S K R I P S I
Pengukuran Kinerja Teknologi Informasi Menggunakan
Framework CobIT Versi 4.1 dengan Model Maturity Level
Pada PT.Bank Tabungan Negara ( Persero) Cabang Medan
Oleh
IRA WATI Br PINEM 090522071
Program Studi Strata 1 Akuntansi
Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK
NAMA : Ira Wati Br Pinem
NIM : 090522071
DEPARTEMEN : AKUNTANSI
JUDUL SKRIPSI : Pengukuran Kinerja Teknologi Informasi Menggunakan
Framework CobIT Versi 4.1 dengan Model Maturity
Level Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero)
cabang Medan
TANGGAL... KETUA DEPARTEMEN
(Drs. Firman Syarif , M.Si, AK)
TANGGAL... DEKAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI
NAMA : Ira Wati Br Pinem
NIM : 090522071
DEPARTEMEN : AKUNTANSI
JUDUL SKRIPSI : Pengukuran Kinerja Teknologi Informasi Menggunakan
Framework CobIT Versi 4.1 dengan Model Maturity
Level Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero)
cabang Medan
MEDAN, 2011
Menyetujui
Pembimbing
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
Telah diuji pada
Tanggal 08 Agustus 2011
PANITIA PENGUJI SKRIPSI
Ketua : Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak.
Pembimbing : Sambas Ade Kesuma SE, M.Si, Ak.
Anggota : Drs. Hotmal Ja’far, MM, Ak.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
Telah diuji pada
Tanggal 08 Agustus 2011
PANITIA PENGUJI SKRIPSI
Ketua : Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak.
Pembimbing : Sambas Ade Kesuma SE, M.Si, Ak.
Anggota : Drs. Hotmal Ja’far, MM, Ak.
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul: “Pengukuran Kinerja Teknologi Informasi Menggunakan
Framework CobIT Versi 4.1 dengan Model Maturity Level
Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang
Medan”
Adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang disusun sebagai tugas akhir guna untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan
yang berlaku.
Medan, 01 Agustus 2011
ABSTRAK
Tatakelola Teknologi Informasi (TI) merupakan salah satu aspek penting dari tatakelola perusahaan secara keseluruhan. Pengelolaan TI yang baik akan menjamin efisiensi dan pencapaian kualitas layanan yang baik bagi tujuan bisnis perusahaan. Penerapan tatakelola ini harus direncanakan dengan baik agar dapat diimplementasikan sesuai dengan kondisi dan kemampuan perusahaan. Salah satu kerangka kerja tatakelola TI adalah CobIT Versi 4.1 yang merupakan pedoman yang paling lengkap dari praktik-praktik terbaik untuk manajemen TI yang mencakup 4 (empat) domain, yaitu perencanaan dan organisasi, perolehan dan implementasi, penyerahan dan pendukung dan monitoring. Pengukuran kinerja TI menggunakan CobIT versi 4.1 dilakukan dengan model Maturity Level yang bertujuan untuk melihat gambaran kondisi perusahaan saat ini dimasa yang akan datang. Maturity level menggunakan suatu metode penilaian sedemikian rupa sehingga suatu organisasi dapat dinilai dari non-existence ke optimized (dari 0 ke 5).
Dari penelitian ini, diperoleh kesimpulan bahwa peran TI pada PT. BTN (Persero) dalam skala maturity model adalah skala 4 (managed). Hal ini menunjukkan bahwa PT. BTN (Persero) dapat mengukur dan memonitor prosedur yang ada sehingga mudah di tanggulangi jika terjadi penyimpangan. Proses yang ada sudah berjalan baik dan konstan, tetapi otomasi dan perangkat TI yang digunakan terbatas.
ABSTRACT
The management of information technology (IT) is one of important aspects in managing an organization in whole. The management of IT properly shall assure efficiency and help organizing in achieving a good quality in serving according to the target of organization for the business. In applying this management must be planned well and possible to implement refers to condition and capability of organization.
One of reliable frame of working in adopting IT is with CobIT 4.1 version, is well known most completed with guidance from the best practices to implement IT managemente comprising 4 (four) domains, they are the planning and organization, returning and implementation, delivering and supporting and monitoring. In measuring IT almost using CobIT 4.1 version there is operated with a Maturing Level model with primary intend to see the condition of currently organization and for future moment. The Maturing Level is employing a special method for assessment such practice that organization can be seen from non-existence to optimized ( from 0 to 5).
By this study it is taken conclusion that the role of IT on PT. BTN ( Persero ) in a Maturity Model scale is in scale 4 ( managed ). This indicated that PT. BTN (Persero) can assess and monitor the procedure available, in that view is easy to deal with if any violations. The process available running properly and constant, however the auto-process and IT wares in used is limited.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat
Allah SWT atas segala berkah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengukuran Kinerja Teknologi
Informasi Menggunakan Framework CobIT Versi 4.1 dengan Model Maturity
Level Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) cabang Medan” sebagai
salah satu syarat kelulusan dalam menyelesaikan pendidikan program S1 Ekstensi
Fakultas Ekonomi departemen Akuntansi di Universitas Sumatera Utara.
Peneliti telah belajar dan berusaha semampunya untuk membuat skripsi ini
memiliki kualitas ilmu yang baik dan bermanfaat. Namun sebagai seorang
manusia biasa peneliti menyadari adanya kekurangan-kekurangan dalam
penulisan skripsi ini sehingga masih jauh dari kesempurnaan . Dengan hati dan
pikiran yang terbuka, peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dan memperbaiki karya ilmiah ini sehingga menjadi lebih baik
dalam penyusunan di masa mendatang.
Peneliti menyadari sepenuhnya telah memperoleh bimbingan dan bantuan
dari berbagai pihak secara moral, materil dan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu
dengan setulus hati penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara,
2. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak., selaku Ketua Departemen Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara,
3. Ibu Dra. Mutia Ismail, MM. Ak., selaku Sekretaris Departemen Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara,
4. Bapak Sambas Ade Kesuma SE, M.Si., Ak., selaku dosen pembimbing yang
telah banyak membantu dan memberikan bimbingan kepada peneliti dalam
proses penyusunan skripsi ini,
5. Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM., Ak., selaku Dosen Pembanding I dan
Bapak Abidillah Arif SE,M.Si, Ak., selaku Dosen Pembanding II yang telah
banyak memberikan masukan kepada peneliti untuk lebih menyempurnakan
skripsi ini,
6. Seluruh karyawan dan staf PT. Bank Tabungan Negara (Persero) cabang
Medan yang telah meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner,
memberikan bimbingan dan semangat pada penulis dalam penyelesaian
skripsi ini.
7. Kedua orangtuaku terkasih ayahanda Alm. Ramli Pinem dan ibunda Sudar
Lina Br Tarigan, serta kakak dan adikku tersayang Kak Nerlin, Kak Suri,
Jepri, Toni dan Sasalina terimakasih buat doa, dukungan baik materil dan
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.
Medan, 01 Agustus 2011
Peneliti
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT... ii
KATA PENGANTAR... iii
DAFTAR ISI... v
DAFTAR TABEL... vi
DAFTAR GAMBAR... vii
DAFTAR LAMPIRAN... viii
DAFTAR SINGKATAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1
1.2 Perumusan Masalah... 5
1.3 Tujuan Penelitian... 5
1.4 Manfaat Penelitian... 6
1.5 Sistematika Penelitian... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis... 10
2.1 CobIT for IT Governance... 10
2.2 Framework CobIT Versi 4.1... 13
2.3 Maturity Model... 19
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 21
BAB III METODE PENELITIAN
A. Teknik Penentuan Sampel... 25
B. Prosedur Pengumpulan Data... 29
C. Definisi Operasional Variabel... 29
D. Analisis Data... 30
E. Jadwal dan Lokasi Penelitian... 31
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian... 31
4.1 Sejarah Singkat Berdirinya PT. BTN (Persero)... 31
4.2 Visi dan Misi PT. BTN (Persero)... 34
4.3 Struktur Organisasi PT. BTN (Persero)... 35
4.4 Kegiatan Usaha PT. BTN (Persero)... 45
B. Analisis Pengukuran Kinerja Perusahaan dengan Maturity Models... 47
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 56
B. Keterbatasan Penelitian... 57
C. Saran... 58
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
Tabel 2.1 Kriteria Kerja CobIT... 11
Tabel 2.2 Domain & High Controls CobIT... 14
Tabel 2.4 Ringkasan Penelitian Terdahulu... 23
Tabel 3.1 Rencana Jadwal Penelitian... 25
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual... 7
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
i Perhitungan Data Mean Responden
Maturity Level...
ii Struktur Organisasi PT. BTN (Persero)...
ABSTRAK
Tatakelola Teknologi Informasi (TI) merupakan salah satu aspek penting dari tatakelola perusahaan secara keseluruhan. Pengelolaan TI yang baik akan menjamin efisiensi dan pencapaian kualitas layanan yang baik bagi tujuan bisnis perusahaan. Penerapan tatakelola ini harus direncanakan dengan baik agar dapat diimplementasikan sesuai dengan kondisi dan kemampuan perusahaan. Salah satu kerangka kerja tatakelola TI adalah CobIT Versi 4.1 yang merupakan pedoman yang paling lengkap dari praktik-praktik terbaik untuk manajemen TI yang mencakup 4 (empat) domain, yaitu perencanaan dan organisasi, perolehan dan implementasi, penyerahan dan pendukung dan monitoring. Pengukuran kinerja TI menggunakan CobIT versi 4.1 dilakukan dengan model Maturity Level yang bertujuan untuk melihat gambaran kondisi perusahaan saat ini dimasa yang akan datang. Maturity level menggunakan suatu metode penilaian sedemikian rupa sehingga suatu organisasi dapat dinilai dari non-existence ke optimized (dari 0 ke 5).
Dari penelitian ini, diperoleh kesimpulan bahwa peran TI pada PT. BTN (Persero) dalam skala maturity model adalah skala 4 (managed). Hal ini menunjukkan bahwa PT. BTN (Persero) dapat mengukur dan memonitor prosedur yang ada sehingga mudah di tanggulangi jika terjadi penyimpangan. Proses yang ada sudah berjalan baik dan konstan, tetapi otomasi dan perangkat TI yang digunakan terbatas.
ABSTRACT
The management of information technology (IT) is one of important aspects in managing an organization in whole. The management of IT properly shall assure efficiency and help organizing in achieving a good quality in serving according to the target of organization for the business. In applying this management must be planned well and possible to implement refers to condition and capability of organization.
One of reliable frame of working in adopting IT is with CobIT 4.1 version, is well known most completed with guidance from the best practices to implement IT managemente comprising 4 (four) domains, they are the planning and organization, returning and implementation, delivering and supporting and monitoring. In measuring IT almost using CobIT 4.1 version there is operated with a Maturing Level model with primary intend to see the condition of currently organization and for future moment. The Maturing Level is employing a special method for assessment such practice that organization can be seen from non-existence to optimized ( from 0 to 5).
By this study it is taken conclusion that the role of IT on PT. BTN ( Persero ) in a Maturity Model scale is in scale 4 ( managed ). This indicated that PT. BTN (Persero) can assess and monitor the procedure available, in that view is easy to deal with if any violations. The process available running properly and constant, however the auto-process and IT wares in used is limited.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN
Memasuki tahun 2011 persaingan bisnis di berbagai industri, termasuk di
industri keuangan, semakin sengit dan meruncing. Dalam bersaing, banyak
perusahaan di Industri perbankan melakukan cara-cara yang tepat dalam
menjaring nasabah, baik dengan cara pertumbuhan organik maupun anorganik,
diantaranya melakukan merger-akuisisi (merger-aquisition), yang artinya
mendapatkan nasabah sekaligus memperoleh sistem dan tenaga kerja yang mapan
di bidangnya. Kendati di lain pihak, perusahaan-perusahaan yang melakukan
merger-akuisisi itu mesti melakukan konsolidasi internal agar tetap bisa efektif
dan efisien serta tetap memenuhi norma-norma complience and risk management
yang baik dan benar.
Saat ini semua tahu bahwa dunia keuangan khususnya perbankan tidak
bisa lepas dari Teknologi Informasi (TI) sebagai bagian utama penunjang kinerja
dan proses di belakangnya. Dimana nasabah ingin melakukan transaksi keuangan
biasanya tidak nyaman lagi apabila transaksinya lebih dari hitungan detik atau
menit, apalagi dalam hitungan jam atau bahkan hari. Sehingga pelayanan
perbankan terus ditingkatkan melalui media elektronik atau selanjutnya di sebut
Electronic Banking yang memungkinkan nasabah bertransaksi dan melakukan
transfer, internet banking dan mobile phone sehingga tidak perlu lagi mengantre
di depan teller atau kasir.
Peran TI di dunia perbankan sangat utama, kendati bisa dikatakan apabila
tidak dikelola dengan baik, akan menyebabkan kurang efisiennya proses internal
dan eksternal serta sangat memengaruhi kinerja dan performa perusahaan itu
sendiri. Sehingga diperlukan tim yang kuat untuk menciptakan TI dalam proses
operasi dan sistem informasi. Menurut John Ward dan Joe Pepard (2002) TI atau
information technology (IT) “...refers specially to technology, essentially
hardware, software and telecommunication networks. Its both tangible and
intangible” hardware mencakup seluruh phsical equipment, sedang software
mencakup program komputer, prosedur, instruksi maupun aturan-aturan.
Bank Indonesia sebagai regulator, telah mengeluarkan peraturan NO.
9/15/PB1/2007, tentang penerapan manajemen risiko dalam penggunaan TI oleh
bank umum, pada pasal 12 ayat 1; Bank wajib mengidentifikasikan dan memantau
serta mengendalikan risiko yang terdapat pada aktivitas operasional TI, pada
jaringan komunikasi serta pada end user computing untuk memastikan efektifitas,
efisiensi dalam keamanan aktivitas tersebut antara lain dengan :
a) Menerapkan pengendalian fisik dan lingkungan terhadap fasilitas pusat data (data center) dan disaster recovery center.
b) Menerapkan pengendalian hak akses secara memadai sesuai dengan
kewenangan yang ditetapkan .
c) Menerapkan pengendalian pada saat input, proses dan output dari
informasi.
d) Mempehatikan risiko yang mungkin timbul dari ketergantungan bank
terhadap pengguna jaringan komunikasi.
e) Memastikan aspek desain dan pengoperasian dalam implementasi
jaringan komunikasi sesuai dengaan kebutuhan.
f) Melakukan pemantauan kegiatan operasional teknologi informasi
g) Melakukan pemantauan penggunaan aplikasi yang di kembangkan atau diadakan oleh satuan kerja teknologi informasi.
Control Objectives for Information and related Technology (CobIT)
adalah seperangkat pedoman umum (best practice) untuk manajeman TI yang
dibuat oleh Information System Audit and Control Association (ISACA), dan
Information Technology Governance Institute (ITGI) pada tahun 1996. CobIT
memberi manajer, auditor, dan pengguna TI, serangkaian langkah yang diterima
secara umum, indikator, proses dan praktik terbaik untuk membantu mereka
dalam memaksimalkan manfaat yang diperoleh melalui penggunaan TI dan
pengembangan tatakelola TI yang sesuai dan pengendalian perusahaan.
CobIT pertama kali dirilis pada tahun 1996. Misinya adalah “untuk
meneliti, mengembangkan , mempublikasikan dan mempromosikan kewenangan,
pembaruan, dan seperangkat pedoman umum yang diterima secara internasional
untuk tujuan pengendalian teknologi informasi dalam penggunaan sehari-hari
oleh para manajer bisnis dan auditor.” Manfaat yang diperoleh manajer, auditor,
dan pengguna dari pengembangan CobIT adalah membantu mereka memahami
sistem TI dan memutuskan tingkat keamanan dan kendali yang diperlukan untuk
melindungi aset perusahaan mereka melalui pengembangan model tatakelola TI.
CobIT memiliki 34 proses tingkat tinggi, yang dikategorikan dalam empat
domain: Perencanaan dan Organisasi, Perolehan dan Implementasi, Penyerahan
dan Pendukung, dan Monitor dan Evaluasi. Bagi manajer, manfaat CobIT adalah
menyediakan fondasi keputusan dan investasi yang terkait TI. Pengambilan
keputusan lebih efektif karena CobIT membantu manajemen dalam
mendapatkan peranti keras dan peranti lunak TI yang diperlukan untuk
menjalankan strategi TI, menjamin pelayanan yang berkesinambungan, dan
pemantauan kinerja sistem TI. Bagi pengguna TI, manfaat dari CobIT adalah
adanya jaminan kendali, keamanan, dan proses tatakelola. Bagi auditor, manfaat
CobIT adalah membantu dalam mengiden-tifikasi isu-isu kendali TI dalam
infrastruktur TI perusahaan. Hal ini juga membantu auditor dalam memverifikasi
temuan audit.
Sebagai salah satu Bank Nasional di Medan yang fokus bisnisnya pada
pembiayaan perumahan, bank ini menorehkan pencapaian bisnis yang
mengagumkan pada tahun 2010. Seperti diketahui, menjelang akhir 2010, PT.
Bank Tabungan Negara ini menerbitkan beberapa produk baru. Produk tersebut
antara lain Kartu debit, kartu kredit, Tabungan Junior, Tabungan Haji, dan
Tabungan Juara serta Tabungan Prioritas.
Peluncuran produk-produk baru itu tidak terlepas dari dukungan aplikasi
TI yang handal. Dengan dukungan TI yang memadai itu, proses bisnis yang
terjadi menjadi lebih mudah dan efisien. Pihak Manajemen PT. Bank Tabungan
Negara menilai bahwa aplikasi TI dapat meningkatkan kinerja perusahaan,
sehingga pihak manajemennya akan selalu mengoptimalisasi penggunaan TI
kedepannya. Oleh sebab itu, maka peneliti tertarik untuk mengukur kinerja TI
pada PT. Bank Tabungan Negara ini dengan menggunakan CobIT Versi 4.1
dengan judul “Pengukuran Kinerja Teknologi Informasi Menggunakan
Framework CobIT Versi 4.1 dengan Model Maturity Level Pada PT. Bank
1.2PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan diatas, maka
peneliti merumuskan beberapa permasalahan dalam bentuk pertanyaan antara
lain :
1. Apakah aplikasi TI yang telah meningkatkan kinerja perusahaan pada
PT. Bank Tabungan Negara Tbk di Medan telah memiliki sebuah
pedoman dalam mengukur kinerja proses-proses TI yang ada dalam
perusahaan?
2. Apakah tingkat kematangan kinerja TI yang meliputi efektifitas, efisiensi
dan keamanan TI pada PT. Bank Tabungan Negara Tbk di Medan telah
sesuai dengan standar yang disusun oleh The IT Governance Institute
(ITGI) yaitu CobIT ?
1.3Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pedoman apa yang digunakan oleh PT. Bank Tabungan
Negara Tbk. di Medan dalam mengukur kinerja proses-proses TI yang
ada di dalam perusahaan.
2. Untuk mengetahui tingkat kematangan kinerja TI yang meliputi efektifitas,
efisiensi dan keamanan TI pada PT. Bank Tabungan Negara di Medan
1.4Manfaat Penelitian
Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan
manfaat antara lain:
1. Bagi penulis, dapat menambah wawasan dan pengetahuan di bidang
teknologi informasi menggunakan framework CobIT versi 4.1.
2. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
masukan informasi dan kelengkapan data yang bermanfaat dalam
pertumbuhan perusahaan.
3. Bagi akademis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
1.5Sistematika Penelitian
Untuk pembahasan ini peneliti membagi menjadi lima bab, yaitu disusun
secara sistematis dan memberikan gambaran umum tentang apa yang menjadi
sasaran skripsi ini.
BAB I : Pendahuluan
Bab ini merupakan penghantar dari tulisan skripsi ini. Bab ini
merupakan pendahuluan yang membahas latar belakang
penelitian, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
kerangka konseptual dan sistematika penelitian.
BAB II : Tinjauan Pustaka
Dalam bab ini peneliti menguraikan pemahaman tentang CobIT
for IT governance, framework CobIT versi 4.1, maturity model
dan tinjauan penelitian terdahulu.
BAB III : Metode Penelitian
Dalam bab ini peneliti menguraikan metode penelitian secara
rinci memuat hal-hal berikut ini baik secara keseluruhan atau
sebagian sesuai dengan masalah dan tujuan dari penelitian yaitu
jadwal dan lokasi penelitian, teknik penentuan sampel, prosedur
pengumpulan data, definisi operasional variabel, dan analisis data.
BAB IV : Analisis Hasil penelitian
Dalam bab ini peneliti telah menganalisis hasil penelitian dengan
melakukan pengujian dengan model maturity level dan
memaparkan pembahasan hasil penelitian.
BAB V : Kesimpulan dan Saran
Dalam bab ini peneliti akan membuat kesimpulan dari hasil
analisis penelitian yang telah dilakukan dan kemudian peneliti
akan mencoba memberikan saran yang dapat diterapkan dalam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Tinjauan Teoritis
2.1 IT Governance menggunakan CobIT
ITGI didirikan pada 1998 untuk meningkatkan pemikiran dan standar
internasional dalam mengarahkan dan mengontrol TI sebuah perusahaan.
Tata kelola TI yang efektif dapat membantu perusahaan dalam
memastikan bahwa TI mendukung tujuan bisnis, mengoptimalkan
investasi dalam TI, dan dengan tepat mengatur risiko dan peluang yang
terkait dengan TI.
Salah satu yang dikeluarkan oleh ITGI adalah CobIT yang merupakan
set of best practices (framework) bagi pengelolaan teknologi informasi (IT
management). CobIT dapat dipakai sebagai alat yang komperhensif untuk
menciptakan IT Governance pada suatu perusahaan. CobIT
mempertemukan dan menjembatani kebutuhan manajemen dari celah atau
gap antara risiko bisnis, kebutuhan kontrol dan masalah-masalah teknis TI,
serta menyediakan referensi best business practices yang mencakup
keseluruhan TI dan kaitannya dengan proses bisnis perusahaan dan
memaparkannya dalam struktur aktivitas-aktivitas logis yang dapat
dikelola serta di kendalikan secara efektif.
CobIT mendukung manajemen dalam mengoptimumkan investasi
bahaya bila suatu kesalahan atau risiko akan atau sedang terjadi.
Manajemen perusahaan harus memastikan bahwa sistem kendali internal
perusahaan bekerja dengan baik, artinya dapat mendukung proses bisnis
perusahaan yang secara jelas menggambarkan bagaimana setiap aktivitas
kontrol individual memenuhi tuntutan dan kebutuhan informasi serta
efeknya terhadap sumber daya TI perusahaan. Sumber daya TI merupakan
suatu elemen yang sangat disoroti CobIT, termasuk pemenuhan kebutuhan
bisnis terhadap: efektivitas, efisiensi, kerahasiaan, keterpaduan,
ketersediaan, kepatuhan pada kebijakan/aturan dan keandalan informasi
(effectiveness, efficiency, confidentiality, integrity, availability,
compliance, dan reliability).
Tabel 2.1. Kriteria kerja CobIT
Efektifitas Untuk memperoleh informasi yang relevan dan
berhubungan dengan proses bisnis seperti penyampaian
informasi dengan benar, konsisten, dapat dipercaya dan
tepat waktu.
Efisiensi Memfokuskan pada ketentuan informasi melalui
penggunaan sumber daya yang optimal.
Kerahasiaan Memfokuskan proteksi terhadap informasi yang penting
dari orang yang tidak memiliki hak otorisasi.
Integritas Berhubungan dengan keakuratan dan kelengkapan
dan nilai bisnis.
Ketersediaan Berhubungan dengan informasi yang tersedia ketika
diperlukan dalam proses bisnis sekarang dan yang akan
datang
Kepatuhan Sesuai menurut hukum, peraturan dan rencana perjanjian
untuk proses bisnis.
Keakuratan
informasi
Berhubungan dengan ketentuan kecocokan informasi
untuk manajeman mengoperasikan entitas dan mengatur
pelatihan keuangan dan kelengkapan laporan
pertanggung jawaban.
Sumber : CobIT Framework, 2003
Dalam kerangka corporate governance, IT governance menjadi
semakin utama dan merupakan bagian tidak terpisahkan terhadap
kesuksesan penerapan corporate governance secara menyeluruh. IT
governance memadukan dan melembagakan best practices dari proses
perencanaan, pengelolaan, penerapan, pelaksanaan dan pendukung, serta
pengawasan kinerja TI, untuk memastikan informasi perusahaan dan
teknologi yang terkait lainnya benar-benar menjadi pendukung bagi
pencapaian sasaran perusahaan. Dengan keterpaduan tersebut, diharapkan
perusahaan mampu mendayagunakan informasi yang dimilikinya sehingga
dapat mengoptimumkan segala sumberdaya dan proses bisnis mereka
2.2Framework CobIT Versi 4.1
CobIT Framework terdiri atas 4 tujuan pengendalian tingkat-tinggi
(high-level control objectives) yang tercermin dalam 4 domain, Yaitu:
a. Perencanaan & Organisasi (Planning and Organization)
Yaitu mencakup pembahasan tentang identifikasi dan strategi investasi
TI yang dapat memberikan yang terbaik untuk mendukung pencapaian
tujuan bisnis. Selanjutnya identifikasi dan visi strategis perlu
direncanakan, dikomunikasikan, dan diatur pelaksanaannya (dari
berbagai perspektif).
b. Perolehan & Implementasi (Acquisition and Implementation)
Yaitu untuk merealisasi strategi TI, perlu diatur kebutuhan TI,
diidentifikasi, dikembangkan, atau diimplementasikan secara terpadu
dalam proses bisnis perusahaan.
c. Penyerahan & Pendukung (Delivery and Support)
Domain ini lebih dipusatkan pada ukuran tentang aspek dukungan TI
terhadap kegiatan operasional bisnis (proses pelayanan) dan dukungan
d. Monitor & Evaluasi (Monitoring and Evaluation)
Yaitu semua proses TI yang perlu dinilai secara berkala agar kualitas
dan tujuan dukungan TI tercapai, dan kelengkapannya berdasarkan pada
syarat control yang baik.
4 domains pada CobIT framework tersebut selanjutnya dirinci
menjadi 34 high-level control objectives , sebagai berikut :
Tabel 2.2.
Domain & High Controls CobIT
CobIT Domain High Level Objectives
1 Planing and
Organisation
1. Difine a strategic IT Plan and Direction
2. Difine the information architecture
3. Determine technological direction
4. Difine IT processes, organization and relationship
5. Manage the IT investment
6. Communicate management aim and direction
7. Manage IT human resources
8. Manage Quality
9. Assess and managed it risk
10. Manage projects
2 Acquisition and
Implementation
1. Identify automated solutions
2. Acquire and maintain application software
3. Acquire and maintain technology infrastructure
5. Procure IT recources
6. Manage Changes
7. Install and accredit solutions and changes
3 Deliver and
Support
1. Define and manage service levels
2. Managed thrid-party services
3. Manage performance and capacity
4. Ensure continuous service
5. Ensure systems security
6. Identify and allocate costs
7. Educate and train users
8. Manage services desk and incidents
9. Manage the configuration
10. Manage problems
11. Manage data
12. Manage the physycal environment
13. Manage operations
4 Monitor and
Evaluate
1. Monitor and evaluate IT processes
2. Monitor and evaluate internal control
3. Ensure regulatory compliance
4. Provide IT Governance
The CobIT Framework mengukur kinerja TI dengan hal-hal berikut ini :
Maturity Models
Untuk memetakan status maturity proses-proses TI (dalam skala 0-5) ,
yaitu 0 – Non Existent , 1 - Initial , 2 - Repetable , 3 - Defined, 4 -
Managed dan 5- Optimized.
Critical Success Factors (CSFs)
Arahan implementasi bagi manajemen agar dapat melakukan kontrol atas
proses TI.
Key Goal Indicators (KGIs)
Kinerja proses-proses TI sehubungan dengan business requirements.
Key Perfomance Indicators (KPIs)
Kinerja proses-proses TI sehubungan dengan process goals.
CobIT dikembangkan sebagai generally applicable and acepted
standard for good IT security and control practices. Istilah “...generally
applicable and accepted” digunakan secara eksplisit dalam makna yang
sama seperti Generally Accepted Accounting Principles (GAAP). CobIT’s
“good practices” dapat digunakan sebagai IT governance tools, dan
membantu perusahaan mengoptimalkan investasi TI mereka, dijadikan
acuan atau referensi jika terjadi suatu kesimpang-siuran dalam penerapan
CobIT diharapkan dapat membantu menemukan berbagai kebutuhan
manajemen berkaitan dengan TI, membantu pengoptimalan investasi TI,
dan menyediakan ukuran/kriteria ketika terjadi penyelewengan/
penyimpangan, serta dapat diterapkan dan diterima sebagai standard
keamanan TI dan praktek kendali untuk mendukung kebutuhan
manajemen dalam menentukan dan monitoring tingkatan yang sesuai
dengan keamanan dan kendali organisasi mereka. CobIT adalah standard
terbuka untuk pengendalian internal TI. Kunci untuk menjaga
profitabilitas pada lingkungan perubahan teknologi bergantung kepada
seberapa baik pengaturan kontrol yang dilakukan. Control objective CobIT
memberikan pengertian yang diperlukan untuk menggambarkan kebijakan
kendali TI secara jelas, bersih dan praktek yang baik.
Ruang lingkup CobIT mendekati informasi dalam arti luas, bukan hanya
sebatas financial information (data keuangan). Di samping itu Committee of
Sponsoring Organizatio (COSO ) hanya menitikberatkan pada aspek-aspek
effectiveness, efficiency of operations, reliable of financial reporting, compliance
with laws and regulations. Sedangkan CobIT lebih luas dengan menambahkan
aspek-aspek quality, dan security, menjadi : effectiveness, efficiency,
confidentiality, integrity, availability, complience, dan reliability of information.
Perbedaan yang lain ialah bahwa COSO untuk manajemen secara luas, sedangkan
CobIT lebih ke IT controls untuk manajemen, users, maupun auditor. Karena
perbedaan-perbedaan itu maka kita tidak perlu menyandingkan (perbandingankan)
Dibawah ini adalah ilustrasi dari konsep COBIT Framework
2.3Maturity Model
Maturity model di desain sebagai profil dari IT processes yang
merupakan penggambaran kondisi perusahaan saat ini dan dimasa yang
akan datang. Maturity model menggunakan suatu metode penilaian
sedemikian rupa sehingga suatu organisasi dapat menilai dirinya sendiri
dari non-existence ke optimised (dari 0 ke 5). Pendekatan ini
dikembangkan dari maturity model yang digunakan oleh Software
Engineering Institute untuk menilai kemapanan pengembangan software.
Dengan menggunakan maturity model untuk tiap-tiap satu dari 34 proses
TI, manajemen dapat memetakan :
• Status organisasi saat ini-dimana organisasi saat ini,
• Status best-in-class di industri sekarang – sebagai perbandingan,
• Strategi organisasi untuk peningkatan – posisi yang ingin dicapai
organisasi.
Dalam Information Systems Audit and Control Association (ISACA)
Foundation (2007), untuk memetakan status kematangan proses-proses
teknologi informasi dalam skala 0 – 5 . Penjelasan lebih rinci mengenai
skala 0 – 5 sebagai berikut :
a. Skala 0 : Non – Existent
Sama sekali tidak ada proses TI yang diidentifikasikan. Perusahaan
b. Skala 1 : Initial
Perusahaan sudah mulai mengenali proses teknologi informasi di
perusahaannya, belum ada standarisasi, dilakukan secara individual, dan
tidak terorganisasi. Terdapat bukti yang memperlihatkan perusahaan
telah menyadari adanya isu yang perlu dibahas. Tidak ada proses yang
baku, sebagai gantinya ada pendekatan khusus (adhoc) yang cendrung
diterapkan per kasus. Pendekatan manajemen secara keseluruhan masih
belum terorganisasi.
c. Skala 2 : Repeatable but Intutive
Perusahaan sudah mulai memiliki prosedur dalam proses teknologi
informasi tetapi tidak ada pelatihan dan komunikasi formal tentang
prosedur standar tersebut. Tangggung jawab terhadap proses tersebut
masih di bebankan pada individu dan tingkat ketergantungan pada
kemampuan individu sangat besar sehingga terjadi kesalahan.
d. Skala 3 : difined Process
Prosedur di perusahaan sudah distandarisasi, terdokumentasi, dan
dikomunikasikan melalui pelatihan tetapi implementasi masih
tergantung pada individu apakah mau mengikuti prosedur tersebut atau
tidak. Prosedur yang dibuat tersebut tidak rumit, hanya merupakan
e. Skala 4 : Managed and Measurable
Perusahaan dapat mengukur dan memonitor prosedur yang ada
sehingga mudah ditanggulangi jika terjadi penyimpangan. Proses yang
ada sudah berjalan dengan baik dan konstan. Perangkat TI yang
digunakan terbatas.
f. Skala 5 : Optimized
Proses yang sudah ada mencapai best practice melalui proses perbaikan
yang terus menerus. TI sudah digunakan terintegrasi untuk otomatisasi
proses kerja dalam perusahaan, meningkatkan kualitas, efektivitas, serta
kemampuan beradaptasi terhadap perusahaan.
B.Tinjauan Penelitian Terdahulu
Berikut ini adalah beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan
dengan penelitian yang akan dilakukan.
1. M. Iqbal Saryuddin (2006)
Penelitaian ini dilakukan oleh M. Iqbal Saryuddin berjudul “ Pengukuran
Kinerja Teknologi Informasi dengan Menggunakan CobIT 4.0: studi kasus
pada Perum Pegadaian” hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
penggunaan CobIT versi 4.0 sebagai framework dalam tata kelola TI akan
lebih baik dalam penyelarasan, berdasarkan fokus bisnis, mudah dipahami
TI itu untuk apa , diterima secara umum oleh pihak ketiga dan menyedikan
ukuran-ukuran kinerja yang diselaraskan dengan proses TI. Keberadaan TI
Teknologi Informasi menjadi sebuah satuan tugas yang berdiri sendiri
yang secara struktur langsung di bawah direksi. Proses TI di Perum
Pegadaian memiliki tahap pengukuran kinerja teknologi informasi
menggunakan COBIT 4.0 dengan identifikasi tujuan bisnis perusahaan,
identifikasi tujuan teknologi informasi, identifikasi proses teknologi
informasi, Pemilihan indikator dan penentuan target dan acuan scoring.
2. Nanang Sasongko (2009)
Penelitian ini dilakukan oleh Nanang Sasongko berjudul “Pengukuran
Kinerja Teknologi Informasi Menggunakan Framework COBIT Versi 4.1,
Ping Test dan CAAT pada PT.Bank X Tbk. di Bandung”. Metode yang
digunakan untuk memperoleh kinerja manajemen Teknologi Informasi,
terutama aspek keamanan adalah dengan tahapan sebagai berikut :
1) Memahami Peraturan Bank Indonesia, 2) Pengujian melalui kuesioner
dari tingkat pengendalian IT yang tinggi ( High level control objectivies)
berdasarkan CobIT framework, survey dan observasi kemudian diolah dan
di bandingkan dengan tingkat Maturity, 3) Pengujian jaringan
menggunakan Ping test dengan jumlah kecepatan proses data 250 byte dan
500 byte, 4) Pengujian analisis data akuntansi perbankan menggunakan
teknik audit berbantuan komputer (CAAT) dengan teknik uji data,
Simulasi parallel dan pengujian fasilitas terpadu. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa PT. Bank X di Bandung telah menerapkan CobIT
versi 4.1 untuk Manajemen IT dengan nilai standar yaitu baik (dengan
yaitu baik, dan Data akuntansi bank dengan teknik pengujian
TABK/CAAT baik. PT.Bank X di Bandung memiliki Blue print
keamanan sistem informasi seperti yang telah ditentukan oleh peraturan
Bank Indonesia, telah dikelola dengan efektifitas dan efisiensi.
3. Rahmadini Darwas (2010)
Penelitian yang dilakukan oleh Rahmadini Darwas berjudul “ Evaluasi
Peran Sistem Informasi Manajemen Koperasi Swadharma Dengan
Menggunakan Model Maturity Level Pada Kerangka Kerja Cobit Pada
Domain Plan And Organise”. Metode penelitian yang digunakan adalah
metode kualitatif deskriptif. Hasil penelitian bahwa Koperasi Swadharma
saat penelitian dilakukan berada pada angka 2,86 yaitu pada level defined
process dimana prosedur di koperasi Swadharma sudah di standarisasi ,
terdokumentasi, dan dikomunikasikan tetapi untuk implementasi masih
tergantung pada individu apakah mau mengikuti prosedur tersebut atau
tidak.
Tabel 2.4.
Ringkasan Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti/ Tahun Judul Variabel Hasil
C. Kerangka Konseptual
Untuk menyelesaikan masalah yang tertuang dalam skripsi ini, penulis
akan menguraikan alur berfikir penulis dalam permasalahan sebagai berikut :
Gambar 1.1. Kerangka Konseptual
Keterangan :
Dengan melakukan pengujian dimana peneliti akan menggunakan pedoman
yaitu Framework CobIT dengan Model Maturity Level untuk mengukur kinerja
Teknologi Informasi pada PT. Bank Tabungan Negara di Medan. Dimana
variabel X adalah Framework CobIT Versi 4.1 dengan menggunakan Maturity
Model dan Y adalah Kinerja Teknologi Informasi. Framework CobIT
Versi 4.1 dengan Model Maturity Level
BAB III
METODE PENELITIAN A. Teknik Penentuan Sampel
Menurut Sekaran (2003) “Sampel adalah bagian populasi yang
digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi”. Peneliti harus
menggunakan prosedur pemilihan sampel yang sistematis agar diperoleh
sampel yang representatif. Prosedur pemilihan sampel memerlukan
beberapa tahap sebagai berikut (Indriantoro & Supomo, 1999: 119) :
1. Mengidentifikasi Populasi Target
Populasi target yaitu populasi spesifik yang relevan dengan tujuan atau
masalah penelitian. Populasi target dalam penelitian ini adalah Staf TI,
Auditor Internal, User dan Manajemen yang bekerja di PT. Bank
Tabungan Negara di Medan.
2. Memilih Kerangka Pemilihan Sampel
Kerangka sampel adalah daftar elemen-elemen populasi yang dijadikan
dasar untuk mengambil sampel. Kerangka sampel sering berbeda dengan
populasi target. Suatu kerangka sampel adalah daftar semua unsur-unsur
yang ada dalam populasi. Populasi target dalam penelitian ini adalah Staf
TI, Auditor Internal, User dan Manajemen yang bekerja di PT. Bank
Tabungan Negara di Medan, maka kriteria yang harus dipenuhi dalam
a. Bekerja di bagian Staf TI, Auditor Internal, User dan
Manajemen yang bekerja di PT. Bank Tabungan Negara di
Medan
b. Merupakan pegawai tetap, bukan calon pegawai atau pegawai
outsourching
c. Pegawai yang telah bekerja minimal satu tahun di bidangnya.
3. Menentukan Metode Pemilihan Sampel
Metode pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling
(Sampling Bertujuan), dimana dalam metode ini pengambilan sampel
berdasarkan suatu kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan dapat
berdasarkan pertimbangan (judgment) atau berdasarkan kuota tertentu.
Dalam penelitian ini kriteria yang digunakan adalah Judgment Sampling,
berdasarkan suatu pertimbangan yang telah ditetapkan didalam pemilihan
sampel.
4. Merencanakan Pemilihan Unit Sampel
Unit sampel adalah suatu elemen atau kelompok elemen yang menjadi
dasar untuk dipilih sebagai sampel. Yang menjadi unit sampel dalam
penelitian ini adalah bagian TI, bagian Audit Internal, dan Bagian
Manajemen yang bekerja di PT. Bank Tabungan Negara di Medan.
5. Menentukan Ukuran Sampel
Menurut Erlina (2008) “ Pengambilan sampel hanya sekedar untuk
perkiraan, maka apabila subjeknya kurang dari 100, maka lebih baik
selanjutnya jika jumlah subjeknya ratusan maka diambil 20-25% atau
lebih”. Jumlah sampel berdasarkan pendapat Roscoe seperti dikutip
Sekaran (2003) “bahwa ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500
telah mencukupi untuk digunakan dalam semua penelitian”. Pegawai yang
bekerja di PT. Bank Tabungan Negara di Medan berjumlah 163 orang,
setelah melakukan pemilihan sampel maka peneliti mengacu kepada
pendapat Roscoe, jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 30
responden.
6. Menentukan Unit Sampel
Setelah merencanakan pemilihan unit sampel, maka peneliti harus
menentukan unit sampel yang akan diberikan kuesioner yaitu bagian TI,
Bagian audit internal dan bagian Manajemen yang bekerja di PT. Bank
Tabungan Negara di Medan.
Populasi target yaitu populasi spesifik yang relevan dengan tujuan
atau masalah penelitian. Populasi target dalam penelitian ini adalah Staf TI,
Auditor Internal, User dan Manajemen yang bekerja di PT. Bank Tabungan
Negara di Medan.
Menurut Erlina (2008) “Pengambilan sampel hanya sekedar untuk
perkiraan, maka apabila subyeknya kurang dari 100, maka lebih baik di
ambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi dan
selanjutnya jika jumlah subjeknya ratusan maka sampel diambil 20-25%
atau lebih”. Jumlah sampel berdasarkan pendapat Roscoe seperti dikutip
telah mencukupi untuk digunakan dalam semua penelitian”. Mengacu
pendapat Roscoe, jumlah sampel ini sebanyak 30 responden.
B. Prosedur Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, data yang akan dikumpulkan terdiri atas dua
bentuk yaitu data primer dan data skunder. Data primer merupakan data
utama yang diperoleh dengan melakukan survei yaitu dengan melakukan
tanya jawab kepada Staf TI, Auditor Internal, User dan Manajemen pada
PT. Bank Tabungan Negara di Medan dengan instrumen penelitian berupa
kuesioner dimana akan diajukan 34 pertanyaan sesuai dengan proses
Framework CobIT Versi 4.1.
Data skunder yaitu dengan cara mempelajari literatur-literatur yang
relevan dengan penelitian guna memperoleh gambaran teoritis mengenai
pengukuran kinerja TI menggunakan Framework CobIT Versi 4.1 dengan
Model Maturity Level. Selain itu untuk menunjang kelengkapan dan
ketajaman analisis, diperlukan sumber referensi seperti : teksbook,
perpustakaan, internet, majalah, dan media cetak lainnya.
C. Definisi Operasional Variabel
Dalam rangka menghindari luasnya tinjauan atas variabel-variabel
penelitian, maka perlu diberikan defenisi operasional atas variabel-variabel
yang akan digunakan lebih lanjut. Untuk variabel X yaitu Framework
mulai dari Planing and Organization (Perencanaan dan Organisasi),
Aquisition and Implementation (Perolehan dan Implementasi), Delivery and
Support (Penyerahan dan Pendukung) dan Monitoring and Evaluation
(Monitor dan Evaluasi) menggunakan skala likert (skala Nominal) dengan
metode maturity level (0-5). Mengukur Kinerja Teknologi Informasi
menggunakan framework CobIT versi 4.1.
D. Analisis Data
Data yang masuk dianalisis dengan menggunakan teknik statistic
deskriptif dimana data-data akan ditransformasikan sebelumnya kedalam
bentuk tabulasi (memasukkan data-data kedalam tabel dan mengatur
angka-angka sehingga dapat dihitung jumlah kasus dalam beberapa kategori) untuk
menghasilkan suatu penilaian dan kemudian diinterprestasikan. Penilaian
yang dilakukan akan menganalisa proses dalam Domain Planing and
Organization (Perencanaan dan Organisasi), Aquisition and Implementation
(Perolehan dan Implementasi), Delivery and Support (Penyerahan dan
Pendukung) dan Monitoring and Evaluation (Monitor dan Evaluasi). Hasil
perhitungan dari masing-masing proses secara keseluruhan akan
E. Jadwal dan Lokasi Penelitian
Adapun tempat penelitian di lakukan di Kantor Cabang PT. Bank
Tabungan Negara (Persero) Jl. Pemuda No. 10 A Medan 20151 dan waktu
penelitian dimulai pada bulan Februari 2011 dan direncanakan selesai pada
bulan Mei 2011.
Tabel 3.1
Rencana Jadwal Penelitian
Tahapan Penelitian Februari Maret April Mei s/d juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengajuan Judul Tentative
Pengajuan Proposal Skripsi
Bimbingan Proposal Skripsi
BAB IV
HASIL PENELITIAN A.DATA PENELITIAN
4.1Sejarah Singkat Berdirinya PT. Bank Tabungan Negara ( Persero)
Dengan maksud mendidik masyarakat agar menabung, pemerintah
Hindia Belanda melalui Koninklikij Besluit No. 27 tanggal 16 Oktober 1987
mendirikian Postspaarbank, yang kemudian terus hidup dan berkembang serta
tercatat hingga tahun 1939 telah memiliki 4 (empat) cabang yaitu Jakarta,
Medan, Surabaya, dan Makasar. Pada tahun 1940 kegiatannya terganggu,
sebagai akibat peyerbuan Jerman atas Netherland yang mengakibatkan
penarikan tabungan besar-besaran dalam waktu yang relative singkat (rush).
Namun demikian keadaan keuangan Postspaarbank pulih kembali pada tahun
1941. Tahun 1942 Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada pemerintah
Jepang. Jepang membekukan kegiatan Postspaarbank dan mendirikan Tyokin
Kyoku sebuah bank yang bertujuan untuk menarik dana masyarakat melalui
tabungan. usaha pemerintah Jepang ini tidak sukses karena dilakukan dengan
paksaan. Tyokin Kyouku hanya mendirikan satu cabang yaitu cabang
Yogyakarta.
Proklamasi kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 telah memberikan
inspirasi kepada Bapak Darmosoetanto untuk memprakarsai pengambilalihan
Tyokin Kyoku dari pemerintah Jepang ke RI dan terjadilah penggantian nama
manjadi Kantor Tabungan Pos. Bapak Darmosoetanto ditetapkan oleh
Tabungan Pos adalah melakukan penukaran uang Jepang dengan Oeang
Republik Indonesia (ORI). Tetapi kegiatan Kantor Tabungan Pos tidak
berumur panjang, karena agresi Belanda (Desember 1946) mengakibatkan
didudukinya semua kantor termasuk kantor cabang dari Kantor Tabungan Pos
RI, lembaga ini bernaung dibawah Kementrian Perhubungan.
Banyak kejadian bernilai sejarah sejak tahun 1950 tetapi yang
substantive bagi sejarah BTN adalah dikeluarkan UU Darurat No. 9 tahun
1950 tanggal 9 Februari 1950 yang mengubah nama “Postpaarbank In
Indonesia” berdasarkan staatblat no.295 tahun 1941 menjadi BTN dan
memindahkan induk kementrian dari Kementrian Perhubungan ke
Kementrian Keuangan dibawah menteri Urusan Bank Sentral. Walaupun
dengan UU darurat tersebut masih bernama Bank Tabungan POS, tetapi
tanggal 9 Februari 1950 ditetapkan sebagai hari dan tanggal lahir BTN.
Nama Bank Tabungan Pos menurut UU darurat tersebut dikukuhkan dengan
UU No.36 tahun 1953 tanggal 18 Desember 1953. Perubahan nama dari Bank
Tabungan Pos menjadi BTN didasarkan pada PERPU No. 4 tahun 1963
tanggal 22 Juni 1963 yang kemudian dikuatkan dengan UU No. 2 tahun 1964
tanggal 25 Mei 1964.
Penegasan status BTN sebagai bank milik negara ditetapkan dengan
No. 20 tahun 1968 tanggal 19 Desember 1968 yang sebelumnya (Sejak Tahun
1964) BTN menjadi BI unit V . Jika tugas utama saat pendirian
Postspaarbank (1987) sampai dengan BTN (1968) adalah bergerak dalam
1974 BTN ditambah tugasnya yaitu memberikan pelayanan KPR dan untuk
pertama kalinya penyaluran KPR terjadi tanggal 10 Desember 1976, karena
itulah tanggal 10 Desember diperingati sebagai hari KPR bagi BTN.
Bentuk hukum BTN mengalami perubahan lagi pada tahun 1992, yaitu
dengan dikeluarkannya PP No. 24 tahun 1992 tanggal 29 April 1992 yang
merupakan pelaksanaan dari UU No. 7 tahun 1992 bentuk hukum BTN
berubah menjadi perusahaan perseroan. Sejak itu nama BTN menjadi
PT. Bank Tabungan Negara (Persero) dengan call name bank BTN.
Berdasarkan kajian konsultan independent, price waterhouse Cooper,
pemerintah melalui Menteri BUMN dalam surat S-544/M/2000 memutuskan
bank BTN sebagai bank umum fokus bisnis pembiayaan perumahan tanpa
subsidi.
4.2Visi dan Misi PT. BTN (Persero) Visi
Menjadi bank yang terkemuka dalam pembiayaan perumahan.
Misi
a. Memberikan pelayanan unggul dalam pembiayaan perumahan dan
industri terkait, pembiayaan konsumsi dan usaha kecil menengah.
b. Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi pengembangan
c. Menyiapkan dan mengembangkan Human Capital yang berkualitas,
profesional dan memiliki integritas tinggi.
d. Melaksanakan manajemen perbankan yang sesuai dengan prinsip
kehati-hatian dan good corporate governance untuk meningkatkan
Shareholder Value
e. Memperdulikan kepentingan masyarakat dan lingkungannya.
4.3Struktur Organisasi PT. Bank Tabungan Negara (Persero)
Setiap organisasi memiliki struktur organisasi yang efisien , tidak
terlalu longgar dan tidak terlalu sempit. Yang dimaksud dengan struktur
organisasi adalah suatu bagan Struktur organisasi merupakan hal yang sangat
penting untuk dipertimbangkan dalam sebuah organisasi, karena berperan
dalam pencapaian tujuan perusahaan. Di dalam struktur organisasi terlihat jelas
pembagiaan wewenang, tugas dan tanggung jawab personil dalam perusahaan.
Adapun pengertian organisasi menurut Siagian (2000 : hal 20) ialah setiap
bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja sama untuk
mencapai suatu ikatan hirarki dimana selalu terdapat hubungan antara
seseorang atau kelompok orang yang disebut pimpinan dan seseorang atau
sekelompok orang yang disebut bawahan.
Dalam suatu organisasi yang sehat, tiap bagian haruslah menjalani
fungsinya dengan disiplin dan teratur. Efisiensi yang tercipta karena hubungan
yang dilakukan dengan hasil yang dicapai. Pengertian struktur organisasi
menurut Handoko (2001 : hal 54) adalah organisasi dengan segala aktivitasnya,
terdapat hubungan di antara orang-orang yang menjalankan aktivitas tersebut.
Makin banyak kegiatan yang dilakukan dalam suatu organisasi, makin komplek
pula hubungan-hubungan yang ada. Untuk itu perlulah dibuat suatu bagan yang
menggambarkan tentang hubungan tersebut termasuk hubungan antara
masing-masing kegiatan atau fungsi. Bagan yang dimaksud dinamakan bagan
organisasi atau struktur organisasi.
Jadi struktur organisasi pada suatu perusahaan merupakan faktor yang
menentukan kegiatan perusahaan terutama dalam melaksanakan tugas yang
dibebankan, pendelegasiaan kekuasaan di dalam perusahaan dan
pengaturan-pengaturan hubungan antara anggota yang terlibat dalam organisasi atau
perusahaan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Besar kecilnya
struktur organisasi perusahaan ditentukan perusahaan dengan kata lain
semakin besar perusahaan maka akan semakin komplek, begitu pula
sebaliknya.
Untuk mengetahui batas dan tanggung jawab yang harus dipikul oleh
masing - masing anggota organisasi tersebut, menurut Flippo (2001 : hal 107)
4.3.1 Organisasi Garis
Disini setiap bawahan hanya mendapat perintah atau pengawasan
dari seorang atasan, sehingga yang dikerjakan oleh bawahan menjadi jelas.
Dalam hal ini masing-masing orang mempertanggungjawabkan
pekerjaannya hanya pada satu orang atasan.
Kebaikan dari organisasi garis adalah :
1. Adanya kesatuan dalam pimpinan dan perintah.
2. Pimpinan dapat lebih cepat dalam mengambil keputusan sebab tidak
perlu membicarakan dengan orang lain.
3. Pimpinan dapat lebih cepat dalam memberikan perintah, sebab
perintah tersebut dapat diberikan langsung pada bawahan.
Menghemat biaya, sebab pengawasan dari berbagai kegiatan hanya
dilakukan oleh seorang saja.
Keburukan dari organisasi garis adalah :
1. Sering terdapat birokrasi yang menghambat jalannya perusahaan.
2. Tidak adanya spesialisasi menyebabkan tugas yang berat bagi
petugas sehingga kurang efisien.
3. Kurangnya kerjasama di antara masing-masing bagian .
Dalam sistem organisasi fungsional ini, masalah pembagiaan
pekerjaan sangat diperhatikan dan bawahan menjadi pedoman yang
dipertahankan dengan segala tanggung jawab, sebab itu atasan
dispesialisasikan untuk melakukan suatu tugas tertentu dari sekian banyak
tugas dalam kegiatan perusahaan. Dalam hal ini atasan hanya dapat
memberikan perintah pada bawahannya sesuai dengan fungsinya, namun
setiap atasan dapat memerintahkan setiap pegawai yang berkedudukan
lebih rendah darinya.
Kebaikan dari organisasi fungsional adalah :
1. Masing-masing fungsi dipegang oleh orang yang ahli dalam
bidangnya, sehingga terdapat keserasiaan antara tugas dan
keahliannya.
2. Tugas dari para manager menjadi lebih ringan dengan adanya
pembagiaan tugas.
Keburukan dari organisasi fungsional adalah :
1. Membingungkan para pekerja karena tidak ada kesatuan dalam
pimpinan dan perintah.
2. Tidak ada hubungan garis secara langsung dengan atasan.
3. Kesulitan-kesulitan tidak dapat secara cepat diatasi.
4. Kurangnya koordinasi sering menimbulkan perselisihan di antara
4.3.3 Organisasi Garis dan Staf
Dalam sistem organisasi garis dan staf, yang memberikan
perintah hanyalah pimpinan saja sedangkan staf hanya sebagai
pembantu pimpinan dalam hal tugas perencanaan. Tipe organisasi ini
umumnya terdapat pada perusahaan besar dan punya karyawan
banyak serta adanya spesialisasi yang beraneka ragam. Pada tipe ini,
pimpinan mengadakan pendelegasiaan wewenang kepada staf
menurut bidangnya masing-masing. Para staf tidak diharuskan
menyampaikan usul perintah kepada bawahan, sehingga terjaminlah
suatu disiplin kerja karena terhindarnya kesimpangsiuran perintah
yang diterima bawahan.
Kebaikan dari organisasi garis dan staf adalah :
1. Pimpinan lebih leluasa dalam memberikan saran terhadap
tugas khusus di luar bagiannya.
2. Staf dapat membantu untuk mengatasi berbagai persoalan
sehingga akan memperingan pekerjaan dan meningkatkan
efisiensi kerja.
3. Staf dapat mendidik para petugas.
4. Adanya kesatuan dalam pimpinan sehingga menciptakan
Keburukan dari organisasi garis dan staf :
1. Kadang-kadang staf tidak lagi memberi saran tapi perintah,
sehingga dapat menimbulkan pertentangan dengan manajer
pada bagian yang bersangkutan.
2. Dapat menimbulkan anggapan pada petugas untuk lebih
percaya kepada staf daripada atasannya.
3. Staf dapat ikut disalahkan apabila saran yang diberikan tidak
memperoleh hasil.
Dengan memperhatikan struktur organisasi diatas maka dapat
dikatakan bahwa bentuk yang dipakai PT. BTN Cabang Medan adalah struktur
organisasi garis karena tugas dan perencanaan, pengorganisasian dan
pengawasan berada pada satu tangan dan garis berwenang langsung dari
pimpinan kepada bawahan.
Dari Gambar Struktur organisasi Bank BTN Cabang Medan tersebut dapat dilihat
tugas dan wewenang masing-masing antara lain :
Dewan Komisaris :
Komisaris Utama : Dono Iskandar Djojosubroto
Komisaris Anggota : Daryono Rahardjo
Direksi
Direktur Utama : Iqbal Latanro
Wakil Direktur Utama : Evi Firmansya
Operation : Evi Firmansyah
1) Direktur Utama
Direktur Utama mempunyai tugas sebagai berikut :
a) Membuat rencana kerja PT. BTN ( Persero )
b) Membuat dan menyampaikan laporan neraca bulanan dan daftar
laba/rugi kepada Dewan Pengawas.
c) Menyetujui atau menolak permohonan kredit yang telah diproses bagian
pemberian kredit.
d) Melakukan pendekatan dengan instansi pemerintah, tokoh masyarakat,
para perantau, dan lain-lain.
e) Mengikuti rapat-rapat yang diadakan di kecamatan maupun kabupaten.
f) Mengadakan rapat dengan dewan pengawas dua bulan sekali.
2) Direktur
Direktur mempunyai tugas sebagai berikut :
a) Memeriksa transaksi pada unit kerja.
b) Mengatasi dan mengontrol kegiatan operasional setiap kali kegiatan.
d) Memeriksa laporan kerja, seperti : neraca laporan laba/rugi, dan
transaksi-transaksi setiap hari.
e) Dua kali seminggu mengadakan pemeriksaan tentang keadaan kas yang
di lakukan bersama-sama dengan teller.
f) Mencek tunggakan kredit di bagian administrasi.
3) Satuan Pengawas Intern
Tugas Satuan Pengawas Intern :
a) Mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan tata kerja anggran
belanja dan anggaran pendapatan bank.
b) Memeriksa serta mencocokan kebenaran transaksi yang terjadi pada
setiap unit kerja.
c) Memberikan laporan hasil pemeriksaan yang diperoleh kepada direktur.
4) Bagian Operasional
Bagian Operasional bertugas menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk tabungan dan deposito serta melakukan kegiatan
administrasinya. Didalam melaksanakan tugasnya, Bagian Operasional ,
Bagian Teknologi Komunikasi dibantu dan membawahi Bagian Umum,
5) Bagian Teknologi Komunikasi
Bagian Teknologi Komunikasi bertugas merancang teknologi
informasi agar dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat mengenai
sisem pembayaran serta melakukan penagihan dan pengawasan teknologi
informasi yang telah digunakan oleh karyawan PT.BTN dalam mendukung
pekerjaannya.
6) Bagian Logistik dan Network
a) Melakukan pendekatan dan pembinaan hubungan dengan masyarakat
luas, lembaga/instansi, pemerintah/swasta dan sekolah-sekolah dalam
rangka promosi, pemasaran produk-produk bank.
b) Melakukan penarikan dan kegiatan antar jemput dari bank ke
deposan/penabung serta memotivasi calon dan atau deposan/penabung
untuk menempatkan, mempertahankan dan meningkatkan nominal
dananya di bank.
c) Membuat dan memberikan laporan secara periodik menyangkut mutasi
tabungan dan deposito hasil penarikan dilapangan.
7) Operation and Business Support
Customer Service :
a) Memberikan pelayanan informasi kepada nasabah, berkaitan dengan
permohonan pembukaan rekening tabungan, deposito dan kredit serta
b) Membuat daftar mutasi harian tabungan, deposito, dan cicilan pinjaman
yang diberikan dan pendapatan bunga.
c) Memberikan pelayanan untuk pembukaan rekening tabungan, deposito
dan registrasinya dalam buku tabungan serta memberikan pelayan untuk
penukaran /penggantian buku tabungan yang telah penuh, hilang/rusak
dan penutupan rekening sesuai ketentuan yang berlaku.
d) Melakukan pendebetan atas rekening tabungan deposito untuk keperluan
angsuran/pelunasan kewajiban debitur dan hal lainnya sesuai ketentuan
yang berlaku.
e) Menerima dan atau meneruskan surat/dokumen masuk dan atau keluar
dari bank ke alamat yang dituju, termasuk surat-surat/dokumen intern
perusahaan.
f) Membuat laporan secara berkala :
(1) Deposito yang akan jatuh tempo.
(2) Laporan penerimaan tabungan, deposito, realisasi penerimaan
angsuran kredit berikut penerimaan bunganya.
g) Menata berkas-berkas/ dokumen yang berkaitan dengan bidang jasa
Teller :
a) Membuka / menutup Vault (Khasanah) dan brankas
b) Melayani, mencatat/membukukan setiap transaksi kas dan meneruskan
bukti transaksi tersebut kepada bidang accounting secara bertahap untuk
setiap hari kerja bersangkutan.
c) Mengajukan permohonan penambahan /pengurangan kas kepada
Direktur Utama bila terjadi kekurangan/kelebihan kas sesuai dengan
batas wewenang yang diberikan.
d) Memberikan informasi kas menjelang jam tutup kas kepada Direktur
Utama serta membuat mutasi kas pada hari bersangkutan.
e) Mensortir dan mengklasifikasikan pecahan mata uang tersebut dan
mencocokannya dengan daftar posisi kas yang dibuat pada hari yang
bersangkutan.
f) Membuat berita acara apabila terjadi terjadi selisih kas sesuai dengan
batas yang ditentukan dan melaporkannya kepada Direktur Utama.
g) Mengembalikan sisa kas ke dalam brankas setelah jam tutup kas pada
hari bersangkutan .
4.4 Kegiatan Usaha PT. Bank Tabungan Negara (Persero)
Kegiatan usaha yang dijalankan oleh PT. Bank Tabungan Negara
(Persero) meliputi produk dana, kredit dan jasa. Berikut beberapa jenis produk
a. Produk Dana
Produk simpanan yang disediakan oleh PT. BTN yaitu :
1) Tabungan Batara
2) Tabungan e-Batara Prima
3) Tabungan Batara Prima
4) Tabungan Haji Nawaitu
5) Sertifikat Deposito
6) Giro
7) Deposito Berjangka
b. Usaha Jasa Bank
Produk jasa yang disediakan adalah :
1) ATM Batara
2) Kiriman Uang
3) Inkaso
4) Money Changer
5) Safe Deposit Box
6) Bank Garansi
7) Real Time Gross Settlement (RTGS)
8) Penerimaan Biaya Perjalanan Ibadah Haji
9) SMS Banking
c. Usaha Pinjaman/Kredit
Usaha pinjaman kredit kepada PT. Bank Tabungan Negara, dalam bentuk :
1) Kredit Griya Utama
2) KPR Platinum
3) Kredit Griya Multi
4) Kredit Swa Griya
5) Kredit Swadana
6) Kredit Perumahan Perusahaan
7) Kredit Ringan Batara
8) Kredit Usaha Mikro dan Kecil
9) Kredit Yasa Griya
10) Kredit Pendukung Perumahan
11) Kredit Modal Kerja Kontraktor
12) Kredit Investasi
Beberapa produk baru yang telah diterbitkan oleh PT. BTN yaitu :
1) Kartu Debit BTN
2) Kartu Kredit BTN
3) Tabungan BTN Junior
4) Tabungan BTN Haji
5) Tabungan BTN Juara
B.Analisis Pengukuran Kinerja Perusahaan dengan Maturity Models
Bab ini menyajikan analisis data yang telah dikumpulkan oleh peneliti
guna mengukur Kinerja TI menggunakan framework Cobit Versi 4.1 dengan
keempat proses Cobit. Hasil perhitungan dari masing-masing proses secara
keseluruhan akan dimasukkan kedalam maturity level. Dari hasil pengolahan data
akan menunjukkan tingkat maturity level pada PT. Bank Tabungan Negara
berada pada posisi mana, apakah sudah berada pada posisi standar internasional
yang telah ditetapkan yaitu pada angka 2,5 dan selebihnya merupakan target
perusahaan.
Tabel 4.1
DATA MEAN RESPONDEN
MATURITY LEVEL
RESPONDEN PO AI DS ME
1 3,9 3,2 4,6 4
2 3 3 3 3
3 3 2,1 4,7 4,2
4 4,6 3 3,8 4
5 3,8 4 4 4
6 3,4 4,2 3,4 4,7
7 4,5 3,7 4,6 5
8 3,4 5 3,5 5
10 5 5 5 5
11 3,1 3,5 3,8 4
12 3,6 3,7 3,3 4
13 2,8 3,5 4,3 5
14 3,2 3,2 4,1 1
15 4,1 3,5 4,3 4
16 4,6 4,5 3,6 4
17 3,7 2,8 3,5 4,5
18 4,6 3,4 4,1 4,7
19 3,2 4 4,3 3
20 3,6 3 4 2,5
21 3,4 3,4 3,6 4
22 4,5 4,7 4,6 4,7
23 3,3 3,5 3,6 3,5
24 5 5 5 5
25 5 5 5 5
26 4,6 2,8 3,4 3
27 3,5 3,7 4,4 3,2
28 4,4 3,1 4,3 3
29 3,4 3,1 3,2 5
30 5 5 5 5
MEAN 3,89333 3,71333 4,06667 3,96667
Gambar 4.1 Grafik Mean Responden
Maturity Level
1. Planning and Organization (PO)
Dari hasil pengolahan data diatas , rata-rata maturity level yang telah
dicapai PT. BTN dari segi PO adalah 3,89. Angka ini dibulatkan menjadi
level 4 yang menunjukkan maturity lavel pada PT. BTN telah berada pada
posisi yang baik yaitu Managed atau dikelola, artinya perusahaan ini dapat
mengukur dan memonitor prosedur yang ada sehingga mudah ditanggulangi
jika terjadi penyimpangan. Proses TI yang ada sudah berjalan dengan baik
dan konstan, tetapi perangkat TI yang digunakan masih terbatas. 0
1 2 3 4 5 6