POSISI FORAMEN MENTALE REGIO KANAN MANDIBULA
DITINJAU SECARA RADIOGRAFI PANORAMIK
PADA MASYARAKAT DI KECAMATAN
MEDAN SELAYANG
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi
Oleh :
WILAN DITA NESYIA NIM : 090600017
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Fakultas Kedokteran Gigi Departemen Radiologi Dental Tahun 2013 Wilan Dita Nesyia
Posisi foramen mentale regio kanan mandibula ditinjau secara radiografi panoramik pada masyarakat di Kecamatan Medan Selayang.
x + 27 halaman
Foramen mentale, biasanya terletak di bawah jarak antara gigi premolar
mandibula. Radiograf foramen mentale dapat dilihat sebagai suatu daerah radiolusen oval atau bulat di regio premolar. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui posisi dan bentuk dari foramen mentale.
Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dengan jumlah sampel 41 orang masyarakat di Kecamatan Medan Selayang yang terdiri dari 6 orang laki-laki dan 35 orang perempuan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa posisi foramen mentale pada Masyarakat di Kecamatan Medan Selayang mayoritas berada pada posisi segaris akar premolar kedua mandibula dengan persentase 56.1%. Bentuk foramen mentale mayoritas adalah oval dengan pesentase 61%.
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Proposal ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji proposal
Medan, Februari 2013
Pembimbing: Tandatangan
1. Dr. TreliaBoel, drg.,M.Kes.,Sp.RKG(K) ……… NIP.
2. Amrin Thahir, drg ………
19650214 199203 2004
NIP. 19510421 198403 1 001
3. Dewi Kartika, drg ……….
TIM PENGUJI SKRIPSI
Skripsi ini dipertahankan di hadapan tim penguji Pada tanggal Februari 2013
TIM PENGUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang memberikan rahmatnya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat selesai disusun untuk memenuhi kewajiban penulis sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi.
Dalam penulisan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang terdalam kepada Ayahanda, Maslan, SE, M.Si dan Ibunda, Wijiyah Wirana yang telah mendo’akan dan ikhlas memberi kasih sayang, didikan, dan dukungan baik secara moril maupun materiil kepada penulis. Dan kepada adik tersayang, Suci Armayani dan Atika Rachma, atas do’a, semangat dan motivasi yang diberikan selama ini. Penulis juga ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing, Dr. Trelia Boel, drg., M. Kes., Sp. RKG (K), H. Amrin Thahir, drg., dan juga Dewi Kartika, drg., yang telah meluangkan banyak waktu, tenaga dan kesabaran dalam membimbing penulis selama penyelesaian skripsi ini.
Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada : 1. Prof. Nazruddin, drg., C.Ort., Ph.D., Sp. Ort., selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Gigi Universitas Sumatera Utara.
3. Cek Dara Manja, drg., Sp.RKG, dan Maria Sitanggang, drg., selaku staf pengajar Departemen Radiologi Kedokteran Gigi atas segala masukan dan saran yang telah diberikan sehingga skripsi ini dapat menjadi lebih baik lagi.
4. Bu Maya selaku dosen di Fakultas Kesehatan Masyarakat bidang Statistik yang telah banyak membantu dalam penyempurnaan hasil penelitian ini.
5. Bapak Camat Medan Selayang beserta staf yang telah memberikan izin untuk dilaksanakannya penelitian ini.
6. Seluruh staf pegawai di Departemen Radiologi Dental Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
7. Anggota-anggota penelitian (Nabilah, Elvita, Leni, Indy, Ruth, Suba, Saveena, Jasween) yang telah setia menemani penulis dalam penelitian ini.
8. Kepada teman-teman saya, Gadis, Puput, Mira, Yenny, Susan, Silvia, Yurika yang telah menemani selama masa kuliah.
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu dalam pengantar ini. Akhir kata dengan kerendahan hati, penulis mengharapkan semoga hasil karya atau skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi Fakultas, pengembangan ilmu pengetahuan dan masyarakat.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI...
KATA PENGANTAR... iv
DAFTAR ISI... vi
DAFTAR TABEL…... viii
DAFTAR GAMBAR... ix
DAFTAR LAMPIRAN... x
BAB 1 PENDAHULUAN 2.1 Anatomi Foramen Mentale... 5
2.2 Posisi Foramen Mentale... 7
2.3 Peran Radiogafi terhadap Posisi Foramen Mentale... 10
2.4 Kerangka Konsep... 12
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian... 13
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian... 13
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian... 13
3.3.1 Populasi………... 13
3.3.3 Kriteria Inklusi dan Eksklusi... 14
3.3.3.1 Kriteria Inklusi... 14
3.3.3.2 Kriteria Eksklusi... 14
3.3.4 Besar Sampel... 14
3.4 Variabel dan Definisi Operasional... 15
3.5 Metode Pengumpulan Data... 16
3.5.1 Survei Lapangan Penelitian... 16
3.5.2 Pemeriksaan Gigi Posterior Rahang Bawah Kanan…... 16
3.5.3 Seleksi Sampel untuk Foto Ronsen Panoramik... 16
3.5.4 Foto Ronsen Sampel... 16
4.2 Prevalensi Posisi dan Bentuk Foramen Mentale Kanan Mandibula.. 20
4.2.1 Posisi Foramen Mentale Kanan Mandibula ... 20
4.2.2 Bentuk Foramen Mentale Kanan Mandibula ... 20
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Variabel dan Definisi Operasional... 15
2. Data statistik jumlah responden berdasarkan jenis kelamin... 19
3. Data statistik jumlah responden berdasarkan umur... 19
4. Data statistik posisi dari foramen mentale kanan mandibula... 20
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Gambaran anatomi mandibula dari sisi depan regio kanan... 6
2. Gambaran foramen mentale yang normal... 7
3. Anatomi variasi posisi foramen mentale pada bidang horizontal dalam hubungannya dengan akar gigi... 8
4. Panoramik radiografi menunjukkan variasi dari posisi foramen mentale dalam bidang vertikal... 10
5. Radiografi panoramik dalam melihat letak foramen mentale... 11
6. Radiografi periapikal dalam melihat letak foramen mentale... 12
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Surat Persetujuan Komisi Etik 2. Lembar Data Personil
3. Anggaran Penelitian 4. Jadwal Penelitian
5. Lembar Biodata Responden
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Foramen mentale merupakan suatu foramen kecil yang terletak bilateral pada
aspek anterolateral dari mandibula sampai ke margin alveolar.1−4 Lokalisasi foramen
mentale secara radiografi dapat dilihat, tetapi secara klinis sulit untuk divisualisasi
atau dipalpasi.5 Radiograf foramen mentale dapat dilihat sebagai suatu daerah radiolusen oval atau bulat di regio premolar.6
Bentuk foramen mentale dapat bulat atau oval dengan diameter berkisar dari 2,5 sampai 5,5 mm.7 Gershenson dkk. (1986) menemukan bahwa bentuk foramen
mentale bulat dalam 34,48% kasus dengan diameter rata-rata 1,68 mm dan 65,52%
oval dengan diameter panjang rata-rata 2,37 mm.8 Mbajiorgu dkk. (1998) menemukan berbagai bentuk dari foramen mentale di rahang bawah pada penduduk Zimbabwe, yaitu bentuk bulat pada 14 dari 32 (43,8%) rahang dan oval pada 18 dari 32 (56,3%) rahang.3,8 Igbigbi dan Lebona (2005) melaporkan bahwa sebagian dari bentuk foramen mentale adalah oval pada penduduk Malawi.3,8 Fabian FM (2007) dalam penelitiannya pada individu hitam Tanzania, bentuk foramen mentale adalah oval pada 54% dan bulat 46% .8 Singh dan Srivastav (2010) melaporkan dari hasil penelitiannya bahwa bentuk paling umum dari foramen mentale adalah yang bulat yang terdapat di 94% rahang.4
Lokasi foramen mentale berbeda dalam bidang horizontal dan vertikal. Fishel dkk. (1976) menyelidiki posisi foramen mentale dalam bidang vertikal bahwa di daerah premolar satu terletak koronal ke puncak dalam 38,6% kasus, di puncak dalam 15,4% kasus, dan apikal ke puncak di 46,0% kasus. Lokasi foramen mentale, dalam kaitannya dengan premolar kedua, adalah koronal ke puncak dalam 24,5% kasus, di puncak dalam 13,9% kasus, dan apikal ke puncak dalam 61,6% kasus.7,8,9
dan Nwoko AL (1998) pada penelitiannya menyatakan bahwa posisi foramen mentale yang yang terbanyak adalah berada pada apikal premolar kedua bawah sebanyak 45%, sedangkan diantara inferior akar premolar satu dan kedua sebanyak 43% baik pada pria maupun wanita.5
Oguz dkk. (2002) menunjukkan posisi foramen mentale terbanyak dari 34 mandibula penduduk dewasa Turki, terletak segaris dengan premolar kedua sebanyak 61,7% pada regio kanan dan 50% di regio kiri.11
Amer dkk. (2004) melaporkan bahwa posisi foramen mentale terletak segaris dengan premolar kedua sebanyak 47,06% di regio kanan dan 64,71% di regio kiri, di antara premolar satu dan premolar dua sebanyak 41,18% regio kanan dan 29,41% regio kiri, segaris dengan premolar satu sebanyak 11,76% di regio kanan dan 11,76% di regio kiri, di antara premolar kedua dan molar satu sebanyak 5,88% di regio kanan dan 0% di regio kiri.11
Menurut penelitian Deepa RA dan Sandeep BG (2011) di Gujarat Selatan, didapatkan bahwa 81,55% regio kanan dan 81,50% regio kiri mempunyai foramen
mentale yang terletak segaris dengan akar premolar kedua, regio kanan 7,9% dan
regio kiri 7,8% terletak segaris dengan akar molar satu, 7,8% regio kanan dan 7,6% regio kiri terletak di antara inferior akar premolar satu dan premolar kedua, sedangkan yang terletak di antara inferior premolar kedua dan molar satu sebanyak 2,75% regio kanan dan kiri 3,1%, segaris dengan premolar satu sebanyak 0% pada regio kanan dan kiri.2
Osunwoke dkk. (2012) menunjukkan bahwa posisi foramen mentale pada 59 mandibula pria di Nigeria Selatan yang terletak segaris dengan premolar kedua sebanyak 54,24%, di antara premolar satu dan premolar kedua sebanyak 25,42%, di antara premolar kedua dan molar satu sebanyak 15,25% dan pada molar satu sebanyak 5,08%.15 Cek Dara Manja (2006) melaporkan bahwa 63,64% mempunyai
foramen mentale yang terletak segaris dengan inferior akar premolar kedua bawah
dan 36,36% terletak di antara inferior akar premolar satu dan inferior akar premolar kedua bawah baik pada pria maupun wanita.6
Beberapa penelitian telah memaparkan bahwa foramen mentale dapat lebih mudah dilihat dengan radiograf panoramik. Penilaian radiografi foramen mentale harus ditafsirkan dengan hati-hati. Jacob dkk. (2004) melaporkan foramen tersebut terdeteksi pada 94% (N = 545) dari radiograf panoramik, tetapi visibilitas yang jelas hanya mencapai 49%. Yosue dan Brooks melihat foramen mentale pada 87,5% (N = 297) dari radiograf panoramik, dan itu 64% berbeda dari sebelumnya. Di lain penyelidikan di mana empat tengkorak di radiografi, Yosue dan Brooks menyimpulkan bahwa film panoramik dan periapikal mencerminkan posisi sebenarnya dari foramen mentale dalam tengkorak <50%. Mereka juga mengklasifikasikan gambaran foramen mentale pada radiograf panoramik menjadi empat tipe (terpisah dari kanal mandibula, bersambung dengan kanal mandibula, difus dengan batas tidak jelas dan tidak dapat diidentifikasi).5,7,9
Dalam hal ini radiograf panoramik mempunyai keuntungan melebihi radiograf periapikal. Dengan menggunakan radiograf panoramik dapat diperoleh gambaran area jaringan yang lebih luas sehingga posisi foramen mentale dan hubungannya dengan jaringan sekitarnya dapat diamati dengan jelas. Tetapi penggunaan radiograf panoramik dan radiograf periapikal sekaligus akan menghasilkan pengamatan yang lebih meyakinkan.5,10
Berdasarkan hasil penelitian di atas, menunjukkan posisi foramen mentale memiliki banyak variasi. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengetahui posisi
foramen mentale masyarakat Medan khususnya masyarakat Kecamatan Medan
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan tersebut di atas, maka dapat dirumuskan masalah, yaitu Bagaimana posisi foramen mentale regio kanan mandibula ditinjau secara radiografi panoramik pada masyarakat di Kecamatan Medan Selayang.
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui posisi dan bentuk foramen mentale regio kanan mandibula ditinjau secara radiografi panoramik pada masyarakat di Kecamatan Medan Selayang.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Dapat memberikan informasi mengenai variasi posisi serta bentuk dari
foramen mentale regio kanan mandibula pada masyarakat di Kecamatan Medan
Selayang.
1.4.2 Manfaat Aplikatif
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi Foramen Mentale
Foramen mentale adalah suatu saluran terbuka pada korpus mandibula.
Melalui foramen mentale dapat keluar pembuluh darah dan saraf, yaitu arteri, vena dan nervus mentalis yang merupakan cabang nervus alveolaris inferior. Foramen
mentale merupakan salah satu anatomi landmark yang penting untuk memudahkan
pembedahan, anestesi lokal dan prosedur invasif lainnya pada saat dokter gigi melakukan operasi periapikal pada daerah mental rahang bawah.1−3 Lokasinya dan kemungkinan bahwa anterior loop dari nervus mentalis mungkin muncul di mesial ke
foramen mentale dan perlu dipertimbangkan sebelum dilakukan operasi di daerah
foramen untuk menghindari kerusakan saraf.2,9
Foramen mentale ini terletak bilateral pada anterolateral rahang bawah sampai
Gambar 1. Gambaran anatomi mandibula dari sisi depan regio kanan18
Lokasi foramen mentale juga berubah seiring dengan perubahan usia. Pada masa anak-anak sebelum erupsi gigi, biasanya foramen mentale ditemukan lebih dekat dengan ridge alveolar, ketika gigi sudah mulai erupsi foramen mentale mulai turun ke tengah-tengah antara margin atas dan batas bawah dan pada orang dewasa yang sudah mempunyai gigi dalam waktu yang lama, foramen mentale bergerak agak dekat dengan perbatasan inferior secara relatif. Dalam usia tua akhirnya dengan hilangnya gigi dan resorpsi edentulous ridge foramen mentale bergerak relatif menuju ridge alveolar.12
Gambar 2. (Tanda panah 1) Gambaran foramen mentale yang normal yang dapat dilihat adanya suatu lamina dura yang utuh, sehingga dapat dibedakan dengan lesi periapikal (Tanda panah 2).19
Foramen mentale tidak selalu dapat divisualisasikan dalam radiograf.
Foramen mentale dapat diamati gambarannya pada pemeriksaan rutin radiograf.
Foramen mentale juga terbukti lebih sering terlihat pada mandibula yang edentulous.
Jika tulang alveolar mengalami resorbsi yang nyata dan atrofi, maka kemungkinan letak foramen mentale berada di dekat batas superior dari tulang alveolar. Secara anatomis ada satu foramen mentale pada setiap sisi mandibula yang merupakan tempat lewatnya arteri, vena dan nervus mentalis.6
2.2 Posisi Foramen Mentale
Radiograf dari foramen mentale dapat dlihat sebagai suatu daerah radiolusen oval atau bulat di regio premolar.16 Lokasinya dapat bervariasi sehubungan dengan akar premolar dan gambarannya dapat dijumpai lebih rendah, sama atau lebih tinggi dari apeks akar premolar.6 Berbagai variasi posisi foramen mentale sehubungan dengan akar premolar dapat dilihat pada (Gambar 3.).
2
Gambar 3. Anatomi variasi posisi foramen mentale pada bidang horizontal dalam hubungannya dengan akar gigi. 8 Keterangan: 1: jarak dari foramen mentale ke garis tengah rahang
bawah (perkiraan jarak 28 mm), 2: jarak dari
foramen mentale ke perbatasan inferior (mm 14
sampai 15) mandibula, 3: lokasi foramen mentale pada bidang horizontal dalam kaitannya dengan akar gigi, 4: bentuk foramen mentale dapat bulat atau oval, diameter adalah 1,68-3,5 mm 5: prevalensi lokasi foramen pada bidang horizontal untuk penduduk Kaukasoid, 6: prevalensi lokasi foramen pada bidang horizontal untuk Mongoloid dan orang-orang Afrika.
Pengetahuan foramen mentale bermanfaat dalam hal pemberian anastesi lokal untuk tujuan pembedahan dan perawatan endodonti. Agar dapat melakukan interpretasi radiograf dengan baik, maka pengetahuan mengenai keadaan foramen
mentale yang normal harus dimiliki, dengan menyadari adanya variasi struktural luas
yang masih dalam batas normal.2
Identifikasi dan penentuan lokasi foramen mentale sangat penting dalam kedokteran gigi klinis, di antaranya:
1. Dalam pemberian anestesi lokal untuk blok nervus mentalis arah jarum diarahkan ke tengah-tengah antero-inferior premolar satu dan premolar kedua serta variasi dalam posisi dan jumlah foramen mentale mempengaruhi keefektifan blok
nervus mentalis yang mungkin berkurang. Identifikasi posisi foramen mentale secara
klinis tidak dapat diandalkan dan kurang akurat karena tidak dapat divisualisasikan secara klinis atau teraba secara manual. Sebaliknya deteksi foramen mentale yang bisa dilakukan jauh akurat dengan radiografi periapikal dan computed tomography.
2. Saraf keluar dari foramen mentale menuju ke mandibula bagian anterior kemudian keluar kembali melewati foramen mentale. Tingkat perulangan anterior saraf maksimum 2 mm anterior ke perbatasan anterior dari foramen mentale. Identifikasi tingkat lingkaran foramen mentale pada radiografi panoramik dan mempertimbangkan faktor pembesaran dari radiografi sehingga dapat menilai lokasinya.
3. Operasi ortognatik juga salah satu prosedur penting dilakukan sebagai prosedur bedah estetika. Operasi ortognatik yang berhubungan dengan daerah
foramen mentale adalah genioplasties dan prosedur osteotomy anterior segmental.
Pemotongan osteotomy direncanakan sesuai dengan posisi foramen mentale yang terlihat pada radiografi, dan kadang-kadang pemotongan osteotomy harus dimodifikasi secara bertingkat daripada harus dipotong secara garis lurus.
4. Dalam kasus rahang yang mengalami fraktur pada wilayah parasymphysis, posisi foramen mentale dan keterlibatannya dalam ke daerah fraktur sangat penting. Fraktur pada wilayah parasymphysis yang telah melewati foramen
mentale umumnya menunjukkan pembentukan hematoma dan kehilangan
neurosensorik setelah trauma.
6. Apeks dari premolar yang ditemukan sangat dekat dengan foramen
mentale. Jadi ketika perawatan endodonti, memungkinkan untuk gigi selama
pengisian saluran akar dapat menyebabkan kerusakan dan iritasi pada nervus
mentalis.12
Foramen mentale yang terletak pada korpus mandibula dalam arah vertikal
berada di pertengahan antara batas sebelah bawah mandibula dan krista alveolar serta sering kali dijumpai lebih dekat ke batas sebelah bawah, khususnya pada individu yang lebih muda (Gambar 4.). Saluran yang terbuka pada foramen mentale memiliki arah ke sebelah luar, ke atas dan terbuka pada sudut permukaan mandibula sebelah luar serta tepi foramen tajam pada lingkaran antero-inferior.6
A B C
Gambar 4. Panoramik radiografi menunjukkan variasi dari posisi foramen mentale dalam bidang vertikal dalam hubungannya dengan apeks premolar: Klasifikasi Fishel dkk., A: foramen mentale yang terletak koronal ke puncak, B: foramen mentale yang terletak di puncak, C: foramen mentale yang terletak apikal ke puncak.8
2.3 Peran Radiogafi Terhadap Posisi Foramen Mentale
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi Foramen Mentale
Foramen mentale adalah suatu saluran terbuka pada korpus mandibula.
Melalui foramen mentale dapat keluar pembuluh darah dan saraf, yaitu arteri, vena
dan nervus mentalis yang merupakan cabang nervus alveolaris inferior. Foramen
mentale merupakan salah satu anatomi landmark yang penting untuk memudahkan
pembedahan, anestesi lokal dan prosedur invasif lainnya pada saat dokter gigi
melakukan operasi periapikal pada daerah mental rahang bawah.1−3 Lokasinya dan kemungkinan bahwa anterior loop dari nervus mentalis mungkin muncul di mesial ke
foramen mentale dan perlu dipertimbangkan sebelum dilakukan operasi di daerah
foramen untuk menghindari kerusakan saraf.2,9
Foramen mentale ini terletak bilateral pada anterolateral rahang bawah sampai
ke alveolar margin.2 Nervus mentalis muncul melalui foramen mentale dan
persarafan sensorik dan suplai darah ke jaringan lunak dagu, bibir bawah dan gingiva.
Mandibula terdiri dari dua bagian, yaitu korpus mandibula dan ramus mandibula.
Korpus mandibula adalah bagian horizontal, yang bagian kanan dan kirinya bersatu di
garis tengah untuk membentuk tulang berbentuk “U”, sedangkan ramus mandibula
meninggi ke arah vertikal pada setiap sisi dari bagian posterior korpus mandibula.6
Gambar 1. Gambaran anatomi mandibula dari sisi depan regio kanan18
Lokasi foramen mentale juga berubah seiring dengan perubahan usia. Pada
masa anak-anak sebelum erupsi gigi, biasanya foramen mentale ditemukan lebih
dekat dengan ridge alveolar, ketika gigi sudah mulai erupsi foramen mentale mulai
turun ke tengah-tengah antara margin atas dan batas bawah dan pada orang dewasa
yang sudah mempunyai gigi dalam waktu yang lama, foramen mentale bergerak agak
dekat dengan perbatasan inferior secara relatif. Dalam usia tua akhirnya dengan
hilangnya gigi dan resorpsi edentulous ridge foramen mentale bergerak relatif
menuju ridge alveolar.12
Gambaran foramen mentale kemungkinan dapat menutupi apeks akar gigi,
sehingga dapat disalahartikan sebagai suatu lesi periapikal.16 Namun demikian, suatu
lamina dura yang utuh pada daerah radiolusen dapat mendukung interpretasi yang
Gambar 2. (Tanda panah 1) Gambaran foramen mentale
yang normal yang dapat dilihat adanya suatu lamina dura yang utuh, sehingga dapat dibedakan dengan lesi periapikal (Tanda panah 2).19
Foramen mentale tidak selalu dapat divisualisasikan dalam radiograf.
Foramen mentale dapat diamati gambarannya pada pemeriksaan rutin radiograf.
Foramen mentale juga terbukti lebih sering terlihat pada mandibula yang edentulous.
Jika tulang alveolar mengalami resorbsi yang nyata dan atrofi, maka kemungkinan
letak foramen mentale berada di dekat batas superior dari tulang alveolar. Secara
anatomis ada satu foramen mentale pada setiap sisi mandibula yang merupakan
tempat lewatnya arteri, vena dan nervus mentalis.6
2.2 Posisi Foramen Mentale
Radiograf dari foramen mentale dapat dlihat sebagai suatu daerah radiolusen
oval atau bulat di regio premolar.16 Lokasinya dapat bervariasi sehubungan dengan
akar premolar dan gambarannya dapat dijumpai lebih rendah, sama atau lebih tinggi
dari apeks akar premolar.6 Berbagai variasi posisi
foramen mentale sehubungan
dengan akar premolar dapat dilihat pada (Gambar 3.). 2
Gambar 3. Anatomi variasi posisi foramen mentale pada bidang horizontal dalam hubungannya dengan akar gigi. 8
Keterangan: 1: jarak dari foramen mentale ke garis tengah rahang bawah (perkiraan jarak 28 mm), 2: jarak dari
foramen mentale ke perbatasan inferior (mm 14
sampai 15) mandibula, 3: lokasi foramen mentale
pada bidang horizontal dalam kaitannya dengan akar gigi, 4: bentuk foramen mentale dapat bulat atau oval, diameter adalah 1,68-3,5 mm 5: prevalensi lokasi foramen pada bidang horizontal untuk penduduk Kaukasoid, 6: prevalensi lokasi foramen pada bidang horizontal untuk Mongoloid dan orang-orang Afrika.
Pengetahuan foramen mentale bermanfaat dalam hal pemberian anastesi lokal
untuk tujuan pembedahan dan perawatan endodonti. Agar dapat melakukan
interpretasi radiograf dengan baik, maka pengetahuan mengenai keadaan foramen
mentale yang normal harus dimiliki, dengan menyadari adanya variasi struktural luas
yang masih dalam batas normal.2
Identifikasi dan penentuan lokasi foramen mentale sangat penting dalam
kedokteran gigi klinis, di antaranya:
1. Dalam pemberian anestesi lokal untuk blok nervus mentalis arah jarum
diarahkan ke tengah-tengah antero-inferior premolar satu dan premolar kedua serta
variasi dalam posisi dan jumlah foramen mentale mempengaruhi keefektifan blok
nervus mentalis yang mungkin berkurang. Identifikasi posisi foramen mentale secara
klinis tidak dapat diandalkan dan kurang akurat karena tidak dapat divisualisasikan
secara klinis atau teraba secara manual. Sebaliknya deteksi foramen mentale yang
bisa dilakukan jauh akurat dengan radiografi periapikal dan computed tomography.
2. Saraf keluar dari foramen mentale menuju ke mandibula bagian anterior
kemudian keluar kembali melewati foramen mentale. Tingkat perulangan anterior
saraf maksimum 2 mm anterior ke perbatasan anterior dari foramen mentale.
Identifikasi tingkat lingkaran foramen mentale pada radiografi panoramik dan
mempertimbangkan faktor pembesaran dari radiografi sehingga dapat menilai
lokasinya.
3. Operasi ortognatik juga salah satu prosedur penting dilakukan sebagai
prosedur bedah estetika. Operasi ortognatik yang berhubungan dengan daerah
foramen mentale adalah genioplasties dan prosedur osteotomy anterior segmental.
Pemotongan osteotomy direncanakan sesuai dengan posisi foramen mentale yang
terlihat pada radiografi, dan kadang-kadang pemotongan osteotomy harus
dimodifikasi secara bertingkat daripada harus dipotong secara garis lurus.
4. Dalam kasus rahang yang mengalami fraktur pada wilayah
parasymphysis, posisi foramen mentale dan keterlibatannya dalam ke daerah fraktur
sangat penting. Fraktur pada wilayah parasymphysis yang telah melewati foramen
mentale umumnya menunjukkan pembentukan hematoma dan kehilangan
neurosensorik setelah trauma.
5. Dengan hilangnya gigi di daerah premolar menurunkan resorpsi ridge
alveolar akan menyebabkan hilangnya tulang pada batas atas perubahan posisi relatif
6. Apeks dari premolar yang ditemukan sangat dekat dengan foramen
mentale. Jadi ketika perawatan endodonti, memungkinkan untuk gigi selama
pengisian saluran akar dapat menyebabkan kerusakan dan iritasi pada nervus
mentalis.12
Foramen mentale yang terletak pada korpus mandibula dalam arah vertikal
berada di pertengahan antara batas sebelah bawah mandibula dan krista alveolar serta
sering kali dijumpai lebih dekat ke batas sebelah bawah, khususnya pada individu
yang lebih muda (Gambar 4.). Saluran yang terbuka pada foramen mentale memiliki
arah ke sebelah luar, ke atas dan terbuka pada sudut permukaan mandibula sebelah
luar serta tepi foramen tajam pada lingkaran antero-inferior.6
A B C
Gambar 4. Panoramik radiografi menunjukkan variasi dari posisi foramen mentale
dalam bidang vertikal dalam hubungannya dengan apeks premolar: Klasifikasi Fishel dkk., A: foramen mentale yang terletak koronal ke puncak, B: foramen mentale yang terletak di puncak, C: foramen mentale
yang terletak apikal ke puncak.8
2.3 Peran Radiogafi Terhadap Posisi Foramen Mentale
Radiografi gigi dapat membantu dokter gigi untuk memeriksa struktur
pendukung gigi yang difoto ronsen. Radiografi dalam kedokteran gigi ada dua macam
yaitu, foto intraoral dan ekstraoral. Panoramik merupakan salah satu foto ronsen gigi
ekstraoral yang telah digunakan secara umum di kedokteran gigi untuk mendapatkan
Gambaran panoramik adalah sebuah teknik untuk menghasilkan sebuah
gambaran tomografi yang memperlihatkan struktur fasial mencakup rahang maksila
dan mandibula beserta struktur pendukungnya dengan distorsi dan overlap
17 , 13
minimal
dari detail anatomi pada sisi kontra lateral. Foto ronsen ini dapat digunakan untuk
mengevaluasi gigi impaksi, pola erupsi, pertumbuhan dan perkembangan gigi geligi,
mendeteksi penyakit dan mengevaluasi trauma. Beberapa penelitian telah
memaparkan bahwa foramen mentale dapat lebih mudah dilihat dengan radiografi
panoramik, tetapi dalam beberapa kasus dengan sinar yang terang tidak terlihat.
Dalam hal ini, radiografi panoramik mempunyai keuntungan melebihi
radiograf periapikal. Dengan menggunakan radiografi panoramik dapat diperoleh
gambaran area yang lebih luas sehingga posisi foramen mentale dan hubungannya
dengan jaringan sekitarnya bisa diamati dengan jelas.5 Tetapi penggunaan radiograf
panoramik dan radiograf periapikal sekaligus akan menghasilkan pengamatan yang
lebih meyakinkan (Gambar 7. dan 8.).10
Gambaran panoramik adalah sebuah teknik untuk menghasilkan sebuah gambaran tomografi yang memperlihatkan struktur fasial mencakup rahang maksila
dan mandibula beserta struktur pendukungnya dengan distorsi dan overlap
17 , 13
minimal dari detail anatomi pada sisi kontra lateral. Foto ronsen ini dapat digunakan untuk mengevaluasi gigi impaksi, pola erupsi, pertumbuhan dan perkembangan gigi geligi,
mendeteksi penyakit dan mengevaluasi trauma. Beberapa penelitian telah
memaparkan bahwa foramen mentale dapat lebih mudah dilihat dengan radiografi
panoramik, tetapi dalam beberapa kasus dengan sinar yang terang tidak terlihat.
Dalam hal ini, radiografi panoramik mempunyai keuntungan melebihi radiograf periapikal. Dengan menggunakan radiografi panoramik dapat diperoleh
gambaran area yang lebih luas sehingga posisi foramen mentale dan hubungannya
dengan jaringan sekitarnya bisa diamati dengan jelas.5 Tetapi penggunaan radiograf
panoramik dan radiograf periapikal sekaligus akan menghasilkan pengamatan yang
lebih meyakinkan (Gambar 7. dan 8.).10
Gambar 6. Radiografi periapikal dalam melihat letak foramen mentale21
2.4 Kerangka Konsep
BENTUK
FORAMEN MENTALE POSISI
FORAMEN MENTALE
RAHANG BAWAH KANAN
FORAMEN MENTALE FOTO RADIOGRAFI
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah survey deskriptif dengan pendekatan cross sectional.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Kecamatan Medan Selayang dan Laboratorium Klinik Pramita, pada bulan September 2012 – Desember 2012.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1 Populasi
Masyarakat yang berdomisili di Kecamatan Medan Selayang.
3.3.2 Sampel
Sampel penelitian diperoleh dari populasi penduduk Kecamatan Medan Selayang yaitu Kelurahan Beringin, Kelurahan Padang Bulan Selayang I, Kelurahan Padang Bulan Selayang II, Kelurahan Sempakata, Kelurahan Tanjung Sari, dan Kelurahan Asam Kumbang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sampai jumlah minimal dipenuhi. Kriteria inklusi dan ekslusi diperoleh dengan memberikan
kuesioner untuk memperoleh identitas diri dan pemeriksaan untuk memeriksa gigi
3.3.3 Kriteria Inklusi dan Eksklusi
3.3.3.1 Kriteria Inklusi
Masyarakat yang berdomisili di Kecamatan Medan Selayang, masyarakat yang premolar satu mandibulanya sudah erupsi, masyarakat yang bersedia dilakukan pemeriksaan pada rongga mulutnya untuk melihat keberadaan gigi-gigi posterior
rahang bawah kanan dan menyetujui informed consent.
3.3.3.2 Kriteria Eksklusi
Masyarakat yang kehilangan gigi posterior kanan rahang bawah dan yang menolak untuk difoto ronsen.
3.3.4 Besar Sampel
Perhitungan besar sampel pada penelitian ini menggunakan rumus :
Keterangan :
Pa = proporsi yang diharapkan oleh peneliti = 33% = 0,33
= proporsi dari penelitian sebelumnya = 50% = 0,5
Q = Po - P
d
a
2
= penyimpangan dari nilai populasi yang dapat diterima
3.4 Variabel dan Definisi Operasional
Tabel 1. Variabel dan Definisi Operasional
No Variabel Definisi
Operasional
Cara Pengukuran
Hasil pengukuran Skala
1. Foramen
Ronsen foto Penilaian terhadap
3.5 Metode Pengumpulan Data
Responden diwawancara, lalu dilanjutkan dengan pemeriksaan klinis rongga mulut untuk melihat ada atau tidaknya gigi posterior rahang bawah kanan. Setelah diperoleh data dari responden, dilakukan eliminasi. Pada responden yang terseleksi maka dilanjutkan dengan pemeriksaan radiografi panoramik. Setelah seluruh data diperoleh, maka data diolah oleh ahli statistik untuk memperoleh persentase posisi
dan bentuk foramen mentale.
3.5.1 Survei Lapangan Penelitian
Pelaksanaan survei lapangan di Kecamatan Medan Selayang dengan wawancara dan dan pemeriksaan rongga mulut untuk mendapatkan sampel yang
sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan pada penelitian ini.
3.5.2 Pemeriksaan Gigi Posterior Rahang Bawah Kanan
Pemeriksaan sampel dengan melihat langsung apakah sampel masih memiliki gigi-gigi posterior rahang bawah kanan.
3.5.3 Seleksi Sampel untuk Foto Ronsen Panoramik
Berdasarkan hasil pemeriksaan, semua sampel yang masuk kriteria inklusi dan eksklusi akan dibawa ke Laboratorium Klinik Pramita untuk melakukan pengambilan foto panoramik, kemudian hasil foto ronsen dianalisis (dibaca oleh Laboran).
3.5.4 Foto Ronsen Sampel
Penelitian ini menggunakan teknik radiografi panoramik. Secara radiografi,
dilihat posisi dan bentuk foramen mentale.
3.6 Pengolahan dan Analisis Data
3.7 Alur Penelitian
a. Survey Lapangan Penelitian
Pemilihan responden
Wawancara
Seleksi kriteria sampel yang sesuai untuk penelitian.
b. Pemeriksaan Gigi Posterior Rahang Bawah Kanan
Pemeriksaan gigi posterior rahang bawah kanan
Pengambilan data hasil pemeriksaan
Analisis data
c. Seleksi Sampel untuk Foto Ronsen Panoramik
Seleksi sampel untuk dibawa ke Laboratorium Klinik Pramita
Pengambilan foto ronsen panoramik
Analisis hasil foto ronsen (dibaca oleh Laboran)
3.8 Etika Penelitian
keperluan pengolahan data. Bila calon responden setuju ikut berpartisipasi sebagai responden, maka peneliti akan meminta calon responden untuk menandatangani
BAB 4
HASIL PENELITIAN
4.1 Data Demografi Sampel
Jumlah sampel pada penelitian ini berjumlah 41 orang yang terdiri dari 6 orang laki-laki dan 35 orang perempuan. Dalam penelitian ini, sampel diperiksa gigi posterior rahang bawahnya, sampel yang memiliki gigi posterior rahang bawah atau yang masih memiliki sebagian premolar satu maupun premolar kedua rahang bawah
dironsen untuk melihat posisi dan bentuk dari foramenmentale.
Tabel 2. Data statistik jumlah responden berdasarkan jenis kelamin
Tabel 3. Data statistik jumlah responden berdasarkan umur
Jenis Kelamin Frekuensi (Orang) Persentase (%)
Laki-laki 6 14.6
Perempuan 35 85.4
Total 41 100
Umur Frekuensi (Orang) Persentase (%)
10-30 tahun 3 7.3
31-51 tahun 22 53.7
51-72 tahun 16 39
4.2 Prevalensi Posisi dan Bentuk Foramen Mentale Kanan Mandibula
4.2.1 Posisi Foramen Mentale Kanan Mandibula
Tabel 4. Data statistik posisi dari foramen mentale kanan mandibula
Pada Tabel 4. di atas dapat dilihat bahwa prevalensi posisi foramen mentale
regio kanan mandibula pada masyarakat di Kecamatan Medan Selayang memiliki posisi yang mayoritas berada segaris dengan akar premolar kedua (56.1%), yang diikuti posisi di antara premolar satu dan premolar kedua (24.4%), di antara premolar kedua dan molar satu (17,1%), posisi segaris dengan akar premolar satu (2,4%), posisi segaris dengan akar molar satu (0%) dari total sampel yang berjumlah 41 orang.
4.2.2 Bentuk Foramen Mentale Kanan Mandibula
Pada Tabel 5. dapat dilihat prevalensi bentuk foramen mentale regio kanan
mandibula pada masyarakat di Kecamatan Medan Selayang mayoritas berbentuk oval (61%) dan bulat (39%) yang diperoleh dari total sampel 41 orang.
Kategori Frekuensi (Orang) Persentase (%)
Segaris akar premolar satu 1 2.4
Segaris akar premolar kedua 23 56.1
Di antara akar premolar satu dan premolar kedua
10 24.4
Di antara akar premolar kedua dan molar satu
7 17.1
Segaris akar molar satu 0 0
Tabel 5. Data statistik bentuk dari foramen mentale kanan mandibula
Gambar 7. Posisi dan bentuk foramen mentale. Posisi berada segaris premolar kedua
dan berbentuk oval.
Kategori Frekuensi (Orang) Persentase (%)
Oval 25 61
Bulat 16 39
BAB 5 PEMBAHASAN
Foramen mentale adalah suatu saluran terbuka pada korpus mandibula yang terletak bilateral pada aspek anterolateral dari mandibula sampai ke margin alveolar.
Biasanya foramen mentale terletak di bawah jarak antara premolar satu dan kedua.1−4
Lokalisasi foramen mentale secara radiografi dapat dilihat, tetapi secara klinis sulit
untuk divisualisasi atau dipalpasi.5
Pada penelitian ini dilakukan pengambilan sampel dari masyarakat pada enam kelurahan di Kecamatan Medan Selayang yaitu Kelurahan Beringin, Kelurahan Padang Bulan Selayang I, Kelurahan Padang Bulan Selayang II, Kelurahan Sempakata, Kelurahan Tanjung Sari, Kelurahan Asam Kumbang. Untuk memperoleh identitas dari responden dilakukan dengan wawancara dan pengisian kuesioner. Seleksi sampel juga dilakukan berdasarkan pemeriksaan rongga mulut untuk melihat ada atau tidaknya gigi posterior rahang bawah kanan pada sampel. Lalu setelah dilakukan pemeriksaan, pada sampel yang memenuhi kriteria dilakukan pengambilan foto ronsen panoramik untuk dapat melihat gambaran posisi serta bentuk dari foramen mentale.
Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 41 orang yang terdiri dari 6 orang laki-laki dan 35 orang perempuan. Pada penelitian ini radiografi yang digunakan
adalah radiografi panoramik konvensional, dimana posisi dan bentuk dari foramen
mentale dapat terlihat lebih luas.
Lokasi foramen mentale dapat bervariasi sehubungan dengan akar premolar
dan gambarannya dapat dijumpai lebih rendah, sama atau lebih tinggi dari apeks
premolar.6 Lokasi tersebut dapat dijumpai segaris dengan akar premolar satu, di
antara akar premolar satu dan premolar kedua, di antara premolar kedua dan molar satu, segaris akar molar satu dan segaris akar premolar satu. Berdasarkan hasil
Medan Selayang mayoritas berada pada posisi foramen mentale yang terletak segaris dengan akar premolar kedua mandibula dengan persentase 56,1% (Tabel 4.).
Lokasi foramen mentale juga berubah seiring dengan perubahan usia. Pada
masa anak-anak sebelum erupsi gigi, biasanya foramen mentale ditemukan lebih
dekat dengan ridge alveolar, ketika gigi sudah mulai erupsi foramen mentale mulai
turun ke tengah-tengah antara margin atas dan batas bawah dan pada orang dewasa
yang sudah mempunyai gigi dalam waktu yang lama, foramen mentale bergerak agak
dekat dengan perbatasan inferior secara relatif. Dalam usia tua akhirnya dengan
hilangnya gigi dan resorpsi edentulous ridge foramen mentale bergerak relatif
menuju ridge alveolar.12
Bentuk foramen mentale biasanya oval atau bulat. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa mayoritas bentuk foramen mentale pada masyarakat di
Kecamatan Medan Selayang adalah oval dengan persentase 61% (Tabel 5.).
Dari segi klinis yang perlu diperhatikan dari posisi anatomi foramen mentale
adalah dalam hal pemberian anastesi lokal untuk blok nervus mentalis, posisi dan
jumlah foramen mentale mempengaruhi keefektifan blok nervus mentalis yang
mungkin berkurang. Pada perawatan endodonti, apeks dari premolar yang sangat
dekat dengan foramen mentale dapat membahayakan nervus mentalis dengan
overfilling saluran akar selama perawatan saluran akar dari premolar.12
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Oguz dkk. (2002), mayoritas
posisi foramenmentale berada segaris dengan akar premolar kedua dengan persentase
61,7%.11 Amer dkk. (2004) menyatakan bahwa 47,06% mayoritas posisi foramen
mentale terletak segaris dengan akar premolar kedua.11 Deepa RA dan Sandeep BG
(2011) juga menyatakan bahwa mayoritas posisi foramen mentale terletak segaris
dengan akar premolar kedua sebanyak 81,55%. Osunwoke dkk. (2012) juga
menyatakan hal yang sama, bahwa posisi foramen mentale segaris dengan akar
premolar kedua dengan persentase 54,24%.2
Selain posisi foramen mentale kanan mandibula yang terletak segaris dengan
dan premolar kedua (24,4%), posisi di antara akar premolar kedua dan molar satu (17,1%) dan posisi segaris dengan akar premolar satu (2,4%).
Amer dkk. (2004) dalam penelitiannya menyatakan bahwa 41,18% posisi foramen mentale terletak di antara premolar satu dan premolar kedua, segaris dengan premolar satu sebanyak 11,76% , di antara premolar kedua dan molar satu sebanyak
5,88%.11 Sandeep BG (2011) menyatakan bahwa 7,8% foramen mentale terletak di
antara premolar satu dan premolar kedua, di antara premolar kedua dan molar satu
sebanyak 2,75%, dan segaris dengan akar molar satu sebanyak 7,9%.2 Osunwoke
dkk. (2012) mendapatkan bahwa 25,42% foramen mentale terletak di antara premolar
satu dan premolar kedua, di antara premolar kedua dan molar satu sebanyak 15,25%
dan pada molar satu sebanyak 5,08%.15
Igbigbi dan Lebona (2005) dalam penelitiannya mendapatkan bahwa
mayoritas bentuk foramenmentale adalah oval.8 Fabian FM (2007) juga menyatakan
bahwa mayoritas bentuk foramen mentale pada individu Tanzania adalah oval dengan
persentase 54%. 8
Selain bentuk oval dari foramen mentale yang mayoritas didapat, juga dijumpai
bentuk bulat dengan persentase 39%. Mbajiorgu dkk. (1998) mendapatkan bahwa
43,8% bentuk foramen mentale pada penduduk Zimbabwe berbentuk bulat.8 Hal
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Prevalensi posisi foramen mentale regio kanan mandibula pada
Masyarakat di Kecamatan Medan Selayang mayoritas terletak segaris dengan akar premolar kedua dengan persentase 56,1%, diikuti posisi di antara akar premolar satu dan premolar kedua dengan persentase 24,4%, selanjutnya posisi di antara akar premolar kedua dan molar satu dengan persentase 17,1% dan posisi terakhir terletak segaris dengan akar premolar satu dengan persentase 2,4% dari total sampel 41 orang.
2. Prevalensi bentuk foramen mentale regio kanan mandibula pada
Masyarakat di Kecamatan Medan Selayang mayoritas berbentuk oval dengan persentase 61% dan berbentuk bulat dengan persentase 39% dari total sampel 41 orang.
6.2 Saran
1. Diharapkan adanya penelitian yang sama pada Kecamatan yang berbeda. 2. Diharapkan pada penelitian selanjutnya dilakukan pada sampel yang
DAFTAR PUSTAKA
1. Gupta S, Soni JS. Study of anatomical variations and incidence of mental
foramen and accessory mental foramen in dry human mandibles. National J of Med Res 2012; 2 : 28-30.
2. Agarwal DR, Gupta SB. Morphometric analysis of mental foramen in human
mandibles of South Gujarat. People’s J of Scien Res 2011; 4: 16.
3. T. Hasan. Characteristics of the mental foramen in different populations.
4. Singh R, Srivastav AK. Study of position, shape, size and incidence of mental
foramen and accessory mental foramen in Indian adult human skulls. Int. J. Morphol 2010; 28(4):1141-6.
The Internet Journal of Biological Anthropology 2011; 4(2).
5. Al-Faleh W, Zahrani AA. Observer agreement in the radiographic assessment
of mental foramen appearance on panoramic radiographs. Depart of Oro-maxillofacial Surgery and Diagnostic Oral Science, Division of Oromaxillofacial Radiology, College of Dentistry King Saud University.
6. Manja, Cek D. Posisi foramen mentale berdasarkan jenis kelamin dilihat
melalui radiografi. Dentika Dent J 2006; 11 : 16-9.
7. Juodzbalys G, Wang HL. Guidelines for the identification of the mandibular
vital structures : Practical clinical applications of anatomy and radiological
examination methods. J of Oral & Maxillofacial Res 2010; 1: 6-7.
8. Juodzbalys G, Wang HL, Sabalya G. Anatomy of mandibular vital structures.
Part II : Mandibular incisive canal, mental foramen and associated
neurovascular bundles in relation with dental implantology. J of Oral &
Maxillofacial Res2010; 1: 3-5.
9. Greenstein G, Tamow D. The mental foramen and nerve : Clinical and
10.Ngeow WC, Yuzawati Y. The location of the mental foramen in a selected Malay population. J of Oral Science 2003; 45 : 171-5.
11.Smajilagi A, Dilberovi F. Clinical and anatomy study of the human mental
foramen. Bosnian Journal of Basic Medical Science 2004; 4 (3): 15-23.
12.Aher V, Pillai P, Alil FM. Anatomical position of mental foramen: A review.
Global Journal of Medical and Public Health 2012; 1 (1): 49-52.
13.Alihalih. Tingkat keberhasilan foto radiografi panoramik ditinjau dari segi
processingnya di laboratorium klinik Kanaka Manado.
14.Amorim MM, prado FB, Borini CB. The mental foramen position in dentate
and edentulous Brazilian's mandible. Int. J. Morphol 2008; 26(4):981-987.
15.Osunwoke E , Amah-Tariah FS , Sapira M, Okwuone C. Position, direction
and size of the mental foramina of the mandibles of adult male Southern Nigerians. The Internet Journal of Biological Anthropology 2012; 5(1).
16.Iannucci JM, Howerton LJ. Normal anatomy: intraoral films. In: Rudolph P,
pendill J. eds. Dental radiography principles and techniques, 3th ed., Philadelphia: WB Saunders Co., 2006: 385.
17.Iannucci JM, Howerton LJ. Panoramic radiography. In: Rudolph P, pendill J.
eds. Dental radiography principles and techniques, 3th ed., Philadelphia: WB Saunders Co., 2006: 306.
18.Mashaly.
Desember 2011)
19. Navydent.
lesions-description-in.html (9 Oktober 2011).
20.Annynomous.
21. S hawnee
LAMPIRAN 2
LEMBAR DATA PERSONIL PENELITI
PENELITI UTAMA:
Nama : Wilan Dita Nesyia
Jenis Kelamin : Perempuan
Jurusan/Fakultas/Pusat Penelitian : Radiologi Dental FKG
Departemen : Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara Jl. Alumni No.2 Kampus USU Medan – 20155
Tempat/ Tanggal Lahir : Padang / 14 Februari 1965
2. Dewi Kartika, drg
Tempat / Tanggal Lahir : Padang Sidempuan / 1 September 1986.
3. Leni Khairani Irawan
Tempat / Tanggal Lahir : Tanjung Beringin/ 1 Desember 1991
2. Siti Firdhanty TH
Tempat / Tanggal Lahir : Tebing Tinggi/ 27 Desember 1991
Tempat / Tanggal Lahir : Kreung Geukuh/ 12 Oktober 1990
4. Nabilah Khairiyah
Tempat / Tanggal Lahir : Medan/ 9 November 1991
5. Jasween Kaur
Tempat / Tanggal Lahir : Tebing Tinggi/ 24 April 1990
6. Ruth Marina
Tempat / Tanggal Lahir : Jakarta/ 12 Maret 1991
7. Savena a/p Bala Kumar
Tempat / Tanggal Lahir : Kuala Lumpur Malaysia/ 4 Oktober 1990
8. Subadra Devi a/p Devandaran
LAMPIRAN 3
1. Alat-alat
ANGGARAN PENELITIAN
• Sonde : 10 @ Rp 20.000,- : Rp 200.000,-
• Kaca mulut :10 @ Rp 25.000,- : Rp 250.000,-
• Probe periodontal : 10 @ Rp 25.000,- : Rp 250.000,-
• Masker : 1 @ Rp 32.000,- : Rp 32.000,-
• Sarung tangan : 2@ Rp 35.000,- : Rp 70.000,-
2. Bahan-bahan
• Antiseptik : 3 @ Rp 25.000,- : Rp 75.000,-
• Tisu : 2 @ Rp 12.000,- : Rp 24.000,-
3. Persiapan : Rp 150.000,-
4. Biaya foto panoramik : 130 @ Rp 60.000,- : Rp7.800.000,-
5. Biaya transpotasi : Rp 600.000,-
6. Biaya akomodasi : Rp 6.500.000,-
7. Biaya fotokopi lembar pemeriksaan : Rp 100.000,-
8. Biaya seminar :2@Rp 300.000,- : Rp 600.000,-
9. Biaya penggandaan proposal dan hasil penelitian : Rp 120.000,-
10. Biaya lain-lain : Rp 500.000.-
+
LAMPIRAN 4
No
JADWAL PENELITIAN
Kegiatan
WAKTU PENELITIAN
Agustus September Oktober November Desember
1. Pembuatan
Penelitian Minggu II,
LAMPIRAN 5
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
BAGIAN RADIOLOGI DENTAL
LEMBAR BIODATA RESPONDEN
1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis Kelamin : Pria / Wanita
LAMPIRAN 6
LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN
Selamat pagi Bapak/Ibu, perkenalkan nama saya Wilan Dita Nesyia. Saya adalah mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan kedokteran gigi di Fakultas
Kedokteran Gigi USU Medan, ingin melakukan penelitian tentang ” Posisi Foramen
Mentale Regio Kanan Mandibula Ditinjau Secara Radiografi Panoramik pada
Masyarakat di Kecamatan Medan Selayang”
Pada kesempatan ini, saya ingin agar Bapak/Ibu mengetahui dan memahami tujuan serta manfaat penelitian, sehingga memahami apa yang akan dilakukan, diperiksa dan didapatkan sebagai hasil penelitian ini. Dengan demikian, kami berharap Bapak/Ibu bersedia ikut dalam penelitian sebagai subjek penelitian dan kami percaya bahwa partisipasi ini akan bermanfaat bagi Anda.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran radiografi (ronsen foto)
bentuk maupun lokasi foramen mentale (lubang kecil di bawah akar gigi belakang
rahang bawah) pada gigi rahang bawah.
Manfaat penelitian ini adalah mampu memberikan informasi tentang variasi
bentuk maupun lokasi foramen mentale (lubang kecil di bawah akar gigi belakang
rahang bawah) pada masyarakat Medan, khususnya pada masyarakat di Kecamatan Medan Selayang, sehingga dapat menjadi panduan apabila dilakukan penyuntikan anastesi (obat bius) untuk melakukan perawatan gigi rahang bawah.
Pemeriksaan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Bapak/Ibu menjalani sesi wawancara dan dilakukan pemeriksaan untuk melihat apakah masih ada/tidak gigi belakang rahang bawah yang dilakukan dengan menggunakan alat kaca mulut.
Pada penelitian ini Bapak/Ibu tidak dikenakan biaya atau gratis dan tidak
sendiri Wilan Dita Nesyia dan didampingi beberapa temen rekan mahasiswa Kedokteran Gigi USU Medan.
Jika Anda bersedia, surat pernyataan kesediaan menjadi subjek penelitian terlampir harap ditandatangani secara sadar dan tanpa paksaan dan dikembalikan kepada tim peneliti. Perlu diketahui bahwa surat kesediaan tersebut tidak mengikat dan Anda dapat mengundurkan diri dari penelitian ini kapan saja selama penelitian ini berlangsung. Apabila terjadi keluhan seperti kemerah-merahan akibat penelitian ini maka Bapak / Ibu dapat menghubungi alamat di bawah ini:
Wilan Dita Nesyia
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara
Jalan Alumni No.2 Kampus USU Medan 20155
Telp : 085260251402
Demikian, mudah-mudahan keterangan saya d iatas dapat dimengerti dan atas kesediaan Anda untuk berpartisipasi dalam penelitian ini saya ucapkan terima kasih.
Medan, September 2012
LAMPIRAN 6
LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN
(INFORMED CONSENT)
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
Alamat :
Telepon/Hp :
Setelah mendapat penjelasan, dengan kesadaran dan tanpa paksaan mengenai penelitian dan paham akan apa yang akan dilakukan, diperiksa, didapatkan pada penelitian yang berjudul:
” Posisi Foramen Mentale Regio Kanan Mandibula Ditinjau Secara
Radiografi Panoramik pada Masyarakat di Kecamatan Medan Selayang”
Maka dengan surat ini menyatakan setuju menjadi subjek pada penelitian ini secara sadar dan tanpa paksaan.
Medan, ... Yang menyetujui,
Subjek penelitian
LAMPIRAN 7
HASIL PERHITUNGAN SPSS
Frequency Table
Umur
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Posisi Foramen Mental
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent