SUSHI
KERTAS KARYA
Dikerjakan
O L E H
FAHRIZAL AZMY NIM: 082203027
PROGRAM STUDI BAHASA JEPANG DIII FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
SUSHI KERTAS KARYA
Kertas Karya ini diajukan kepada Panitia Ujian Program Pendidikan Non- Gelar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan, untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III dalam bidang Studi Bahasa Jepang.
Dikerjakan
OLEH:
LENNY P. RAJAGUKGUK NIM: 0822030037
Pembimbing, Pembaca,
Drs. Nandi.S M. Pujiono, SS, M. Hum Nip.196008221988031002 Nip. 196910112002121001
PROGRAM STUDI BAHASA JEPANG DIII FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
PENGESAHAN
Diterima Oleh
Panitia Ujian Program Pendidikan Non- Gelar Sastra Budaya
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan,
Untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III dalam bidang
studi Bahasa Jepang.
Pada :
Tanggal :
Hari :
Program Diploma Sastra Budaya
Disetujui oleh:
Program Diploma Sastra dan Budaya
Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara
Medan
Program studi D III Bahasa Jepang
Ketua Program Studi
Zulnaidi, SS, M. Hum
Nip. 196708072004011001
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah
melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini
guna untuk melengkapi syarat untuk mencapai gelar Ahli Madya pada Universitas
Sumatera Utara. Adapun judul kertas karya ini adalah “Sushi”.
Penulis menyadari bahwa kertas karya ini jauh dari sempurna, baik dari
pengkajian kalimat, penguraian materi, dan pembahasan masalah. Tetapi berkat
dan bimbingan berbagai pihak penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini.
Dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu terutama kepada:
1. Bapak Dr. Syahron Lubis,M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Zulnaidi,S.S.,M.Hum. selaku Ketua Program Studi Diploma III Bahasa
Jepang, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Nandi S. selaku dosen pembimbing yang telah bersedia
meluangkan waktu dan pikirannya untuk membimbing dan memberikan
petunjuk kepada penulis dalam menyelesaikan kertas karya ini.
4. Bapak Muhammad Pujiono,S.S.,M.Hum. selaku dosen pembaca yang telah
bersedia meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan kepada penulis
dalam menyelesaikan kertas karya ini.
5. Bapak Drs. Amin Sihombing selaku dosen wali penulis serta seluruh staf
bimbingan, dan ilmu yang diberikan kepada penulis selama duduk di bangku
perkuliahan.
6. Teman-teman yang selalu menemani penulis selama masa perkuliahan dan
memberikan keceriaan di hari-hari penulis.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan atas semua bantuan
yang telah diberikan kepada penulis. Akhirnya penulis berharap semoga kertas
karya ini dapat menambah dan memperluas pengetahuan kita semua, terima kasih.
Medan, Juni 2011
( Fahrizal Azmy)
RINGKASAN
SUSHI
Salah satu makanan Jepang yang sangat digemari oleh banyak orang baik
dari luar Jepang maupun dari orang Jepang sendiri adalah sushi. Sushi adalah
makanan Jepang yang terdiri dari nasi yang dibentuk bersama makanan laut
(neta), daging, sayuran mentah atau sudah dimasak. Nasi Sushi memiliki rasa
masam yang lembut karena dibumbui campuran cuka beras, garam, dan gula.
Dalam bahasa Jepang, sebutan untuk penjual Sushi tradisional yang
menyiapkan sushi untuk makan di tempat atau layanan pesan-antar adalah
Sushi-ya. Sushi memiliki beragam jenis dan bentuk sehingga menarik perhatian para
pecinta kuliner untuk menyicipi makanan khas Jepang tersebut. Sushi juga
dihidangkan dengan bentuk yang berbeda-beda pada saat acara berbeda serta
musim yang berbeda.
Nigirizushi dikenal di Jepang sejak Zaman Edo. Sebelum Zaman Edo,
sebagian besar sushi yang dikenal di Jepang adalah Oshizushi (sushi yang
dibentuk dengan cara ditekan-tekan didalam wadah kayu persegi). Pada zaman
dulu, orang Jepang dapat dikatakan orang yang sangat kuat makan karena sushi
yang dihidangkan selalu dalam porsi besar.
Pada periode akhir Zaman Edo, di Jepang mulai dikenal bentuk awal dari
nigirizushi. Namun, ukuran porsi nigirizushi sudah dikurangi agar lebih mudah
dinikmati. Salah satu ahli sushi menciptakan sushi jenis baru yang sekarang
Pada masa itu, teknik pendinginan ikan masih belum maju. Akibatnya, ikan yang
diambil dari laut sekitar Jepang harus diolah terlebih dahulu agar tidak rusak saat
dijadikan sushi.
Ahli sushi (sushi shokunin) merupakan sebutan terhormat bagi ahli
pembuat sushi di restoran sushi tradisional. Di Jepang, ahli sushi merupakan
profesi terhormat dengan penghasilan tinggi. Ahli sushi pada umumnya adalah
pria, dan wanita hampir tidak pernah diberi kesempatan untuk menjadi ahli sushi.
Sushi pada umumnya digolongkan berdasarkan bentuk nasi, antara lain
nigirizushi, oshizushi, chirashizushi, inarizushi, dan narezushi.
Sushi merupakan makanan Jepang yang sangat mudah didapat dan cukup
mudah untuk membuatnya. Sushi memiliki rasa yang masam yang lembut karena
di campur dengan cuka beras, gula dan garam kedalamnya. Kemudian nasi
tersebut dicampur dan dibentuk dengan kepalan tangan. Sushi kemudian diberi
neta yakni berupa bahan-bahan mentah maupun masak. Neta biasanya berupa
makanan laut, daging dan sayuran. Neta tersebut kemudian disesuaikan dengan
besar kepalan nasi yang telah dibuat.
Neta berupa makanan laut dan daging pada umumnya diletakkan di atas
nasi, sedangkan neta berupa sayuran seperti nori (rumput laut kering) biasanya
menjadi pembungkus nasi berbentuk roll dan dipotong menjadi beberapa bagian
yang kemudian dihias lagi dengan berbagai bahan lainnya seperti telur ikan
salmon.
Tetapi ada juga sushi yang dibungkus dengan nori (rumput laut kering) dan
Setiap tanggal 3 Maret di seluruh wilayah Jepang diadakan Hina Matsuri
yakni festival boneka untuk anak perempuan. Festival ini awalnya berasal dari
budaya China, dan mulai dirayakan di Jepang pada zaman Heian (794-1192).
Pada hari itu keluarga yang memiliki anak perempuan berdo’a ke kuil Shinto.
Memohon kesuksesan, kebahagian hidup dan kesehatan untuk anak perempuan
mereka. Bila anak perempuannya telah beranjak dewasa, mereka pun memohon
agar anak perempuan itu mendapat jodoh dalam waktu dekat.
Dulu, para orang tua, anak perempuan bahkan kakek-nenek
bahu-membahu membuat boneka dari kertas washi. Tepat di hari puncak perayaan,
mereka memasukkan boneka itu kedalam sebuah kapal kecil, menaruhnya
disungai dan mengalirkannya ke laut. Mereka percaya dengan begitu semua
kejelekan, nasib buruk dan energi negatif juga terbawa oleh boneka itu ke laut.
Tapi sepertinya hal ini sudah mulai jarang dilakukan. Setelah itu mereka
berkumpul dan mengadakan pesta keluarga di rumah. Kakek-nenek dan orang tua
memberi hadiah untuk anak perempuan. Umumnya hadiah itu berupa mainan, dan
yang paling sering diberikan adalah boneka.
Arare, sejenis panganan dari tepung beras dan Chirasi Sushi adalah
makanan yang wajib ada di pesta itu. Di Kyoto orang-orang juga menyantap kue
Mochi yang berwarna merah jambu dan dibungkus daun sakura dalam pesta Hina
matsuri. Sedangkan minuman yang disajikan adalah amazake yakni sake manis
tanpa alkohol yang terbuat dari fermentasi beras.
Mulai pertengahan Februari biasanya rumah-rumah orang yang memiliki
warna untuk anak perempuan. Bunga peach blossom menjadi hiasan utama. Orang
Jepang mengganggap Peach blossom sebagai lambang feminin dan kebahagian
rumah tangga.
Boneka Hina pun di keluarkan dan dipajang di ruangan paling bagus di rumah.
Boneka Hina yang sudah ada sejak zaman Edo (abad 17-19) ini terdiri atas 15
buah. Tempat pajangannya berupa undak-undakan yang dilapisi kain felt warna
merah. Undakan-undakan itu berjumlah 5 atau 7.
Pada malam tanggal 4 Maret boneka itu harus segera disimpan kembali.
Ada kepercayaan yang beredar di masyarakat, bila boneka Hina terlambat
disimpan maka anak gadis di rumah itu tidak akan mendapat jodoh sampai pesta
Hina Matsuri tahun depan.
Jenis-jenis sushi pada Hina Matsuri:
c. Hamaguri-Zushi atau sushi kerang.
Sushi ini dihidangkan pada perayaan Hina Matsuri dan merupakan
hidangan khas pada perayaan Hina Matsuri. Sushi ini menjadi khas pada
perayaan Hina Matsuri karena bentuknya yang manis dan warna pada
berasnya yang disesuaikan dengan kegemaran anak perempuan.
d. Chirasizushi
Jenis hidangan ini dibuat untuk acara istimewa seperti perayaan Hina
Matsuri. Seperti halnya hamaguri-Zushi, Chirasizushi juga ditata sedemikian
rupa sehingga menjadi sangat manis baik bentuk maupun warnanya yang
warna merah muda sehingga sushi ini menjadi hidangan yang khas pada
perayaan Hina Matsuri.
Sushi memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:
e. Menghilangkan stres karena protein yang terkandung dalam ikan dan rumput
laut berpotensi untuk menghilangkan stres. Selain itu, sushi juga dapat
mengatur kadar stress dalam tubuh karena hampir semua jenis ikan
mengandung vitamin B, terutama B6 dan B12 yang dapat menciptakan zat
kesenangan yang diproduksi oleh otak. Sementara itu, rumput laut
mengandung panthotenic acid (vitamin B5) yang sangat penting untuk
mengatur kadar stress dalam tubuh.
f. Dapat menurunkan tekanan darah yang tinggi karena sushi mengandung
omega 3 yang berfungsi menurunkan tekanan darah yang tinggi.
g. Hamagurizushi sangat berguna untuk pertumbuhan dan sebagai zat untuk
membentuk energi karena kandungan telur yang terdapat didalam sushi
tersebut. Sedangkan chirashizushi dapat menghilangkan stres karena protein
yang terkandung dalam ikan pada sushi tersebut berpotensi untuk
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Alasan Pemilihan Judul
Masakan Jepang (日本料理nihon ryōri, nippon ryōri) adalah makanan
yang dimasak dengan cara memasak yang berkembang di Jepang dan
menggunakan bahan-bahan makanan yang diambil dari wilayah Jepang dan
sekitarnya. Dalam Bahasa Jepang, makanan Jepang disebut dengan Nihonshoku
atau Washoku.
Makanan Jepang sangat populer di negara-negara di luar Jepang. Hal ini
dapat dilihat dari banyaknya restoran-restoran Jepang yang terdapat di berbagai
negara, sehingga terjadilah berbagai modifikasi makanan tersebut dan disesuaikan
dengan bahan-bahan yang ada disekitar dan selera masyarakatnya dengan tidak
mengurangi dasar-dasar makanan Jepang itu sendiri. Berbagai masakan yang
sangat populer di negara luar Jepang termasuk Indonesia sendiri adalah Sushi,
Tempura, Shabu-shabu dan Sukiyaki.
Masakan dan makanan Jepang tidak harus berupa makanan yang sudah
dimakan orang Jepang secara turun temurun. Makanan orang Jepang
berbeda-beda menurut zaman, tingkat sosial, dan daerah tempat tinggal. Cara memasak
makanan Jepang banyak meminjam cara memasak dari negara-negara Asia Timur
dan negara-negara Barat. Di zaman sekarang ini, definisi makanan Jepang adalah
semua makanan yang dimakan oleh orang Jepang dan makanan tersebut bukan
mengacu pada berbagai jenis makanan yang khas Jepang. Makanan yang sudah
sejak lama dan secara turun temurun dimakan orang Jepang, tetapi tidak khas
Jepang tidak bisa disebut sebagai makanan Jepang. Makanan seperti Gyudon dan
Nikujaga merupakan contoh makanan Jepang karena menggunakan bumbu khas
Jepang seperti Shouyu, Dashi, dan Mirin.
Makanan yang dijual di rumah makan Jepang seperti penjual soba dan
warung makan kappou juga disebut makanan Jepang, tetapi makanan yang
mengandung daging sapi sering dianggap bukan makanan Jepang karena
kebiasaan makan daging baru dimulai sejak Restorasi Meiji sekitar 130 tahu yang
lalu. Menurut orang diluar Jepang, berbagai masakan dari daging sapi seperti
Sukiyaki dan gyudon termasuk makanan Jepang dalam arti luas. Bila masakan
yang dibuat dari bahan makanan yang baru dikenal oleh orang Jepang ikut
digolongkan sebagai makanan Jepang, maka definisi masakan Jepang adalah
makanan yang dimasak dengan bumbu khas Jepang. Masakan Jepang sering
merupakan perpaduan dari berbagai bahan makanan dan masakan dari berbagai
negara. Parutan lobak yang sering dicampur pada saus sewaktu memakan Bistik
atau Hamburg Steak, dan Salad dengan dressing parutan lobak merupakan contoh
perpaduan antara makanan Barat dengan penyedap khas Jepang. Saus spaghetti
yang dicampur dengan mentaiko, tarako, natto, daun shiso atau umeboshi
merupakan contoh makanan Barat yang dinikmati bersama bahan makanan yang
telah akrab dengan lidah orang Jepang. Bistik dengan parutan lobak sebenarnya
tidak dapat disebut sebagai makanan Jepang melainkan Bistik ala Jepang (wafuu
menyebut makanan yang lazim ditemukan dan dimakan di Jepang, tetapi dimasak
dengan cara memasak dari luar Jepang.
Pada umumnya, bahan-bahan masakan Jepang berupa beras, hasil
pertanian (sayuran dan kacang-kacangan), dan masakan laut. Bumbu berupa dashi
yang terbuat dari konbu, ikan dan shiitake, ditambah miso dan shouyu. Berbeda
dengan masakan dari negara lain, masakan Jepang sama sekali tidak
menggunakan bumbu berupa rempah-rempah dari biji-bijian (merica) atau
penyedap yang mengandung biji (seperti cabai) yang harus ditumbuk atau
dihaluskan. Masakan Jepang juga tidak mengandung bumbu yang berbau tajam
seperti bawang putih. Kacang kedelai merupakan bahan utama makanan olahan.
Penyedap biasanya berupa sayur-sayuran yang beraroma harum yang
dipotong-potong halus atau diparut. Masakan Jepang umumnya rendah lemak, tapi
mengandung kadar garam yang tinggi.
Salah satu makanan Jepang yang sangat digemari oleh banyak orang baik
dari luar Jepang maupun dari orang Jepang sendiri adalah sushi. Sushi adalah
makanan Jepang yang terdiri dari nasi yang dibentuk bersama makanan laut (neta)
berupa makanan laut, daging, sayuran mentah atau sudah dimasak. Nasi Sushi
memiliki rasa masam yang lembut karena dibumbui campuran cuka beras, garam,
dan gula.
Dalam bahasa Jepang, sebutan untuk penjual Sushi tradisional yang
menyiapkan sushi untuk makan di tempat atau layanan pesan-antar adalah
Sushi-ya. Restoran sushi dengan piring-piring berisi sushi yang diletakkan diatas meja
swalayan, toko serba ada, dan toko penjual ikan segar. Jaringan toko yang
menjual sushi dalam kemasan untuk dibawa pulang ke rumah juga bisa dijumpai
di seluruh Jepang.
Di Indonesia, sushi sering dijumpai di beberapa toko swalayan terkemuka
di bagian ikan segar, selain itu juga dapat dijumpai di restoran yang menyediakan
menu makanan Jepang, dan sering dimasukkan kedalam menu bersama-sama
dengan masakan Jepang lainnya.
Sushi memiliki beragam jenis dan bentuk sehingga menarik perhatian para
pecinta kuliner untuk mencicipi makanan khas Jepang tersebut. Sushi juga
dihidangkan dengan bentuk yang berbeda-beda pada saat acara berbeda serta
musim yang berbeda pula. Hal tersebutlah yang membuat penulis menjadi sangat
tertarik terhadap sushi dan sekaligus menjadikan sushi sebagai bahan penelitian
untuk kertas karya ini. Selain itu penulis juga ingin mengetahui lebih banyak lagi
segala sesuatu tentang sushi beserta jenis-jenisnya.
1.2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulis memilih judul Sushi dalam penyusunan kertas karya
ini adalah:
1. Untuk mengetahui asal mula sushi serta perkembangannya di masa sekarang
ini.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis dan bahan sushi serta penggunaannya di
3. Untuk mengetahui sesuatu yang dihidangkan khusus dalam festival Hina
Matsuri.
1.3 Batasan Masalah
Penulis akan memfokuskan pembahasan hanya pada sushi pada festival
Hina Matsuri. Untuk mendukung pembahasan akan dikemukakan tentang sushi
secara umum yang meliputi sejarah, jenis dan cara pembuatan sushi.
1.4 Metode Penulisan
Dalam penyusunan kertas karya ini penulis menggunakan metode penelitian
kepustakaan (Library Research) yakni dengan cara memanfaatkan sumber-sumber
bacaan yang ada yakni berupa buku sebagai referensi yang berkaitan dengan
pokok permasalahan yang dibahas kemudian dirangkum dan dianalisa serta
dideskripsikan ke dalam kertas karya ini. Selain itu, penulis juga memanfaatkan
Informasi Teknologi Internet sebagai referensi tambahan agar data yang
BAB II
GAMBARAN UMUM TENTANG SUSHI
2.1 Sejarah Sushi
Konon kebiasaan mengawetkan dengan menggunakan beras dan cuka
berasal dari daerah pegunungan di Asia Tenggara. Istilah sushi berasal dari bentuk
tata bahasa kuno yang tidak lagi dipergunakan dalam konteks lain. Secara harfiah,
sushi berarti berasa masam, yakni suatu gambaran mengenai proses fermentasi
dalam sejarah. Dasar ilmiah di balik proses fermentasi ikan yang dikemas di
dalam nasi ialah bahwa cuka yang dihasilkan dari fermentasi nasi menguraikan
asam amino dari daging ikan. Hasilnya ialah salah satu dari lima rasa dasar, yang
disebut umami dalam bahasa Jepang.
Nigirizushi dikenal di Jepang sejak Zaman Edo. Sebelum Zaman Edo,
sebagian besar sushi yang dikenal di Jepang adalah Oshizushi (sushi yang
dibentuk dengan cara ditekan-tekan didalam wadah kayu persegi). Pada zaman
dulu, orang Jepang dapat dikatakan orang yang sangat kuat makan karena sushi
yang dihidangkan selalu dalam porsi besar. Sushi sebanyak 1 kan (1 porsi) setara
dengan 9 kan (9 porsi) sushi zaman sekarang, atau kira-kira sama dengan 18 kepal
sushi (360 gram). Salah satu sushi zaman dulu yang disebut ikkanzushi memiliki
neta yang terdiri dari 9 jenis makanan laut atau lebih.
Pada periode akhir Zaman Edo, di Jepang mulai dikenal bentuk awal dari
nigirizushi. Namun, ukuran porsi nigirizushi sudah dikurangi agar lebih mudah
sekarang disebut edomaezushi. Namun ukuran sushi ciptaannya besar-besar
seperti Onigiri. Pada masa itu, teknik pendinginan ikan masih belum maju.
Akibatnya, ikan yang diambil dari laut sekitar Jepang harus diolah terlebih dahulu
agar tidak rusak saat dijadikan sushi.
Sampai tahun 1970-an, sushi masih merupakan makanan yang mewah
karena rakyat biasa di Jepang memakan sushi hanya untuk merayakan acara-acara
khusus, dan terbatas hanya pada sushi pesan-antar. Dalam manga sering
digambarkan pegawai kantor yang pulang tengah malam ke rumah dalam keadaan
mabuk. Oleh-oleh yang dibawa untuk menyogok istri yang menunggu di rumah
adalah sushi. Walaupun rumah makan kaitenzushi yang pertama telah dibuka pada
tahun 1958 di Osaka, penyebarannya ke daerah-daerah lain di Jepang memakan
waktu yang cukup lama. Makan sushi sebagai acara seluruh keluarga terwujud di
tahun 1980-an sejalan dengan makin meluasnya kaitenzushi. Keberhasilan
kaitenzushi mendorong perusahaan makanan untuk memperkenalkan berbagai
macam bumbu sushi instan yang memudahkan ibu rumah tangga membuat sushi
di rumah. Chirashizushi atau temakizushi dapat dibuat dengan bumbu instan
ditambahkan dengan nasi, makanan laut, tamagoyaki, dan nori.
Ahli sushi (sushi shokunin) merupakan sebutan terhormat bagi ahli
pembuat sushi di restoran sushi tradisional. Di Jepang, ahli sushi merupakan
profesi terhormat dengan penghasilan tinggi. Ahli sushi pada umumnya adalah
pria, dan wanita hampir tidak pernah diberi kesempatan untuk menjadi ahli sushi.
Di restoran sushi, jenis kelamin laki-laki adalah syarat tidak tertulis untuk menjadi
pada kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan perempuan. Walaupun demikian,
alasan yang yang lebih masuk akal adalah suhu tubuh pria yang umumnya lebih
rendah dari suhu tubuh wanita. Perubahan fisiologis setiap bulan yang dialami
wanita menyebabkan wanita tidak sesuai untuk memegang makanan laut mentah
yang rasa dan warnanya mudah dipengaruhi oleh suhu tubuh orang yang
memegangnya.
Di Jepang, ahli sushi wanita umumnya tidak disukai pengunjung restoran
sushi. Selain itu, pertimbangan higienis yang tidak jelas asal-usulnya menjadikan
ahli sushi tetap didominasi oleh pria. Walaupun demikian, wanita ahli sushi mulai
banyak dipekerjakan di kaitenzushi. Mereka dilarang keras menggunakan
kosmetik yang mengandung parfum atau mengecat kuku.
2.2 Jenis-jenis Sushi
Sushi pada umumnya digolongkan berdasarkan bentuk nasi, antara lain
nigirizushi, oshizushi, chirashizushi, inarizushi, dan narezushi.
a. Nigirizushi
Nigirizushi adalah makanan laut segar (pada umumnya mentah) yang
diletakkan di atas nasi yang dibentuk dengan menaruh nasi di telapak tangan
yang satu dan membentuknya dengan jari-jari tangan yang lain. Nori sering
dipakai untuk mengikat neta agar tidak terlepas dari nasi. Lauk yang
diletakkan di atas sushi juga bisa dalam keadaan matang seperti tamagoyaki
Pada mulanya, edozushi adalah sebutan untuk sushi yang menggunakan
hasil laut teluk Tokyo, akan tetapi sekarang lebih cenderung disebut dengan
nigirizushi. Di Hokkaido yang terkenal dengan hasil lautnya, istilah namazushi
(sushi mentah) dipakai untuk sushi dengan neta mentah. Istilah ini dipakai
untuk membedakannya dari sushi asal daerah lain yang sering merebus
terlebih dahulu neta seperti udang yang mudah kehilangan kesegarannya.
Neta untuk nigirizushi:
1. Ikan: aji (selar), iwashi (lemuru), kajikimaguro (marlin), katsuo
(cakalang), karei (ikan lidah atau ikan sebelah mata kanan), salem, saba
(ikan Kembung), sanma (saury), suzuki (kerapu), kakap, hamachi (ikan
sunglir, nama bergantung usia ikan, bisa disebut buri atau kanpachi), ikan
hiramasa, hirame (ikan sebelah), toro (daging perut yang berlemak dari
ikan tuna atau tongkol), mekajiki (todak), ikan ainame.
2. Kerang: aoyagi (bakagai), akagai, hotategai (tiram), hokkigai (ubagai),
mirugai (mirukui), tsubu.
3. Belut: anago, unagi.
4. Udang: amaebi, blacktiger, kuruma ebi, lobster, botan ebi.
5. Kepiting (rajungan): zuwaigani, tarabagani.
6. Telur ikan: ikura, tobiko.
7. Cumi-cumi, uni (bulu babi), dan gurita.
8. Aburage, kanikamaboko (kamaboko daging kepiting tiruan), kampyo
fermentasi), neri ume (saus buah plum), negitoro (cacahan daging ikan
tuna dengan daun bawang), tsukemono (sayuran hasil fermentasi).
Sushi yang dijual di kaitenzushi mempunyai banyak variasi neta yang
bukan asli Jepang, seperti miniburg (daging isi hamburger), berbagai macam
jenis daging seperti Charsiu, ikan tuna kaleng, dan alpukat.
Cara Makan:
1. Nigirizushi dinikmati dengan mencelup sedikit bagian neta kedalam kecap
asin.
2. Nigirizushi umumnya dimakan dengan tangan, walaupun boleh-boleh saja
dimakan memakai sumpit.
3. Nigirizushi biasanya dimakan dengan sekali suap.
Teknik Mengepal Nasi
Ada beberapa teknik mengepal nasi yang merupakan seni keterampilan
yang harus dikuasai oleh ahli sushi (sushi shokunin):
Berdasarkan kekuatan tangan sewaktu mengepal, bentuk nasi bisa
berupa bentuk silinder (tawaragata), kotak persegi empat (hakogata), dan
kapal (funegata). Di restoran kaitenzushi, nasi yang sudah dibumbui dibentuk
secara otomatis menggunakan mesin sushi, bahkan ada nasi bentukan mesin
yang sudah diberi wasabi atau diikat dengan nori. Mesin pembuat sushi ada
juga yang terlihat seperti tempat nasi tradisional dari kayu agar penikmat
sushi mendapat kesan seolah-olah makan sushi yang dikepal oleh ahli sushi
sungguhan.
b. Makizushi
Makizushi adalah sushi berupa gulungan nasi berisi potongan mentimun,
tamagoyaki, dan neta lain yang dibungkus lembaran nori. Nasi digulung
dengan bantuan sudare (anyaman bambu berbentuk persegi panjang).
Makizushi dibagi menjadi:
1. Hosomaki: gulungan berdiameter minimum 3 cm hanya berisi satu jenis
neta (misalnya mentimun atau tuna).
2. Futomaki: gulungan berdiameter diatas 5 cm berisi berbagai macam neta.
3. Temakizushi: nasi digulung sendiri dengan nori sebelum dimakan, neta
juga dipilih sendiri dari piring.
Di daerah Kansai terdapat tradisi ehomaki untuk mengundang
keberuntungan pada musim semi. Satu gulung utuh futomakizushi harus
dimakan sambil menghadap ke arah mata angin keberuntungan. Ketika
memakannya, orang juga dilarang mengeluarkan suara atau berbicara. Tradisi
c. Chirashizushi.
Chirashizushi adalah nasi sushi yang dimakan bersama neta berupa
makanan laut dan sayur-sayuran yang dipotong kecil-kecil. Nasi sushi tidak
dibentuk melainkan diisikan kedalam wadah dari kayu, piring atau mangkuk.
Chirashizushi merupakan salah satu masakan rumah yang populer di Jepang
untuk memperingati hari-hari istimewa seperti ulang tahun anak-anak dan
perayaan Hina Matsuri. Di daerah-daerah lain di Jepang, chirashizushi
mempunyai banyak nama lain seperti suzushi di perfektur Kagoshima,
matsurizushi di perfektur Okayama, tekonezushi di perfektur Mie, bahkan ada
daerah-daerah tertentu yang menghias chirashizushi dengan buah-buahan
seperti potongan apel, jeruk, dan ceri.
d. Oshizushi
Oshizushi adalah nasi yang disusun bersama neta yang dipres untuk
sementara waktu dengan maksud memadatkan nasi agar nasi sushi yang
dihasilkan berbentuk persegi panjang yang lalu dipotong-potong agar mudah
dinikmati. Oshizushi ada juga yang dibungkus daun bambu lalu dipres untuk
sementara waktu, antara beberapa jam sampai satu malam. Nama-nama
oshizushi yang populer antara lain:
1. Sabazushi berisi ikan kembung yang mempunyai beberapa nama lain
seperti battera di perfektur Osaka atau bozushi di Kyoto.
2. Masuzushi di perfektur Toyama.
3. Oshizushi ikan Funa dari perfektur Mie.
5. Iwakunizushi dari perfektur Yamaguchi.
e. Narezushi
Sushi zaman kuno adalah ikan yang dilumuri garam dan nasi, lalu
dibiarkan hingga terfermentasi. Funazushi dari perfektur Shiga dan
hatahatazushi dari perfektur Akita adalah dua contoh sushi asal zaman kuno.
Ada pula narezushi yang ditambah ragi untuk membantu proses fermentasi,
contohnya kaburazushi dari perfektur Ishikawa dan Izushi dari Hokkaido.
Kaburazushi adalah jenis sushi yang tidak dibentuk bersama nasi. Sushi
dibuat dengan menjepit irisan ikan mentah diantara dua lembar irisan lobak
kabura. Setelah itu, sushi disusun di dalam tong kayu berisi campuran nasi
tanak bercampur ragi. Lama fermentasi selama beberapa hari. Kaburazushi
dimakan dengan tidak mencuci nasi hasil fermentasi yang menempel.
f. Gunkanzushi
Gunkanzushi merupakan sushi yang dibalut oleh nori (lembaran rumput
laut kering) yang membentuk mangkuk. Diatasnya diisi dengan telur ikan
(tobiko), cumi, atau salmon dan tuna dengan mayones.
g. Inarizushi
Inarizushi merupakan sushi yang tersembunyi dalam kantung tahu
(aburage). Sebelum dibentuk, aburage dimasak terlebih dahulu dengan kecap
asin dan gula. Sushi jenis ini tidak dihidangkan dengan neta karena aburage
memiliki protein yang tinggi. Sushi jenis ini berasal dari daerah kota
Toyokawa di provinsi Aichi.
Sesuai dengan namanya hako yang berarti kotak, sushi jenis ini
benar-benar berbentuk kotak. Sushi jenis ini populer di daerah Osaka sehingga
dikenal juga sebagai Osaka’s boxedstyled sushi. Tidak seperti sushi dari
Tokyo yang kebanyakan menggunakan bahan mentah. Untuk sushi kotak ini,
semua bahan termasuk nasi dimasak hingga matang dalam sebuah kotak yang
disebut dengan Oshigata.
i. Hamagurizushi
Hamagurizushi atau sushi kerang merupakan sushi yang disajikan pada
saat perayaan Hina Matsuri. Sushi ini dapat diisi dengan berbagai jenis beras
sushi. Tetapi untuk sushi ini hanya dapat diwarnai dengan warna sedikit merah
muda dan diwarnai dengan lemon salmon asap, peterseli Mitsuba atau
flat-daun dan biji wijen putih, dibungkus dalam sebuah tamago usuyaki atau dadar
tipis. Ini terkait dengan Chakin-zushi, dimana dadar yang dibungkus dalam
bentuk tas dan diikat.
2.3 Bahan-bahan Pembuatan Sushi
Pada umumnya sushi dibuat dari nasi yang dicampur dengan cuka beras
sehingga nasi menjadi masam kemudian ditambahkan sedikit gula dan garam
kedalamnya. Setelah itu nasi tersebut dibentuk kemudian di letakkan berbagai
bahan mentah atau yang sudah dimasak baik makanan laut, daging maupun
sayuran yang disebut dengan neta diatasnya. Neta tersebut biasanya berupa:
a. Ikan: aji (selar), iwashi (lemuru), kajikimaguro (marlin), katsuo (cakalang),
Kembung), sanma (saury), suzuki (kerapu), kakap, hamachi (ikan sunglir,
nama bergantung usia ikan, bisa disebut buri atau kanpachi), ikan hiramasa,
hirame (ikan sebelah), toro (daging perut yang berlemak dari ikan tuna atau
tongkol), mekajiki (todak), ikan ainame.
b. Kerang: aoyagi (bakagai), akagai, hotategai (tiram), hokkigai (ubagai),
mirugai (mirukui), tsubu.
c. Belut: anago, unagi.
d. Udang: amaebi, blacktiger, kuruma ebi, lobster, botan ebi.
e. Kepiting (rajungan): zuwaigani, tarabagani.
f. Telur ikan: ikura, tobiko.
g. Cumi-cumi, uni (bulu babi), dan gurita.
h. Aburage, kanikamaboko (kamaboko daging kepiting tiruan), kampyo
(serutan labu yang dikeringkan), mentimun, tamagoyaki, natto (kedelai
fermentasi), neri ume (saus buah plum), negitoro (cacahan daging ikan tuna
dengan daun bawang), tsukemono (sayuran hasil fermentasi).
Tetapi ada juga sushi yang dibungkus dengan nori (rumput laut kering) dan
dengan kakinoha (daun kesemek).
2.4 Cara Pembuatan Sushi
Sushi merupakan makanan Jepang yang sangat mudah didapat dan cukup
mudah untuk membuatnya. Sushi memiliki rasa yang masam yang lembut karena
di campur dengan cuka beras, gula dan garam kedalamnya. Kemudian nasi
neta yakni berupa bahan-bahan mentah maupun masak. Neta biasanya berupa
makanan laut, daging dan sayuran. Neta tersebut kemudian disesuaikan dengan
besar kepalan nasi yang telah dibuat.
Neta berupa makanan laut dan daging pada umumnya diletakkan di atas
nasi, sedangkan neta berupa sayuran seperti nori (rumput laut kering) biasanya
menjadi pembungkus nasi berbentuk roll dan dipotong menjadi beberapa bagian
yang kemudian dihias lagi dengan berbagai bahan lainnya seperti telur ikan
BAB III
SUSHI PADA PERAYAAN HINA MATSURI.
3.1 Jenis-jenis Sushi
Setiap tanggal 3 Maret (tanggal 3 bulan 3 kalender matahari/ Lunar) di
seluruh wilayah Jepang diadakan Hina Matsuri yakni festival boneka untuk anak
perempuan atau dikenal juga dengan Momo no Sekku, festival bunga Peach
Blossom.
Festival ini awalnya berasal dari budaya China, dan mulai dirayakan di
Jepang pada zaman Heian (794-1192). Pada hari itu keluarga yang memiliki anak
perempuan berdo’a ke kuil Shinto. Memohon kesuksesan, kebahagian hidup dan
kesehatan untuk anak perempuan mereka. Bila anak perempuannya telah beranjak
dewasa, mereka pun memohon agar anak perempuan itu mendapat jodoh dalam
waktu dekat.
Dulu, para orang tua, anak perempuan bahkan kakek-nenek
bahu-membahu membuat boneka dari kertas washi. Tepat di hari puncak perayaan,
mereka memasukkan boneka itu kedalam sebuah kapal kecil, menaruhnya
disungai dan mengalirkannya ke laut. Mereka percaya dengan begitu semua
kejelekan, nasib buruk dan energi negatif juga terbawa oleh boneka itu ke laut.
Tapi sepertinya hal ini sudah mulai jarang dilakukan. Setelah itu mereka
berkumpul dan mengadakan pesta keluarga di rumah. Kakek-nenek dan orang tua
memberi hadiah untuk anak perempuan. Umumnya hadiah itu berupa mainan, dan
Arare, sejenis panganan dari tepung beras dan Chirasi Sushi adalah
makanan yang wajib ada di pesta itu. Di Kyoto orang-orang juga menyantap kue
Mochi yang berwarna merah jambu dan dibungkus daun sakura dalam pesta Hina
matsuri. Sedangkan minuman yang disajikan adalah amazake yakni sake manis
tanpa alkohol yang terbuat dari fermentasi beras.
Mulai pertengahan Februari biasanya rumah-rumah orang yang memiliki
anak perempun di hias pernak-pernik yang umumnya berwarna merah jambu,
warna untuk anak perempuan. Bunga peach blossom menjadi hiasan utama. Orang
Jepang mengganggap Peach blossom sebagai lambang feminin dan kebahagian
rumah tangga.
Boneka Hina pun di keluarkan dan dipajang di ruangan paling bagus di
rumah. Boneka Hina yang sudah ada sejak zaman Edo (abad 17-19) ini terdiri atas
15 buah. Tempat pajangannya berupa undak-undakan yang dilapisi kain felt
warna merah. Undakan-undakan itu berjumlah 5 atau 7.
Pada undakan tertinggi ada boneka O Dairi sama (Raja) dan O Hina sama
(permaisuri/putri). Latar belakang tempat duduk boneka ini berupa lukisan
berwarna keemasan. Mirip dengan pembatas dinding istana raja yang
sesungguhnya. Di sisi kiri, kanan boneka O Dairi sama dan O Hina sama dihias
dengan bunga peach blossom.
Undakan ke dua ada boneka san nin kanji (3 orang dayang-dayang) yang
memegang tempat sake. Undakan ke tiga ada 5 boneka pemain musik. Empat
boneka masing-masing memegang alat musik yang berbeda, sedangkan 1 boneka
Undakan ke empat diisi dengan miniatur wadah makanan, yang diapit oleh 2
boneka mentri kerajaan di kanan kirinya. Sedangkan undakan ke lima ada 3 buah
boneka pengawal yang diapit oleh pohon jeruk orange di sisi kiri dan pohon
cherry di sisi kanan.
Undakan ke 6 dan ke 7 diisi dengan berbagai miniatur ornamen furniture.
Semakin kaya dan terpandang suatu keluarga boneka Hina yang dipajang pun
semakin mahal dan mewah. Karena sekarang banyak orang Jepang yang tinggal di
apartemen dengan ruang terbatas, mereka tidak lagi memajang boneka Hina yang
berundak-undak dan memakan tempat itu. Sebagai gantinya mereka memajang
boneka O Dairi Sama dan O Hina Sama saja.
Pada malam tanggal 4 Maret boneka itu harus segera disimpan kembali.
Ada kepercayaan yang beredar di masyarakat, bila boneka Hina terlambat
disimpan maka anak gadis di rumah itu tidak akan mendapat jodoh sampai pesta
Hina Matsuri tahun depan.
Jenis-jenis sushi pada Hina Matsuri:
a. Hamaguri-Zushi atau sushi kerang.
Hamaguri-Zushi adalah sushi yang dibungkus oleh omlete telur yang tipis.
Didalam sushi tersebut diisi dengan beras sushi yang diberi sedikit warna
merah muda yang diwarnai dengan lemon salmon asap, peterseli Mitsuba dan
biji wijen putih. Kemudian sushi ini dibentuk seperti kerang. Sushi ini
dihidangkan pada perayaan Hina Matsuri dan merupakan hidangan khas pada
karena bentuknya yang manis dan warna pada berasnya yang disesuaikan
dengan kegemaran anak perempuan.
b. Chirasizushi
Chirasizushi adalah sushi yang disajikan tanpa dibentuk melainkan ditaruh
dalam wadah kayu, piring, atau mangkuk. Sushi ini disantap bersama
potongan kecil hidangan laut dan sayuran. Jenis hidangan ini dibuat untuk
acara istimewa seperti perayaan Hina Matsuri. Seperti halnya
hamaguri-Zushi, Chirasizushi juga ditata sedemikian rupa sehingga menjadi sangat
manis baik bentuk maupun warnanya yang disesuaikan dengan warna yang
paling disukai oleh anak perempuan yakni warna merah muda sehingga sushi
ini menjadi hidangan yang khas pada perayaan Hina Matsuri.
3.2 Bahan-bahan Pembuatan Sushi
a. Bahan Hamaguri-Zushi atau sushi kerang terdiri dari: Beras Jepang, Plum
cuka atau cuka raspberry, Gula, Garam, Salmon asap, Air jeruk, Biji wijen
putih panggang, Mitsuba atau flatleaf daun peterseli, Telur, dan Ikura.
b. Bahan Chirasizushi terdiri dari: Beras Jepang, Sake untuk memasak, Cuka
beras, Gula, Garam, Inari-umur (tahu goreng), Jamur Shiitake, Wortel,
Takenoko, Konnyaku (setan lidah ubi Jepang), Dashi, Shoyu (kecap asin),
Renkon (akar teratai), Telur, Susu rendah lemak, Kacang kapri, Edamame,
3.3 Cara-cara pembuatan Sushi a. Hamaguri-Zushi
Cara pembuatan Hamaguri-Zushi:
1. Membuat tamago usuyaki. Melarutkan tepung maizena dalam air. Kocok
telur ringan dengan garpu atau sumpit (bukan kocokan atau akan menjadi
terlalu berbuih) dengan gula, garam dan tepung maizena / air.
2. Panaskan wajan kecil di atas api sedang-rendah. Sikat ringan dengan
minyak. Masukkan tentang cangkir 1/8th atau 3 sendok makan campuran
telur dalam panci, aduk hati-hati sehingga melapisi dasar loyang tetapi
tidak aduk sampai sisi. Petunjuk: gunakan sendok yang sama atau sendok
untuk mengukur jumlah yang sama dari telur - saya menggunakan ukuran
1 / 4 cangkir, setengah penuh.
3. Masak hanya sampai puncak hampir tidak diset, maka hati-hati mengambil
omelet dengan spatula dan flip atas. Masak selama sekitar 10 detik hanya
sampai itu set, maka flip keluar dari panci. Ini omelet harus kuning, dan
tidak kecoklatan. Ulangi untuk sisa telur. Anda harus berakhir dengan
sekitar 12 hingga 14 omelet. Omelet ini dapat dibuat sehari sebelumnya
dan terus ditutupi dengan plastik di dalam lemari es.
4. Masak beras. Putar nasi panas keluar ke mangkuk dan putus ringan dengan
spatula. Cuka sushi dalam kasus ini dibuat dengan cuka berwarna merah,
plum baik atau raspberry (jangan khawatir, ini tidak akan membuat rasa
nasi aneh). Campur cuka, gula dan garam dalam panci dan panas sampai
beras hingga itu semua seragam pink pucat. Biarkan dingin sampai suhu
kamar.
5. Sementara itu, taburi salmon asap cincang dengan air jeruk nipis, dan
diamkan selama paling sedikit 10 sampai 15 menit. Lipat biji wijen,
salmon, dan Mitsuba atau peterseli ke dalam nasi, berusaha untuk tidak
smoosh butir beras terlalu banyak.
b. Chirasizushi
Cara pembuatan Chirasizushi:
1. Cuci beras, tambahkan 5 gelas air menurut's rice cooker pengukuran.
Membuat nasi sushi berbeda dengan memasak nasi putih polos.
Tambahkan sake dan keringkan . Diamkan selama 30 menit. Hapus konbu
dari penanak nasi dan beras masak sesuai pengaturan rice cooker Anda
untuk nasi putih.
2. Setelah nasi dimasak, biarkan beras untuk menyelesaikan mengepul dan
kemudian menggunakan (dayung beras) dengan lembut campuran nasi
untuk "melonggarkannya". Kemudian, biarkan beras untuk beristirahat
dalam mode pemanasan sampai Anda siap untuk membuat nasi sushi
vinegared Anda. CATATAN: Jangan keluarkan beras dari kompor sampai
seluruh elemen lain dari sushi chirashi disiapkan.
3. Sementara juru masak nasi, menyiapkan semua bahan lainnya, dimulai
dengan manisan acar akar teratai. Hal ini juga dapat ditemukan
4. Menggunakan alat pengupas sayur, hilangkan kulit renkon dan cut-off
kedua ujung renkon tersebut Mirip dengan kentang, renkon akan memiliki
apa yang terlihat seperti "mata" yang harus dihilangkan. Mereka
menyerupai bercak-bercak hitam atau berubah warna. Iris memanjang
renkon setengah, kemudian iris halus horizontal.
5. Rendam iris mentah renkon dalam semangkuk air dingin dan 1 sendok
makan cuka beras selama 10 menit. Proses ini disebut, Aku-Nuki dalam
bahasa Jepang, di mana setiap residu yang tidak diinginkan atau rasa pahit
dari renkon ini terlarut dalam larutan cuka-air. Tiriskan renkon tersebut.
6. Dalam sebuah mangkuk kaca kecil, persiapkan bumbu amazu dengan
menggabungkan dashi, cuka beras, gula dan sedikit garam dan lembut
pengadukan dengan sumpit.
7. Selanjutnya, dalam panci saus kecil, didihkan air dan tambahkan renkon
yang dikeringkan dan rebus selama 2 menit. Kemudian dinginkan. Setelah
renkon dingin, pindahkan ke wadah penyimpanan plastik dan simpan di
lemari es.
8. Siapkan campuran. Rendam jamur shiitake kering dalam air panas,.
bersihkan batang shiitake dan iris dalam potongan tebal. Iris wortel
sebesar korek api, serta konnyaku. Akhirnya, bilas Takenoko, kemudian
potong-potong persegi tipis.
9. Buat saus mendidih gomoku. Dalam panci saus kecil, campur dashi, shoyu
dan gula. Jika Anda tidak memiliki dashi buatan sendiri, menggunakan
gunakan 1 1 / 2 sendok teh bubuk dashi kering. Bawa saus hingga
mendidih lembut, tambahkan bumbu dan kurangi panas dan biarkan
mendidih selama 15 menit.
10.Membuat telur dadar. Ini adalah telur dadar kertas tipis yang diiris tipis
dan sering digunakan sebagai topping sushi chirashi. Saya menggunakan
ini untuk membuat tamago Kinshi.
11.Crack semua 5 telur dan lembut campuran. Musim dengan sedikit garam
dan meringankan dengan percikan susu. Panaskan wajan tamagoyaki dan
mantel ringan dengan minyak. Tuangkan jumlah yang sangat kecil telur
ke dalam panci untuk membuat lapisan yang sangat tipis.
12.Masak kerang atau udang. Masak lembut di dalam air mendidih dan
tiriskan. Biarkan dingin dan udang dipotong-potong seukuran gigitan.
Atur udang di sebelah samping.
13.Siapkan (belut air tawar) atau (garam belut air). potong tipis horizontal.
Panaskan wajan kecil pada medium dan mantel dengan minyak zaitun.
Perlahan bakar kerang hanya beberapa detik di setiap sisi sehingga
mereka nyaris tidak dimasak. Angkat dari panci dan sisihkan.
14.Siapkan salju kacang polong, edamame, dan lobak lobak kecambah.
Didihkan air dalam panci kecil dan cepat rebus kacang polong salju
selama 2 -3 menit. Tiriskan dan shock dengan air es untuk mengawetkan
warna hijau terang dari kacang polong salju. Cincang kasar kacang polong
15.Dalam microwave, panaskan kacang edamame beku dalam semangkuk air
dan penutup dengan bungkus plastik. Mungkin hanya perlu satu menit di
microwave. Tiriskan dan shock dengan air dingin. Sisihkan. (kacang
kedelai dan beras dengan jamur nametake dan rumput laut).
16.Kaiware dikemas mirip dengan kecambah alfalfa. Potong kaiware jauh
dari spons dan bilas dengan lembut. Pastikan untuk membersihkan semua
biji coklat. Ini tidak terlihat cantik di sushi chirashi.
17.Iris kamaboko potong bulat tipis.
18.Siapkan campuran cuka sushi untuk membuat nasi sushi. Campur cuka
beras, gula dan garam dalam mangkuk kecil dan panas dalam panci kecil
sampai gula mencair. Jangan terlalu lama.
19.pindahkan nasi ke kayu mangkuk nasi
20.Hal ini penting untuk membuat nasi sushi sedangkan nasi yang masih
panas, sebaliknya. Perlahan masukkan awase-zu ke shamoji, yang
memungkinkan awase-zu untuk lembut menetes ke nasi panas. Tuang
awase-zu seluruh nasi dan cepat, menggunakan tepi shamoji, gunakan
gerakan pemotongan atas ke bawah secara lembut campuran nasi.
21.siapkan sushi chirashi. Lipat gomoku campuran ke dalam nasi sushi. Hal
ini harus dilakukan sambil nasi masih hangat.
22.Selanjutnya, menyebarkan bahan yang tersisa di atas nasi sushi gomoku:
a. ebi (udang)
b. hotate (kerang)
d. kamaboko
e. salju kacang polong
f. amazu-renkon (akar teratai manis vinegared)
g. Kinshi tamago (telur dadar)
h. anago (garam Belut air)
i. kaiware (kecambah lobak)
3.4 Fungsi Sushi
Sushi memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:
a. Dapat mengatur kadar stress dalam tubuh karena hampir semua jenis ikan
mengandung vitamin B, terutama B6 dan B12 yang dapat menciptakan zat
kesenangan yang diproduksi oleh otak. Sementara itu, rumput laut
mengandung panthotenic acid (vitamin B5) yang sangat penting untuk
mengatur kadar stress dalam tubuh. Kekurangan vitamin ini dapat
mengakibatkan infeksi, kelelahan, dan rasa gelisah yang berlebihan.
b. Dapat menurunkan tekanan darah yang tinggi karena sushi yang pada
umumnya berbahan dasar ikan mentah mengandung omega 3 yang berfungsi
menurunkan tekanan darah yang tinggi.
c. Hamaguri-Zushi sangat berguna untuk pertumbuhan dan sebagai zat untuk
membentuk enargi karena kandungan telur yang terdapat didalam sushi
tersebut.
d. Chirasizushi dapat menghilangkan stress karena protein yang terkandung
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Setelah membahas mengenai sushi maka penulis dapat mengambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Sushi merupakan makanan tradisional Jepang yang paling banyak digandrungi
masyarakat luas, baik oleh masyarakat di luar Jepang maupun orang Jepang
itu sendiri. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya tempat-tempat yang menjual
sushi mulai dari pasar ikan sampai supermarket di seluruh sudut wilayah
Jepang.
2. Sushi merupakan makanan yang mahal dan istimewa. Hal tersebut dapat
dilihat dari bahan-bahan sushi yang digunakan dan kekhususan penyajiannya.
3. Sushi memiliki berbagai fungsi yang sangat berguna bagi tubuh karena
mengandung protein yang dapat menghilangkan stress, mengandung vitamin
B, B5, B6, dan B12 yang terdapat pada ikan dan rumput laut yang berfungsi
untuk mengatur tingkat stress, dan mengandung omega 3 yang berfungsi
menurunkan tekanan darah yang tinggi.
4. Hidangan yang paling istimewa dan wajib ada pada perayaan Hina Matsuri
adalah Hamaguri-Zushi dan Chirasizushi. Hal ini disebabkan karena sushi
tersebut dibuat dan ditata secantik mungkin sesuai dengan kegemaran anak
4.2 Saran
Setelah mengetahui seluk beluk sushi, maka penulis dapat menyarankan:
1. Sebaiknya sushi sering dikonsumsi karena protein serta vitamin yang
terkandung didalamnya yang sangat penting bagi tubuh.
2. Sebaiknya sushi lebih diperkenalkan lagi kepada masyarakat di luar
Jepang agar semua jenis sushi dapat diketahui dan dinikmati oleh
LAMPIRAN
Nigirizushi
Chirashizushi
Inarizushi
DAFTAR PUSTAKA
Nipponia. Sushi, sushi, sushi. No.47,2008 ISSN 1343-1188. Yokoso Japan.
LAMPIRAN
Nigirizushi
Chirashizushi
Inarizushi