Oleh :
NINA KIRANA
090100201
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KARYA TULIS ILMIAH
Oleh :
NINA KIRANA
090100201
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LEMBAR PENGESAHAN
Gambaran Kematian Maternal di RSUD dr. Pirngadi Medan Tahun 2011
Nama : Nina Kirana NIM : 090100201
Pembimbing Penguji I
dr. Iman Helmi Effendi, M. Ked (OG), Sp. OG (K)
NIP. 140344041 NIP. 19631228 198903 2 003 dr. Kristina Nadeak, Sp. KK (K)
Penguji II
NIP. 19781120 200501 2 002 dr. Noni Novi Sari Soeroso, Sp. P
Medan, Januari 2013 Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
NIP : 19540220 198011 1 001
ABSTRAK
Latar belakang. Angka kematian merupakan salah satu indikator keberhasilan sistem pelayanan kesehatan suatu negara. Angka Kematian Ibu (AKI) adalah indikator di bidang kesehatan obstetri. Ribuan wanita meninggal setiap harinya dengan penyebab yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan. Meningkatkan kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan Millenium Development Goals (MDGs). Tujuan tersebut adalah mengurangi angka kematian ibu sampai tiga perempat dalam kurun waktu 1990 dan 2015. Namun angka kematian maternal di provinsi Sumatera Utara masih tinggi. Kota Medan sebagai ibu kota provinsi memiliki rumah sakit rujukan yang besar, salah satunya adalah RSU dr. Pirngadi Medan.
Objektif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kematian maternal di RSU dr. Pirngadi Medan tahun 2011.
Metode. Penelitian ini bersifat deskriptif retrospektif. Sampel penelitian adalah semua kasus kematian maternal di RSU dr. Pirngadi Medan periode 1 Januari - 31 Desember 2011. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik total sampling. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari rekam medik di RSU dr. Pirngadi Medan.
Hasil. Dari hasil penelitian, diketahui sebab-sebab kematian maternal adalah preeklampsi sebesar 50%, diikuti sepsis sebesar 25%, impending eklampsi dan ruptur uteri dengan persentase masing-masing 12,5%. Terdapat 8 kematian maternal dari 665 persalinan di RSU dr. Pirngadi Medan tahun 2011.
Kesimpulan. Jumlah kematian maternal di RSU dr. Pirngadi Medan tahun 2011 adalah 8 kasus. Penyebab kematian terbanyak adalah preeklampsi.
ABSTRACT
Introduction. Mortality rate is an indicator of success of health service system in a country. The maternal mortality ratio (MMR) is an indicator of the obstetrics. Thousands women die everyday cause related to or aggravated by the pregnancy or its management. One of the eight Millennium Development Goals (MDGs) is improving maternal health. The goal is to reducing MMR by three quarters between 1990 and 2015. But MMR in North Sumatera is high. Medan has many recommended hospitals, one of them is RSU dr. Pirngadi.
Objective. The aim of this study is to obtain the characteristics of maternal death in RSU dr. Pirngadi Medan year 2011.
Methods. The study is descriptive retrospective which took all of maternal death cases in RSU dr. Pirngadi Medan periode 1st January – 31st December 2011. The sampling technique carried out is total sampling. It used medical records of RSU dr. Pirngadi Medan as secondary data.
Results. The causes of maternal death are preeclampsia (50%), sepsis (25%), impending eclampsia and uterine rupture each other 12,5%. There are 8 cases of maternal death of 665 births in RSU dr. Pirngadi Medan 2011.
Conclusion. The study shows that there are 8 cases of maternal death of 665 births in RSU dr. Pirngadi Medan 2011. The most cause of maternal death is preeclampsia.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
karya tulis ilmiah ini, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan
sarjana kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara.
Selama proses penyelesaian karya tulis ilmiah yang berjudul “Gambaran Kematian Maternal di RSU dr. Pirngadi Medan Tahun 2011” ini, penulis banyak menerima bimbingan, pengarahan, saran-saran dan bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dekan FK USU, Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, yang
telah memberikan kesempatan kepada saya untuk mengikuti Program
Pendidikan Dokter di FK USU Medan.
2. Dosen pembimbing saya, dr. Iman Helmi Effendi, M. Ked (OG), Sp. OG (K)
yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pemikirannya dalam
penyelesaian karya tulis ilmiah ini.
3. Dosen penguji, dr. Kristina Nadeak, Sp. KK dan dr. Noni Soeroso, Sp. P yang
telah memberikan saran-saran untuk menyempurnakan karya tulis ilmiah ini.
4. Seluruh jajaran RSUD dr. Pirngadi Medan yang telah memberikan izin dan
banyak bantuan kepada saya dalam melakukan proses penelitian di lokasi
penelitian.
5. Seluruh staf pengajar dan civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara yang telah membimbing saya selama perkuliahan.
6. Kedua orang tua saya, H. Hasanul Arifin Harahap dan Hj. Elly Mawati Lubis,
yang telah membesarkan dan memberikan dukungan lahir dan batin kepada
saya untuk menyelesaikan pendidikan.
7. Azhar Kurniawan Siregar, yang telah memberikan semangat dan dukungan
8. Indah Puspita Sari Pane, Nina Karina Ginting, Christy Dymphna Akip, Veny
Ria Pratiwi, Leni Rizki, Ramawulan Herianda, Nurfauziyah Handayani, dan
seluruh teman-teman yang telah banyak membantu dan memberikan
dukungan selama penyusunan karya tulis ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu saya mengharapkan masukan berupa kritik dan
saran yang membangun agar proposal ini dapat dilanjutkan ke tahap penelitian.
Medan, Desember 2012
Penulis,
Nina
Kirana
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ... i
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR SINGKATAN ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 3
1.3. Tujuan Penelitian ... 3
1.4. Manfaat Penelitian ... 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 4
2.1. Kematian Maternal ... 4
2.1.1. Definisi ... 4
2.1.2. Klasifikasi ... 4
2.1.3. Ukuran Kematian Maternal ... 5
2.1.4. Status Kematian Maternal ... 8
2.1.5. Penyebab Kematian Maternal ... 9
2.1.6. Faktor yang Mempengaruhi Kematian Maternal ... 10
2.1.7. Identifikasi Kematian Maternal ... 12
2.1.8. Kebijakan Penurunan Kematian Maternal ... 13
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 18
3.1. Kerangka Konsep ... 18
3.2. Definisi Operasional ... 18
BAB 4 METODE PENELITIAN ... 19
4.1. Jenis Penelitian ... 19
4.2. Waktu dan Tempat Penelitian ... 19
4.2.1. Waktu Penelitian... 19
4.2.2. Tempat Penelitian ... 19
4.3. Populasi dan Sampel ... 19
4.3.1. Populasi ... 19
4.3.2. Sampel ... 19
4.4. Teknik Pengumpulan Data ... 19
4.5. Pengolahan dan Analisa Data ... 20
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ... 21
5.1. Hasil Penelitian ... 21
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 21
5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden ... 21
5.2. Pembahasan ... 25
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 28
6.1. Kesimpulan ... 28
6.2. Saran ... 28
DATAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 2.1. Definisi Alternatif Kematian Maternal pada ICD-10 ... 4
Tabel 2.2 Ukuran Statistik Kematian Maternal... 5
Tabel 2.3. Metode Identifikasi dan Pengkajian Kematian Maternal ... 13
Tabel 5.1. Jumlah Persalinan dan Kematian Maternal ... 21
Tabel 5.2. Sebaran Kematian Maternal Berdasarkan Umur, Pendidikan, dan Pekerjaan ... 22
Tabel 5.3. Sebaran Kematian Maternal Berdasarkan Frekuensi Kehamilan ... 22
Tabel 5.4. Sebaran Kematian Materanal Berdasarkan Frekuensi Melahirkan .... 23
Tabel 5.5. Sebaran Kematian Maternal Berdasarkan Cara Persalinan ... 23
Tabel 5.6. Sebaran Kematian Maternal Berdasarkan Umur Kehamilan ... 23
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
DAFTAR SINGKATAN
AIDS : Acquired Immunodeficiency Syndrome
AKI : Angka Kematian Ibu
BAPPENAS : Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
BOK : Bantuan Operasional Kesehatan
CSR : Corporate Social Responsibility
Depkes : Departemen Kesehatan
DIC : Diseminated Intravascular Coagulation
Dinkes : Dinas Kesehatan
FK : Fakultas Kedokteran
HELLP : Hemolisis, Elevation Liver Function, Low Platelet Count
HIV : Human Immunodeficiency Virus
ICD : International Statistical Classification of Diseases and Related
Health Problems
ICPD : International Conference on Population and Development
Jamkesmas : Jaminan Kesehatan Masyarakat
Jampersal : Jaminan untuk Persalinan
KB : Keluarga Berencana
Kemkes : Kementerian Kesehatan
KET : Kehamilan Ektopik Terganggu
KH : Kelahiran Hidup
KIA : Kesehatan Ibu dan Anak
KIBBL : Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir
KRR : Kesehatan Reproduksi Remaja
MDGs : Millenium Development Goals
MPS : Making Pregnancy Safer
Pemda : Pemerintah Daerah
PKRE : Paket Kesehatan Reproduksi Esensial
Provsu : Provinsi Sumatera Utara
RAMOS : Reproductive-Age Mortality Studies
RI : Republik Indonesia
Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar
RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah
RSUPM : Rumah Sakit Umum Pirngadi Medan
RSUP HAM : Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik
S1 : Strata 1
SD : Sekolah Dasar
SDKI : Survei Demografi Kesehatan Indonesia
SDM : Sumber Daya Manusia
SLTA : Sekolah Lanjutan Tingkat Atas
SLTP : Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
UNICEF : United Nations Children's Fund
UNFPA : United Nations Population Fund
USU : Universitas Sumatera Utara
USA : United States of America
WHO : World Health Organization
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup Peneliti
Lampiran 2. Ethical Clearance
Lampiran 3. Surat izin Penelitian di RSUD dr. Pirngadi Medan
Lampiran 4. Data Induk Penelitian
Lampiran 5. Formulir Isian Rekam Medis
ABSTRAK
Latar belakang. Angka kematian merupakan salah satu indikator keberhasilan sistem pelayanan kesehatan suatu negara. Angka Kematian Ibu (AKI) adalah indikator di bidang kesehatan obstetri. Ribuan wanita meninggal setiap harinya dengan penyebab yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan. Meningkatkan kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan Millenium Development Goals (MDGs). Tujuan tersebut adalah mengurangi angka kematian ibu sampai tiga perempat dalam kurun waktu 1990 dan 2015. Namun angka kematian maternal di provinsi Sumatera Utara masih tinggi. Kota Medan sebagai ibu kota provinsi memiliki rumah sakit rujukan yang besar, salah satunya adalah RSU dr. Pirngadi Medan.
Objektif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kematian maternal di RSU dr. Pirngadi Medan tahun 2011.
Metode. Penelitian ini bersifat deskriptif retrospektif. Sampel penelitian adalah semua kasus kematian maternal di RSU dr. Pirngadi Medan periode 1 Januari - 31 Desember 2011. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik total sampling. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari rekam medik di RSU dr. Pirngadi Medan.
Hasil. Dari hasil penelitian, diketahui sebab-sebab kematian maternal adalah preeklampsi sebesar 50%, diikuti sepsis sebesar 25%, impending eklampsi dan ruptur uteri dengan persentase masing-masing 12,5%. Terdapat 8 kematian maternal dari 665 persalinan di RSU dr. Pirngadi Medan tahun 2011.
Kesimpulan. Jumlah kematian maternal di RSU dr. Pirngadi Medan tahun 2011 adalah 8 kasus. Penyebab kematian terbanyak adalah preeklampsi.
ABSTRACT
Introduction. Mortality rate is an indicator of success of health service system in a country. The maternal mortality ratio (MMR) is an indicator of the obstetrics. Thousands women die everyday cause related to or aggravated by the pregnancy or its management. One of the eight Millennium Development Goals (MDGs) is improving maternal health. The goal is to reducing MMR by three quarters between 1990 and 2015. But MMR in North Sumatera is high. Medan has many recommended hospitals, one of them is RSU dr. Pirngadi.
Objective. The aim of this study is to obtain the characteristics of maternal death in RSU dr. Pirngadi Medan year 2011.
Methods. The study is descriptive retrospective which took all of maternal death cases in RSU dr. Pirngadi Medan periode 1st January – 31st December 2011. The sampling technique carried out is total sampling. It used medical records of RSU dr. Pirngadi Medan as secondary data.
Results. The causes of maternal death are preeclampsia (50%), sepsis (25%), impending eclampsia and uterine rupture each other 12,5%. There are 8 cases of maternal death of 665 births in RSU dr. Pirngadi Medan 2011.
Conclusion. The study shows that there are 8 cases of maternal death of 665 births in RSU dr. Pirngadi Medan 2011. The most cause of maternal death is preeclampsia.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Angka kematian dijadikan sebagai salah satu indikator keberhasilan sistem
pelayanan kesehatan suatu negara. Angka Kematian Ibu (AKI) adalah indikator
di bidang kesehatan obstetri. Sekitar 800 wanita meninggal setiap harinya dengan
penyebab yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan. Hampir seluruh
kematian maternal terjadi di negara berkembang dengan tingkat mortalitas yang
lebih tinggi di area pedesaan dan komunitas miskin dan berpendidikan rendah
(WHO, 2012).
Meningkatkan kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan Millenium
Development Goals (MDGs) yang diadopsi pada tahun 2000. Di bawah MDGs,
negara-negara berkomitmen untuk mengurangi angka kematian ibu sampai tiga
perempat dalam kurun waktu 1990 dan 2015, yaitu 102 per 100.000 kelahiran
hidup pada tahun 2015. Sejak tahun 1990, kematian ibu di seluruh dunia telah
turun 47%. Antara tahun 1990 dan 2010, rasio kematian ibu sedunia menurun
hanya 3,1% per tahun, meskipun di Asia dan Afrika Utara telah membuat
kemajuan yang besar. Ini jauh dari penurunan tahunan 5,5% yang dibutuhkan
untuk mencapai MDGs (WHO, 2012).
Angka kematian ibu yang tinggi di beberapa wilayah dunia mencerminkan
ketidakadilan dalam akses untuk jasa-jasa kesehatan, dan menyoroti kesenjangan
antara kaya dan miskin. Hampir semua kematian (99 %) terjadi di negara
berkembang. Negara maju melaporkan 16 kematian ibu per 100.000 kelahiran
hidup, sedangkan di negara berkembang melaporkan 240 kematian ibu per
100.000 kelahiran hidup. Setengah dari kematian ibu terjadi di sub-Sahara Afrika
dan sepertiga lainnya di Asia Selatan (WHO, 2012).
AKI mengacu pada jumlah kematian ibu yang terkait dengan masa kehamilan,
persalinan, dan nifas. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2007 menyebutkan bahwa AKI untuk periode 5 tahun sebelum survei (2003-2007)
AKI hasil SDKI tahun 2002-2003 yang mencapai 307 per 100.000 kelahiran
hidup (Kemkes RI, 2011).
AKI di Sumatera Utara menunjukkan perbaikan dilihat dari tinggi rendahnya
AKI merefleksikan status kesehatan / gizi ibu selama hamil dan nifas, kualitas
pelayanan kesehatan serta kondisi lingkungan sosial dan ekonomi. Untuk tahun
2008 AKI 290 per 100.000 kelahiran hidup menurun menjadi 260 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 2009, dan provinsi Sumatera utara terus berupaya
mencapai target maksimal sebesar 226 per 100.000 kelahiran hidup (Dinkes
Provsu, 2010).
Selama periode tahun 2003-2007 terdapat 1881 persalinan di RSUP H. Adam
Malik Medan. Dari jumlah persalinan tersebut, terdapat 1774 kelahiran hidup dan
23 kasus kematian maternal. Sementara itu, jumlah persalinan hidup di RSUD dr.
Pirngadi Medan sebanyak 4120 kelahiran hidup dan 53 kematian maternal dari
4361 persalinan periode 2003-2007. Persentase penyebab kematian ibu di RSUD
dr. Pirngadi Medan adalah perdarahan 13,19% (7 orang), preeklamsi/eklamsi
52,84% (28 orang), infeksi 13,21% (7 orang), lain-lain 20,76% (Hanum, 2008).
Berdasarkan data yang dikumpulkan dari 1 Januari 2007 sampai dengan 31
Desember 2007, terdapat 8 kasus kematian maternal di RSUD dr. Pirngadi
Medan, dengan proporsi kasus perdarahan 1 orang, preeklamsi 7 orang, dan tidak
ada kasus infeksi (Tambunan, 2008).
Sebagai ibu kota provinsi, Kota Medan memiliki rumah sakit rujukan yang
besar, salah satunya adalah RSUD dr. Pirngadi Medan. Karena tingginya angka
kematian maternal, khususnya di provinsi Sumatera Utara, maka perlu dilakukan
penelitian untuk mengetahui penyebab kematian maternal di RSUD dr. Pirngadi
Medan tahun 2011. Hal inilah yang melatarbelakangi peneliti untuk menjadikan
Gambaran Kematian Maternal di RSUD dr. Pirngadi Medan Tahun 2011 sebagai
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah yang didapat adalah
“bagaimana gambaran kematian maternal di RSUD dr. Pirngadi Medan tahun
2011?”
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran kematian maternal di RSUD dr. Pirngadi
Medan tahun 2011.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui jumlah kematian maternal di RSUD dr. Pirngadi Medan
tahun 2011
2. Untuk mengetahui kematian maternal berdasarkan diagnosa masuk di
RSUD dr. Pirngadi Medan tahun 2011
3. Untuk mengetahui jumlah persalinan di RSUD dr. Pirngadi Medan tahun
2011
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Bagi Tenaga Kesehatan
Sebagai informasi gambaran kematian maternal di RSUD dr. Pirngadi
Medan tahun 2011 dan dapat dijadikan sebagi koreksi untuk dapat meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan.
1.4.2. Bagi Peneliti
Untuk meningkatkan pengetahuan dan sebagai sarana penerapan ilmu yang
diperoleh selama perkuliahan.
1.4.3. Bagi Peneliti Lain
Sebagai data dasar atau tambahan untuk melakukan penelitian selanjutnya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kematian Maternal 2.1.1. Definisi
Pada International Statistical Classification of Diseases and Related
Health Problems, Tenth Revision, 1992 (ICD-10), WHO mendefinisikan kematian
maternal adalah kematian seorang wanita saat masa hamil atau dalam 42 hari
setelah terminasi kehamilan, terlepas dari durasi dan lokasi kehamilan, dari setiap
penyebab yang berhubungan dengan atau diperburuk oleh kehamilan atau
pengelolaannya, tetapi bukan dari sebab-sebab kebetulan atau insidental (WHO,
2007).
Tabel 2.1. Definisi alternatif kematian maternal pada ICD-10
Pregnancy-related death
Kematian seorang wanita selama kehamilan atau 42 hari setelah terminasi kehamilan, tanpa mempedulikan penyebab kematiannya.
Late maternal death Kematian seorang wanita karena penyebab langsung atau tidak langsung yang lebih dari 42 hari, namun kurang dari setahun setelah terminasi kehamilan.
Sumber: WHO, UNICEF, UNFPA and The World Bank
2.1.2. Klasifikasi
Kematian ibu dibagi menjadi kematian langsung dan tidak langsung.
Kematian ibu langsung adalah sebagai akibat komplikasi kehamilan, persalinan,
atau masa nifas, dan segala intervensi atau penanganan tidak tepat dari komplikasi
tersebut. Kematian ibu tidak langsung adalah merupakan akibat dari penyakit
yang sudah ada atau penyakit yang timbul sewaktu kehamilan yang berpengaruh
terhadap kehamilan, misalnya malaria, anemia, HIV/AIDS, dan penyakit
kardiovaskular (Prawirohardjo, 2008).
Klasifikasi kematian ibu ada tiga, yaitu kematian ibu langsung, kematian
kematian ibu akibat penyulit obstetri pada kehamilan, persalinan, atau masa nifas,
dan akibat dari intervensi, kelalaian, kesalahan terapi, atau rangkaian kejadian
yang disebabkan oleh faktor-faktor tersebut. Contohnya adalah kematian ibu
akibat perdarahan karena ruptur uteri. Kematian ibu tidak langsung mencakup
kematian ibu yang tidak secara langsung disebabkan oleh kausa obstetri,
melainkan akibat penyakit yang sudah ada sebelumnya, atau suatu penyakit yang
timbul saat hamil, melahirkan, atau masa nifas, tetapi diperberat oleh adaptasi
fisiologis ibu terhadap kehamilannya. Contohnya adalah kematian ibu akibat
penyulit stenosis mitral. Kematian nonmaternal adalah kematian ibu yang terjadi
akibat kecelakaan atau kausa insidental yang tidak berkaitan dengan kehamilan.
Contohnya adalah kematian akibat kecelakaan lalu lintas (Cunningham, 2005).
2.1.3. Ukuran Kematian Maternal
Jumlah kematian maternal pada dasarnya ditentukan oleh dua faktor, yaitu:
risiko kematian yang berhubungan dengan kehamilan atau persalinan itu sendiri,
dan jumlah kehamilan atau persalinan yang dialami oleh wanita usia reproduktif
(WHO, 2007).
Tabel 2.2. Ukuran statistik kematian maternal
Maternal Mortality Ratio Jumlah kematian ibu selama satu periode per 100.000 kelahiran hidup selama periode yang sama.
Maternal Mortality Rate Jumlah kematian ibu dalam satu periode per 100.000 wanita usia reproduksi selama periode yang sama.
Adult Lifetime Risk of Maternal Mortality
Kemungkinan kematian karena penyebab maternal selama usia reproduksi seorang wanita.
Sumber: WHO, UNICEF, UNFPA and The World Bank
a. Pendekatan Pengkuran Kematian Maternal
Kesulitan untuk mengukur kematian maternal secara akurat masih ditemui,
meskipun menggunakan definisi standard. Untuk mendapatkan angka yang akurat,
systems, household surveys, sisterhood methods, reproductive-age mortality
studies (RAMOS), verbal autopsies, dan censuses (WHO, 2007).
1) Civil registration systems (Catatan Sipil)
Pendekatan ini melubatkan catatan kelahiran dan kematian. Idealnya, statistik
kematian ibu diperoleh dari data catatan sipil. Namun, penyebab dari semua
kematian diidentifikasi berdasarkan sertifikat medis standar, dengan tidak adanya
penemuan kasus, kematian ibu mungkin terlewatkan atau terjadi kesalahan
klasifikasi (WHO, 2007).
2) Household surveys (Survei Rumah Tangga)
Jika data dari catatan sipil tidak tersedia, maka survei rumah tangga
menyediakan alternatif. Keterbatasan dari survei ini adalah:
1. Mengidentifikasi kematian yang berhubungan dengan kehamilan, bukan
kematian maternal
2. Memakan biaya besar karena untuk mendapatkan estimasi statistik yang
reliabel, dibutuhkan ukuran sampel yang besar
3. bahkan dengan ukuran sampel yang besar, perkiraan masih diperoleh
confidence interval yang lebar, sehingga sulit untuk memantau
perubahan dari waktu ke waktu.
3) Sisterhood methods
Metode Sisterhood memperoleh informasi dengan mewawancarai wali
sampel responden tentang kelangsungan hidup saudara perempuan dewasa mereka
untuk menentukan jumlah saudara perempuan yang sudah menikah, berapa
banyak yang hidup, berapa banyak yang meninggal, dan berapa banyak yang
meninggal selama masa kehamilan, persalinan, atau dalam waktu enam minggu
kehamilan (WHO, 2007).
4) Reproductive-age mortality studies (RAMOS)
Pendekatan ini meliputi identifikasi dan investigasi penyebab semua kematian
wanita usia reproduktif pada suatu area populasi dengan menggunakan sumber
registrasi vital, rekam medik, surat pemakaman, pelayanan persalinan tradisional,
dan memenuhi beberapa kriteria tertentu (WHO, 2007).
5) Verbal autopsies (Otopsi Verbal)
Pendekatan ini menentukan penyebab kematian melalui wawancara dengan
anggota keluarga atau anggota masyarakat, jika sertifikasi medis yang memuat
penyebab kematian tidak tersedia. Catatan kelahiran dan kematian yang
dikumpulkan secara berkala, termasuk populasi kecil (biasanya di kabupaten),
berada di bawah sistem pengawasan demografis yang dikelola oleh lembaga
penelitian di negara berkembang (WHO, 2007).
6) Censuses (Sensus)
Sensus nasional dengan penambahan sejumlah pertanyaan yang bisa
menghasilkan perkiraan kematian ibu. Pendekatan ini juga mengeliminasi
sampling errors, karena semua wanita dimasukkan menjadi sampel sehingga
memungkinkan analisis trend. Pendekatan ini memungkinkan identifikasi
kematian di rumah tangga dalam relatif singkat, dalam kurun waktu 1-2 tahun,
sehingga didapatkan estimasi kematian maternal terbaru, tetapi dilakukan dengan
interval 10 tahun, sehingga membatasi pencatatan kematian maternal. Pelatihan
pencacah sangat penting karena kegiatan sensus mengumpulkan informasi tentang
berbagai topik lain yang tidak berhubungan dengan kematian ibu. Hasil harus
disesuaikan dengan karakteristik seperti kelengkapan statistik kematian dan
kelahiran, dan struktur populasi agar didapatkan estimasi yang reliabel (WHO,
2007).
Indonesia belum memiliki sistem statistik secara langsung untuk
mengumpulkan informasi terkait AKI. Perkiraan usia spesifik yang bersifat
langsung terkait kematian ibu didapat dari laporan dari sanak saudara ibu yang
masih hidup yang dikumpulkan dari laporan SDKI secara serial (BAPPENAS,
2.1.4. Status Kematian Maternal
Meningkatkan kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan Millenium
Development Goals (MDGs). Di bawah MDGs, negara-negara berkomitmen
untuk menurunkan angka kematian ibu hingga tiga per empat dalam kurun waktu
1990-2015. Sejak tahun 1990, kematian ibu di seluruh dunia telah turun 47%.
Berdasarkan data Maternal Mortality 2005 yang dikeluarkan oleh WHO,
UNICEF, UNFPA and The World Bank (2007), diestimasi terjadi 536.000
kematian maternal di dunia setiap tahunnya. Antara tahun 1990 dan 2010, rasio
kematian ibu sedunia menurun hanya 3,1% per tahun. Ini jauh dari penurunan
tahunan 5,5% yang dibutuhkan untuk mencapai MDGs (WHO, 2012).
AKI menurun dari 390 pada tahun 1991 menjadi 228 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 2007, namun perlu kerja keras dan perhatian khusus
untuk mencapai target MDG sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun
2015 (BAPPENAS, 2010). Dengan kata lain, kematian ibu masih tinggi. Sekitar
800 wanita di seluruh dunia setiap hari meninggal karena kehamilan atau
persalinan. Pada tahun 2010, 287.000 wanita meninggal selama dan setelah
kehamilan dan persalinan. Hampir semua kematian terjadi di negara berkembang,
dan sebagian besar dapat dicegah. Tingginya jumlah kematian ibu di beberapa
wilayah di dunia mencerminkan ketidakadilan dalam akses terhadap pelayanan
kesehatan, dan menyoroti kesenjangan antara kaya dan miskin. Hampir semua
kematian ibu (99%) terjadi di negara berkembang. Lebih dari separuh kematian
ini terjadi di sub-Sahara Afrika dan sepertiga terjadi di Asia Selatan (WHO,
2012).
Rasio kematian ibu di negara berkembang adalah 240 per 100.000
kelahiran, sedangkan di negara maju 16 per 100.000 kelahiran. Ada perbedaan
besar dalam suatu negara, antara masyarakat berpenghasilan tinggi dan rendah,
serta perbedaan antara orang yang tinggal di daerah pedesaan dan perkotaan
(WHO, 2012).
Di negara berkembang jumlah rata-rata wanita hamil lebih banyak
daripada di negara maju, dan lifetime risk karena kehamilan yang juga lebih
1 dalam 3.800 di negara maju, dibandingkan 1 dalam 150 di negara berkembang.
Komplikasi pada kehamilan dan persalinan merupakan penyebab utama kematian
di kalangan remaja perempuan (WHO, 2012).
2.1.5. Penyebab Kematian Maternal
Menurut Mochtar (1998), penyebab kematian maternal dapat dikelompokkan
menjadi:
a. Sebab Obstetri Langsung
Sebab obstetri langsung adalah kematian ibu karena akibat langsung dari
penyakit penyulit pada kehamilan, persalinan, dan nifas; misalnya karena infeksi,
eklampsi, perdarahan, emboli air ketuban, trauma anastesi, trauma operasi, dan
sebagainya.
b. Sebab Obstetri Tidak Langsung
Sebab obstetri tidak langsung adalah kematian ibu akibat penyakit yang
timbul selama kehamilan, persalinan, dan nifas. Misalnya anemia, penyakit
kardiovaskular, serebrovaskular, hepatitis infeksiosa, penyakit ginjal, dan
sebagainya. Termasuk juga penyakit yang sudah ada dan bertambah berat selama
kehamilan.
c. Sebab Bukan Obstetri
Sebab bukan obstetri adalah kematian ibu hamil, bersalin, dan nifas akibat
kejadian-kejadian yang tidak ada hubungannya dengan proses reproduksi dan
penanganannya. Misalnya karena kecelakaan, kebakaran, tenggelam, bunuh diri,
dan sebagainya.
d. Sebab Tidak Jelas
Sebab tidak jelas adalah kematian ibu yang tidak dapat digolongkan pada
salah satu yang tersebut di atas. Dari penyebab-penyebab di atas, dapat pula
dibagi dalam dua golongan, yaitu:
1) Kematian yang dapat dicegah disebut juga preventable maternal death
atau avoidable factors, adalah kematian ibu yang seharusnya dapat
tepat sehingga dapat ditolong secara profesional dengan fasilitas dan
sarana yang cukup.
2) Kematian yang tidak dapat dicegah atau unpreventable maternal death,
adalah kematian ibu yang tidak dapat dihindari walaupun telah dilakukan
segala daya upaya yang baik.
Penyebab kematian ibu terbanyak adalah perdarahan, eklampsia atau tekanan
darah tinggi saat kehamilan, infeksi, partus lama, komplikasi aborsi
(Prawirohardjo, 2008).
2.1.6. Faktor Yang Mempengaruhi Kematian Maternal
Faktor-faktor yang mempengaruhi kematian ibu adalah sebagi berikut
(Mochtar, 1998). • Faktor Umum
Perkawinan, kehamilan, dan persalinan di luar kurun waktu reproduksi
yang sehat, terutama pada usia muda. Risiko kematian pada kelompok
umur di bawah 20 tahun dan pada kelompok di atas 35 tahun adalah tiga
kali lebih tinggi dari kelompok umur reproduksi sehat, yaitu 20-34 tahun. • Faktor Paritas
Ibu dengan riwayat hamil dan bersalin lebih dari enam kali
(grandemultipara) berisiko delapan kali lebih tinggi mengalami kematian. • Faktor Perawatan Antenatal
Kesadaran ibu hamil untuk memeriksakan kandungannya masih rendah.
Hal ini menyebabkan faktor risiko yang sebenarnya dapat dicegah menjadi
meningkat atau memperburuk keadaan ibu. • Faktor Penolong
Sekitar 70-80% persalinan masih ditolong oleh dukun beranak. Setelah
persalinan terlantar dan tidak dapat maju dengan disertai komplikasi
• Faktor Sarana dan Fasilitas
Sarana dan fasilitas rumah sakit, penyediaan darah dan obat-obatan yang
murah masih ada yang belum terjangkau oleh masyarakat. • Faktor Sistem Rujukan
Agar pelayanan kebidanan mudah dicapai, pemerintah telah menetapkan
seorang ahli kebidanan di setiap ibu kota kabupaten, namun belum
sempurna. • Faktor Lainnya
Yaitu faktor sosial ekonomi, kepercayaan, budaya. Pendidikan,
ketidaktahuan, dan sebagainya.
Faktor-faktor berpengaruh terhadap akses Yankes ibu dan reproduksi adalah
sebagai berikut:
o Geografi
o Ekonomi keluarga
o Health seeking care behaviour
o SDM kesehatan
o Ketersediaan obat & alat kesehatan
o Kebijakan Pemda
Terjadinya kematian ibu terkait dengan faktor penyebab langsung dan
penyebab tidak langsung. Faktor penyebab langsung kematian ibu di Indonesia
masih didominasi oleh perdarahan, eklampsia, dan infeksi. Sedangkan faktor tidak
langsung penyebab kematian ibu karena masih banyaknya kasus 3 Terlambat dan
4 Terlalu, yang terkait dengan faktor akses, sosial budaya, pendidikan, dan
ekonomi. Kasus 3 Terlambat meliputi:
• Terlambat mengenali tanda bahaya persalinan dan mengambil keputusan
• Terlambat dirujuk
Berdasarkan Riskesdas 2010, masih cukup banyak ibu hamil dengan faktor risiko
4 Terlalu, yaitu:
• Terlalu tua hamil (hamil di atas usia 35 tahun) sebanyak 27%
• Terlalu muda untuk hamil (hamil di bawah usia 20 tahun) sebanyak 2,6% • Terlalu banyak (jumlah anak lebih dari 4) sebanyak 11,8%
• Terlalu dekat (jarak antar kelahiran kurang dari 2 tahun)
Hasil Riskesdas juga menunjukkan bahwa cakupan program kesehatan ibu
dan reproduksi umumnya rendah pada ibu-ibu di pedesaan dengan tingkat
pendidikan dan ekonomi rendah. Secara umum, posisi perempuan juga masih
relatif kurang menguntungkan sebagai pengambil keputusan dalam mencari
pertolongan untuk dirinya sendiri dan anaknya. Ada budaya dan kepercayaan di
daerah tertentu yang tidak mendukung kesehatan ibu dan anak. Rendahnya tingkat
pendidikan dan ekonomi keluarga berpengaruh terhadap masih banyaknya kasus 3
Terlambat dan 4 Terlalu, yang pada akhirnya terkait dengan kematian ibu dan bayi
(Kemkes, 2011).
2.1.7. Identifikasi Kematian Maternal
Identifikasi kematian ibu adalah langkah awal proses surveilans. Ibu
mungkin meninggal di rumah, perjalanan, dan fasilitas kesehatan. Mereka
meninggal sebelum, selama, dan sesudah persalinan, bahkan di awal kehamilan
(abortus dan kehamilan ektopik). Untuk mendapatkan gambaran yang sebenarnya
tentang penyebab kematian maternal, diperlukan kisah lengkap wanita yang
Tabel 2.3. Metode identifikasi dan pengkajian kematian maternal
Titik awal pengkajian
Frekuensi pengumpulan data
Berkelanjutan/rutin Waktu tertentu/khusus Otoritas pemerintah Identifkasi
Registrasi vital (pasif-bukan pencarian kasus secara aktif)
Identifikasi
Pencarian aktif kasus-studi khusus menggunakan jalur statistik vital RAMOS sensus
Kajian Fasilitas kesehatan Identifikasi
Pelaporan petugas kesehatan kajian rekam medik rumah sakit
Identifikasi
Pelaporan petugas kesehatan kajian rekam medik rumah sakit
Kajian
Kajian kasus di tingat fasilitas Audit klinik terhadap kriteria atau standard yang telah disepakati
Kajian
Kajian kasus di tingat fasilitas Audit klinik terhadap kriteria atau standard yang telah disepakati
Sumber: dikutip dari Hanum (2008)
2.1.8. Kebijakan Penurunan Kematian Maternal
Berbagai upaya global untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi
baru lahir telah dimulai sejak Konferensi Internasional tentang kematian ibu di
Nairobi, Kenya pada tahun 1987 yang melahirkan Safemotherhood Initiative. Pada
tahun 1990 , diselenggarakan World Summit for Children di New York, USA
ibu menjadi separuhnya pada tahun 2000. Pada International Conference on
Population and Development (ICPD) 1994 di Kairo, Mesir dihasilkan kesepakatan
mengenai hak reproduksi. Pada tahun 1999, dicanangkan suatu strategi Making
Pregnancy Safer (MPS) sebagai bagian dari program Safemotherhood (Zulfayanti,
2012).
Pesan-pesan kunci MPS adalah setiap persalinan ditolong oleh tenaga
kesehatan terlatih, setiap komplikasi obstetri dan neonatal mendapat pelayanan
yang adekuat, setiap perempuan usia subur mempunyai akses terhadap
pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi
keguguran (Pusianawati, 2012).
Visi dari MPS adalah semua perempuan di Indonesia dapat menjalani
kehamilan dan persalinan dengan aman dan bayi dilahirkan hidup dan sehat. Dan
misi MPS adalah menurunkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir
melalui pemantapan sistem kesehatan untuk menjamin akses terhadap intervensi
yang cost effective berdasarkan bukti ilmiah yang berkualitas; memberdayakan
perempuan, keluarga dan masyarakat; mempromosikan kesehatan ibu dan bayi
baru lahir yang lestari sebagai suatu prioritas dalam program pembangunan
nasional. Adapun tujuan MPS adalah menurunkan kesakitan dan kematian ibu
dan bayi baru lahir di Indonesia (Pusianawati, 2012).
Di Indonesia juga telah dibuat berbagai program kesehatan reproduksi
yang diadaptasi dari berbagai kebijakan internasional. Pendidikan dan Penelitian
Bidan di Desa (1990-1996) dan Akselerasi Penurunan AKI (1996), dijalankan
sebagai kebijakan Menteri Kesehatan untuk mempercepat pengurangan AKI,
untuk melatih dan menyebarkan sejumlah bidan desa untuk memberikan
pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) berbasis desa. Tujuannya adalah
meningkatkan akses perempuan terhadap petugas yang terampil. Gerakan Sayang
Ibu (1996) bertujuan memobilisasi masyarakat dan pelayanan kesehatan untuk
mengatasi tiga keterlambatan dalam keadaan darurat obstetri dan neonatal
(terlambat membuat keputusan, terlambat merujuk, terlambat mendapat
penanganan di fasilitas kesehatan). Gerakan ini meningkatkan akses ibu hamil
2000, pemerintah juga telah menggulirkan Paket Kesehatan Reproduksi Esensial
(PKRE) dan Paket Kesehatan Reproduksi Komprehensif (PKRK) dengan dua
tambahan program, yaitu Kesehatan Pascamenopause dan Onkologi Reproduksi.
PKRE sendiri terdiri dari empat program, yaitu:
1. Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir (KIBBL)
2. Keluarga Berencana (KB)
3. Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR)
4. Pencegahan Penyakit Menular Seksual
Strategi operasional yang dilakukan Kementerian Kesehatan dalam penurunan
angka kematian ibu adalah sebagai berikut (Kemkes, 2011).
1. Pengguatan puskesmas dan jaringannya
2. Penguatan manajemen program dan sistem rujukannya
3. Meningkatkan peran serta masyarakat kerjasama dan kemitraan
4. Kegiatan akselerasi/inovasi
5. Jaminan persalinan
6. Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)
Secara umum, upaya-upaya tersebut belum menunjukkan hasil yang
memuaskan karena masalah kesehatan reproduksi sangat kompleks. Tidak hanya
berasal dari masalah kesehatannya saja, tetapi merupakan gabungan masalah
sosial, ekonomi, budaya, lingkungan, pendidikan, pemerintahan, dan faktor
lainnya (Zulfayanti, 2012).
2.1.9. Upaya Pencapaian MDGs di Indonesia
Di Indonesia, pelaksanaan dan pelaporan pencapaian MDGs dikoordinasi oleh
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS). Beberapa upaya
dilakukan oleh pemerintah dalam percepatan pencapaian MDGs diantaranya
dengan penyusunan Peta Jalan Percepatan Pencapaian MDGs di seluruh
Indonesia. Pemerintah provinsi menyiapkan Rencana Aksi Daerah Percepatan
perluasan inisiatif Corporate Social Responsibility (CSR) dan meningkatkan kerja
sama terkait konversi utang dengan negara-negara kreditor. Namun, masih
diperlukan upaya keras untuk mencapai target menurunkan angka kematian ibu
dari 390 pada tahun 1991 menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun
2015 (Zulfayanti, 2012).
Peningkatan akses terhadap pelayanan kesehatan berkualitas untuk ibu dan
anak., terutama selama dan segera setelah melahirkan merupakan hal yang
mendesak untuk segera dipenuhi. Untuk itu pemerintah menggulirkan beberapa
kebijakan yang mendukung upaya ini, seperti program Jaminan untuk Persalinan
(JAMPERSAL). Dengan program ini diharapkan pertolongan persalinan
seluruhnya dapat ditangani di fasilitas kesehatan oleh tenaga terlatih (Zulfayanti,
2012).
Pemerintah juga perlu meningkatkan sistem pemantauan untuk mencapai
tujuan MDG kelima. Peningkatan sistem pendataan terutama aspek manajemen
dan aliran informasi, terutama data dasar infrastruktur kesehatan, serta koordinasi
antara instansi terkait dengan masyarakat juga perlu ditingkatkan untuk
menghindari data yang tumpang tindih dan kegiatan yang tidak tepat sasaran,
sehingga peningkatan kesehatan ibu dapat dicapai dengan efektif dan efisien
(Zulfayanti, 2012).
Dalam rangka percepatan penurunan AKI guna mencapai target MDGs tahun
2015, Direktorat Bina Kesehatan Ibu telah merumuskan skenario percepatan
penurunan AKI sebagai berikut (Kemkes, 2011):
• Target MDG 5 akan tercapai apabila 50% kematian ibu per provinsi dapat
dicegah/dikurangi.
• Kunjungan antenatal pertama (K1) sedapat mungkin dilakukan pada
trimester pertama, guna mendorong peningkatan cakupan kunjungan
antenatal empat kali (K4).
• Bidan Di Desa sedapat mungkin tinggal di desa, guna memberikan kontribusi positif untuk pertolongan persalinan serta pencegahan dan
• Persalinan harus ditolong tenaga kesehatan dan sedapat mungkin
dilakukan di fasilitas kesehatan.
• Pelayanan KB harus ditingkatkan guna mengurangi faktor risiko 4 Terlalu. • Pemberdayaan keluarga dam masyarakat dalam kesehatan reproduksi
responsif gender harus ditingkatkan untuk meningkatkan health care
BAB 3
KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Kerangka konsep untuk penelitian ini adalah sebagai berikut.
Gambar 3.1. Kerangka konsep
3.2. Definisi Operasional
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kematian maternal.
Kematian maternal adalah kematian setiap wanita sewaktu masa kehamilan,
persalinan, dan nifas karena penyebab yang berhubungan dengan atau diperburuk
oleh kehamilan atau pengelolaannya, tetapi bukan dari sebab-sebab kebetulan atau
insidental.
Alat ukur: rekam medik
Hasil ukur: jumlah kematian ibu
Skala ukur: nominal Masa kehamilan
Kematian maternal Masa persalinan
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah bersifat deskriptif retrospektif untuk
mengetahui gambaran kematian maternal di RSUD dr. Pirngadi Medan periode 1
Januari - 31 Desember 2011.
4.2. Waktu dan Tempat Penelitian 4.2.1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret - November 2012. Pengambilan
data dilakukan pada bulan Juli - Oktober 2012.
4.2.2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di RSUD dr. Pirngadi Medan.
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua persalinan di RSUD dr. Pirngadi
Medan periode 1 Januari - 31 Desember 2011.
4.3.2. Sampel
Sampel diperoleh dengan metode total sampling. Sampel dari penelitian ini
adalah semua kematian maternal di RSUD dr. Pirngadi Medan periode 1 Januari -
31 Desember 2011.
4.4. Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
tersebut diperoleh peneliti dengan melihat isi rekam medik di RSUD dr. Pirngadi
4.5. Pengolahan dan Analisa Data
Untuk mengolah dan menganalisis data yang sudah terkumpul peneliti
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Medan atau sering disingkat
RSUPM beralamat di Jl. Prof. H.M. Yamin, SH No. 47 Medan. Rumah sakit ini
merupakan salah satu unit pelayanan kesehatan di kota Medan yang berstatus
milik pemerintah Kota Medan. Sampai saat ini, Rumah Sakit Umum Daerah dr.
Pirngadi Medan menyandang predikat Rumah Sakit Kelas B Pendidikan,
berdasarkan akreditasi Depkes RI No. YM.00.03.3.5.1309 pada tanggal 14
Februari 2007.
5.1.2. Deskripsi Karakteristik Subjek Penelitian
Dari hasil penelitian yang dilakukan di RSUD dr. Pirngadi Medan dengan
melihat rekam medis sebagai data sekunder, diperoleh data-data yang disajikan
dalam tabel-tabel berikut ini.
Tabel 5.1. Jumlah Persalinan dan Kematian Maternal
Tahun Persalinan Kematian Maternal Persentase (%)
2011 665 8 1,2
Dari tabel di atas diketahui bahwa selama tahun 2011 ada 8 kematian
Tabel 5.2. Sebaran Kematian Maternal Berdasarkan Umur, Pendidikan, dan Pekerjaan
Karakteristik n Persentase (%)
Umur (tahun)
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa kematian maternal paling banyak
terjadi pada kelompok umur 20-34 tahun dengan masing-masing persentase
62,5%, sedangkan umur >35 tahun sebesar 37,5%. Tingkat pendidikan paling
banyak adalah pendidikan SLTA, yaitu 100%. Semua subjek penelitian bekerja
sebagai ibu rumah tangga sebesar 100%.
Tabel 5.3. Sebaran Kematian Maternal Berdasarkan Frekuensi Kehamilan
Gravida n Persentase (%)
Dapat dilihat bahwa 50% sampel mengalami kematian maternal saat
kehamilan pertama atau primigravida. Satu sampel tidak memiliki data yang jelas
Tabel 5.4. Sebaran Kematian Materanal Berdasarkan Frekuensi Melahirkan
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa sampel paling banyak belum pernah
melahirkan sebesar 50%, sedangkan yang pernah melahirkan 1-5 kali sebesar
37,5%. Satu sampel tidak memliki data yang jelas dan lengkap.
Tabel 5.5. Sebaran Kematian Maternal Berdasarkan Cara Persalinan
Cara Persalinan n Persentase (%)
Seksio sesarea 7 87,5
Partus spontan 0 0
Tidak ada data 1 12,5
Total 8 100
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa 87,5% sampel yang mengalami
kematian maternal menjalani persalinan secara seksio sesarea, sedangkan satu
sampel tidak memiliki data yang jelas dan lengkap.
Tabel 5.6. Sebaran Kematian Maternal Berdasarkan Umur Kehamilan
Gestasi (minggu) n Persentase (%)
<36 3 37,5
36-38 2 25
>38 2 25
Tidak ada data 1 12,5
Total 8 100
Partus n Persentase (%)
Belum pernah 4 50
1-5 3 37,5
≥6 0 0
Tidak ada data 1 12,5
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa sampel paling banyak
mengalami kematian maternal dengan umur kehamilan <36 minggu, sedangkan
satu sampel tidak memiliki data yang jelas dan lengkap.
Tabel 5.7. Sebaran Kematian Maternal Berdasarkan Diagnosa Masuk
Diagnosa n Persentase (%)
Abortus infeksiosa 1 12,5
HELLP Syndrome 1 12,5
Ruptur uteri 1 12,5
Preeklampsi berat 4 50
Sepsis 1 12,5
Total 8 100
Dari tabel di atas, dapat diketahui penyebab kematian paling banyak
adalah preeklampsi berat dengan persentase 50%, lalu diikuti abortus infeksiosa,
HELLP Syndrome, dan ruptur uteri, sepsis dengan masing-masing persentase
5.2. Pembahasan
Dari hasil penelitian diketahui bahwa jumlah kematian maternal pada
tahun 2011 di RSUPM adalah 8 dari 665 persalinan. Dalam Hanum (2008),
terdapat 23 kematian maternal dari 1881 persalinan (2003-2007) di RSUP HAM,
khususnya 6 kasus kematian maternal dari 475 persalinan pada tahun 2007, dan 53
kematian maternal dari 4361 persalinan (2003-2007) di RSUDPM, khususnya 8
kasus kematian maternal dari 1205 persalinan pada tahun 2007. Dalam
(Tambunan, 2008) di RSUDPM juga ada 8 kematian maternal pada tahun 2007.
Perbedaan jumlah persalinan yang cukup besar antara kedua rumah sakit besar di
Medan ini kemungkinan akibat faktor lokasi. RSUPM berlokasi cukup strategis di
tengah kota sehingga cukup mudah dijangkau masyarakat, sedangkan RSUP
HAM sedikit berada di daerah pinggiran sehingga ada kesulitan untuk mencapai
rumah sakit ini.
Dari beberapa penelitian sebelumnya di RSUD dr. Pirngadi Medan
diperoleh data sebagai berikut: Tobing J (1985-1989) sebesar 68 per 10000 KH,
Simanjuntak T (1990-2003) sebesar 6,01 per 1000 persalinan, Agustina R
(1999-2003) sebanyak 50 kasus dari 6689 KH (Hanum, 2008). AKI dari penelitian ini
belum bisa dihitung karena untuk mendapatkan AKI tidak bisa bersumber hanya
dari satu rumah sakit saja.
Kematian maternal paling banyak terjadi pada kelompok usia 20-34 tahun
sebesar 62,5%. Pada kelompok usia yang sama-sama berisiko tinggi, yaitu ≥35
tahun dan <20 tahun ada perbedaan persentase. Pada kelompok usia ≥35 tahun
kasus kematian maternal sebesar 37,5%, sedangkan pada kelompok usia <20
tahun tidak ada kasus kematian maternal. Dalam penelitian Hanum (2008),
hasilnya tidak jauh berbeda, terdapat 1 kasus pada kelompok usia ≥40 tahun, 4
kasus pada kelompok usia 30-40 tahun, 3 kasus pada kelompok usia 20-30 tahun,
dan tidak ada pada kelompok usia <20 tahun. Kemungkinan hal ini akibat adanya
perubahan pola pikir dan gaya hidup masyarakat. Pada era globalisasi saat ini,
sebagian besar masyarakat menikah dan mempunyai anak saat usia tua.
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kematian
terhadap kesehatan kehamilannya. Semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin
baik sikap dan kepeduliannya terhadap kesehatan. Dari tabel 5.2. dapat dilihat
bahwa 100% subjek penelitian berpendidikan SLTA dan bekerja sebagai ibu
rumah tangga. Hal ini mirip dengan penelitian yang dilakukan Hanum (2008)
dengan kematian maternal paling banyak adalah subjek penelitian berpendidikan
SLTA sebesar 36,29%, lalu diikuti SLTP sebesar 28,79%, SD sebesar 17,62%,
perguruan tinggi sebesar 2,6%, tidak sekolah 0,46%, dan sisanya tidak ada data
sebesar 14,24%.
Dalam penelitian Tambunan (2008) di RSUPM, kematian ibu terbanyak
terjadi pada kelompok berpendidikan SD sebasar 50%, kemudian diikuti SLTP
sebesar 37,5%, SLTA sebesar 12,5%. Subjek penelitian paling banyak bekerja
sebagai ibu rumah tangga sebesar 75%, dan pembantu rumah tangga sebesar 25%.
Pada tabel 5.3. dan tabel 5.4. diketahui bahwa kematian maternal paling
banyak terjadi saat hamil pertama atau primigravida sebesar 50%, kemudian hamil
2-5 kali sebesar 37,5%, dan belum pernah melahirkan sebesar 50%, lalu
melahirkan 1-5 kali sebesar 37,5%. Berdasarkan hasil penelitian Tambunan
(2008), kematian maternal terbanyak pada kelompok grandemultigravida sebesar
50%, lalu multigravida sebesar 25%, sekundigravida dan primigravida
masing-masing sebesar 12,5%. Dalam Hanum (2008) disebutkan bahwa yang paling
banyak mengalami kematian dengan frekuensi melahirkan 3-5 kali sebesar
44,41%, diikuti 1-2 kali sebesar 39,97%, dan ≥6 kali sebesar 5,67%.
Berdasarkan tabel 5.5. dapat dilihat bahwa semua kematian maternal yang
terjadi di RSUPM menjalani persalinan dengan seksio sesarea. Dari penelitian
Hanum (2008) disimpulkan bahwa kematian maternal menurut cara persalinan
adalah persalinan preabdominal dengan seksio sesarea primer dengan belum
inpartu sebesar 27,91% (12 kasus), seksio sesarea primer dengan inpartu sebesar
30,23% (13 kasus), seksio sesarea berulang dengan inpartu sebesar 4,64% (2
kasus), pervaginam dengan partus spontan sebesar 27,91% (12 kasus), embriotomi
sebesar 4.65% (2 kasus), ekstraksi vakum dan bantuan manual masing-masing
Kematian maternal terbanyak berdasarkan diagnosa masuk disebabkan
preeklampsi sebesar 50% (4 kasus), lalu diikuti abortus infeksiosa, HELLP
Syndrome, sepsis, dan ruptur uteri masing-masing sebesar 12,5% (1 kasus).
Dalam Hanum (2008), kematian maternal terbanyak di RSUP HAM adalah
gestosis sebanyak 8 kasus (34,78%), diikuti perdarahan 4 kasus (17,4%), infeksi 3
kasus (13,05%), infeksi non kehamilan 2 kasus (8,69%), kehamilan ektopik 2
kasus (8,69%), dan penyakit yang sudah diderita sebelum hamil 2 kasus (8,69%),
emboli 1 kasus (4,35%), serta penurunan kesadaran 1 kasus (4,35%). Di RSUPM,
kematian maternal terbanyak disebabkan oleh gestosis 28 kasus(52,84%), infeksi
7 kasus (13,21%), infeksi non kehamilan dan partus tak maju masing-masing 3
kasus (5,65%), penyakit yang diderita sebelum hamil 2 kasus (3,77%), partus
terlantar, distosia jalan lahir, distosia janin, KET, emboli, dan penurunan
kesadaran masing-masing 1 kasus (1,89%). Dari penelitian Tambunan (2008)
diketahui penyebab kematian maternal adalah gagal napas sebanyak 6 kasus
(75%) dan DIC sebanyak 2 kasus (25%).
Kendala yang dialami selama penelitian adalah kelengkapan data yang
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan uraian dari pembahasan penelitian dapat
disimpulkan sebagai berikut.
1. Jumlah kematian maternal di RSUD dr. Pirngadi Medan tahun 2011
sebanyak 8 kasus.
2. Penyebab kematian maternal terbanyak di RSUD dr. Pirngadi Medan
tahun 2011 adalah preeklampsi.
3. Jumlah persalinan di RSUD dr. Pirngadi Medan tahun 2011 adalah 665
persalinan.
6.2. Saran
Setelah menjalani proses penelitian ini, maka peneliti menyampaikan saran
yang bermanfaat bagi beberapa pihak, yaitu:
1. Diperlukan penelitian lanjut mengenai kematian maternal dengan
kurun waktu yang lebih lama.
2. Perlu adanya peningkatan upaya untuk menurunkan kematian
maternal.
3. Memberi perhatian lebih pada proses pencatatan rekam medis untuk
kelengkapan data pasien.
4. Perlu adanya peningkatan kualitas pelayanan dan sarana unit
DAFTAR PUSTAKA
Afriani, I., 2011. Prevalensi Persalinan Seksio Sesarea Atas Indikasi Plasenta Previa di RSUD dr. Pirngadi Medan Tahun 2010, Karya Tulis Ilmiah
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, 2010. Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium Indonesia 2010. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional.
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, 2010. Peta Jalan Percepatan
Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium di Indonesia. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional.
Cunningham, F.G., et al, 2005. Obstetri Williams. Ed. 21. Jakarta: EGC
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, 2010. Ringkasan (Executive Summary) Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Gubernur Sumatera Utara Akhir Tahun Anggaran 2009.
Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan, 2010. Peranan Pertolongan Persalinan
Tenaga Kesehatan Guna Menurunkan Angka Kematian Ibu. Diperoleh dari: ok.pdf [Diakses tanggal 25 April 2012].
Hanum, N.S., 2008. Karakteristik dan Faktor-Faktor Penyebab Kematian
Maternal dan Perinatal di RSUP H. Adam Malik dan RSUD dr. Pirngadi Medan Januari 2003 – Desember 2007, Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Imna, 2010. Gambaran Riwayat Obstetri (Persalinan) Ibu yang Mengalami Plasenta Previa si RSU dr. Pirngadi Medan Periode Januari 2006 – Juni 2010, Karya Tulis Ilmiah Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Indriastuti, S., 2011. Hubungan Paritas dengan Angka Kejadian Preeklampsia
Di RS PKU Muhammadiyah Surakarta. Diperoleh dari: Maret 2012].
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2011. Analisis Kematian Ibu di Indonesia Tahun 2010. Diperoleh dari:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2011. Profil Kesehatan Indonesia 2010. Diperoleh dari:
_2010.pdf [Diakses tanggal 04 Juni 2012].
Lubis, I.K., 2011. Pengaruh Paritas terhadap Perdarahan Postpartum Primer di RSUD dr. Pirngadi Medan 2007 – 2010, Karya Tulis Ilmiah Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Mochtar, R., 1998. Sinopsis Obstetri: Obstetri Operatif, Obstetri Sosial. Jakarta: EGC.
Mukhtar, Z., dkk, 2011. Desain Penelitian Klinis dan Statistika Kedokteran. Medan: USU Press.
Prawirohardjo, S., 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Pusianawati, D., 2012. Safe Motherhood. Dalam: Martaadisoebrata, D. &
Susiarno, H., ed. Obstetri Ginekologi Sosial: Wawasan, Kebijakan, Kompetensi. Bandung: Departemen Obstetri Ginekologi Fakultas
Kedokteran Universitas Padjajaran.
Sastroasmoro, S., 2008. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: CV Sagung Seto.
Tambunan, J.N., 2008. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Kematian Maternal dan Nyaris Mati Maternal di RSUD Dr. Pirngadi Medan 1 Januari 2007- 31 Desember 2007. Diperoleh dari:
Wahyuni, A.S., 2008. Statistika Kedokteran. Jakarta: Bamboedoea Communication.
WHO, UNICEF, UNFPA, and The World Bank, 2007. Maternal Mortality in
2005. Diperoleh dari:
tanggal 25 April 2012].
World Health Organization, 2012. Maternal Mortality. Diperoleh dari:
tanggal 9 Januari 2013].
Zulfayanti, 2012. Millenium Development Goals. Dalam: Martaadisoebrata, D. & Susiarno, H., ed. Obstetri Ginekologi Sosial: Wawasan, Kebijakan, Kompetensi. Bandung: Departemen Obstetri Ginekologi Fakultas
Lampiran 1
RIWAYAT HIDUP PENELITI
Nama : Nina Kirana Harahap
Tempat/ tanggal lahir : Padangsidimpuan, 06 Mei 1991
Pekerjaan : Mahasiswa
Agama : Islam
Alamat : Jl. Dr.Mansyur Gg. Sipirok no. 2aa, Medan
Nomor Telepon : 085270120265
Orang Tua : - Ayah :Drs. H. Hasanul Arifin Harahap (Alm.)
- Ibu : Hj. Elly Mawati Lubis
Riwayat Pendidikan : TK Indra Murni (1996 – 1997)
SDN 15 Padangsidimpuan (1997 – 2003)
SMPN 1 Padangsidimpuan (2003 – 2006)
SMAN 2 Padamgsidimpuan (2006 – 2009)
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (2009 –
sekarang)
Riwayat Organisasi : 1. Anggota OSIS SMP 2005-2006
2. Wakil Sekretaris OSIS SMA 2008-2009
3. Anggota Steering Comittee of Public Health (SCOPH)
Lampiran 5
FORMULIR ISIAN REKAM MEDIS
No.MR /Nama :
Umur :
Agama :
Status pernikahan :
Pendidikan :
Pekerjaan :
G : P : A :
Dana :
Periksa kehamilan pada :
Umur kehamilan :
Cara persalinan :
Rujukan dari :
Diagnosa masuk :
Ditolong oleh :
Lampiran 6
OUT PUT SPSS DESKRIPSI KARAKTERISTIK SAMPEL
Agama
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Islam 8 100.0 100.0 100.0
Pendidikan pasien
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid SLTA 8 100.0 100.0 100.0
Pekerjaan pasien
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid IRT 8 100.0 100.0 100.0
Gravida
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 4 50.0 57.1 57.1
4 3 37.5 42.9 100.0
Total 7 87.5 100.0
Missing System 1 12.5
Partus
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 4 50.0 57.1 57.1
2 1 12.5 14.3 71.4
3 2 25.0 28.6 100.0
Total 7 87.5 100.0
Missing System 1 12.5
Total 8 100.0
Dana
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Umum 1 12.5 12.5 12.5
Jampersal 3 37.5 37.5 50.0
Jamkesmas 2 25.0 25.0 75.0
Medan Sehat 2 25.0 25.0 100.0
Total 8 100.0 100.0
Cara persalinan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Seksio Sesarea 7 87.5 100.0 100.0
Missing System 1 12.5
Umur kehamilan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 29 1 12.5 14.3 14.3
33 1 12.5 14.3 28.6
35 1 12.5 14.3 42.9
37 2 25.0 28.6 71.4
39 2 25.0 28.6 100.0
Total 7 87.5 100.0
Missing System 1 12.5
Total 8 100.0
Umur pasien
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 23 1 12.5 12.5 12.5
25 1 12.5 12.5 25.0
27 1 12.5 12.5 37.5
30 1 12.5 12.5 50.0
33 1 12.5 12.5 62.5
36 1 12.5 12.5 75.0
37 1 12.5 12.5 87.5
43 1 12.5 12.5 100.0
Umur pasien dikelompokkan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid usia reproduktif 5 62.5 62.5 62.5
risiko tinggi 3 37.5 37.5 100.0
Total 8 100.0 100.0
Partus yang sudah dikelompokkan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid belum pernah 4 50.0 57.1 57.1
tidak berisiko 3 37.5 42.9 100.0
Total 7 87.5 100.0
Missing System 1 12.5
Total 8 100.0
Gestasi yang sudah dikelompokkan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid berisiko 3 37.5 42.9 42.9
tidak berisiko 2 25.0 28.6 71.4
berisiko 2 25.0 28.6 100.0
Total 7 87.5 100.0
Missing System 1 12.5
Diagnosa masuk
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid abortus infeksiosa 1 12.5 12.5 12.5
HELLP Syndrome 1 12.5 12.5 25.0
preeklampsia berat 4 50.0 50.0 75.0
ruptur uteri 1 12.5 12.5 87.5
sepsis 1 12.5 12.5 100.0
Total 8 100.0 100.0
Gravida yang sudah dikelompokkan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid primigravida 4 50.0 57.1 57.1
multipara 3 37.5 42.9 100.0
Total 7 87.5 100.0
Missing System 1 12.5
Total 8 100.0
Pendidikan suami
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Strata 1 1 12.5 12.5 12.5
SLTA 7 87.5 87.5 100.0
DATA INDUK PENELITIAN
NO. MR 799673 804557 813288 821452 7877114 787173 804053 789205
AGAMA Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam
PEND. SLTA SLTA SLTA SLTA SLTA SLTA SLTA SLTA
PEKERJAAN IRT IRT IRT IRT IRT IRT IRT IRT
UMUR (tahun) 30 43 27 23 36 25 37 33
DANA Jampersal Jamkesmas Jampersal Umum Jampersal Medan Sehat Medan Sehat Jamkesmas
PERSALINAN SC - SC SC SC SC SC SC
GESTASI (minggu)
33 - 37 39 37 35 39 29
GRAVIDA 1 - 1 1 4 1 4 4
PARTUS 0 - 0 0 2 0 3 3
SEBAB PEB Ab.
Infeksiosa