• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi Mahasiswa Mengenai Go-Jek (Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Persepsi Mengenail Layanan GO-Jek di Kalangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Persepsi Mahasiswa Mengenai Go-Jek (Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Persepsi Mengenail Layanan GO-Jek di Kalangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara )"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran Tabel Tunggal

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Laki-laki 39 39.0 39.0 39.0

Perempuan 61 61.0 61.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid <21 tahun 44 44.0 44.0 44.0

21 tahun 46 46.0 46.0 90.0

22 tahun 7 7.0 7.0 97.0

>22 tahun 3 3.0 3.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Angkatan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 2013 27 27.0 27.0 27.0

2014 20 20.0 20.0 47.0

2015 33 33.0 33.0 80.0

2016 20 20.0 20.0 100.0

(2)

Uang saku

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Rp 500.00-Rp. 1.000.000 35 35.0 35.0 35.0

Rp. 1.000.000- Rp.

1.500.000 44 44.0 44.0 79.0

Rp. 1.500.000 21 21.0 21.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Motor yang digunakan Go-Jek bagus

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Bagus 65 65.0 65.0 65.0

Sangat bagus 35 35.0 35.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Aplikasi Go-Jek menarik

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak menarik 4 4.0 4.0 4.0

Kurang menarik 18 18.0 18.0 22.0

Menarik 58 58.0 58.0 80.0

Sangat menarik 20 20.0 20.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Driver Go-Jek tepat waktu dalam menjemput anda sebagai penumpang

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak tepat waktu 7 7.0 7.0 7.0

Kurang tepat waktu 45 45.0 45.0 52.0

Tepat waktu 48 48.0 48.0 100.0

(3)

Driver Go-jek mengetahui dengan tepat informasi jalanan menuju lokasi tujuan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Kurang tau 35 35.0 35.0 35.0

Tau 56 56.0 56.0 91.0

Sangat tau 9 9.0 9.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Pelayanan Go-Jek menanggapi keluhan dengan baik

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak baik 2 2.0 2.0 2.0

Kurang baik 20 20.0 20.0 22.0

Baik 77 77.0 77.0 99.0

Sangat baik 1 1.0 1.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Setuju jika bagian pelayanan Go-Jek cepat tanggap dalam menanggapi keluhan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak setuju 2 2.0 2.0 2.0

Kurang setuju 27 27.0 27.0 29.0

Setuju 71 71.0 71.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Go-Jek lebih baik dibanding ojek online lainnya

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Kurang baik 6 6.0 6.0 6.0

Baik 61 61.0 61.0 67.0

(4)

Go-Jek lebih baik dibanding ojek online lainnya

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Kurang baik 6 6.0 6.0 6.0

Baik 61 61.0 61.0 67.0

Sangat baik 33 33.0 33.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Setuju jika lebih memilih menggunakan Go-Jek dibanding ojek online dan alat transportasi umum lainnya

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Kurang setuju 5 5.0 5.0 5.0

Setuju 68 68.0 68.0 73.0

Sangat setuju 27 27.0 27.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Driver Go-Jek memiliki sikap ramah

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak ramah 3 3.0 3.0 3.0

Kurang ramah 10 10.0 10.0 13.0

Ramah 66 66.0 66.0 79.0

Sangat ramah 21 21.0 21.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Driver Go-Jek memiliki sikap sopan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Kurang sopan 7 7.0 7.0 7.0

Sopan 64 64.0 64.0 71.0

(5)

Driver Go-Jek memiliki sikap sopan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Kurang sopan 7 7.0 7.0 7.0

Sopan 64 64.0 64.0 71.0

Sangat sopan 29 29.0 29.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Reputasi Go-Jek terutama Go-Ride adalah baik di mata anda

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Kurang baik 8 8.0 8.0 8.0

Baik 55 55.0 55.0 63.0

Sangat baik 37 37.0 37.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Biaya yang dikeluarkan sesuai dengan layanan transportasi yang diperoleh

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Sesuai 65 65.0 65.0 65.0

Sangat sesuai 35 35.0 35.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Aman bepergian dengan menggunakan Go-Jek

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Aman 71 71.0 71.0 71.0

Sangat aman 29 29.0 29.0 100.0

(6)

Driver Go-Jek berhati-hati dalam mengemudikan motornya

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Kurang berhati-hati 6 6.0 6.0 6.0

Berhati-hati 63 63.0 63.0 69.0

Sangat berhati-hati 31 31.0 31.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sangat mudah untuk menghubungi driver Go-Jek yang nantinya mengantar anda

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Kurang mudah 19 19.0 19.0 19.0

Mudah 62 62.0 62.0 81.0

Sangat mudah 19 19.0 19.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Menunggu lama untuk memperoleh driver yang nantinya akan mengantar anda

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak lama 24 24.0 24.0 24.0

Kurang lama 15 15.0 15.0 39.0

Lama 52 52.0 52.0 91.0

Sangat lama 9 9.0 9.0 100.0

(7)

Setuju jika Go-Jek langsung memberi tanggapan terhadap komplain

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak setuju 2 2.0 2.0 2.0

Kurang setuju 49 49.0 49.0 51.0

Setuju 43 43.0 43.0 94.0

Sangat setuju 6 6.0 6.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Setuju jika Driver GO-Jek selalu meminta maaf saat terjadi ketidaknyamanan pada saat mengantar anda

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak setuju 3 3.0 3.0 3.0

Kurang setuju 18 18.0 18.0 21.0

Setuju 68 68.0 68.0 89.0

Sangat setuju 11 11.0 11.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Setuju jika Driver Go-Jek sering melanggar rambu-rambu lalu lintas

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak setuju 75 75.0 75.0 75.0

Kurang setuju 25 25.0 25.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Setuju jika Driver Go-Jek mengharuskan penumpangnya untuk menggunakan helm demi keselamatan diperjalanan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Setuju 64 64.0 64.0 64.0

Sangat setuju 36 36.0 36.0 100.0

(8)

No Responden

Karakteristik Responden

Kualitas Layanan Go-Jek (Go-Ride)

(9)
(10)
(11)

BIODATA PENELITI

IDENTITAS DIRI

Nama Lengkap : Josua Dicky Vakum Parulian Panjaitan

Tempat / Tanggal Lahir : Biak / 30 Desember 1992

Usia : 23 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Kristen Protestan

Status : Mahasiswa

Status Marital : Belum Menikah

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jalan Karya Pembangunan Gg Dairi no 1

No. Hp : 082304471194

Email : joopochi30@gmail.com

PENDIDIKAN FORMAL

1. 1998 – 2004 SD KALAM KUDUS 2 MEDAN

2. 2004 – 2007 SMP KALAM KUDUS 1 MEDAN

3. 2007 – 2010 SMA METHODIST 8 MEDAN

4. 2010 – sekarang UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(12)

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Jl. Dr. A. Sofyan No. 1 Telp. (061) 8217168

NAMA : Josua DVP Panjaitan

(13)

Daftar Referensi

Arikunto, Suharsimi. 2006.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Bungin, M. Burhan. 2008.Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media. Group

Denzin, Norman K. & Guba, Egon. 2006. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial. Penyunting Agus Salim. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya.

Dimyati. Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta Hardjana, Agus M.. 2003. Komunikasi intrapersonal dan interpersonal

Yogyakarta: Kanisius Media.

Kriyantono. 2006. Teknis Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Kotler, Philip, dan Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran Jilid 1, edisi Ketiga Belas, Terjemahan Bob Sabran, MM. Jakarta: Penerbit Erlangga

Kurnia,, Septiawan Santa. 2009. Jurnalisme Kontemporer. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Lievrouw, Leah A. dan Sonia Livingstone. 2006. Handbook of New Media: Social Shaping and Social Consequences of ICTs. Los Angeles: SAGE,

Leedy. 1997. Practical Research: Planing and Design. New Jersey: Merrill-Prentice Hall.

Mcquail, Dennis. 2009. Mass Communication Theory. London: Stage Publication Ltd

Miles, Matthew B. dan Huberman, A. Michael. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Miller, Katherine. 2002. Communication Theories: Perspectives, Processes, and Contexts. New York: McGraw-Hill Higher Education.

Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya

. 2010. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nawawi, Hadari. 2004. Metode Penelitian bidang Sosial. Yogyakarta: UGM Press Palmgreen, Philip. Communication Research Measure: A Sourcebook, (The

(14)

Yusup Pawit M. Pedoman Praktis Mencari Informasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Prajarto, Nunung. (2010). Analisis Isi Metode Penelitian Komunikasi. Yogyakarta: Fisipol UGM.

Rakhmat, Jalaludin. 1997. Metode Penelitian Komunikasi. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung

_________________. 2005. Psikologi Komunikasi. Cet ke-16. Bandung: Remaja Rosdakarya.

_________________. 2011. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Rohim, Syaiful. 2009. Teori Komunikasi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Sendjaja, Sasa Djuarsa. 1993. Teori Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka. Simbolon, Maropen., Jurnal Ekonomi dan Bisnis: Persepsi dan Kepribadian,

Volume 2, Nomor 1. http://isjd.pdii.lipi.go.id, 2008 (akses tanggal 7 Februari 2012, pukul 15.00).

Singarimbun, Masri. 2006. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta.

______. 2003. Perilaku Konsumen. Yogyakarta: Penerbit Amus.

Sunarto. 2006. Pengantar Manajemen Pemasaran. Cet. 1. Yogyakarta : Ust Press. Sutopo, Hadi. 2012. Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan.

Yogyakarta : Graha Ilmu.

Sobur, Alex. 2006. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.

Tangkilisan, Hassel Nogi. (2005). Manajemen Publik. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Tjiptono. F. 2000. Strategi Pemasaran. Yogyakarta.: Andi

Tjiptono, Fandy. 2001. Manajemen Jasa. Yogyakarta: Andi Offset.

(15)

Internet:

(16)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Pada penelitian mengenai persepsi mahasiswa USU mengenai kualitas layanan dari GO-Jek.ini, peneliti akan melakukan penelitian di lingkungan Universitas Sumatera Utara (USU), Medan, Sumatera Utara. Pelaksanaan observasi dan wawancara dilakukan di kawasan USU.

3.1.1 Sejarah Singkat Universitas Sumatera Utara

Sejarah Universitas Sumatera Utara (USU) adalah sebuah universitas negeri yang terletak di Kota Medan, Indonesia. Universitas Sumatera Utara adalah salah satu universitas terbaik di pulau Sumatra dan merupakan universitas negeri tertua di luar Jawa. Universitas Sumatera Utara juga adalah universitas pertama di pulau Sumatera yang mempunyai Fakultas Kedokteran. Universitas Sumatera Utara didirikan sebagai Yayasan Universitet Sumatera Utara pada tanggal 4 Juni 1952.

Fakultas pertama adalah Fakultas Kedokteran yang didirikan pada 20 Agustus 1952, yang kini diperingati sebagai hari jadi Universitas Sumatera Utara. Presiden Indonesia, Soekarno kemudian meresmikan Universitas Sumatera Utara sebagai universitas negeri ketujuh di Indonesia pada tanggal 20 November 1957. Pada tanggal 31 Desember 1951 dibentuk panitia persiapan pendirian perguruan tinggi yang diketuai oleh Dr. Soemarsono yang anggotanya terdiri dari Dr. Ahmad Sofian, Ir. Danunagoro, dan sekretaris Mr. Djaidin Purba. Selain Dewan Pimpinan Yayasan, Organisasi Universitas Sumatera Utara pada awal berdirinya terdiri dari: Dewan Kurator, Presiden Universitas, Majelis Presiden dan Asesor, Senat Universitas, dan Dewan Fakultet. Sebagai hasil kerja sama dan bantuan moril dan material dari seluruh masyarakat Sumatera Utara yang pada waktu itu meliputi juga Daerah Istimewa Aceh, pada tanggal 20 Agustus 1952 berhasil didirikan Fakultas Kedokteran dijalan Seram dengan dua puluh tujuh orang mahasiswa diantaranya dua orang wanita.

(17)

Kemudian disusul dengan berdirinya Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat (1954), Fakultas Keguruan dan llmu Pendidikan (1956) dan Fakultas Pertanian (1956). Universitas Sumatera Utara Pada tanggal 20 November 1957, Universitas Sumatera Utara diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Dr. Ir. Soekarno menjadi universitas negeri yang ketujuh di Indonesia. Tanggal peresmian ini kemudian ditetapkan sebagai Dies Natalis Universitas Sumatera Utara yang diperingati setiap tahun hingga tahun 2001. Kemudian atas usul beberapa anggota Senat Universitas, hari jadi Universitas Sumatera Utara ditinjau kembali. Senat Universitas akhirnya memutuskan bahwa hari jadi Universitas Sumatera Utara adalah pada tanggal 20 Agustus 1952 yaitu pada saat perkuliahan pertama dimulai di lingkungan Universitas Sumatera Utara.

Pada tahun 1959, dibuka Fakultas Teknik di Medan dan Fakultas Ekonomi di Kutaradja (Banda Aceh) yang diresmikan secara meriah oleh Presiden R.I. Kemudian di kota yang sama didirikan Fakultas Kedokteran dan Peternakan (I960). Sehingga pada waktu itu, Universitas Sumatera Utara terdiri dari lima fakultas di Medan dan dua fakultas di Banda Aceh. Selanjutnya menyusul berdirinya Fakultas Kedokteran Gigi (1961), Fakultas Sastra (1965), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (1965), Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (1980), Sekolah Pascasarjana (1992), Fakultas Kesehatan Masyarakat (1993), dan Fakultas Farmasi (2007). Saat ini, Universitas Sumatera Utara mengelola lebih dari seratus program Studi yang terdiri dari berbagai jenjang pendidikan tinggi, yang tercakup dalam sepuluh fakultas dan satu program pascasarjana. Dalam perkembangannya, beberapa fakultas di lingkungan Universitas Sumatera Utara telah menjadi embrio berdirinya tiga perguruan tinggi negeri baru, yaitu Universitas Syiah Kuala di Banda Aceh (dari Fakultas Ekonomi dan Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan), IKIP Negeri Medan yang sekarang berubah menjadi Universitas Negeri Medan (dari Fakultas Keguruan dan llmu Pendidikan), Politeknik Negeri Medan (dari Politeknik Universitas Sumatera Utara).

(18)

Utara dari PTN menjadi BHMN merupakan yang kelima di Indonesia. Sebelumnya telah berubah status Universitas Indonesia (UI), Universitas Gajah Mada (UGM), Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 2000. Setelah Universitas Sumatera Utara disusul perubahan status UPI (2004) dan UNAIR (2006). (http://www.usu.ac.id).

3.1.2 Profil Universitas Sumatera Utara

Program Studi Universitas Sumatera Utara memiliki 13 fakultas, yaitu sebagai berikut :

1. Kedokteran

2. Hukum

3. Pertanian 4. Teknik

5. Kedokteran Gigi 6. Ekonomi

7. Sastra

8. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam 9. Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

10.Kesehatan Masyarakat 11.Farmasi

12.Psikologi

Jumlah program studi sebanyak 101. Adapun program studinya terdiri dari 8 tingkat doktoral, 28 magister, 15 spesialis, 5 profesi, 50 sarjana, dan 15 diploma. Kompetitif Universitas Sumatera Utara memposisikan diri sebagai universitas unggulan. Proses pendidikan dan penelitian melibatkan 1.680 orang dosen, 78% diantaranya memiliki latar belakang pendidikan pascasarjana. Hingga saat ini Universitas Sumatera Utara memiliki lebih dari 103.000 alumni yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Sejumlah alumni Universitas Sumatera Utara menempati posisi penting di berbagai sektor kerja, baik di pemerintahan maupun swasta.

(19)

ujung tombak berbagai kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat. Program studi Etnomusikologi memiliki kekhasan tentang musik-musik di Sumatera. Fakultas Hukum dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik banyak terlibat dalam pengembangan hukum dan penataan administrasi pemerintahan. (http://www.usu.ac.id).

3.1.3 Organisasi Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utarasebagai PT BHMN terdiri dari :

1. Majelis Wali Amanat (MWA), Dewan Audit, Unit Usaha Komersial, SenatAkademik, Pimpinan Universitas (Rektor dan Pembantu Rektor), Dewan Guru Besar (DGB), Sekretaris Eksekutif, Satuan Audit Internal, dan Satuan Penjamin Mutu (organisasi sentral)

2. Fakultas, Sekolah Pascasarjana, dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada masyarakat (unsur pelaksana akademik)

3. Biro Akademik, Biro Sumber Daya Manusia, Biro Keuangan,

BiroKemahasiswaaan dan Kealumnian, Biro Perencanaan dan Kerjasama, dan Biro Pengembangan dan Pemeliharaan Aset (unsur pelaksana administratif) Universitas Sumatera Utara Perpustakaan dan Sistem Informasi, Pelayanan dan Pengembangan Pendidikan, Unit Usaha NonKomersial, dan Unit Pengadaan (unsur penunjang).

3.1.4 Visi dan Misi Universitas Sumatera Utara

Adapun Visi Universitas Sumatera Utara adalah University for Industry, sedangkan misi Universitas Sumatera Utara adalah sebagai berikut :

1. Mempersiapkan mahasiswa menjadi anggota masyarakat akademik dan profesional dalam menerapkan, mengembangkan pengetahuan ilmiah, teknologi dan seni, serta berdaya saing tinggi.

2. Memperluas partisipasi dalam pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan nasional dalam pembelajaran dan modernisasi cara pembelajaran.

(20)

3.1.5 Tujuan Universitas Sumatera Utara

Adapun tujuan dari Universitas Sumatera Utara adalah sebagai berikut : 1. Memperluas partisipasi dalam pelayanan pendidikan bagi masyarakat

dalam mendukung pemenuhan pendidikan nasional serta modernisasi cara pembelajaran.

2. Meningkatkan partisipasi aktif dalam pengembangan ilmiah, teknologi dan seni/budaya serta kemanusiaan.

3. Mengembangkan pusat informasi serta sistem teknologi komunikasi dan sistem penjamin mutu yang handal.

4. Membangun sistem tata pamong universitas yang efektif, efisien, dan demokratis.

5. Mewujudkan lingkungan pengajaran dan pembelajaran yang kondusif. 6. Memperkuat departemen dalam pengelolaan disiplin silang antar

departemen/program studi.

7. Membangun kemampuan pendanaan sendiri melelui kerja sama/kemitraan dalam usaha ventura.

8. Mengembangkan kemampuan dalam memasarkan produk-produk

pengetahuan ilmiah, konsep-konsep, pemecahan masalah industrial, jasa tenaga ahli, dan lain-lain.

9. Membangun pendekatan baru dalam pembelajaran yang berfokus kepada pembelajaran sesuai kebutuhan (http://www.usu.ac.id).

3.2 Metode Penelitian

(21)

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2003: 115-116). Populasi di dalam penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2013, 2014, 2015 dan 2016 yang masih tercatat aktif sebagai mahasiswa S-1 (tidak termasuk mahasiswa ekstensi) USU hingga tahun ajaran 2016/2017.

Adapun yang menjadi pertimbangan peneliti dalam memilih populasi tersebut karena pada umumnya mahasiswa S-1 USU angkatan 2013–2016 masih aktif mengikuti perkuliahan dan intensitas mereka berada dilingkungan kampus lebih besar daripada angkatan sebelumnya, sehingga tepat untuk dijadikan populasi didalam penelitian ini. Selain itu, mereka lebih efektif dijadikan populasi, efektif disini artinya karena intensitas mereka berada dikampus cukup sering akan mudah untuk menjumpai mereka dan berinteraksi dengan mereka sehingga memudahkan peneliti kedepannya, hal ini jugalah yang menyebabkan peneliti memutuskan jika mahasiswa ekstensi tidak dijadikan populasi di dalam penelitian, karena kebanyakan mereka sudah bekerja dan jarang dijumpai di lingkungan kampus, serta jadwal kuliah mereka yang berbeda dengan mahasiswa S-1 lainnya, sehingga akan sulit untuk menjumpai mereka serta dapat menghambat proses penelitian kedepannya.

3.3.2 Sampel Penelitian

Sampel merupakan sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dengan kata lain sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil dengan cara cara tertentu (Nawawi, 2004: 144). Berdasarkan data yang diperoleh, maka peneliti menggunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90%, yaitu:

N= jumlah populasi n = sampel

(22)

Berdasarkan data yang diperoleh, maka penelitian ini memerlukan sampel sebanyak:

N = N / n (d²) + 1

N = 20.652 / 20.652 (0,1²) +1 N = 20.652 / 207,52

N = 99,51 = 100 orang

3.4 Teknik Penarikan Sampel

1. Proportional Stratified Sampling, yaitu teknik penarikan sampel yang bertujuan untuk membuat sifat homogeny dari populasi yang bersifat heterogen dikelompokkan berdasarkan karakteristik tertentu sehingga setiap kelompok mempunyai anggota sampel yang relatif homogeny. Sampel ini memungkinkan untuk memberi peluang kepada populasi yang lebih kecil untuk masing-masing dipilih sebagai sampel. Setelah sampel dilakukan, kemudian diproporsionalkan untuk memperoleh jumlah sampel dari setiap kelas dengan menggunakan rumus (Arikunto, 2002: 120), yaitu:

N xn n N = 1

Keterangan :

n1 = Jumlah Mahasiswa per-fakultas n2 = Jumlah Sampel

(23)

Tabel 3.2 Jumlah Sampel

Fakultas Populasi Teknik Penarikan

Sampel

Kesehatan masyarakat 2.254

652

Teknologi informasi 1.041

652

Kedokteran gigi 900

(24)

2. Purposive sampling, yaitu teknik penarikan sampel yang disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Disini peneliti menetapkan beberapa kriteria yaitu:

A. mahasiswa S-1 USU (di luar ekstensi) angkatan 2013-2016 yang memiliki aplikasi GO-Jek.

B. mahasiswa S-1 USU (di luar ekstensi) angkatan 2013-2016 yang pernah menggunakan layanan GO-Jek minimal dua kali.

3. Accidental Sampling, yaitu teknik yang digunakan dimana penarikan sampelnya dilakukan berdasarkan kemudahan mendapatkan data yang diperlukan atau dilakukan seadanya, seperti mudah ditemui atau dijangkau atau kebetulan ditemukan. Sehingga melalui teknik aksidental sampling akan memudahkan peneliti untuk memilih sampel sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.

3..5 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian kuantitatifdapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data pada pengumpul datadan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. (Sugiyono,2009:225).

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a) Teknik Pengumpulan data Primer

Teknik pengumpulan data primer merupakan pengumpulan data yang diperoleh melalui kegiatan penelitian langsung ke lokasi penelitian ke lokasi penelitian (field research) untuk mencari data lengkap yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara:

(25)

ini adalah kuesioner tertutup. Di mana peneliti telah membatasi jawaban dari pertanyaan yang diajukan.

2) Observasi, yaitu kemampuan seseorang untuk menggunakan

pengamatannya melalui hasil kerja pancaindera mata serta dibantu dengan pancaindera lainnya (Bungin, 2008 : 115). Sedangkan menurut Kriyantono (2006: 108), observasi nonpartisipan merupakan metode partisipasi tanpa ikut peran serta dalam melakukan aktivitas seperti yang dilakukan subjek penelitian, baik kehadirannya diketahui atau tidak.

b) Teknik Pengumpulan Data Sekunder

Teknik pengumpulan data sekunder adalah pengumpulan data yang dilakukan melalui studi kepustakaan yang diperlukan untuk mendukung data primer. Adapun pengumpulan data sekunder yang dilakukan adalah:

1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian Kepustakaan (Library Research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara menghimpun data yang diperoleh dari kajian literatur-literatur serta bacaan yang relevan dengan masalah penelitian.

2. Studi Kontemporer

Melakukan pengumpulan data dengan menelaah catatan tertulis atau arsip yang berhubungan dengan topik penelitian pada lokasi penelitian serta sumber-sumber lain yang berhubungan dengan objek penelitian.

3.6 Teknik Analisis Data

(26)

1)Analisis Tabel Tunggal

(27)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Pengumpulan Data

Peneliti menempuh beberapa tahap penelitian dalam mengumpulkan data, tahapan tersebut sebagai berikut:

1. Penelitian Lapangan

Untuk menghimpun data hasil penelitian, peneliti menggunakan kuesioner. Pertanyaan di dalam kuesioner disusun secara lebih sistematis. Model pertanyaan yang digunakan untuk melihat pengaruh antara celebrity endorse “Winny Putri Lubis” Pada Instagram terhadap minat beli pakaian wanita di kalangan siswi SMA Santho Thomas 2 Medan yaitu “protcetive questioner”. Proctetive questioner adalah suatu model pertanyaan dengan mengajukan pilihan jawaban kepada responden. Sementara itu terdapat 1 pertanyaan terbuka untuk mengetahu saran dari responden.

2. Penelitian Kepustakaan

Penelitian kepustakaan yaitu penelitian yang digunakan dengan mengumpulkan data dan literature serta bacaan yang relevan dan mendukung penelitian ini. Dapat juga didapat dari buku-buku, jurnal, majalah dan internet yang berkaitan dengan masalah di dalam penelitian.

Tahapan penelitian lapangan ini adalah:

− Penyebaran kuesioner penelitian pada tanggal 23 sampai 30 Agustus 2016; − Peneliti mendampingi responden di saat proses pengisian kuesioner, dan

memberikan keterangan seperlunya tentang kuesioner. Pada umumnya responden tidak mengalami kesulitan di dalam proses pengisian kuesioner yang berjumlah 20 pertanyaan.

4.2 Proses Pengolahan Data

Setelah kuesioner terkumpul dari responden, maka peneliti melakukan proses pengolahan data dari kuesioner yang telah diisi tersebut. Tahapan pengolahan data tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

(28)

1. Penomoran Kuesioner

penomoran kuesioner yaitu memberi nomor kuesioner sebagai pengenal yaitu 01-100, jumlah responden ini adalah melalui proses pemilihan sampel dengan menggunakan rumus dari Taro Yamane, dengan tingkat kepercayaan 90% dan presisi 10%

2. Editing

Editing yaitu proses pengeditan jawaban responden untuk memperjelas jawaban yang meragukan dan menghindari hal-hal yang tidak sesuai anjuran pengisian kuesioner.

3. Pengkodean

Pengkodean merupakan proses pemindahan jawaban-jawaban responden ke dalam kotak skor dalam bentuk angka. Dimana dengan menggunakan angka 1-4. 4 adalah untuk mereka yang menyatakan sangat setuju, 3 adalah yang menyatakan setuju, 2 kurang setuju dan satu untuk yang menyatakan tidak setuju

4. Inventarisasi Variabel

Inventarisasi variable yaitu data mentah dimasukkan ke dalam lembar tabel Fortran Cobol (FC) sehingga memuat seluruh data di dalam kuesioner

5. Tabulasi Data

Tabulasi data yaitu memindahkan variable responden yang sudah melalui pengkodean dan inventarisasi variable ke dalam kerangka tabel.Adapuntabel sebanyak jumlah pertanyaan dari kuesioner.Data disajikan dalam bentuk tabel tunggal dan dirinci melalui kategori, frekuensi dan persentase. Selanjutnya data dianalisis melalui deskripsi teks

4.3 Analisis Tabel Tunggal

(29)

4.3.1 Karakteristik Responden

Karakteristik responden adalah gambaran tentang responden dalam penelitian ini. Karakteristik dalam penelitian ini adalah jenis kelamin, umur, angkatan dan uang saku perbulan

Tabel 4.1

Jenis Kelamin

Usia Frekuensi Persentase

Laki-laki

Perempuan

39

61

39.0

61.0

Total 65 100.0

P. 01/F.C. 04

(30)

Tabel 4.2

Umur

Umur Frekuensi Persentase

<21

21

22

>22

44

46

7

3

44.0

46.0

7.0

3.0

Total 100 100.0

P. 02/C.F 05

Data penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden yang terpilih di dalam penelitian ini adalah mereka yang berusia 21 tahun yaitu sebanyak 46 orang (46.0%), hal ini dikarenakan kriteria responden adalah mahasiswa angkatan 2013-2016. Di mana pada umumnya mereka berada pada golongan umur remaja di yaitu 21 tahun. Berikutnya terdapat sebanyak 44 orang responden (44.0%) yang berusia 22 tahun. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat sebanyak 7 orang responden (7.0%) yang berusia 22 tahun. Sementara itu hanya terdapat beberapa responden, yaitu sebanyak 3 orang saja (3.0%) yang berusia >22 tahun.

(31)

Tabel 4.3

Angkatan

Kelas Frekuensi Persentase

2013

2014

2015

2016

27

20

33

20

27.0

20.0

33.0

20.0

Total 65 100.0

P. 03/F.C.06

Angkatan menjadi salah satu indikator karakteristik responden di dalam penelitian ini, di mana responden dibatasi kepada mahasiswa dari angkatan 2013-2016, hal ini dilakukan karena mereka adalah mahasiswa yang lebih aktif dibanding angkatan lainnya sehingga akan meningkatkan efektifitas dan efisiensi di dalam penelitian ini, sehingga peneliti tidak menemukan hambatan ke depannya.

(32)

Tabel 4.4

Uang saku

Uang saku Frekuensi Persentase

< Rp. 500.000

Rp 500.000 - Rp. 1.000.000

Rp 1.000.000 - Rp1.500.000

> Rp 1.500.000

Mahasiswa di lingkungan kampus tentunya berasal dari latar belakang kemampuan ekonomi yang berbeda, baik dari kalangan menengah atas ataupun kalangan menengah bawah. Uang saku dapat menjadi takaran kemampuan ekonomi mahasiswa itu sendiri. Dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari terutma dalam hal transportasi tentunya harus didukung oleh kemampuan ekonomi mahasiswa. Di mana biasanya mahasiswa yang memiliki ekonomi menengah ke atas akan memilih untuk menggunakan sarana transportasi yang lebih pribadi seperti mobil pribadi bukan menggunakan kendaraan umum sarana transportasi lainnya seperti ojek. Oleh karena itu tingkat ekonomi merupakan salah satu indikator karakteristik responden yang tidak kalah penting dalam penelitian ini. Hal ini untuk melihat bagaimana tingkat ekonomi mahasiswa USU yang menggunakan produk Go-Jek sebagai salah satu produk jasa transportasi.

(33)

(30.2%). Sementara itu tidak terdapat satuorangpun responden yang menyatakan memiliki uang jajan sebesar < Rp. 500.000 perbulannya.

4.3.2 Persepsi mengenai Kualitas Layanan Transportasi Go-Jek (Go-Ride)

Persepsi secara sederhana dapat diartikan mengenai pandangan seseorang terhadap suatu hal, di mana persepsi ini dibangun dari beberapa hal yang berasal dari dalam maupun luar diri seseorang, serta persepsi lahir berdasarkan pengalaman oleh seorang individu ataupun kelompok. Persepsi yang dilihat di dalam penelitian ini nadalah mengenai kualitas layanan GO-Jek khususnya dalam hal layanan antar jemput atau transportasi (GO-Ride). Di mana kualitas layanan yang dilihat yaitu: kenampakan fisik (Tangible), reliabilitas (reliability), responsivitas (responsiveness), kompetensi (competence), kesopanan (courtesy), kredibilitas (credibility), keamanan (security), akses (akses), komunikasi (communication) dan pengertian (understanding the customer). Hasil data penelitian mengenai persepsi kualitas layanan tersebut akan peneliti sajikan dalam bentuk tabel tunggal, dari tabel 4.5 hingga 4.24 sebagai berikut:

Tabel 4.5

Motor yang digunakan oleh Go-Jek bagus

Motor yang digunakan oleh Go-Jek bagus

Frekuensi Persentase

Tidak Bagus

Kurang Bagus

Bagus

Sangat Bagus

-

-

35

65

-

-

35.0

65.0

Total 100 100.0

(34)

Tabel 4.5 adalah tabel yang menjawab pertanyaan mengenai bagus tidaknya kualitas motor ataupun penampilan fisikli motor yang digunakan oleh driver GO-Jek dalam mengantar jemput penumpangnya. Kualitas transportasi dalam hal ini motor yang digunakan tentunya mempengaruhi persepsi seseorang mengenai layanan transportasi yang mereka peroleh, di mana dalam hal ini masuk ke dalam kategori kenampakan fisik dati layanan jasa yang diperoleh. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa semakin baik alat transportasi yang digunakan maka akan semakin bagus persepsi konsumen mengenai layanan yang mereka peroleh hal ini bisa saja dikarenakan kenyamanan yang mereka peroleh saat menggunakan layanan transportasi tersebut terutama kenyamanan secara emosional, sehingga melahirkan rasa puas di diri konsumen. Hal ini pada akhirnya dapat menentukan apakah seseorang akan menjadi konsumen setia atupun tidak. Oleh karena itu kualitas motor yang digunakan PT. Go-Jek dalam layanan transportasi menjadi salah satu tolak ukur yang penting untuk menentukan kepuasan dan juga persepsi konsumen mengenai layanan transportasi tersebut.

Hasi hasil data penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 65 orang (65.0%) menyatakan jika motor yang digunakan oleh driver Go-Jek adalah bagus. Berikutnya hasil penelitian juga mendapati bahwa terdapat sebanyak 35 orang responden (35.0%) yang menyatakan jika motor yang digunakan oleh driver Go-Jek adalah sangat bagus. Sementara itu dari jumlah total 100 orang responden tidak terdapat satu orangpun responden yang menyatakan jika motor yang digunakan oleh driver GO-Jek adalah kurang bagus dan tidak bagus.

(35)

Tabel 4.6

Aplikasi Go-Jek menarik

Aplikasi Go-Jek menarik Frekuensi Persentase

Tidak Menarik

Kurang Menarik

Menarik

Sangat Menarik

4

18

58

20

4.0

18.0

58.0

20.0

Total 100 100.0

P. 06/F.C 09.

(36)

Tabel 4.7

Driver Go-Jek tepat waktu dalam menjemput anda sebagai penumpang

Driver Go-Jek tepat waktu dalam menjemput anda sebagai

penumpang

Ketepatan waktu merupakan bagian dari disiplin, di mana semakin disiplin aparat dalam hal ini driver GO-Jek maka tentunya juga akan melahirkan kepuasan di diri konsumen serta melahirkan persepsi yang baik pula. Sebelumnya dari hasil observasi yang peneliti lakukan melalui tanya jawab dengan beberapa orang teman pengguna GO-Jek khususnya GO-Ride terdapat beberapa dari mereka yang mengeluhkan soal ketepatan waktu driver dalam menjemput penumpangya. Kurangnya ketepatan waktu ini bisa saja dikarenakan lokasi penumpang yang memang susah untuk ditemukan serta kekurang informasi dari driver itu sendiri mengenai jalanan menuju lokasi penumpang.

Oleh karena itu ketepatan waktu merupakan salah satu factor yang tidak lepas dari kualitas jasa suatu layanan. Di mana dengan ketepatan waktu ini kita bisa melihat bagaimana persepsi seorang konsumen mengenai kualitas layanan yang mereka peroleh dalam hal ini sendiri yaitu kualitas layanan transportasi GO-Jek (GO-Ride). Di mana ketepatan waktu itu sendiri merupakan bagian dari realibilitas.

(37)

menjemput penumpangya, sementara itu terdapat sebanyak 47 orang responden (47.0%) yang menyatakan jika driver GO-Jek kurang tepat waktu dalam menjemput penumpangnya.

Hasil penelitian juga mendapati bahwa terdapat sebanyak 7 orang responden (7.0%) yang menyatakan jika driver GO-JEK tidak tepat waktu dalam menjemput penumpangnya. Sementara itu tidak ada satu oranpun responden dari jumlah total 100 orang yang menyatakan bahwa driver GO-Jek sangat tepat waktu dalam menjemput penumpangnya.

Berdasarkan hasil di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam hal tepat waktu atau tidaknya, driver GO-Jek masih belum tepat waktu dalam menjemput penumpangnya, di mana dari jumlah total 100 orang responden penelitian lebih dari setengah persennya yaitu sebanyak 52 orang responden menyatakan jika driver GO-Jek belum tepat waktu dalam menjemput penumpang yang nantinya akan mereka antarkan ke tujuan, mereka ini terdiri dari responden yang menyatakan kurang tepat waktu dan tidak tepat waktu. Hal ini bisa dikarenakan miss komunikasi antara pemumpang dan driver, lokasi yang susah ditemukan dan sebagainya. Untuk lebih jelasnya lihat tabel 4.7

Tabel 4.8

Driver GO-Jek mengetahui dengan tepat informasi jalanan menuju lokasi

tujuan

Driver GO-Jek mengetahui dengan tepat informasi jalanan

menuju lokasi tujuan

(38)

Seorang sopir ataupun driver hendaknya memiliki informasi dan kekayaan pengetahuan mengenai jalanan tempat mereka beroperasi sehingga tidak merugikan penumpang yang menjadi pelanggan mereka. Apabila driver GO-Jek dalam hal ini menguasai jalanan khususnya di Kota Medan yang menjadi wilayah operasi mereka tentunya mereka dapat mengantarkan pelanggannya tepat pada waktunya, namun apabila seorang driver tidak mengetahui jalanan yangreka tempuh tentunya akan memakan waktu dalam mengantarkan pelanggannya terlebih lagi sang pelanggan ataupun penumpang tidak mengetahu jalanan untuk ke lokasi tujuan tersebut. Hal ini tentunya dapat merugikan sang penumpang.

Sebagai contoh apabila penumpang adalah seorang pencari kerja yang menggunakana layana GO-Jek untuk mengantarkannya ke lokasi tes masuk kerja, di mana dikarenakan ketidaktahuannya mengenai lokasi kerja pada akhirnya dia memutuskan untuk menggunakan GO-Jek, apabila driver yang mengantarkannya mengetahui jalanan menuju lokasi tersebut tentunya akan melahirkan kepuasan di diri si penumpang dan dia akan mempersepsikan GO-Jek sebagai salah satu sarana transportasi alternatif yang sangat membantu terutama untuk orang yang buta jalanan seperti dia, namun apabila driver GO-Jek juga tidak mengetahui lokasi yang dituju tentunya akan melahirkan kerugian bagi penumpang, seperti telat dalam menghadiri tes,dan sebagainya. Sehingga hal ini akan membuat citra GO-Jek pun menjadi berkurang.

(39)

Tabel 4.9

Pelayanan GO-Jek menanggapi keluhan dengan baik

Pelayanan GO-Jek menanggapi keluhan dengan baik

Frekuensi Persentase

Tidak Baik

Kurang Baik

Baik

Sangat Baik

2

20

77

1

2.0

20.0

71.0

1.0

Total 65 100.0

P. 09/F.C. 12

Hasil penelitian mengenai bagian pelayanan GO-Jek atau costumer service nya menanggapi keluhan pelanggan dengan baik atau tidak menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 77 orang (71.0%) menyatakan jika bagian pelayanan GO-Jek telah menanggapi keluhan mereka dengan baik, selanjutnya juga terdapat sebanyak 20 orang responden (20.0%) yang menyatakan jika bagian pelayanan GO-Jek kurang baik dalam menangani keluhan pelanggannya.

Data penelitian juga menunjukkan hanya terdapat 1 orang responden saja (1.0%) dari jumlah total 100 orang responden yang menyatakan bahwa bagian pelayanan GO-Jek sangat baik dalam menangani keluhan pelanggannya. Sementara itu juga hanya terdapat 2 orang responden (2.0%) yang menyatakan bahwa bagian pelayanan GO-Jek tidak baik dalam menangani keluhan pelanggannya. Berdasarkan hasil diatas dapat dilihat bahwa GO-Jek sebagai ojek online pertama yang ada di Indonesia telah mampu memberikan pelayanan yang

(40)

Tabel 4.10

Setuju jika bagian pelayanan GO-Jek cepat tanggap dalam menanggapi

keluhan

Setuju jika bagian pelayanan Go-Jek cepat tanggap dalam

menanggapi keluhan

Frekuensi Persentase

Tidak Setuju

Kurang Setuju

Setuju

Tidak Setuju

2

27

71

-

2.0

27.0

71.0

-

Total 100 100.0

P. 10/F.C. 13

(41)

Tabel 4.11

GO-Jek lebih baik dibanding ojek online dan alat

GO-Jek lebih baik dibanding ojek lainnya

Frekuensi Persentase

Tidak Baik

Kurang Baik

Baik

Sangat Baik

-

6

61

33

-

6.0

61.0

33.0

Total 65 100.0

P. 11/F.C. 14

Daya saing merupakan salah satu kriteria untuk melihat kualitas jasa suatu produk baik barang ataupun jasa. Apabila suatu produk dalam hal ini layanan jasa GO-Jek mampu bersaing dipasaran, maka dapat dikatakan bahwa konsumennya telah menyatakan jika produk jasa tersebut bagus dan berkualitas. Belakangan ini di Kota Medan khususnya juga terdapat beberapa Ojek online yang mengikuti jejak kesuksesan GO-Jek seperti KO-Jek dan sebagainya yang menggunakan akun media sosial sebagai pemasaran mereka.

(42)

Tabel 4.12

Setuju jika lebih memilih menggunakan Go-Jek dalam bepergian dibanding

ojek online dan alat transportasi umum lainnya

Setuju jika lebih memilih menggunakan Go-Jek dalam

Tabel 4.12 di atas adalah tabel yang menjelaskan mengenai apakah konsumen lebih memilih menggunakan Go-Jek dalam bepergian dibanding ojek online dan alat transportasi umum lainnya. Di mana hasil penelitian menunjukkan jika mayoritas responden yaitu sebanyak 68 orang (68.0%) menyatakan setuju jika mereka lebih memilih menggunakan Go-Jek dalam bepergian dibanding ojek online lainnya. Berikutnya terdapat sebanyak 27 orang responden (27.0%) yang menyatakan sangat setuju jika mereka lebih memilih menggunakan Go-Jek dalam bepergian dibanding ojek online lainnya.

(43)

Tabel 4.13

Driver Go-Jek memiliki sikap ramah

Driver Go-Jek memiliki sikap ramah

Sikap yang baik merupakan salah satu kunci kesuksesan suaru produk terutama dalam bidang jasa, apabila apara perusahaan dalam hal ini driver GO-Jek memiliki sikap yang baik dalam hal ini samah dan sopan kepada pelanggannya, tentunya pelanggan akan menjadi nyaman dengan layanan yang mereka peroleh. Sehingga pada akhirnya mereka akan memutuskan menjadi konsumen setia. Oleh karena itu dala melihat keberlangsungan suatu usaha jasa pelayanan dan sikap orang-orang dalam perusahaan tersebut merupakan satu faktopr yang sangat berperan dalam kesuksesan usaha layanan tersebut.

(44)

Tabel 4.14

Driver GO-Jek memiliki sikap sopan

Driver GO-Jek memiliki sikap sopan

Frekuensi Persentase

Tidak Sopan

Kurang Sopan

Sopan

Sangat Sopan

-

7

64

29

-

7.0

64.0

29.0

Total 100 100.0

P. 14/F.C. 17

(45)

Tabel 4.15

Reputasi Go-Jek terutama Go-Ride adalah baik di mata anda

Reputasi Jek terutama Go-Ride adalah baik di mata anda

Frekuensi Persentase

Reputasi yang baik merupakan gambaran bagaimana seorang pelanggan mempersepsikan produk yang mereka gunakan. Apabila suatu produk memiliki reputasi yang baik dimata orang bangyak maka produk tersebut telah dipersepsikan sebagai produk yang bagus dan juga berkualitas. Reputasi ini merupakan bagaimana gambaran seorang individu atau kelompok mengenai produk yang mereka gunakan dalam hal ini adalah layanan GO-Jek sebagai ojek online. Reputasi ini tentunya dipengaruhi oleh beberapa faktor terutama dari pengalaman yang pernah di alami oleh konsumen itu sendiri pada saat menggunakan produk tersebut.

Jika dari pengalamannya konsumen memperoleh kepuasan dalam menggunakan layanan jasa GO-Jek seperi pelayanan, kenyaman, kehati-hatian driver dalam mengantar mereka sebagai penumpang dan hal lainnya tentunya GO-Jek sebagai alat tansportasi antar jemput online memiliki reputasi yang baik di mata mereka begitu juga sebaliknya apabila mereka memperoleh ketidaknyamana selama menjadi penumpang seperti rasa kurang aman dan sebagainya tentunya reputasi GO-Jek menjadi buruk atau jelek di mata mereka sebagai seorang konsumen.

(46)

Universitas Sumatera Utara (USU). Di mana hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari setengah persen dari jumlah total responden yaitu sebanyak 55 orang (55,0%) menyatakan jika reputasi Go-Jek terutama Go-Ride adalah baik di mata mereka. Selanjutnya hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat juga sebanyak 37 orang responden (37.0%) yang menyatakan jika reputasi Jek terutama Go-Ride adalah sangat baik di mata mereka. Berikutnya hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat sebanyak 8 orang responden (8.0%) yang menyatakan jika reputasi Go-Jek terutama Go-Ride adalah kurang baik di mata mereka. Sementara dari jumlah 100 orang responden tidak terdapat satu orangpun diantara mereka yang menyatakan jika jika reputasi Go-Jek terutama Go-Ride adalah tidak baik di mata mereka

Berdasarkan hasil diatas dapat disimpulkan bahwa reputasi GO-Jek di kalangan mahasiswa USU berada dalam kategori baik, di mana dari jumlah total 100 orang responden terdapat sebanyak 92 orang responden yang menyatakan jika reputasi Go-Jek terutama Go-Ride telah baik di mata mereka. Mereka ini terdiri dari responden yang menyatakan jika reputasi Go-Jek baik dan sangat baik. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat tabel 4.15

.

Tabel 4.16

Biaya yang dikeluarkan sesuai dengan layanan transportasi yang diperoleh

(47)

Biaya yang dikeluarkan merupakan salah satu factor p[enting dalam menentukan apakah seseorang akan berlangganan suatu produk atau tidak. Biaya yang tidak sesuai dengan produk yang mereka terima pada akhirnya akan melahirkan kekecewaan di diri konsumen, sehingga mereka akan memilih untuk tidak menggunakan produk tersebut. Oleh karena itu hendaknya dalam menentukan biaya suatu perusahaan haru mempersiapkannya dengan matang dan sesuai dengan produk dalam hal ini produk layanan jasa yang akan mereka berikan kepada konsumennya termasuk bagi GO-Jek. Hal ini sangat diperlukan sehingga nantinya konsumen ataupun pelanggan tidak merasa kecewa karena mereka menilai biaya yang mereka keluarkan sesuai dengan apa yang mereka dapatkan sehingga masing-masing ke dua pihak memperoleh kepuasan dan keuntungan yang sama. Penetapan biaya tentunya haru dipertimbangkan dengan berbagai aspek seperti target dan segmentasi konsumen dan sebagainya bukan hanya untuk mengejar keuntungan satu pihak semata.

Biaya sendiri merupakan salah satu pertanyaan yang peneliti gunakan untuk menilai persepsi konsumen mengenaik kualitas layanan jasa transportasi dari GO-Jek. Di mana apabila biaya yang dikeluarkan dianggap sesuai makan dapat disimpulkan bahwa persepsi kunsumen mengenai GO-Jek cukup bagus terutama dalam hal biaya, sehingga GO-Jek dianggap sebagai ojek online dengan harga merakyat, terjangkau dan murah. Hasil penelitian tabel tunggal sendiri menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 65 (35.0%) orang menyatakan jika biaya yang mereka keluarkan sesuai dengan layanan transportasi yang mereka peroleh.

(48)

biaya yang mereka keluarkan telah sesuai dengan layanan transportasi yang mereka peroleh.

Tabel 4.17

Aman bepergian dengan menggunakan GO-Jek

Aman bepergian dengan menggunakan GO-Jek

Frekuensi Persentase

Tidak Aman

Kurang Aman

Aman

Sangat Aman

-

-

71

29

-

-

71.0

29.0

Total 100 100.0

P.17/F.C. 20

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 71 orang (71.0%) menyatakan merasa aman bepergian dengan menggunakan GO-Jek. Berikutnya terdapat sebanyak 29 orang responden (29.0%) yang menyatakan merasa aman bepergian dengan menggunakan GO-Jek. Data penelitian juga menunjukkan bahwa tidak terdapat satu orangpun responden dari jumlah total 100 orang responden yang menyatakan merasa kurang aman dan tidak aman bepergian dengan menggunakan GO-Jek.

(49)

dikarenakan beberapa hal seperti driver GO-Jek yang berhati-hati dalam mengendarai motornya dan juga sebagainya.

Tabel 4.18

Driver GO-Jek berhati-hati dalam mengemudikan motornya

Driver GO-Jek berhati-hati

Tabel penelitian diatas menunjukkan tentang kehati-hatian driver GO-Jek dalam mengemudikan motornya. Di mana berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 63 orang (63.0%) menyatakan jika driver GO-Jek berhati-hati dalam mengemudikan motornya. Kehati-hatian ini bisa dilihat dari driver yang tidak tergesa-gesa dalam membawa motornya, keahlian driver dalam membawa motornya dan hal lainnya. Berikutnya terdapat sebanyak 31 orang responden (31.9%) yang menyatakan setuju jika driver GO-Jek sangat berhati-hati dalam mengemudikan motornya.

(50)

Tabel 4.19

Sangat mudah untuk menghubungi driver GO-Jek yang nantinya mengantar anda

Sangat mudah untuk menghubungi driver GO-Jek yang nantinya mengantar anda

Frekuensi Persentase

Tidak Mudah

Kurang Mudah

Mudah

Sangat Mudah

-

19

62

19

-

19.0

62.0

19.0

Total 100 100.0

P. 19/F.C. 22

Hasil penelitian mengenai kemudahan untuk menghubungi driver GO-Jek yang nantinya akan mengantar pelanggan ke lokasi tujuan, menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 62 orang (62.0%) menyatakan jika mereka merasa mudah untuk menghubungi driver GO-Jek yang nantinya akan mengantar mereka ke lokasi tujuan. Berikutnya terdapat sebanyak 19 orang responden (19.0%) yang menyatakan jika mereka merasa sangat mudah untuk menghubungi driver GO-Jek yang nantinya akan mengantar mereka ke lokasi tujuan.

(51)

Tabel 4.20

Menunggu lama untuk memperoleh driver yang nantinya akan mengantar anda

Menunggu lama untuk memperoleh driver yang nantinya akan mengantar anda

Frekuensi Persentase

Tabel 4.20 menunjukkan bahwa terdapat sebanyak 52 orang responden (52.0%) yang menyatakan jika mereka harus menunggu lama untuk memperoleh driver yang nantinya akan mengantarkan mereka ke lokasi tujuan. Berikutnya juga terdapat sebanyak 24 orang responden (24.0%) yang menyatakan jika mereka tidak lama menunggu untuk memperoleh driver yang nantinya akan mengantar mereka ke lokasi tujuan. Selanjutnya hasil penelitian juga menunjukkan jika terdapat sebanyak 15 orang responden (15.0%) yang menyatakan jika mereka kurang lama menunggu untuk memperoleh driver yang nantinya akan mengantar mereka ke lokasi tujuan.

(52)

Tabel 4.21

Setuju jika GO-Jek langsung memberi tanggapan terhadap komplain

Setuju jika GO-Jek langsung memberi tanggapan terhadap

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari jumlah total responden sebanyak 100 orang, mayoritas diantaranya yaitu sebanyak 49 orang (49.0%) menyatakan kurang setuju jika GO-Jek langsung memberi tanggapan terhadap komplain. Berikutnya terdapat juga sebanyak 43 orang responden (43.0%) yang menyatakan setuju jika jika GO-Jek langsung memberi tanggapan terhadap komplain. Hasil tabel tunggal juga menunjukkan bahwa terdapat sebanyak 6 orang responden (6.0%) yang menyatakan sangat setuju jika jika GO-Jek langsung memberi tanggapan terhadap komplain.Sementara itu hanya terdapat sedikit responden yang menyatakan tidak setuju jika jika GO-Jek langsung memberi tanggapan terhadap komplain Berdasarkan hasil di atas disimpulkan bahwa pada umumnya mahasiswa USU menyatakan masih belum setuju jika GO-Jek langsung memberi tanggapan terhadap komplain yang dikeluhkan pelanggannya di mana dari jumlah 100 orang responden 51 orang diantaranya menyatakan masih belum setuju jika GO-Jek langsung memberi tanggapan terhadap komplain, mereka ini terdiri dari responden yang menyatakan kurang setuju dan tidak setuju.

(53)

Tabel 4.22

Setuju jika driver GO-Jek selalu meminta maaf saat terjadi ketidaknyamanan pada saat mengantar anda

Setuju jika driver GO-Jek selalu meminta maaf saat terjadi ketidaknyamanan pada

saat mengantar anda

Frekuensi Persentase

Tidak Setuju

Kurang Setuju

Setuju

Sangat Setuju

3

18

68

11

3.0

18.0

68.0

11.0

Total 100 100.0

P. 22/F.C. 25

(54)

Tabel 4.23

Setuju jika driver Go-Jek mengharuskan penumpangnya untuk menggunakan helm demi keselamatan diperjalanan

Setuju jika driver Go-Jek mengharuskan penumpangnya untuk menggunakan helm demi

keselamatan diperjalanan

Tabel 4.23 menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 64 orang (64.0%) menyatakan \setuju jika driver Go-Jek mengharuskan penumpangnya untuk menggunakan helm demi keselamatan diperjalanan. Berikutnya terdapat sebanyak 36 orang responden (36.0%) yang menyatakan sangat setuju jika driver Go-Jek mengharuskan penumpangnya untuk menggunakan helm demi keselamatan diperjalanan. Sementara itu hanya dari jumlah total 100 orang responden, tidak terdapat satu orangpun responden yang menyatakan kurang setuju dan tidak setuju jika driver Go-Jek mengharuskan penumpangnya untuk menggunakan helm demi keselamatan diperjalanan.

(55)

Tabel 4.24

Setuju jika driver Go-Jek sering melanggar rambu-rambu lalu lintas

Setuju jika driver Go-Jek sering melanggar rambu-rambu

Demi keselamatan penumpangnya seorang pengendara dalam hal ini driver GO-Jek hekndaknya mematuhi peraturan lalu lintas yang ada, hal ini berguna untuk menjaga reputasi GO-Jek itu sendiri sebagai ojek online yang aman dan terpercaya serta untuk mencegah hal yang tidak diinginkan lainnya dan demi keselatann driver dengan pelanggan atau penumpangnya. Tabel 4.24 adalah tabel yang menjelaskan mengenai apakah driver GO-Jek sering melanggar rambu-rambu lalu lintas ataukah tidak. Dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa dari jumlah total 100 orang responden, lebih dari setengah persen diantaranya menyatakan bahwa mereka tidak setuju jika driver Go-Jek sering melanggar rambu-rambu lalu lintas.. Selanjutnya terdapat sebanyak 25 orang responden (25.0%) yang menyatakan kurang setuju jika driver Go-Jek sering melanggar rambu-rambu lalu lintas.

(56)

Indonesi khususnya cabang medan di mana mereka merasa aman menggunakan layanan transportasi GO-Jek dikarenakan driver-nya yang terkenal tertin dan patuh kepada peraturan lalu lintas yang ada.

4.4 Pembahasan

Persepsi merupakan pandanga, bagaimana sesorang melihat dan menilai sesuatu hal. Dalam memandang sesuatu objek atau lingkungan setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda-beda. Persepsi seseorang berkaitan dengan pengalaman, kemampuan maupun daya persepsi yang diterimanya. Persepsi merupakan bagian dari konsep diri manusia. Persepsi tidak akan lepas dari peristiwa, objek dan lingkungan sekitarnya. Melalui persepsi lah manusia memandang dunianya. Persepsi yang akan dilihat dalam penelitian ini khususnya mengarah kepada kualitas layanan yang diperoleh pengguna jasa GO-Jek. Di mana tentunya setiap konsumen GO-Jek tersebut memiliki persepsi yang berbeda-beda mengenai kualitas jasa yang telah mereka peroleh. Ada yang berpandangan baik dan buru mengenai layanan yang mereka peroleh semua itu tentunya tergantuk kepada apa yang mereka dapatkan dan rasakan setelah menggunakan layanan tersebut.

(57)

dan pengertian (understanding the customer). Berikut peneliti akan membahas hasil penelitian terkait persepsi mengenai kualitas layanan GO-Jek di kalangan mahasiswa USU

Dari hasil penelitian mengenai persepsi kualitas layanan GO-Jek di kalangan mahasiswa USU. Untuk hal kenampakan fisik mayoritas telah menyatakana jika motor yang dugunakan oleh driver GO-Jek sudah bagus baik dari tampilan fisik ataupun kualitas motor itu sendiri. Mayoritas responden juga menyatakan jika aplikasi GO-Jek telah menarik. Oleh karena itu dapat dikatankan bahwa responden telah mempersepsikan kenampakan fisik GO-Jek adalah bagus atau baik. Berikutnya hasil data penelitian mengenai realibilitas atau mengenai informasi yang dimiliki driver menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan jika driver GO-Jek masih belum tepat waktu dalam menjemput mereka tidak sesuai dengan informasi yang diberikan melalui handphone yang digunakan driver untu menghubungi penumpangnya.Namun meskipun begitu driver GO-Jek dinyatakan mengetahu informasi dengan tepat mengenai jalanan yang mereka tempuh untuk menuju lokasi tujuan dari penumpang mereka.

Data penelitian mengenai responsifitas bagian layanan GO-Jek dalam menanggapi keluhan pelayan menemukan bahwa mayoritas responden telah mempersepsika jika bagain pelayanan GO-Jek cukup responsive dalam menangani pelanggan. Dimana mereka menyatakan jika pelayanan GO-Jek menanggapi keluhan dengan baik dan cepat tanggap dalam menangani keluhan pelanggannya. Berikutnya mahasiswa USU juga mempersepsikan GO-Jek sebagai ojek online yang bagus dan mampu bersaing dengan ojek online lainnya yang mulai bermunculan dengan memanfaatkan media sosial. Di mana mayoritas responden menyatakan jika mereka menilai GO-Jek lebih baik dibandingkan ojek online lainnya serta mereka juga menyatakan lebih memilih GO-Jek dibandingkan ojek online lainnya.

(58)

yang bagus dan baik di mana hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan jika GO-Jek memiliki reputasi baik dimata mereka terutama untuk layanan transportasinya yang dikenal dengan sebutan GO-Ride, selain itu mereka juga menyatakan jika biaya yang ditetapkan GO-Jek tidaklah mahal dan sesuai dengan layanan transportasi yang mereka peroleh.

Selanjutnya responden juga telah mempersepsikan jika GO-Jek adalah ojek onlne yang aman dan terpercaya, di mana mayoritas responden menyatakan merasa aman menguunakan GO-Jek serta mereka juga menyatakan jika driver GO-Jek telah berhati-hati dalam membawa motor mereka, sehingga mereka tida was-was ataupun ragu pada saat menggunakan layanan transportasi GO-Jek. Berikutnya untuk hal akses driver GO-Jek, mayoritas responden menyatakan masih menemui sedikit masalah dalam mengakses driver GO-Jek di mana mereka menyatakan membutuhkan waktu lama untuk mendapatkan driver yang nantinya akan mengantarkan mereka, driver ini sendiri mereka peroleh melalui aplikasi yang mereka install di perangkat smartphone mereka. Meskipun begitu mayoritas responden menyatakan tidak menemui kesulitan dalam menghubungi driver yang nanti akan mengantarkan mereka.

Berikutnya mengenai komunikasi mayoritas responden telah menyatakan jika driver GO-jek berkomunikasi dengan baik dengan mereka sebagai penumpang serta driver tidak segan untuk meminta maaf apabila terjadi ketidaknyamanan pada saat mengantarkan mereka sebagai penumpangnya. Berikutnya mengenai pertanggung jawaban terhadap public dalam hal ini pertanggung jawaban driver dengan penumpangnya menemukan bahwa mayoritas respondenmempersepsikan driver GO-Jek sebagai driver yang bertanggung jawab. Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian yang menemukan bahwa mayoritas responden menyatakan jika driver GO-Jek mengharuskan mereka untuk menggunakan helm pada saat menjadi penumpang GO-Jek serta driver GO-Jek yang telah patuh kepada rambu-rambu dan peraturan lalu lintas yang ada.

(59)
(60)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Sebagai penutup, berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan bagian-bagian yang merupakan simpulan dari penelitian, sebagai berikut:

1. Mahasiswa USU telah mempersepsikan GO-Jek khususnya dalam hal layanan transportasi GO-Ride sebagai ojek online yang bagus, baik dan kredibel. Hal ini bisa dilihat dari responden yang menyatakan motor yang digunakan GO-Jek bagus, tanggapan pihak GO-Jek yang bagus dalam menangani pelanggan, Go-Jek yang mapu bersaing dengan ojek online lainnya, driver GO-Jek yang mengantarkan mereka memiliki sikap yang baik, reputasi GO-Jek yang bagus, rasa aman yang diperoleh pada saat menggunakan GO-Jek dan biaya yang sesuai serta driver GO-Jek yang bertanggung jawab terhadap keselamatan pelanggannya. Walupun begitu m dalam hal waktu masih agak lama bagi driver untuk menemukan driver yang akan mengantar mereka dari aplikasi GO-Jek tersebut

5.2 Saran

Setelah melakukan penelitian mengenai Persepsi Mengenai Layanan

GO-Jek di Kalangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara. Peneliti memiliki beberapa saran dari responden, saran akademis dan saran praktik sebagai

beriku:

(61)

2. Saran secara akademis, penelitian ini masih terbatas hanya di kalangan Mahasiswa USU. Sehingga peneliti mengharapkan adanya penelitian yang mengembangkan permasalahan ini dan melakukan penelitan yang serupa untuk kalangan yang berbeda atau lebih luas, serta membahas mengenai layanan jasa lainnya selain jsa transportasi yang disediakan.

3. Saran secara praktis, GO-Jek telah mampu memeberikan persepsi

(62)

BAB II

KERANGKA TEORITIS

2.1.1 Kerangka Teoritis

Dalam sebuah penelitian maka seorang peneliti haruslah terlebih dahulu menyusun teori yang bersangkutan dangan topik penelitiannya. Kerangka teori dapat mempermudah peneliti menghubungkan teori dengan berbagai faktor yang terdapat dalam perumusan masalah. Menurut Kerlinger, teori adalah definisi proporsi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala yang menjabarkan relasi antara variable untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Rakhmat, 2004, p.6). Lebih lanjut teori merupakan pernyataan abstrak yang menyediakan cara dan menguji sesuatu yang diamati dalam dunia sosial (Miller, 2002, p.115). Fungsi teori dalam penelitian adalah membantu peneliti menerangkan fenomena sosial atau fenomena alami yang menjadi pusat perhatiannya.

2.1.2 Perkembangan Teknologi Komunikasi

Teknologi berasal dari kata Yunani techno yang artinya keterampilan atau seni, dari kata inilah diturunkan kata teknik dan teknologi. Teknik artinya cara atau metode untuk memperoleh keterampilan dalam bidang tertentu sedangkan teknologi mempunyai arti; (1) penerapan ilmu untuk petunjuk praktis, (2) cabang ilmu tentang penerapan tersebut dalam praktek dan industri, dan (3) kumpulan cara untuk memenuhi obyek dari kebudayaan. (Ansita dkk, 2010: 85).

Menurut Yusup (1995: 9), informasi adalah suatu rekaman fenomena yang diamati, atau bisa juga berupa putusan-putusan yang dibuat. Tidak mudah untuk mendefinisikan konsep informasi karena istilah satu ini mempunyai bermacam aspek, ciri, dan manfaat yang satu dengan lainnya terkadang sangat berbeda. Informasi bisa jadi hanya berupa kesan pikiran seseorang atau mungkin juga berupa data yang tersusun rapi dan telah terolah.

(63)

informasi harus tersedia/ada pada saat informasi diperlukan, (3) relevan artinya informasi yang diberikan harus sesuai dengan yang dibutuhkan, (4) lengkap, artinya informasi harus diberikan secara utuh tidak setengah-setengah.

Teknologi Informasi menurut Richard Weiner dalam Websters New Word Dictinonary and Communication disebutkan bahwa Teknologi Informasi adalah pemprosesan, pengolahan, dan penyebaran sata oleh kombinasi komputer dan telekomunikasi (Sa’ud, 2008: 183).

Teknologi Informasi menurut Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah, memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu (Dimyati dan Mudjiono, 1999: 157).

Dari definisi di atas, bisa diambil suatu pengertian bahwa teknologi informasi merupakan serangkaian tahapan penanganan informasi, yang meliputi penciptaan sumber-sumber informasi, pemeliharaan saluran informasi, seleksi dan transmisi informasi, penerimaan informasi secara selektif, penyimpanan dan penelusuran informasi, serta penggunaan informasi.

Teknologi informasi dan komunikasi dalam bahasa Inggris biasa disebut dengan istilah information and communication technology (ICT). Secara umum teknologi informasi dan komunikasi dapat diartikan sebagai semua teknologi yang berhubungan dengan pengambilan, pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi (Jamal Ma’mur Asmani, 2011: 99). Teknologi informasi dan komunikasi mencakup dua aspek perpaduan yang tidak terpisahkan yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan teknologi komunikasi berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat satu ke perangkat yang lainnya.

(64)

(TIK) sebagai bagian dari ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang secara umum adalah semua teknologi yang berhubungan dengan pengambilan, pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi.

Teknologi informasi dan komunikasi memiliki beberapa komponen utama yang mendukungnya. Komponen-komponen yang mendukung teknologi informasi dan komunikasi diantaranya adalah komputer (sistem komputer), komunikasi, dan keterampilan bagaimana menggunakannya (Jamal Ma’mur Asmani, 2011: 107).

1. Komputer (sistem komputer). Komputer meliputi perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan alat penyimpanan (storage). Sistem komputer terdiri dari komputer, software, informasi, pemrograman, manusia, dan komunikasi.

2. Komunikasi. Beberapa fasilitas komunikasi yang sering digunakan diantaranya adalah modem, multiplexer, concentrator, pemroses depan, bridge, gateway, dan network card.

3. Keterampilan Penggunaan. Semua kemajuan dan perkembangan teknologi yang ada akan sia-sia apabila sumber daya manusia yang ada tidak mampu menguasainya. Sebaliknya kebermanfaatan teknologi informasi dan komunikasi akan semakin terasa apabila sumber daya manusia yang ada mengetahui apa, kapan, dan bagaimana teknologi informasi dan komunikasi tersebut dapat digunakan secara optimal.

Sedangan menurut Abdul Kadir (2003: 14) secara garis besar teknologi informasi dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware). Perangkat keras merupakan peralatan yang bersifat fisik seperti memori, printer dan keyboard. Perangkat lunak merupaan instruksi-instruksi untuk mengatur perangkat keras agar bekerja sesuai dengan instruksi-instruksi tersebut. Lebih lanjut Hag (Abdul Kadir, 2003: 14) membagi teknologi informasi menjadi 6 kelompok yaitu :

1. Teknologi masukan input (technology) yaitu segala perangkat yang digunakan untuk menangkap data/ informasi dari sumber asalnya, contohnya barcode scanner dan keyboard.

2. Teknologi keluaran (output technology) yaitu semua perangat yang digunaan untuk menyajikan informasi baik itu berupa softcopy maupun hardcopy (tercetak), contohnya monitor dan printer.

3. Teknologi perangkat lunak (software technology) yaitu sekumpulan instruksi yang digunakan untuk mengendalikan perangkat keras komputer, contohnya Microsoft Office Word untuk pengolah kata.

Gambar

Tabel 3.2 Jumlah Sampel
Tabel 4.1 Jenis Kelamin
Tabel 4.2 Umur
Tabel 4.3 Angkatan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui adanya pengaruh perlakuan terhadap keteguhan patah (MoR) papan partikel yang dihasilkan dari serbuk gergajian kayu dan limbah penyulingan kulit

Kata Kunci : Hasil Belajar, IPA, dengan Model Pembelajaran jigsaw. Penelitian ini di latar belakangi oleh rendahnya kualitas program pembelajaran di Madrasah, sering kali

Setelah diketahui bahwa terdapat perbeda- an keefektifan antara kedua pendekatan, maka akan dilakukan uji t-Bonferroni untuk melihat bahwamodel experiential learning

Berdasarkan hasil analisa diketahui bahwa terdapat interaksi sangat nyata antara lama ekstraksi dan rasio pelarut (volume pelarut) terhadap nilai absorbansi pigmen

Nilai spiritual lain dari Oray-orayan adalah pada inti permainan, yakni ular menangkap ekornya sendiri... d ij elaskan sebelumnya, momentum ular menangkap ekornya sendiri

Dari hasil analisis dan pembahasan yang penulis lakukan, penulis membuat kesimpulan bahwa Good Corporate Governance bukan merupakan variabel moderasi yang dapat memperkuat

Secara garis besar dari hasil perhitungan dan uraian kesimpulan diatas, pola pasang surut laut sesaat yang dihasilkan dari pengamatan langsung menggunakan palem

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pelumas sintetik mempunyai kesetabilan viskositas paling baik, pada temperatur kerja maupun kamar, pelumas mineral paling rendah