• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI PASIEN TERHADAP BALAI PENGOBATAN ALTERNATIF (Studi kasus Pasien Pengobatan Alternatif di Bandar Lampung)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERSEPSI PASIEN TERHADAP BALAI PENGOBATAN ALTERNATIF (Studi kasus Pasien Pengobatan Alternatif di Bandar Lampung)"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

PERSEPSI PASIEN TERHADAP BALAI

PENGOBATAN ALTERNATIF

(Studi kasus Pasien Pengobatan Alternatif di Bandar Lampung) ( Skripsi )

KOMARIYANSYAH

0616011037

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

PERSEPSI PASIEN TERHADAP BALAI

PENGOBATAN ALTERNATIF

(Studi kasus Pasien Pengobatan Alternatif di Bandar Lampung)

Oleh :

KOMARIYANSYAH

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi apakah yang ada pada para pasien terhadap bailai pengobatan alternatif di Bandar Lampung. Dengan melihat saat ini sudah banyak masyarakat yang berobat pada pengobatan alternatif. Tipe penelitian ini mendapat data dari para pasien dengan cara obsevasi dan wawancara secara mendalam dengan informan. Informan dalam penelitian ini berjumlah 3 orang yang telah memenuhi criteria informan yang ditentukan. Teknik analisa data menggunakan reduksi data penyajian data dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka diperoleh hasil bahwa pada dasarnya para pasien yang berobat kepengobatan alternatif rata-rata beralasan putus asa, ketidak adanya biaya dan proses penyenmbuhannya pun cukup cepat. Alasan putus asa yaitu pasien yang menderita penyakit akan tetapi sudah berobat kepengobatan medis dan sekian lama berobat tidak ada hasilnya melainkan malah timbul penyakit baru akibat dari mengkonsumsi obat-obatan yang mengandung bahan kimia. Ketidakadanya biaya untuk berobat kepengobatan medis membuat masyarakat beralih pada pengobatan alternatif yang dinilai cukup murah dan tanpa harus membeli obat-obatan berbahan kimia. Sedangkan proses penyembuhan itu sendiri dinilai para pasien cukup cepat, karena pada saat proses penyembuhan itu dilakukan hanya beberapa kali si pasien sudah merasakan perubahan pada kesehatannya.

(3)

PERSEPSI PASIEN TERHADAP BALAI

PENGOBATAN ALTERNATIF

Oleh

KOMARIYANSYAH

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA SOSIOLOGI

Pada Jurusan Sosiologi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

Judul Skripsi :PERSEPSI PASIEN TERHADAP BALAI PENGOBATAN ALTERNATIF

Nama Mahasiswa :

KOMARIYANSYAH

No. Pokok Mahasiswa : 0616011037

Jurusan : Sosiologi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

MENYETUJUI, 1. Komisi Pembimbing

Drs. Gunawan Budi Kasono NIP.131604518

2. Ketua Jurusan Sosiologi

(5)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua :Drs. Gunawan Budi Kasono ...

Penguji Utama :Drs. Abdul Syani, M.IP ...

2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Drs. Agus Hadiawan, M.Si NIP. 19580109 198603 1002

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis di lahirkan di Tanjung Karang, tanggal 06 Oktober

1 988, anak pertama dari empat bersaudara pasangan Bapak

Margono. S.H dan Ibu Suwarsih. Penulis memulai pendidikan

dari Taman Kanak-Kanak Beringin Raya Kemiling pada

tahun 1991. Pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 4 Sumberejo

Kemiling diselesaikan pada tahun 2000, penulis melanjutkan ke Madrasah

Tsanawiyah Negeri 1 Bandar Lampung dan diselesaikan pada tahun 2001 dan

melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri 10 Bandar Lampung

diselesaikan pada tahun 2006.

Tahun 2006 penulis terdaftar sebagai mahasiswa di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Jurusan Sosiologi Unversitas Lampung melalui jalur Sistem Penerimaan

Mahasiswa Baru (SPMB). Pada bulan Juli-Agustus 2009, penulis

mengaplikasikan ilmu di bidang akademis dengan melaksanakan Praktek Kuliah

(7)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Karya tulis saya, Skripsi/Laporan Akhir ini, adalah asli dan belum pernah

diajukan untuk mendapatkan gelar akademik (Sarjana/Ahli Madya), baik

di Universitas Lampung maupun diperguruan tinggi lainnya.

2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa

bantuan pihak lain, kecuali arahan pembimbing

3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis

atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas

dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama

pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian

hari terdapat penyimpangan dan ketidak benaran dalam pernyataan ini,

maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar

yang telah diperoleh karena karya tulis ini, serta saksi lainya sesuai dengan

norma yang berlaku di Perguruan Tinggi ini.

Bandar Lampung, Mei 2012

(8)

PERSEMBAHAN

K

UPERSEMBAHKAN KARYA

SEDERHANA INI KEPADA...  KEDUA ORANGTUA KU MAMA DAN

PAPAKU YANG SELALU BERDO’A DAN SENANTIASA MENANTI KEBERHASILAN

KU……..

 ADEK-ADEKKU RICKY,FIRDAUS,DAN SUCI

TO SOMEONE THANKS YOU AND MY CHILDREN YOU’R IS THE BEST

TEMAN-TEMAN DAN SAHABAT-SAHABAT KU.MASA MUDA ADALAH MASA TERHEBAT SEPANJANG SEJARAH PERJALANAN

KEHIDUPAN……..

(9)

A

llah tidak pernah menurunkan penyakit

Melainkan dari manusi itu sendri

T

etapi allah menurunkan obat

(10)

S

emua impian-imian kita data menjadi kenyataan

Jika kita memiliki keberanian untuk mengejar mereka

(Walt Disney)

J

adilah orang yang ceria

Jangan berikir tentang kegagalan hari ini

Tetai berikirlah tentang kesuksesan

Yang bias saja dating esok hari

Kau telah menghadakan dirimu pada tugas yang berat

T

etapi kau akan berhasil jika kau tetap teguh

Dan kau akan merasakan kenikmatan

Dapat mengatasi segala rintangan

Tidak ada usaha yang hilang atau sia-sia

Dalam mencapai sesustu yang indah

(Hellen Keller)

(11)

Puji syukur Penulis ucakan keada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya,

penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan Judul“ Persesi Pasien Terhadap

Praktek Pengobatan Alternatif (Studi kasus pada pasien pengobatan alternatif

di Bandar Lampung)”Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana

Sosiologi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

Penulis mengucakan terima kasih yang tulus kepada :

1. Kepada kedua orangtua yang selalu memberi dorongan serta dukungan

untuk menyelesaikan semua ini, karena sekian lama tidak

selesai-selesai…..Dan Alhamdulillah akhirnya kelar juga ,beribu-ribu terima

kasih atas segala dukungan beserta do’anya dan atas semua yang telah diberikan dari penulis lahir hingga sampai saat ini. Serta penulis memohon

maaf karena telah banyak mengecewakan mama dan papa. “THANK’S YOU FOR ALL MAMA PAPA”

2. Bapak Drs. Hi. Agus Hadiawan, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Susetyo, M.Si. Selaku Ketua Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

4. Bapak Drs.Gunawan Budi Kasono. Selaku Pembimbing Utama, atas

kesediaan dan kesabarannya dalam memberikan bimbingan selama proses

penyusunan skripsi hingga sebaik ini.

5. Bapak Drs. Abdul Sani. Selaku Penguji Utama, atas masukan saran dan

kritik dalam penyempurnaan skripsi ini.

(12)

7. Seluruh bapak dan ibu dosen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Lampung dalam membantu dan mendidik penulis

selama kuliah dan yang sudah memberikan bekal pengetahuan,

pengarahan, dan motivasi kepada penulis.

8. Seluruh staf akademik di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Lampung

9. To Someone thank you for all and my son M.Alka.H I am very2 love you.

10. Untuk adik-adikku, Ricky cepet lagi slasin kuliah na, Firdaus yang rajin

blajar na biar bisa jadi mariner, dan Suci jangan males2 blajar na biar gak

dapet nilai jelek nti gak bisa naik kelas…

11. Teman-teman seperjuanganku Rizky, Ewin, Jhon, Abi, Aji, Mamet,

Asdos, Henry, Danu, Opit, Dodi I, Dodi H, Sakai, Meki, Aziz, Danil,

Daru, Randy, Rahman, Marbon, Eci, Mpew, Yanti, Ana, Ana ndut, Maya,

Mesi, Vivin, Nia, Heni, Vina, Hesti, Septin, Eriska, Deva, Esa, Desi, Vera,

Mondang, dan semua teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Terima kasih atas jalinan persahabatan yang telah kita bentuk semoga

tidak akan berhenti hingga saat ini.I always remember you...

12. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Demikian ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak, hanya

Allah SWT yang dapat membalas dan memberi rahmat-Nya atas segala bantuan

yang telah diberikan kepada penulis. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita

(13)

Bandar Lampung, Mei 2012

Penulis

(14)
(15)

ABSTRAK

PERSEPSI PASIEN TERHADAP BALAI

PENGOBATAN ALTERNATIF

(Studi kasus Pasien Pengobatan Alternatif di Bandar Lampung)

Oleh :

KOMARIYANSYAH

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi apakah yang ada pada para pasien terhadap bailai pengobatan alternatif di Bandar Lampung. Dengan melihat saat ini sudah banyak masyarakat yang berobat pada pengobatan alternatif. Tipe penelitian ini mendapat data dari para pasien dengan cara obsevasi dan wawancara secara mendalam dengan informan. Informan dalam penelitian ini berjumlah 3 orang yang telah memenuhi criteria informan yang ditentukan. Teknik analisa data menggunakan reduksi data penyajian data dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka diperoleh hasil bahwa pada dasarnya para pasien yang berobat kepengobatan alternatif rata-rata beralasan putus asa, ketidak adanya biaya dan proses penyenmbuhannya pun cukup cepat. Alasan putus asa yaitu pasien yang menderita penyakit akan tetapi sudah berobat kepengobatan medis dan sekian lama berobat tidak ada hasilnya melainkan malah timbul penyakit baru akibat dari mengkonsumsi obat-obatan yang mengandung bahan kimia. Ketidakadanya biaya untuk berobat kepengobatan medis membuat masyarakat beralih pada pengobatan alternatif yang dinilai cukup murah dan tanpa harus membeli obat-obatan berbahan kimia. Sedangkan proses penyembuhan itu sendiri dinilai para pasien cukup cepat, karena pada saat proses penyembuhan itu dilakukan hanya beberapa kali si pasien sudah merasakan perubahan pada kesehatannya.

(16)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan pada saat ini adalah merupakan hal yang amat mahal harganya,karena kita ketahui

biaya pengobatan sangat begitu mahalnya. Hingga masyarakat yang memiliki tingkat ekonomi

rendah sulit untuk mendapatkan pengobatan yang layak. Kesehatan tan pulalah yang membuat

seorang manusia untuk bertahan hidup serta melakukan aktivitas sehari-hari,seperti bekerja,

sekolah, berinteraksi dengan masyarakat dan sebagainya. Oleh karenanya hal tersebut sangatlah

penting sekali bagi manusia untuk menjaganya agar tetap selalu sehat dan prima dalam

melakukan segala aktivitas setiap hari. Dengan melakukan pola hidup yang sehat serta pola

makan yang baik, berolah raga dan sebagainya dapat membantu kita untuk tetap sehat. Dalam

semboyan dikatakan bahwa lebih baik “mencegah” dari pada “mengobati”.

Terkadang dalam menjaga kesehatan kita masih belum cukup maksimal sehingga penyakit bisa

saja datang kapan pun. Bila sudah terkena penyakit tidak ada jalan lain kecuali mencari

pengobatan. Berbagai pengobatan sudah banyak tersedia pada zaman ini, dari pengobatan yang

medis maupun yang non-medis atau disebut juga pengobatan alternatif. Pada masyarakat yang

modern atau masyarakat kota, mereka lebih memilih pengobatan medis. Karena sudah teruji

secara empiris dan telah banyak buktinya, akan tetapi tidak menutup kemungkinan masyarakat

yang sudah modern untuk melakukan pengobatan alternatif. Hal ini bisa dikarenakan

ketidakpuasan para pasien yang telah berobat dipengobatan medis,sehingga mereka beralih

(17)

Pada saat ini pengobatan non-medis sudah sangat menjamur di Kota Bandar Lampung, sudah

banyak tersedia berbagai macam pengobatan alternatif yang tersedia. Di Indonesia ini sendiri,

pengobatan non medis terus berkembang. Perkembangannya antara lain di picu oleh kemajuan

para pengobatan tradisional dan kesadaran masyarakat akan pentingnya sehat secara alamiah

(Majalah plus cermat dan tuntas,2005 : 5). Berawal dari ketidakpuasan para pasien pada

pengobatan medis, maka mereka mecoba beralih pada pengobatan alternatif yang mana sudah

banyak bukti atas kesembuhannya pada pengobatan alternatif.

Untuk itu Departemen Kesehatan membentuk Sentra Pengembangan dan Penerapan Pengobatan

Tradisional (SP3T). Saat ini telah ada 12 sentra menyebar di seluruh Indonesia. Di Jakarta, SP3T

berada di Rumah sakit Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM). Menurut Pemerhati Pengobatan

tradisional Dr. Setiawan Dalimartha tugas SP3T yaitu mengadakan pengkajian, penelitian,

pengujian, pendidikan, pelatihan dan pelayanan pengobatan tradisional sebelum pengobatan

tersebut diterapkan secara luas dimasyarakat atau diintegrasikan ke dalam jaringan pelayanan

kesehatan (Ibid ; 7).

Pengobatan medis sangat tergantung dari teknologi yang mahal untuk memecahkan masalah

kesehatan, meskipun kadang pula hal tersebut tidak efektif (R Soepono,1997 : 718). Pada

beberapa kalangan yang berpikir luas, timbul keraguan pula akan hakikat pelayanan kedokteran

yang cenderung hanya bertumpu pada reinolisasi, pemberian resep obat, instrumetasi, dan

pembedahan tanpa memperhatikan faktor intrik, aspek kemanusiaan pasien.

Pada tanggal 12 Mei 2003 telah terdiri perhimpunan dokter Indonesia Pengembang Kesehatan

(18)

pengobatan tradisional ditanah air. Di Provinsi Lampung sendiri khususnya di Kota Bandar

Lampung telah banyak berdiri tempat-tempat atau klinik-klinik pengobatan alternatif,

diantaranya yaitu klinik pengobatan akupuntur Atika Salon yang berada di Jl. Imam Bonjol,

Kecamatan Kemiling, kemudian terapi pijat refleksi yang ada di Gg. H2O Sukarame, Terapi

Patah Tulang di Jl. Onta No.30 Sidodadi Kedaton, dan masih banyak lagi. Hal ini membuktikan

bahwa banyak masyarakat kota Bandar Lampung tertarik untuk melakukan pengobatan alternatif

selain pengobatan medis.

Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitiannya adalah masyarakat Bandar Lampung

merupakan ibu kota Provinsi Lampung yang tentu saja memiliki fasilitas serta infastruktur yang

lengkap dibandingkan dengan kota dan kabupaten lainnya yang ada di Provinsi Lampung.

Dengan begitu kehidupan masyarakatnya pun sudah cenderung memiliki gaya hidup masyarakat

kota yang biasa kita sebut dengan masyarakan modern.

Giddins (2001:19) menegaskan bahwa ciri dasar dari masyarakat modern yang pertama adalah

berlakunya aturan industrialisme dalam kehidupan manusia, kedua, mata pencaharian

masyarakat modern, sebagian besar adalah non-agraris, ketiga, munculnya gaya hidup kota (life style), berupa fasilitas aktivitas waktu luang, keempat, tingginya nilai indeks pendidikan dasar maupun pendidikan tinggi,kelima, tingginya tingkat penggunaan energi.

Menunjuk pada ciri dasar masyarakat modern diatas, seperti yng kita lihat bahwa terdapat

sejumlah industri di Bandar Lampung yang berpusat di daerah Tanjung Bintang. Kemudian

munculnya para Pedagang Kaki Lima disudut serta jalan-jalan kota, selain itu juga tersedianya

(19)

hiburan lainya.Aktivitas kehidupan masyarakat Bandar Lampung ,tidak bisa dilepaskan dari

penggunaan energi (listrik). Misalnya dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Ini membuktikan

bahwa masyarakat Bandar Lampung disebut sebagai komunitas yang telah mengalami

modernisasi.

Selain itu Emile Durkhem mengiterpretasikan bahwa masyarakat modern merupakan wujud

evolusi manusia dan masyarakat tradisional yang ditandai dengan solidaritas organis, sejalan

dengan berkembangnya deferensiasi dimana perbedaan antar individu sangat jelas. Sanksi-sanksi

yang berlaku bersifat restutif, yang berupa hukuman pidana atau ganti rugi sesuai dengan

Undang-undang yang berlaku (Peter Beilharz, 2002 : 107).

Serta ada spesialisasi atau pembagian kerja. Pola pikir masyarakat modern juga telah mengalami

perubahan dari irasional, menjadi rasional atau berdasarkan pada logika berfikir seta pengalaman

empiris. Dengan begitu masyarakat Bandar Lampung sebagai komonitas yang telah mengalami

modernitas, memiliki pola pikir yang rasional

Seperti yang kita lihat saat ini, masyarakat kota yang cenderung memiliki pola pikir yang

modern, seharusnya masyarakat lebih cenderung menggunakan pengobatan medis/dokter karena

telah terbukti secara ilmiah dalam ilmu kedokteran. Tetapi pada kenyataannya tidak menutup

kemingkunan dari mereka malah beralih kepada pengobatan alternatif yang sebelumnya banyak

digunakan oleh masyarakat desa sebagai penyembuh penyakit. Misalnya mengkonsumsi ramuan

jamu dari tanaman-tanaman yang dipercayai memiliki kandungan yang dapat menyembuhkan

(20)

Tentu saja ini menjadi tanya besar, persepsi apakah yang ada pada masyarakat , khususya di kota

Bandar Lampung yang memilih melakukan pengobatan alternatif dari pada pengobatan medis.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan pada uraian latar belakang diatas. Maka penulisan merumuskan masalah sebagai

berikut :

Bagaimana persepsi pasien terhadap praktek pengobatan alternatif ?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.1. Tujuan Penelitian

• Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui presepsi pasien terhadap praktek pengobat

alternatif.

• Untuk mengambarkan persepsi pasien mengenai metode pengobatan alternatif

melalui alat-alat yang digunakan, penyembuhan, pasien, dan proses pengobatannya.

1.2. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut :

• Secara teoritis penelitian ini bertujuan menjelaskan dan menggambarkan bekam

sebagai bagian dari metode pengobatan alternatif di masyarakat. Secara sosiologis

penelitian inni akan memberikan sumbangan pikiran tentang gambaran sistem medis

alternatif melalui alat-alat yang di gunakan dalam proses penggobatan, penyembuhan,

(21)

• Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan lebih

terhadap gambaran sistem medis alternatif, mengingat sistem medis ini ikut berperan

(22)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Persepsi

1. Persepsi

Persepsi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994:759) adalah :

1. Tanggapan (penerimaan ) langsung dari sesuatau; serapan; perlu diteliti.

2. Proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui pasca indera.

Jameson dalam Rifky Wijaya (2007: 11), mengatakan bahwa persepsi dipandang sebagai sebuah

refleksifitas yang berkaitan dengan respon bagaimana individu memandang persoalannya, dan

juga orientasi dirinya terhadap dunia sosial. Refleksifitas merupakan sebuah tindakan yang

penuh arti yaitu berusaha untuk menafsirkan dan memahami pokok persoalan dan dunia sosial.

Mar’at (1981:21) menyatakan persepsi merupakan proses pengamatan seseorang yang berasal dari komponen kognisi (perasaan emosional, suka tidak suka, simpati, rasa takut atau tidak

takut). Aspek pengerak perubahan karena informasi yang diterima akan menentukan perasaan

dan kemauan untuk berbuat. Sehingga jelas komponen kognisi akan mempengaruhi seseorang

untuk bertindak senang atau tidak terhadap suatu objek yang merupakan jawaban atas pertanyaan

apa yang dipikirkan untuk dipersepsikan tentang objek tersebut.

Kemudian Mar’at (1981 : 22) berpendapat bahwa persepsi seseorang dapat dipengaruhi oleh

beberapa faktor diantaranya :

(23)

2. Faktor proses belajar

3. Cakrawala

4. Pengetahuan

Sarwono (2000 : 22) menyatakan perbedaan persepsi disebabkan oleh beberapa hal, yaitu :

1. Perhatian, biasanya seseorang tidak menangkap seluruh rangsangan yang ada secara sekaligus.

2. Harapan seseorang atas rangsangan tersebut.

3. Kebutuhan

4. Ciri kepribadian

5. Gangguan jiwa

Dari beberapa pernyataan diatas dapat diketahui bahwa pemberian makna atau persepsi sangatlah

berkaitan dengan pengetahuan dan kemampuan individu melalui proses stimulasi dengan

lingkunganya. Persepsi positif terhadap stimulasi cenderung bersangkutan untuk mengadakan

perhatian/pendekatan terhadap stimulasi. Sebaliknya persepsi negatif stimulasi cenderung untuk

mengadakan penghindaran/penilaian yang negatif dan bahkan reaksi tingkah laku (respon) yang

negatif berupa perlawanan dan pelampiasan pada objek lain.

Persepsi merupakan suatu proses memandang terhadap obyek tertentu melalui jalan

mengorganisasikan dalam pikiran menafsirkan, mengalami, dan mengolahnya, sehingga dengan

demikian akan menghasilkan persepsi yang positif ataupun negatif. Jadi persepsi seorang

individu berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam mendefinisikan situasi yang dihadapi.

(24)

1. Persepsi adalah pengalaman.

Untuk mengartikan makna dari seseorang, objek, atau peristiwa tersebut.

2. Persepsi adalah selektif.

Ketika mepersepsikan sesuatu biasanya hanya memperhatikan bagian-bagian tertentu dari

objek berdasarkan atas sikap, nilai dan keyakinan yang ada didalam diri yang bersangkutan dan

mengabaikan karakteristik yang tidak relevan/ berlawanan dengan nilai dan keyakinan tersebut.

3. Persepsi adalah penyimpulan.

Proses psikologi dan persepsi mencakup penarikan kesimpulan melalui suatu proses induksi

secara logis. Interpretasi yang dihasilkan melalui persepsi pada dasarnya penyimpulan atas

informasi yang tidak lengkap. Dengan kata lain mempersepsikan makna adalah melompat dari

suatu kesimpulan yang tidak sepenuhnya didasarkan atas data yang dapat ditangkap oleh indra.

4. Persepsi bersifat tidak akurat.

Setiap persepsi yang dilakukan akan mengundang kesalahan dalam keadaan tertentu, yang

disebabkan oleh pengaruh masa lalu, sektifitas dan penyimpulan.

5. Persepsi berifat evaluatif.

Persepsi tidak akan pernah objektif karena dalam proses menginterpretasikan makna

berdasarkan pengalaman dan merefleksikan sikap nilai dan keyakinan pribadi, sehingga dalam

(25)

Persepsi merupakan bagian dari konsep diri manusia. Persepsi diartikan sebagai proses

pandangan/tanggapan daya dalam memahami/menggapi suatu (Mar’at,1981 : 424 ). Jadi persepsi

dapat diartikan sebagai kesan-kesan penafsiran seseorang terhadap objek tertentu.

1.1. Syarat-syarat mengadakan persepsi

Agar seseorang dapat mengadakan persepsi, ada syarat-syarat yang perlu dipenuhi :

1. Adanya objek yang dipersepsi, objek yang menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera

atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar langsung menginai alat indera (reseptor) dapat

datang langsung dari dalam langsung mengenai saraf penerima (sensoris) yang bekerja

sebagai reseptor.

2. Alat indera atau reseptor, yaitu alat untuk menerima stimulus disamping itu harus ada pula

saraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor atau susunan

saraf yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Selain itu alat indra sebagai alat untuk mengadakan

respon juga saraf motoris.

3. Untuk menyadari atau mengadakan pandangan atau persepsi diperlukan pula adanya

perhatian yang merupakan langkah pertama suatu persiapan dalam mengadakan persepsi

tanpa perhatian tidak akan terjadi persepsi. Perihal tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa

untuk mengadakan persepsi ada syarat-syarat yang bersifat fisik atau kealaman, fisiologis dan

psikologis.

(Bimo Walgito, 1993:54)

Menurut Bimo Walgito dalam buku “Psikologi Umum” mengatakan bahwa proses persepsi

(26)

1. Stimulus mengenai alat panca indara, ini merupakan proses yang bersifatnya kealaman (fisik)

2. Stimulus kemudian dilangsungkan keotak oleh saraf sesoris ini merupakan proses fisiologis.

3. Diotak sebagai pusat susunan saraf terjadilah proses yang akhirnya individu dapat menyadari

atau mempersepsi tentang apa yang diterima melalui alat indera, proses yang terjadi dalam

otak ini merupakan proses psikologis.

1.2. Hal-hal yang memengaruhi Persepsi

Suatu objek dapat di persepsikan secara berbeda-beda dengan yang lain, menurut Mar’at

(1982:43-44), hal ini disebabkan oleh beberapa aspek yaitu:

1. Perhatian, biasanya seseorang tidak menagkap seluruh rangsangan yang ada sekitarnya

sekaligus tetapi akan memfokuskan perhatiannya pada suatu atau dua objek saja. Perbedaan

fokus menyebabkan perbedaan persepsi.

2. Set, yaitu harapan seseorang akan rangsangan yang timbul seperti seorang pelari yang siap

start terhadap set bahwa akan terdengar bunyi pistol disaat harus lari.

3. Kebutuhan, kebutuhan sesaat atau menetap dari seseorang akan mempengaruhi persepsi

seseorang tersebut.

4. Sistem nilai, system yang bergantung dalam suatu masyarakat berpengaruh pula pada

persepsi.

5. Ciri kepribadian, misalnya A dan B bekerja disuatu kantor, A seseoarang yang penakut akan

memandang atasanya sebagai tokoh yang menakutkan. Sedangkan B penuh dengan rasa

percaya diri mengaggap atasanya sebagai orang yang dapat diajak bergaul seperti orang biasa

(27)

1.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi

Persepsi seseorang itu dapat berubah-ubah, misalnya dari baik menjadi buruk dan sebaliknya, hal

ini disebabkan oleh banyak faktor antara lain:

1. Faktor pengalaman. Suatau keadaan atau aktifitas yang pernah dilewati seseorang dalam

hidupnya menjadi pengalaman hidup serta pelajaran baginya dan mempengaruhi hidupnya.

2. Faktor proses belajar. Proses belajar merupakan tingkatan atau fase yang dilalui anak atau

sasaran didik dalam mempelajari sesuatu.

3. Faktor cakrawala. Merupakan pandangan dan memiliki wawasan objek.

4. Faktor pengetahuan. Kesan didalam pikiran manusia sebagai hasil dari penggunaan panca

indranya yang berbeda sekali dengan kepercayaan, tahayul dan penerangan-penerangan yang

keliru. Pengetahuan tersebut diperoleh dari kenyataan dengan mendengar radio, menonton

film, TV dan lain-lain. Hal-hal tersebut diterima dan kemudian diterima dan diolah oleh otak.

Dalam pembentukan persepsi akan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:

1. Faktor Fungsional yang mempengaruhi persepsi yang sering disebut kerangka rujukan

(Frame Of Referance), dimana kerangka rujukan mempengaruhi bagaimana orang memberi makna ada pesan yang diterima. Faktor fungsional ini dijelaskan oleh David Kreach dan

Richard S. Crutehild dalam betuk dalil bahwa persepsi bersifat selektif fungsional dimana

objek-objek yang mendapat tekanan dalam persepsi kita, biasanya objek yang melakukan

persepsi yang dipengaruhi oleh penyelidikan dan latar belakang budaya seseorang.

2. Faktor structural semata-mata berasal dari stikulus fisik dan efek-efek saraf yang ditimbulkan

pada sistem saraf individu yang dalam hal ini erat kaitanya dengan fokus usia. (Jalaludin

(28)

1.4. Proses Terjadinya Persepsi

1.4.1. Sensasi

Sensasi merupakan tahap paling awal dalam penerimaan informasi. Sensasi berasal dari kata

sense, artinya alat indera yang menghubungkan organisme dengan lingkungan. Bila alat-alat indera mengubah informasi menjadi impuls-impuls syaraf dengan bahasa yang dipahami oleh

(komputer) otak maka terjadilah sensasi. Sensasi menurut Jalaluddin Rakhmat (1993: 49) adalah

pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian verbal, simbolis atau

konseptual dan terutama sekali berhubungan dengan kegiatan alat indera.

Lefrancois seperti yang dikutip oleh Jalaludin Rakhmat (1993:39) menyatakan bahwa apa pun

definisi sensasi, fungsi alat indera dalam menerima informasi dari lingkungan sangat penting.

Melalui alat indera, manusia dapat memahami kualitas fisik lingkungannya. Lebih dari itu,

melalui alat indera manusia memperoleh pengetahuan dan semua kemampuan untuk berinteraksi

dengan dunianya. Tanpa alat indera manusia sama, bahkan mungkin tidak akan lebih dari

rumput-rumputan, karena rumput dapat juga mengindera cahaya danhumiditas.

Sutisna (2001: 61) mendefinisikan sensasi sebagai tanggapan yang cepat dari indera penerima

kita seperti mata, telinga, hidung, mulut dan jari terhadap stimulus dasar seperti cahaya, warna

dan suara. Kita mengenal alat indera atau pancaindera. Psikologi menyebut sembilan (bahkan

ada yang menyebut sebelas) alat indera yaitu penglihatan, pendengaran, kenestesis, vestibular, peradapan, temperature, rasa sakit, perasaan dan penciuman. Kita dapat mengelompokannya

(29)

berasal dari luar (eksternal) atau dari dalam diri individu itu sendiri (internal). Informasi dari luar diindera oleh sksteroseptor misalnya telinga atau mata. Informasi dari dalam diindera oleh

intereseptormisalnya sistem peredaran darah. Selain itu gerakan tubuh kita sendiri diindera oleh

propioseptormisalnya organvestibular.

1.4.2 Perhatian

Kennet E. Aderson seperti yang dikutip oleh Jalaluddin Rakhmat (1993 : 52) menyatakan bahwa

perhatian adalah proses mental Kennet E. Aderson seperti yang dikutip oleh Jalaluddin Rakhmat

(1993 : 52) menyatakan bahwa perhatian adalah proses mental ketika stimulan atau rangkaian

stimulan menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimulan lainnya melemah. Dengan

demikian ketika manusia telah memperhatikan stimulan yang diterimanya, maka stimulan

tersebut tidak lagi berada dalam wilayah sensasi akan tetapi telah memasuki wilayah persepsi.

Ada dua faktor yang harus dijadikan pertimbangan dalam menentukan perhatian :

1) Faktor situsional disebut juga sebagai determinan perhatian yang bersifat eksternal atau

menarik perhatian. Stimulan diperhatikan karma mempunyai sifat menonjol, seperti

gerakan, intensitas stimuli dan perulangan.

2) Faktor personal bersifat internal atau menarik perhatian. Faktor ini merupakan faktor

yang mengandalkan kemampuan alat indera masing-masing individu untuk

berkonsentrasi terhadap suatu objek rangsangan. Apa yang menjadi perhatian seseorang

akan lolos dari perhatian orang lain atau sebaliknya. Ada kecenderungan kita melihat apa

yang ingin kita lihat.

Kennet E. Anderson seperti yang dikutip oleh Jalaludin Rakhmat (1992 : 54) menyimpulkan

(30)

1) Perhatian adalah proses yang aktif dan dinamis. Manusia secara sengaja mencari stimulan

tertentu dan mengarahkan perhatian kepadanya.

2) Manusia cenderung menaruh perhatian kapada hal-hal tertentu sesuai dengan

kepercayaan, sikap, dan kepentingannya. Kebiasaan tidak hanya pentingnya dalam

menentukan apa yang menarik perhatian, tetapi juga apa yang secara potensial akan

menarik perhatian manusia dan perubahan atau varaiasi saat penting dalam menarik

perhatian.

B. Definisi Pasien

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia8 Masyarakat Kota adalah masyarakat yang

penduduknya mempunyai mata pencaharian disektor perdagangan dan industri, atau yang

bekerja disektor administrasi pemerintah. Masyarakat yang menunjang tinggi nilai, norma,

hukum yang ditompang oleh penguasaan iman, ilmu dan teknologi yang berperadaban.

Giddens (2001:19) menegaskan bahwa ciri-ciri dasar dari masyarakat kota yang modern:

1. Berlakunya industrialisme dalam kehidupan manusia.

2. Mata pencaharian masyarakat kota, sebagaian besar adalah non-agraris.

3. Munculnya gaya hidup kota (life style), berupa fasilitas aktivitas waktu luang

4. Tingginya nilai indeks pendidikan, serta besarnya jumlah lembaga pendidikan dasar maupun

pendidikan tinggi.

(31)

Selain itu Emile Durkheim9 menginterpretasikan bahwa masyarakat kota yang modern

merupakan:

1. Masyarakat yang ditandai dengan solidaritas organis, dimana perbedaan antar individu sangat

jelas.

2. Sanksi-saksi yang berlaku bersifat restitutif, yang berupa hukuman pidana atau ganti rugi

sesuai dengan Undang-undang yang berlaku.

3. Ada spesialisasi atu pembagian kerja yang jelas.

4. Mata pencaharian bersifat heterogen.

5. Pola berfikir masyarakat yaitu rasional atau berdasarkan pada logika berfikir serta sesuai

dengan pengalaman empiris.

Berdasarkan ciri-ciri diatas, maka dapat dinyatakan bahwa yang dimaksudkan dengan

masyarakat kota disini adalah penduduk yang tinggal dan menetap didaerah perkotaan yang tentu

saja daerah tersebut telah memiliki ciri-ciri kota yang modern. Dalam hal ini masyarakat yang

tinggal di Kota Bandar Lampung.

Masyarakat sebagai sekelompok orang yang bertempat tinggal di suatu wilayah dan berinteraksi

satu dengan yang lainnya sehingga membentuk suatu komunitas dan suatu lembaga dan

peraturan sendiri yang berlaku dalam komunitas itu. Hasan Shadily (1985: 147) berpendapat

bahwa masyarakat adalah sekelompok orang yang hidup bersama dalam suatu tempat yang diatur

dengan ikatan-ikatan dan aturan tertentu.

Koentjaraningrat (1985: 147) berpendapat bahwa masyarakat adalah kesatuan hidup manusia

(32)

suatu rasa identitas bersama. Sedangkan Soerjono Soekanto (1989: 21) mengemukkakan bahwa

ciri-ciri pokok dari masyarakat adalah sebagai berikut :

1) Manusia yang hidup bersama

2) Bercampur untuk waktu yang lama

3) Mereka sadar bahwa mereka merupakan suatu kesatuan

4) Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama

Berdasarkan uraian dan pendapat tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa masyarakat

merupakan persatuan manusia yang timbul dari kodrat bersama dalam pergaulan hidup untuk

menciptakan suatu system kehidupan bersama.

2.1. Faktor Pasien Memilih Pengobatan Alternatif

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pasien yang terjangkit penyakit cenderung akan

mencari pengobatan medis sebagai pilihan pertama. Karena sudah teruji secara empiris. Tetapi

sebagian lagi memilih cara lain yaitu dengan pengobatan alternatif.

Berdasarkan penelitian serupa yang dilakukan sebelumnya oleh mahasiswi Universitas Lampung

Asriatiningsih10di kelurahan kotabaru, Tanjung karang timur, pada Balai Pengobatan Nusantara,

terdapat dua faktor yang mempengaruhi pasien untuk memanfaatkan jasa pelayanan pengobatan

alternatif. Pertama, yaitu berupa keakutan atau keparahan penyakit dan kemudahan

(33)

Menurut Yuda Turna11, banyak masyarakat kota menggunakan pengobatan alternatif. Dari sudut

pandang pasien, bukan suatu hal yang penting mengenai dasar ilmiah. Pengguna pengobatan

alternatif ini biasanya pula sudah mencoba pengobatan konvensional yang tidak menyembuhkan

penyakitnya. Hal ini membuat mereka menilai bahwa nilai statistik tidak penting. Seringkali pula

para pengguna pengobatan alternatif ini mendengar keberhasilan penyembuhan alternatif dari

orang yang baru dikenal, keluarga, dan teman yang mungkin sudah mengalami kesembuhan

dengan penyakit yang serupa melalui pengobatan alternatif tersebut12.

Kedokteran modern menjadi identik dengan unpersonal dan high cost medicine yang hanya terjangkau oleh sekelompok kecil masyakat. Dengan alasan pengobatan medis membutuhkan

biaya tinggi. Mereka mencoba pengobatan non-medis atau yang dikenal dengan pengobatan

alternatif.

Dibandingkan dengan cara medis yang relatif mahal, mayoritas pengobatan alternatif hanya

memerlukan biaya yang relative murah. Misalnya untuk sekali pijat refleksi di Pengobatan Pijat

Refleksi H2O Sukarame Bandar lampung, biaya yang harus dikeluarkan hanya

Rp.25.000,-Harga ini tentu lebih murah bila dibandingkan dengan tarif dokter spesialis yang rata-rata

mengeluarkan biaya Rp.100.000,- sampai Rp.300.000,- dan belum termasuk biaya obatnya. Bila

ke laboraturium, biaya dapat mencapai Rp. 1 juta hingga Rp. 3 juta8. Walaupun ada pengobatan

alternatif lain yang membutuhkan biaya yang cukup mahal seperti misalnya pengobatan

(34)

umunya biaya pengobatan alternatif dapat dijangkau mulai dari masyarakat dengan tingkat

ekonomi rendah.

Kedokteran modern tersebut (pengobatan medis) belum mampu secara meyakinkan menangani

masalah penyakit degeneratif seperti masalah penuaan, kanker, diabetes, dan hipertensi. Hal ini

mengakibatkan berkurangnya kepercayaan masyarakat dan minat pencari pertolongan. Apalagi

di sampingnya terdapat pelayanan kesehatan alternatif yang menjanjikan14. Banyak orang

membutuhkan serta menggunakan pengobatan alternatif, padahal pengobatan ilmiah telah

banyak tersedia. Menurut Setiawan Dalimartha15 pemerhati pengobatan tradisional, mengatakan

bahwa:

“pada saat dokter pengobatan modern barat (medis) mengatakan penyakitnya

tidak lagi dapat disembuhkan, itu bukan berarti tidak dapat disembuhkan dengan

pengobatan alternatif”.

Hal ini berarti banyak penyakit yang tidak dapat disembuhkan dengan pengobatan barat, tetapi

ternyata berhasil disembuhkan dengan pengobatan alternatif.

Selain itu juga, pengobatan alternatif tradisional masih digunakan oleh sebagian besar paisen,

bukan hanya karena kekurangan fasilitas pelayanan kesehatan formal yang terjangkau oleh

pasien, tetapi lebih disebabkan oleh faktor-faktor sosial budaya dari masyarakat tersebut. Ia

(35)

Adanya beberapa manfaat umum dari pengobatan alternatif, baik secara psikologis maupun

sosial yang tidak terpengaruh dengan keberadaan pengobatan modern. Yaitu, mengurangi stress

dan kecemasan akibat ketidakpastian penyakit, biaya yang rendah dan menyenangkan, penguatan

dan keterlibatan langsung pasien dalam penanganan penyakit, Fungsi control bila ada

penyimpangan, mengurangi trauma akibat perubahan cultural, serta mempromosikan identitas

kebudayaan17.

Saat ini banyak terapi alternatif ditawarkan ke masyarakat. Bila kita lihat disetiap tempat

pengobatan, telah banyak dipenuhi pengunjung/ pasien. Situasi ini menandakan bahwa banyak

masyarakat yang merasa cocok atau sekedar ingin mencoba teknik pengobatan itu. Namun, tak

jarang pula orang yang merasa tidak cocok. Penderita dengan keluhan yang sama belum tentu

sembuh dengan cara pengobatan yang sama pula. Keadaan ini bukan hal yang ‘aneh’ karena

setiap orang mempunyai karakter atau metabolisme tersendiri sehingga dampak pengobatan

antara satu orang dan orang lain bias berbeda. Selain itu kondisi tubuh setiap orang berbeda

sehingga memberikan respon yang berbeda pula. Hal ini berkaitan dengan umur, riwayat

kesehatan, dan jenis kelamin18.

Penggunaan obat medis yang diberikan pihak dokter, seperti obat-obatan yang notaben sangat

ampuh membunuh kuman, namun selalu memiliki efek samping. Efek samping yang dirasakan

mulai dari ringan hingga efek yang sangat berat. Karena adanya efek samping, mulai tahun

80-an, banyak orang yang jera dengan obat-obatan dari kedokteran. Mereka pun lalu melirik

kesistem pengobatan alternatif. Menurut Frans Tshai seorang dokter ahli mengatakan, efek

samping yang masih dapat ditolerir dalam pengertian aman sekitar 2 - 5 %. Walaupun demikian,

(36)

justru malah daya tahan tubuhnya melemah. Misalnya, antibiotik penisilin terbukti sangat

berguna, tetapi ada juga orang yang tidak tahan dengan obat ini. Bukan berarti obatnya salah.

Secara umum penisilin adalah obat yang baik, tetapi reaksi setiap orang memang berbeda.

Masih menurut Frans Tshai19 seorang dokter ahli mengatakan bahwa dalam ilmu kedokteran

menerapkan konsep unsur per unsur, sedangkan pengobatan alternatif bersifat holistik. Misalnya

untuk penderita ginjal, pengobatan medis hanya menagani hal yang dikeluhkan pasien. Ini

berbeda dengan pengobatan alternatif.

Pengobatan alternatif mendeteksi juga bagian tubuh lain yang tidak dikeluhkan pasien. Oleh

sebab itu, dalam ramuan jamu tidak terdiri dari satu bahan saja, tetapi terdiri dari beberapa unsur

yang saling memperkuat sehingga efeknya lebih berkhasiat. Seseorang yang merasa sakit fisik

belum tentu disebabkan oleh gangguan fisik pasien. Pengobatan alternatif tidak hanya

menyembuhkan fisik, tetapi juga mengobati psikisnya. Inilah prinsip pengobatan holistik.

Dengan kata lain manusia sakit tidak hanya dilihat ‘kumanya’, tetapi perlu diselidiki pula

penyebab yang menjadikan ia sakit.

Berdasarkan pemaparan diatas, yakni pendapat para ahli kesehatan, salah satunya yaitu Frans

Tshai yang menjelskan bahwa fakor masyarakat kota memilih pengobatan alternatif dikarenakan

untuk menghindari obat-obatan medis yang mengandung bahan-bahan kimia. Kemudian juga

Setiawan Daliamrtha seorang pemerhati pengobatan tradisional menjelaskan bahwa yang

menjadi faktor masyarakat memilih pengobatan alternatif ini dikarenakan faktor biaya

(37)

sembuh setelah lama berobat ke pengobatan medis, sehingga mereka beralih ke pengobatan

alternatif dengan harapan penyakit yang mereka derita bisa sembuh.

Selain itu juga Turna Yuda dalam penelitianya tentang manfaat pengoabatan alternatif yang juga

mengatakan bahwa faktor yang menjadi penyebab masyarakat memilih pengobatan alternatif

karena cerita atau informasi kesembuhan dari keluarga ataupun teman mereka yang telah berobat

ke pengobatan alternatif, sehingga mereka percaya dan yakin penyakit sipasien juga bisa

disembuhkan. Penelitian sebelumnya juga oleh Asriatiningsih yang menjelaskan tentang faktor

yang mempengaruhi masyarakat memilih pengobatan alternatif yaitu karena faktor intern

masyarakatnya, yaitu tingkat kepercayaan dan tingkat pengatahuan.Berdasarkan pendapat para

ahli dan penelitian-penelitian sebelumnya serta data-data yang penulis dapatkan diatas tentang

faktor masyarakat kota memilih pengobatan alternatif, penulis mencoba mengkategorikan

faktor-faktor diatas kedalam dua bagian. Dimana tingkat kepercayaan dan pengetahun berasal dari

dalam diri manusia itu sendiri. Sedangkan tingkat ekonomi masuk kedalam faktor ekstern,

karena tingkat ekonomi ini berasal dari luar diri manusia atau penghasilan yang didapatkan untuk

melakukan penyembuhan penyakit dengan menggunakan pengobatan alternatif. Untuk lebih

jelasnya berikut merupakan pemaparan lebih lanjut tentang faktor intern dan faktor ekstern.

2.1.1. Faktor Intern

Faktor intern yaitu faktor-faktor dari dalam diri manusia itu sendiri untuk melakukan

penyembuhan penyakit dengan menggunakan pengobatan alternatif. Dalam hal ini yang menjadi

(38)

a. Tingkat kepercayaan

Menurut Kamus Besar Bahas Indonesia arti kepercayaan adalah suatu anggapan atau keyakinan

bahwa yang dipercayai itu benar atau nyata. Dan yang dimaksudkan tingkat kepercayaan disini

adalah taraf keyakinan seseorang terhadap alternatif serta di yakini dapat menyembuhkan

penyakit.

Pada tingkat kepercayaan ini yang menyebabkan seseorang cenderung memilih pengobatan

alternatif yaitu pudarnya tingkat kepercayaan terhadap pengobatan medis, dengan kala lain putus

asa dengan pengobatan medis yang tidak kunjung ada hasil. Atau penyakit yang diderita divonis

tidak dapat disembuhkan dengan pengobatan medis. Sehingga mencari alternatif pengobatan

lain selain pengobatan medis. Selain itu juga karena melihat banyak kesaksian yang sembuh

dengan menggunakan pengobatan alternatif. Hal tersebut yang menimbulkan keyakinan bahwa

penyakit yang diderita pun bisa sembuh. Sehingga ada keingginan untuk mencoba pengobatan

alternatif tersebut.

b. Tingkat Pengetahuan

Menurut kamus Besar Bahas Indonesia arti pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui

atau didapat dan diterima melalui proses belajar atau pengalaman. Dan yang dimaksudkan

tingkat pengetahuan disini adalah taraf informasi yang dimiliki seseorang terhadap penyembuhan

penyakit baik melalui pengobatan medis maupun pengobatan alternatif. Melalui tingkat

pengetahuan seseorang terdapat dua hal yang menyebabkan seseorang cenderung memilih

(39)

- Pengetahuan tentang obat-obatan medis yang mengandung bahan-bahan kimia yang

memiliki efek samping

- Pengetahuan tentang penyembuhan pengobatan alternatif yang bersifat holistic atau

menyeluruh. Bukan hanya menyembuhkan penyakit yang dikeluhkan pasien saja, tetapi

juga menyembuhkan pusat penyakit yang diderita pasien.

2.1.2. Faktor Ektern

Faktor ekstern yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar diri manusia untuk melakukan

penyembuhan penyakit dengan menggunakan pengobatan alternatif. Yang menjadi faktor ekstern

disini adalah tingkat ekonomi atau pendapatan seseorang.

Pengertian pendapatan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu sejumlah uang yang

diterima seseorang atau lebih anggota keluarga dari hasil kerja atau usaha. Sedangkan pengertian

tingkat pendapatan adalah pendapatan yang diperoleh seseorang serta anggota keluarganya yang

bersumber dari sektor formal dan informal dalam waktu satu bulan yang diukur dengan rupiah.

Bersdasarkan pengertian diatas, maka tingkat pendapatan adalah jumlah uang dari hasil

pendapatan yang diperoleh suatu keluarga yang bersumber dari pekerjaan pokok dan pekerjaan

tambahan. Dan yang dimaksudkan dengan pengertian tingkat pendapatan dalam konteks ini

adalah taraf kemampuan seseorang atau keluarga untuk mengeluarkan uang dari penghasilan

yang didapatkan untuk melakukan penyembuhan melalui pengobatan.

(40)

Di Indonesia istilah pengobatan alternatif sering ditukar dengan istilah pengobatan tradisional.

Menurut pendapat Organisasi Kesehatan Dunia (W.H.O) ada bareneka-macam jenis pengobatan

tradisional yang bisa dibedakan lewat hal cara-caranya. Perbedaan ini dijelaskan sebagai terapi

yang ‘berdasarkan cara-cara’ seperti terapi spiritual yang terkait hal gaib atau terapi dengan

tusukan jarum. Jenis terapi yang kedua ‘berdasarkan obat-obatan’ seperti jamu dan pengobatan

herbal (Timmermans 2001:1). Pembagian ini sering dikenal sebagai jenis pengobatan yang

‘berdasarkan mantra-mantra’ dan jenis pengobatan lain yang berdasarkan ‘alat-alat’. Pembagian

ini juga digarisbahawi salah satu responden dukun. Dia membedakan pengobatan yang cara dan

pendidikannya ‘bisa ditulis’ seperti pengobatan Cina dengan pengobatan yang cara dan

pendidikannya tidak ‘bisa ditulis’, seperti terapi spiritual (Hozmanto, pc, 18.09.04).

Tidak ada pendidikan formal untuk kebanyakan pengobatan alternatif, khususnya pengobatan

yang ‘pakai cara-cara’. Ini tergantung pada faktor ‘keahlian’ dan apakah pengobatan ini bisa

ditulis atau tidaknya. Pada umumnya pengobatan yang bersifat obat-obat Cina seperti jamu dan

pengobatan herbal, bisa ditulis. Kebijaksanaan bisa dipelajari dari buku-buku. Walaupun pada

pihak yang lain pengobatan alternatif yang dipengaruhi supranatural atau metafisik tidak bisa

dipelajari dari buku-buku (Timmermans 2001:1). Malahan pelajaran atau pendidikan

pengobatan yang terkait hal ghaib hanya bisa diberlatih orang yang mempunyai keahlian khusus

untuk menjadi dukun. Keahlian ini tidak terdapat melalui pendidikan formal tetapi lewat

keturunun saja atau bakat dari Tuhan (Timmermans 2001:1).

Para ahli menjelaskan, pengobatan alternatif adalah pengobatan non-medis yang tidak diajarkan

(41)

“Definisi tersebut tidak tepat karena saat ini pengobatan alternatif sudah menjadi mata kuliah di

sekolah kedokteran. Alasannya, pengobatan tidak bias dilakukan sendiri-sendiri, tetapi harus

secara holistik atau menyeluruh. Pengobatan alternatif lebih bersifat komplementer atau

pelengkap”

Menurut akupunkturis di Rawamangun Jakarta, Putu Oka Sukanta pengobatan alternative

mempunyai sosok keilmuan (body of knowledge) yang berbeda dengan pengobatan kedokteran atau modern. Teknik pengobatan ini mempunyai filosofi, dasar, dan metode mendiagnosis

penyakit. Aplikasinya juga mempunyai perlakuan (treatment) yang berbeda dengan pengobatan modern. Pengobatannya tidak menggunakan peralatan kedokteran seperti tensimeter, stetoskop,

thermometer, maupun hasil laboraturium. Dalam terapinya, teknik pengobatan alternatif tidak

menggunakan obat farmasi atau obat resep dari dokter, melaikan memanfaatkan ramuan

tradisional. Ramuan ini berupa jamu atau minuman kesehatan yang bahan bakunya berasal dari

tanaman berkhasiat.

Dalam ensiklopedia pengobatan alternatif, jenis pengobatan ini dibagi dalam 3 (tiga) kelompok

besar:

1. Terapi energi: akupuntur, akupresur, Shaitsu, Do-in,Shaolin, Qigong, T’ai chi ch’uan, Reiki,

Metode Bowen, Ayurveda, dan terapi tumpang tangan.

2. Terapi fisik: masase, aromaterapi, osteopati, chiropractic, kinesiology, Rolfing, Hellework,

Feldenkrais method, teknik Alexander, trager work zero balancing, teknik relaksasi,

(42)

3. Terapi pikiran dan spiritual: psikoanalitik, terapi kognitif, terapi humanistic, terapi keluarga,

terapi kelompok, terapi autogenic, biofeedback, visualisasi, hipnoterapi, dreamwork, terapi

dence movement, terapi musik, terapi suara, terapi cahaya, biorhthms, dan terapi warna.

Di Indonesia, pengobatan alternatif dibagi dalam 4 kelompok,yaitu:

1. Pengobatan alternatif yang bersifat keterampilan. Misalnya, patah tulang, akupuntur,

akupresur, pijat, dan lain-lain. Intinya, pengobatan jenis ini memerlukan suatu tindakan

(action).

2. Pengobatan alternatif berdasarkan ramuan. Misalnya, ramuan cina, ramuan India, dan

jamu-jamuan. Ramuan tradisional terdiri atas satu atau beberapa tanaman atau binatang berkhasiat

obat.

3. Pengobatan alternatif berdasarkn kepercayaan/agama

4. Pengobatan alternatif yang bersifat supranatural. Misalnya, reiki, prana, chikung dan

lain-lain.

World Health Organization (WHO) mengelompokan pengobatan alternatif menjadi 3 macam,

yaitu:

1. Pengobatan non-kedokteran (non-konvensional) yaitu semua jenis pengobatan tradisional

yang berasal dari negaranya sendiri.

2. Pengobatan alternatif yaitu pengobatan non- konvensional yang berasal dari Negara atau

(43)

3. Pengobatan tradisonal komplementer yaitu jenis pengobatan yang lahir dari ilmu kedokteran.

Artinya pengobatan tradisional komplementer saling melengkapi atau mendukung

pengobatan kedokteran.

Departemen Kesehatan RI telah mengelompokan upaya pengobatan alternatif berdasarkan cara

pengobatan sebagai berikut:

1. Upaya pengobatan alternatif yang menggunakan ramuan obat tradisional, seperti sinshe,

tabib, dan dukun ramuan.

2. Upaya pengobatan alternatif yang menggunakan keterampilan seperti akupuntur, akupresur,

dukun patah tulang, dukun sunat, dan dukun beranak (termasuk dalam kelompok ini tentunya

pijat refleksi atau totok jalan darah)

3. Upaya pengobatan alternatif yang berdasrkan/berkitan dengan ajaran agama, seperti dukun

kebatinan.

4. Uapaya pengobatan alternatif yang menggunakan magic, jampi-jampi, atau mistik seperti

paranormal, okultis, dukun ramal, dukun susuk/jumat dan sebaginya.

Berdasarkan pemaparan diatas, maka dapat dinyatakan bahwa pengobatan alternatif adalah

pengobatan non-medis yang dalam penyembuhannya tidak menggunakan peralatan kedokteran,

kemudian dalam terapinya, teknik pengobatanya tidak menggunakan obat farmasi atau obat dari

resep dokter, malainkan memanfaatkan ramuan tradisional. Ramuan ini berupa jamu atau

minuman kesehatan yang bahan bakunya berasal dari tanaman berkhasiat obat.

(44)

4.1. Ruqyah

Ruqyah (dengan huruf ra’ di dhammah) adalah bacaan untuk pengobatan syar’i (berdasarkan

riwayat yang shahih atau sesuai ketentuan ketentuan yang telah disepakati oleh para ulama)

untuk melindungi diri dan untuk mengobati orang sakit. Bacaan ruqyah berupa ayat ayat

al-Qur’an dan doa doa yang telah diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Tidak diragukan lagi, bahwa penyembuhan dengan Al-Qur’an dan dengan apa yang diajarkan

oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berupa ruqyah merupakan penyembuhan yang bermanfaat sekaligus penawar yang sempurna bagi penyakit hati dan fisik dan bagi penyakit

dunia dan akhirat. Bagaimana mungkin penyakit itu mampu melawan firman-firman Rabb bumi

dan langit yang jika firman-firman itu turun ke gunung maka ia akan memporakporandakan

gunung-gunung. Oleh karena itu tidak ada satu penyakit hati maupun penyakit fisik melainkan

ada penyembuhnya.

Allah berfirman, “Katakanlah, ‘AlQur’an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang orang

yang beriman.’” (Qs. Fushilat: 44)

Dandi surah Al Isra’ 82, “Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an sesuatu yang menjadi penawar dan

rahmat bagi orang orang yang beriman.”

Dan di surat Yunus ayat 57, “Hai sekalian manusia, sesungguhnya telah datang kepada kalian

pelajaran dari Rabb kalian, dan penyembuh bagi penyakit penyakit (yang berada) didalam dada,

(45)

Pada masa jahiliyah, telah dikenal pengobatan ruqyah. Namun ruqyah kala itu banyak

mengandung kesyirikan. Misalnya menyandarkan diri kepada sesuatu selain Allah, percaya

kepada jin, meyakini kesembuhan dari benda benda tertentu, dan lainnya. Setelah Islam datang,

maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang ruqyah kecuali yang tidak mengandung

kesyirikan,

‘Auf bin Malik radhiallahu ‘anhu berkata, “Dahulu kami meruqyah di masa jahiliyyah. Lalu

kami bertanya, ‘Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu tentang hal itu?’

Beliau menjawab, ‘Tunjukkan kepadaku ruqyah-ruqyah kalian. Ruqyah-ruqyah itu tidak

mengapa selama tidak mengandung syirik’.” (HR. Muslim no. 2200)

Al-Qurthubi rahimahullahu berkata, “Hadits menunjukkan bahwa hukum asal seluruh ruqyah adalah dilarang, sebagaimana yang tampak dari ucapannya: ‘Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa

sallammelarang dari segala ruqyah.’Larangan terhadap segala ruqyah itu berlaku secara mutlak. Karena di masa jahiliyyah mereka meruqyah dengan ruqyah-ruqyah yang syirik dan tidak bisa

dipahami maknanya. Mereka meyakini bahwa ruqyah-ruqyah itu berpengaruh dengan sendirinya.

Ketika mereka masuk Islam dan hilang dari diri mereka yang demikian itu, Nabi shallallahu

‘alaihi wa sallam melarang mereka dari ruqyah secara umum agar lebih mantap larangannya dan lebih menutup jalan (menuju syirik). Selanjutnya ketika mereka bertanya dan mengabarkan

kepada beliau bahwa mereka mendapat manfaat dengan ruqyah-ruqyah itu, beliau memberi

keringanan sebagiannya bagi mereka. Beliau bersabda, ‘Perlihatkan kepadaku ruqyah-ruqyah

kalian. Tidak mengapa menggunakan ruqyah-ruqyah selama tidak mengandung syirik’.

(46)

Metode pengobatan bekam sebagai bagian dari sistem medis alternatif merupakan bagian dari

upaya kesehatan yang menurut undang-undang No.23 tahun 1992 bagian kesembilan pasal 32

ayat 3 mengenai penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan yaitu,

Pengoatan dan atau perawatan dapat dilakukan berdasarkan ilmu kedokteran dan ilmu

keperawatan atau cara lain yang dapat dipertanggung jawaban.”

Bekam secara bahasa merupakan istilah yang digunakan oleh masyarakat melayu (Fatahilah,

2007, p.21) dalam membahasakan metode pengobatan ini memiliki beberapa istilah (Fatahilah,

2007, p, 21; as Sufi, 2006, p. 87; “tutoring and APA,”n.d, paragraf 2) diantaranya yaitu Hijimah

istilah dalam bahasa arab yang berarti pelepasan darah kotor, Cupping dalam bahasa Inggris,

Gua-sha dalam bahasa Cina, ngekop dalam bahasa Indonesia terutama masyarakat jawa, dan beberapa istilah bekam lain yaitu canduk atau canthuk.

Definisi bekam (Yasin, 2005, p. 7) yaitu sebagai peristiwa penghisapan darah dengann alat

menyerupai tabung, mengeluarkannya dari permukaan kulit dengan pernyataan yang kemudian

ditampung. Ada pula yang menyebutkan (Fatahilah, 2007, p. 21) bahwa bekam merupakan suatu

metode pembersihan darah dan angin, dengan mengeluarkan sisa toksin dalam tubuh melalui

permukaan kulit dengan cara menyedot.

Berdasarkan teknisnya bekam terbagi menjadi tiga macam yaitu bekam kering, bekam basah, dan

bekam meluncur (as-sayyid, 2006, p. 122; Fatahillah, 2007, p. 42-47; Yasin, 2005, p.

67-68;”tutoring and APA,” n.d, paragraf 2-3). Bekam kering (“tutoring and APA,” n.d; Fatahillah,

(47)

rasa nyeri atau melenturkan otot-otot terutama pada punggung atau badan bagian belakang tanpa

mengeluarkan darah kotor. Bekam basah (Fatahillah, 2007, p. 43-46; “tutoring and APA,” n.d,

paragraf 3) yaitu metode yang melalui beberapa tahapan yaitu melakukan bekam kering,

kemudian melukai dengan tusukan atau sayatan pada permukaan kulit dengan jarum tajam

(lancet) untuk mengeluarkan darah statis atau darah kotor, lalu disekitarnya dihisap dengan alat

cupping set dan hand pump untuk mengeluarkan darah kotor dari dalam tubuh. Sedangkan meluncur (Fatahillah, 2007, p. 47) merupakan metode yang cara kerjanya seperti kerokan, cara

ini dilakukan agar tidak merusak pori-pori.

D. Definisi Detok

Elson M. Haas memberikan definisi detoksifikasi (detoks) dalam bukunya, The Detox Diet,

sebagai proses pengeluaran racun atau zat-zat yang bersifat racun dari dalam tubuh atau

menetralkan atau mengubahnya dan selanjutnya mudah dikeluarkan dari tubuh. Pembersihan dan

detoks tidak hanya membersihkan tubuh dari zat-zat beracun tapi juga meningkatkan proses

alamiah pengeluaran toksin dari dalam tubuh kita.

Tracy Kelly mengelompokkan lima langkah metode detoks yaitu mengkonsumsi menu detoks

(mengkonsumsi hanya sayuran dan buah tertentu dalam jangka waktu tertentu ), melakukan

beberapa latihan (physical exercise),food for the soul(relaks dan membersihkan pikiran dari

hal-hal negatif), pengobatan alternatif (menggunakan metode urutan/massagedan aromaterapi), dan

perawatan spa (seperti sauna, mud wraps, body scrubs). Sedangkan beberapa pakar detoks yang

(48)

Pernah dengar ekspresi yang berbunyi begini, “Death begins in the colon”? Konon, istilah ini

pertama kali dipopulerkan oleh Elie Metchnikoff (1845-1916), seorang peraih Nobel bidang

Biologi berkebangsaan Rusia. Orang Islam sendiri sudah diperingatkan oleh Nabi Muhammad

tentang hal ini: Perut itu pangkal segala penyakit, dan memeliharanya itu pangkal dari pada

pengobatan (al-bathnu ashlu d-da’, wal himyatu ashlu d-dawa’). Sekarang baru terbukti dan

diakui oleh pakar kesehatan di seluruh dunia. Dipercaya 80% dari penyakit yang ada bersumber

dari timbunan toksin dalam tubuh yang berpangkal di perut. Ampas atau toksin selain diproduksi

secara alamiah oleh tubuh kita sendiri, juga bisa berasal dari berbagai macam substansi yang kita

konsumsi. Ini meliputi zat kimia makanan, polusi udara, bahan kimia seperti pestisida, logam

berat dalam air minum, residu obat-obatan farmasi, konsumsi alkohol, caffein, nikotin dll.

Bahkan pikiran dan emosi negatif juga merupakan racun bagi sel-sel tubuh kita. Semua ampas

atau zat yang tidak diperlukan tubuh akan diperlakukan sebagai racun (toksin) atau penyakit.

Meskipun ampas dikeluarkan secara teratur setiap hari melalui sistem pembuangan tubuh, bukan

jaminan bahwa proses pembuangan toksin sudah optimal. Pembersihan besar-besaran alias

detoksifikasi yang dilakukan secara berkala, tetap perlu bagi tubuh kita. Selain berguna

mengurangi ampas-ampas beracun dari dalam tubuh, juga berguna untuk tidak memberikan

ruang bagi organisme pembawa penyakit atau virus tumbuh.

E. Definisi Reiki

Reiki adalah sebuah teknik dari Jepang yang digunakan untuk mengatasi stress, relaksasi dan

juga untuk penyembuhan. Disalurkan dengan menggunakan telapak tangan. Dengan kata lain

(49)

mengalir di dalam diri kita, dan energi ini dirancang oleh sang Pencipta dan telah diprogram

untuk tubuh manusia supaya bisa bekerja dalam mempertahankan kehidupan.

Jika “energi kehidupan” seseorang rendah, maka ia akan menjadi sakit atau merasa stress, dan

jika energi kehidupan seseorang tinggi, maka ia akan menjadi bahagia dan sehat. Reiki berasal

dari dua kata dalam bahasa Jepang– Rei mempunyai arti “Kebijaksanaan Tuhan atau Kekuasaan

yang lebih Tinggi” dan Ki mempunyai arti “energi kekuatan hidup”. Dengan demikian istilah

Reiki mempunyai arti “energi kehidupan yang dikendalikan secara spiritual. Orang yang sudah

mengalami sebuah attunement reiki (Yaitu sebuah proses penyelarasan energi) akan mempunyai

aura bersinar yang sangat bagus, mengalir di sekelilingnya.

Reiki merupakan obat segalanya. Mengapa bisa disebut demikian? Tentu saja, karena seperti

saya katakan di atas bahwa energi ini adalah yang menjadi penjaga atau penguat dalam

kehidupan manusia jadi Reiki adalah obat dari segala ketidak selarasan dalam menjalani

kehidupan. Dengan demikian Reiki bisa digunakan untuk pengobatan penyakit fisik (tubuh),

emosi, pikiran dan jiwa. Mempunyai efek positif dan sangat bermanfaat seperti rasa santai dan

kedamaian, keamanan dan kenyamanan. Jika Reiki dilakukan dengan benar maka akan bersifat

sangat positif. Banyak dari praktisi Reiki yang telah memberikan kesaksian tentang hasil ajaib

ini.

Reiki adalah sebuah metode yang sederhana, alami dan aman untuk penyembuhan rohani dan

self-improvemen dan setiap orang bisa menggunakan metode ini. sangat efektif untuk

menyembuhkan berbagai penyakit. energi ini menyelaraskan bagian-bagian yang sakit kembali

sesuai dengan fungsi normal. Maka energi ini adalah energi yang sangat positif dan sangat

(50)

Teknik ini juga menunjang metode pengobatan lain seperti teknik kedokteran, terapi untuk

mengurangi efek sampingan lain dan mempercepat kesembuhan. Untuk belajar Reiki

menggunakan teknik yang sangat sederhana. Untuk menguasainya menggunakan sebuah metode

“attunement” yang diberikan oleh seorang Master Reiki yang mengijinkan praktisi

untukmenggunakan persediaan “Energi kehidupan” yang tak terbatas untuk keperluan

penyembuhan dan meningkatkan kualitas kehidupan. Semua orang bisa menguasai kemampuan

ini tanpa pandang bulu. Teknik ini sudah diajarkan kepada ribuan orang dengan latar belakang

yang berbeda.

The secret art of inviting happiness The miraculous medicine of all diseases Just for today, do not anger

Do not worry and be filled with gratitude

Devote yourself to your work. Be kind to people. Every morning and evening, join your hands in prayer. Pray these words to your heart

and chant these words with your mouth

Usui Reiki Treatment for the improvement of body and mind The founder , Usui Mikao

(51)

Dengan kata lain masyarakat kota merupakan masyarakat modern. Seperti yang penulis jelaskan

sebelumnya, bahwa ciri masyarkat modern salah satunya memiliki pola pikir yang rasional.

Dalam pengobatan alternatif tentu saja belum ada penelitian khusus tentang pengobatanya, tidak

seperti pada pengobatan medis.

Dan bahkan ada pengobatan alternatif yang menggunakan kekuatan batu-batu kristal, bunga dan

warna. Pengobatan alternatif ini disebut dengan Aura terapi dan tentu saja pengobatan alternatif

ini belum dapat dibuktikan secara empiris.

Dalam penelitian ini peneliti membagi dua bagian tentang persepsi terhadap pengobatan

alternatif, pertama faktor intern yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri manusia itu

sendiri. Faktor intern ini dibagi menjadi dua bagian yaitu, tingkat kepercayaan seseorang, seperti

pudarnya kepercayaan terhadap pengobatan medis, karena putus asa dengan pengobatan medis

yang tidak kunjung ada hasil serta timbulnya keinginan untuk mencoba menggunakan

pengobatan alternatif karena melihat banyak kesaksian yang sembuh dengan menggunakan

pengobatan alternatif. Kemudian tingkat pengetahuan seseorang tentang pengobatan, misalnya

seseorang yang cenderung memilih pengobatan alternatif karena untuk menghindari obat kimia

yang memiliki efek samping serta adanya pengetahuan bahwa pengobatan alternatif merupakan

penyembuhan yang bersifat holistik.

Kedua, faktor ekstern yaitu faktor yang berasal dari luar diri manusia. Yang menjadi faktor

ekstern yaitu tingkat ekonomi atau pendapatan seseorang. Kemudian yang dimaksud tingkat

ekonomi atau pendapatan disini yaitu kemampuan seseorang untuk mengeluarkan uang dari

(52)

Penelitian ini mencoba memaparkan persepsi masyarakat kota, khususnya di kota Bandar

Lampung yang memilih menggunakan pengobatan alternatif dengan mengkaitkan teori prilaku

sakit yang dikemukakan oleh Suchman tentang proses pencarian pengobatan Seperti yang telah

kita ketahui bahwa masyarakat kota modern, yang seharusnya mereka cenderung menggunakan

pengobatan medis karena telah terbukti secara ilmiah dalam ilmu kedokteran. Artinya penelitian

ini merupakan studi deskripsi dengan fokus pertanyaannya lebih kepada melakukan ekspiorasi

studi pustaka sehingga penelitian ini lebih merupakan studi kualitatif. Untuk memperjelas ini

[image:52.612.63.490.300.623.2]

maka dapat dilihat kerangka pikir dengan bagan sebagai berikut:

Gambar 1. Skema Kerangka Pikir

Persepsi Masyarakat Terhadap Balai Pengobatan Bekam,Ruqiyah,Detok

dan Reiki

- EKTERN

- Tingkat ekonomi atau pendapat setiap keluarga berbeda-beda oleh sebab itu hanya sedikit orang yang ingin pergi ke pengobatan medis, lain halnya dengan keluarga yang pas-pasan mereka lebih memilih pengobatan altenatif karena biaya terjangkau.

- INTERN

- Lebih memilih

menghindari obat-obatan yang berunsur kimia - Penyembuhannya bersifat

holistic

- Lunturnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pengobatan medis - Lebih percaya pengobatan

(53)

III. METODE PENELITIAN

A. Tipe penelitian

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Menurut Hadari

Nawawi dan Martini Hadari (1993: 208) bahwa penelitian kualitatif obyeknya adalah manusia

atau segala sesuatu yang dipengaruhi manusia, obyek itu diteliti dalam kondisi sebagaimana

adanya atau dalam keadaan sewajarny atau secara naturalistik (natural setting). Dalam proses penelitian kualitatif, data yang didapatkan berisi perilaku dan keadaan individu secara

keseluruhan. Penelitian kualitatif menunjukan pada prosedur riset yang menghasilkan data

kualitatif, ungkapan atau catatan orang itu sendiri atau tingkah lakunya.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus. Menurut Soerjono

Soekanto (1990: 49) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan studi kasus adalah penelitian

yang bertujuan untuk mempelajari sedalam-dalamnya tentang salah satu gejala nyata yang ada

dalam kehidupan masyarakat yang dapat digunakan untuk menelaah suatu keadaan, kelompok,

masyarakat setempat, lembaga-lembaga maupun individu.

Adapun tujuan digunakanya metode studi kasus ini adalah untuk mengetahui secara mendalam

Gambar

Gambar 1. Skema Kerangka Pikir
Tabel 1. Lokasi Penelitian Pengobatan Alternatif
Tabel 6. Jenis Penyakit Informan

Referensi

Dokumen terkait

The primary objectives of the seminar were to bring together leading and promising young researchers in the different communities to discuss scheduling problems that arise in

Puji Syukur dan terima kasih yang sebesar-besarnya pada Tuhan Yesus Kristus atas Kasih Karunia dan Anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Mendongeng Pada siklus II Pertemuan II (Sesudah Tindakan) No.. yang memiliki antusias tinggi sebanyak 2 anak dengan persentase 11.76%, serta tidak ada anak yang memi- liki

Program utama yang digunakan dalam pembuatan sistem simulasi pendingin ruangan berbasis logika fuzzy adalah Arduino IDE. Sebelum program dibuat maka didefinisikan terlebih

Menurut laporan dari bidang P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Dharmasraya menunjukkan bahwa penderita diare yang tertangani berjumlah 6.007 (69,3%) dari 8.665 perkiraan kasus

jurusan Sistem Informasi Universitas Harapan Medan dan variabel manakah yang paling berpengaruh dominan dalam mempengaruhi loyalitas konsumen pada mahasiswa tersebut..

Bahwa dalam perkara ini Notaris tersebut dapat diduga telah melakukan kesewenangan- wenangan, kelalaian karena seharusnya Notaris tersebut selaku orang yang

 Wanita pada zaman Rasulullah juga berperan mengislamkan orang yang masih kafir, sebagaimana yang dilakukan oleh Fathimah binti Khathab.. Suatu ketika, Umar yang waktu itu