• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gangguan Mobilisasi Pada Pasca Seksio Sesaria

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Gangguan Mobilisasi Pada Pasca Seksio Sesaria"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

Asuhan Keperawatan pada Ny. S dengan Prioritas Masalah

Gangguan Mobilisasi Pasca Seksio Sesaria

Di RS.dr.Pirngadi Medan

Disusun dalam Rangka Menyelesaikan Program Studi DIII Keperawatan

Oleh:

NAMA: EVI YULIANA

NIM: 102500052

Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, dan pengetahuan kepada penulis

Sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Gangguan Mobilisasi Pada Pasca Seksio Sesaria”, yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Ahlimadiah Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Selama proses penulisan hingga penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini, tentunya tidak lepas dari segala macam kendala yang harus dihadapi. Namun berkat, rahmat, hidayah, dan pertolongan-Nya serta bantuan bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak, kendala-kendala tersebut dapat penulis hadapi sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes. selaku Dekan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Erniyati, S.Kp, MNS. selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Evi Karota Bukit, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan II Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Ikhsanuddin A. Harahap, S.Kp, MNS. selaku Pembantu Dekan III

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep. selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan

Universitas Sumatera Utara.

6. Ibu Ellyta Aizar S.Kp sebagai dosen pembimbing yang telah banyak membantu

dan membimbing dalam penyusunan karya ilmiah ini.

7. Ibu Nur Asiah, S.Kep, Ns sebagai penguji yang telah meluangkan waktu dan

(4)

8. Bapak Mula Tarigan, S.Kp, M.Kes selaku Sekretaris Program Studi DIII Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

9. Seluruh staf dosen Fakultas Keperawatan khususnya jurusan DIII Keperawatan

Universitas Sumatera Utara.

10.Kepada Ayahanda tercinta Hartono dan Ibunda tercinta Suarni, dan abangku Arianto, dan seluruh kelurga yang telah banyak membantu secara material maupun moril, serta orang-orang yang telah memberikan dorongan dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

11.Kepada teman-temanku yang baik di Fakultas Keperawatan DIII Universitas

Sumatera Utara Medan Jurusan Keperawatan Medan, yaitu Yulia Warni, Pertiwi Hartanti Sembiring, Chaera Alhani, Ulfa Anggraini, Roidhatul Ilmi Nasution, Noni Indah Yani Nasution, Nurul Ma’nun, Chairunnisa, Dewi Kartini, Nini Anggraini, Sri Kam Ulina Br. Ginting, Eko Aprizon Nanda dan juga teman-temanku yang lainnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada temanku Eva Navita Siregar, Wirda Syafira Zega dan khususnya orang yang teristimewa Zul Fahmi Zega yang telah membantu, memberi motivasi, semangat, dukungan dan menemani penulis dalam menjalani study dan juga teman-teman lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangannya dan jauh dari pada kesempurnaan, baik dari teknik penulisan maupun bahasanya. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, dan masukan-masukan lain dari semua pihak demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Medan, Juli 2013

Penulis

(5)

DAFTAR ISI

LEMBAR SAMPUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan ... 2

1.3 Manfaat ... 2

BAB II PENGELOLAAN KASUS 2.1 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Kebutuhan Dasar Mobilisasi ... 3

2.1.1 Pengertian Mobilisasi ... 3

2.1.2 Manfaat Mobilisasi ... 3

2.1.3 Tujuan mobilisasi ... 4

2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mobilisasi ... 4

2.1.5 Persalinan dengan Post Seksio Cesarea ... 5

2.1.6 Tahap-tahap Mobilisasi Dini pada Ibu Post SC ... 5

2.1.7 Pengkajian ... 6

2.1.8 Analisa Data ... 8

2.1.9 Rumusan Masalah ... 9

2.1.10 Perancanaan ... 9

2.1.11 Prosedur tetap perawatan pasca salin ... 10

(6)

2.2.1 Pengkajian ... 11

2.2.2 Analisa Data ... 19

2.2.3 Rumusan Masalah ... 22

2.2.4 Perencanaan dan Rasional ... 22

2.2.5 Implementasi dan Evaluasi ... 25

2.2.6 Catatan Perkembangan ... 27

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan ... 29

3.2 Saran ... 29

DAFTAR PUSTAKA

(7)

BAB I PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang

Gangguan mobilisasi mengacu pada kemampuan seseorang untuk bergerak dengan bebas, dan imobilisasi mengacu mengacu pada ketidakmampuan seseorang untuk bergerak dengan bebas. Mobilisasi dan imobilisasi berada pada suatu rentang dengan banyak tingkatan imobilisasi parsial di antaranya. Beberapa klien mengalami kemunduran dan selanjutnya berada di antara rentang mobilisasi-imobilisasi, tetapi pada klien lain, berada pada kondisi imobilisasi mutlak dan berlanjut sampai jangka waktu tidak terbatas (Perry dan Potter, 1994).

Gangguan mobilisasi fisik (imobilisasi) didefinisikan oleh North American Nursing Diagnosis Association (NANDA) sebagai suatu keadaan ketika individu mengalami keterbatasan gerak fisik (Kim et al, 1995).

Perubahan dalam tingkat mobilisasi fisik dapat mengakibatkan instruksi pembatasan gerak dalam bentuk tirah baring, pembatasan gerak fisik selama penggunaan alat bantu eksternal (misalnya: gips atau traksi rangka), pembatasan gerakan volunter, atau kehilangan fungsi motorik.

Mobilisasi dini ibu post partum adalah suatu upaya mempertahankan kemandirian sedini mungkin dengan cara membimbing penderita untuk mempertahankan fungsi fisiologis.( Carpenito tahun 2000).

(8)

I.2 Tujuan

a. Tujuan umum

Memperoleh gambaran tentang mobilisasi dini pada ibu post partum dengan tindakan operasi seksio cesarea.

b. Tujuan khusus

1. Mampu melakukan tahapan pengkajian asuhan keperawatan pada

pasien dengan kasus gangguan mobilisasi post sc di RS.dr.Pirngadi Medan.

2. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada ibu dengan kasus

gangguan mobilisasi post sc di RS.dr.Pirngadi Medan.

3. Mampu menetapkan rencana intervensi pada ibu post sc di RS.dr.Pirngadi

Medan.

4. Mampu melaksanakan implementasi keperawatan pada ibu post sc di

RS.dr.Pirngadi Medan.

5. Mampu melakukan evaluasi pada ibu dengan gangguan mobilisasi post sc di

RS.dr.Pirngadi Medan.

I.3 Manfaat

a. Bagi institusi pendidikan

Dapat digunakan sebagai wacana dan pengetahuan tentang perkembangan ilmu keperawatan, khususnya asuhan keperawatan pada ibu dengan kasus gangguan mobilisasi.

b. Bagi keluarga pasien

Penulisan karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat digunakan sebagai sarana informasi dan menambah pengetahuan tentang gangguan mobilisasi pada ibu post sc di RS.dr.Pirngadi Medan.

c. Bagi penulis

(9)

BAB II

PENGELOLAAN KASUS

2.1 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Mobilisasi

2.1.1 Pengertian Mobilisasi

Mobilisasi merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak bebas, mudah, teratur, mempunyai tujuan memenuhi kebutuhan hidup aktivitasnya guna mempertahankan kesehatannya ( A. Aziz, 2006).

Gangguan mobilisasi mengacu pada kemampuan seseorang untuk bergerak dengan bebas, dan imobilisasi mengacu mengacu pada ketidakmampuan seseorang untuk bergerak dengan bebas. Mobilisasi dan imobilisasi berada pada suatu rentang dengan banyak tingkatan imobilisasi parsial di antaranya. Beberapa klien mengalami kemunduran dan selanjutnya berada di antara rentang mobilisasi-imobilisasi, tetapi pada klien lain, berada pada kondisi imobilisasi mutlak dan berlanjut sampai jangka waktu tidak terbatas (Perry dan Potter, 1994).

2.1.2 Manfaat Mobilisasi

(10)

2.1.3 Tujuan Mobilisasi

Menurut Fitriyah sari, (2009). Tujuan dari pada mobilisasi adalah sebagai berikut:

1. Mempertahankan fungsi tubuh.

2. Memperlancar peredaran darah.

3. Membantu pernafasan lebih baik.

4. Mempertahankan tonus otot.

5. Memperlancar eliminasi urine.

6. Mengembalikan aktivitas tertentu, sehingga pasien dapat kembali normal

dan dapat memenuhi kebutuhan gerak harian.

7. Memberikan kesempatan perawat dan pasien berinteraksi atau

berkomunikasi.

2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mobilisasi

(11)

2.1.5 Persalinan dengan Seksio Sesaria

Konsep perawatan pasca seksio sesaria adalah mempercepat penyembuhan luka dan meminimalkan komplikasi dan biaya perawatan. Fokus utama dalam penanganan luka adalah dengan evakuasi semua hematoma dan seroma dan mengobati infeksi yang menjadi penyebabnya. Perhatikan perdarahan yang terlalu banyak (inspeksi lapisan dinding abdomen atau perineal). Lakukan pemeriksaan hematokrit sehari setelah pembedahan mayor dan, jika perdarahan berlanjut, diindikasikan untuk pemeriksaan ulang. Luka abdomen harus diinspeksi setiap hari. Umumnya luka jahitan pada kulit dilepaskan 3-5 hari postoperasi dan digantikan dengan Steri-Strips.Idealnya, balutan luka diganti setiap hari dan diganti menggunakan bahan hidrasi yang baik. Pada luka yang nekrosis, digunakan balutan tipis untuk mengeringkan dan mengikat jaringan sekitarnya ke balutan dalam setiap penggantian balutan. Pembersihan yang sering harus dihindari karena hal tersebut menyebabkan jaringan vital terganggu dan memperlambat penyembuhan luka.

2.1.6 Tahapan-tahapan Mobilisasi dini pada ibu Pasca Seksio Sesaria

Mobilisasi dini dilakukan secara bertahap. Tahap- tahap mobilisasi dini pada ibu post operasi secsio caesarea (Kasdu,2003) :

a. 6 jam pertama

Ibu post secsio caesaria istirahat tirah baring, mobilisasi dini yang bisa dilakukan adalah menggerakkan lengan, tangan, menggerakkan ujung jari kaki dan memutar pergelangan kaki, mengangkat tumit, menegangkan otot betis serta menekuk dan menggeser kaki.

b. 6-10 jam

(12)

c. Setelah 24 jam ibu dianjurkan untuk dapat mulai belajar untuk duduk. Dapat mengangkat tangan setinggi mungkin, balik kekiri dan kekanan tanpa bantuan, latihan penafasan serta makan dan minum tanpa dibantu.

d. Setelah ibu dapat duduk, dianjurkan ibu belajar berjalan.

2.1.7 Pengkajian

Hal-hal Yang Harus dikaji dalam Asuhan Keperawatan terkait Mobilisasi sebagai berikut:

a. Rentang gerak

Rentang gerak merupakan jumlah maksimum gerakan yang mungkin dilakukan sendi pada salah satu dari tiga potongan tubuh: sagital, frontal, dan tranversal. Potongan sagital adalah garis yang melewati tubuh dari depan kebelakang, membagi tubuh menjadi bagian kiri dan kanan. Potongan prontal melewati tubuh dari sisi ke sisi dan membagi tubuh menjadi bagian depan dan belakang. Potongan trasversal adalah garis horizontal yang membagi tubuh menjadi bagian atas dan bawah.

b. Gaya berjalan

Istilah gaya berjalan digunakan untuk menggambarkan cara utama atau gaya ketika berjalan( Fish & Nielsen, 1993). Dengan mengkaji gaya berjalan klien memungkinkan perawat untuk membuat kesimpulan tentang keseimbangan, postur, keamanan, dan kemampuan berjalan tanpa bantuan. Mekanika gaya berjalan manusia mengikuti kesesuaian system skeletal, syaraf dan otot tubuh manusia (Fish & Nielsen,1993)

c. Latihan dan toleransi aktivitas

(13)

d. Kesejajaran tubuh

Pengkajian kesejajaran tubuh dapat dilakukan pada klien yang berdiri, duduk, atau berbaring.

e. Berdiri

Hal-hal yang harus dikaji berfakus pada kesejajaran tubuh klien yang berdiri antara lain:

1. kepala tegak dan midline

2. ketika dilihat dari arah posterior, bahu dan pinggul lurus dan sejajar.

3. ketika dilihat dari arah posterior tulang belakang lurus

4. ketika klien dari arah lateral kepala tegak dan garis tulang belakang di garis dalam pola S terbalik.

5. Ketika dilihat dari arah lateral, perut berlipat ke bagian dalam dengan

nyaman dan lutut dengan pergelangan kaki agak melengkung.

6. Lengan klien nyaman di samping.

7. Kaki di tempatkan sedikit berjauhan untuk mendapatkan dasar penopang,

dan jari-jari kaki menghadap ke depan.

8. Ketika klien dilihat dari arah anterior, pusat gravitasi berada di tengan tubuh, dan garis gravitasi mulai dari tengah kepala bagian depan sampai titik tengah antara kedua kaki.

f. Duduk

Perawat mengkaji kesejajjaran pada klien yang duduk dengan mengobservasi hal-hal sebagai berikut:

1. Kepala tegak, leher dan tulang belakang berada dalam kesejajaran yang

lurus

2. Berat badan terbagi rata pada bokong dan paha 3. Paha sejajar dan berada pada potongan horizontal 4. Kedua kaki ditopang dilantai.

5. Jarak 2-4 cm dipertahankan antara sudut tempat duduk dan ruang

(14)

6. Lengan bawah klien ditopang pada pegangan tangan, dipangkuan, atau diatas meja depan kursi.

g. Berbaring

Pada orang sadar mempunyai control otot volunter dan persepsi normal terhadap tekan. Pengkajian kesejajaran tubuh ketika berbaring membutuhkan posisi lateral pada klein dengan menggunakan satu bantal dan semua penompagnya diangkat dari tempat tidur.

2.1.8 Analisa Data Berdasarkan Konsep

Analisa data adalah kemampuan mengaitkan data dengan menghubungkan data tersebut dengan konsep teori dan prinsip yang relevan untuk membuat kesimpulan dan menentukan masalah kesehatan dan keperawatan klien. (Effendi, 1995:4).

Analisa data merupakan proses intelektual yang meliputi kegiatan menyelidiki, mengklasifikasi dan mengelompokkan data. Setelah itu mencari kemungkinan penyebab dan dampak serta menentukan masalah atau penyimpangan yang terjadi.

2.1.8 Rumusan Masalah

(15)

Mobilisasi fisik adalah ketidakmampuan untuk bergerak bebas yang disebabkan oleh kondisi di mana gerakan terganggu atau dibatasi secara terapeutik (Perry & Potter,2006).

2.1.9 Perencanaan

Perencanaan pada gangguan mobilisasi yaitu menciptakan lingkungan yang nyaman pada klien agar dapat mempertahankan atau meningkaktkan postur tubuh dan mobilisasi. Mempertahankan postur tubuh klien merupakan hal penting khususnya pada klien yang mengalami keterbatasan mobilisasi aktual maupun potensial. (Perry & Potter,2005)

2.1.10 rosedur tetap Perawatan Pasca Salin di RS. dr. Pirngadi Medan 1. Mengidentifikasi jenis pasca salin.

2. Mengidentifikasi kegawatan pasca salin.

3. Melakukan perawatan nifas.

4. Melakukan kolaborasi dan rujukan secara tepat.

5. Menganjurkan pasien mobilisasi miring kanan dan miring kiri.

6. Menganjurkan pasien untuk berjalan keluar dari kamar inap pasien.

7. Memberikan analgesik untuk menghilangkan rasa nyeri.

8. Menganjurkan pasien untuk menyusui anaknya.

9. Melakukan evaluasi.

(16)

2.2 Asuhan Keperawatan Kasus

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

I. BIODATA

IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. S

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 30 Tahun

Status Perkawinan : Kawin

Agama : Kristen Protestan

Pendidikan : Tamat SLTA

Pekerjaan : IRT

Alamat : Jln. Darussalam No. 59 Medan

Tanggal Masuk RS : 17 Juni 2013

No. Register : 00.88.68.62

Ruangan/Kamar : Tanjung II, Nifas ruang 5

Golongan darah : O

Tanggal pengkajian : 18 Juni 2013

Tanggal Operasi : -

(17)

II. KELUHAN UTAMA :

Pasien merasakan nyeri di bagian abdomen. Pasien merasa sulit untuk bergerak. III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG

A. Provocative/palliative

1. Penyebab

pasien mengatakan nyeri diabdomen karena luka operasi.

2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan

Pasien mengatakan ia biasanya istirahat ditempat tidur/ bedrest untuk menghilangkan rasa sakit.

B. Quantity/quality

1. Rasa nyeri yang dirasakan

Nyeri seperti tertusuk-tusuk dibagian abdomen pada daerah insisi.

2. Hal yang tampak

Ketika nyeri pasien terlihat meringis kesakitan . Skala Nyeri:

C. Region

1. Dimana lokasinya

Di abdomen kuadran 7 dibagian hipogastrium.

2. Apakah menyebar

Ibu mengatakan nyerinya menyebar ke abdomen hingga ke daerah perineum.

D. Severity

(18)

E. Time

Nyeri pada saat bergerak.

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU A.Penyakit yang pernah dialami

Ibu tidak memiliki riwayat penyakit B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan

Tidak ada pengobatan C.Pernah dirawat/dioperasi

Ibu mengatakan tidak pernah dirawat/dioperasi D.Lama dirawat

Ibu mengatakan tidak pernah dirawat E. Alergi

Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi. F. Imunisasi

Ibu mengatakan tidak imunisasi tetanus toksoid dikarenakan ibu takut disuntik.

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA A.Orang tua

Ibu mengatakan orang tuanya tidak mengalami penyakit B. Saudara kandung.

Ibu mengatakan anak ke 4 dari 7 bersaudara C.Penyakit keturunan yang ada

Ibu mengatakan tidak ada penyakit keturunan dalam keluarganya. D.Anggota keluarga yang meninggal

-

E. Penyebab meninggal -

VI. RIWAYAT OBSTETRIK

(19)

No Umur Anak

Komplikasi/Masalah Kondisi anak

penolong Kehamilan Persalinan Nifas

1.

VII. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL A. Persepsi pasien tentang penyakitnya

Pasien mengatakan ia ingin cepat sembuh B. Konsep diri

1. Gambaran diri : Ibu menyukai seluruh bagian tubuhnya.

2. Ideal diri : Ibu berharap bisa tetap menjadi seorang ibu dari anak dan

menjadi istri yang baik.

3. Harga diri : pasien adalah seorang ibu yang baik bagi anaknya.

4. Peran diri : pasien adalah sebagai seorang istri dan seorang ibu dari ke3 orang anaknya.

5. Identitas : pasien adalah seorang istri dan seorang ibu dari ke 3 orang anak.

C. Keadaan emosi

Ibu masih mampu mengendalikan emosinya dengan baik.

D. Hubungan social

1. Orang yang berarti : orang yang berarti dan berpengaruh dalam hidup ibu adalah suami dan anaknya.

2. Hubungan dengan keluarga : baik, keluarga tetap setia menemani,

(20)

3. Hubungan dengan orang lain :

baik, ibu mampu berinteraksi dan berkomunikasi dengan baik dengan orang-orang disekitarnya.

4. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :

Ibu tidak mempunyai hambatan dalam berinteraksi dengan orang lain.

VIII. PEMERIKSAAN FISIK A. Keadaan umum

Ibu tampak lemas, pucat,dan terasa nyeri pada abdomennya. B. Tanda-tanda vital

1. Suhu tubuh : 36.7oC

2. Tekanan darah : 110/70 mmHg

3. Nadi : 80x/menit

4. Pernafasan : 20 x/menit

5. Skala nyeri : 5

6. TB : 150 cm

7. BB : 51 kg

C. Pemeriksaan Head to toe

1. Kepala dan rambut

Rambut dan kulit kepala tampak kotor, warna rambut hitam, rambut lurus, penyebaran merata, dan tidak mudah dicabut, tidak ada nyeri tekan.

2. Wajah

Wajah tampak meringis kesakitan menahan rasa nyeri karena bekas luka operasi.

3. Mata

Konjungtiva anemis, sclera ikterus, pupil isokor, fungsi penglihatan baik, refleks pupil (+).

4. Hidung

(21)

5. Mulut dan faring

Mukosa bibir pucat dan kering, Gusi pucat/ tidak ada perdarahan, Lidah bersih dan tidak ada kelainan, luka atau lesi (-).

6. Leher

tidak ada pembekakan kelenjar tyroid, suara jelas, fungsi menelan baik, tidak ada pembengkakan kelenjar limfe.

7. Pemeriksaan integument

Kedua ekstremitas bawah teraba dingin, turgor Kembali >2 detik.

8. Pemeriksaan payudara dan ketiak

Ukuran dan bentuk simetris kanan/kiri, warna payudara dan areola normal, kecoklatan, sudah ada produksi ASI kolostrum, tidak ada kelainan pada aksila dan klavicula.

9. Pemeriksaan thoraks/dada

Frekuensi 20 x/ menit, irama teratur, tidak ada tanda kesulitan bernafas.

10.Pemeriksaan paru-paru

Pernafasan reguler, bunyi nafas vesikuler, ronchi (-), pergerakkan dada simetris, wheezing (-).

11.Pemeriksaan jantung

Bunyi jantung normal lubdub, irama reguler, tidak ada bunyi jantung tambahan atau mur-mur.

12.Pemeriksaan abdomen

Terdapat luka operasi post seksio sesaria yang tertutup. Palpasi TFU, diastasis rektis.

Peristaltic usus 9x/menit, tidak ada suara tambahan. 13.Pemeriksaan genitalia

Tidak dilakukan.

(22)

1) Pola makan dan minum

Frekuensi makan/hari : Makan 3 x sehari.

Nafsu/selera makan : Nafsu dan kurang.

Nyeri ulu hati : Tidak ada.

Alergi : Tidak ada alergi terhadap

makanan.

Mual dan muntah : Tidak ada mual dan muntah.

Waktu pemberian makan : Pagi 07.00, siang 12.00,

malam 18.00.

Jumlah dan jenis makan : Mb

Waktu pemberian cairan/minum : Sesuai kebutuhan pasien.

Masalah makan dan minum : Tidak ada masalah makan

dan minum.

2) Perawatan diri/personal hygiene

Kebersihan tubuh : Tubuh sedikit bersih.

Kebersihan gigi dan mulut : Gigi dan mulut kurang

bersih.

Kebersihan kuku kaki dan tangan : Bersih

Kebersihan rambut : Kurang bersih

3) Pola kegiatan/aktivitas

Kegiatan Mandiri Sebahagian

dibantu

Total dibantu

Mandi 

Makan 

BAB 

BAK 

(23)

aktivitas ibadah pasien selama dirawat/sakit : selain dirumah sakit pasien tidak pernah melakukan kegiatan ibadah.

X. POLA ELIMINASI

1) BAB

Sebelum operasi 3x/hari, karakter feseskonsistensi semi padat. Setelah operasi pasien belum ada BAB.

2) BAK

(24)

2.2.2 ANALISA DATA

No. Data Etiologi Masalah keperawatan

1. Data subjektif:

Klien mengatakan sangat lemas dan badan sulit untuk digerakkan.

Klien mengatakan nyeri ketika melakukan pergerakkan.

Skala nyeri 5 (0-10)

Data objektif:

Klien tampak berbaring di tempat tidur.

Adanya luka operasi

Post Operasi (SC)

Terdapat incontinuitas jaringan akibat trauma

fisik pembedahan

Serabut Saraf bebas mengirim implus nyeri

karena trauma mekanika

Nyeri ketika bergerak

Skala Nyeri 5 (0-10)

Pembatasan aktivitas

Klien berbaring ditempat tidur

Gangguan Mobilisasi

(25)

2. Data subjek:

Klien mengatakan sehari yang lalu dilakukan post operasi (SC).

Klien mengatakan nyeri pada area abdomen.

Nyeri terasa seperti tertusuk-tusuk.

Klien mengatakan nyeri muncul ketika bergerak.

Klien menunjukkan skala nyeri 5 (0-10).

Data objektif:

Klien tampak meringis

kesakitan.

Adanya luka post SC

Post Operasi (SC)

Adanya luka operasi

Area abdomen terasa seperti tertusuk

Nyeri muncul ketika bergerak

Klien meringis kesakitan

Skala nyeri 5 (0-10)

Nyeri Akut

(26)

3. Data subjektif :

Klien mengatakan setelah operasi tidak pernah mandi/membersihkan diri.

Data objektif :

Kelemahan fisik pasca operasi seksio sesaria.

Klien tampak kotor

Klien tidak mampu melakukan kebersihan diri.

Post Operasi (SC)

Kelemahan fisik

Klien tidak mampu membersihkan diri

Klien kotor/tidak bersih

Defisit perawatan diri

(27)

2.2.3 Rumusan Masalah a. Masalah keperawatan

1. Gangguan Mobilisasi

2. Gangguan rasa nyaman : nyeri akut 3. Defisit perawatan diri

b. Diagnosa keperawatan (prioritas)

(28)

2.2.4 PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL

Tujuan: klien mampu melaksanakan aktifitas fisik sesuai dengan kemampuannya.

Kriteria hasil: gangguan mobilitas fisik teratasi,dan tonus otot meningkat.

Tujuan: rasa nyaman klien terpenuhi

Kriteria hasil: klien mengatakan rasa nyeri berkurang sampai hilang

Tujuan : klien mengatakan personal hygiene terpenuhi. Kriteria: klien tampak bersih dan rapi.

Rencana Tindakan Rasional

Selasa, 18

1. 1. Memantau keadaan umum

pasien.

2. Kaji kemampuan pasien dan

keluarga tentang mobilisasi pada pasca seksio sesaria.

3. Berikan penjelasan tentang

penting nya mobilisasi pasca seksio sesaria:

Rentang gerak Berjalan

1. Melihat

perkembangan pasien.

2. Mengetahui seberapa

jauh pengetahuan pasien dan keluarga tentang mobilisasi.

3. Meningkatkan

(29)

12.30

14.00

Berdiri Duduk Berbaring

4. Bantu pasien untuk mobilisasi

secara bertahap:

6 jam pertama menyuruh ibu tirah baring atau menggerakkan lengan, tangan, dan kaki.

8 jam pertama mengajarkan ibu miring kanan dan miring kiri. 24 jam belajar bangun dan duduk di tempat tidur.

5. Bantu pasien untuk memenuhi

semua kebutuhannya.

memotivasi ibu untuk melakukannya.

4. 8 jam pertama miring

kanan dan miring kiri, 24 jam belajar bangun dan duduk di tempat tidur.

5. Untuk memandirikan

pasien.

2. 1. Mengkaji intensitas nyeri pada

pasca seksio sesaria.

2. Menjelaskan penyebab nyeri

pada pasca seksio sesaria: Karena ada jaringan saraf yang ikut rusak/trauma akibat luka insisi.

3. Mengajarkan relaksasi tarik

nafas dalam.

4. Pemberian analgesik:

Keterolac per 8jam

1. Memantau skala nyeri

(30)

Kamis, 20 juni 2013

Jam 10.00 11.00 12.00

3. 1. Mengobservasi keadaan umum

pasien.

2. Mengkaji kekuatan dan

toleransi terhadap aktifitas.

3. Membantu dan ajarkan pasien

dalam personal hygiene.

1. Memantau keadaan

umum pasien.

2. Untuk mengetahui

seberapa kuat pasien melakukan aktifitas.

3. Menjadikan pasien

(31)

2.2.5 IMPLEMENTASI/PELAKSANAAN KEPERAWATAN

1. Memantau keadaan umum

pasien.

2. Mengkaji pengetahuan pasien

dan keluarga tentang mobilisasi pada pasca seksio sesaria.

3. Memberikan penjelasan

tentang mobilisasi pasca seksio sesaria.

4. Membantu pasien untuk

mobilisasi secara bertahap.

5. Membantu pasien untuk

memenuhi kebutuhannya.

1. Mengkaji intensitas nyeri

pada pasca seksio sesaria.

2. Menjelaskan penyebab nyeri

pada pasca seksio sesaria.

3. Mengajarkan teknik reklasasi

tarik nafas dalam.

S: ibu dan keluarganya mengatakan tahu dan paham tentang mobilisasi pada pasca seksio sesaria.

O: ibu dibantu oleh keluarga untuk miring kanan dan miring kiri.

A: Masalah teratasi sebagian. P: Intervensi dilanjutkan.

Ajarkan teknik duduk dari terbaring ke posisi semifowler.

Ajarkan posisi berdiri dari ke duduk.

Ajarkan berjalan sedikit demi sedikit sesuai dengan kekuatan pasien.

S: Ibu mengatakan nyeri di bagian abdomen.

O :

Ibu sudah dapat mengatasi nyerinya

(32)

Kamis, 20 juni 2013

3.

4. Pemberian analgesik:

Keterolac 1/8jam

1. Memantau keadaan umum

pasien.

2. Menjelaskan tentang defisit

perawatan diri: Potong kuku

Cuci rambut

P : lanjutkan intervensi:

Anjurkan klien untuk melatihnya

Memberikan posisi senyaman mungkin

Kolaborasi dengan dokter cara pemberian analgetik

S :

Ibu mengatakan setelah operasi tidak pernah mandi

O :

Ibu sudah dapat membersihkan dirinya

A :

Masalah teratasi sebagian

P :

(33)

2.2.6 CATATAN PERKEMBANGAN

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

No. Dx Hari/Tanggal Pukul Tindakan keperawatan

1 Selasa,18 juni

Memantau keadaan umum pasien Melakukan pengkajian

Mengubah posisi pasien 8 jam pertama miring kanan dan miring kiri.

Mengukur vital sign pasien TD:110/70 mmhg N :80x/menit T :36oc RR:20x/menit Skala : 4

No. Dx Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan

2. Rabu, 19 juni

Membantu klien bangun dan mencoba duduk ditempat tidur.

Mengajarkan teknik relaksasi tarik nafas dalam untuk menghilangkan rasa nyeri.

Membantu klien berjalan menuju kamar mandi.

No.Dx Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan

3. Kamis, 20

Juni 2013

10.00 11.00

Observasi keadaan umum pasien Vital sign

(34)

12.00

13.00

RR : 20x/i T : 36,5 Skala : 2

Berikan pasien posisi yang nyaman

Evaluasi terhadap seluruh tindakan keperawatan yang telah diberikan.

No.Dx Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan

4. Jum’at , 21

Juni 2013

10.00 11.00

12.00 13.00 13.30

Observasi keadaan umum pasien Vital sign

TTV : 120/80 mmHg HR : 78 x/i

RR : 20x/i T : 36,5 Skala : 2

Berikan pasien posisi yang nyaman Menganjurkan ibu belajar berjalan

(35)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Mobilisasi bukan merupakan sesuatu yang absolut dan statis dalam menentukan kemampuan untuk berjalan, tetapi mobilisasi optimal merupakan sesuatu yang individualistis, relatif, dan dinamis. Ditemukan Ny.S mengalami masalah gangguan mobilisasi berhubungan dengan adanya luka insisi pada abdomen ditandai dengan nyeri.

Pengkajian dilakukan pada tanggal 18 juni 2013 dengan cara wawancara, pemeriksaan fisik, observasi, dan data dokumentasi untuk memperoleh data yang akurat. Selanjutnya dilakukan implementasi sesuai intervensi yang telah disusun sebelumnya dan adanya kerja sama yang baik antara penulis dan klien. Hasil evaluasi yang didapatkan masalah teratasi sebagian.

3.2 Saran

Pada kesempatan ini penulis akan mengemukakan beberapa saran sebagai bahan masukan yang bermanfaat sebagai berikut:

• Bagi Pelayanan Kesehatan

Agar petugas kesehatan selalu memberikan pengarahan kepada pasiendan keluarga agar mampu memahami dalam pengobatan terhadap keluarga pasien.

• Bagi Institusi Pendidikan

Pendidikan yang lebih meningkat pengayaan, penerapan, dan pengajaran asuhan keperawatan kepada mahasiswa, meningkatkan ilmu pengetahuan dan memberikan keterampilan yang lebih kepada mahasiswa, dan agar menambah referensi tentang mobilisasi.

• Bagi Pasien dan Keluarga

(36)

DAFTAR PUSTAKA

Potter & Perry, (1994). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Edisi4.

Jakarta: EGC.

Roper, N, (2005). Prinsip-prinsip Keperawatan, Jogyakarta:Yayasan

Essentia Medika.

Doengoes, Marilyn E, (1999). Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk

Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3. Jakarta: EGC.

Hidayat A. A, (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep

dan Proses Keperawatan.Jakarta: salemba Medika.

Wiknjosastro, Hanifa.dkk, (2005).Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.

Potter & Perry, (2006).Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Volume 2.

(37)

Lampiran

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

No. Dx Hari/Tanggal Pukul Tindakan keperawatan

1 Selasa,18 juni

Memantau keadaan umum pasien Melakukan pengkajian

Mengubah posisi pasien 8 jam pertama miring kanan dan miring kiri.

Mengukur vital sign pasien TD:110/70 mmhg N :80x/menit T :36oc RR:20x/menit Skala : 4

No. Dx Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan

2. Rabu, 19 juni

Membantu klien bangun dan mencoba duduk ditempat tidur.

Mengajarkan teknik relaksasi tarik nafas dalam untuk menghilangkan rasa nyeri.

Membantu klien berjalan menuju kamar mandi.

No.Dx Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan

3. Kamis, 20

Juni 2013

10.00 11.00

Observasi keadaan umum pasien Vital sign

(38)

12.00

13.00

HR : 78 x/i RR : 20x/i T : 36,5 Skala : 2

Berikan pasien posisi yang nyaman

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 2 Angka Kejadian Komplikasi Hari Ketiga Pasca Anestesi Spinal pada Pasien Seksio Sesaria di RSUD Ulin Banjarmasin Mei-Juli 2014 Hasil penelitian hari pertama dan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUTUSAN MENYUSUI PADA IBU KETURUNAN TIONGHOA PASCA SEKSIO SESARIA DI SILOAM HOSPITALS KEBON JERUK.. (xiii + 75 halaman; 1 bagan;

Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam kegiatan proses belajar mengajar tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah kebutuhan dasar mobilisasi

Buku saku diagnosa keperawatan dengan intervensi NIC & kriteria hasil NOC. Buku Ajar Keperawatan Maternitas

Dari tabel 3 dapat dilihat perbedaan nilai rata-rata skala nyeri pada ibu post seksio sesaria sebelum dan sesudah diberikan kompres panas yaitu dengan selisih 1,41.. Hasil

Dari hasil pengkajian Ny.N pada post partum sesaria hari pertama di dapatkan data sebagai berikut : klien mengatakan nyeri pada luka post operasi sc, klien mengatakan skala nyeri

Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh terapi murottal terhadap nyeri klien paska operasi seksio sesaria, Penelitian ini menggunakan desain kuasi eksperimen

Diagnosa keperawatan Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan Kelemahan Fisik Pasca Operasi dengan nomor diagnosa D.0054, diberikan intervensi mobilisasi selama 4