• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KINERJA JARINGAN SWITCHING BANYAN BUFFER TUNGGAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KINERJA JARINGAN SWITCHING BANYAN BUFFER TUNGGAL"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KINERJA JARINGAN SWITCHING BANYAN

BUFFER TUNGGAL

Nur Adilah

(1)

, M. Zulfin

(2)

Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU) Jl. Almamater, Kampus USU Medan 20155 INDONESIA

e-mail : adila.lubis@yahoo.com

Abstrak

Jaringan switching Banyan buffer tunggal adalah jaringan interkoneksi banyak tingkat yang bersifat self-routing, dimana bit-bit alamat keluaran yang terdapat pada header paket dapat menentukan sendiri kemana perutean akan dilakukan. Penempatan buffer tunggal pada jaringan Banyan dilakukan untuk mengurangi degradasi keluaran yang terjadi dan tubrukan di port keluaran. Dalam tulisan ini dianalisis kinerja dari jaringan switching Banyan

buffer tunggal dengan tolak ukur kinerja yang digunakan adalah probabilitas internal blocking, throughput dan delay untuk jumlah tingkat switching 1 sampai 10 tingkat pada setiap P(0) = 0.1 sampai 0.9. Setelah dilakukan

analisis pada masing-masing kinerja, diperoleh probabilitas blocking pada jaringan switching Banyan buffer tunggal terus berkurang jika jumlah tingkat switching semakin besar, throughput semakin rendah jika jumlah tingkat switching semakin banyak, dan untuk delay semakin banyak jumlah tingkat switching maka delay juga semakin tinggi.

Kata Kunci: Switching Banyan, Jaringan Banyan Buffer Tunggal, Buffer Banyan

1. Pendahuluan

Salah satu dari banyak faktor yang mempengaruhi kinerja dari sebuah jaringan telekomunikasi adalah jaringan switching. Komponen utama dari sistem switching atau sentral adalah seperangkat sirkuit masukan dan keluaran yang disebut dengan inlet dan outlet. Fungsi utama dari sistem switching adalah membangun jalur listrik diantara sepasang inlet dan outlet tertentu, dimana hardware yang digunakan untuk membangun koneksi seperti itu disebut matriks switching atau switching

network

[1].

Sebuah jaringan Banyan dengan penambahan buffer tunggal didalam switchnya merupakan salah satu jenis jaringan dalam bidang telekomunikasi. Jaringan switching Banyan buffer tunggal adalah jaringan interkoneksi banyak tingkat yang bersifat

self-routing. Penempatan buffer tunggal pada

jaringan Banyan dilakukan untuk mengurangi degradasi keluaran yang terjadi dan tubrukan di

port keluaran [2].

2. Self-Routing Banyan Buffer Tunggal

Salah satu karakteristik dari jaringan Banyan adalah bahwa jaringan ini mampu melakukan perutean sendiri (self-routing),

dimana bit-bit alamat keluaran yang terdapat pada header paket dapat menentukan sendiri kemana perutean akan dilakukan. Dengan adanya sifat self-routing, switching Banyan tidak memerlukan pengendalian jalur dari luar. Hal ini sangat menghemat biaya. Sebelum memasuki jaringan Banyan, paket-paket akan dilewatkan melalui jaringan shuffle yang berfungsi menetapkan port input baru bagi paket-paket ketika memasuki jaringan Banyan [3].

Gambar 1 Pola link shuffle Banyan

Perfect shuffle adalah fungsi permutasi

khusus yang diajukan oleh Harold Stone untuk aplikasi pemrosesan paralel. Pemetaan yang digunakan untuk mendapatkan perfect shuffle adalah seperti Gambar 1. Jaringan shuffle menyebabkan paket-paket memasuki jaringan

(2)

Banyan melalui jalan masuk (port input) yang tepat, dalam arti bahwa paket-paket menuju ke

port output sesuai dengan bit alamat tujuan

yang terdapat pada header paket tanpa mengalami konflik pada elemen switching yang dilaluinya [4].

Jaringan Banyan buffer tunggal adalah jaringan interkoneksi banyak tingkat yang bersifat self-routing. Gambar 2 menunjukkan sebuah elemen switching Banyan dengan penempatan buffer di dalamnya (intenal

buffer).

Gambar 2 Sebuah elemen switching Banyan dengan buffer

Banyan switch fabric terdiri dari

switch-switch elemen yang merupakan paket baik ke port 0 (upper output) atau port 1 (lower output)

bergantung posisi khusus dalam lebel routing.

Switching elemen Banyan ditunjukkan dengan

bit header (bit ‘1’ artinya lower output, bit ‘0’ artinya upper output) yang diperlihatkan pada Gambar 3 [5].

Gambar 3 Elemen switching Banyan dengan bit header

Pada Gambar 4 terdapat jaringan Banyan, dan mencontohkan sebuah self-routing dari jaringan Banyan 8x8.

Gambar 4 Self-routing penyambungan jaringan Banyan 8x8

Paket tiba dimasukan 010 dengan tujuan 101. Pada tingkat pertama diroutingkan ke bagian keluaran bawah karena bit pertama alamat tujuan adalah 1. Pada tingkat kedua, sel diroutingkan ke bagian keluaran atas karena bit kedua adalah 0. Dan ditingkat terakhir adalah ke bagian keluaran bawah karena bit terakhir dari alamat tujuan adalah 1. Maka didapatkan arah alamat yang otomatis memiliki tujuan yang diinginkan [6].

Algoritma perutean jaringan switching Banyan buffer tunggal diperlihatkan pada Gambar 5.

Gambar 5 Algoritma Perutean perutean jaringan

switching Banyan buffer tunggal

Alamat yang dituju paket ditentukan oleh

header yang terdapat pada setiap paket. Bit-bit

didalam paket akan mengikuti perutean yang ditentukan oleh bit header, yaitu bit 1 dan bit 0.

3. Metodologi Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisa kinerja switching Banyan buffer tunggal diperlihatkan Gambar 6.

(3)

Gambar 6 Diagram alir untuk menganalisa kinerja

switching Banyan buffer tunggal

Kinerja dari jaringan switching Banyan

buffer tunggal adalah probabilitas blocking, throughput dan delay.

a. Probabilitas Blocking

Jaringan switching Banyan bersifat

blocking, hal tersebut disebabkan karena

paket-paket yang menuju output yang

berbeda dapat diblok pada salah satu dari

elemen switching.

Internal blocking dapat diatasi dengan berbagai cara, diantaranya dengan merutekan kembali paket yang mengalami blocking melalui jalur lain sehingga dapat mencapai tujuannya melalui jalur tersebut. Selain itu internal blocking bisa juga diatasi dengan menempatkan buffer di jaringan

switching. Dalam hal ini digunakan buffer

tunggal pada jaringan switching Banyan untuk mengatasi internal blocking jaringan Banyan [3].

Dengan mengasumsikan p1 adalah

probabilitas paket yang dilewatkan melalui link masukan pada sebuah switch di tingkat k , dimana 0 ≤ < . Maka persamaan dasar yang digunakan untuk menghitung probabilitas

blocking adalah Persamaan (1) berikut ini [7] :

( , ) = 1 − [1 − 1

2 ( − 1)] (1) Ditetapkan ( p(0) = 0.1 sampai 0.9 ) , dan k adalah tingkat switching.

Kemudian dengan menggunakan Persamaan (2) sampai Persamaan (5) maka akan diperoleh formulasi untuk menghitung

probabilitas internal blocking pada jaringan

Banyan buffer tunggal, yang dituliskan pada Persamaan (6) [2]. ( , ) = 0.75 ( − 1, ) ( − 1, ) +0.5 ( − 1, ) ( − 1, ) +0.5 ( − 1, ) ( − 1, ), = 2, 3, … … … , (2) ( , ) = [ ( , ) + 0.75 ( , )] [ ( + 1, ) + ( + 1, ) ( + 1, )], = 1, 2, 3, … … … , − 1 (3) ( , ) = ( , ) + 0.75 ( , ) (4) ( , + 1) = [1 − ( , )][ ( , ) + ( , ) ( , )] (5) ( , + 1) = 1 − ( , + 1) (6) Keterangan :

n : jumlah tingkat switching.

p0 ( k,t ) : probabilitas bahwa buffer dari suatu

elemen switching pada saat stage-k kosong diawal periode waktu t.

p1 ( k,t ) : 1 – p0 ( k,t )

q ( k,t ) : probabilitas bahwa paket siap masuk

ke buffer elemen switching saat stage-k selama waktu t.

r ( k,t ) : probabilitas bahwa paket didalam buffer elemen switching saat stage-k

akan forward sampai periode t.

b. Throughput dan Delay

Throughput merupakan jumlah total kedatangan paket yang sukses yang diamati pada destination selama interval waktu tertentu dibagi oleh durasi interval waktu tersebut. Delay merupakan waktu tunda yang disebabkan oleh proses transmisi dari satu titik ke titik lain yang menjadi tujuannya [8].

Untuk menghitung throughput pada jaringan Banyan buffer tunggal digunakan Persamaan (7) berikut ini [9] :

Throughput = Beban yang ditawarkan –

Probabilitas Blocking (7) Sedangkan untuk menghitung delay pada jaringan Banyan buffer tunggal digunakan Persamaan (8) berikut ini [2] :

(4)

4. Hasil dan Pembahasan

Dengan formulasi Persamaan (1) sampai (8) dan menggunakan software Matlab diperoleh hasil kinerja dari jaringan switching Banyan buffer tunggal seperti berikut :

a. Probabilitas Blocking

Hasil probabilitas blocking pada jaringan

switching Banyan buffer tunggal ditunjukkan

pada Tabel 1.

Tabel 1 Probabilitas Blocking Switching

Banyan Buffer Tunggal Ukuran

switching

Probabilitas Internal Blocking (Pb) P(0)=0. 5 P(0)=0. 7 P(0)=0. 9 2x 2 0.4375 0.5775 0.6975 4 x 4 0.4128 0.5250 0.6110 8 x 8 0.3717 0.4597 0.5238 16 x 16 0.3382 0.4091 0.4587 32 x 32 0.3104 0.3687 0.4083 64 x 64 0.2869 0.3358 0.3681 128 x 128 0.2667 0.3083 0.3353 256 x 256 0.2492 0.2851 0.3079 512 x 512 0.2339 0.2652 0.2847 1024x102 4 0.2205 0.2479 0.2649 Grafik probabilitas internal blocking pada jaringan switching Banyan buffer tunggal ditunjukkan pada Gambar 7. Berdasarkan grafik probabilitas blocking, didapat bahwa semakin banyak tingkat switch Banyan buffer tunggal maka semakin rendah probabilitas

blockingnya.

Gambar 7 Grafik probabilitas blocking

switching Banyan buffer tunggal

b. Throughput

Hasil throughput pada jaringan switching Banyan buffer tunggal ditunjukkan pada Tabel 2.

Tabel 2 Throughput Switching Banyan

Buffer Tunggal Ukuran switching Throughput P(0)=0. 5 P(0)=0. 7 P(0)=0. 9 2x 2 0.0625 0.1225 0.2025 4 x 4 0.0872 0.1750 0.2890 8 x 8 0.1283 0.2403 0.3762 16 x 16 0.1618 0.2909 0.4413 32 x 32 0.1896 0.3313 0.4917 64 x 64 0.2131 0.3642 0.5319 128 x 128 0.2333 0.3917 0.5647 256 x 256 0.2508 0.4149 0.5921 512 x 512 0.2661 0.4348 0.6153 1024x102 4 0.2795 0.4521 0.6351 Grafik throughput switching Banyan

buffer tunggal ditunjukkan pada Gambar 8.

Berdasarkan grafik throughput, didapat bahwa semakin banyak tingkat switch Banyan buffer tunggal maka throughput semakin rendah.

(5)

Gambar 8 Grafik throughput switching

Banyan buffer tunggal c. Delay

Hasil delay switching Banyan buffer tunggal ditunjukkan pada Tabel 3.

Tabel 3 Delay Switching Banyan Buffer

Tunggal Ukuran switching Delay (s) P(0)=0.5 P(0)=0.7 P(0)=0.9 2x 2 1.1228 1.1687 1.2112 4 x 4 1.1620 1.2419 1.3265 8 x 8 1.1826 1.2849 1.3998 16 x 16 1.1955 1.3110 1.4446 32 x 32 1.2040 1.3270 1.4708 64 x 64 1.2097 1.3364 1.4852 128 x 128 1.2134 1.3415 1.4922 256 x 256 1.2156 1.3436 1.4942 512 x 512 1.2168 1.3437 1.4929 1024x1024 1.2171 1.3423 1.4894 Grafik delay switching Banyan buffer tunggal ditunjukkan Gambar 9. Berdasarkan grafik delay, didapat bahwa semakin banyak tingkat switch Banyan buffer tunggal maka semakin tinggi delaynya.

Gambar 9 Grafik delay switching

Banyan buffer tunggal

5. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan diperoleh beberapa kesimpulan, yaitu :

5. Pada jaringan switching Banyan buffer

tunggal ukuran switching dan jumlah tingkat switching berbanding terbalik dengan probabilitas blocking. Probabilitas internal blocking terus berkurang jika ukuran switching semakin besar.

6. Throughput pada jaringan switching

Banyan buffer tunggal berbanding lurus dengan ukuran switching. Semakin banyak ukuran switching maka throughput

semakin tinggi.

7. Delay pada jaringan switching Banyan buffer tunggal berbanding lurus dengan

ukuran switching. Semakin banyak ukuran

switching maka delay semakin tinggi.

6. Daftar Pustaka

[1] Janak H Patel, “Processor Memory

Interconnections for Multiprocessors”,

IEEE Transactions On Computers, vol.c-30, no.10, October.1981.

[2] Yih-Chyun Jenq, “Performance Analysis

of a Packet Switch Based on Single Buffered Banyan Network”, IEEE J.

Selected Areas Commun, vol. SAC-1, no.6. pp. 1014-1021, December.1983. [3] M. Zulfin, “Analisis Kinerja Switch

(6)

Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik USU, Medan, 2013.

[4] Fazmah Arif Yulianto, “ Jaringan Komputer “, Diktat Kuliah, Versi 2.0, Jurusan Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknologi Telkom, Bandung, 2003.

[5] “Switching ATM”, Institut Teknologi

Telkom, Agustus. 2013.

http://rmg.blog.ittelkom.ac.id/blog/files/2

013/08/Pertemuan-12-Switching-ATM_ta.ppt

[6] Yudhitya Sorrenti, “Simulasi Algoritma

Rerouting dan Prosedur Contention Controller pada Sistem Penyambungan ATM “, Jurusan Teknik Elektro Universitas Diponegoro, Semarang. [7] Arindam Saha dan Meghanad Wagh,

“Performance Analysis of Banyan Networks Based on Buffers of Various Size”, IEEE, Department of Computer

Science and Electrical Engineering Lehigh University, Bethlehem, 1990.

[8] Panayleite. 2010. “ Throughput Delay –

Jitter “. http://panayleite.blogspot.com/2010/12/th roughputdelay-jitter.html.

[9] M. Zulfin, “Rekayasa Trafik”, Diktat Kuliah, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik USU, Medan.

Gambar

Gambar 2  Sebuah elemen switching   Banyan dengan buffer
Gambar 6  Diagram alir untuk menganalisa kinerja  switching Banyan buffer tunggal
Tabel 2  Throughput Switching Banyan    Buffer Tunggal  Ukuran  switching  Throughput   P(0)=0
Tabel 3  Delay Switching Banyan Buffer    Tunggal  Ukuran  switching  Delay (s)  P(0)=0.5  P(0)=0.7  P(0)=0.9  2 x 2 1.1228  1.1687  1.2112  4 x 4  1.1620  1.2419  1.3265  8 x 8  1.1826  1.2849  1.3998  16 x 16  1.1955  1.3110  1.4446  32 x 32  1.2040  1.3

Referensi

Dokumen terkait

Compared to DRG neurons from youthful or middle- aged animals, neurons from aged rats cultured in serum- free medium demonstrated significantly decreased calcium currents,

[r]

psikotropika dan zat adiktif lainnya, Pemerintah Provinsi/Pemerintah Kabupaten/Kota dapat mengambil tindakan administratif terhadap badan usaha, tempat usaha,

transkrip nilai asli, serta bukti pembayaran legalisir ijasah. 4) Staf Akademik Fakultas Bagian Kemahasiswaan &amp; Alumni menyimpan bukti. pembayaran legalisir kemudian

Himpunan Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2015 1... Himpunan Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2015

kuliah yang dapat diperoleh di staf administrasi fakultas (ruang fakultas). 3) Mahasiswa hadir pada waktu dan tempat yang telah dijadwalkan. 4) Dosen memberikan kuliah sesuai

( problem solving ). Dalam kegiatan ini untuk membahas secara tuntas perbaikan kurikulum.. Menentukan pelaksanaan lokakarya peninjauan, revisi dan

[r]