• Tidak ada hasil yang ditemukan

P U T U S A N Nomor 0013/Pdt.G/2014/PTA Pdg. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "P U T U S A N Nomor 0013/Pdt.G/2014/PTA Pdg. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

P U T U S A N

Nomor 0013/Pdt.G/2014/PTA Pdg. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Tinggi Agama Padang yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat banding dalam persidangan majelis, telah menjatuhkan Putusan sebagai berikut dalam perkara “Cerai Talak” antara :

PEMBANDING, umur 52 tahun, agama Islam, pendidikan D III Akuntansi,

pekerjaan PNS, tempat tinggal di KABUPATEN AGAM, sebagai

Termohon Konvensi/Penggugat Rekonvensi/Pembanding ;

melawan

TERBANDING, umur 39 tahun, agama Islam, pendidikan SMA, pekerjaan PNS ,

tempat tinggal di KABUPATEN AGAM, sebagai Pemohon

Konvensi/Tergugat Rekonvensi/Terbanding;

Pengadilan Tinggi Agama tersebut;

Telah membaca berkas perkara dan semua surat yang berkaitan dengan perkara ini;

DUDUK PERKARA

Mengutip segala uraian tentang hal ini sebagaimana termuat dalam putusan Pengadilan Agama Lubuk Basung Nomor 0222/Pdt.G/2013/PA.LB tanggal 17 Februari 2014 M. bertepatan dengan tanggal 16 Rabiul Akhir 1435 H., yang

amarnya berbunyi sebagai berikut :

Dalam Konvensi

1. Mengabulkan permohonan Pemohon;

2. Memberi izin kepada Pemohon (TERBANDING) untuk menjatuhkan talak satu raj’i terhadap Termohon (PEMBANDING) di depan sidang Pengadilan Agama Lubuk Basung;

3. Memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Agama Lubuk Basung untuk menyampaikan salinan Penetapan Ikrar Talak kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Lubuk Basung, Kabupaten Agam dan kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan VII Koto, Padang Pariaman untuk dicatat dalam catatan yang disediakan untuk itu;

(2)

Dalam Rekonvensi

1. Mengabulkan gugatan Penggugat Rekonvensi untuk sebagian;

2. Menghukum Tergugat Rekonvensi untuk membayar kepada Penggugat Rekonvensi berupa:

2.1. Nafkah masa lalu (madhiah) selama 38 bulan sejumlah Rp. 4.000.000,- (empat juta rupiah);

2.2. Nafkah Iddah selama 3 bulan sejumlah Rp 1.800.000,- (satu juta delapan ratus ribu rupiah);

2.3. Mut’ah berupa emas seberat 2 (dua) emas;

3. Menolak gugatan Penggugat Rekonvensi untuk selebihnya;

Dalam Konvensi dan Rekonvensi

Membebankan kepada Pemohon Konvensi/Tergugat Rekonvensi untuk membayar biaya perkara ini yang hingga kini dihitung sebesar Rp. 191.000,- (seratus sembilan puluh satu ribu rupiah);

Membaca akta permohonan banding yang dibuat oleh Panitera Pengadilan

Agama Lubuk Basung yang menyatakan bahwa pada hari Selasa tanggal 25 Februari 2014, pihak Termohon Konvensi/Penggugat Rekonvensi telah

mengajukan permohonan banding terhadap Putusan Pengadilan Agama tersebut di atas, permohonan banding tersebut telah pula diberitahukan kepada pihak lawan pada tanggal 26 Februari 2014;

Berkenaan dengan permohonan banding tersebut di atas, Pembanding telah mengajukan memori banding tanggal 27 Februari 2014 yang diterima oleh Pengadilan Agama Lubuk Basung tanggal 28 Februari 2014, dan diberitahukan kepada pihak lawan pada tanggal 3 Maret 2014, sedangkan Terbanding telah pula mengajukan kontra memori banding tanggal 7 Maret 2014 yang diterima oleh Pengadilan Agama Lubuk Basung tanggal 10 Maret 2014 dan diberitahukan/diserahkan kepada pihak lawan tanggal 11 Maret 2014;

PERTIMBANGAN HUKUM

Menimbang, bahwa oleh karena permohonan banding dalam perkara ini telah diajukan dalam tenggat waktu dan menurut cara-cara yang ditentukan oleh perundang-undangan, maka permohonan banding tersebut formal harus dinyatakan dapat diterima;

(3)

Menimbang, bahwa Pengadilan Tinggi Agama sebagai pengadilan tingkat banding setelah membaca memori banding, kontramemori banding dan berkas perkara, agar dapat memberikan putusan yang adil dan benar, memandang perlu memeriksa ulang pokok perkara pada tingkat pertama antara Termohon

Konvensi/PenggugatRekonvensi/Pembanding dengan Pemohon Konvensi/

Tergugat Rekonvensi/Terbanding serta akan memeriksa dan mempertimbangkan ulang apa yang telah diperiksa, di pertimbangkan dan diputus pada tingkat pertama;

Dalam Konvensi

Menimbang, bahwa apa yang telah di pertimbangkan dalam putusan Pengadilan Agama dalam perkara a quo sebagian dapat disetujui oleh Pengadilan Tinggi Agama untuk dijadikan sebagai pertimbangan dan pendapatnya dengan alasan dan pertimbangan sebagai berikut;

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta yang terungkap di persidangan Pengadilan Agama bahwa rumah tangga Pemohon/Terbanding dengan Termohon

/Pembanding telah terjadi perselisihan dan pertengkaran, menurut

Pemohon/Terbanding sejak 4 tahun setelah menikah tetapi Termohon/Pembanding merasakan tidak rukun sejak menikah dan telah berpisah rumah sejak tahun 2010, yang menjadi penyebab karena adanya kecemburuan Termohon/Pembanding melihat adik perempuan Pemohon/Terbanding terlampau dekat dan bermanja-manja dengan Pemohon/Terbanding;

Menimbang, bahwa berdasarkan pengakuan Termohon/Pembanding dan dikuatkan dengan keterangan 2 (dua) orang keluarga dan orang dekat dari Pemohon/Terbanding, telah terbukti antara Pemohon/Terbanding dengan

Termohon/Pembanding telah terjadi perselisihan dan pertengkaran, upaya perdamaian telah dilakukan baik melalui keluarga maupun melalui mediasi tetapi tidak berhasil, bahkan sikap kedua belah pihak di persidangan yang menunjukkan keinginan untuk bercerai, dengan demikian alasan Pemohon/Terbanding telah sesuai dan telah memenuhi ketentuan Pasal 19 huruf (f) dan Pasal 22 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975;

Menimbang, bahwa alasan Pemohon/Terbanding yang menyatakan telah berpisah rumah sejak tahun 2010 karena Pemohon/Terbanding pergi meninggalkan Termohon/Pembanding, telah diakui oleh Termohon/Pembanding, berdasarkan pengakuan Termohon/Pembanding tersebut dalil Pemohon/Terbanding telah

(4)

terbukti, bahwa antara Pemohon/Terbanding dengan Termohon/Pembanding telah berpisah rumah sudah lebih 2 (dua) tahun lamanya, di persidangan kedua belah pihak menunjukan sikap tidak bersedia untuk kembali tinggal bersama, dengan demikian dalil permohonan Pemohon/Terbanding telah sesuai dan memenuhi ketentuan Pasal 19 huruf (b) dan Pasal 21 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975;

Menimbang, bahwa oleh karena dalil permohonan Pemohon/Terbanding telah mempunyai alasan yang cukup dan upaya perdamaian tidak berhasil, dengan demikian antara Pemohon/Terbanding dengan Termohon/Pembanding sudah sulit untuk mewujudkan rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan rahmah, sebagaimana diharapkan dalam Firman Allah dalam Surat Al-Rum ( مورلا ) ayat 21 :

ْحَرَو ًةَّدَىَّه نُكٌَْيَب َلَعَجَو اَهْيَلِإ اىٌُُكْسَتِّل اًجاَو ْزَأ ْنُكِسُفًَأ ْيِّه نُكَل َقَلَخ ْىَأ ِهِتاَياَء ْيِهَو

يِف َّىِإ ًةَو

َىوُرَّكَفَتَي ٍم ْىَقِّل ٍتاَيَلأ َكِلَذ

{ 12 }

(Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir). Maksud Firman Allah SWT tersebut dipertegas dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 dan Pasal 3 Kompilasi Hukum Islam menyatakan bahwa tujuan suatu perkawinan adalah untuk membina rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan rahmah, tetapi ternyata dalam rumah tangga Pemohon/Terbanding

dan Termohon/Pembanding sudah tidak terwujud lagi sebagaimana

dipertimbangkan di atas, maka jalan perceraian yang harus ditempuh;

Menimbang, bahwa berdasarkan apa yang telah dipertimbangkan oleh Hakim tingkat pertama dengan tambahan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, maka putusan Pengadilan Agama tersebut dapat dikuatkan;

Dalam rekonvensi

Menimbang, bahwa apa yang telah dipertimbangkan dalam putusan Pengadilan Agama dalam hal gugat rekonvensi, Pengadilan Tinggi Agama memandang perlu mempertimbangkan kembali dengan alasan sebagai berikut :

Menimbang, bahwa Penggugat Rekonvensi/Pembanding telah menggugat hak-haknya sebagai akibat terjadinya perceraian berupa :

(5)

a. Nafkah masa lalu (nafkah madhiyah) selama 38 bulan x Rp.3.000.000.-/bulan = Rp.114.000.000.-

b. Uang iddah selama 3 bulan x Rp.2.250.000.-/bulan = Rp.6.750.000.- c. Mut’ah berupa emas seberat 5 (lima) emas;

Menimbang, bahwa terhadap tuntutan nafkah masa lalu (nafkah madhiyah) hakim tingkat pertama telah mempertimbangkan dengan seksama tentang tamkinnya isteri (tidak nusyuz), pertimbangan mana telah benar, dan layak untuk diambil alih sebagai pertimbangan hakim pada tingkat banding;

Menimbang, bahwa terhadap tuntutan Penggugat Rekonvensi/Pembanding kepada Tergugat Rekonvensi/Terbanding untuk membayar nafkah masa lalu (nafkah madhiyah) selama 38 bulan sebesar Rp.114.000.000.- (seratus empatbelas juta rupiah), Tergugat Rekonvensi/Terbanding menyatakan hanya mampu membayar Rp. 4.000.000,- dapat ditafsirkan sebagai pengakuan berklausula, dimana Tergugat Rekonvensi/Terbanding walaupun tidak secara tegas mengakui dengan lisan (expressis verbis) dalil Penggugat Rekonvensi/Pembanding, tetapi dengan tidak mengajukan bantahan atau sangkalan dapat dikategorikan sebagai pengakuan diam-diam, dengan demikian Tergugat Rekonvensi/Terbanding telah terbukti melalaikan kewajibannya memberi nafkah kepada isterinya selama 38 bulan, Walaupun Pengugat Rekonvensi tidak menjelaskan secara rinci sejak tanggal berapa, bulan apa dan tahun berapa Tergugat Rekonvensi/Terbanding melalaikan kewajibannya tersebut;

Menimbang, bahwa terhadap tuntutan nafkah madhiyah sebesar Rp.114.000.000.- (seratus empatbelas juta rupiah), hakim tingkat pertama telah keliru dalam mempertimbangkan putusannya karena semata-mata mendasarkan kepada kesanggupan Tergugat Rekonvensi/Terbanding untuk membayar uang sebesar Rp. 4.000.000,- (empat juta rupiah) sebagai pengganti nafkah selama 38 bulan meninggalkan isteri dan dengan sengaja melalaikan kewajibannya sebagai seorang suami, sebagaimana disampaikan dalam repliknya (jawaban atas gugat Rekonvensi);

Menimbang, bahwa hakim pertama tidak mempertimbangkan kepentingan Penggugat Rekonvensi/Pembanding dan penderitaan yang dialaminya selama ditinggalkan oleh Tergugat Rekonvensi/Terbanding sebagai suami, in casu hakim tingkat pertama tidak pula mempertimbangkan kelayakan nafkah berdasarkan

(6)

Rp. 4.000.000,- untuk waktu 38 bulan (1.155 hari) berarti hanya Rp. 3.463,- (tigaribu empatratus enampuluh tiga rupiah) se-hari, suatu jumlah yang tidak layak dan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup/makan sehari;

Menimbang, bahwa atas pertimbangan tersebut di atas hakim tingkat pertama dipandang telah melanggar asas keseimbangan (audi et alteram partem)

karena tidak mempertimbangkan argumentasi pihak Penggugat

Rekonvensi/Pembanding dan tidak mendudukkan kedua belah pihak pada kedudukan yang sama, oleh karena itu pertimbangannya harus dikesampingkan;

Menimbang, bahwa atas apa yang dipertimbangkan hakim tingkat pertama yang menyatakan bahwa Tergugat Rekonvensi/Terbanding bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil, tidak mempunyai pekerjaan lain, dan penghasilannya hanya tersisa Rp. 20.252,- (dua puluh ribu dua ratus lima puluh dua rupiah) bahkan biaya hidup sehari-hari dibantu oleh saudara Tergugat (vide hal 17 Putusan Nomor 0222/Pdt.G/2013/PA LB) hakim tingkat banding berpendapat bahwa dalil Tergugat Rekonvensi/Terbanding tidak di dukung oleh alat bukti yang sempurna dan mengikat disebabkan antara lain :

a. Surat Keterangan Perincian dan Pemotongan Gaji Nomor : 01/rincian gaji-Bend/2014 (bukti P3) bertanggal 20 Januari 2014 yang dibuat dan ditanda tangani oleh Bendahara Pengeluaran Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Agam hanya bersifat Surat Keterangan biasa yang dibuat tidak sengaja atau tidak dengan maksud untuk dijadikan sebagai alat bukti, Surat Keterangan tersebut tidak memenuhi syarat formil alat bukti surat, karena tidak diberi materai, tidak di nazegelen ke kantor Pos dan tidak pula di legalisir ke Panitera Pengadilan Agama.

b. Kedua saksi yang diajukan oleh Tergugat Rekonvensi/Terbanding yaitu : 1). SAKSI I TERBANDING dan 2) SAKSI II TERBANDING dalam Sidang tanggal 20 Januari 2014 menerangkan “tidak mengetahui berapa penghasilan Tergugat Rekonvensi/Terbanding”, oleh karena itu kesaksiannya dalam hal ini tidak bernilai pembuktian;

Menimbang, bahwa suami wajib melindungi isterinya dan memberikan segala sesuatu keperluan hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya (Pasal 80 ayat (2) Kompilasi Hukum Islam) maka dipandang perlu untuk menentukan kriteria dan standar kemampuan seorang suami berdasarkan

(7)

penghasilan resmi, atau peraturan perundang-undangan bagi seorang Pegawai Negeri Sipil dan berdasarkan asas kepatutan atau kalayakan yaitu :

1). Berdasarkan bukti P2 dan bukti T Tergugat Rekonvensi/Terbanding sebagai PNS berpangkat Pengatur Muda Gol. II/a dengan gaji pokok sebesar Rp. 1.971.000,- (satu juta sembilan ratus tujuh puluh satu ribu rupiah).

Berdasarkan PP Nomor 22 Tahun 2013, dapat di ketahui bahwa Tergugat Rekonvensi/Terbanding sebagai PNS telah memilki masa kerja 9 tahun. Oleh karena itu berdasarkan PP Nomor 11 Tahun 2011 gaji pokoknya setiap bulan : pada tahun 2011 sebesar Rp. 1.702.200, dan pada tahun 2012 sebesar Rp. 1.854.900,- (PP 15 Tahun 2012) dan pada tahun 2014 sebesar Rp. 2.089.300,- (PP 34 Tahun 2014) ditambah tunjangan lainnya berdasarkan

peraturan yang berlaku bagi PNS;

2). Pasal 8 ayat (1) dan (3) PP Nomor 10 Tahun 1983 menyatakan “apabila perceraian terjadi atas kehendak PNS pria maka ia wajib menyerahkan sebagian gajinya untuk penghidupan bekas isteri dan anak-anaknya” dan “apabila dari perkawinan tersebut tidak ada anak maka bagian gaji yang wajib diserahkan oleh PNS pria kepada bekas isterinya ialah setengah gajinya”. 3). Asas Kepatutan di dasarkan kepada kebutuhan primer yang layak hidup,

seperti kebutuhan sandang, pangan dan papan (vide Pasal 80 ayat (4) Kompilasi Hukum Islam).

Menimbang, bahwa penghasilan Tergugat Rekonvensi/Terbanding

berdasarkan gaji pokoknya selama 3 (tiga) tahun terakhir yaitu : tahun 2011 sebesar Rp. 20.426.400,-, tahun 2012 sebesar Rp. 22.258.800,- dan tahun 2013 sebesar Rp. 23.652.000,- yang kalau dijumlahkan menjadi Rp. 66.337.200,- (rata-rata Rp. 1.842.700,- perbulan);

Menimbang, bahwa walaupun tuntutan Penggugat Rekonvensi/Pembanding sebesar Rp. 3.000.000,- perbulan (Rp. 114.000.000,- selama 38 bulan) masih dipandang wajar, tetapi setelah mempertimbangkan penghasilan riil Tergugat Rekonvensi/Terbanding hanya sebesar Rp. 66.337.200,- dalam tenggat waktu 3 (tiga) tahun (36 bulan) atau sekitar Rp. 70.022.600,- (38 bulan), maka tuntutan tersebut dipandang tidak wajar apabila dibandingkan dengan kemampuan Tergugat Rekonvensi/Terbanding;

(8)

Menimbang, bahwa Pasal 34 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 menyatakan bahwa “suami wajib melindungi isterinya dan memberikan segala sesuatu keperluan hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya” dan seorang PNS harus menjadi teladan dalam rumah tangga dan masyarakat, maka Pemerintah telah menetapkan PP Nomor 10 Tahun 1983 yang mengatur tentang izin perkawinan dan perceraian bagi PNS serta tanggung jawab seorang suami setelah menceraikan isterinya;

Menimbang bahwa Undang-undang tidak menjelaskan secara rinci bentuk perlindungan dan besarnya keperluan hidup berumah tangga bagi seorang isteri yang wajib ditanggung oleh suaminya, maka hakim tingkat banding merujuk pada ketentuan dan atau standar yang diatur dalam Pasal 8 ayat (1) dan (3) PP Nomor 10 Tahun 1983 yaitu sepertiga gaji diberikan kepada isteri apabila ada anak dan setengah apabila tidak ada anak;

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P2 Penggugat Rekonvensi berkerja juga sebagai PNS dengan pangkat Penata, Golongan III/c, dipandang mampu

hidup mandiri dan tidak menggantungkan semua keperluan hidup

berumahtangganya dari Tergugat Rekonvensi/Terbanding, disisi lain isteri tidak lagi menjalankan kewajibannya sebagai isteri selama berpisah menjadi hal yang meringankan bagi Tergugat Rekonvensi/Terbanding untuk membayar penuh nafkah madhiyah;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas majelis hakim tingkat banding sepakat untuk membebankan nafkah masa lalu (nafkah madhiyah) sebesar sepertiga rata-rata gaji pokok perbulan selama 3 (tiga) tahun terakhir (1/3 X Rp. 1.842.000,- X 38 bulan) yang besarnya akan dicantumkan dalam amar putusan ini;

Menimbang, bahwa atas tuntutan Penggugat Rekonvensi/Pembanding terhadap uang Iddah selama 3 bulan sebesar Rp. 6.750.000,- majelis hakim tingkat banding mempertimbangkan bahwa berdasarkan PP Nomor 34 Tahun 2014 gaji pokok Tergugat Rekonvensi/Terbanding tahun 2014 adalah sebesar Rp. 2.089.300,- (selama 3 bulan = Rp. 6.267.900,-), maka dengan berpedoman pada standar dan pertimbangan sebelumnya, kemampuan Tergugat Rekonvensi/Terbanding dan kelayakan bagi Penggugat Rekonvensi, majelis hakim tingkat banding menetapkan besarnya Nafkah Iddah maksimal setara dengan sebulan gaji atau dibulatkan menjadi Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah);

(9)

Menimbang, bahwa gugatan Penggugat Rekonvensi/Pembanding tentang mut’ah, oleh karena mut’ah adalah merupakan suatu pemberian yang harus dilakukan oleh Tergugat Rekonvensi/Terbanding yang menceraikan Penggugat Rekonvesi/Pembanding dengan masa perkawinan yang sudah lebih 10 (sepuluh) tahun, sepatutnya Tergugat Rekonvensi/Terbanding memberikan sesuatu yang berharga kepada Penggugat Rekonvensi/Pembanding, berdasarkan kemampuan Tergugat Rekonvensi/Terbanding dan masa perkawinan yang telah berlangsung selama 10 tahun, oleh karena itu sepantasnya Tergugat Rekonvesi/Terbanding memberikan mut’ah berupa emas seberat 4 (empat) emas atau setara dengan 10 (sepuluh) gram kepada Penggugat Rekonvensi/ Pembanding;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas, maka putusan Pengadilan Agama tersebut dapat dikuatkan dengan perbaikan amar sebagaimana tersebut dalam diktum putusan ini ;

Dalam Konvensi Dan Rekonvensi

Menimbang, bahwa oleh karena perkara ini termasuk dalam bidang perkawinan, maka berdasarkan Pasal 89 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan yang kedua dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 biaya yang timbul

dalam perkara ini pada tingkat banding dibebankan kepada Termohon Konvensi/Penggugat Rekonvensi/Pembanding;

Mengingat segala ketentuan perundang-undangan yang belaku dan hukum syar’i yang berkaitan dengan perkara ini;

M E N G A D I L I

- Menyatakan permohonan banding yang diajukan oleh Termohon Konvensi/ Penggugat Rekonvensi/Pembanding dapat diterima;

- Menguatkan putusan Pengadilan Agama Lubuk Basung Nomor

0222/Pdt.G/2013/PA.LB tanggal 17 Februari 2014 M. bertepatan dengan tanggal 16 Rabiul Akhir 1435 H, dengan perbaikan amarnya sebagai berikut;

Dalam Konvensi

(10)

2. Memberi izin kepada Pemohon Konvensi/Terbanding untuk menjatuhkan talak satu raj’i terhadap Termohon Konvensi/Pembanding di depan sidang Pengadilan Agama Lubuk Basung;

3. Memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Agama Lubuk Basung untuk menyampaikan salinan Penetapan Ikrar Talak kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Lubuk Basung, Kabupaten Agam dan kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan VII Koto, Padang Pariaman untuk dicatat dalam catatan yang disediakan untuk itu;

Dalam Rekonvensi

1. Mengabulkan gugatan Penggugat Rekonvensi/Pembanding untuk sebagian; 2. Menghukum Tergugat Rekonvensi/Terbanding untuk membayar kepada

Penggugat Rekonvensi/Pembanding berupa:

2.1. Nafkah masa lalu (nafkah madhiah) sebesar Rp. 23.332.000,- (dua puluh tiga juta tiga ratus tiga puluh dua ribu rupiah);

2.2. Nafkah Iddah selama 3 bulan sebesar Rp 2.000.000,- (dua juta rupiah); 2.3. Mut’ah berupa emas seberat 4 (empat) emas atau setara dengan 10

(sepuluh) gram emas;

3. Menolak gugatan Penggugat Rekonvensi/Pembanding untuk selebihnya;

Dalam Konvensi Dan Rekonvensi

- Membebankan biaya perkara pada tingkat pertama kepada Pemohon Konvensi/Tergugat Rekonvensi/Terbanding sebesar Rp 191.000,- (Seratus sembilan puluh satu ribu rupiah);

- Membebankan biaya perkara pada tingkat banding kepada Termohon Konvensi/Penggugat Rekonvensi/Pembanding sebesar Rp 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah);

Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Agama Padang pada hari Selasa tanggal 13 Mei 2014 M bertepatan dengan tanggal 13 Rajab 1435 H, oleh kami Drs. H. MOH. THAHIR,

S.H., M.H sebagai Ketua Majelis, Drs. H. MEDIS CHAN dan Drs. H. JAMILUS, S.H., M.H sebagai Hakim-Hakim Anggota, dan diucapkan dalam

(11)

dengan tanggal 28 Syakban 1435 H, oleh Ketua Majelis tersebut dengan dihadiri oleh Hakim-Hakim Anggota dan ALRIF YUSDARMAN, S.H sebagai Panitera Pengganti, dengan tidak dihadiri oleh kedua belah pihak berperkara.

Ketua Majelis, ttd

Drs. H. MOH. THAHIR, S.H., M.H

Hakim Anggota, Hakim Anggota ttd ttd

Drs. H. MEDIS CHAN Drs. H. JAMILUS, S.H,. M.H

Panitera Pengganti ttd

ALRIF YUSDARMAN, S.H

Perincian biaya perkara :

1. Redaksi : Rp 5.000

2. Materai : Rp 6.000

3. Biaya Proses : Rp 139.000

Jumlah : Rp 150.000 UNTUK SALINAN

P A N I T E R A

Referensi

Dokumen terkait

PEMETAAN RAWAN DAN RESIKO KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (Studi Kasus Kabupaten Rokan Hilir Dan Rokan Hulu, Provinsi Riau)..

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu pengembangan serta memperkaya pengetahuan Ilmu Hukum khususnya dibidang Hukum Internasional tentang status kepemilikan

tetapi juga melakukan investasi pada infrastruktur yaitu: sumber daya manusia, sistem dan prosedur. Tolak ukur kinerja keuangan, pelanggan, dan proses bisnis internal

(1) Maksud dibentuknya Peraturan Walikota ini adalah sebagai pedoman bagi Pemerintah Daerah dalam melakukan pembukaan, pengoperasian dan penutupan rekening serta

Seperti yang disebutkan pada bab-bab sebelumnya bahwa kata Wail dalam al- Qur’an terdapat 25 ayat dari 15 surat, 1 akan tetapi dalam penelitian ini penulis. membatasi ayat-ayat

Tujuan dari skripsi ini untuk melihat dari para peserta didik bisa menerima model Production Based Training atau tidak, mendesign pembelajaran mata pelajaran Sejarah

Besarnya pengaruh terhadap rasio lancar perusahaan perdagangan besar barang produksi yang terdaftar di BEI dapat dijelaskan rasio per- putaran piutang usaha dan periode penagihan

Masalah-masalah penelitian tersebut sangat penting untuk diteliti bagi pengembangan ilmu pemasaran terutama yang berkaitan dengan orientasi pasar, pembelajaran oragisasional