penting, namun untuk keperluan yang sangat penting terpaksa harus dipenuhi
dengan berbagai cara seperti meminjam dari berbagai sumber dana yang ada.
Kebutuhan dana dengan jumlah besar, seringkali sulit untuk dipenuhi dalam
jangka waktu yang singkat, apalagi jika harus dipenuhi lewat lembaga perbankan.
banyak tersedia sumber dana yang mudah, murah dan cepat, mulai dari pinjaman ke
tetangga, tukang ijon sampai kepinjaman dari berbagai lembaga keuangan lainnya.
Kesulitan dana mungkin saja dapat segera diatasi bagi mereka yang memiliki
barang-barang berharga, misalnya dengan cara menjual barang-barang berharga
tersebut, sehingga sejumlah uang yang diinginkan dapat terpenuhi. Namun resikonya
barang yang telah dijual akan hilang dan sulit untuk kembali. Kemudian jumlah uang
yang diperoleh terkadang lebih dari yang diinginkan sehingga dapat mengakibatkan
pemborosan.
Untuk mengatasi kesulitan di atas di mana kebutuhan dana dapat dipenuhi tanpa
kehilangan barang berharga, maka masyarakat dapat menjaminkan
barang-barang berharga tertentu ke lembaga tertentu. Barang yang dijaminkan tersebut pada
waktu tertentu dapat ditebus kembali setelah pinjaman dilunasi. Kegiatan
menjaminkan barang-barang untuk memperoleh sejumlah uang dan dapat ditebus
kembali setelah jangka waktu tertentu tersebut disebut dengan istilah gadai.
Pegadaian syariah di indonesia yang dibentuk berdasarkan Fatwa Dewan
Syariah Nasional (DSN) No.25/DSN-MUI/III/2002 tentang Gadai Dan Rahn
(Jaminan/Gadai) Emas, mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini dapat dilihat
dari peningkatan jumlah kantor cabang pegadaian syariah yang merupakan pemain
utama jasa gadai di Indonesia sejumlah 1 kantor wilayah ditahun 2003, menjadi 11
kantor wilayah dan 232 PULS (Pegadaian Unit Layanan Syariah) di tahun 2009.
Rp. 1,4 trilliun di tahun 2009 yang semula sebesar Rp. 19 milyar di tahun 20031. Pegadaian Syariah menjawab kebutuhan transaksi gadai sesuai Syariah, untuk solusi
pendanaan yang cepat, praktis, dan menentramkan.
Sejalan dengan perkembangannya pegadaian syariah menawarkan produk-
produk yang diharapkan mampu menjadi solusi dari masalah-masalah keuangan yang
dihadapi masyarakat. Produk-produk tersebut yakni : 1. Ar-Rahn, yaitu produk jasa
gadai yang berlandaskan pada prinsip-prinsip Syariah, nasabah hanya akan dipungut
biaya administrasi dan Ijaroh (biaya jasa simpan dan pemeliharaan barang jaminan);
2. Ar-Rum, yaitu pembiayaan untuk usaha mikro dan kecil; dan 3. Penjualan Logam
Mulia ( Murabahah Logam Mulia untuk Investasi Abadi).
Produk-produk seperti Ar-Rahn dan Ar-Rum tersebut dapat dipastikan akan
menjadi solusi bagi masalah keuangan bagi masyarakat yang membutuhkannya, baik
untuk keperluan rumah tangga, pendidikan maupun usaha atau bisnis. Jika dilihat dari
visi dan misinya, pegadaian syariah berfungsi sebagai sebuah lembaga yang
memberikan pembiayaan/pinjaman dengan sistem gadai kepada masyarakat. Akan
tetapi, baru-baru ini pegadaian syariah menghadirkan produk terbaru yaitu produk
MULIA (Murabahah Emas Logam Mulia Investasi Abadi), yaitu produk penjualan
emas batangan Logam Mulia yang bekerjasama dengan ANTAM. Secara prinsip,
produk ini bertujuan membantu dan memberikan kemudahan bagi masyarakat atau
nasabah untuk berinvestasi dalam bentuk logam mulia. Padahal masyarakat luas lebih
1
mengenal pegadaian syariah sebagai tempat meminjam dana. Selain itu, secara umum
diketahui bahwa masyarakat atau nasabah yang datang ke pegadaian syariah sebagian
besar berstatus ekonomi menengah ke bawah. Tentunya pengeluaran produk baru ini
akan menjadi masalah, dimana terdapat ketidaksesuaian antara produk yang
ditawarkan berupa pembelian emas dengan kemampuan ekonomi nasabah.
Dengan adanya permasalahan tersebut, penting untuk mengetahui respon
nasabah terhadap produk MULIA sebagai upaya untuk mengembangkan dan
meningkatkan kualitas produk pegadaian syariah. Oleh sebab itu, penting untuk
melakukan penelitian mengenai “Respon Nasabah Terhadap Pembelian Logam
Mulia Pada Pegadaian Syariah Cabang Margonda” .
B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah
Mengingat topik penelitian di atas tentang “Respon Nasabah Terhadap
Pembelian Logam Mulia Pada Pegadaian Syariah” studi kasus di Pegadaian Syariah
Cabang Margonda, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah
respon, yaitu tanggapan/pendapat nasabah. Untuk itu penulis memberikan batasan
masalah agar pembahasan skripsi ini lebih terarah dan sistematis dalam mencapai
tujuan penelitian, dengan batasan sebagai berikut:
1. Objek penelitian adalah nasabah pada Perum Pegadaian Syariah Cabang
2. Respon nasabah pada penelitian ini diukur dengan variabel Satus Sosial
Ekonomi dan Variabel Respon, mencakup Kognitif (Pengetahuan), Afektif
(Sikap), dan Konatif (Perilaku Nyata/Tindakan).
Dari latar belakang masalah di atas dirumuskan beberapa permasalahan yang
akan dijawab dalam penelitian ini, sebagai berikut:
1. Bagaimana respon nasabah pada Pegadaian Syariah terhadap pembelian
produk Logam Mulia?
2. Adakah hubungan antara status sosial ekonomi nasabah Pegadaian Syariah
dengan responnya terhadap pembelian produk Logam Mulia?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Skripsi ini bertujuan untuk memberikan deskriptif tentang persoalan-persoalan
sebagai berikut:
1. Mengetahui gambaran umum status sosial nasabah Pegadaian Syari’ah
Cabang Margonda
2. Mengetahui respon nasabah Pegadaian Syariah Cabang Margonda terhadap
pembelian produk Logam Mulia
3. Mengetahui hubungan status sosial nasabah Pegadaian Syari’ah Cabang
Adapun manfaat penelitian skripsi ini adalah :
1. Manfaat Akademis
a. Menambah dan memperkaya bahan kajian dan pustaka serta menambah
khazanah pengeenambah dan memperkaya bahan kajian dan pustaka serta
menambah khasanah pengetahuan tentang respon nasabah terhadap Perum
pegadaian syariah.
b. Menambah wawasan intelektualitas di bidang Pegadaian Syariah
c. Menjadi referensi dan sarana penilaian bagi kalangan akademis maupun
praktisi dalam menunjang penelitian selanjutnya yang akan bermanfaat
sebagai bahan perbandingan bagi penelitian yang lain.
2. Manfaat Praktis
Bagi Perusahaan Umum Pegadaian Syariah, penelitian ini akan menghasilkan
informasi penting yang dapat dijadikan input/masukan yang bermanfaat bagi
Pegadaian Syariah mengenai respon nasabah terhadap pembelian Logam Mulia.
Informasi tersebut diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam rangka merumuskan kebijakan dan pengambilan keputusan guna
pengembangan kredibilitas dan kapabilitas Pegadaian Syariah terutama dalam
memberikan inovasi produk-produk yang ditawarkan.
D. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang berupaya
diolah dengan data statistik. Adapun pembahasan hasil penelitian menggunakan
pendekatan deskriptif analisis, yaitu penulis menggambarkan permasalahan dengan
didasari data-data yang ada kemudian dianalisis lebih lanjut untuk kemudian ditarik
kesimpulan. Sehingga untuk menjabarkan data-data deskriptif, menjawab pertanyaan
penelitian respon nasabah terhadap pembelian logam mulia pada pegadaian syariah
dijawab secara kualitatif.
2. Jenis Penelitian
Penelitian yang digunakan adalah Penelitian Lapangan (Field Research) untuk
mengetahui secara langsung respon atau tanggapan dari responden. Karena
melakukan penelitian langsung ke lembaga yang dijadikan obyek penelitian yaitu
Perum Pegadaian Syariah Cabang Margonda.
Di samping itu, untuk melengkapi penelitian lapangan maka digunakan penelitian
Kepustakaan (Library Research), yaitu mengkaji data-data yang diperoleh dari
buku-buku, bahan-bahan referensi dan bahan bacaan lainnya yang berkaitan dengan
penelitian ini.
3. Data Penelitian
a. Sumber Data
1) Data Primer
Data primer diperoleh secara langsung dari responden yaitu nasabah
Pegadaian Syariah pusat melalui kuisioner. Disamping itu, juga
melakukan wawancara dengan nasabah dan pihak Pegadaian Syariah.
Data sekunder diperoleh dari:
a) Data internal pada Perum Pegadaian Syariah
b) Penelitian-penelitian terkait
c) Buku-buku yang berkaitan dengan pegadaian syariah dan perilaku
konsumen.
d) Majalah, koran, brosur dan jurnal yang memuat artikel-artikel
mengenai Pegadaian Syariah;
e) Dan sumber-sumber lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini.
b. Jenis Data
Penelitian ini menggunakan data kuantitatif, data yang diperoleh dari data
primer yang terdiri dari uraian jawaban hasil kuesioner kemudian dilakukan
pengolahan dari data numerik melalui satuan-satuan angka.
4. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan melalui metode survei. Data yang
dikumpulkan merupakan data kuantitatif. Karena ingin memperoleh informasi
mengenai respon nasabah terhadap pembelian logam mulia pada pegadaian syariah,
maka survei yang dilakukan adalah dengan menemui responden secara
langsung/bertatap muka, ini disebut survei individu, yang menggunakan alat;
a. Angket (kuesioner), yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang bersifat tertutup yang
ditujukan kepada responden untuk memperoleh informasi mengenai pribadinya
b. Wawancara (interview), yaitu dialog yang dilakukan oleh pewawancara
(interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (interviewed).
Pihak yang diwawancarai dalam penelitian ini adalah Perum Pegadaian Syariah
cabang Margonda.
c. Studi Pustaka, yaitu pengumpulan data dari beberapa literatur yang berkaitan
dengan penelitian ini, yakni data sekunder. Dimana langkah-langkah yang
dilakukan adalah dengan cara membaca, mengutip/menganalisa dan merangkum
hal-hal yang diperlukan.
5. Subjek – Objek Penelitian
a. Populasi dan Sample
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang
menjadi kuantitas dan karakterstik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari kemudian ditarik kesimpulan2. Populasi dalam penelitian ini adalah
nasabah Pegadaian Syari’ah cabang Margonda yang sudah menggunakan produk
MULIA yang berjumlah berjumlah 364 0rang3.
Sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang
diteliti). Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai
2
Prof. Dr. Sugiono, Statistik Untuk Penelitian Bisnis, (Bandung, Alfabeta, 2007) h. 61.
3
sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi4.
Dalam penelitian ini yang menjadi sampel penelitiannya adalah nasabah
Pegadaian Syari’ah cabang Margonda yang sudah membeli produk Logam Mulia
di Pegadaian Syari’ah sebanyak 100 orang, yang diperoleh dengan perhitungan
berikut:
N
n =
1 + N (e)2 Keterangan:
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
yang masih dapat ditolerir/diinginkan (10%)
364 n =
1 + 364 (0,1)2
4
364
n =
1 + 364(0,01)
364
n = = 78,45.pembulatan menjadi 79 4,64
Berdasarkan perhitungan diatas, sampel yang diambil adalah 79 responden.
Semakin banyak sampel yang diambil, semakin kecil kemungkinan terjadi
kesalahan peneliti atau menurut Guilard (1987;127) semakin besar sampel (n),
maka hasilnya akan semakin akurat. Oleh karena itu jumlah sampel yang diteliti
sebanyak 100 responden, karena jumlah tersebut sudah dianggap mewakili dan
melebihi syarat minimum jumlah sampel (n = 79) dengan asumsi bahwa ada
kemungkinan dari 100 orang responden ada beberapa data yang mengalami cacat.
b. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan teknik Non Probability Sampling, yaitu mengambil sampel
yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota
populasi untuk dipilih menjadi sampel. Metode Non Probability Sampling
yang digunakan adalah Accidental Sampling dengan memilih responden
secara kebetulan bertemu dan cocok sebagai sumber data dengan berbagai
sudah membeli produk MULIA.5
6. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini berlokasi di Perum Pegadaian Syariah Cabang Margonda, yaitu
Jl.Margonda Raya No. 351 B, Depok. Penelitian ini dilakukan selama satu bulan
terhitung mulai tanggal 17 Mei 2010 sampai 17 Juni 2010.
7. Variabel dan Operasional Penelitian
a. Variabel Penelitian
Variabel adalah atribut dari sekelompok orang atau objek yang mempunyai
variasi antara satu dengan lainnya dalam kelompok itu. Dalam penelitian ini
variabel yang digunakan adalah variabel indipenden dan variabel dependen6.
X Y
5
Prof. Dr, Sugiono, Statistika Untuk Penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2007), Cet. 13, h. 61.
6
Ali Mauludi AC,MA., Statistik I Penelitian Ekonomi Islam Dan Sosial, (PT. Prima Heza Lestari, Maret, 2006), h.39.
Karakteristik Status Sosial Ekonomi
Respon terhadap pembelianLogam
1) Variabel Independen (X)
Variabel independen (variabel bebas) adalah variabel stimulus atau atau
yang mempengaruhi variabel lain7, dalam penelitian ini adalah adalah status sosial ekonomi nasabah yang dinilai dari latar belakang pendidikan,
pekerjaan, kekayaan dan aksesabilitas.
2) Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen (variabel terikat/tergantung) adalah variabel yang
memberikan reaksi/respons jika dihubungkan dengan variabel bebas. Dalam
penelitian ini variabel yang terikat/tergantungnya adalah pembelian logam
mulia pada pegadaian syariah.
a. Operasional Variabel
Operasional Variabel adalah sebagai berikut:
Tabel 1.1.
. 1. Pendidikan 1. Tingkat pendidikan formal terakhir yang ditamatkan
2. Pendidikan non formal yang pernah ditempuh
. 2. Pekerjaan 3. Jenis pekerjaan yang ditekuni
7
. 3. Kekayaan 2. Rata-rata pendapatan setiap bulan 3. Rata-rata pengeluaran setiap bulan 4. Kepemilikan harta Material
. 4
4. Aksesabilitas
1. Alat transportasi yang sering digunakan
. 3. Konatif 4. Keinginan menggunakan/membeli produk
MULIA di Pegadaian Syariah.
Sumber: Dari Berbagai Sumber
Instrumen yang dipakai dalam pengumpulan data pada penelitian ini
adalah kuesioner yaitu dengan menyusun dan mengajukan daftar pertanyaan
pada responden secara tertulis kemudian setiap jawaban diberi skor atau nilai.
Model jawaban dalam kuesioner menggunakan skala likert, dengan rentang
1-5, tingkat tertinggi diberikan skor 5 dan tingkat terendah diberikan skor 18. Sebagaimana berikut ini:
a. Status Sosial Ekonomi (X)
8
Instrumen yang dipakai untuk menjelaskan variabel status sosial
ekonomi adalah menggunakan skala likert dengan operasional sebagai
berikut :
1) Apabila menjawab “a”, maka skornya : (5)
2) Apabila menjawab “b”, maka skornya : (4)
3) Apabila menjawab “c”, maka skornya : (3)
4) Apabila menjawab “d”, maka skornya : (2)
5) Apabila menjawab “e”, maka skornya : (1)
Keterangan : poin (a), (b), (c), (d), dan (e) tersusun dari alternatif
jawaban yang dibutuhkan untuk mengukur status sosial ekonomi
berdasarkan kebutuhan penelitian.
1) Apabila menjawab “ya”, maka skornya : 1
2) Apabila menjawab “tidak”, maka skornya : 0
Setelah diperoleh skor tiap-tiap responden, langkah selanjutnya
dilakukan kategorisasi untuk menentukan kategori status sosial ekonomi
yang dimiliki oleh responden secara keseluruhan. Kategorisasi tersebut
adalah :
1) 50 – 74 tingkat status sosial ekonomi tinggi
2) 25 – 49 tingkat status sosial ekonomi menengah
3) 0 – 24 tingkat status sosial ekonomi rendah
Adapun instrument yang digunakan untuk menjelaskan variabel
respon terhadap pembelian Logam Mulia juga menggunakan skala likert
dengan operasional seperti sebagai berikut :
1) Apabila menjawab “sangat setuju”, maka skornya (5)
2) Apabila menjawab “setuju”, maka skornya (4)
3) Apabila menjawab “ragu-ragu”, maka skornya (3)
4) Apabila menjawab “tidak setuju”, maka skornya (2)
5) Apabila menjawab “sangat tidak setuju”, maka skornya (1)
Setelah diperoleh skor tiap-tiap responden, selanjutnya dilakukan
kategorisasi untuk menentukan kategori respon yang dimiliki tiap-tiap
respon dengan kategori sebagai berikut :
1) 76 – 112 berarti memiliki respon positif
2) 38 – 75 berarti memiliki respon netral
3) 0 – 37 berarti memiliki respon negatif
8. Hipotesa
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang digunakan penulis dalam
membuktikan kebenaran yang dicari dalam penelitian ini. Untuk mengetahui ada
atau tidaknya hubungan antara variabel X dan variabel Y, maka penulis
menggunakan korelasi rank spearman. Hipotesanya sebagai berikut :
a. H0 : ρ = 0, tidak ada hubungan antara status sosial ekonomi nasabah (X)
dengan respon terhadap pembelian Logam Mulia di Perum Pegadaian
b. H1 : ρ ≠ 0, ada hubungan yang signifikan antara status sosial ekonomi
nasabah (X) dengan responnya terhadap pembelian Logam Mulia di
Perum Pegadaian Syari’ah (Y).
9. Metode Analisis Data
Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin mencari respon nasabah terhadap
pembelian logam mulia pada pegadaian syariah, maka metode statistik yang
digunakan adalah korelasi.
Sebelum mengolah data dengan menggunakan rumus korelasi, maka ada
beberapa langkah yang harus dilakukan:
a. Uji Validitas
Uji validitas bertujuan untuk melihat ketepatan instrumen pengukur
dalam penelitian. Pengujian ini untuk mengetahui ketepatan instrumen
penelitian agar dapat memberikan informasi yang akurat tentang hal yang
diukur. Uji validitas dilakukan dengan cara melihat korelasi skor butir
pertanyaan dengan total skor variabel melalui program komputer SPSS atau
secara manual. Jika uji validitas ingin mengukur apakah pertanyaan dalam
kuesioner yang sudah kita buat benar-benar dapat mengukur apa yang
hendak di ukur/teliti dengan menghitung koefisien korelasi product moment.
Σy² : jumlah kuadrat skor total
Σx² : jumlah kuadrat skor butir
Σxy : jumlah perkalian skor butir dengan skor total.
b. Uji Realibilitas
Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui koefisien alat ukur jika
dilakukan dengan pengukur ulang. Suatu kuesioner reliabel jika jawaban
seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten/stabil dari waktu ke waktu.
Program SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji
statistik cronbach alpha (α).Dengan rumus sebagai berikut :
ri = k 1- ΣŞi²
k-1 S t²
r : reabilitas instrument
k : banyaknya butir pertanyaan
ΣŞi ² : mean kuadrat kesalahan
S t² : varians total9
Untuk membantu pengujian validitas dan reabilitas, maka prosedur
pengujiannya adalah sebagai berikut:
a) Merumuskan hipotesis operasional, yaitu Ho dan Ha
Ho : Instrumen penelitian tidak valid
Ha : Instrumen penelitian valid
b) Menentukan pendekatan (alat) statistik yang digunakan dengan kriteria
pengujian:
Jika r hitung > r tabel maka Ho ditolak Jika r hitung < r tabel maka Ha ditolak
c) Melakukan perhitungan sesuai dengan pendekatan (alat) statistika
menggunakan program komputer SPSS
d) Mengambil kesimpulan
9
10.Metode Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan
statistik deskriptif dan analisis statistik Accidental.
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui skor masing-masing
variabel. Selanjutnya hasil perhitungan tersebut dideskriptifkan dalam daftar
frekuensi dan persentase untuk masing-masing variabel yang kemudian di
distribusikan dalam bentuk kategori untuk mencapai kesimpulan.
Sedangan analisis statistik aksidental dipergunakan untuk mengukur keeratan
hubungan antar variabel dan menguji hipotesis. Metode analisis data ini
menggunakan korelasi Rank Spearman, yaitu metode yang mengkorelasikan 2
(dua) buah variable X dan Y. Dalam perhitungannya korelasi ini memakai rumus
Rank Spearman dengan alasan karena penelitian ini merupakan statistic non
parametric dan berskala ordinal. Adapun rumus yang digunakan adalah rumus
6 : Angka konstan
n : Jumlah responden
Untuk mengetahui korelasi yang terjadi, maka dalam menganalisisnya
digunakan tabel panduan hasil korelasi sebagai berikut:
Tabel 1.311
Pedoman untuk memberikan Interpretasi Koefisisen Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, hal.250.
11.Teknik Penulisan
Teknik penulisan skripsi ini berpedoman kepada buku ”Pedoman Penulisan
Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatulah” yang
diterbitkan oleh Fakultas Syari’ah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tahun 2007.
11
E. Review Studi
Dalam penulisan penelitian ini penulis tidak menemukan skripsi yang membahas
mengenai Logam Mulia atau yang berkaitan dengan hal tersebut yang dapat dijadikan
sebagai review studi terdahulu. Penulis hanya menemukan beberapa artikel mengenai
Logam Mulia yang penulis nilai bisa menjadi sebagai studi terdahulu, yaitu :
1.
http://hargaemashariini.blogspot.com/2009/09/pegadaian.syariah-mengeluarkan-produk.html. Artikel ini membahas mengenai informasi mengenai harga emas
serta tips ber-investasi emas dengan modal minimum. Selain memberikan
informasi bahwa Pegadaian Syariah mengeluarkan produk MULIA (Murabahah
Emas Logam Mulia untuk investasi Abadi), juga mengenai prosedur pembelian
dan ketentuan-ketentuan yang terkait dengan pembeliannya seperti berat emas
yang ditawarkan dan ketentuan pembayaran dengan cara kredit.
2. http://www.mafazaonline.com/index.php?news=843. Artikel ini membahas
mengenai emas masih menjadi primadona bagi sebagian masyarakat dalam
berinvestasi. Selain itu juga memuat isi seminar yang disampaikan oleh General
Manager Pegadaian Syariah, Suhardjo. Dimana beliau menawarkan logam mulia
sebagai salah satu alat investasi aman. Dalam hal ini Pegadaian Syariah telah
bekerja sama dengan PT. Antam dalam menerbitkan logam mulia yang
merupakan respon atas kebutuhan masyarakat terhadap logam mulia. Dengan
produk logam mulia dari Pegadaian Syariah, masyarakat dapat lebih mudah
memiliki logam mulia karena telah tersedia di semua outlet Pegadaian Syariah di
F. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini, untuk mempermudah pemahaman uraian dan
gambaran skripsi, maka penulis membuat sistematika penulisan dengan membaginya
menjadi lima bab, dimana tiap bab terdiri dari beberapa sub bab yang merupakan
penjelasan dari bab tersebut, adapun sistematika penulisan tersebut adalah sebagai
berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan
Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metode
Penelitian, Teknik Penulisan, Tinjauan Kajian Terdahulu dan
Sistematika Penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
meliputi Respon; Pengertian, Macam-macam Respon, Teori Status
Sosial Ekonomi. Pembelian; Pengertian, Proses Keputusan Pembelian.
Murabahah; Pengertian Murabahah, Dasar Hukum, Rukun dan Syarat,
Logam Mulia; Pengertian, Jenis-jenis, MULIA; Pengertian, Akad
Produk MULIA, Kelebihan dan Keuntungan Investasi Logam Mulia,
Persyaratan Mulia.
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan
Penelitian, Teknik Penulisan, Tinjauan Kajian Terdahulu dan
Sistematika Penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
meliputi Respon; Pengertian, Macam-macam Respon, Teori Status
Sosial Ekonomi. Pembelian; Pengertian, Proses Keputusan Pembelian.
Murabahah; Pengertian Murabahah, Dasar Hukum, Rukun dan Syarat,
Logam Mulia; Pengertian, Jenis-jenis, MULIA; Pengertian,
Keuntungan Mulia, Persyaratan Mulia.
BAB III Mekanisme Operasional Pembelian
Bab ini membahas mengenai mekanisme operasional, teknik
operasinal pembelian MULIA pada Pegadaian Syariah, Komponen
Perhitungan dan Simulasi Pembelian Logam Mulia pada Pegadaian
Syariah.
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan memaparkan hasil penelitian meliputi Profil Responden,
Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen, Penemuan dan Pembahasan
dan Uji Hipotesis.
BAB V PENUTUP
Dalam bab keempat ini merupakan akhir dari seluruh rangkaian
pembahasan dalam skripsi ini. Bab ini berisi: Kesimpulan dan
A. Mekanisme dan Operasional
Pegadaian Syariah dalam melaksanakan mekanisme pembiayaan fasilitas produk MULIA
menggunakan dua akad, yaitu akad murabahah dan akad rahn. Melalui akad murabahah,
Pegadaian Syariah menetapkan keuntungan dan menarik uang muka sesuai dengan konsep
murabahah berdasarkan kesepakatan bersama antara kedua belah pihak. Sedangkan melalui
akad rahn, objek jual beli (logam mulia) dijadikan jaminan (marhun) apabila pembayaran
dilakukan secara angsuran/dicicil.
Adapun keterlambatan dalam pembayaran angsuran/cicilan akan dikenakan denda, dimana
denda mengalami kelipatan per 7 hari, sebagaimana terlihat pada tabel berikut:
Tabel 3.1 Ketentuan Denda
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pegadaian Syariah sebagai lembaga usaha keuangan
Syariah dalam menjalankan mekanisme operasional usahanya menetapkan beberapa ketentuan
atau aturan, yang dijadikan bagian dari prosedur pembelian masih pada batas kewajaran.Mulai
dari penetapan keuntungan (margin), pembayaran uang muka, menjadikan objek jual beli
(logam mulia) sebagai jaminan (marhun) dan penetapan denda, semua hal tersebut merupakan
wujud dari kehati-hatian pihak Pegadaian Syariah dalam menghadapi resiko ketidakmampuan
nasabah (pemesan) untuk melakukan pelunasan cicilan (wanprestasi). Namun, jika nasabah
(pemesan) mampu melakukan pelunasan sisa hutang/cicilan murabahah lebih awal atau
sebelum jangka waktu yang telah diperjanjikan, pihak pegadaian syariah akan memberikan
diskonto margin (amal sholeh) sesuai kebijakan dari masing-masing cabang pegadaian syariah,
dimana diskonto margin tersebut tidak diperjanjikan dalam akad.
Proses transaksi pembelian produk MULIA secara prinsip dilakukan dengan dua tahap,
Gambar 3.2 Skema Pembelian I
2. Pegadaian syariah menjual kembali logam mulia kepada nasabah. Maka disini
pegadaian syariah sebagai penjual logam mulia. Seperti gambar berikut:
Gambar 3.3 Skema Pembelian II
B. Teknik Operasional
Teknik operasional dalam pembelian produk MULIA menggambarkan hubungan antara
nasabah, pegadaian syariah dan PT. Antam Tbk dalam proses transaksi jual beli logam
mulia, serta implementasi dari akad dan prinsip syariah yang terkandung dalam produk
MULIA. Proses diawali dengan permintaan atau permohonan pembiayaan logam mulia dari
nasabah (pemesan). Selanjutnya pihak pegadaian Syariah akan membeli logam mulia
dengan spesifikasi tertentu kepada PT. Antam Tbk, sesuai dengan keinginan nasabah
(pemesan). Uraian di atas akan lebih jelas dan rinci disajikan pada gambar berikut ini : Langkah I : Pembelian Logam Mulia Oleh Pegadaian Syariah
2. Bayar Tunai
Langkah II : Penjualan Logam Mulia Kepada Nasabah (Pemesan)
2.Spesifikasi Barang 4.Spesifikasi Barang
1.Akad Murabahah 3.Pembelian barang
7. Bayar secara Cicilan 5.Bayar Tunai
6. Penyerahan Barang
Sumber: Berbagai Sumber
Keterangan :
1. Nasabah (pemesan) mengajukan permohonan pembelian logam mulia dengan
membawa persyaratan bagi pemohon ke perum pegadaian syariah terdekat, kemudian
nasabah (pemesan) mengisi formulir aplikasi yang akan disediakan oleh pihak
pegadaian syariah. Selanjutnya nasabah dan pegadaian syariah mengadakan akad
MULIA (murabahah).
2. Nasabah (pemesan) memberikan spesifikasi logam mulia yang ingin dibeli dan
membayar uang muka. Besarnya uang muka disesuaikan dengan berat logam mulia
yang akan dibeli. Hal ini sebagai bukti keseriusan nasabah (pemesan).
3. Pegadaian Syariah memesan dan membeli logam mulia ke PT. Aneka Tambang
Tbk,
4. Pembelian logam mulia tentunya dengan spesifikasi yang diinginkan nasabah
(pemesan). Perlu diketahui bahwa umumnya logam mulia yang dipesan tidak secara
langsung diperoleh pada saat pegadaian syariah memesan atau membeli, baru akan
diperoleh beberapa hari kemudian atau sesuai kesepakatan antara pihak perum
pegadaian dengan PT. Aneka Tambang Tbk. Secara teori, pihak pegadaian syariah
memberitahukan kepada nasabah bahwa logam mulia yang dipesan akan tersedia dua
sampai tiga minggu kemudian, sejak permohonan nasabah diterima oleh pegadaian
syariah. Akan tetapi biasanya logam mulia sudah tersedia lebih cepat dari waktu yang
diinformasikan sebelumnya. Begitu logam mulia diterima oleh pihak pegadaian syariah
Nasabah Pegadaian Syariah PT.ANTAM
pegadaian syariah membayar logam mulia dengan cara tunai.
6. Penyerahan logam mulia oleh PT. Aneka Tambang Tbk kepada pegadaian syariah,
setelah pembayaran tunai.
7. Proses selanjutnya adalah pegadaian syariah memberitahukan kepada nasabah
(pemesan) bahwa logam mulia yang diinginkan nasabah telah tersedia. Maka nasabah
menandatangani kontrak akad MULIA dan langsung membayar cicilannya. Namun,
logam mulia tersebut masih akan berada pada pegadaian syariah sampai nasabah
berhasil melunasi pembayarannya.
8. kemudian logam mulia yang telah dilunasi pembayarannya, baru akan diserahkan
kepada nasabah oleh pegadaian syariah beserta sertifikatnya.
C. Komponen Perhitungan
Perhitungan dalam pembelian produk MULIA terbagi menjadi dua, yaitu tunai (cash)
dan dicicil (credit). Dalam perhitungan pembelian, tentunya terdapat perbedaaan antara
keduanya. Komponen dalam perhitungan pembelian logam mulia secara tunai, yaitu harga,
margin dan biaya administrasi. Sedangkan secara kredit, ada beberapa komponen
perhitungan, sebagai berikut1:
1. Harga, yaitu harga perolehan dari logam mulia yang akan dibeli nasabah
(pemesan). Acuan harga yang digunakan oleh pegadaian syariah adalah harga dari PT.
Antam Tbk. Pada prinsipnya, ketika nasabah (pemesan) melakukan pembelian secara
kredit, sebenarnya pihak pegadaian syariah langsung membelikan emas batangan yang
di pesan tersebut di Antam. Pihak pegadaian syariah akan menutup kekurangan dananya
terlebih dulu dan menyimpan emas yang mereka beli. Emas tersebut baru akan
diserahkan kepada nasabah (pemesan) pada saat nasabah (pemesan) tersebut berhasil
melunasi pembayarannya.
2. Margin, yaitu keuntungan yang menjadi hak pihak pegadaian syariah atas jasa
meminjamkan sebagian dana kepada nasabah (pemesan) untuk membeli emas batangan.
1
adalah 3% dari harga perolehan. Jika pembelian secara kredit, besar margin yang
disyaratkan menjadi hak pihak pegadaian syariah adalah 6% untuk jangka waktu
pinjaman dana selama 6 bulan.
3. Biaya administrasi, yaitu biaya yang dibebankan kepada nasabah oleh pihak
pegadaian syariah, yaitu sebesar Rp 50.000 (lima puluh ribu rupiah) untuk setiap kali
transaksi.
4. Pembayaran awal, ini disebut juga dengan DP (down payment) atau tanda jadi yang
menunjukkan keseriusan nasabah (pemesan) untuk mengajukan pembiayaan. Dalam
kasus pembelian emas batangan ini, besarnya pembayaran awal adalah sebesar 25% dari
harga perolehan ditambah dengan biaya administrasi.
5. Angsuran, yaitu sejumlah dana yang harus dibayarkan oleh nasabah (pemesan)
secara rutin setiap bulan untuk melakukan usaha pelunasan dari emas batangan yang telah
dibeli. Angka angsuran ini didapatkan dari besarnya biaya perolehan dikurangi dengan
pembayaran awal, kemudian dibagi dengan jangka waktu yang diinginkan nasabah
(pemesan).
Dari beberapa komponen perhitungan tersebut, diperoleh sebuah formula perhitungan
sebagai berikut :
Perhitungan pada masing-masing komponen di atas, tidak terlepas dari pilihan yang
ditetapkan oleh nasabah (pemesan) sesuai yang ditawarkan pegadaian syariah mengenai
cara pembelian; tunai (cash) atau dicicil (credit), jangka waktu yang diinginkan dan
ketentuan margin yang harus dibayarkan. Pilihan-pilihan yang ditawarkan oleh pihak
pegadaian syariah tersebut dijelaskan melalui tabel berikut ini:
Harga kredit = Harga perolehan dari Antam + % Margin
Uang Muka = 25% Harga kredit + Administrasi
2. 6 bulan 25% 6%
3. 12 bulan 30% 12%
4. 18 bulan 35% 18%
5. 24 bulan 40% 24%
6. 36 bulan 45% 36%
D. Simulasi Pembelian MULIA
Pembelian produk MULIA akan lebih jelas dan mudah dipahami melalui
simulasi pembelian MULIA, sebagai berikut.:
Seorang nasabah membeli 1 (satu) keeping Logam Mulia (LM) seberat
25gram dengan kadar 99,99% (asumsi harga 25gram=Rp 7.813.500,-) maka:
1. Pembelian Tunai
= Rp 7.813.500 + (7.813.500 x 3%) + Rp 50.000
= Rp 7.813.500 + Rp 234.405+ Rp 50.000
= Rp 8.097.905
2. Pembelian Angsuran
Contoh angsuran selama 6 bulan :
= Rp 7.813.500 + (6% x 7.813.500)
= Rp 7.813.500 + Rp 468.810 = Rp 8.282.310
Maka :
Uang muka 25% = Rp 2.070.578
Administrasi = Rp 50.000
——————— +
Pembayaran awal = Rp 2.120.578
Sisa Pembayaran = Rp 8.282.310 – Rp 2.070.578
= Rp 6.211.732 Harga + % margin+ Administrasi
2
A. Uji Validitas dan Reabilitas
Uji validitas dan reabilitas harus dilakukan dalam penelitian ini dengan tujuan untuk
mengetahui bahwa setiap pertanyaan dalam kuesioner yang diajukan kepada responden telah
dinyatakan valid. Sementara itu uji reabilitas untuk mengetahui apakah kuesioner dapat dipakai
berulang-ulang sebagai ciri dari instrumen yang realibel.1 Kuesioner yang disebar untuk uji validitas dan rabilitas berjumlah 30 kuesioner. Dibawah ini adalah hasil uji validitas dan
reabilitas variabel respon nasabah terhadap pembelian logam mulia pada pegadaian syariah
dengan menggunakan program SPSS.13.
Dari hasil pengujian atau try out dapat diperoleh data yang menyatakan bahwa dari 16
pernyataan pada respon nasabah terhadap transaksi melalui internet banking yang diberikan
kepada 30 responden telah valid dan reliable sehingga seluruhnya dapat digunakan. Item
pernyataan yang valid dianggap sudah terstandarisasi kemudian disebarkan kepada nasabah
bank BNI Syariah sebanyak 100 responden.
Tabel 4.1
Anda tahu produk MULIA di
Pegadaian Syariah 27.15 21.381 .442 .792 Valid
Cronbach's Alpha N of Items
di Pegadaian Syariah 26.91 22.164 .279 .801 Valid
5. Sikap anda setelah
mengetahui produk MULIA
pada Pegadaian Syariah 27.27 22.159 .264 .802 Valid
6. Sikap mengenai biaya
administrasi yang dikenakan dalam pembelian logam MULIA
26.56 20.754 .369 .797 Valid
7. Keyakinan kesesuaian akad
dengan Syariah 27.25 20.492 .640 .780 Valid
8. Keyakinan mengenai sistem
pembelian sesuai dengan
Syariah 27.25 20.492 .640 .780 Valid
9. Keyakinan terhadap keaslian
kadar emas 27.32 20.826 .573 .784 Valid
10. Keyakinan terhadap keaslian
sertifikat 27.32 20.826 .573 .784 Valid
11. Pendapat anda mengenai
pegawai Pegadaian Syariah dalam menawarkan produk MULIA
26.83 20.809 .459 .790 Valid
12. Pendapat anda terhadap
prosedur pembelian produk
MULIA 26.92 22.115 .303 .800 Valid
13. Pendapat anda mengenai
sosialisasi produk MULIA
oleh Pegadaian Syariah 26.55 20.997 .336 .799
Valid
14. Anda tertarik membeli
produk MULIA di Pegadaian
Syariah 27.33 22.304 .238 .803 Valid
15. Anda sudah membeli produk
MULIA di Pegadaian
Syariah 27.05 21.462 .454 .792 Valid
16. Anda membeli produk
diatas standarnya. Menurut tabel r, jumlah sample 100 responden (dk=n-2=98) dan alpha (5%),
ditetapkan r = 0,195. Untuk uji reabilitas diketahui bahwa nilai alpha dan uji Cronbach pada
variabel respon nasabah terhadap pembelian logam mulia pada pegadaian syariah sebesar 0,804
lebih besar dari 0,374 maka kuesioner adalah realibel.
B. Profil Responden
Penelitian ini dilakukan terhadap nasabah Pegadaian Syariah Cabang Margonda.
Nasabah yang dijadikan sampel sebagai responden sejumlah 100 orang. Bagian ini
menyajikan informasi mengenai profil dari 100 responden berdasarkan jenis kelamin, usia
dan status pernikahan. Berikut ini adalah penjelasan masing-masing karakteristik
responden, yaitu:
1. Jenis Kelamin
Responden berdasarkan jenis kelamin terdiri dari 2 kelompok yaitu laki-laki dan
perempuan. Dari data hasil kuesioner menunjukkan sebagian besar didominasi oleh
perempuan sebanyak 56 responden (56%). Sedangkan sisanya sebanyak 44 responden
(44%) laki-laki. Sebagaimana terlihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.2
Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Laki-laki 44 44.0 44.0 44.0
Perempuan 56 56.0 56.0 100.0 Total 100 100.0 100.0
2. Usia
Data berdasarkan usia responden terdiri dari empat kelompok yaitu kelompok 16-25
tahun, 26-35tahun, 36-45 tahun. lebih dari 45tahun. Data profil responden berdasarkan usia
Data tabel 4.2 menunjukkan bahwa mayoritas terdiri dari 36 responden (36%)
jumlah respon berusia 26-35 tahun dan 36 responden (36%) berusia 36-45 tahun. Sisanya
sebanyak 23 responden (23%) berusia di atas 45 tahun dan hanya sebanyak 5 responden
(5%) berusia 16-25 tahun.
3. Status Pernikahan
Data berdasarkan status pernikahan, terdiri dari tiga kelompok yaitu belum menikah,
sudah menikah dan duda/janda. Data profil responden berdasarkan status pernikahan
disajikan pada gambar 4.3 sebagai berikut:
Tabel 4.4 Status Pernikahan
Status Pernikahan Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Data pada tabel menunjukkan bahwa dari mayoritas responden berstatus sudah
menikah, sebanyak 81 orang (81%). Sisanya terdapat 16 responden (16%) yang berstatus
belum menikah dan hanya 3 responden (3%) yang berstatus duda/janda.
C. Analisis Deskriptif Status Sosial Ekonomi
Sampel penelitian respon nasabah pegadaian Syariah cabang Margonda terhadap
pembelian Logam Mulia adalah sebanyak 100 orang yang sudah menjadi nasabah
MULIA. Untuk mengukur status sosial ekonomi, para respon diminta menjawab 14
butir pertanyaan yang mencakup aspek pendidikan, pekerjaan dan kekayaan.
Adapun gambaran hasil kuesioner mengenai status sosial ekonomi nasabah
Pegadaian Syariah cabang Margonda sebagai berikut :
1. Pendidikan
26-35 Tahun 36 36.0 36.0 41.0 36-45 Tahun 36 36.0 36.0 77.0 >45 Tahun 23 23.0 23.0 100.0
Diploma sebanyak 32 responden (32%) dan SMU sebanyak 31 responden, hanya
sebagian kecil yang berlatang belakang pendidikan SLTP sebanyak 3 responden (3%).
Sebagaimana yang terlihat dalam tabel di bawah ini:
Tabel 4.5
pelajar/mahasiswa sebanyak 5 responden (5%) berstatus pelajar/mahasiswa dari total
responden. Sebagaimana yang terlihat dalam tabel di bawah ini:
Tabel 4.6 Pekerjaan
Pekerjaan Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Ukuran kekayaan yang dijadikan acuan dalam penelitian yaitu berupa pendapatan,
pengeluaran dan kepemilikan benda/barang pribadi (kekayaan material).
Data yang di peroleh melalui kuesioner menunjukkan bahwa dari rata-rata
pendapatan tetap setiap bulan, responden termasuk memiliki pendapatan yang cukup
tinggi. Mayoritas responden memiliki rata-rata pendapatan tetap setiap bulan berkisar
sisanya berpendapatan di bawah Rp 1.000.000 sebanyak 13 responden (13%).
Sebagaimana terlihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.7
Rata-rata Pendapatan Tetap Setiap Bulan
Selain pendapatan tetap setiap bulan yang cukup tinggi, responden juga memiliki
rata-rata pendapatan tidak tetap setiap bulan. Namun pendapatan tidak tetap responden
setiap bulan cukup rendah. Hal ini berdasarkan data dari kuesioner yang menunjukkan
bahwa mayoritas responden berpendapatan tidak tetap setiap bulan di bawak Rp
1.000.000 sebanyak cukup tinggi, hal ini berdasarkan data dari kuesioner yang
menunjukkan bahwa mayoritas 57 orang (57%) yang berpendapatan Rp. <Rp
1.000.000. Namun ada 34 responden (34%) memiliki pendapatan tidak tetap setiap
bulan berkisar antara Rp. 1.000.001,- - Rp. 3000.000. Bahkan ada yang berkisar Rp.
3.000.001,- -Rp. 5000.000, sebanyak 6 responden (6%) dan Rp. 5.000.001, - Rp.
7.000.000,-. Sebanyak 3 responden (3%). Sebagaimana terlihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.8
Rata-rata Pendapatan Tidak Tetap Setiap Bulan
Pendapatan Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
responden memiliki pengeluaran yang cukup tinggi. Hal ini berdasarkan dari data hasil
Pendapatan Frequency Percent Valid Percent
pengeluaran-pengeluaran lain, seperti pengeluaran biaya kesehatan keluarga dan juga
pengeluaran untuk biaya perumahan dan fasilitas rumah tangga lainnya, yaitu mayoritas di
bawah Rp 1.000.000,-.
Untuk lebih memperjelas gambaran rata-rata pengeluaran responden untuk makanan
keluarga setiap bulan, berikut disajikan dalam tabel di bawah ini:
Tabel 4.9
Rata-rata Pengeluaran Untuk Makanan Setiap Bulan
Frequency Percent Valid Percent
Sedangkan untuk menggambarkan kekayaan responden ditinjau dari segi kepemilikan
barang/benda pribadi (kekayaan material) secara keseluruhan, berikut disajikan dalam tabel di
bawah ini :
Tabel 4.10 Kekayaan Material
Dari ke tujuh pertanyaan yang diajukan untuk mengukur kekayaan dari segi kepemilikan
barang/benda prinadi dapat disimpulkan bahwa responden memiliki kekayaan yang cukup
tinggi. Hal ini bisa dilihat dari data tabel di atas yang apabila diakumulasikan persentasenya
berada pada kisaran rata-rata 82,43%. Dengan kisaran rata-rata kepemilikan barang/benda
pribadi sebesar 82,43% ini, maka dapat diambil kesimpulan bahwa responden memiliki
kekayaan material yang cukup tinggi.
No Barang/Benda Persentase
digunakan.
Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa aksesabilitas responden
relatif bagus. Hal ini didasarkan dari data penelitian yang menunjukkan bahwa pada
tabel 4.10 terdapat (47%) responden memiliki mobil pribadi dan memilih
menggunakannya sebagai alat transportasi sebanyak (17%). Selain itu mayoritas
(91%) responden memiliki sepeda motor dan mayoritas (56%) responden
memilihnya sebagai alat trasnportasi yang sering digunakan. Sebagaimana terlihat
dalam tabel berikut ini:
Adapun alat komunikasi yang sering digunakan oleh mayoritas responden
adalah telepon seluler yaitu sebanyak (86%). Selain itu terdapat (74%) responden
yang memiliki komputer seperti terlihat pada tabel 4.10 di atas, yang menggunakan
akses internet, baik melalui telepon seluler maupun komputer. Berdasarkan temuan
data diatas maka bisa dikatakan bahwa responden dari segi komunikasi memiliki
aksesabilitas yang sangat tinggi. Hal ini karena semua responden sudah memiliki
alat komunikasi, bahkan mayoritas sudah menggunakan alat komunikasi yang
canggih seperti telepon seluler dan komputer (dengan internet). Untuk lebih jelasnya
bisa dilihat tabel di bawah ini :
Tabel 4.12
Alat Komunikasi yang Sering Digunakan
Frequency Percent Valid Percent
Tabel 4. 13
Distribusi Frekuensi Variabel Status Sosial Ekonomi
Interval Skor Kategori f %
0- 24 Bawah 0 0
25 – 49 Menengah 0 0
50-74 Atas 100 100
Berdasarkan analisis data yang tertera dalam tabel diatas, maka dapat dikatakan bahwa dari
keseluruhan aspek yang dapat mempengaruhi status sosial ekonomi yang meliputi pendidikan,
pekerjaan, kekayaan dan aksesabilitas, responden mayoritas masuk kategori status sosial
ekonomi atas (50-74).
D. Analisis Deskriptif Respon Nasabah Terhadap Pembelian Logam Mulia Pada
Pegadaian Syariah
Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Steven M.Chaffe, respon terbagi menjadi
tiga bagian yaitu: Kognitif (pengetahuan), Afektif (sikap), Konatif (tindakan). Untuk itu,
guna mengetahui respon nasabah terhadap pembelian logam mulia pada pegadaian
syariah, responden di minta untuk menjawab 18 item pernyataan respon. Berikut ini
akan disajikan hasil kuesioner masing-masing pernyataan sebagai berikut:
1. Respon Kognitif (Pengetahuan)
a. Pengetahuan Tentang Produk MULIA Pada Pegadaian Syariah
Data penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan pengetahuan responden
terhadap produk MULIA sangat positif. Hal ini dibuktikan dengan mayoritas (58%)
responden mengetahui adanya produk MULIA dan bahkan sebanyak (42%) sangat
tahu. Untuk lebih jelas bisa di lihat dari gambar di bawah ini:
b. Pengetahuan Tentang Arti MULIA
Demikian pula mengenai pengetahuan tentang arti MULIA, dari data penelitian
di peroleh bahwa responden memiliki pengetahuan yang cukup baik. Hal ini
dibuktikan dengan mayoritas responden menyatakan tahu sebanyak (65%), bahkan
sebanyak (28%) menyatakan sangat tahu dan hanya (7%) menyatakan kurang tahu.
Untuk lebih jelas bisa di lihat dari gambar di bawah ini:
Gambar 4.2
Tahu Sangat Tahu
mayoritas (37%) responden kurang tahu dan sebanyak (5%) menyatakan tidak tahu.
Namun masih terdapat sebanyak (36%) responden menyattakan tahu mengenai akad
yang digunakan pada produk MULIA dan sebanyak (22%) sangat tahu. Untuk lebih
jelas bisa di lihat dari gambar di bawah ini:
Gambar 4.3
d. Pengetahuan Tentang Prosedur/Tata Cara Pembelian Produk MULIA Di
Pegadaian Syariah
Data penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan responden mengenai
prosedur/tata cara pembelian produk MULIA sangat baik. Hal ini ditunjukkan
dengan mayoritas responden sebanyak (74%) menyatakan tahu, bahkan
sebanyak (22%) responden menyatakan sangat tahu dan hanya sebanyak (4%)
menyatakan kurang tahu. Untuk lebih jelas bisa di lihat dari gambar di bawah
ini:
Gambar 4.4
Tidak Tahu Kurang Tahu
Tahu Sangat Tahu
Anda Tahu Akad yang Digunakan Pada Produk MULIA 40
30
20
10
0
Frequency
2. Respon Afektif (Sikap)
a. Sikap Setelah Mengetahui Produk MULIA
Dari data penelitian, diketahui bahwa sikap responden setelah
mengetahui produk MULIA secara keseluruhan sangat positif. Hal ini
dibuktkan dengan mayoritas (54%) responden menyatakan sangat setuju dan
sebanyak (46%) responden menyatakan setuju. Untuk lebih jelas bisa di lihat
dari gambar di bawah ini:
Gambar 4.5
Kurang Tahu Tahu
Sangat Tahu
Anda Tahu Prosedur/Tata Cara Pembelian Produk MULIA di Pegadaian Syariah
Sikap Anda Setelah Mengetahui Produk MULIA Pada Pegadaian Syariah 60
dikenakan dalam produk MULIA cukup positif. Hal ini dibuktikan dengan
mayoritas (56%) responden menyatakan setuju, sebanyak (15%) menyatakan
sangat setuju dan yang kurang setuju dan tidak setuju masing-masing (26%)
dan (3%). Untuk lebih jelas bisa di lihat dari gambar di bawah ini:
Gambar 4.6
c. Keyakinan Kesesuaian Akad Dengan Syariah
Keyakinan responden mengenai kesesuaian akad dengan syariah,
responden memiliki keyakinan yang sangat positif. Hal ini didasarkan dari
data penelitian yang menunjukkan bahwa mayoritas (52%) responden
menyatakan sangat yakin bahwa akad yang digunakan sesuai dengan syariah
dan sebanyak (48%) menyatakan yakin. Untuk lebih jelas bisa di lihat dari
Sikap Anda Mengenai Biaya Administrasi yang Dikenakan Dalam Pembelian Produk MULIA
d. Keyakinan Kesesuaian Sistem Pembelian Dengan Syariah
Keyakinan responden mengenai sistem pembelian produk MULIA sesuai
dengan sistem syariah sangat positif. Hal ini berdasarkan data penelitian
yang menunjukkan bahwa mayoritas (52%) responden menyatakan sangat
yakin dan sebanyak (48%) responden menyatakan yakin bahwa sistem
pembelian produk MULIA sesuai dengan sistem syariah. Untuk lebih jelas
bisa di lihat dari gambar di bawah ini:
Gambar 4.8
Yakin Sangat Yakin
Keyakinan Kesesuaian Akad Dengan Syariah 30
20 10 0
Frequency
Yakin Sangat Yakin
Keyakinan Mengenai Sistem Pembelian Sesuai Dengan Syariah 60
50 40 30 20 10 0
Frequency
ini berdasarkan data penelitian yang menunjukkan bahwa mayoritas (59%)
responden menyatakan sangat yakin dan sebanyak (41%) menyatakan yakin.
Untuk lebih jelas bisa di lihat dari gambar di bawah ini:
Gambar 4.9
f. Keyakinan Keaslian Sertifikat
Keyakinan mengenai keaslian sertifikat produk MULIA, responden
memiliki keyakinan yang sangat positif. Hal ini berdasarkan data penelitian
yang menunjukkan bahwa mayoritas (59%) responden menyatakan sangat
yakin dan sebanyak (41%) menyatakan yakin. Untuk lebih jelas bisa di lihat
dari gambar di bawah ini:
Gambar 4.10
Setuju Sangat Yakin
Keyakinan Terhadap Keaslian Kadar Emas 60
50 40 30 20 10 0
Frequency
g. Pegawai Pegadaian Syariah Menawarkan Produk MULIA
Data penelitian menunjukkan bahwa pendapat responden mengenai
pegawai pegadaian syariah dalam menawarkan produk MULIA cukup
bagus. Hal ini berdasarkan data bahwa mayoritas (64%) responden
menyatakan pegawai pegadaian syariah dalam menawarkan produk MULIA
adalah bagus dan bahkan sebanyak (23%) responden menyatakan sangat
bagus. Namun masih ada sebanyak (13%) responden yang menyatakan
kurang bagus. Untuk lebih jelas bisa di lihat dari gambar di bawah ini:
Gambar 4.11
Pendapat Anda Mengenai Pegawai Pegadaian Syariah Dalam Menawarkan Produk MULIA
prosedur pembelian produk MULIA cukup bagus. Hal ini dibuktikan dengan
mayoritas (75%) responden menyatakan bagus dan sebanyak (22%)
responden menyatakan sangat bagus, hanya sebanyak (3%) menyatakan
kurang bagus. Untuk lebih jelas bisa di lihat dari gambar di bawah ini:
Gambar 4.12
i. Pendapat Mengenai Sosialisasi Produk MULIA Oleh Pegadaian Syariah
Dari data penelitian diketahui bahwa pendapat responden terhadap
sosialisasi produk MULIA cukup bagus. Hal ini dibuktikan dengan
mayoritas (54%) responden menyatakan bagus, bahkan sebanyak (15%)
menyatakan sangat bagus dan sebanyak (29%) menyatakan kurang bagus,
hanya sebanyak (2%) yang menyatakan tidak bagus. Untuk lebih jelas bisa
di lihat dari gambar di bawah ini:
Gambar 4.13
Kurang Bagus Bagus
Sangat Bagus
Pendapat Anda Terhadap Prosedur Pembelian Produk MULIA 80
60
40
20
0
Frequency
3. Respon Konatif (Tindakan)
a. Ketertarikan Membeli Produk MULIA di Pegadaian Syariah
Dari data penelitian bahwa ketertarikan nasabah terhadap produk MULIA
adalah positif. Hal ini dibuktikan dengan mayoritas (60%) responden menyatakan
sangat setuju dan sebanyak (40%) menyatakan setuju. Sebagaimana dapat di lihat
pada tabel dibawah ini:
Gamabr 4.14
Pendapat Anda Mengenai Sosialisasi Produk MULIA Oleh Pegadaian Syariah 30
Anda Tertarik Membeli Produk MULIA di Pegadaian Syariah 60
menyatakan setuju dan sebanyak (32%) menyatakan setuju. Sebagaimana
dapat di lihat pada tabel di bawah ini:
Gambar 4.15
c. Pembelian Produk MULIA Dengan Cara Tunai
Data penelitian menunjukkan bahwa minat nasabah membeli produk
MULIA dengan cara tunai kurang positif. Hal ini dapat dibuktikan dengan data
yang diperoleh mayoritas (36%) responden menyatakan kurang setuju, sebanyak
(28%) menyatakan tidak setuju dan sebanyak (3%) menyatakan sangat tidak
setuju. Terdapat pula sebanyak (10%) respon menyatakan sangat setuju dan
sebanyak (23%) menyatakan setuju. Sebagaimana dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Gambar 4.16
Setuju Sangat Setuju
Anda Sudah Membeli Produk MULIA di Pegadaian Syariah 70
60 50 40 30 20 10 0
Frequency
Selanjutnya untuk mengetahui respon nasabah terhadap pembelian
logam mulia pada pegadaian syariah secara keseluruhan, di peroleh dengan
cara menjumlahkan skor yang didapat dari variabel respon. Rentang skor
yang ditetapkan untuk instrument variabel respon terhadap pembelian logam
mulia di pegadaian syariah adalah 1-112. Berdasarkan data penelitian dapat
diketahui bahwa skor terendah adalah 71 dan skor tertinggi adalah 94.
Penyebaran total skor data variabel respon terhadap pembelian logam mulia
pada pegadaian syariah di bagi berdasarkan kategori respon positif, netral
dan respon negative. Sebagaimana yang dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.14
Distribusi Frekuensi Variabel Respon Terhadap Pembelian logam mulia Pada Pegadaian Syariah
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju
Kurang Setuju Setuju
Sangat Setuju
Anda Membeli Produk MULIA Dengan Cara Tunai
20
10
0
Frequency
Interval Skor Kategori f %
0-37 Negatif 0 0
38 – 75 Netral 52 52
mayoritas masuk dalam kategori respon netral sebanyak 52 orang (52%) dan
kategori positif sebanyak 48 orang (48%). Dan tidak ada responden yang
memiliki respon negatif terhadap pembelian logam mulia pada pegadaian
Syariah.
Temuan pokok penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas (52%)
nasabah pegadaian syariah memiliki respon yang netral terhadap pembelian
logam mulia pada pegadaian syariah. Namun ada (48%) responden yang
menunjukkan respon positif. Sebaliknya tidak ada yang memiliki respon
negatif.
E. Analisis Hubungan Status Sosial Ekonomi Nasabah Dengan Responnya Terhadap
Pembelian Logam Mulia Pada Pegadaian Syariah
Adapun hasil skor status social ekonomi nasabah dan responnya terhdap
pembelian logam mulia di pegadaian syariah masing-masing responden secara
keseluruhan dapat dilihat pada halaman lampiran. Berikut ini akan disajikan daftar tabel
ranking rank spearman dari 2 variabel penelitian ini :
Tabel 4. 15
Ranking rank spearman variabel status sosial ekonomi (X) dan respon terhadap pembelian logam mulia pada pegadaian syariah (Y)
82 76 43 75 52 -9 81
Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara status sosial ekonomi nasabah
dengan responnya terhadap pembelian logam mulia pada pegadaian syariah, maka dapat
dihitung dengan rumus rank spearman sebagai berikut:
)
Setelah dihitung secara manual dengan alat ukur rank spearman (rs), ditemukan
hasil sebesar (0,038), karena nilai hasilnya bernilai positif (+), maka dapat disimpulkan
bahwa ada hubungan positif antara status social ekonomi nasabah dengan respon
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
Sumber: Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, hal.250.
Dengan demikian hipotesa alternative (H1) yang menyatakan ada hubungan
yang signifikan antara status social ekonomi dengan respon terhadap pembelian logam
mulia pada pegadaian Syariah diterima atau terbukti kebenarannya, dan sebaliknya (H0)
yang menyatakan tidak ada hubungan antara status sosial ekonomi dengan respon
terhadap pembelian logam mulia pada pegadaian Syariah ditolak. Maka dapat
disimpulkan bahwa tingkat status sosial ekonomi nasabah pegadaian Syariah cabang
Margonda dapat mempengaruhi respon mereka terhadap pembelian logam mulia pada
pegadaian Syariah.
F. Analisis Dengan Komputeraisasi (Program SPSS 13)
Hasil skor masing-masing variabel secara keseluruhan dapat dilihat pada halaman
lampiran. Berikut ini akan disajikan analisis deskriptif dan korelasi rank spearman
dengan menggunakan SPSS 13, yaitu :
Tabel 4.16
netral. Nilai minimum 59, nilai maximum 80 dengan standar deviasi 4.83.
Tabel 4.17
Nonparametric Correlations
Spearman's rho Status Sosial Ekonomi Correlation Coefficient 1.000 .042 Sig. (2-tailed) . .676
N 100 100
Respon Nasabah Terhadap MULIA
Correlation Coefficient .042 1.000 Sig. (2-tailed) .676 .
N 100 101
Berdasarkan data yang dihitung dengan SPSS 13 seperti terlihat dalam tabel
4.21 diatas ditemukan hasil korelasi sebesar (0.042), karena nilai hasilnya bernilai
positif (+), maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif antara status sosial
ekonomi nasabah Pegadaian Syariah Cabang Margonda dengan respon mereka terhadap
pembelian logam mulia pada Pegadaian Syariah. Namun berdasarkan tabel interval
korelasi sebagaimana terlihat dalam tabel 4.19 di atas, hubungan positif ini adalah
hubungan positif yang sangat rendah, karena nilai hasil perhitungan (0.039) berada di
antara (0.00)-(0,199).
Dengan demikian berdasarkan perhitungan SPSS 13 di atas menunjukkan
kesimpulan yang sama dengan perhitungan secara manual, yaitu hipotesa alternative
(H1) yang menyatakan ada hubungan yang signifikan antara status sosial ekonomi
dengan respon terhadap pembelian logam mulia pada Pegadaian Syariah diterima atau
terbukti kebenarannya, dan sebaliknya (H0) yang menyatakan tidak ada hubungan
antara status sosial ekonomi dengan respon terhadap pembelian logam mulia pada
Pegadaian Syariah ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa tingkat status sosial
ekonomi nasabah Pegadaian Syariah Cabang Margonda dapat mempengaruhi respon
mereka terhadap pembelian logam mulia pada Pegadaian Syariah, sebagaimana yang
A. Kesimpulan
Padabab terakhir ini, penulis akan menyimpulkan beberapa hal yang menjadi jawaban
persoalan-persoalan yang ada dalam perumusan dan pembatasan masalah.
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang berjudul “Respon Nasabah Terhadap
Pembelian Logam Mulia Pada Perum Pegadaian Syariah Cabang Margonda”, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Gambaran umum mengenai status sosial ekonomi nasabah Perum Pegadaian Syariah
Cabang Margonda ditinjau dari pendidikan, pekerjaan, pendapatan dan kekayaan
termasuk dalam kategori atas. Hal ini ditunjukkan pada tabel 4.13 yang berisi sebaran
total skor dari variabel status sosial ekonomi responden. Semua responden termasuk
kategori atas, yaitu berada pada kisaran interval skor 50-74, sebanyak 100 orang
(100%) .
2. Secara keseluruhan respon nasabah terhadap pembelian logam mulia pada Pegadaian
Syariah adalah positif. Hal ini ditunjukkan oleh tabel 4.14 yang berisi sebaran total skor
dari variabel respon nasabah terhadap pembelian logam mulia pada Pegadaian Syariah,
mayoritas masuk kategori baik, yaitu sebanyak 52 orang (52%) dan sangat baik
sebanyak 48 orang (48%).
3. Berdasarkan data penelitian, diperoleh hasil bahwa antara status sosial ekonomi nasabah
dengan responnya terhadap pembelian logam mulia pada Pegadaian Syariah Cabang
Margonda terdapat korelasi yang signifikan. Hal ini ditunjukkan oleh hasil perhitungan
rank spearmen, yaitu (0,038) yang artinya terdapat korelasi positif signifikan yang
saling mempengaruhi satu sama lain. Sehingga penulis menyimpulkan bahwa jika status
sosial ekonomi nasabah Pegadaian Syariah Cabang Margonda tinggi, maka responnya
terhadap pembelian logam mulia pada Pegadaian Syariah akan naik dan sebaliknya.
Akan tetapi kenaikan tersebut tidak signifikan karena hubungan antara keduanya sangat
1. Hendaknya Pegadaian Syariah Cabang Margonda bisa mempetahankan bahkan
meningkatkan kinerjanya agar masyarakat umum dan nasabah dapat memberikan respon
yang baik terhadap Pegadaian Syariah.
2. Pegadaian Syariah Cabang Margonda diharapkan lebih meningkatkan lagi upaya-upaya
sosialisasi dan promosi mengenai produk-produknya terutama produk MULIA dan prinsip
kerja yang dimiliki oleh Pegadaian Syariah agar nasabah dan masyarakat umum dapat
mengetahui lebih dalam tentang sistem Islam yang ada dalam Pegadaian Syariah.
3. Dengan diluncurkannya produk MULIA ini, diharapkan memberikan stimulus atau
rangsangan bagi masyarakat umum dan nasabah untuk hidup lebih hemat, efektif dan
efisien dengan menabung dalam bentuk logam mulia yang terbukti keuntungannya.
4. Pegadaian Syariah Cabang Margonda diharapkan lebih memperhatikan lagi kinerjanya dari
berbagai segmen, baik segmen promosi dan pendekatan produk kepada masyarakat atau
nasabah yang memiliki latar belakang status sosial ekonomi kalangan bawah, menengah
dan atas, terutama nasabah kalangan menengah dan atas, karena mereka lebih realistis dan
rasional dalam menilai sesuatu dibandingkan dari kalangan bawah.
5. Pegadaian Syariah Cabang Margonda hendaknya memperbaharui pelayanan dalam
penjualan logam mulia, yaitu mengingat nasabah yang membeli logam mulia tidak hanya
kalangan menengah dan bawah, namun mayoritas dari kalangan menengah dan atas,
diharapkan dapat segera memfasilitasi pembelian logam mulia dengan pembayaran cicilan
melaui kartu kredit. Hal ini akan memberikan kemudahan bagi nasabah mengingat jarak
antara nasabah dan kantor Pegadaian Syariah yang memfasilitasi produk MULIA tidak