• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kerjasama Tim dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan Pada PT.Pangripta Cons Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Kerjasama Tim dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan Pada PT.Pangripta Cons Medan"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KERJASAMA TIM DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN PADA PT. PANGRIPTA CONS MEDAN

SKRIPSI

Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Oleh:

RIZKY RAMADANY SEMBIRING NIM 130921021

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA EKSTENSI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)
(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

Lembar Persetujuan

Skripsi ini disetujui untuk diperbanyak dan dipertahankan oleh :

Nama : Rizky Ramadany Sembiring

NIM : 130921021

Departemen : Ilmu Administrasi Negara

Judul : Pengaruh Kerjasama Tim Dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan Pada PT.PANGRIPTA CONS MEDAN

Medan, Juni 2015

Dosen Pembimbing Ketua Departemen

Drs. Robinson Sembiring, M. Si

NIP. 19604201988031002 NIP. 195908141986011002 Drs. Rasudyn Ginting, M. Si,

Dekan FISIP USU

(4)

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh : ……….

Nama : Rizky Ramadany Sembiring

NIM : 130921021

Departemen : Ilmu Administrasi Negara

Judul : Pengaruh Kerjsama Tim Dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan Pada PT.PANGRIPTA CONS MEDAN

Hari/Tanggal : ………..

Pukul : ………..

Tempat : ………..

TIM MAJELIS PENGUJI

Ketua Penguji : ( )

Penguji : ( )

(5)

ABSTRAK

PENGARUH KEJASAMA TIM DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN PADA PT.PANGRIPTA CONS MEDAN

Nama : Rizky Ramadany Sembiring NIM : 130921021

Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Politik

Pembimbing : Drs. Robinson Sembiring, M.Si

Kerjasama adalah sebuah sistem pekerjaan yang dikerjakan oleh dua orang atau lebih, yang berinteraksi dan saling bergantung, berkumpul untuk mencapai tujuan dan setiap anggota bekerja didalam area tanggung jawabnya. Kerjasama akan menjadi sebuah kebutuhan dalam mewujudkan keberhasilan kinerja dan prestasi kerja, dan akan menjadi suatu dorongan yang memiliki energy dan sinergitas bagi individu-individu yang tergabung dalam kerjasama. Jadi, kinerja mereka hanya merupakan gabungan akhir dari kontribusi individual setiap kelompok.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh kerjasama tim terhadap kinerja karyawan PT. PANGRIPTA CONS MEDAN tahun 2015.

Data yang digunakan adalah primer. Penelitian ini menggunakan 35 responden sebagai sampel penelitian dan metode penelitian yang digunakan adalah analisis regresi linear, sedangkan teknik pengumpulan datanya adalah penyebaran kuesioner. Dalam penelitian ini tidak menggunakan teknik pengambilan sampel karena jumlah populasi kurang dari 100 orang yaitu 35 orang responden/karyawan PT. PANGRIPTA CONS MEDAN. Pengujian data statistik menggunakan uji normalitas.

Hasil penelitian yang dilakukan, maka diperoleh Persamaan Regresi Linearnya adalah Y = 4,831 + 0,836X. Nilai konstanta sebesar 4,831 menunjukkan bahwa jika variabel bebas (Kerjasama Tim) nilainya adalah 0, maka berbanding lurus dengan nilai variabel terikat (Kinerja Karyawan). Korelasi sebesar 0,840 maka hubungan kerjasama tim terhadap kinerja karyawan besar pengaruhnya. Koefesien determinan sebesar 70,6% dan sisanya 29,4% disebabkan oleh variabel-variabel diluar penelitian ini. Berarti hipotesis kerjasama tim berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. PANGRIPTA CONS MEDAN diterima.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, karena berkat

rahmat dan karunianya, penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini. Skripsi ini

merupakan salah syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara khususnya Departemen Ilmu

Administrasi Negara. Adapun judul skripsi ini adalah ”Pengaruh Kerjasama Tim Dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan Pada PT.PANGRIPTA CONS MEDAN”

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari

kata sempurna baik dari sisi substansi maupun redaksi. Untuk itu dengan segala

kerendahan hati, penulis tidak menutup diri dari kritik atau saran yang sifatnya

membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Dalam hal ini penulis ingin

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yaitu:

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, MSi selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Politik Universitas Sumatera Utara

2. Bapak Drs.Rasudyn Giniting, M.si, selaku ketua Departemen Ilmu

Administrasi Negara yang telah banyak memberi ilmu pengetahuan di masa

penulis kuliah

3. Ibu Dra. Elita Dewi M.SP, selaku Sekertaris Depatemen Ilmu Administrasi

Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Robinson Sembiring, M.Si selaku sekaligus sebagai Dosen

Pembimbing penulis yang telah memberikan bimbingan, petunjuk dan arahan

(7)

5. Bapak Drs. Kariono,Msi selaku dosen penguji yang telah menyempatkan

waktu untuk memberikan masukan dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Terimakasih pula kepada seluruh Staf Pengajar FISIP USU yang telah

memberikan banyak bekal ilmu, nasehat, bimbingan serta arahan kepada

penulis, selama penulis menimba ilmu di Departemen Ilmu Administrasi

Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

8. Terimakasih Kak Dian dan Kak Mega yang selalu membantu dalam segala

urusan administrasi yang memberikan informasi mulai penyusunan skripsi

hingga sidang dan terimakasih buat Kak Sri yang selalu menyapa ditengah

kesibukannya.

9. Seluruh karyawan PT. PANGRIPTA CONS MEDAN yang dengan ramah

dan membantu dalam proses penelitian.

10. Untuk yang teristimewa yaitu kedua orang tua saya, Ayah saya Eka Chandra

Sembiring dan ibu saya Mujiati yang telah menjadi kekuatan saya menjalani

hari-hari ini memberikan motivasi baik moril maupun materil yang tak

ternilai harganya yang selalu tampak tegar dalam membesarkan

anak-anaknya,mungkin semua tak kan bisa terbalas semoga kedepannya saya bisa

membuat orang tua tersenyum bangga kepada anak-anaknya. Dan tidak lupa

kepada adik saya Zidan Maulana Sembiring terima kasih atas motivasinya.

11. Terimakasih kepada sahabat-sahabat saya selama Ekstensi di Administrasi

Negara Yunibabh, naderr, AEA, dan teman – teman saya kaktia, umi, aini,

dan kakola yang selalu ada dalam suka maupun duka. Termakasih buat Deni

(8)

ini. Terimakasih buat tika yang sudah mengajarkan spss kepada saya dan atas

masukannya

12. Terimakasih buat semua teman seperjuangan Eks Administrasi Negara 2013

yang membuat suasana kelas selalu ceria.

Akhir kata saya ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang tidak dapat

saya sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini maupun selama masa kuliah. Semoga skripsi ini

bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 29 Juni 2015

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang Masalah ... 1

1.2.Rumusan Masalah ... 4

1.3.Tujuan Penelitian ... 4

1.4.Manfaat Penelitian ... 4

1.4.1 Manfaat Teoritis ... 4

1.4.2 Manfaat Praktis ... 5

1.5.Kerangka Teori ... 5

1.5.1. Kerjasama ... 6

1.5.1.1. Tipe Kerjasama (Kelompok Kerja) ... 7

1.5.1.2. Indikator Kerjasama (Kelompok Kerja) ... 8

1.5.1.3. Konsep Kerjasama (Kelompok Kerja) ... 8

1.5.2. Tim ... 9

1.5.2.1. Jenis-jenis Tim ... 9

1.5.2.2. Tantangan Tim ... 11

1.5.2.3. Norma Tim ... 12

(10)

1.5.3. Kinerja Karyawan ... 13

1.5.3.1. Tujuan Kinerja ... 15

1.5.3.2. Criteria Utama Dalam Penilaian Kinerja ... 15

1.5.3.3. Sasaran Kinerja ... 17

1.5.3.4. Penilaian Kinerja ... 17

1.5.3.5. Standar Kinerja ... 18

1.5.3.6. Faktor-faktor Penilaian Kinerja ... 19

1.5.3.7. Konsep Kinerja ... 19

1.5.3.8. Indikator Kinerja ... 20

1.5.4. Hubungan Kerjasama Tim Dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan ... 21

1.6. Hipotesa ... 22

1.7. Definisi Konsep ... 22

1.8. Definisi Operasional ... 23

1.9. Sistematika Penulisan ... 24

1.10. Sistematika Penulisan ... 20

BAB II : METODE PENELITIAN ... 26

2.1. Bentuk Penelitian ... 26

2.2. Lokasi Penelitian ... 26

2.3. Populasi dan Sampel ... 26

2.3.1. Populasi ... 26

2.3.2. Sampel ... 27

(11)

2.4.1. Data Primer ... 27

2.4.2. Data Sekunder ... 28

2.5. Teknik Pengukuran Skor ... 28

2.6. Teknik Analisis Data ... 30

2.6.1. Koefesien Korelasi Product Moment ... 30

2.6.2. Uji Regresi ... 32

2.6.3. Uji Koefesien Determinan ... 33

2.6.4. Uji Signifikan ... 34

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ... 35

3.1 Sejarah Singkat PT.PANGRIPTA CONS MEDAN ... 35

3.2 Visi dan Misi ... 36

3.2.1 Visi ... 36

3.2.2 Misi ... 36

3.3 Struktur Organisasi ... 37

BAB IV PENYAJIAN DATA ... 38

4.1StatistikDeskriptif ... 38

4.2Karakteristik Responden ... 38

4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 39

4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 39

4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 40

4.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja... 40

(12)

4.3.1 Distribusi Jawaban Karyawan Terhadap Pertanyaan Untuk

Variabel X : Kerjasama Tim ... 43

4.3.2 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan Untuk Variabel Y : Kinerja karyawan ... 52

BAB V ANALISIS DATA ... 63

5.1 Analisi Data Mengenai Pengaruh Kerjasama Tim Dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan ... 63

5.1.1 Data Responden Karyawan ... 63

5.1.2 Pengaruh Kerjasama Tim Terhadap Kinerja Karyawan ... 69

BAB VI PENUTUP ... 70

6.1 Kesimpulan ... 70

6.2 Saran ... 71

(13)

ABSTRAK

PENGARUH KEJASAMA TIM DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN PADA PT.PANGRIPTA CONS MEDAN

Nama : Rizky Ramadany Sembiring NIM : 130921021

Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Politik

Pembimbing : Drs. Robinson Sembiring, M.Si

Kerjasama adalah sebuah sistem pekerjaan yang dikerjakan oleh dua orang atau lebih, yang berinteraksi dan saling bergantung, berkumpul untuk mencapai tujuan dan setiap anggota bekerja didalam area tanggung jawabnya. Kerjasama akan menjadi sebuah kebutuhan dalam mewujudkan keberhasilan kinerja dan prestasi kerja, dan akan menjadi suatu dorongan yang memiliki energy dan sinergitas bagi individu-individu yang tergabung dalam kerjasama. Jadi, kinerja mereka hanya merupakan gabungan akhir dari kontribusi individual setiap kelompok.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh kerjasama tim terhadap kinerja karyawan PT. PANGRIPTA CONS MEDAN tahun 2015.

Data yang digunakan adalah primer. Penelitian ini menggunakan 35 responden sebagai sampel penelitian dan metode penelitian yang digunakan adalah analisis regresi linear, sedangkan teknik pengumpulan datanya adalah penyebaran kuesioner. Dalam penelitian ini tidak menggunakan teknik pengambilan sampel karena jumlah populasi kurang dari 100 orang yaitu 35 orang responden/karyawan PT. PANGRIPTA CONS MEDAN. Pengujian data statistik menggunakan uji normalitas.

Hasil penelitian yang dilakukan, maka diperoleh Persamaan Regresi Linearnya adalah Y = 4,831 + 0,836X. Nilai konstanta sebesar 4,831 menunjukkan bahwa jika variabel bebas (Kerjasama Tim) nilainya adalah 0, maka berbanding lurus dengan nilai variabel terikat (Kinerja Karyawan). Korelasi sebesar 0,840 maka hubungan kerjasama tim terhadap kinerja karyawan besar pengaruhnya. Koefesien determinan sebesar 70,6% dan sisanya 29,4% disebabkan oleh variabel-variabel diluar penelitian ini. Berarti hipotesis kerjasama tim berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. PANGRIPTA CONS MEDAN diterima.

(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Suatu perusahaan didirikan karena mempunyai tujuan yang ingin dicapai.

Dalam mencapai tujuannya setiap perusahaan dipengaruhi oleh perilaku dan

sikap orang-orang yang terdapat dalam perusahaan tersebut. Keberhasilan untuk

mencapai tujuan tersebut tergantung kepada keandalan dan kemampuan pegawai

dalam mengoperasikan unit-unit kerja yang terdapat di perusahaan tersebut,

karena tujuan perusahaan tersebut dapat tercapai hanya dimungkinkan karena

upaya para pelaku yang terdapat dalam setiap perusahaan.

Perusahaan akan dapat bersaing dan bertahan dalam kondisi persaingan

yang semakin global dan intens, jika para eksekutif perusahaan atau organisasi

dalam mengelola perusahaan atau organisasinya memperhatikan berbagai

pemangku kepentingan dengan kepentingan yang berbeda atau bahkan sering kali

saling berlawanan pihak-pihak yang berkepentingan tersebut terdiri dari investor,

pegawai, pelanggan, pemasok, pemerintah, dan masyarakat. Hubungan yang

terjadi antara eksekutif perusahaan atau organisasi dan pihak-pihak yang

berkepentingan tersebut mengalami perubahan yang substansial1

Pada dasarnya tujuan perusahaan adalah meningkatkan kinerja untuk

tercapainya tujuan perusahaan, mampu bertahan dalam persaingan dengan

perusahaan lain, serta dapat mencapai target laba. Perusahaan harus dapat .

1

(15)

memanfaatkan sumber-sumber ekonomi secara efektif dan efesien, disinilah

dituntut kerjasama tim yang solid. Dengan organisasi yang telah

merestrukturisasi diri akan dapat bersaing dengan efektif dan efesien, berubah

menjadi tim yang mampu memanfaatkan bakat karyawan secara lebih baik.

Berarti terdapat dampak positif dari kerjasama tim terhadap efesiensi kerja.

Evaluasi kinerja dengan menggunakan teknik MBO yang mengharuskan

adanya hirarki tujuan dalam organisasi atau perusahaan. Setiap perusahaan

mempunyai tujuan (objective), yaitu tujuan atau sasaran yang akan dicapai dalam

tahun mendatang sebagai penjabaran tujuan dalam rencana strategis perusahaan2.

Ketika karyawan melaksanakan pekerjaan untuk mencapai tujuannya dilakukan

evaluasi kinerja formatif, yaitu evalusi untuk mengontrol ketimpangan dan

mengoreksi jika diperlukan3

Dalam praktiknya, evaluasi kinerja menggunakan alat evaluasi berupa

pemberian komentar di dalam formulir yang isinya berkaitan dengan pengamatan .

Secara umum evaluasi (performance appraisal) merupakan sistem

formal yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja pegawai secara periodic yang

ditentukan oleh organisasi. Dalam rumusan yang lain, evaluasi kinerja mengacu

pada suatu sistem formal dan terstruktur yang digunakan untuk mengatur, menilai

dan mempengaruhi sifat-sifat yang berkaitan dengan pekerjaan, perilaku dan hasil,

termasuk ketidak hadiran. Dan dalam rumusan yang lebih singkat, evaluasi kinerja

dilakukan untuk memberikan penilaian terhadap hasil kerja atau prestasi kerja

yang diperoleh organisasi, tim dan individu.

2

H. M. Ma’Ruf Abdullah, Manajemen dan Evaluasi Kinerja Karyawan, (Yogyakarta : Aswaja Pressindo tahun 2014), hal.19

3

(16)

seorang pemimpin terhadap karyawan tentang kerja itu sendiri yang dikaitkan

dengan perilaku di dalam pekerjaan4

a. alat yang paling baik untuk menentukan apakah karyawan telah memberikan

hasil kerja yang memadai dan melaksanakan aktivitas kinerja sesuai dengan

standar kinerja

. Sistem performance evalution dapat

mengidentifikasi peningkatan yang diperlukan pada SDM yang berhubungan

dengan analisis dan penempatan, pelatihan dan pengembangan, serta perencanaan

karier. Dapat disimpulkan bahwa evaluasi kinerja atau performance evaluation

merupakan :

b. satu cara untuk penilaian kinerja dengan melakukan penilaian mengenai

kekuatan dan kelemahan karyawan

c. alat yang baik untuk menganalisis kinerja karyawan dan membuat

rekomendasi perbaikan.

Kerjasama tim sangat diperlukan guna meninghkatkan efesiensi kerja

baik itu di perusahaan multinasional, swasta maupun pemerintah. Jika perusahaan

tidak memiliki kerjasama yang kuat antara divisi satu dengan divisi lainnya, maka

hasil dari kerjanya tidak akan memuaskan dan tidak efesien (tepat waktu).

Perusahan terdiri dari berbagai macam individu yang dituntut untuk bekerja dalam

rangka mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu, perusahaan harus melakukan

kerjasama tim guna mencapai target yang telah ditetapkan.

Masalah kinerja bagi perusahaan adalah masalah yang sangat penting.

Tanpa adanya perusahaan dapat menghasilkan produk yang kompetitif.

4

(17)

Peningkatan kinerja mempunyai implikasi yang positif bagi perusahaan itu

sendiri, artinya perusahaan dapat menghsilkan kuantitas dan kualitas produk yang

optimal dengan harga bersaing. Untuk itu penulis bermaksud mengadakan sebuah

penelitian ilmiah dengan judul “ Pengaruh Kerjasama Tim Dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan Pada PT. Pangripta Cons Medan”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka perusahaan

masalah pada penelitian ini adalah “ Adakah pengaruh kerjasama tim dalam meningkatkan kinerja karyawan pada PT. Pangripta Cons Medan?”.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh kerjasama tim untuk meningkatkan

kinerja karyawan PT. Pangripta Cons Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

Setiap penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi banyak

pihak. Adapun manfaat penelitian yang diharapkan adalah :

1.4.1 Manfaat Teoritis

Bagi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik Universitas Sumatera Utara

(18)

politik. Terkhusus bagi program studi Administrasi Negara dapat menjadi acuan

atau bahan pertimbangan bagi mahasiswa dalam melakukan penelitian.

1.4.2 Manfaat Praktis

Bagi penulis berguna sebagai suatu sarana untuk melatih dan

mengembangkan kemampuan berfikir ilmiah, sistematis dan metodologi serta

memilki kemampuan dalam menganalisis setiap gejala dan permasalahn di

lapangan.

Bagi perusahaan untuk memberikan saran dan masukan kepada pihak

perusahaan dalam menjaga kerjasama tim dengan efesien kerja.

1.5 Kerangka Teori

Pada bagian ini penulis akan memaparkan beberapa teori atau konsep yang

berkaitan dengan penelitian yang akan penulis lakukan sebagai konsep yang

menjadi landasan teoritis dalam sebuah penelitian. Dengan harapan karya penulis

ini memiliki landasan yang kuat untuk mengangkat permasalahan yang diangkat

pada penelitian.

Teori menurut Kerlinger (Dalam Masri Singarimbun dan Sofian Effendi)

adalah serangkaian asumsi, konsep dan konstruksi, defenisi dan proposi untuk

menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan

hubungan antara konsep5. Dalam penelitian ini yang menjadi kerangka teori

adalah sebagai yan dijelaskan di bawah ini.

5

(19)

1.5.1 Kerjasama

Kerjasama (kelompok kerja) adalah sebuah sistem pekerjaan yang

dikerjakan oleh dua orang atau lebih, yang berinteraksi dan saling bergantung,

berkumpul untuk mencapai tujuan dan setiap anggota bekerja di dalam area

tanggung jawabnya6. Kerjasama (kelompok kerja) akan menjadi sebuah

kebutuhan dalam mewujudkan keberhasilan kinerja dan prestasi kerja. Dan akan

menjadi suatu dorongan yang memiliki energi dan sinergitas bagi

individu-individu yang tergabung dalam kerjasama (kelompok kerja). Kerjasama

(kelompok kerja) tidak mempunyai kebutuhan atau kesempatan untuk terlibat

dalam kerja kolektif yang membutuhkan usaha bersama. Jadi, kinerja mereka

hanya merupakan gabungan akhir dari kontribusi individual setiap anggota

kelompok7

a. Mendorong timbulnya persaingan dalam mencapai tujuan serta adanya

peningkatan produktivitas. Produktivitas yang tinggi didapatkan bila terjadi

pengurangan input, tetap diperoleh output yang semakin besar. .

Kerjasama terbentuk karena adanya kesadaran dan saling menguntungkan

kedua belah pihak. Kerjasama (kelompok kerja) selain mempermudah meraih

keuntungan bersama, juga memliki manfaat yaitu :

b. Memicu upaya individu agar dapat bekerja secara efektif, produktif, dan

efesiensi yang diartikan pencapaian kerja yang hemat, tidak boros sehingga

menimbulkan keadaan menguntungkan baik dari segi waktu, biaya, maupun

tenaga.

6

Stephen P.Robbins dan Timothy A. Judge, Perilaku Organisasi (Jakarta : Penerbit Salemba Empat tahun 2008) Edisi 12, hal. 406

7

(20)

c. Dapat mendorong terciptanya sinergi sehingga menekankan biaya operasional

dan menyebabkan persaingan meningkat.

d. Tanggung jawab sesuai dengan kemampuan yang dimiliki masing-masing.

e. Menciptakan hubungan harmonis antara kedua belah pihak yang terlibat, serta

dapat meningkatkan rasa kesetiakawanan.

1.5.1.1 Tipe Kerjasama (Kelompok Kerja)

Kelompok dapat berbentuk kelompok formal atau formal group ataupun

merupakan kelompok informal atau informal group. Kelompok formal dibentuk

oleh organisasi, sedangkan kelompok informal dibentuk oleh kawan atau mereka

yang mempunyai kepentingan bersama8. Menurut Greenberg dan Baron (Dalam

Wibowo) kelompok dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu9

1. Formal Group, adalah kelompok yang diciptakan oleh organisasi, dirancang

secara intensional untuk mengarahkan anggotanya mengarah beberapa tujuan

organisasi. Formal group dibagi atas dua yaitu ;

:

a. Command Group, merupakan kelompok yang ditentukan oleh hubungan

diantara individual yang menjadi bagian formal dari organisasi, mereka

yang mempunyai wewenang memberi perintah kepada orang lain.

b. Task Group, merupakan kelompok formal organisasi yang dibentuk untuk

tugas spesifik.

2. Informal Group, adalah kelompok yang berkembang secara alamiah di antara

orang, tanpa pengarahan dari organisasi dimana mereka bekerja. Informal

group dibagi atas dua, yaitu ;

8

Wibowo, Perilaku Dalam Organisasi (Jakarta : RajaGrafindo Persada tahun 2013), hal. 166

9

(21)

a. Interest Group, merupakan kelompok pekerja yang berhimpun bersama

untuk memuaskan minat atau kepentingan bersama.

b. Friendship Group, merupakan kelompok informal yang berkembang

karena anggotanya adalah teman, sering saling melihat diluar organisasi.

1.5.1.2 Indikator Kerjasama (Kelompok Kerja)

Ada beberapa indiaktor kerjasama (kelompok kerja), yaitu :

a. Tanggung jawab secara bersama-sama, menyelesaikan pekerjaan. Dengan

adanya tanggung jawab maka tercipta kerjasama yang baik.

b. Saling berkontribusi, yaitu dengan saling berkontribusi baik tenaga

maupun pikiran akan terciptanya kerjasama.

c. Pengarahan kemampuan secara maksimal, yaitu dengan mengarahkan

kemampuan masing-masing anggota tim secra maksimal, kerjasama akan

lebih kuat dan berkualitas10

1.5.1.3 Konsep Kerjasama (Kelompok Kerja)

.

Ada beberapa konsep kinerja, yaitu11

a. Memelihara hubungan kerja yang efektif :

b. Pembagian kerja

c. Koordinasi kerja

d. Dapat bekerja sama

e. Memberikan bantuan dan dukungan

f. Saling membantu

10

Davis (dalam Dewi, tahun 2006), “Psychologymania”, indikator-indikator kerjasama, diakses dari http:/ 15 Maret 2015 pukul 18.50

11

(22)

g. Mengakui kesalahan sendiri dan mau belajar dari kesalahan tersebut.

1.5.2 Tim

Tim adalah kelompok yang usaha-usaha individualnya menghasilkan

kinerja yang lebih tinggi dari pada jumlah masukan individualnya12

1.5.2.1Jenis-jenis Tim

. Pencapaian

kerjasam tim juga memperhatikan prestasi kerja yang diperoleh oleh kerjasama

tim disamping prestasi kerja individu. Harus disadari bahwa tim merupakan

peleburan berbagai pribadi yang menjadi satu priobadi untuk mencapai tujuan

bersama . saling mengerti dan saling mendukung satu sama lain merupakan kunci

kesuksesan dari tim. Sementara itu untuk membangun dan membentuk tim yang

solid, tentu tidak mudah, tim yang solid akan menciptakan hasil yang maksimal

dalam suatu tim tersebut.

Tim bisa melakukan berbagai hal, dalam bagian ini akan dibahas

empat jenis tim yang umum dan akan ditemui dalam sebuah organisasi, yaitu13

a. Tim Penyelesai Masalah (Problem Solving Team)

:

Kelompok-kelompok yang terdiri atas 5 sampai 12 karyawan dari

departemen yang sama yang bertemu selama beberapa jam setiap minggu

untuk mendiskusikan berbagai cara peningkatan kualitas, efesiensi, dan

lingkungan kerja.

b. Tim Kerja yang Mengelola Diri Sendiri (Self Managed Work Team)

Kelompok-kelompok yang terdiri atas 10 sampai 15 yang memikul

tanggung jawab dari para pengawas mereka terdahulu. Tim kerja yang

12

Stephen P.Robbins dan Timothy A. Judge, ibid, hal. 406

13

(23)

benar-benar mengelola diri sendiri bahkan memilih para anggota tersebut

mengevaluasi kinerja setiap anggota.

c. Tim Lintas Fungsional (CrossFunctional Team)

Tim ini merupakan cara yang efektif untuk memungkinkan orang-orang

dari berbagai area yang berada di dalam sebuah organisasi untuk bertukar

informasi, mengembangkan ide-ide baru, dan menyelesaikan banyak

masalah. Dibutuhkan waktu untuk membangun kepercayaan dan

kerjasama tim, terutama diantara orang-orang yang berasal dari latar

belakang yang berbeda dengan pengalaman dan prespektif yang juga

berbeda.

d. Tim Vitual (Virtual Team)

Tim yang menggunakan teknologi komputer untuk menyatukan

anggota-anggota yang terpisah secara fisik guna mencapai tujuan bersama. Tim

virtual bisa melakukan semua hal yang dilakukan oleh tim yang lain ;

berbagi informasi, membuat berbagai keputusan, dan menyelesaikan

tugas.

Tiga faktor utama yang membedakan tim virtual dari tim yang bertemu

muka secara langsung adalah ; ketiadaan isyarat-isyarat paraverbal

dannonverbal, konteks sosial yang terbatas, kemampuan untuk mengatasi

(24)

1.5.2.2 Tantangan Tim

Menurut Kreitner dan Kinicki (Dalam Wibowo) pekerjaan tidak selalu

berhasil, bisa saja mengalami kegagalan. Kegagalan dapat disebabkan karena

kesalahan dalam manajemen maupun karena harapan yang tidak realistis14

1. Kesalahan dilakukan manajemen, kesalahan terjadi karena manajemen

melakukan pekerjaan buruk dalam menciptakan lingkungan yang mendukung

tim dan kerjasama. Hal tersebut terjadi karena : (a) tim tidak dapat mengatasi

kelemahan strategi dan praktik bisnis buruk, (b) lingkungan bermusuhan

terhadap tim, (c) tim dipakai sebagai mode, ditetapkan dengan cepat, tidak

ada komitmen jangka panjang, (d) pelajaran dari satu tim tidak ditransfer ke

lainnya (ekspermentasi terbatas dengan tim), (e) samar-samar atau konflik

penugasan tim, (f) staffing tim buruk, dan (g) kurangnya kepercayaan. :

2. Masalah yang dialami anggota tim, harapan yang tidak realistis menyebabkan

frustasi. Baik manajer dan anggota tim menjadi korban oleh harapan yang

tidak realistis. Hal tersebut terjadi karena : (a) tim berusaha melakukan terlalu

bnyak dan terlalu cepat, (b) konflik atas perbedaan dalam gaya pekerjaan

personal (dan/atau konflik kepribadian), (c) terlalu menekankan pada hasil,

tidak cukup pada proses tim dan dinamika kelompok, (d) hambatan yang

diantisipasi menyebabkan tim berhenti, (e) resistensi untuk melakukan

sesuatu secara berbeda, (f) keterampilan interpersonal buruk, (g)

interpersonal chemistry buruk, dan (h) kurangnya kepercayaan.

14

(25)

1.5.2.3 Norma Tim

Menurut Kreitner dan Kinicki (dalam Wibowo) norma adalah sebagai

sesuatu sikap, pendapat, perasaan, atau tindakan dibagikan oleh dua orang atau

lebi, yang menjadi pedoman perilaku mereka. Meskipun norma pada umumnya

tidak tertulis dan jarang didiskusikan secara terbuka, tetapi mempunyai pengaruh

kuat pada perilaku kelompok dan organisasi15

1.5.2.4Tipe Tim

.

Menurut Colquiit, Lepine, Wesson (Dalam Wibowo) tim dibagi menjadi

lima bagian yaitu16

a. Work Teams :

Work teams atau tim kerja dirancang untuk relative permanen. Maksudnya

adalah untuk menghasilkan barang atau memberikan jasa, dan biasanya

memerlukan komitmen penuh dari anggota mereka.

b. Management Teams

Management teams sama dengan work teams dalam arti bahwa dirancang

untuk permanen, tetapi juga berbeda dalam beberapa cara penting.

Management teams terutama bertanggung jawab untuk mengoordinasikan

aktivitas sub-unit organisasi, membantu organisasi mencapai jangka panjang.

c. Parallel Teams

Parallel teams terdiri dari anggota dari bebrbagai pekerjaan yang

memberikan rekomendasi pada manajer tentang masalh penting yang berjalan

parallel atau bersamaan dalm proses produksi organisasi.

15

Wibowo, op.cit., hal 172-173

16

(26)

d. Project Teams

Project teams dibentuk untuk sekali tugas yang umumnya kompleks dan

memerlukan banyak masukan dari anggota dengan tipe berbeda dalam

pelatihan dan pengalaman.

e. Action Teams

Action teams melakukan tugas yang umumnya dalam waktu terbatas. Tetapi

tugas tersebut agak kompleks dan terjadi dalam konteks yang sangat kelihatan

pada audience atau sifatnya sangat menantang.

1.5.3 Kinerja Karyawan

Para ahli manajemen memberikan berbagai pengertian tentang kinerja ini

sesuai dengan sudut pandang mereka masing-masing, dan bahkan juga

berdasarkan pengalaman kerja yang langsung mereka alami dan rasakan. Berikut

ini beberapa pengertian kinerja tersebut adalah :

a. Abdullah dilihat dari asal katanya, kinerja adalah hasil dari pekerjaan

organisasi, yang dikerjakan oleh karyawan dengan sebaik-baiknya sesuai

dengan petunjuk (manual), arahan yang diberikan oleh pemimpim

(manajer), kopetensi dalam kemampuan karyawan mengembangkan

nalarnya dalam bekerja17

b. Menurut Rivai dan Basri (Dalam Kaswan) kinerja adalah hasil atau tingkat

keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di

dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, .

17

(27)

seperti standar hasil kerja, target atau sasaran, atau criteria yang telah

ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama18

c. Menurut Suntoro (Dalam Ismail Nawawi Uha) kinerja adalah hasil kerja

yang dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu

organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing

dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan secara legal,

tidak melanggar hukum sesuai dengan moral dan etika .

19

d. Menurut Moeheriono, kinerja atau performance merupakan gambaran

mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau

kebijkan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi organisasi

yang dituangkan melalui perencanaan strategis atau organisasi .

20

Secara konseptual kinerja pada dasarnya dapat dilihat dari dua segi, yaitu

kinerja pegawai secara individu dan kinerja organisasi. Kinerja pegawai adalah

hasil perseorangan dalam organisasi, sedangkan kinerja organisasi adalah totalitas

hasil kerja yang telah dicapai oleh suatu organisasi. Kinerja pegawai dan kinerja

organisasi mempunyai kaitan yang erat. Tercapainya tujuan organisasi tidak dapat

dilepaskan dari sumber daya yang dimiliki oleh organisasi yang digunakan atau

dijalankan oleh pegawai yang berperan aktif sebagai pelaku dalam upaya

mencapai tujuan organisasi tersebut

.

21

18

Kaswan, Manajemen Sumber Daya manusia untuk Keunggulan Bersaing Organisasi

(Yogyakarta : Graha Ilmu tahun 2012), Cetakan Pertama, hal. 187

19

Ismail Nawawi Uha, Budaya Organisasi Kepemimpinan dan Kinerja, (Jakarta : Kencana Prenadamedia Group tahun 2013), hal. 213

20

Moeheriono, Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi, (Jakarta : rajagrafindo Persada tahun 2012), Edisi Revisi Cetakan Pertama, hal. 95

21

Ismail Nawawi Uha, ibid., hal. 212

(28)

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan kinerja adalah hasil

kerja yang dapat dicapai seseorang adtau sekelompok orang dalam suatu

organisasi sesuai dengan hasil yang diharapkan dalam rangka mencapai tujuan

organisasi dan dalam periode waktu tertentu.yang merupakan implementasi

rencana kerja yang dibuat oleh suatu institusi yang dilaksanakan oleh pimpinan

dan karyawan (SDM) yang bekerja di institusi itu baik pemerintah maupun

perusahaan (bisnis) untuk mencapai tujuan organisasi.

1.5.3.1Tujuan Kinerja

Kinerja dirancang untuk mencapai satu (atau lebih) dari tiga tujuan utama

berikut22

a. Mendorong pencapaian hasil, kinerja memacu peningkatan hasil bisnis melalui

penyelarasan tujuan,ukuran, dan berbagi informasi kinerja individu, tim dan

perusahaan (organisasi). :

b. Mengembangkan kapabilitas, kinerja bertujuan mengmbangkan kapabilitas

organisasi dan individu dengan cara mengklarifikasi peran, kompetensi,

menyampaikan umpan balik konstruktif dan secara formal melaksanaan

pembinaan (coaching) dan mentoring.

c. Menetapkan konsekuensi, kinerja menentukan perbedaan tingkat kinerja

karyawan sebagai sarana untuk menentukan imbalan (reward), baik yang

berupa kompensasi, penugasan khusus, maupun penghargaan dalam bentuk

lainnya.

22

(29)

1.5.3.2 Kriteria Utama Dalam Penilaian Kinerja

Ada enam criteria utama yang digunakan untuk menilai kinerja menurut

Bernardin dan Russel (Dalam Kaswan), yaitu :

a. Kualitas, seberapa jauh/ baik proses atau hasil menjalankan aktivitas

mendekati kesempurnaan, ditinjau dari kesesuaian dengan cara ideal

menjalankan suatu kegiatan atau memenuhi tujuan yang dikehendaki oleh

suatu aktivitas.

b. Kuantitas, jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam nilai rupiah, jumlah

unit, atau jumlah siklus kegiatan yang telah diselesaikan.

c. Ketepatan waktu, seberapa jauh/ baik sebuah aktivitas diselesaikan, atau

hasil yang produksi, pada waktu yang paling awal yang dikehendaki dari

sudut pandang koordinasi dengan output yang lain maupun memaksimum

waktu yang ada untuk kegiatan-kegiatan lain.

d. Efektivitas biaya, seberapa jauh/ baik sumber daya organisasi (misalnya

manusia, moneter, teknologi, bahan dimaksimumkan dalam pengertian

memperoleh keuntungan tinggi atau pengurangan dalam kerugian dari

masing-masing unit, atau contoh penggunaan sumber daya.

e. Kebutuhan untuk supervisi, seberapa jauh/ baik seorang karyawan dapat

melaksanakan fungsi kerja tanpa harus meminta bantuan pengawasan atau

(30)

f. Dampak interpersonal, seberapa jauh/ baik karyawan meningkatkan

harga diri, itikad baik (goodwill), dan kerjasama antar sesame karyawan

dan bawahan23

1.5.3.3Sasaran Kinerja

.

Sasaran kinerja merupakan suatu pernyataan secara spesifik yang

menjelaskan hasil yang harus dicapai, kapan, dan oleh siapa sasaran yang ingin

dicapai tersebut diselesaikan. Sebagai sasaran, suatu kinerja mencakup

unsur-unsur di anataranya24

a. The performers, yaitu orang yang menjalankan kinerja :

b. The action atau performance, yaitu tentang tindakan atau kinerja yang

dilakukan oleh performer

c. A time element, menunjukkan waktu kapan pekerjaan dilakukan

d. An evalution method, tentang cara penelitian bagaimana hasil pekerjaan dapat

dicapai

e. The place, menunjukkan tempat dimana pekerjaan dilakukan.

1.5.3.4 Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja merupakan analisis dan interpretasi keberhasilan atau

kegagalan pencapaian kinerja. Penilaian kinerja dilakukan secara formatif dan

sumatif25

a. Penilaian formatif, adalah penilaian kinerja ketika para karyawan sedang melakukan tugasnya. Penilaian kinerja formatif ini bertujuan untuk melihat

:

23

Kaswan, ibid., hal. 187

24

H. M. Ma’ruf Abdullah, op.cit., hal. 46-47

25

(31)

kemungkinan terjadinya ketimpangan antara kinerja karyawan dibandingkan

dengan standar kinerja dalam waktu tertentu.

b. Penilaian sumatif, adalah penilaian yang dilakukan pada akhir periode penelitian. Dalam penilaian ini manajer penilai membandingkan kinerja akhir

karyawan dengan standar kinerja yang sudah disepakati dan ditetapkan.

1.5.3.5 Standar Kinerja

Standar kinerja adalah sesuatu yang esensial, karena evaluasi itu dilakukan

dengan jalan membandingkan kinerja ternilai dengan standar yang sudah

ditetapkan26. Standar kinerja yang baik harus realistis, dapat diukur, mudah

dipahami dengan jelas sehingga bermanfaat baik bagi organisasi maupun bagi

karyawan. Ada empat fungsi standar kinerja, antara lain27

a. Sebagai tolak ukur (benchmark) untuk menentukan keberhasilan kinerja

ternilai.

:

b. Memotivasi karyawan agar bekerja lebih keras untuk mencapai standar.

Untuk menjadikan standar kinerja yang benar-benar dapat memotivasi

karyawan perlu dikaitkan dengan reward atau imbalan dalam sistem

kompensasi.

c. Memberikan arah pelaksanaan pekerjaan yang harus dicapai, baik kuantitas

maupun kualitas.

d. Memberikan pedoman kepada karyawan berkenaan dengan proses

pelaksanaan guna mencapai standar kinerja yang ditetapkan.

26

H. M. Ma’ruf Abdullah, ibid., hal. 113

27

(32)

Standar kinerja yang efektif adalah standar kinerja yang dibuat berdasarkan

pekerjaan yang tersedia di organisasi itu, dipahami, disetujui, spesifik, terukur,

berorientasi pada waktu, tertulis, dan terbuka untuk menerima perubahan28

1.5.3.6 Faktor-Faktor Penilaian Kinerja

.

Faktor penilaian adalah aspek-aspek yang diukur dalam proses penilaian

kinerja individu. Faktor penilaian tersebut terdiri dari empat aspek, yakni sebagai

berikut29

a. Hasil kerja, yaitu keberhasilan karayawan dalam pelaksanaan kerja (output)

biasanya terukur, seberapa besar yang telah dihasilkan, berapa jumlahnya dan

berapa besar kenaikannya. :

b. Perilaku, yaitu aspek tindak tanduk karyawan dalam melaksanakan pekerjaan,

pelayanannya bagaimana, kesopanan, sikapnya, dan perilakunya baik

terhadap sesame karyawan maupun kepada pelanggan.

c. Atribut dan kompetensi, yaitu kemahiran dan penguasaaan karyawan sesuai

tuntutan jabatan, pengetahuan, keterampilan dan keahlian, seperti

kepemimpinan, inisiatif, komitmen.

d. Komporatif, yaitu membandingkan hasil kinerja karyawan dengan karyawan

lainnya yang selevel dengan yang bersangkutan.

1.5.3.7 Konsep Kinerja

Secara konseptual kinerja pada dasarnya dapat dilihat dari dua segi, yaitu

kinerja pegawai secara individu dan kinerja organisasi. Kinerja pegawai adalah

hasil kerja perseorangan dalam organisasi, sedangkan kinerja organisasi adalah

28

H.M. Ma’ruf Abdullah, Ibid., hal. 118

29

(33)

totalitas hasil kerja yang telah dicapai oleh suatu organisasi. Kinerja pegawai dan

kinerja organisasi mempunyai keterkaitan erat. Tercapainya tujuan organisasi

tidak dapat dilepaskan dari sumber daya yang dimiliki oleh organisasi yang

digunakan atau dijalankan oleh pegawai yang berperan aktif sebagai pelaku dalam

upaya mencapai tujuan organisasi tersebut30

1.5.3.8 Indikator Kinerja

.

Indikator kinerja (performance indicator) sering disamakan dengan ukuran

kinerja (performance measure), namun sebenarnya meskipun keduanya

merupakan sama-sama dalam pengukuran kinerja, tetapi terdapat perbedaan arti

dan maknanya. Pada indikator kinerja (performance indicator) mengacu pada

penilaian kinerja secara tidak langsung, yaitu hal-hal yang bersifat hanya

merupakan indikasi kinerja saja, sehingga bentuknya cenderung kualitatif atau

tidak dapat dihitung, sedangkan ukuran kinerja (performance measure) adalah

criteria yang mengacu pada penilaian kinerja secara tidak langsung, sehingga

kuantitatif atau dapat dihitung31. Berikut ini pada tabel 1.1, contoh CFS sebagai

masukan dalam penetapan indikator kinerja sebagai berikut32 :

30

Ismail Nawawi Uha, ibid., hal. 212

31

Moeheriono, ibid, hal. 109

32

(34)
[image:34.595.113.513.166.432.2]

Tabel 1.1

Critical Succes Factors (CFS) Menentukan Indikator Kinerja

No Keberhasilan Utama Organisasi (CFS)

Tujuan Strategi Indikator Kinerja

1. Layanan berkualitas tinggi dan tepat waktu

Memantau dan mengendalikan pada pelayanan setiap waktu

Pelayanan yang tepat waktu

2. Karyawan yang berkualitas tinggi Menentukan proses penerimaan dan seleksi karyawan untuk menghasilkan karyawan yang berkualitas Tingkat keterampilan karyawan sesuai dengan tugas pekerjaan

3. Sistem keuangan yang baik dan teratur

Menciptakan sistem keuangan yang efektif dan efesien

Efektivitas sistem pelaporan keuangan

4. Hasil produk yang berkualitas

Membuat produk yang berkualitas dan dapat diterima pasar

Jumlah omset

penjualan

Sumber : Moeheriono, ibid., 109

1.5.4 Hubungan Kerjasama Tim Dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan

Setiap perusahaan harus mampu menghadapi tantangan bagaimana

menganalisis, memanfaatkan dan mengembangkan keterampilan dan kemampuan

karyawan untuk menjamin bahwa tujuan perusahaan dapat tercapai. Perusahaan

juga harus menjamin bahwa karyawan yang terikat didalamnya dapat memperoleh

kepuasan terhadap pekerjaan mereka sekaligus dapat membuat kontribusi yang

(35)

Hubungan baik anatar manusia harus dibina, karena hubungan baik

merupakan salah satu hal yang paling penting dalam mencapai kesuksesan33

1.6 Hipotesa

.

Sehingga dengan adanya hubungan yang baik antara atasan dan karyawan dan

yang lainnya maka kerjasama yang ada didalam suatu organisasi atau perusahaan

akan berjalan dengan baik dan mencapai tujuan yang maksimal sesuai yang

diharapkan oleh perusahaan, atasan dan karyawan.

Hipotesa adalah sarana penelitian ilmiah yang penting dan tidak bisa

ditinggalkan, karena merupak instrumen kerja dari teori34. Suatu hipotesa selalu

dirumuskan dalam bentuk pertnyaan yang menghubungkan antara dua variabel

atau lebih35

1.7 Definisi Konsep

. Maka penulis merumuskan hipotesa sebagai berikut ; “ Terdapat

Pengaruh Kerjasama Tim Terhadap Kinerja Karyawa”.

Menurut Singarimbun, konsep merupakan abstraksi mengenai suatu

fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik

kejadian, keadaan, kelompok, atau individu tertentu. Dalam penelitian ini, penulis

memberikan batasan masing-masing konsep yang digunakan36

33

Kaswan, ibid., hal. 241

34

Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, ibid., hal. 43

35

Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, loc. cit.

36

Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, op. cit., hal. 34

.

Untuk memberikan batasan yang jelas penelitian yang akan dilakukan,

(36)

a. Kerjasama tim kelompok yang berinteraksi terutama untuk berbagi informasi

dan membuat berbagai keputusan untuk membantu setiap anggota bekerja di

dalam area tanggung jawabnya serta mengahsilkan kinerja yang lebih tinggi

dari pada jumlah masukan individual.

b. Kinerja karyawan adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang adtau

sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan hasil yang diharapkan

dalam rangka mencapai tujuan organisasi dan dalam periode waktu

tertentu.yang merupakan implementasi rencana kerja yang dibuat oleh suatu

institusi yang dilaksanakan oleh pimpinan dan karyawan (SDM) yang bekerja

di institusi itu baik pemerintah maupun perusahaan (bisnis) untuk mencapai

tujuan organisasi.

1.8 Definisi Operasional

Menurut Masri Singarimbun dan Sofian Effendi defenisi operasional

adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu

variabel. Dengan kata lain, defenisi operasional adalah semacam petunjuk

pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel37

a. Variabel bebas (X) Kerjasama Tim dengan indikator :

.

Adapun yang menjadi defenisi varibel-variabel dalam penelitian ini adalah :

1. Tanggung jawab secara bersama-sama, menyelesaikan pekerjaan. Dengan

adanya tanggung jawab maka tercipta kerjasama yang baik.

37

(37)

2. Saling berkontribusi, yaitu dengan saling berkontribusi baik tenaga

maupun pikiran akan terciptanya kerjasama.

3. Pengarahan kemampuan secara maksimal, yaitu dengan mengarahkan

kemampuan masing-masing anggota tim secra maksimal, kerjasama akan

lebih kuat dan berkualitas.

b. Variabel Terikat (Y) Kinerja Karyawan dengan Indikator :

1. Layanan berkualitas tinngi dan tepat waktu, untuk memanantau dan

mengendalikan pada pelayanan setiap waktu.

2. Karyawan yang berkualitas tinggi, untuk menentukan proses penerimaan dan

seleksi karyawan serta menghasilkan karyawan yang berkualitas.

3. Sistem keuangan yang baik dan teratur, untuk menciptakansistem keuangan

yang efektif dan efesien.

4. Hasil produk yang berkualitas, untuk membuat produk yang berkualitas dan

dapat diterima pasar.

1.9 Sistematika Penulisan

Guna memahami lebih jelas laporan Skripsi ini, dilakukan dengan cara

mengelompokkan materi menjadi beberapa sub bab dengan sistematika penulisan

sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan penulisan,

manfaat penelitian, kerangka teori, hipotesa, definisi konsep, definisi

(38)

BAB II METODE PENELITIAN

Bab ini berisi tentatang bentuk penelitian, lokasi penelitian, populasi

dan sampel, teknik pengumpulan data, teknik pengumpulan skor, dan

teknik analisis data.

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang gambaran lokasi dan karakteristik objek

penelitian.

BAB IV PENYAJIAN DATA

Bab ini memuat tentang hasil penelitian yang diperoleh dilapangan

dan akan dianalisis.

BAB V ANALISIS DATA

Bab inij memuat tentang pembahasan atau interpretasi dari data-data

yang disajikan di bab sebelumnya.

BAB VI PENUTUP

Bab ini memuat kesimpulan dan saran hasil penelitian yang telah

dilakukan.

(39)

BAB II

METODE PENELITIAN

2.1 Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah

korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Adapun metode korelasional adalah

metode penelitian yang meneliti hubungan antara variable-variabel yang ada.

Metode korelasional bertujuan meneliti sejauh mana variable yang satu memiliki

hubungan sebab akibat dengan varible yang lain. Karena penelitian ini

menghubungkan dua variable saja, maka korelasinya disebut korelasi sederhana.

2.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada PT. Pangripta Cons Medan berlokasi di jalan

Abdullah Lubis No.30 Medan, Sumatera Utara.

2.3 Populasi dan Sampel 2.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek-objek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkann oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya38. Adapun yang menjadi

populasi penelitian ini adalah karyawan PT. Pangripta Cons Medan.

38

(40)
[image:40.595.116.508.152.396.2]

Tabel 2.1 Populasi Penelitian

No JABATAN JUMLAH

1 Manajer 1 orang

2 Assisten Manajer 1 orang

3 Admin 1 orang

4 Supervaisor 3 orang

5 Karyawan 12 orang

6 Sales/ marketing 17 orang

Total 35 orang

2.3.2 Sampel

Sampel adalah bagaian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari

semua yang ada pada populasi39

2.4 Teknik Pengumpulan Data

.

2.4.1 Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dan berkaitan langsung dengan

permasalahan yang dihadapi dalam penilitian ini, yaitu mengenai pengaruh

kerjasama tim dalam meningkatkan kinerja karyawan pada PT. Pangripta Cons

Medan. Pengumpulan data yang digunakan oleh penulis adalah :

39

(41)

a. Kuisioner

Yaitu teknik pengumpulan data yang dilaksanakan dengan cara menyebarkan

daftar pertanyaan yang dilengkapi dengan beberapa alternative jawaban yang

sudah tersedia.

b. Observasi

Yaitu kegiatan mengamati secara langsung dan mencatat gejala-gejala yang

ditemukan di lapangan serta menjaring data yang tidak terjangkau

2.4.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah kegiatan pengumpulan data dimana data diperoleh

melaluio penelitian keputusan yaitu mengumpulkan refrensi tertulis berupa

buku-buku maupun informasi-informasi yang berkaitan dengan masalah penelitian yang

sedang diteliti.

2.5 Teknik Pengumpulan Skor

Teknik pengumpulan skor yang digunakan dalam penelitian ini adalah

skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang

atau sekelompok orang tentang fenomena sosial40

40

Sugiono, ibid., hal. 107

. Adapun penentuan skor dari

(42)
[image:42.595.133.491.147.324.2]

Tabel 2.2

Skala Pengukuran Likert

JAWABAN NILAI

Selalu 5

Sering 4

Cukup 3

Jarang 2

Tidak Pernah 1

Kemudian untuk menentukan kategori jawaban responden dari

masing-masing variabel apakah tergolong tinggi, sedang, rendah, terlebih dahulu

ditetapkan kelas intervalnya. Berdasarkan alternative jawaban dari masing-masing

responde ditetntukan kelas intervalnya dengan hitungan sebagai berikut:

��������= ������������� − �����������ℎ

�����������������

= 5−1

5 =0,8

Dengan demikian dapat diketahui kategori jawaban responden untuk

masing-masing variabel dan sub variabel, yaitu:

a. skor untuk kategori sangat tinggi : 5,00-4,20

b. skor untuk kategori tinggi : 4,20-3,40

c. skor untuk kategori sedang : 3,40-2,60

d. skor untuk kategori rendah : 2,60-1,80

(43)

Untuk menentukan jawaban responden tersebut tergolong sangat tinggi,

tinggi, sedang, rendah, maka dari jumlah skor variabel yang akan ditentukan

rata-ratanya dengan membagi jumlah pertanyaan. Dari hasil pembagian maka dapat

diketahui jawaban responden termsuk ke dalam kategori yang mana.

2.6 Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah pengolahan dan

analisis data. Data yang bersifat kualitatif dianalisis secara deskriptif analisis.

Sedangkan data yang bersifat kuantitatif dianalisis dengan mengggunakan

statistik. Untuk menguji hipotesis penelitian, maka digunakan analisis korelasi

produk momen.

Sebelum melakukan pengambilan data melalui kuisioner, terlebih dahulu

dilakukan pengujian validitas dan realibitas terhadap daftar pertanyaan yang

digunakan.

2.6.1 Koefisien Korelasi Product Moment

Cara ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya dan besar kecilnya

hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat41

dimana:

. Cara perhitungan

menggunakan rumus sebagai berikut:

��� = �

(∑ ��)−(∑ �)(∑ �)

�{�(∑ �2)(∑ �)2}{(∑ �2)(∑ �)2}

41

(44)

��� = Angka indeks korelasi antara X dan Y

� = jumlah responden

∑ �� = jumlah perkalian antara skor x dan y

� = skor variabel bebas (motivasi)

� = skor variabel terikat (produktivitas kerja karyawan)

Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus diatas dapat memberikan

tiga kemungkinan mengenai hubungan antara kedua variabel, yaitu :

1. Nilai r yangpositif menunjukkan hubungan kedua variabel positif, artinya

kenaikan nilai variabel yang satu diikuti oleh nilai variabel yang lain.

2. Nilai r yang negatif menunjukkan hubungan kedua variabel negatif, artinya

menurunnya nilai variabel yang satu diikuti dengan meningkatnya nilai

variabel yang lain.

3. Nilai r yang sama dengan nol menunjukkan kedua variabel tidak

mempunyai hubungan, artinya variabel yang satu tetap meskipun yang

lainnya berubah.

Untuk mengetahui adanya hubungan yang kuat, sedang atau rendah antara

kedua variabel berdasarkan nilai r (koefisien korelasi) digunakan penafsiran atau

interpretasi angka42

42

Ibid, hal 214.

(45)
[image:45.595.160.463.125.335.2]

Tabel 2.3

Pedoman untuk memberikan interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199

0,20 – 0,399

0,40 – 0,599

0,60 – 0,799

0,80 – 1,000

Sangat rendah

Rendah

Sedang

Kuat

Sangat kuat

Dengan nilai r yang di peroleh maka dapat diketahui apakah nilai r yang

diperoleh berarti atau tidak dan bagaimana tingkat hubungannya melalui tabel

korelasi. Tabel korelasi menentukan batas-batas r yang signifikan. Bila r tersebut

signifikan, artinya hipotesis kerja atau hipotesis alternative dapat diterima.

2.6.2. Uji Regresi

Analisis regresi linier sederhana adalah hubungan secara linear antara satu

variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y), atau dalam artian ada

variabel yang mempengaruhi dan ada variabel yang dipengaruhi. Analisis ini

untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel

dependen apakah positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel

dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan.

(46)

perubahan yangterjadi pada variabel Y jika variabel X berubah 1 satuan.Analisis

regresi linier ini banyak digunakan untuk uji pengaruh antara variable independen

(X) terhadap variable dependen (Y) .

Rumus regresi linear sederhana sebagai berikut:

Y’ = a + bX

Keterangan:

Y’ = Variabel dependen (nilai yang diprediksikan)

X = Variabel independen

a = Konstanta (nilai Y’ apabila X = 0)

b = Koefisien regresi (nilai peningkatan jika bernilai positif ataupun penurunan

jika bernilai negatif).

2..6.3 Uji Koefesien Determinan

Penggunaan teknik analisa ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh antara kerjasama tim (variabel X) terhadap kinerja karyawan (variabel

Y), maka dapat dihitung dengan menggunakan rumus koefisien determinan

sebagai berikut:

(47)

Keterangan :

KD = Koefisien Determinan

r = Koefisien Korelasi Product Moment antara x dan y

2.6.4 Uji Signifikan

Uji signifikan adalah uji yang dilakukan untuk menentukan apakah

hipotesa diterima atau ditolak. Uji signifikan ini dilakukan terhadap hipotesa nilai

Ho, yang berbunyi “tidak ada korelasi antara variabel X dengan variabel Y”. Ho

ditolak apabila nilai t-hitung lebih besar dari t-tabel (t-hitung > t-tabel), dan dapat

diterima apabila nilai t-hitung lebih kecil dari harga t-tabel (t hitung < t-tabel),

Untuk melihat hubungan variabel x dan y digunakan uji statistic t dengan rumus43

(N-2) digunakan untuk menentukan besar df.

�ℎ����� =�√� −

2

√1− �2

Dimana : t-hitung = Nilai dari Uji Signifikan

r = Indeks Koefisien Korelasi Product Moment n = Jumlah Responden

� =�(� −2)

1− �

43

(48)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1 SEJARAH SINGKAT PT. PANGRIPTA CONS MEDAN

Didirikan sejak tahun 1995 oleh Elbiner Silitonga, MBA dan Ir. Robert

Silalahi, Pangripta Cons adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha

kontraktor dan developer. Terletak dijalan Abdullah Lubis No. 30 Medan. Sesuai

dengan namanya yang diambil dari bahasa Sansekerta, yang berarti pencipta,

Pangripta Cons ingin selalu hadir menciptakan dan mengembangkan sebuah

konsep yang kreatif dan inovatif.

Komitmen untuk ikut serta memajukan usaha pembangunan di Sumatera

Utara dengan senantiasa memiliki kesadaran atas tanggung jawab pembanungan

masyarakat dalam berbagai strata ekonomi dan tanggung jawab sosial. Unit-unit

rumah disubsidi pemerintah lewat KPR BTN sehingga harga unit rumah

terjangkau, namun tidak seperti perumahan RST lainnya.

Target pemasarannya adalah konsumen yang belum memiliki rumah, yang

memiliki kekuatan ekonomi terbatas, maupun yang ingin berinvestasi. Pentingnya

sebuah lingkungan yang baik sebagai tempat pembinaan anak-anak, karena itu

pembangunan medan hills juga tidak dapat dilepaskan dari aspek tersebut.

Berbagai fasilitas pendukung juga tengah dibangun pada kawasan tersebut, selain

fasilitas listrik, pihak perusahaan juga telah membangun fasilitas water treatment

(49)

Langkah ini dilakukan agar warga merasa aman dan nyaman saat tinggal.

Untuk fasilitas keamanan setiap cluster hanya tersedia satu pintu keluar dan

masuk. Sehingga dengan demikian keamanan dapat terjami, karena pintu keluar

dan masuk hanya satu cluster. Saat ini pihak perusahaan sedang mempersiapkan

moda transportasi bus yang akan berangkat dan datang dari perumahan, menuju

kota Medan dan hingga Kualanamu. yang masih mengurus surat perizinan pada

Dinas Perhubungan. Langkah ini dilakukan agar warga merasa aman dan nyaman

saat tinggal.

3.2 Visi Dan Misi 3.2.1 VISI

Menjadi yang terbesar di Sumatera Utara, di bidang perumahan dan

kontraktor

3.2.2 MISI

Mengembangkan dan mengelola bisnis perumahan dan kontraktor, serta

menjadi mitra pemerintah dan masyarakat yang tangguh dalam pembangunan di

(50)

3.3 Struktur Kerja

Berikut adalah struktur kerja PT.PANGRIPTA CONS MEDAN

Struktur Kerja Direktur Utama

Direktur

Sekertaris Manajer

(51)

BAB IV PENYAJIAN DATA

Pada bagian ini akan disajikan bahasan-bahasan mengenai statistik deskriptif,

identitas responden, dan pembahasan hasil penelitian, dengan penjelasan sebagai

berikut:

4.1. Statistik Deskriptif

Objek atau sampel dalam penelitian ini adalah karyawan dan staff yang

bekerja di PT.PANGRIPTA CONS MEDAN berjumlah 75 orang. Pelaksanaan

penelitian pengumpulan data dilakukan pada tanggal 7-19 Mei 2015. Cara

mengumpulkan datanya peneliti mendatangi manajer marketing untuk

menjelaskan tujuan dan selanjutnya menjelaskan kepada direktur. Setelah 3-4 hari

peneliti kembali mendatangi lokasi penelitian dan mengambil data yang sudah

diisi oleh responden kuisioner tersebut.

4.2. Karakterististik Responden

Berdasarkan identitas responden karyawa diperoleh latar belakang

responden mengenai jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, lama bekerja dan

(52)

4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Perbedaan jenis kelamin menjadi pembeda bagi seseorang dalam

menghadapi berbagai masalah pekerjaan. Hal ini karena faktor emosional yang

berbeda antara laki-laki dan perempuan. Responden berdasarkan jenis kelamin

[image:52.595.206.480.280.404.2]

dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.1

Distribusi Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

NO KETERANGAN FREKUENSI PERSEN ( %)

1 Pria 20 57,1 %

2 Wanita 15 42,9 %

Total 35 100,0 %

Sumber Data Primer

Berdasarkan data yang diperoleh, jumlah karyawan pria lebih banyak dari

pada karyawan wanita. Namun perbedaan diantara keduanya tidak terlalu

menyolok. Karyawan pria lebih banyak bekerja dilapangan karena karyawan pria

lebih cekatan di bandingkan wanita.

4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia dalam pekerjaan sering dijadikan sebagai batasan dalam mengukur

tingkat produktivitas karyawan. Usia juga mempengaruhi kondisi seseorang

dalam pekerjaan. Responden berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel di bawah

(53)
[image:53.595.180.450.130.265.2]

Tabel 4.2

Distribusi Data Responden Berdasarkan Usia

NO KETERANGAN FREKUENSI PERSEN (%)

1 20-25 TAHUN 21 60,0 %

2 26-30 TAHUN 11 31,4 %

3 31-35 TAHUN 1 2,9 %

4 36-40 TAHUN 2 5,7 %

TOTAL 35 100,0 %

Sumber Data Primer

Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa jumlah usia

produktif dalam bekerja yaitu 20-25 tahun. Karena dalam segi pemikiran maupun

tindakan dalam bekerja, mereka lebih aktif untuk menawarkan produk dapat

meningkatkan kualitas pekerjaan mereka.

4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Pendidikan terakhir merupakan salah satu syarat dalam penerimaan

karyawan. Semakin tinggi pendidikan maka semakin tinggi tanggung jawab dan

tugas yang harus diemban oleh seseorang. Pendidikan juga mampu meningkatkan

pengetahuan seseorang tentang pekerjaan yang akan dihadapinya, sehingga

semakin tinggi pendidikan diharapkan semakin baik pekerjaannya. Responden

(54)
[image:54.595.186.465.539.674.2]

Tabel 4.3

Distribusi Data Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

NO KETERANGAN FREKUENSI PERSEN (%)

1 SMA 16 45,7 %

2 DIPLOMA 12 34,3 %

3 SARJANA 7 20,0 %

TOTAL 35 100,0 %

Sumber Data Primer

Dari tabel diatas 45 persen dari jumlah karyawan berpendidikan SMA. Ini

menunjukkan bahwa pendidikan terkahir tidak menjadi hambatan untuk bekerja di

PT.Pangripta Cons Medan, karena hanya menawarkan produk yang ditawarkan

adalah rumah.

4.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja

Masa kerja yang lama membuat seseorang lebih berpengalaman dalam

menjalankan pekerjaan, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kinerja

karyawan. Responden berdasarkan masa kerja dapat dilihat pada tabel di bawah

ini :

Tabel 4.4

Distribusi Responden Berdasarkan Lama Berkerja

NO KETERANGAN FREKUENSI PERSEN (%)

1 < 2 TAHUN 17 48,6 %

2 2-5 TAHUN 14 40,0 %

3 > 5 TAHUN 4 11,4 %

Total 35 100,0 %

Sumber Data Primer

Tabel diatas menunjukkan bahwa lebih banyak karyawan yang berkerja

kurang dari 2 tahun itu adalah sales/marketing. Karena selalu ada pertukaran

(55)

penjualan produk yang mungkin menurun atau sedikit peminatnya, atau karyawan

yang tidak bisa bekerja mencapai target.

4.2.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan

Jabatan seseorang mempengaruhi bagaimana dia bekerja dan bagamana

kinerjanya di perusahaan tersebut. Responden berdasarkan jabatan dapat dilihat

[image:55.595.155.477.307.515.2]

pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.5

Distribusi Data Responden Berdasarkan Jabatan

NO KETERANGAN FREKUENSI PERSEN (%)

1 MANAJER 1 2,9 %

2 ASSISTEN MANAJER 1 2,9 %

3 ADMIN 1 2,9 %

4 SUPERVAISOR 3 8,6%

5 KARYAWAN 12 34,3 %

6 SALES/MARKETING 17 48,6 %

Total 35 100,0 %

Sumber Data Primer

Dari tabel diatas dapat dilihat hampir 50 persen karyawan sebagai

salaes/marketing, ini berarti banyak yang melakukan pekerjaan dilapangan karena

perusahaan ingin mencapai targetnya. Dan sales/marketing ingin mendapatkan

bonus yang telah ditentukan oleh perusahaan serta mengasa kemampuan mereka

diluar lapangan terhadap konsumen, bagaimana mereka dapat menjelaskan produk

(56)

4.3. Deskripsi Data Penelitian

Penelitian ini menggunakan 2 variabel yang terdiri dari variabel bebas yaitu

Kerjasama Tim (X) dan variabel terikat yaitu Kinerja (Y).

4.3.1 Distribusi Jawaban Karyawan Terhadap Pertanyaan Untuk Variabel

X: Kerjasama Tim

Kerjasama Tim ditetapkan sebagai variabel bebas dalam penelitian ini.

Untuk mengukur variabel kerjasama tim, digunakan 16 pertanyaan yang diperoleh

dari indikator-indikator yang telah ditentukan. Pada setiap pertanyaan diberikan 5

alternatif jawaban sama seperti alternatif jawaban, dan kepada responden juga

diminta untuk memilih salah satu dari kelima alternatif jawaban tersebut.

Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan kepada para karyawan

PT.PANGRIPTA berisi pertanyaan variable X (Kerjasama Tim) maka dapat

diketahui jawaban Responden dari tabel-tabel berikut ini :

Tabel 4.6

Distribusi data karyawan menurut tentang produk yang dijual apakah sesama rekan kerja sudi memberikan penjelasan kepada konsumen

NO KETERANGAN FREKUENSI PERSEN (%)

1 Jarang 1 2,9 %

2 Sering 14 40,0 %

3 Selalu 20 57,1 %

Total 35 100,0 %

(57)

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa antara sesama rekan kerja dapat

memberikan penjelasan kepada konsumen yang positif sesuai dengan prosedur

kerja. Karyawan juga dapat memberikan pelayanan yang baik terhadap konsumen.

Tabel 4.7

Distribusi data konsumen apakah selalu menerapkan prinsip ringan sama dijinjing berat sama dipikul

Sumber Kuesioner Karyawan PT.PANGRIPTA CONS MEDAN 1.2

Dari tabel diatas dapat disimppulkan bahwa karyawan selalu menerapkan

prinsip tersebut, guna agar tercapainya tujuan dan hasil yang diharapkan sesuai

dengan yang diinginkan karyawan dan perusahaan. Dengan demikian prinsip ini

sangatlah berguna untuk para karyawan di dalam perusahaan.

Tabel 4.8

Distribusi data karyawan menurut rekan kerja berusaha menciptakan pola komunikasi yang baik dalam bekerjasama

NO KETERANGAN FREKUENSI PERSEN (%)

1 Cukup 5 14,3 %

2 Sering 16 45,7 %

3 Selalu 14 40,0 %

Total 35 100,0 %

Sumber Kuesioner Karyawan PT.PANGRIPTA CONS MEDAN 1.3 NO KETERANGAN FREKUENSI PERSEN (%)

1 Cukup 4 11,4 %

2 Sering 10 28,6 %

3 Selalu 21 60,0 %

(58)

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa karyawan sudah menciptakan pola

komunikasi yang baik dalam bekerjasama didalam maupun diluar lapangan kerja.

Dengan demikian didalam perusahaan sering terjadi komunikasi yang seimbang

dalam bekerja.

Tabel 4.9

Distribusi data karyawan menurut apakah selalu saling mengkoreksi sesama agar tercapai hasil yang diharapkan

Sumber Kuesioner Karyawan PT.PANGRIPTA CONS MEDAN 1.4

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sesama rekan kerja dapat saling

mengkoreksi dalam hal pekerjaan guna mencapai hasil yang diharapkan dan

tanggung jawab terhadap atasan dan konsumen.

Tabel 4.10

Distribusi data karyawan dalam pembagian kerja apakah selalu berupaya melaksanakan kerja sesuai arahan yang diberikan

NO KETERANGAN FREKUENSI PERSEN (%)

1 Cukup 2 5,7 %

2 Sering 15 42

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 2.1 Populasi Penelitian
Tabel 2.2 Skala Pengukuran Likert
Tabel 2.3 Pedoman untuk memberikan interpretasi Koefisien Korelasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Melalui Penerapan Model Teams Games Tournament (TGT) Berbantuan Media Laci Kartu Soal Pada Siswa Kelas IV SD 6

Tahap kedua yaitu observasi lembaga. Dalam kegaitan mata kuliah PPL I, mahasisiwa diberi tugas untuk melaksanakan observasi di lokasi PPL, observasi yang dilaksanakan

menu Reservasi Hotel yang berfungsi untuk melakukan pengelolaan transaksi reservasi dihotel yang meliputi data booking kamar, check in dan pembayaran biaya hotel dan

Variabel yang akan diteliti yaitu total cadangan karbon yang tersimpan pada carbon pool biomassa atas permukaan tanah meliputi tumbuhan atas (semai, pancang,

Studi EHRA dilaksanakan secara penuh oleh Pokja Kabupaten/ Kota dengan penanggung jawab pelaksana adalah Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota dengan bantuan Sanitarian dan atau

Membaca, Relaas pemberitahuan memeriksa berkas perkara (Inzage) yang dibuat oleh Jurusita Pengganti Pengadilan Negeri Subang Nomor 38/Pdt.G/2015/PN.Sng ,pada

Sistem informasi evaluasi penjualan pada perusahaan pusat akan mengakses data yang berada pada sistem informasi penjualan pada perusahaan cabang kemudian