• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT BERBANTUAN ICT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Metro Tahun Pelajaran 2011/2012)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT BERBANTUAN ICT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Metro Tahun Pelajaran 2011/2012)"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN

COOPERATIVE

SCRIPT

BERBANTUAN ICT TERHADAP HASIL

BELAJAR MATEMATIKA SISWA

(Studi Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Metro Tahun Pelajaran 2011/2012)

(Skripsi)

Oleh

Tomi Ade Arliansyah

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

Marchamah Ulfa

ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARANCOOPERATIVE SCRIPT

BERBANTUAN ICT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

(Studi Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5

Metro Tahun Pelajaran 2011/2012)

Oleh

Tomi Ade Arliansyah

Hasil belajar merupakan suatu gambaran kemampuan yang diperoleh siswa

setelah mengikuti kegiatan pembelajaran matematika di kelas. Salah satu variasi

model pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif belajar yaitu pembelajaran

Cooperative Script berbantuan ICT. Penelitian ini merupakan penelitian

eksperimen semu dengan disain paralel yang memerlukan kelas kontrol dengan

pembelajaran konvensional sebagai pembanding untuk melihat pengaruhnya

terhadap hasil belajar matematika siswa. Melalui teknik Purposive Random

Sampling dengan populasi seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 5 Metro tahun

pelajaran 2011/2012, terpilih kelas VII F dan VII G sebagai sampel penelitian.

Berdasarkan uji hipotesis, diperoleh rata-rata nilai hasil belajar pada pembelajaran

dengan model Cooperative Script berbantuan ICT lebih besar daripada

pembelajaran konvensional. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran Cooperative Script berbantuan ICT memiliki pengaruh terhadap

hasil belajar matematika siswa.

(3)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARANCOOPERATIVE SCRIPT

BERBANTUAN ICT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

(Studi Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Metro Tahun Pelajaran 2011/2012)

Oleh

Tomi Ade Arliansyah

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Matematika

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

Judul Skripsi : PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN

COOPERATIVE SCRIPTBERBANTUAN

ICT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

(Studi Pada Siswa Kelas

VII Semester Genap SMP Negeri 5 Metro Tahun Pelajaran

2011/2012)

Nama Mahasiswa : Tomi Ade Arliansyah

Nomor Pokok Mahasiswa : 0813021053

Program Studi : Pendidikan Matematika

Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Dr. Tina Yunarti, M.Si. Drs. Erimson Siregar, M.Pd.

NIP 19660610 199111 2 001 NIP 19580428 198603 1 001

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M. Si.

(5)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Tina Yunarti, M.Si. __________

Sekretaris : Drs. Erimson Siregar, M. Pd. __________

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Caswita, M. Si. __________

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M. Si. NIP 19600315 198503 1 003

(6)

PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Tomi Ade Arliansyah

NPM : 0813021053

Program studi : Pendidikan Matematika

Jurusan : Pendidikan MIPA

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang telah

diajukan memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan

sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis

atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah

ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bandarlampung, Juli 2012

Yang Menyatakan

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Mulyojati, pada tanggal 10 juli 1990. Penulis merupakan

anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Suramto dan Ibu Harminah.

Pendidikan formal yang telah penulis lewati adalah SD Negeri 3 Metro Barat pada

tahun 2002, SMP Negeri 1 Metro pada tahun 2005, SMA Negeri 1 Metro pada

tahun 2008. Pada tahun 2008, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi

Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur

SNMPTN.

Penulis melaksanakan Kegiatan Kerja Nyata (KKN) di Desa Negeri Besar

Keca-matan Negeri Besar Kabupaten Way Kanan dan Program Pengalaman Lapangan

(PPL) di SMA Negeri 1 Negeri Besar Kabupaten Way Kanan.

Selama menjadi mahasiswa, penulis juga aktif mengajar di lembaga privat dan

juga pernah mengajar seni di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Metro, serta

bergabung di Dinas Budpapora Metro sebagai penari dalam mempromosikan Kota

Metro. Penulis juga dipercaya untuk menjadi asisten mata kuliah Dasar-dasar

Perencanaan dan Evaluasi Pembelajaran, mata kuliah Microteaching, dan Mata

(8)

MOTTO

Tiada ilmu yang sempurna kecuali

ilmu yang berasal dari

(9)

Persembahan

Bismillahirrahmanirrahim

Terucap syukur kehadirat Allah SWT,

Ku persembahkan karya ini sebagai tanda cinta, kasih sayang, dan baktiku

kepada :

Ibundaku Tercinta (Harminah)

Yang menjadi motivasi utamaku karena telah membesarkanku dengan penuh kesabaran

dan tak pernah lelah menengadahkan tangan dalam tiap sujud malamnya untuk

mendoakanku.

Ayahandaku Tersayang (Suramto)

yang telah menjadi sosok bapak yang mendidik dan menjadikanku seseorang yang mengerti

apa yang harus dan tidak harus dikerjakan oleh seorang anak

Kakakku tersayang Almarhummah Mbak Lili

yang telah meninggalkan kami semua dengan senyum kecilnya

Adikku tercinta Annas Way s Al-qorni

yang telah menjadi adik yang baik dan menggantikanku menjaga ibu dan bapak selama aku

(10)

Para pendidik yang telah mengajar dengan penuh kesabaran

Teman-temanku yang selalu memberikan warna dalam keseharianku selama diperkuliahan

dan

(11)

iii

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang

yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

men-selesaikan penyusuna Pengaruh Model Pembelajaran

Cooperative Script Berbantuan ICT Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa

(Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Metro Tahun

Pelajaran 2011/2012).

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas

dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas

Lampung beserta staff dan jajarannya yang telah memberikan bantuan kepada

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA dan pembahas yang

telah memberikan masukan, saran, dan kritik kepada penulis sehinnga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Drs. Pentatito Gunowibowo, M.Pd., selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Matematika yang telah bersedia memberikan waktunya untuk

konsultasi akademik dan skripsi.

4. Bapak Drs. Erimson Siregar, M.Pd., selaku Pembimbing Akademik, sekaligus

Pembimbing II atas bersedianya meluangkan waktunya untuk bimbingan,

(12)

iv

kepada penulis baik selama perkuliahan maupun selama penyusunan demi

terselesaikannya skripsi ini.

5. Ibu Dr. Tina Yunarti, M.Si., selaku Dosen pembimbing I atas kesediaan

meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, sumbangan pemikiran,

kritik, motivasi, dan saran, baik selama perkuliahan maupun selama

penyusu-nan skripsi sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.

6. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Matematika di Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.

7. Bapak Suyono, S.Pd. selaku Kepala SMP Negeri 5 Metro.

8. Ibu Sugiarti, S.Pd. selaku guru mitra yang telah banyak membantu dalam

penelitian.

9. Ibu dan Bapak tercinta atas semangat, kasih sayang, dan doa yang tak pernah

berhenti mengalir.

10. Adikku tersayang yang selalu memberikan doa dan semangat.

11. Sri Ari Yanti yang telah menemani dan menyemangati dalam keseharianku.

12. Sahabat-sahabat seperjuanganku: Doddy, Hefna, Erma, Nita, Erika, Nicky,

Ika, Lukman, Aan, Bill, Herlangga, Astri, Desi, Adi, Nerry, Rovi, Priska,

Elvina, Ummi, April, Angga, Farida, Feny, Fenty, Herlin, Laras, Niki,

Sudirman, Nenik, Novita, Putty, Retna, Rizky, Shintia, Sutrisno, Wawan,

Yayan, Yunita M, dan Indah yang senantiasa memberikan perhatian, semangat

dan motivasi.

13. Teman-teman seperjuangan di Pendidikan Matematika 2008 UM.

14. Sahabat-sahabat KKN dan PPL: Bobi, Afni, Mira, Eka, Dita, Evo, Yonda,

Arief, Aas, Milah, Santi, Kiki, Rudi, Ana, Heni, Dewi, dan Dahlia.

(13)

v

16. Adik tingkat 2009 sampai 2011.

17. Teman-teman kosanku yang setia selama tiga tahun lebih: Antonio Rajoli

Ginting, Ujang Suwardi, Alpan F. Barus.

18. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga dengan bantuan dan dukungan yang diberikan mendapat balasan pahala

di sisi Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat. Amin.

Bandarlampung, Juli 2012

Penulis,

(14)

iii

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang

yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menye-lesaikan penyusuna Pengaruh Model Pembelajaran

Cooperative Script Berbantuan ICT Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa

(Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Metro Tahun

Pelajaran 2011/2012).

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas

dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas

Lampung beserta staff dan jajarannya yang telah memberikan bantuan kepada

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA dan pembahas yang

telah memberikan masukan, saran, dan kritik kepada penulis sehinnga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Drs. Pentatito Gunowibowo, M.Pd., selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Matematika yang telah bersedia memberikan waktunya untuk

konsultasi akademik dan skripsi.

4. Bapak Drs. Erimson Siregar, M.Pd., selaku Pembimbing Akademik, sekaligus

Pembimbing II atas bersedianya meluangkan waktunya untuk bimbingan,

(15)

iv

kepada penulis baik selama perkuliahan maupun selama penyusunan demi

terselesaikannya skripsi ini.

5. Ibu Dr. Tina Yunarti, M.Si., selaku Dosen pembimbing I atas kesediaan

meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, sumbangan pemikiran,

kritik, motivasi, dan saran, baik selama perkuliahan maupun selama

penyusu-nan skripsi sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.

6. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Matematika di Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.

7. Bapak Suyono, S.Pd. selaku Kepala SMP Negeri 5 Metro.

8. Ibu Sugiarti, S.Pd. selaku guru mitra yang telah banyak membantu dalam

penelitian.

9. Ibu dan Bapak tercinta atas semangat, kasih sayang, dan doa yang tak pernah

berhenti mengalir.

10. Adikku tersayang yang selalu memberikan doa dan semangat.

11. Sri Ari Yanti yang telah menemani dan menyemangati dalam keseharianku.

12. Sahabat-sahabat seperjuanganku: Doddy, Hefna, Erma, Nita, Erika, Nicky,

Ika, Lukman, Aan, Bill, Herlangga, Astri, Desi, Adi, Nerry, Rovi, Priska,

Elvina, Ummi, April, Angga, Farida, Feny, Fenty, Herlin, Laras, Niki,

Sudirman, Nenik, Novita, Putty, Retna, Rizky, Shintia, Sutrisno, Wawan,

Yayan, Yunita M, dan Indah yang senantiasa memberikan perhatian, semangat

dan motivasi.

13. Teman-teman seperjuangan di Pendidikan Matematika 2008 UM.

14. Sahabat-sahabat KKN dan PPL: Bobi, Afni, Mira, Eka, Dita, Evo, Yonda,

Arief, Aas, Milah, Santi, Kiki, Rudi, Ana, Heni, Dewi, dan Dahlia.

(16)

v

16. Adik tingkat 2009 sampai 2011.

17. Teman-teman kosanku yang setia selama tiga tahun lebih: Antonio Rajoli

Ginting, Ujang Suwardi, Alpan F. Barus.

18. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga dengan bantuan dan dukungan yang diberikan mendapat balasan pahala

di sisi Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat. Amin.

Bandar Lampung, Mei 2012

Penulis,

(17)

vi

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR LAMPIRAN... ix

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Ruang Lingkup Penelitian... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka... 9

1. Model Pembelajaran... 9

2. PembelajaranCooprative Script... 10

3. Pembelajaran Konvensional ... 12

4. ICT ... 15

5. Model Pembelajaran Cooperative Script Berbantuan ICT... 16

6. Hasil Belajar Matematika... 22

B. Kerangka Pikir ... 24

C. Anggapan Dasar ... 26

(18)

vii

III. METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel... 28

B. Desain Penelitian ... 28

C. Data Penelitian ... 30

D. Teknik Pengumpulan Data. ... 30

E. Langkah-Langkah Penelitian. ... 30

F. Instrumen Penelitian... 32

1. Uji Validitas Instrumen ... 33

2. Uji Realibilitas Instrumen ... 34

3. Tingkat Kesukaran ... 36

4. Daya Pembeda... 37

G. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 39

1. Uji Normalitas ... 39

2. Uji Homogenitas Varians ... 40

3. Uji Hipotesis... 41

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 45

1. Hasil Belajar Matematika Siswa ... 45

2. Uji Normalitas Data ... 46

3. Uji Homogenitas Data ... 47

4. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata ... 47

(19)

viii DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Desain Penelitian... 29

3.2 Interpretasi Koefisien Reliabilitas ... 36

3.3 Iterpretasi Nilai Tingkat Kesukaran ... 36

3.4 Interprestasi Nilai Daya Pembeda ... 38

3.5 Rekapitulasi Hasil tes uji Coba ... 39

4.1 Skor Tertinggi, Skor Terendah, Rata-Rata Skor, dan Simpangan Baku Post-test... 44

4.2 Nilai Chi-Kuadrat ( ) untuk Distribusi Data SkorPost-test... 45

4.3 Uji Normalitas Kelas Eksperimen ... 45

4.4 Uji Normalitas Kelas Kontrol ... 45

4.5 Nilai Varians untuk Distribusi Data SkorPost-test... 46

(20)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada hakekatnya, pendidikan merupakan kebutuhan mendasar yang harus dimiliki

oleh setiap manusia. Tanpa pendidikan, mustahil manusia dapat hidup

ber-kembang sejalan dengan cita-cita dan pandangan hidup mereka. Melalui

pen-didikan, sumber daya manusia yang berkualitas dicetak untuk meningkatkan mutu

pendidikan dan menjadi motor penggerak kemajuan dan kemakmuran bangsa.

Sesuai dengan pendapat Tim Dosen Unila (2007: 16) menyatakan bahwa:

bukan semata-mata sebagai sarana untuk persiapan hidup masa mendatang, tetapi juga untuk menghadapi gelombang globalisasi yang cendrung masyarakat bersikap konsumerisme. Pada masa sekarang ini pen-didikan harus mampu menghadapi suatu masyarakat mega kompetisi. Masyarakat kompetisi meminta manusia terus menerus berubah, tahan banting, siap mengejar kualitas

Indonesia sebagai negara yang berkembang sejalan dengan kemajuan zaman dan

teknologi terus berupaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia

melalui pendidikan nasional. Perubahan-perubahan yang cukup mendasar pun

dilakukan pada sistem pendidikan nasional, terutama berkaitan dengan kurikulum

dan kualitas tenaga pendidik. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 2 menjelaskan:

(21)

2

Perubahan-perubahan tersebut diharapakan dapat memecahkan berbagai

per-masalahan pendidikan, baik masalah konvensional maupun

masalah-masalah yang muncul bersamaan dengan hadirnya ide-ide baru (masalah-masalah inovatif).

Di samping itu, melalui perubahan tersebut diharapkan terciptanya iklim yang

kondusif bagi peningkatan kualitas pendidikan dan pengembangan sumber daya

manusia (PSDM), hal ini tentu demi mempersiapkan bangsa Indonesia memasuki

era globalisasi.

Perubahan-perubahan di atas, menuntut berbagai tugas yang harus dikerjakan oleh

para tenaga kependidikan sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing.

Tenaga pendidik pada masa mendatang akan semakin kompleks, sehingga

men-tuntut tenaga pendidik untuk senantiasa melakukan berbagai peningkatan dan

penyesuaian kompetensinya seiring dengan kemajuan zaman dan

perubahan-perubahan yang terjadi pada sistem pendidikan nasional. Pendidikan yang

ber-mutu membutuhkan tenaga pendidik yang profesional. Tenaga pendidik yang

profesional memiliki peran strategis dalam pembentukan pengetahuan,

ke-terampilan, dan karakter peserta didik. Oleh karena itu, tenaga pendidik

profesional akan melaksanakan tugasnya secara profesional sehingga

menghasil-kan tamatan yang lebih bermutu.

Guru merupakan tenaga pendidik yang memiliki peranan penting dalam proses

pembelajaran, sesuai dengan pendapat Djumhur dan Surya (1975: 12) yang

menyatakan bahwa:

(22)

3

Tenaga pendidik yang profesional mampu membelajarkan murid secara efektif

sesuai kendala sumber, media dan lingkungan. Tenaga pendidik yang profesional

tidak terpatok pada satu sumber belajar, melainkan dari berbagai macam sumber

sehingga wawasan tentang ilmu pengetahuan akan semakin luas. Pada era

globalisasi sekarang, perkembangan teknologi berkembang sangat pesat. Tenaga

pendidik yang profesional mampu beradaptasi dengan perkembangan tersebut

sehingga dapat memanfaatkan teknologi tersebut untuk mempermudah dalam

penyampaian dan pentransferan ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Salah

satunya dengan menggunakan bantuan laptop dan LCD dengan menggunakan

sebuah program Microsoft Power Point dan Macromedia Flash. Teknologi

tesebut dapat dijadikan sebagai media pembelajaran pengganti papan tulis. Begitu

juga dengan lingkungan. Lingkungan belajar yang kondusif, tenang, dan

men-senangkan dapat mengoptimalkan peserta didik dalam penyerapan ilmu

pengetahuan, sehingga tenaga pendidik yang profesional dituntut mampu untuk

menciptakan lingkungan seperti itu.

Belajar merupakan suatu proses membangun kemampuan siswa untuk mengerti.

Dalam proses pembelajaran siswa harus dilibatkan secara aktif. Sayangnya, saat

ini strategi yang diterapkan oleh guru matematika dalam kegiatan pembelajaran

hanya memfokuskan diri pada upaya pemindahan pengetahuan kepada siswa

tanpa memperhatikan keaktifannya. Kegiatan pembelajaran hanya berpusat pada

guru sehingga tidak ada aktivitas yang meransang siswa untuk turut aktif dalam

kegiatan pembelajaran. Berhasil tidaknya proses pembelajaran sangat ditentukan

oleh kemampuan seorang guru dalam mengelola proses pembelajaran di dalam

(23)

4

atau pengetahuan dari materi belajar dan kemudian menyimpannya dalam ingatan

serta mengemukakannya dengan bahasanya sendiri. Oleh karena itu, pemilihan

model dan media pembelajaran menjadi bagian yang penting yang harus

di-pertimbangkan baik-baik oleh guru. Penggunaan model yang kurang tepat akan

berakibat kurang baik pada hasil belajar siswa. Sehubungan dengan hal tersebut,

maka perlu diterapkan suatu model pembelajaran yang AKEM dalam

pembelajaran Matematika.

Ada berbagai macam model pembelajaran yang dapat memunculkan hal-hal di

atas, salah satunya model pembelajaran Cooperative Script berbatuan ICT.

Cooperative Script itu sendiri adalah sebuah model pembelajaran yang terpusat

pada siswa, sedangkan ICT (Information and Communication Technologies)atau

sering disebut TIK adalah sesuatu alat atau benda yang dapat membantu

mempermudah aktivitas manusia dalam hal berkomunikasi dan mendapatkan atau

menyalurkan informasi. ICT dalam pembelajaran Cooperative Script

diintegrasi-kan dalam penggunaan laptop dan LCD yang berfungsi sebagai pengganti media

papan tulis utuk mempermudah dalam penyampaian materi yang diberikan oleh

guru kepada peserta didik.

Menurut Lawrence (dalam Arnyana, 2004) Cooperative Script merupakan salah

satu model pembelajaran yang berorientasi pada siswa. PembelajaranCooperative

Script memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun pemahaman

suatu konsep melalui aktivitas sendiri dan interaksinya dengan siswa lain.

Pembelajaran Cooperative Script juga dapat memberikan dukungan bagi siswa

dalam saling tukar menukar ide, memecahkan masalah, berpikir alternatif, dan

(24)

5

Dalam pembelajaran ini siswa dituntut bekerja secara berpasangan dan secara

bergantian membuat ringkasan bagian materi pelajaran untuk teman pasangannya.

Sementara satu pasang siswa membaca ringkasan, siswa yang lain mendengarkan

dan mengoreksi kesalahan-kesalahan atau bagian-bagian penting yang hilang.

Selanjutnya kedua siswa itu berganti peran, melanjutkan cara ini hingga seluruh

materi pelajaran telah dipelajari.

Setiap model pembelajaran mempunyai berbagai kelebihan dan kekurangan.

Kelebihan dari model pembelajaran Cooperative Script adalah: (1) melatih

pendengaran, ketelitian/kecermatan, (2) setiap siswa mendapat peran, (3) melatih

mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan. Sedangkan kekurangan dari

model pembelajaran Cooperative Script adalah: (1) hanya digunakan untuk mata

pelajaran tertentu, (2) hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas,

sehingga koreksinya hanya sebatas pada dua orang tersebut) (Hadi, 2007).

Karakteristik siswa yang sesuai dengan model pembelajaran ini diantaranya: aktif,

pemalu, individualis, dan kurang menghargai. Aktif dalam hal ini adalah keaktifan

siswa dalam mencatat uraian materi. Pemalu dalam hal ini adalah tidak mau

ber-tanya tentang materi pelajaran yang belum dipahami karena perasaan malu takut

dibilang mencari perhatian oleh teman sebaya bila banyak bertanya. Individualis

dalam hal ini tidak mau berbagi ilmu kepada temannya. Siswa yang merasa sudah

paham dan menguasai materi enggan membantu temannya yang mengalami

ke-sulitan. Kurang menghargai yang artinya tidak mau mendengar pendapat atau

hasil kerja dari siswa lain. Apabila ada siswa yang mengeluarkan pendapat,

(25)

6

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran

matematika di SMP Negeri 5 Metro, pembelajaran masih berpusat pada guru,

dimana pembelajaran difokuskan pada pemindahan pengetahuan kepada siswa.

Selama proses pembelajaran berlangsung, guru lebih banyak menjelaskan materi

dan siswa memperhatikan serta aktif mencatat apa yang ditulis oleh guru yang

bersangkutan di papan tulis. Senada dengan hal tersebut, salah seorang siswa kelas

dua SMP Negeri 5 Metro mengungkapkan hal yang serupa. Guru selalu

menjelaskan materi dan siswa mencatat apa yang ditulis guru di papan tulis. Dan

juga siswa yang cerdas cenderung malas untuk membantu teman yang kesulitan

dalam memahami materi yang diberikan, sehingga terjadi individualis dan gengsi

yang tinggi. Apabila diadakan diskusi, maka siswa yang aktif hanya sebagian,

sisanya hanya mengandalkan teman yang di anggap pintar untuk mengerjakan

latihan yang diberikan sehingga berdampak pada hasil belajar siswa. Siswa yang

aktif mendapat nilai lebih besar daripada siswa yang pasif. Hal terlihat pada hasil

belajar matematika pada waktu ulangan harian materi himpunan.

Berdasarkan uraian di atas, perlu dilakukan penelitian untuk melihat apakah

model pembelajaran Cooperative Script berbantuan ICT berpengaruh terhadap

hasil belajar matematika siswa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang, maka yang menjadi permasalahan dalam

Cooperative

Script berbantuan ICT terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP

(26)

7

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini

Mengetahui adanya pengaruh model pembelajaran Cooperative Script

berbantuan ICT terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 5

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini sebagai berikut:

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dalam dunia

pendidikan yang berkaitan dengan model pembelajaran Cooperative Script

berbantuan ICT terhadap hasil belajar matematika siswa.

2. Dengan mengetahui keterkaitan pengaruh model pembelajaran Cooperative

Script berbantuan ICT terhadap hasil belajar matematika siswa diharapkan

dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi guru matematika, calon guru

matematika dalam memilih model pembelajaran yang dapat membuat siswa

aktif sehingga akan berdampak baik pada hasil belajar siswa tersebut.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menghindari terjadinya perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah yang

digunakan pada penelitian ini, maka perlu adanya pembatasan ruang lingkup

penelitian. Adapun pengertian-pengertian yang menyangkut dalam penelitian ini

(27)

8

1.Cooperative Scriptberbantuan ICT adalah model pembelajaran yang berbatuan

ICT dalam hal ini laptop dan LCD sebagai pengganti media papan tulis yang

berfungsi sebagai penyampai materi dari guru ke siswa. Cooperative Script

dilakukan oleh siswa dengan membaca materi yang diberikan oleh guru atau

dari referensi siswa sendiri dan kemudian diringkas. Siswa dibagi dalam

kelompok berpasang-pasangan dengan salah satu menjadi pendengar dan yang

lain sebagai pembicara. Hasil dari ringkasan tersebut akan diutarakan kepada

pendengar. Setelah pembicara menyelesaikan ringkasannya, pendengar

berganti peran menjadi pembicara.

2. Hasil belajar matematika adalah kemampuan atau penguasaan pada aspek

kognitif siswa terhadap pelajaran matematika yang diperoleh setelah mengikuti

pembelajaran. Hasil belajar dapat diimplementasikan dalam bentuk nilai

setelah mengikuti tes yang diberikan.

3. Pengaruh adalah kegiatan yang dilakukan yang dapat mengakibatkan sesuatu

perubahan baik dari perilaku maupun keadaan. Pada penelitian ini pengaruh

yang dimaksud adalah pengaruh tidak langsung yang diperoleh melalui

(28)

10

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

1. Model Pembelajaran

Pembelajaran dapat diartikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan

prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk

mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang

pengajaran dan para guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktifitas belajar

mengajar (R. Widodo, 2009).

Menurut pemikiran Joyce, fungsi model adalah each model guides us as we

design instruction to help Melalui model

pembelajaran guru dapat membantu peserta didik mendapat informasi, ide,

keterampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan ide. Model pembelajaran

berfungsi pula sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para guru

dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar (Suprijono, 2011:46).

Menurut Nn (2008) Istilah model pembelajaran mempunyai 4 ciri khusus yang

tidak dipunyai oleh strategi atau metode pembelajaran, yaitu :

a) Rasional teoritis yang logis yang disusun oleh pendidik.

b) Tujuan pembelajaran yang akan dicapai

(29)

10

dilaksanakan secara optimal.

d) Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat dicapai.

2. PembelajaranCooperative Script

PembelajaranCooperative Script merupakan salah satu model pembelajaran yang

melibatkan siswa secara aktif. Pada pembelajaran ini terjadi kesepakatan antara

siswa tentang aturan-aturan dalam berkolaborasi. Masalah yang dipecahkan

bersama akan disimpulkan bersama, peran guru hanya sebagai fasilitator yang

mengarahkan siswa untuk mencapai tujuan belajar.

Dalam perkembangannya, pembelajaran Cooperative Script telah mengalami

banyak adaptasi sehingga melahirkan beberapa pengertian dan bentuk yang sedikit

berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, namun pada intinya sama.

Beberapa pengertian pembelajaran Cooperative Script diantaranya Cooperative

Script adalah skenario pembelajaran kooperatif (Danserau dalam Hadi, 2007).

Pembelajaran Cooperative Script adalah pembelajaran yang mengatur interaksi

siswa seperti ilustrasi kehidupan sosial siswa dengan lingkungannya sebagai

individu, dalam keluarga, kelompok masyarakat, dan masyarakat yang lebih luas

(Schank dan Abelson dalam Hadi, 2007).

PembelajaranCooperative Scriptadalah kontrak belajar yang eksplisit antara guru

dengan siswa dan siswa dengan siswa mengenai cara berkolaborasi. Berdasarkan

pengertian-pengertian yang diungkapkan di atas antara satu dan lainnya dengan

maksud yang sama yaitu terjadi suatu kesepakatan antara guru dengan siswa dan

siswa dengan siswa untuk berkolaborasi memecahkan suatu masalah dalam

(30)

11

masalah yang terjadi dalam kehidupan sosial siswa (Brousseau dalam Hadi,

2007).

Selanjutnya Danserau dalam Hadi (2007) menjelaskan bahwa langkah-langkah

dalam pembelajaranCooperative Scriptsebagai berikut.

1. Guru membagi siswa untuk berpasangan

2. Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat

ringkasannya

3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara

dan siapa yang berperan sebagai pendengar

4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan

memasuk-kan ide-ide pokok dalam ringkasannya, sementara pendengar menyimak

/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dan membantu

mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi

sebelum-nya atau dengan materi lainsebelum-nya

5. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan

sebaliknya

6. Guru membantu siswa menyusun kesimpulan.

Dari penjelasan langkah-langkah pembelajaran di atas, dapat disimpulkan bahwa

Langkah-langkah dalam model pembelajaran Cooperative Script adalah sebagai

berikut :

1. Guru membagi siswa untuk berpasangan

2. Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat

(31)

12

3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara

dan siapa yang berperan sebagai pendengar

4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan

memasuk-kan ide-ide pokok dalam ringkasannya.

Sementara pendengar :

1. Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap.

2. Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan

materi sebelumnya atau dengan materi lainnya

3. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan

sebaliknya. Serta lakukan seperti di atas.

4. Membuat kesimpulan

5. Penutup

Bentuk interaksi antara guru dan siswa dalam pembelajaran ini berlangsung di

saat proses diskusi dan tahap meringkas wacana berlangsung, guru

mem-fasilitatori siswa dan membantu siswa yang belum paham dengan wacana atau

materi yang diberikan guru.

3. Pembelajaran Konvensional

Djamarah (2006) mengatakan bahwa:

disebut juga dengan metode ceramah, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar dan pembelajaran dalam pembelajaran konvensional ditandai dengan ceramah yang diiringi dengan penjelasan, serta pembagian tugas dan latihan

Menurut Subiyanto (dalam Hamzah 2007), bahwa pembelajaran konvensional

(32)

13

a. Peserta didik tidak mengetahui apa tujuan mereka belajar pada hari itu

b. Guru biasanya mengajar dengan berpedoman pada buku

c. Tes atau evaluasi biasanya bersifat sumatif dengan maksud untuk mengetahui

perkembangan siswa

d. Siswa harus mengikuti cara belajar yang dipilih oleh guru dengan patuh

mempelajari urutan yang diterapkan dan kurang sekali mendapatkan

kesempatan untuk menyatakan pendapatnya.

Freire (1999) memberikan istilah terhadap pengajaran seperti itu sebagai suatu

penyelenggaraan pendidikan

ber-Penyelenggaraan pendidikan hanya dipandang sebagai suatu aktivitas pemberian

.

Di sini terlihat bahwa proses pembelajaran yang lebih banyak didominasi gurunya

-Institute of Computer Technology (2006:10) menyebutnya dengan istilah

jaran tradisional yang

berpusat pada guru adalah perilaku pengajaran yang paling umum yang diterapkan

di sekolah-sekolah di seluruh dunia.

Keunggulan dan kelemahan dari Pembelajaran Tradisional yaitu:

Keunggulan Pembelajaran Tradional

a. Berbagi informasi yang tidak mudah ditemukan di tempat lain.

b. Menyampaikan informasi dengan cepat.

c. Membangkitkan minat akan informasi.

d. Mengajari siswa yang cara belajar terbaiknya dengan mendengarkan.

(33)

14

Kelemahan Pembelajaran Tradisional

a. Tidak semua siswa memiliki cara belajar terbaik dengan mendengarkan.

b. Sering terjadi kesulitan untuk menjaga agar siswa tetap tertarik dengan apa

yang dipelajari.

c. Pendekatan tersebut cenderung tidak memerlukan pemikiran yang kritis.

d. Pendekatan tersebut mengasumsikan bahwa cara belajar siswa itu sama dan

tidak bersifat pribadi.

e. Kurang menekankan pada pemberian keterampilan proses (hands-on

activities).

f. Pemantauan melalui onservasi dan intervensi sering tidak dilakukan oleh guru

pada saat belajar kelompok sedang berlangsung.

g. Para siswa tidak mengetahui apa tujuan mereka belajar pada hari itu.

h. Penekanan sering hanya pada penyelesaian tugas.

i. Daya serapnya rendah dan cepat hilang karena bersifat menghafal.

4. ICT

Menurut Puskur Diknas Indonesia, Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)

mencakup dua aspek, yaitu Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi.

a. Teknologi Informasi adalah meliputi segala hal yang berkaitan dengan

proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan

(34)

15

b. Teknologi Komunikasi adalah segala hal yang berkaitan dengan penggunaan

alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu

ke lainnya.

Haag dan Keen (1996) mendefinisikan teknologi informasi sebagai seperangkat

alat yang membantu untuk bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas

yang berhubungan dengan pemrosesan informasi. Dalam hal ini, TI dianggap alat

yang digunakan untuk pekerjaan yang berkaitan dengan informasi. Pengolahan

informasi yang dihasilkan diproses menggunakan alat-alat tersebut. Alat-alat ini

adalah komputer besertasoftware-softwarependukungnya.

Mc Keown (2001) mendefinisikan Teknologi Informasi merujuk pada seluruh

bentuk teknologi yang digunakan untuk menciptakan, menyimpan, mengubah,

dan untuk menggunakan informasi tersebut dalam segala bentuknya. Teknologi

Informasi mencakup keseluruhan bentuk teknologi yang digunakan untuk

memproses informasi. Bentuknya bisa bermacam-macam layaknya komputer

sebagai alat yang multimedia yang didukung oleh perangkat lunak yang sesuai

dengan pengolahan informasi tersebut.

Williams dan Sawyer (2003) mendefinisikan Teknologi Informasi adalah

teknologi yang menggabungkan komputasi (komputer) dengan jalur komunikasi berkecepatan tinggi yang

William dan Sawyer memberikan pengertian IT ini merupakan gabungan

komputer yang dikaitkan dengan saluran komunikasi dengan kecepatan yang

tinggi untuk pengiriman data, baik berupa text, audio maupun video. data dalam

(35)

16

Williams dan Sawyer (2005) lebih lengkap lagi memberikan definisi Teknologi

Informasi sebagai sebuah bentuk umum yang menggambarkan setiap teknologi

yang membantu menghasilkan, memanipulasi, menyimpan, mengkomunikasikan,

dan atau menyampaikan informasi. (tersedia pada http://30211259.blogspot.com)

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Teknologi Informasi dan

Teknologi Komunikasi adalah suatu satu kesatuan yang tidak terpisahkan yang

mengandung pengertian luas tentang segala kegiatan yang terkait dengan

pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, transfer, dan pemindahan informasi antar

media.

5. Model pembelajaranCooperative Scriptberbantuan ICT

Di dalam proses belajar-mengajar tentunya ada subjek dan objek yang berperan

secara aktif, dinamik dan interaktif di dalam ruang belajar, baik di dalam kelas

maupun di luar kelas. guru dan siswa sama-sama dituntut untuk membuat suasana

belajar dan proses transfer pengetahuannya berjalan menyenangkan serta tidak

membosankan. Oleh karena itu penataan peran guru dan siswa di dalam kelas

yang mengintegrasikan ICT di dalam model pembelajaran Cooperative Script

perlu dipahami dan dijalankan dengan sebaik-baiknya.

Kini di era pendidikan berbantuan ICT,peran guru tidak hanya sebagai pengajar

semata namun sekaligus menjadi fasilitator, kolaborator, mentor, pelatih,

pengarah dan teman belajar bagi siswa. Karenanya guru dapat memberikan pilihan

dan tanggung jawab yang besar kepada siswa untuk mengalami peristiwa belajar.

Dengan peran guru sebagaimana dimaksud, maka peran siswa pun mengalami

perubahan, dari partisipan pasif menjadi partisipan aktif yang banyak

menghasil-kan dan berbagi (sharing) pengetahuan atau keterampilan serta berpartisipasi

(36)

17

Perolehan pengetahuan dan keterampilan, perubahan-perubahan sikap dan

perilaku dapat terjadi karena interaksi antara pengalaman baru dengan

pengalaman yang pernah dialami sebelumnya. Bruner (1966) mengatakan bahwa

ada tiga tingkatan utama modus belajar, yaitu pengalaman langsung (enachtive),

pengalaman piktorial gambar (iconic), dan pengalaman abstrak (simbolic).

Pengalaman langsung adalah mengerjakan, misalnya arti kata

dengan langsung membuat simpul. Pada tingkatan kedua yang diberi label iconic

(gambar atauimage), kata simpul dipelajari dari gambar, lukisan, foto, atau film.

Meskipun murid belum pernah mengikat tali dan membuat simpul, mereka dapat

mempelajari dan memahaminya dari gambar, lukisan, foto, atau film. Selanjutnya

pada tingkatan simbol murid membaca (atau mendengar) kata simpul dan

mencoba mencocokannya dengan simpul padaimage mentalatau mencocokannya

dengan pengalamannya membuat simpul. Ketiga tingkat pengalaman ini saling

berinteraksi dalam upaya memperoleh pengalaman (pengetahuan, keterampilan,

atau sikap) yang baru.

Untuk mendukung proses integrasi ICT di dalam pembelajaran, maka manajemen

sekolah, guru dan siswa harus memahami 9 (sembilan) prinsip integrasi ICT

dalam pembelajaran yang terdiri atas prinsip-prinsip:

a. Aktif: memungkinkan siswa dapat terlibat aktif oleh adanya proses belajar yang

menarik dan bermakna.

b. Konstruktif: memungkinkan siswa dapat menggabungkan ide-ide baru

ke-dalam pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya untuk memahami makna atau

keinginan tahuan dan keraguan yang selama ini ada dalam benaknya.

(37)

18

yang saling bekerjasama, berbagi ide, saran atau pengalaman, menasehati dan

memberikan masukan untuk sesama anggota kelompoknya.

d. Antusiastik: memungkinkan siswa dapat secara aktif dan antusias berusaha

untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

e. Dialogis: memungkinkan proses belajar secarainherentmerupakan suatu proses

sosial dan dialogis dimana siswa memperoleh keuntungan dari proses komunikasi

tersebut baik di dalam maupun luar sekolah.

f. Kontekstual: memungkinkan situasi belajar diarahkan pada proses belajar yang

bermakna (real-world) melalui model pembelajaran Cooperative Script.

g. Reflektif: memungkinkan siswa dapat menyadari apa yang telah ia pelajari serta

merenungkan apa yang telah dipelajarinya sebagai bagian dari proses belajar itu

sendiri. (Jonassen (1995), dikutip oleh Norton et al (2001)).

h. Multisensory: memungkinkan pembelajaran dapat disampaikan untuk ber-bagai

modalitas belajar (multisensory), baik audio, visual, maupun kinestetik.

(dePorter et al, 2000).

i. High order thinking skills training: memungkinkan untuk melatih kemampuan

berpikir tingkat tinggi (sepertiproblem solving, pengambilan keputusan, dll.) serta

&media literacy . (Fryer, 2001).

( sumber:http://www.e-dukasi.net )

Berdasarkan uraian di atas, dapat di kembangkan model pembelajaran

Cooperative Script berbantuan ICT dengan langkah-langkah pembelajaran seperti

(38)

19

Perincian langkah-langkah pembelajaran.

A)Introduction Guru :

1) Menyampaikan tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran.

2) Menyampaikan aturan pembelajaran yang dalam hal ini aturan pembelajaran

Cooperative Script.

3) Memfasilitatori siswa

Siswa :

1) Mendengarkan dan memahami apa yang disampaikan oleh guru

2) Bertanya apabila masih ada yang belum dimengerti dari penyampaian guru.

(39)

20

Guru :

1) Menjelaskan materi pembelajaran melalui LCD.

2) Memberikan wacana/materi kepada siswa yang disesuaikan dengan materi yang

ditampilakan melalui LCD

3) Memberi kesempatan bertanya pada siswa.

Siswa :

1) Menyimak dan memperhatikan penjelasan guru

2) Bertanya apabila ada yang masih belum jelas

3) Mengkondisikan diri di dalam kelas dengan tenang.

C) Application Guru :

1) Meminta siswa untuk berpasangan dengan teman sebangkunya untuk membaca

dan mendiskusi materi/wacana yang diberikan.

2) Meminta siswa merangkum atau meringkas serta melengkapi materi /wacana.

3) Memfasilitatori siswa.

4) Meminta siswa mempresentasikan hasil diskusi dan rangkumannya.

Siswa :

1) Berpasangan dengan teman sebangkunya.

2) Memperhatikan materi/wacana yang diberikan.

3) Membaca dengan teliti kemudian berdiskusi dengan teman sebangkunya.

4) Merangkum secara individu hasil diskusi dengan teman sebangkunya.

(40)

21

6) Secara bergantian siswa mempresentasikan hasil rangkumannya, sedangkan

siswa yang mendengarkan melengkapi atau menambahkan yang belum ada dari

penyampaian siswa yang maju.

D) Reflection Guru :

1) Mengevaluasi pembelajaran, apakah tujuan pembelajaran sudah tercapai apa

belum.

2) Membimbing siswa menyimpulkan hasil pembelajaran.

3) Memberikan kesempatan siswa untuk bertanya.

Siswa :

1) Bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran

2) Bertanya apabila ada yang kurang jelas.

E) Extension Guru :

1) Memberikan motivasi dan menyarankan agar siswa terus melengkapi materi

yang telah dirangkum dari berbagai sumber belajar.

2) Memberikan tugas kepada siswa untuk mencari materi pelajaran berikutnya

dari berbagai sumber (internet, buku referensi, dll)

Siswa :

1) Mendengarkan saran dan motivasi yang diberikan oleh guru.

2) Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.

(41)

22

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku peserta didik akibat proses belajar.

Hasil belajar dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana penguasaan materi

selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil belajar pada umumnya adalah

puncak belajar yang terlihat pada nilai atau hasil yang telah dicapai.

Dimyati & Mudjiono (1994) mengatakan bahwa hasil belajar merupakan puncak

proses belajar, sedangkan belajar itu sendiri adalah seperangkat proses kognitif

yang mengubah sifat stimulus lingkungan, melewati pengolahan informasi

menjadi kapabilitas baru. Dalam proses belajar, siswa menggunakan kemampuan

mentalnya untuk mempelajari bahan belajarnya. Hasil belajar juga diartikan

sebagai hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi

guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar dan dari sisi

siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar.

Sedangkan menurut pendapat Hamalik (2002:155):

Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan. Perubahan dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengem-bangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap tidak sopan menjadi sopan dan sebagainya.

Salah satu upaya mengetahui perkembangan kognitif siswa dapat dilihat dari hasil

belajar siswa itu sendiri. Hasil belajar yang biasa diukur melalui tes. Hamalik

(2002:146) menyatakan hasil belajar (achievement) itu sendiri dapat diartikan

sebagai tingkat keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran di pondok

pesantren atau sekolah, yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari

(42)

23

Dalam mendapatkan hasil belajar yang baik tentu tak semudah yang dibayangkan,

ada faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, yaitu bakat pelajar, waktu yang

tersedia untuk belajar, waktu yang diperlukan siswa untuk memahami pelajaran,

kualitas pengajaran, dan kemampuan individu (Caroll dalam Sudjana 1998).

Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu meliputi faktor internal

dan faktor eksternal (Winkel, 2000).

1) Faktor Internal, terdiri dari:

a) Psikologi, yang meliputi intelegensi, motivasi belajar, sikap, minat,

perasa-an, kondisi akibat keadaan sosial, kultural, dan ekonomi

b) Fisiologi, meliputi kesehatan jasmani

2)Faktor Eksternal, terdiri dari:

a) Proses belajar di sekolah, meliputi: kurikulum pembelajaran, disiplin

sekolah, fasilitas belajar, dan pengelompokkan siswa.

b) Sosial, meliputi: sistem sekolah, status sosial siswa, interaksi pengajar

dengan siswa.

c) Situasional, meliputi: politik, tempat dan waktu, musim dan iklim

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika merupakan

suatu gambaran kemampuan yang diperoleh siswa setelah mengikuti kegiatan

pembelajaran matematika di sekolah. Hasil belajar juga menjadi acuan sejauh

mana siswa berhasil dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Hasil belajar dapat diimplementasikan dengan nilai setelah mengikuti tes.

(43)

24

Penelitian tentang pengaruh model pembelajaran Cooperative Script berbantuan

ICT terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 5 Metro

terdiri dari satu variabel yaitu hasil belajar matematika siswa. Penelitian ini adalah

penelitian eksperimen semu dengan disain paralel yang menggunakan dua kelas,

yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol yang berfungsi sebagai kelas

pembanding. Kelas eksperimen menerapkan model pembelajaran Cooperative

Script berbantuan ICT, sementara kelas kontrol dengan pembelajaran

konvensional.

Perubahan-perubahan yang terjadi pada sistem pendidikan menuntut berbagai

tugas yang harus dikerjakan oleh para tenaga kependidikan sesuai dengan peran

dan fungsinya masing-masing. Tenaga pendidik pada masa mendatang akan

semakin kompleks, sehingga menuntut tenaga pendidik untuk senantiasa

melakukan berbagai peningkatan dan penyesuaian kompetensinya seiring dengan

kemajuan zaman dan teknologi serta perubahan-perubahan yang terjadi pada

sistem pendidikan nasional. Pendidikan yang bermutu membutuhkan tenaga

pendidik yang profesional. Tenaga pendidik yang profesional memiliki peran

strategis dalam pembentukan pengetahuan, ketrampilan, dan karakter peserta

didik. Oleh karena itu, tenaga pendidik profesional akan melaksanakan tugasnya

secara profesional sehingga menghasilkan tamatan yang lebih bermutu.

Rendahnya hasil belajar matematika siswa merupakan permasalahan yang harus

mendapatkan perhatian serius dari tenaga pendidik. Permasalahan ini dapat

terjadi karena proses pembelajaran yang berlangsung selama ini terpusat pada

(44)

25

memperoleh informasi dari penjelasan guru serta mencatat apa yang guru tulis di

papan tulis.

Untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa dapat dilakukan dengan

beberapa cara, salah satunya adalah dengan memilih model pembelajaran yang

efektif dan efisien. Model pembelajaran merupakan cara yang dipergunakan guru

dalam proses pembelajaran yang bertujuan memberikan kemudahan, fasilitas, atau

bantuan lain kepada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam memilih

model pembelajaran, guru hendaklah lebih selektif. Pemilihan model

pembelajar-an ypembelajar-ang kurpembelajar-ang tepat dapat menghambat tercapainya tujupembelajar-an pembelajarpembelajar-an. Model

pembelajaran yang dipilih hendaklah yang dapat menciptakan suasana belajar yang

aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Pembelajaran Cooperative Script

berbantuan ICT merupakan salah satu model pembelajaran yang mampu

melibatkan siswa secara aktif. Di samping itu, ICT membantu mengefisienkan

waktu dan tenaga dalam menjelaskan materi. Dengan model ini, siswa dituntut

berpasangan dengan teman sebangkunya. Kemudian guru memberikan materi

untuk dibaca dan diringkas oleh siswa. Selanjutnya guru bersama siswa

menetap-kan siapa yang pertama yang amenetap-kan menjadi pembicara dan siapa yang amenetap-kan

menjadi pendengar. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin

dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar

menyimak atau menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dan membantu

mengingat atau menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi

sebelumnya atau dengan materi lainnya. Terakhir siswa tersebut bertukar peran,

pembicara menjadi pendengar dan sebaliknya. Bagian akhir dari pembelajaran ini

(45)

26

Model pembelajaran Cooperative Script berbantuan ICT memiliki sisi positif.

Selain siswa dapat aktif, ICT yang digunakan pun dapat menarik perhatian siswa

agar tetap dalam kondisi yang menyenangkan selama proses pembelajaran yang

berlangsung. Dari uraian tersebut, dengan model pembelajaran Cooperative

Scriptberbantuan ICT, diharapakan hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP

Negeri 5 Metro akan mengalami perubahan menjadi lebih baik.

C. Anggapan Dasar

Penelitian ini mempunyai angapan dasar sebagai berikut.

1. Semua siswa kelas VII semester genap SMP Negeri 5 Metro tahun pelajaran

2011-2012 memperoleh materi pelajaran matematika yang sama dan sesuai

dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan.

2. Faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar matematika siswa selain model

pembelajaran tidak diperhatikan.

D. Hipotesis

Dari kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah :

1. Terdapat perbedaan antara rata-rata skor hasil belajar matematika siswa.

2. Rata-rata skor hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen lebih baik dari

rata-rata skor hasil belajar matematika kelas kontrol. Jika demikian maka

disimpulkan bahwa model pembelajaran Cooperative Script berbatuan ICT

(46)
(47)

28

III. METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 5 Metro yang terletak di Jl. Budi

Utomo, Rejomulyo Kec. Metro Selatan, Kota Metro. Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh siswa kelas VII semester genap tahun pelajaran 2011-2012 yang

terdistribusi dalam tujuh kelas (VII A - VII G) dengan jumlah siswa sebanyak 225

siswa. Pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive Random Sampling,

yaitu dengan mengambil tiga kelas yang diajar oleh guru yang sama dari 7 kelas

yang ada. Setelah itu, menentukan dua kelas dari tiga kelas tersebut dengan

melihat rata-rata nilai semester satu dari tiga kelas tersebut dan terpilihlah kelas

VII F yang terdiri dari 32 siswa sebagai kelas kontrol dan VII G yang terdiri dari

32 siswa sebagai kelas eksperimen.

B. Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu di karenakan pada penelitian

eksperimen murni kelompok subjek penelitian ditentukan secara acak, sehingga

akan diperoleh kesetaraan kelompok yang berada dalam batas-batas fluktuasi

acak. Namun pelaksanaan penelitian tidak selalu memungkinkan untuk melakukan

seleksi subjek secara acak, karena subjek secara alami telah terbentuk dalam satu

kelompok utuh (naturally formed intact group), seperti kelompok siswa dalam

(48)

29

Dalam keadaan seperti ini, kaidah-kaidah dalam penelitian eksperimen murni

tidak dapat dipenuhi secara utuh, karena pengendalian variabel yang terkait subjek

penelitian tidak dapat dilakukan sepenuhnya, sehingga penelitian harus dilakukan

dengan menggunakan intact group. Penelitian seperti ini disebut sebagai

penelitian kuasi eksperimen (eksperimen semu). Jadi penelitian kuasi eksperimen

menggunakan seluruh subjek dalam kelompok belajar (intact group) untuk diberi

perlakuan (treatment), bukan menggunakan subjek yang diambil secara acak.

Desain yang digunakan dalam penelitian ini posttes-only control-group design.

Desian penelitian ini adalah disain paralel yang membutuhkan kelas kontrol

sebagai pembanding untuk kelas eksperimen. Kelompok yang digunakan

merupakan intact group dan dependent variable diukur satu kali, yaitu setelah

perlakuan eksperimen diberikan. Furchan (1982: 353) menggambarkan desain

tersebut sebagai berikut:

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelompok Perlakuan Post-test

G X Y1

F - Y1

Keterangan:

G = Kelas eksperimen

F = Kelas kontrol

X = Perlakuan pada kelas eksperimen menggunakan model model

pembelajaranCooperative ScriptberbantuanICT

- = Kelas Kontrol menggunakan pembelajaran biasa

(49)

30

C. Data Penelitian

Data yang diolah dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang berasal dari

instrumen berbentuk Post-test yang diberikan di akhir pembelajaran kepada

kelompok eksperimen, yaitu kelas yang diberikan perlakuan dengan menggunakan

model pembelajaran Cooperative Script berbantuan ICT dan diberikan kepada

kelompok kontrol, yaitu kelas yang diberi perlakuan dengan menggunakan

pembelajaran konvensional.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan tes.

Wawancara dan observasi dilakukan untuk memperoleh informasi atau gambaran

umum pembelajaran matematika di sekolah dan data nilai semester satu mata

pelajaran matematika. Sedangkan tes dimaksudkan untuk mengetahui daya serap

siswa terhadap penguasaan materi bahan ajar. Tes yang digunakan adalah tes

essayyang terdiri dari 5 soal. Tes ini diberikan kepada siswa secara individual di

akhir pembelajaran yang bertujuan mengetahui hasil belajar matematika siswa.

E. Langkah-Langkah Penelitian

Adapun langkah-langkah penelitian adalah sebagai berikut:

1. Melakukan Penelitian Pendahuluan

Penelitian pendahuluan berguna untuk melihat kondisi sekolah, seperti berapa

kelas yang ada, jumlah siswanya, karakter siswa dan cara mengajar guru

(50)

31

2. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebanyak tujuh RPP

untuk tujuh kali pertemuan dan menyusun tujuh buah LKK untuk diberikan

kepada satu pasang siswa pada saat diskusi kelompok.

3. Menyiapkan instrumen penelitian. Instrumen penelitian disusun dengan

terlebih dahulu membuat kisi-kisi yang sesuai dengan indikator pembelajaran

beserta penyelesaian dan aturan penskorannya.

4. Melakukan validasi instrumen dan perbaikan instrumen.

5. Melakukan uji coba soal tes dan menghitung reliabilitasnya.

6. Melaksanakan penelitian / perlakuan

Sebelum kegiatan pembelajaran dilakukan, siswa pada kelas eksperimen

dibagi menjadi enam belas kelompok kecil. Setiap kelompok terdiri dari dua

siswa. Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun.

Urutan pembelajaran yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Kegiatan Awal

1) Apersepsi untuk menggali materi kemampuan prasyarat siswa mengenai

materi yang akan dibahas melalui tanya jawab.

2) Memberi pengarahan tentang prosedur pelaksanaan pembelajaran

Cooperative Script.

3) Mengarahkan siswa untuk berpasangan dengan kelompok yang telah

ditentukan.

b. Kegiatan Inti

1) Guru menjelaskan materi secara singkat malalui LCD.

2) Guru membagikan LKK kepada setiap kelompok. Meminta siswa

mem-baca dan merangkum materi dalam LKK serta mengerjakan tugas yang

(51)

32

3) Siswa berdiskusi dalam kelompok. Setiap anggota kelompok

meng-utarakan hasil pemikiran individunya untuk menjadi bahan rangkuman.

Guru memantau jalannya diskusi kelompok.

4) Guru meminta salah satu siswa dari kelompok yang ditunjuk sebagai

pembicara untuk membacakan hasil rangkumannya, sementara siswa

yang menjadi pendengar menyimak dan melengkapi bila ada kekurangan.

Kemudian siswa tersebut bertukar peran.

5) Siswa mengonstruksi hasil rangkumannya dengan mengerjakan tugas

yang tersedia di LKK.

c. Kegiatan penutup

1) Dengan bimbingan guru, siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang

diperoleh.

2) Guru menginformasikan materi untuk pertemuan selanjutnya.

7. Mengadakanpost-testpada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

8. Menganalisis hasil penelitian.

9. Menyusun hasil penelitian.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah instrument tes. Tes

dimaksudkan untuk mengetahui daya serap siswa terhadap penguasaan materi

(52)

33

1. Melakukan pembatasan materi yang diujikan, yaitu pokok bahasan garis dan

sudut kompetensi dasar 5.1, menentukan hubungan antara dua garis, serta

besar dan jenis sudut, kompetensi dasar 5.2, memahami sifat-sifat sudut yang

terbentuk jika dua garis berpotongan atau dua garis sejajar berpotongan

dengan garis lain.

2. Menentukan tipe soal, yaitu soal esai.

3. Menentukan jumlah soal, yaitu 5 soal.

4. Menentukan waktu mengerjakan soal, yaitu 80 menit.

5. Membuat kisi-kisi soal berdasarkan indikator pembelajaran yang ingin

di-capai.

6. Menuliskan petunjuk mengerjakan soal, kunci jawaban, dan penentuan skor.

7. Menulis butir soal.

8. Mengujicobakan instrumen.

9. Menganalisis validitas, reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukaran.

10. Memilih item soal yang sudah teruji berdasarkan analisis yang sudah

dilaku-kan.

Setelah perangkat tes tersusun, diuji cobakan pada kelas di luar sampel penelitian,

yaitu kelas VIII G SMP Negeri 5 Metro. Uji coba dilakukan untuk mengetahui

apakah soal-soal tersebut memenuhi kriteria soal yang layak digunakan, yaitu

meliputi validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan taraf kesukaran.

1. Uji Validitas Instrumen

Dengan asumsi bahwa guru mata pelajaran matematika kelas VII SMP Negeri 5

Metro mengetahui dengan benar kurikulum SMP maka validitas instrumen tes ini

(53)

dikategori-34

kan valid adalah yang telah dinyatakan sesuai dengan kompetensi dasar dan

indi-kator yang diukur berdasarkan penilaian guru mitra. Penilaian terhadap

kesesuai-an isi tes dengkesesuai-an isi kisi-kisi tes ykesesuai-ang diukur dkesesuai-an kesesuaikesesuai-an bahasa ykesesuai-ang

digunakan dalam tes dengan kemampuan bahasa siswa dilakukan dengan

meng-gunakan daftar cek lis oleh guru. Hasil penilaian terhadap tes menunjukkan

bah-wa tes yang akan digunakan untuk mengambil data telah memenuhi validitas isi

dan validitas butir soal. (Lampiran B.4 dan B.6)

Setelah diadakan uji coba soal, langkah selanjutnya adalah menganalisis hasil uji

cobanya untuk mengetahui realibilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda soal

tersebut.

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana instrumen dapat

dipercaya atau diandalkan dalam penelitian. Perhitungan reliabilitas tes ini

didasarkan pada pendapat Sudijono (2001: 207) yang menyatakan bahwa untuk

menghitung reliabilitas tes dapat digunakan rumus alpha:

Keterangan:

11

r = Koefisien reliabilitas tes

n = Banyaknya butir item yang dikeluarkan dalam tes

2

Si = Jumlah varians skor dari tiap butir item

(54)

35

Menurut Azwar (2009: 188-189), tidak ada batasan mutlak yang menunjukkan

angka koefisien terendah yang harus dicapai agar pengukuran dapat disebut

reliabel. Kepakatan informal menghendaki bahwa koefisien reliabilitas haruslah

setinggi mungkin, biasanya suatu koefisien reliabilitas di sekitar 0,9 dapat

dianggap memuaskan. Dalam membandingkan koefisien reliabilitas, interpretasi

tidak dapat lepas dari besarnya varians skor 2 x

S . Kemudian dihitung suatu

statistik yang disebut eror standar dalam pengukuran:

'

Sx = Deviasi standar skor tes

R = Koefisien reliabilitas tes

Untuk mengestimasi skor yang sesungguhnya dalam tes, digunakan interval

kepercayaan skor murni:

Keterangan:

X = Skor yang diperoleh pada tes

Zc= Nilai kritis deviasi standar normal pada taraf kepercayaan yang dikehendaki

Se= Eror standar dalam pengukuran pada kelompok di mana subjek berada

Dengan taraf kepercayaan 95% (taraf signifikasi sebesar 0,05). Berdasarkan hasil

perhitungan, diperoleh interpretasi koefisien reliabilitas yang dapat dilihat pada

table 3.2.

Tabel 3.2 Interpretasi Koefisien Reliabilitas

(55)

36

Rata-Rata 56,10 46,0 < T < 66,2

Luas sempitnya interval pada Tabel 3.2, memberikan gambaran tentang sejauh

mana kecermatan hasil pengukuran tes dalam menjalankan fungsi ukurnya.

3. Tingkat Kesukaran

Sudijono (2008: 372) mengungkapkan untuk menghitung tingkat kesukaran suatu

butir soal digunakan rumus berikut.

=

Keterangan:

TK : tingkat kesukaran suatu butir soal

JT : jumlah skor yang diperoleh siswa pada butir soal yang diperoleh

IT : jumlah skor maksimum yang dapat diperoleh siswa pada suatu butir soal.

Untuk menginterpretasi tingkat kesukaran suatu butir soal digunakan kriteria

indeks kesukaran menurut Sudijono (2008: 372) sebagai berikut :

Tabel 3.3. Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

Nilai Interpretasi

Setelah menghitung tingkat kesukaran soal diperoleh hasil bahwa soal nomor 1

memiliki nilai tingkat kesukaran 0,57 sehingga termasuk dalam kategori sedang.

Soal nomor 2 memiliki nilai tingkat kesukaran 0,65 sehingga termasuk dalam

kategori sedang. Soal nomor 3a memiliki nilai tingkat kesukaran 0,80 sehingga

termasuk dalam mudah. Soal nomor 3b memiliki nilai tingkat kesukaran 0,79

sehingga termasuk dalam kategori mudah. Soal nomor 3c memiliki nilai tingkat

kesukaran 0,73 sehingga termasuk dalam kategori mudah. Soal nomor 3d

(56)

37

Soal nomor 3e memiliki nilai tingkat kesukaran 0,43 sehingga termasuk dalam

kategori sedang. Soal nomor 4 memiliki nilai tingkat kesukaran 0,34 sehingga

termasuk dalam kategori sedang. Soal nomor 5 memiliki nilai tingkat kesukaran

0,31 sehingga termasuk dalam kategori sedang (Lampiran C.2). Dari 9 item soal

tersebut, terdapat 6 item soal termasuk kategori sedang dan 3 item soal termasuk

kategori mudah, yaitu soal nomor 3a, 3b, dan 3c, sehingga soal dengan kategori

mudah tidak digunakan.

4. Daya Pembeda

Analisis daya pembeda dilakukan untuk mengetahui apakah suatu butir soal dapat

membedakan siswa yang berkemampuam tinggi dan siswa yang berkemampuan

rendah. Untuk menghitung daya pembeda, terlebih dahulu diurutkan dari siswa

yang memperoleh nilai tertinggi sampai siswa yang memperoleh nilai terendah.

Kemudian diambil 27% siswa yang memperoleh nilai tertinggi (disebut kelompok

atas) dan 27% siswa yang memperoleh nilai terendah (disebut kelompok bawah).

Daryanto (2010: 186) mengungkapkan, menghitung daya pembeda ditentukan

dengan rumus :

Keterangan :

D : indeks daya pembeda satu butri soal tertentu JA : jumlah skor ideal kelompok atas.

JB : jumlah skor ideal kelompok bawah

BA : jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang diolah BB : jumlah skor kelompok bawah pada butir soal yang diolah

Gambar

Tabel 3.1 Desain Penelitian
Tabel 3.2 Interpretasi Koefisien Reliabilitas
Tabel 3.3. Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran
Tabel 3.4. Interpretasi Nilai Daya Pembeda

Referensi

Dokumen terkait

Model PANKORFI mampu mendorong pembelajaran efektif ditinjau dari analissi uji-t hasil belajar siswa di kelas eksperimen dengan rata-rata 84,7 lebih tinggi dari kelas kontrol

Hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol, dengan nilai rata-rata siswa kelas eksperimen pada ranah kognitif adalah 70,5. Hasil analisis ini

Kelas eksperimen mencapai rata-rata hasil belajar kognitif lebih baik daripada kelas kontrol karena selama pembelajaran di kelas eksperimen siswa dibimbing

F Sig.. Dari tabel 4.12 dapat diketahui hasil angket motivasi belajar matematika siswa pada kelas eksperimen dengan jumlah responden siswa memiliki rata-rata

Pada Tabel 4 juga terlihat bahwa rata-rata skor tes KPMM siswa kelas eksperimen lebih baik dari rata-rata skor tes KPMM siswa kelas kontrol sehingga dapat disimpulkan bahwa

Hasil penelitian menunjukkan (1) hasil belajar kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol dengan hasil rata-rata 81,63 dan hasil rata-rata 72,50; (2) ada perbedaan

Berdasarkan Tabel 3 skor rata-rata hasil belajar siswa berkemampuan akademik tinggi yang belajar strategi pembelajaran CSM sebesar 78,514, lebih tinggi 5,92% dari rata-rata

Data Hasil Belajar Matematika Siswa pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ditinjau dari motivasi belajar siswa Rata-rata hasil belajar Model Pembelajaran A A1 A2 Motivasi B