i ABSTRAK
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI MELALUI TEKNIK PELATIHAN PADA SISWA KELAS VII
SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1 WAWAY KARYA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh DESMAWATI
Permasalahan dalam penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan menulis pengalaman pribadi melalui teknik pelatihan pada siswa kelas VII semester ganjil SMP Negeri 1 Waway Karya Lampung Timur tahun pelajaran 2011/2012.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran dan meningkatkan kemampuan menulis pengalaman pribadi melalui teknik pelatihan pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Waway Karya tahun pelajaran 2011/2012. Setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengobservasian, dan refleksi. Data hasil observasi dari setiap siklus menjadi dasar atau bahan perbaikan pada siklus berikutnya.
ii
dengan persentase 63,33%. Siklus I nilai rata-rata siswa 66,00 siswa yang mencapai KKM 14 orang dengan persentase 46,67%, dan yang belum mencapai KKM 16 orang dengan persentase 53,33%. Pada siklus II nilai rata-rata siswa 76,00 siswa yang mencapai KKM 26 orang dengan persentase 86,67%, siswa yang belum mencapai KKM 4 orang dengan persentase 13,33%. Hasil yang diperoleh mengalami peningkatan dari prasiklus ke siklus I meningkat 10% dan dari siklus I ke siklus II sebesar 50%.
iii
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI MELALUI TEKNIK PELATIHAN PADA SISWA KELAS VII
SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1 WAWAY KARYA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh DESMAWATI
(Penelitian Tindakan Kelas)
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
xvi
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI MELALUI TEKNIK PELATIHAN PADA SISWA KELAS VII
SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1 WAWAY KARYA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
(Penelitian Tindakan Kelas)
Oleh DESMAWATI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
xi DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
HALAMAN JUDUL DALAM ... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iv
HALAMAN PENGESAHAN ... v
RIWAYAT HIDUP ... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii
SANWACANA ... viii
MOTTO ... x
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
I. PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan Penelitian ... 5
1.4 Manfaat Penelitian ... 6
II. LANDASAN TEORI ... 7
2.1 Konsep Dasar Menulis ... 7
2.1.1 Pengertian Menulis ... 8
2.1.2 Hakikat Menulis ... 9
2.1.3 Tujuan Menulis ... 9
2.1.4 Ciri-ciri Tulisan yang Baik ... 11
2.1.5 Pembelajaran Menulis ... 14
2.1.6 Pengertian Pengalaman Pribadi ... 16
2.1.6.1 Langkah-langkah Menulis Pengalaman ... 16
2.1.6.2 Manfaat Menulis Pengalaman Pribadi ... 18
2.2 Pengertian Pelatihan ... 19
2.2.1 Pengertian Teknik Pelatihan ... 19
2.2.2 Keungguln dan Kelemahan Teknik Pelatihan ... 21
2.2.2.1 Keunggulan Teknik Pelatihan ... 21
2.2.2.2 Kelemahan Teknik Pelatihan ... 22
2.2.2.3 Cara Mengatasi Kelemahan Teknik Pelatihan ... 23
xii
III. METODE PENELITIAN ... 26
3.1 Rancangan Penelitian ... 26
3.2 Pelaksanaan Penelitian ... 27
3.2.1 Tempat Penelitian ... 27
3.2.2 Waktu Penelitian ... 28
3.3 Indikator Kinerja ... 28
3.4 Subjek Penelitian ... 28
3.5 Sumber Data ... 28
3.6 Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... 29
3.6.1 Teknik Pengumpulan Data ... 29
3.6.2 Alat Pengumpulan Data ... 29
3.7 Prosedur Penelitian ... 29
3.7.1 Siklus I ... 30
3.7.1.1 Perencanaan Tindakan ... 30
3.7.1.2 Pelaksanaan Tindakan ... 30
3.7.1.3 Observasi dan Evaluasi ... 32
3.7.1.4 Refleksi ... 32
3.7.2 Siklus II... ... 33
3.8 Teknik Analisis Data ... 33
3.9 Langkah-Langkah Menganalisis Data ... 39
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41
4.1 Hasil Penelitian ... 41
4.1.1 Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Pengalaman Pribadi pada Siklus I ... 42
4.1.1.1 Perencanaan ... 42
4.1.1.2 Tindakan ... 43
4.1.1.3 Pengamatan... 45
4.1.1.4 Refleksi ... 47
4.1.2 Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Pengalaman Pribadi pada Siklus II ... 49
4.1.2.1 Perencanaan ... 50
4.1.2.2 Tindakan ... 50
4.1.2.3 Pengamatan... 52
4.1.2.4 Refleksi ... 54
4.2 Pembahasan ... 56
V. SIMPULAN DAN SARAN ... 63
5.1 Simpulan ... 63
5.2 Saran ... 64
DAFTAR PUSTAKA ... 65
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Format Kesediaan Sebagai Teman Sejawat dalam Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) ... 68
2. Surat Pernyataan ... 69
3. Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG) Lembar Penilaian Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran (Siklus I) ... 70
4. Alat Penilian Kemampuan Guru (APKG) Lembar Penilaian Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran (Siklus II) ... 73
5. Silabus Pembelajaran ... 76
6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ... 80
7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ... 85
8. Instrumen Penelitian Menulis Pengalaman Pribadi Siklus I ... 88
9. Instrumen Penelitian Menulis Pengalaman Pribadi Siklus II ... 89
10. Data Kemampuan Menulis Pengalaman Pribadi Ditinjau dari Aspek Kesesuaian Judul dengan Isi (Siklus I) ... 90
11. Data Kemampuan Menulis Pengalaman Pribadi Ditinjau dari Aspek Penggunaan Ejaan dan Tanda Baca (Siklus I) ... 91
12. Data Kemampuan Menulis Pengalaman Pribadi Ditinjau dari Aspek Penggunaan Kalimat Efektif (Siklus I) ... 92
13. Data Kemampuan Menulis Pengalaman Pribadi Ditinjau dari Aspek Pilihan Kata/Diksi (Siklus I) ... 93
14. Data Kemampuan Menulis Pengalaman Pribadi dari Aspek Kepaduan Paragraf (Siklus I) ... 94
xv
16. Data Kemampuan Menulis Pengalaman Pribadi Ditinjau dari Aspek
Kesesuaian Judul dengan Isi (Siklus II) ... 96
17. Data Kemampuan Menulis Pengalaman Pribadi Ditinjau dari Aspek Penggunaan Ejaan dan Tanda Baca (Siklus II) ... 97
18. Data Kemampuan Menulis Pengalaman Pribadi Ditinjau dari Aspek Penggunaan Kalimat Efektif (Siklus II) ... 98
19. Data Kemampuan Menulis Pengalaman Pribadi Ditinjau dari Aspek Pilihan Kata/Diksi (Siklus II) ... 99
20. Data Kemampuan Menulis Pengalaman Pribadi dari Aspek Kepaduan Paragraf (Siklus II) ... 100
21. Data Komulatif Hasil Belajar Menulis Naskah Drama Siklus II ... 101
22. Lembar Kerja Siswa Menulis Pengalam Pribadi Siklus I ... 102
24. Lembar Kerja Siswa Menulis Pengalam Pribadi Siklus II ... 103
25. Foto Kegiatan Proses Belajar Mengajar Menulis Pengalam Pribadi Siklus I ... 104
26. Foto Kegiatan Proses Belajar Mengajar Menulis Pengalam Pribadi Siklus II ... 107
27. Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian di Sekolah ... 110
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Indikator dan Deskriptor Kemampuan Menulis Pengalaman Pribadi ... 34
3.2 Indikator dan Deskriptor Kegiatan Pembelajaran Menulis Pengalaman Pribadi (Aktifitas Siswa) ... 36
3.3 Alat Penilaian Kegiatan Guru dalam Pembelajaran Menulis Pengalaman Pribadi ... 38
3.5 Tolok Ukur Penilaian Kemampuan Menulis Pengalaman Pribadi ... 40
4.1 Skor Rata-rata Menulis Pengalaman Pribadi Siklus I ... 46
4.2 Skor Rata-rata Menulis Pengalaman Pribadi Siklus II ... 52
4.3 Data Kemampuan Menulis Pengalaman Pribadi Melalui Teknik Pelatihan ... 57
4.4 Skor Perolehan Menulis Pengalaman Pribadi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Waway Karya Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 57
4.5 Data Ketuntasan Menulis Pengalaman Pribadi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Waway Karya Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 59
x MOTTO
Kata-kata yang baik dan memberikan maaf itu lebih baik daripada sedekah yang diiringi dengan cercaan
(Surat Al-Baqarah, ayat 263)
Hal utama yang diperlukan untuk membuat manusia bahagia dalam hidup adalah kecerdasan
v
PENGESAHAN
1. TIM Penguji
Ketua : Dr. Nurlaksana Eko Rusminto, M.Pd. ___________
Sekretaris : Eka Sofia Agustina, S.Pd., M.Pd. ___________
Penguji
Bukan Pembimbing : Sumarti, S.Pd., M. Hum. ___________
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. NIP 196003151985031003
vii
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya tulis ini kepada orang-orang terkasih
Ayahanda Akmaluddin dan Ibunda Asmani
Suami tercinta Amroni
Kedua buah hatiku, Reyfan Deni Irawan dan Daghfal Deni Dafi
Kakak-kakakku Amir Mukhlis, Abdul Halim, Maiyana dan adikku Tri Antoni
Almamater tercinta “Universitas Lampung”.
iv
Judul PTK : Peningkatan Kemampuan Menulis Pengalaman Pribadi Melalui Teknik Pelatihan pada Siswa Kelas VII Semester Ganjil SMP Negeri 1 Waway Karya Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012
Nama Mahasiswa : Desmawati Nomor Pokok Mahasiswa : 1013134002
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Jurusan : Bahasa dan Seni
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI 1. Komisi pembimbing
Dr. Nurlaksana Eko Rusminto, M.Pd. Eka Sofia Agustina, S.Pd., M.Pd. NIP 196401061988031001 NIP 197808092008012001
2. Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
vi
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Wayakrui, pada Tanggal 9 Desember 1979
anak keempat dari lima bersaudara, buah cinta dari pasangan
Bapak Akmaluddin dan Ibu Asmani.
Pendidikan yang telah peneliti tempuh Sekolah Dasar (SD) Negeri Wayakrui,
Kabupaten Lampung Tengah diselesaikan pada tahun 1993, Madrasah Tsanawiyah
(MTs) Negeri 1 Tanjung Karang, Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 1996,
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Swasta Trisakti Bandar Lampung diselesaikan
pada tahun 1999, D-3 Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Lampung,
Program Studi Bahasa dan Sastra Daerah Lampung diselesaikan pada tahun 2002.
Peneliti diangkat menjadi CPNSD Kabupaten Lampung Timur pada 1 Desember
2002, ditempatkan di SMP Negeri 1 Waway Karya, Kabupaten Lampung Timur
sampai sekarang masih aktif mengajar.
Terdaftar sebagai mahasiswa S-1 Dalam Jabatan FKIP Universitas Lampung Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Seni, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
tahun 2010, melaksanakan PPL/PKM di SMP Negeri 1 Waway Karya, Lampung
vi
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Wayakrui, pada Tanggal 9 Desember 1979
anak keempat dari lima bersaudara, buah cinta dari pasangan
Bapak Akmaluddin dan Ibu Asmani.
Pendidikan yang telah peneliti tempuh Sekolah Dasar (SD) Negeri Wayakrui,
Kabupaten Lampung Tengah diselesaikan pada tahun 1993, Madrasah Tsanawiyah
(MTs) Negeri 1 Tanjung Karang, Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 1996,
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Swasta Trisakti Bandar Lampung diselesaikan
pada tahun 1999, D-3 Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Lampung,
Program Studi Bahasa dan Sastra Daerah Lampung diselesaikan pada tahun 2002.
Peneliti diangkat menjadi CPNSD Kabupaten Lampung Timur pada 1 Desember
2002, ditempatkan di SMP Negeri 1 Waway Karya, Kabupaten Lampung Timur
sampai sekarang masih aktif mengajar.
Terdaftar sebagai mahasiswa S-1 Dalam Jabatan FKIP Universitas Lampung Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Seni, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
tahun 2010, melaksanakan PPL/PKM di SMP Negeri 1 Waway Karya, Lampung
viii SANWACANA
Dengan mengucap puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
serta hidayah-Nya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dapat terselesaikan.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Peningkatan Kemampuan Menulis
Pengalam Pribadi Melalui Teknik Pelatihan pada Siswa Kelas VII Semester Ganjil
SMP Negeri 1 Waway Karya, Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/
2012” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di
Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
1. Dr. Nurlaksana Eko Rusminto, M.Pd. selaku Pembimbing I yang telah mem-
bimbing penulis dengan penuh kesabaran, keikhlasan, memotivasi, memberikan
pengarahan, serta saran-saran dari penyusunan proposal hingga PTK ini selesai;
2. Eka Sofia Agustina, S.Pd., M.Pd. selaku Pembimbing II, yang telah memberikan
bimbingan, kritik, serta saran demi kesempurnaan PTK ini dan selama perkuliah-
an memberikan ilmu yang sangat bermanfaat;
3. Sumarti, S.Pd., M.Hum. selaku dosen pembahas yang telah memberikan kritik,
ix
4. Dr. Edy Suyanto, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia dan Daerah, yang telah memberikan pengarahan, saran, dan
motivasi, dengan penuh ke- sabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan studi
di Universitas Lampung dengan baik;
5. Drs. Imam Rejana, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni,
Universitas Lampung beserta stafnya;
6. Bapak dan Ibu dosen FKIP Universitas Lampung yang telah membekali penulis
dengan ilmu dan pengetahuan selama menjalani masa perkuliahan;
7. Ngatimin, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Waway Karya Kabupaten
Lampung Timur yang memotivasi dan membantu kelancaran dalam penelitian
dan penyusunan PTK ini, serta Keluarga Besar SMP Negeri 1 Waway Karya
Kabupaten Lampung Timur; dan
8. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan PTK ini yang
tidak dapat disebutkan satu per satu.
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan pengorbanan Bapak, Ibu, Kakak,
Adik dan Teman-teman. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi kita semua,
khususnya dalam meningkatkan mutu pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah.
Bandar Lampung, April 2012
Penulis,
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kehidupan sehari-hari dalam masyarakat selalu berhubungan dengan bahasa. Bahasa tersebut digunakan sebagai alat untuk menyampaikan pikiran, dan keinginan kepada orang lain.
Berkomunikasi dengan menggunakan bahasa antara komunikan dengan komu- nikator perlu adanya pengetahuan bahasa yang memadai. Sering terjadi kesulitan antara komunikan dengan komunikator dalam menyampaikan pikiran, perasaan, dan keinginannya karena antara mereka kurang pengetahuan tentang bahasa. Ini berarti bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. “Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya” (Tarigan, 2008:1).
2
memiliki kemampuan-kemampuan yang lain. Kemampuan tersebut mencakup pengetahuan tentang hal yang akan ditulis dan bagaimana menuangkan ide, pikiran, dan gagasan yang dimiliki ke dalam bentuk tulisan.
Kegiatan menulis bukan panjang tulisan yang dipentingkan, melainkan kejelasan isi tulisan serta efisiensi pemakaian dan pemilihan kata. Karena itu, selama ke- giatan menulis berlangsung siswa perlu disadarkan bahwa ada cara penataan atau penyusunan kata dalam pembelajaran keterampilan menulis (Purwo, 1997: 7).
Berdasarkan hasil pengamatan dari catatan nilai harian, siswa dalam pembelajaran menulis kelas VII SMP Negeri 1 Waway Karya, Lampung Timur semester ganjil Tahun Pelajaran 2011/ 2012, khususnya menulis pengalaman pribadi belum mencapai kreteria ketentuan minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia yaitu 65,00. Dari 30 siswa yang telah berhasil mencapai KKM hanya 11 siswa dengan rata-rata nilai 59,00 dan siswa yang belum mencapai KKM 19 siswa.
Pembelajaran menulis pengalaman pribadi di SMP Negeri 1 Waway Karya Lampung Timur tahun pelajaran 2011/2012 belum berhasil. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut.
a) Siswa kurang memiliki motivasi dalam belajar. b) Siswa kurang terbiasa menulis.
c) Siswa kurang terlatih untuk menulis berbagai macam jenis tulisan, khususnya menulis pengalaman pribadi.
3
Untuk mengatasi hal-hal di atas, idealnya guru harus mempunyai kreativitas dalam pembelajaran, khususnya pada materi keterampilan menulis, terutama metode atau teknik yang digunakan. Dalam hal ini, guru benar-benar dituntut kreativitasnya dan dapat mencari solusi yang tepat. Guru harus mampu mem-variasikan pembelajaran bahasa Indonesia agar menarik dan menyenangkan. Apabila guru dapat menggunakan teknik atau metode yang tepat, maka proses pembelajaran di kelas tidak lagi membosankan.
Selain dari faktor siswa, masalah yang menyebabkan pembelajaran menulis pengalaman pribadi pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Waway Karya Lampung Timur adalah dari faktor guru, diantaranya
a) Guru kurang tanggap dalam menentukan teknik yang digunakan sehingga pro- ses belajar mengajar terkesan monoton dan membosankan.
b) Guru belum mengaitkan materi pembelajaran dengan pengalaman siswa, se- hingga terkesan proses pembelajaran masih terpusat pada guru.
c) Sistem evaluasi tidak berorientasi pada proses, tetapi lebih ditekankan pada hasil akhir.
Untuk mengatasi permasalahan di atas, diperlukan upaya nyata dalam proses pem- belajaran, misalnya dengan menggunakan teknik pelatihan. Teknik pelatihan merupakan salah satu teknik pembelajaran yang dapat digunakan, karena memenuhi beberapa kelebihan.
4
lebih teliti dalam mendorong daya ingatannya dan (2) pengetahuan anak didik yang bertambah tersebut akan memperoleh pemahaman yang lebih baik dan men- dalam. Kegiatan menulis merupakan suatu kegiatan yang kompleks karena di- dalamnya terdapat unsur-unsur keterampilan berbahasa yang lain. Untuk itu, siswa akan mampu menulis apabila ia menguasai aspek berbahasa yang lain seperti membaca, mendengar, dan berbicara. Jadi empat aspek keterampilan berbahasa tersebut sangat berhubungan satu dengan yang lain. Untuk keterampilan menulis siswa harus sering berlatih, jadi dalam pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada pembelajaran menulis guru harus lebih terampil untuk menyiasati agar siswa tertarik mengerjakan latihan-latihan menulis, misalnya menulis pengalaman pribadi, karena dengan banyak berlatih siswa akan terbiasa dan akan memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari.
Berdasarkan uraian penulis merasa perlu memperbaiki proses pembelajaran dengan teknik pelatihan untuk meningkatkan kemampuan menulis pengalaman pribadi pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Waway Karya tahun pelajaran 2011/2012.
1.2 Rumusan Masalah
5
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat kemampuan siswa menulis pengalaman pribadi melalui teknik pelatihan pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Waway Karya tahun pelajaran 2011/2012, sebagai berikut.
a. Memperbaiki proses pembelajaran menulis pengalaman pribadi pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Waway Karya tahun pelajaran 2011/2012.
b. Meningkatkan kemampuan menulis pengalaman pribadi melalui teknik pe- latihan.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoretis
Penelitian diharapkan bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan wawasan siswa tentang peningkatan kemampuan menulis pengalaman pribadi.
1.4.2 Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara praktis, baik untuk siswa maupun guru.
1) Untuk siswa
a. Meningkatkan aktivitas dan minat belajar siswa dalam menulis pengalaman pribadi, dan
6
2) Untuk Guru
a. Memperbaiki proses pembelajaran menulis pengalaman pribadi di kelas,
b. Meningkatkan kinerjanya secara profesional dalam melaksanakan pembelajaran menulis pengalaman pribadi, dan
7
II. LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Menulis
Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang harus
dikuasai oleh setiap orang. Menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan
penyampaian pesan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau media.
Menulis adalah suatu proses kegiatan menuangkan pikiran manusia yang hendak
mengungkapkan kandungan jiwanya kepada orang lain atau kepada dirinya sendiri
dalam bentuk tulisan (Widyamartaya, 1991:9). Menulis adalah menuangkan
gagasan, pikiran, perasaan dan pengalaman melalui bahasa tulis (Depdiknas,
2003: 6).
Berdasarkan beberapa teori peneliti menyimpulkan bahwa menulis adalah
menuangkan gagasan, pikiran, perasaan dan pengalaman dalam bentuk tulisan
sehingga menjadi sebuah hasil karangan dimana pembaca seolah-olah merasakan
atau mengalami sendiri seperti apa yang ia baca.
Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia aspek keterampilan menulis sangat
beragam, seperti menulis sastra, yang didalamnya terdapat menulis mengenai
prosa, puisi, dan drama, menulis kreatif seperti mengarang, yang didalamnya
8
argumentasi, dan masih banyak jenis-jenis tulisan yang lain. Pada penelitian
tindakan kelas, penulis akan mengangkat permasalahan mengenai menulis
pengalaman pribadi. Setiap siswa pasti memiliki pengalaman, baik yang
menyenangkan ataupun yang menyedihkan. Tidak setiap siswa mampu
menuangkannya dalam sebuah tulisan, walau sebenarnya apa yang mereka tulis
merupakan benar-benar pengalaman/kejadian yang meraka alami sendiri.
2.1.1 Pengertian Menulis
“Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang
menggambarkan suatu bahasa yang dipahami seseorang, sehingga orang lain
dapat membaca grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran
grafik itu.” (Tarigan, 2008: 21). Pendapat lain mengatakan “Menulis berarti meng-
organisasikan gagasan secara sistematis serta mengungkapkan secara tersurat.”
(Sabarti dkk. 2003: 2).
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis adalah suatu
proses kegiatan mengungkapkan pikiran, perasaan, sikap dan keyakinan dengan
mengggunakan lambang-lambang bahasa tertulis secara logis dan sistematis.
Tulisan yang baik hendaknya mengandung isi yang berbobot, jelas, singkat, me-
narik, dan mudah dipahami. Apabila seseorang berhasrat menyampaikan pikiran,
sikap, perasaan, dan keyakinan serta mantap dan mampu menyampaikan dalam
9
2.1.2 Hakikat Menulis
Kegiatan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk
berkomunikasi secara tidak langsung, artinya tidak secara langsung bertatap
muka dengan orang lain, melainkan melalui media tulis. Menulis juga bisa dikata-
kan suatu kegiatan yang bersifat produktif dan ekspresif. Produktif dan ekspresif
mengandung arti kedua karakteristik tersebut berfungsi sebagai penyampai
informasi. Dikatakan produktif karena kegiatan menulis merupakan kegiatan
yang bersifat menghasilkan suatu karya tulis berupa hasil dari ungkapan gagasan
pikiran seseorang. Sedangkan ekspresif dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI, 2007: 291) mengandung arti tepat (mampu) memberikan (ungkapan)
gambaran, maksud, gagasan, dan perasaan.
Keterampilan menulis harus melalui proses pelatihan dan praktik yang intensif.
Berdasarkan konsep dasar tersebut, keterampilan menulis akan diperoleh siswa
melalui proses yaitu dengan cara pelatihan atau praktik menulis. Semakin banyak
pelatihan, akan semakin besar pula kemungkinan siswa mampu dan senang akan
kegiatan menulis.
2.1.3 Tujuan Menulis
Tujuan menulis adalah memproyeksikan sesuatu mengenai diri seseorang.
Me-nulis tidak mengharuskan memilih suatu pokok pembicaraan yang cocok dan
sesuai, tetapi harus menentukan siapa yang akan membaca tulisan tersebut
10
Tujuan menulis (the writer‘s intention) adalah respons atau jawaban yang di-
harapkan oleh penulis akan diperoleh dari pembaca. Berdasarkan batasan di atas,
dapat dikatakan bahwa tujuan menulis adalah sebagai berikut.
1. Untuk memberitahukan atau mengajar disebut wacana informaf
(informative discourse),
2. Untuk meyakinkan atau mendesak disebut wacana persuasif (persuasif
discourse),
3. Untuk menghibur atau yang menyenangkan yang mengandung tujun
estetik disebut tulisan literer (literary discourse),
4. Mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat atau berapi-api
disebut wacana ekspresif (expressive discourse).
Hugo Hartig (dalam Tarigan, 2008: 24-25) mengungkapkan tujuan menulis
meliputi:
1. Tujuan penugasan (assigment Purpose), yaitu menulis karena ditugaskan
bukan kemauan sendiri,
2. Tujuan altruistik (altruistic purpose), yaitu untuk menyenangkan pembaca,
3. tujuan persuasif (persuasive purpose), yaitu meyakinkan pembaca dan
kebenaran gagasan yang diutamakan,
4. Tujuan informasional (informational purpose), yaitu memberi informasi
kepada pembaca,
5. Tujuan pernyataan diri (self-expressive purpose), yaitu memperkenalkan
diri sebagai pengarang kepada pembaca,
6. Tujuan kreatif (creative purpose), yaitu mencapai nilai-nilai artistik dan
11
7. Tujuan pemecahan masalah (problem-solving purpose), yaitu
mencer-minkan serta menjelajahi pikiran-pikiran agar dimengerti dan diterima
oleh pembaca.
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) diungkapkan bahwa tujuan
pembelajaran menulis standar kompetensi bahasa dan sastra Indonesia Sekolah
Menengah Pertama (SMP) adalah siswa mampu mengekspresikan berbagai pikir-
an, gagasan, pendapat, dan perasaan dalam berbagai ragam tulisan. Artinya, siswa
terampil menulis secara efektif dan efisien berbagai ragam tulisan dalam berbagai
konteks.
Berdasarkan uraian mengenai tujuan menulis yang disampaikan di atas, dapat di-
ketahui bahwa menulis mengandung tujuan untuk melatih diri siswa memiliki
kompetensi menulis dalam menyampaikan pendapat dan perasaannya.
2.1.4 Ciri-ciri Tulisan yang Baik
Tulisan yang baik setidak-tidaknya harus memiliki kriteria yang berhubungan
dengan hal-hal berikut.
1. Tema
Untuk membuat tulisan yang baik diperlukan tema atau topik. Tema atau topik
adalah pokok pembicaraan dalam keseluruhan karangan yang akan digarap.
Keberhasilan mengarang banyakditentukan oleh tepat atau tidaknya memilih
12
2. Kesesuaian Isi dengan Judul
Sebuah karangan akan terlihat apabila ada keserasian antara isi dengan judul.
Judul sebuah karangan akan menggambarkan isi secara keseluruhan. Judul
yang baik juga harus memenuhi syarat seperti; judul harus relevan, ekspresif,
dan singkat.
3. Ketepatan Ide dalam Paragraf dan Pengembangan Paragraf
Setiap paragraf harus memiliki ide pokok yang akan dikembangkan menjadi
paragraf. Paragraf yang baik harus memiliki syarat-syarat tertentu, seperti
yang dikemukakan Keraf (1994: 67) berikut ini.
a. Kesatuan
Kesatuan dalam paragraf adalah bahwa semua kalimat yang membina
paragraf itu secara bersama-sama menyatakan suatu hal, suatu tema
tertentu.
b. Koherensi (kepaduan)
Satu paragraf bukanlah merupakan kumpulan atau tumpukan kalimat yang
masing-masing berdiri sendiri atau terlepas, tetapi dibangun oleh
kalimat-kalimat yang mempunyai hubungan timbal balik. Pembaca dapat dengan
mudah memahami dan mengikuti jalan pikiran penulis tanpa hambatan
karena ada loncatan pikiran yang membingungkan. Urutan pikiran yang
teratur akan memperlihatkan adanya kepaduan. Jadi, kepaduan atau
koherensi dititikberatkan pada hubungan antarkalimat dengan kalimat.
Akan tetapi, dalam suatu karangan tidak hanya terdapat kalimat yang
terpisah-pisah melainkan, kalimat-kalimat tersebut membentuk suatu
13
Paragraf adalah suatu unsur yang kecil dalam sebuah unit yang lebih besar,
baik berupa bab maupun berupa sebuah karangan yang lengkap. Karena
paragraf merupakan suatu unit yang lebih kecil, maka harus dijaga agar
hubungan antara paragraf yang satu dengan yang lainnya, yang bersama-sama
membentuk unit yang lebih besar itu, terjalin dengan baik. Atau dengan kata
lain harus terdapat perkembangan dan perpaduan yang baik antara paragraf
yang satu dengan paragraf yang lain. Apabila perpaduan antarparagraf itu baik
dan jelas, maka pembaca dapat mengikuti uraian itudengan jelas dan mudah.
Oleh karena itu, untuk menghasilkan karangan yang baik, kepaduan
antarkalimat dan antarparagraf tidak dapat dipisahkan dan diabaikan. Agar
hubungan antarkalimat dan paragraf itu padu, maka penulis dapat
menggunakan unsur kebahasaan yang digambarkan dengan (1) repetisi atau
pengulangan kata kunci, (2) kata ganti, (3) kata transisi atau ungkapan
penghubung, dan (4) paralelisme. Dari uraian di atas, maka indikator penilaian
yang akan diambil oleh penulis adalah kepaduan antarkalimat dan paragraf.
Pengembangan Paragraf
Pengembangan paragraf adalah penyusunan atau perincian dari
gagasan-gagasan yang membina paragraf itu.
4. Ketepatan Susunan Kalimat
Susunan sebuah kalimat sangat penting. Hal ini dimaksudkan untuk me-
mudahkan pembaca menuangkan ide-ide pokok dalam paragraf. Begitu pula
hubungan kalimat satu dengan kalimat lain yang diungkapkan secara tepat
14
5. Keefektifan Kalimat
Kalimat dalam paragraf haruslah efektif, agar dalam kegiatan menulis dapat
lebih jelas dan tidak menimbulkan penafsiran ganda bagi pembaca. Adapun
ciri-ciri kalimat efektif adalah kesepadanan, kepararelan, ketegasan,
kehemat-an, kecermatkehemat-an, dan kelogisan.
6. Ketepatan Memilih Kata/Diksi
Dalam memilih kata terdapat dua persyaratan pokok yang harus diperhatikan
yaitu ketepatan dan kesesuaian. Persyaratan ketepatan menyangkut makna,
aspek logika kata-kata, kata yang dipilih harus secara tepat mengungkapkan
pengertian yang akan disampaikan. Persyaratan kesesuaian menyangkut
ke-cocokan antara kata yang digunakan dengan situasi/kesempatan dan keadaan
pembaca. Jadi, menyangkut aspek sosial kata-kata (Akhadiah, 2003: 83).
7. Ketepatan Penggunaan Ejaan
Untuk membuat karangan kita harus berpedoman kepada Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia. Ini berarti ejaan memegang peranan penting dalam
karangan. Hal yang tercakup dalam penggunaan ejaan adalah pemakaian
huruf, penulisan huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan
pema-kaian tanda baca (Finoza, 2001: 15).
Dalam penelitian ini dibatasi hanya pada penulisan kata, penulisan huruf, dan
pemakaian tanda baca.
2.1.5 Pembelajaran Menulis
Pembelajaran menulis merupakan suatu kegiatan yang berencana dan bertujuan.
15
samping keterampilan menyimak, berbicara, dan keterampilan membaca.
Keempat keterampilan berbahasa tersebut dalam pembelajaran harus mendapat
porsi yang seimbang dan dalam pelaksanaannya dilakukan secara terpadu serta
intensif.
Tujuan menulis adalah membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan ber-
komunikasi secara tertulis. Hal terpenting pada kegiatan menulis bukan panjang
tulisan yang dihasilkan siswa, melainkan kejelasan isi tulisan, efisiensi pemakai-
an, dan pemilihan kata atau diksi. Selalam kegiatan menulis berlangsunh siswa
perlu disadarkan bahwa ada berbagai kemungkinan cara unttuk penataan atau
pe-milihan kata.
Keterampilan menulis sangat penting dimiliki semua siswa, baik pada tingkatan
sekolah dasar, menengah, atas, dan perguruan tinggi. Untuk mencapai kompetensi
dasar pembelajaran menulis siswa akan lebih mudah berpikir kritis dan kreatif
apabila dilatih secara rutin dan terus menerus. Pada pembelajaran menulis pe-
ngalaman ini, siswa perlu dilatih untuk menguasai prinsip-prinsip menulis dan
berpikir. Hal itu dilaksanakan guna membantu siswa untuk mencapai mak-
sud dan tujuannya menulis.
Keterampilan menulis diperoleh dari pengalaman yang berulang-ulang. Karena
melalui kegiatan latihan yang dilksanakan secara terus-menerus, maka siswa akan
terbiasa menulis, karena sudah terbiasa menulis maka siswa akan terampil dan ter-
memotivasi untuk menuangkan gagasan atau daya imajinasinya ke dalam bentuk
tulisan, seperti menuliskan pengalaman pribadi yang oernah mereka alami, baik
16
2.1.6 Pengertian Pengalaman Pribadi
Pengalaman pribadi adalah suatu yang pernah kita alami atau yang pernah kita
rasakan (Kosasih, 2002: 53). Menurut Hasnun (2006: 191) pengalaman pribadi
adalah apa yang kita alami, dirasakan, dikerjakan dalam berbagai kegiatan atau
aktivitas dimana saja kita berada. Sedangkan menurut KBBI (1998: 22)
pengalaman adalah sesuatu yang pernah dialami (dijalani, dirasai, ditanggung, dan
sebagainya).
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tentunya pernah mengalami kejadian
yang mereka anggap lucu, khas, unik, aneh, menyedihkan, mengharukan, dan
menggembirakan. Setiap pengalaman yang dialami seseorang pasti berbeda
satu sama lain. Ada pun kemungkinan kesaaman pengalaman secara persis
sifatnya jarang terjadi. Berbagai pengalaman tersebut akan lebih bermakna apabila
dapat dikomunikasikan dengan orang lain.
Dengan demikian, orang lain pun dapat merasakan atau ikut terbawa dalam
suasana yang diceritakan. Dalam konteks ini, komunikasi dilakukan melalui
bahasa tulisan. Namun demikian sebenarnya pengalaman pribadi dapat pula
dikomunikasikan secara lisan dengan orang lain.
2.1.6.1 Langkah-langkah Menulis Pengalaman Pribadi
Menurut Hasnun (2006: 192) dalam menulis pengalaman pribadi siswa harus
memperhatikan langkah-langkah penulisan yang harus dilakukan.
17
1. Sebelum mulai menulis, siswa terlebih dahulu memilah dan menentukan
pengalaman apa yang akan ditulis, apakah pengalaman menyenangkan atau
tidak menyenangkan.
2. Setelah siswa menentukan pengalaman yang akan ditulis, siswa mulai
menyusun urutan peristiwa dalam bentuk kerangka karangan.
3. Apabila kerangka karangan telah tersusun, siswa mulai menentukan judul dari
tulisannya tersebut.
4. Mengembangkan kerangka karangan menjadi sebuah alinea.
5. Dalam penulisan pengalaman pribadi, hal-hal yang diuraikan harus secara
rinci, tersusun dengan baik dan runtun.
Dalam menulis pengalaman pribadi, peneliti membatasi indikator-indikator yang
akan dinilai yaitu:
1. Kesesuaian Judul dengan Isi Karangan
Karangan akan menggambarkan isi secara keseluruhan. Judul yang baik juga
harus memenuhi syarat seperti; judul harus relevan, ekspresif, dan singkat.
2. Penggunaan Ejaan
Dalam penelitian ini, untuk indikator ketepatan penggunaan ejaan dibatasi
pada penggunaan huruf kapital dalam kalimat dan tanda titik yang dipakai
dibelakang singkatan nama orang dan akhir kalimat.
3. Keefektifan Kalimat
Kalimat dalam paragraf haruslah efektif, agar pengalaman pribadi yang
ditulis dapat lebih jelas dan tidak menimbulkan penafsiran ganda bagi
pembaca. Adapun ciri-ciri kalimat efektif adalah kesepadanan, kepararelan,
18
4. Pilihan Kata (Diksi)
Pilihan kata atau diksi pada dasarnya adalah hasil upaya memilih kata tertentu
untuk dipakai dalam kalimat, alenia, atau wacana. Pemilihan kata akan dapat
dilakukan apabila tersedia sejumlah kata yang artinya hampir sama atau ber-
miripan. Maka siswa diharapkan dapat memilih kata yang tepat.
5. Kepaduan Paragraf.
Untuk menghasilkan karangan yang baik, kepaduan antarkalimat dan antar-
paragraf tidak dapat dipisahkan dan diabaikan. Dalam penulisan pengalaman
pribadi hubungan antarkalimat dalam pargraf saling bertautan dan berurutan.
2.1.6.2 Manfaat Menulis Pengalaman Pribadi
Menulis pengalaman pribadi memiliki rmanfaatan yang khas, yaitu menulis dapat
mengungkapkan pesan dan perasaan terhadap pembaca ihwal pengalaman pribadi
seseorang yang sesuai dengan apa yang dialami oleh penulis tersebut dengan
berbagai topik yang menarik. Penulis dapat menyususn pikiran melalui
penggunaan kata-kata dan struktur kalimat yang baik. Sehubungan dengan hal
tersebut, penulis hendaknya memiliki kretivitas dalam mengorganisasikan
gaga-san pengalamannya secara sistematis.
Berdasarkan uraian di atas, menulis pengalaman pribadi bermanfaat untuk
menggali potensi diri, melatih mengembangkan berbagai gagasan, menyerap dan
merefleksikan fenomena kehidupan yang dialami secara nyata, sehingga penulis
secara psikologis akan lebih bijak memandang setiap persoalan yang
dialaminya. Dengan demikian, selain aspek kognitif dan psikomotorik yang
19
2.2 Teknik Pelatihan
Teknik yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Teknik mangajar adalah cara
yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat ber-
langsungnya pelajaran (Suryobroto, 1996:36). Teknik diartikan sebagai metode
atau sistem mengerjakan sesuatu (KBBI, 2001: 1158). Dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia, teknik ini mengacu pada implementasi perencanaan pembel-
ajaraan Bahasa Indonesia di depan kelas. Teknik bersifat prosedural. Teknik yang
baik dijabarkan metode dan serasi dengan pendekatan.
Dalam hal ini penulis mengacu pada pendapat Suryobroto, teknik merupakan cara
yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa saat ber-
langsungnya pelajaran. Salah satu teknik yang dapat digunakan adalah teknik
pelatihan. Teknik pelatihan atau training merupakan suatu cara mengajar yang
baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Teknik pelatihan pada
umumnya digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan
mengenai apa yang telah dipelajari. Oleh karena itu, penulis akan menerapkan
teknik pelatihan untuk meningkatkan kemampuan siswa menulis pengalaman
pribadi. Dengan teknik pelatihan, siswa diharapkan agar berperan aktif dalam
proses belajar mengajar sehingga komunikasi tidak berjalan satu arah, guru
sebagai sumber informasi ke arah siswa sebagai penerima informasi.
2.2.1 Pengertian Teknik Pelatihan
Seorang siswa perlu memiliki ketangkasan atau keterampilan dalam sesuatu,
20
itu, dalam proses pembelajaran perlu diadakan latihan untuk menguasai ke-
terampilan tersebut. Salah satu teknik atau teknik penyajian pelajaran untuk me-
menuhi tuntutan tersebut ialah teknik pelatihan. Teknik pelatihan, asal kata dari
latihan adalah suatu teknik atau cara mengajar siswa untuk melaksanakan kegiat-
an-kegiatan latihan, agar siswa memilki ketangkasan atau keterampilan yang lebih
tinggi dari apa yang telah dipelajari. Roestiyah N.K (2008:125).
Teknik latihan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa. untuk itu, dalam
proses pelaksanaan pembelajaran siswa harus diberi kesempatan untuk melatih ke-
mampuannya tersebut, dengan guru berperan sebagai komentator, kritikus atau
pembimbingan atau dia boleh juga memberikan aktivitas yang cocok seperti
“games” yang memungkinkan siswa belajar berdiskusi sesama mereka. Jadi, jika
kita membicarakan aktivitas siswa dalam pendidikan yang kita maksudkan adalah
siswa aktif secara mental, dan sensitif secara emosional, melatih kemampuan dan
mengalaminya dengan melaksanakannya.
Penggunaan istilah latihan sering disamakan artinya dengan istilah ulangan.
Padahal maksudnya berbeda. Latihan bermaksud agar pengetahuan dan kecakapan
tertentu dapat menjadi milik siswa atau peserta didik dan dikuasai sepenuhnya,
sedangkan ulangan hanya sekedar mengukur sebagaimana dia telah menyerap
pengajaran tersebut (Darajat, 2004:302).
Berdasarkan kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa, teknik latihan adalah
proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan memerintahkan siswa
21
2.2.2 Keunggulan dan Kelemahan Teknik Pelatihan
Dalam setiap proses pembelajaran guru harus pandai memilih suatu teknik,
metode, atau pendekatan tertentu yang dipandang sesuai dengan materi
pembelajaran yang akan disampaikan. Setiap teknik yang dipilih pasti memiliki
keunggulan dan kelemahan, teknik apapun itu, tidak terkecuali pada teknik
pelatihan. Berikut beberapa keunggulan teknik pelatihan.
2.2.2.1 Keunggulan Teknik Pelatihan
Pengajaran yang diberikan melalui teknik pelatihan yang dilaksanakan dengan
baik, akan menghasilkan hal-hal sebagai berikut.
1) Anak didik akan dapat menggunakan daya berpikirnya yang makin lama makin
bertambah baik, karena dengan pengajaran yang baik maka anak didik akan
menjadi lebih teratur dan lebih teliti dalam mendorong daya ingatannya. Ini
berarti daya berpikirnya bertambah.
2) Pengetahuan anak didik bertambah dari berbagai segi, dan anak didik tersebut
akan memperoleh pemahaman yang lebih baik dan lebih mendalam. (Zakiah
Darajat, 2004: 302).
Agar keunggulan teknik pelatihan menjadi berhasil guna dan berdaya guna, guru
perlu menanamkan pengertian kepada siswa mengenai beberapa hal berikut ini.
a) Tentang sifat-sifat suatu latihan, yaitu setiap latihan harus selalu berbeda
dengan latihan sebelumnya. Kemudian perlu diperhatikan pula ada perubahan
kondis/situasi belajar yang menuntut daya tangkap/respon yang lebih baik pada
22
b) Guru perlu memperhatikan dan memahami nilai dari latihan itu sendiri serta
kaitannya dengan keseluruhan pelajaran di sekolah. Dalam persiapan sebelum
memasuki latihan guru harus memberikan pengertian dan perumusan tujuan
yang jelas bagi siswa, sehingga mereka mengerti dan memahami apa tujuan
latihan dan bagaimna kaitannya dengan pelajaran-pelajaran lain yang diterima.
Persiapan yanng baik sebelum latihan mendorong/memotivasi siswa agar
responsif yang fungsional, berarti dan bermakna bagi penerima pengetahuan
dan tinggal lama dalam jiwanya, karena sifatnya permanen, dan siap untuk
digunakan/dimanifestasikan oleh siswa dalam kehidupan.
2.2.2.2 Kelemahan Teknik Pelatihan
Telah dibahas diatas, bahwa setiap teknik pembelajaran yang digunakan oleh guru
di dalam kelas pasti memiliki keunggulan dan kelemahan. untuk itu, guru harus
memperhatikan beberapa hal yang merupakan kelemahan dari teknik pelatihan,
diantaranya;
1) Dalam latihan sering terjadi cara-cara/gerak yang tidak bisa berubah, karena
merupakan cara yang telah dibakukan. Hal ini akan menghambat bakat dan
inisiatif siswa,
2) Terkadang latihan itu langsung dijalankan tanpa penjelasan sebelumnya, se-
hingga siswa tidak paham.
3) Walau tidak mengerti maksud dan tujuan dari latihan, namun siswa tetap me-
laksanakan latihan tersebut.
4) Suatu latihan yang dijalankan dengan cara tertentu yang telah dianggap baik
23
peroleh siswa umumnya juga menetap/pasti, yang akan merupakan kebiasaan
yang kaku atau keterampilan yang salah.
2.2.2.3 Cara Mengatasi Kelemahan Teknik Pelatihan
Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dalam teknik pelatihan ini dapat dilaku-
kan dengan bermacam-macam, antara lain:
1. Latihan hanya untuk bahan atau tindakan yang bersifat otomatis.
2. Latihan harus memiliki arti yang luas, karenanya: (a) menjelaskan terlebih
dahulu tujuan latihan tersebut, (b) agar siswa dapat memahami manfaat latihan
itu bagi kehidupan siswa, dan (c) siswa perlus mempunyai sikap bahwa latihan
ini diperlukan untuk melengkapi belajar.
3. Masa latihaan relatif singkat, tetapi harus sering dilkukan pada waktu-waktu
tertentu.
4. Latihan harus menarik, gembira, dan tidak membosankan. Untuk itu perlu: (a)
Tiap-tiap kemajuan yang akan dicapai harus jelas, (b) hasil latihan terbaik
dengan sedikit menggunakan emosi.
5. Proses latihan dan kebutuhan-kebutuhan harus disesuaikan dengan proses
perbedaan individual: (a) tingkat kecakapan yang diterima pada satu titik perlu
sama, (b) perlu diberikan perorangan dalam dalam rangka menambah latihan
24
2.3 Menulis Pengalaman Pribadi melalui Teknik Pelatihan
Menulis pengalaman pribadi pada siswa kelas VII adalah diharapkan siswa dapat
menulis pengalaman pribadi berdasarkan buku harian dengan memperhatikan cara
pengungkapan dan bahasa yang ekspresif, adapun aspek yang dinilai dalam
pembelajaran keterampilan menulis adalah pilihan kata yang menarik (diksi),
kerapian karangan, bentuk ejaan, dan memiliki kelogisan dalam mengembang-
kan gagasan.
Maka untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan teknik yang cocok agar siswa
dalam proses pembelajaran aktif menyenangkan. Untuk itu penulis mencoba
untuk menerapkan teknik pelatihan untuk meningkatkan kemampuan siswa
menulis pengalaman pribadi.
Langkah-langkah penggunaan teknik pelatihan untuk menulis pengalaman pribadi
sebagai berikut.
a. Guru mengemukakan materi yang akan dipelajari dan memberikan peng-
arahan mengenai cara-cara pelaksanaan tugas pada materi tersebut. Artinya,
pokok permasalahan yang akan dikerjakan siswa dibahas oleh guru dan siswa.
Dalam hal ini guru haru merumuskan permasalahan yang akan dikerjakan
dengan sejelas-jelasnya agar dapat dipahami oleh siswa.
b. Apabila dipandang siswa telah siap mengerjakan tugas, maka guru mem-
bagikan lembar kerja kepada siswa.
c. Guru memberikan bimbingan kepada siswa secara satu persatu. Dengan cara
pada waktu proses pelaksanaan penugasan, guru mendatangi siswa untuk
25
d. Pada pelaksanaan pelatihan, harus berjalan dalam suasana bebas, setiap siswa
diberikan kebebasan untuk memilih tema apa yang mereka sukai untuk
dijadikan acuan dalam penulisan.
Setiap siswa memberikan laporan hasil kerjanya. Hasil yang dilaporkan itu di-
tanggapi oleh seluruh siswa. Setelah itu guru memberikan ulasan atau penjelasan
terhadap laporan tersebut. Para siswa mencatat hasil tanggapan dari guru, yang
26
III. METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Dalam penelitian ini rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian
tindakan kelas (PTK), ruang lingkup penelitian ini adalah pembelajaran di dalam
kelas yang dilaksanakan oleh guru dan siswa untuk melakukan perbaikan yang
berdampak pada peningkatan hasil belajar peserta didik (Kusuma, 2009:141).
Pada konsep PTK terdiri atas empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi,
dan refleksi. Hubungan dari keempat tahap tersebut dikenal sebagai siklus.
Untuk lebih jelasnya, siklus kegiatan dengan rancangan PTK model Kusuma
adalah sebagai berikut.
Bagan 3.1
Hubungan Perencanaan, Tindakan, Pengamatan, dan Refleksi Model Kurt Lewin.
Tindakan (acting)
Pengamatan (observating) Perencanaan
(planning)
27
Penelitian tindakan kelas ini bercirikan adanya perubahan yang berlangsung se-
cara terus menerus. Bila pembelajaran menulis pengalaman pribadi dengan mem-
perhatikan cara pengungkapan dan bahasa yang ekspresif melalui teknik pelatihan
belum meningkat pada siklus pertama, penulis akan merencanakan tindakan siklus
kedua, dan seterusnya sampai tercapai hasil yang diharapkan. Dengan demikian,
jumlah siklus tidak terikat dan tidak ditentukan sampai siklus tertentu.
Pelaksanaan tindakan siklus disesuaikan dengan kebutuhan dalam upaya pe-
ningkatan hasil pembelajaran. Jika terdapat peningkatan dalam pembelajaran yang
sesuai dengan indikator, maka siklus tersebut dapat dihentikan, meskipun masih
dalam siklus kedua. Siklus juga dapat dihentikan apabila dirasa tidak ada pe-
rubahan hasil belajar dalam setiap tahapan yang telah dilalui karena akan me-
nimbulkan kejenuhan pada siswa.
3.2 Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini meliputi tempat dan waktu penelitian.
3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Waway Karya Kecamatan Waway
Karya Kabupaten Lampung Timur. SMP Negeri 1 Waway Karya memiliki 13
rombongan belajar yang terdiri atas 4 ruang kelas VII, 4 ruang kelas VIII, dan
28
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012 terhitung
dari bulan Oktober sampai dengan Desember 2011 (tiga bulan). Penelitian tindak-
an kelas dilaksanakan sesuai dengan jadwal pelajaran.
3.3 Indikator Kinerja
Penelitian akan berlangsung sampai indikator yang telah ditentukan tercapai, yaitu
75% siswa memperoleh nilai sesuai atau melebihi KKM mata pelajaran bahasa
Indonesia pada SMP Negeri 1 Waway Karya Lampung Timur tahun pelajaran
2011/2012 yaitu 65,00.
3.4 Subjek Penelitian
Subjek penelitian tindakan ini dilaksanakan pada kelas VII.1 Sekolah Menengah
Pertama Negeri 1 Waway Karya Kabupaten Lampung Timur tahun pelajaran
2011/ 2012 dengan jumlah siswa 30 siswa, yang terdiri atas 14 siswa laki dan 16
siswa perempuan.
3.5 Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data hasil kemampuan menulis pengalaman pribadi
pada siswa kelas VII semester ganjil SMP Negeri 1 Waway Karya Kabupaten
29
3.6 Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik dan alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
3.6.1 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan selama kegiatan penelitian ini berlangsung dengan
tes. Tes ini digunakan untuk mengumpulkan data nilai-nilai siswa. Hal ini dilaku-
kan untuk mengetahui tingkat kemampuan menulis pengalaman pribadi melalui
teknik pelatihan pada siswa kelas VII semester ganjil SMP Negeri 1 Waway
Karya Kabupaten Lampung Timur tahun pelajaran 2011/2012.
3.6.2 Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah tes tertulis.
3.7 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah menggunakan daur ulang
atau siklus. Tiap siklus terdiri atas empat kegiatan inti, yaitu: perencanaan, tinda-
kan observasi, dan refleksi. Kegiatan pertama penelitian didahulukan dengan me-
nemukan masalah dan berupaya mencari solusi berupa perencanaan perbaikan
(perenungan). Lalu dilanjutkan dengan tindakan yang telah direncanakan sehingga
30
3.7.1 Siklus I
Pelaksanaan siklus I terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
3.7.1.1 Perencanaan Tindakan
Tahap perencanaan tindakan dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut.
a. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan materi
yang direncanakan.
b. Menyusun lembar pengamatan untuk pembelajaran keterampilan menulis
dengan menerapkan teknik pelatihan dan lembar aktivitas siswa dan guru di
dalam kelas.
c. Menyiapkan beberapa contoh tulisan tentang pengalaman pribadi dengan tema
yang disenangi siswa.
3.7.1.2 Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan proses tindakan berlangsung di kelas pada jam pelajaran bahasa
Indonesia, siswa yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII.1
dalam dua kali pertemuan (4 x 40 menit) dengan menggunakan langkah-langkah
sebagi berikut.
Pertemuan Pertama (2 x 40 menit)
A. Kegiatan awal
Proses pembelajaran diawali dengan, guru mengondisikan kelas, mengecek
kehadiran siswa. Menginformasikan tujuan pembelajaran, mengadakan
31
B. Kegiatan Inti
a. Siswa mendengarkan penjelasan tentang apa yang dimaksud dengan
pengalaman pribadi. Kemudian, memperhatikan contoh tulisan tentang
pengalaman pribadi yang disajikan.
b. Bertanya jawab bagaimana cara pengungkapan dan bahasa yang efektif
c. Siswa mengerjakan tugas berlatih menuangkan ide-idenya ke dalam
bentuk tulisan sehingga menjadi sebuah karangan.
C. Kegiatan Akhir
Setelah melaksanakan proses pembelajaram guru dan siswa melakukan refleksi
yang nantinya akan menjadi bahan acuan dalam perencanaan tindakan
berikutnya.
Pertemuan Kedua (2 x 40 menit)
A. Kegiatan awal
Guru mengondisikan kelas, mengecek kehadiran siswa, menanyakan kabar
siswa pada hari ini, apakah baik-baik saja, dan telah siap menerima materi.
B. Kegiatan Inti
Guru mengapresiasikan hasil dari salah satu siswa dan memberikan
tanggapan. Siswa memperhatikan penjelasan guru untuk bahan koreksian
terhadap tugasnya. Siswa secara bergiliran mempresentasikan tugasnya di
32
C. Kegiatan Akhir
Setelah melaksanakan proses pembelajaram guru dan kolaborasi melakukan
refleksi, menyimpulkan hasil pada siklus pertama apakah sudah dianggap
berhasil atau berlanjut pada siklus kedua.
3.7.1.3 Observasi dan Evaluasi
Pelaksanaan observasi dilakukan bersamaan dengan tahap pelaksanaan tindakan,
baik terhadap siswa maupun guru dengan menggunakan instrumen yang telah
disiapkan.
Observasi ini dilaksanakan secara kolaborasi bersama teman sejawat dengan
menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Pengamatan difokuskan
pada proses pembelajaran menggunakan teknik pelatihan yang dilakukan oleh
siswa dalam proses pembelajaran.
3.7.1.4 Refleksi
Setelah data diperoleh dari uji coba teknik pelatihan untuk menulis pengalaman
pribadi dengan memperhatikan cara pengungkapan dan bahasa yang ekspresif,
maka peneliti melakukan diskusi dengan teman sejawat mengenai data tersebut.
Diskusi meliputi keberhasilan, kegagalan, dan hambatan-hamabatan yang
dijumpai pada saat melaksanakan tindakan. Data-data yang diperoleh, dipilih
yang benar-benar dipandang perlu dan dapat dijadikan acuan dalam menyusun
33
Setelah mendapatkan gambaran mengenai permasalahan serta hambatan dihadapi,
maka langkah selanjutnya peneliti menyusun kembali rencana kegiatan yang
mengacu pada kekurangan yang telah ditemukan sehingga tercapai hasil lebih
baik pada siklus berikutnya.
3.7.2 Siklus II
Setelah diadakan evaluasi pada siklus I oleh peneliti dan teman sejawat ternyata
hasil yang diperoleh belum tercapai, maka perlu adanya siklus selanjutnya, yaitu
siklus II sampai mencapai hasil lebih baik. Pelaksanaan Siklus II dilakukan seperti
halnya siklus I, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan evaluasi, dan
refleksi.
3.8 Teknik Analisa Data
Hal-hal yang dinilai dalam penelitin ini adalah aspek aktivitas siswa dan aktivitas
guru. Aspek aktivitas siswa, meliputi perhatian dan keterampilan menulis
pengalaman pribadi yang meliputi judul karangan, penggunaan ejaan, keefektifan
kalimat, pilihan kata/diksi, dan kepaduan paragraf. Aspek aktivitas guru meliputi
penyajian dan pembimbingan.
Untuk menilai aktivitas siswa yaitu dilihat dari keterampilan menulis. Maka,
Indikator dan deskriptor kemampuan menulis pengalaman pribadi melalui teknik
34
Tabel 3.1
Indikator dan Deskriptor Kemampuan Menulis Pengalaman Pribadi Melalui Teknik Pelatihan pada Siswa Kelas VII.1
SMP Negeri 1 Waway Karya Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012
No.
Indikator Deskriptor Penilaian Skor
1. Judul karangan Judul karangan ekspresif dan singkat
sesuai dengan isi.
Judul karangan sesuai dengan isi cukup ekspresif dan singkat, tetapi kurang menarik.
Judul karangan kurang ekspresif dan tidak singkat.
Isi karangan tidak sesuai dengan judul, tidak ekspresif dan tidak menarik.
5
4
3
1
2. Ejaan Penggunaan ejaan yaitu penulisan
kata, pemakaian huruf kapital dan pemakaian tanda baca tepat.
Penggunaan ejaan yaitu penulisan kata dan pemakaian huruf kapital tepat tetapi terdapat kesalahan pada pemakaian tanda baca.
Penggunaan ejaan yaitu penulisan kata tepat tetapi terdapat kesalahan pada pemakaian huruf kapital dan tanda baca.
Penggunaan ejaan terdapat kesalahan pada penulisan kata, pemakaian huruf kapital dan pemakaian tanda baca.
5
4
3
1
3. Keefektifan kalimat Kalimat yang digunakan efektif
memiliki ciri kesepadanan,
kepararelan, ketegasan, kehematan, kecermatan, dan kelogisan.
Kalimat yang digunakan memenuhi
5
35
syarat-syarat keefektifan. Tetapi, kurang satu syarat.
Kalimat yang digunakan memenuhi syarat-syarat keefektifan. Tetapi, kurang dua syarat.
Kalimat yang digunakan memenuhi syarat-syarat keefektifan. Tetapi, kurang tiga syarat.
3
1
4. Pilihan kata (diksi) Syarat-syarat pilihan kata tepat, makna kata yang digunakan tepat, pembentukan kata tepat.
Syarat-syarat pilihan kata tepat, makna kata yang digunakan tepat, pembentukan kata tidak tepat.
Syarat-syarat pilihan kata tepat, makna kata yang digunakan kurang tepat, pembentukan kata kurang tepat.
Syarat-syarat pilihan kata tidak tepat, makna kata yang digunakan tidak tepat, pembentukan kata tidak tepat.
5
4
3
1
5. Paragraf Hubungan antarkalimat dalam
paragraf terdapat kesatuan dan kepaduan yang tepat.
Hubungan antarkalimat dalam paragraf terdapat kesatuan tepat dan kepaduan yang tidak tepat.
Hubungan antarkalimat dalam paragraf kesatuan tidak tepat, kepaduan tepat.
Hubungan antarkalimat dalam paragraf tidak terdapat kesatuan dan kepaduan yang tepat.
5
4
3
1
36
Aspek aktifitas siswa dalam pembelajaran menulis pengalaman pribadi meliputi
[image:53.595.112.512.222.751.2]perhatian, partisipasi, kreatifitas, dan keterampilan siswa.
Tabel 3.2
Indikator dan Deskriptor Kegiatan dalam Pembelajaran Menulis Pengalaman Pribadi Melalui Teknik Pelatihan pada Siswa
SMP Negeri 1 Waway Karya Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012
No Indikator Sub Indikator Deskriptor Skor
1 Aktivitas
Siswa 1) Perhatian Siswa Dalam poses pembelajaran menulis pengalaman pribadi siswa sangat memperhatikan materi yang di sampaikan
5
Dalam poses pembelajaran menulis pengalaman pribadi siswa memperhatikan materi yang di sampaikan dengan baik
4
Dalam poses pembelajaran menulis pengalaman pribadi siswa cukup memperhatikan materi yang di sampaikan
3
Dalam poses pembelajaran menulis pengalaman pribadi siswa kurang memperhatikan materi yang di sampaikan
2
Dalam poses pembelajaran menulis pengalaman pribadi siswa tidak memperhatikan materi yang di sampaikan
1
2)Partisipasi
Siswa Dalam proses pembelajaran menulis pengalaman pribadi
siswa sangat berpartisipasi 5
Dalam proses pembelajaran menulis pengalaman pribadi siswa berpartisipasi dengan baik
4
Dalam proses pembelajaran menulis pengalaman pribadi
siswa cukup berpartisipasi 3
Dalam proses pembelajaran menulis pengalaman pribadi siswa kurang berpartisipasi Dalam proses pembelajaran
2
37
menulis pengalaman pribadi siswa tidak berpartisipasi 3) Kreatifitas
Siswa Dalam proses pembelajaran menulis pengalaman pribadi siswa dapat berkreativitas dengan sangat baik
5
Dalam proses pembelajaran menulis pengalaman pribadi siswa berkreativitas dengan baik
4
Dalam proses pembelajaran menulis pengalaman pribadi kreativitas siswa cukup baik
3
Dalam proses pembelajaran menulis pengalaman pribadi siswa kurang berkreativitas
2
Dalam proses pembelajaran menulis pengalaman pribadi siswa tidak menunjukkan kreativitasnya
1
4) Keterampilan
Siswa Dalam proses pembelajaran menulis pengalaman pribadi siswa sangat terampil
melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan materi.
5
Dalam proses pembelajaran menulis pengalaman pribadi siswa terampil melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan materi.
4
Dalam proses pembelajaran menulis pengalaman pribadi siswa cukup terampil
melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan materi.
3
Dalam proses pembelajaran menulis pengalaman pribadi siswa kurang terampil melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan materi.
2
Dalam proses pembelajaran menulis pengalaman pribadi siswa tidak terampil
melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan materi.
38
Aktivitas guru dalam proses pembelajaran menulis pengalaman pribadi terdapat
[image:55.595.113.513.230.757.2]beberapa aspek yang diamati dan dinilai oleh kolabor.
Tabel 3.3
Alat Penilaian Kegiatan Guru dalam Pembelajaran Menulis Pengalaman Pribadi Melalui Teknik Pelatihan
Siswa SMP Negeri 1 Waway Karya Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012
No. ASPEK YANG DIAMATI SKOR
I. PRAPEMBELAJARAN
1 Mempersiapkan siswa untuk belajar 1 2 3 4 5
2 Melakukan kegiatan apersepsi 1 2 3 4 5
II. KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
A. Penguasaan Materi Pembelajaran
3 Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 1 2 3 4 5
4 Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang
relevan 1 2 3 4 5
5 Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan
hirarki belajar dan karakteristik siswa 1 2 3 4 5
6 Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan 1 2 3 4 5
B. Pendekatan/Strategi Pembelajaran
7 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan
karakteristik siswa 1 2 3 4 5
8 Melaksanakan pembelajaran secara runtut 1 2 3 4 5
9 Menguasai kelas 1 2 3 4 5
10 Melaksanakan pembelajaran yang bersifat
kontekstual 1 2 3 4 5
11 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan
tumbuhnya kebiasaan positif 1 2 3 4 5
12 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi
waktu yang direncanakan 1 2 3 4 5
C. Pemanfaatan Sumber Belajar/ Media Pembelajaran
13 Menggunakan media sarana secara efektif dan
efisien 1 2 3 4 5
14 Menghasilkan pesan yang menarik 1 2 3 4 5
15 Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media 1 2 3 4 5
D. Pembelajaran yang Memicu dan Memelihara Keterlibatan Siswa
16 Menumbuhkan parsipasi aktif siswa dalam
pembelajaran 1 2 3 4 5
17 Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa 1 2 3 4 5 18 Menumbuhkan kerjasama dan antusiasme siswa
39
E. Penilaian Proses Hasil Belajar
19 Memantau kemajuan belajar selama proses
pembelajaran 1 2 3 4 5
20 Melakukan penilaian khir sesuai dengan
kompetensi (tujuan) 1 2 3 4 5
F. Penggunaan Bahasa
21 Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas,
baik, dan benar 1 2 3 4 5
22 Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai 1 2 3 4 5
G. PENUTUP
23 Melakukan refleksi atau membuat rangkuman
dengan melibatkan siswa 1 2 3 4 5
24 Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas sebagai bagian
remedial/pengayaan 1 2 3 4 5
JUMLAH
Penskoran pada kegiatan pembelajaran dilakukan oleh teman sejawat selama pro-
ses kegiatan belajar mengajar berlangsung dengan cara memberikan tanda cek (√)
pada kolom skor.
3.9 Langkah-langkah Menganalisis Data
Cara yang penulis gunakan dalam menganalisis data pada penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1. Seluruh siswa dibagikan lembar kerja,
2. Menjumlahkan skor penulisan pengalam pribadi berdasarkan tolok ukur pe-
nilaian dalam tabel 3.5,
3. Menghitung skor rata-rata kemampuan siswa dalam menulis pengalaman
pribadi.
40
4. Menemukan tingkat kemampuan siswa dalam menulis pengalaman pribadi
[image:57.595.113.504.226.323.2]dengan tolok ukur di bawah ini.
Tabel 3.5
Tolok Ukur Penilaian Kemampuan Menulis Pengalaman Pribadi Melalui Teknik Pelatihan pada Siswa Kelas VII
SMP Negeri 1 Waway Karya Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012
Nilai Tingkat Kemampuan
86 – 100 76 – 85 66 – 75 51 – 65 0 – 50
63
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1Simpulan
Berdasarkan hasil analisis penelitian tindakan kelas menulis pengalaman
pribadi pada siswa kelas VII.1 semester ganjil SMP Negeri 1 Waway Karya
Kabupaten Lampung Timur tahun pelajaran 2011/2012, dapat disimpulkan
sebagai berikut.
1. Hasil prasiklus dari 30 siswa yang tuntas 11 dengan rata-rata nilai 59,00
persentase 36,67% dan yang belum tuntas 19 siswa dengan persentase
63,33%. Pada siklus I pembelajaran menulis pengalaman pribadi melalui
teknik pelatihan siswa yang tuntas 14 orang dengan rata-rata nilai 66,00
persentase 46,67%, dan yang belum tuntas 16 orang dengan persentase
53,33%. Selanjutnya, siklus II proses pembelajaran dengan menggunakan
teknik pelatihan yang dilaksanakan dengan lebih maksimal tingkat
ketuntasan siswa mencapai 26 orang dengan rata-rata nilai 76,00
persentase 86,67% dan yang tidak tuntas 4 siswa dengan persentase
13,33%,
2. Dengan teknik pelatihan dapat meningkatkan kemampuan dan hasil belajar
siswa. Siswa mampu menuangkan inspirasinya menjadi sebuah tulisan