• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Media Tanam Top Soil, Debu Vulkanik Gunung Sinabung dan Kompos Jerami Padi Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tembakau Deli (Nicotiana tabacum L.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Media Tanam Top Soil, Debu Vulkanik Gunung Sinabung dan Kompos Jerami Padi Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tembakau Deli (Nicotiana tabacum L.)"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Abdulah dan Soedarmanto. 1979. Budidaya Tembakau. CV. Yasaguna, Jakarta, Abidin. 1991. Pengaruh Pergiliran tanaman Tebu dengan Mimosa insiva mart dan

Pupuk NPK Terhadap Beberapa Sifat Tanah dan Produksi Tembakau Deli. Tesis Magister Sains Fakultas Pascasarjana IPB, Bogor.

Abidin, Z. 2004. Pengendalian Hama dan Penyakit Utama Pada Tanaman Tembakau.Balai Penelitian Tembakau Deli. Medan.

Adiningsih, S dan Rochayati, S. 1987. Peranan Bahan Organik dalam Meningkatkan Efisiensi Penggunaan Pupuk dan Produktivitas Tanah. Prosiding Lokakarya Nasional Efisiensi Pupuk. Cipayung.

Andhika, M. M. 2011. Dampak Debu Vulkanik Gunung Sinabung Terhadap Perubahan Sifat dan Kandungan Logam Berat pada Tanah Inceptisol.Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan. Hal 2-9.

Barasa, R. F., Abdul, R dan Mariani, S. 2013. Dampak Abu Vulkanik Letusan

Sinabung Terhadap Kadar Cu,Pb, dan B Tanah, di Kabupaten Karo. J. Agroekoteknologi Vol(1): No 4. ISSN :2337-6597.

Davies, D. L and Nielsen, M. T. 1999. Tobacco production, chemistry, and technology. Coresta, Blackwell Sci., Ltd.

Ditjenbun. 2005. Kebijakan pengembangan supply–demand tembakau untuk kesejahteraan petani. Di rektorat Jenderal Bina Produksi Perkebunan, Jakarta.

Doberman, A and T. Fairhurst. 2000. Rice Nutrient Disorder & Nutrient Management. Potash & Potash Institute of Canada. Canada.

Ebo, A.G.A. 2010. Gunung Sinabung Meletus. Diakses dari http://www.regional. kompas.com pada tanggal 27 Oktober 2014

Erwin dan N. Suyani. 2000. Hama dan Penyakit Tembakau Deli. Balai Penelitian Tembakau Deli (BPTD). Medan.

Fiantis. 2006. Laju Pelapukan Kimia Debu Vulkanis Gunung Talang dan Pengaruhnya Terhadap Proses Pembentukan Mineral Liat Non-Kristalin. Skripsi. Universitas Andalas. Padang.

Global Volcanism Program. 2014. General Information of Sinabung. Diakses dari http://www.volcano.si.edu pada tanggal 27 Oktober 2014

(2)

Gunawan, A. 2004. Evaluasi Pertumbuhan Beberapa Varietas Tanaman Tembakau (Nicotiana tabacum L.). Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Kementerian Keuangan RI. 2015. Rincian Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau Menurut Provinsi/ Kabupaten/ Kota Tahun Anggaran 2015. Diakses dari http://www.jdih.kemenkeu.go.id. Pada tanggal 31 Oktober 2015

Munir, M. S. 1996. Tanah-Tanah Utama Indonesia. Karakteristik; Klasifikasi dan Pemanfaatannya. PT.Dunia Pustaka Jaya. Jakarta

Nasution, W. A. 2008. Pengaruh Bio VA-MIKORIZA dan Pemberian Arang

Terhadap Jamur Phytium spp. Pada Tanaman Tembakau Deli (Nicotiana tabacum L.) di Rumah Kaca. Skripsi. Universitas Sumatera

Utara. Medan

Pramono, J. 2004. Kajian Penggunaan Bahan Organik pada Padi Sawah. Agrosains 6 (1): 11-14.

Silaban, Martua M. 2013. Respons Pertumbuhan Tembakau Deli (Nicotiana tabaccum (L.)) pada Beberapa Jenis Kapur dan Tanah di

Sumatera Utara. Jurnal. Vol.1, No.3, Juni 2013. Agroekoteknologi Fakultas Pertanian USU. Medan.

Simanjuntak, R. 2006. Korelasi Beberapa Sifat Tanah Dengan Produksi Pada Tanaman Tembakau Deli Di PTPN II Sampali Kabupaten Deli Serdang. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan

Simanungkalit, R. D. M., Suriadikarta, D. A., Saraswati, R. Setyorini dan W. Hartatik. 2006. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Departemen

Pertanian. Jakarta. http://balittanah. litbang.deptan.go.id. [ 4 Maret 2010]. Simbolon, N. M. 2007. Respon Tanaman Tembakau Deli (Nicotiana tabacum L. ) Pada Beberapa Tingkat Pemberian Air Dengan pH Yang Berbeda. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Sipayung, E. 2014. Respon Perbandingan Debu Vulkanik Gunung Sinabung dan Pupuk Kandang Sapi Terhadap Pertumbuhan Tanaman Tembakau Deli. Skripsi. Fakultas Pertanian USU, Medan.

Steenis, C. G. G. J. 1997. Flora. PT. Pradnya Paramita. Jakarta. 485 hal.

Sudaryo dan Sutjipto. 2009. Analisis Logam Pada Tanah Vulkanik Di Daerah Cangkringan Kabupaten Sleman Dengan Metode Analisis Aktivasi Neutron Cepat.Skripsi Fakultas Farmasi UGM. Yogyakarta.

(3)

Bokashi Jerami Padi. Prosiding Seminar Dan Kongres Nasional Himpunan Ilmu Tanah Indonesia X. Jurusan Ilmu Tanah Faperta Universitas Sebelas Maret Surakarta Bekerjasama Dengan HITI Surakarta, 68 Desember 2011 Dalam Kaya, E. 2013. Pengaruh Kompos Jerami Dan Pupuk NPK Terhadap N-Tersedia Tanah, Serapan-N, Pertumbuhan Dan Hasil Padi Sawah

(4)

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Balai Penelitian Tembakau Deli (BPTD) PTPN II Sampali Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang pada ketinggian + 15 meter di atas permukaan laut. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Mei sampai dengan Juli 2015.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit tembakau varietas deli- 4 umur 40 hari, top soil, debu vulkanik Gunung Sinabung, kompos jerami padi, polibeg ukuran 40 x 50 cm, air dan bahan lainnya yang dapat mendukung penelitian ini.

Alat yang digunakan adalah gembor, handsprayer, timbangan, cangkul, kalkulator, alat tulis, meteran, jangka sorong digital, label nama, spidol, ayakan 20 mesh, kamera, meteran dan alat lainnya yang dapat mendukung penelitian ini.

Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial, yaitu:

M0 = Kontrol ( Top soil 15 kg )

M1 = Topsoil : Debu vulkanik : Kompos Jerami Padi (13 kg : 2 kg : tanpa kompos jerami) M2 = Topsoil : Debu vulkanik : Kompos Jerami Padi (13kg : 1.5 kg : 0,5 kg )

M3 = Topsoil : Debu vulkanik : Kompos Jerami Padi (13 kg : 1 kg : 1 kg) M4 = Topsoil : Debu vulkanik : Kompos Jerami Padi (13 kg : 0,5 kg : 1,5 kg)

(5)

Jumlah Ulangan (Blok) = 4 Ulangan

Jumlah Plot = 24 Plot

Jumlah Tanaman Sampel Per Plot = 6 Tanaman Jumlah Tanaman Per Plot = 6 Tanaman Jumlah Tanaman Sampel Seluruhnya = 144 Tanaman Jumlah Tanaman Seluruhnya = 144 Tanaman Ukuran Plot = 100 cm x 150 cm

Jarak Antar Plot = 50 cm

Jarak Antar Ulangan = 70 cm

Ukuran polibeg = 40 x 50 cm (15 kg) Metoda Analisis Data

Data Analisis dengan sidik ragam, berdasarkan model umum sebagai berikut :

Yij = µ + αi + βj + εij

i= 1,2,3,4,5,6 j= 1,2,3,4 Dimana :

Yij= hasil pengamatan ulangan ke-i karena pemberian debu vulkanik dan pupuk kompos jerami padi pada taraf ke-j

µ = Rataan umum

βj = Pengaruh pemberian ulangan ke-j αi = Respon perlakuan pada taraf ke-i

Eij= Efek galat dari perlakuan ke i dan ulangan ke-j

Jika perlakuan berpengaruh nyata maka dianalisis dengan Uji Beda Rataan

(6)

PELAKSANAAN PENELITIAN Persiapan Areal Penelitian

Penelitian dilakukan di Balai Penelitian Tembakau Deli (BPTD) PTPN II Sampali Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang dengan luas areal 7,1 m x 13 m. Areal yang digunakan dibersihkan, kemudian dibentuk plot untuk menempatkan polibeg.

Persiapan Bibit

Bibit yang digunakan pada percobaan ini adalah bibit tembakau deli (Nicotiana tabacum L.) varietas deli- 4 yang berumur 40 hari yang berasal dari pembibitan tembakau deli PTPN II

Persiapan Media Tanam

Media tanam yang digunakan pada penelitian ini adalah topsoil. Topsoil yang digunakan 13 kg per polibeg. Sebelum digunakan topsoil terlebih dahulu diayak dengan ayakan 20 mesh untuk menghilangkan kotoran-kotoran berupa batu-batu, dedaunan, dan tanah yang menggumpal. Analisis tanah dilakukan sebelum tanam dan sesudah tanaman tembakau dipanen (Lampiran5).

Persiapan Debu Vulkanik dan Pupuk Kompos Jerami Padi

(7)

sudah mengalami proses fermentasi. Hasil analisis kompos jerami padi dapat dilihat pada Lampiran 7.

Aplikasi Debu vulkanik dan Pupuk Kompos Jerami Padi

Aplikasi debu vulkanik dan kompos jerami padi dilakukan seminggu sebelum ditanam. Sebelum aplikasi, kompos jerami padi dan debu vulkanik diayak terlebih dahulu menggunakan ayakan 20 mesh untuk membersihkan kotoran-kotoran yang terdapat dalam debu vulkanik dan kompos jerami padi tersebut. Debu vulkanik dan kompos jerami padi dicampur sesuai perlakuan sebelum diaplikasikan kedalam media tanam, dimana berat campuran debu vulkanik dan pupuk kompos jerami padi adalah 2 kg per polibeg.

Penanaman

Penanaman dilakukan seminggu setelah debu vulkanik dan pupuk kompos jerami padi diaplikasikan sesuai perlakuan ke dalam media tanam, jumlah tanaman per polibeg berjumlah 1 tanaman.

Pemeliharaan Tanaman Penyiraman

Penyiraman dilakukan setiap hari dan dilakukan pada sore hari. Penyulaman

Penyulaman dilakukan untuk mengganti tanaman yang mati atau tidak tumbuh dan dilakukan seminggu setelah pindah tanam.

Pemupukan

(8)

10 g/tanaman. Pemupukan ketiga dilakukan pada 16 HST dengan menggunakan pupuk campuran ZA dan ZK (1:3) dengan dosis 15 g/tanaman.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dan penyakit dilakukan sesuai dengan gejala yang terdapat di lapangan. Pengendalian dilakukan secara kimia dengan menggunakan pestisida.

Penyiangan dan Pembumbunan

Penyiangan dilakukan secara manual yakni dengan mencabut gulma dengan tangan maupun cangkul yang tumbuh di dalam polibeg maupun di lahan penelitian. pentiangan dilakukan setiap dua hari sekali.

Panen (Kutip Daun)

Pengutipan daun dilakukan pada beberapa tahapan, yakni:

- 16 HSPT : kutip daun bibit, yakni dengan menyisakan dua daun bagian atas dan tunas pucuk.

- 30 HSPT kutip daun rusak, daun tua, daun bibit, dan daun yang lengket dengan tanah

- 44 HSPT : kutip daun pasir yakni dengan mengutip 3 lembar daun/pokok - 47 HSPT : kutip pertama daun kaki 1 yakni dengan mengutip 3 lembar

(9)

Pengamatan Parameter Tinggi Tanaman (cm)

Tinggi tanaman diukur mulai 18 hari setelah pindah tanam (HSPT) yaitu setelah pembumbunan kedua hingga 46 HSPT dengan interval pengamatan 1 minggu. Tinggi tanaman diukur mulai dari leher akar hingga titik tumbuh dengan menggunakan meteran, selanjutnya dibuat pacak ukur untuk pengamatan berikutnya.

Diameter Batang (mm)

Diameter batang diukur mulai 18 hari setelah pindah tanam (HSPT) hingga 46 HSPT dengan interval pengamatan 1 minggu. Diameter batang diukur 1 cm diatas pacak sampel dengan menggunakan jangka sorong.

Jumlah Daun per pokok (Helai)

Jumlah daun dihitung mulai 18 HSPT hingga 39 HSPT dengan interval pengamatan 1 minggu. Daun yang dihitung adalah daun yang telah berkembang sempurna yakni telah memiliki tangkai daun.

Lebar Daun Pasir (cm)

Lebar daun diukur pada 44 HSPT. Daun yang diukur adalah daun pasir terbaik sebanyak 3 daun yakni diantara daun yang terletak pada duduk daun ke-1 sampai ke-6. Lebar daun diukur pada bagian daun yang terlebar.

Lebar Daun Kaki I (cm)

(10)

Panjang Daun Pasir (cm)

Panjang daun pasir diukur pada 44 HSPT. Daun yang diukur adalah daun pasir terbaik yakni daun yang terletak pada duduk daun ke-1 sampai ke-6. Panjang daun diukur dari pangkal daun sampai sampai ke ujung daun.

Panjang Daun Kaki I (cm)

Panjang daun kaki I diukur pada 47 HSPT. Daun yang diukur adalah daun kaki I terbaik yang terletak pada duduk daun ke-7 sampai ke-15. Panjang daun diukur dari pangkal daun sampai sampai ke ujung daun.

Berat Segar Daun Pasir (g)

Berat segar daun pasir diukur pada 44 HSPT. Berat segar daun pasir yang diukur adalah daun pasir terbaik yakni daun yang terletak pada duduk daun ke-1 sampai ke-6 dengan menggunakan timbangan digital.

Berat Segar Daun Kaki I (g)

(11)

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian sidik ragam dapat dilihat bahwa perlakuan media tanam tanaman tembakau berpengaruh nyata terhadap parameter diameter batang 18 – 46 HSPT dan jumlah daun per pokok umur 46 HSPT dan berpengaruh tidak nyata terhadap parameter tinggi tanaman pada 18 – 46 HSPT, jumlah daun per pokok umur 18-39 HSPT lebar daun pasir, lebar daun kaki I, panjang daun pasir, panjang daun kaki I, berat segar daun pasir, berat segar daun kaki I.

Tinggi Tanaman (cm)

Data pengamatan tinggi tanaman tembakau umur 18 – 46 HSPT dan sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 9 sampai 18 yang menunjukkan bahwa perlakuan media tanam berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman tembakau.

Tinggi tanaman tembakau umur 18 – 46 HSPT pada berbagai komposisi media tanam dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Rataan tinggi tanaman (cm) tembakau umur 18 – 46 HSPT pada media tanam dengan pemberian debu vulkanik dan kompos jerami padi

Media Tanam Rataan

18 HSPT 25 HSPT 32 HSPT 39 HSPT 46 HSPT

M0 5,83 22,04 36,92 53,71 127,02

M1 4,10 17,42 31,00 46,54 134,11

M2 5,33 21,61 35,29 50,92 111,73

M3 5,67 22,54 38,75 53,84 122,54

M4 5,98 23,29 38,21 54,67 127,04

M5 6,31 22,81 38,21 56,17 122,58

(12)

tanam M5 (topsoil : debu vulkanik : kompos jerami padi = 13 kg : tanpa debu vulkanik : 2 kg) yakni 6,31 cm dan terendah pada perlakuan media tanam M1 (topsoil : debu vulkanik : kompos jerami padi = 13 kg : 2 kg : tanpa kompos jerami padi) yakni 4,10 cm.

Tinggi tanaman tembakau umur 25 HSPT tertinggi pada perlakuan media tanam M4 (topsoil : debu vulkanik : kompos jerami padi =13 kg : 0,5 kg : 1,5 kg) yakni 23,29 cm dan terendah pada perlakuan media tanam M1 (topsoil : debu vulkanik : kompos jerami padi = 13 kg : 2 kg : tanpa kompos jerami padi) yakni 17,42 cm. Pada umur 32 HSPT tinggi tanaman tembakau tertinggi pada perlakuan media tanam M3 (topsoil : debu vulkanik : kompos jerami padi = 13 kg : 1 kg : 1 kg) yakni 38,75 cm dan terendah pada perlakuan media tanam M1 (topsoil : debu vulkanik : kompos jerami padi = 13 kg : 2 kg : tanpa kompos jerami padi ) yakni 31,00 cm.

Tinggi tanaman tembakau umur 39 HSPT tertinggi pada perlakuan media tanam M5 (topsoil : debu vulkanik : kompos jerami padi = 13 kg : tanpa debu vulkanik : 2 kg) yakni 56,17 cm dan terendah pada perlakuan media tanam M1 (topsoil : debu vulkanik : kompos jerami padi =13 kg : 2 kg : tanpa kompos jerami padi) yakni 46,54 cm.

(13)

Diameter Batang (mm)

Data pengamatan diameter batang tembakau umur 18 – 46 HSPT dan sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 30 sampai 38 yang menunjukkan bahwa perlakuan media tanam berpengaruh nyata terhadap diameter batang tanaman tembakau.

Diameter batang tanaman tembakau umur 18 – 46 HSPT pada berbagai media tanam dapat dilihat pada Tabel 2

Tabel 2. Rataan diameter batang (mm) tembakau 18–46 HSPT pada media tanam dengan pemberian debu vulkanik dan kompos jerami padi.

Media Tanam Rataan

18 HSPT 25HSPT 32 HSPT 39 HSPT 46 HSPT M0 6.90cd 9.61cd 10.93c 13.41c 15.68c M1 5.94e 8.76e 9.76d 12.59e 14.14e

M2 6.48d 9.11d 10.20d 12.87d 14.95d

M3 7.03bc 9.75c 10.89c 13.39c 15.41cd

M4 7.45b 10.48b 11.54b 14.44b 16.33b

M5 8.09a 11.48a 12.71a 15.24a 16.97a

Keterangan : Angka-angka yang diikuti notasi huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% dalam uji jarak Duncan.

Tabel 2 menunjukkan bahwa pada perlakuan berbagai media tanam, diameter batang tanaman tembakau pada umur 18 HSPT terbesar pada perlakuan media tanam M5 yakni 8,09 mm yang berbeda nyata dengan perlakuan media tanam lainnya, sedangkan diameter batang terkecil terdapat pada perlakuan M1 yakni 5,94 mm yang berbeda nyata dengan perlakuan media tanam lainnya.

Pada umur 25 HSPT diameter batang tanaman terbesar pada perlakuan media tanam M5 yakni 11,48 mm yang berbeda nyata dengan perlakuan media tanam lainnya, sedangkan diameter batang terkecil terdapat pada perlakuan M1 yakni 8,76 mm yang berbeda nyata dengan perlakuan media tanam lainnya.

(14)

perlakuan media tanam lainnya, sedangkan diameter batang terkecil terdapat pada perlakuan M1 yakni 9,76 mm yang berbeda tidak nyata dengan M2 namun berbeda nyata dengan perlakuan media tanam lainnya.

Pada umur 39 HSPT diameter batang tanaman tembakau terbesar pada perlakuan media tanam M5 yakni 15,24 mm yang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Sedangkan diameter yang terendah ditunjukan oleh perlakuan media tanam M1 yakni 12,59 yang berbeda nyata dengan perlakuan media tanam lainnya.

Diameter batang tanaman tembakau terbesar pada umur 46 HSPT yaitu pada perlakuan media tanam M5 yakni 16,97 mm yang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Sedangkan diameter terendah yakni sebesar 14,14 mm pada perlakuan media tanam M1 yang berbeda nyata dengan perlakuan media tanam lainnya.

Gambar 1. Diagram batang diameter batang (mm) 18 – 46 HSPT tanaman tembakau pada berbagai media tanam

Jumlah Daun per Pokok (helai)

Data pengamatan jumlah daun per pokok tanaman tembakau umur 18 – 46 HSPT dan sidik ragamnya (Lampiran 19 - 29) yang menunjukkan bahwa

0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 14,00 16,00 18,00

18 HSPT 25HSPT 32 HSPT 39 HSPT 46 HSPT

(15)

perlakuan media tanam berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah daun per pokok pada umur 18 – 39 HSPT dan berpengaruh nyata pada umur 46 HSPT.

Jumlah daun per pokok tanaman tembakau umur 18 – 46 HSPT pada berbagai media tanam dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Rataan jumlah daun (helai) tembakau 18–46 HSPT pada media tanam dengan pemberian debu vulkanik dan kompos jerami padi

Media Tanam Rataan

18 HSPT 25 HSPT 32 HSPT 39 HSPT 46 HSPT

M0 4,71 7,79 10,21 13,52 25,41ab

M1 4,08 6,96 9,67 13,04 24,29b

M2 4,33 7,59 10,33 13,96 22,95c

M3 4,71 7,83 10,96 13,65 22,24c

M4 4,83 8,06 11,00 14,40 26,15a

M5 4,68 7,81 10,79 14,23 22,19c

Keterangan : Angka-angka yang diikuti notasi huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% dalam uji jarak Duncan. Tabel 3 menunjukkan bahwa pada perlakuan berbagai media tanam, jumlah daun per pokok tanaman tembakau pada umur 18 – 39 HSPT terbanyak pada perlakuan M4 yakni 4,83 helai, 8,06 helai, 11,00 helai, 14,40 helai dan 26,15 helai. Jumlah daun per pokok tanaman tembakau pada umur 18 – 39 HSPT terendah pada perlakuan M1 yakni 4,08 helai, 6,96 helai, 9,67 helai dan 13,04.

(16)

Gambar 2. Diagram batang jumlah daun per pokok (helai) 18 – 46 HSPT tanaman tembakau pada berbagai media tanam

Lebar Daun (cm)

Dari hasil pengamatan lebar daun pasir pada 44 HSPT dan lebar daun kaki I pada 50 HSPT disajikan pada lampiran 39 sampai 42 menunjukkan bahwa perlakuan menunjukkan perbedaan yang tidak nyata pada lebar daun pasir dan lebar daun kaki I. Rataan lebar daun pasir dan daun kaki I dapat dilihat pada Tabel 4 dibawah.

Tabel 4. Rataan lebar daun pasir (cm) pada 44 HSPT dan lebar daun kaki I pada 50 HSPT pada media tanam dengan pemberian debu vulkanik dan kompos jerami padi.

Perlakuan Rataan Lebar Daun (cm)

Daun Pasir Daun Kaki I

M0 19,82 18,63

M1 19,53 17,83

M2 20,05 18,60

M3 20,96 19,07

M4 17,90 18,71

M5 20,59 19,74

Tabel 4 menunjukkan bahwa pada perlakuan berbagai media tanam, lebar daun pasir tanaman tembakau terlebar pada perlakuan M5 yakni 20,59 cm dan tersempit pada perlakuan M4 yakni 17,90 cm. Pada daun kaki I, tanaman

0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00

18 HSPT 25 HSPT 32 HSPT 39 HSPT 46 HSPT

(17)

tembakau terlebar terdapat pada perlakuan M5 yakni 19,74 cm dan tersempit pada perlakuan M1 yakni 17,83 cm.

Panjang Daun (cm)

Dari hasil pengamatan panjang daun pasir pada 44 HSPT dan panjang daun kaki I pada 50 HSPT disajikan pada lampiran 43 sampai 46 menunjukkan bahwa perlakuan menunjukkan perbedaan yang tidak nyata pada panjang daun pasir dan panjang daun kaki I. Rataan panjang daun pasir dan daun kaki I dapat dilihat pada Tabel 5 dibawah.

Tabel 5. Rataan panjang daun pasir (cm) pada 44 HSPT dan panjang daun kaki I pada 50 HSPT pada media tanam dengan pemberian debu vulkanik dan kompos jerami padi.

Perlakuan Rataan Panjang Daun (cm)

Daun Pasir Daun Kaki I

M0 33,97 32,54

M1 32,18 30,63

M2 32,78 31,08

M3 32,76 32,39

M4 33,71 33,10

M5 32,94 33,52

Tabel 5 menunjukkan bahwa pada perlakuan berbagai media tanam, panjang daun pasir tanaman tembakau terpanjang pada perlakuan M0 yakni 33,97 cm dan terpendek pada perlakuan M1 yakni 32,18 cm. Sedangkan pada panjang daun kaki I, tanaman tembakau terpanjang pada perlakuan M5 yakni 33,52 cm dan terpendek pada perlakuan M1 yakni 30,63 cm.

Berat Segar Daun (gr)

(18)

berat segar daun pasir dan berat segar daun kaki I. Rataan berat segar daun pasir dan berat segar daun kaki I dapat dilihat pada Tabel 6 dibawah.

Tabel 6. Rataan berat segar daun pasir (gr) pada 44 HSPT dan berat segar daun kaki I pada 50 HSPT pada media tanam dengan pemberian debu vulkanik dan kompos jerami padi

Perlakuan Rataan Berat Segar Daun (gr)

Daun Pasir Daun Kaki I

M0 11,91 10,87

M1 10,82 9,98

M2 13,54 11,77

M3 12,54 11,98

M4 12,25 12,05

M5 12,56 12,77

Tabel 6 menunjukkan bahwa pada perlakuan berbagai media tanam, berat segar daun pasir tanaman tembakau terberat pada perlakuan M2 yakni 13,54 gr dan teringan pada perlakuan M1 yakni 10,82 gr. Sedangkan pada berat segar daun kaki I, tanaman tembakau terberat pada perlakuan M5 yakni 12,77 gr dan teringan pada perlakuan M1 yakni 9,98 gr.

Pembahasan

(19)

Pada parameter tinggi tanaman 18 HSPT dan 39 HSPT, diameter batang 18 – 49 HSPT, lebar daun kaki I, panjang daun kaki I, dan berat segar daun kaki I (Tabel 1, 2, 5, 7 dan 9) diperoleh data pengamatan tertinggi yaitu pada perlakuan M5 sedangkan tanaman terendah terdapat pada perlakuan M1. Hubungan tingkat perbandingan debu vulkanik dengan kompos jerami padi berbanding terbalik, dimana semakin banyak debu vulkanik yang diberikan sebagai campuran media tanam maka pertumbuhan tembakau semakin lambat demikian pula sebaliknya semakin kecil jumlah debu vulkanik yang dicampurkan dalam media tanam pertumbuhan tanaman akan semakin meningkat. Debu yang jatuh dan menutupi lahan pertanian memberikan dampak positif dan negatif bagi tanah dan tanaman. Dampak positif bagi tanah, secara tidak langsung, adalah memperkaya dan meremajakan tanah yang juga meningkatkan pertumbuhan tanaman, sedangkan dampak negatifnya adalah debu tersebut menutupi permukaan daun sehingga menghambat proses fotosintesa dan tanaman tersebut lambat laun akan mati. Hal ini mengakibatkan penurunan produksi tanaman. Dampak negatif lainnya adalah kemungkinan terkandungnya logam-logam berat dalam debu vulkanik tersebut. Penelitian kandungan debu vulkanik di Fuego, Costa Rica menunjukkan rata-rata kandungan Al (5,2 ppm), B(0,088 ppm), Ca(400 ppm), Cd(0,008 ppm), Cl(124 ppm), Cu(2.08 ppm), Fe(0,044 ppm), Li(0,104 ppm), dan Pb(0,104 ppm) (Barasa, 2013).

(20)

dan sulit tersedia untuk tanaman, hal ini terjadi karena debu vulkanik berukuran sangat kecil yakni sekitar 0.002- 0.05 mm. Hal ini mengakibatkan debu vulkanik dapat mengisi seluruh pori-pori tanah dan memadatkan tanah. Hal ini sesuai dengan penelitian Andhika (2011) yang menyatakan bahwa yang menyatakan bahwa semakin banyak debu yang diberikan maka akan dapat memadatkan tanah. Penyiraman setiap hari dapat mentranslokasikan fraksi halus tanah (terutama debu) ke tanah yang lebih dalam.

Peningkatan pertumbuhan tanaman tembakau deli terjadi ketika perbandingan debu vulkanik yang diberikan lebih kecil dari kompos jerami padi. Hal ini dapat terjadi karena pemberian bahan organik tanah seperti kompos jerami padi dapat meningkatkan pori-pori tanah sehingga tanah menjadi lebih gembur dan subur sehingga mendukung pertumbuhan tembakau deli secara optimal. Hal ini sesuai dengan pernyataan Silaban (2013) yang menyatakan bahwa bahan organik adalah sumber energi dari sebagian besar organisme tanah dalam memainkan peranannya bahan organik sangat dibutuhkan oleh sumber dan susunannya. Derajat kemasaman tanah yang baik untuk tanaman tembakau deli adalah yang memiliki pH 5,0- 5,6.

(21)

lama. Hasil pelapukan lanjut dari debu vulkanik mengakibatkan terjadinya penambahan kadar kation-kation (Ca, Mg, K dan Na) di dalam tanah hampir 50% dari keadaan sebelumnya.

Berdasarkan sidik ragam data pengamatan diameter batang kita dapat melihat bahwa perlakuan M3 mempunyai pertumbuhan yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan M0 (kontrol) artinya pada perlakuan ini perbandingan debu vulkanik dengan kompos jerami padi yang ditambahkan top soil sudah dapat digunakan sebagai media tanam yang dapat mendukung pertumbuhan tanaman tembakau deli. Pada analisis akhir (Lampiran 8) pada perlakuan M0 terdapat kandungan N(0.16%), C-Organik(1.29%), KTK(13.79 C mol kg-1), Ca(7.93 C mol kg-1), Mg(1.45 C mol kg-1), K(0.40 C mol kg-1), pH H20(6.18), PBray II(24.24), sedangkan pada perlakuan M3 terdapat kandungan N(0.19%), C-Organik(1.65%), KTK(14.70 C mol kg-1), Ca(9.98 C mol kg-1), Mg(1.39 C mol kg-1), K(1.77 C mol kg-1), pH H20 (4.87), PBray II(87.18).

(22)
(23)

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Perlakuan perbandingan media top soil debu vulkanik Gunung Sinabung dan kompos jerami padi pada M5 memberikan pengaruh nyata terhadap diameter batang pada 18 sampai 46 HSPT.

2. Perlakuan perbandingan media top soil debu vulkanik Gunung Sinabung dan kompos jerami padi pada M4 berpengaruh nyata terhadap jumlah daun per pokok umur 46 HSPT.

3. Pemberian media top soil debu vulkanik Gunung Sinabung dan kompos jerami padi berpengaruh tidak nyata terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah daun per pokok umur 18-39 HSPT, lebar daun, panjang daun dan berat segar daun

Saran

(24)

TINJAUAN PUSTAKA Media Tanam

Tanah dengan sifat sifatnya amat mempengaruhi pertumbuhan dan produktivitas tanaman. Sifat fisik, kimia dan biologi tanah merupakan aspek-aspek yang sangat penting untuk menunjang kesuburan tanah. Kondisi tanah yang subur merupakan syarat mutlak untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan produktivitas tanaman (Simanjuntak, 2006).

Top soil adalah tanah lapisan paling atas yang biasanya terdapat pada ketebalan 5 cm - 20 cm. Top soil memiliki kandungan bahan organik dan mikroorganisme paling tinggi dan merupakan tempat aktivitas biologi tanah

terjadi yang merupakan bagian tanah penuntun kesuburan tanah (Gunarto et al., 2002).

Pada umumnya budidaya tembakau deli diusahakan pada Inceptisols berasal dari endapan tanah dasit tua dan dasit muda. Tanah Inceptisol ini mengandung unsur hara kalium dan fosfat yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya. Kadar magnesium dan kalsium sedang dan kadar nitrogennya sangat beragam (Abidin, 1991).

(25)

Debu Vulkanik

Debu vulkanik atau pasir vulkanik adalah bahan material vulkanik jatuhan yang disemburkan ke udara saat terjadi suatu letusan. Debu maupun pasir vulkanik terdiri dari batuan berukuran besar sampai berukuran halus, yang berukuran besar biasanya jatuh disekitar sampai radius 4-5 km dari kawah, sedangkan yang berukuran halus dapat jatuh pada jarak mencapai ratusan hingga ribuan kilometer (Sudaryo dan Sutjipto 2009).

Dalam suatu aktivitas vulkanisme, material-material yang dikeluarkan berupa gas, cair, dan padat. Gas-gas yang keluar antara lain uap air, O2, N2, CO2, CO, SO2, H2S, NH3, H2SO4, dan sebagainya. Materi cair yang dikeluarkan adalah magma yang keluar melalui pipa gunung yang disebut lava sedangkan materi padat yang disemburkan ketika gunung api meletus berupa bom (batu-batu besar), kerikil, lapilli, pasir, debu serta debu halus (Munir, 1996).

Debu vulkanik yang terdapat di atas permukaan tanah mengalami pelapukan kimiawi dengan bantuan air dan asam-asam organik yang terdapat di dalam tanah. Akan tetapi, proses pelapukan ini memakan waktu yang lama. Hasil pelapukan lanjut dari debu vulkanik mengakibatkan terjadinya penambahan kadar kation-kation (Ca, Mg, K dan Na) di dalam tanah hampir 50% dari keadaan sebelumnya (Fiantis, 2006).

Penelitian kandungan debu vulkanik di Fuego, Costa Rica menunjukkan rata-rata kandungan Al (5,2 ppm), B(0,088 ppm), Ca(400 ppm), Cd(0,008 ppm), Cl(124 ppm), Cu(2.08 ppm), Fe(0,044 ppm), Li(0,104 ppm), dan Pb(0,104 ppm) (Barasa, 2013).

(26)

dalam tanah. Akan tetapi, proses pelapukan ini memakan waktu yang sangat lama yang dapat mencapai ribuan bahkan jutaan tahun bila terjadi secara alami di alam. Hasil pelapukan lanjut dari debu vulkanik mengakibatkan terjadinya penambahan kadar kation-kation (Ca, Mg, K dan Na) di dalam tanah hampir 50% dari keadaan sebelumnya (Fiantis, 2006).

Menurut penelitian Sudaryo dan Sucipto (2009) karakteristik debu vulkanik yang terdapat pada Gunung Merapi memiliki kandungan P dalam debu

volkan berkisar antara rendah sampai tinggi (8-232 ppm P2O5). KTK (1,77- 7,10 me/100g) dan kandungan Mg (0,13- 2,40 me/100g), yang tergolong

rendah, namun kadar Ca cukup tinggi (2,13- 15,47 me/100g). Sulfur (2- 160 ppm), kandungan logam berat Fe (13- 57 ppm), Mn (1.5- 6,8 ppm), Pb (0,1- 0,5 ppm) dan Cd cukup rendah (0,01- 0,03 ppm). Menurut hasil analisis, debu vulkanik Gunung Sinabung memiliki kandungan pH H2O (4,75) yang tergolong agak masam, C-Organik (2,44%) yang tergolong sangat tinggi, N (0,07%) yang tergolong sangat tinggi, P(0,24%) yang tergolong tinggi, K(0,12%) yang tergolong sedang, Mg (0.03%) yang tergolong sangat rendah, kandungan C/N(34,85%) yang tergolong sedang dan KTK (6,94 Cmol kg-1) yang tergolong tinggi.

(27)

pada perlakuan P5 sebesar 21,38 helai. Rataan diameter batang tertinggi terdapat pada perlakuan P5 sebesar 16,97 mm.

Kompos Jerami Padi

Dalam Permentan No.2/Pert/Hk.060/2/2006, tentang pupuk organik dan pembenah tanah, dikemukakan bahwa pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri atas bahan organik yang berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan mensuplai bahan organik untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Definisi tersebut menunjukkan bahwa pupuk organik lebih ditujukan kepada kandungan C-organik atau bahan organik dari pada kadar haranya, nilai C-organik itulah yang menjadi pembeda dengan pupuk anorganik (Simanungkalit et.al. 2006).

Manfaat dari pupuk organik adalah : (i) Mampu menyediakan unsur hara makro dan mikro yang relatif kecil jika dibandingkan dengan pupuk kimia, (ii) Memperbaiki struktur tanah, (iii) Menyebabkan tanah menjadi ringan untuk

diolah, (iv) Mudah ditembus akar, (v) Dapat meningkatkan daya menahan air (water holding capacity), sehingga kemampuan tanah untuk menyediakan air

menjadi lebih banyak. Kelembaban air tanah lebih terjaga., dapat memperbaiki kehidupan biologi tanah, mengandung mikrobia dalam jumlah cukup yang berperan dalam proses dekomposisi bahan organik, aman bagi lingkungan, dan dapat membantu peningkatan pH tanah (Pramono, 2004)

(28)

pupuk anorganik secara terpadu merupakan cara pengelolaan terbaik untuk meningkatkan efisiensi pupuk.

Tanah yang miskin bahan organik akan berkurang daya menyangga hara dan keefisienan pupuk menurun karena sebahagian besar hara hilang dari lingkungan perakaran. Potensi bahan organik yang tersedia berupa jerami padi dari hasil sisa panen tidak dikembalikan lagi pada lahan bahkan jerami padi tersebut ada yang dibakar atau dibuang. Jerami padi mengandung Si (4-7%), K (1,2 -1,7%), N (0,5-0,8%) dan P (0,07-0,12%) (Dobermann dan Fairhurst, 2000).

Jerami padi merupakan salah satu bahan yang dapat dan mudah digunakan untuk pembuatan pupuk organik, hal itu karena banyaknya jerami padi ketika musim panen padi tiba. Penggunaan kompos jerami padi ini dapat meminimalkan dan memperbaiki kualitas tanah yang menurun akibat dari penggunaan pupuk anorganik (Sulistiyanto et al, 2011).

Tembakau Deli

Menurut Steenis (1997), sistematika tanaman tembakau adalah sebagai berikut : Kingdom :Plante, Divisio : Spermatophyta, Sub divisio : Angiospermae, Class: Dicotyledoneae, Ordo : Personatae, Famili: Solanaceae, Genus : Nicotiana, Spesies : Nicotiana tabaccum L.

(29)

Batang tanaman tembakau berbentuk agak bulat, batangnya agak lunak tetapi kuat; makin ke ujung semakin kecil. Ruas-ruas batang mengalami penebalan yang ditumbuhi daun, batang tanaman tidak bercabang atau sedikit bercabang. Pada setiap ruas batang selain ditumbuhi daun juga ditumbuhi tunas yang disebut tunas ketiak daun. Diameter batang sekitar 5 cm. Fungsi batang, selain sebagai tempat tumbuh daun dan organ-organ lainnya juga untuk jalan pengangkutan zat hara (makanan) dari akar ke daun dan sebagai jalan menyalurkan zat asimilasi keseluruh bagian tanaman (Gunawan, 2004).

Bagian terpenting dari tanaman tembakau adalah daun. Daun tembakau sangat bervariasi, ada yang berbentuk ovalis, oblongus, orbicularis, dan ovatus. Daun-daun tersebut mempunyai tangkai yang menempel langsung pada bagian batang. Jumlah daun yang dapat dimanfaatkan (dipetik) dalam setiap batangnya dapat mencapai 28-32 helai daun akan tetapi pada kondisi pertumbuhan yang tidak sesuai dengan syarat tumbuh tembakau jumlah daun tanaman hanya mencapai 24 helai. Ukuran (besar kecilnya) daun dan tebal tipisnya juga berbeda-beda, tergantung jenis daun, varietas yang ditanam, kesuburan tanah, dan pengelolaan (Ditjenbun, 2005).

(30)

Bakal buah terletak di atas dasar bunga dan mempunyai 2 ruang yang membesar. Setiap ruang mengandung bakal biji anatrop yang banyak sekali. Bakal buah ini dihubungkan oleh sebatang tangkai putik dengan sebuah kepala putik diatasnya (Nasution, 2008).

Buah tembakau berbentuk bulat lonjong dan berukuran yang kecil, didalamnya banyak berisi biji yang bobotnya sangat ringan. Dalam setiap gram biji berisi 12000 butir biji. Tiap-tiap batang tembakau dapat menghasilkan rata- rata 25 gram biji. Kira-kira 3 minggu sesudah pembuahan, buah tembakau telah jadi masak, biji dari buah tembakau yang baru dipungut kadang-kadang belum dapat berkecambah bila disemaikan, sehingga biji-biji tembakau perlu mengalami masa istirahat atau dormansi kira-kira 2-3 minggu untuk dapat berkecambah. Untuk dapat memperoleh kecambah yang baik sekitar 95% biji yang dipetik harus

sudah masak dan telah disimpan dengan baik dengan suhu yang kering (Nasution, 2008).

Syarat Tumbuh Iklim

Tanaman tembakau merupakan jenis tanaman spesifik lokasi. Keadaan temperatur dan kelembaban udara berbeda-beda sesuai dengan jenis tanaman tembakau. Tembakau dataran tinggi memerlukan temperatur udara yang rendah. Tembakau dataran rendah memerlukan temperatur yang tinggi namun temperatur

yang cocok untuk pertumbuhan tembakau pada umumnya berkisar antara 21 - 32,30C. (Nasution, 2008).

Kelembapan udara baik untuk diketahui guna memperhitungkan saat

(31)

pertumbuhan tanaman. Kelembaban udara yang baik untuk tembakau deli berkisar antara 62 – 85%.

Tembakau deli merupakan tanaman yang spesifik lokasi. Tumbuh baik

pada daerah dengan ketinggian tempat sekitar 12-150 m dpl. Suhu optimum 18-270C, curah hujan yang dikehendaki rendah pada saat tanam dan tinggi pada

saat pertumbuhan sampai dengan panen (Erwin dan Suyani, 2000).

Berdasarkan data BMKG data rata-rata curah hujan di Kelurahan Sampali Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang pada bulan mei sampai Juni adalah 51.5 mm

Gangguan hama dan penyakit pada tembakau deli merupakan salah satu masalah penting yang senantiasa dihadapi pada setiap musim tanam tembakau. Gangguan ini dapat menimbulkan kerugian yang cukup besar, tidak hanya terhadap produksi tetapi juga terhadap kualitas tembakau itu sendiri. Seperti diketahui bahwa tembakau deli harus dapat memenuhi beberapa persyaratan kualitas antara lain daun harus utuh, memiliki rasa dan aroma yang baik, warna terang dan rata dengan daya bakar yang baik. Untuk memenuhi persyaratan di atas, sangat bergantung pada banyak faktor, antara lain faktor lingkungan yaitu iklim dan tanah. Faktor teknis yang perlu mendapat perhatian terus adalah pengendalian hama penyakit (Abidin,2004).

Tanah

(32)

ditanam pada tanah yang berwarna hitam berdebu dengan kandungan humus 16% dan pH 5-5,6.

Tembakau deli sangat cocok untuk tanah aluvial dan andosol. tanah alluvial memiliki ketersediaan air tanah dan kemantapan agregat tanah yang didalamnya terdapat banyak bahan organik sekitar setengah dari kapasitas tukar kation (KTK) berasal dari bahan bahan sumber hara tanaman. Disamping itu bahan organik adalah sumber energi dari sebagian besar organisme tanah dalam memainkan peranannya bahan organik sangat dibutuhkan oleh sumber dan susunannya. Derajat kemasaman tanah yang baik untuk tanaman tembakau deli adalah pH 5,0- 5,6 (Silaban, 2013).

Setiap jenis tembakau memiliki mutu yang khas dan menghendaki ketinggian tempat penanaman yang berbeda-beda. Menurut penelitian Nasution (2008), jenis tembakau cerutu menghendaki daun yang tipis dan elastis. Daerah - daerah yang cocok untuk penanaman tembakau cerutu adalah daerah dataran rendah. Misalnya, daerah Klaten dengan ketinggian tempat 120 – 300 m dpl., daerah Deli dengan ketinggian tempat 120 – 200 m dpl.

(33)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan yang berada di daerah khatulistiwa yang mendapat julukan ring of fire dimana Indonesia terdiri dari berbagai deretan gunung yang masih terdapat aktifitas vulkanik. Salah satu gunung yang masih aktif adalah Gunung Sinabung yang terletak di dataran tinggi Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara. Koordinat puncak Gunung Sinabung adalah 03o 10’ LU dan 98o 23’ BT dengan puncak tertinggi gunung ini adalah 2.460 meter dpl yang menjadi puncak tertinggi di Sumatera Utara. Gunung ini belum pernah tercatat meletus sejak tahun 1600 (Global Volcanism Program, 2014)

Gunung Sinabung kembali mengalami peningkatan aktifitas pada tanggal 28 Agustus 2010. Debu vulkanik yang dikeluarkan oleh Gunung Sinabung terbawa angin dan menutupi daerah disekitarnya hingga radius 6 km. Tanggal 7 September 2013, terjadi letusan terbesar dari Gunung Sinabung. Debu vulkanis ini tersembur hingga 5.000 meter di udara dan menutupi tanah dan benda- benda yang terdapat diatasnya (Ebo, 2010).

(34)

negatif lainnya adalah kemungkinan terkandungnya logam-logam berat dalam debu vulkanik.

Dampak yang diakibatkan oleh debu vulkanik akibat letusan Gunung Sinabung secara langsung mempengaruhi kesuburan tanah dan pertumbuhan tanaman yang dibudidayakan. Menurut Barasa (2013) debu vulkanik sebenarnya baru bisa dimanfaatkan sekitar 10 tahun setelah peristiwa penyebaran debu vulkanik itu. Penyuburan tanah bisa dipercepat jika dicampur dengan bahan organik diantaranya dengan menggunakan pupuk kompos jerami padi yang memiliki unsur hara, N =0.60%, P =0.06%, K=1,57 %. Dimana kita ketahui N peranan utama bagi tanaman adalah untuk merangsang pertumbuhan secara keseluruhan, khususnya batang, cabang dan daun. Selain itu, Nitrogen pun berperan penting dalam pembentukkan hijau daun yang sangat berguna dalam proses fotosintesis. Pada unsur hara P dan K ini merupakan pupuk yang mengandung hara makro yang dapat meningkatkan kesuburan tanah dan kebutuhan tanaman.

Sebagai salah satu sumber pendapatan negara, tembakau mempunyai nilai ekonomi yang cukup penting karena menyumbang pendapatan negara melalui cukai. Menurut Kementerian Keuangan Republik Indonesia (2015) nilai cukai tembakau Indonesia pada tahun 2015 sebesar 2,4 triliun rupiah. Di Indonesia, tembakau cerutu berkualitas ekspor berasal dari Sumatera, dikenal dengan nama tembakau deli yang khusus digunakan sebagai pembalut cerutu (Erwin dan Suyani, 2000).

(35)

pupuk organik tentunya akan mampu meningkatkan pertumbuhan dan produksi tembakau.

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh campuran media tanam top soil, debu vulkanik Gunung

Sinabung dan kompos jerami padi terhadap pertumbuhan tembakau deli (Nicotiana tabacum L.). Selanjutnya data tersebut diharapkan dapat digunakan

sebagai acuan dalam memanfaatkan debu vulkanik untuk tanaman pertanian dan perkebunan di daerah yang terkena dampak letusan Gunung Sinabung. .

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media tanam top soil debu vulkanik Gunung Sinabung dan pupuk kompos jerami padi terhadap pertumbuhan dan produksi tembakau deli (Nicotiana tabacum L.).

Hipotesis Penelitian

Pemberian media tanam top soil, debu vulkanik Gunung Sinabung dan

kompos jerami padi berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tembakau deli (Nicotiana tabacum L.).

Kegunaan Penelitian

(36)

ABSTRAK

JOGI HENDRO SIAHAAN: Pengaruh Media Tanam Top Soil, Debu Vulkanik Gunung Sinabung dan Kompos Jerami Padi Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tembakau Deli (Nicotiana tabacum L.) dibimbing oleh Ir. JONIS GINTING, MS dan Ir. ROSITA SIPAYUNG, MP.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh debu vulkanik gunung Sinabung dan pupuk kompos jerami padi terhadap pertumbuhan tembakau. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Penelitian Tembakau Deli (BPTD) Sampali, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara pada ketinggian tempat + 15 meter di atas permukaan laut. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Juli 2015. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) Nonfaktorial yang terdiri dari 6 perlakuan perbandingan Top Soil : Debu Vulkanik : Pupuk Kompos Jerami

Padi yaitu P0 (15kg: 0kg: 0kg), P1 (13kg: 2kg: 0kg), P2 (13kg: 1.5kg: 0.5kg), P3 (13kg: 1kg: 1kg), P4 (13kg: 0.5 kg: 1.5 kg), P5 (13kg: 0kg: 2kg) Dengan jumlah

ulangan sebanyak 4 ulangan. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, panjang daun pasir, panjang daun kaki I, lebar daun pasir, lebar daun kaki I, berat segar daun pasir, berat segar daun kaki I.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan debu vulkanik dengan Pupuk Kompos Jerami Padi berpengaruh nyata terhadap diameter batang pada 18 hari setelah pindah tanam (HSPT) – 46 HSPT dan jumlah daun per pokok pada umur 46 hari setelah pindah tanam (HSPT). Perbandingan Debu Vulkanik dan Kompos Jerami Padi tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, panjang daun pasir, panjang daun kaki I, lebar daun pasir, lebar daun kaki I, berat segar daun pasir dan berat segar daun kaki I.

(37)

ABSTRACT

JOGI HENDRO SIAHAAN: The Effect of Planting Media Top Soil, Sinabung

Volcanic Ash and Straw Compost on the Growth and Production of Deli Tobacco (Nicotiana tabacum L.), supervised by Ir. JONIS GINTING, MS and Ir. ROSITA

SIPAYUNG, MP.

The purpose of the study was to determine the effect of planting media top soil, Sinabung volcanic ash and straw compost on the growth of Deli tobacco. The research was conducted at Balai Penelitian Tembakau Deli (BPTD) Sampali, Sub District Percut Sei Tuan, District Deli Serdang, Province North Sumatera with the height of + 15 metres above sea level, began from May until July 2015. The research was arranged with a non-factorial randomized block design which was consisting of 6 treatments of top soil : volcanic ash : straw compost ratio that is 15kg: 0kg: 0kg (P0), 13kg: 2kg: 0kg (P1), 13kg: 1.5kg: 0.5kg (P2), 13kg: 1kg: 1kg (P3), 13kg: 0.5kg: 1.5kg (P4), 13kg: 0kg: 2kg (P5). The parameters observed were plant height, stem diameter, number of leaf, sand leaf lenght, feet leaf I length, sand leaf widht, feet leaf I width, fresh weight of sand leaf and fresh weight of feet leaf I.

The result showed that volcanic ash and straw compost significantly affected to stem diameter at 18-46 days after planting and number of leaf at 46 days after transplanting. Volcanic ash and straw compost did not significantly affected to plant height, sand leaf length, feet leaf I length, sand leaf width, feet leaf I width, fresh weight of sand leaf dan fresh weight of feet leaf I

(38)

PENGARUH MEDIA TANAM TOP SOIL, DEBU VULKANIK GUNUNG SINABUNG DAN KOMPOS JERAMI PADI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI

TEMBAKAU DELI (Nicotiana tabacum L.)

SKRIPSI

Oleh:

JOGI HENDRO SIAHAAN/ 100301068 AGROEKOTEKNOLOGI-BPP

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(39)

PENGARUH MEDIA TANAM TOP SOIL, DEBU VULKANIK GUNUNG SINABUNG DAN KOMPOS JERAMI PADI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI

TEMBAKAU DELI (Nicotiana tabacum L.)

SKRIPSI

Oleh:

JOGI HENDRO SIAHAAN/ 100301068 AGROEKOTEKNOLOGI-BPP

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana di Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(40)

Judul Skripsi : Pengaruh Media Tanam Top Soil, Debu Vulkanik Gunung Sinabung dan Kompos Jerami Padi Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tembakau Deli (Nicotiana tabacum L.)

Nama : Jogi Hendro Siahaan NIM : 100301068

Program Studi : Agroekoteknologi

Minat : Budidaya Pertanian dan Perkebunan

Disetujui Oleh Komisi Pembimbing

(Ir. Jonis Ginting, MS.) Ketua

(Ir. Rosita Sipayung, MP.) Anggota

Mengetahui,

Ketua Departemen/Program Studi Agroekoteknologi

(41)

ABSTRAK

JOGI HENDRO SIAHAAN: Pengaruh Media Tanam Top Soil, Debu Vulkanik Gunung Sinabung dan Kompos Jerami Padi Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tembakau Deli (Nicotiana tabacum L.) dibimbing oleh Ir. JONIS GINTING, MS dan Ir. ROSITA SIPAYUNG, MP.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh debu vulkanik gunung Sinabung dan pupuk kompos jerami padi terhadap pertumbuhan tembakau. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Penelitian Tembakau Deli (BPTD) Sampali, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara pada ketinggian tempat + 15 meter di atas permukaan laut. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Juli 2015. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) Nonfaktorial yang terdiri dari 6 perlakuan perbandingan Top Soil : Debu Vulkanik : Pupuk Kompos Jerami

Padi yaitu P0 (15kg: 0kg: 0kg), P1 (13kg: 2kg: 0kg), P2 (13kg: 1.5kg: 0.5kg), P3 (13kg: 1kg: 1kg), P4 (13kg: 0.5 kg: 1.5 kg), P5 (13kg: 0kg: 2kg) Dengan jumlah

ulangan sebanyak 4 ulangan. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, panjang daun pasir, panjang daun kaki I, lebar daun pasir, lebar daun kaki I, berat segar daun pasir, berat segar daun kaki I.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan debu vulkanik dengan Pupuk Kompos Jerami Padi berpengaruh nyata terhadap diameter batang pada 18 hari setelah pindah tanam (HSPT) – 46 HSPT dan jumlah daun per pokok pada umur 46 hari setelah pindah tanam (HSPT). Perbandingan Debu Vulkanik dan Kompos Jerami Padi tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, panjang daun pasir, panjang daun kaki I, lebar daun pasir, lebar daun kaki I, berat segar daun pasir dan berat segar daun kaki I.

(42)

ABSTRACT

JOGI HENDRO SIAHAAN: The Effect of Planting Media Top Soil, Sinabung

Volcanic Ash and Straw Compost on the Growth and Production of Deli Tobacco (Nicotiana tabacum L.), supervised by Ir. JONIS GINTING, MS and Ir. ROSITA

SIPAYUNG, MP.

The purpose of the study was to determine the effect of planting media top soil, Sinabung volcanic ash and straw compost on the growth of Deli tobacco. The research was conducted at Balai Penelitian Tembakau Deli (BPTD) Sampali, Sub District Percut Sei Tuan, District Deli Serdang, Province North Sumatera with the height of + 15 metres above sea level, began from May until July 2015. The research was arranged with a non-factorial randomized block design which was consisting of 6 treatments of top soil : volcanic ash : straw compost ratio that is 15kg: 0kg: 0kg (P0), 13kg: 2kg: 0kg (P1), 13kg: 1.5kg: 0.5kg (P2), 13kg: 1kg: 1kg (P3), 13kg: 0.5kg: 1.5kg (P4), 13kg: 0kg: 2kg (P5). The parameters observed were plant height, stem diameter, number of leaf, sand leaf lenght, feet leaf I length, sand leaf widht, feet leaf I width, fresh weight of sand leaf and fresh weight of feet leaf I.

The result showed that volcanic ash and straw compost significantly affected to stem diameter at 18-46 days after planting and number of leaf at 46 days after transplanting. Volcanic ash and straw compost did not significantly affected to plant height, sand leaf length, feet leaf I length, sand leaf width, feet leaf I width, fresh weight of sand leaf dan fresh weight of feet leaf I

(43)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Medan, pada tanggal 08 Juli 1992, anak dari pasangan bapak H Siahaan, SE dan ibu Dra. R br.Dongoran. Penulis merupakan anak tunggal.

Pendidikan yang ditempuh penulis adalah sebagai berikut : 1. SD Methodist 7 di Medan dari tahun 1998 sampai dengan 2004 2. SMP Budi Murni 1 di Medan dari tahun 2004 sampai dengan 2007 3. SMA Negeri 7 di Medan dari tahun 2007 sampai dengan 2010

4. Terdaftar sebagai mahasiswa di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara pada minat Budidaya Pertanian dan Perkebunan Program Studi Agroekoteknologi pada tahun 2010 melalui jalur UMB.

(44)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan kasih karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan

skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Media Tanam Top Soil, Debu Vulkanik

Gunung Sinabung dan Kompos Jerami Padi Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tembakau Deli (Nicotiana tabacum L.)

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ir. Jonis Ginting, M.S. selaku ketua komisi pembimbing dan Ir. Rosita Sipayung, M.P. selaku anggota komisi pembimbing yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini. Penghargaan sebesar-besarnya penulis berikan kepadaorang tua H.Siahaan, SE dan Dra. R br. Dongoran yang telah banyak memberikan doa dan dukungan moril dan material kepada penulis dalam penulisan skripsi ini

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

.

Medan, Oktober 2015

(45)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... ... i

ABSTRACT ... ii

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Tujuan Penelitian ... 3

Hipotesis Penelitian ... 3

Kegunaan Penelitian ... 3

TINJAUAN PUSTAKA Media Tanam ... 4

Debu Vulkanik ... 5

Kompos Jerami Padi ... 7

Tembakau Deli ... 8

Syarat Tumbuh ... 10

Iklim ... 10

Tanah ... 12

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ... 14

Bahan dan Alat ... 14

Rancangan Penelitian ... 14

Metode Analisis Data ... 15

PELAKSANAAN PENELITIAN Persiapan Areal Penelitian ... 17

Persiapan Bibit ... 17

Persiapan Media Tanam ... 17

Persiapan Debu Vulkanik dan Kompos Jerami Padi ... 17

Aplikasi Debu Vulkanik dan Kompos Jerami Padi ... 18

Penanaman ... 18

Pemeliharaan Tanaman Penyiraman ... 18

Penyulaman ... 18

(46)

Penyiangan dan Pembubunan ... 19

Pengendalian Hama dan penyakit ... 19

Panen (Kutip Daun) ... 19

Pengamatan Parameter Tinggi Tanaman (cm) ... 20

Diameter Batang (mm) ... 20

Jumlah Daun Per Pokok (Helai) ... 20

Lebar Daun Pasir (cm) ... 20

Lebar Daun Kaki 1 (cm) ... 20

Panjang Daun Pasir (cm) ... 21

Panjang Daun Kaki 1(cm) ... 21

Berat Segar Daun Pasir (gr)... 21

Berat Segar Kaki 1(gr) ... 2122 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ... 22

Tinggi Tanaman (cm) ... 22

Diameter Batang (mm) ... 24

Jumlah Daun (helai) ... 26

Lebar Daun (cm) ... 28

Panjang Daun (cm) ... 28

Berat Segar Daun (gr)... 29

Pembahasan ... 30

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 34

Saran ... 34

DAFTAR PUSTAKA ... 36

(47)

DAFTAR TABEL

No

Judul Hal. 1. Rataan tinggi tanaman (cm) tembakau 18–46 HSPT pada media tanam

dengan pemberian debu vulkanik dan kompos jerami padi ... 21 2. Rataan diameter batang (mm) tembakau 18–46 HSPT pada media

tanam dengan pemberian debu vulkanik dan kompos jerami padi ... 23 3. Rataan jumlah daun (helai) tembakau 18–46 HSPT pada media tanam

dengan pemberian debu vulkanik dan kompos jerami padi ... 25 4. Rataan lebar daun pasir (cm) pada 44 HSPT dan lebar daun kaki I pada

50 HSPT pada media tanam dengan pemberian debu vulkanik dan kompos jerami padi ... 28 5. Rataan panjang daun pasir (cm) pada 44 HSPT dan panjang daun kaki I

pada 50 HSPT pada media tanam dengan pemberian debu vulkanik dan kompos jerami padi ... 29 6. Rataan berat segar daun pasir (gr) pada 44 HSPT dan berat segar daun

kaki I pada 50 HSPT pada media tanam dengan pemberian debu vulkanik dan kompos jerami padi ... 29 7. Rataan panjang daun kaki I (cm) tembakau 50 HSPT pada media tanam

dengan pemberian debu vulkanik dan kompos jerami padi ... 29

8. Rataan berat segar daun pasir (gr) tembakau pada media tanam dengan pemberian debu vulkanik dan kompos jerami padi ... 29

(48)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Hal.

1. Bagan penelitian .. ... 38

2. Bagan tata letak polybag dalam plot ... 39

3. Jadwal kegiatan penelitian ... 40

4. Deskripsi varietas . ... 41

5. Hasil analisis tanah awal ... 42

6. Hasil analisis debu vulkanik Gunung Sinabung ... 42

7. Hasil analisis pupuk kompos jerami padi ... 42

8. Hasil analisis tanah akhir ... 43

9. Data pengamatan tinggi tanaman (cm) pada 18 HSPT ... 44

10. Data transformasi tinggi tanaman (cm) pada 18 HSPT ... 44

11. Sidik ragam tinggi tanaman 18 HSPT ... 44

12. Data pengamatan tinggi tanaman (cm) pada 25 HSPT ... 45

13. Data transformasi tinggi tanaman (cm) pada 25 HSPT ... 45

14. Sidik ragam tinggi tanaman 25 HSPT ... 45

15. Data pengamatan tinggi tanaman (cm) pada 32 HSPT ... 46

16. Data transformasi tinggi tanaman (cm) pada 32 HSPT ... 46

17. Sidik ragam tinggi tanaman 32 HSPT ... 46

18. Data pengamatan tinggi tanaman (cm) pada 39 HSPT ... 47

19. Data transformasi tinggi tanaman (cm) pada 39 HSPT ... 47

20. Sidik ragam tinggi tanaman 39 HSPT ... 47

21. Data pengamatan tinggi tanaman (cm) pada 46 HSPT ... 48

(49)

DAFTAR LAMPIRAN (Lanjutan)

No. Judul Hal.

23. Sidik ragam tinggi tanaman 46 HSPT ... 48

24. Data pengamatan jumlah daun pada 18 HSPT ... 49

25. Sidik ragam jumlah daun 18 HSPT ... 49

26. Data pengamatan jumlah daun pada 25 HSPT ... 49

27. Sidik ragam jumlah daun 25 HSPT ... 49

28. Data pengamatan jumlah daun pada 32 HSPT ... 50

29. Sidik ragam jumlah daun 32 HSPT ... 50

30. Data pengamatan jumlah daun pada 39 HSPT ... 50

31. Sidik ragam jumlah daun 39 HSPT ... 50

32. Data pengamatan jumlah daun pada 46 HSPT ... 51

33. Sidik ragam jumlah daun 46 HSPT ... 51

34. Data pengamatan diameter batang (mm) pada 18 HSPT ... 51

35. Sidik ragam diameter batang (mm)18 HSPT ... 51

36. Data pengamatan diameter batang (mm) pada 25 HSPT ... 52

37. Sidik ragam diameter batang (mm)25 HSPT ... 52

38. Data pengamatan diameter batang (mm)pada 32 HSPT ... 52

39. Sidik ragam diameter batang (mm)32 HSPT ... 52

40. Data pengamatan diameter batang (mm)pada 39 HSPT ... 53

41. Sidik ragam diameter batang (mm)39 HSPT ... 53

42. Data pengamatan diameter batang (mm) pada 46 HSPT ... 53

43. Sidik ragam diameter batang (mm)46 HSPT ... 53

(50)

DAFTAR LAMPIRAN (Lanjutan)

No. Judul Hal.

45. Data transformasi lebar daun pasir (cm) ... 54

46. Sidik ragam lebar daun pasir (cm) ... 54

47. Data pengamatan lebar daun kaki I (cm) ... 55

48. Sidik ragam lebar daun kaki I (cm)... 55

49. Data pengamatan panjang daun pasir (cm) ... 55

50. Data transformasi panjang daun pasir (cm) ... 55

51. Sidik ragam panjang daun pasir (cm) ... 56

52. Data pengamatan panjang daun kaki I (cm) ... 56

53. Sidik ragam panjang daun kaki I (cm) ... 56

54. Data pengamatan berat segar daun pasir (gr) ... 57

55. Data transformasi berat segar daun pasir (gr) ... 57

56. Sidik ragam berat segar daun pasir (gr) ... 57

57. Data pengamatan berat segar daun kaki I (gr) ... 58

58. Data transformasi berat segar daun kaki I (gr) ... 58

59. Sidik ragam berat segar daun kaki I (gr) ... 58

60. Lampiran foto – foto penelitian ... 59

Gambar

Tabel 1. Rataan tinggi tanaman (cm) tembakau umur 18 – 46 HSPT pada media tanam dengan pemberian debu vulkanik dan kompos jerami padi
Tabel 2. Rataan diameter batang (mm) tembakau 18–46 HSPT pada media tanam dengan pemberian debu vulkanik dan kompos jerami padi
Gambar 1. Diagram batang diameter batang (mm) 18 – 46 HSPT tanaman tembakau pada berbagai media tanam
Tabel 3. Rataan jumlah daun (helai) tembakau 18–46 HSPT pada media tanam dengan pemberian debu vulkanik dan kompos jerami padi   Rataan
+4

Referensi

Dokumen terkait

Fasilitas kredit kepada bank lain yang belum ditarik 500a. Lainnya

The discussion is structured around the process of evaluating building significance for the purpose of listing the building on the National Register of Historic Places (NRHP)

Pada hari ini, Senin tanggal tujuh bulan Januari tahun dua ribu tiga belas , dimulai pukul 10.00 WIB WIB sampai dengan pukul 12.00 WIB kami yang bertanda tangan

[r]

Pada hari ini Senin, tanggal 30 bulan Januari tahun Dua ribu tujuh belas, kami selaku Pokja Pengadaan Jasa Konsultansi Satker UPT Asrama Haji Embarkasi Jakarta telah

[r]

Paket pengadaan ini terbuka untuk penyedia barang/jasa yang memenuhi persyaratan berbadan usaha kualifikasi kecil bidang usaha Jasa Boga/Konsumsi/Catering dengan

Universitas Negeri