• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengukuran Kinerja Teknologi Informasi Menggunakan Framework CobIT Versi 4.1 dengan Model Maturity Level Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) cabang Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengukuran Kinerja Teknologi Informasi Menggunakan Framework CobIT Versi 4.1 dengan Model Maturity Level Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) cabang Medan"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

S K R I P S I

Pengukuran Kinerja Teknologi Informasi Menggunakan

Framework CobIT Versi 4.1 dengan Model Maturity Level

Pada PT.Bank Tabungan Negara ( Persero) Cabang Medan

Oleh

IRA WATI Br PINEM 090522071

Program Studi Strata 1 Akuntansi

Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK

NAMA : Ira Wati Br Pinem

NIM : 090522071

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

JUDUL SKRIPSI : Pengukuran Kinerja Teknologi Informasi Menggunakan

Framework CobIT Versi 4.1 dengan Model Maturity

Level Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero)

cabang Medan

TANGGAL... KETUA DEPARTEMEN

(Drs. Firman Syarif , M.Si, AK)

TANGGAL... DEKAN

(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI

NAMA : Ira Wati Br Pinem

NIM : 090522071

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

JUDUL SKRIPSI : Pengukuran Kinerja Teknologi Informasi Menggunakan

Framework CobIT Versi 4.1 dengan Model Maturity

Level Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero)

cabang Medan

MEDAN, 2011

Menyetujui

Pembimbing

(4)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

Telah diuji pada

Tanggal 08 Agustus 2011

PANITIA PENGUJI SKRIPSI

Ketua : Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak.

Pembimbing : Sambas Ade Kesuma SE, M.Si, Ak.

Anggota : Drs. Hotmal Ja’far, MM, Ak.

(5)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

Telah diuji pada

Tanggal 08 Agustus 2011

PANITIA PENGUJI SKRIPSI

Ketua : Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak.

Pembimbing : Sambas Ade Kesuma SE, M.Si, Ak.

Anggota : Drs. Hotmal Ja’far, MM, Ak.

(6)

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul: “Pengukuran Kinerja Teknologi Informasi Menggunakan

Framework CobIT Versi 4.1 dengan Model Maturity Level

Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang

Medan”

Adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang disusun sebagai tugas akhir guna untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan

yang berlaku.

Medan, 01 Agustus 2011

(7)

ABSTRAK

Tatakelola Teknologi Informasi (TI) merupakan salah satu aspek penting dari tatakelola perusahaan secara keseluruhan. Pengelolaan TI yang baik akan menjamin efisiensi dan pencapaian kualitas layanan yang baik bagi tujuan bisnis perusahaan. Penerapan tatakelola ini harus direncanakan dengan baik agar dapat diimplementasikan sesuai dengan kondisi dan kemampuan perusahaan. Salah satu kerangka kerja tatakelola TI adalah CobIT Versi 4.1 yang merupakan pedoman yang paling lengkap dari praktik-praktik terbaik untuk manajemen TI yang mencakup 4 (empat) domain, yaitu perencanaan dan organisasi, perolehan dan implementasi, penyerahan dan pendukung dan monitoring. Pengukuran kinerja TI menggunakan CobIT versi 4.1 dilakukan dengan model Maturity Level yang bertujuan untuk melihat gambaran kondisi perusahaan saat ini dimasa yang akan datang. Maturity level menggunakan suatu metode penilaian sedemikian rupa sehingga suatu organisasi dapat dinilai dari non-existence ke optimized (dari 0 ke 5).

Dari penelitian ini, diperoleh kesimpulan bahwa peran TI pada PT. BTN (Persero) dalam skala maturity model adalah skala 4 (managed). Hal ini menunjukkan bahwa PT. BTN (Persero) dapat mengukur dan memonitor prosedur yang ada sehingga mudah di tanggulangi jika terjadi penyimpangan. Proses yang ada sudah berjalan baik dan konstan, tetapi otomasi dan perangkat TI yang digunakan terbatas.

(8)

ABSTRACT

The management of information technology (IT) is one of important aspects in managing an organization in whole. The management of IT properly shall assure efficiency and help organizing in achieving a good quality in serving according to the target of organization for the business. In applying this management must be planned well and possible to implement refers to condition and capability of organization.

One of reliable frame of working in adopting IT is with CobIT 4.1 version, is well known most completed with guidance from the best practices to implement IT managemente comprising 4 (four) domains, they are the planning and organization, returning and implementation, delivering and supporting and monitoring. In measuring IT almost using CobIT 4.1 version there is operated with a Maturing Level model with primary intend to see the condition of currently organization and for future moment. The Maturing Level is employing a special method for assessment such practice that organization can be seen from non-existence to optimized ( from 0 to 5).

By this study it is taken conclusion that the role of IT on PT. BTN ( Persero ) in a Maturity Model scale is in scale 4 ( managed ). This indicated that PT. BTN (Persero) can assess and monitor the procedure available, in that view is easy to deal with if any violations. The process available running properly and constant, however the auto-process and IT wares in used is limited.

(9)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat

Allah SWT atas segala berkah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengukuran Kinerja Teknologi

Informasi Menggunakan Framework CobIT Versi 4.1 dengan Model Maturity

Level Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) cabang Medan” sebagai

salah satu syarat kelulusan dalam menyelesaikan pendidikan program S1 Ekstensi

Fakultas Ekonomi departemen Akuntansi di Universitas Sumatera Utara.

Peneliti telah belajar dan berusaha semampunya untuk membuat skripsi ini

memiliki kualitas ilmu yang baik dan bermanfaat. Namun sebagai seorang

manusia biasa peneliti menyadari adanya kekurangan-kekurangan dalam

penulisan skripsi ini sehingga masih jauh dari kesempurnaan . Dengan hati dan

pikiran yang terbuka, peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun dan memperbaiki karya ilmiah ini sehingga menjadi lebih baik

dalam penyusunan di masa mendatang.

Peneliti menyadari sepenuhnya telah memperoleh bimbingan dan bantuan

dari berbagai pihak secara moral, materil dan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu

dengan setulus hati penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya

(10)

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara,

2. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak., selaku Ketua Departemen Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara,

3. Ibu Dra. Mutia Ismail, MM. Ak., selaku Sekretaris Departemen Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara,

4. Bapak Sambas Ade Kesuma SE, M.Si., Ak., selaku dosen pembimbing yang

telah banyak membantu dan memberikan bimbingan kepada peneliti dalam

proses penyusunan skripsi ini,

5. Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM., Ak., selaku Dosen Pembanding I dan

Bapak Abidillah Arif SE,M.Si, Ak., selaku Dosen Pembanding II yang telah

banyak memberikan masukan kepada peneliti untuk lebih menyempurnakan

skripsi ini,

6. Seluruh karyawan dan staf PT. Bank Tabungan Negara (Persero) cabang

Medan yang telah meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner,

memberikan bimbingan dan semangat pada penulis dalam penyelesaian

skripsi ini.

7. Kedua orangtuaku terkasih ayahanda Alm. Ramli Pinem dan ibunda Sudar

Lina Br Tarigan, serta kakak dan adikku tersayang Kak Nerlin, Kak Suri,

Jepri, Toni dan Sasalina terimakasih buat doa, dukungan baik materil dan

(11)

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, 01 Agustus 2011

Peneliti

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR GAMBAR... vii

DAFTAR LAMPIRAN... viii

DAFTAR SINGKATAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1

1.2 Perumusan Masalah... 5

1.3 Tujuan Penelitian... 5

1.4 Manfaat Penelitian... 6

1.5 Sistematika Penelitian... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis... 10

2.1 CobIT for IT Governance... 10

2.2 Framework CobIT Versi 4.1... 13

2.3 Maturity Model... 19

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 21

(13)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Teknik Penentuan Sampel... 25

B. Prosedur Pengumpulan Data... 29

C. Definisi Operasional Variabel... 29

D. Analisis Data... 30

E. Jadwal dan Lokasi Penelitian... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian... 31

4.1 Sejarah Singkat Berdirinya PT. BTN (Persero)... 31

4.2 Visi dan Misi PT. BTN (Persero)... 34

4.3 Struktur Organisasi PT. BTN (Persero)... 35

4.4 Kegiatan Usaha PT. BTN (Persero)... 45

B. Analisis Pengukuran Kinerja Perusahaan dengan Maturity Models... 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 56

B. Keterbatasan Penelitian... 57

C. Saran... 58

(14)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

Tabel 2.1 Kriteria Kerja CobIT... 11

Tabel 2.2 Domain & High Controls CobIT... 14

Tabel 2.4 Ringkasan Penelitian Terdahulu... 23

Tabel 3.1 Rencana Jadwal Penelitian... 25

(15)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual... 7

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

i Perhitungan Data Mean Responden

Maturity Level...

ii Struktur Organisasi PT. BTN (Persero)...

(17)

ABSTRAK

Tatakelola Teknologi Informasi (TI) merupakan salah satu aspek penting dari tatakelola perusahaan secara keseluruhan. Pengelolaan TI yang baik akan menjamin efisiensi dan pencapaian kualitas layanan yang baik bagi tujuan bisnis perusahaan. Penerapan tatakelola ini harus direncanakan dengan baik agar dapat diimplementasikan sesuai dengan kondisi dan kemampuan perusahaan. Salah satu kerangka kerja tatakelola TI adalah CobIT Versi 4.1 yang merupakan pedoman yang paling lengkap dari praktik-praktik terbaik untuk manajemen TI yang mencakup 4 (empat) domain, yaitu perencanaan dan organisasi, perolehan dan implementasi, penyerahan dan pendukung dan monitoring. Pengukuran kinerja TI menggunakan CobIT versi 4.1 dilakukan dengan model Maturity Level yang bertujuan untuk melihat gambaran kondisi perusahaan saat ini dimasa yang akan datang. Maturity level menggunakan suatu metode penilaian sedemikian rupa sehingga suatu organisasi dapat dinilai dari non-existence ke optimized (dari 0 ke 5).

Dari penelitian ini, diperoleh kesimpulan bahwa peran TI pada PT. BTN (Persero) dalam skala maturity model adalah skala 4 (managed). Hal ini menunjukkan bahwa PT. BTN (Persero) dapat mengukur dan memonitor prosedur yang ada sehingga mudah di tanggulangi jika terjadi penyimpangan. Proses yang ada sudah berjalan baik dan konstan, tetapi otomasi dan perangkat TI yang digunakan terbatas.

(18)

ABSTRACT

The management of information technology (IT) is one of important aspects in managing an organization in whole. The management of IT properly shall assure efficiency and help organizing in achieving a good quality in serving according to the target of organization for the business. In applying this management must be planned well and possible to implement refers to condition and capability of organization.

One of reliable frame of working in adopting IT is with CobIT 4.1 version, is well known most completed with guidance from the best practices to implement IT managemente comprising 4 (four) domains, they are the planning and organization, returning and implementation, delivering and supporting and monitoring. In measuring IT almost using CobIT 4.1 version there is operated with a Maturing Level model with primary intend to see the condition of currently organization and for future moment. The Maturing Level is employing a special method for assessment such practice that organization can be seen from non-existence to optimized ( from 0 to 5).

By this study it is taken conclusion that the role of IT on PT. BTN ( Persero ) in a Maturity Model scale is in scale 4 ( managed ). This indicated that PT. BTN (Persero) can assess and monitor the procedure available, in that view is easy to deal with if any violations. The process available running properly and constant, however the auto-process and IT wares in used is limited.

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN

Memasuki tahun 2011 persaingan bisnis di berbagai industri, termasuk di

industri keuangan, semakin sengit dan meruncing. Dalam bersaing, banyak

perusahaan di Industri perbankan melakukan cara-cara yang tepat dalam

menjaring nasabah, baik dengan cara pertumbuhan organik maupun anorganik,

diantaranya melakukan merger-akuisisi (merger-aquisition), yang artinya

mendapatkan nasabah sekaligus memperoleh sistem dan tenaga kerja yang mapan

di bidangnya. Kendati di lain pihak, perusahaan-perusahaan yang melakukan

merger-akuisisi itu mesti melakukan konsolidasi internal agar tetap bisa efektif

dan efisien serta tetap memenuhi norma-norma complience and risk management

yang baik dan benar.

Saat ini semua tahu bahwa dunia keuangan khususnya perbankan tidak

bisa lepas dari Teknologi Informasi (TI) sebagai bagian utama penunjang kinerja

dan proses di belakangnya. Dimana nasabah ingin melakukan transaksi keuangan

biasanya tidak nyaman lagi apabila transaksinya lebih dari hitungan detik atau

menit, apalagi dalam hitungan jam atau bahkan hari. Sehingga pelayanan

perbankan terus ditingkatkan melalui media elektronik atau selanjutnya di sebut

Electronic Banking yang memungkinkan nasabah bertransaksi dan melakukan

(20)

transfer, internet banking dan mobile phone sehingga tidak perlu lagi mengantre

di depan teller atau kasir.

Peran TI di dunia perbankan sangat utama, kendati bisa dikatakan apabila

tidak dikelola dengan baik, akan menyebabkan kurang efisiennya proses internal

dan eksternal serta sangat memengaruhi kinerja dan performa perusahaan itu

sendiri. Sehingga diperlukan tim yang kuat untuk menciptakan TI dalam proses

operasi dan sistem informasi. Menurut John Ward dan Joe Pepard (2002) TI atau

information technology (IT) “...refers specially to technology, essentially

hardware, software and telecommunication networks. Its both tangible and

intangible” hardware mencakup seluruh phsical equipment, sedang software

mencakup program komputer, prosedur, instruksi maupun aturan-aturan.

Bank Indonesia sebagai regulator, telah mengeluarkan peraturan NO.

9/15/PB1/2007, tentang penerapan manajemen risiko dalam penggunaan TI oleh

bank umum, pada pasal 12 ayat 1; Bank wajib mengidentifikasikan dan memantau

serta mengendalikan risiko yang terdapat pada aktivitas operasional TI, pada

jaringan komunikasi serta pada end user computing untuk memastikan efektifitas,

efisiensi dalam keamanan aktivitas tersebut antara lain dengan :

a) Menerapkan pengendalian fisik dan lingkungan terhadap fasilitas pusat data (data center) dan disaster recovery center.

b) Menerapkan pengendalian hak akses secara memadai sesuai dengan

kewenangan yang ditetapkan .

c) Menerapkan pengendalian pada saat input, proses dan output dari

informasi.

d) Mempehatikan risiko yang mungkin timbul dari ketergantungan bank

terhadap pengguna jaringan komunikasi.

e) Memastikan aspek desain dan pengoperasian dalam implementasi

jaringan komunikasi sesuai dengaan kebutuhan.

f) Melakukan pemantauan kegiatan operasional teknologi informasi

(21)

g) Melakukan pemantauan penggunaan aplikasi yang di kembangkan atau diadakan oleh satuan kerja teknologi informasi.

Control Objectives for Information and related Technology (CobIT)

adalah seperangkat pedoman umum (best practice) untuk manajeman TI yang

dibuat oleh Information System Audit and Control Association (ISACA), dan

Information Technology Governance Institute (ITGI) pada tahun 1996. CobIT

memberi manajer, auditor, dan pengguna TI, serangkaian langkah yang diterima

secara umum, indikator, proses dan praktik terbaik untuk membantu mereka

dalam memaksimalkan manfaat yang diperoleh melalui penggunaan TI dan

pengembangan tatakelola TI yang sesuai dan pengendalian perusahaan.

CobIT pertama kali dirilis pada tahun 1996. Misinya adalah “untuk

meneliti, mengembangkan , mempublikasikan dan mempromosikan kewenangan,

pembaruan, dan seperangkat pedoman umum yang diterima secara internasional

untuk tujuan pengendalian teknologi informasi dalam penggunaan sehari-hari

oleh para manajer bisnis dan auditor.” Manfaat yang diperoleh manajer, auditor,

dan pengguna dari pengembangan CobIT adalah membantu mereka memahami

sistem TI dan memutuskan tingkat keamanan dan kendali yang diperlukan untuk

melindungi aset perusahaan mereka melalui pengembangan model tatakelola TI.

CobIT memiliki 34 proses tingkat tinggi, yang dikategorikan dalam empat

domain: Perencanaan dan Organisasi, Perolehan dan Implementasi, Penyerahan

dan Pendukung, dan Monitor dan Evaluasi. Bagi manajer, manfaat CobIT adalah

menyediakan fondasi keputusan dan investasi yang terkait TI. Pengambilan

keputusan lebih efektif karena CobIT membantu manajemen dalam

(22)

mendapatkan peranti keras dan peranti lunak TI yang diperlukan untuk

menjalankan strategi TI, menjamin pelayanan yang berkesinambungan, dan

pemantauan kinerja sistem TI. Bagi pengguna TI, manfaat dari CobIT adalah

adanya jaminan kendali, keamanan, dan proses tatakelola. Bagi auditor, manfaat

CobIT adalah membantu dalam mengiden-tifikasi isu-isu kendali TI dalam

infrastruktur TI perusahaan. Hal ini juga membantu auditor dalam memverifikasi

temuan audit.

Sebagai salah satu Bank Nasional di Medan yang fokus bisnisnya pada

pembiayaan perumahan, bank ini menorehkan pencapaian bisnis yang

mengagumkan pada tahun 2010. Seperti diketahui, menjelang akhir 2010, PT.

Bank Tabungan Negara ini menerbitkan beberapa produk baru. Produk tersebut

antara lain Kartu debit, kartu kredit, Tabungan Junior, Tabungan Haji, dan

Tabungan Juara serta Tabungan Prioritas.

Peluncuran produk-produk baru itu tidak terlepas dari dukungan aplikasi

TI yang handal. Dengan dukungan TI yang memadai itu, proses bisnis yang

terjadi menjadi lebih mudah dan efisien. Pihak Manajemen PT. Bank Tabungan

Negara menilai bahwa aplikasi TI dapat meningkatkan kinerja perusahaan,

sehingga pihak manajemennya akan selalu mengoptimalisasi penggunaan TI

kedepannya. Oleh sebab itu, maka peneliti tertarik untuk mengukur kinerja TI

pada PT. Bank Tabungan Negara ini dengan menggunakan CobIT Versi 4.1

dengan judul “Pengukuran Kinerja Teknologi Informasi Menggunakan

Framework CobIT Versi 4.1 dengan Model Maturity Level Pada PT. Bank

(23)

1.2PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan diatas, maka

peneliti merumuskan beberapa permasalahan dalam bentuk pertanyaan antara

lain :

1. Apakah aplikasi TI yang telah meningkatkan kinerja perusahaan pada

PT. Bank Tabungan Negara Tbk di Medan telah memiliki sebuah

pedoman dalam mengukur kinerja proses-proses TI yang ada dalam

perusahaan?

2. Apakah tingkat kematangan kinerja TI yang meliputi efektifitas, efisiensi

dan keamanan TI pada PT. Bank Tabungan Negara Tbk di Medan telah

sesuai dengan standar yang disusun oleh The IT Governance Institute

(ITGI) yaitu CobIT ?

1.3Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pedoman apa yang digunakan oleh PT. Bank Tabungan

Negara Tbk. di Medan dalam mengukur kinerja proses-proses TI yang

ada di dalam perusahaan.

2. Untuk mengetahui tingkat kematangan kinerja TI yang meliputi efektifitas,

efisiensi dan keamanan TI pada PT. Bank Tabungan Negara di Medan

(24)

1.4Manfaat Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan

manfaat antara lain:

1. Bagi penulis, dapat menambah wawasan dan pengetahuan di bidang

teknologi informasi menggunakan framework CobIT versi 4.1.

2. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan

masukan informasi dan kelengkapan data yang bermanfaat dalam

pertumbuhan perusahaan.

3. Bagi akademis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan

(25)

1.5Sistematika Penelitian

Untuk pembahasan ini peneliti membagi menjadi lima bab, yaitu disusun

secara sistematis dan memberikan gambaran umum tentang apa yang menjadi

sasaran skripsi ini.

BAB I : Pendahuluan

Bab ini merupakan penghantar dari tulisan skripsi ini. Bab ini

merupakan pendahuluan yang membahas latar belakang

penelitian, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

kerangka konseptual dan sistematika penelitian.

BAB II : Tinjauan Pustaka

Dalam bab ini peneliti menguraikan pemahaman tentang CobIT

for IT governance, framework CobIT versi 4.1, maturity model

dan tinjauan penelitian terdahulu.

BAB III : Metode Penelitian

Dalam bab ini peneliti menguraikan metode penelitian secara

rinci memuat hal-hal berikut ini baik secara keseluruhan atau

sebagian sesuai dengan masalah dan tujuan dari penelitian yaitu

jadwal dan lokasi penelitian, teknik penentuan sampel, prosedur

pengumpulan data, definisi operasional variabel, dan analisis data.

BAB IV : Analisis Hasil penelitian

Dalam bab ini peneliti telah menganalisis hasil penelitian dengan

(26)

melakukan pengujian dengan model maturity level dan

memaparkan pembahasan hasil penelitian.

BAB V : Kesimpulan dan Saran

Dalam bab ini peneliti akan membuat kesimpulan dari hasil

analisis penelitian yang telah dilakukan dan kemudian peneliti

akan mencoba memberikan saran yang dapat diterapkan dalam

(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Tinjauan Teoritis

2.1 IT Governance menggunakan CobIT

ITGI didirikan pada 1998 untuk meningkatkan pemikiran dan standar

internasional dalam mengarahkan dan mengontrol TI sebuah perusahaan.

Tata kelola TI yang efektif dapat membantu perusahaan dalam

memastikan bahwa TI mendukung tujuan bisnis, mengoptimalkan

investasi dalam TI, dan dengan tepat mengatur risiko dan peluang yang

terkait dengan TI.

Salah satu yang dikeluarkan oleh ITGI adalah CobIT yang merupakan

set of best practices (framework) bagi pengelolaan teknologi informasi (IT

management). CobIT dapat dipakai sebagai alat yang komperhensif untuk

menciptakan IT Governance pada suatu perusahaan. CobIT

mempertemukan dan menjembatani kebutuhan manajemen dari celah atau

gap antara risiko bisnis, kebutuhan kontrol dan masalah-masalah teknis TI,

serta menyediakan referensi best business practices yang mencakup

keseluruhan TI dan kaitannya dengan proses bisnis perusahaan dan

memaparkannya dalam struktur aktivitas-aktivitas logis yang dapat

dikelola serta di kendalikan secara efektif.

CobIT mendukung manajemen dalam mengoptimumkan investasi

(28)

bahaya bila suatu kesalahan atau risiko akan atau sedang terjadi.

Manajemen perusahaan harus memastikan bahwa sistem kendali internal

perusahaan bekerja dengan baik, artinya dapat mendukung proses bisnis

perusahaan yang secara jelas menggambarkan bagaimana setiap aktivitas

kontrol individual memenuhi tuntutan dan kebutuhan informasi serta

efeknya terhadap sumber daya TI perusahaan. Sumber daya TI merupakan

suatu elemen yang sangat disoroti CobIT, termasuk pemenuhan kebutuhan

bisnis terhadap: efektivitas, efisiensi, kerahasiaan, keterpaduan,

ketersediaan, kepatuhan pada kebijakan/aturan dan keandalan informasi

(effectiveness, efficiency, confidentiality, integrity, availability,

compliance, dan reliability).

Tabel 2.1. Kriteria kerja CobIT

Efektifitas Untuk memperoleh informasi yang relevan dan

berhubungan dengan proses bisnis seperti penyampaian

informasi dengan benar, konsisten, dapat dipercaya dan

tepat waktu.

Efisiensi Memfokuskan pada ketentuan informasi melalui

penggunaan sumber daya yang optimal.

Kerahasiaan Memfokuskan proteksi terhadap informasi yang penting

dari orang yang tidak memiliki hak otorisasi.

Integritas Berhubungan dengan keakuratan dan kelengkapan

(29)

dan nilai bisnis.

Ketersediaan Berhubungan dengan informasi yang tersedia ketika

diperlukan dalam proses bisnis sekarang dan yang akan

datang

Kepatuhan Sesuai menurut hukum, peraturan dan rencana perjanjian

untuk proses bisnis.

Keakuratan

informasi

Berhubungan dengan ketentuan kecocokan informasi

untuk manajeman mengoperasikan entitas dan mengatur

pelatihan keuangan dan kelengkapan laporan

pertanggung jawaban.

Sumber : CobIT Framework, 2003

Dalam kerangka corporate governance, IT governance menjadi

semakin utama dan merupakan bagian tidak terpisahkan terhadap

kesuksesan penerapan corporate governance secara menyeluruh. IT

governance memadukan dan melembagakan best practices dari proses

perencanaan, pengelolaan, penerapan, pelaksanaan dan pendukung, serta

pengawasan kinerja TI, untuk memastikan informasi perusahaan dan

teknologi yang terkait lainnya benar-benar menjadi pendukung bagi

pencapaian sasaran perusahaan. Dengan keterpaduan tersebut, diharapkan

perusahaan mampu mendayagunakan informasi yang dimilikinya sehingga

dapat mengoptimumkan segala sumberdaya dan proses bisnis mereka

(30)

2.2Framework CobIT Versi 4.1

CobIT Framework terdiri atas 4 tujuan pengendalian tingkat-tinggi

(high-level control objectives) yang tercermin dalam 4 domain, Yaitu:

a. Perencanaan & Organisasi (Planning and Organization)

Yaitu mencakup pembahasan tentang identifikasi dan strategi investasi

TI yang dapat memberikan yang terbaik untuk mendukung pencapaian

tujuan bisnis. Selanjutnya identifikasi dan visi strategis perlu

direncanakan, dikomunikasikan, dan diatur pelaksanaannya (dari

berbagai perspektif).

b. Perolehan & Implementasi (Acquisition and Implementation)

Yaitu untuk merealisasi strategi TI, perlu diatur kebutuhan TI,

diidentifikasi, dikembangkan, atau diimplementasikan secara terpadu

dalam proses bisnis perusahaan.

c. Penyerahan & Pendukung (Delivery and Support)

Domain ini lebih dipusatkan pada ukuran tentang aspek dukungan TI

terhadap kegiatan operasional bisnis (proses pelayanan) dan dukungan

(31)

d. Monitor & Evaluasi (Monitoring and Evaluation)

Yaitu semua proses TI yang perlu dinilai secara berkala agar kualitas

dan tujuan dukungan TI tercapai, dan kelengkapannya berdasarkan pada

syarat control yang baik.

4 domains pada CobIT framework tersebut selanjutnya dirinci

menjadi 34 high-level control objectives , sebagai berikut :

Tabel 2.2.

Domain & High Controls CobIT

CobIT Domain High Level Objectives

1 Planing and

Organisation

1. Difine a strategic IT Plan and Direction

2. Difine the information architecture

3. Determine technological direction

4. Difine IT processes, organization and relationship

5. Manage the IT investment

6. Communicate management aim and direction

7. Manage IT human resources

8. Manage Quality

9. Assess and managed it risk

10. Manage projects

2 Acquisition and

Implementation

1. Identify automated solutions

2. Acquire and maintain application software

3. Acquire and maintain technology infrastructure

(32)

5. Procure IT recources

6. Manage Changes

7. Install and accredit solutions and changes

3 Deliver and

Support

1. Define and manage service levels

2. Managed thrid-party services

3. Manage performance and capacity

4. Ensure continuous service

5. Ensure systems security

6. Identify and allocate costs

7. Educate and train users

8. Manage services desk and incidents

9. Manage the configuration

10. Manage problems

11. Manage data

12. Manage the physycal environment

13. Manage operations

4 Monitor and

Evaluate

1. Monitor and evaluate IT processes

2. Monitor and evaluate internal control

3. Ensure regulatory compliance

4. Provide IT Governance

(33)

The CobIT Framework mengukur kinerja TI dengan hal-hal berikut ini :

Maturity Models

Untuk memetakan status maturity proses-proses TI (dalam skala 0-5) ,

yaitu 0 – Non Existent , 1 - Initial , 2 - Repetable , 3 - Defined, 4 -

Managed dan 5- Optimized.

Critical Success Factors (CSFs)

Arahan implementasi bagi manajemen agar dapat melakukan kontrol atas

proses TI.

Key Goal Indicators (KGIs)

Kinerja proses-proses TI sehubungan dengan business requirements.

Key Perfomance Indicators (KPIs)

Kinerja proses-proses TI sehubungan dengan process goals.

CobIT dikembangkan sebagai generally applicable and acepted

standard for good IT security and control practices. Istilah “...generally

applicable and accepted” digunakan secara eksplisit dalam makna yang

sama seperti Generally Accepted Accounting Principles (GAAP). CobIT’s

“good practices” dapat digunakan sebagai IT governance tools, dan

membantu perusahaan mengoptimalkan investasi TI mereka, dijadikan

acuan atau referensi jika terjadi suatu kesimpang-siuran dalam penerapan

(34)

CobIT diharapkan dapat membantu menemukan berbagai kebutuhan

manajemen berkaitan dengan TI, membantu pengoptimalan investasi TI,

dan menyediakan ukuran/kriteria ketika terjadi penyelewengan/

penyimpangan, serta dapat diterapkan dan diterima sebagai standard

keamanan TI dan praktek kendali untuk mendukung kebutuhan

manajemen dalam menentukan dan monitoring tingkatan yang sesuai

dengan keamanan dan kendali organisasi mereka. CobIT adalah standard

terbuka untuk pengendalian internal TI. Kunci untuk menjaga

profitabilitas pada lingkungan perubahan teknologi bergantung kepada

seberapa baik pengaturan kontrol yang dilakukan. Control objective CobIT

memberikan pengertian yang diperlukan untuk menggambarkan kebijakan

kendali TI secara jelas, bersih dan praktek yang baik.

Ruang lingkup CobIT mendekati informasi dalam arti luas, bukan hanya

sebatas financial information (data keuangan). Di samping itu Committee of

Sponsoring Organizatio (COSO ) hanya menitikberatkan pada aspek-aspek

effectiveness, efficiency of operations, reliable of financial reporting, compliance

with laws and regulations. Sedangkan CobIT lebih luas dengan menambahkan

aspek-aspek quality, dan security, menjadi : effectiveness, efficiency,

confidentiality, integrity, availability, complience, dan reliability of information.

Perbedaan yang lain ialah bahwa COSO untuk manajemen secara luas, sedangkan

CobIT lebih ke IT controls untuk manajemen, users, maupun auditor. Karena

perbedaan-perbedaan itu maka kita tidak perlu menyandingkan (perbandingankan)

(35)

Dibawah ini adalah ilustrasi dari konsep COBIT Framework

(36)

2.3Maturity Model

Maturity model di desain sebagai profil dari IT processes yang

merupakan penggambaran kondisi perusahaan saat ini dan dimasa yang

akan datang. Maturity model menggunakan suatu metode penilaian

sedemikian rupa sehingga suatu organisasi dapat menilai dirinya sendiri

dari non-existence ke optimised (dari 0 ke 5). Pendekatan ini

dikembangkan dari maturity model yang digunakan oleh Software

Engineering Institute untuk menilai kemapanan pengembangan software.

Dengan menggunakan maturity model untuk tiap-tiap satu dari 34 proses

TI, manajemen dapat memetakan :

• Status organisasi saat ini-dimana organisasi saat ini,

Status best-in-class di industri sekarang – sebagai perbandingan,

• Strategi organisasi untuk peningkatan – posisi yang ingin dicapai

organisasi.

Dalam Information Systems Audit and Control Association (ISACA)

Foundation (2007), untuk memetakan status kematangan proses-proses

teknologi informasi dalam skala 0 – 5 . Penjelasan lebih rinci mengenai

skala 0 – 5 sebagai berikut :

a. Skala 0 : Non – Existent

Sama sekali tidak ada proses TI yang diidentifikasikan. Perusahaan

(37)

b. Skala 1 : Initial

Perusahaan sudah mulai mengenali proses teknologi informasi di

perusahaannya, belum ada standarisasi, dilakukan secara individual, dan

tidak terorganisasi. Terdapat bukti yang memperlihatkan perusahaan

telah menyadari adanya isu yang perlu dibahas. Tidak ada proses yang

baku, sebagai gantinya ada pendekatan khusus (adhoc) yang cendrung

diterapkan per kasus. Pendekatan manajemen secara keseluruhan masih

belum terorganisasi.

c. Skala 2 : Repeatable but Intutive

Perusahaan sudah mulai memiliki prosedur dalam proses teknologi

informasi tetapi tidak ada pelatihan dan komunikasi formal tentang

prosedur standar tersebut. Tangggung jawab terhadap proses tersebut

masih di bebankan pada individu dan tingkat ketergantungan pada

kemampuan individu sangat besar sehingga terjadi kesalahan.

d. Skala 3 : difined Process

Prosedur di perusahaan sudah distandarisasi, terdokumentasi, dan

dikomunikasikan melalui pelatihan tetapi implementasi masih

tergantung pada individu apakah mau mengikuti prosedur tersebut atau

tidak. Prosedur yang dibuat tersebut tidak rumit, hanya merupakan

(38)

e. Skala 4 : Managed and Measurable

Perusahaan dapat mengukur dan memonitor prosedur yang ada

sehingga mudah ditanggulangi jika terjadi penyimpangan. Proses yang

ada sudah berjalan dengan baik dan konstan. Perangkat TI yang

digunakan terbatas.

f. Skala 5 : Optimized

Proses yang sudah ada mencapai best practice melalui proses perbaikan

yang terus menerus. TI sudah digunakan terintegrasi untuk otomatisasi

proses kerja dalam perusahaan, meningkatkan kualitas, efektivitas, serta

kemampuan beradaptasi terhadap perusahaan.

B.Tinjauan Penelitian Terdahulu

Berikut ini adalah beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan

dengan penelitian yang akan dilakukan.

1. M. Iqbal Saryuddin (2006)

Penelitaian ini dilakukan oleh M. Iqbal Saryuddin berjudul “ Pengukuran

Kinerja Teknologi Informasi dengan Menggunakan CobIT 4.0: studi kasus

pada Perum Pegadaian” hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

penggunaan CobIT versi 4.0 sebagai framework dalam tata kelola TI akan

lebih baik dalam penyelarasan, berdasarkan fokus bisnis, mudah dipahami

TI itu untuk apa , diterima secara umum oleh pihak ketiga dan menyedikan

ukuran-ukuran kinerja yang diselaraskan dengan proses TI. Keberadaan TI

(39)

Teknologi Informasi menjadi sebuah satuan tugas yang berdiri sendiri

yang secara struktur langsung di bawah direksi. Proses TI di Perum

Pegadaian memiliki tahap pengukuran kinerja teknologi informasi

menggunakan COBIT 4.0 dengan identifikasi tujuan bisnis perusahaan,

identifikasi tujuan teknologi informasi, identifikasi proses teknologi

informasi, Pemilihan indikator dan penentuan target dan acuan scoring.

2. Nanang Sasongko (2009)

Penelitian ini dilakukan oleh Nanang Sasongko berjudul “Pengukuran

Kinerja Teknologi Informasi Menggunakan Framework COBIT Versi 4.1,

Ping Test dan CAAT pada PT.Bank X Tbk. di Bandung”. Metode yang

digunakan untuk memperoleh kinerja manajemen Teknologi Informasi,

terutama aspek keamanan adalah dengan tahapan sebagai berikut :

1) Memahami Peraturan Bank Indonesia, 2) Pengujian melalui kuesioner

dari tingkat pengendalian IT yang tinggi ( High level control objectivies)

berdasarkan CobIT framework, survey dan observasi kemudian diolah dan

di bandingkan dengan tingkat Maturity, 3) Pengujian jaringan

menggunakan Ping test dengan jumlah kecepatan proses data 250 byte dan

500 byte, 4) Pengujian analisis data akuntansi perbankan menggunakan

teknik audit berbantuan komputer (CAAT) dengan teknik uji data,

Simulasi parallel dan pengujian fasilitas terpadu. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa PT. Bank X di Bandung telah menerapkan CobIT

versi 4.1 untuk Manajemen IT dengan nilai standar yaitu baik (dengan

(40)

yaitu baik, dan Data akuntansi bank dengan teknik pengujian

TABK/CAAT baik. PT.Bank X di Bandung memiliki Blue print

keamanan sistem informasi seperti yang telah ditentukan oleh peraturan

Bank Indonesia, telah dikelola dengan efektifitas dan efisiensi.

3. Rahmadini Darwas (2010)

Penelitian yang dilakukan oleh Rahmadini Darwas berjudul “ Evaluasi

Peran Sistem Informasi Manajemen Koperasi Swadharma Dengan

Menggunakan Model Maturity Level Pada Kerangka Kerja Cobit Pada

Domain Plan And Organise”. Metode penelitian yang digunakan adalah

metode kualitatif deskriptif. Hasil penelitian bahwa Koperasi Swadharma

saat penelitian dilakukan berada pada angka 2,86 yaitu pada level defined

process dimana prosedur di koperasi Swadharma sudah di standarisasi ,

terdokumentasi, dan dikomunikasikan tetapi untuk implementasi masih

tergantung pada individu apakah mau mengikuti prosedur tersebut atau

tidak.

Tabel 2.4.

Ringkasan Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti/ Tahun Judul Variabel Hasil

(41)
(42)

C. Kerangka Konseptual

Untuk menyelesaikan masalah yang tertuang dalam skripsi ini, penulis

akan menguraikan alur berfikir penulis dalam permasalahan sebagai berikut :

Gambar 1.1. Kerangka Konseptual

Keterangan :

Dengan melakukan pengujian dimana peneliti akan menggunakan pedoman

yaitu Framework CobIT dengan Model Maturity Level untuk mengukur kinerja

Teknologi Informasi pada PT. Bank Tabungan Negara di Medan. Dimana

variabel X adalah Framework CobIT Versi 4.1 dengan menggunakan Maturity

Model dan Y adalah Kinerja Teknologi Informasi. Framework CobIT

Versi 4.1 dengan Model Maturity Level

(43)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Teknik Penentuan Sampel

Menurut Sekaran (2003) “Sampel adalah bagian populasi yang

digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi”. Peneliti harus

menggunakan prosedur pemilihan sampel yang sistematis agar diperoleh

sampel yang representatif. Prosedur pemilihan sampel memerlukan

beberapa tahap sebagai berikut (Indriantoro & Supomo, 1999: 119) :

1. Mengidentifikasi Populasi Target

Populasi target yaitu populasi spesifik yang relevan dengan tujuan atau

masalah penelitian. Populasi target dalam penelitian ini adalah Staf TI,

Auditor Internal, User dan Manajemen yang bekerja di PT. Bank

Tabungan Negara di Medan.

2. Memilih Kerangka Pemilihan Sampel

Kerangka sampel adalah daftar elemen-elemen populasi yang dijadikan

dasar untuk mengambil sampel. Kerangka sampel sering berbeda dengan

populasi target. Suatu kerangka sampel adalah daftar semua unsur-unsur

yang ada dalam populasi. Populasi target dalam penelitian ini adalah Staf

TI, Auditor Internal, User dan Manajemen yang bekerja di PT. Bank

Tabungan Negara di Medan, maka kriteria yang harus dipenuhi dalam

(44)

a. Bekerja di bagian Staf TI, Auditor Internal, User dan

Manajemen yang bekerja di PT. Bank Tabungan Negara di

Medan

b. Merupakan pegawai tetap, bukan calon pegawai atau pegawai

outsourching

c. Pegawai yang telah bekerja minimal satu tahun di bidangnya.

3. Menentukan Metode Pemilihan Sampel

Metode pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling

(Sampling Bertujuan), dimana dalam metode ini pengambilan sampel

berdasarkan suatu kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan dapat

berdasarkan pertimbangan (judgment) atau berdasarkan kuota tertentu.

Dalam penelitian ini kriteria yang digunakan adalah Judgment Sampling,

berdasarkan suatu pertimbangan yang telah ditetapkan didalam pemilihan

sampel.

4. Merencanakan Pemilihan Unit Sampel

Unit sampel adalah suatu elemen atau kelompok elemen yang menjadi

dasar untuk dipilih sebagai sampel. Yang menjadi unit sampel dalam

penelitian ini adalah bagian TI, bagian Audit Internal, dan Bagian

Manajemen yang bekerja di PT. Bank Tabungan Negara di Medan.

5. Menentukan Ukuran Sampel

Menurut Erlina (2008) “ Pengambilan sampel hanya sekedar untuk

perkiraan, maka apabila subjeknya kurang dari 100, maka lebih baik

(45)

selanjutnya jika jumlah subjeknya ratusan maka diambil 20-25% atau

lebih”. Jumlah sampel berdasarkan pendapat Roscoe seperti dikutip

Sekaran (2003) “bahwa ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500

telah mencukupi untuk digunakan dalam semua penelitian”. Pegawai yang

bekerja di PT. Bank Tabungan Negara di Medan berjumlah 163 orang,

setelah melakukan pemilihan sampel maka peneliti mengacu kepada

pendapat Roscoe, jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 30

responden.

6. Menentukan Unit Sampel

Setelah merencanakan pemilihan unit sampel, maka peneliti harus

menentukan unit sampel yang akan diberikan kuesioner yaitu bagian TI,

Bagian audit internal dan bagian Manajemen yang bekerja di PT. Bank

Tabungan Negara di Medan.

Populasi target yaitu populasi spesifik yang relevan dengan tujuan

atau masalah penelitian. Populasi target dalam penelitian ini adalah Staf TI,

Auditor Internal, User dan Manajemen yang bekerja di PT. Bank Tabungan

Negara di Medan.

Menurut Erlina (2008) “Pengambilan sampel hanya sekedar untuk

perkiraan, maka apabila subyeknya kurang dari 100, maka lebih baik di

ambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi dan

selanjutnya jika jumlah subjeknya ratusan maka sampel diambil 20-25%

atau lebih”. Jumlah sampel berdasarkan pendapat Roscoe seperti dikutip

(46)

telah mencukupi untuk digunakan dalam semua penelitian”. Mengacu

pendapat Roscoe, jumlah sampel ini sebanyak 30 responden.

B. Prosedur Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, data yang akan dikumpulkan terdiri atas dua

bentuk yaitu data primer dan data skunder. Data primer merupakan data

utama yang diperoleh dengan melakukan survei yaitu dengan melakukan

tanya jawab kepada Staf TI, Auditor Internal, User dan Manajemen pada

PT. Bank Tabungan Negara di Medan dengan instrumen penelitian berupa

kuesioner dimana akan diajukan 34 pertanyaan sesuai dengan proses

Framework CobIT Versi 4.1.

Data skunder yaitu dengan cara mempelajari literatur-literatur yang

relevan dengan penelitian guna memperoleh gambaran teoritis mengenai

pengukuran kinerja TI menggunakan Framework CobIT Versi 4.1 dengan

Model Maturity Level. Selain itu untuk menunjang kelengkapan dan

ketajaman analisis, diperlukan sumber referensi seperti : teksbook,

perpustakaan, internet, majalah, dan media cetak lainnya.

C. Definisi Operasional Variabel

Dalam rangka menghindari luasnya tinjauan atas variabel-variabel

penelitian, maka perlu diberikan defenisi operasional atas variabel-variabel

yang akan digunakan lebih lanjut. Untuk variabel X yaitu Framework

(47)

mulai dari Planing and Organization (Perencanaan dan Organisasi),

Aquisition and Implementation (Perolehan dan Implementasi), Delivery and

Support (Penyerahan dan Pendukung) dan Monitoring and Evaluation

(Monitor dan Evaluasi) menggunakan skala likert (skala Nominal) dengan

metode maturity level (0-5). Mengukur Kinerja Teknologi Informasi

menggunakan framework CobIT versi 4.1.

D. Analisis Data

Data yang masuk dianalisis dengan menggunakan teknik statistic

deskriptif dimana data-data akan ditransformasikan sebelumnya kedalam

bentuk tabulasi (memasukkan data-data kedalam tabel dan mengatur

angka-angka sehingga dapat dihitung jumlah kasus dalam beberapa kategori) untuk

menghasilkan suatu penilaian dan kemudian diinterprestasikan. Penilaian

yang dilakukan akan menganalisa proses dalam Domain Planing and

Organization (Perencanaan dan Organisasi), Aquisition and Implementation

(Perolehan dan Implementasi), Delivery and Support (Penyerahan dan

Pendukung) dan Monitoring and Evaluation (Monitor dan Evaluasi). Hasil

perhitungan dari masing-masing proses secara keseluruhan akan

(48)

E. Jadwal dan Lokasi Penelitian

Adapun tempat penelitian di lakukan di Kantor Cabang PT. Bank

Tabungan Negara (Persero) Jl. Pemuda No. 10 A Medan 20151 dan waktu

penelitian dimulai pada bulan Februari 2011 dan direncanakan selesai pada

bulan Mei 2011.

Tabel 3.1

Rencana Jadwal Penelitian

Tahapan Penelitian Februari Maret April Mei s/d juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Pengajuan Judul Tentative

Pengajuan Proposal Skripsi

Bimbingan Proposal Skripsi

(49)

BAB IV

HASIL PENELITIAN A.DATA PENELITIAN

4.1Sejarah Singkat Berdirinya PT. Bank Tabungan Negara ( Persero)

Dengan maksud mendidik masyarakat agar menabung, pemerintah

Hindia Belanda melalui Koninklikij Besluit No. 27 tanggal 16 Oktober 1987

mendirikian Postspaarbank, yang kemudian terus hidup dan berkembang serta

tercatat hingga tahun 1939 telah memiliki 4 (empat) cabang yaitu Jakarta,

Medan, Surabaya, dan Makasar. Pada tahun 1940 kegiatannya terganggu,

sebagai akibat peyerbuan Jerman atas Netherland yang mengakibatkan

penarikan tabungan besar-besaran dalam waktu yang relative singkat (rush).

Namun demikian keadaan keuangan Postspaarbank pulih kembali pada tahun

1941. Tahun 1942 Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada pemerintah

Jepang. Jepang membekukan kegiatan Postspaarbank dan mendirikan Tyokin

Kyoku sebuah bank yang bertujuan untuk menarik dana masyarakat melalui

tabungan. usaha pemerintah Jepang ini tidak sukses karena dilakukan dengan

paksaan. Tyokin Kyouku hanya mendirikan satu cabang yaitu cabang

Yogyakarta.

Proklamasi kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 telah memberikan

inspirasi kepada Bapak Darmosoetanto untuk memprakarsai pengambilalihan

Tyokin Kyoku dari pemerintah Jepang ke RI dan terjadilah penggantian nama

manjadi Kantor Tabungan Pos. Bapak Darmosoetanto ditetapkan oleh

(50)

Tabungan Pos adalah melakukan penukaran uang Jepang dengan Oeang

Republik Indonesia (ORI). Tetapi kegiatan Kantor Tabungan Pos tidak

berumur panjang, karena agresi Belanda (Desember 1946) mengakibatkan

didudukinya semua kantor termasuk kantor cabang dari Kantor Tabungan Pos

RI, lembaga ini bernaung dibawah Kementrian Perhubungan.

Banyak kejadian bernilai sejarah sejak tahun 1950 tetapi yang

substantive bagi sejarah BTN adalah dikeluarkan UU Darurat No. 9 tahun

1950 tanggal 9 Februari 1950 yang mengubah nama “Postpaarbank In

Indonesia” berdasarkan staatblat no.295 tahun 1941 menjadi BTN dan

memindahkan induk kementrian dari Kementrian Perhubungan ke

Kementrian Keuangan dibawah menteri Urusan Bank Sentral. Walaupun

dengan UU darurat tersebut masih bernama Bank Tabungan POS, tetapi

tanggal 9 Februari 1950 ditetapkan sebagai hari dan tanggal lahir BTN.

Nama Bank Tabungan Pos menurut UU darurat tersebut dikukuhkan dengan

UU No.36 tahun 1953 tanggal 18 Desember 1953. Perubahan nama dari Bank

Tabungan Pos menjadi BTN didasarkan pada PERPU No. 4 tahun 1963

tanggal 22 Juni 1963 yang kemudian dikuatkan dengan UU No. 2 tahun 1964

tanggal 25 Mei 1964.

Penegasan status BTN sebagai bank milik negara ditetapkan dengan

No. 20 tahun 1968 tanggal 19 Desember 1968 yang sebelumnya (Sejak Tahun

1964) BTN menjadi BI unit V . Jika tugas utama saat pendirian

Postspaarbank (1987) sampai dengan BTN (1968) adalah bergerak dalam

(51)

1974 BTN ditambah tugasnya yaitu memberikan pelayanan KPR dan untuk

pertama kalinya penyaluran KPR terjadi tanggal 10 Desember 1976, karena

itulah tanggal 10 Desember diperingati sebagai hari KPR bagi BTN.

Bentuk hukum BTN mengalami perubahan lagi pada tahun 1992, yaitu

dengan dikeluarkannya PP No. 24 tahun 1992 tanggal 29 April 1992 yang

merupakan pelaksanaan dari UU No. 7 tahun 1992 bentuk hukum BTN

berubah menjadi perusahaan perseroan. Sejak itu nama BTN menjadi

PT. Bank Tabungan Negara (Persero) dengan call name bank BTN.

Berdasarkan kajian konsultan independent, price waterhouse Cooper,

pemerintah melalui Menteri BUMN dalam surat S-544/M/2000 memutuskan

bank BTN sebagai bank umum fokus bisnis pembiayaan perumahan tanpa

subsidi.

4.2Visi dan Misi PT. BTN (Persero) Visi

Menjadi bank yang terkemuka dalam pembiayaan perumahan.

Misi

a. Memberikan pelayanan unggul dalam pembiayaan perumahan dan

industri terkait, pembiayaan konsumsi dan usaha kecil menengah.

b. Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi pengembangan

(52)

c. Menyiapkan dan mengembangkan Human Capital yang berkualitas,

profesional dan memiliki integritas tinggi.

d. Melaksanakan manajemen perbankan yang sesuai dengan prinsip

kehati-hatian dan good corporate governance untuk meningkatkan

Shareholder Value

e. Memperdulikan kepentingan masyarakat dan lingkungannya.

4.3Struktur Organisasi PT. Bank Tabungan Negara (Persero)

Setiap organisasi memiliki struktur organisasi yang efisien , tidak

terlalu longgar dan tidak terlalu sempit. Yang dimaksud dengan struktur

organisasi adalah suatu bagan Struktur organisasi merupakan hal yang sangat

penting untuk dipertimbangkan dalam sebuah organisasi, karena berperan

dalam pencapaian tujuan perusahaan. Di dalam struktur organisasi terlihat jelas

pembagiaan wewenang, tugas dan tanggung jawab personil dalam perusahaan.

Adapun pengertian organisasi menurut Siagian (2000 : hal 20) ialah setiap

bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja sama untuk

mencapai suatu ikatan hirarki dimana selalu terdapat hubungan antara

seseorang atau kelompok orang yang disebut pimpinan dan seseorang atau

sekelompok orang yang disebut bawahan.

Dalam suatu organisasi yang sehat, tiap bagian haruslah menjalani

fungsinya dengan disiplin dan teratur. Efisiensi yang tercipta karena hubungan

(53)

yang dilakukan dengan hasil yang dicapai. Pengertian struktur organisasi

menurut Handoko (2001 : hal 54) adalah organisasi dengan segala aktivitasnya,

terdapat hubungan di antara orang-orang yang menjalankan aktivitas tersebut.

Makin banyak kegiatan yang dilakukan dalam suatu organisasi, makin komplek

pula hubungan-hubungan yang ada. Untuk itu perlulah dibuat suatu bagan yang

menggambarkan tentang hubungan tersebut termasuk hubungan antara

masing-masing kegiatan atau fungsi. Bagan yang dimaksud dinamakan bagan

organisasi atau struktur organisasi.

Jadi struktur organisasi pada suatu perusahaan merupakan faktor yang

menentukan kegiatan perusahaan terutama dalam melaksanakan tugas yang

dibebankan, pendelegasiaan kekuasaan di dalam perusahaan dan

pengaturan-pengaturan hubungan antara anggota yang terlibat dalam organisasi atau

perusahaan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Besar kecilnya

struktur organisasi perusahaan ditentukan perusahaan dengan kata lain

semakin besar perusahaan maka akan semakin komplek, begitu pula

sebaliknya.

Untuk mengetahui batas dan tanggung jawab yang harus dipikul oleh

masing - masing anggota organisasi tersebut, menurut Flippo (2001 : hal 107)

(54)

4.3.1 Organisasi Garis

Disini setiap bawahan hanya mendapat perintah atau pengawasan

dari seorang atasan, sehingga yang dikerjakan oleh bawahan menjadi jelas.

Dalam hal ini masing-masing orang mempertanggungjawabkan

pekerjaannya hanya pada satu orang atasan.

Kebaikan dari organisasi garis adalah :

1. Adanya kesatuan dalam pimpinan dan perintah.

2. Pimpinan dapat lebih cepat dalam mengambil keputusan sebab tidak

perlu membicarakan dengan orang lain.

3. Pimpinan dapat lebih cepat dalam memberikan perintah, sebab

perintah tersebut dapat diberikan langsung pada bawahan.

Menghemat biaya, sebab pengawasan dari berbagai kegiatan hanya

dilakukan oleh seorang saja.

Keburukan dari organisasi garis adalah :

1. Sering terdapat birokrasi yang menghambat jalannya perusahaan.

2. Tidak adanya spesialisasi menyebabkan tugas yang berat bagi

petugas sehingga kurang efisien.

3. Kurangnya kerjasama di antara masing-masing bagian .

(55)

Dalam sistem organisasi fungsional ini, masalah pembagiaan

pekerjaan sangat diperhatikan dan bawahan menjadi pedoman yang

dipertahankan dengan segala tanggung jawab, sebab itu atasan

dispesialisasikan untuk melakukan suatu tugas tertentu dari sekian banyak

tugas dalam kegiatan perusahaan. Dalam hal ini atasan hanya dapat

memberikan perintah pada bawahannya sesuai dengan fungsinya, namun

setiap atasan dapat memerintahkan setiap pegawai yang berkedudukan

lebih rendah darinya.

Kebaikan dari organisasi fungsional adalah :

1. Masing-masing fungsi dipegang oleh orang yang ahli dalam

bidangnya, sehingga terdapat keserasiaan antara tugas dan

keahliannya.

2. Tugas dari para manager menjadi lebih ringan dengan adanya

pembagiaan tugas.

Keburukan dari organisasi fungsional adalah :

1. Membingungkan para pekerja karena tidak ada kesatuan dalam

pimpinan dan perintah.

2. Tidak ada hubungan garis secara langsung dengan atasan.

3. Kesulitan-kesulitan tidak dapat secara cepat diatasi.

4. Kurangnya koordinasi sering menimbulkan perselisihan di antara

(56)

4.3.3 Organisasi Garis dan Staf

Dalam sistem organisasi garis dan staf, yang memberikan

perintah hanyalah pimpinan saja sedangkan staf hanya sebagai

pembantu pimpinan dalam hal tugas perencanaan. Tipe organisasi ini

umumnya terdapat pada perusahaan besar dan punya karyawan

banyak serta adanya spesialisasi yang beraneka ragam. Pada tipe ini,

pimpinan mengadakan pendelegasiaan wewenang kepada staf

menurut bidangnya masing-masing. Para staf tidak diharuskan

menyampaikan usul perintah kepada bawahan, sehingga terjaminlah

suatu disiplin kerja karena terhindarnya kesimpangsiuran perintah

yang diterima bawahan.

Kebaikan dari organisasi garis dan staf adalah :

1. Pimpinan lebih leluasa dalam memberikan saran terhadap

tugas khusus di luar bagiannya.

2. Staf dapat membantu untuk mengatasi berbagai persoalan

sehingga akan memperingan pekerjaan dan meningkatkan

efisiensi kerja.

3. Staf dapat mendidik para petugas.

4. Adanya kesatuan dalam pimpinan sehingga menciptakan

(57)

Keburukan dari organisasi garis dan staf :

1. Kadang-kadang staf tidak lagi memberi saran tapi perintah,

sehingga dapat menimbulkan pertentangan dengan manajer

pada bagian yang bersangkutan.

2. Dapat menimbulkan anggapan pada petugas untuk lebih

percaya kepada staf daripada atasannya.

3. Staf dapat ikut disalahkan apabila saran yang diberikan tidak

memperoleh hasil.

Dengan memperhatikan struktur organisasi diatas maka dapat

dikatakan bahwa bentuk yang dipakai PT. BTN Cabang Medan adalah struktur

organisasi garis karena tugas dan perencanaan, pengorganisasian dan

pengawasan berada pada satu tangan dan garis berwenang langsung dari

pimpinan kepada bawahan.

Dari Gambar Struktur organisasi Bank BTN Cabang Medan tersebut dapat dilihat

tugas dan wewenang masing-masing antara lain :

Dewan Komisaris :

Komisaris Utama : Dono Iskandar Djojosubroto

Komisaris Anggota : Daryono Rahardjo

(58)

Direksi

Direktur Utama : Iqbal Latanro

Wakil Direktur Utama : Evi Firmansya

Operation : Evi Firmansyah

1) Direktur Utama

Direktur Utama mempunyai tugas sebagai berikut :

a) Membuat rencana kerja PT. BTN ( Persero )

b) Membuat dan menyampaikan laporan neraca bulanan dan daftar

laba/rugi kepada Dewan Pengawas.

c) Menyetujui atau menolak permohonan kredit yang telah diproses bagian

pemberian kredit.

d) Melakukan pendekatan dengan instansi pemerintah, tokoh masyarakat,

para perantau, dan lain-lain.

e) Mengikuti rapat-rapat yang diadakan di kecamatan maupun kabupaten.

f) Mengadakan rapat dengan dewan pengawas dua bulan sekali.

2) Direktur

Direktur mempunyai tugas sebagai berikut :

a) Memeriksa transaksi pada unit kerja.

b) Mengatasi dan mengontrol kegiatan operasional setiap kali kegiatan.

(59)

d) Memeriksa laporan kerja, seperti : neraca laporan laba/rugi, dan

transaksi-transaksi setiap hari.

e) Dua kali seminggu mengadakan pemeriksaan tentang keadaan kas yang

di lakukan bersama-sama dengan teller.

f) Mencek tunggakan kredit di bagian administrasi.

3) Satuan Pengawas Intern

Tugas Satuan Pengawas Intern :

a) Mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan tata kerja anggran

belanja dan anggaran pendapatan bank.

b) Memeriksa serta mencocokan kebenaran transaksi yang terjadi pada

setiap unit kerja.

c) Memberikan laporan hasil pemeriksaan yang diperoleh kepada direktur.

4) Bagian Operasional

Bagian Operasional bertugas menghimpun dana dari masyarakat

dalam bentuk tabungan dan deposito serta melakukan kegiatan

administrasinya. Didalam melaksanakan tugasnya, Bagian Operasional ,

Bagian Teknologi Komunikasi dibantu dan membawahi Bagian Umum,

(60)

5) Bagian Teknologi Komunikasi

Bagian Teknologi Komunikasi bertugas merancang teknologi

informasi agar dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat mengenai

sisem pembayaran serta melakukan penagihan dan pengawasan teknologi

informasi yang telah digunakan oleh karyawan PT.BTN dalam mendukung

pekerjaannya.

6) Bagian Logistik dan Network

a) Melakukan pendekatan dan pembinaan hubungan dengan masyarakat

luas, lembaga/instansi, pemerintah/swasta dan sekolah-sekolah dalam

rangka promosi, pemasaran produk-produk bank.

b) Melakukan penarikan dan kegiatan antar jemput dari bank ke

deposan/penabung serta memotivasi calon dan atau deposan/penabung

untuk menempatkan, mempertahankan dan meningkatkan nominal

dananya di bank.

c) Membuat dan memberikan laporan secara periodik menyangkut mutasi

tabungan dan deposito hasil penarikan dilapangan.

7) Operation and Business Support

Customer Service :

a) Memberikan pelayanan informasi kepada nasabah, berkaitan dengan

permohonan pembukaan rekening tabungan, deposito dan kredit serta

(61)

b) Membuat daftar mutasi harian tabungan, deposito, dan cicilan pinjaman

yang diberikan dan pendapatan bunga.

c) Memberikan pelayanan untuk pembukaan rekening tabungan, deposito

dan registrasinya dalam buku tabungan serta memberikan pelayan untuk

penukaran /penggantian buku tabungan yang telah penuh, hilang/rusak

dan penutupan rekening sesuai ketentuan yang berlaku.

d) Melakukan pendebetan atas rekening tabungan deposito untuk keperluan

angsuran/pelunasan kewajiban debitur dan hal lainnya sesuai ketentuan

yang berlaku.

e) Menerima dan atau meneruskan surat/dokumen masuk dan atau keluar

dari bank ke alamat yang dituju, termasuk surat-surat/dokumen intern

perusahaan.

f) Membuat laporan secara berkala :

(1) Deposito yang akan jatuh tempo.

(2) Laporan penerimaan tabungan, deposito, realisasi penerimaan

angsuran kredit berikut penerimaan bunganya.

g) Menata berkas-berkas/ dokumen yang berkaitan dengan bidang jasa

(62)

Teller :

a) Membuka / menutup Vault (Khasanah) dan brankas

b) Melayani, mencatat/membukukan setiap transaksi kas dan meneruskan

bukti transaksi tersebut kepada bidang accounting secara bertahap untuk

setiap hari kerja bersangkutan.

c) Mengajukan permohonan penambahan /pengurangan kas kepada

Direktur Utama bila terjadi kekurangan/kelebihan kas sesuai dengan

batas wewenang yang diberikan.

d) Memberikan informasi kas menjelang jam tutup kas kepada Direktur

Utama serta membuat mutasi kas pada hari bersangkutan.

e) Mensortir dan mengklasifikasikan pecahan mata uang tersebut dan

mencocokannya dengan daftar posisi kas yang dibuat pada hari yang

bersangkutan.

f) Membuat berita acara apabila terjadi terjadi selisih kas sesuai dengan

batas yang ditentukan dan melaporkannya kepada Direktur Utama.

g) Mengembalikan sisa kas ke dalam brankas setelah jam tutup kas pada

hari bersangkutan .

4.4 Kegiatan Usaha PT. Bank Tabungan Negara (Persero)

Kegiatan usaha yang dijalankan oleh PT. Bank Tabungan Negara

(Persero) meliputi produk dana, kredit dan jasa. Berikut beberapa jenis produk

(63)

a. Produk Dana

Produk simpanan yang disediakan oleh PT. BTN yaitu :

1) Tabungan Batara

2) Tabungan e-Batara Prima

3) Tabungan Batara Prima

4) Tabungan Haji Nawaitu

5) Sertifikat Deposito

6) Giro

7) Deposito Berjangka

b. Usaha Jasa Bank

Produk jasa yang disediakan adalah :

1) ATM Batara

2) Kiriman Uang

3) Inkaso

4) Money Changer

5) Safe Deposit Box

6) Bank Garansi

7) Real Time Gross Settlement (RTGS)

8) Penerimaan Biaya Perjalanan Ibadah Haji

9) SMS Banking

(64)

c. Usaha Pinjaman/Kredit

Usaha pinjaman kredit kepada PT. Bank Tabungan Negara, dalam bentuk :

1) Kredit Griya Utama

2) KPR Platinum

3) Kredit Griya Multi

4) Kredit Swa Griya

5) Kredit Swadana

6) Kredit Perumahan Perusahaan

7) Kredit Ringan Batara

8) Kredit Usaha Mikro dan Kecil

9) Kredit Yasa Griya

10) Kredit Pendukung Perumahan

11) Kredit Modal Kerja Kontraktor

12) Kredit Investasi

Beberapa produk baru yang telah diterbitkan oleh PT. BTN yaitu :

1) Kartu Debit BTN

2) Kartu Kredit BTN

3) Tabungan BTN Junior

4) Tabungan BTN Haji

5) Tabungan BTN Juara

(65)

B.Analisis Pengukuran Kinerja Perusahaan dengan Maturity Models

Bab ini menyajikan analisis data yang telah dikumpulkan oleh peneliti

guna mengukur Kinerja TI menggunakan framework Cobit Versi 4.1 dengan

keempat proses Cobit. Hasil perhitungan dari masing-masing proses secara

keseluruhan akan dimasukkan kedalam maturity level. Dari hasil pengolahan data

akan menunjukkan tingkat maturity level pada PT. Bank Tabungan Negara

berada pada posisi mana, apakah sudah berada pada posisi standar internasional

yang telah ditetapkan yaitu pada angka 2,5 dan selebihnya merupakan target

perusahaan.

Tabel 4.1

DATA MEAN RESPONDEN

MATURITY LEVEL

RESPONDEN PO AI DS ME

1 3,9 3,2 4,6 4

2 3 3 3 3

3 3 2,1 4,7 4,2

4 4,6 3 3,8 4

5 3,8 4 4 4

6 3,4 4,2 3,4 4,7

7 4,5 3,7 4,6 5

8 3,4 5 3,5 5

(66)

10 5 5 5 5

11 3,1 3,5 3,8 4

12 3,6 3,7 3,3 4

13 2,8 3,5 4,3 5

14 3,2 3,2 4,1 1

15 4,1 3,5 4,3 4

16 4,6 4,5 3,6 4

17 3,7 2,8 3,5 4,5

18 4,6 3,4 4,1 4,7

19 3,2 4 4,3 3

20 3,6 3 4 2,5

21 3,4 3,4 3,6 4

22 4,5 4,7 4,6 4,7

23 3,3 3,5 3,6 3,5

24 5 5 5 5

25 5 5 5 5

26 4,6 2,8 3,4 3

27 3,5 3,7 4,4 3,2

28 4,4 3,1 4,3 3

29 3,4 3,1 3,2 5

30 5 5 5 5

(67)

MEAN 3,89333 3,71333 4,06667 3,96667

Gambar 4.1 Grafik Mean Responden

Maturity Level

1. Planning and Organization (PO)

Dari hasil pengolahan data diatas , rata-rata maturity level yang telah

dicapai PT. BTN dari segi PO adalah 3,89. Angka ini dibulatkan menjadi

level 4 yang menunjukkan maturity lavel pada PT. BTN telah berada pada

posisi yang baik yaitu Managed atau dikelola, artinya perusahaan ini dapat

mengukur dan memonitor prosedur yang ada sehingga mudah ditanggulangi

jika terjadi penyimpangan. Proses TI yang ada sudah berjalan dengan baik

dan konstan, tetapi perangkat TI yang digunakan masih terbatas. 0

1 2 3 4 5 6

Gambar

Tabel 2.1. Kriteria kerja CobIT
Tabel 2.2. Domain & High Controls
Gambar 2.3. Konsep CobIT Framework (Sumber : IT Governance Instituts )
Tabel 2.4. Ringkasan Penelitian Terdahulu
+5

Referensi

Dokumen terkait

Dan dengan keunikan dan keunggulan SMP Islam Al-Fattahiyyah Boyolangu Tulungagung dan SMP Tahfidz Ar-Rosyid Boyolangu Tulungagung yang memprogramkan pembelajaran tahfidz

Kewenangan yang dipunyai KPPU ini tidak sebatas pada melakukan monitoring, penyelidikan dan/atau pemeriksaan terhadap kasus dugaan praktik monopoli dan/atau persaingan

Penelitian ini merupakan hasil penggabungan dan replikasi (mengulang) dari penelitian yang dilakukan oleh Restu Agusti dan Nastia (2014), Komang, dkk (2014), dan Rudi Lesmana

Pola kebijakan hukum terhadap tanggung jawab TNCs atas pelanggaran hak untuk menikmati lingkungan yang sehat di empat negara berkembang yaitu Indonesia, India, Nigeria,

Promosi selain bersifat memberitahu juga bersifat untuk membujuk terutama kepada pembeli-pembeli potensial, dengan mengatakan bahwa suatu produk adalah lebih baik dari

Diperoleh 2 model berpengaruhnya variabell keberhasilan, dua variabel yang dimaksud adalah keaktifan belajar berpengaruh 43,80% (model 1) dan yang kedua adalah keaktifan belajar

Keadaan bayi yang membahayakan akan memperlihatkan satu atau lebih tanda-tanda klinis seperti tonus otot buruk karena kekurangan oksigen pada otak, otot dan organ lain;

Analisis Penilaian Kredit dan Laporan Keuangan Calon Debitur Terhadap Keputusan Pemberian Kredit Pada PT Mandala Finance Tbk Cabang Bangka (Studi Kasus Pada Usaha