• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Peningkatan Usia Dengan Kejadian Hipertensi Pada Pasien Rawat Jalan Di Rumah Sakit Bhineka Bakti Husada Tanggal 19 Sampai 31 Juli 2010.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Peningkatan Usia Dengan Kejadian Hipertensi Pada Pasien Rawat Jalan Di Rumah Sakit Bhineka Bakti Husada Tanggal 19 Sampai 31 Juli 2010."

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA PENINGKATAN USIA DENGAN

KEJADIAN HIPERTENSI PADA PASIEN YANG

BEROBAT JALAN DI RUMAH SAKIT BHINEKA BAKTI

HUSADA PADA TANGGAL 19 SAMPAI 31 JULI 2010

Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN

Oleh:

Fajar Apriyandi

NIM: 107103001730

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 14 Oktober 2010

(3)

HUBUNGAN PENINGKATAN USIA DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT BHINEKA BAKTI

HUSADA PADA TANGGAL 19 SAMPAI 31 JULI 2010

Laporan penelitian

Diajukan kepada program studi pendidikan dokter, fakultas kedokteran dan Ilmu kesehatan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar sarjana

kedokteran (S.Ked)

Oleh :

Fajar Apriyandi

NIM: 107103001730

Pembimbing

Dr. dr. Syarief Hasan Lutfie, Sp.RM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(4)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN PENINGKATAN USIA DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT BHINEKA BAKTI HUSADA PADA TANGGAL 19-31 JULI 2010 yang diajukan oleh Fajar Apriyandi (NIM: 107103001730), telah diujikan dalamsidang di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan pada 14 Oktober 2010.Laporan penelitian ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S. Ked) pada Program Studi Pendidikan Dokter.

Jakarta, 14 Oktober 2010

DEWAN PENGUJI

Ketua Sidang dan Pembimbing Penguji

Dr.dr. Syarief Hasan Lutfie Sp.RM dr.Femmy Nurul Akbar Sp.PD

PIMPINAN FAKULTAS

Dekan FKIK UIN Kaprodi PSPD FKIK UIN

(5)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas

segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

laporan penelitian yang berjudul “HUBUNGAN PENINGKATAN USIA DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA PASIEN RAWAT JALAN DI

RUMAH SAKIT BHINEKA BAKTI HUSADA PADA TANGGAL 19-31 JULI

2010“ sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan jenjang program Sarjana

Kedokteran di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah.

Penulis menyadari tanpa bantuan, bimbingan, dan dorongan berbagai pihak, karya

tulis ilmiah ini tidak akan terwujud. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis

ingin menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. (Hc). dr. M.K. Tadjudin, Sp. And selaku dekan fakultas

kedokteran dan ilmu kesehatan.

2. Bapak Dr. dr. Syarief Hasan Lutfie, Sp.RM selaku ketua program studi

pendidikan dokter sekaligus pembimbing penelitian ilmiah ini atas bimbingan,

arahan, kesabaran dan waktu yang telah disediakan untuk peneliti.

3. Ibu drg. Laifa Annisa Hendarmin, Ph.D. selaku penanggung jawab riset

pendidikan dokter angkatan 2007.

4. Ibu dr. Femmy Nurul Akbar, Sp.PD selaku penguji penelitian ini.

5. Bapak dan ibu dosen , beserta seluruh staf akademik , staf tata usaha dan staf

karyawan di lingkungan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Direksi RS. Bhineka Bakti Husada dan seluruh staf bagian humas, staf bagian

rekam medis, dan staf lainnya yang telah membantu tidak dapat penulis sebut satu

(6)

7. Para pasien di RS. Bhineka Bakti Husada yang telah bersedia menjadi responden

dalam penelitian ini.

8. Ayah (Taryono) dan Ibu (Sulastri) yang selalu memberikan perhatian dan kasih

saying padaku.

9. Annisa dan teman-teman kelompok Riset (Anita, Rosydina, Yesicha) dan seluruh

teman sejawat pendidikan dokter angkatan 2007. dan pihak-pihak yang tidak

dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu, memberi inspirasi

dan pengalaman hidup.

Peneliti berharap karya tulis ini bermanfaat bagi semua pihak.

Jakarta, Oktober 2010

(7)

ABSTRAK

Fajar Apriyandi. Pendidikan dokter. Hubungan Peningkatan Usia Dengan Kejadian Hipertensi Pada Pasien Rawat Jalan Di Rumah Sakit Bhineka Bakti Husada Tanggal 19 Sampai 31 Juli 2010.

Menurut survei kesehatan dasar tahun 2007 prevalensi hipertensi di Indonesia sebanyak 31.7 %. Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi. Peningkatan usia merupakan faktor yang paling berpengaruh untuk terjadinya kejadian hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara peningkatan usia dengan kejadian hipertensi. Disain penelitian ini adalah cross-sectional dengan sampel pasien lama yang berobat jalan yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak memenuhi kriteria eksklusi. Sampel dibagi dua kelompok yaitu > 45 tahun dan < 45 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi sebesar 58%. Dari 58% sebanyak 74.1 % dari kelompok umur > 45 tahun. Terdapat hubungan yang bermakna antara peningkatan usia dengan kejadian hipertensi hipertensi.

Kata kunci:hipertensi, faktor risiko, usia

ABSTRACT

Fajar Apriyandi. Medical education. Relationship Between The Incidence Of Hypertension With Increasing Of Age In Outpatient At Bhineka Bakti Husada Hospital On 19 Until July 19 Th Until 31th 2010.

Based on health survey in 2007 prevalence of hypertension in Indonesia is 31.7 %. There are many factors influence incidence of hypertension. Increasing age is main factor to incidence of hypertension. The aim of this research is to know correlation between incidence of hypertension with increasing of age. The design using cross-sectional method with outpatient that appropriate to inclusion criteria and unappropriate to exclusion criteria. Sample dispart become two groups, the patient with age > 45years old and < 45 years old. The result show that prevalence of hypertension is 58%, and 74.1% from the group one. There is significantly relationship between increasing age and incidence of hypertension.

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……… LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……….... LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING……… ....

LEMBAR PENGESAHAN……….

2.1. Landasan dan kerangka teori

2.1.1. Landasan teori………..

3.2. Waktu dan tempat Penelitian……….

3.3. Populasi dan sampel………...

3.4. Cara kerja penelitian………..

3.5. Managemen data……….

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisis univariat………...

4.2. Analisis bivariat……….

4.3. Keterbatasan penelitian………...

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1.Klasifikasi hipertensi………...…..

Tabel 3.1 Jadwal kegiatan penelitian……….

Tabel 4.1 Gambaran karakteristik umum………..

Tabel 4.2 Status hipertensi... Tabel 4.3 Hubungan peningkatan usia dengan kejadian hipertensi...

4

Gambar 2.1 Patofisiologi hipertensi………...

Gambar 2.2 Kerangka teori………

Gambar 2.3 Kerangka konsep………

Gambar 3.1 Alur pengambilan sampel………

Gambar 4.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia………

6

Lampiran 1. Informed consent………

Lampiran 2. Kuisioner……….

Lampiran 3. Output analisis SPSS………..

Lampiran 4. Surat permohonan izin penelitian………... Lampiran 5. Surat jawaban permohonan izin penelitian………

(10)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hipertensi diperkirakan menjadi penyebab kematian 7.1 juta orang di seluruh

dunia, yaitu sekitar 13% dari seluruh total kematian (Armilawaty, 2007).

Hipertensi merupakan penyakit yang mendapat perhatian dari semua kalangan

masyarakat mengingat dampak yang ditimbulkannya baik jangka pendek

maupun jangka panjang, sehingga membutuhkan penanggulangan jangka

panjang yang menyeluruh dan terpadu (Ayu, 2008).

Meningkatnya prevalensi penyakit kardiovaskuler setiap tahun menjadi masalah

utama di negara berkembang dan negara maju. Berdasarkan data Global Burden

of Disease (GBD) tahun 2000, 50% dari penyakit kardiovaskuler disebabkan

oleh hipertensi (Shapo, 2003). Data dari The National Health and Nutrition

Examination Survey (NHANES) menunjukkan bahwa dari tahun 1999 sampai

2000, insiden hipertensi pada orang dewasa adalah sekitar 29 sampai 31% pada

penderita hipertensi. Penyakit kardiovaskuler menurut survei kesehatan rumah

tangga (SKRT,1992 dan 1995) merupakan penyebab kematian terbesar di

Indonesia (Yunis, 2003).

Di Indonesia penderita hipertensi diperkirakan 15 juta orang. Prevalensinya

mencapai 6 sampai 15% pada orang dewasa, 50% diantaranya tidak menyadari

sebagai penderita hipertensi sehingga mereka cenderung untuk menjadi

hipertensi berat karena tidak menghindari dan tidak mengetahui faktor risikonya,

dan 90% merupakan hipertensi esensial. Bahkan riset kesehatan dasar tahun

2007 menunjukkan prevalensi hipertensi di indonesia sebanyak 31.7%

(Armilawaty, 2007). Sedangkan di daerah Jakarta Selatan (petukangan)

(11)

Banyak faktor yang berperan untuk terjadinya hipertensi diantaranya adalah usia,

genetik, jenis kelamin, etnis, stress, obesitas, asupan garam, dan kebiasaan

merokok. Pada penelitian kali ini peneliti hanya mengambil faktor risiko usia

kepada hipertensi, hal ini merujuk kepada penelitian yang telah dilakukan oleh

Syukraini, 2009 bahwa faktor usia adalah faktor utama penyebab terjadinya

hipertensi dengan prevalensinya pada usia diatas 45 tahun yakni sebesar

37.95%. Penelitian akan dilakukan di rumah sakit di daerah tangerang

dikarenakan belum adanya penelitian tentang hipertensi yang dilakukan disana

dan mengingat juga banyaknya penderita hipertensi disetap daerah. Maka dari itu

peneliti merasa perlu melakukan penelitian di rumah sakit ini dan mengambil

tema untuk membuktikan bahwa peningkatan usia merupakan salah satu faktor

risiko hipertensi.

1.2 Rumusan Masalah

Adakah hubungan antara usia dengan kejadian hipertensi pada pasien lama

rawat jalan di RS. Bhineka Bakti Husada pada bulan Juli 2010 ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Diketahuinya hubungan antara usia dengan kejadian hipertensi.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Diketahuinya prevalensi hipertensi

2. Diketahuinya hubungan antara usia dengan kejadian hipertensi pada

pasien yang berobat jalan pada poliklinik dewasa di RS. Bhineka Bakti

(12)

1.4 Manfaat Penelitian

Bagi peneliti, sebagai salah satu prasyarat kelulusan dalam menyelesaikan

program sarjana kedokteran. Melalui penelitian ini peneliti dapat memanfaatkan

ilmu yang didapat selama pendidikan dan menambah pengetahuan serta

pengalaman dalam membuat penelitian ilmiah. Menambah pengetahuan peneliti

tentang hubungan usia dengan kejadian hipertensi.

Bagi institusi, menjadi wadah ilmiah dalam penelitian hipertensi dan

hubungannya dengan usia. Menjadi data dasar untuk melakukan penelitian lebih

lanjut mengenai hubungan faktor risiko hipertensi dengan kejadian hipertensi.

Bagi masyarakat, meningkatkan pengetahuan dan sikap mahasiswa secara

langsung dan masyarakat secara tidak langsung, mengenai hubungan hipertensi

(13)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan dan Kerangka Teori

2.1.1 Landasan Teori

Hipertensi adalah keadaan tekanan darah sistolik lebih dari 139 mmHg dan

tekanan diastolik lebih dari 89 mmHg. Hipertensi yang tidak diketahui

penyebabnya didefinisikan sebagai hipertensi esensial. Beberapa penulis

lebih memilih istilah hipertensi primer untuk membedakannya dengan

hipertensi lain yang sekunder karena sebab-sebab yang diketahui. Menurut

The Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention,

Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII),

klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa terbagi menjadi kelompok

normal, prahipertensi, hipertensi derajat 1 dan derajat 2 (Yogiantoro,

2007).

Tekanan darah diklasifikasikan berdasarkan pada pengukuran rata-rata dua

kali pengukuran pada masing-masing kunjungan.

Tabel.2.1.Klasifikasi tekanan darah menurut JNC VII

(14)

Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin

II dari angiotensin I oleh angiotensin I converting enzyme (ACE). ACE

memegang peran fisiologis penting dalam mengatur tekanan darah. Darah

mengandung angiotensinogen yang diproduksi di hati. Selanjutnya oleh

hormon, renin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah menjadi angiotensin I.

Oleh ACE yang terdapat di paru-paru, angiotensin I diubah menjadi

angiotensin II. Angiotensin II inilah yang memiliki peranan kunci dalam

menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama. Aksi pertama adalah

meningkatkan sekresi hormon antidiuretic hormone (ADH) dan rasa haus.

ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitari) dan bekerja pada ginjal

untuk mengatur osmolalitas dan volume urin. Dengan meningkatnya ADH,

sangat sedikit urin yang diekskresikan ke luar tubuh (antidiuresis),

sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya. Untuk

mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan

cara menarik cairan dari bagian intraseluler. Akibatnya, volume darah

meningkat yang pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah. Aksi

kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal.

Aldosteron merupakan hormon steroid yang memiliki peranan penting

pada ginjal. Untuk mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan

mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan cara mereabsorpsinya dari

tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan

cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada gilirannya akan

(15)

Gambar 2.1.Patofisiologi hipertensi

Sumber : Sharma, 2008

Patofisiologi dari hipertensi esensial merupakan multifaktorial dan sangat

(16)

perfusi jaringan yang adekuat meliputi mediator hormon, aktivitas

vaskuler, volume sirkulasi darah, kaliber vaskuler, viskositas darah, curah

jantung, elastisitas pembuluh darah dan stimulasi neural. Patogenesis

hipertensi esensial dapat dipicu oleh beberapa faktor meliputi faktor

genetik, asupan garam dalam diet, tingkat stress dapat berinteraksi untuk

memunculkan gejala hipertensi. Perjalanan penyakit hipertensi esensial

berkembang dari hipertensi yang kadang-kadang muncul menjadi

hipertensi yang persisten. Setelah periode asimtomatik yang lama,

hipertensi persisten berkembang menjadi hipertensi dengan komplikasi,

dimana kerusakan organ target di aorta dan arteri kecil, jantung, ginjal,

retina dan susunan saraf pusat. Progresivitas hipertensi dimulai dari

prehipertensi pada pasien umur 10-30 tahun (dengan meningkatnya curah

jantung) kemudian menjadi hipertensi dini pada pasien umur 20 sampai 40

tahun (dimana tahanan perifer meningkat) kemudian menjadi hipertensi

pada umur 30 sampai 50 tahun dan akhirnya menjadi hipertensi dengan

komplikasi pada usia 40 sampai 60 tahun (Sharma, 2008).

Faktor-Faktor Risiko Yang Mempengaruhi Hipertensi: usia, jenis kelamin,

obesitas, kebiasaan merokok, faktor genetik, etnis, pola asupan garam

dalam diet. Namun yang dibahas lebih mendalam adalah faktor risiko usia.

1. Usia

Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif. Dengan

bertambahnya usia, maka tekanan darah juga akan meningkat yang

disebabkan beberapa perubahan fisiologis. Setelah usia 45 tahun terjadi

peningkatan resistensi perifer dan aktivitas simpatik (Kumar, 2005). Hal ini

juga sesuai dengan penelitian sebelumnya (Syukraini, 2009) yang

menyebutkan bahwa setelah usia 45 tahun terjadi perubahan degeneratif.

Maka dari itu peneliti mengambil batas faktor risiko usia adalah yang

(17)

Hipertensi bisa disebabkan oleh perubahan anatomik baik di jantung

maupun di pembuluh darah, yang secara keseluruhan adalah perubahan

anatomik di sistem kardiovaskular.Perubahan anatomik pada sistem

kardiovaskuler :

A.Jantung

Elastisitas dinding aorta menurun dengan bertambahnya usia. Disertai

dengan bertambahnya kaliber aorta. Perubahan ini terjadi akibat adanya

perubahan pada dinding media aorta dan bukan merupakan akibat dari

perubahan intima karena aterosklerosis. Penambahan usia tidak

menyebabkan jantung mengecil (atrofi) seperti organ tubuh lain, tetapi

terjadi hipertrofi.(Pluim, 1999)

B.Pembuluh Darah Perifer.

Arterosklerosis yang berat akan menyebabkan penyumbatan arteri perifer

yang menyebabkan pasokan darah ke otot-otot tungkai bawah menurun hal

ini menyebabkan iskemia jaringan otot. Aterosklerosis merupakan istilah

umum untuk beberapa penyakit, dimana dinding arteri menjadi lebih tebal

dan kurang lentur, dimana jantung akan lebih kuat memompa darah

sehingga terjadilah hipertensi. Hal ini bertambah berat seiring dengan

pertambahan usia.

Penyakit yang paling penting dan paling sering ditemukan adalah

aterosklerosis, dimana bahan lemak terkumpul dibawah lapisan sebelah

dalam dari dinding arteri. Aterosklerosis bisa terjadi pada arteri di otak,

jantung, ginjal, organ vital lainnya dan lengan serta tungkai. Jika

aterosklerosis terjadi di dalam arteri yang menuju ke otak (arteri karotid),

maka bisa terjadi stroke. Jika terjadi di dalam arteri yang menuju ke

(18)

C.Ginjal

Pada sel-sel ginjal, berkurangnya sel-sel ginjal (nefron) yang masih utuh

yang diperkirakan tinggal setengahnya akibat proses penuaan

menyebabkan kemampuan ginjal untuk menyaring zat-zat yang

melewatinya akan berkurang sehingga kemampuan ginjal untuk

mengeluarkan natrium yang berlebihan di dalam tubuh telah berkurang

yang merupakan salah satu factor yang berperan untuk terjadinya

hipertensi.

2. Jenis Kelamin

Survei dari badan kesehatan nasional dan penelitian nutrisi menemukan

bahwa hipertensi lebih mempengaruhi wanita dibanding pria .Berdasarkan

wawancara dan penelitian pada 9901 remaja usia 18 tahun atau lebih,

badan survei kesehatan nasional dan penelitian nutrisi menemukan bahwa

rata-rata tekanan arteri tinggi baik pada normotensi dan hipertensi pada pria

dibanding wanita. Pada semua suku, pria mempunyai tekanan darah sistolik

dan diastolik yang tinggi dibanding wanita dan juga usia

pertengahan,prevalensi terjadinya hipertensi lebih tinggi pada wanita

dibanding wanita setelah usia 59 tahun.

3. Obesitas

Hubungan obesitas dan hipertensi telah diketahui sejak lama dan kedua

keadaan ini sering dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit

kardiovaskular. Telah banyak penelitian yang mempelajari mekanisme

yang mendasari hipertensi pada obesitas ini. Dahulu hal ini dihubungkan

dengan hiperinsulinemia, resistensi insulin dan sleep apnea syndrome, akan

tetapi akhir-akhir ini terjadi pergeseran konsep, dimana diduga terjadinya

resistensi leptin merupakan penyebab yang mendasari beberapa perubahan

(19)

obesitas. Mekanisme terjadinya hal tersebut belum sepenuhnya dipahami,

tetapi pada obesitas didapatkan adanya peningkatan volume plasma dan

curah jantung yang akan meningkatkan tekanan darah.

4. Kebiasaan merokok

Merokok merupakan masalah kesehatan masyarakat karena dapat

menimbulkan berbagai penyakit salah satunya adalah hipertensi. Dalam

penelitian kohort prospektif oleh dr. Thomas S Bowman dari Brigmans and

Women’s Hospital, Massachussetts terhadap 28.236 subjek yang awalnya tidak ada riwayat hipertensi, 51% subjek tidak merokok, 36% merupakan

perokok pemula, 5% subjek merokok 1 sampai 14 batang rokok perhari

dan 8% subjek yang merokok lebih dari 15 batang perhari. Subjek terus

diteliti dan dalam median waktu 9,8 tahun. Kesimpulan dalam penelitian

ini yaitu kejadian hipertensi terbanyak pada kelompok subjek dengan

kebiasaan merokok lebih dari 15 batang perhari. Mekanisme bagaimana

merokok mempengaruhi hipertensi masih belum jelas. Perokok cenderung

memiliki kadar HDL kolestrol yang lebih rendah. Satu mekanisme yang

mungkin berhubungan adalah hipotesis injuri oleh Ross. Pada hipotesis ini

diterangkan bahwa bahan kimia terutama radikal bebas yang ada pada asap

rokok menyebabkan kerusakan endotel. Merokok juga meningkatkan risiko

thrombosis menjadi aterosklerosis (Bowman, 2007).

5. Faktor genetik

Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan keluarga

itu mempunyai risiko menderita hipertensi. Hal ini berhubungan dengan

peningkatan kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara potasium

terhadap sodium Individu dengan orang tua dengan hipertensi mempunyai

risiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi dari pada orang yang

(20)

didapatkan 70 sampai 80% kasus hipertensi esensial dengan riwayat

hipertensi dalam keluarga (Wade, 2003).

6. Etnis

Hipertensi lebih banyak terjadi pada orang berkulit hitam dari pada yang

berkulit putih. Sampai saat ini, belum diketahui secara pasti penyebabnya.

Namun pada orang kulit hitam ditemukan kadar renin yang lebih rendah

dan sensitifitas terhadap vasopressin lebih besar (Armilawaty, 2007).

7. Pola asupan garam dalam diet

Konsumsi natrium yang berlebih menyebabkan konsentrasi natrium di

dalam cairan ekstraseluler meningkat. Untuk menormalkannya cairan

intraseluler ditarik ke luar, sehingga volume cairan ekstraseluler

meningkat. Meningkatnya volume cairan ekstraseluler tersebut

menyebabkan meningkatnya volume darah, sehingga berdampak kepada

timbulnya hipertensi. Karena itu disarankan untuk mengurangi konsumsi

natrium/sodium. Sumber natrium/sodium yang utama adalah natrium

klorida (garam dapur), penyedap masakan monosodium glutamate (MSG),

dan sodium karbonat. Konsumsi garam dapur (mengandung iodium) yang

dianjurkan tidak lebih dari 6 gram per hari, setara dengan satu sendok teh.

Dalam kenyataannya, konsumsi berlebih karena budaya masak-memasak

masyarakat kita yang umumnya boros menggunakan garam dan MSG

(21)

2.1.2 Kerangka Teori

(22)

2.2 Kerangka Konsep

(23)

2.3 Definisi Operasional

No DO Keterangan

1 Hipertensi Seseorang dikatakan hipertensi apabila TD sistolik > 139

mmHg atau TD diastolik > 89 mmHg yang tercatat di

rekam medis responden.(JNC VII, 2008).

Skala : Nominal

2 Usia Yaitu usia subjek dihitung sejak lahir sampai dengan

ulang tahun terakhir yaitu umur penderita yang tercatat

pada status rekam medik dan kuisioner . Memiliki faktor

risiko jika berumur > 45 tahun dan dianggap tidak

memiliki faktor risiko jika berumur < 45 tahun

Skala : Nominal

3 Pasien Lama Yaitu pasien yang sebelumnya telah berobat di rumah

sakit bhinneka bakti husada dan dating kembali pada

saat peneliti sedang mengambil sampel.

4 Rawat Jalan Yaitu pelayanan medis yang tidak memerlukan

menginap dirumah sakit

5 Jenis Kelamin Dibedakan menjadi laki-laki dan perempuan berdasarkan

rekam media dan kuisioner

6 Status Merokok Seseorang dikatakan merokok setelah lebih dari 6 bulan

dan dikatakan tidak merokok jika belum merokok 6

bulan atau tidak merokok.

7 Obesitas Dikatakan obesitas jika IMT lebih dari sama dengan 25

8 Kriteria Eksklusi Jika didalam rekam medis pasien tercantum penyakit

DM dan korteks adrenal

9 Diabetes Melitus Kelainan metabolik yaitu ketidakmampuan untuk

mengoksidasi karbohidrat akibat gangguan pada

(24)
(25)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan studi potong lintang (cross sectional). Penelitian potong

lintang merupakan jenis penelitian yang pengukuran variabel-variabelnya

dilakukan hanya satu kali pada satu waktu.

3.2Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di unit rekam medis dan rawat jalan RS. Bhineka Bakti

Husada. Pengumpulan data dilaksanakan pada tanggal 19 sampai 31 Juli 2010.

3.3Populasi Penelitian

Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang berobat jalan di RS.

Bhineka Bakti Husada pada bulan Juli 2010.

Sampel Penelitian

Sampel yang diambil berasal dari populasi penelitian yang memenuhi kriteria

inklusi. Berikut kriteria sampel penelitian:

A. Kriteria Inklusi

 Pasien Lama yang mengalami hipertensi dan tercatat dalam catatan

(26)

B. Kriteria Eksklusi

 Pasien berobat jalan di RS. Bhineka Bakti Husada pada bulan Juli

2010 yang tidak didiagnosis menderita hipertensi.  Pasien yang menderita DM dan penyakit korteks adrenal

Untuk memenuhi besar sampel yang dibutuhkan, pengambilan sampel pada

penelitian ini menggunakan metode simple random sampling. Dengan

P : keadaan yang akan dicari = 0.3795

d : tingkat ketepatan absolut yang dikehendaki = 0.10

α : tingkat kemaknaan = 1.96

Q: 1 - P = 0.6205

(1.96)2 . 0,3795. 0,6205

(0,1)2

Maka, diperoleh jumlah sampel yang diperlukan adalah 82 subjek. Untuk

menjaga kemungkinan adanya drop out (DO), maka jumlah subjek ditambah

sebanyak 10%. Jadi jumlah subjek adalah 90.46+9.04 = 99.5, dibulatkan

menjadi 100 subjek.

Variabel yang termasuk dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel independen: umur

2. Variabel dependen: penderita hipertensi n =

(27)

3.4Cara Kerja Penelitian

3.4.1 Jadwal Penelitian

Tabel 3.1 Jadwal kegiatan

No Jadwal Kegiatan Bulan (Tahun 2010)

2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Topik dikirim mahasiswa X

2 Pembahasan dengan

pembimbing

X X X X X

3 Proposal X

4 Proposal siap X

5 Pengambilan data X

6 Pengolahan data X

7 Penyajian data X

8 Penyusunan skripsi X

9 Ujian skripsi X

(28)

Gambar 3.1 Alur pengambilan sampel

3.5Manajemen Data

3.5.1Instrumen Penelitian

Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

adalah:Rekam Medik.dan Kuisioner.

3.5.2Pengumpulan Data

Pada penelitian ini data diperoleh dengan cara melihat status penderita

melalui catatan medik dan menyebar kuisioner di RS.Bhineka Bakti

Husada. Semua subjek selanjutnya dibagi menjadi dua kelompok, yakni:

1. Kelompok yang menderita hipertensi

2. Kelompok yang tidak menderita hipertensi

3.5.3Teknis Analisis Data

Analisis data dilakukan untuk mengetahui hubungan antara usia dengan

(29)

Data dianalisis dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product

(30)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Univariat

Setelah dilakukan penelitian, maka hasilnya dilakukan analisis univariat yang

memberikan gambaran distribusi frekuensi responden yang berobat jalan di

Rumah Sakit Bhineka Bakti Husada. Berikut akan dipaparkan karakteristik umum

subjek yang saya ambil:

Tabel 4.1 Gambaran karakteristik umum

No Gambaran Karakteristik N (=100) %

sebanyak 58%. Untuk jenis kelamin laki-laki yaitu ada sebanyak 44% dan wanita

(31)

4.1.2 Usia

Usia responden dikategorikan menjadi dua kelompok, yaitu > 45 tahun dan

kelompok < 45 tahun, maka dapat dilihat pada diagram 4.2 di bawah ini.

Gambar 4.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia di rumah sakit

bhineka bakti husada pada bulan juli 2010

Berdasarkan diagram 4.2 di atas maka dapat disimpulkan bahwa dari 100

responden yang diteliti, kelompok usia lebih dari 45 tahun adalah yang

paling banyak yaitu 58 orang (58%) bila dibandingkan dengan kelompok

usia kurang dari 45 tahun yaitu 42 orang (42%).Berdasarkan tabel data di

(32)

Pasien yang datang rata-rata dengan umur > 45 tahun adalah karena pada

umur > 45 tahun telah terjadi proses degeneratif pada semua organ yang ada

ditubuh manusia. Tentu saja manusia menjadi gampang sakit dan akhirnya

pergi ke rumah sakit.

4.1.1 Hipertensi

Tabel 4.2. Status hipertensi

Status N (=100) Persentase

Hipertensi 58 orang 58%

Tidak Hipertensi 42 orang 42%

Total 100 orang 100%

Berdasarkan tabel 4.2 yang didapat dari hasil rekam medis dan kuisioner di

atas dapat disimpulkan bahwa dari 100 responden yang diteliti, kelompok

hipertensi adalah sebanyak 58 orang. Dan untuk kelompok tidak hipertensi

adalah 42 orang.

Dari tabel ini juga didapatkan prevalensi hipertensi yaitu sebesar 58%.

Angka ini sangat tinggi dibandingkan dengan prevalensi yang ada di

Indonesia maupun didunia. Hipertensi merupakan penyakit yang memiliki

banyak faktor risiko. Penyebab prevalensi begitu tinggi adalah terkait

dengan faktor risiko yang saya teliti yaitu usia, karena rata-rata usianya

lebih dari 45 tahun maka tentunya angka hipertensi akan semakin tinggi

karena degeneratif.

Faktor risiko lain adalah jenis kelamin yaitu pria biasanya lebih muda

terkena hipertensi daripada wanita. Sebagaimana diketahui banyaknya pria

yang menjadi subjek kami yaitu 44 %. Semakin banyak pria yang ada maka

(33)

Obesitas juga merupakan faktor risiko hipertensi, didapatkan data 29 orang

mengalami obesitas. Semakin tinggi status indeks massa tubuh yang akan

menentukan obesitas maka akan semakin besar peluang seseorang untuk

menderita hipertensi.

Merokok juga merupakan faktor risiko hipertensi. Didapatkan data pada

penelitian ini adalah 21 orang dengan status merokok. Status merokok

memperbesar peluang seseorang untuk menderita hipertensi.

4.2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat akan melihat hubungan antara semua variabel yang ada dalam

penelitian ini, yakni variabel terikat berupa kejadian hipertensi pada responden

dengan variabel bebas yaitu umur

Analisis ini ditinjau dari semua variabel, dengan jumlah sampel n = 100 orang,

untuk selanjutnya dilakukan uji chi-square, interval kepercayaan 95% dengan

data yang sudah dikategorikan sebagai berikut:

4.2.1 Hubungan Antara Usia Dengan Kejadian Hipertensi Pada Pasien

Yang Berobat Jalan di RS. Bhineka Bakti Husada

Tabel 4.3Hubungan peningkatan usia dengan kejadian hipertensi

(34)

Pada Tabel 4.3 tersebut menunjukkan bahwa uji data statistic yang

terkumpul antara 2 variabel bermakna, berdasarkan nilai presentasi yang

didapat subjek yang terkena hipertensi sebesar 58%, subjek yang terkena

hipertensi tersebut jauh lebih tinggi pada kelompok paparan (+), yaitu

responden yang berusia >45 tahun 74.1% dibandingkan dengan kelompok

paparan (-), yaitu responden yang berusia < 45 tahun 35.7%.

Berdasarkan uraian diatas terbukti bahwa peningkatan usia merupakan

salah satu faktor risiko terjadinya hipertensi. Dari responden dengan

kelompok usia >45 tahun didapatkan 43 orang responden (yaitu sebanyak

74.1%) tersebut mengalami hipertensi. Sedangkan, jumlah responden

dengan umur < 45 tahun sebanyak 15 responden dengan kejadian

hipertensi sebanyak 35.7%. Dengan demikian hipertensi lebih menonjol

terjadi pada golongan umur >45 tahun dibandingkan pada golongan umur

< 45 tahun.

Pada penelitian Syukraini tahun 2009 prevalensi pada usia > 45 tahun

sebanyak 37.95 %. Sedangkan pada penelitian kali ini prevalensinya 74.1

%.

Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara peningkatan usia

dengan kejadian hipertensi pada pasien rawat jalan dewasa rumah sakit

bhinneka bakti husada. Hasil ini sesuai dengan landasan teori yaitu

dengan peningkatan usia maka terjadilah proses-proses degeneratif pada

semua organ terutama organ untuk system sirkulasi yaitu jantung dan

pembuluh darah. Hal ini juga sesuai penelitian sebelumya (Syukraini,

2009) bahwa makin meningkatnya usia maka makin meningkat juga

(35)

4.3 Keterbatasan Penelitian

1.Peneliti hanya meneliti selama 2 minggu dan hanya pada sore hari dengan jam

buka poli yaitu pagi dan sore hari.

2.Peneliti tidak menggali lebih dalam faktor risiko lain, hanya menggali dari

faktor risiko usia padahal banyak faktor yang dapat merancukan faktor risiko

(36)

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Simpulan penelitian ini adalah:

1. Dari umur pasien didapatkan 58 subjek berada di umur >45 tahun dan 42

subjek umurnya <45 tahun. Gambaran klinis kondisi tekanan darah dari 100

subjek yang diteliti 58 orang menderita hipertensi atau berarti 58% yang

berarti prevalensi adalah 58%. Untuk prevalensi dengan usia > 45 tahun

adalah 74.1%.

2. Berdasarkan hasil analisis data secara statistik terhadap faktor risiko usia

dengan hubungannya dengan hipertensi diperoleh hasil yaitu terdapatnya

hubungan yang bermakna antara peningkatan usia dengan kejadian

hipertensi.

5.2. Saran

Diharapkan pada penelitian selanjutnya untuk meneliti faktor risiko hipertensi

(37)

DAFTAR PUSTAKA

Adrogue,H.J. and Madias,N.E. (2007). Sodium and Potasium in the pathogenesis of Hypertension. The New England Journal Medicine.356:p.1966-1978

http://content.nejm.org./ pdf diakses 15 April 2009 pukul 19.30 WIB

Armilawaty, Amalia H, Amirudin R. Hipertensi dan Faktor Risikonya dalam Kajian Epidemiologi. Bagian Epidemiologi FKM UNHAS. 2007.

http;//www.CerminDuniaKedokteran.com/index.php?option=com_content&task=vie w&id=38&Itemid=12). Diakses tanggal 06 Juli 2010, pukul 20.00 WIB

Armilawaty.dkk. Hipertensi dan faktor risikonya dalam epidemiologi. FK-UNHAS. 2007

Anonim.Hipertensi.Primer.http://www.scribd.com/doc/3498615/HIPERTENSIPRIM ER?autodown=doc. [Diakses pada tanggal 10 Agustus 2008].

Ayu,E.S. (2008). Hipertensi. http://cermindunia kedokteran.com diakses pada tanggal 30 November 2008 pukul 14.00 WIB

Cortas K, et all. Hypertension. Last update May 11 2008. http//:www.emedicine.com. [Diakses pada tangal 12 Agustus 2008].

Kapajos, E 2009. Hipertensi dan Obesitas, viewed 12 Phebruary 2010 (http://www.jantunghipertensi.com)

Kromhout,D., Bloemberg B, Feskens E, Menotti A, Nissinen A. 2000, Saturated fat, vitamin C and smoking predict long-term population all-cause mortality rates in the seven countries study. International Journal of Epidemiology.

Kumar V, Abbas AK, Fausto N. Hypertensive Vascular Disease. Dalam: Robn and Cotran Pathologic Basis of Disease, 7th edition. Philadelpia: Elsevier Saunders, 2005.p 528-529

Pinzon, R 1999. Indeks Massa Tubuh Sebagai Faktor Risiko Hipertensi Pada Usia Muda, viewed 20 January 2010 (http://www.kalbe.co.id)

Pluim BM, van der Laarse A, Vliegen HW, Bruschke AVG. Patjology versus Physioloy. In:Left Ventricular Hypertrophy.Kluwer Academic publ.1999 p.69

(38)

Shapo L, Pomerleau J, McKee M. Epidemiology of Hypertension and Associated Cardiovascular Risk Factors in a Country in Transition. Albania: Journal Epidemiology Community Health 2003;57:734–739

Sharma S, et all. Hypertension. Last Update Aug 8, 2008. http//:www.emedicine.com. [Diakses pada tanggal 10 Agustus 2008].

Sianturi G. Cegah Hipertensi dengan Pola Makan. Last update 27 Februari 2003. www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid1046314663,16713, - 24k. [Diakses pada tanggal 12 Agustus 2008]

Strauss,E.,Gluszek,J.,Pawlak,A.L. (2005). Age and Hypertension Related Changes in Genotypes of MTHR in Coronary Arteri Diseases. Journal of Physiology and

Pharmacology, Vol 56,sup 2,p 65-75

Irza, Syukraini. Analisis Faktor Risiko Hipertensi pada Masyarakat Nagari Bungo Tanjung.2009

Wade, A Hwheir, D N Cameron, A. 2003. Using a Problem Detection Study (PDS) to Identify and Compare Health Care Privider and Consumer Views of Antihypertensive therapy. Journal of Human Hypertension, Jun Vol 17 Issue 6, p397

Wardoyo. Pencegahan Penyakit Jantung Koroner. Solo:Toko Buku Agency.1996. hal: 28

Widayanto D. Apa Manfaat Garam Sebagai Bahan Pengawat.

http://id.answers.yahoo.com/question/index;_ylt=Aj3eh2PdCnd0po.ZrHRTkNLVRgx .;_ylv=3?qid=20080814042051AAWyOOk. [Diakses pada tanggal 13 Agustus 2008]

Yogiantoro M. Hipertensi Esensial dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV. Jakarta: FK UI. 2006.

Yundini, 2006. Faktor Risiko Terjadinya Hipertensi. http://www.mail-archive.com diakses pada 30 November 2008, pukul 14.05 WIB.

(39)

Lampiran no.1

FORMULIR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

(INFORMED CONSENT)

Program Studi Pendidikan Dokter

FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

SURAT PERSETUJUAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : ………

Umur : ……… tahun

Setelah mendapatkan keterangan secukupnya serta menyadari manfaat dari penelitian

tersebut di bawah ini yang berjudul :

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN

HIPERTENSI PADA PASIEN YANG BEROBAT JALAN DI RUMAH

SAKIT BHINEKA BAKTI HUSADA PADA BULAN JULI 2010

dengan sukarela menyetujui diikutsertakan dalam penelitian di atas, dan akan

menjawab pertanyaan yang diajukan dengan Jujur. Bila suatu waktu responden

merasa dirugikan dalam bentuk apapun, berhak membatalkan persetujuan ini serta

berhak untuk mengundurkan diri.

Jakarta, Juli 2010

Peserta

(40)

Lampiran no. 2

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN

HIPERTENSI PADA PASIEN YANG BEROBAT JALAN DI RUMAH

SAKIT BHINEKA BAKTI HUSADA PADA BULAN JULI 2010

No. Kuesioner :

4. Pendidikan 1. Tidak pernah sekolah

2. Tidak tamat SD

1. Apakah selama 6 bulan terakhir anda

merokok ?

A.Ya

B.Tidak

2. Berapa rata-rata jumlah batang rokok

perhari yang anda hisap?

4. Berapakah berat badan anda

sekarang?

Kg

(41)

sekarang?

8. Apakah dalam garis keturunan

keluarga anda, ada yang menderita

tekanan darah tinggi ?

A. Ya

B. Tidak

9. Siapakah dalam keluarga anda yang

menderita tekanan darah tinggi ?

A. Ayah

(42)

Lampiran no.3 OutputSPSS

(43)
(44)
(45)
(46)
(47)

Lampiran no.6 Riwayat penulis

RIWAYAT PENULIS

Nama : Fajar Apriyandi

Tempat, Tanggal, lahir: Jakarta, 30 April 1990

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat :Jl. Rawabadung No.14 Rt 07/13 Jatinegara Kec.Cakung

Jakarta Timur 13930

Telepon :085694630308

Riwayat Pendidikan :

Tahun 1994-1995 : TK Bahrul Ulum Jakarta Timur

Tahun 1995-2001 : SDN 010 Pdk Kelapa Jakarta Timur

Tahun 2001-2004 : SMPN 213 Malaka Jaya Jakarta Timur

Tahun 2004-2007 : SMAN 12 Klender Jakarta Timur

Tahun 2007-sekarang : Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Gambar

Tabel 2.1.Klasifikasi hipertensi…………………………………………...…..
Tabel.2.1.Klasifikasi tekanan darah  menurut JNC VII
Gambar 2.1.Patofisiologi hipertensi
Gambar 2.3 Kerangka teori
+7

Referensi

Dokumen terkait

Ketua Panitia Pengadaan

Berdasarkan tujuan tersebut diatas, maka penulisan penelitian ini berguna untuk menambah wawasan berkaitan dengan adanya pasal 197 Undang-Undang No.36 tahun 2009 tentang

[r]

Salah satu faktor mencapai kesuksesan hidup yaitu rasa percaya diri apabila rasa percaya diri tidak dapat dijalankan maka akan menimbulkan rendah diri yang

Penelitian ini mengembangkan sistem jaringan syaraf tiruan tipe GRNN untuk melakukan rekonstruksi citra medis agar citra tersebut memiliki resolusi yang cukup signifikan

[r]

Berdasarkan uraian hasil perhitungan persamaan Arrhenius diketahui bahwa produk dalam kemasan plastik OPP/PP untuk variabel nilai kekerasan, aktivitas air, nilai ketengikan,

Penerapan dalam pembelajaran sifat-sifat bangun ruang sederhana merupa- kan suatu kegiatan yang dilakukan untuk menjelaskan alur pemikiran secara sistematis tentang