Kejang Demam (KD)
Tingkat kompetensi : 4
• Kompetensi dasar :
mampu mendiagnosis dan
melakukan tatalaksana secara paripurna
• Sub-kompetensi :
• Menggali anamnesa untuk mendukung diagnosis &
menyingkirkan diagnosis banding
• Mampu melakukan pemeriksaan fisik neurologis untuk
mendukung diagnosis & menyingkirkan DD & mencari
penyakit dasar penyebab kejang
• Mampu menyusun pemeriksaan penunjang
• Mampu menentukan tatalaksana secara paripurna
Epidemiologi Kejang Demam
• 2 – 5 % pada anak < 15 tahun
• Jepang: 7- 14 %
• Laki-laki : Perempuan = 1,4 : 1
• Sering terjadi :
– > bulan Nopember - Januari ~ ISPA
– > bulan Juni - Agustus ~ GE
Umur Pertama Kali Timbul Serangan
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 45.9% 38.3% 7.9% 4.9% 3%Tipe Kejang Penderita Kejang Demam
91%
9%
Kejang Umum Kejang Fokal
Macam Hubungan Keluarga Dalam Kaitannya Dengan Kejang
Demam
(n = 1077)
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450ayah ibu saudara paman kakek saudara
38% 29% 20% 15% 8% 12%
D E F I N I S I
Konsensus Penatalaksanaan
Kejang Demam
Kejang Demam
• Adalah bangkitan kejang yang terjadi pada
kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas
38°C) yang disebabkan oleh suatu proses
ekstrakranium
Ismael S. KPPIK-XI, 1983; Soetomenggolo TS. Buku Ajar Neurologi Anak 1999.
Penjelasan Definisi KD
• Kejang demam terjadi pada 2-4% anak
berumur 6 bulan – 5 tahun.
AAP, Provisional Committee on Quality Improvement. Pediatrics 1996; 97:769-74.
• Anak yang pernah mengalami kejang tanpa
demam, kemudian kejang demam kembali
tidak termasuk dalam kejang demam.
ILAE, Commission on Epidemiology and Prognosis. Epilepsia 1993; 34:592-8.
Penjelasan Definisi KD…
• Kejang disertai demam pada bayi berumur kurang dari 1
bulan tidak termasuk dalam kejang demam.
ILAE, Commission on Epidemiology and Prognosis. Epilepsia 1993; 34:592-8.
• Bila anak berumur kurang dari 6 bulan atau lebih dari 5
tahun mengalami kejang didahului demam, pikirkan
kemungkinan lain misalnya infeksi SSP, atau epilepsi yang
kebetulan terjadi bersama demam.
K L A S I F I K A S I
Konsensus Penatalaksanaan
Kejang Demam
Klasifikasi Kejang Demam
Macam Kejang Demam (KD)
1. Kejang Demam Sederhana (Simple Febrile
Seizure), atau KDS
2. Kejang Demam Kompleks (Complex febrile
seizure), atau KDK
ILAE, Commission on Epidemiology and Prognosis. Epilepsia 1993l 34:592-8.
Kejang Demam Sederhana
Atau Simple Febrile Seizure atau KDS adalah:
– Kejang demam yang berlangsung singkat, kurang
dari 15 menit, dan umumnya akan berhenti
sendiri
– Kejang berbentuk umum tonik dan atau klonik,
tanpa gerakan fokal
– Kejang tidak berulang dalam waktu 24 jam
– Kejang demam sederhana merupakan 80% di
antara seluruh kejang demam
Kejang Demam Kompleks
Atau Complex Febrile Seizure atau KDK adalah
kejang demam dengan SALAH SATU ciri sbb:
1. Kejang lama > 15 menit
2. Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang
umum didahului kejang parsial
Penjelasan KDK
• Kejang lama
adalah kejang yang berlangsung lebih dari 15
menit atau kejang berulang lebih dari 2 kali dan di antara
bangkitan kejang anak tidak sadar. Kejang lama terjadi pada
8% kejang demam.
Nelson KB, Ellenberg JH. Prognosis in Febrile seizure. Pediatr 1978; 61:720-7.
• Kejang fokal
adalah kejang parsial satu sisi, atau kejang umum
yang didahului kejang parsial.
Annegers JF, Hauser W, Shirts SB, Kurtland LT. Factors prognostic of unprovoked seizures after febrile convulsions. NEJM 1987; 316:493-8.
Bentuk kejang
Penjelasan KDK…
• Kejang berulang adalah kejang 2 kali atau
lebih dalam 1 hari, di antara 2 bangkitan
kejang anak sadar. Kejang berulang terjadi
pada 16% di antara anak yang mengalami
kejang demam.
Shinnar S. Febrile seizures Dalam: Swaiman KS, Ashwal S, eds. Pediatric Neurology principles and practice. St Lois: Mosby 1999. h. 676-82.
3 faktor
Demam
Penyebab demam Terjadi kejang dalam 24 jam
pertama demam 75% pd suhu >39C 25% pada suhu >40C Penting : kecepatan peningkatan suhu
Usia
15% : 5-6 bulan 85% : 1-3 tahun Median : 17-23 bulanGenetik
17% ortu KD 22% saudara kandung KDPEMERIKSAAN PENUNJANG
Konsensus Penatalaksanaan
Kejang Demam
Pemeriksaan Penunjang KD
• Laboratorium
• Pungsi lumbal
• Elektroensefalografi (EEG)
• Radiologis
Laboratorium
• Tidak dikerjakan secara rutin
• Untuk mengevaluasi sumber infeksi
• Pemeriksaan yang dapat dikerjakan misalnya
darah perifer, elektrolit dan gula darah (level
II-2, dan level III, rekomendasi D).
Gerber dan Berliner. The child with a simple febrile seizure. Appropriate diagnostic evaluation. Arch Dis Child 1981; 135:431-3. AAP, The neurodiagnostic evaluation of the child with a first simple febrile seizures. Pediatr 1996; 97:769-95.
Pungsi Lumbal
• Untuk menegakkan atau menyingkirkan kemungkinan
meningitis (Risiko meningitis bakterialis 0,6%-6,7%)
• Rekomendasi untuk melakukan Pungsi Lumbal:
– SANGAT DIANJURKAN: Bayi < 12 bulan
– DIANJURKAN: Bayi 12 - 18 bulan
– TIDAK RUTIN: Bayi > 18 bulan
• Klinis: Yakin bukan meningitis
Tidak perlu pungsi
lumbal
Elektroensefalografi (EEG)
• EEG tidak dapat memprediksi berulangnya kejang, atau
memperkirakan kemungkinan kejadian epilepsi pada
pasien KD
Tidak direkomendasikan (level II-2,
rekomendasi E)
• Pemeriksaan EEG masih dapat dilakukan pada keadaan
KD yang tidak khas. Misalnya: KDK pada anak usia > 6
tahun, atau KD fokal.
52%
48%
Gambaran EEG Yang Dilakukan Segera Setelah Penderita Serangan
Kejang
(n=960)
Gambaran EEG Yang Dilakukan Setelah
1 Minggu Mendapat Serangan Kejang
(n = 780)
94%
6%
Normal
Abnormal
Radiologis
• Foto X-ray kepala, CT-scan atau MRI jarang
sekali dikerjakan, tidak rutin dan hanya atas
indikasi:
– Kelainan neurologik fokal yang menetap
(hemiparesis)
– Paresis N. VI
– Papiledema
Wong V, dkk. Clinical Guideline on Management of Febrile Convulsion.
P R O G N O S I S
Konsensus Penatalaksanaan
Kejang Demam
Prognosis…
• Kemungkinan mengalami kematian
– Kematian karena kejang demam tidak pernah
dilaporkan
National Institutes of Health. Febrile seizure: consensus development conference Summary. Vol. 3, no. 2, Bethesda.
Prognosis…
• Kemungkinan berulangnya kejang demam
– Kejang demam akan berulang kembali pada sebagian kasus.
Faktor risiko berulangnya kejang demam adalah:
• Riwayat kejang demam dalam keluarga
• Usia kurang dari 12 bulan
• Temperatur yang rendah saat kejang
• Cepatnya kejang setelah demam
– Bila seluruh faktor di atas ada, kemungkinan 80%
– bila tidak terdapat faktor tersebut kemungkinan hanya 10%-15%
– Kemungkinan berulangnya kejang demam paling besar pada
tahun pertama.
Prognosis…
• Faktor risiko terjadinya epilepsi:
1. Kelainan neurologis atau perkembangan yang jelas sebelum KD
pertama
2. KDK
3. Riwayat epilepsi pada orang tua atau saudara kandung
• Setiap faktor risiko meningkatkan kemungkinan 4%-6%
• Kombinasi dari faktor risiko tersebut meningkatkan kemungkinan
10%-49% (level II-2)
PENATALAKSANAAN
Konsensus Penatalaksanaan
Kejang Demam
Penatalaksanaan KD
• Meliputi:
– Penatalaksanaan saat kejang:
• Di rumah / tempat praktek
• Di rumah sakit
– Pemberian obat pada saat demam:
• Antipiretik
• Antikonvulsan
– Pemberian obat rumatan:
• Indikasi
Cara penggunaan diazepam rectal
Bila kejang telah teratasi:
• Pemberian obat selanjutnya tgt:
1. Jenis kejang demam
2. Faktor resiko
Pemberian Obat Saat Demam
1. ANTIPIRETIK
• Antipiretik TIDAK TERBUKTI mengurangi
faktor resiko KD
(Level I, Rekomendasi D)
• Kesepakatan UKK: Antipiretik tetap diberikan
(Level III, Rekomendasi B)
Camfield PR, dkk. The first febrile seizures-Antipyretic instruction plus either phenobarbital or Placebo to prevent recurrence. J Pediatr 1980; 97:16-21. Uhari M, dkk. Effect of acetaminophen and of low intermittent doses of diazepam on Prevention of recurrences of febrile seizures. J Pediatr 1995; 126:991 5. Kesepakatan Saraf Anak, 2005. 37
62%
1%
14%
23%
Temperatur Tubuh Pada Saat Timbul Serangan
Dibandingkan temp. < 38O C,
> 38O C lebih banyak terjadi
Pemberian Obat Saat Demam…
• Macam antipiretik:
– Parasetamol: 10 – 15 mg/kg/kali, 4 – 5 kali/hari
– Ibuprofen: 5 – 10 mg/kg/kali, 3 – 4 kali/hari
• Sindroma Reye
Salisilat tidak dianjurkan
sebagai antipiretik pada anak <18 bulan
(Level III,
Rekomendasi E)
Pemberian Obat Saat Demam…
2. ANTIKONVULSAN
• Diazepam oral 0,3 mg/kg/8jam atau rektal 0,5
mg/kg/8jam pada pada saat demam > 38,5
0C
Resiko
kejang berulang
30 – 60%
(Level I, Rekomendasi A)
• Dosis di atas cukup tinggi
WASPADA: ataksia, iritabel
dan sedasi
• Fenobarbital, karbamazepin & fenitoin
Tidak berguna
mencegah KD
(Level II, Rekomendasi E)
Pemberian Obat Rumatan
1. I N D I K A S I
• Obat rumatan DIINDIKASIKAN diberikan pada
KD dengan ciri-ciri sbb:
1. Kejang lama > 15 menit
2. Kelainan neurologis sebelum dan sesudah
kejang (hemiparesis, paresis Todd, cerebral
palsy, retardasi mental dan hidrosefalus)
3. Kejang fokal
Pemberian Obat Rumatan…
• Obat rumatan DIPERTIMBANGKAN diberikan
pada KD bila:
1. Kejang berulang
2 kali dalam 24 jam
2. Pada bayi < 12 bulan
3.
4 kali per tahun
AAP. Practice parameter: Longterm treatment of the child with simple febrile seizures. Pediatr 1999;103:1307-9.
Pemberian Obat Rumatan…
2. JENIS ANTIKONVULSAN
• Asam valproate atau fenobarbital setiap hari
efektif menurunkan resiko berulangnya KD
(Level I)
• Fenobarbital ditinggalkan karena
menimbulkan gangguan prilaku dan kesulitan
belajar (40-50%)
• Pilihan saat ini adalah asam valproate
(Depakene
®
)
Pemberian Obat Rumatan…
Asam valproate:
• Dosis asam valproate 15 – 40 mg/kg/hari dibagi dalam
2 -3 dosis
• Pada sebagian kecil kasus, terutama usia <2 tahun
AAP. Committee on drugs. Behavioral and cognitive effects of anticonvulsant therapy. Pediatr 1995; 96:538-40. AAP. Practice parameter: Longterm treatment of the child with simple febrile seizures. Pediatr 1999; 103:1307-9.
Pemberian Obat Rumatan…
3. LAMA PENGOBATAN
• Diberikan selama 1 tahun bebas kejang
• Kemudian dihentikan secara bertahap selama
1-2 bulan.
Soetomenggolo TS. Buku Ajar Neurologi Anak. 1999. Knudsen FU. Febrile seizures: treatment and outcome. Brain Dev 1996; 18:438-49.