• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL PENDIDIKAN ORANG DEWASA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODUL PENDIDIKAN ORANG DEWASA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL

PENDIDIKAN ORANG DEWASA

Dr. Lukman Effendy. M.Si

PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN

JURUSAN PENYULUHAN PERTANIAN

STPP BOGOR

2011

(2)

KATA SAMBUTAN

Modul ini disusun guna memenuhi kebutuhan bahan ajar mahasiswa, karenanya penghargaan saya sampaikan kepada Dr. Lukman Effendy, M.Si. sebagai penyusun sekaligus pengampu mata kuliah Pendidikan Orang Dewasa pada Jurusan Penyuluhan Pertanian STPP Bogor.

Semoga modul ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa khususnya dan pembaca umumnya.

Bogor, 30 Maret 2011

Ketua Jur. Penyuluhan Pertanian

Wida Pradiana, SP., M.Si. NIP. 197503012001122001

(3)

DAFTAR ISI

KATA SAMBUTAN i DAFTAR ISI iii PENGERTIAN PENDIDIKAN ORANG DEWASA

Menurut Boyd Menurut Mead

Menurut Lindeman

Menurut Sheffield dan Houle Pandangan Allen Tough. Pandangan Apps.

PERBEDAAN ANTARA PEDAGOGI DAN ANDRAGOGI Pedagogi Andragogi FILSAFAT PENDIDIKAN Pengertian Ruang-Cakup Filsafat Paradigma Filsafat Pendidikan

PRINSIP-PRINSIP MENGAJAR ORANG DEWASA Prinsip Mengajar

METODE PENDIDIKAN ORANG DEWASA Pendahuluan

Penetapan Metode Belajar

Ragam Metode dan Teknik Mengajar

PROSES BELAJAR MENGAJAR ORANG DEWASA Pendahuluan

Kondisi Pembelajaran Orang Dewasa

Pengaruh Penurunan Faktor Fisik Orang Dewasa dalam Belajar Langkah-langkah Pokok dalam Proses Pembelajaran Orang Dewasa Penerapan Andragogi dalam performansi Tutor

BAHAN UNTUK DIDISKUSIKAN

(4)

PENGERTIAN PENDIDIKAN ORANG DEWASA

Beragam konsep dan pengertian mengenai pendidikan orang dewasa (POD) banyak telah diketahui. Untuk mengetahui esensi mengenai konsep dan pengertian POD, terlebih dahulu kita perhatikan konsep dan pengertian atas POD sbb:

1). Menurut Boyd

Boyd memandang pendidikan orang dewasa dalam konteks psikologi. Secara spesifik

diungkapkan oleh beliau bahwa pandangan terhadap pendidikan orang dewasa tidak boleh dilepaskan dalam konteks terminology “Orang dewasa. Sehingga sebagaimana dia ungkapkan menyitir pernyataan Balkely bahwa pendidikan orang dewasa berimlikasi pada proses pendidikan sistematis yang bertujuan, dan banyak dipengaruhi oleh pengalaman pembelajar. Lebih lanjut tujuan secara sistematis ini berusaha dicapai dengan cara mengedapankan integritas dari pembelajar. Dengan demikian konsep pembelajaran orang dewasa berbeda dengan pembelajaran dengan anak atau remaja disebabkan factor sosio psikologis yang berbeda. Pada anaka-anak atau remaja faktor-faktor peniruan sangat kental yang banyak dipengaruhi oleh keinginan tahu dan belum banyaknya pengalaman. Sedangkan pada orang dewasa sudah banyak terdapat pengalaman, sehingga telah memiliki kerangka berpikir tersendiri dan tidak mudah untuk dipengaruhi. Bayak pertimbangan-pertimbangan relistis ketika seseorang telah menjadi dewasa. Dan hal ini tidak terjadi pada anak-anak atau orang dewasa. Dengan demikian maka individu dewasa pada dasarnya telah memiliki identitas dirinya, dan dengan identitas tersebut maka ia memandang atau mempersepsi segala sesuatu yang berinter aksi dengan dengannya. Konsekuensinya dalam konteks belajar maka orang dewasa telah memiliki dan mengetahui standar seperti ap a yang ingin dicapainya dan

harapan- harapan yang terkait dengan proses belajar yang akan ditempuhnya. Apabila proses

belajar memenuhi apa yang diharapkannya maka dia akan merasa menyenangi dengan sendirinya. Hal ini juga berimplikasi, terdapat keinginan untuk bebas dari standar di luar dirinya dan ketergantungan kepada orang lain. Secara skematis dapat digambarkan:

Orang dewasa memiliki standar sendiri dan harapan yang didasarkan pada identitas yang diakuinya sendiri Ketetapan apa yang diinginkan dan ingin dipelajari Mengarah atau berminat pada suatu subyek materi tertentu

(5)

Dalam konteks seperti ini maka tugas guru adalah membantu mengarahkan dan menemukan kesesuaian materi dengan yang dibutuhkan pelajar. Hubungan antara instruktur dan orang dewasa adalah terbuka dan bebas. Jadi pendidikan orang dewasa adalah proses pendidikan dimana para pembelajarnya adalah individu yang telah memiliki identitas dan mengetahui standar serta harapan-harapan dan berkeinginan untuk memenuhinya, yang dapat dilaksanakan dengan fasilitasi seorang instruktur yang berorientasi untuk mempermudah pembelajar mempelajari subyek materi sesuai dengan kebutuhannya.

2). Menurut Mead

Pandangan Mead. Pakar ini melihat bahwa proses pembelajaran secara umum

harus dimaknai sebagai pengalihan baik yang bersifat vertical maupun lateral. Tetapi dalam konteks ini beliau kemudian memperjelad bahwa dengan perubahan-perubahan yang terjadi di sekeliling kita maka proses vertical menjadi kurang up todate. Konsekuensinya proses lateral menjadi penting. Transmisi lateral ini dimaksudkan adalah instruktur atau guru tidak lagi berperan sebagai orang yang menumpahkan air ke dalam gelas “ otaK” dari pembelajar, tetapi pengetahuan disebarkan dengan cara sharing atau dibagikan, didiskusikan dan dipikirkan secara kritis. Dalam konteks ini maka tidak ada pihak yang paling dominan dan paling menguasai dalam proses pembelajaran. Fokusnya adalah mempertajam dan memenuhi harapan pembelajar terhadap subyek yang ingin diketahuinya.

3). Menurut Lindeman

Pandangan Lindeman. Terdapat beberapa hal yang cukup prinsip yang dikemukan

oleh pakar ini bahwa: pertama, konsep orang dewasa harus dimaknai secara kontekstual dalam perkembangan dinamika pertumbuhan manusia. Kedua, pendidikan seharusnya tidak hanya mengajakan prinsip idealitas, akan tetapi juga bersifat pragmatis. Ketiga, pendidikan orang dewasa harus berkorelasi dengan situasi dimana orang dewasa ter sebut ada dan membutuhkan apa. Keempat, pendidikan orang dewasa bagaimanapun tidak dapat dilepaskan dengan pengalaman orang dewasa. Dengan pertimbangan-pertimbangan ini maka Lindeman menyatakan bahwa orang dewasa sebagai entitas dan memiliki integritas harus dilihat secara personal dan yang memiliki kepribadian. Dalam proses pembelajaran orang dewasa sebagai individu tidak semata-mata berharap dapat memenuhi kebutuhan hidupnya akan tetapi berharap dengan apa yang diilikinya hidupnya akan lebih baik, lebih bermakna, dan memiliki arti dalam interaksi

(6)

social. Sehingga pada adasarnya orang dewasa berkeinginan untuk memperbaiki dirinya sendiri sebagai tujuan primer dirinya. Tetapi mereka ingin juga merubah tatanan social untuk menjadi lebih baik, tentu saja dengan kondisi-kondisi yang sesuai dengan harapannya. Dengan demikian inilah inti dari pendidikan orang dewasa.

4). Menurut Shef field dan Houle

Pada dasarnya orang dewasa telah memiliki satu rentang hidup dalam fase kehidupannya. Ketika tumbuh dia telah memiliki berbagai peranan yang jauh berbeda dengan apa yang telah dialaminya semasa ia masih anak-anak atau remaja. Peran-peran inti kemudian memiliki konsekuensi bagi dirinya serta tuntutan yang harus dipenuhinya. Proses pemenuhan akan tuntuhan serta kebutuhan yang disadarinya terhadap dirinya melahirkan kebutuhan untuk belajar. Maka dengan pertimbangan-pertimbangan ini pembelajar (orang dewasa) melaksanakan proses pembelajaran. Dengan demikian dapat disimpulkan terdapat orientasi-orientasi tertentu bagi orang dewasa dalam melaksanakan proses pembelajaran. Orientasi belajar orang dewasa menurut pakar ini dapat dibedakan: Learning orientation, Sociability orientation, Personal goal orientation, societal goal orientation, need fulfillment (pemenuhan kebutuhan) orientation.

5). Pandangan Allen Tough.

Hampir sama dengan pandangan diatas maka Tough menyatakan bahwa pada dasarnya orang dewasa memiliki kebutuhan yang amat beragam dalam mengahadpi segala perubahan dalam kehidupannya. Ini juga terkait dengan peran-peran yang diaminkan misalnya sebagai anggota keluarga, di tempat kerja, di tempat lingkungan rumah dan lain-lain. Untuk memenuhi itu maka orang dewasa berusaha memenuhinya dengan jalan melakukan proses pembelajaran. Hakekatnya proses pembelajaran dari diri sendiri lebih banyak dilakukan dengan difasilitasi dengan saran-saran yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai. Setiap target yang hendak dicapai untuk menguasai suatu keterampilan atau kompetensi tertentu pada dasarnya terbagi dalam episode-episode belajar. Episode belajar adalah suatu masa dimana seseorang melakukan suatu aktivitas tertentu yang merupakan bagian dari suatu rangkaian aktivitas sehingga apabila rangkaian-rangkaian ini dijalankan maka tujuan tersebut (berupa kompetensi) dapat dicapai. Bagian rangkaian yang merupakan episode yang dilakukan secara keseluruhan disebut dengan proyek belajar. Materi yang

(7)

dipelajari akan sangat beragam tergantung kebutuhan yang dirasakan, dalam hal ini dapat berupa kompetensi teknis, kebutuhan intelektual, kebutuhan seni dan yang lainnya. Sedangkan alasannya proses belajar dilakukan adalah: motovasi keseluruhan untuk belajar, pencerahan jiwa, pengetahuan dan keterampilan untuk merubah sikap dan perilaku, dan alasan-alasan yang bersifat personal. Pada dasarnya proses pembelajaran yang dilakukan akan mendatangkan kesenangan-kesenganan (pleasure) , harga atau martabat diri (self

esteem), dan yang lainnya (other) . Selama bagian rangkaian berupa episode

dilaksanakan dan berhasil akan mendatangkan ketiga efek tersebut yakni pleasure, self

esteem, dan others . Demikian juga ketika sebuah proyek belajar telah dilaksanakan. Lebih

lanjut proyek belajar dapat dilaksanakan secara mandiri dengan perencanaan yang jelas. Dan secara terus-menerus dengan waktu yang direncanakan terus diperbaiki (improvement) .

6). Pandangan Apps.

Dalam pendidikan orang dewasa maka harus dipandang secara holistic terkait dengan individu orang dewasa. Dalam hal ini orang dewasa ber asal dari latar belakang sosio budaya yang

beragam, dengan identitas yang kuat, dan kepercayaan kuat pula.

Untuk dapat lebih lengkap mengakses modul-modul tersebut dapat menghubungi STPP Bogor, Jl. Cibalagung No 1 Bogor atau melalui email: stppbogor@deptan.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Di dalam system pendidikan Amerika terdapat perkembangan yang cukup besar mengenai pendidikan

Aspek lain dari tujuan pendidikan orang dewasa adalah membantu pembelajar dewasa mengenali dan memahami urgensi kebutuhan pendidikan seumur hidup ( life

Pada sisi lain, pelibatan peran orang dewasa dalam proses pendidikan versi Alquran juga relevan dengan penerapan model ‘pembelajaran berbasis proyek’ yang

Orang dewasa adalah orang yang telah memiliki banyak pengalaman, pengetahuan, kecakapan dan kemampuan mengatasi permasalahan hidup secara mandiri. Orang dewasa terus

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sikap terhadap pernikahan pada individu dewasa awal yang orang tuanya mengalami perceraian.. Penelitian ini merupakan

Tujuan evaluasi program PLS/Pelatihan orang dewasa secara khusus untuk memberi masukan tentang kebijaksanaan pendidikan, hasil program pendidikan, kurikulum,

Orang dewasa adalah orang yang telah memiliki banyak pengalaman, pengetahuan, kecakapan dan kemampuan mengatasi permasalahan hidup secara mandiri. Orang dewasa terus

 Reeves, Fansler, dan Houle yang berpendapat bahwa “pendidikan orang dewasa adalah suatu usaha yang ditujukan untuk pengembangan diri yang dilakukan oleh individu tanpa paksaan legal,