• Tidak ada hasil yang ditemukan

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN B O G O R

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN B O G O R"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

K E P U T U S A N

KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK. 181/Dik-1/2010

T e n t a n g

KURIKULUM DIKLAT

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NOMOR 32

KEPALA PUSAT,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka menciptakan keseragaman dan harmonisasi dalam perlakuan akuntansi dan penyajian laporan keuangan perusahaan pengusahaan hutan perlu disusun Akuntansi Kehutanan;

b. bahwa untuk menunjang upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan para stakeholder sebagaimana butir a dipandang perlu dilakukan melalui Diklat Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 32;

c. bahwa untuk tercapainya tujuan pada diktum a dan b, perlu ditetapkan kurikulum diklat dengan Keputusan Kepala Pusat Diklat Kehutanan.

Mengingat : 1. Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan Jo. UU RI No. 19 tahun 2004 tentang penetapan Perppu No. 1 tahun 2004 tentang perubahan atas UU No. 41 tahun 1999;

2. Peraturan Menteri Kehutanan No. P. 13/Menhut-II/2004 tanggal 6 Mei 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kehutanan serta peraturan-peraturan tentang perubahannya; 3. Peraturan Menteri Kehutanan No. P. 20/Menhut-II/2004 tanggal

15 Desember 2004 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan.

MEMUTUSKAN...

KEMENTERIAN KEHUTANAN

SEKRETARIAT JENDERAL

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN

B O G O R

(2)

M E M U T U S K A N

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN TENTANG KURIKULUM DIKLAT PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NOMOR 32;

PERTAMA : Kurikulum Diklat Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 32 sebagaimana terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keputusan ini.

KEDUA : Kurikulum sebagaimana diktum PERTAMA digunakan sebagai acuan dalam menyelenggarakan Diklat Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 32 di lingkup Kementerian Kehutanan. KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila di

kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapannya akan diubah dan diperbaiki sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Bogor

(3)

Lampiran Keputusan Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan Nomor : SK.181/Dik-1/2010

Tanggal : 31 Mei 2010

1. Nama Diklat : Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 32

2. Jenjang : Lanjutan

3. Latar Belakang

Kondisi sumberdaya hutan di Indonesia saat ini semakin memprihatinkan dengan tingginya degradasi terhadap sumberdaya hutan yang ada. Kondisi ini mengharuskan adanya pengelolaan hutan secara terencana, rasional dan bertanggung jawab sesuai kemampuan dan daya dukung dari sumberdaya hutan itu sendiri, serta selalu memperhatikan kaidah-kaidah bahwa daya guna yang dikehendaki dari sumberdaya hutan haruslah tidak mengurangi kemampuan dan kelestarian dari sumberdaya lain yang berkaitan dengan ekosistem.

Kinerja unit pengelolaan hutan yang mencerminkan tingkat profesionalisme dari pelaksanaan kegiatan pengelolaan hutan perlu didukung oleh tersedianya informasi secara benar dan memadai yang dapat digunakan oleh unit manajemen pengelola hutan maupun oleh pihak pemerintah yang berwenang untuk melakukan pembinaan memberikan gambaran secara menyuluh tentang perkembangan kegiatan pengelolaan hutan adalah berupa Laporan Keuangan. Kegiatan pengelolaan hutan yang bersifat spesifik atau memiliki karakteristik khusus antara lain berupa daur/Siklus Produksi yang panjang, keanekragaman sistem silvikultur serta kewajiban tertentu sesuai ketentuan yang berlaku mengharuskan dalam setiap laporan keuangannya disamping prinsip-prinsip akuntansi yang telah ada diperlukan pernyataan standar akuntansi keuangan yang mengakomodir seluruh aspek kegiatan dalam pengelolaan hutan termasuk mampu mencerminkan karakteristik dari usaha pengelolaan hutan yang lebih dikenal dengan Pernyataan Akuntansi Keuangan Nomor : 32. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 32 tentang Akuntansi Kehutanan tersebut ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 581/Kpts-II/1994 yang mulai diberlakukan sejak tanggal 1 januari 1995.

Melihat pentingnya pengetahuan dalam memahami laporan keuangan dalam kegiatan pengelolaan hutan, maka perlu dilaksanakan Diklat Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor : 32 tentang Akuntansi Kehutanan bagi aparat pemerintah agar dapat mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pengelolaan hutan serta mampu memberikan pembinaan kepada unit manajemen untuk

(4)

melakukan kegiatan secara wajar dan benar dan tetap mengacu pada kelestarian hutan.

Proses produksi hasil hutan untuk mendapatkan kayu bulat memerlukan waktu yang panjang, dimulai dari penanaman, pemeliharaan dan pemungutan bergantung pada riap (growth) tegakan hutan yang akan ditentukan oleh rotasi/daur tanaman. Untuk hutan alam dengan silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI) diperlukan rotasi tebang 35 tahun, sedangkan untuk hutan tanaman daur ditetapkan sesuai dengan kelas perusahaan atau jenis tanaman yang diusahakan untuk flat growing species.

Pengertian hasil dalam pengusahaan hutan meliputi hasil tebangan, hasil olahan, dan hasil hutan lainnya. Setiap proses pengusahaan masing-masing hasil adalah spesifik dan memiliki karakteristik Khusus. Proses pengusahaan dan jenis hasil juga saling berkaitan.

Perusahaan pengusahaan hutan seperti IUPHHK Alam/IUPHHK Tanaman, memiliki hak dan kewajiban untuk melaksanakan kegiatan pengusahaan hutan (penanaman, pemeliharaan, pengolahan dan pemasaran) dan pengelolaan areal IUPHHK Alam /IUPHHK Tanaman yang meliputi : fungsi perencanaan pengusahaan hutan, pengorganisasian perusahaan terutama pendayagunaan tenaga teknis kehutanan dan tenaga professional pendukung kegiatan pengusahaan hutan, pelaksanaan pengusahaan hutan, perlindungan, pengawasan serta pengamanan hutan.

Salah satu indikasi pelaksanaan pengusahaan hutan yang baik oleh perusahaan antara lain dapat terlihat dari laporan keuangan yang disajikan, sehingga terwujudnya pembakuan perlakuan akuntansi dan penyajian laporan keuangan perusahaan pengusahaan hutan seperti pemegang IUPHHK Alam/IUPHHK Tanaman, berdasarkan asas keetrbukaan yang dapat dipergunakan oleh berbagai pihak ekstern sperti instansi berwenang dan masyarakat.

Dengan memeprhatikan karakteristik dan perkembangan usaha pengusahaan hutan dalam kerangka peraturan pemerintah dan peraturan perundangan yang berlaku, serta agar pihak yang berkepentingan dapat mengikuti perkembangan pengusahaan hutan yang dapat memberikan gambaran mengenai keadaan pengusahaan hutan. Untuk itu diperlukan suatu standar akuntansi yang mengatur perlakuan akuntansi dan pelaporan keuangan untuk transaksi yang spesifik dalam usaha pengusahaan hutan.

Standar akuntasi keuangan yang selama ini diatur masih bersifat umum, dan belum mengatur Praktek-praktek akuntasi usaha pengusahaan hutan. Oleh karena itu, dalam Praktek terdapat berbagai variasi dalam perlakuan akuntasi dan penyajian laporan keuangan, sehingga laporan keuangan kurang memiliki daya banding antara perusahaan pengusahaan hutan. Untuk menciptakan

(5)

keseragaman dan harmonisasi dalam perlakuan akuntansi dan penyajian laporan keuangan perusahaan pengusahaan hutan perlu disusun Akuntansi Kehutanan. Untuk menunjang hal tersebut dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para stakeholder, dipandang perlu untuk menyelenggarakan Diklat Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 32.

4. Deskripsi Singkat Diklat

Diklat ini dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja aparat kehutanan untuk dapat melakukan pembinaan pada unit manajemen terhadap evaluasi pelaporan keuangan agar dapat melakukan kegiatan pengelolaan hutan secara wajar, benar dan lestari.

Agar kemajuan penguasaan materi yang diberikan dapat dikethaui, maka di awal kursus ini akan diadakan penjajagan pengetahuan dan keterampilan bidang materi yang berkaitan dengan diklat ini untuk dibandingkan dengan penguasaan materi di akhir kursus. Bentuk/metode penjajagan penguasaan materi ini dapat disesuai dengan kondisi dan situasi diklat ini.

5. Tujuan Diklat

Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja aparat kehutanan untuk dapat melakukan pembinaan pada unit manajemen terhadap evaluasi pelaporan keuangan agar dapat melakukan kegiatan pengelolaan hutan secara wajar, benar dan lestari.

6. Sasaran Diklat

Setelah selesai mengikuti diklat, peserta diharapkan mampu :

a. Memahami gambaran kegaiatan perusahaan pemegang HPH/IUPHHK Alam/IUPHHK Tanaman

b. Memahami Pedoman Pelaporan Keuangan Pengusahaan Hutan (PPKPH) dan arah serta kebijakan sistem pelaporan keuangan perusahaan pengusahaan hutan.

c. Mengetahui laporan keuangan perusahaan pengusahaan hutan dan unsur-unsur laporan keuangan.

d. Memahami kesesuaian laporan keuangan perusahaan pengusahaan hutan e. Memahami analisa kinerja berdasarkan laporan keuangan perusahaan

pengusahaan hutan

f. Membaca laporan keuangan.

g. Menelaah laporan keuangan sesuai dengan standar format penyajian laporan keuangan untuk usaha dibidang kehutanan.

(6)

7. Kelompok Sasaran Diklat

a. Jumlah peserta : Maksimal 30 orang per kelas

b. Asal peserta : Dinas Kehutanan Propinsi, Dinas Kehutanan Kabupaten/ Kota, yang membidangi Kehutanan.

c. Persyaratan peserta :

- Status peserta : Pegawai Negeri Sipil (PNS) minimal eselon IV - Pendidikan : minimal Sarjana

- Umur : Maksimal 45 tahun - Sehat jasmani dan rohani

- Belum pernah mengikuti Diklat yang sama

8. Pengajar

a. Persyaratan Pengajar :

- Menguasai dan berpengalaman dalam materi yang diberikan baik teori maupun praktek.

- Menguasai metode pembelajaran bagi orang dewasa

- Mampu melakukan proses pembelajaran dan evaluasi hasil belajar b. Asal Pengajar :

- Departemen Kehutanan,

- Balai Pemantauan dan Pemanfaatan Hutan Produksi,

- Lembaga Penilai Independent atau praktisi yang berpengalaman dan - Instansi lain yang terkait.

9. Tempat Diklat

Diklat dilaksanakan di Pusat Diklat Kehutanan, Balai Diklat/Latihan Kehutanan dan tempat lain yang memenuhi persyaratan.

10. Waktu Diklat

Diklat dilaksanakan selama 6 hari setara 60 jpl @ 45 menit yang terdiri dari 40 jpl teori dan 20 jpl praktek.

11. Peralatan dan Bahan Diklat :

a. Untuk kebutuhan peserta : Kartu tanda pengenal, Perlengkapan alat tulis, Modul/bahan ajar/ hand out

b. Untuk di ruang kelas : Papan tulis dan spidol, OHP/OHT, Flip chart, Komputer, LCD dan alat bantu lainnya

c. Untuk praktek: Laporan Keuangan Unit Manajemen, Kertas A4 dan A3, Papan tulis dan spidol, OHP/OHT, Flip chart, Komputer, LCD dan alat bantu lainnya.

(7)

12. Daftar Mata Diklat

No. Mata Diklat JPL

I. TEORI 40

1. Bina Suasana Pelatihan 2

2. Kecerdasan Emosional dan Sipritual 2 3. Gambaran Kegiatan Perusahaan Pemegang Hak Pengusahaan

Hutan

2 4. Pedoman Pelaporan Keuangan Pengusahaan Hutan (PPKPH) dan

Arah serta Kebijakan Sistem Pelaporan Keuangan Perusahaan Pengusahaan Hutan

4

5. Laporan Keuangan Perusahaan Pengusahaan Hutan dan Unsur-unsur Laporan Keuangan

10 6. Kesesuaian Laporan Keuangan Perusahaan Pengusahaan Hutan

dengan PSAK No. 32

10 7. Analisa Kinerja Laporan Keuangan Perusahaan Pengusahaan

Hutan

10

II. PRAKTEK 20

1. Membaca dan menafsirkan Laporan Keuangan 20

Referensi

Dokumen terkait

positif tentang produk susu kedelai Sehelai, sehingga UMKM “Sehelai” dapat mendapat pelanggan baru dan tingkat produksi dapat dinaikkan sehingga penjualan. akan bertambah

Agar dapat diterima dengan baik dan mendatangkan hasil yang diinginkan, entah secara verbal atau nonverbal pesan itu dirumuskan dalam bentuk yang tepat,

Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis maka peneliti mengimpulkan dua hal sebagai berikut, Pertama Penegakan Pelanggaran Administrasi pada Pemilihan Umum Anggota DPRD

Hasil penelitian huungan antara sosiodemografi dan kondisi lingkungan terhadap keberadaan jentik di Desa Mangunjiwan Kecamatan Demak menunjukkan bahwa variabel yang

Apabila mahasiswa tidak dapat hadir karena sakit, maka wajib mengumpulkan surat sakit dari dokter praktik/ klinik berlisensi/ Rumah sakit paling lambat 1 hari setelah

yang terletak pada perairan kepulauan Natuna merupakan struktur fixed platform yang menggunakan jacket sebagai struktur penopang beban, akan tetapi letak Indonesia

Dalam hal kewenangannya Lembaga Administrasi Negara (LAN) melaksanakan pengembangan terhadap Aparatur Sipil Negara (ASN) antara lain kewenangan penelitian, pengkajian

Tidak perlu bingung dengan perbedaaan defi nisi tersebut, karena yang perlu kita ingat adalah jiwa itu sendiri berpengaruh terhadap tingkah laku manusianya.. Tingkah laku