• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA KELENTUKAN DAN KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN BACK OVER DALAM SENAM PADA SISWA SMA NEGERI 05 BANDAR LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA KELENTUKAN DAN KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN BACK OVER DALAM SENAM PADA SISWA SMA NEGERI 05 BANDAR LAMPUNG"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

(ABSTRAK)

HUBUNGAN ANTARA KELENTUKAN DAN KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN BACK OVER DALAM SENAM

PADA SISWA SMA NEGERI 05 BANDAR LAMPUNG

0LEH:

Aderia Caroline. DS

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan antara kelentukan dan keseimbangan

dengan kemampuan back over dalam senam pada siswa SMA Negeri 05 Bandar Lampung. Metode yang digunkan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif koresional. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 32 siswa dengan teknik pengambilan sampel menggunakan Proposional random sampling. Instrumen pengukuran kelentukan yang digunakan adalah Trunk extention sedangkan instrumen untuk pengukuran keseimbangan adalah Strok stand.

(2)
(3)

HUBUNGAN ANTARA KELENTUKAN DAN KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN BACK OVER DALAM SENAM

PADA SISWA SMA NEGERI 05 BANDAR LAMPUNG

( Skripsi )

Oleh :

ADERIA CAROLINE. DS

PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

(4)

PADA SISWA SMA NEGERI 05 BANDAR LAMPUNG

Oleh :

ADERIA CAROLINE. DS

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL….……… 36

DAFTAR GAMBAR……… 58

DAFTAR LAMPIRAN...……… 48

I.PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah……….……….... 1

B. IdentifikasiMasalah ………... 3

C. PembatasanMasalah ……….. 4

D. Perumusanmasalah ……… 4

E. TujuanPenelitian.……….….. 5

F. ManfaatPenelitian …….………. 5

II. TinjauanPustaka A. TinjauanPustaka ………..……….………... 6

1. PendidikanJasmani ...………..………... 7

2. TeoriBelajarGerak …….……….………...… 8

3. Senam ………... 13

4. Kelentukan………….………... 17

5. Keseimbangan……. ……… 18

B. KerangkaFikir………... 21

C. Hipotesis……….. 23

III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian……… 24

B. Populasi dan Sampel……….……….. 25

C. InstrumentPenelitian ……….... 26

D. TeknikPengambilan data………. 27

E. TeknikAnalisisData ……… 29

(6)

1. VariabelKelentukanTubuh……….. 36

2. VariabelKeseimbangan ……… ….. 37

3. Variabel Back Over……… 38

4. PengujianHipotesis………... 39

B. PEMBAHASAN PENELITIAN……… 40

V. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan………... 44

2. Saran……….………... 45

DAFTAR PUSTAKA………... 46

LAMPIRAN-LAMPIRAN……… ... 48

(7)

MOTTO

“Membahagiakan orang –orang yang saya sayangi dan cintai, karena merakalah hidupku menjadi berarti”

(8)

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Ade Jubaedi, M. Pd.

Sekretaris : Drs. Usman Adam, M. Pd. . ..

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Marta Dinata, M. Pd. .. .

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si.

NIP. 19530528 198103 1 002
(9)

PERNYATAAN

Bahwa yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Aderia Caroline DS

NPM : 0513051002

Tempat tanggal lahir : B.Lampung, 20 Desember 1987

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Hubungan antara

kelentukan dan keseimbangan dengan kemampuan back over dalam senam

pada siswa SMA Negeri 05 Bandar Lampung” adalah benar hasil karya

penulis, bukan menjiplak hasil karya orang lain.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya. Apabila dikemudian hari terjadi sesuatu yang tidak benar, maka saya bersedia mengikuti aturan hukum yang berlaku.

Bandar Lampung, Oktober 2012

(10)

Kupersembahkan seluruh karyaku untuk

Abah , Ibu, all family, dan pacarku tersayang, karena atas doa,

usaha dan dukungan yang tidak pernah putus dari kalian

membuatku bertahan dan berjuang sampai akhir.

(11)

Judul Skripsi :Hubungan antara kelentukan dan keseimbangan dengan kemampuan back over dalam senam pada siswa SMA Negeri 05 Bandar Lampung.

Nama Mahasiswa :ADERIA CAROLINE .DS

No. Pokok Mahasiswa : 0513051002

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Program Studi : Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Drs. Ade Jubaedi, M. Pd. Drs. Usman Adam, M. Pd.

NIP. 195812101987121001 NIP. 19520229 198303 1 004

2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Drs. Baharudin Risyak, M. Pd

(12)

Penulis dilahirkan di Kota Bandar Lampung, pada tanggal 20 Desember 1987, sebagai anak bungsu dari tujuh

bersaudara dari pasangan Bapak Djarot Pardiono dan Ibu Nani Suparni.

Pendidikan yang ditempuh adalah, Pendidikan Taman Kanak–Kanak (TK) Taruna Jaya Bandar Lampung diselesaikan tahun 1993, Pendidikan Sekolah Dasar (SD) Negeri 02 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 1999, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) di SLTPN 02 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2002, dan Sekolah Menengah Umum (SMU) Negeri 05 Bandar Lampung, diselesaikan pada tahun 2005.

(13)

SANWACANA

Segala puji syukur saya haturkan kepada Alloh S.W.T atas segala rahmat dan nikmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Hubungan antara kelentukan dan keseimbangan dengan kemampuan back

over dalam senam pada siswa SMA Negeri05 Bandar Lampung” sebagai

satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Penulis menyadari tanpa bantuan dari berbagai pihak penulisan skripsi ini tidak akan terwujud. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si. selaku dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Baharudin Risyak, M. Pd. selaku ketua jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Wiyono, M. Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan FKIP, Universitas Lampung.

(14)

atas kesedian untuk memberikan bimbingan, waktu, saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini.

6. Bapak Dr. Marta Dinata, M. Pd. selaku Pembahas atas kesedian untuk memberikan bimbingan, waktu, saran dan kritik dalam proses

penyelesaian skripsi ini.

7. Bapak Drs. Dwi Priyono, M. Pd. selaku Pembimbing Akademik yang telah menginspirasi penulis.

8. Bapak-bapak dosen Penjaskes yang telah membantu proses perkuliahan dan bimbingan sampai penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Teman-teman veteran penjas 2005, dan teman seperjuanganku

Hendrawan “Naw”, Fajrin, Indah, Febri, Ade, Maman, Madin dan Tito

tidak ada yang tidak bisa digapai bersama kalian.

Bandar Lampung, Oktober 2012 Penulis

(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Senam merupakan aktivitas fisik yang dapat membantu mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak, khususnya dalam materi

senam lantai. Senam bermanfaat dalam mengembangkan komponen fisik dan kemampuan gerak.

Materi senam terdapat pada kurikulum Sekolah Menengah Atas dengan pokok bahasan Senam artistik. Senam artistik merupakan keterampilan yang pada umumnya menonjolkan fleksibilitas gerak dalam

keseimbangan dengan gerak yang agak lambat. Senam artistik dicirikan dengan gerakan yang banyak memanfaatkan kelentukan dan membutuhkan unsur keseimbangan.

Di samping itu juga senam berpotensi mengembangkan keterampilan gerak dasar, sebagai landasan penting bagi penguasaan keterampilan teknik suatu cabang olahraga.

Pada Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Sekolah Menengah Atas, materi pembelajaran senam artistik bertujuan agar siswa dapat

(16)

dikarenakan aktifitas senam yang dikembangkan erat kaitannya dengan keseimbangan, fisik, dan kelentukan gerak dasar. Untuk itu perlu diperhatikan bagaimana unsur–unsur latihan kelentukan dan keseimbangan agar siswa dapat melakukan back over dengan baik. Latihan keseimbangan dalam senam berlangsung secara bertahap, secara progresif dan berkesinambungan.

Senam mempunyai unsur koordinasi dan keseimbangan. Seseorang yang melakukan gerakan senam harus menekankan disiplin diri dan memaksa diri untuk melakukan gerakan–gerakan senam artistik sampai mencapai tingkat penguasaan yang memuaskan. Karena gerakan–gerakan senam merupakan gerakan artistik yang mempunyai tingkat kesulitan tersendiri, maka dalam pembelajaran senam banyak siswa yang

memandang senam adalah suatu hal yang menyeramkan sehingga mereka tidak mau melakukan gerakan–gerakan senam .

Pada kegiatan pembelajaran senam di sekolah sasaran utamanya diarahkan untuk mencapai tujuan–tujuan kependidikan. Dan untuk mengembangkan keterampilan dalam back over, biasanya senam menitikberatkan pada kualitas fisik dan pola gerak yang menjadi dasar untuk menguasai senam. Back over harus dilakukan dengan gerakan lambat untuk

(17)

Thompson (1991) menyatakan bahwa, tingkat kemampuan seseorang untuk belajar suatu keterampilan gerak tergantung dari kematangan dan pengalaman, pembelajaran yang diterima, dan tingkat kesulitan gerak.

Berdasarkan pengamatan langsung, di dalam proses penguasaan senam back over pada siswa SMA Negeri 05 Bandar Lampung banyak yang mengalami kesulitan saat melakukan back over dikarenakan

kelentukan dan keseimbangan yang dimiliki kurang baik. Untuk itu penulis ingin mengkaji permasalahan yang muncul tersebut dengan kajian ilmiah yaitu penelitian.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis perlu untuk melihat dan

mengkaji persoalan ini dengan penelitian yang berjudul “Hubungan antara

kelentukan dan keseimbangan dengan kemampuan back over dalam

senam pada siswa SMA Negeri 05 Bandar Lampung “.

B. Identifikasi Masalah :

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, terdapat masalah yang dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Dalam melakukan senam back over, anak cenderung merasa kesulitan karena tidak mempunyai kelentukan dan keseimbangan yang baik. 2. Belum diketahuinya kemampuan dasar terhadap kemampuan back over

pada keterampilan senam.

(18)

C. Pembatasan Masalah

Untuk mambatasi agar penelitian ini tidak terlalu luas, maka perlu dilakukan pembatasan masalah, penulisan ini dibatasi hanya pada hubungan kelentukan dan keseimbangan dengan kemampuan back over pada siswa SMA Negeri 05 Bandar Lampung.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah ada hubungan antara kelentukan dengan kemampuan back over pada siswa SMA Negeri 05 Bandar Lampung ?

2. Apakah ada hubungan keseimbangan dengan kemampuan back over pada siswa SMA Negeri 05 Bandar Lampung ?

3. Apakah ada hubungan antara kelentukan dan keseimbangan dengan kemampuan back over pada siswa SMA Negeri 05 Bandar Lampung ?

E. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian ini ialah :

1. Untuk mengetahui besarnya hubungan kelentukan dan keseimbangan dengan kemampuan back over pada siswa SMA Negeri 05 Bandar Lampung.

(19)

3. Untuk mengetahui besarnya hubungan antara kelentukan dan

keseimbangan dengan kemampuan back over pada siswa SMA Negeri 05 Bandar Lampung.

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi Mahasiswa Penjaskes

Sebagai bentuk latihan untuk meningkatkan kemampuan pembelajaran

mahasiswa dalam senam back over.

2. Bagi Peneliti

Sebagai salah satu sarana untuk mengkaji ulang mengenai peran ilmu dasar–dasar kepelatihan, dalam menunjang kemampuan back over

3. Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan back over sehingga siswa dapat melakukan back over dengan baik.

4. Bagi Guru atau Tenaga Pendidik

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

1. Pendidikan Jasmani

Bangsa Indonesia memang memiliki keragaman atau kemajemukan yang justru harus ditumbuhkan dalam suasana persatuan dan kesatuan fisik alamiah.Senam back over merupakan bentuk latihan yang salah satu fungsinya untuk

mengembangkan fisik dan komponen gerak dan merangsang motivasi berlatih, melemaskan seluruh persendian dengan menggerakkan semua anggota tubuh, memanjangkan otot-otot agar dapat aktif secara optimal dan menghindari kemungkinan cidera.

Dapat diambil kesimpulan senam back over adalah latihan untuk meningkatkan daya tahan, kekuatan, kelentukan, koordinasi, dan control tubuh yang bertujuan untuk meningkatkan keseimbangan yang baik dalam pencapaian hasil yang optimal dalam keterampilan back over.

Tujuan yang ingin dicapai dalam mata pelajaran ini adalah “membantu peserta

(21)

7

penanaman sikap positif serta kemampuan gerak dasar dan berbagai aktivitas

jasmani” (Diknas, 1993:1).

Aktivitas pendidikan jasmani merupakan gejala yang komplek. Artinya kegiatan pendidikan jasmani mencakup aspek biologis, sosiologis, dan budaya. Dari aspek biologis hakikatnya adalah pola gerak fisik manusia yang terwujud dalam

struktur jasmani yang perlu dipahami sebagai pola perilaku manusia.

Dari aspek sosiologis dan budaya seorang pelatih atau guru dituntut memahami lingkungan belajar yang baik untuk mencapai tujuan pembelajaran

pendidikan jasmani yang berdaya guna dan berhasil guna.

Karena itu dalam garis-garis besar kurikulum pendidikan Sekolah Menengah Atas (Diknas, 1993:1) dijelaskan :

“ pendidikan jasmani di sekolah dasar berfungsi untuk:

(a) merangsang pertumbuhan jasmani dan perkembangan sikap, mental, sosial, dan emosional yang serasi, selaras, dan seimbang, (b) memberikan pemahaman tentang manfaat pendidikan jasmani dan kesehatan serta memenuhi hasrat bergerak, (c) memacu perkembangan dan aktivitas sistem peredaran darah, pencernaan, pernapasan dan saraf, (d) memberikan kemampuan untuk

meningkatkan kesegaran jasmani dan kesehatan”.

Berdasarkan paparan di atas dapat ditegaskan bahwa dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani yang lebih diutamakan adalah pemahaman tentang

(22)

belajar yaitu psikomotor, kognitif, dan afektif. Oleh karena itu program

pendidikan jasmani harus merupakan suatu program yang memberikan perhatian yang cukup dan seimbang kepada ketiga domain tersebut. Jika tidak, maka program bersangkutan tidak lagi bisa disebut pendidikan jasmani. Salah satu materi pendidikan jasmani di sekolah adalah pelajaran senam merupakan suatu keterampilan yang mampu mengembangkan potensi manusia baik secara fisik maupun mental dan dapat diberikan kepada peserta didik baik secara formal, informal, maupun non formal. Kemampuan dalam melakukan senam sangat penting untuk dikuasai atau dimiliki setiap orang dan harus dikenalkan sedini mungkin agar kemampuan penguasaan geraknya segera dikuasai dan juga dapat dikembangkan kemampuan mentalnya yang baik seperti disiplin, percaya diri, serta keberanian dalam menghadapi dan memecahkan masalah.

2. Teori Belajar Gerak

a. Pengertian Belajar Gerak

Menurut Lutan (1988) Belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang relatif permanen pada diri seseorang yang diperoleh melalui pengalaman dan latihan dan dapat diamati melalui penampilannya. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar memiliki pengertian yang luas, bisa berupa

(23)

9

Menurut Schmidt dalam Lutan (1988: 102) Belajar motorik adalah seperangkat proses yang bertalian dengan latihan atau pengalaman yang mengantarkan ke arah perubahan permanen dalam perilaku gerak.

Belajar gerak secara khusus dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan atau modifikasi tingkah laku individu akibat dari latihan dan kondisi

lingkungan (Drowatzky, 1981). Lebih lanjut Schmidt (1988), menyatakan bahwa belajar gerak mempunyai beberapa ciri, yaitu :

a) merupakan rangkaian proses, b) menghasilkan kemampuan untuk

merespon, c) tidak dapat diamati secara langsung, bersifat relatif permanen, d) sebagai hasil latihan, e) bisa menimbulkan efek negatif.

Dari beberapa pengertian belajar gerak dari para ahli di atas, penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut, Belajar gerak adalah sebagai tingkah laku atau perubahan kecakapan yang mampu bertahan dalam jangka waktu tertentu, dan bukan berasal dari proses pertumbuhan yang diwujudkan melalui respon–respon, yang pada umumnya diekspresikan dalam gerak tubuh atau bagian tubuh.

a. b. Tahapan Belajar Gerak

(24)

ini tidak dilakukan oleh guru pada saat mengajar Pendidikan Jasmani, maka guru tidak boleh mengharap banyak dari apa yang selama ini mereka lakukan, khususnya untuk mencapai tujuan Pendidikan Jasmani yang ideal.

Adapun tahap-tahapan dalam belajar gerak adalah sebagai berikut :

b.1 Tahap Kognitif

Pada tahap ini guru setiap akan memulai mengajarkan suatu keterampilan gerak, pertama kali yang harus dilakukan menurut Winkel (1984: 53) adalah memberikan informasi untuk menanamkan konsep-konsep tentang apa yang akan dipelajari oleh siswa dengan benar dan baik. Setelah siswa

memperoleh informasi tentang apa, mengapa, dan bagaimana cara melakukan aktifitas gerak yang akan dipelajari, diharapkan di dalam benak siswa telah terbentuk motor-plan, yaitu keterampilan intelektual dalam merencanakan cara melakukan keterampilan gerak. Apabila tahap kognitif ini tidak

mendapakan perhatian oleh guru dalam proses belajar gerak, maka sulit bagi guru untuk menghasilkan anak yang terampil mempraktikkan aktivitas gerak yang menjadi prasyarat tahap belajar berikutnya.

b.2 Tahap Asosiatif / Fiksasi

(25)

11

Menurut Winkel (1984: 54) Tahap latihan adalah tahap dimana siswa diharapkan mampu mempraktikkan apa yang hendak dikuasai dengan cara mengulang-ulang sesuai dengan karakteristik gerak yang dipelajari. Apakah gerak yang dipelajari itu gerak yang melibatkan otot kasar atau otot halus atau gerak terbuka atau gerak tertutup.Apabila siswa telah melakukan latihan keterampilan dengan benar dan baik, dan dilakukan secara berulang baik di sekolah maupun di luar sekolah, maka pada akhir tahap ini siswa diharapkan telah memiliki keterampilan yang memadai.

b.3 Tahap Otomatis

Pada tahap ini siswa telah dapat melakukan aktivitas secara terampil, karena siswa telah memasuki tahap gerakan otomatis, artinya siswa dapat merespon secara cepat dan tepat terhadap apa yang ditugaskan oleh guru untuk

dilakukan. Tanda-tanda keterampilan gerak telah memasuki tahapan otomatis adalah bila seorang siswa dapat mengerjakan tugas gerak tanpa berpikir lagi terhadap apa yang akan dan sedang dilakukan dengan hasil yang baik dan benar.

(26)

Lutan (1988) menjelaskan bahwa untuk mempelajari gerak maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a) Kesiapan belajar. Bahwa pembelajaran harus mempertimbangkan hukum kesiapan. Anak yang lebih siap akan lebih unggul dalam menerima pembelajaran.

b) Kesempatan latihan. Anak harus diberi waktu untuk latihan sebanyak yang diperlukan agar menguasai gerakan. Semakin banyak kesempatan berlatih, semakin banyak pengalaman gerak yang anak lakukan dan dapatkan. Meskipun demikian, kualitas latihan jauh lebih penting dari kuantitasnya. c) Model yang baik. Dalam mempelajari motorik, meniru suatu model

memainkan peran yang penting, maka untuk mempelajari suatu dengan baik, anak harus dapat mencontoh yang baik. Model yang ada harus merupakan replika dari gerakan-gerakan yang dilakukan dalam olahraga tersebut.

d) Bimbingan. Untuk dapat meniru suatu model dengan betul, anak

membutuhkan bimbingan. Bimbingan juga membantu anak membetulkan sesuatu kesalahan sebelum kesalahan tersebut terlanjur dipelajari

dengan baik sehingga sulit dibetulkan kembali. Bimbingan dlm hal ini merupakan penyempurnaan pembelajaran.

(27)

13

3. Senam

Senam adalah aktivitas fisik yang dilakukan baik sebagai cabang olahraga tersendiri maupun sebagai latihan untuk cabang olahraga lainnya. Berlainan dengan cabang olahraga lain umumnya yang mengukur hasil aktivitasnya pada obyek tertentu, senam mengacu pada bentuk gerak yang dikerjakan dengan kombinasi terpadu dan menjelma dari setiap bagian anggota tubuh dari komponen-komponen kemampuan motorik seperti : kekuatan, kecepatan, keseimbangan, kelentukan, agilitas dan ketepatan. Dengan koordinasi yang sesuai dan tata urutan gerak yang selaras akan terbentuk rangkaian gerak artistik yang menarik.

Terdapat 6 kelompok dalam senam yaitu :

1. Senam Artistik ( artistic gymnastics ).

2. Senam Ritmik Sportif ( sportive rhythmic gymnastics ). 3. Senam Akrobatik ( acrobatic gymnastics ).

4. Senam Trompolin ( trampolinning ). 5. Senam Umum ( general gymnastics ). 6. Senam Aerobik ( sport aerobics )

(28)

Senam mempunyai pola gerak yang membedakan dari olahraga yang lainnya yaitu :

1. Pendaratan.

2. Posisi–posisi statis. 3. Gerak berpindah tempat. 4. Ayunan.

5. Putaran. 6. Lompatan.

7. Layangan dan Ketinggian.

Referensi:Johnson BL, Nelson JK Statistic Of Gymnastic.

Ketrampilan senam juga menjangkau kegiatan yang menggunakan permainan, lomba, serta pengembangan fisik khusus untuk memperbaiki postur tubuh. Kegiatan non senam tersebut merupakan pelengkap dan memainkan peranan yang sangat penting dan menjadikan senam menyenangkan yang bisa dilakukan semua orang.

a) Senam Lantai

(29)

15

kemampuan komponen motorik / gerak seperti kekuatan, kecepatan, keseimbangan, kelentukan, kelincahan, dan ketepatan.

Bentuk latihannya merupakan gerakan dasar dari senam. Pada dasarnya, bentuk-bentuk latihan bagi putra dan putri adalah sama, hanya untuk putri banyak dititik beratkan pada gerakan balet, sedangkan untuk putra pada kelentukan. Jenis senam juga di sebut latihan bebas karena pada waktu melakukan gerakan, pesenam tidak mempergunakan suatu peralatan khusus.

b) Gerakan Dasar Senam Lantai

Sebelum mempelajari gerakan dasar diperlukan pembinaan dan pembentukan fisik yang teratur, hal ini perlu karena adanya fisik yang sudah terbentuk akan memudahkan dalam mempelajari gerakan-garakan dasar.

Beberapa contoh gerakan dasar senam lantai :

a. Back over, yang dimaksud Back over ialah gerakan badan dimulai dari lengan diikuti kepala dan tubuh bagian atas, kemudian bagian tengah dengan syarat handstand yang baik agar terkuasainya walkover. b. Sikap Handstand, handstand digunakan dalam back over untuk

membantu mengembangkan kekuatan yang diperlukan pada daerah gelang bahu.

(30)

d. Sikap lilin, ialah sikap berdiri tegak lurus dan bertumpu pada kedua tangan dan kepala bagian depan.

c) Senam Back Over

Back over ke belakang, seperti juga ke arah depan, ditampilkan benar–benar secara lambat, untuk mempermudah dalam memperjelas kelentukan. Sangat penting bahwa setiap segmen tubuh bergerak dalam urutan yang benar, terutama ketika memulai gerakan : dimulai dari lengan. Diikuti kepala dan tubuh bagian atas, kemudian bagian tengah. Handstand yang baik merupakan prasyarat untuk terkuasainya walk over.

Mekanika dalam back over adalah tubuh berputar ke belakang di sekitar sumbu transversal sementara titik berat badan tubuh bergerak secara lurus horisontal. Pesenam menaikkan titik berat tubuhnya ke posisi setinggi mungkin sehingga pemindahan dari beban yang tersisa dan pergerakkan ke depan berlangsung halus.

Kondisioning khusus dalam back over adalah :

a. Dengan berbaring terlentang pada tumpukan matras dengan cara menurunkan lengan dan kepala hingga lengan menyentuh lantai hingga berusaha posisi handstand hingga tegak berdiri.

(31)

17

menyentuh lantai di belakang kaki dan kemudian hingga posisi handstand hingga tegak berdiri.

c. Back over tik–tak, untuk menambah kontrol dan kelentukan bahu. d. Back over dari ketinggian atau jalur yang menurun.

e. Back over dengan bantuan.

4. Kelentukan

Meskipun banyak aktivitas olahraga yang memerlukan komponen kelincahan, kelentukan, kecepatan, keseimbangan, koordinasi dan sebagainya, akan tetapi komponen-komponen tersebut masih harus dikombinasikan dengan komponen kelentukan. Ini berarti kelentukan merupakan salah satu komponen dasar dalam melatih kondisi fisik agar performa dalam cabang-cabang olahraga juga akan meningkat.

Suharjana (2004: 70) menerangkan bahwa kelentukan adalah kemampuan otot atau persendian untuk bergerak secara leluasa dalam ruang gerak yang

maksimal. Apabila seseorang mempunyai kelentukan yang optimal, maka akan menambah efisiensi dalam melakukan gerak yang lain.

(32)

diharapkan. Kelentukan optimal memungkinkan sekelompok atau satu sendi untuk bergerak dengan efisien.

Kelentukan menurut Harsono (2000: 132) yaitu kemampuan seseorang untuk menggerakkan tubuh dan bagian-bagian tubuh dalam satu ruang gerak yang seluas mungkin, tanpa mengalami, menimbulkan cedera pada persendian dan otot disekitar persendian itu. Dalam olahraga, fleksibilitas atau kelentukan mengacu kepada ruang gerak sendi tubuh. Lentuk-tidaknya seseorang ditentukan oleh luas-sempitnya ruang gerak sendi-sendinya. Kecuali oleh ruang gerak sendi, kelentukan juga ditentukan oleh elastis tidaknya otot-otot, tendon, dan ligament disekitar sendi tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa orang yang lentur adalah orang yang mempunyai ruang gerak yang luas dalam sendi-sendinya dan mempunyai otot-otot yang elastis. Perbaikan kelentukan akan dapat mengurangi kemungkinan cedera pada otot dan sendi, efisien dalam melakukan gerakan-gerakan, dan membantu memperbaiki sikap tubuh, sehingga dapat menciptakan prestasi yang optimal.

5. Keseimbangan

(33)

19

mempertahankan tubuh dalam posisi kesetimbangan maupun dalam keadaan statis atau dinamis serta menggunakan aktifitas otot yang minimal.

Keseimbangan adalah aspek yang sangat penting dalam senam dan sampai pada tahapan tertentu keseimbangan ini dapat dilatih dan dikembangkan.

Adapun macam–macam sikap keseimbangan antara lain keseimbangan dalam posisi statis dan keseimbangan dalam posisi dinamis.

Tujuan dari tubuh mempertahankan keseimbangan adalah menyanggah tubuh melawan gravitasi dan faktor eksternal lain, untuk mempertahankan tubuh agar seimbang dengan bidang tumpu, serta menstabilisasi bagian tubuh ketika tubuh lain bergerak.

Komponen–Komponen pengontrol keseimbangan meliputi :

Sistem Informasi Sensoris

Sistem informasi sensoris meliputi : a. Visual

(34)

b. Sistem Vestibular

Komponen Vestibular merupakan sistem sensoris yang berfungsi penting

dalam keseimbangan. Kontrol kepala, dan gerak bola mata. Sistem Vestibular bereaksi sangat cepat sehingga membantu mempertahankan kaseimbangan tubuh dengan mengontrol otot–otot postural. Bagian vestibular berfungsi sebagai informasi gerakan dan posisi kepala ke susunan saraf pusat untuk respon sikap dan memberi keputusan tentang perbedaan gambaran visual dan gerak yang sebenarnya.

Masukan proprioseptor pada sendi tendon dan otot dari kulit di telapak kaki juga merupakan hal penting untuk mengatur keseimbangan saat berdiri statis maupun dinamis.

c. Sumatosensoris :

Sistem sumatosensoris terdiri dari proprioseptif serta persepsi kognitif. Sebagian besar masukan proprioseptif menuju sebelum, tetapi ada pula yang menuju korteks senebri melalui lemniskus medialis dan thalamus.

(35)

21

B. Kerangka Fikir

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa senam merupakan bagian dari

pendidikan jasmani . Pendidikan jasmani juga memiliki tujuan untuk membantu anak didiknya agar mampu melakukan senam back over dengan baik.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri 05 Bandar Lampung yang berjumlah 128 siswa, adapun sampel dari penelitian ini adalah 25% dari populasi yaitu sebanyak 32 siswa dengan teknik pengambilan sampel menggunakan proposional random sampling.

Penelitian ini menggunakan pendekatan one-shot-model yaitu pendekatan yang menggunakan satu kali pengumpulan data.

Data penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu diperoleh melalui hasil pengukuran kelentukan tubuh dengan menggunakanTrunk extention,

keseimbangan denganStrok stand, dan kemampuan back over.

Setelah dilakukan uji tes kelentukan, keseimbangan dan back over maka hasil yang didapatkan Hasil korelasi antara kelentukan tubuh (X1) dengan hasil back

over (Y) didapat koefisien korelasi = 0,87. Dengan tabel interval koefesien tersebut nilai interpretasinya sangat kuat. Berarti ada hubungan yang positif/kuat antara kelentukan tubuh dan hasil back over.

Hasil korelasi antara keseimbangan (X2) dengan hasil lemparan back over (Y)

(36)

interpretasinya cukup kuat. Artinya ada hubungan yang positif/cukup kuat antara keseimbangan dan hasil back over.

ternyata kelentukan merupakan unsur yang memiliki hubungan dan kontribusi paling besar terhadap hasil back over dibandingan dengan keseimbangan karena pada saat melakukan back over siswa lebih banyak menggunakan kelentukan supaya dapat melakukan dengan benar dan memperoleh hasil yang maksimal hal ini dibuktikan karena pada kelentukan tubuh memiliki

hubungan/kontribusi yang besar.

Sedangkan pada keseimbangan memiliki hubungan/kontribusi yang cukup kuat, hal ini terjadi disebabkan unsur keseimbangan dibutuhkan karena untuk

memperoleh hasil yang optimal dalam melakukan back over.

Dengan mengetahui dan memahami kesulitan dalam senam back over dikarenakan kelentukan dan keseimbangan yang dimiliki kurang baik, maka diharapkan guru

(37)

23

C. Hipotesis

Hipotesis adalah alat yang sangat besar kegunaannya dalam penyelidikan ilmiah karena dapat menjadi penuntun ke arah proses penelitian untuk menjelaskan permasalahan yang harus dicari pemecahannya.

Dalam penelitian ini hipotesis yang diajukan adalah :

1. H1 = Ada hubungan yang positif antara kelentukan dengan kemampuan senam back over pada siswa SMA Negeri 05 Bandar Lampung.

2. H2 = Ada hubungan yang positif antara keseimbangan dengan kemampuan senam back over pada siswa SMA Negeri 05 Bandar Lampung.

(38)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Jenis Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:160) “Metode penelitian adalah cara yang

digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif korelasional. Menurut Riduwan (2005 : 207) metode deskriptif korelasional yaitu studi yang bertujuan mendeskripsikan atau menggambarkan peristiwa atau kejadian yang sedang berlangsung pada saat penelitian tanpa menghiraukan sebelum dan sesudahnya. Menurut Riduwan (2005:141) analisis korelasi ganda untuk mencari besarnya pengaruh atau hubungan antara dua variabel bebas (X) atau lebih secara simultan (bersama-sama) dengan variabel terikat (Y).

Desain Penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:

Desain Penelitian X1,X2,Y.

Sumber Sugiyono (2008: 10)

X1

X2

(39)

25

Keterangan :

X1 = kelentukan X2 = keseimbangan

Y = Hasil melakukan back over dalam senam

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sutrisno Hadi (2000:220), populasi adalah keseluruhan penduduk penelitian yang dimaksudkan untuk diselidiki. Populasi dibatasi sebagai jumlah penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai sifat yang sama atau homogen. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2004:108), populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri 05 Bandar Lampung yang berjumlah 128 siswa.

2. Sampel

Adapun untuk menentukan besarnya sampel yang akan diteliti, Suharsimi Arikunto ( 1998:120 ) menjelaskan,

(40)

Data penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu diperoleh melalui hasil pengukuran kelentukan tubuh dengan menggunakanTrunk extention,

keseimbangan denganStrok stand, dan kemampuan back over.

Adapun sampel dalam penelitian ini adalah siswa XI IPA SMA Negeri 05 Bandar Lampung .

C. Instrumen Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 136) instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan penelitian dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, sehingga mudah diolah. Penelitian ini

menggunakan pendekatan one-shot-model yaitu pendekatan yang menggunakan satu kali pengumpulan data.

a. Instrumen pengukuran kelentukan tubuh Peralatan yang digunakan adalah :

1) Trunk Extention,

2) Blangko pengukuran kelentukan tubuh, 3) Alat tulis

b. Instrumen pengukuran keseimbangan 1) Strok stand

(41)

27

c. Instrumen hasil back over

Peralatan yang digunakan adalah : 1) tes gerak dasar back over 2) Blangko tes,

3) Alat tulis.

D. Teknik Pengambilan Data

a. Instrumen tes kelentukan tubuh

Tes yang digunakan untuk mengukur kelentukan seseorang menggunakan Trunk Extentiont. Tingkat reliabilitas sebesar 0,72 dan validitas tergolong fase validity.

Tujuan : Mengukur kemampuan tubuh berektensi kearah belakang

Alat : Bangku/mistar dengan ukuran tinggi 50 cm

Cara : 1) Peserta berada pada posisi badan telungkup

2) Lutut bagian belakang lurus (lutut tidak boleh ditekuk)

3) Pelan-pelan lentingkan badan dengan posisi tangan

lurus ke depan mendorong mistar skala ke atas.

Usahakan agar ujung jari tangan mendorong skala

(42)

4) Tes dilakukan 2 kali bertururt-turut

Hasil : 1) Yang diukur adalah tanda bekas jari yang tampak pada

mistar skala

2) Hasil yang dicatat adalah angka skala yang dapat

dicapai oleh kedua ujung jari yang terjauh.

[image:42.612.247.392.334.497.2]

Penilaian : Skor terjauh dari dua kali kesempatan dicatat sebagai skor dalam satuan cm.

Gambar 1. Trunk Ekstention (Digital)

b. Instrumen tes keseimbangan

Tes untuk mengukur keseimbangan dengan strok stand yaitu berdiri dengan satu kaki dan memejamkan mata.Memiliki indeks validitas sebesar 0.63 dan reliabilitas 0,63.

(43)

29

Petugas : Pemandu tes dan pencatat skor

Pelaksanaan : Testee berdiri tegak dengan kaki terbuka selebar bahu dan pandangan lurus ke depan. Tangan memegang pinggang dengan salah satu kaki dinaikkan. Tes dilakukan sebanyak dua kali.

Penilaian : Skor terbaik dari dua kali percobaan dicatat sebagai skor Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah dengan melakukan pengukuran terhadap variable–variable yang terdapat dalam penelitian ini.

Sedangkan instrumen yang digunakan untuk mengukur keterampilan gerak dasar back over dalam senam yang dinilai dengan skala 1-3.

No Aspek Deskriptor Bobot

1 2 3 4 5

1 Persiapan

Berdiri sikap

membelakangi arah gerakan, kedua tangan diangkat lurus

Salah satu kaki diangkat lurus ke depan

membentuk sudut 900 dengan kaki yang lain

2 Tahap

Gerakan

Lentingkan tubuh ke belakang sampai kedua tangan menyentuh

lantai/matras yang diikuti kedua kaki lurus

horizontal.

(44)

disusul kaki berikutnya tetapi tidak diturunkan ke matras melainkan

membentuk sikap pesawat dengan tangan yang direntangkan.

3 Akhir

Gerakan

Kaki ayun tegak lurus, dan kaki yang mengikuti lurus ke belakang

horizontal.

Sikap kedua lengan terentang agak ke atas di samping telinga.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data atau pengolahan data merupakan suatu langkah penting dalam suatu penelitian. Dalam suatu penelitian seorang peneliti dapat menggunakan dua jenis analisis, yaitu analisis statistik dan analisis non statistik.

Pada dasarnya statistik mempunyai dua pengertian yang luas dan yang sempit. Dalam pengertian yang luas statistik merupakan cara-cara ilmiah yang

dipersiapkan untuk mengumpulkan, mengajukan, dan menganalisis, data yang berwujud angka. Sedangkan dalam pengertian yang sempit statistik merupakan cara yang digunakan untuk menunjukkan semua kenyataan yang berwujud angka.

Data yang di nilai adalah data variabel bebas : kelentukan(x

1),

keseimbangan (x

2),serta variabel terikat yaitu hasil back over (Y).

(45)

31

hipotesis antara X1dengan Y dan X2dengan Y digunakan statistik melalui

korelasi product moment dengan rumus sebagai berikut: rxy=

( )

( )( )

( )

{

}

{

( )

}

− = 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N rxy Keterangan :

rxy = Koefesien korelasi

N = Jumlah sampel X = Skor variabel X Y = Skor variabel Y

∑ X = Jumlah skor variabel X

∑ Y = Jumlah skor variabel Y

∑ X2 = Jumlah kuadrat skor variabel X

∑ Y2 = Jumlah kuadrat skor variabel Y

Untuk menguji hipotesis antara X1dengan Y digunakan statistik melalui korelasi

product moment dengan rumus :

1

x

r y =

(

) (

)( )

(

)

{

2

}

{

2

( )

2

}

1 2 1 1 1 . .

− − − Y Y N X X N Y X Y X N Keterangan :

= Koefesien korelasi N = Jumlah sampel X1 = Skor variabel X1

Y = Skor variabel Y

∑ X1 = Jumlah skor variabel X1 ∑ Y = Jumlah skor variabel Y

∑ X2 = Jumlah kuadrat skor variabel X1 ∑ Y2 = Jumlah kuadrat skor variabel Y

1

x y

(46)

Untuk menguji hipotesis antara X2dengan Y digunakan statistik melalui korelasi

product moment dengan rumus :

2

X

r y=

(

) (

)( )

(

)

{

2

}

{

2

( )

2

}

2 2 2 2 2 . .

− − Y Y N X X N Y X Y X N Keterangan :

= Koefesien korelasi N = Jumlah sampel X2 = Skor variabel X2

Y = Skor variabel Y

∑ X2 = Jumlah skor variabel X2 ∑ Y = Jumlah skor variabel Y

∑ X2 = Jumlah kuadrat skor variabel X2 ∑ Y2 = Jumlah kuadrat skor variabel Y

[image:46.612.139.425.533.675.2]

Menurut Riduwan (2005:98), harga r yang diperoleh dari perhitungan hasil tes dikonsultasikan dengan Tabel r product moment. Interprestasi tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 1 : Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r

Interval Koefisien Korelasi Interpretasi Hubungan

0,80 - 1,00 0,60 - 0,79 0,40 - 0,59 0,20 - 0,39 0,00 - 0,19

Sangat kuat Kuat Cukup kuat Rendah Sangat rendah

Sumber : Riduwan. 2005

2

x y

(47)

33

Setelah diketahui besar kecilnya rxymaka taraf signifikan dilihat dengan :

Kriteria pengujian hipotesis tolak H0jika thitung > ttabel, dan terima Ho jika

thitung < ttabel. Untuk dk distribusi t diambil n-2 denganα= 0,05, dan untuk

mencari besarnya sumbangan ( kontribusi ) antara variabel X dan variabel Y maka menggunakan rumus Koefisian Determinansi.

Adapun rumus koefisien determinasi sebagai berikut :

Keterangan:

KP = Nilai Koefisien Detreminansi r2 = Koefisien Korelasi

Menurut Suharsimi ( 2006:144), untuk menguji hipotesis antara X1dengan X2

digunakan statistik F melalui model korelasi ganda antara X1dengan X2,

dengan rumus :

Keterangan:

rx1x2 = Koefesien korelasi antara X1dengan X2

N = Jumlah sampel X1 = Skor variabel X1

X2 = Skor variabel X2

2 r n -2 t =

1 -r

KP = r2x 100%

( )( )

( )

{

}

{

( )

2

}

2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 X X n X X n X X X X n rXX
(48)

∑ X1 = Jumlah skor variabel X1 ∑ X2 = Jumlah skor variabel X2

∑ X12 = Jumlah dari kuadrat skor variabel X1 ∑ X22 = Jumlah dari kuadrat skor variabel X2

Setelah dihitung rx1x2, selanjutnya dihitung dengan rumus korelasi ganda.

Analisis korelasi ganda dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah dilakukan yaitu untuk mengetahui besarnya hubungan variabel bebas (X1dan X2)

terhadap variabel terikat (Y) baik secara terpisah maupun secara bersama-sama. Pengujian hipotesis menggunakan rumus Korelasi Ganda dengan rumus

sebagai berikut:

Keterangan :

RX1 X2 = Koefisien Korelasi Ganda antar variabel X1dan X2secara

bersama-sama dengan variabel Y rX1.Y = Koefisien Korelasi X1terhadap Y

rX2.Y = Koefisien Korelasi X2terhadap Y

rX1 X2 = Koefisien Korelasi X1terhadap X2

(49)

35

Dilanjutkan dengan uji F untuk mencari taraf signifikan antara variabel X1, X2

dan Y, dengan rumus sebagai berikut :

Kriteria pengujian hipotesis tolak H0jika Fhitung > Ftabek, dan terima H0Fhitung<

Ftable. Dimana distribusi dk pembilang k=2 dan dk penyebut (n-k-1) dengan

mengambil taraf ujiα= 0,05.

2

2

R

K

F =

(1

R )

n

k

1

(50)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dibuktikan dengan analisis data dengan

menggunakan teknik analisis korelasi ganda (multiple corelation) maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Ada hubungan yang signifikan antara kelentukan dengan hasil back over pada siswa di SMAN 5 Bandar Lampung.

2. Ada hubungan yang signifikan antara keseimbangan dengan hasil back over pada siswa di SMAN 5 Bandar Lampung.

3. Ada hubungan yang signifikan antara kelentukan dan keseimbangan dengan hasil back over pada siswa di SMAN 5 Bandar Lampung.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dalam penelitian ini, maka penulis menyarankan untuk dijadikan bahan masukan :

1. Bagi para peneliti lainnya, khususnya mahasiswa Penjaskes dapat terus-menerus memperbaiki penelitian ini dalam melakukan penelitian selanjutnya.

(51)

45

kemampuan gerak umum yang sangat mendukung dalam penguasaan keterampilan olahraga khususnya dalam senam lantai.

(52)

✆✝

ftar Pustaka

Abdullah, Arma dan Manadji, Agus. 1994.Dasar- Dasar Pendidikan Jasmani. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.

Aip Syarifudin.1991.Belajar Aktif Senam Ketangkasan. PT Gramedia : Jakarta. Anonimus. 2008.Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung :

Bandar Lampung.

Arikunto, Suharsimi. 1998.Subjek Penelitian. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. 2002.Prosedur Peneliti Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Burgess. 1979.Treatment. PT Airlangga. Jakarta.

Bompa. 1983.Features And Benefits Of System Training.Canadian Gymnastic federation Canada.

Diknas.1993.Kesegaran Jasmani Dan Kesehatan. PT Gramedia. Jakarta.

Dobengga. 1953.Training Center Physical of Education. PT. Dubuque dowa.Australia. Drowatzky .1981.Designed Optimal Too Access. Mayfield Publishing Co.California. Fox. 1988.Benefits From Gymnastic. Human Kinetich. America.

Harsono. 1986. Ilmu Coaching. Koni Pusat: Jakarta.

Harsono. 1987.Program Dalam Pencapaian Maksimal. Koni Pusat: Jakarta. Harsono.1988.Mekanisme latihan. Koni Pusat: Jakarta.

Harsono. 2000. Efisiensi Dalam Gerakan. Koni Pusat: Jakarta

(53)

47

Lutan.1988.Tahap Pembelajaran Gerak.PT.Gramedia. Jakarta.

Muhajir. 2007.Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan.Erlangga : Jakarta. Mukholid, Agus. 2007.Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan.Yudistira : Surakarta.

Pete. 1984.Metodologi Latihan Pengembangan Fisik. PT Gramedia. Jakarta. Riduwan. 2005.Metodologi Penelitian. PT.Citra Buana.. Bandung.

Sakroni. 2004.Pendidikan Jasmani Untuk SMA. MGMP Penjas SMA : DKI Jakarta. Schmidt.1988. Easy To Gymnastic. PT Lestari. Bandung.

Seba. 1999. Server Of Respective Learning. PT Genta Buana. Yogyakarta. Sudjana. 2005.Metoda Statistika. Penerbit Tarsito. Bandung.

Suharjana. 2004.Senam Lantai. PT Gramedia. Jakarta

Sudarno.1992.Prinsip Dalam Latihan. PT Maha Karya. Bandung.

Sukardi. 2003.Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. PT Bumi

Aksara. Jakarta.

Hadi, Sutrisno. 2000. Populasi Dan Penelitianya. PT Gramedia. Jakarta. Thomson. 1991.Power of Gymnastic. PT Citra Buana.Bandung.

(54)
(55)

49

Lampiran 1

DATA HASIL TES KELENTUKAN, KESEIMBANGAN DAN HASIL BACK OVER

No X1

KELENTUKAN X2 KESEIMBANGAN Y BACK OVER

1 41 57 67

2 54 49 77

3 40 33 60

4 46 42 70

5 53,5 61 77

6 38 39 60

7 46 38 60

8 37 49 57

9 37 38 63

10 35 37 60

11 49 47 70

12 46,2 33 50

13 35 42 60

14 40 49 67

15 26 49 63

16 39 49 53

17 45 53 63

18 50 61 70

19 49,2 42 70

20 49,5 49 73

21 46 57 70

22 38 36 60

23 59,5 67 83

24 57,5 65 83

25 51,5 61 70

26 40,1 42 63

27 50 49 70

28 52 49 70

29 52 49 73

30 59 53 83

31 50 67 73

(56)

Lampiran 2

Mencari Hubungan Kelentukan dengan Back over

No X1 Y X1

2

Y2 XY

1 41 67 1681 4489 2747

2 54 77 2916 5929 4158

3 40 60 1600 3600 2400

4 46 70 2116 4900 3220

5 53,5 77 2862 5929 4119,5

6 38 60 1444 3600 2280

7 46 60 2116 3600 2760

8 37 57 1369 3249 2109

9 37 63 1369 3969 2331

10 35 60 1225 3600 2100

11 49 70 2401 4900 3430

12 46,2 50 2134 2500 2310

13 35 60 1225 3600 2100

14 40 67 1600 4489 2680

15 26 63 676 3969 1638

16 39 53 1521 2809 2067

17 45 63 2025 3969 2835

18 50 70 2500 4900 3500

19 49,2 70 2421 4900 3444

20 49,5 73 2450 5329 3613,5

21 46 70 2116 4900 3220

22 38 60 1444 3600 2280

23 59,5 83 3540 6889 4938,5

24 57,5 83 3306 6889 4772,5

25 51,5 70 2652 4900 3605

26 40,1 63 1608 3969 2526,3

27 50 70 2500 4900 3500

28 52 70 2704 4900 3640

29 52 73 2704 5329 3796

30 59 83 3481 6889 4897

31 50 73 2500 5329 3650

32 53 77 2809 5929 4081

(57)

51

1. Mencari Koefisien Korelasi kelentukan dan hasil back over



2

2

2

1 2 1 1 1 X -X -X X -X 1           n n n r  1 X

r

2

2

2165 148653 . 32 1465 69016 . 32 2165 . 1465 100748 32      1 X r

2208512 2146225



4756896 4687225

3171725 3223936      1 X r 69671 . 62287 52211   1 X r 4339597577 52211   1 X r 703107 . 60081 52211   1 X

r = 0,869

X

r = 0,87

(58)

Lampiran 3

Mencari hubungan keseimbangan dengan back over

No X2 Y X2

2

Y2 XY

1 57 67 3249 4489 3819

2 49 77 2401 5929 3773

3 33 60 1089 3600 1980

4 42 70 1764 4900 2940

5 61 77 3721 5929 4697

6 39 60 1521 3600 2340

7 38 60 1444 3600 2280

8 49 57 2401 3249 2793

9 38 63 1444 3969 2394

10 37 60 1369 3600 2220

11 47 70 2209 4900 3290

12 33 50 1089 2500 1650

13 42 60 1764 3600 2520

14 49 67 2401 4489 3283

15 49 63 2401 3969 3087

16 49 53 2401 2809 2597

17 53 63 2809 3969 3339

18 61 70 3721 4900 4270

19 42 70 1764 4900 2940

20 49 73 2401 5329 3577

21 57 70 3249 4900 3990

22 36 60 1296 3600 2160

23 67 83 4489 6889 5561

24 65 83 4225 6889 5395

25 61 70 3721 4900 4270

26 42 63 1764 3969 2646

27 49 70 2401 4900 3430

28 49 70 2401 4900 3430

29 49 73 2401 5329 3577

30 53 83 2809 6889 4399

31 67 73 4489 5329 4891

32 68 77 4624 5929 5236

(59)

53

2.Mencari Koefisien Korelasi antara keseimbangan dengan back over

 



2

2

2

2 2 2 2 2 X2 -X -X X -X           n n n r  2 X

r

2

2

2165 148653 . 32 1580 81232 . 32 2165 . 1580 108774 32      2 X r

2599424 2496400



4756896 4687225

3420700 3480768      2 X r 69671 . 103024 60068   2 X r 7177785104 60068   2 X r 037 . 111237 60068   2 X

r = 0,54

(60)

Lampiran 4

Mencari Hubungan Variabel antara Kelentukan (X1) dan Keseimbangan(X2)

No X1 X2 X1

2

X2 2

X1X2

1 41 57 1681 3249 2337

2 54 49 2916 2401 2646

3 40 33 1600 1089 1320

4 46 42 2116 1764 1932

5 53,5 61 2862 3721 3264

6 38 39 1444 1521 1482

7 46 38 2116 1444 1748

8 37 49 1369 2401 1813

9 37 38 1369 1444 1406

10 35 37 1225 1369 1295

11 49 47 2401 2209 2303

12 46,2 33 2134 1089 1525

13 35 42 1225 1764 1470

14 40 49 1600 2401 1960

15 26 49 676 2401 1274

16 39 49 1521 2401 1911

17 45 53 2025 2809 2385

18 50 61 2500 3721 3050

19 49,2 42 2421 1764 2066

20 49,5 49 2450 2401 2426

21 46 57 2116 3249 2622

22 38 36 1444 1296 1368

23 59,5 67 3540 4489 3987

24 57,5 65 3306 4225 3738

25 51,5 61 2652 3721 3142

26 40,1 42 1608 1764 1684

27 50 49 2500 2401 2450

28 52 49 2704 2401 2548

29 52 49 2704 2401 2548

30 59 53 3481 2809 3127

31 50 67 2500 4489 3350

32 53 68 2809 4624 3604

(61)

55

Koefisien Korelasi Antara Kelentukan (X1) dan Keseimbangan(X2)



2

2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 X X

X

-X

n

X

-X

n

X

X

-X

X

r

2 1

n

 



 

2

 

2

X X 1580 81232 32 1465 69016 32 1580 1465 73779 32 r 2 1     r 2 1X X

2208512 2146225



2599424 2496400

2314700 2360928     r 2 1X X

62287



103024

46228  r 2 1X X 6417055888 46228  r 2 1X X 455828 . 68638 46228  r 2 1X

X = 0,6735

r

2 1X

X = 0,67

Jadi kesimpulannya ada hubungan yang positif/ cukup kuat antara kelentukan dan keseimbangan dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,67.

(62)

3.Mencari Hubungan Kelentukan dan Keseimbangan dengan Hasil Back over Berdasarkan perhitungan sebelumnya,

Diketahui :

r

X1Y = 0,87

Y X2

r

= 0,54

2 1X

X

r

= 0,67

2 Y X1

r

=0,7569

2 Y X2

r

=0,2916

2 X X1 2

r

=0,4489

1. Mencari Koefisisen Korelasi Ganda (

R

X1X2Y)

Maka dapat dihitung Korelasi ganda antara X1dan X2dengan Y :





2 X X X X Y X Y X 2 Y X 2 Y X Y X X 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1

r

1

r

r

r

2

r

r

R

Y X X1 2

R





4489 , 0 1 67 , 0 87 , 0 54 , 0 2 7569 , 0 2916 , 0     Y X X1 2

R

5511 , 0 629532 . 0 0485 . 1   Y X X1 2

R

5511 , 0 418968 , 0  Y X X1 2

R

 0.760239521

Y X X1 2

R

= 0,87192

Y X X1 2

R

= 0,87
(63)

92

Lampiran 6

Nilai persentil untuk distribusi F tabelα0,05

Derajat bebas pembilang V1

Sumber : Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Riduwan.

D

er

aj

at

b

eba

s pe

m

bi

la

(64)
(65)
[image:65.612.127.520.113.326.2]

45

Gambar Tes Keseimbangan :

(66)

Contoh Gambar Dalam Senam Back Over :

1.Tahap persiapan awal berdiri tegak lurus

(67)

47

3..Dimulai dari lengan, diikuti kepala dan bagian tubuh atas lain untuk sikap seperti kayang yang diikuti kaki satu dan yang lain mengikuti.

(68)

5. Sikap lilin di titik beratkan pada lengan dengan kaki tegak lurus ke atas.

(69)

49

7. Sikap kaki setelah diturunkan.

Gambar

Gambar 1. Trunk Ekstention (Digital)
Tabel 1 : Interpretasi  Koefisien Korelasi Nilai r
Gambar Tes Keseimbangan :

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini dapat dilihat dari data hasil penelitian yang menunjukkan bahwa variabel minat pemanfaatan sistem informasi (variabel Y1) mempunyai nilai ρ = 0,000 (kurang dari

Pada tahap evaluating atau penilaian proses kerja dan hasil proyek siswa. Pada tahap ini, 1) kegiatan guru atau siswa dalam pembelajaran sebagai pekerjaan yang telah

Banyaknya bintang pada setiap baris bernomor ganjil adalah satu lebihnya atau satu kurangnya dari banyaknya bintang pada baris bernomor genapc. Banyaknya baris

Jakarta: Kencana Prenada Media Group.. Metodologi

Dan hal ini akan menjadikan suatu kesejahteraan bagi petani di daerah tersebut dan juga masyarakat yang membeli beras karna mereka mendapatkan kualitas yang

Universal Decimal Classification , atau yang biasa disebut UDC, merupakan adaptasi dari Dewey Decimal Classification (DDC). UDC dikenal dengan berbagai nama seperti

sumber daya petani kopi, untuk meningkatkan kualitas produksi yang. baik petani kopi melakukan berbagai cara yang telah di

14 Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab, selalu berpegang pada etika bisnis dan pedoman perilaku ( code of conduct ) yang telah