• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori 1. Kehamilan

a. Definisi Kehamilan

Kehamilan merupakan proses yang normal dan alamiah. Periode kehamilan dihitung sejak hari pertama haid terakhir sampai dimulainya persalinan. Kehamilan menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:

1) Menurut Prawirohardjo (2005: 125) kehamilan adalah dimulainya konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi kedalam tiga triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan.

2) Menurut Sulistyawati (2012: 35) hamil adalah hasil konsepsi pertemuan antara ovum matang dan sperma.

3) Menurut Nirmala (2011: 17) kehamilan merupakan proses pembuahan yang terjadi kurang lebih 14 hari setelah haid terakhir.

4) Menurut Astuti (2010: 27) kehamilan adalah masa ketika orang wanita membawa embrio atau fetus di dalam tubuhnya. Awal kehamilan terjadi pada saat sel telur perempuan lepas dan masuk kedalam saluran

(2)

sel telur. Dengan kompetisi yang sangat ketat, salah satu sperma tersebut akan berhasil menembus sel telur tersebut.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan kehamilan adalah proses pertemuan antara ovum dan sperma yang terjadi diampula tuba dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari).

b. Tanda-Tanda Kehamilan

Untuk bisa memastikan kehamilan ditetapkan dengan melakukan penilaian terhadap beberapa tanda dan gejala hamil. Tanda kehamilan menurut Astuti (2010: 25) dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:

1) Tanda Tidak Pasti Hamil

a) Tidak terjadi mesntruasi/haid (amenorea)

Tidak dapat menstruasi dapat menandakan kehamilan, tetapi dapat juga merupakan tanda gangguan fisik. Untuk lebih memastikan dapat dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

b) Mengidam

Mengidam sering terjadi pada bulan-bulan pertama akan tetapi akan hilang seiring semakin tuanya usia kehamilan. Tujuh puluh persen perempuan hamil mengalami komplikasi mual dan muntah. Hal ini disebabkan oleh estrogen atau HCG (Nirmala, 2011: 78).

(3)

Pada wanita hamil, terjadi pengenceran darah akibat proses kehamilan. Jika salah satu organ tubuh, misalnya otak mengalami kekurangan oksigen, hal tersebut dapat menyebabkan terjadi pingsan (Sulistyawati, 2012: 85).

d) Sering berkemih

Desakan rahim ke depan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh dan sering berkemih. Frekuensi terjadi pada triwulan pertama akibat desakan uterus. Pada triwulan kedua desakan ini berkurang karena uterus yang membesar keluar dari rongga panggul. Pada trimester 3 gejala ini timbul kembali karena kepala janin mulai masuk rongga panggul dan menekan kembali kandung kemih (Yulifah, 2011: 73).

e) Sembelit/ konstipasi

Sembelit pada ibu hamil disebabkan oleh hormon steroid yang meningkat sehingga menyebabkan kerja usus menjadi lambat (Saifudin, 2004: 68).

f) Pigmentasi kulit

Pigmentasi kulit pada wajah, payudara, perut, paha, dan ketiak

biasanya bertambah. Hal ini disebabkan karena pengaruh hormon dalam kehamilan.

g) Epulsi

Gusi dan mukosa menjadi mudah berdarah, sering terjadi pada triwulan pertama (Kusmiyati, 2008: 94).

(4)

h) Varises

Karena pengaruh dari estrogen dan progesteron terjadi penampakan pembuluh darah vena, terutama bagi yang mempunyai bakat. Sering terjadi pada trimester pertama dan hilang setelah persalinan ( Nirmala, 2011: 81).

2) Tanda Mungkin Hamil

Tanda mungkin hamil merupakan tanda untuk menetapkan kehamilan. Tanda-tanda yang memungkinkan seorang wanita hamil menurut Astuti (2010: 41) sebagai berikut:

a) Perut membesar

Perut membesar sangat identik dengan ibu hamil. Namun, tidak semua perut membesar merupakan akibat kehamilan, mungkin saja akibat faktor kegemukan atau terdapat penyakit abdomen, misalnya tumor atau adanya cairan di rongga perut (Saifudin, 2004: 67).

b) Uterus membesar

Dengan kehamilan yang sehat, uterus pun akan membesar sedikit demi sedikit sesuai dengan usia kehamilan. Namun, pembesaran uterus dapat juga terjadi akibat suatu penyakit, misalnya miom, kista atau kanker (Yulifah, 2011: 74).

c) Tanda hegar

Melunaknya segmen bawah rahim yang mempunyai kesan lebih tipis dapat diketahui dengan pemeriksaan bimanual. Tanda ini

(5)

mulai terlihat pada minggu ke-6 dan menjadi nyata pada minggu ke 7-8 (Sujiyatini, 2008: 94).

d) Tanda chadwik

Terjadi perubahan warna pada porsio, pada awalnya berwarna merah muda, menjadi kebiru-biruan. Selaput lendir dan vagina pun berwana keungu-unguan.

e) Tanda piscasek

Uterus membesar ke salah satu jurusan sehingga menonjol jelas ke jurusan pembesaran tersebut (Prawirohardjo, 2007: 126). f) Braxton-hicks

Ibu hamil dapat merasakan kontraksi yang timbul sesekali, tepatnya berada di bagian perut bawah.

g) Teraba ballotement

Ballotement adalah pantulan saat rahim digoyangkan. Memeriksa kontraksi ini dilakukan dengan cara memegang bagian rahim yang mengeras sambil sedikit digoyangkan (Yulifah, 2011: 75).

3) Tanda Pasti Hamil

Indikator pasti hamil adalah penemuan-penemuan keberadaan janin secara jelas dan hal ini tidak dapat dijelaskan dengan kondisi kesehatan yang lain. Menurut Kusmiyati (2008: 97) tanda pasti hamil yaitu:

(6)

a) Gerakan janin yang dilihat dan dirasakan.

Gerakan janin bisa dirasakan dengan jelas setelah minggu 24. b) Denyut jantung janin terlihat dan terdengar dengan bantuan alat.

Djj dapat didengarkan pada umur kehamilan 17-18 minggu dengan

steteskop laenec, pada orang gemuk lebih lambat. Sementara

menggunakan doppler sekitar minggu ke-12.

c) USG untuk melihat kondisi janin di dalam kandungan. c. Diagnosis Banding Kehamilan

Suatu kehamilan perlu dibedakan dalam keadaan/ penyakit yang dalam pemeriksaan meragukan. Pembesaran prempuan tidak selamanya menunjukkan adanya kehamilan sehingga perlu dilakukan diagnosis banding. Diagnosis banding kehamilan menurut Sulistyawati (2012: 85) meliputi:

1) Kehamilan palsu.

Dijumpai tanda dugaan hamil, tetapi dengan pemeriksaan alat dan tes bilogis tidak menunjukkan kehamilan.

2) Kistoma ovari.

Pembesaran perut, tetapi tidak disertai tanda hamil, datang bulan terus berlangsung, lamanya pembesaran perut dapat melampaui usia kehamilan, pemeriksaan tes biologis kehamilan dengan hasil negatif.

(7)

3) Mioma uteri.

Terdapat pembesaran rahim, tetapi tidak disertai tanda hamil, bentuk pembesaran tidak merata, perdarahan banyak saat menstruasi.

4) Retensi urine ( bendungan kantong kemih).

Pembesaran perut bisa disebabkan karena kandung kemih penuh, hal ini bisa diatasi dengan katerisasi.

5) Hematometra

Hematometra ditandai dengan terlambat datang bulan yang dapat melampaui usia kehamilan, perut terasa sakit setiap bulan, terjadi tumpukan darah dalam rahim, tanda pemeriksaan hamil negatif (Nirmala, 2010: 82).

d. Perubahan Pada Kehamilan

Kehamilan dibagi menjadi tiga yaitu trimester ke-1 (usia kehamilan 1-3 bulan atau 0-12 minggu), trimester ke-2 (usia kehamilan 4-6 bulan atau 13-24 minggu), dan trimester ke-3 (usia kehamilan 7-9 bulan atau 25-40 minggu) (Prawirohardjo, 2007: 125). Perubahan pada kehamilan menurut Astuti (2010: 37) dibagi menjadi perubahan fisik dan perubahan psikologis.

1) Trimester Ke-1 a) Perubahan Fisik

Pada beberapa minggu pertama, wanita hamil akan merasakan nyeri, kencang, dan gatal di payudara. Selain itu berat badan

(8)

ibu biasanya belum bertambah, apalagi ketika ibu mengalami mual dan muntah serta penurunan nafsu makan.

b) Perubahan Psikologis

Perubahan hormon menyebabkan ketidaknyamanan di tubuh ibu, misalnya mual di pagi hari, mudah lelah dan lemas. Wanita yang belum siap hamil secara mental sering kali membenci kehamilannya.

2) Trimester Ke-2 a) Perubahan fisik

Selama trimester ke-2 berat badan ibu bertambah 1-2 kg selama kehamilan. Pada saat ini, rahim dengan mudah dapat diraba dan mulai tampak membesar. Ibu mulai terlihat gemuk dan bentuk pinggang mulai tidak terlihat.

b) Perubahan Psikologis

Pada awal timester ke-2, sebagian ibu mungkin merasa kurang percaya diri. Hal ini disebabkan karena perubahan fisik ibu yang semakin membesar sehinnga menganggap penampilan tidak menarik lagi. Pada umumnya setiap masa kehamilan, ibu sering bermimpi. Yang paling sering adalah mimpi tentang jenis kelamin bayi yang akan dilahirkan.

(9)

3) Trimester Ke-3 a) Perubahan Fisik

Payudara bertambah besar dan mulai keluar cairan kental kekuning-kuningan (kolostrum). Cairan ini dapat ditekan keluar dengan tekanan yang lembut. Pada akhir bulan ke-tujuh atau minggu ke-28 biasanya ibu merasa sehat. Namun, kadang-kadang ia mengalami kesulitan pencernaan misalnya sembelit, bengkak pada kaki, dan kelelahan. Pada akhir bulan, ibu mungkin merasa tidak nyaman, sering terbangun di malam hari karena mengeluh terasa pana dan sesak di dada (Yulifah, 2011: 69).

b) Perubahan Psikologis

Pada trimester ke-3 terkadang ibu akan merasa bayinya akan lahir sewaktu-waktu, timbul juga rasa cemas, takut untuk menghadapi persalinan dan ibu takut jika terjadi sesuatu dengan janinnya (Nirmala, 2011: 82).

e. Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan

1) Pengertian Tanda Bahaya Kehamilan

Setiap ibu hamil menginginkan bisa menjalani kehamilannya dengan lancar. Selain perlu mengetahui hal-hal yang biasanya menyertai jalannya proses kehamilan, ibu hamil perlu mengenali beberapa tanda bahaya pada kehamilan supaya

(10)

bisa segera mencari pertolongan medis. Tanda bahaya kehamilan menurut beberapa ahli:

a) Menurut Nirmala (2011: 149) tanda bahaya kehamilan adalah tanda yang mengindikasikan adanya bahaya yang bisa terjadi selama kehamilan atau periode antenatal, yang apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu.

b) Menurut Tiran (2007: 66) tanda bahaya kehamilan adalah suatu kehamilan yang memiliki suatu tanda bahaya atau risiko lebih besar dari biasanya (baik bagi ibu maupun janinnya), akan terjadinya suatu penyakit atau kematian sebelum maupun sesudah persalinan.

c) Menurut Kusmiyati (2008:149) tanda bahaya kehamilan yaitu tanda yang bisa menyebabkan komplikasi pada ibu dan janin.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa tanda bahaya kehamilan adalah tanda atau gejala yang menunjukkan bahwa ibu dan janin yang dikandungnya memiliki suatu bahaya atau resiko.

2) Macam-Macam Tanda Bahaya Kehamilan

Macam tanda bahaya kehamilan menurut Tiran (2007: 85) terdiri dari:

(11)

a) Perdarahan Pervaginam

Perdarahan vagina dalam kehamilan adalah normal. Pada masa awal sekali kehamilan, ibu mungkin akan mengalami perdarahan yang sedikit atau spotting di sekitar waktu pertama haidnya terlambat. Perdarahan ini adalah perdarahan implantasi dan normal. Pada waktu yang lain dalam kehamilan, perdarahan kecil mungkin pertanda dari friable cervix. Perdarahan ini mungkin normal karena di sebabkan adanya suatu infeksi. Pada awal kehamilan perdarahan yang tidak normal adalah yang merah, perdarahan yang banyak, atau perdarahan yang sangat menyakitkan. Perdarahan ini dapat berarti aborsi, kehamilan mola atau kehamilan ektopik (Yulifah, 2011: 110).

(1) Perdarahan pada kehamilan muda

Menurut Sulistyawati (2012: 149) perdarahan pervaginam pada kehamilan muda antara lain:

(a) Abortus imminens

Abortus imminens disebut dengan keguguran membakat dan akan terjadi pada kehamilan muda. Dalam kasus ini keluarnya janin masih bisa diselamatkan dengan pengobatan medik yang khusus atau tirah baring secara total, tidak melakukan aktifitas fisik secara berlebihan (Prawirohardjo, 2005:149). Penanganan abortus imminenbisa dengan istirahat baring karena menyebabkan

(12)

peningkatan aliran darah ke uterus, dan pemberian fenobarbitol 3x30 mg untuk menenangkan penderita. (b) Abortus Insipiens

Abortus insipiens terjadi apabila ditemukan adanya perdarahan pada kehamilan muda dengan membukanya ostium uteri dan terabanya selaput ketuban. Penanganan abortus insipienpada prinsipnya dilakukan evakuasi atau pembersihan cavum uteri sesegara mungkin dilatasi dan kuretase (Nirmala, 2011).

(c) Abortus Habitualis

Abortus tipe ini jika telah mengalami keguguran berturut-turut selama lebih dari 3 kali (Astuti Puji, 2010).

(d) Abortus Inkompletus

Abortusini terjadi jika perdarahan pervaginam disertai pengeluaran janin tanpa pengeluaran desidua atau plasenta. Jika perdarahan tidak seberapa banyak dan kehamilan kurang dari 16 minggu dapat dievakuasi dengan cunam ovum untuk mengeluarkan hasil konsespsi. Jika kehamilan lebih dari 16 minggu beri infus oksitosin 20 unit dalam 500 ml cairan IV dan evakuasi hasil konsepsi yang tertinggal. Gejala yang menyertai amenore, sakit perut karena kontraksi, perdarahan yang keluar banyak atau sedikit (Yulifah, 2010: 111).

(13)

(e) Abortus Kompletus

Abortus ini ditandai dengan pengeluaran seluruh hasil konsepsi. Penanganan tidak perlu dilatasi dan kuratase, perlu transfusi dan pengobatan lain untuk anemia (Astuti Maya, 2010).

(f) Misses Abortion

Missed abortion ialah berakhirnya kehamilan sebelum

usia 20 minggu, namun keseluruhan hasil konsepsi tertahan dalam uterus selama 6 minggu atau lebih (Achadiat, 2004). Penanganannya dengan dilatasi dan kuratase jika kadar fibrinogen normal, jika rendah perlu diberi dulu fibrinogen, kuratse pada missed abortion cukup sulit, karena hasil konsepsi melekat erat pada dinding uterus (Nirmala, 2011: 150).

(g) Kehamilan Mola

Kehamilan anggur yaitu adanya jonjot korion (Chorionic

Villi) yang tumbuh berganda berupa gelembung-gelembung kecil yang mengandung banyak cairan sehingga menyerupai anggur atau mata ikan (Kusmiyati, 2008 : 154).

(14)

Kehamilan ektopik ialah kehamilan yang pertumbuhan sel telur yang telah dibuahi tidak menempel pada dinding kavum uteri. Hampir 90% kehamilan ektopik terjadi di tuba uterina. Kehamilan ektopik dapat mengalami abortus atau ruptura apabila masa kehamilan melebihi kapasitas ruang implantasi (Prawirohardjo, 2009: 323).

(2) Perdarahan Pada Kehamilan Lanjut

Perdarahan pada kehamilan lanjut menurut Prawirohardjo (2009: 492) antara lain:

(a) Plasenta Previa

Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahimdemikian rupa sehingga menutupi seluruh atau sebagian dari ostium uteri internum. Pada palsenta previa perdarahan uterus keluar melalui vagina tanpa rasa nyeri. Perdarahan biasanya terjadi pada akhir trimester dua ke atas (Sulistyawati, 2012: 155).

(b) Solusio Plasenta

Solusio plasenta adalah terlepasnya sebagian atau seluruh permukaan maternal plasenta dari implantasinya yang normal pada lapisan desiduaendometrium sebelum waktunya yakni sebelum anak lahir. Gejala dari solusio plasenta adalah terjadinya perdarahan yang berwarna tua keluar melalui vagina, rasa nyeri perut dan uterus tegang

(15)

terus-menerus mirip seperti his prematurus (Yulifah, 2010: 119).

b) Sakit kepala hebat

Sakit kepala bisa terjadi selama kehamilan, dan seringkali merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah yang serius adalah sakit kepala hebat yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Kadang-kadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin menemukan bahwa penglihatannya menjadi kabur atau berbayang. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari pre-eklmpsia. Ibu hamil yang mengalami nyeri kepala di dahi disertai penglihatan kabur, nyeri uluhati, mual dan muntah kemungkinan merupakan tanda bahwa ibu hamil mengidap penyakit ginjal dan tekanan darah tinggi. Keadaan ini tergolong berat, ibu harus dirawat di rumah sakit (Lalega, 2013: 16).

c) Nyeri perut yang hebat

Nyeri abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan normal adalah tidak normal. Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang mengancam keselamatan jiwa adalah yang hebat, yang menetap dan tidak hilang setelah istirahat. Hal ini bisa berarti appendiksitis ,kehamilan ektopik, aborsi, penyakit

(16)

tulang pelviksiritasi uterus, infeksi saluran kemih atau infeksi lainnya (Kusmiyati, 2008: 163).

d) Mual muntah berlebihan

Mual (nausea) muntah (emesis) adalah gejala yang sering ditemukan pada kehamilan trimester 1. Mual biasa terjadi di pagi hari, gejala ini bisa terjadi 6 minggu setelah HPHT berlangsung selama 10 minggu. Perasaan mual ini karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG. Ibu hamil yang mengalami muntah-muntah lebih dari 7 kali sehari disertai kondisi yang lemah, tidak selera makan, berat badan turun, nyeri ulu hati kemungkinan merupakan suatu tanda ibu hamil menderita penyakit berat. Pada penyakit ini ibu hamil tidak mau makan. Semakin hari muntah-muntahnya semakin berat, ibu hamil harus di rawat di rumah sakit (Nirmala, 2011: 154). Cara meringankan atau mencegah mual muntah yaitu dengan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil, tetapi lebih sering. Waktu bangun pagi turun dari tempat tidur, dianjurkan makan roti kering dengan teh hangat. Makanan yang berminyak dan berlemak sebaiknya dihindarkan (Prawirohardjo, 2005).

e) Penglihatan kabur

Karena pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan ibu dapat berubah selama proses kehamilan. Perubahan ringan adalah normal. Masalah visual yang megidentifikasikan keadaan jiwa

(17)

yang mendadak, misalnya pandangan kabur atau berbayang secara mendadak. Perubahan penglihatan ini mungkin disertai dengan sakit kepala yang hebat dan mungkin merupakan gejala dari pre-eklampsi (Sulistyawati, 2012: 161).

f) Bengkak di wajah dan jari-jari tangan

Hampir separuh ibu hamil akan mengalami bengkak yang normal pada kaki yang biasanya muncul pada sore hari dan biasanya hilang setelah istirahat. Bengkak bisa menunjukkan adanya masalah serius jika muncul pada muka dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat, dan disertai dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini dapat merupakan pertanda anemia, gagal jantung atau pre-eklampsi (Astuti Maya, 2010: 144)

g) Gerakan janin berkurang

Kesejahteraan janin dapat diketahui dari keaktifan gerakannya. Minimal 10 kali dalam 24 jam. Jika kurang dari itu, waspada akan adanya gangguan janin dalam rahim, misalnya asfiksia janin sampai kematian (Yulifah, 2011: 121).

h) Selaput kelopak mata pucat

Anemia adalah masalah medis yang umum terjadi pada banyak wanita hamil. Jumlah sel darah merah dalam keadaan rendah, kuantitas dari sel ini tidak memadai untuk memberikan oksigen yang dibutuhkan oleh bayi. Anemia sering terjadi pada kehamilan

(18)

karena volume darah meningkat kira-kira 50% selama kehamilan (Nirmala, 2011: 154).

i) Demam tinggi

Ibu menderita demam dengan suhu tubuh > 380C dalam kehamilan merupakan suatu masalah. Demam tinggi yang terjadi lebih dari 3 hari dapat merupakan tanda gejala dari infeksi. Penanganan demam antara lain dengan istirahat berbaring, minum banyak dan mengompres untuk menurunkan suhu (Lalega, 2013: 15).

j) Kejang

Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya keadaan dan terjadinya gejala-gejala sakit kepala, mual, nyeri ulu hati sehingga muntah. Bila semakin berat, penglihatan semakin kabur, kesadaran menurun kemudian kejang. Kejang dalam kehamilan dapat merupakan gejala dari eklampsia (Saifudin dalam Lalega, 2013).

k) Keluar ketuban sebelum waktunya

Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum waktunya. Sebagian besar ketuban pecah dini adalah hamil aterm diatas 37 minggu, sedangkan dibawah 36 minggu tidak terlalu banyak. Penyebab umum dari KPD adalah multi/grandemulti, overdistensi (hidramnion, hamil ganda), disporposi sefalo pelvis, kelainan letak (lintang, sunsang) (Kusmiyati, 2008: 162).

(19)

3) Kehamilan Resiko Tinggi

a) Definisi Kehamilan Resiko Tinggi

Dibawah ini kemukakan beberapa definisi yang erat hubungannya dengan resiko tinggi menurut Rustam dalam Manuaba (2008: 132):

(1) Wanita resiko tinggi adalah wanita yang dalam lingkaran hidupnya dapat terancam kesehatan dan jiwanya oleh karena suatu penyakit atau oleh kehamilan, persalinan dan nifas.

(2) Ibu resiko tinggi adalah faktor ibu yang dapat mempertinggi risiko kematian perinatal atau kematian perinatal.

(3) Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan yang dapat mempengaruhi optimalisasi ibu maupun janin kehamilan yang dihadapi.

b) Resiko kehamilan

Menurut Depkes Ri, (2007) faktor resiko ialah faktor yang berhubungan dengan meningkatnya kesakitan dan kematian ibu (maternal) dan bayi. Faktor resiko dibagi menjadi 3 yaitu:

(1) Faktor resiko rendah

Ibu hamil dengan kondisi kesehatan dalam keadaan baik tidak memiliki faktor-faktor resiko berdasarkan

(20)

klasifikasi resiko sedang dan resiko tinggi, baik dirinya maupun janin yang dikandungnya. Misalnya, ibu hamil primipara tanpa komplikasi, kepala masuk PAP minggu ke-36 (Muslihatun, 2009).

(2) Faktor resiko sedang

Faktor resiko sedang adalah faktor yang tidak langsung menimbulkan kematian yaitu, tinggi badan kurang dari 145 cm, pendidikan ibu rendah, tingkat ekonomi sosial rendah, Hb kurang dari 8 g %. Tekanan darah diastole 130-160 dan sistole 85-100, jarak usia anak kurang dari 2 tahun, anak lebih dari 5, primigravida kurang dari 20 tahun, primi tua lebih dari 35 tahun.

(3) Faktor resiko tinggi

Faktor resiko tinggi merupakan penyebab yang erat kaitannya dengan kematian ibu atau bayi seperti perdarahan antepartum, hypertensi lebih dari 160/95, preeklampsia berat, eklampsia, letak lintang lebih dari 38 minggu, letak sunsang primigravida, berat janin lebih dari 4 kg, penyakit jantung, ketuban pecah dini, infeksi berat, partus preterm, gemeli, riwayat sc.

(21)

2. Pengetahuan (knowledge) a. Definisi pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil tahu seseorang dan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan dan perilaku seseorang. Pengetahuan menurut beberapa ahli:

1) Menurut Notoatmodjo (2010: 121) pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu pengindraan sehingga menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian pengetahuan diperoleh melalui indra pendengaran (telinga), dan indra penglihatan (mata).

2) Menurut Mubarak (2011: 81) pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. Pengetahuan adalah kesan dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan pancainderanya.

3) Menurut Wawan dan Dewi (2010: 12) pengetahuan merupakan hasil dari tahu suatu objek yang mengandung dua aspek, yaitu aspek positif dan aspek negatif.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan pengetahuan adalah hasil tahu seseorang setelah melakukan

(22)

pengindraan melalui mata atau telinga yang mempunyai kesan dalam pikiran manusia dan mengandung aspek positif dan aspek negatif. b. Tingkatan pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010: 122) Secara garis besar pengetahuan dibagi menjadi 6 tingkat pengetahuan, yakni:

1) Tahu (know)

Tahu diartikan recall (memanggil) memori yang telah ada

sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Misalnya: tahu bahwa tanda bahaya kehamilan dapat membahayakan ibu dan janin.

2) Memahami (comprehension)

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut. Misalnya orang yang memahami tentang tanda bahaya kehamilan seperti mual muntah berlebihan pandangan mata kabur, sakit kepala hebat, nyeri perut hebat.

3) Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain. Misalnya seseorang yang telah paham tentang proses perencanaan, ia harus dapat membuat perencanaan program kesehatan di tempat ia bekerja atau dimana saja.

(23)

4) Analisis (analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan atau memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang itu sudah sampai pada tingkat analisis adalah apabila orang tersebut telah dapat membedakan, atau memisahkan, mengelompokkan, membuat diagram (bagan) terhadap pengetahuan atas objek tersebut. Misalnya, dapat membedakan antara hamil normal dan hamil beresiko tinggi.

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada. Misalnya dapat membuat atau meringkas dengan kata-kata atau kalimat sendiri tantang hal-hal yang telah dibaca atau didengar dan dapat membuat kesimpulan tentang artikel yang telah dibaca.

6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berhubungan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penelaian ini

(24)

didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang sudah ada.

c. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut Mubarak (2011: 83), terdapat tujuh faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang.

1) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain agar dapat memahami sesuatu hal. Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya pengetahuan yang dimilikinya akan semakin banyak. Sebaliknya, jika seseorang memiliki tingkat pendidikan yang rendah, maka akan menghambat perkembangan sikap orang tersebut terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan. 2) Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan, baik secara langsung maupun tidak langsung.

3) Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang akan mengalami perubahan aspek fisik dan psikologis (mental). Secara garis besar, pertumbuhan fisik terdiri atas empat kategori perubahan yaitu perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama,

(25)

dan timbulnya ciri-ciri baru. Perubahan ini terjadi karena pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis atau mental, taraf berfikir seseorang menjadi semakin matang dan dewasa.

4) Minat

Minat sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal, sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.

5) Pengalaman

Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Orang cenderung berusaha melupakan pengalaman yang kurang baik. Sebaliknya, jika pengalaman tersebut menyenangkan, maka secara psikologis mampu menimbulkan kesan yang sangat mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaan seseorang. Pengalaman baik ini akhirnya dapat membentuk sikap positif dalam kehidupannya (Notoatmodjo, 2010: 91).

6) Kebudayaan lingkungan sekitar

Lingkungan sangat berpengaruh dalam pembentukan sikap pribadi atau sikap seseorang. Kebudayaan lingkungan tempat kita hidup dan dibesarkan mempunyai sikap menjaga kebersihan lingkungan, maka sangat mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai sikap selalu menjaga kebersihan lingkungan.

(26)

7) Informasi

Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru.

d. Cara memperoleh pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2005:95), terdapat dua cara untuk memperoleh pengetahuan yaitu:

1) Cara tradisional

Cara tradisional di pakai orang untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sebelum di temukannya metode ilmiah, cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain: Caracoba-salah ( Trial and error). Cara ini telah di pakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya peradaban, cara coba-salah ini di lakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut berhasil, di coba kemungkinan yang lain.

(a) Kekuasaan (otoritas)

Para pemegang otoritas, baik pemimpin pemerintahan, tokoh agama, maupun ahli ilmu pengetahuan pada prinsipnya mempunyai mekanisme sama di dalam pengetahuan. Prinsip ini adalah orang lain menerima pendapat yang di kemukakan orang yang mempunyai otoritas, tanpa lebih dulu menguji atau membuktikan kebenaranya, baik berdasarkan fakta empiris maupun penalaran sendiri.

(27)

(b) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengetahuan adalah guru yang baik pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan.

(c) Melalui jalan pikiran

Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia pun ikut berkembang. Manusia telah mampu menggunakan penalaranya dalam memperoleh kebenaran pengetahuan, manusia telah menggunakan jalan pikiranya, baik melalui induksi (proses penarikan kesimpulan) maupun deduksi (pembuatan kesimpulan).

2) Cara modern

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih logis dan ilmiah, cara ini di sebut” metode penelitian ilmiah”

e. Pengukuran tingkat pengetahuan

Pengukuran pengetahuan menurut Mubarak (2011: 83) dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden.

Penentuan tingkat pengetahuan menurut Arikunto (2006), sebagai berikut:

1) Nilai > 75% : baik 2) Nilai 60-75% : cukup

(28)

3) Nilai < 60% : kurang f. Hubungan pengetahuan dengan perilaku

Pengetahuan merupakan faktor penting dalam menentukan perilaku seseorang, karena pengetahuan dapat menimbulkan perubahan dan persepsi masyarakat. Meningkatnya pengetahuan juga dapat mengubah perilaku masyarakat dari negatif menjadi positif (Wawan, 2006). Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perihal yang didasari oleh pengetahuan akan lebih baik daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2012).

Menurut teori Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2012) perilaku ditentukan atau terbentuk dari tiga faktor yaitu:

1) Faktor-faktor predisposisi (predisposising factors)

Yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya.

2) Faktor- faktor pendukung (enabling factors)

Yang terwujud dalam lingkungan, fisik tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan.

3) Faktor- faktor pendorong (reinforcing factors)

Yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat.

3. Sikap

(29)

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang terhadap suatu objek sikap menurut beberapa ahli:

1) Menurut Mubarak (2011: 84) sikap adalah perasaan, pikiran dan kecenderungan seseorang yang kurang lebih bersifat permanen mengenai aspek–aspek tertentu dalam lingkungannya.

2) Menurut Notoatmdjo (2010: 124) sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek.

3) Menurut Thurstone dalam Azwar (2007:121) mendefinisikan sikap sebagai derajat afek positif atau afek negatif.

Dari beberapa pengertian diatas sikap merupakan perasaan, pikiran atau reaksi untuk terhadap objek tertentu untuk menentukan afek positif maupun afek negatif.

b. Komponen Pokok Sikap

Alport (1954) dalam Notoatmodjo (2010: 125) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen pokok yaitu:

1) Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek 2) Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek. 3) Kecenderungan untuk bertindak.

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude). Dalam menentukan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan dan emosi memegang peranan penting. c. Tingkatan sikap

(30)

Menurut Nototatmodjo (2010: 126) sikap terdiri dari beberapa tingkatan yakni:

1) Menerima (receiving)

Menerima diartiakn bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).

2) Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti bahwa orang menerima ide tersebut.

3) Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. Misalnya: seorang ibu yang mengajak ibu yang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan tentang gizi, adalah suatu bukti bahwa si ibu tersebut telah mempunyai sikap positif terhadap gizi anak.

4) Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.

(31)

Proses belajar sosial terbentuk dari interaksi sosial. Dalam interaksi sosial, individu membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai objek psikologis yang dihadapinya. Menurut Azwar (2005) faktor yang mempengaruhi sikap adalah:

1) Pengalaman pribadi

Pembentukan sikap, pengalaman pribadi harus meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut melibatkan faktor emosional. Dalam situasi yang melibatkan emosi, penghayatan akan pengalaman akan lebih mendalam dan lebih lama berbekas.

2) Orang lain yang dianggap penting

Orang lain disekitar kita merupakan salah satu diantara komponen sosial yang ikut mempengaruhi sikap kita. Seseorang yang kita anggap penting, seseorang yang kita harapkan persetujuannya bagi setiap gerak tingkah dan pendapat kita.

3) Pengaruh kebudayaan

Kebudayaan dimana kita hidup dan didasarkan mempunyai pengaruh yang besar terhadap sikap.

4) Media massa

Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan lain-lain mempunyai

(32)

pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang lain.

5) Lembaga pendidikan/ lembaga agama

Lembaga pendidikan atau lembaga agama sebagai suatu sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dari individu.

6) Faktor emosional

Suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme ego.

e. Cara Pengukuran Sikap

Menurut Sugiyono (2009) bentuk skala sikap yang perlu diketahui sebagai berikut:

1) Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutmya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel (Sugiyono, 2009). Cara pengukuran skala likert menurut Machfoedz (2008) yakni:

a) Pernyataan positif

(1) Sangat setuju (SS): bernilai 4 (2) Setuju (S): bernilai 3

(33)

(3) Tidak setuju (TS): bernilai 2

(4) Sangat tidak setuju (STS): bernilai 1 b) Pernyataan negatif

(1) Sangat setuju (SS): bernilai 1 (2) Setuju(S): bernilai 2

(3) Tidak setuju (TS): bernilai 3

(4) Sangat tidak setuju (STS): bernilai 4 2) Skala Guttman

Menurut Sugiyono (2009) skala Guttman merupakan skala kumulatif. Jika seseorang menyisakan pertanyaan yang berbobot lebih berat, maka akan mengiyakan pertanyaan yang kurang berbobot lainnya. Skala Guttman mengukur suatu dimensi saja dari suatu yang variable yang multidimensi. Skala Guttman disebut juga skala Scalogram yang sangat baik untuk meyakinkan. Jika seseorang menyatakan tidak terhadap pernyataan sikap tertentu dari sederetan pernyataan itu, maka akan menyatakan lebih dari tidak terhadap pernyataan berikutnya. Jadi skala Guttman ialah skala yang digunakan untuk jawaban yang bersifat jelas (tegas) dan konsisten. Misalnya : yakin-tidak yakin, ya-tidak, benar-salah, positif-negatif, pernah-belum pernah, setuju-tidak setuju dan lain sebagainya.

Perbedaan skala likert dengan skala guttman ialah kalau skala likert terdapat jarak (interval); 3, 4, 5, 6 atau 7 yaitu dari sangat

(34)

benar (SB) sampai dengan sangat tidak benar (STB), sedangkan dalam skala Guttman hanya ada dua interval, yaitu : benar (B) dan salah (S). Hasil pengukuran sikap positif bila >nilai median, negatif bila < nilai median untuk data berdistribusi tidak normal. Hasil pengukuran dengan data berdistribusi normal positif jika >mean dan negatif jika < mean (Riduwan, 2009).

(35)

B. KERANGKA TEORI

Gambar 2.1 Kerangka Teori Keterangan : Cetak tebal yang di teliti Sumber : Green (1988) dalam Notoatmodjo (2012) Faktor predisposisi : a. Pendidikan b. Pengetahuan c. Sikap d. Keyakinan Faktor pemungkin : a. Ketersediaan fasilitas kesehatan b. Keterjangkauan fasilitas kesehatan c. Ketrampilan tenaga kesehatan Faktor penguat : a. Keluarga b. Teman c. suami d. Petugas kesehatan

Ibu hamil risiko tinggi tentang tanda bahaya kehamilan

(36)

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Referensi

Dokumen terkait

Pembangunan proyek-proyek padat karya yang banyak menyerap tenagakerja dan program pemberdayaan usaha kecil menengah (UKM) untuk mengatasi masalah pengangguran.

Divisi Pembiayaan Syariah I mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan rencana, prosedur standar operasional, pengoordinasian penyusunan petunjuk teknis, pengoordinasian

Dari Tabel 6 dapat diketahui kecepatan sesaat kendaraan yang tercepat terjadi pada hari kamis pagi dengan kecepatan sebesar 29 km/jam, kecepatan terendah dicapai

Kegiatan dalam perencanaan yang dilakukan adalah mengajukan permasalahan pembelajaran yang ada, kemudian menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan KD 3.1

Sungai berperan sangat besar bagi masyarakat. Dapat dikatakan bahwa sungai adalah urat nadi bagi mereka. Sungai bukan hanya dimanfaatkan untuk perairan, namun

cuaca dan hama, jenis penyakit pada tanaman cabai bisa dideteksi terutama serangga, sedangkan serangan jamur akan bisa terlihat dari kondisi daun dan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran kepala sekolah dalam pembinaan prestasi kerja guru dilaksanakan dengan menyesuaikan kondisi maupun keadaan guru agar pretasi