• Tidak ada hasil yang ditemukan

Status Kesehatan Dan Manajemen Pemeliharaan Kuda Delman Di Kota Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Status Kesehatan Dan Manajemen Pemeliharaan Kuda Delman Di Kota Bogor"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

ABSTRACT

MAHARESTU FATHMANTO. Health Condition and Care Management of the Traditional Horse Camage in Bogor. Under the supervision from ETIH SUDARNIKA and BUDHY JASA WIDYANANTA.

The puiyose of this research was to describe about health condition and care management of Bogor traditional horse camage. The research was done since October 2007 to September 2008 with 30 cabmen as respondent and 12 horses as sample. The data was collected by interviewing cabman and examines the horses. This research showed that nutrition status of the horses was present at value 4 (moderately thin). Skin and coat condition of the horses seen clean, though basically their condition are harsh, not sparkling and there are lots of wounds on horses body. The horse heart rate was range 36 to 56 times per minute. Horse breathe frequency was range 24 to 54 times per minute, while range of body temperature was 37.1 OC to 38.1 OC. Horse genitals are dirty. Intestine horses peristaltic in general are normal but some horses got hipoperistaltic problem. Horse food cannot fulfill horse nutrition. Stable conditions are endangering the horse. Surface environmental floor are not good for horse hooves. Hoof treatments are not yet done well. Horse health service not involved role veterinarian. Based on the research, we conclude that almost every horse have problem at nutrition and wounds on their body, some horses have problem on inhalation system, circulatory system and dehydration. The care management is still unfavorable and still done traditionally.

(3)

ABSTRAK

MAHARESTU FATHMANTO. Status Kesehatan dan Manajemen Pemeliharaan Kuda Delman di Kota Bogor. Dibirnbing oleh ETIH SUDARNIKA dan BUDHY JASA WIDYANANTA.

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai kesehatan dan manajemen pemeliharaan kuda delman di kota Bogor. Penelitian dilakukan pada Oktober 2007-September 2008 dengan responden be rjumlah 30 kusir delman dan sampel kuda 12 ekor. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara dan pemeriksaan kesehatan kuda. Hasil pemeriksaan kesehatan kuda mernperlihatkan bahwa status gizi kuda delman berada pada nilai 4 (moderately thin). Kondisi kulit dan bulu kuda terlihat bersih namun kasar, tidak berkilau dan mengalami banyak luka. Kisaran frekuensi denyut jantung kuda delrnan 36 hingga 57 kali per menit. Kisaran fiekuensi nafas 24 hingga 54 kali per menit. Suhu tubuh berada pada kisaran 37.1 OC hingga 38.1 O C . Alat kelamin kuda kotor karena tidak pemah

dibersihkan. Per-istaltik usus kuda sebagian besar llormal namun beberapa mengalami hipoperistaltik. Hasil penelitian terhadap manajeman pemeliharaan kuda delman memperlihatkan bahwa pakan tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisi kuda delman. Kondisi kandang tidak sesuai dan mnembahayakan kondisi kuda. Keadaan permukaan lantai lingkungan kerja yang berupa aspal tidak baik bagi kesehatan kuku kuda. Perawatan kuku beluln dilakukan dengan baik. Pelayanan kesehatan kuda masih berdasarkan ilmu tradisional dan beluln mengikutseitakan peran dokter hewan. Berdasarkan hasil penelitian disiinpulkan bahwa hampir setiap kuda delman mengalami masalah pada gizi dan luka pada tubuhnya dan beberapa mengalami kelainan pada sistem pernafasan, sirkulasi dan mengalami gejala dehidrasi. Manajemen pemeliharaan masih kurang baik dan masih dilakukan secara tradisional.

(4)

STATUS KESEHATAN DAN MANAJEMEN PEMELIHARAAN

KUDA DELMAN DI KOTA BOGOR

MAHARESTU FATHMANTO

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Hewan pada

Fakultas Kedokteran Hewan

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(5)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul Status Kesehatan dan Manajeman Pemeliharaan kuda delman di Kota Bogor adalah karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing, serta belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, November 2008

Mnhnrestzl Fnthrnnnto

(6)

Judul Skripsi : Status Kesehatan dan Manajemen Pemeliharaan Kuda Delrnan di kota Bogor

Nama : Maharestu Fathmanto

NRP : B04104183

Disetujui

Ir. Etih Sudamika. MSi Dosen Pembimbing I

drh. Budhv Jasa Widvananta Dosen Pembimbing I1

(7)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak Oktober 2007 hingga september 2008 adalah mengenai kesehatan dan manajemen pemeliharaan kuda, dengan judul Status Kesehatan dan Menejemen Pemeliharaan Kuda Delman di Kota Bogor.

Terima Kasih Penulis ucapkan kepada :

Ayah dan lbu beserta Ade dan Bibi juga mbah di Jombang atas segala doa restu dan kasih sayangnya.

Ir. Etih Sudarnika, Msi sebagai dosen pembimbing skripsi, beserta keluarga yang telah banyak membantu dan memberikan waktu dan bimbingannya kepada penulis selama penulisan skripsi.

drh. Budhy Jasa Widyananta sebagai dosen pembimbing skripsi beserta keluarga yang telah banyak meluangkan waktu untuk mernberikan bimbingan, saran, kritik, motivasi dan pengarahannya yang bukan hanya untuk kelancaran selama penelitian sampai penulisan skripsi, melainkan untuk kemajuan penulis dimasa datang.

drh. Harry Soehartono. MappSc. PhD selaku dosen penilai seminar sekaligus penguji sidang skripsi penulis yang telah memberikan banyak masukan demi menuju skripsi yang lebih baik.

drh. Dewi Ratih Agungpriono. Msi. PhD selaku dosen pembimbing akademik yang selalu mendengarkan keluh kesah dan memberikan motivasi kepada penulis selarna 4 tahun masa perkuliahan.

Kepada keluarga besar bapak Ahmad, bapak Maksum, bapak Aman, Bapak Tobri, Bapak Agus dan para kusir delman yang lain yang telah ikhlas dan tulus mernberikan waktunya dan pengalaman yang berharga dalam memelihara kuda delman kepada penulis selama penelitian.

Kepada Nanda Aditya Sukma yang dengan ikhlas telah banyak membantu penulis selama penelitian hingga penyelesaian skripsi ini, semoga kita bisa menjadi dokter kuda yang hebat di rnasa datang.

(8)

Join yang telah dengan ikhlas berbagi "kemenangan dan kekalahan" selama 4 tahun ini.

Sahabat karibku senasib sepenanggungan di Rumah Pink, Rumah Orens (Heryu, Janto, Kanda, dan Jery) dan wisma Fatkila (Rohi, Agus dan dian) yang telah mengisi setiap waktu dengan canda dan tawa.

Kepada teman-ternan R ku yang gokil (Mones, Bama, Martian, Bibin, Cecy, Chipo, Dimut, Dinul, Nini, Nina, Sari) dan teman-teman angkatan 41

Astroidea yang selalu memberikan sernangat kepada penulis hingga akhirnya penulis bisa menyelesaikan studi S1.

Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan, sehingga perlu kritik dan saran yang bersifat membangun. Sernoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk kemajuan ilmu pengetahuan, terutama di bidang medis veteriner.

Bogor, November 2008

(9)

RIWAYAT HIDUP

.

. Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 29 Agustus 1986 dari ayah drh.

Mamak Zudi MSc dan Ibu Ir. Sri Hartinah MSi penulis merupakan putra pertama dari dua bersaudara.

Tabun 2004 penulis lulus dari SMUN 1 Depok dan pada tahun yang sama masuk IPB melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru. Penulis memilih Fakultas Kedokteran Hewan sebagai pilihan studi.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif di dalam Himpunan Minat Profesi Hewan Kesayangan sebagai pengurus divisi kuda pada periode 200512007 dan menjadi penanggung jawab program piket kandang kuda pada periode 200512006. Pada tahun 2007 penulis bersama anggota Divisi Pendidikan Badan Eksekutif Mahasiswa FKH IPB berbasil mendirikan Veterinary Japanese Club

sebagai klub bahasa dan budaya Jepang pestama di Fakultas Kedokteran Hewan IPB dan menjadi ketua untuk periode 2007/2008.

(10)

DAFTAR IS1

Halaman

DAFTAR TABEL

...

X

DAFTAR GAMBAR

...

xi

DAFTAR LAMPIRAN

...

xii

PENDAHULUAN Latar Belakang

...

1

Perulnusan Masalah

...

.

. 2

Tujuan Penelitlan

...

2

. .

Kegunaan Penelltian

...

2

TINJAUAN PUSTAKA Kuda

...

3

Status Kesehatan Kuda

. . ...

5

Manajemen Pemeliharaan Kuda

...

8

METODOLOGI PENELITIAN

. .

Waktu dan Lokasi Penelitian

...

16

. . Metode Penelitlan

...

16

Teknik pengumpulan data

. .

...

16

Definlsl Operasional

...

17

HASIL DAN PEMBAHASAN Profil Singkat Lingkungan Pasar Bogor

...

23

Profil Physical Examination Kuda Delman

...

24

Profil Manajemen Pemeliharaan Kuda Delman

...

33

KESIMPULAN DAN SARAN

...

42

DAFTAR PUSTAKA

...

43
(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Jumlah ideal pakan kuda perhari

...

11

Ukuran kandang kuda

...

12

Definisi operasional variabel pemeriksaan kesehatan

...

17

Definisi operasional variabel manajemen pemeliharaan

...

IS Body condition scoring kuda delman

...

26

Keadaan kulit dan bulu kuda delman

...

26

Keadaan fisiologis Tubuh Kuda Delman

...

29

Sistem pemafasan

...

30

Sistem sirkulasi

...

30

Pemeriksaan tambahan

...

32

...

Profil manajemen pakan 34 Profil manajemen kandang

...

35

Profil aktivitas dan lingkungan kerja

...

37

...

Profil manajemen perawatan tubuh 38 Profil manajeman perawatan kuku

...

39
(12)

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

1 Keadaan lingkungan Pasar Bogor

...

23 2 Luka pada beberapa bagian tubuh kuda dan contoh pakaian kuda delman 27

...

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

. .

1 Le~nbar Kuesioner Peneht~an

...

45 2 Lembar Panduan Wawancara Secara Mendalam untuk Mengetahui Tingkat 49
(14)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kuda (Eqzuts caballzrs atau Eqzrzrs firrrs caballzcs) telah dikenal banyak orang sebagai hewan yang merniliki banyak fungsi, yaitu dapat digunakan sebagai hewan piara, hewan olahraga ataupun sebagai sarana transpo~tasi. Hal itu disebabkan karena kuda adalah hewan yang mudah diatur, dikendalikan dan ramah terhadap makhluk sekitamya termasuk manusia.

Sejak kota Bogor masih bernama Bzlitcnzoerg kuda telah dirnanfaatkan sebagai sarana transportasi oleh masyarakat lokal di kota Bogor, yaitu sebagai hewan penarik kereta. Masyarakat Bogor mengenalnya dengan sebutan delman. Nama delrnan berasal dari nama seorang insinyur Belanda yang menernukan alat angkutan itu yaitu Ir Deelman dari Batavia. Sarana transportasi ini rnendorninasi angkutan umum di kota Bogor sampai awal tahun 1960-an (Helpian & Harinto 2007).

Kuda delman sebagai alat transportasi tradisional lnemiliki keunggulan tersendiri dibandingkan alat transportasi moderen laimya yaitu bebas dari polusi dan bebas dari penggunaan bahan bakar (Anonim 2008a). Di samping itu, kuda delrnan merupakan kuda khas Indonesia yang unik dan berbeda dari kuda ras lainnya sehingga sangat potensial digunakan sebagai daya tarik wisata (Anonim 2007b).

Pada saat ini kondisi kesehatan kuda delrnan terlihat memprihatinkan karena banyak kuda yang kurus, tidak terawat dan hanya dieksploitasi tenaganya saja tanpa ditunjang dengan kebutuhan nutrisi yang cukup dan perawatan yang baik. Disamping itu, kuda yang digunakan menarik delman terlihat mengalami kelainan pada beberapa bagian tubuhnya disebabkan pelakuan kusir yang tidak sesuai dengan anintal welfare. Dari keadaan tersebut maka tindakan pembenahan perlu dilakukan untuk menyelamatkan sarana transportasi ini dari kepunahan.

(15)

Informasi tersebut dapat digunakan sebagai data dasar untuk penyusunan program peningkatan kesehatan kuda delman selanjutnya.

Penelitian-penelitian mengenai status kesehatan kuda temtama kuda delinan dan manajeman pemeliharaannya belum banyak dilakukan, oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keadaan kesehatan kuda delman dan manajeman pemeliharaannya di Kota Bogor. Info~masi tersebut diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu bahan pertimbagan bagi Pemerintah Daerah Kota Bogor untuk melakukan pembenahan terhadap sarana transportasi ini.

Perurnusan Masalah

Dari latar belakang di atas pernasalahan yang masih tejadi pada kuda- kuda delman di kota Bogor saat ini adalah :

Belum adanya perhatian dari pemerintah, masyarakat Kota Bogor dan kusir delman tel-hadap kondisi kesehatan kuda delinan,

Kondisi kesehatan kuda delman di Kota Bogor terlihat memprihatinkan. Belum diketahuinya status kesehatan dan manajernen pemeliharaan kuda delinan di Kota Bogor.

Tujuan Penelitian

Mengetahui status kesehatan dan manajernan pemeliharaannya kuda dellnan di Kota Bogor.

Kegunaan Penelitian

(16)

TINJAUAN PUSTAKA

Kuda

Kuda adalah mamalia ungulata (hewan yang berdiri pada kuku) yang berukuran paling besar di kelasnya. Kuda berdiri pada satu kuku sehingga dimasukkan dalam ordo perissodactyl. Dalam ha1 kekerabatan, kuda memiliki kesamaan nenek moyang dengan tapir dan badak. Kuda merupakan satu dari hewan modem paling sukses dari genus eqtrtrs, ha1 tersebut dikarenakan kemampuannya dalam bertahan hidup dari seleksi alam dan kemampuannya dalam berevolusi yang sangat baik (Anonim 2007a).

Klasifikasi

Kuda modem saat ini dibedakan menjadi kuda domestikasi dan kuda liar. Kuda domestikasi (Eqzurs cabalhrs) adalah kuda yang sengaja dipelihara manusia untuk digunakan dan diambil manfaatnya. Sedangkan kuda liar (Eqzrzw ferus cnbnlltrs) adalah kuda yang inasih hidup di alarn liar (Kidd 1985).

Klasifikasi kuda domestikasi dan kuda liar secara ilmiah berdasarkan aturan penamaan Linaeus (1758) yaitu : Kingdom Animalia, kelas Mammalia, ordo Perrissodactyla, famili Equidae, genus Equus, spesies Eqzrzrs cabaltrs untuk kuda domestik dan Eqtr~rsfertrs cabalus untuk kuda liar.

Pengelompokan kuda kemudian berkembang pesat berdasarkan berbagai ha1 seperti kemarnpuan dalam beraktivitas yaitu cold blood, hot blood dan warm blood, berdasarkan ukuran tubuh seperti light horses, drazrght horses dan ponies (Kacker 1996), jenis aktivitas seperti work horses dan sport horses, asal daerah seperti Kuda Arab, Kuda Eropa, Kuda Asia, dan Kuda Amerika. Penelompokan terakhir adalah berdasarkan breed, yaitu kuda yang telah dikawin silangkan dengan kuda jenis lain dan dihasilkan kuda jenis baiu yang berkualitas baik. Breed yang terkenal antara lain Arab, Thorughbred, Anglo-arab dan Shire (Kidd

1985 dan Drummond 1988).

(17)

Arab ke berbagai negara lain di Asia. Salah satu caranya adalah melalui hadiah perkawinan. Melalui ekspansi tentara Arab ke berbagai penjuru negara pada awal abad pertengahan, rnaka kuda Arab menyebar ke berbagai penjun~ dunia. Kuda Arab tersebut kemudian dikawin silangkan dengan kuda lokal di daerah masing - masing negara. Sampai saat ini telah dikenal lima ekor kuda pejantan Arab yang tekemuka, masing masing bernama the Byerley Turk (1684), The Leeds Arabian (1695), The Dardley Arabian (1700), The Alcock Arabian (1704) d a r ~ The Godolphin Arabian (1730). Nama dari kuda pejantan ini akan kita temukan pada silsilah keturunan kuda jenis Thorzcghbred yang tersebar di seluruh dunia (Soehardjono 1990).

Kuda Indonesia

Kuda yang terdapat di wilayah Asia Tenggara teimasuk ke dalarn ras Tirnur karena memiliki bentuk tengkorak yang kecil. Hal tersebut berbeda der~gan kuda ras Eropa yar~g memiliki tengkorak kepala yang besar. Melihat bentuk wajahnya, kuda ras Timur diduga melupakan keturunan kuda Mongol. Kuda Mongol diperkirakan merupakan keturunan jenis kuda Przewalski yang ditemukan tahun 1879 di Asia Tengah (Soehardjono 1990).

Keadaan fisik kuda yang terdapat di Indonesia beraneka ragam karena dipengaruhi oleh keadaan geografis wilayahnya. Kuda-kuda di Indonesia memiliki ukuran tubuh yang tidaklah terlalu besar yaitu bertinggi badan 1,13 m hingga 1,33 m, ha1 ini disebabkan karena Indonesia berada di daerah beriklim tropis (Soehardjono 1990). Dari ukuran tersebut maka kuda Indonesia termasuk ke dalam jenis kuda poni.

(18)

lebar dan pendek, sedangkan rambut kepala kasar dan berdiri. Bagian kakinya berbentuk langsing dan berbulu pada bagian persendian.

Di Indonesia kuda digunakan sebagai hewan transportasi, bahkan di beberapa daerah di pulau Jawa kuda digunakan untuk menarik kereta yang biasa disebut sebagai delman. Delman sendiri didefinisikan sebagai kereta yang dapat diisildinaiki 4-5 orang dan ditarik oleh satu ekor kuda (Anonim 2007b).

Status Kesehatan Kuda

Keadaan kuda yang baik dan sehat dapat terlihat dari keadaan fisik, emosi, dan fisiologisnya (Brandy et nl. 2003). Pemilik kuda yang baik adalah lnereka yang dapat melakukan pemeriksaan dasar kesehatan kuda karena pemeriksaan tersebut sangatlah mernbantu dokter hewan dalam mengkontrol kesehatan kuda tersebut. Mengetahui penyakit yang menyerang kuda sedini mungkin sangatlah baik, sebingga nantinya penyakit tersebut tidak menjadi lebih serius. Pengetahuan dasar yang hams diketahui ole11 pemilik kuda adalah mengenai pemeriksaan suhu, denyut nadi dan jantung, dan pemafasan (Anonim 1995). Sangat penting untuk melakukan pemeriksaan dan pencatatan suhu, denyut jantung dan pemafasarl kuda secara teratur, karena jika telah mengetahui kondisi normalnya maka akan lebih mudah untuk mengetahui saat kuda sedang tidak nonnal (Hamer 1993).

(19)

Menumt (Brandy et al. 2003) tanda klinis yang sering digunakan sebagai ukuran kuda sehat yaitu: (1) kebiasaan dan tingkah laku sehari-hari, (2) suhu tubuh, (3) keadaan mukosa (terutama mukosa mata dan hidung), (4) keadaan kulit dan rambut, (5) jumlah denyut nadi permenit, (6) jumlah denyut jantung per menit, (7) jumlah denyut nafas pelmenit dan (8) penilaian keadaan nutrisi tubuh. Kemudian hal-ha1 penting yang rnenjadi acuan dalam pemeriksaan umum kuda adalah kondisi fisik, suhu tubuh, frekuensi nadi dan frekuensi nafas serta status kebersihan tubuh dan status gizinya.

Status Gizi

Ketika berbicara mengenai kondisi kuda sehat, ha1 yang tidak boleh tertinggal adalah mengenai keadaan otot atau daging yang membuat postur tubuh kuda terlihat gernuk atau kurus. Penilaian keadaan status gizi pada hewan disebut dengan Body Colzdition Scoring (BCS). Body Condition Scoring adalah sistirn penilaian subyektif terhadap jumlah lernak yang tertimbun di dalam tubuh hewan (Anomim 200%) Nilai dari BCS ini yang nantinya berpengaruh dalam proses pemilihan kuda untuk keperluannya masing-masing. Hasil BCS juga dapat digunakan untuk rnengukur keseimbangan antara nutrisi dengan energi yang digunakan tmtuk aktivitas kuda.

Penilaian yang digunakan dalam BCS ini adalah jumlah perdagingan pada beberapa daerah pada tubuh kuda, yaitu pada bagian leher, prosesus spinosus, tulang msuk, pangkal ekor, withers serta bahu (Wood 2008). Menurut Henneke

et al. (1983) BCS dibagi menjadi 9 kategori yaitu Poor, V e v Thin, Thin,

Moderately Thin, Moderate, Moderately Fleshy, Fleslzy, Fat, Extremely Fat.

Dengan skor 1 sampai 9. Kuda dengan skor 1 - 3 me~pFikan kuda dengan status gizi yang bumk dan tidak dapat dikatakan sehat. Kuda dengan skor 4 - 6 berada

pada kondisi normal dimana keadaan gizinya sudah cukup baik. Kuda dengan skor 7 - 9 berada pada keadaan yang terlalu gemuk, karena banyak timbunan

(20)

Keadaan Kulit dan Bulu

Kebersihan meixpakan ha1 yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan seekor kuda. Kuda yang bersih akan terhindar dari segala macam penyakit terutama penyakit kulit dan penyakit yang memerlukan penetrasi lewat kulit. Kebersihan tubuh ini erat kaitannya dengan sanitasi kandang dan perawatan tubuh yang dibeiikan pemilik, seperti mandi dan grooming. Kebersihan kulit kebersihan rambut, ekor dan kebersihan tubuh secara keseluruhan merupakan titik acuan dalam pemeriksaan kebersihan tubuh adalah.

Keadaan bulu atau rambut merefleksikan kondisi dari kulit dan kesehatan seekor kuda. Dalam keadan nonnal, kuda seharusnya memiliki bulu yang kering, datar dan berkilau. Bulu yang kusut menandakan kuda sedang dalam keadaan tidak sehat. Bulu yang basah saat kuda istirahat, pertanda suhu tubuh kuda sedang tinggi dan kuda sedang menderita sakit (Hamer 1993)

Suhu Tnbuh

Menurut King & Gayle (2006) dan Hamer (1993), suhu tubuh kuda normal pada keadaan istirahat berada pada kisaran 37.5 OC

-

38.5 OC. Suhu yang berada di atas kisaran normal menandakan bahwa kondisi kuda tersebut sedang tidak sehat atau sakit. Sedangkan suhu yang berada di bawah kisaran normal menandakan bahwa kuda sedang mengalami shock, kedinginan atau berada pada kondisi sakit yang sangat kritis (Pinsent 1990).

Frekuensi Denyut Nadi dan Jantung

(21)

memiliki frekuensi jantung yang lebih tinggi dibandingkan kuda dewasa (Sutor 1997).

Peningkatan denyut jantung akan terjadi saat terjadi sakit, stres dan keadaan yang sangat serius pada tubuh kuda. Frekuensi nadi dapat digunakan sebagai penilaian terhadap kesehatan kuda, karena denyut nadi menggatnbarkan keadaan kerja jantung secara langsung. Frekuensi nadi yang berada di bawah atau di atas kisaran normal rnengindikasikan terjadinya ketidaknormalan pada kerja jantung atau pada organ yang disuplai darah oleh janturlg (Sutor 1997).

Jantung yang besar dan organ yang berotot pada kuda, baik sekali sebagai pembantu dalam sistem sirkulasi. Akan tetapi terdapat kontrol syaraf yang lumit dari jantung yang dapat berubah dengan tajam terhadap kecepatan ritrne jantung pada kondisi fisiologis (Anonim 2008). Menurut King & Gayle (2006) frekuensi jantung akan meningkat saat kuda melakukan latihan dan kuda yang sehat

frekuensinya akan kernbali turun secara drastis 10 menit setelah latihan selesai.

Frekuensi Pernafasan

Pernafasan adalah proses pemasukan udara (inhalasi) dan pengeluaran udara (ekspirasi) pada paru-paru untuk digunakan dalam proses rnetabolisme tubuh. Frekuensi rlafas kuda dewasa saat istirahat adalah 8 sampai 16 nafas penuh yaitu kombinasi antara inspirasi dan ekspirasi permenit (Hamer 1993 dan Anonim 1995). Frekuensi nafas seekor kuda sangat dipengaruhi oleh barlyak faktor, antara lain aktivitas kuda, umur dan jenis kelamin kuda, keadan lingkungan, suhu lingkungan dan banyak lagi, sehingga pemeriksaan suhu harus dilakukan di saat keadaan kuda tenang dan tidak dipengaruhi oleh berbagai faktor tersebut.

Manajemen Pemeliharaan Kuda

(22)

kuda saat berada bebas di alam. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan seekor kuda lokal Indonesia adalah pakan, kandang, aktivitas dan lingkungan kerja, perawatan tubuh, perawatan kuku serta pelayanan kesehatan.

Manajemen Pakan

Manajenlen pakan kuda berbeda dengan manajemen ternak domestik yang lain. Hal utama yang menyebabkan ha1 tersebut adalah karena perbedaan anatomi dan fisiologi saluran pencemaan, penceinaan kuda termasuk ke dalain pencemaan monogastrik (lambung tunggal). Selain itu kuda lnerupakan hewan yang dapat nlencema dan memfennentasi sisa pakan pada saluran penceinaan bagian belakangnya (sekum). Dengan keunikannya itulah maka kuda mencema dengan efisien baik pakan serat maupun konsentrat. Namun keunikan ini hams ditunjang pula dengan manajemen pakan yang baik (Anonitn 2008b).

Jenis Pakan

Pakan kuda dibagi menjadi 2 kategori yaitu serat atau bahaii kasar dan konsentrat (Goncalves 2002 et 01. dan Kacker 1996 ). Sumber serat utama bagi kuda adalah rumput. Biasanya rumput diberikan dalam bentuk kering (Hay), sehingga kadar aimya rendah. Rumput kering yang biasa diberikan pada kuda adalah timothy, brome daii rumput orchade (Syefrizal2008).

Serat merupakan bagian penting dalam susunan pakan kuda karena kesehatan saluran cema sangat dipengaruhi oleh keberadaan serat dalam pakan. Serat mengandung bahan kasar dan meinbantu dalam proses transportasi dan pemecahan bahan konsentrat sehingga serat merupakan sumber penting dalam nutrisi. Di Indonesia sendiri terdapat beberapa jenis sumber serat yang digunakan sebagai pakan kuda, antara lain rumput Panicunz muticunz dan Braccaria nttttica (Soehardjono 1990).

(23)

pekerjaan dan berbagai kondisi lain. Jumlah pakan dan waktu pemberian pakan kuda yang berubah tiba-tiba, dapat menyebabkan perubahan motilitas usus pencemaan kuda dan perubahan aliran darah. Hal tersebut sangat berbahaya bagi kuda karena dapat menyebabkan terjadinya kolik (Hamer 1993 dan Soehardjono 1990).

Frekuensi Pemberian Pakan

Seekor kuda di alam liar akan teius merumput sepanjang hari, ha1 tersebut disebabkan kemampuan mencema kuda yang terbatas. Jumlah pakan yang terlalu banyak dalam satu kali pemberian akan menyebabkan proses pencemaan pakan inenjadi tidak efektif dan efisien. Pakan yang tidak tercema akan terbuang percuma melalui feses, sehingga pakan kuda hams diberikan dalam jumlah yang tepat dengan frekuensi yang sering. Jika ineinungkinkan, pakan kasar dan berserat seharusnya tersedia secara nd libittint dalarn kandang kuda agar kuda dapat

lnengganti energinya yang hilang setelah melakukan berbagai aktivitasnya sepanjang hari. Juinlah pakan yang sedikit dengan frekuensi yang sering akan membuat sistim pencernaan kuda bekerja dengan baik. Frekuensi penIberian pakan kuda kompetisi setidaknya 4 sampai 5 kali sehari sedangkan untuk kuda biasa pemberian pakan minimal 2 kali sebaii (Drummond 1988 dan McBAne 1994).

Jumlah pakan

Jumlah total pakan yang sebaiknya diberikan tiap hari pada kuda adalah

2,5 persen dari total berat tubuhnya (Hamer 1993). Pemberian serat dan konsentrat haruslah seimbang sesuai dengan aktivitasnya. Kuda merupakan hewan yang merumput sehingga kebutuhan akan serat wajib untuk dipenuhi untuk menjaga kesehatarl saluran cernanya. Jumlah serat yang h a s didapatkan kuda tiap hari adalah seberat 0.75 kghari untuk setiap 50 kg berat badan (Syefrizal

2008), sedangkan menurut Hamer (1993) jumlah minimum serat yang hams

didapat seekor kuda per hari adalah 1 persen dari total berat tubuhnya.

(24)

adalah bahwa konsentrat yang terdiri dari gula dan zat tepung akan dicerna dan diserap di dalam usus halus, sehingga jika jurnlahnya berlebih maka zat-zat tersebut akan menumpuk di sekurn dan akan menyebabkan kuda mengalami kolik (Syefnzal2008).

Menurut Drummond (1988) dan Hamer (1993) perhitungan jumlah pakan dan frekuensi pemberian pakan yang seharusnya diberikan kepada kuda per hari dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Jumlah ideal pakan kuda perhari

Berat Kuda = 500 kg

Total pakan maksimum per hari = 2 % x 5 0 0 k g = 1 0 k g Jumlah minimum serat per hari = I % x 5 0 0 k g = 5 kg Jumlah maksimum konsentrat per hari = 0.5 % x 500 kg = 2.5 kg

Sumher (Drummond 1988; Hamer 1993)

Kuda dengan berat 500 kg hams mendapatkan 10 kg pakan perharinya, yaitu setidaknya mendapatkan 5 kg serat dan jumlah konsentrat yang diberikan tidak lebih dari 2,5 kg. Dan perhitungan tersebut maka frekuensi pemberiau pakan adalah dua kali sehari, namun frekuensi yang lebih sering dengan jumlah yang lebih sedikit lebih dianjurkan.

Waktu Pemberian Pakan

(25)

Frekuensi Pemberian Minum

Tubuh kuda setidaknya tersusun daii 65 sampai 75 persen air. Air bei-perail penting dalam semua proses metabolisme. Selain itu air juga dibutuhkan bagi proses fisiologi termas~~k penggunaan saat mencema nutrisi, regulasi suhu tubuh, kontraksi otot, pelumasan sendi dan pembuangan zat-zat sisa yang tidak diperlukan lagi bagi tubuh. Atas kepentingan tersebut maka kuda hams selalu mendapatkan air setiap harinya, sehingga air harus selalu tersedia secara ad

libitum dalam kandang kuda.

Kuda membutuhkan ketersediaan air yang berkualitas baik dan palatable.

Kubutuhan air kuda adalah 10 sampai 12 galon ( 4 5 3 - 54,6 liter) air perhari.

Pemberian air hams sangat dibatasi saat kuda setelah melakukan pekerjaan dan aktivitas yang berat. Hal ini dilakukan untuk rnenghiildari terjadinya minum yang berlebihan yang akan menyebabkan gangguan pada pencemaan dan gangguan metabolisme tubuh lainnya (Anomim 2008~).

Manajemen Perkandangan

Kuda memerlukan tempat berteduh yang layak sebagai tempat berperlindung dari cuaca yang tidak bersahabat sepeiti angin dan hujan. Di dalam kandang seharusnya juga dilengkapi dengan pakan yang cukup agar kondisi kesehatan kuda tetap terjaga. Kandang kuda setidaknya memiliki ukuran yang lebih besar d a ~ i ukuran kuda. Meilu~ut Drummond (1988) ukuran kandang yang ideal terlihat sepeiti dalam tabel 2.

Tabel 2 Ukuran kandang kuda ideal

Ukuran (dalam m) Jenis kuda

3.6 x 3.6 Kuda tunggang

3.6 x 3.0 Kuda ke j a

3.0 x 3.0 Kuda poni

Sumber ( D m m o n d 1988; Hamer 1993)

(26)

menghindari dari cidera yang mungkin akan dialami kuda di dalam kandang. Hal terakhir yang hams diperhatikan adalah sanitasi atau kebersihan. Kandang kuda setidaknya dibersihkan 1 minggu sekali, untuk inenghindari tumbuhnya ja~nur dan perkembangbiakan mikroorganisrne patogen yang akan tnengganggu kesehatail kuda.

Manajemen Aktivitas dan Lingkungan Kerja

Jenis aktivitas kuda haruslah ditentukan berdasarkan ras dan utnumya. Ada jenis ras kuda yang memiliki tenaga besar namun tidak lincah sehingga digunakan sebagai kuda pekerja, nalnun ada jenis kuda yang meiniliki tenaga terbatas namun memiliki kelincahan yang tinggi sehingga digunakan sebagai kuda pacu. Menurut Soehardjono (1990) pemilihan kuda dan manajemen durasi aktivitas yang tepat akan menjadikan kuda tnenarnpakkail perfoima terbaiknya.

Keadaan permukaan tanah lingkungan juga berpengaruh terhadap kesehatan kuda. Kuda dengan lingkungan tanah yang b u n ~ k seperti becek dan berbatu akan menjadi predisposisi terhadap penyakit-penyakit kuku kuda. Sehingga keadaan tanah lingkungan tempat kuda bekerja dan sekitar kandang perlu dikondisikan seperti keadaan tanah normal kuda saat berada di alam. Jika tidak memungkinkan maka kuku kuda hams dilengkapi dengan ladam guna melindunginya dari kondisi tanah yang buntk.

Manajemen Perawatan Tubuh

(27)

dimandikan. Frekuensi mandi yang terlalu sering akan membuat kulit kuda menjadi kering karena kelembaban tuhuhnya hilang.

Manajemen Perawatan Kuku

Perawatan kuku penting artinya bagi kesehatan kuda. Bahkan ada pepatah yang mengatakan "No hoof; no hovse" yang dapat diartikan jika tidak ada kuku maka tidak ada kuda. Kuda yang memiliki berat badan ratusan kilogram hanya ditumpukan pada keempat kukunya sehingga jika terdapat kuku kaki yang sakit maka hidup kuda juga tidak akan dapat bertahan lama (Anonim 2008). Perawatan kuku yang diperlukan bagi kesehatan kuda adalah pembersihan kuku, pemotongan kuku, peladaman, dan pemeriksaan kesehatan kuku (Gredley 1999).

Pembersihan kuku meliputi tindakan penyingkiran benda asing dan batu yang sering berada pada bagian sela-sela kuku. Hal ini penting dan wajib dilakukan secara rutin sebelum kuda dikeluarkan dari kandang untuk beraktivitas (Gredley 1999)

Pemotongan kuku adalah tindakan memotong bagian ujung kuku kuda yang berlebih. Seperti kuku pada jari ma~lusia, kuku kuda juga bertambah panjang ukurannya tiap waktu. Pemotongan kuku yang baik seharusnya dilakukan tiap enam sampai delapan minggu sekali, agar kuku selalu berada pada bentuk nonnal dan tidak menggangu kuda saat berjalan dan berlari (Gredley 1999).

(28)

Manajernen Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan yang dilakukan secara teratur diperlukan untuk rnenghasilkan performa kuda yang selalu baik, sehingga kesehatan seekor kuda sebaiknya selalu dikontrol oleh seorang dokter hewan. Kuda adalah hewan yang sangat sensitif dan tidak tahan terhadap rasa sakit. Jika kuda terserang suatu penyakit maka kuda akan lebih cepat mati jika tidak segera diobati, sehingga peran dokter hewan penting dalam kesehatan seekor kuda (Anonim 2008)

(29)

METODOLOGI PENELITIAN

Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan pada Oktober 2007-September 2008. Responden dan kuda yang digunakan dalarn penelitian adalah kusir beserta kuda delman yang bekerja di daerah Pasar Bogor, Kotama Bogor, Provinsi Jawa Barat. Wawancara dan pemeriksaan kesehatan kuda dilakukan di lumah pemilik kuda atau di kandang kuda delman saat kuda sedang tidak dipekerjakan.

Metode Penelitian

Metode penelitian adalah studi lintas seksional. Contoh responden dipilih dengan cara pzirposive yaitu dengan mewawancarai semua kusir delrnan yang ditemui di Pasar Bogor saat survey dilakukan. Sedangkan contoh kuda adalah kuda milik responden yang diperkenankan untuk diperiksa kesehatannya. Besaran contoh untuk responden kusir delman sebanyak 30 orang dan jumlah kuda sebayak 12 ekor. Data mengenai manaje~nen pelneliharaan kuda dellnan dikumpulkan dari responden dengan melakukan wawancara menggunakan kuesioner, Sedangkan data kesehatan kuda delman didapatkan dengan melakukan prosedur physical examination. Data yang telah diperoleh kemudian disajikan secara desktiptif.

Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh dan melengkapi data yang diperlukan dalam penelitian, digunakan teknik pengumpulan data yaitu :

a. Wawancara

Pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab secara langsung kepada responden dengan menggunakan kuesioner untuk mendapatkan data secara lengkap.

b. Pemeriksaan kesehatan

(30)

kuda dalam penelitian ini menljuk pada pemeriksaan kesehatan (physical examination) yang digunakan pada Program Pendidikan Profesi Dokter Hewan Fakultas Kedokteran Hewan IPB.

Definisi Operasional

Untuk memberikan pengertian yang jelas dan tidak menimbulkan keraguan, maka dirumuskan definisi operasional dari istilah variabel yang digunakan dalam penelitian. Definisi operasional penelitian terdiri dari dua bagian yaitu definisi mengenai pemeriksaan kesehatan kuda dan mengenai wawancara manajemen pemeliharaan kuda delman.

Definisi operasional tiap variabel, alat ukur, cara pengukuran dan skala pengukuran dijelaskan pada Tabel 3.

Tabel 3 Definisi operasional Pemeriksaan Kesehatan. Variabel

conditiorl

dan bulu

I

Keadaan

fisiologis tubuh kuda

Pemeriksaan sistem pernafasan

i

Penilaian terhadap keadaan

sistem pernafasan kuda dengan mengamati bentuk rongga dada, type, ritme, intensitas pernafasan, penekanan rongga dada, qalpasi interkostal, suara

Definisi Operasional Penilaian status gizi tubuh berdasarkan jumlah timbunan lemak

Penilaian terhadap Keadaan kulit, keadaan bulu dan kebersihannya Penilaian terhadap frekuensi nadi, frekuensi nafas dan suhu tubuh

Stetoscope

k

Alat Ukur - Stetoscope, termometer Cara Ukur Inspeksi dan palpasi pada beberapa bagian tubuh Ispeksi dan palpasi pada kulit Palpasi pada A. Facialis; Auskultasi pada dada; pengukuran suhu perektal dengan termometer Inspeksi, palpasi, auskultasi Skala Ordinal I = P o o r 2 = Very Ttiiil 3 = Tlrin

4 = Modemrely

Thin

5 =Moderate

6 = Moderately Flestry

7 = Flesl~y

[image:30.514.39.454.185.746.2]
(31)

Pemeriksaan sistem sirkulasi

Pemeriksaan tambahan

sistem sirkulasi knda

I

nafas, suara ikutan,

sinkronisasi inspirasi &

ekspirasi dan ada tidaknya batuk.

Penilaian terhadap keadaan Steroscope Inspeksi, palpasi, auskultasi

C

dengan mengamati ada tidaknya Ictus cordis, frekuensi, intensitas, ritme denyut jantung,

sinkronisasi antara pulsus nadi & jantung, Cnpiln~y

Re$/ Tinre

Penilaian terhadap keadaan sisteln pencernaan, keadaan

& kebersihan alat kelamin, tingkat dehidrasi tubuh

palpasi, auskultasi

Steroscopc

Tabel 4 Definisi operasional variabel manajelnen pemeliharaan kuda delman Variabel Jenis pakan Frekuensi pemberian pakan Waktu pemberian pakan Definisi Operasional Jenis pakan yang digunakan sebagai pakan kuda

Frekuensi pemberian pakan terhadap kuda delman tiap hari

Waktu pada saat kuda mendapatkan pakan tiap hari Alat Ukur - Cara Ukur Wawancara dan Observasi Wawancara Wawancara Skala Ordinal

1 = rumput saja 2 = dedak saja

3 = rumput dan dedak saja 4= rumput, dedak dan makanan penunjang lain Ordinal

1= kuda diberi makan 1 kali

sehari

2= kuda diberi makan 2 kali sehari

[image:31.514.35.451.50.336.2]
(32)

lumlah pakan

'rekuensi ~emberian air ninum

Jkuran

ilas kandang

Jumlah pakan yang diberikan kepada kuda tiap hari

Frekuensi pemberian air minum terhadap kuda tiap hari

Ukuran kandang kuda

Jenis alas yang digunakan lalam kandang Wawancara ian Observasi Wawancara Uawancara Ian Observasi Nawancara Ian Observasi

4 = pagi sore dan malam Ordinal

1 = kurang dari 3 kg per hari 2 = 3 s . d 4 k g per hari 3 = sama dengan 5 kg per hari

4 = lebih dari 5

Ordinal I = hanya diberikan saat Luda terlihat haus

2 = diberi 2 kali sehari saat pagi dan sore hari 3 = diberi 3 kali sehari pagi, sore, malam 4 = selalu tersedia Ordinal

I= ukuran kandang lebih kecil dari 2 x 1 m"

2= uhxran kandang 2 x 2 m2

3= ukuran kandang 3 x 3 m2 4= ukuran kandang lebih besar dari 3 x 3

rn'

Ordinal

1= jika kandang tidak

mengunakan llas sama sekali, lantai kandang :endemng keras

2= jika menggunakan jerami 3= jika nenggunakan jerbuk kayu sergaji

l= jika nenggunakan :ampuran jerbuk kayu dan

(33)

:eadaan kebersihan andang

angat buruk : Jika andang sangat kotor arena tidak pernah ibersihkan sama sekali. iuruk : Kandang kotor

arena jarang dibersihkan. Curang baik: Kandang

ersih namun pada teberapa bagian masib zrlihat kotor karena hanya libersihkan dengan #eralatan seadanya %aik : Kandang sangat ~ersih karena dibersihkan etiap hari dengan eral la tan yang memadai. Yingkat keselamatan kuda li dalam kandang

iangat berbabaya :

:ecelakaan bagi kuda pasti erjadi

:ukup berbahaya :

ewaktu-waktu kandang kpat ~nencelakai kuda, esiko kecelakaan masih :ukup besar

:ukup aman : resiko recelakaan sangat kecil iekali

jangat aman : kandang iman bagi keselamatan cnda.

Lama waktu kuda iipekerjakan dalam satu ~ a r i

Yawancara an Ohservasi Uawancara lan Ohservasi Wawancara ilas kandang :endemng Tangat. 3rdinal

I= sangat bumk

2= b u n k

3= kurang baik

1= baik

Ordinal I = Sangat berbahaya

2= Cukup berbahaya

3= Cukup aman 4 = Sangat anlar

Ordinal l = jika kuda bekerja selama 24 jam sehari tanpa istirahat 2= jika kuda bekerja 12 jam sehari

(34)

Keadaan Alas lantai

lingkungan kerja dan sekitar

Frekuensi Mandi

Keadaan lantai lingkungan kerja dan sekitar kandang kuda

Frehensi mandi kuda

Wawancara dan Observasi Wawancara -- Ordinal 1= tanah becekiberair

2= aspal, semen 3= tanah padat 4= empuk (rumput)

Ordinal

1= sangat jarang sekali

2= jarang

3= teratur 1 bulan sekali 4= teratur 1

minggu sekali

Panggunaan tapal pada kuku kuda

Frekuensi Groonzing

Frekuensi pergantian tapal

Wawancara dan Observasi Frehensi groonzing kuda

Wawancara

seminggu sekali)

2= tidak teratur - (seminggu sekali) 3= teratur (sebelum atau setelah bekerja saja) 4= teratur (sebelum dan setelah beke rja)

Ordinal O= tidak menggunakan

1= hanya satu kaki yang menggunakan tapal

2= hanya 2 kaki yang

menggunakan tapal

3= hanya 3 kaki yang

menggunakan tapal

4= semua kaki menggunakan tapal

Wawancara Ordinal

(35)

;iapa yang nemeriksa

Naktu ,emeriksaan

'emberian obat :acing

deworming)

'engetahuan :esehatan kuda

Orang yang biasa

memeriksa kesehatan kuda delman saat kuda sakit

waktu pelneriksaan kesehatan kuda dellnan yang biasa dilakukan kusir delman

Frekuensi pemberian obat cacing pada kuda deln~an

Pengetahuan kusir delman mengenai cara pengobatan terhadap kuda

Sanget beik : mengetahui segala cara menangani kuda sakit baik penanganan maupun peracikan obat tradisional.

Baik : mengetahui cara perawatan kuda sakit saja. Kurang baik : hanya mengetahui cara merawat kuda saja.

Buruk : tidak mengetahui jama sekali mengenai perawatan kuda. Wawancara Wawancara Wawancara Wawancara iecara nendalam penggantian sebulan sekali

3= frehuensi penggantian 2 lninggu sekali

4= frekuensi penggantian 1

minggu sekali

Ordinal O= tidak ada 1= memeriksa sendiri

4= mantri hewan atau dokter bewan Ordinal

1 = hanya saat kuda sakit 2 = sebulan sekali 3 = seminggu sekali

4 = mtin setiap hari

Ordinal

0 = tidak pemah 1 = saat ada pelayan

kesehatan gratis saja

2 = 1 tahun sekali 3 = 6 bulan sekali 4 = 3 bulan sekali

Ordinal Buruk = 1

(36)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari proses penelitian selama bulan Oktober 2007 hingga September 2008 didapatkan 30 kusir delman sebagai sampel responden. Seluruh responden tersebut kemudian diwawancara mengenai manajemen pemeliharaan kuda delman. Disebabkan penolakan dari beberapa kusir delman dan keterbatasan yang ada pada peneliti, dari 30 kusir delman yang telah diwawancarai hanya 12 ekor kuda yang berhasil diperiksa kesehatannya secara lengkap.

Profil Singkat Lingkungan Pasar Bogor

Pasar Bogor adalah suatu lokasi pasar tradisional tempat lnasyarakat kota Bogor melakukan transaksi perdagangan buah, sayur dan keperluan lainnya. Pasar ini dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan bermotor selama kurang lebih 10 menit dari terminal Baranagsiang. Letaknya persis berada di sisi timur dari Kebun Raya Bogor sehingga keadaan lingkungannya masih relatif sejuk disebabkan masih banyaknya pohon-pohon besar yang menaunginya. Keadaan lantai lingkungannya adalah aspal dengan kontur tanah yang miring. Para kusir kuda delman biasanya beroperasi di daerah ini untuk mengantar tuns asing dan mancanegara berkeliling kota Bogor ataupun untuk mengangkut barang belanjaan pedagang. Dipilihnya daerah ini sebagai lokasi penelitian adalah karena hanya di daerah inilah satu-satunya lokasi operasi kuda delman yang tersisa dengan jumlah kuda yang cukup banyak.

(37)

Profil Pl~ysicalExaiizinatioi~ Kuda Delman

Hasil pemeriksaan physical examination terhadap kuda delman memperlihatkan bahwa secara umum kondisi gizi kuda delman adalah bumk. Keadaan kulit dan bulu secara umum biasa, tidak berkilau dan banyak terdapat luka dan kelainan meskipun urltuk kebersihan selumhnya bersih. Beberapa kuda delman diketahui mengalami gangguan pada tubuhnya. Profil mengenai hasil

physical examination kuda delman akan dibahas lebih lanjut sebagai be]-ikut :

Signalenien

Semua kuda yang diperiksa teimasuk ke dalam ras lokal kuda sandel

(sandal wood). Waina kuda sebagian besar adalah chestnut dan yang lainnya adalah palonzino, bay dan grey. Semua kuda yang delman yang dipeiiksa berkelamin jantan dengau estimasi tinggi berkisar antara 120 cm hingga 140 crn dan berat 130 kg hingga 230 kg. Berdasarkan tinggi dan berat badan tersebut kuda delman yang berada di kota Bogor dapat digolongkan ke dalam kelompok kuda poni.

Status Present

Sikap Berdiri

Secara umum, sikap berdiri kuda delman sampel adalah normal yaiti~ berdiri pada keempat kakinya, namun terdapat satu ekor kuda yang berdiri pada 3 kaki. Kuda tersebut mengalami pincarlg tuinpu. Penyebabnya adalah tusukan paku pada bagian sole kuku kin kaki belakangnya. Meskipun kuda mengalami pincang, namun kuda tidak mendapatkan perawatan secara khusus dan masih melakukan kerja seperti biasanya. Hal tersebut meinbahayakan keselamatan kuda dan penumpang yang menaiki kereta delman karena pergerakan kuda menjadi tidak normal dan kemungkinan besar kuda akan terjatuh saat berjalan.

Habitus dan Tingkah Laku

(38)

menggesekkan ekomya pada dinding dan terdapat pula kuda yang sering menghentakkan kaki belakangnya pada tanah.

Setelah ditelusuri lebih lanjut, kebiasaan kuda menggesekkan pangkal eko~nya pada dinding, karena pada bagian bawah pangkal ekor kuda tersebut terdapat luka akibat trauma pakaian kuda yang belum kering. Lukv tersebutlah yang mengakibatkan rasa gatal pada kuda sehingga kuda menggesekkan bagian belakang tubuhnya pada permukaan dinding.

Kebiasaan aneh kuda yang lain yaitu menghentakkan kaki bzlakang pada permukaan tanah kandang. Hal tersebut berkaitan erat dengan kebersihan kandang, kandang yang kotor akan lnenyebabkan timbulnya banyak hewan pengganggu seperti serangga dan lalat yang kemudian akan hinggap di kaki kuda. Bagian kaki yang sulit dijangkau oleh ekor akan terasa amat gatal jika dihinggapi oleh serangga sehingga cara kuda menghilangkan pengganggu tersebut adalah dengan menghentakkan kaki belakanggnya pada permukaan tanah.

Body Cotzditiotz Scoritzg

Seperti ditunjukkan pada Tahel 5, secara umum (83.3 %) body condition scoring kuda delman berada pada kisaran 4 (moderately tlzin). Menurut Brandy (2002) kuda dengan status gizi buruk berada pada skor 1 - 3 (kurus) dan 7 - 9

(gemuk). Kuda dengan status gizi baik berada pada skor 4 - 6. meskipun berada pada skor 4, status gizi kuda delman belu~n dapat dikatakan baik karena keadaan gizinya lebih condong kearah kurus disebabkan jumlah timbunan lemak pada tubuhnya yang sedikit.

(39)

tenaga yang dihasilkan juga akan besar. Keadaan gizi kuda delman yang baik akan menjadi salah satu daya tank masyarakat dan tuns ter-tank untuk mengunakan delman sebagai sarana transportasi.

Tabel 5 Body condition scoring kuda delman

Body condilion s c o r i n ~ Jumlah %

Thin 1 8 . 3

Modernlely n i n 10 83.3

Modernle 1 8 . 3

Total 12 100.0

Keadaan Kulit dan Bulu

[image:39.514.45.429.159.778.2]

Dan pengamatan terhadap keadaan kulit dan bulu kuda delman (Tabel 6), sebanyak 50.0 % kuda berkulit halus dan 50.0 % berkulit kasar. Keadaan bulu kuda delman tidak terlalu istimewa karena tidak ada satupun (0.0 %) kuda delman yang bulunya berkilau, secara umum (58.3 %) kuda delrnan inemiliki bulu yang biasa dan tidak berkilau sedangkan sisanya (41.6 %) berbulu kusam. Keadaarl kulit dan bulu seperti itu berkaitan dengan pakan yang diherikan oleh kusir kuda delman. Pakan yang diberikan tidak rnengandung nutrisi yang baik untuk perkembangan kulit tubub kuda, karena kuda delman hanya diberikan pakan beiupa rumput dan konsentrat saja tanpa adanya tarnbahan vitamin.

Tabel 6 Keadaan kulit dan bulu kuda delman

Variabel Jumlah %

Kulit

Kasar 6 50.0

Halus 6 50.0

Total 12 100.0

Bulu

Kusam 5 41.6

Biasa; tidak berkilau 7 58.3

Berkilau 0 0.0

Total 12 100.0

Kebersihan

Kotor 0 0.0

Bersih 12 100.0

Total 12 100.0

(40)

delman selalu melah~kan grooming kepada kuda miliknya secara teratur setiap hari sebelum dan setelah kerja.

Keterangan (A) : luka pada pangkal ekor

(B) : alopecia pada withers

(c)

: luka pada abdomen sinistra

(D) : caped elbow

( E ) & ( F ) : contoh pakaian kuda delman

Gambar 2 Luka pada beberapa bagian tubuh kuda dan contoh pakaian kuda delman

[image:40.514.72.421.85.641.2]
(41)

withers dan abdomen. Penyebab luka dan alopecia pada daerah tersebut adalah pakaian kuda yang terlalu sempit dan beban delman yang berat sehingga pakaian kuda menggesek bagian tersebut terns-menems dan menyebabkan luka dan

alopecia (Gambar 2). Dari temuan klinis tersebut menandakan bahwa pakaian

kuda delman menyakiti kuda delman. Hal ini bertentangan sekali dengan prinsip kesejahteraan hewan (animal werare).

Temuan lain pada tubuh kuda delman adalah adanya caped elbow, yaitu peradangan yang membengkak pada bursa subcutaneus yang berlokasi pada processus olecranon dan tuber calcaneus (Anonim 2008 dan Marcella 2008).

Caped elbow terjadi akibat adanya pembendungan cairan (edema) yang terjadi

pada bagian tersebut yang disebabkan kuda berbaring pada keadaan lantai yang kurang baik, te~jatuh, ataupun sepatu kuda yang sering mengenai bagian siku (Marcella 2008). Sebenamya penyakit ini buka~l mernpakan penyakit yang berat dan dapat diobati dengan mudah dengan tindakan bedah minor. Na~nun jika tidak diobati dengan serius maka proses peradangan akan berjalan secara sistemik dan kemudian akan inengakibatkan penyakit lainnya yang lebih serius.

Keadaan Fisiologis

Keadaan fisiologis tubuh menlpakan salah satu variabel penting pada pemeriksaan status present kuda delman. Hasil pemeriksaan pada Tabel 7 menunjukkan bahwa frekuensi nadi kuda delman secara umum (83.3%) berada di atas 40 kali per menit, adapun kisarail frekuensi nadi 36 hingga 56 kali per menit Frekuensi nafas secara umum (100.0 %) berada di atas 16 kali per menit dengan kisaran nafas 24 hingga 54 kali per menit. Suhu tubuh kuda delinan berada pada kisaran 37.1 "C hingga 38.1 OC.

(42)

Gayle 2006). Adapun kisaran denyut nadi kuda delman yang terlampau jauh (36 hingga 56 kali per menit) disebabkan kuda delman yang diperiksa umurnya tidak seragam. Menurut Sutor (1997) kisaran denyut nadi kuda akan bervariasi pada umur yang berbeda.

Tabel 7 Keadaan Fisiologis Tubuh Kuda Delman

Variabel Jumlah %

Frekuensi nadi

< 36

36 sampai 40

> 40

total 12 100.0

Frekuensi nafas < a

8 sampai 16

> 16

Total 12 100.0

Suhu tubuh

< 37 0 0.0

37 sampai 38 10 90.9

> 38 1 9.0

Total 11 - 100.0

Regio Kepala dan Leher

Dalam inspeksi terhadap regio kepala dan leher semua kuda delman tidak ada yang mengalami kelainan. Sama halnya untuk pemeriksaan regio mata, hidung, mulut dan telinga semua kuda dalam keadaan yang normal. Hanya satu ekor kuda yang mukosa mulutnya terlihat pucat dan kering. Warna mukosa yang normal adalah rose dengan permukaan yang licin dan basah. Keadan mukosa yang pucat mengindikasikan bahwa kuda tersebut mengalami dehidrasi (King &

Gayle 2006 dan Pinsent 1991).

Sistem Pernafasan

Hasil pemeriksaan sistem pemafasan (Tabel 8), memperlihatkan bahwa secara umum (91.6 %) kuda delman masih bertipe nafas normal yaitu pernafasan dada p e n t (Costoabdominal) hanya satu ekor yang mengalami kelainan yaitu bertipe dada (Costal).

(43)

mengindikasikan bahwa secara pemeriksaan klinis paru-paru kuda mengalarni kelainan (Pinsent 1990). Unh~k sinkronisasi antara inspirasi dan ekspirasi dan palpasi untuk mengetahui adanya batuk. Dari hasil pemeriksaan tersebut, tidak ada satupun kuda yang mengalami kelainan.

Tabel 8 Pemeriksaan sistem pernafasan

Variabel Jumlah %

Tipe

Costal 1 8.3

Costo abdominal 11 91.6

Abdominal 0 0.0

Total 12 10.0

Suara ikutan

Tidak ada 10 83.3

Ada 2 16.6

Total 12 100.0

Sistem Sirkulasi

Hasil pemeriksaan sistem sirkulasi memperlihatkan bahwa pada umumnya kuda-kuda delman (83.3 %) memiliki frekuensi denyut jantung pada frekuensi diatas 40 kali per menit (Tabel 9). Adapun kisarannya adalah 36 hingga 57 kali per menit.

Tabel 9 Peineriksaan Sistem Sirkulasi

Variabel Jumlah %

Frekuensi Jantung

< 36 0 0.0

36 sampai 40 2 16.6

>40 10 83.3

Total 12 100.0

Suara ikutan

Tidak ada 12 100.0

Ada 0 0

Total 12 100.0

Sinkronisasi antara pulsus dan jantung

Tidak sinkron 5 41.6

Sinkron 7 58.3

Total 12 100.0

Capillary refill time

1 detik 10 83.3

2 detik 0 0.0

3 sampai 4 detik 2 16.6

>4 detik 0 0.0

(44)

Suara ikutan tidak ditemukan saat inelakukan auskultasi jantung (1 00.0%). Hal ini menandakan bahwa secara klinis tidak ada kuda yang mengalami kelainan bentuk dan fungsi jantung. Pemeriksaan sinkronisasi antara nadi dan jantung kuda memperlihatkan bahwa secara umum (58.3 %) keadaannya sinkron. Nainun terdapat (41.6 %) kuda yang tidak sinkron. Kemudian dari hasil pemeriksaan

Capilaty Refill Time, secara umum (83.3 %) kuda delman masih berada pada

keadaan normal dengan hasil uji CRT 1 detik. Dari pemeriksaan sinkronisasi pulsus dan jantung serta CRT, dperoleh hasil bahwa terdapat kuda delman yang mengalami kelainan pada sistem sirkulasinya terutama pada sirkulasi perifemya. Gangguan pada sistem sirkulasi perifer dapat mengindikasikan terjadinya kehilangan darah, dehidrasi ataupun shock. Kehilangan darah dan dehidrasi adalah disebabkan hilangnya volume darah di dalam sistem sirkulasi secara cepat, sedangkan shoclc disebabkan menurunnya tekanan darah pada sistem sirkulasi (King & Gayle 2006).

Penyebab yang mungkin dari keadaan tersebut adalah perlakuan dari para kusir delman itu sendiii terhadap kuda yang dimiliki. Mereka hanya memberikan minum 2 kali sehari pada pagi dan sore hari dan hanya sesekali memberikan minum saat tengah hari, padahal kota Bogor merupakan daerah tropis sehingga kuda akan cepat kehilangan cairan tubuhnya saat melakukan aktivitas. Seharusnya kuda tidak dibiarkan kehilangan cairan tubuh dengan selalu menyediakan air secara ad libitum setiap saat.

Pemeriksaan Tambahan

Pemeriksaan terhadap peristaltik usus memperlihatkan sebagian besar kuda delman (75.0 %) memiliki peristaltik usus yang normal dan hanya 8.3 % berada pada keadaan siaga (peristaltik usus terdengar jarang) serta 16.6 % berada pada keadaan kiitis, yaitu peristaltik ususnya tidak terdengar (Tabel 10). Secara noimal usus seekor kuda akan melakukan gerakan peristaltik secara teratur setiap 5-10 detik sekali. Suara peristaltik usus yang tidak terdengar merupakan pertanda bahwa usus kuda tersebut mengalami gangguan (King & Gayle 2006).

(45)

yang tidak simetris dan 8.3 % monorchid. Dan inspeksi terhadap kebersihan regio tersebut diketahui bahwa semua kuda yang diperiksa (100.0 %) merniliki penis dan preputium yang kotor dan tidak pemah dibersihkan. Hasil ini memperlihatkan bahwa para kusir delman tidak memperhatikail keadaan alat kelamin kuda miliknya. Para kusir delman menliliki kebiasaan menukar kudanya dengan kuda yang baru jika kuda yang lama mengalami penyakit sehingga inereka tidak perhatian terhadap kesehatan kudanya termasuk keadaan alat kelanlin.

Pemeriksaan turgor kulit dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat dehidrasi tubuh kuda delman. Dan pelneriksaan diketahui bahwa secara umum (83.3 %) keadaan kuda delman adalah normal. Namun ditemukan sebanyak 8.3 % yang berada berada pada keadaan siaga yaitu kulit kembali ke keadaan semula dalam waktu 2 detik karena dan ditemukan sebanyak 8.3 % berada pada keadaan kritis yaitu kulit kembali keadaan semula dalam waktu lebih dari 4 detik dan ha1 tersebut menandakan kuda mengalami gejala dehidrasi.

Tabel 10 Pemeriksaan ta~nbahan

Variabel Jumlah %

Perisaltik Usus

Terdengar; 9 75.0

normal

Jarang 1 8.3

terdengar

Tidak terdengar 2 16.6

Total 12 100.0

Keadaan testis

Tidak simetris 2 16.6

Simetris 9 75.0

Monorchid 1 8.3

Kebersihan testis

Kotor 12 100.0

Bersih 0 0.0

Total 12 100.0

Pemeriksaan turgor kulit

1 detik 10 83.3

2 detik 1 8.3

3 sampai 4 detik 0 0.0

24 detik 1 8.3

(46)

dalam pemnberian air minum. Mereka umumnya hanya memberikan minum dua kali sehari berbarengan dengan pemberian pakan. Me~~urut Anonim (2008~) kebutuhan air kuda adalah 10 sampai 12 galon ( 4 5 3 - 54,6 liter) air perhari

sehingga setidaknya air hams tersedia setiap saat (ad libitzin).

Profil Manajemen Pemeliharaan

Profil manajemen pemeliharaan kuda delman diperoleh dari hasil wawancara dengan 30 orang responden kusir delman. Profil manajemen pemeliharaan yang diteliti pada penelitian ini meliputi manajemen pakan, manajemen perkandangan, manajernen aktivitas dan lingkungan keja, manajemen perawatan tubuh, manajemen perawatan kuku dan manajemen pelayanan kesehatan. Manajemen pemeliharaan menentukan status kesehatan kuda karena dengan manajemen pemeliharaan kuda yang baik kondisi kesehatan kuda akan selalu terjaga dan kuda akan terhindar dari segala macam penyakit.

Profil Manajemen Pakan

Dari hasil wawancara terhadap para pemilik kuda delman, diketahui bahwa pakan yang digunakan oleh para pemilik delman sebagian besar (77.4 %) hanya terdiri dari rumput dan konsentrat saja. Hal ini patut menjadi perhatian karena berdasarkan jenis aktivitasnya kuda delman termasuk ke dalam kuda pekerja yang seharusnya memerlukan jumlah asupan pakan dengan nutrisi yang tinggi. Asupan energi yang kurang aka1 menyebabkan tenaga menjadi terbatas dan aktivitas yang dilakukan juga akan terharnbat.

(47)

Hal lain yang menjadi variabel penilaian terhadap manajemen pakan kuda delmarl adalah jumlab pakan. Menurut (Harner 1993) secara umum seekor kuda seharusrlya diberi pakan sebanyak 2,5 persen dari berat tubuhnya. Dari ukuran tubuh yang tergolong ke dalarn kuda poni jumlah pakan yang seharusnya diberikan berkisar antara 5 kg hingga 7.5 kg (McBane 1994). Semua pernilik kuda delman terbiasa memberikan pakan dalam jumlah yang sarna yaitu 5 kg perhari tanpa memperhatikan ukuran dan berat kuda tersebut. Sehingga yang terjadi adalah beberapa kuda mengalami kekurangan pakan dan yang lainnya mengalami kelebihan pakan.

[image:47.514.61.405.405.699.2]

Untuk waktu pemberian pakan semua pemilik kuda (100%) tidak mernperhatikan akan ha1 ini. Mereka tidak memberikan jeda waktu antara pernberian pakan dengan aktivitas yang diberikan. Pemberian pakan yang seperti itu akan menyebabkan kuda mudah mengalami kolik (Drurnmond 1988). Begitu pula dengan pemberian minum, semua pemilik kuda delman hanya memberikan rninum 2 kali sehari yaitu saat pemberian pakan. Dengan frekuensi minum seperti itu, kuda akan mudah mengalami dehidrasi.

Tabel 11 Profil manajemen pakan

Variabel Jumalah %

Jenis Pakan

Rumput dan konsentrat 24 77.4

Rumput, konsentrat dan makanan lain 6 19.4 Frehensi pemberian

2 kali sehari 24 77.4

3 kali sehari 6 19.4

Jumlah pakan per hari

< 5 kg 0

5 kg 30 100.0

Waktu pemberian pakan

Tidak diperhatikan 30 100.0

Diperhatian dengan baik Frehensi pemberian minum

< 2 kali sehari

2 kali sehari 30 100.0

Ad Iibitirnr

Perbandingan antara Rumput dan Konsentrat

100%: 0 % 0 0.0

90 % : 10% 3 9.7

80 % : 20 % 18 58.1

70 % : 30 % 7 22.6

(48)

Perbandingan jumlah rumput dan konsentrat dalam pakan kuda seharusnya disesuaikan dengan berat aktivitas yang diberikan kepada kuda. Kuda delman tennasuk ke dalam kuda dengan aktivitas yang berat sehingga seharusnya perbandingan jumlah rumput dan konsentrat adalah 40 : 60 (Hanler 1993 dan Lardy & Poland 2001). Tetapi para pemilik kuda delman lebih mengutamakan pemherian rumput dari pada konsentrat sehingga jumlah rumput lebih banyak dari konsentrat. Hal tersebut mungkin disebabkan pemberian konsentrat tnemerlukan biaya tambahan yang sulit untuk dijangkau oleh mereka. Berdasarkan hasil wawancara terhadap pelnilik kuda delman diketahui bahwa sebagian besar dari pelnililk kuda delman (58.1 %) memberikan rumput dengan perbandingan 80 persen dari total pakannya dan konsentrat hanya 20 persen.

Profil Manajemen Kandang

[image:48.518.54.448.487.692.2]

Pada umumnya, sebagian kandang kuda berukuran kecil sehingga antara kuda yang satu dan yang lainnya berdesak-desakan. Secara umum (61.3%) luas kandang kuda berukuran 2 x 2 m2. Menurut Drummond (1988) ukuran kandang yang optimal bagi kuda pekerja adalah 3,6 m x 3 m dengan ukuran seperti ini diharapkan kuda dapat bergerak secara leluasa dan dapat melepaskan lelalmya setelah melakukan aktivitas.

Tabel 12 Profil manajemen kandang

Variabel Jumlah %

Ukuran kandang (m2)

1 x 2 2 6.5

1,5 x 2 5 29.0

2 x 2 22 61.3

3 x 3 1 96.8

Alas Kandang

Tidak menggunakan 100 100.0

Menggunakan 0.0 0.0

Sanitasi

Sangat buruk 2 6.5

Bumk 9 29.0

Kurang baik 19 61.3

Baik

.

0 0.0

Tingkat keselarnatan terhadap kuda

Tidak berbabaya 0 0.0

(49)

Alas kandang merupakan ha1 penting yang seharusnya menjadi perhatian dalam manajemen perkandangan kuda delman. Setelah melakukan pengamatan terbadap kandang kuda delman dikatahui bahwa tidak satupun dari pemilik kuda yang memberikan alas kandang. Lantai kandang kuda terbuat dari berbagai bahan yang tidak seharusnya digunakm sebagai lantai kandang. Bahan yang digunakan diantaranya bambu, ubin dan beton bekas tembok bangunan (Gambar 3). Pemakaian bahai~ tersebut menjadikan lantai kandang tidak berpemukaan rata, sehingga akan menyebabkan kelainan pada kaki kuda.

Keterangan : (A) : kandang tanpa sekat antara kuda, konstruksi dari barnbu, lantai tanah dengan pennukaan yang tidak rata.

(B) : kandang dengan ukuran 2 x 2, namun digunakan untuk dua ekor kuda, konstruksi dari kayu dan bambu, lantai dari ubin yang telah pecah.

(c)

: kandang berukuran 2 x 2, konstruksi dari bambu, lantai dari bambu sanitasi sangat buruk karena terdapat tumpukan feses di dekat kandang. [image:49.521.61.455.44.754.2]

(Dl : kandan berukuran 2 x 2, konstruksi dan lantai kandang dari bambu.

(50)

Sanitasi adalah kebersihan kandang dan peralatan pakan ataupun peralatan lain yang berhubungan dengan kuda. Sebagian besar kandang kuda serta peralatan makan dan minum (61.3 %) memiliki sanitasi yang kurang baik, yaitu kandang kuda jarang dibersihkan dan peralatan kandang hanya dibersihkan seperlunya saja. Hal ini membahayakan kesehatan kuda karena bakteri ataupun agen penyakit akan mudah berkembang dan kuda akan mudah terserang penyakit.

Hal penting lainnya pada manajemen kandang adalah tingkat keselamatan kuda di dalanl kandang. Dari semua kandang kuda yang diamati, semua kandang tersebut konstruksinya termasuk ke dalam kondisi membahayakan terhadap keselamatan kuda, yaitu konstruksinya terbuat dari kayu atau bambu yang disambung menggunakan paku ataupun tali sekadamya. Hal tersebut tentu berbahaya bagi keselamatan kuda karena kandang akan mudah roboh dan menciderai kuda jika kuda menendang ataupun bergerak agresif saja. Konstruksi kandang yang baik adalah yang memperhatikan keleluasaan bagi kuda untuk bergerak, memperhatikan keamanan dan kebiasaan kuda dalam bergerak, dan dapat melindung kuda dari segala gangguan dari dunia luar (Hamer 1993). Keadaan kandang kuda delman di daerah survey dapat dilihat pada Gambar 3.

Profil Manajemen Aktivitas dan Lingkungan Kerja

[image:50.521.39.452.53.765.2]

Profil aktivitas dan lingkungan kerja dapat dilihat pada Tabel 13. Diketabui bahwa rata-rata kuda delman di pasar Bogor beraktivitas 6 sampai 11 jam sehari (86.7 %). Lama waktu kerja tersebut adalah baik bagi beban kerja kuda karena meskipun waktunya terlihat lama namun sebenamya kuda delman hanya inelakukan kerja selama 1 hingga 2 jam saja dan sisanya waktunya merupakan waktu tunggu penurnpang.

Tabel 13 Profil manajemen aktivitas dan lingkungan kerja

Variabel Jumlah %

Durasi

6 sampai 11 jam sehari 26 86.7

Kurang dari 6 jam sehari 4 13.3

Keadaan tanah sekitar kandang

Tanah Becek / berair 3 10.0

(51)

Selanjutnya dari pengamatan terhadap keadaan tanah di sekitar kandang kuda delman, diketahui sebanyak 90 % tanah di sekitar kandang me~upakan tanah yang beraspal. Keadaan tersebut adalah kurang baik bagi tempat hidup kuda karena tanah ataupun lantai yang baik bagi kuda adalah tanah yang memiliki kondisi menyerupai kondisi alamiah habitat kuda yaitu tanall yang empuk dengan rumput yang turnbuh diatasnya. Tanah yang empuk akan menghindari kuda dari cidera kuku ataupun kerusakan yang terjadi pada kuku.

Profil Manajemen Perawatan Tubuh

Melihat profil manajemen perawatan tubuh kuda delman yang dilakukan para pemilik kuda, dapat diketahui bahwa umumnya para pemilik kuda delman sudah menyadari arti kebersihan terhadap kuda delmatl miliknya. Profil manajemen perawatan tubuh kuda delman dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14 Profil manajemen perawatan tubuh

Variabel Jumlah YO

Frekuensi Mandi

Teratur 1 minggu sekali 1 3.3

Teratur 2 - 3 minggu sekali 26 86.7

Teratur 1 bulan sekali 3 10.0

> dari 1 hulan sekali 0 0

Frekuensi Grooming

Tidak teratur 0 0.0

Teratur sebelum dan setelah kerja 30 100.0

(52)

Profil Manajemen Perawatan Kuku

[image:52.518.36.449.76.769.2]

Menumt keterangan yang didapat dari para peinilik kuda delman, diketahui bahwa sebenarnya mereka telah mengetahui bahwa kuku adalah ha1 yang penting bagi kelangsungan hidup kuda miliknya. Hal tersebut terlihat dari penggunaan tapal pada kuda miliknya.

Tabel 15 Profil manajemen perawatan kuku

Variabel Jumlah %

Pembersihan kuku

Ya 30 100.0

tidak 0 0.0

Frekuensi Pembersihan kuku

Tidak mtin 30 100.0

Penggunaan tapal kuku

Semua kuku menggunakan tapal & dengan 0 0.0 ukuran yang sesuai

Semua kuku menggunakan tapal, ukuran tidak 25 80.6 dperhatikan

Hanya sebagian yang menggunakan tapal 2 6.5

Semua kuku tidak menggunakan tapal 3 9.7

Frekuensi penggantian tapal kuku

Seminggu sekali 0 0.0

2 hingga 3 minggu sekali 0 0.0

1 bulan sekali 29 96.7

Jarang diganti/ hanya diganti saat tapal lepas 1 3.3

Sebagian besar pemilik kuda delman (80.6 %) telah memasangkan tapal pada kuda miliknya. Namun mereka belum melaksanakan manajemen perawatan kuku dengan baik seperti belum melaksanakan pembersihan kuku, penggantian tapal secara teratur dan pemberian tapal belum memperhatikan ukuran kuku kuda. Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari kusir delman, mereka melakukan pembersihan kuku hanya saat akan melakukan penggantian tapal saja. Pada Tabel 15 terlihat bahwa inereka mengganti tapal kuku 1 bulan sekali. Jika penggantian tapal dilakukan 1 bulan sekali maka frekuensi pembersihan kuku juga dilakukan 1 bulan sekali. Jika pembersihan kuku dilakukan dalam rentang waktu yang sangat pajang maka kondisi kesehatan kuku akan bumk.

(53)

Membandingkan dengan ha1 tersebut maka manajemen perawatan kuku kuda yang dilakukan oleh para pemilik kuda delman belutn dilakukan dengan baik.

Profil Manajemen Pelayanan Kesehatan

[image:53.514.47.452.256.782.2]

Bagi sebagian pemilik kuda delman, menjadi

Gambar

Tabel 3 Definisi operasional Pemeriksaan Kesehatan.
Tabel 4 Definisi operasional variabel manajelnen pemeliharaan kuda delman
Tabel 6 Keadaan kulit dan bulu kuda delman
Gambar 2 Luka pada beberapa bagian tubuh kuda dan contoh pakaian kuda
+7

Referensi

Dokumen terkait

Lokasi Nusantara Polo Club Dilihat dari Atas (Google Earth, 2010) Fasilitas yang terdapat di NPC selain kandang kuda tersedia tack room yang merupakan tempat untuk

(1) Setiap orang yang memiliki hewan dengan sengaja dan/atau karena kelalaiannya tidak melakukan pemeliharaan dan perawatan kesehatan hewan sebagaimana dimaksud

Lokasi Nusantara Polo Club Dilihat dari Atas (Google Earth, 2010) Fasilitas yang terdapat di NPC selain kandang kuda tersedia tack room yang merupakan tempat untuk

Jawaban terhadap surat rujukan dari dokter keluarga merupakan hal yang penting dilakukan oleh dokter spesialis di RS karena informasi pelayanan kesehatan pasien

Puji dan Syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberkati Penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Manajemen Pemeliharaan Kuda

dapat diketahui kedekatan emosional antara peternak dan petugas kesehatan hewan secara umum baik dokter hewan ataupun mantri hewan yang bertugas di Kelurahan Cipageran

Peubah yang diamati meliputi profil kuda estimasi bobot badan, jenis kuda, kondisi fisiologis bunting atau laktasi, pemberian pakan jenis pakan yang diberikan, jumlah pakan dan

Dalam proses Controling, dalam manajemen upaya promosi kesehatan controlling sangatlah penting untuk melakukan pemeriksaan, penelitian, dan pengkajian apakah sudah sesuai dengan