• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Penderita Penyakit Jantung Koroner Rawat Inap Di RSU Dr. Pirngadi Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Karakteristik Penderita Penyakit Jantung Koroner Rawat Inap Di RSU Dr. Pirngadi Medan"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

RAWAT INAP DI RSU Dr.PIRNGADI MEDAN

TAHUN 2003-2006

SKRIPSI

OLEH:

 

SRI DAMAI YANTI

041000060

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

TAHUN 2003-2006

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

OLEH

SRI DAMAI YANTI 041000060

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

include Indonesia. Department of Health Republic of Indonesia on 2005, PMR 2,67%. In Central Java province on 2005, CHD’s proportion is about 19,54%.

For knowing the suffer’s characteristic of Coroner Heart Disease who are treated in Dr.Pirngadi Medan General Hospital on 2003-2006, has been done descriptive research with case series design. Population in this research is 1.041 suffer’s datas with 287 datas as samples, and was taken with simple random sampling.

The characteristic of CHD suffer based on the highest proportion of sociodemographi ; age > 55 years old 64,1%, men 65,5%; Islam 50,9%, Batak’s Tribe 73,2%; mariage status 97,9%; Senior High School Education Level 36,6%; Civil Servent 29,6%; Location in Medan 77,7%; the highest number of suffer’s complain that is chest pain 85,7%, have no the past of diseases’ story 63,1%; based on normal blood pressure 54,7% ; doses of blood sugar when fasting and 2 hours after eating normally is about 90,6%, normal of total colesterol doses 80,8%, doses of normal LDL colesterol 81,9%, doses of normal HDL colesterol 79,8%, doses of normal Trigliserida colesterol 85,4%. The average treatment time 7,13 days and home treatment 57,5%.

There is no differences of age proportion based on sex (p=0,901), and the average treatment time based on the past diseases’ story (p=0,599).

For the Dr.Pirngadi General Hospital is suggested so that make the medical records are being completed particularly of suffer’s medical condition. To all of peoples who are in age > 45 years old must be carefull to Coroner Heart Disease risk factors. To suffers who are having hypertency disease are doing blood pressure controlling.

(4)

Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyebab utama kematian di beberapa negara termasuk Indonesia. Depkes tahun 2005 PMR 2,67%. Di Propinsi Jawa Tengah tahun 2005 proporsi PJK 19,54%.

Untuk mengetahui karakteristik penderita penyakit jantung koroner yang dirawat inap di RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2003-2006, dilakukan penelitian deskriptif dengan desain Case Series. Populasi penelitian ini adalah 1.014 data penderita dengan besar sampel 287 data, diambil secara simple random sampling.

Karakteristik penderita PJK berdasarkan proporsi sosiodemografi tertinggi; umur>55tahun 64,1% ; jenis kelamin pria 65,5% ; agama Islam 50,9% ; suku Batak 73,2% ; status kawin 97,9% ; pendidikan SLTA 36,6%; pekerjaan PNS 29,6% ; tempat tinggal Medan 77,7%; Keluhan yang paling banyak dirasakan penderita yaitu nyeri dada 85,7%; tidak memiliki riwayat penyakit terdahulu 63,1%; Berdasarkan tekanan darah normal 54,7% ; kadar gula darah puasa dan 2 jam sesudah makan normal 90,6%, kadar kolesterol total normal 80,8%, kadar kolesterol LDL normal 81,9%, kadar kolesterol HDL normal 79,8%, kadar kolesterol Trigliserida normal 85,4%. Lama rawatan rata-rata 7,13 hari dan pulang berobat jalan 57,5%.

Tidak ada perbedaan proporsi umur berdasarkan jenis kelamin (p=0,901), dan lama rawatan rata-rata berdasarkan riwayat penyakit terdahulu (p=0,599).

Bagi pihak RS Dr.Pirngadi supaya melengkapi pencatatan rekam medis terutama keadaan medis penderita. Pada semua individu terutama pada usia > 45 tahun perlu mewaspadai semua faktor risiko penyakit jantung koroner.Pada penderita yang memiliki penyakit hipertensi agar dapat mengontrol tekanan darah.

(5)

Nama : Sri Damai Yanti

Tempat/Tanggal Lahir : Kisaran, 19 Januari 1986 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status Perkawinan : Belum Kawin Jumlah Anggota keluarga : 6 (enam) orang

Alamat Rumah : Jl. Bayan No 44. Kel.Gambir Baru.Kisaran. Riwayat Pendidikan :

1. 1992-1998 : SD Negeri 010096 Kisaran 2. 1998-2001 : SMP Negeri 1 Kisaran 3. 2001-2004 : SMA Negeri 3 Kisaran

(6)

dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ Karakteristik Penderita Penyakit Jantung Koroner Rawat Inap Di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Medan.

Pada kesempatan ini penulis secara khusus mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Orang tua saya yang telah membesarkan, membimbing dan mendidik penulis dengan kasih sayang serta memberikan dukungan dan do’a kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikan.

Terima kasih kepada Dosen Pembimbing I Ibu drh. Hiswani,M.Kes serta Dosen Pembimbing II Bapak dr. Achsan Harahap, MPH yang telah meluangkan waktu dan pikirannya dalam memberi petunjuk, saran, dan bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu dr. Ria Masniari Lubis, M.Si selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat USU.

2. Bapak Prof. dr. Sori Muda Sarumpaet, MPH selaku Kepala bagian Epidemiologi.

3. Bapak Drs. Jemadi, M.Kes selaku Dosen Pembanding I dan Ibu drh. Rasmaliah,M.Kes selaku Dosen Pembanding II.

(7)

6. Kepala Bagian Rekam Medik beserta staf yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian.

7. Seluruh Dosen dan Staf pegawai yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan pendidikan di FKM USU.

8. Kepada Seluruh Keluargaku tersayang : Ayahanda & Bunda, Kakanda Sri Jahniar, kakanda Tri Wulan Sari ,SH, Abangda Nurkamaruddin Tambunan dan Syarifuddin,terimakasih atas bantuan baik materi dan semangat yang diberikan. 9. Sahabat –sahabatku di FKM: Kak Ana, Futri, Nobi, Tina, Iqe, Maya, Afnel, Vivi,

Mimi, Lilis, Khairul, Siska dll terima kasih selama ini atas kebersamaan kita. 10.Teman-teman seperjuangan dalam menempuh gelar Sarjana: Nerida, Lastiar, Kak

Tince, kak Melda, Imel, Rahmi,bang Vian, dll yang tidak dapat disebutkan satu persatu terima kasih atas semangat dan dukungan yang diberikan kepada penulis. 11.Seluruh Penghuni Kos di Gang Sarmin No23.P.Bulan Medan, yang tidak dapat

disebutkan satu persatu, terima kasih atas kekeluargaan yang telah dibina.

Semoga ALLAH SWT senantiasa melimpahkan rahmat_Nya dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Aminn...

Medan, Maret 2009

(8)
(9)
(10)

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(11)

Tabel 5.1. Distribusi Proporsi Penderita PJK Rawat Inap Berdasarkan Sosiodemografi di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 34 Tabel 5.2. Distribusi Proporsi Penderita PJK Rawat Inap Berdasarkan Keluhan

Utama di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 37 Tabel 5.3. Distribusi Proporsi Penderita PJK Rawat Inap Berdasarkan Keluhan

Utama Kombinasi di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 39 Tabel 5.4. Distribusi Proporsi Penderita PJK Rawat Inap Berdasarkan Riwayat

Penyakit terdahulu di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 40 Tabel 5.5. Distribusi Proporsi Penderita PJK Rawat Inap Berdasarkan Keadaan

Medis di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 41 Tabel 5.6. Distribusi Penderita PJK Rawat Inap Berdasarkan Lama Rawatan

Rata-rata di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 43 Tabel 5.7. Distribusi Proporsi Penderita PJK Rawat Inap Berdasarkan Keadaan

Sewaktu Pulang di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 43 Tabel 5.8. Distribusi Penderita PJK Rawat Inap yang meninggal di RSU

Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 44 Tabel 5.9. Distribusi Umur Berdasarkan Jenis Kelamin Penderita PJK Rawat Inap

di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 45 Tabel 5.10. Distribusi Lama Rawatan rata-rata Berdasarkan Riwayat Penyakit

Terdahulu Penderita PJK Rawat Inap di RSU Dr.Pirngadi Medan

Tahun 2003-2006 ... 46 Tabel 5.11. Distribusi Riwayat Penyakit Terdahulu Berdasarkan Keadaan

Sewaktu Pulang Penderita PJK Rawat Inap di RSU Dr.Pirngadi Medan

(12)

RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 49 Gambar 6.2. Proporsi Penderita Penyakit Jantung Koroner Berdasarkan Jenis

Kelamin di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 51 Gambar 6.3. Proporsi Penderita Penyakit Jantung Koroner Berdasarkan Agama

di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 52 Gambar 6.4. Proporsi Penderita Penyakit Jantung Koroner Berdasarkan Suku di

RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 53 Gambar 6.5. Proporsi Penderita Penyakit Jantung Koroner Berdasarkan Status

Perkawinan di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 54 Gambar 6.6. Proporsi Penderita Penyakit Jantung Koroner Berdasarkan

Pendidikan di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 55 Gambar 6.7. Proporsi Penderita Penyakit Jantung Koroner Berdasarkan

Pekerjaan di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 56 Gambar 6.8. Proporsi Penderita Penyakit Jantung Koroner Berdasarkan Tempat

Tinggal di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 57 Gambar 6.9. Proporsi Penderita Penyakit Jantung Koroner Berdasarkan Keluhan

Utama di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 58 Gambar 6.10. Proporsi Penderita Penyakit Jantung Koroner Berdasarkan Riwayat

Penyakit terdahulu di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 59 Gambar 6.11. Proporsi Penderita Penyakit Jantung Koroner Berdasarkan Tekanan

Darah di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 60 Gambar 6.12. Proporsi Penderita Penyakit Jantung Koroner Berdasarkan Kadar

Gula Darah Puasa di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 61 Gambar 6.13. Proporsi Penderita Penyakit Jantung Koroner Berdasarkan Kadar

Kolesterol Total di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 62 Gambar 6.14. Proporsi Penderita Penyakit jantung Koroner Berdasarkan Kadar

(13)

Gambar 6.16. Proporsi Penderita Penyakit Jantung Koroner Berdasarkan Kadar

Kolesterol Trigliserida diRSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 65 Gambar 6.17. Proporsi Penderita Penyakit Jantung Koroner Berdasarkan Keadaan

Sewaktu Pulang di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 67 Gambar 6.18. Proporsi Umur Penderita Penyakit Jantung Koroner Berdasarkan

Jenis Kelamin di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 68 Gambar 6.19. Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Riwayat Penyakit Terdahulu

Rawat Inap di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 69 Gambar 6.20. Proporsi Riwayat Penyakit Terdahulu Berdasarkan Keadaan

Sewaktu Pulang Rawat Inap di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun

(14)

RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 49 Gambar 6.2. Proporsi Penderita Penyakit Jantung Koroner Berdasarkan Jenis

Kelamin di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 51 Gambar 6.3. Proporsi Penderita Penyakit Jantung Koroner Berdasarkan Agama

di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 52 Gambar 6.4. Proporsi Penderita Penyakit Jantung Koroner Berdasarkan Suku di

RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 53 Gambar 6.5. Proporsi Penderita Penyakit Jantung Koroner Berdasarkan Status

Perkawinan di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 54 Gambar 6.6. Proporsi Penderita Penyakit Jantung Koroner Berdasarkan

Pendidikan di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 55 Gambar 6.7. Proporsi Penderita Penyakit Jantung Koroner Berdasarkan

Pekerjaan di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 56 Gambar 6.8. Proporsi Penderita Penyakit Jantung Koroner Berdasarkan Tempat

Tinggal di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 57 Gambar 6.9. Proporsi Penderita Penyakit Jantung Koroner Berdasarkan Keluhan

Utama di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 58 Gambar 6.10. Proporsi Penderita Penyakit Jantung Koroner Berdasarkan Riwayat

Penyakit terdahulu di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 59 Gambar 6.11. Proporsi Penderita Penyakit Jantung Koroner Berdasarkan Tekanan

Darah di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 60 Gambar 6.12. Proporsi Penderita Penyakit Jantung Koroner Berdasarkan Kadar

Gula Darah Puasa di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 61 Gambar 6.13. Proporsi Penderita Penyakit Jantung Koroner Berdasarkan Kadar

Kolesterol Total di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 62 Gambar 6.14. Proporsi Penderita Penyakit jantung Koroner Berdasarkan Kadar

(15)

Gambar 6.16. Proporsi Penderita Penyakit Jantung Koroner Berdasarkan Kadar

Kolesterol Trigliserida diRSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 65 Gambar 6.17. Proporsi Penderita Penyakit Jantung Koroner Berdasarkan Keadaan

Sewaktu Pulang di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 67 Gambar 6.18. Proporsi Umur Penderita Penyakit Jantung Koroner Berdasarkan

Jenis Kelamin di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 68 Gambar 6.19. Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Riwayat Penyakit Terdahulu

Rawat Inap di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 ... 69 Gambar 6.20. Proporsi Riwayat Penyakit Terdahulu Berdasarkan Keadaan

Sewaktu Pulang Rawat Inap di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun

(16)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

Sejarah perkembangan epidemiologi diawali dengan perhatian yang lebih

besar terhadap penyakit menular. Namun perubahan pola struktur masyarakat agraris

ke masyarakat industri banyak memberi andil terhadap perubahan pola fertilitas, gaya

hidup, sosial ekonomi yang pada gilirannya dapat memacu semakin meningkatnya

Penyakit Tidak Menular ( PTM).1

Perubahan – perubahan tersebut tanpa disadari lebih banyak memberi

pengaruh terjadinya transisi epidemiologi yaitu terjadinya pergeseran utama dalam

penyebab kesakitan dan kematian di Indonesia. Penyakit menular yang selalu menjadi

penyebab kesakitan dan kematian mulai bergeser dan digantikan oleh penyakit tidak

menular seperti penyakit Jantung Koroner ( PJK ), Tumor, Diabetes, Hipertensi,

Gagal Ginjal, dan Sebagainya.2

Menurut World Health Organization (WHO 2002) pada tahun 2001

melaporkan jumlah kematian di dunia akibat penyakit kardiovaskuler dengan PMR

(Proportional Mortality Rate sebesar 29,3%) dengan rincian penyakit Jantung

Koroner proporsi 43,08%, Penyakit Jantung Rematik dengan proporsi 1,95%,

penyakit Jantung Hipertensi dengan proporsi 5,44%, penyakit Stroke dengan

proporsi 32,92% , penyakit Radang Jantung dengan proporsi 2,41% , dan penyakit

jantung lainnya dengan proporsi 14,18%. 3

World Health Organization (WHO 2007) melaporkan, pada tahun 2002

(17)

kematian di dunia akibat PJK PMR 23,12%. 4 World Health Organization ( WHO

2008 ) melaporkan, pada tahun 2004 jumlah kematian didunia akibat PJK dengan

PMR 22,83% .5

Pada Tahun 2001 di Afrika, penyakit kardiovaskuler meyebabkan kematian

dengan CSDR ( Cause Spesific Death Rate) 154,11 dan di Amerika penyakit

kardiovaskuler menyebabkan kematian dengan CSDR 247,58.3 Federasi Jantung

sedunia (World Heart Federation/WHF) memperkirakan penyakit kardiovaskuler

akan menjadi penyebab utama kematian di Asia pada tahun 2010.6

Pada tahun 2005, di Provinsi Jawa Tengah kasus tertinggi PJK adalah di kota

Semarang yaitu sebesar 19,54%, kemudian di Kabupaten Sragen yaitu sebesar

6,53% dan, di Kabupaten Pemalang yaitu 0,11% .7

Di Indonesia, berdasarkan data Depkes 2005 Penyakit Jantung Koroner

menempati Urutan ke-5 sebagai penyebab kematian terbanyak dari seluruh Rumah

Sakit di Indonesia dengan jumlah kematian 2.557 orang ( Proportional Mortality

Rate = 2,67% ).2

Hasil SKRT (Survey Kesehatan Rumah Tangga) menunjukkan

Penyakit sistem sirkulasi merupakan penyebab kematian umum nomor satu di

Indonesia pada SKRT 1992 yaitu 16% dari seluruh penyebab kematian, dan pada

SKRT 1995 meningkat menjadi 18,9% , dan dalam Surkesnas 2001, memperlihatkan

PMR PJK sebagai penyebab kematian adalah 26,4%.2 Berdasarkan SKRT tahun 2004

diperoleh data Incidence Rate penyakit jantung pada kelompok umur 15 tahun atau

(18)

Indonesia berumur 15 tahun atau lebih pernah didiagnosa sakit jantung angina

pectoris sebesar 1,3%.8

Berdasarkan Profil Kesehatan Sumatera Utara tahun 2000 Penyakit jantung

Koroner menempati urutan ketiga dari penyakit tidak menular yaitu, hipertensi,

diabetes mellitus, dan penyakit jantung koroner dari pola penyakit penderita rawat

inap di Rumah Sakit dengan jumlah penderita sebanyak 354 orang yang berumur ≥ 60

tahun dengan proporsi 2,66% . Jumlah kematian penderita penyakit jantung koroner

sebanyak 37 orang dengan CFR ( Case Fatality Rate )12,17 % .9

Dari penelitian Damanik di RSUP H.Adam Malik Medan Tahun 2000- 2004

bahwa jumlah penderita penyakit jantung koroner sebanyak 230 kasus dengan

jumlah kematian sebanyak 13 orang CFR sebesar 5,65% .10

Berdasarkan survey awal yang dilakukan peneliti jumlah penderita PJK di

RSU Dr.Pirngadi Medan tahun 2003 sebanyak 198 kasus, tahun 2004 sebanyak

274,tahun 2005 sebanyak 259 kasus, tahun 2006 sebanyak 283 kasus.

Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui

karakteristik penderita PJK yang dirawat inap di RSU Dr. Pirngadi Medan tahun

2003-2006.

1.2.Perumusan Masalah

Belum diketahuinya karakteristik penderita PJK yang dirawat inap di RSU

(19)

1.3.Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui karakteristik penderita penyakit jantung koroner yang di

rawat inap di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006.

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita PJK berdasarkan

sosiodemografi (umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa, status perkawinan

, pendidikan, pekerjaan, dan tempat tinggal ).

b. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita PJK berdasarkan keluhan

utama.

c. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita PJK berdasarkan riwayat

penyakit terdahulu.

d. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita PJK berdasarkan keadaan

medis ( tekanan darah, kadar gula darah, dan kadar kolesterol).

e. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata penderita PJK

f. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita PJK berdasarkan keadaan

sewaktu pulang.

g. Untuk mengetahui perbedaan proporsi umur penderita PJK berdasarkan jenis

kelamin.

h. Untuk mengetahui perbedaan proporsi lama rawatan rata-rata penderita PJK

(20)

i. Untuk mengetahui perbedaan proporsi riwayat penyakit terdahulu penderita

PJK berdasarkan keadaan sewaktu pulang.

1.4.Manfaat Penelitian

1.4.1. Sebagai bahan masukan bagi RSU dr.Pirngadi dalam upaya peningkatan

pelayanan kesehatan.

1.4.2. Sebagai bahan kepustakaan atau referensi di perpustakaan Fakultas Kesehatan

(21)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Defenisi Penyakit JantungKoroner

Menurut WHO (1997), Penyakit Jantung Koroner (Coronary Heart Diseases)

merupakan ketidaksanggupan jantung akut maupun kronik yang timbul karena

kekurangan suplai darah pada miokardium sehubungan dengan proses penyakit pada

sistem nadi koroner.11

Menurut American Heart Assosiation (AHA 1980), Penyakit Jantung Koroner

merupakan kelainan pada satu atau lebih pembuluh darah arteri koroner dimana

terdapat penebalan dari dinding dalam pembuluh darah disertai adanya plak yang

mengganggu aliran darah ke otot jantung yang akibatnya dapat mengganggu fungsi

jantung.12

2.2 Anatomi Jantung 13

Pada dasarnya jantung adalah alat tubuh yang berfungsi sebagai pemompa

darah. Jantung terletak dalam rongga dada bagian kiri agak ke tengah, tepatnya di atas

sekat diafragma yang memisahkan rongga dada dengan rongga perut. Di bawah

jantung terdapat lambung. Di sebelah kiri dan kanan jantung terdapat kedua

paru-paru.

Jantung terbentuk dari serabut-serabut otot bersifat khusus, dan dilengkapi

jaringan saraf yang secara teratur dan otomatis memberikan rangsangan berdenyut

bagi otot jantung. Dengan denyutan ini jantung memompa darah yang kaya akan

oksigen dan zat makanan keseluruh tubuh, termasuk arteri koroner, serta darah yang

(22)

Agar dapat mendorong sirkulasi darah ke seluruh organ tubuh, jantung normal

berdenyut rata-rata 70 kali per menit, dan tiap kali berdenyut memompakan 60 cc

darah ke pembuluh nadi dengan tekanan sampai 130 mmHg. Berarti setiap hari

jantung berdenyut 108.000 kali, dan darah yang berhasil dipompakan secara terus

menerus sebanyak 6.840 liter. Dalam keadaan bekerja fisik atau berolahraga, prestasi

kerja jantung dapat meningkat menjadi 2 sampai 5 kali dibandingkan dengan keadaan

istirahat, karena pada waktu bekerja berbagai alat tubuh membutuhkan zat-zat

makanan dan oksigen yang lebih banyak melalui peredaran darah yang juga

meningkatkan intensitasnya.

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa ukuran jantung kira-kira sebesar

kepalan tangan pemiliknya, dan terdiri dari :

a. Dua ruang atas disebut serambi jantung atau ”atrium” sebelah kanan dan kiri. Dua

ruang bawah disebut bilik jantung atau ”ventrikel” sebelah kanan dan kiri.

b.Empat buah klep jantung, dua diantaranya menghubungkan serambi dan bilik kanan

serta serambi dan bilik kiri (tricuspid dan mitral). Sedangkan dua buah yang lain

mengatur aliran darah ke luar jantung dari bilik kiri dan kanan (aorta dan

pulmonary). Klep-klep jantung membuka dan menutup aliran darah dalam rongga

jantung, agar mengalir ke satu arah dan mencegah terjadinya arus balik, menurut

irama yang teratur.

c.Suatu sistem listrik yang terdiri dari simpul-simpul Sinoatrial node (SA) dan

Atrioventricular node (AV) serta serabut saraf, yaitu suatu kelompok jaringan khusus

(23)

berfungsi mengatur irama jantung, dan penghantar rangsangan listrik yang

menyebabkan jantung dapat berdenyut secara otomatis dan teratur.

Gambar 1. Anatomi Jantung

Bagan aliran darah dari dan ke jantung

(24)

2.3. Fisiologi Jantung 13

2.3.1. Proses Memompa Darah

Proses pemompaan darah sehingga darah dapat bersirkulasi ke tubuh dan

paru-paru mengikuti urutan sebagai berikut :

a. Pada saat jantung sedang relaks (diastol), darah kurang oksigen dari vena tubuh mengalir ke serambi kanan. Pada saat yang sama, serambi kiri terisi dengan darah

yang kaya oksigen dari paru-paru.

b. Pusat listrik ( SA node) yang ada diserambi kanan menembakkan impuls listrik yang menyebabkan kedua serambi mengkerut secara serempak. Pada saat yang

sama, katup-katup diantara serambi dan bilik terbuka, memungkinkan darah

mengalir kedalam bilik.

c. Tahap berikutnya adalah pemompaan dari bilik. Pada tahap ini sinyal listrik dari node yang lain menyebabkan kedua bilik berkerut secara serempak. Ini

mendorong darah yang kurang oksigen dari bilik kanan kedalam paru-paru. Darah

yang kaya oksigen dari bilik kiri didesak kedalam arteri utama yang disebut

aorta” dan dari sini darah disebarkan keseluruh bagian tubuh. Klep-klep tertutup

untuk menjamin agar tidak ada aliran balik kedalam serambi.

d. Setelah pengerutan bilik, jantung mengendur, dan memungkinkan serambi terisi darah, sehingga proses sirkulasi dimulai kembali.

Urutan kejadian ini berlangsung kira-kira 60-70 kali per menit bila tubuh

(25)

2.3.2. Sistem Peredaran Darah Tubuh Manusia 13

Sistem pembuluh dan peredaran darah tubuh manusia merupakan suatu

jaringan pembuluh nadi (arteri) serta pembuluh balik (vena), yang secara garis besar

terdiri dari tiga sistem aliran darah, yaitu :

a.Sistem Peredaran Darah Kecil

Dari bilik jantung (ventrikel) darah mengalir ke paru-paru melalui klep

pulmonik untuk mengambil oksigen (O2) dan melepaskan CO2 kemudian masuk ke

serambi kiri. Sistem peredaran darah kecil ini berfungsi membersihkan darah yang

setelah beredar keseluruh tubuh memasuki serambi jantung kanan dengan kadar

oksigen yang rendah antara 60-70%, dan kadar CO2 yang tinggi antara 40-45%.

Setelah beredar melalui kedua paru-paru, kadar zat oksigen meningkat menjadi

kira-kira 96% serta CO2 menurun.

Proses pembersihan gas dalam jaringan paru-paru berlangsung khususnya

dalam gelembung-gelembung paru-paru yang halus dan berdinding sangat tipis

dimana gas oksigen dari udara disadap oleh komponen sel darah merah. Adapun gas

CO2 dikeluarkan sebagian melalui udara pernafasan.

Dengan demikian darah yang memasuki serambi kanan dikatakan ”darah

kotor”, karena kurang oksigen, sedangkan darah yang memasuki serambi kiri disebut

sebagai ”darah bersih” yang kaya oksigen.

b. Sistem Peredaran Darah Besar

Darah kaya oksigen dari serambi kiri memasuki bilik kiri melalui klep mitral,

untuk kemudian dipompakan keseluruh tubuh dan membawa zat oksigen serta bahan

(26)

dipompakan keluar dari bilik kiri melewati klep aorta serta memasuki pembuluh nadi

utama, dan selanjutnya melaui cabang-cabang pembuluh ini disalurkan kesegenap

bagian tubuh.

c. Sistem Peredaran Darah Koroner

Pembuluh koroner utama dibagi menjadi right coronary artery (RCA), left

coronary artery (LCA), left arterior descending artery dan circum flex artery. Sistem

sirkulasi darah koroner terpisah dari sistem aliran darah kecil maupun sistem aliran

darah besar. Artinya khusus untuk menyuplai darah ke otot jantung, yaitu melalui

pembuluh koroner dan kembali melalui pembuluh balik yang kemudian menyatu

serta bermuara langsung kedalam bilik kanan. Melalui sistem peredaran darah

koroner ini, jantung mendapatkan oksigen, zat makanan, serta zat-zat lain agar dapat

menggerakkan jantung sesuai dengan fungsinya.

2.4. Patofisiologi Penyakit Jantung Koroner 1

Jantung dialiri oleh arteri coronaria yang mensuplai darah kebutuhan jantung

sendiri. Gangguan pada arteri inilah yang menyebabkan terjadinya Penyakit Jantung

Koroner ( PJK ) . Penyakit ini berkaitan dengan gangguan suplai darah pada otot

jantung sehingga jantung akan mengalami kekurangan darah dengan segala

menifestasinya.

Timbulnya PJK walaupun tampak mendadak, sebenarnya melalui

perangsangan lama ( kronik). Terjadinya PJK berkaitan dengan suatu gangguan yang

mengenai pembuluh darah yang disebut arteriosklerosis. Hal ini berarti terjadi

(27)

gangguan atau kekurangan suplai darah untuk otot jantung. Keadaan ini akan

menimbulkan apa yang disebut iskemia miokard.

Terjadinya dan percepatan kejadian arteriosklerosis ini berkaitan dengan

berbagai faktor yang lebih lanjut akan menjadi risiko terjadinya PJK. Faktor-faktor

itu adalah seperti kebiasaan merokok, kegemukan, dan tegangan psikososial.

Gambaran klinik adanya PJK dapat berupa angina pektoris, miokard infark,

payah jantung ataupun mati mendadak. Ataupun mungkin tanpa gangguan atau

gejala. Pada umumnya gangguan suplai darah arteri koronaria dianggap berbahaya

bila terjadi penyempitan sebesar 70%, atau lebih pada pangkal atau cabang utama

coronaria. Penyempitan yang kurang dari 50% kemungkinan belum menampakkan

gangguan yang berarti. Keadaan ini tergantung kepada beratnya arteriosklerosis dan

luasnya gangguan jantung dan apakah serangan itu lama atau masih baru.

2.4.1. Angina Pectoris 14

Angina Pectoris adalah ”jeritan ” otot jantung yang merupakan sakit dada oleh

karena kekurangan oksigen. Ini adalah akibat dari tidak adanya keseimbangan antara

kebutuhan oksigen miokard dan kemampuan pembuluh darah koroner menyediakan

oksigen secukupnya untuk kontraksi miokard.

Adanya Angina Pectoris dapat dikenal secara :

1. Kualitas nyeri dada yang khas yaitu perasaan dada yang tertekan, merasa terbakar

atau susah bernafas.

2. Lokasi nyeri yaitu sentral dada yang menjalar ke leher, rahang dan turun lengan

(28)

3. Faktor pencetus seperti sedang emosi, bekerja, sesudah makan, atau dalam udara

dingin.

4. Perasaan nyeri hilang segera setelah istirahat ataupun dengan memakai

nitrogliserin sublingual.

2.4.2. Infark Miokard.15

Infark Miokard adalah suatu keadaan yang berat disebabkan oleh oklusi

( penutupan mendadak pembuluh koroner ) atau cabangnya yang mengalami sklerosis

( pengerasan ). Biasanya cara penutupan disebabkan adanya trombus dan pendarahan

dalam intima. Terjadinya trombus disebabkan oleh ruptur plak yang kemudian diikuti

oleh pembentukan trombus oleh trombosit. Lokasi dan luasnya miokard infark

tergantung pada arteri yang oklusi.

Faktor pencetus disebabkan oleh 2 keadaan :

1. Berkurangnya aliran darah koroner.

2. Kerja Jantung yang meningkat oleh karena kerja fisik yang berlebihan dan

tegangan jiwa (stress).

Gejala klinik infark miokard antara lain :

1. Nyeri yang hebat terutama ditengah-tengah dada, yang menjalar kepunggung,

bahu,leher dan lengan kiri.

2. Gelisah, takut mati.

3. Pusing dan keringat dingin.

4. Gangguan Gastrointestinal ( mual,muntah,diare )

(29)

2.4.3. Payah Jantung16

Perasaan sakit akan bertahan hingga berjam-jam dan dengan nitrogliserin

tidak akan berkurang, penderita gelisah,takut mati, pusing( pening), dan keringat

dingin, gangguan gastrointestinal ( mual, muntah, diare,), syok dimana tekanan darah

rendah, nadi cepat dan kecil pada auskultasi suara jantung yang lemah dan kadang

terdengar suara gallop, sebagai tanda telah terjadi gagal jantung kiri.

2.4.4. Mati Mendadak ( Sudden Cardiac Death )1

Sudden Cardiac Death ( SCD )adalah kematian mendadak pada penderita PJK

dimana 50% diantaranya tidak disertai keluhan. Sedangkan yang mengalami keluhan

akan mati 6jam setelah keluhan. Proses ini dimulai dengan trombosis pembuluh darah

yang disusul dengan nekrosis yang disertai aritmia ventrikel.

2.5 Epidemilogi Penyakit Jantung Koroner.

2.5.1. Distribusi dan Frekuensi Penyakit Jantung Koroner

Epidemi PJK di mulai di Amerika Utara, Eropa, dan Australia di awal abad 17. Di beberapa negara industri, jumlah kematian akibat penyakit ini mencapai

puncaknya di tahun 60 hingga awal 70-an dan sejak saat ini perkembangannya

meningkat sangat drastis hingga mencapai 50% di beberapa negara.17

Ada variasi yang besar dalam prevalensi penyakit jantung koroner di seluruh

dunia. Sebagian besar perbedaan yang ada dapat dijelaskan dengan adanya insidens

faktor risiko. Negara-negara yang belum berkembang hanya mempunyai sedikit kasus

penyakit jantung koroner.18

Di negara maju, penyakit jantung dan pembuluh darah merupakan pembunuh

(30)

serangan penyakit jantung koroner (Prevalens Rate) sebelum ulang tahunnya yang

ke-75. Kondisi ini dikaitkan dengan pola hidup sehari-hari yang tidak sehat.19

Di Inggris, satu dari empat laki-laki dan satu dari lima perempuan meninggal

pertahunnya akibat penyakit jantung koroner (Sex Spesific Death Rate), yang

mempresentasikan sekitar setengah kematian akibat penyakit kardiovaskuler. Di

Inggris, terdapat perbedaan regional sosio ekonomi dan etnik yang bermakna dalam

prevalensi penyakit jantung koroner. Prevalensi tertinggi terdapat di utara Inggris dan

Skotlandia. The Health Survey For England (2005) mengatakan bahwa 3% penduduk

dewasa menderita angina dan 0,5% penduduk dewasa telah mengalami infark

miocard (Prevalens Rate).20

Di Indonesia, penyakit jantung dan pembuluh darah yang banyak adalah

penyakit jantung koroner, penyakit jantung reumatik, dan penyakit darah tinggi

(hipertensi). Penyakit jantung koroner umumnya banyak terdapat pada kelompok usia

diatas 40 tahun dengan Prevalens Rate sebesar 13%.14

Di RSUP H.Adam Malik Medan tahun 2000-2004 dari seluruh penderita PJK yang dirawat inap, penderita terbanyak pada kelompok umur 60-69 tahun sebesar

28,7%, dan terbanyak pada jenis kelamin laki-laki sebesar 62,6%.10

.

2.5.2. Determinan Penyakit Jantung Koroner 1

Secara garis besar faktor resiko PJK dapat dibagi dua. Yang pertama adalah faktor resiko yang dapat diubah ( modifiable ) yaitu : hipertensi, kolesterol, rokok,

obesitas, diabetes mellitus, ketidakaktifan fisik, stress. Dan yang kedua adalah factor

resiko yang tidak dapat diubah ( non- modifiable) yaitu : umur, jenis kelamin, dan

(31)

a. Hipertensi

Hipertensi adalah suatu gangguan pada sistem peredaran darah, yang

merupakan suatu masalah kesehatan masyarakat. ialah kenaikan tekanan darah

sistolik melebihi 140mmHg dan diastolik melebihi 90 mmHg.2

Meningkatnya tekanan darah dapat mengakibatkan penyakit jantung koroner.

Menurut Joint National Committe on Detection Evaluation and Treatment of High

Blood Pressure JNC VII tahun 2003, hipertensi dapat diklasifikasikan berdasarkan

tekanan darah penderita,batasan hipertensi sebagai berikut:

Klasifikasi Hipertensi Berdasarkan Derajat Tekanan Darah

No TDS/TDD Derajat Tekanan Darah

1 < 120/80 Normal

2 120-129/ 80-84 Prehipertensi

3 130-139/85-89

4 ≥140-159/90-99 Hipertensi derajat 1

5 160-179/100-109 Hipertensi derajat 2

6 ≥180/110

Sumber : National Committe on Detection Evaluation and Treatment of High Blood

Pressure (JNC) VII tahun 2003.

b. Hiperkolesterolemia13

Terdapat hubungan langsung antara risiko PJK dan kadar kolesterol darah.

Kolesterol yang berada dalam zat makanan yang dimakan meningkatkan kadar

kolesterol dalam darah. Kolesterol dalam darah dapat digolongkan menjadi beberapa

jenis yaitu LDL (Low Density Lipoprotein) , VLDL (Very Low Density Lipoprotein),

(32)

Beberapa parameter yang dipakai untuk menegtahui adanya resiko PJK dan

hubungannya dengan kadar kolesterol darah :21

a. Kadar Kolesterol total

Kadar kolesterol total dalam darah dikategorikan atas :

1. Normal : < 200 mg/dl

2. Sedang : 200-239 mg/dl

3. Tinggi : ≥ 240 mg/dl

Makin tinggi kadar kolesterol total dalam darah maka resiko terjadinya PJK

semakin meningkat.

b. Low Density Lipoprotein ( LDL) Kolesterol

LDL kolesterol merupakan jenis kolesterol yang bersifat buruk atau

merugikan ( bad cholesterol ) karena kadar LDL yang meninggi akan menyebabkan

penebalan dinding pembuluh darah. Kadar LDL kolesterol lebih tepat sebagai

penunjuk untuk mengetahui resiko PJK dari pada kolesterol total. Kadar kolesterol

LDL dalam darah dikategorikan atas:

1. Normal : < 130 mg/dl

2. Sedang :130-159 mg/dl

3. Tinggi :≥ 160 mg/dl

Makin tinggi kadar kolestreol LDL dalam darah maka resiko untuk terjadinya

PJK akan semakin meningkat.

c. High Density Lippoprotein (HDL) kolesterol

HDL kolesterol merupakan jenis kolesterol yang bersifat baik atau

(33)

darah kembali kehati untuk dibuang sehingga mencegah penebalan dinding pembuluh

darah atau mencegah terjadinya proses arterosklerosis. Kadar kolesterol HDL dalam

darah dikategorikan atas :

1. Normal : > 45 mg/dl

2. Sedang : 35-45 mg/dl

3. Rendah : < 35mg/dl

Makin rendah kadar kolesterol HDL dalam darah maka resiko terjadinya PJK

akan semakin meningkat. Kadar HDL kolesterol dapat dinaikkan dengan mengurangi

berat badan, menambah exercise dan berhenti merokok.

d. Rasio Kolesterol

Rasio kolesterol adalah rasio antara kadar kolesterol total dengan kadar

kolestreol HDL. Rasio kolesterol dalam darah sebaiknya < 4,5 pada laki-laki dan <4,0

pada perempuan. Makin tinggi rasio kolesterol total dalam darah maka resiko

terjadinya PJK akan semakin meningkat.

e. Kadar Trigliserida

Trigliserida di dalam tubuh terdiri dari 3 jenis lemak yaitu lemak jenuh, lemak

tidak jenuh tunggal dan lemak tidak jenuh ganda. Kadar trigliserida dalam darah

dikategorikan atas:

1. Normal : <150 mg/dl

2. Sedang : 150-249 mg/dl

3. Tinggi : 250-500 mg/dl

(34)

Makin tinggi kadar trigliserida dalam darah maka resiko terjadinya PJK akan

semakin meningkat.

c.Merokok22

Di AS, merokok berhubungan erat bagi sekitar 325.000 kematian

prematur/dini setiap tahunnya. Dari jumlah kematian tersebut terdapat kematian

akibat PJK dan lebih dari satu dalam kematian PJK itu karena merokok.Merokok

sigaret tinggi nikotin menyebabkan peningkatan frekuensi denyut jantung istirahat

serta meningkatkan tekanan darah sistolik dan diastolik sehingga meningkatkan

kebutuhan oksigen myokardium.

Penelitian Framingham mendapatkan kematian mendadak akibat PJK pada

laki-laki perokok perokok 10kali lebih besar daripada bukan perokok pada

perempuan perokok 4,5 kali lebih besar daripada bukan perokok

Apabila berhenti merokok penurunan resiko PJK akan berkurang 50% pada

akhir tahun pertama setelah berhenti merokok dan kembali seperti yang tidak

merokok setelah berhenti merokok 10 tahun.21

d. Obesitas23

Orang dengan berat badan berlebihan mempunyai kemungkinan terkena

penyakit jantung dan stroke lebih tinggi. Gemuk tidak sehat karena kelebihan berat

badan meningkatkan beban jantung. Ini berhubungan dengan penyakit jantung

koroner terutama karena pengaruhnya pada tekanan darah, kadar kolesterol darah

juga diabetes melitus. Seseorang yang mengalami kegemukan kemungkinan menjadi

(35)

e.Diabetes Mellitus24

Menurut American Diabetes Association ( ADA )2003, Diabetes Mellitus

merupakan suatu kelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan peningkatan

kadar gula darah ( hiperglikemi ) secara terus menerus akibat kekurangan insulin baik

kuantitatif maupun kualitatif yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja

insulin, atau oleh karena kedua-duanya yang berdampak pada kerusakan, disfungsi,

dan kegagalan kerja beberapa organ tubuh, terutama mata,ginjal, syaraf, jantung, dan

pembuluh darah.

Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai dengan

kadar gula darah melebihi normal. Menurut ADA (1997) kadar glukosa normal darah

vena pada waktu puasa tidak melebihi 126 mg/dl pada 2 jam sesudah minum glukosa

oral 75 gram tidak melebihi 200 m/dl.25

Intoleransi terhadap glukosa sejak dulu telah diketahui sebagai predisposisi

penyakit pembuluh darah .Penelitian menunjukkan laki-laki yang menderita DM

resiko PJK 50% lebih tinggi pada orang normal, sedangkan pada perempuan

resikonya menjadi dua kali lipat, walaupun mekanismenya belum jelas.21,22

f. Ketidakaktifan Fisik

Sejumlah penelitian epidemiologi mendukung hipotesis bahwa aktifitas fisik

yang giat menurunkan resiko PJK. Aktifitas fisik (exercise) dapat meningkatkan

kadar HDL kolesterol, memperbaiki kolteral koroner sehingga resiko PJK dapat

dikurangi, memperbaiki fungsi paru dan pemberian oksigen ke miocard, menurunkan

berat badan, menurunkan kolesterol, trigliserida, dan KGD pada penderita

(36)

Hasil penelitian di harvard selama 10 tahun ( 1962-1972) terhadap 16.936

alumni Universitas harvard, USA, menyimpulkan orang dengan exercise fisik yang

adekuat kemungkinan menderita serangan PJK lebih kecil dibandingkan dengan yang

kurang melakukan aktifitas. 21

g. Stress

Stress, baik fisik maupun mental merupakan faktor risiko untuk terjadinya

PJK. Pada masa sekarang, lingkungan kerja telah menjadi penyebab utama stres, dan

terdapat hubungan yang saling berkaitan antara stres dan abnormalitas metabolisme

lipid.13

Perilaku yang rentan terhadap terjadinya penyakit koroner( kepribadian tipe

A) antara lain sifat agresif, kompetitif, kasar, sinis, keinginan untuk dipandang,

keinginan untuk mencapai sesuatu. Kepribadian tipe B antara lain orang yang lebih

mudah merasa beruntung, tidak terlalu ambisius, dan mudah puas memiliki risiko

yang lebih kecil untuk menderita PJK dibandingkan mereka yang berkepribadian

tipe A. 20

Stres dapat memicu pengeluaran hormon adrenalin dan katekolamin yang

tinggi yang dapat berakibat mempercepat kekejangan (spasm) arteri koroner,

sehingga suplai darah ke otot jantung terganggu. 13

h. Umur21

Telah dibuktikan adanya hubungan antar umur dengan kematian akibat PJK.

Penderita PJK sering ditemui pada usia 60 tahun keatas, tetapi juga pada usia

dibawah 40 tahun sudah ditemukan. Pada laki-laki, kasus kematian PJK mulai

(37)

Di AS kadar kolesterol pada laki-laki maupun perempuan mulai meningkat

pada usia 20 tahun . Pada laki-laki kadar kolesterol akan meningkat sampai usia 50

tahun dan akhirnya akan turun sedikit setelah 50 tahun. Kadar kolesterol perempuan

biasanya akan meningkat menjadi lebih tinggi dari pada laki-laki.

Dari penelitian Cooper pada 2000 laki-laki yang sehat didapatkan peningkatan

kadar kolesterol total dengan bertambahnya usia. Akan tetapi kadar HDL kolesterol

akan tetap konstan, sedangkan kadar kolesterol LDL cenderung meningkat.

i. Jenis Kelamin21

Di AS gejala PJK sebelum berumur 60 tahun didapatkan pada 1 dari 5

laki-laki dan 1 dari 17 perempuan, ini berarti bahwa laki-laki-laki-laki mempunyai resiko PJK 2-3

kali lebih besar daripada perempuan. Pada beberapa perempuan pemakaian oral

kontrasepsi ( estrogen) dan selama kehamilan akan meningkatkan kadar kolesterol.

Pada wanita hamil , besar kadar kolesterol akan kembali normal 20 minggu setelah

melahirkan.

Estrogen dapat meningkatkan mekanisme PJK antara lain: peningkatan

kolesterol serum total, peningkatan LDL, peningkatan trigliserida serum, intoleransi

glukosa yang dapat menyebabkan DM yang merupakan faktor resiko PJK,

kecendrungan trombositosis, peningkatan TD, peningkatan tonus otot polos arteri

koronaria.

Angka kematian usia muda pada laki-laki didapatkan lebih tinggi daripada

perempuan, akan tetapi setelah menopause hampir tidak didapatkan perbedaan

(38)

j. Genetik

Gillium (1978) menyatakan bahwa PJK cenderung lebih banyak pada subjek

yang orang tuanya telah menderita PJK dini. Bila kedua orang tua penderita PJK

menderita PJK pada usia muda, maka anaknya akan mempunyai resiko yang lebih

tinggi bagi perkembangannya PJK daripada hanya seseorang atau tidak ada orang

tuanya yang menderita PJK.22

WHO ( 2001) menyatakan bahwa sejarah klinik PJK merupakan prediktor

penting terhadap resiko utama kejadian penyakit jantung lainnya. Penderita yang

pernah mengalami PJK cenderung mengalami insidens kambuh atau kematian

mendadak PJK yaitu sebesar 40% atau lebih.26

2.6. Pencegahan Penyakit Jantung Koroner

Upaya pencegahan terhadap penyakit jantung koroner dapat meliputi 4 tingkat

upaya:

2.6.1. Pencegahan Primordial

Yaitu upaya untuk mencegah munculnya faktor predisposisi terhadap PJK

dalam suatu wilayah dimana belum tampak adanya faktor yang menjadi risiko PJK. 1

Tujuannya adalah untuk menghindari terbentuknya pola hidup sosial ekonomi dan

kultural yang mendorong peningkatan risiko penyakit. 27

Upaya primordial penyakit jantung koroner dapat berupa kebijaksanaan

nasional nutrisi dalam sektor agrokultur, industri makanan, impor dan ekspor

makanan, penanganan komprehensif rokok, pencegahan hipertensi dan promosi

(39)

2.6.2. Pencegahan Primer

Yaitu upaya awal untuk mencegah PJK sebelum seseorang menderita PJK.

Dilakukan dengan pendekatan komuniti berupa penyuluhan faktor-faktor risiko PJK

terutama pada kelompok risiko tinggi. Pencegahan ditujukan kepada pencegahan

terhadap berkembang proses aterosklerosis. 1

Upaya-upaya pencegahan yang dapat dilakukan pada pencegahan primer ini antara

lain : 13

a. Mengontrol kolesterol darah. Yaitu dengan cara mengidentifikasi jenis

makanan yang kaya akan kolesterol kemudian mengurangi konsumsinya serta

mengkonsumsi serat yang larut (soluble fiber).

b. Mengontrol tekanan darah. Banyak kasus tekanan darah tinggi tidak dapat

disembuhkan. Keadaan ini berasal dari suatu kecendrungan genetik yang

bercampur dengan faktor resiko seperti stres, kegemukan, terlalu banyak

konsumsi garam dan kurang gerak badan. Upaya pengendalian yang dapat

dilakukan adalah mengatur diit, menjaga berat badan, menurunkan stres dan

melakukan olahraga.

c. Berhenti Merokok. Program-program pendidikan umum dan kampanye anti

merokok perlu dilaksanakan secara intensif, seperti di pesawat terbang, di

rumah sakit, dan di tempat umum lainnya.

d. Aktivitas Fisik. Manfaat dari melakukan aktivitas fisik dan olahraga bagi

penyakit jantung koroner antara lain adalah perbaikan fungsi dan efisiensi

kardiovaskuler, pengurangan faktor risiko lain yang menganggu pembuluh

(40)

2.6.3. Pencegahan Sekunder

Yaitu upaya untuk mencegah keadaan PJK yang sudah pernah terjadi untuk

berulang atau menjadi lebih berat. Disini diperlukan perubahan pola hidup dan

kepatuhan berobat bagi mereka yang sudah pernah menderita PJK. Pencegahan

sekunder ini ditujukan untuk mempertahankan nilai prognostik yang lebih baik dan

menurunkan mortalitas.1

Pedoman untuk mencegah serangan jantung dan kematian pada penderita PJK

hampir sama dengan pencegahan primer. Selain itu juga dilakukan intervensi dengan

obat-obatan seperti aspirin, golongan beta blocker, antagonis kalsium lain jika

diperlukan.20

2.6.4. Pencegahan Tersier

Yaitu upaya untuk mencegah terjadinya komplikasi yang lebih berat atau

kematian serta usaha rehabilitasi. Pencegahan ini berupaya agar tidak terjadi kambuh

pada penderita dan agar penderita dapat melaksanakan aktivitasnya kembali. 1

Penyembuhan penyakit jantung seperti serangan jantung atau operasi pintas

koroner adalah sebuah proses panjang dan dilaksanakan tahap demi tahap. Program

rehabilitasi bertujuan menolong para pasien jantung untuk kembali pada kondisi

kesehatan seperti sebelum menderita penyakit, sebaik dan secepat mungkin. Secara

garis besar program rehabilitasi terdiri atas dua komponen utama yaitu pendidikan

dan penyuluhan pada pasien dan keluarga serta olahraga teratur dengan pola dan

(41)

BAB 3

KERANGKA KONSEP 3.1. Kerangka Konsep

Untuk membantu penulis dalam penelitian, maka dibuat kerangka konsep

penelitian yang mencakup semua variabel penelitian. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada gambar di bawah ini:

3.2. Defenisi Operasional

3.2.1.Penderita penyakit jantung koroner (PJK) adalah penderita yang dinyatakan

menderita PJK berdasarkan diagnosa dokter RSU Dr.Pirngadi Medan Yang

dicatat di kartu status.

Karakteristik Penderita Penyakit Jantung Koroner :

1. Sosiodemografi: Umur

Jenis kelamin

Agama Suku

Status perkawinan

Pendidikan Pekerjaan Tempat tinggal 2. Keluhan utama

3. Riwayat penyakit terdahulu 4. Keadaan medis

Tekanan darah Kadar gula darah Dan kadar kolesterol) 5 Lama rawatan

(42)

3.2.2. Faktor Sosiodemografi PJK yang dibedakan atas :

a. Umur adalah lamanya hidup penderita PJK yang dihitung berdasarkan tahun

sejak dilahirkan hingga saat penderita menjadi pasien di rumah sakit seperti

yang tertera dalam status. Dikategorikan menjadi:

1. < 45 tahun 2. 45-55 tahun 3. >55 tahun

b. Jenis Kelamin adalah ciri organ reproduksi yang dimiliki penderita seperti

yang tertera pada kartu status. Dikategorikan menjadi :

1. Pria 2. Wanita

c. Agama adalah kepercayaan yang dianut penderita seperti yang tertera pada

kartu status. Dikategorikan menjadi :

1. Islam 2. Kristen Protestan

3. Kristen Katolik

d. Suku adalah ras atau etnik penderita seperti yang tertera pada kartu status.

dikatergorikan menjadi:

1. Batak 2. Jawa 3. Melayu 4. Aceh 5. Minang

e. Status Perkawinan adalah keterangan yang menunjukkan riwayat pernikahan

penderita seperti yang tertera dikartu status. Dikategorikan menjadi:

(43)

f. Tingkat pendidikan adalah pendidikan terakhir penderita PJK rawat inap di

RSU dr.Pirngadi Medan sesuai dengan yang tertera pada kartu status.

Dikategorikan menjadi :

1. Tidak Tamat SD

2. SD

3. SLTP

4. SLTA

5. Akademik / Perguruan Tinggi

g. Pekerjaan adalah kegiatan rutin penderita untuk mencari nafkah seperti yang

tertera pada kartu status. Dikategorikan menjadi:

1. PNS

2. Wiraswasta

3. Petani

4. Pensiunan

5. Ibu Rumah Tangga

h. Tempat tinggal adalah keberadaan penderita seperti yang tertera pada kartu

status. Dikategorikan menjadi :

1. Medan

2. Luar Medan

3.2.3. Keluhan Utama adalah jenis keluhan atau gangguan fisik yang sering dirasakan

oleh penderita PJK berdasarkan anamnese dokter yang tertera pada kartu

status. Dikategorikan menjadi :

1. Sesak nafas 2. Nyeri dada

3. Jantung berdebar-debar 4. Sakit kepala

5. Keringat dingin 6. Lemas

(44)

Keluahan utama kombinasi adalah keluhan atau gangguan yang sering

dirasakan oleh penderita > 1 keluhan. Dikategorikan menjadi :

1. Nyeri dada dan lemas 2. Sesak nafas dan nyeri dada 3. Sakit kepala

4. Jantung berdebar-debar 5. Gelisah dan keringat dingin 6. Nyeri dada dan gelisah

7. Jantung berdebar-debar dan lemas

3.2.4. Riwayat Penyakit Terdahulu adalah penyakit yang pernah diderita oleh

penderita sebelumnya yang memiliki risiko untuk menimbulkan PJK yang

tercatat pada kartu status. Dikategorikan menjadi :

1. Hipertensi

2. Diabetes Melitus

3. Hiperkolesterolemia

4. > 1 Riwayat penyakit

5. Tidak memiliki riwayat penyakit terdahulu

3.2.5. Keadaan medis penderita yang dibedakan atas :

a. Tekanan darah adalah Tekanan Darah Sistolik (TDS)/ Tekanan Darah Diastolik

(TDD) penderita yang tertera pada kartu status yang dikategorikan menjadi :

1. Normal ( TDS < 140mmHg/ TDD 90mmHg )

2. Hipertensi Ringan (TDS 140-159 mmHg / TDD 90-99mmHg) 3. Hipertensi Berat (TDS ≥ 160mmHg / TDD 100mmHg)

b. Kadar Gula Darah adalah kadar gula penderita seperti yang tertera di kartu

status yang dikategorikan menjadi :

i .Kadar gula darah puasa yang dikategorikan atas :

(45)

c. Kadar kolesterol adalah kadar kolesterol penderita PJK yang tertera pada kartu

status yang dikategorikan menjadi :

i. Kadar kolesterol total yang dikategorikan atas :

1. Normal ( <200mg/dl ) 2. Sedang ( 200-239mg/dl ) 3. Tinggi (≥ 240 mg/dl )

ii. Kadar kolesterol LDL yang dikategorikan atas :

1. Normal ( <130mg/dl ) 2. Sedang ( 130-159 mg/dl ) 3. Tinggi (≥160 mg/dl )

iii. Kadar Kolesterol HDL yang dikategorikan atas :

1. Normal ( >45 mg/dl ) 2. Sedang ( 35-45 mg/dl ) 3. Rendah ( <35 mg/dl )

iv. Kadar Trigliserida yang dikategorikan atas:

1. Normal ( <150mg/dl ) 2. Sedang ( 150-249mg/dl ) 3. Tinggi ( 250-500 mg/dl )

3.2.6. Lama rawatan adalah lama hari rawatan penderita penyakit jantung koroner,

dihitung dari tanggal mulai masuk sampai dengan keluar (baik dengan izin

dokter maupun meninggal dunia) sesuai dengan yang tertulis di rekam medis,

dan selanjutnya ditentukan lama rawatan rata-rata.

3.2.7. Keadaan Sewaktu Pulang adalah keadaan dan kondisi penderita waktu keluar

dari rumah sakit, dikategorikan atas:

1. Pulang Berobat Jalan ( PBJ )

2. Pulang Atas Permintaan Sendiri ( PAPS )

(46)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 . Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah deskriptif dengan desain Case Series. 4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

4.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di RSU Dr. Pirngadi Medan. Pemilihan lokasi penelitian ini dengan pertimbangan bahwa RSU Dr. Pirngadi Medan merupakan rumah sakit pendidikan dan penelitian, tersedianya data yang dibutuhkan, yaitu data penyakit jantung koroner yang dirawat inap tahun 2003-2006 di rumah sakit tersebut.

4.2.3. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2008- Maret 2009, dimulai dari survey pendahuluan, seminar priposal, pengumpulan dan pengolahan data serta ujian skripsi.

4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1 Populasi

Populasi penelitian ini adalah semua data penderita PJK yang berobat rawat inap di RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2003-2006 sebanyak 1.014 orang.

4.3.2 Sampel

(47)

)

d : Tingkat Kepercayaan yang diinginkan = 0,05

Sehingga :

Berdasarkan perhitungan di atas besar sampel yang dibutuhkan adalah 287 data penderita PJK rawat inap tahun 2003-2006.

Adapun teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara simple random

sampling berupa angka acak dengan menggunakan komputer program Csurvey.

4.4. Metode Pengumpulan Data

(48)

4.5. Analisa Data

(49)

BAB 5

HASIL PENELITIAN 5.1.Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Rumah Sakit Umum Dr.Pirngadi Medan didirikan oleh Pemerintah Kolonial

Belanda dengan nama Gemente Zieken Huis. Peletakan batu pertamanya dilakukan

oleh Maria Costantia Macky pada tanggal 11 Agustus 1928 dan diresmikan pada

tahun 1930.

Setelah masuknya Jepang ke Indonesia pada tahun 1942, Rumah Sakit ini

diambil alih oleh bangsa Jepang dan berganti nama menjadi Syuritso Bysonoince dan

pimpinannya dipercayakan kepada seorang putera Indonesia yaitu Dr.Raden Pirngadi

Gonggo Putro. Pada tahun 1947 nama rumah sakit ini diganti menjadi Rumah Sakit

Kota Medan yang dipimpin oleh Dr.Ahmad Sofyan. Semasa kepemimpinannya

Rumah Sakit ini berubah menjadi Rumah Sakit Umum Medan tahun 1952.

Pada tahun 1979 sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur Sumatera Utara

No.150 tahun 1979 tanggal 25 Juni 1979 RSU Pusat Propinsi Medan diberi nama

RSU Dr.Pirngadi Medan.

Sejak berdirinya FK USU tanggal 20 Agustus 1952, maka RSU Dr.Pirngadi

Medan secara otomatis dipakai sebagai tempat kepaniteraan klinik para mahasiswa

FK USU, walaupun penandatanganan perjanjian kerja sama antara FK USU dengan

RSU Dr.Pirngadi Medan sebagai Teaching Hospital (RS Pendidikan) FK USU baru

dilaksanakan pada tanggal 20 Mei 1968.

Sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah, maka berdasarkan Perda Kota

(50)

dan Tata Kerja Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr.Pirngadi Kota Medan sebutan

dalam organisasi adalah Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr.Pirngadi Kota Medan.

Sesuai dengan tugasnya RSU Dr.Pirngadi Medan melaksanakan upaya

kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya

penyembuhan, pemulihan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu dengan upaya

peningkatan pencegahan akibat penyakit, pemulihan dan rujukan, maka RSU

Dr.Pirngadi Medan mempunyai fungsi sebagai berikut:

1. Menyelenggarakan pelayanan medis

2. Menyelenggarakan pelayanan penunjang medis dan non medis

3. Menyelenggarakan asuhan keperawatan

4. Menyelenggarakan pelayanan rujukan

5. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan

6. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan

7. Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan

RSU dr.Pirngadi Medan menyelenggarakan pelayanan penunjang medis dan

non medis yaitu:

1. Instalasi Patologi Klinik

2. Patologi Anatomi

3. Radiologi

4. Pelayanan Kedokteran Kehakiman

5. Instalasi Rehabilitasi Medik

6. Instalasi Gizi

(51)

5.2.Sosiodemografi Penderita Penyakit Jantung Koroner ( PJK )

Hasil penelitian tentang karakteristik penderita PJK rawat inap di RSU

Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006, diperoleh distribusi kasus berdasarkan

sosiodemografi adalah sebagai berikut:

Tabel 5.1. Distribusi Proporsi Penderita PJK Yang Dirawat Inap Berdasarkan Sosiodemografi Di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006

(52)

7. Pekerjaan f %

Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui karakteristik penderita PJK rawat inap

di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 berdasarkan Sosiodemografi,

berdasarkan umur proporsi tertinggi penderita PJK adalah kelompok umur > 55

tahun yaitu 64,1% (184 orang ) , disusul kelompok umur 45-55 tahun 23,7%

(68 orang) dan proporsi terendah adalah kelompok umur < 45 yaitu 12,2% (35

orang). Berdasarkan jenis kelamin proporsi tertinggi adalah pria 65,5% (188 orang)

dan proporsi terendah jenis kelamin wanita 34,5% (99orang ).

Berdasarkan agama proporsi tertinggi adalah agama Islam 50,9%(146 orang ),

agama Kristen Protestan 47% (135 orang), dan proporsi terendah beragama Kristen

Katolik 2,1% (6 orang). Berdasarkan suku proporsi tertinggi adalah suku Batak

73,2% (210 orang), disusul suku Jawa 12,9% (37 orang), Minang 7,3% (21 orang),

Melayu 5,2% (15 orang), dan proporsi terendah yaitu suku Aceh 1,4% (4 orang).

Berdasarkan status perkawinan, proporsi tertinggi adalah status kawin 97,9%

(281 orang), dan belum kawin dengan proporsi 2,1% (6 orang). Berdasarkan tingkat

pendidikan, proporsi tertinggi adalah pendidikan SLTA 36,6% (105 orang),

(53)

pendidikan SLTP 18,8% (54 orang) dan proporsi terendah tidak tamat SD 1,4% (4

orang).

Berdasarkan pekerjaan penderita, proporsi tertinggi bekerja sebagai PNS

yaitu 29,6% (85 orang), diikuti sebagai ibu rumah tangga 27,5% (79 orang), bekerja

sebagai wiraswasta 20,2% (58 orang), sebagai pensiunan 17,8% (51 orang) dan

proporsi terendah sebagai petani 4,9% (14 orang). Berdasarkan tempat tinggal

penderita, proporsi tertinggi berasal dari Medan 77,7% (223 orang), sedangkan dari

luar Medan 22,3% (64 orang).

5.3 Keadaan dan Riwayat Penderita Penyakit Jantung Koroner

Hasil penelitian tentang karakteristik penderita penyakit jantung koroner

rawat inap di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006, diperoleh distribusi kasus

berdasarkan keadaan dan riwayat penyakit penderita sebagai berikut:

5.3.1 Keluhan Utama

Proporsi penderita PJK berdasarkan keluhan utama di RSU Dr.Pirngadi

Medan Tahun 2003- 2006 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 5.2. Distribusi Proporsi Penderita PJK Yang Dirawat Inap Berdasarkan Keluhan Utama di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006

(54)

Berdasarkan tabel 5.2 diatas dapat diketahui dari 287 penderita PJK proporsi

tertinggi berdasarkan keluhan utama adalah nyeri dada 85,01% (244 orang), lemas

53% (152 orang), Sesak nafas 31,4% (90 orang), sakit kepala 7% (20 orang),

jantung berdebar-debar 4,9% (14 orang), gelisah 4,2% (12 orang), dan proporsi

terendah adalah dengan keluhan keringat dingin 3,13% (9 orang).

Pada tabel dibawah ini ada penderita yang memiliki keluhan utama >1

keluhan yaitu:

Tabel 5.3. . Distribusi Proporsi Penderita PJK Yang Dirawat Inap Berdasarkan Kombinasi Keluhan Utama di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006

Nyeri dada dan lemas Sesak nafas dan nyeri dada Sakit kepala

Jantung berdebar-debar Gelisah dan keringan dingin Nyeri dada dan gelisah

Jantung berdebar-debar dan lemas

151

Berdasarkan tabel 5.3 diatas dapat diketahui dari 287 penderita PJK proporsi

tertinggi berdasarkan kombinasi keluhan utama adalah nyeri dada dan lemas 52,6%

(151 orang), sesak nafas dan nyeri dada 31,4% (90 orang), sakit kepala 7%

(20 orang), jantung berdebar-debar 4,5% (13 orang), gelisah dan keringat dingin 3,1%

(9 orang), nyeri dada dan gelisah 1% 93 orang), dan proporsi terendah keluhan

(55)

5.3.2 Riwayat Penyakit Terdahulu

Proporsi penderita PJK berdasarkan riwayat penyakit terdahulu di RSU

Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003- 2006 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 5.4 Distribusi Proporsi Penderita PJK Yang Dirawat Inap Berdasarkan Riwayat Penyakit Terdahulu Di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006

Tidak memiliki riwayat penyakit Hipertensi

a. Dispepsia dan Hipertensi

b. Dispepsia dan DM c. Tumor dan Hipertensi d. TB dan DM

e. Pneumonia dan Anemia

18

Berdasarkan tabel 5.4 dapat diketahui proporsi tertinggi penderita PJK

berdasarkan riwayat penyakit terdahulu adalah penderita dengan tidak memiliki

riwayat penyakit terdahulu yaitu 63,1% (181 orang), riwayat penyakit Hipertensi

yaitu 16,7% (48 orang), DM 8,7% (25 orang), Hieperkolesterolemia 0,7% (2 orang),

dan >1 riwayat penyakit :dispepsia dan hipertensi 6,3% (18 orang), dispepsia dan DM

2,8% (8 orang), tumor dan hipertensi 0,7% (2 orang), TB dan DM 0,7% (2 orang),

(56)

5.3.3 Keadaan Medis Penderita

Proporsi penderita PJK berdasarkan keadaan medis penderita di RSU

Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003- 2006 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 5.5 Distribusi Proporsi Penderita PJK Yang Dirawat Inap Berdasarkan Keadaan Medis Di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006

No Derajat Tekanan Darah f %

No Kadar Kolesterol Trigliserida f %

(57)

Berdasarkan tabel 5.5 dapat diketahui proporsi tertinggi penderita PJK

berdasarkan tekanan darah adalah penderita dengan tekanan darah normal yaitu

54,7%(157 orang), Hipertensi ringan 23,7%(68 orang), Hipertensi berat yaitu

15,3%(44 orang), dan proporsi terendah adalah penderita dengan tekanan darah

hipotensi 6,3% (18 orang). Berdasarkan kadar gula darah puasa, proporsi tertinggi

adalah kadar gula darah puasa normal 90,6% (260 orang), dan proporsi terendah

kadar gula darah puasa tinggi 2,8% ( 8 orang).

Berdasarkan kadar kolesterol total, proporsi tertinggi kadar kolesterol total

normal 80,8% (232 orang), kadar kolesterol tinggi 6,6% (19 orang), dengan proporsi

terendah kadar kolesterol sedang 5,6% (16 orang). Berdasarkan kadar kolesterol

LDL, proporsi tertinggi adalah kadar kolesterol LDL normal 81,9% (235 orang),

kolesterol LDL tinggi 6,6% (19 orang), dan proporsi terendah adalah kadar

kolesterol LDL sedang 4,9% (14 orang). Berdasarkan kadar kolesterol HDL proporsi

tertinggi adalah kadar kolesterol HDL normal 79,8% (229 orang), kadar kolesterol

HDL sedang 9,4% (27 orang), dan proporsi terendah adalah kadar kolesterol HDL

rendah 4,2% (12 orang). Berdasarkan kadar kolesterol Trigliserida proporsi tertinggi

adalah kadar kolesterol Trigliserida normal 85,4% (245 orang), kadar kolesterol

Trigliserida sedang 5,9% (17 orang), dan proporsi terendah adalah kadar kolesterol

(58)

5.3.4 Lama Rawatan Rata-rata

Penderita PJK berdasarkan lama rawatan rata-rata di RSU Dr.Pirngadi Medan

Tahun 2003- 2006 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 5.6 Distribusi Penderita PJK Yang Dirawat Inap Berdasarkan Lama Rawatan Rata-rata Di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006

Lama Rawatan

Berdasarkan tabel 5.6 dapat diketahui bahwa lama rawatan rata-rata penderita

PJK yang dirawat inap di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 adalah 7,13 hari

dengan standar deviasi (SD) 5,452 hari dimana lama rawatan paling singkat adalah 1

hari dan yang paling lama adalah 35 hari. Berdasarkan 95% Confidence Interval

didapatkan bahwa lama rawatan rata-rata selama 6,50 – 7,77 hari.

5.3.5 Keadaan Sewaktu Pulang

Proporsi penderita PJK berdasarkan keadaan sewaktu pulang di RSU

Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003- 2006 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 5.7 Distribusi Proporsi Penderita Penyakit Jantung Koroner Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Rawat Inap di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2003-2006

(59)

Berdasarkan tabel 5.7 dapat diketahui proporsi tertinggi penderita PJK

berdasarkan keadaan sewaktu pulang adalah pulang berobat jalan 57,5%(165 orang),

kemudian pulang atas permintaan sendiri 31% (89 orang) dan penderita pulang

meninggal 33 orang dengan Proporsi 11,5%.

Tabel 5.8 Distribusi Proporsi Penderita Penyakit Jantung Koroner Rawat Inap yang meninggal di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2003-2006

No Tahun Jumlah Kematian (%)

1. 2. 3. 4.

2003 2004 2005 2006

2 15

8 8

0,7 5,2 2,8 2,8

Jumlah 33 11,5

Berdasarkan tabel 5.8 dapat diketahui pada tahun 2003 proporsi penderita

yang meninggal sebesar 0,7% (2 orang), tahun 2004 5,2% (15 orang), tahun 2005 dan

(60)

5.4 Analisa Statistik

5.4.1 Umur Berdasarkan Jenis Kelamin

Proporsi umur penderita PJK berdasarkan jenis kelamin di RSU Dr. Pirngadi

Medan Tahun 2003-2006 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 5.9 Proporsi Umur Penderita PJK Berdasarkan Jenis Kelamin PJK Yang Dirawat Inap Di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006

No Jenis

Berdasarkan tabel 5.9 dapat diketahui dari 188 penderita PJK dengan jenis

kelamin pria, terdapat 12,2% (23 orang) pada umur < 45 tahun, kemudian 22,9% (43

orang) umur 45-55 tahun dan 64,9% (122 orang) umur > 55 tahun. Dari 99 penderita

PJK dengan jenis kelamin wanita, terdapat 12,1% (12 orang) umur < 45 tahun,

kemudian 25,3% (25 orang) umur 45-55 tahun dan 62,6% (62 orang) umur > 55

tahun.

Hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Chi Square diperoleh nilai

(p> 0,05). Hal ini berarti secara statistik tidak ada perbedaan antara proporsi umur

(61)

5.4.2 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Riwayat Penyakit Terdahulu

Lama rawatan rata-rata berdasarkan riwayat penyakit terdahulu penderita PJK

di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2003-2006 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 5.10 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Riwayat Penyakit Terdahulu Penderita PJK Rawat Inap di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006

No. Riwayat Penyakit Terdahulu Lama Rawatan Rata-rata

f Mean SD

Tidak memiliki riwayat penyakit Hipertensi

Berdasarkan tabel 5.10 dapat diketahui lama rawatan rata-rata penderita PJK

dengan riwayat penyakit terdahulu Diabetes Mellitus yaitu 8,08 hari dengan Standar

Deviasi 5,204 hari, >1 riwayat penyakit yaitu 7,71 hari dengan Standar Deviasi 4,941

hari, tidak memiliki riwayat penyakit 7,18 hari dengan Standar Deviasi 5,827 hari,

Hipertensi 6,15 hari dengan Standar Deviasi 4,312 hari, Hiperkolesterolemia 6 hari

dengan Standar Deviasi 7,071 hari.

Hasil tes Of Homogenity Of Variances diperoleh varians sama, dilanjutkan

dengan uji Anova dengan nilai ( p>0,05 ). Hal ini berarti secara statistik tidak ada

perbedaan antara lama rawatan rata-rata penderita PJK berdasarkan riwayat penyakit

Gambar

Tabel 5.1. Distribusi Proporsi  Penderita PJK Yang Dirawat Inap Berdasarkan Sosiodemografi Di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006
Tabel 5.2. Distribusi Proporsi Penderita PJK Yang Dirawat Inap Berdasarkan Keluhan  Utama di  RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2003-2006
Tabel 5.3. . Distribusi Proporsi Penderita PJK Yang Dirawat Inap Berdasarkan Kombinasi Keluhan Utama di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun
Tabel 5.4 Distribusi Proporsi Penderita PJK Yang Dirawat Inap Berdasarkan         Riwayat Penyakit Terdahulu Di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun
+7

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 2 Perkembangan mikrospora pada kultur antera kedelai varietas Slamet: (A) mikrospora fase berinti tunggal akhir (kiri) dan fase berinti dua awal (kanan) pada awal kultur; (B)

Tanah lempung yang digunakan adalah berasal dari Desa Jono, Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen, pengambilan tanah 0.3 meter sampai 1 meter, kondisi sampel

Kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah “Ada hubungan positif yang sangat signifikan antara iklim organisasi dengan motivasi kerja karyawan”. Sumbangan efektif

Sources of Systematic Risk in Futures and Spot Markets: A Study of Market Integration JOLLE MIFFRE and RICHARD PRIESTLEY. Forecasting Beta: How Well Does the `Five-Year-Rule of

163 tahun 2007 akan direvisi dengan menyertakan nama program studi dalam Bahasa lndonesia yang benar, nama program studi dalam Bahasa Inggris, kode program studi

Kerangka pikir dari penelitian itu dimulai dengan sastra anak yang dikaitkan dengan nilai moral dalam komik Naruto.. Penelitian ini bertujuan mengungkapkan bagaimana nilai moral

Peserta lelang yang diundang agar dapat membawa dokumen asli atau dokumen yang dilegalisir oleh pihak yang berwenang dan copy 1 (satu) rangkap sesuai dengan

[r]