• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI MELALUI TEKNIK PELATIHAN PADA SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1 WAWAY KARYA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI MELALUI TEKNIK PELATIHAN PADA SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1 WAWAY KARYA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2011/2012"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

i ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI MELALUI TEKNIK PELATIHAN PADA SISWA KELAS VII

SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1 WAWAY KARYA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh DESMAWATI

Permasalahan dalam penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan menulis pengalaman pribadi melalui teknik pelatihan pada siswa kelas VII semester ganjil SMP Negeri 1 Waway Karya Lampung Timur tahun pelajaran 2011/2012.

Rancangan penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran dan meningkatkan kemampuan menulis pengalaman pribadi melalui teknik pelatihan pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Waway Karya tahun pelajaran 2011/2012. Setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengobservasian, dan refleksi. Data hasil observasi dari setiap siklus menjadi dasar atau bahan perbaikan pada siklus berikutnya.

(2)

ii

dengan persentase 63,33%. Siklus I nilai rata-rata siswa 66,00 siswa yang mencapai KKM 14 orang dengan persentase 46,67%, dan yang belum mencapai KKM 16 orang dengan persentase 53,33%. Pada siklus II nilai rata-rata siswa 76,00 siswa yang mencapai KKM 26 orang dengan persentase 86,67%, siswa yang belum mencapai KKM 4 orang dengan persentase 13,33%. Hasil yang diperoleh mengalami peningkatan dari prasiklus ke siklus I meningkat 10% dan dari siklus I ke siklus II sebesar 50%.

(3)

iii

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI MELALUI TEKNIK PELATIHAN PADA SISWA KELAS VII

SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1 WAWAY KARYA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh DESMAWATI

(Penelitian Tindakan Kelas)

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

xvi

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI MELALUI TEKNIK PELATIHAN PADA SISWA KELAS VII

SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1 WAWAY KARYA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

(Penelitian Tindakan Kelas)

Oleh DESMAWATI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)

xi DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

HALAMAN JUDUL DALAM ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

RIWAYAT HIDUP ... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii

SANWACANA ... viii

MOTTO ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

II. LANDASAN TEORI ... 7

2.1 Konsep Dasar Menulis ... 7

2.1.1 Pengertian Menulis ... 8

2.1.2 Hakikat Menulis ... 9

2.1.3 Tujuan Menulis ... 9

2.1.4 Ciri-ciri Tulisan yang Baik ... 11

2.1.5 Pembelajaran Menulis ... 14

2.1.6 Pengertian Pengalaman Pribadi ... 16

2.1.6.1 Langkah-langkah Menulis Pengalaman ... 16

2.1.6.2 Manfaat Menulis Pengalaman Pribadi ... 18

2.2 Pengertian Pelatihan ... 19

2.2.1 Pengertian Teknik Pelatihan ... 19

2.2.2 Keungguln dan Kelemahan Teknik Pelatihan ... 21

2.2.2.1 Keunggulan Teknik Pelatihan ... 21

2.2.2.2 Kelemahan Teknik Pelatihan ... 22

2.2.2.3 Cara Mengatasi Kelemahan Teknik Pelatihan ... 23

(6)

xii

III. METODE PENELITIAN ... 26

3.1 Rancangan Penelitian ... 26

3.2 Pelaksanaan Penelitian ... 27

3.2.1 Tempat Penelitian ... 27

3.2.2 Waktu Penelitian ... 28

3.3 Indikator Kinerja ... 28

3.4 Subjek Penelitian ... 28

3.5 Sumber Data ... 28

3.6 Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... 29

3.6.1 Teknik Pengumpulan Data ... 29

3.6.2 Alat Pengumpulan Data ... 29

3.7 Prosedur Penelitian ... 29

3.7.1 Siklus I ... 30

3.7.1.1 Perencanaan Tindakan ... 30

3.7.1.2 Pelaksanaan Tindakan ... 30

3.7.1.3 Observasi dan Evaluasi ... 32

3.7.1.4 Refleksi ... 32

3.7.2 Siklus II... ... 33

3.8 Teknik Analisis Data ... 33

3.9 Langkah-Langkah Menganalisis Data ... 39

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41

4.1 Hasil Penelitian ... 41

4.1.1 Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Pengalaman Pribadi pada Siklus I ... 42

4.1.1.1 Perencanaan ... 42

4.1.1.2 Tindakan ... 43

4.1.1.3 Pengamatan... 45

4.1.1.4 Refleksi ... 47

4.1.2 Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Pengalaman Pribadi pada Siklus II ... 49

4.1.2.1 Perencanaan ... 50

4.1.2.2 Tindakan ... 50

4.1.2.3 Pengamatan... 52

4.1.2.4 Refleksi ... 54

4.2 Pembahasan ... 56

V. SIMPULAN DAN SARAN ... 63

5.1 Simpulan ... 63

5.2 Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 65

(7)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Format Kesediaan Sebagai Teman Sejawat dalam Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) ... 68

2. Surat Pernyataan ... 69

3. Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG) Lembar Penilaian Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran (Siklus I) ... 70

4. Alat Penilian Kemampuan Guru (APKG) Lembar Penilaian Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran (Siklus II) ... 73

5. Silabus Pembelajaran ... 76

6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ... 80

7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ... 85

8. Instrumen Penelitian Menulis Pengalaman Pribadi Siklus I ... 88

9. Instrumen Penelitian Menulis Pengalaman Pribadi Siklus II ... 89

10. Data Kemampuan Menulis Pengalaman Pribadi Ditinjau dari Aspek Kesesuaian Judul dengan Isi (Siklus I) ... 90

11. Data Kemampuan Menulis Pengalaman Pribadi Ditinjau dari Aspek Penggunaan Ejaan dan Tanda Baca (Siklus I) ... 91

12. Data Kemampuan Menulis Pengalaman Pribadi Ditinjau dari Aspek Penggunaan Kalimat Efektif (Siklus I) ... 92

13. Data Kemampuan Menulis Pengalaman Pribadi Ditinjau dari Aspek Pilihan Kata/Diksi (Siklus I) ... 93

14. Data Kemampuan Menulis Pengalaman Pribadi dari Aspek Kepaduan Paragraf (Siklus I) ... 94

(8)

xv

16. Data Kemampuan Menulis Pengalaman Pribadi Ditinjau dari Aspek

Kesesuaian Judul dengan Isi (Siklus II) ... 96

17. Data Kemampuan Menulis Pengalaman Pribadi Ditinjau dari Aspek Penggunaan Ejaan dan Tanda Baca (Siklus II) ... 97

18. Data Kemampuan Menulis Pengalaman Pribadi Ditinjau dari Aspek Penggunaan Kalimat Efektif (Siklus II) ... 98

19. Data Kemampuan Menulis Pengalaman Pribadi Ditinjau dari Aspek Pilihan Kata/Diksi (Siklus II) ... 99

20. Data Kemampuan Menulis Pengalaman Pribadi dari Aspek Kepaduan Paragraf (Siklus II) ... 100

21. Data Komulatif Hasil Belajar Menulis Naskah Drama Siklus II ... 101

22. Lembar Kerja Siswa Menulis Pengalam Pribadi Siklus I ... 102

24. Lembar Kerja Siswa Menulis Pengalam Pribadi Siklus II ... 103

25. Foto Kegiatan Proses Belajar Mengajar Menulis Pengalam Pribadi Siklus I ... 104

26. Foto Kegiatan Proses Belajar Mengajar Menulis Pengalam Pribadi Siklus II ... 107

27. Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian di Sekolah ... 110

(9)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Indikator dan Deskriptor Kemampuan Menulis Pengalaman Pribadi ... 34

3.2 Indikator dan Deskriptor Kegiatan Pembelajaran Menulis Pengalaman Pribadi (Aktifitas Siswa) ... 36

3.3 Alat Penilaian Kegiatan Guru dalam Pembelajaran Menulis Pengalaman Pribadi ... 38

3.5 Tolok Ukur Penilaian Kemampuan Menulis Pengalaman Pribadi ... 40

4.1 Skor Rata-rata Menulis Pengalaman Pribadi Siklus I ... 46

4.2 Skor Rata-rata Menulis Pengalaman Pribadi Siklus II ... 52

4.3 Data Kemampuan Menulis Pengalaman Pribadi Melalui Teknik Pelatihan ... 57

4.4 Skor Perolehan Menulis Pengalaman Pribadi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Waway Karya Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 57

4.5 Data Ketuntasan Menulis Pengalaman Pribadi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Waway Karya Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 59

(10)

x MOTTO

Kata-kata yang baik dan memberikan maaf itu lebih baik daripada sedekah yang diiringi dengan cercaan

(Surat Al-Baqarah, ayat 263)

Hal utama yang diperlukan untuk membuat manusia bahagia dalam hidup adalah kecerdasan

(11)

v

PENGESAHAN

1. TIM Penguji

Ketua : Dr. Nurlaksana Eko Rusminto, M.Pd. ___________

Sekretaris : Eka Sofia Agustina, S.Pd., M.Pd. ___________

Penguji

Bukan Pembimbing : Sumarti, S.Pd., M. Hum. ___________

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. NIP 196003151985031003

(12)

vii

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya tulis ini kepada orang-orang terkasih

Ayahanda Akmaluddin dan Ibunda Asmani

Suami tercinta Amroni

Kedua buah hatiku, Reyfan Deni Irawan dan Daghfal Deni Dafi

Kakak-kakakku Amir Mukhlis, Abdul Halim, Maiyana dan adikku Tri Antoni

Almamater tercinta “Universitas Lampung”.

(13)

iv

Judul PTK : Peningkatan Kemampuan Menulis Pengalaman Pribadi Melalui Teknik Pelatihan pada Siswa Kelas VII Semester Ganjil SMP Negeri 1 Waway Karya Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012

Nama Mahasiswa : Desmawati Nomor Pokok Mahasiswa : 1013134002

Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Jurusan : Bahasa dan Seni

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi pembimbing

Dr. Nurlaksana Eko Rusminto, M.Pd. Eka Sofia Agustina, S.Pd., M.Pd. NIP 196401061988031001 NIP 197808092008012001

2. Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

(14)

vi

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Wayakrui, pada Tanggal 9 Desember 1979

anak keempat dari lima bersaudara, buah cinta dari pasangan

Bapak Akmaluddin dan Ibu Asmani.

Pendidikan yang telah peneliti tempuh Sekolah Dasar (SD) Negeri Wayakrui,

Kabupaten Lampung Tengah diselesaikan pada tahun 1993, Madrasah Tsanawiyah

(MTs) Negeri 1 Tanjung Karang, Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 1996,

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Swasta Trisakti Bandar Lampung diselesaikan

pada tahun 1999, D-3 Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Lampung,

Program Studi Bahasa dan Sastra Daerah Lampung diselesaikan pada tahun 2002.

Peneliti diangkat menjadi CPNSD Kabupaten Lampung Timur pada 1 Desember

2002, ditempatkan di SMP Negeri 1 Waway Karya, Kabupaten Lampung Timur

sampai sekarang masih aktif mengajar.

Terdaftar sebagai mahasiswa S-1 Dalam Jabatan FKIP Universitas Lampung Jurusan

Pendidikan Bahasa dan Seni, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

tahun 2010, melaksanakan PPL/PKM di SMP Negeri 1 Waway Karya, Lampung

(15)

vi

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Wayakrui, pada Tanggal 9 Desember 1979

anak keempat dari lima bersaudara, buah cinta dari pasangan

Bapak Akmaluddin dan Ibu Asmani.

Pendidikan yang telah peneliti tempuh Sekolah Dasar (SD) Negeri Wayakrui,

Kabupaten Lampung Tengah diselesaikan pada tahun 1993, Madrasah Tsanawiyah

(MTs) Negeri 1 Tanjung Karang, Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 1996,

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Swasta Trisakti Bandar Lampung diselesaikan

pada tahun 1999, D-3 Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Lampung,

Program Studi Bahasa dan Sastra Daerah Lampung diselesaikan pada tahun 2002.

Peneliti diangkat menjadi CPNSD Kabupaten Lampung Timur pada 1 Desember

2002, ditempatkan di SMP Negeri 1 Waway Karya, Kabupaten Lampung Timur

sampai sekarang masih aktif mengajar.

Terdaftar sebagai mahasiswa S-1 Dalam Jabatan FKIP Universitas Lampung Jurusan

Pendidikan Bahasa dan Seni, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

tahun 2010, melaksanakan PPL/PKM di SMP Negeri 1 Waway Karya, Lampung

(16)

viii SANWACANA

Dengan mengucap puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

serta hidayah-Nya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dapat terselesaikan.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Peningkatan Kemampuan Menulis

Pengalam Pribadi Melalui Teknik Pelatihan pada Siswa Kelas VII Semester Ganjil

SMP Negeri 1 Waway Karya, Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/

2012” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di

Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada

1. Dr. Nurlaksana Eko Rusminto, M.Pd. selaku Pembimbing I yang telah mem-

bimbing penulis dengan penuh kesabaran, keikhlasan, memotivasi, memberikan

pengarahan, serta saran-saran dari penyusunan proposal hingga PTK ini selesai;

2. Eka Sofia Agustina, S.Pd., M.Pd. selaku Pembimbing II, yang telah memberikan

bimbingan, kritik, serta saran demi kesempurnaan PTK ini dan selama perkuliah-

an memberikan ilmu yang sangat bermanfaat;

3. Sumarti, S.Pd., M.Hum. selaku dosen pembahas yang telah memberikan kritik,

(17)

ix

4. Dr. Edy Suyanto, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia dan Daerah, yang telah memberikan pengarahan, saran, dan

motivasi, dengan penuh ke- sabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan studi

di Universitas Lampung dengan baik;

5. Drs. Imam Rejana, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni,

Universitas Lampung beserta stafnya;

6. Bapak dan Ibu dosen FKIP Universitas Lampung yang telah membekali penulis

dengan ilmu dan pengetahuan selama menjalani masa perkuliahan;

7. Ngatimin, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Waway Karya Kabupaten

Lampung Timur yang memotivasi dan membantu kelancaran dalam penelitian

dan penyusunan PTK ini, serta Keluarga Besar SMP Negeri 1 Waway Karya

Kabupaten Lampung Timur; dan

8. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan PTK ini yang

tidak dapat disebutkan satu per satu.

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan pengorbanan Bapak, Ibu, Kakak,

Adik dan Teman-teman. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi kita semua,

khususnya dalam meningkatkan mutu pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah.

Bandar Lampung, April 2012

Penulis,

(18)

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kehidupan sehari-hari dalam masyarakat selalu berhubungan dengan bahasa. Bahasa tersebut digunakan sebagai alat untuk menyampaikan pikiran, dan keinginan kepada orang lain.

Berkomunikasi dengan menggunakan bahasa antara komunikan dengan komu- nikator perlu adanya pengetahuan bahasa yang memadai. Sering terjadi kesulitan antara komunikan dengan komunikator dalam menyampaikan pikiran, perasaan, dan keinginannya karena antara mereka kurang pengetahuan tentang bahasa. Ini berarti bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. “Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya” (Tarigan, 2008:1).

(19)

2

memiliki kemampuan-kemampuan yang lain. Kemampuan tersebut mencakup pengetahuan tentang hal yang akan ditulis dan bagaimana menuangkan ide, pikiran, dan gagasan yang dimiliki ke dalam bentuk tulisan.

Kegiatan menulis bukan panjang tulisan yang dipentingkan, melainkan kejelasan isi tulisan serta efisiensi pemakaian dan pemilihan kata. Karena itu, selama ke- giatan menulis berlangsung siswa perlu disadarkan bahwa ada cara penataan atau penyusunan kata dalam pembelajaran keterampilan menulis (Purwo, 1997: 7).

Berdasarkan hasil pengamatan dari catatan nilai harian, siswa dalam pembelajaran menulis kelas VII SMP Negeri 1 Waway Karya, Lampung Timur semester ganjil Tahun Pelajaran 2011/ 2012, khususnya menulis pengalaman pribadi belum mencapai kreteria ketentuan minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia yaitu 65,00. Dari 30 siswa yang telah berhasil mencapai KKM hanya 11 siswa dengan rata-rata nilai 59,00 dan siswa yang belum mencapai KKM 19 siswa.

Pembelajaran menulis pengalaman pribadi di SMP Negeri 1 Waway Karya Lampung Timur tahun pelajaran 2011/2012 belum berhasil. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut.

a) Siswa kurang memiliki motivasi dalam belajar. b) Siswa kurang terbiasa menulis.

c) Siswa kurang terlatih untuk menulis berbagai macam jenis tulisan, khususnya menulis pengalaman pribadi.

(20)

3

Untuk mengatasi hal-hal di atas, idealnya guru harus mempunyai kreativitas dalam pembelajaran, khususnya pada materi keterampilan menulis, terutama metode atau teknik yang digunakan. Dalam hal ini, guru benar-benar dituntut kreativitasnya dan dapat mencari solusi yang tepat. Guru harus mampu mem-variasikan pembelajaran bahasa Indonesia agar menarik dan menyenangkan. Apabila guru dapat menggunakan teknik atau metode yang tepat, maka proses pembelajaran di kelas tidak lagi membosankan.

Selain dari faktor siswa, masalah yang menyebabkan pembelajaran menulis pengalaman pribadi pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Waway Karya Lampung Timur adalah dari faktor guru, diantaranya

a) Guru kurang tanggap dalam menentukan teknik yang digunakan sehingga pro- ses belajar mengajar terkesan monoton dan membosankan.

b) Guru belum mengaitkan materi pembelajaran dengan pengalaman siswa, se- hingga terkesan proses pembelajaran masih terpusat pada guru.

c) Sistem evaluasi tidak berorientasi pada proses, tetapi lebih ditekankan pada hasil akhir.

Untuk mengatasi permasalahan di atas, diperlukan upaya nyata dalam proses pem- belajaran, misalnya dengan menggunakan teknik pelatihan. Teknik pelatihan merupakan salah satu teknik pembelajaran yang dapat digunakan, karena memenuhi beberapa kelebihan.

(21)

4

lebih teliti dalam mendorong daya ingatannya dan (2) pengetahuan anak didik yang bertambah tersebut akan memperoleh pemahaman yang lebih baik dan men- dalam. Kegiatan menulis merupakan suatu kegiatan yang kompleks karena di- dalamnya terdapat unsur-unsur keterampilan berbahasa yang lain. Untuk itu, siswa akan mampu menulis apabila ia menguasai aspek berbahasa yang lain seperti membaca, mendengar, dan berbicara. Jadi empat aspek keterampilan berbahasa tersebut sangat berhubungan satu dengan yang lain. Untuk keterampilan menulis siswa harus sering berlatih, jadi dalam pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada pembelajaran menulis guru harus lebih terampil untuk menyiasati agar siswa tertarik mengerjakan latihan-latihan menulis, misalnya menulis pengalaman pribadi, karena dengan banyak berlatih siswa akan terbiasa dan akan memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari.

Berdasarkan uraian penulis merasa perlu memperbaiki proses pembelajaran dengan teknik pelatihan untuk meningkatkan kemampuan menulis pengalaman pribadi pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Waway Karya tahun pelajaran 2011/2012.

1.2 Rumusan Masalah

(22)

5

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat kemampuan siswa menulis pengalaman pribadi melalui teknik pelatihan pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Waway Karya tahun pelajaran 2011/2012, sebagai berikut.

a. Memperbaiki proses pembelajaran menulis pengalaman pribadi pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Waway Karya tahun pelajaran 2011/2012.

b. Meningkatkan kemampuan menulis pengalaman pribadi melalui teknik pe- latihan.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoretis

Penelitian diharapkan bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan wawasan siswa tentang peningkatan kemampuan menulis pengalaman pribadi.

1.4.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara praktis, baik untuk siswa maupun guru.

1) Untuk siswa

a. Meningkatkan aktivitas dan minat belajar siswa dalam menulis pengalaman pribadi, dan

(23)

6

2) Untuk Guru

a. Memperbaiki proses pembelajaran menulis pengalaman pribadi di kelas,

b. Meningkatkan kinerjanya secara profesional dalam melaksanakan pembelajaran menulis pengalaman pribadi, dan

(24)

7

II. LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Menulis

Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang harus

dikuasai oleh setiap orang. Menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan

penyampaian pesan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau media.

Menulis adalah suatu proses kegiatan menuangkan pikiran manusia yang hendak

mengungkapkan kandungan jiwanya kepada orang lain atau kepada dirinya sendiri

dalam bentuk tulisan (Widyamartaya, 1991:9). Menulis adalah menuangkan

gagasan, pikiran, perasaan dan pengalaman melalui bahasa tulis (Depdiknas,

2003: 6).

Berdasarkan beberapa teori peneliti menyimpulkan bahwa menulis adalah

menuangkan gagasan, pikiran, perasaan dan pengalaman dalam bentuk tulisan

sehingga menjadi sebuah hasil karangan dimana pembaca seolah-olah merasakan

atau mengalami sendiri seperti apa yang ia baca.

Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia aspek keterampilan menulis sangat

beragam, seperti menulis sastra, yang didalamnya terdapat menulis mengenai

prosa, puisi, dan drama, menulis kreatif seperti mengarang, yang didalamnya

(25)

8

argumentasi, dan masih banyak jenis-jenis tulisan yang lain. Pada penelitian

tindakan kelas, penulis akan mengangkat permasalahan mengenai menulis

pengalaman pribadi. Setiap siswa pasti memiliki pengalaman, baik yang

menyenangkan ataupun yang menyedihkan. Tidak setiap siswa mampu

menuangkannya dalam sebuah tulisan, walau sebenarnya apa yang mereka tulis

merupakan benar-benar pengalaman/kejadian yang meraka alami sendiri.

2.1.1 Pengertian Menulis

“Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang

menggambarkan suatu bahasa yang dipahami seseorang, sehingga orang lain

dapat membaca grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran

grafik itu.” (Tarigan, 2008: 21). Pendapat lain mengatakan “Menulis berarti meng-

organisasikan gagasan secara sistematis serta mengungkapkan secara tersurat.”

(Sabarti dkk. 2003: 2).

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis adalah suatu

proses kegiatan mengungkapkan pikiran, perasaan, sikap dan keyakinan dengan

mengggunakan lambang-lambang bahasa tertulis secara logis dan sistematis.

Tulisan yang baik hendaknya mengandung isi yang berbobot, jelas, singkat, me-

narik, dan mudah dipahami. Apabila seseorang berhasrat menyampaikan pikiran,

sikap, perasaan, dan keyakinan serta mantap dan mampu menyampaikan dalam

(26)

9

2.1.2 Hakikat Menulis

Kegiatan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk

berkomunikasi secara tidak langsung, artinya tidak secara langsung bertatap

muka dengan orang lain, melainkan melalui media tulis. Menulis juga bisa dikata-

kan suatu kegiatan yang bersifat produktif dan ekspresif. Produktif dan ekspresif

mengandung arti kedua karakteristik tersebut berfungsi sebagai penyampai

informasi. Dikatakan produktif karena kegiatan menulis merupakan kegiatan

yang bersifat menghasilkan suatu karya tulis berupa hasil dari ungkapan gagasan

pikiran seseorang. Sedangkan ekspresif dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI, 2007: 291) mengandung arti tepat (mampu) memberikan (ungkapan)

gambaran, maksud, gagasan, dan perasaan.

Keterampilan menulis harus melalui proses pelatihan dan praktik yang intensif.

Berdasarkan konsep dasar tersebut, keterampilan menulis akan diperoleh siswa

melalui proses yaitu dengan cara pelatihan atau praktik menulis. Semakin banyak

pelatihan, akan semakin besar pula kemungkinan siswa mampu dan senang akan

kegiatan menulis.

2.1.3 Tujuan Menulis

Tujuan menulis adalah memproyeksikan sesuatu mengenai diri seseorang.

Me-nulis tidak mengharuskan memilih suatu pokok pembicaraan yang cocok dan

sesuai, tetapi harus menentukan siapa yang akan membaca tulisan tersebut

(27)

10

Tujuan menulis (the writer‘s intention) adalah respons atau jawaban yang di-

harapkan oleh penulis akan diperoleh dari pembaca. Berdasarkan batasan di atas,

dapat dikatakan bahwa tujuan menulis adalah sebagai berikut.

1. Untuk memberitahukan atau mengajar disebut wacana informaf

(informative discourse),

2. Untuk meyakinkan atau mendesak disebut wacana persuasif (persuasif

discourse),

3. Untuk menghibur atau yang menyenangkan yang mengandung tujun

estetik disebut tulisan literer (literary discourse),

4. Mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat atau berapi-api

disebut wacana ekspresif (expressive discourse).

Hugo Hartig (dalam Tarigan, 2008: 24-25) mengungkapkan tujuan menulis

meliputi:

1. Tujuan penugasan (assigment Purpose), yaitu menulis karena ditugaskan

bukan kemauan sendiri,

2. Tujuan altruistik (altruistic purpose), yaitu untuk menyenangkan pembaca,

3. tujuan persuasif (persuasive purpose), yaitu meyakinkan pembaca dan

kebenaran gagasan yang diutamakan,

4. Tujuan informasional (informational purpose), yaitu memberi informasi

kepada pembaca,

5. Tujuan pernyataan diri (self-expressive purpose), yaitu memperkenalkan

diri sebagai pengarang kepada pembaca,

6. Tujuan kreatif (creative purpose), yaitu mencapai nilai-nilai artistik dan

(28)

11

7. Tujuan pemecahan masalah (problem-solving purpose), yaitu

mencer-minkan serta menjelajahi pikiran-pikiran agar dimengerti dan diterima

oleh pembaca.

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) diungkapkan bahwa tujuan

pembelajaran menulis standar kompetensi bahasa dan sastra Indonesia Sekolah

Menengah Pertama (SMP) adalah siswa mampu mengekspresikan berbagai pikir-

an, gagasan, pendapat, dan perasaan dalam berbagai ragam tulisan. Artinya, siswa

terampil menulis secara efektif dan efisien berbagai ragam tulisan dalam berbagai

konteks.

Berdasarkan uraian mengenai tujuan menulis yang disampaikan di atas, dapat di-

ketahui bahwa menulis mengandung tujuan untuk melatih diri siswa memiliki

kompetensi menulis dalam menyampaikan pendapat dan perasaannya.

2.1.4 Ciri-ciri Tulisan yang Baik

Tulisan yang baik setidak-tidaknya harus memiliki kriteria yang berhubungan

dengan hal-hal berikut.

1. Tema

Untuk membuat tulisan yang baik diperlukan tema atau topik. Tema atau topik

adalah pokok pembicaraan dalam keseluruhan karangan yang akan digarap.

Keberhasilan mengarang banyakditentukan oleh tepat atau tidaknya memilih

(29)

12

2. Kesesuaian Isi dengan Judul

Sebuah karangan akan terlihat apabila ada keserasian antara isi dengan judul.

Judul sebuah karangan akan menggambarkan isi secara keseluruhan. Judul

yang baik juga harus memenuhi syarat seperti; judul harus relevan, ekspresif,

dan singkat.

3. Ketepatan Ide dalam Paragraf dan Pengembangan Paragraf

Setiap paragraf harus memiliki ide pokok yang akan dikembangkan menjadi

paragraf. Paragraf yang baik harus memiliki syarat-syarat tertentu, seperti

yang dikemukakan Keraf (1994: 67) berikut ini.

a. Kesatuan

Kesatuan dalam paragraf adalah bahwa semua kalimat yang membina

paragraf itu secara bersama-sama menyatakan suatu hal, suatu tema

tertentu.

b. Koherensi (kepaduan)

Satu paragraf bukanlah merupakan kumpulan atau tumpukan kalimat yang

masing-masing berdiri sendiri atau terlepas, tetapi dibangun oleh

kalimat-kalimat yang mempunyai hubungan timbal balik. Pembaca dapat dengan

mudah memahami dan mengikuti jalan pikiran penulis tanpa hambatan

karena ada loncatan pikiran yang membingungkan. Urutan pikiran yang

teratur akan memperlihatkan adanya kepaduan. Jadi, kepaduan atau

koherensi dititikberatkan pada hubungan antarkalimat dengan kalimat.

Akan tetapi, dalam suatu karangan tidak hanya terdapat kalimat yang

terpisah-pisah melainkan, kalimat-kalimat tersebut membentuk suatu

(30)

13

Paragraf adalah suatu unsur yang kecil dalam sebuah unit yang lebih besar,

baik berupa bab maupun berupa sebuah karangan yang lengkap. Karena

paragraf merupakan suatu unit yang lebih kecil, maka harus dijaga agar

hubungan antara paragraf yang satu dengan yang lainnya, yang bersama-sama

membentuk unit yang lebih besar itu, terjalin dengan baik. Atau dengan kata

lain harus terdapat perkembangan dan perpaduan yang baik antara paragraf

yang satu dengan paragraf yang lain. Apabila perpaduan antarparagraf itu baik

dan jelas, maka pembaca dapat mengikuti uraian itudengan jelas dan mudah.

Oleh karena itu, untuk menghasilkan karangan yang baik, kepaduan

antarkalimat dan antarparagraf tidak dapat dipisahkan dan diabaikan. Agar

hubungan antarkalimat dan paragraf itu padu, maka penulis dapat

menggunakan unsur kebahasaan yang digambarkan dengan (1) repetisi atau

pengulangan kata kunci, (2) kata ganti, (3) kata transisi atau ungkapan

penghubung, dan (4) paralelisme. Dari uraian di atas, maka indikator penilaian

yang akan diambil oleh penulis adalah kepaduan antarkalimat dan paragraf.

Pengembangan Paragraf

Pengembangan paragraf adalah penyusunan atau perincian dari

gagasan-gagasan yang membina paragraf itu.

4. Ketepatan Susunan Kalimat

Susunan sebuah kalimat sangat penting. Hal ini dimaksudkan untuk me-

mudahkan pembaca menuangkan ide-ide pokok dalam paragraf. Begitu pula

hubungan kalimat satu dengan kalimat lain yang diungkapkan secara tepat

(31)

14

5. Keefektifan Kalimat

Kalimat dalam paragraf haruslah efektif, agar dalam kegiatan menulis dapat

lebih jelas dan tidak menimbulkan penafsiran ganda bagi pembaca. Adapun

ciri-ciri kalimat efektif adalah kesepadanan, kepararelan, ketegasan,

kehemat-an, kecermatkehemat-an, dan kelogisan.

6. Ketepatan Memilih Kata/Diksi

Dalam memilih kata terdapat dua persyaratan pokok yang harus diperhatikan

yaitu ketepatan dan kesesuaian. Persyaratan ketepatan menyangkut makna,

aspek logika kata-kata, kata yang dipilih harus secara tepat mengungkapkan

pengertian yang akan disampaikan. Persyaratan kesesuaian menyangkut

ke-cocokan antara kata yang digunakan dengan situasi/kesempatan dan keadaan

pembaca. Jadi, menyangkut aspek sosial kata-kata (Akhadiah, 2003: 83).

7. Ketepatan Penggunaan Ejaan

Untuk membuat karangan kita harus berpedoman kepada Pedoman Umum

Ejaan Bahasa Indonesia. Ini berarti ejaan memegang peranan penting dalam

karangan. Hal yang tercakup dalam penggunaan ejaan adalah pemakaian

huruf, penulisan huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan

pema-kaian tanda baca (Finoza, 2001: 15).

Dalam penelitian ini dibatasi hanya pada penulisan kata, penulisan huruf, dan

pemakaian tanda baca.

2.1.5 Pembelajaran Menulis

Pembelajaran menulis merupakan suatu kegiatan yang berencana dan bertujuan.

(32)

15

samping keterampilan menyimak, berbicara, dan keterampilan membaca.

Keempat keterampilan berbahasa tersebut dalam pembelajaran harus mendapat

porsi yang seimbang dan dalam pelaksanaannya dilakukan secara terpadu serta

intensif.

Tujuan menulis adalah membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan ber-

komunikasi secara tertulis. Hal terpenting pada kegiatan menulis bukan panjang

tulisan yang dihasilkan siswa, melainkan kejelasan isi tulisan, efisiensi pemakai-

an, dan pemilihan kata atau diksi. Selalam kegiatan menulis berlangsunh siswa

perlu disadarkan bahwa ada berbagai kemungkinan cara unttuk penataan atau

pe-milihan kata.

Keterampilan menulis sangat penting dimiliki semua siswa, baik pada tingkatan

sekolah dasar, menengah, atas, dan perguruan tinggi. Untuk mencapai kompetensi

dasar pembelajaran menulis siswa akan lebih mudah berpikir kritis dan kreatif

apabila dilatih secara rutin dan terus menerus. Pada pembelajaran menulis pe-

ngalaman ini, siswa perlu dilatih untuk menguasai prinsip-prinsip menulis dan

berpikir. Hal itu dilaksanakan guna membantu siswa untuk mencapai mak-

sud dan tujuannya menulis.

Keterampilan menulis diperoleh dari pengalaman yang berulang-ulang. Karena

melalui kegiatan latihan yang dilksanakan secara terus-menerus, maka siswa akan

terbiasa menulis, karena sudah terbiasa menulis maka siswa akan terampil dan ter-

memotivasi untuk menuangkan gagasan atau daya imajinasinya ke dalam bentuk

tulisan, seperti menuliskan pengalaman pribadi yang oernah mereka alami, baik

(33)

16

2.1.6 Pengertian Pengalaman Pribadi

Pengalaman pribadi adalah suatu yang pernah kita alami atau yang pernah kita

rasakan (Kosasih, 2002: 53). Menurut Hasnun (2006: 191) pengalaman pribadi

adalah apa yang kita alami, dirasakan, dikerjakan dalam berbagai kegiatan atau

aktivitas dimana saja kita berada. Sedangkan menurut KBBI (1998: 22)

pengalaman adalah sesuatu yang pernah dialami (dijalani, dirasai, ditanggung, dan

sebagainya).

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tentunya pernah mengalami kejadian

yang mereka anggap lucu, khas, unik, aneh, menyedihkan, mengharukan, dan

menggembirakan. Setiap pengalaman yang dialami seseorang pasti berbeda

satu sama lain. Ada pun kemungkinan kesaaman pengalaman secara persis

sifatnya jarang terjadi. Berbagai pengalaman tersebut akan lebih bermakna apabila

dapat dikomunikasikan dengan orang lain.

Dengan demikian, orang lain pun dapat merasakan atau ikut terbawa dalam

suasana yang diceritakan. Dalam konteks ini, komunikasi dilakukan melalui

bahasa tulisan. Namun demikian sebenarnya pengalaman pribadi dapat pula

dikomunikasikan secara lisan dengan orang lain.

2.1.6.1 Langkah-langkah Menulis Pengalaman Pribadi

Menurut Hasnun (2006: 192) dalam menulis pengalaman pribadi siswa harus

memperhatikan langkah-langkah penulisan yang harus dilakukan.

(34)

17

1. Sebelum mulai menulis, siswa terlebih dahulu memilah dan menentukan

pengalaman apa yang akan ditulis, apakah pengalaman menyenangkan atau

tidak menyenangkan.

2. Setelah siswa menentukan pengalaman yang akan ditulis, siswa mulai

menyusun urutan peristiwa dalam bentuk kerangka karangan.

3. Apabila kerangka karangan telah tersusun, siswa mulai menentukan judul dari

tulisannya tersebut.

4. Mengembangkan kerangka karangan menjadi sebuah alinea.

5. Dalam penulisan pengalaman pribadi, hal-hal yang diuraikan harus secara

rinci, tersusun dengan baik dan runtun.

Dalam menulis pengalaman pribadi, peneliti membatasi indikator-indikator yang

akan dinilai yaitu:

1. Kesesuaian Judul dengan Isi Karangan

Karangan akan menggambarkan isi secara keseluruhan. Judul yang baik juga

harus memenuhi syarat seperti; judul harus relevan, ekspresif, dan singkat.

2. Penggunaan Ejaan

Dalam penelitian ini, untuk indikator ketepatan penggunaan ejaan dibatasi

pada penggunaan huruf kapital dalam kalimat dan tanda titik yang dipakai

dibelakang singkatan nama orang dan akhir kalimat.

3. Keefektifan Kalimat

Kalimat dalam paragraf haruslah efektif, agar pengalaman pribadi yang

ditulis dapat lebih jelas dan tidak menimbulkan penafsiran ganda bagi

pembaca. Adapun ciri-ciri kalimat efektif adalah kesepadanan, kepararelan,

(35)

18

4. Pilihan Kata (Diksi)

Pilihan kata atau diksi pada dasarnya adalah hasil upaya memilih kata tertentu

untuk dipakai dalam kalimat, alenia, atau wacana. Pemilihan kata akan dapat

dilakukan apabila tersedia sejumlah kata yang artinya hampir sama atau ber-

miripan. Maka siswa diharapkan dapat memilih kata yang tepat.

5. Kepaduan Paragraf.

Untuk menghasilkan karangan yang baik, kepaduan antarkalimat dan antar-

paragraf tidak dapat dipisahkan dan diabaikan. Dalam penulisan pengalaman

pribadi hubungan antarkalimat dalam pargraf saling bertautan dan berurutan.

2.1.6.2 Manfaat Menulis Pengalaman Pribadi

Menulis pengalaman pribadi memiliki rmanfaatan yang khas, yaitu menulis dapat

mengungkapkan pesan dan perasaan terhadap pembaca ihwal pengalaman pribadi

seseorang yang sesuai dengan apa yang dialami oleh penulis tersebut dengan

berbagai topik yang menarik. Penulis dapat menyususn pikiran melalui

penggunaan kata-kata dan struktur kalimat yang baik. Sehubungan dengan hal

tersebut, penulis hendaknya memiliki kretivitas dalam mengorganisasikan

gaga-san pengalamannya secara sistematis.

Berdasarkan uraian di atas, menulis pengalaman pribadi bermanfaat untuk

menggali potensi diri, melatih mengembangkan berbagai gagasan, menyerap dan

merefleksikan fenomena kehidupan yang dialami secara nyata, sehingga penulis

secara psikologis akan lebih bijak memandang setiap persoalan yang

dialaminya. Dengan demikian, selain aspek kognitif dan psikomotorik yang

(36)

19

2.2 Teknik Pelatihan

Teknik yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Teknik mangajar adalah cara

yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat ber-

langsungnya pelajaran (Suryobroto, 1996:36). Teknik diartikan sebagai metode

atau sistem mengerjakan sesuatu (KBBI, 2001: 1158). Dalam pembelajaran

Bahasa Indonesia, teknik ini mengacu pada implementasi perencanaan pembel-

ajaraan Bahasa Indonesia di depan kelas. Teknik bersifat prosedural. Teknik yang

baik dijabarkan metode dan serasi dengan pendekatan.

Dalam hal ini penulis mengacu pada pendapat Suryobroto, teknik merupakan cara

yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa saat ber-

langsungnya pelajaran. Salah satu teknik yang dapat digunakan adalah teknik

pelatihan. Teknik pelatihan atau training merupakan suatu cara mengajar yang

baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Teknik pelatihan pada

umumnya digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan

mengenai apa yang telah dipelajari. Oleh karena itu, penulis akan menerapkan

teknik pelatihan untuk meningkatkan kemampuan siswa menulis pengalaman

pribadi. Dengan teknik pelatihan, siswa diharapkan agar berperan aktif dalam

proses belajar mengajar sehingga komunikasi tidak berjalan satu arah, guru

sebagai sumber informasi ke arah siswa sebagai penerima informasi.

2.2.1 Pengertian Teknik Pelatihan

Seorang siswa perlu memiliki ketangkasan atau keterampilan dalam sesuatu,

(37)

20

itu, dalam proses pembelajaran perlu diadakan latihan untuk menguasai ke-

terampilan tersebut. Salah satu teknik atau teknik penyajian pelajaran untuk me-

menuhi tuntutan tersebut ialah teknik pelatihan. Teknik pelatihan, asal kata dari

latihan adalah suatu teknik atau cara mengajar siswa untuk melaksanakan kegiat-

an-kegiatan latihan, agar siswa memilki ketangkasan atau keterampilan yang lebih

tinggi dari apa yang telah dipelajari. Roestiyah N.K (2008:125).

Teknik latihan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa. untuk itu, dalam

proses pelaksanaan pembelajaran siswa harus diberi kesempatan untuk melatih ke-

mampuannya tersebut, dengan guru berperan sebagai komentator, kritikus atau

pembimbingan atau dia boleh juga memberikan aktivitas yang cocok seperti

“games” yang memungkinkan siswa belajar berdiskusi sesama mereka. Jadi, jika

kita membicarakan aktivitas siswa dalam pendidikan yang kita maksudkan adalah

siswa aktif secara mental, dan sensitif secara emosional, melatih kemampuan dan

mengalaminya dengan melaksanakannya.

Penggunaan istilah latihan sering disamakan artinya dengan istilah ulangan.

Padahal maksudnya berbeda. Latihan bermaksud agar pengetahuan dan kecakapan

tertentu dapat menjadi milik siswa atau peserta didik dan dikuasai sepenuhnya,

sedangkan ulangan hanya sekedar mengukur sebagaimana dia telah menyerap

pengajaran tersebut (Darajat, 2004:302).

Berdasarkan kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa, teknik latihan adalah

proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan memerintahkan siswa

(38)

21

2.2.2 Keunggulan dan Kelemahan Teknik Pelatihan

Dalam setiap proses pembelajaran guru harus pandai memilih suatu teknik,

metode, atau pendekatan tertentu yang dipandang sesuai dengan materi

pembelajaran yang akan disampaikan. Setiap teknik yang dipilih pasti memiliki

keunggulan dan kelemahan, teknik apapun itu, tidak terkecuali pada teknik

pelatihan. Berikut beberapa keunggulan teknik pelatihan.

2.2.2.1 Keunggulan Teknik Pelatihan

Pengajaran yang diberikan melalui teknik pelatihan yang dilaksanakan dengan

baik, akan menghasilkan hal-hal sebagai berikut.

1) Anak didik akan dapat menggunakan daya berpikirnya yang makin lama makin

bertambah baik, karena dengan pengajaran yang baik maka anak didik akan

menjadi lebih teratur dan lebih teliti dalam mendorong daya ingatannya. Ini

berarti daya berpikirnya bertambah.

2) Pengetahuan anak didik bertambah dari berbagai segi, dan anak didik tersebut

akan memperoleh pemahaman yang lebih baik dan lebih mendalam. (Zakiah

Darajat, 2004: 302).

Agar keunggulan teknik pelatihan menjadi berhasil guna dan berdaya guna, guru

perlu menanamkan pengertian kepada siswa mengenai beberapa hal berikut ini.

a) Tentang sifat-sifat suatu latihan, yaitu setiap latihan harus selalu berbeda

dengan latihan sebelumnya. Kemudian perlu diperhatikan pula ada perubahan

kondis/situasi belajar yang menuntut daya tangkap/respon yang lebih baik pada

(39)

22

b) Guru perlu memperhatikan dan memahami nilai dari latihan itu sendiri serta

kaitannya dengan keseluruhan pelajaran di sekolah. Dalam persiapan sebelum

memasuki latihan guru harus memberikan pengertian dan perumusan tujuan

yang jelas bagi siswa, sehingga mereka mengerti dan memahami apa tujuan

latihan dan bagaimna kaitannya dengan pelajaran-pelajaran lain yang diterima.

Persiapan yanng baik sebelum latihan mendorong/memotivasi siswa agar

responsif yang fungsional, berarti dan bermakna bagi penerima pengetahuan

dan tinggal lama dalam jiwanya, karena sifatnya permanen, dan siap untuk

digunakan/dimanifestasikan oleh siswa dalam kehidupan.

2.2.2.2 Kelemahan Teknik Pelatihan

Telah dibahas diatas, bahwa setiap teknik pembelajaran yang digunakan oleh guru

di dalam kelas pasti memiliki keunggulan dan kelemahan. untuk itu, guru harus

memperhatikan beberapa hal yang merupakan kelemahan dari teknik pelatihan,

diantaranya;

1) Dalam latihan sering terjadi cara-cara/gerak yang tidak bisa berubah, karena

merupakan cara yang telah dibakukan. Hal ini akan menghambat bakat dan

inisiatif siswa,

2) Terkadang latihan itu langsung dijalankan tanpa penjelasan sebelumnya, se-

hingga siswa tidak paham.

3) Walau tidak mengerti maksud dan tujuan dari latihan, namun siswa tetap me-

laksanakan latihan tersebut.

4) Suatu latihan yang dijalankan dengan cara tertentu yang telah dianggap baik

(40)

23

peroleh siswa umumnya juga menetap/pasti, yang akan merupakan kebiasaan

yang kaku atau keterampilan yang salah.

2.2.2.3 Cara Mengatasi Kelemahan Teknik Pelatihan

Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dalam teknik pelatihan ini dapat dilaku-

kan dengan bermacam-macam, antara lain:

1. Latihan hanya untuk bahan atau tindakan yang bersifat otomatis.

2. Latihan harus memiliki arti yang luas, karenanya: (a) menjelaskan terlebih

dahulu tujuan latihan tersebut, (b) agar siswa dapat memahami manfaat latihan

itu bagi kehidupan siswa, dan (c) siswa perlus mempunyai sikap bahwa latihan

ini diperlukan untuk melengkapi belajar.

3. Masa latihaan relatif singkat, tetapi harus sering dilkukan pada waktu-waktu

tertentu.

4. Latihan harus menarik, gembira, dan tidak membosankan. Untuk itu perlu: (a)

Tiap-tiap kemajuan yang akan dicapai harus jelas, (b) hasil latihan terbaik

dengan sedikit menggunakan emosi.

5. Proses latihan dan kebutuhan-kebutuhan harus disesuaikan dengan proses

perbedaan individual: (a) tingkat kecakapan yang diterima pada satu titik perlu

sama, (b) perlu diberikan perorangan dalam dalam rangka menambah latihan

(41)

24

2.3 Menulis Pengalaman Pribadi melalui Teknik Pelatihan

Menulis pengalaman pribadi pada siswa kelas VII adalah diharapkan siswa dapat

menulis pengalaman pribadi berdasarkan buku harian dengan memperhatikan cara

pengungkapan dan bahasa yang ekspresif, adapun aspek yang dinilai dalam

pembelajaran keterampilan menulis adalah pilihan kata yang menarik (diksi),

kerapian karangan, bentuk ejaan, dan memiliki kelogisan dalam mengembang-

kan gagasan.

Maka untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan teknik yang cocok agar siswa

dalam proses pembelajaran aktif menyenangkan. Untuk itu penulis mencoba

untuk menerapkan teknik pelatihan untuk meningkatkan kemampuan siswa

menulis pengalaman pribadi.

Langkah-langkah penggunaan teknik pelatihan untuk menulis pengalaman pribadi

sebagai berikut.

a. Guru mengemukakan materi yang akan dipelajari dan memberikan peng-

arahan mengenai cara-cara pelaksanaan tugas pada materi tersebut. Artinya,

pokok permasalahan yang akan dikerjakan siswa dibahas oleh guru dan siswa.

Dalam hal ini guru haru merumuskan permasalahan yang akan dikerjakan

dengan sejelas-jelasnya agar dapat dipahami oleh siswa.

b. Apabila dipandang siswa telah siap mengerjakan tugas, maka guru mem-

bagikan lembar kerja kepada siswa.

c. Guru memberikan bimbingan kepada siswa secara satu persatu. Dengan cara

pada waktu proses pelaksanaan penugasan, guru mendatangi siswa untuk

(42)

25

d. Pada pelaksanaan pelatihan, harus berjalan dalam suasana bebas, setiap siswa

diberikan kebebasan untuk memilih tema apa yang mereka sukai untuk

dijadikan acuan dalam penulisan.

Setiap siswa memberikan laporan hasil kerjanya. Hasil yang dilaporkan itu di-

tanggapi oleh seluruh siswa. Setelah itu guru memberikan ulasan atau penjelasan

terhadap laporan tersebut. Para siswa mencatat hasil tanggapan dari guru, yang

(43)

26

III. METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Dalam penelitian ini rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian

tindakan kelas (PTK), ruang lingkup penelitian ini adalah pembelajaran di dalam

kelas yang dilaksanakan oleh guru dan siswa untuk melakukan perbaikan yang

berdampak pada peningkatan hasil belajar peserta didik (Kusuma, 2009:141).

Pada konsep PTK terdiri atas empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi,

dan refleksi. Hubungan dari keempat tahap tersebut dikenal sebagai siklus.

Untuk lebih jelasnya, siklus kegiatan dengan rancangan PTK model Kusuma

adalah sebagai berikut.

Bagan 3.1

Hubungan Perencanaan, Tindakan, Pengamatan, dan Refleksi Model Kurt Lewin.

Tindakan (acting)

Pengamatan (observating) Perencanaan

(planning)

(44)

27

Penelitian tindakan kelas ini bercirikan adanya perubahan yang berlangsung se-

cara terus menerus. Bila pembelajaran menulis pengalaman pribadi dengan mem-

perhatikan cara pengungkapan dan bahasa yang ekspresif melalui teknik pelatihan

belum meningkat pada siklus pertama, penulis akan merencanakan tindakan siklus

kedua, dan seterusnya sampai tercapai hasil yang diharapkan. Dengan demikian,

jumlah siklus tidak terikat dan tidak ditentukan sampai siklus tertentu.

Pelaksanaan tindakan siklus disesuaikan dengan kebutuhan dalam upaya pe-

ningkatan hasil pembelajaran. Jika terdapat peningkatan dalam pembelajaran yang

sesuai dengan indikator, maka siklus tersebut dapat dihentikan, meskipun masih

dalam siklus kedua. Siklus juga dapat dihentikan apabila dirasa tidak ada pe-

rubahan hasil belajar dalam setiap tahapan yang telah dilalui karena akan me-

nimbulkan kejenuhan pada siswa.

3.2 Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini meliputi tempat dan waktu penelitian.

3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Waway Karya Kecamatan Waway

Karya Kabupaten Lampung Timur. SMP Negeri 1 Waway Karya memiliki 13

rombongan belajar yang terdiri atas 4 ruang kelas VII, 4 ruang kelas VIII, dan

(45)

28

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012 terhitung

dari bulan Oktober sampai dengan Desember 2011 (tiga bulan). Penelitian tindak-

an kelas dilaksanakan sesuai dengan jadwal pelajaran.

3.3 Indikator Kinerja

Penelitian akan berlangsung sampai indikator yang telah ditentukan tercapai, yaitu

75% siswa memperoleh nilai sesuai atau melebihi KKM mata pelajaran bahasa

Indonesia pada SMP Negeri 1 Waway Karya Lampung Timur tahun pelajaran

2011/2012 yaitu 65,00.

3.4 Subjek Penelitian

Subjek penelitian tindakan ini dilaksanakan pada kelas VII.1 Sekolah Menengah

Pertama Negeri 1 Waway Karya Kabupaten Lampung Timur tahun pelajaran

2011/ 2012 dengan jumlah siswa 30 siswa, yang terdiri atas 14 siswa laki dan 16

siswa perempuan.

3.5 Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data hasil kemampuan menulis pengalaman pribadi

pada siswa kelas VII semester ganjil SMP Negeri 1 Waway Karya Kabupaten

(46)

29

3.6 Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik dan alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

3.6.1 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan selama kegiatan penelitian ini berlangsung dengan

tes. Tes ini digunakan untuk mengumpulkan data nilai-nilai siswa. Hal ini dilaku-

kan untuk mengetahui tingkat kemampuan menulis pengalaman pribadi melalui

teknik pelatihan pada siswa kelas VII semester ganjil SMP Negeri 1 Waway

Karya Kabupaten Lampung Timur tahun pelajaran 2011/2012.

3.6.2 Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah tes tertulis.

3.7 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah menggunakan daur ulang

atau siklus. Tiap siklus terdiri atas empat kegiatan inti, yaitu: perencanaan, tinda-

kan observasi, dan refleksi. Kegiatan pertama penelitian didahulukan dengan me-

nemukan masalah dan berupaya mencari solusi berupa perencanaan perbaikan

(perenungan). Lalu dilanjutkan dengan tindakan yang telah direncanakan sehingga

(47)

30

3.7.1 Siklus I

Pelaksanaan siklus I terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

3.7.1.1 Perencanaan Tindakan

Tahap perencanaan tindakan dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut.

a. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan materi

yang direncanakan.

b. Menyusun lembar pengamatan untuk pembelajaran keterampilan menulis

dengan menerapkan teknik pelatihan dan lembar aktivitas siswa dan guru di

dalam kelas.

c. Menyiapkan beberapa contoh tulisan tentang pengalaman pribadi dengan tema

yang disenangi siswa.

3.7.1.2 Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan proses tindakan berlangsung di kelas pada jam pelajaran bahasa

Indonesia, siswa yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII.1

dalam dua kali pertemuan (4 x 40 menit) dengan menggunakan langkah-langkah

sebagi berikut.

Pertemuan Pertama (2 x 40 menit)

A. Kegiatan awal

Proses pembelajaran diawali dengan, guru mengondisikan kelas, mengecek

kehadiran siswa. Menginformasikan tujuan pembelajaran, mengadakan

(48)

31

B. Kegiatan Inti

a. Siswa mendengarkan penjelasan tentang apa yang dimaksud dengan

pengalaman pribadi. Kemudian, memperhatikan contoh tulisan tentang

pengalaman pribadi yang disajikan.

b. Bertanya jawab bagaimana cara pengungkapan dan bahasa yang efektif

c. Siswa mengerjakan tugas berlatih menuangkan ide-idenya ke dalam

bentuk tulisan sehingga menjadi sebuah karangan.

C. Kegiatan Akhir

Setelah melaksanakan proses pembelajaram guru dan siswa melakukan refleksi

yang nantinya akan menjadi bahan acuan dalam perencanaan tindakan

berikutnya.

Pertemuan Kedua (2 x 40 menit)

A. Kegiatan awal

Guru mengondisikan kelas, mengecek kehadiran siswa, menanyakan kabar

siswa pada hari ini, apakah baik-baik saja, dan telah siap menerima materi.

B. Kegiatan Inti

Guru mengapresiasikan hasil dari salah satu siswa dan memberikan

tanggapan. Siswa memperhatikan penjelasan guru untuk bahan koreksian

terhadap tugasnya. Siswa secara bergiliran mempresentasikan tugasnya di

(49)

32

C. Kegiatan Akhir

Setelah melaksanakan proses pembelajaram guru dan kolaborasi melakukan

refleksi, menyimpulkan hasil pada siklus pertama apakah sudah dianggap

berhasil atau berlanjut pada siklus kedua.

3.7.1.3 Observasi dan Evaluasi

Pelaksanaan observasi dilakukan bersamaan dengan tahap pelaksanaan tindakan,

baik terhadap siswa maupun guru dengan menggunakan instrumen yang telah

disiapkan.

Observasi ini dilaksanakan secara kolaborasi bersama teman sejawat dengan

menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Pengamatan difokuskan

pada proses pembelajaran menggunakan teknik pelatihan yang dilakukan oleh

siswa dalam proses pembelajaran.

3.7.1.4 Refleksi

Setelah data diperoleh dari uji coba teknik pelatihan untuk menulis pengalaman

pribadi dengan memperhatikan cara pengungkapan dan bahasa yang ekspresif,

maka peneliti melakukan diskusi dengan teman sejawat mengenai data tersebut.

Diskusi meliputi keberhasilan, kegagalan, dan hambatan-hamabatan yang

dijumpai pada saat melaksanakan tindakan. Data-data yang diperoleh, dipilih

yang benar-benar dipandang perlu dan dapat dijadikan acuan dalam menyusun

(50)

33

Setelah mendapatkan gambaran mengenai permasalahan serta hambatan dihadapi,

maka langkah selanjutnya peneliti menyusun kembali rencana kegiatan yang

mengacu pada kekurangan yang telah ditemukan sehingga tercapai hasil lebih

baik pada siklus berikutnya.

3.7.2 Siklus II

Setelah diadakan evaluasi pada siklus I oleh peneliti dan teman sejawat ternyata

hasil yang diperoleh belum tercapai, maka perlu adanya siklus selanjutnya, yaitu

siklus II sampai mencapai hasil lebih baik. Pelaksanaan Siklus II dilakukan seperti

halnya siklus I, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan evaluasi, dan

refleksi.

3.8 Teknik Analisa Data

Hal-hal yang dinilai dalam penelitin ini adalah aspek aktivitas siswa dan aktivitas

guru. Aspek aktivitas siswa, meliputi perhatian dan keterampilan menulis

pengalaman pribadi yang meliputi judul karangan, penggunaan ejaan, keefektifan

kalimat, pilihan kata/diksi, dan kepaduan paragraf. Aspek aktivitas guru meliputi

penyajian dan pembimbingan.

Untuk menilai aktivitas siswa yaitu dilihat dari keterampilan menulis. Maka,

Indikator dan deskriptor kemampuan menulis pengalaman pribadi melalui teknik

(51)
[image:51.595.113.515.153.750.2]

34

Tabel 3.1

Indikator dan Deskriptor Kemampuan Menulis Pengalaman Pribadi Melalui Teknik Pelatihan pada Siswa Kelas VII.1

SMP Negeri 1 Waway Karya Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012

No.

Indikator Deskriptor Penilaian Skor

1. Judul karangan Judul karangan ekspresif dan singkat

sesuai dengan isi.

Judul karangan sesuai dengan isi cukup ekspresif dan singkat, tetapi kurang menarik.

Judul karangan kurang ekspresif dan tidak singkat.

Isi karangan tidak sesuai dengan judul, tidak ekspresif dan tidak menarik.

5

4

3

1

2. Ejaan Penggunaan ejaan yaitu penulisan

kata, pemakaian huruf kapital dan pemakaian tanda baca tepat.

Penggunaan ejaan yaitu penulisan kata dan pemakaian huruf kapital tepat tetapi terdapat kesalahan pada pemakaian tanda baca.

Penggunaan ejaan yaitu penulisan kata tepat tetapi terdapat kesalahan pada pemakaian huruf kapital dan tanda baca.

Penggunaan ejaan terdapat kesalahan pada penulisan kata, pemakaian huruf kapital dan pemakaian tanda baca.

5

4

3

1

3. Keefektifan kalimat Kalimat yang digunakan efektif

memiliki ciri kesepadanan,

kepararelan, ketegasan, kehematan, kecermatan, dan kelogisan.

Kalimat yang digunakan memenuhi

5

(52)

35

syarat-syarat keefektifan. Tetapi, kurang satu syarat.

Kalimat yang digunakan memenuhi syarat-syarat keefektifan. Tetapi, kurang dua syarat.

Kalimat yang digunakan memenuhi syarat-syarat keefektifan. Tetapi, kurang tiga syarat.

3

1

4. Pilihan kata (diksi) Syarat-syarat pilihan kata tepat, makna kata yang digunakan tepat, pembentukan kata tepat.

Syarat-syarat pilihan kata tepat, makna kata yang digunakan tepat, pembentukan kata tidak tepat.

Syarat-syarat pilihan kata tepat, makna kata yang digunakan kurang tepat, pembentukan kata kurang tepat.

Syarat-syarat pilihan kata tidak tepat, makna kata yang digunakan tidak tepat, pembentukan kata tidak tepat.

5

4

3

1

5. Paragraf Hubungan antarkalimat dalam

paragraf terdapat kesatuan dan kepaduan yang tepat.

Hubungan antarkalimat dalam paragraf terdapat kesatuan tepat dan kepaduan yang tidak tepat.

Hubungan antarkalimat dalam paragraf kesatuan tidak tepat, kepaduan tepat.

Hubungan antarkalimat dalam paragraf tidak terdapat kesatuan dan kepaduan yang tepat.

5

4

3

1

(53)

36

Aspek aktifitas siswa dalam pembelajaran menulis pengalaman pribadi meliputi

[image:53.595.112.512.222.751.2]

perhatian, partisipasi, kreatifitas, dan keterampilan siswa.

Tabel 3.2

Indikator dan Deskriptor Kegiatan dalam Pembelajaran Menulis Pengalaman Pribadi Melalui Teknik Pelatihan pada Siswa

SMP Negeri 1 Waway Karya Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012

No Indikator Sub Indikator Deskriptor Skor

1 Aktivitas

Siswa 1) Perhatian Siswa Dalam poses pembelajaran menulis pengalaman pribadi siswa sangat memperhatikan materi yang di sampaikan

5

Dalam poses pembelajaran menulis pengalaman pribadi siswa memperhatikan materi yang di sampaikan dengan baik

4

Dalam poses pembelajaran menulis pengalaman pribadi siswa cukup memperhatikan materi yang di sampaikan

3

Dalam poses pembelajaran menulis pengalaman pribadi siswa kurang memperhatikan materi yang di sampaikan

2

Dalam poses pembelajaran menulis pengalaman pribadi siswa tidak memperhatikan materi yang di sampaikan

1

2)Partisipasi

Siswa Dalam proses pembelajaran menulis pengalaman pribadi

siswa sangat berpartisipasi 5

Dalam proses pembelajaran menulis pengalaman pribadi siswa berpartisipasi dengan baik

4

Dalam proses pembelajaran menulis pengalaman pribadi

siswa cukup berpartisipasi 3

Dalam proses pembelajaran menulis pengalaman pribadi siswa kurang berpartisipasi Dalam proses pembelajaran

2

(54)

37

menulis pengalaman pribadi siswa tidak berpartisipasi 3) Kreatifitas

Siswa Dalam proses pembelajaran menulis pengalaman pribadi siswa dapat berkreativitas dengan sangat baik

5

Dalam proses pembelajaran menulis pengalaman pribadi siswa berkreativitas dengan baik

4

Dalam proses pembelajaran menulis pengalaman pribadi kreativitas siswa cukup baik

3

Dalam proses pembelajaran menulis pengalaman pribadi siswa kurang berkreativitas

2

Dalam proses pembelajaran menulis pengalaman pribadi siswa tidak menunjukkan kreativitasnya

1

4) Keterampilan

Siswa Dalam proses pembelajaran menulis pengalaman pribadi siswa sangat terampil

melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan materi.

5

Dalam proses pembelajaran menulis pengalaman pribadi siswa terampil melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan materi.

4

Dalam proses pembelajaran menulis pengalaman pribadi siswa cukup terampil

melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan materi.

3

Dalam proses pembelajaran menulis pengalaman pribadi siswa kurang terampil melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan materi.

2

Dalam proses pembelajaran menulis pengalaman pribadi siswa tidak terampil

melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan materi.

(55)

38

Aktivitas guru dalam proses pembelajaran menulis pengalaman pribadi terdapat

[image:55.595.113.513.230.757.2]

beberapa aspek yang diamati dan dinilai oleh kolabor.

Tabel 3.3

Alat Penilaian Kegiatan Guru dalam Pembelajaran Menulis Pengalaman Pribadi Melalui Teknik Pelatihan

Siswa SMP Negeri 1 Waway Karya Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012

No. ASPEK YANG DIAMATI SKOR

I. PRAPEMBELAJARAN

1 Mempersiapkan siswa untuk belajar 1 2 3 4 5

2 Melakukan kegiatan apersepsi 1 2 3 4 5

II. KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN

A. Penguasaan Materi Pembelajaran

3 Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 1 2 3 4 5

4 Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang

relevan 1 2 3 4 5

5 Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan

hirarki belajar dan karakteristik siswa 1 2 3 4 5

6 Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan 1 2 3 4 5

B. Pendekatan/Strategi Pembelajaran

7 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan

karakteristik siswa 1 2 3 4 5

8 Melaksanakan pembelajaran secara runtut 1 2 3 4 5

9 Menguasai kelas 1 2 3 4 5

10 Melaksanakan pembelajaran yang bersifat

kontekstual 1 2 3 4 5

11 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan

tumbuhnya kebiasaan positif 1 2 3 4 5

12 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi

waktu yang direncanakan 1 2 3 4 5

C. Pemanfaatan Sumber Belajar/ Media Pembelajaran

13 Menggunakan media sarana secara efektif dan

efisien 1 2 3 4 5

14 Menghasilkan pesan yang menarik 1 2 3 4 5

15 Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media 1 2 3 4 5

D. Pembelajaran yang Memicu dan Memelihara Keterlibatan Siswa

16 Menumbuhkan parsipasi aktif siswa dalam

pembelajaran 1 2 3 4 5

17 Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa 1 2 3 4 5 18 Menumbuhkan kerjasama dan antusiasme siswa

(56)

39

E. Penilaian Proses Hasil Belajar

19 Memantau kemajuan belajar selama proses

pembelajaran 1 2 3 4 5

20 Melakukan penilaian khir sesuai dengan

kompetensi (tujuan) 1 2 3 4 5

F. Penggunaan Bahasa

21 Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas,

baik, dan benar 1 2 3 4 5

22 Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai 1 2 3 4 5

G. PENUTUP

23 Melakukan refleksi atau membuat rangkuman

dengan melibatkan siswa 1 2 3 4 5

24 Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas sebagai bagian

remedial/pengayaan 1 2 3 4 5

JUMLAH

Penskoran pada kegiatan pembelajaran dilakukan oleh teman sejawat selama pro-

ses kegiatan belajar mengajar berlangsung dengan cara memberikan tanda cek (√)

pada kolom skor.

3.9 Langkah-langkah Menganalisis Data

Cara yang penulis gunakan dalam menganalisis data pada penelitian ini adalah

sebagai berikut.

1. Seluruh siswa dibagikan lembar kerja,

2. Menjumlahkan skor penulisan pengalam pribadi berdasarkan tolok ukur pe-

nilaian dalam tabel 3.5,

3. Menghitung skor rata-rata kemampuan siswa dalam menulis pengalaman

pribadi.

(57)

40

4. Menemukan tingkat kemampuan siswa dalam menulis pengalaman pribadi

[image:57.595.113.504.226.323.2]

dengan tolok ukur di bawah ini.

Tabel 3.5

Tolok Ukur Penilaian Kemampuan Menulis Pengalaman Pribadi Melalui Teknik Pelatihan pada Siswa Kelas VII

SMP Negeri 1 Waway Karya Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012

Nilai Tingkat Kemampuan

86 – 100 76 – 85 66 – 75 51 – 65 0 – 50

(58)

63

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1Simpulan

Berdasarkan hasil analisis penelitian tindakan kelas menulis pengalaman

pribadi pada siswa kelas VII.1 semester ganjil SMP Negeri 1 Waway Karya

Kabupaten Lampung Timur tahun pelajaran 2011/2012, dapat disimpulkan

sebagai berikut.

1. Hasil prasiklus dari 30 siswa yang tuntas 11 dengan rata-rata nilai 59,00

persentase 36,67% dan yang belum tuntas 19 siswa dengan persentase

63,33%. Pada siklus I pembelajaran menulis pengalaman pribadi melalui

teknik pelatihan siswa yang tuntas 14 orang dengan rata-rata nilai 66,00

persentase 46,67%, dan yang belum tuntas 16 orang dengan persentase

53,33%. Selanjutnya, siklus II proses pembelajaran dengan menggunakan

teknik pelatihan yang dilaksanakan dengan lebih maksimal tingkat

ketuntasan siswa mencapai 26 orang dengan rata-rata nilai 76,00

persentase 86,67% dan yang tidak tuntas 4 siswa dengan persentase

13,33%,

2. Dengan teknik pelatihan dapat meningkatkan kemampuan dan hasil belajar

siswa. Siswa mampu menuangkan inspirasinya menjadi sebuah tulisan

(59)

Gambar

Tabel 3.1 Indikator dan Deskriptor Kemampuan Menulis Pengalaman Pribadi
Tabel 3.2 Indikator dan Deskriptor Kegiatan dalam Pembelajaran Menulis
Tabel 3.3 Alat Penilaian Kegiatan Guru dalam Pembelajaran
Tabel 3.5 Tolok Ukur Penilaian Kemampuan Menulis Pengalaman Pribadi

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya ruang terbuka publik yang berada di kampus UPI karena keberadaan ruang publik pada perguruan tinggi sangat penting

Mahasiswa Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan NIM C0709015.. Dosen Pembimbing Tugas Akhir I

Berdasarkan uraian di atas maka sangat menarik untuk mengkaji peran kepemilikan sertifikat melalui program sertifikasi Usaha Mikro dan Kecil (UMK) di Kelurahan Loji dan Kelurahan

Berbagi link melalui note dapat dilakukan oleh guru Anda, kawan-kawan Anda, maupun Anda sendiri. Apabila Anda ingin berdiskusi atau menanyakan sesuatu melalui website

Faktor utama dalam upaya peningkatan kinerja atau prestasi kerja adalah manajemen sumber daya yang tepat, meliputi kepemimpinan dalam organisasi, budaya organisasi, dan

Pada sisi yang lain dari pertumbuhan pembangunan juga berdampak negatif diantaranya beban kota makin berat seiring dengan pertumbuhan penduduk yang mengalami

Tingkat kematangan gonad (TKG) dari hasil tangkapan di sekitar rumpon portable menunjukkan bahwa ikan yang tertangkap didominasi oleh ikan yang merupakan ikan tuna

Kondisi Kali Pepe pada saat ini tidak terawat karena banyak terdapat tumpukan sampah dari pembuangan sampah ke sungai yang dilakukan oleh masyarakat bantaran Kali Pepe,