PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN
COOPERATIVE
SCRIPT
BERBANTUAN ICT TERHADAP HASIL
BELAJAR MATEMATIKA SISWA
(Studi Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Metro Tahun Pelajaran 2011/2012)
(Skripsi)
Oleh
Tomi Ade Arliansyah
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
Marchamah Ulfa
ABSTRAK
PENGARUH MODEL PEMBELAJARANCOOPERATIVE SCRIPT
BERBANTUAN ICT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA
(Studi Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5
Metro Tahun Pelajaran 2011/2012)
Oleh
Tomi Ade Arliansyah
Hasil belajar merupakan suatu gambaran kemampuan yang diperoleh siswa
setelah mengikuti kegiatan pembelajaran matematika di kelas. Salah satu variasi
model pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif belajar yaitu pembelajaran
Cooperative Script berbantuan ICT. Penelitian ini merupakan penelitian
eksperimen semu dengan disain paralel yang memerlukan kelas kontrol dengan
pembelajaran konvensional sebagai pembanding untuk melihat pengaruhnya
terhadap hasil belajar matematika siswa. Melalui teknik Purposive Random
Sampling dengan populasi seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 5 Metro tahun
pelajaran 2011/2012, terpilih kelas VII F dan VII G sebagai sampel penelitian.
Berdasarkan uji hipotesis, diperoleh rata-rata nilai hasil belajar pada pembelajaran
dengan model Cooperative Script berbantuan ICT lebih besar daripada
pembelajaran konvensional. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran Cooperative Script berbantuan ICT memiliki pengaruh terhadap
hasil belajar matematika siswa.
PENGARUH MODEL PEMBELAJARANCOOPERATIVE SCRIPT
BERBANTUAN ICT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA
(Studi Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Metro Tahun Pelajaran 2011/2012)
Oleh
Tomi Ade Arliansyah
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Matematika
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
Judul Skripsi : PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN
COOPERATIVE SCRIPTBERBANTUAN
ICT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA
(Studi Pada Siswa Kelas
VII Semester Genap SMP Negeri 5 Metro Tahun Pelajaran
2011/2012)
Nama Mahasiswa : Tomi Ade Arliansyah
Nomor Pokok Mahasiswa : 0813021053
Program Studi : Pendidikan Matematika
Jurusan : Pendidikan MIPA
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing
Dr. Tina Yunarti, M.Si. Drs. Erimson Siregar, M.Pd.
NIP 19660610 199111 2 001 NIP 19580428 198603 1 001
2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA
Dr. Caswita, M. Si.
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Dr. Tina Yunarti, M.Si. __________
Sekretaris : Drs. Erimson Siregar, M. Pd. __________
Penguji
Bukan Pembimbing : Dr. Caswita, M. Si. __________
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. H. Bujang Rahman, M. Si. NIP 19600315 198503 1 003
PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Tomi Ade Arliansyah
NPM : 0813021053
Program studi : Pendidikan Matematika
Jurusan : Pendidikan MIPA
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang telah
diajukan memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan
sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis
atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah
ini dan disebut dalam daftar pustaka.
Bandarlampung, Juli 2012
Yang Menyatakan
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Mulyojati, pada tanggal 10 juli 1990. Penulis merupakan
anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Suramto dan Ibu Harminah.
Pendidikan formal yang telah penulis lewati adalah SD Negeri 3 Metro Barat pada
tahun 2002, SMP Negeri 1 Metro pada tahun 2005, SMA Negeri 1 Metro pada
tahun 2008. Pada tahun 2008, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi
Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur
SNMPTN.
Penulis melaksanakan Kegiatan Kerja Nyata (KKN) di Desa Negeri Besar
Keca-matan Negeri Besar Kabupaten Way Kanan dan Program Pengalaman Lapangan
(PPL) di SMA Negeri 1 Negeri Besar Kabupaten Way Kanan.
Selama menjadi mahasiswa, penulis juga aktif mengajar di lembaga privat dan
juga pernah mengajar seni di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Metro, serta
bergabung di Dinas Budpapora Metro sebagai penari dalam mempromosikan Kota
Metro. Penulis juga dipercaya untuk menjadi asisten mata kuliah Dasar-dasar
Perencanaan dan Evaluasi Pembelajaran, mata kuliah Microteaching, dan Mata
MOTTO
Tiada ilmu yang sempurna kecuali
ilmu yang berasal dari
Persembahan
Bismillahirrahmanirrahim
Terucap syukur kehadirat Allah SWT,
Ku persembahkan karya ini sebagai tanda cinta, kasih sayang, dan baktiku
kepada :
Ibundaku Tercinta (Harminah)
Yang menjadi motivasi utamaku karena telah membesarkanku dengan penuh kesabaran
dan tak pernah lelah menengadahkan tangan dalam tiap sujud malamnya untuk
mendoakanku.
Ayahandaku Tersayang (Suramto)
yang telah menjadi sosok bapak yang mendidik dan menjadikanku seseorang yang mengerti
apa yang harus dan tidak harus dikerjakan oleh seorang anak
Kakakku tersayang Almarhummah Mbak Lili
yang telah meninggalkan kami semua dengan senyum kecilnya
Adikku tercinta Annas Way s Al-qorni
yang telah menjadi adik yang baik dan menggantikanku menjaga ibu dan bapak selama aku
Para pendidik yang telah mengajar dengan penuh kesabaran
Teman-temanku yang selalu memberikan warna dalam keseharianku selama diperkuliahan
dan
iii
SANWACANA
Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
men-selesaikan penyusuna Pengaruh Model Pembelajaran
Cooperative Script Berbantuan ICT Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa
(Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Metro Tahun
Pelajaran 2011/2012).
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas
dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas
Lampung beserta staff dan jajarannya yang telah memberikan bantuan kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA dan pembahas yang
telah memberikan masukan, saran, dan kritik kepada penulis sehinnga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Drs. Pentatito Gunowibowo, M.Pd., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Matematika yang telah bersedia memberikan waktunya untuk
konsultasi akademik dan skripsi.
4. Bapak Drs. Erimson Siregar, M.Pd., selaku Pembimbing Akademik, sekaligus
Pembimbing II atas bersedianya meluangkan waktunya untuk bimbingan,
iv
kepada penulis baik selama perkuliahan maupun selama penyusunan demi
terselesaikannya skripsi ini.
5. Ibu Dr. Tina Yunarti, M.Si., selaku Dosen pembimbing I atas kesediaan
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, sumbangan pemikiran,
kritik, motivasi, dan saran, baik selama perkuliahan maupun selama
penyusu-nan skripsi sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.
6. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Matematika di Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.
7. Bapak Suyono, S.Pd. selaku Kepala SMP Negeri 5 Metro.
8. Ibu Sugiarti, S.Pd. selaku guru mitra yang telah banyak membantu dalam
penelitian.
9. Ibu dan Bapak tercinta atas semangat, kasih sayang, dan doa yang tak pernah
berhenti mengalir.
10. Adikku tersayang yang selalu memberikan doa dan semangat.
11. Sri Ari Yanti yang telah menemani dan menyemangati dalam keseharianku.
12. Sahabat-sahabat seperjuanganku: Doddy, Hefna, Erma, Nita, Erika, Nicky,
Ika, Lukman, Aan, Bill, Herlangga, Astri, Desi, Adi, Nerry, Rovi, Priska,
Elvina, Ummi, April, Angga, Farida, Feny, Fenty, Herlin, Laras, Niki,
Sudirman, Nenik, Novita, Putty, Retna, Rizky, Shintia, Sutrisno, Wawan,
Yayan, Yunita M, dan Indah yang senantiasa memberikan perhatian, semangat
dan motivasi.
13. Teman-teman seperjuangan di Pendidikan Matematika 2008 UM.
14. Sahabat-sahabat KKN dan PPL: Bobi, Afni, Mira, Eka, Dita, Evo, Yonda,
Arief, Aas, Milah, Santi, Kiki, Rudi, Ana, Heni, Dewi, dan Dahlia.
v
16. Adik tingkat 2009 sampai 2011.
17. Teman-teman kosanku yang setia selama tiga tahun lebih: Antonio Rajoli
Ginting, Ujang Suwardi, Alpan F. Barus.
18. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Semoga dengan bantuan dan dukungan yang diberikan mendapat balasan pahala
di sisi Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat. Amin.
Bandarlampung, Juli 2012
Penulis,
iii
SANWACANA
Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menye-lesaikan penyusuna Pengaruh Model Pembelajaran
Cooperative Script Berbantuan ICT Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa
(Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Metro Tahun
Pelajaran 2011/2012).
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas
dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas
Lampung beserta staff dan jajarannya yang telah memberikan bantuan kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA dan pembahas yang
telah memberikan masukan, saran, dan kritik kepada penulis sehinnga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Drs. Pentatito Gunowibowo, M.Pd., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Matematika yang telah bersedia memberikan waktunya untuk
konsultasi akademik dan skripsi.
4. Bapak Drs. Erimson Siregar, M.Pd., selaku Pembimbing Akademik, sekaligus
Pembimbing II atas bersedianya meluangkan waktunya untuk bimbingan,
iv
kepada penulis baik selama perkuliahan maupun selama penyusunan demi
terselesaikannya skripsi ini.
5. Ibu Dr. Tina Yunarti, M.Si., selaku Dosen pembimbing I atas kesediaan
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, sumbangan pemikiran,
kritik, motivasi, dan saran, baik selama perkuliahan maupun selama
penyusu-nan skripsi sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.
6. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Matematika di Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.
7. Bapak Suyono, S.Pd. selaku Kepala SMP Negeri 5 Metro.
8. Ibu Sugiarti, S.Pd. selaku guru mitra yang telah banyak membantu dalam
penelitian.
9. Ibu dan Bapak tercinta atas semangat, kasih sayang, dan doa yang tak pernah
berhenti mengalir.
10. Adikku tersayang yang selalu memberikan doa dan semangat.
11. Sri Ari Yanti yang telah menemani dan menyemangati dalam keseharianku.
12. Sahabat-sahabat seperjuanganku: Doddy, Hefna, Erma, Nita, Erika, Nicky,
Ika, Lukman, Aan, Bill, Herlangga, Astri, Desi, Adi, Nerry, Rovi, Priska,
Elvina, Ummi, April, Angga, Farida, Feny, Fenty, Herlin, Laras, Niki,
Sudirman, Nenik, Novita, Putty, Retna, Rizky, Shintia, Sutrisno, Wawan,
Yayan, Yunita M, dan Indah yang senantiasa memberikan perhatian, semangat
dan motivasi.
13. Teman-teman seperjuangan di Pendidikan Matematika 2008 UM.
14. Sahabat-sahabat KKN dan PPL: Bobi, Afni, Mira, Eka, Dita, Evo, Yonda,
Arief, Aas, Milah, Santi, Kiki, Rudi, Ana, Heni, Dewi, dan Dahlia.
v
16. Adik tingkat 2009 sampai 2011.
17. Teman-teman kosanku yang setia selama tiga tahun lebih: Antonio Rajoli
Ginting, Ujang Suwardi, Alpan F. Barus.
18. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Semoga dengan bantuan dan dukungan yang diberikan mendapat balasan pahala
di sisi Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat. Amin.
Bandar Lampung, Mei 2012
Penulis,
vi
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL... viii
DAFTAR LAMPIRAN... ix
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 7
E. Ruang Lingkup Penelitian... 8
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka... 9
1. Model Pembelajaran... 9
2. PembelajaranCooprative Script... 10
3. Pembelajaran Konvensional ... 12
4. ICT ... 15
5. Model Pembelajaran Cooperative Script Berbantuan ICT... 16
6. Hasil Belajar Matematika... 22
B. Kerangka Pikir ... 24
C. Anggapan Dasar ... 26
vii
III. METODE PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel... 28
B. Desain Penelitian ... 28
C. Data Penelitian ... 30
D. Teknik Pengumpulan Data. ... 30
E. Langkah-Langkah Penelitian. ... 30
F. Instrumen Penelitian... 32
1. Uji Validitas Instrumen ... 33
2. Uji Realibilitas Instrumen ... 34
3. Tingkat Kesukaran ... 36
4. Daya Pembeda... 37
G. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 39
1. Uji Normalitas ... 39
2. Uji Homogenitas Varians ... 40
3. Uji Hipotesis... 41
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 45
1. Hasil Belajar Matematika Siswa ... 45
2. Uji Normalitas Data ... 46
3. Uji Homogenitas Data ... 47
4. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata ... 47
viii DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Desain Penelitian... 29
3.2 Interpretasi Koefisien Reliabilitas ... 36
3.3 Iterpretasi Nilai Tingkat Kesukaran ... 36
3.4 Interprestasi Nilai Daya Pembeda ... 38
3.5 Rekapitulasi Hasil tes uji Coba ... 39
4.1 Skor Tertinggi, Skor Terendah, Rata-Rata Skor, dan Simpangan Baku Post-test... 44
4.2 Nilai Chi-Kuadrat ( ) untuk Distribusi Data SkorPost-test... 45
4.3 Uji Normalitas Kelas Eksperimen ... 45
4.4 Uji Normalitas Kelas Kontrol ... 45
4.5 Nilai Varians untuk Distribusi Data SkorPost-test... 46
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada hakekatnya, pendidikan merupakan kebutuhan mendasar yang harus dimiliki
oleh setiap manusia. Tanpa pendidikan, mustahil manusia dapat hidup
ber-kembang sejalan dengan cita-cita dan pandangan hidup mereka. Melalui
pen-didikan, sumber daya manusia yang berkualitas dicetak untuk meningkatkan mutu
pendidikan dan menjadi motor penggerak kemajuan dan kemakmuran bangsa.
Sesuai dengan pendapat Tim Dosen Unila (2007: 16) menyatakan bahwa:
bukan semata-mata sebagai sarana untuk persiapan hidup masa mendatang, tetapi juga untuk menghadapi gelombang globalisasi yang cendrung masyarakat bersikap konsumerisme. Pada masa sekarang ini pen-didikan harus mampu menghadapi suatu masyarakat mega kompetisi. Masyarakat kompetisi meminta manusia terus menerus berubah, tahan banting, siap mengejar kualitas
Indonesia sebagai negara yang berkembang sejalan dengan kemajuan zaman dan
teknologi terus berupaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
melalui pendidikan nasional. Perubahan-perubahan yang cukup mendasar pun
dilakukan pada sistem pendidikan nasional, terutama berkaitan dengan kurikulum
dan kualitas tenaga pendidik. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 2 menjelaskan:
2
Perubahan-perubahan tersebut diharapakan dapat memecahkan berbagai
per-masalahan pendidikan, baik masalah konvensional maupun
masalah-masalah yang muncul bersamaan dengan hadirnya ide-ide baru (masalah-masalah inovatif).
Di samping itu, melalui perubahan tersebut diharapkan terciptanya iklim yang
kondusif bagi peningkatan kualitas pendidikan dan pengembangan sumber daya
manusia (PSDM), hal ini tentu demi mempersiapkan bangsa Indonesia memasuki
era globalisasi.
Perubahan-perubahan di atas, menuntut berbagai tugas yang harus dikerjakan oleh
para tenaga kependidikan sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing.
Tenaga pendidik pada masa mendatang akan semakin kompleks, sehingga
men-tuntut tenaga pendidik untuk senantiasa melakukan berbagai peningkatan dan
penyesuaian kompetensinya seiring dengan kemajuan zaman dan
perubahan-perubahan yang terjadi pada sistem pendidikan nasional. Pendidikan yang
ber-mutu membutuhkan tenaga pendidik yang profesional. Tenaga pendidik yang
profesional memiliki peran strategis dalam pembentukan pengetahuan,
ke-terampilan, dan karakter peserta didik. Oleh karena itu, tenaga pendidik
profesional akan melaksanakan tugasnya secara profesional sehingga
menghasil-kan tamatan yang lebih bermutu.
Guru merupakan tenaga pendidik yang memiliki peranan penting dalam proses
pembelajaran, sesuai dengan pendapat Djumhur dan Surya (1975: 12) yang
menyatakan bahwa:
3
Tenaga pendidik yang profesional mampu membelajarkan murid secara efektif
sesuai kendala sumber, media dan lingkungan. Tenaga pendidik yang profesional
tidak terpatok pada satu sumber belajar, melainkan dari berbagai macam sumber
sehingga wawasan tentang ilmu pengetahuan akan semakin luas. Pada era
globalisasi sekarang, perkembangan teknologi berkembang sangat pesat. Tenaga
pendidik yang profesional mampu beradaptasi dengan perkembangan tersebut
sehingga dapat memanfaatkan teknologi tersebut untuk mempermudah dalam
penyampaian dan pentransferan ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Salah
satunya dengan menggunakan bantuan laptop dan LCD dengan menggunakan
sebuah program Microsoft Power Point dan Macromedia Flash. Teknologi
tesebut dapat dijadikan sebagai media pembelajaran pengganti papan tulis. Begitu
juga dengan lingkungan. Lingkungan belajar yang kondusif, tenang, dan
men-senangkan dapat mengoptimalkan peserta didik dalam penyerapan ilmu
pengetahuan, sehingga tenaga pendidik yang profesional dituntut mampu untuk
menciptakan lingkungan seperti itu.
Belajar merupakan suatu proses membangun kemampuan siswa untuk mengerti.
Dalam proses pembelajaran siswa harus dilibatkan secara aktif. Sayangnya, saat
ini strategi yang diterapkan oleh guru matematika dalam kegiatan pembelajaran
hanya memfokuskan diri pada upaya pemindahan pengetahuan kepada siswa
tanpa memperhatikan keaktifannya. Kegiatan pembelajaran hanya berpusat pada
guru sehingga tidak ada aktivitas yang meransang siswa untuk turut aktif dalam
kegiatan pembelajaran. Berhasil tidaknya proses pembelajaran sangat ditentukan
oleh kemampuan seorang guru dalam mengelola proses pembelajaran di dalam
4
atau pengetahuan dari materi belajar dan kemudian menyimpannya dalam ingatan
serta mengemukakannya dengan bahasanya sendiri. Oleh karena itu, pemilihan
model dan media pembelajaran menjadi bagian yang penting yang harus
di-pertimbangkan baik-baik oleh guru. Penggunaan model yang kurang tepat akan
berakibat kurang baik pada hasil belajar siswa. Sehubungan dengan hal tersebut,
maka perlu diterapkan suatu model pembelajaran yang AKEM dalam
pembelajaran Matematika.
Ada berbagai macam model pembelajaran yang dapat memunculkan hal-hal di
atas, salah satunya model pembelajaran Cooperative Script berbatuan ICT.
Cooperative Script itu sendiri adalah sebuah model pembelajaran yang terpusat
pada siswa, sedangkan ICT (Information and Communication Technologies)atau
sering disebut TIK adalah sesuatu alat atau benda yang dapat membantu
mempermudah aktivitas manusia dalam hal berkomunikasi dan mendapatkan atau
menyalurkan informasi. ICT dalam pembelajaran Cooperative Script
diintegrasi-kan dalam penggunaan laptop dan LCD yang berfungsi sebagai pengganti media
papan tulis utuk mempermudah dalam penyampaian materi yang diberikan oleh
guru kepada peserta didik.
Menurut Lawrence (dalam Arnyana, 2004) Cooperative Script merupakan salah
satu model pembelajaran yang berorientasi pada siswa. PembelajaranCooperative
Script memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun pemahaman
suatu konsep melalui aktivitas sendiri dan interaksinya dengan siswa lain.
Pembelajaran Cooperative Script juga dapat memberikan dukungan bagi siswa
dalam saling tukar menukar ide, memecahkan masalah, berpikir alternatif, dan
5
Dalam pembelajaran ini siswa dituntut bekerja secara berpasangan dan secara
bergantian membuat ringkasan bagian materi pelajaran untuk teman pasangannya.
Sementara satu pasang siswa membaca ringkasan, siswa yang lain mendengarkan
dan mengoreksi kesalahan-kesalahan atau bagian-bagian penting yang hilang.
Selanjutnya kedua siswa itu berganti peran, melanjutkan cara ini hingga seluruh
materi pelajaran telah dipelajari.
Setiap model pembelajaran mempunyai berbagai kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan dari model pembelajaran Cooperative Script adalah: (1) melatih
pendengaran, ketelitian/kecermatan, (2) setiap siswa mendapat peran, (3) melatih
mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan. Sedangkan kekurangan dari
model pembelajaran Cooperative Script adalah: (1) hanya digunakan untuk mata
pelajaran tertentu, (2) hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas,
sehingga koreksinya hanya sebatas pada dua orang tersebut) (Hadi, 2007).
Karakteristik siswa yang sesuai dengan model pembelajaran ini diantaranya: aktif,
pemalu, individualis, dan kurang menghargai. Aktif dalam hal ini adalah keaktifan
siswa dalam mencatat uraian materi. Pemalu dalam hal ini adalah tidak mau
ber-tanya tentang materi pelajaran yang belum dipahami karena perasaan malu takut
dibilang mencari perhatian oleh teman sebaya bila banyak bertanya. Individualis
dalam hal ini tidak mau berbagi ilmu kepada temannya. Siswa yang merasa sudah
paham dan menguasai materi enggan membantu temannya yang mengalami
ke-sulitan. Kurang menghargai yang artinya tidak mau mendengar pendapat atau
hasil kerja dari siswa lain. Apabila ada siswa yang mengeluarkan pendapat,
6
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran
matematika di SMP Negeri 5 Metro, pembelajaran masih berpusat pada guru,
dimana pembelajaran difokuskan pada pemindahan pengetahuan kepada siswa.
Selama proses pembelajaran berlangsung, guru lebih banyak menjelaskan materi
dan siswa memperhatikan serta aktif mencatat apa yang ditulis oleh guru yang
bersangkutan di papan tulis. Senada dengan hal tersebut, salah seorang siswa kelas
dua SMP Negeri 5 Metro mengungkapkan hal yang serupa. Guru selalu
menjelaskan materi dan siswa mencatat apa yang ditulis guru di papan tulis. Dan
juga siswa yang cerdas cenderung malas untuk membantu teman yang kesulitan
dalam memahami materi yang diberikan, sehingga terjadi individualis dan gengsi
yang tinggi. Apabila diadakan diskusi, maka siswa yang aktif hanya sebagian,
sisanya hanya mengandalkan teman yang di anggap pintar untuk mengerjakan
latihan yang diberikan sehingga berdampak pada hasil belajar siswa. Siswa yang
aktif mendapat nilai lebih besar daripada siswa yang pasif. Hal terlihat pada hasil
belajar matematika pada waktu ulangan harian materi himpunan.
Berdasarkan uraian di atas, perlu dilakukan penelitian untuk melihat apakah
model pembelajaran Cooperative Script berbantuan ICT berpengaruh terhadap
hasil belajar matematika siswa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang, maka yang menjadi permasalahan dalam
Cooperative
Script berbantuan ICT terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP
7
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini
Mengetahui adanya pengaruh model pembelajaran Cooperative Script
berbantuan ICT terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 5
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini sebagai berikut:
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dalam dunia
pendidikan yang berkaitan dengan model pembelajaran Cooperative Script
berbantuan ICT terhadap hasil belajar matematika siswa.
2. Dengan mengetahui keterkaitan pengaruh model pembelajaran Cooperative
Script berbantuan ICT terhadap hasil belajar matematika siswa diharapkan
dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi guru matematika, calon guru
matematika dalam memilih model pembelajaran yang dapat membuat siswa
aktif sehingga akan berdampak baik pada hasil belajar siswa tersebut.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Untuk menghindari terjadinya perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah yang
digunakan pada penelitian ini, maka perlu adanya pembatasan ruang lingkup
penelitian. Adapun pengertian-pengertian yang menyangkut dalam penelitian ini
8
1.Cooperative Scriptberbantuan ICT adalah model pembelajaran yang berbatuan
ICT dalam hal ini laptop dan LCD sebagai pengganti media papan tulis yang
berfungsi sebagai penyampai materi dari guru ke siswa. Cooperative Script
dilakukan oleh siswa dengan membaca materi yang diberikan oleh guru atau
dari referensi siswa sendiri dan kemudian diringkas. Siswa dibagi dalam
kelompok berpasang-pasangan dengan salah satu menjadi pendengar dan yang
lain sebagai pembicara. Hasil dari ringkasan tersebut akan diutarakan kepada
pendengar. Setelah pembicara menyelesaikan ringkasannya, pendengar
berganti peran menjadi pembicara.
2. Hasil belajar matematika adalah kemampuan atau penguasaan pada aspek
kognitif siswa terhadap pelajaran matematika yang diperoleh setelah mengikuti
pembelajaran. Hasil belajar dapat diimplementasikan dalam bentuk nilai
setelah mengikuti tes yang diberikan.
3. Pengaruh adalah kegiatan yang dilakukan yang dapat mengakibatkan sesuatu
perubahan baik dari perilaku maupun keadaan. Pada penelitian ini pengaruh
yang dimaksud adalah pengaruh tidak langsung yang diperoleh melalui
10
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
1. Model Pembelajaran
Pembelajaran dapat diartikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang
pengajaran dan para guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktifitas belajar
mengajar (R. Widodo, 2009).
Menurut pemikiran Joyce, fungsi model adalah each model guides us as we
design instruction to help Melalui model
pembelajaran guru dapat membantu peserta didik mendapat informasi, ide,
keterampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan ide. Model pembelajaran
berfungsi pula sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para guru
dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar (Suprijono, 2011:46).
Menurut Nn (2008) Istilah model pembelajaran mempunyai 4 ciri khusus yang
tidak dipunyai oleh strategi atau metode pembelajaran, yaitu :
a) Rasional teoritis yang logis yang disusun oleh pendidik.
b) Tujuan pembelajaran yang akan dicapai
10
dilaksanakan secara optimal.
d) Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat dicapai.
2. PembelajaranCooperative Script
PembelajaranCooperative Script merupakan salah satu model pembelajaran yang
melibatkan siswa secara aktif. Pada pembelajaran ini terjadi kesepakatan antara
siswa tentang aturan-aturan dalam berkolaborasi. Masalah yang dipecahkan
bersama akan disimpulkan bersama, peran guru hanya sebagai fasilitator yang
mengarahkan siswa untuk mencapai tujuan belajar.
Dalam perkembangannya, pembelajaran Cooperative Script telah mengalami
banyak adaptasi sehingga melahirkan beberapa pengertian dan bentuk yang sedikit
berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, namun pada intinya sama.
Beberapa pengertian pembelajaran Cooperative Script diantaranya Cooperative
Script adalah skenario pembelajaran kooperatif (Danserau dalam Hadi, 2007).
Pembelajaran Cooperative Script adalah pembelajaran yang mengatur interaksi
siswa seperti ilustrasi kehidupan sosial siswa dengan lingkungannya sebagai
individu, dalam keluarga, kelompok masyarakat, dan masyarakat yang lebih luas
(Schank dan Abelson dalam Hadi, 2007).
PembelajaranCooperative Scriptadalah kontrak belajar yang eksplisit antara guru
dengan siswa dan siswa dengan siswa mengenai cara berkolaborasi. Berdasarkan
pengertian-pengertian yang diungkapkan di atas antara satu dan lainnya dengan
maksud yang sama yaitu terjadi suatu kesepakatan antara guru dengan siswa dan
siswa dengan siswa untuk berkolaborasi memecahkan suatu masalah dalam
11
masalah yang terjadi dalam kehidupan sosial siswa (Brousseau dalam Hadi,
2007).
Selanjutnya Danserau dalam Hadi (2007) menjelaskan bahwa langkah-langkah
dalam pembelajaranCooperative Scriptsebagai berikut.
1. Guru membagi siswa untuk berpasangan
2. Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat
ringkasannya
3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara
dan siapa yang berperan sebagai pendengar
4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan
memasuk-kan ide-ide pokok dalam ringkasannya, sementara pendengar menyimak
/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dan membantu
mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi
sebelum-nya atau dengan materi lainsebelum-nya
5. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan
sebaliknya
6. Guru membantu siswa menyusun kesimpulan.
Dari penjelasan langkah-langkah pembelajaran di atas, dapat disimpulkan bahwa
Langkah-langkah dalam model pembelajaran Cooperative Script adalah sebagai
berikut :
1. Guru membagi siswa untuk berpasangan
2. Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat
12
3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara
dan siapa yang berperan sebagai pendengar
4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan
memasuk-kan ide-ide pokok dalam ringkasannya.
Sementara pendengar :
1. Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap.
2. Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan
materi sebelumnya atau dengan materi lainnya
3. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan
sebaliknya. Serta lakukan seperti di atas.
4. Membuat kesimpulan
5. Penutup
Bentuk interaksi antara guru dan siswa dalam pembelajaran ini berlangsung di
saat proses diskusi dan tahap meringkas wacana berlangsung, guru
mem-fasilitatori siswa dan membantu siswa yang belum paham dengan wacana atau
materi yang diberikan guru.
3. Pembelajaran Konvensional
Djamarah (2006) mengatakan bahwa:
disebut juga dengan metode ceramah, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar dan pembelajaran dalam pembelajaran konvensional ditandai dengan ceramah yang diiringi dengan penjelasan, serta pembagian tugas dan latihan
Menurut Subiyanto (dalam Hamzah 2007), bahwa pembelajaran konvensional
13
a. Peserta didik tidak mengetahui apa tujuan mereka belajar pada hari itu
b. Guru biasanya mengajar dengan berpedoman pada buku
c. Tes atau evaluasi biasanya bersifat sumatif dengan maksud untuk mengetahui
perkembangan siswa
d. Siswa harus mengikuti cara belajar yang dipilih oleh guru dengan patuh
mempelajari urutan yang diterapkan dan kurang sekali mendapatkan
kesempatan untuk menyatakan pendapatnya.
Freire (1999) memberikan istilah terhadap pengajaran seperti itu sebagai suatu
penyelenggaraan pendidikan
ber-Penyelenggaraan pendidikan hanya dipandang sebagai suatu aktivitas pemberian
.
Di sini terlihat bahwa proses pembelajaran yang lebih banyak didominasi gurunya
-Institute of Computer Technology (2006:10) menyebutnya dengan istilah
jaran tradisional yang
berpusat pada guru adalah perilaku pengajaran yang paling umum yang diterapkan
di sekolah-sekolah di seluruh dunia.
Keunggulan dan kelemahan dari Pembelajaran Tradisional yaitu:
Keunggulan Pembelajaran Tradional
a. Berbagi informasi yang tidak mudah ditemukan di tempat lain.
b. Menyampaikan informasi dengan cepat.
c. Membangkitkan minat akan informasi.
d. Mengajari siswa yang cara belajar terbaiknya dengan mendengarkan.
14
Kelemahan Pembelajaran Tradisional
a. Tidak semua siswa memiliki cara belajar terbaik dengan mendengarkan.
b. Sering terjadi kesulitan untuk menjaga agar siswa tetap tertarik dengan apa
yang dipelajari.
c. Pendekatan tersebut cenderung tidak memerlukan pemikiran yang kritis.
d. Pendekatan tersebut mengasumsikan bahwa cara belajar siswa itu sama dan
tidak bersifat pribadi.
e. Kurang menekankan pada pemberian keterampilan proses (hands-on
activities).
f. Pemantauan melalui onservasi dan intervensi sering tidak dilakukan oleh guru
pada saat belajar kelompok sedang berlangsung.
g. Para siswa tidak mengetahui apa tujuan mereka belajar pada hari itu.
h. Penekanan sering hanya pada penyelesaian tugas.
i. Daya serapnya rendah dan cepat hilang karena bersifat menghafal.
4. ICT
Menurut Puskur Diknas Indonesia, Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
mencakup dua aspek, yaitu Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi.
a. Teknologi Informasi adalah meliputi segala hal yang berkaitan dengan
proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan
15
b. Teknologi Komunikasi adalah segala hal yang berkaitan dengan penggunaan
alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu
ke lainnya.
Haag dan Keen (1996) mendefinisikan teknologi informasi sebagai seperangkat
alat yang membantu untuk bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas
yang berhubungan dengan pemrosesan informasi. Dalam hal ini, TI dianggap alat
yang digunakan untuk pekerjaan yang berkaitan dengan informasi. Pengolahan
informasi yang dihasilkan diproses menggunakan alat-alat tersebut. Alat-alat ini
adalah komputer besertasoftware-softwarependukungnya.
Mc Keown (2001) mendefinisikan Teknologi Informasi merujuk pada seluruh
bentuk teknologi yang digunakan untuk menciptakan, menyimpan, mengubah,
dan untuk menggunakan informasi tersebut dalam segala bentuknya. Teknologi
Informasi mencakup keseluruhan bentuk teknologi yang digunakan untuk
memproses informasi. Bentuknya bisa bermacam-macam layaknya komputer
sebagai alat yang multimedia yang didukung oleh perangkat lunak yang sesuai
dengan pengolahan informasi tersebut.
Williams dan Sawyer (2003) mendefinisikan Teknologi Informasi adalah
teknologi yang menggabungkan komputasi (komputer) dengan jalur komunikasi berkecepatan tinggi yang
William dan Sawyer memberikan pengertian IT ini merupakan gabungan
komputer yang dikaitkan dengan saluran komunikasi dengan kecepatan yang
tinggi untuk pengiriman data, baik berupa text, audio maupun video. data dalam
16
Williams dan Sawyer (2005) lebih lengkap lagi memberikan definisi Teknologi
Informasi sebagai sebuah bentuk umum yang menggambarkan setiap teknologi
yang membantu menghasilkan, memanipulasi, menyimpan, mengkomunikasikan,
dan atau menyampaikan informasi. (tersedia pada http://30211259.blogspot.com)
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Teknologi Informasi dan
Teknologi Komunikasi adalah suatu satu kesatuan yang tidak terpisahkan yang
mengandung pengertian luas tentang segala kegiatan yang terkait dengan
pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, transfer, dan pemindahan informasi antar
media.
5. Model pembelajaranCooperative Scriptberbantuan ICT
Di dalam proses belajar-mengajar tentunya ada subjek dan objek yang berperan
secara aktif, dinamik dan interaktif di dalam ruang belajar, baik di dalam kelas
maupun di luar kelas. guru dan siswa sama-sama dituntut untuk membuat suasana
belajar dan proses transfer pengetahuannya berjalan menyenangkan serta tidak
membosankan. Oleh karena itu penataan peran guru dan siswa di dalam kelas
yang mengintegrasikan ICT di dalam model pembelajaran Cooperative Script
perlu dipahami dan dijalankan dengan sebaik-baiknya.
Kini di era pendidikan berbantuan ICT,peran guru tidak hanya sebagai pengajar
semata namun sekaligus menjadi fasilitator, kolaborator, mentor, pelatih,
pengarah dan teman belajar bagi siswa. Karenanya guru dapat memberikan pilihan
dan tanggung jawab yang besar kepada siswa untuk mengalami peristiwa belajar.
Dengan peran guru sebagaimana dimaksud, maka peran siswa pun mengalami
perubahan, dari partisipan pasif menjadi partisipan aktif yang banyak
menghasil-kan dan berbagi (sharing) pengetahuan atau keterampilan serta berpartisipasi
17
Perolehan pengetahuan dan keterampilan, perubahan-perubahan sikap dan
perilaku dapat terjadi karena interaksi antara pengalaman baru dengan
pengalaman yang pernah dialami sebelumnya. Bruner (1966) mengatakan bahwa
ada tiga tingkatan utama modus belajar, yaitu pengalaman langsung (enachtive),
pengalaman piktorial gambar (iconic), dan pengalaman abstrak (simbolic).
Pengalaman langsung adalah mengerjakan, misalnya arti kata
dengan langsung membuat simpul. Pada tingkatan kedua yang diberi label iconic
(gambar atauimage), kata simpul dipelajari dari gambar, lukisan, foto, atau film.
Meskipun murid belum pernah mengikat tali dan membuat simpul, mereka dapat
mempelajari dan memahaminya dari gambar, lukisan, foto, atau film. Selanjutnya
pada tingkatan simbol murid membaca (atau mendengar) kata simpul dan
mencoba mencocokannya dengan simpul padaimage mentalatau mencocokannya
dengan pengalamannya membuat simpul. Ketiga tingkat pengalaman ini saling
berinteraksi dalam upaya memperoleh pengalaman (pengetahuan, keterampilan,
atau sikap) yang baru.
Untuk mendukung proses integrasi ICT di dalam pembelajaran, maka manajemen
sekolah, guru dan siswa harus memahami 9 (sembilan) prinsip integrasi ICT
dalam pembelajaran yang terdiri atas prinsip-prinsip:
a. Aktif: memungkinkan siswa dapat terlibat aktif oleh adanya proses belajar yang
menarik dan bermakna.
b. Konstruktif: memungkinkan siswa dapat menggabungkan ide-ide baru
ke-dalam pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya untuk memahami makna atau
keinginan tahuan dan keraguan yang selama ini ada dalam benaknya.
18
yang saling bekerjasama, berbagi ide, saran atau pengalaman, menasehati dan
memberikan masukan untuk sesama anggota kelompoknya.
d. Antusiastik: memungkinkan siswa dapat secara aktif dan antusias berusaha
untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
e. Dialogis: memungkinkan proses belajar secarainherentmerupakan suatu proses
sosial dan dialogis dimana siswa memperoleh keuntungan dari proses komunikasi
tersebut baik di dalam maupun luar sekolah.
f. Kontekstual: memungkinkan situasi belajar diarahkan pada proses belajar yang
bermakna (real-world) melalui model pembelajaran Cooperative Script.
g. Reflektif: memungkinkan siswa dapat menyadari apa yang telah ia pelajari serta
merenungkan apa yang telah dipelajarinya sebagai bagian dari proses belajar itu
sendiri. (Jonassen (1995), dikutip oleh Norton et al (2001)).
h. Multisensory: memungkinkan pembelajaran dapat disampaikan untuk ber-bagai
modalitas belajar (multisensory), baik audio, visual, maupun kinestetik.
(dePorter et al, 2000).
i. High order thinking skills training: memungkinkan untuk melatih kemampuan
berpikir tingkat tinggi (sepertiproblem solving, pengambilan keputusan, dll.) serta
&media literacy . (Fryer, 2001).
( sumber:http://www.e-dukasi.net )
Berdasarkan uraian di atas, dapat di kembangkan model pembelajaran
Cooperative Script berbantuan ICT dengan langkah-langkah pembelajaran seperti
19
Perincian langkah-langkah pembelajaran.
A)Introduction Guru :
1) Menyampaikan tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran.
2) Menyampaikan aturan pembelajaran yang dalam hal ini aturan pembelajaran
Cooperative Script.
3) Memfasilitatori siswa
Siswa :
1) Mendengarkan dan memahami apa yang disampaikan oleh guru
2) Bertanya apabila masih ada yang belum dimengerti dari penyampaian guru.
20
Guru :
1) Menjelaskan materi pembelajaran melalui LCD.
2) Memberikan wacana/materi kepada siswa yang disesuaikan dengan materi yang
ditampilakan melalui LCD
3) Memberi kesempatan bertanya pada siswa.
Siswa :
1) Menyimak dan memperhatikan penjelasan guru
2) Bertanya apabila ada yang masih belum jelas
3) Mengkondisikan diri di dalam kelas dengan tenang.
C) Application Guru :
1) Meminta siswa untuk berpasangan dengan teman sebangkunya untuk membaca
dan mendiskusi materi/wacana yang diberikan.
2) Meminta siswa merangkum atau meringkas serta melengkapi materi /wacana.
3) Memfasilitatori siswa.
4) Meminta siswa mempresentasikan hasil diskusi dan rangkumannya.
Siswa :
1) Berpasangan dengan teman sebangkunya.
2) Memperhatikan materi/wacana yang diberikan.
3) Membaca dengan teliti kemudian berdiskusi dengan teman sebangkunya.
4) Merangkum secara individu hasil diskusi dengan teman sebangkunya.
21
6) Secara bergantian siswa mempresentasikan hasil rangkumannya, sedangkan
siswa yang mendengarkan melengkapi atau menambahkan yang belum ada dari
penyampaian siswa yang maju.
D) Reflection Guru :
1) Mengevaluasi pembelajaran, apakah tujuan pembelajaran sudah tercapai apa
belum.
2) Membimbing siswa menyimpulkan hasil pembelajaran.
3) Memberikan kesempatan siswa untuk bertanya.
Siswa :
1) Bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran
2) Bertanya apabila ada yang kurang jelas.
E) Extension Guru :
1) Memberikan motivasi dan menyarankan agar siswa terus melengkapi materi
yang telah dirangkum dari berbagai sumber belajar.
2) Memberikan tugas kepada siswa untuk mencari materi pelajaran berikutnya
dari berbagai sumber (internet, buku referensi, dll)
Siswa :
1) Mendengarkan saran dan motivasi yang diberikan oleh guru.
2) Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
22
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku peserta didik akibat proses belajar.
Hasil belajar dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana penguasaan materi
selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil belajar pada umumnya adalah
puncak belajar yang terlihat pada nilai atau hasil yang telah dicapai.
Dimyati & Mudjiono (1994) mengatakan bahwa hasil belajar merupakan puncak
proses belajar, sedangkan belajar itu sendiri adalah seperangkat proses kognitif
yang mengubah sifat stimulus lingkungan, melewati pengolahan informasi
menjadi kapabilitas baru. Dalam proses belajar, siswa menggunakan kemampuan
mentalnya untuk mempelajari bahan belajarnya. Hasil belajar juga diartikan
sebagai hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi
guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar dan dari sisi
siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar.
Sedangkan menurut pendapat Hamalik (2002:155):
Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan. Perubahan dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengem-bangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap tidak sopan menjadi sopan dan sebagainya.
Salah satu upaya mengetahui perkembangan kognitif siswa dapat dilihat dari hasil
belajar siswa itu sendiri. Hasil belajar yang biasa diukur melalui tes. Hamalik
(2002:146) menyatakan hasil belajar (achievement) itu sendiri dapat diartikan
sebagai tingkat keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran di pondok
pesantren atau sekolah, yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari
23
Dalam mendapatkan hasil belajar yang baik tentu tak semudah yang dibayangkan,
ada faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, yaitu bakat pelajar, waktu yang
tersedia untuk belajar, waktu yang diperlukan siswa untuk memahami pelajaran,
kualitas pengajaran, dan kemampuan individu (Caroll dalam Sudjana 1998).
Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu meliputi faktor internal
dan faktor eksternal (Winkel, 2000).
1) Faktor Internal, terdiri dari:
a) Psikologi, yang meliputi intelegensi, motivasi belajar, sikap, minat,
perasa-an, kondisi akibat keadaan sosial, kultural, dan ekonomi
b) Fisiologi, meliputi kesehatan jasmani
2)Faktor Eksternal, terdiri dari:
a) Proses belajar di sekolah, meliputi: kurikulum pembelajaran, disiplin
sekolah, fasilitas belajar, dan pengelompokkan siswa.
b) Sosial, meliputi: sistem sekolah, status sosial siswa, interaksi pengajar
dengan siswa.
c) Situasional, meliputi: politik, tempat dan waktu, musim dan iklim
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika merupakan
suatu gambaran kemampuan yang diperoleh siswa setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran matematika di sekolah. Hasil belajar juga menjadi acuan sejauh
mana siswa berhasil dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Hasil belajar dapat diimplementasikan dengan nilai setelah mengikuti tes.
24
Penelitian tentang pengaruh model pembelajaran Cooperative Script berbantuan
ICT terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 5 Metro
terdiri dari satu variabel yaitu hasil belajar matematika siswa. Penelitian ini adalah
penelitian eksperimen semu dengan disain paralel yang menggunakan dua kelas,
yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol yang berfungsi sebagai kelas
pembanding. Kelas eksperimen menerapkan model pembelajaran Cooperative
Script berbantuan ICT, sementara kelas kontrol dengan pembelajaran
konvensional.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada sistem pendidikan menuntut berbagai
tugas yang harus dikerjakan oleh para tenaga kependidikan sesuai dengan peran
dan fungsinya masing-masing. Tenaga pendidik pada masa mendatang akan
semakin kompleks, sehingga menuntut tenaga pendidik untuk senantiasa
melakukan berbagai peningkatan dan penyesuaian kompetensinya seiring dengan
kemajuan zaman dan teknologi serta perubahan-perubahan yang terjadi pada
sistem pendidikan nasional. Pendidikan yang bermutu membutuhkan tenaga
pendidik yang profesional. Tenaga pendidik yang profesional memiliki peran
strategis dalam pembentukan pengetahuan, ketrampilan, dan karakter peserta
didik. Oleh karena itu, tenaga pendidik profesional akan melaksanakan tugasnya
secara profesional sehingga menghasilkan tamatan yang lebih bermutu.
Rendahnya hasil belajar matematika siswa merupakan permasalahan yang harus
mendapatkan perhatian serius dari tenaga pendidik. Permasalahan ini dapat
terjadi karena proses pembelajaran yang berlangsung selama ini terpusat pada
25
memperoleh informasi dari penjelasan guru serta mencatat apa yang guru tulis di
papan tulis.
Untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa dapat dilakukan dengan
beberapa cara, salah satunya adalah dengan memilih model pembelajaran yang
efektif dan efisien. Model pembelajaran merupakan cara yang dipergunakan guru
dalam proses pembelajaran yang bertujuan memberikan kemudahan, fasilitas, atau
bantuan lain kepada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam memilih
model pembelajaran, guru hendaklah lebih selektif. Pemilihan model
pembelajar-an ypembelajar-ang kurpembelajar-ang tepat dapat menghambat tercapainya tujupembelajar-an pembelajarpembelajar-an. Model
pembelajaran yang dipilih hendaklah yang dapat menciptakan suasana belajar yang
aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Pembelajaran Cooperative Script
berbantuan ICT merupakan salah satu model pembelajaran yang mampu
melibatkan siswa secara aktif. Di samping itu, ICT membantu mengefisienkan
waktu dan tenaga dalam menjelaskan materi. Dengan model ini, siswa dituntut
berpasangan dengan teman sebangkunya. Kemudian guru memberikan materi
untuk dibaca dan diringkas oleh siswa. Selanjutnya guru bersama siswa
menetap-kan siapa yang pertama yang amenetap-kan menjadi pembicara dan siapa yang amenetap-kan
menjadi pendengar. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin
dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar
menyimak atau menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dan membantu
mengingat atau menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi
sebelumnya atau dengan materi lainnya. Terakhir siswa tersebut bertukar peran,
pembicara menjadi pendengar dan sebaliknya. Bagian akhir dari pembelajaran ini
26
Model pembelajaran Cooperative Script berbantuan ICT memiliki sisi positif.
Selain siswa dapat aktif, ICT yang digunakan pun dapat menarik perhatian siswa
agar tetap dalam kondisi yang menyenangkan selama proses pembelajaran yang
berlangsung. Dari uraian tersebut, dengan model pembelajaran Cooperative
Scriptberbantuan ICT, diharapakan hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP
Negeri 5 Metro akan mengalami perubahan menjadi lebih baik.
C. Anggapan Dasar
Penelitian ini mempunyai angapan dasar sebagai berikut.
1. Semua siswa kelas VII semester genap SMP Negeri 5 Metro tahun pelajaran
2011-2012 memperoleh materi pelajaran matematika yang sama dan sesuai
dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan.
2. Faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar matematika siswa selain model
pembelajaran tidak diperhatikan.
D. Hipotesis
Dari kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah :
1. Terdapat perbedaan antara rata-rata skor hasil belajar matematika siswa.
2. Rata-rata skor hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen lebih baik dari
rata-rata skor hasil belajar matematika kelas kontrol. Jika demikian maka
disimpulkan bahwa model pembelajaran Cooperative Script berbatuan ICT
28
III. METODE PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 5 Metro yang terletak di Jl. Budi
Utomo, Rejomulyo Kec. Metro Selatan, Kota Metro. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas VII semester genap tahun pelajaran 2011-2012 yang
terdistribusi dalam tujuh kelas (VII A - VII G) dengan jumlah siswa sebanyak 225
siswa. Pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive Random Sampling,
yaitu dengan mengambil tiga kelas yang diajar oleh guru yang sama dari 7 kelas
yang ada. Setelah itu, menentukan dua kelas dari tiga kelas tersebut dengan
melihat rata-rata nilai semester satu dari tiga kelas tersebut dan terpilihlah kelas
VII F yang terdiri dari 32 siswa sebagai kelas kontrol dan VII G yang terdiri dari
32 siswa sebagai kelas eksperimen.
B. Desain Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu di karenakan pada penelitian
eksperimen murni kelompok subjek penelitian ditentukan secara acak, sehingga
akan diperoleh kesetaraan kelompok yang berada dalam batas-batas fluktuasi
acak. Namun pelaksanaan penelitian tidak selalu memungkinkan untuk melakukan
seleksi subjek secara acak, karena subjek secara alami telah terbentuk dalam satu
kelompok utuh (naturally formed intact group), seperti kelompok siswa dalam
29
Dalam keadaan seperti ini, kaidah-kaidah dalam penelitian eksperimen murni
tidak dapat dipenuhi secara utuh, karena pengendalian variabel yang terkait subjek
penelitian tidak dapat dilakukan sepenuhnya, sehingga penelitian harus dilakukan
dengan menggunakan intact group. Penelitian seperti ini disebut sebagai
penelitian kuasi eksperimen (eksperimen semu). Jadi penelitian kuasi eksperimen
menggunakan seluruh subjek dalam kelompok belajar (intact group) untuk diberi
perlakuan (treatment), bukan menggunakan subjek yang diambil secara acak.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini posttes-only control-group design.
Desian penelitian ini adalah disain paralel yang membutuhkan kelas kontrol
sebagai pembanding untuk kelas eksperimen. Kelompok yang digunakan
merupakan intact group dan dependent variable diukur satu kali, yaitu setelah
perlakuan eksperimen diberikan. Furchan (1982: 353) menggambarkan desain
tersebut sebagai berikut:
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelompok Perlakuan Post-test
G X Y1
F - Y1
Keterangan:
G = Kelas eksperimen
F = Kelas kontrol
X = Perlakuan pada kelas eksperimen menggunakan model model
pembelajaranCooperative ScriptberbantuanICT
- = Kelas Kontrol menggunakan pembelajaran biasa
30
C. Data Penelitian
Data yang diolah dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang berasal dari
instrumen berbentuk Post-test yang diberikan di akhir pembelajaran kepada
kelompok eksperimen, yaitu kelas yang diberikan perlakuan dengan menggunakan
model pembelajaran Cooperative Script berbantuan ICT dan diberikan kepada
kelompok kontrol, yaitu kelas yang diberi perlakuan dengan menggunakan
pembelajaran konvensional.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan tes.
Wawancara dan observasi dilakukan untuk memperoleh informasi atau gambaran
umum pembelajaran matematika di sekolah dan data nilai semester satu mata
pelajaran matematika. Sedangkan tes dimaksudkan untuk mengetahui daya serap
siswa terhadap penguasaan materi bahan ajar. Tes yang digunakan adalah tes
essayyang terdiri dari 5 soal. Tes ini diberikan kepada siswa secara individual di
akhir pembelajaran yang bertujuan mengetahui hasil belajar matematika siswa.
E. Langkah-Langkah Penelitian
Adapun langkah-langkah penelitian adalah sebagai berikut:
1. Melakukan Penelitian Pendahuluan
Penelitian pendahuluan berguna untuk melihat kondisi sekolah, seperti berapa
kelas yang ada, jumlah siswanya, karakter siswa dan cara mengajar guru
31
2. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebanyak tujuh RPP
untuk tujuh kali pertemuan dan menyusun tujuh buah LKK untuk diberikan
kepada satu pasang siswa pada saat diskusi kelompok.
3. Menyiapkan instrumen penelitian. Instrumen penelitian disusun dengan
terlebih dahulu membuat kisi-kisi yang sesuai dengan indikator pembelajaran
beserta penyelesaian dan aturan penskorannya.
4. Melakukan validasi instrumen dan perbaikan instrumen.
5. Melakukan uji coba soal tes dan menghitung reliabilitasnya.
6. Melaksanakan penelitian / perlakuan
Sebelum kegiatan pembelajaran dilakukan, siswa pada kelas eksperimen
dibagi menjadi enam belas kelompok kecil. Setiap kelompok terdiri dari dua
siswa. Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun.
Urutan pembelajaran yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan Awal
1) Apersepsi untuk menggali materi kemampuan prasyarat siswa mengenai
materi yang akan dibahas melalui tanya jawab.
2) Memberi pengarahan tentang prosedur pelaksanaan pembelajaran
Cooperative Script.
3) Mengarahkan siswa untuk berpasangan dengan kelompok yang telah
ditentukan.
b. Kegiatan Inti
1) Guru menjelaskan materi secara singkat malalui LCD.
2) Guru membagikan LKK kepada setiap kelompok. Meminta siswa
mem-baca dan merangkum materi dalam LKK serta mengerjakan tugas yang
32
3) Siswa berdiskusi dalam kelompok. Setiap anggota kelompok
meng-utarakan hasil pemikiran individunya untuk menjadi bahan rangkuman.
Guru memantau jalannya diskusi kelompok.
4) Guru meminta salah satu siswa dari kelompok yang ditunjuk sebagai
pembicara untuk membacakan hasil rangkumannya, sementara siswa
yang menjadi pendengar menyimak dan melengkapi bila ada kekurangan.
Kemudian siswa tersebut bertukar peran.
5) Siswa mengonstruksi hasil rangkumannya dengan mengerjakan tugas
yang tersedia di LKK.
c. Kegiatan penutup
1) Dengan bimbingan guru, siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang
diperoleh.
2) Guru menginformasikan materi untuk pertemuan selanjutnya.
7. Mengadakanpost-testpada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
8. Menganalisis hasil penelitian.
9. Menyusun hasil penelitian.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah instrument tes. Tes
dimaksudkan untuk mengetahui daya serap siswa terhadap penguasaan materi
33
1. Melakukan pembatasan materi yang diujikan, yaitu pokok bahasan garis dan
sudut kompetensi dasar 5.1, menentukan hubungan antara dua garis, serta
besar dan jenis sudut, kompetensi dasar 5.2, memahami sifat-sifat sudut yang
terbentuk jika dua garis berpotongan atau dua garis sejajar berpotongan
dengan garis lain.
2. Menentukan tipe soal, yaitu soal esai.
3. Menentukan jumlah soal, yaitu 5 soal.
4. Menentukan waktu mengerjakan soal, yaitu 80 menit.
5. Membuat kisi-kisi soal berdasarkan indikator pembelajaran yang ingin
di-capai.
6. Menuliskan petunjuk mengerjakan soal, kunci jawaban, dan penentuan skor.
7. Menulis butir soal.
8. Mengujicobakan instrumen.
9. Menganalisis validitas, reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukaran.
10. Memilih item soal yang sudah teruji berdasarkan analisis yang sudah
dilaku-kan.
Setelah perangkat tes tersusun, diuji cobakan pada kelas di luar sampel penelitian,
yaitu kelas VIII G SMP Negeri 5 Metro. Uji coba dilakukan untuk mengetahui
apakah soal-soal tersebut memenuhi kriteria soal yang layak digunakan, yaitu
meliputi validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan taraf kesukaran.
1. Uji Validitas Instrumen
Dengan asumsi bahwa guru mata pelajaran matematika kelas VII SMP Negeri 5
Metro mengetahui dengan benar kurikulum SMP maka validitas instrumen tes ini
dikategori-34
kan valid adalah yang telah dinyatakan sesuai dengan kompetensi dasar dan
indi-kator yang diukur berdasarkan penilaian guru mitra. Penilaian terhadap
kesesuai-an isi tes dengkesesuai-an isi kisi-kisi tes ykesesuai-ang diukur dkesesuai-an kesesuaikesesuai-an bahasa ykesesuai-ang
digunakan dalam tes dengan kemampuan bahasa siswa dilakukan dengan
meng-gunakan daftar cek lis oleh guru. Hasil penilaian terhadap tes menunjukkan
bah-wa tes yang akan digunakan untuk mengambil data telah memenuhi validitas isi
dan validitas butir soal. (Lampiran B.4 dan B.6)
Setelah diadakan uji coba soal, langkah selanjutnya adalah menganalisis hasil uji
cobanya untuk mengetahui realibilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda soal
tersebut.
2. Uji Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana instrumen dapat
dipercaya atau diandalkan dalam penelitian. Perhitungan reliabilitas tes ini
didasarkan pada pendapat Sudijono (2001: 207) yang menyatakan bahwa untuk
menghitung reliabilitas tes dapat digunakan rumus alpha:
Keterangan:
11
r = Koefisien reliabilitas tes
n = Banyaknya butir item yang dikeluarkan dalam tes
2
Si = Jumlah varians skor dari tiap butir item
35
Menurut Azwar (2009: 188-189), tidak ada batasan mutlak yang menunjukkan
angka koefisien terendah yang harus dicapai agar pengukuran dapat disebut
reliabel. Kepakatan informal menghendaki bahwa koefisien reliabilitas haruslah
setinggi mungkin, biasanya suatu koefisien reliabilitas di sekitar 0,9 dapat
dianggap memuaskan. Dalam membandingkan koefisien reliabilitas, interpretasi
tidak dapat lepas dari besarnya varians skor 2 x
S . Kemudian dihitung suatu
statistik yang disebut eror standar dalam pengukuran:
'
Sx = Deviasi standar skor tes
R = Koefisien reliabilitas tes
Untuk mengestimasi skor yang sesungguhnya dalam tes, digunakan interval
kepercayaan skor murni:
Keterangan:
X = Skor yang diperoleh pada tes
Zc= Nilai kritis deviasi standar normal pada taraf kepercayaan yang dikehendaki
Se= Eror standar dalam pengukuran pada kelompok di mana subjek berada
Dengan taraf kepercayaan 95% (taraf signifikasi sebesar 0,05). Berdasarkan hasil
perhitungan, diperoleh interpretasi koefisien reliabilitas yang dapat dilihat pada
table 3.2.
Tabel 3.2 Interpretasi Koefisien Reliabilitas
36
Rata-Rata 56,10 46,0 < T < 66,2
Luas sempitnya interval pada Tabel 3.2, memberikan gambaran tentang sejauh
mana kecermatan hasil pengukuran tes dalam menjalankan fungsi ukurnya.
3. Tingkat Kesukaran
Sudijono (2008: 372) mengungkapkan untuk menghitung tingkat kesukaran suatu
butir soal digunakan rumus berikut.
=
Keterangan:
TK : tingkat kesukaran suatu butir soal
JT : jumlah skor yang diperoleh siswa pada butir soal yang diperoleh
IT : jumlah skor maksimum yang dapat diperoleh siswa pada suatu butir soal.
Untuk menginterpretasi tingkat kesukaran suatu butir soal digunakan kriteria
indeks kesukaran menurut Sudijono (2008: 372) sebagai berikut :
Tabel 3.3. Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran
Nilai Interpretasi
Setelah menghitung tingkat kesukaran soal diperoleh hasil bahwa soal nomor 1
memiliki nilai tingkat kesukaran 0,57 sehingga termasuk dalam kategori sedang.
Soal nomor 2 memiliki nilai tingkat kesukaran 0,65 sehingga termasuk dalam
kategori sedang. Soal nomor 3a memiliki nilai tingkat kesukaran 0,80 sehingga
termasuk dalam mudah. Soal nomor 3b memiliki nilai tingkat kesukaran 0,79
sehingga termasuk dalam kategori mudah. Soal nomor 3c memiliki nilai tingkat
kesukaran 0,73 sehingga termasuk dalam kategori mudah. Soal nomor 3d
37
Soal nomor 3e memiliki nilai tingkat kesukaran 0,43 sehingga termasuk dalam
kategori sedang. Soal nomor 4 memiliki nilai tingkat kesukaran 0,34 sehingga
termasuk dalam kategori sedang. Soal nomor 5 memiliki nilai tingkat kesukaran
0,31 sehingga termasuk dalam kategori sedang (Lampiran C.2). Dari 9 item soal
tersebut, terdapat 6 item soal termasuk kategori sedang dan 3 item soal termasuk
kategori mudah, yaitu soal nomor 3a, 3b, dan 3c, sehingga soal dengan kategori
mudah tidak digunakan.
4. Daya Pembeda
Analisis daya pembeda dilakukan untuk mengetahui apakah suatu butir soal dapat
membedakan siswa yang berkemampuam tinggi dan siswa yang berkemampuan
rendah. Untuk menghitung daya pembeda, terlebih dahulu diurutkan dari siswa
yang memperoleh nilai tertinggi sampai siswa yang memperoleh nilai terendah.
Kemudian diambil 27% siswa yang memperoleh nilai tertinggi (disebut kelompok
atas) dan 27% siswa yang memperoleh nilai terendah (disebut kelompok bawah).
Daryanto (2010: 186) mengungkapkan, menghitung daya pembeda ditentukan
dengan rumus :
Keterangan :
D : indeks daya pembeda satu butri soal tertentu JA : jumlah skor ideal kelompok atas.
JB : jumlah skor ideal kelompok bawah
BA : jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang diolah BB : jumlah skor kelompok bawah pada butir soal yang diolah