• Tidak ada hasil yang ditemukan

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS DITINJAU DARI SELF-EFFICACY SISWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS DITINJAU DARI SELF-EFFICACY SISWA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

DITINJAU DARI SELF-EFFICACY SISWA

Vira Annisa

Pogram Studi Pendidikan Matematika STKIP YPM Bangko Email: viraannisa2019@gmail.com

ABSTRACT

The purpose of this study is to describe the understanding of mathematical concepts taught with the Jigsaw type cooperative learning model better than conventional learning of class IX students of Merangin 43 State Junior High School in 2019/2020 school year. This research uses a quantitative approach with an experimental method. The sampling technique uses simple random sampling. Data collection techniques using test and non-test. The test is in the form of problem description and non-test in the form of self-efficacy questionnaire. The analysis technique uses t-test, t-test and two-way anova. The test results state that: understanding of mathematical concepts both overall and with high, moderate and low self-efficacy with the type of jigsaw cooperative learning model is better than conventional approaches, and there is an interaction between the jigsaw type and conventional learning model cooperative learning in terms of student learning independence .

Keywords: understanding mathematical concepts, self-efficacy. PENDAHULUAN

Untuk meningkatkan pemahaman konsep dalam pembelajaran matematika, guru juga harus memperhatikan self-efficacy siswa. Menurut Shulton (2014:253) ”

self-efficacy merupakan suatu kondisi yang

mempengaruhi seseorang dan menjadi motivasi di dalam diri serta mampu meningkatkan keberhasilan untuk mencapai sesuatu”. Self-efficacy atau efikasi diri memegang peran penting dalam diri seseorang yang dapat mengkondisikan diri untuk meningkatkan dan berusaha dengan sungguh-sungguh karena ingin mencapai kesuksesan sebagaimana yang dinginkan. Efikasi diri yang tinggi akan membangkitkan energi untuk melakukan kegiatan belajar yang lebih. self-efficacy memiliki pengaruh yang besar terhadap prestasi siswa dalam pembelajaran matematis.

Dari kegiatan obeservasi dan tes awal yang telah dilakukan kepada siswa SMP Negeri 43 Merangin disimpulkan masih banyak siswa tidak fokus dalam proses pembelajaran, hal ini terlihat saat siswa tidak fokus saat guru memberikan penjelasan terhadap materi siswa ribut dan mengobrol dengan temannya, bahkan sebagian siswa

terlihat ada yang mengantuk saat guru menjelaskan materi pelajaran. Begitu pula banyak siswa terlihat malas untuk bertanya jika belum memahami materi dan ketika guru yang bertanya siswa hanya diam tidak bisa menjawab.

Dari permasalahan yang telah dijelaskn maka perlu penerapan model pembelajaran yang sesuai sehingga dapat membuat siswa tertarik mengikuti pembelajaran, karena ktepatan guru saat menerapkan model akan berakibat bagi pelaksaan pengajaran dikelas. Adapun model pembelajaran yang diduga dapat menumbuhkan pemahaman konsep matematis yaitu model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Budiyanto (2016:79) menyatakan bahwa “pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan pembelajaran yang dirancang agar dapat menumbuhkan siswa agar dapat bertanggung jawab dalam pelanjarannya dan terhadap orang lain”.

Pembelajaran tersebut berbasis kontekstual sehingga bisa memacu stimulus siswa untuk berfikir. Slavin (dalam Afritesya dan Santoso, 2016:120) menyatakan bahwa “model jigsaw cocok untuk pembelajaran

(2)

seperti ilmu sosial, pengetahuan ilmiah, yang memiliki tujuan pembelajaran untuk menguasai konsep dibandingkan kemampun”. Pada model tersebut membuat siswa lebih aktif bertanya dan menyampaikan pemikirannya, mendapatkan info, menemukan berbagai cara untuk mendapatkan penyelesaian, sehingga dapat membantu meningkatkan siswa dalam memahami konsep pelajarannya.

Hal ini sesuai dengan penelitian oleh Yueh Min Huang (dalam Afritesya dan Santoso, 2016:127) yang menyatakan bahwa pada penerapan metode jigsaw di kelas, partisipasi siswa menjadi lebih aktif dalam poses belajar membentuk peserta didik makin mengerti konsep dipelajarinya dengan baik. Model pembelajran kooperatif tipe jigsaw dapat membantu siswa mempertajam keahliannya dengan membagikan pengetahuan kepada teman satu kelompoknya, siswa dituntut untuk belajar menjadi guru bagi teman, siswa dilatih menjadi pendengar yang baik karena mereka harus mendengarkan penjelasan konsep yang dijelaskan oleh temannya. Kemudian pada akhir pembelajaran siswa mendapatkan kesimpulan mengenai penjelasan dari guru tentang konsep materi yang dipelajari, hal ini membuat siswa lebih paham dengan setiap konsep yang telah dibahas dalam kelompok mereka sebelumnya.

Selain pemahaman konsep matematis, hal lain yang perlu diperhatikan adalah self efficacy siswa. Shulton (2014:253) mengungkapkan bahwa

“self-efficacy merupakan keadaan diri seseorang

yang dapat memberikn pengaruh serta energi sehingga dapat meningkatkan pencapaian keberhasilan seseorang tersebut”. Self

efficacy di dalam diri seseorang memiliki

peran untuk mengkondisikan diri bersungguh-sungguh dalam berusaha untuk mencapai kesuksesan yangingin diperoleh. Jika orang tersbut mempunyai self efficacy yang tinggi siswa akan memiliki semangat yang lebih tidak mudah menyerah ketika menemukan kesulitan dalam mengerjakan soal dan proses pembelajaran itu sebabnya memiliki self efficacy yang baik. Sehingga

meningkatkan keyakinan dengan kemampuan dirinya, tidak mudah putus asa ketika kesullitan dalam memahami materi bahkan mengerjakan soal. Dengan demikian,

self efficacy merupakan bagian yang harus

diperhatikan karena dalam hidup seseorang memiliki banyak harapan.

METODE PENELITIAN

Peneltian disini merupakan penelitian kuantitatif dan metode eksperimen. Populasi pada penelitian ini yaitu kelas murid kelas IX SMP N 43 Merangin tahun pelajaran 2019/2020. Diketahui data berdistribusi normal dan homogen serta mempunyai kesaamaan rata-rata. Dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan

probability sampling. Teknik pengumpul

data berupa tes berupa soal essay. Sebelum menggunakan rumus statistic untuk menguji hipotesis, sebaiknya melakukan uji prsyaratan anlisis data menggunakan ujii normlitas yaitu Kollmogorov smirrnov dan uji homogenitas memakai uji-F.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bagian ini dilakukan analisis data yang diperoleh dari masing-masing kelas sampel, dan data kemandirian belajar yang tinggi, sedang maupun rendah.

Kemampuan Representasi Matematis

Di bawah ini ditampilkan data hasil tes kelas sampel.

Gambar 1. Diagram Rekapitulasi Tes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

(3)

Dari gambar terlihat kelas eksperimen dengan self-efficaccy ynag tinggi, sedang, maupun rendah memiliki nilai rata-rata lebih baik jika dibanding dengan kelas kontrol. Melihat dari standar deviasi kelas eksperimen baik secara total, dan

self-efficacy yang tinggi sedang dan rendah kelas

kontroll lebih tinggi daripada kelas eksperimen, data tersebut menunjukkan bahwa nilai siswa kelas kontrol lebih menyebar dibandingkan eksperimen. Kelas eksperimem memiliki nilai maksimum yang lebih tinggi dari kelas kontrol, begitu pula pada nilai mimumnya.

Deskripsi Data Self-Efficacy Belajar

Setelah melakukan penyebaran angket pada kelas sampel, maka diperoleh

self-efficacy siswa yaitu:

Dari gambar diketahui bahwa pada kelas eksperimen self-efficacy tinggi sebanyak 9 orang atau 29,03%, sedang ada 17 orang atau 54,83%, dan rendah 5 orang atau 16,12%. Sedangkan pada kelas kontrol self-efficacy tinggi sebanyak 5 orang atau 16,12%, sedang ada 20 orang atau 64,51%, dan rendah 6 orang atau 19,35%.

Gambar 2. Diagram Jumlah Siswa dengan

Self-fficacy Tinggi, Sedang

dan Rendah

Pengujian Hipotesis

Sesuai dengan metodologi penelitian, hipotesisi 1 dan 3 menggunakan uji-t’, hipotesis 2 dan 4 menggunakan uji-t, dan hipotesis 5 menggunakan avova dua arah.

Hasil perhitungan hipotesis 1 pada Tabel berikut:

Tabel 1. Hasil Uji-t’ pada Hipotesis 1 Kelas Deskripsi Nilai Keputus

an 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 Eksperimen 4,987 2,910 H1 diterima Kontrol

Dari perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 4,987 dan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,910. Karena 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka H1 diterima. Kesimpulannya yaitu pemahamn konsep matematis siswa pada kelas eksperimenn lebih baik jika dibanding dengan kelas kontrol.

Hasil perhitungan hipotesis yaitu: Tabel 2. Hasil Uji-t pada Hipotesis 2

Kelas Deskripsi Nilai Keputus an 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 Eksperimen 2,001 1,782 H1 diterima Kontrol

Dari perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 2,001 dan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 1,782. Karena 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka H1 diterima. Kesimpulannya yaitu pemahaman konsep matematis siswa dengan self-efficcay yang tinggi pada kelas eksperimen lebih baik jika dibanding dengan kelas kontrol.

Kelas Eksp erim en Perse ntase Kelas Kontr ol Perse ntase Tinggi 9 29,03% 5 16,12% Sedang 17 54,83% 20 64,51% Rendah 5 16,12% 6 19,35% 0 5 10 15 20 25 A xi s Ti tl e

self-efficacy siswa

(4)

Hasil perhitungan hipotesis 3:

Tabel 3. Hasil Uji-t’ pada Hipotesis 3

Kelas Deskripsi Nilai Keputus an 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 Eksperimen 4,116 1,943 H1 diterima Kontrol

Dari perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔= 4,116 dan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙= 1,943. Karena 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka H1 diterima. Kesimpulannya yaitu pemahaman konsep matematis siswa dengan self-efficcay yang sedang kelas eksperimenn lebih baik jika dibanding dengan kelas kontrol.

Hasil perhitungan hipotesis 4 pada Tabel berikut:

Tabel 4. Hasil Uji-t pada Hipotesis 4

Kelas Deskripsi Nilai Keputus an 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 Eksperimen 1,850 1.833 H1 diterima Kontrol

Dari perhitungan diperoleh 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 1,850 dan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 1,833. Karena 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka H1 diterima. Kesimpulannya yaitu pemahaman konsep matematis siswa dengan self-efficcay yang rendah pada kelas eksperimen lebih baik jika dibanding dengan kelas kontrol.

Hasil perhitungan hipotesis 5:

Tabel 5. Hasil Anova Dua Arah pada Hipotesis 5

Berdasarkan hasil perhitungan, untuk mendapatkan interaksi A x B diproleh Fhitung

demikian, Fhitung < Ftabel atau 0,065 < 3,16 maka diberi kesimpulan H0 ditolak dan H1 diterima. Karena H1 diterima, artinya terdapat interaksii antara model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan pembelajaran konvensional ditinjau dari

self-efficacy dalam mempengaruhi pemahamn

konsep matematis, oleh karena itu pengujian dilanjutkan ke pasca anova dengan mengunakan Uji Tukeys HSD, untuk mengetahui kombinasi mana yang berbeda dengan yang lainnya. Diperoleh hasil sebagai berikut:

Berdasarkan Tabel 33 di atas, pada baris pertama yaitu siswa dengan

self-efficacy tinggi diajarkan dengan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw mempunyai nilai -0,546 dan dengan pembelajaran konvensional mempunyai nilai 0,547. Hal ini berarti bahwa siswaa dengan

self-efficacy tinggi cocok diajarkan menggunakan pembelajaran konvensional. Pada baris kedua yaitu siswa dengan

self-efficacy sedang diajarkan dengan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw mempunyai nilai 0,166 dan pembelajaran konvensional mempunyai nilai -0,165. Hal ini berarti bahwa siswa dengan self-efficacy sedang cocok diajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Pada baris ketiga yaitu siswa dengan self-efficacy rendah diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw mempunyai nilai 0,382 dan dengan pembelajaran konvensional mempunyai nilai -0,381. Hal ini berarti bahwa siswa dengan self-efficcy tinggi cocok diajarkan denga metode jigsaw.

Berdasarkan pengujian hipotesis pertama yang telah dilakukan, diperoleh hasil 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau 4,987 > 2,910 maka dapat disimpulkan bahwa H1 diterima dan H0 ditolak. Dari hasil analisis data, rata-rata skor

(5)

siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih tinggi daripada pembelajaran konvensional, hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaaw lebih baik daripada pembelajaran konvensional dalam meningkatkan pemaham konsep matematis siswa kelas IX SMP Negeri 43 Merangin tahun pelajaran 2019/2020. Sesuai dengan pendapat menurut (Huda, 2011:120) pembelajaran tersebut merupakan pembelajaran kooperatif yang mampu meningkatkan perseta didik untuk lebih aktif.

Dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw memiliki beberapa kekurangan, diantaranya membutuhkan waktu yang lama, guru hendaknya bisa membuat perencanaan yang baik agar tidak menyita banyak waktu. Selain itu pada kemampuan mengajarkan yang masih terbatas. Oleh karena itu, bimbingan guru selama belajar untuk meminimalisir kegagalan agar tidak terjadi kesalahan penyimpulan oleh siswa.

Penelitian ini dilakukan dengan 3 kali pertemuan dan 1 kali post test. Pada pengamatan pertemuan pertama dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, terlihat siswa aktif bergabung berdasarkan kelompok yang telah ditentukan secara heterogen menurut tingkat kemampuannya, bahkan ada salah satu siswa yang protes dan ingin pindah ke kelompok yang lain. Hal ini bisa terjadi karena siswa terbiasa satu kelompok dengan teman akrabnya, atau siswa menentukan sendiri anggota kelompoknya.

Pada pengujian hipotesis kedua yang telah dilakukan, diperoleh hasil 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau 2,001 > 1,782maka dapat disimpulkan bahwa H1 diterima. Dari hasil analisis data, rata-rata skor siswa dengan

self-efficacy tinggi pada kelas eksperimen lebih

tinggi daripada kelas kontrol. Dengan demikian, pemahaman konsep matematis siswa dengan self-efficcay tinggi diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih baik daripada pembelajaran konvensional siswa kelas IX SMP Negeri 43 Merangin tahun pelajaran 2019/2020.

Hairida dan Astuti (2012:26) yang menyatakan jika siswa mempunyai

self-efficcy yang tinggi maka akan baik juga

prestasi siswa dalam belajar.

Pada pengujian hipotesis ketiga yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau 4,116 > 1,943 maka dapat disimpulkan bahwa H1 diterima dan H0 ditolak. Dari hasil analisis data, rata-rata skor siswa dengan self-efficacy sedang pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Dengan demikian, pemahaman konsep matematis dengan self-efficacy sedang yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih baik daripada pembelajaran konvensional siswa kelas IX SMP Negeri 43 Merangin tahun pelajaran 2019/2020.

Sesuai dengan pendapat Antar (2014) menunjukkn bahwa siswa yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw memiliki pemahaman konsep dan sikap ilmiah yang lebih tinggi dibandingkan pada kelas kontrol yang menerapkan pembelajaran konvensional. siswa hanya mendengarkan dan memperhatikan guru saja, siswa terlihat bingung dan ragu tetapi tidak bertanya kepada guru, merasa kesulitan ketika mengerjakan soal, dan hanya memiliki teman sebangku untuk berdiskusi. Ini membuktikan jika kegiatan belajar siswa dengan model pembelajaran koopertif tipe jigsaw mampu membuat peningkatan pada pemahaman konsep matematis secara optimal, menumbuhkan kepcerayaan diri sehingga meningkatkan kemampuan siswa.

Pada pengujian hipotesis keempat yang telah dilakukan, diperoleh bahwa 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau 1,850 > 1,833 maka dapat disimpulkan bahwa H1 diterima dan H0 ditolak. Melihat hasil analisis, rata-rata skor siswa dengan self-efficacy rendah pada kelas eksperimen lebih tinggi jika dibanding kelas kontrol. Dengan demikian, pemahaman konsep matematis dengan self-efficacy rendah yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih baik daripada pembelajaran konvensional

(6)

siswa kelas IX SMP Negeri 43 Merangin tahun pelajaran 2019/2020.

Begitu pula dengan pendapat Chacellor dan Grambinger (dalam Marlina dkk, 2014:44) yang menyatakan adanya kelompok kecil dalam pembelajaran akan memudahkan siswa saat menyelesaikan soal yang mungkin tidak dapat diselesaikan secara individu. Sedangkan di kelas kontrol siswa yang memiliki self-efficacy rendah akan mudah menyerah saat menemui soal yang sulit, siswa tidak tidak mau bertanya kepada guru dan teman, sehingga berakibat siswa tidak menyelesaikan soal yang diberikan, lebih memilih untuk mencontek.

Pada pengujian hipotesis kelima yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau 0,065 <3,16 maka H1 diterima yang artinya terdapat interaksi antara model pembalajaran kooperatif tipe jigsaw dan pembelajaran konvensional ditinjau dari self-efficacy dalam mempengaruhi pemahamn knsep matematis siswa kelas IX SMP Negeri 43 Merangin Tahun Pelajaran 2019/2020.

SIMPULAN

Dari penjelasan sebelumnya bis ditarik kesimpulan: pemahaman konsep matematis siswa kelas eksperimen lebih baik jika dibanding kelas kontrol, pemahaman konsep matematis yang memiliki self-efficacy tinggi, sdang dan rendah kelas eksperimen lebih baik jika dibanding kelas kontrol, dan terdapat interaksi antara model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan pembelajaran konvensional dengan self-efficacy siswa dalam mempengaruhi pemahaman konsep matematis matematis.

UCAPAN TERIMAKASIH

Ucapan terimakasih peneliti sampaikan kepada dosen pembimbing dan penguji yang telah membing peneliti untuk menyelesaikan penelitian ini, dan kepada pihak SMP Negeri 43 Merangin atas izin yang telah diberi dalam melaksanakan penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Fauzan, Ahmad. 2012. Kemampuan

Matematika. Padang: Universitas Negeri Padang.

Sulthon. 2014. Membangun Efikasi Diri untuk Meningkatkan Performansi Siswa di Sekolah. Jurnal Elementary, 2(2): 252–267.

Budiyanto, M. A. K. 2016. SINTAKS 45

Metode Pembelajaran Dalam Student Centered Learning (SCL). Malang:

Malang Press.

Hairida, dkk. 2012. Self-Efficacy dan Prestasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA-Kimia. Jurnal Pendidikan Matemtika

dan IPA, 3(1):16-34.

Marlina, dkk. 2014. Peningkatan Kemampuan Komunikasi dan

Self-Efficacy Siswa SMP dengan Menggunakan Pendekatan Diskursif.

Jurnal Didaktik Matematika, 1(1):

Gambar

Gambar  1.  Diagram  Rekapitulasi  Tes  Kelas  Eksperimen dan Kelas Kontrol
Gambar  2.  Diagram  Jumlah  Siswa  dengan  Self-fficacy  Tinggi,  Sedang  dan Rendah
Tabel 3. Hasil Uji-t’ pada Hipotesis 3

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah: (1) ada hubungan antara persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru dengan prestasi belajar siswa; (2) ada hubungan

Sebanyak 250 mahasiswa arsitektur se-Malang Raya memadati jantung Hutan Kota dalam even yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Arsitektur (HMA) ITN Malang.. Berbagai

CONSTRUCTED INTERACTIVE ANIMATION AS A MEDIA TO MEASURE STUDENTS’ COLLABORATIVE PROBLEM SOLVING. SKILLS AND IMPROVE STUDENTS’ UNDERSTANDING IN

B) Waran yang dikeluarkan oleh seorang Pegawai Pengawal dari sebuah Jabatan kepada seorang Pegawai Pengawal dari Jabatan lain untuk membelanjakan sejumlah wang

Data luara pe elitia erupa artikel atau poster ya g di uat dala prosidi g di asukka pada e u artikel/poster dala prosidi g.. Ta pila ya se egai

Mereka yang menentang pun pada akhirnya akan tersisih dari masyarakat dan mengalami berbagai bentuk diskriminasi gender, seperti halnya yang dialami oleh Gin.. Ada berbagai

Setelah melalui proses pengumpulan data, diskusi ahli dan penelitian terhadap pelaksanaan Standar Perencanaan Irigasi terdahulu serta hasil perencanaan yang telah

Selanjutnya minimnya pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran hukum di lingkungan masyarakat terutama mengenai perlindungan anak, hal ini didasarkan pada hasil wawancara