• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA. Air permukaan yang ada seperti sungai dan situ banyak dimanfaatkan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINJAUAN PUSTAKA. Air permukaan yang ada seperti sungai dan situ banyak dimanfaatkan"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Sungai

Air permukaan yang ada seperti sungai dan situ banyak dimanfaatkan untuk keperluan manusia seperti tempat penampungan air, alat transportasi, mengairi sawah dan keperluan peternakan, keperluan industri, perumahan, sebagai daerah tangkapan air, pengendali banjir, ketersediaan air, irigasi, tempat memelihara ikan dan juga sebagai tempat rekreasi. Sebagai tempat penampungan air maka sungai dan situ mempunyai kapasitas tertentu dan ini dapat berubah karena aktivitas alami maupun antropogenik. Sebagai contoh pencemaran sungai dan situ dapat berasal dari (1) tingginya kandungan sedimen yang berasal dari erosi, kegiatan pertanian, penambangan, konstruksi, pembukaan lahan dan aktivitas lainnya; (2) limbah organic dari manusia, hewan dan tanaman (3) kecepatan pertambahan senyawa kimia yang berasal dari aktivitas industri yang membuang limbahnya ke perairan (Hendrawan, 2005).

Ketiga hal tersebut merupakan dampak dari meningkatnya populasi manusia, kemiskinan dan industrialisasi. Penurunan kualitas air akan menurunkan dayaguna, hasil guna, produktivitas, daya dukung dan daya tampung dari sumberdaya air yang pada akhirnya akan menurunkan kekayaan sumberdaya alam. Untuk menjaga kualitas air agar tetap pada kondisi alamiahnya, perlu dilakukan pengelolaan dan pengendalian pencemaran air secara bijaksana (Hendrawan, 2005).

(2)

sedangkan PP No. 35 Tahun 1991 tentang sungai, Sungai merupakan tempat-tempat dan wadah-wadah serta jaringan pengaliran air mulai dari mata air sampai muara dengan dibatasi kanan dan kirinya serta sepanjang pengalirannya oleh garis sempadan.

Makroozobenthos Dan Peranannya

Bentos merupakan organism air hidupnya terdapat pada substrat dasar suatu perairan baik bersifat sesil maupun vigil. Berdasarkan sifat hidupnya bentos dibedakan menjadi fitobentos yang bersifat tumbuhan serta zoobentos yang bersifat hewan (Barus, 2004).

Bentos organisme dasar perairan, baik berupa hewan maupun tumbuhan, baik yang hidup di permukaan dasar ataupun dasar perairan. Berdasarkan ukuran tubuhnya, bentos dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu makrobentos, mesobentos, dan mikrobentos. Makrobentos merupaka organisme yang mempunyai ukuran lebih dari 1,0 milimeter seperti molusca, mesobentos merupakan organisme yang mempunyai ukuran 0,1 – 1,0 milimeter seperti cidaria dan mikrobentos merupakan organisme yang memliki ukuran kurang dari 0,1 milimeter (Fachrul, 2007 diacu oleh Iliana, 2014).

Makrozoobentos merupakan organisme yang menempati substrat dasar perairan, baik di atas maupun di dalam sedimen dasar perairan. Organisme ini dapat dibagi menjadi dua grup besar yaitu makrozoobentos dan mikrozoobentos. Makrozoobentos adalah organisme yang tersaring dengan saringan. Kehidupan makrozoobentos dipengaruhi oleh faktor biotik dan abiotik. Faktor abiotik yang mempengaruhi diantaranya produsen, sedangkan faktor abiotik berupa substrat

(3)

dasar, kandungan kimia dan fisika air, serta kecepatan arus (Moss, 1980; Lind, 1985; Horne and Goldman, 1994 diacu oleh Sitepu, 2012).

Perubahan peruntukan kawasan tanpa pengendalian yang tepat dapat menyebabkan perubahan kualitas lingkungan perairan. Makrozoobentos merupakan salah satu organisme akuatik menetap di dasar perairan yang memiliki pergerakan relative lambat serta daur hidup relatif lama sehingga memiliki kemampuan merespon kondisi kualitas air secara terus menerus. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa komponen biota akuatik (ikan, plankton dan bentos) dapat difungsikan untuk biomonitoring kondisi lingkungan (Ives et al. 1999 diacu oleh Setiawan dkk. 2008).

Salah satu faktor yang menjadikan makrozoobenthos sebagai bioindikator untuk kualitas perairan dilihat berdasarkan sifatnya yaitu bersifat ubiquitous yaitu sebarannya luas, jumlah spesies lebih banyak dapat memberikan spektrum respon terhadap tekanan lingkungan. Selain itu cara hidup makrozoobenthos yang relatif menetap (sedentary) pada habitatnya dan juga memiliki siklus hidup lebih panjang memungkinkan menjelaskan perubahan temporal (Rosenberg and Resh, 1993 diacu oleh Musthofa, dkk. 2014).

Makrozoobenthos yaitu organisme dasar perairan yang hidup diatas maupun di dalam sedimen dasar perairan dan relatif hidupnya menetap merayap, atau menggali lubang. Makrozoobenthos memiliki peranan penting dalam jaring-jaring makanan. Fase larva dari makrozoobenthos menjadi sumber makanan bagi sebagian besar organisme yang hidup di daerah estuari. Disamping itu, makrozoobenthos juga meningkatkan kadar oksigen didalam sedimen atau

(4)

yang memiliki habitat hidup relative menetap, pergerakan terbatas, hidup didalam dan didasar perairan sangat baik digunakan sebagai indikator biologis suatu perairan. Kelimpahan dan keanekaragaman makrozoobenthos pun sangat dipengaruhi oleh perubahan kualitas air dan substrat tempat hidupnya (Ulfah, dkk. 2012).

Berdasarkan cara hidupnya, bentos di bedakan atas 2 kelompok yaitu: infauna dan epifauna. Infauna adalah kelompok makrozoobentos yang hidup terbenam di dalam lumpur (berada di dalam substrat), sedangkan epifauna adalah kelompok makrozoobentos yang menempel di permukaan dasar perairan. Keberadaan hewan akuatik seperti hewan bentos dapat digunakan sebagai parameter biologi dalam pemantauan kualitas air sungai secara kontinyu, karena hewan bentos dapat menghabiskan seluruh hidupnya di lingkungan tersebut. Dalam memantau kualitas air sungai secara biologi, idealnya melibatkan seluruh komunitas (full community) yang melibatkan seluruh taksa yang ada pada tingkat tropik (tropic lavel) yang berbeda, namun hal ini sangat sulit dilakukan sehingga dalam prakteknya digunakan kelompok tunggal (single group) seperti makroinvertebrata bentik ( Firstyananda, 2012).

Kelompok makrozoobenthos merupakan kelompok hewan yang relatif menetap di dasar perairan dan kerap digunakan sebagai petunjuk biologis (indikator) kualitas perairan. Pada saat ini penggunaan bioindikator menjadi sangat penting untuk memperlihatkan hubungan antara lingkungan biotik dengan non-biotik. Bioindikator atau indikator ekologis merupakan taksa atau kelompok organisme yang sensitif dan dapat dijadikan petunjuk bahwa mereka dipengaruhi

(5)

oleh tekanan lingkungan akibat dari kegiatan manusia dan destruksi sistem biotic (McGeoch, 1998 dalam Alis dan Fajar, 2007 dalam Zulkifli. Dkk. 2012).

Peranan makrozoobentos dalam perairan sangat penting sekali, terutama dalam struktur rantai makanan dan struktur rantai aliran energi, dimana dalam suatu ekosistem sungai, makrozoobentos bertindak sebagai konsumen primer (herbivor) dan konsumen sekunder (karnivor), selanjutnya mereka akan dimakan oleh top carnivor. Kebanyakan tipe makannya mikrofagus, makrofagus dan detritivor. Sebagai makanannya antara lain: fitoplankton, alga, perifiton, makrofita, bakteri, senyawa organik di dalam lumpur, zooplankton, maupun sesama makrozoobentos. Demikian pentingnya peranan makrozoobentos dalam ekosistem, sehingga bila makrozoobentos terganggu, akan menyebabkan ekosistem akan terganggu pula ( Sitepu, 2012)

Selanjutnya Odum (1993) membedakan hewan benthos berdasarkan caramakannya, yaitu pemakan penyaring (filter feeder), contohnya kerang dan pemakan deposit (deposit feeder), contohnya siput. Disamping itu, benthos dapat juga dibedakan berdasarkan pergerakannya yaitu hewan bentik yang hidupnya menetap (sesil) dan hewan bentik yang hidupnya relative berpindah ( motil).

Benthos adalah organisme yang melekat pada dasar perairan atau yang hidup dalam sedimen di dasar perairan (Odum, 1993). Organisme ini mempunyai peranan yang cukup penting dalam mempercepat proses dekomposisi materi organik. Hewan bentos, terutama yang bersifat herbivor dan detritivor, dapat menghancurkan makrofit akuatik yang hidup maupun yang mati dan serasah yang masuk ke dalam perairan menjadi potongan-potongan yang lebih kecil, sehingga

(6)

perairan. Benthos juga merupakan sumber makanan yang alami bagi ikan (Rosmelina, 2009 dalam Fauziah, dkk, 2012).

Makrozoobenthos merupakan biota air yang mudah terpengaruh oleh adanya bahan pencemar kimiawi serta keberadaan lumpur, pasir dan arus air. Hal ini disebabkan makrozoobenthos pada umumnya tidak dapat bergerak cepat dan habitatnya di dasar perairan yang merupakan penumpukan bahan pencemar kimia, lumpur serta pasir. Perubahan substrat dan penambahan bahan pencemar akan berpengaruh terhadap kepadatan, komposisi dan tingkat keragaman zoobenthos (Fauziah, dkk, 2012).

Menurut Hasliandah (2003) Zoobentos merupakan hewan yang sebagian atau seluruh siklus hidupnya berada di dasar perairan, baik yang menempel, merayap maupun menggali lubang. Hewan ini memegang beberapa peran penting dalam perairan seperti dalam proses dekomposisi dan mineralisasi material organik yang memasuki perairan, serta menduduki beberapa tingkatan trofik dalam rantai makanan. Keragaman jenis merupakan parameter yang sering digunakan untuk mengetahui tingkat kestabilan yang mencirikan kekayaan jenis dan keseimbangan suatu komunitas. Faktor-faktor tang mempengaruhi keragaman jenis dan dominasi antara lain kerusakan habitat alami, pencemaran kimiawi, dan perubahan iklim.

Kelompok organisme yang dominan yang meyusun makrozoobenthos adalah dari kelompok Polychaeta, Crustacea, Echinodermata dan moluska. Polychaeta banyak terdapat sebagai organisme pembentuk tabung dan penggali, Crustacea terutama golongan Ostracoda yang umumnya mendiami daerah permukaan. Molusca biasanya terdiri dari spesies-spesies Bivalvia dan beberapa

(7)

Gastropoda yang hidup di permukaan, serta Echinodermata terutama dari bintang laut atau bintang ular (Haslindah, 2003).

Menurut Mason (1981) dalam Setiawan (2009) beberapa alasan makroozobenthos sering digunakan sebagai bioindikator pencemaran di suatu lingkungan perairan adalah sebagai berikut:

1. Prosedur samplingnya relative sudah berkembang dimana telah tersedia kunci identifikasi untuk sebagian besar kelompok biota

2. Hidup menetap (sesil) dan mobilitasnya rendah sehingga dapat digunakan untuk menduga kualitas suatu perairan fimana komunitas organisme tersebut berada.

3. Organisme ini mudah ditangkap dan dianalisis. Pada dasarnya, jika limbah organik dibuang kesuatu basan perairan, maka akan timbul serangkaian peristiwa seiring dengan berjalannya waktu. Hal ini menciptakan kondisi lingkungan yang berbeda dan mengasilkan komunitas akuatik yang berubah secara suksesif di bperairan tersebut. Struktur komunitas makrozoobenthos dalam konfisi perairan tertentu.

Komunitas adalah populasi yang hidup pada suatu lingkungan tertentu atau habitat fisik tertentu yang saling berintertaksi dan secara bersama membentuk tingkat trofik. Didalam komunitas, jenis organisme yang dominan akan mengendalikan komunitas tersebut, sehingga jika jenis organisme yang dominan tersebut hilang akan menimbulkan perubahan-perubahan penting dalam komunitas, bukan hanya komunitas biotiknya tetapi juga dalam lingkungan fisik (Iliana, 2014).

Referensi

Dokumen terkait

Perubahan panjang ruas cabang bunga lipstik ‘Soeka’ pada perlakuan GA 3 , etefon, dan paklobutrazol yang berbeda saat pengamatan awal (minggu ke-0 setelah aplikasi

Aspek-aspek itu adalah (1) penutur dan lawan tutur yang mencakup usia, latar belakang sosial ekonomi, jenis kelamin, tingkat keakraban dan sebagainya; (2) konteks tuturan,

Perangkat lunak merupakan bagian dari suatu sistem yang lebih besar, kerja dimulai dengan membangun syarat dari semua elemen sistem dan mengalokasikan beberapa

Tingkat intensi kewirausahaan sosial mahasiswa Program Studi Administrasi Bisnis secara umum cukup tinggi (M=3.6), artinya para responden mempunyai intensi dan

Walaupun model klasik osilator harmonik dan tak-harmonik dapat memperkirakan beberapa perilaku respon optik linier dan nonlinier dari suatu medium, model tersebut masih jauh

1831 Styrene pertama kali diisolasi sebagai produk distilasi dari senyawa aromatik 1845 Hoffman dan Blythe : styrene dapat diubah ke dalam bentuk padat 1911 Krosein

Vitamin C tidak dapat memulihkan volume testis, diameter tubulus seminiferus dan jumlah sel spermatogenik tetapi dapat memulihkan berat testis mencit yang terpajan

Wibowo dan Untung (2005: 2-7) menyebutkan beberapa pendapat terkait bunga bank, pertama; alasan yang mendukung penerapan bunga bank. a) bunga atas pinjaman adalah