• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN KOMIK PENDIDIKAN EKONOMI SEBAGAI SUMBER BELAJAR SISWA SMA/MA KELAS X SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2011/2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN KOMIK PENDIDIKAN EKONOMI SEBAGAI SUMBER BELAJAR SISWA SMA/MA KELAS X SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2011/2012"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN KOMIK PENDIDIKAN EKONOMI SEBAGAI

SUMBER BELAJAR SISWA SMA/MA KELAS X SEMESTER I

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Miswanto

Mahasiswa Program Magister Pendidikan IPS, Program Pascasarjana, Universitas Lampung

Abstract: comic of economic education development as first grade students’ learning resource for senior high school/islamic senior high school the odd semester in term of 2011-2012. The purpose of this research is to produce products such as comic book of economic education. The research design used reseach and development (R&D) design. Learning model development procedure followed the steps of Dick and Carey. The populations in this research are all of the first grade students of The State Islamic High School 2 Metro of Metro City. The sampling technique used purposive sampling that the sample was taken six classes, namely Class XA, XB and XI. The taking of that sample is because on the basis that all of that classes have same relative learning achievement. So that the students that make some opinions about the product is representative. The conclusion of this research is assessment questionaire results subject matter expert, comic expert, instructional design expert and the students to the product quite well, so relevant, quite systematically, appropriately enough, consistent enough, and very interesting so that feasible to use. So that, the product named Comic of Economic Education can be used as learning resource alternative for Senior High School /Islamic Senior High School on the tenth grade in the odd semester.

Keywords : comic of economic education development, learning resource, research and Development

PENDAHULUAN

Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu sendiri terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan sumber belajarnya. Dalam kegiatan pembelajaran, sumber belajar dan media yang digunakan untuk menunjang proses belajar tidak terbatas hanya pada media-media konvensional yang sudah sangat populer dalam dunia pendidikan. Seorang praktisi pendidikan, khususnya guru, perlu mengembangkan inovasi-inovasi pembe-lajaran yang dapat mempercepat proses pencapaian tujuan pendidikan. Ada banyak cara yang dapat ditempuh guru untuk merealisasikan hal itu, antara lain dengan penggunaan sumber-sumber belajar dan media-media pembelajaran yang unik, yang menarik bagi peserta didik.

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kota Metro merupakan satuan pendidikan yang setara dengan Sekokah Menengah Atas yang bernaung di bawah Kementrian Agama Republik Indonesia. Dalam proses belajar mengajar di sekolah, setiap guru

berkeinginan siswanya mendapatkan hasil yang memuaskan. Hasil tersebut dapat tercapai apabila peserta didik mempunyai minat yang tinggi dalam memanfaatkan sumber belajarnya. Dalam kaitannya dengan sumber belajar, salah satu mata pelajaran yang terdapat pada kurikulum Sekolah Menengah Atas (SMA) /Madrasah Aliyah adalah ekonomi, yang merupakan salah satu mata pelajaran pada Program Ilmu Pengetahuan Sosial pada SMA/MA. Ekonomi merupakan salah satu cabang dari Ilmu Pengetahuan Sosial yang membahas mengenai usaha-usaha manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang muncul karena konsep kelangkaan. Oleh karena itu, isi materi ekonomi banyak berkaitan dengan keseharian kehidupan manusia. Hal ini berarti bahwa sumber belajar ekonomi begitu banyak, mulai dari kehidupan nyata sampai dengan hasil kreatifitas yang dapat didesain.

Berbagai inovasi pendidikan baru-baru ini banyak bermunculan. Terdapat banyak sekali kesempatan untuk mela-kukan inovasi-inovasi dalam penggunaan sumber dan media pembelajaran. Hal tersebut merupakan tantangan bagi guru

(2)

untuk menemukan sumber dan media pembelajaran Ekonomi yang menarik dan dekat dengan keseharian hidup peserta didik, seperti karakteristik bidang studi Ekonomi. Sumber belajar komik sangat menarik dalam kehidupan siswa, terutama siswa yang dalam masa transisi dari anak-anak menuju remaja dan akhirnya dewasa yang sedang mencari jati diri dengan cara mencari inspirasi dari berbagai sumber belajar yang ada disekitarnya. Hal itu melatar belakangi penulis untuk mencoba melakukan penelitian Pengembangan Komik Pendidikan Ekonomi Sebagai Sumber Belajar Siswa SMA/MA Kelas X Semester I Tahun Pelajaran 2011/2012. Pengem-bangan produk berupa buku Komik Pendidikan Ekonomi ini berpijak pada teori tentang psikologi belajar. Adapun teori-teori dasar yang dipakai dalam pengembangan Komik Pendidikan Ekonomi ini adalah: 1) dilihat dari segi pemanfaatan komik dalam menstimulus minat belajar siswa, maka pengembangan ini berpijak pada teori belajar behaviorisme dan kognitif; 2) dilihat dari kemandirian belajar siswa dengan sumber belajar komik, maka pengembangan ini berpijak pada pendekatan konstruktivisme.

Sumber belajar adalah suatu sistem, yang terdiri dari sekumpulan bahan atau situasi yang diciptakan dengan sengaja dan dibuat agar memungkinkan siswa belajar secara individual (Percival and Ellington, 1984: 125). Sumber belajar seperti inilah yang disebut sebagai media pembelajaran atau media instruksional. Untuk menjamin bahwa sumber belajar tersebut adalah sebagai sumber belajar yang cocok, sumber belajar harus memenuhi ketiga persyaratan seperti yang diungkapkan oleh Percival dan Ellington (1984: 125), persyaratan tersebut adalah: 1) harus dapat tersedia dengan cepat; 2) harus memungkinkan siswa untuk memacu diri sendiri; 3) harus bersifat individual, misalnya harus dapat memenuhi berbagai kebutuhan para siswa dalam belajar mandiri.

Sumber belajar dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu (a) sumber belajar yang direncanakan (by design), yaitu semua sumber belajar yang secara khusus dikembangkan sebagai komponen instruksional untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal, (b)

sumber belajar yang dimanfaatkan (by utilization), yaitu sumber-sumber belajar yang tidak secara khusus didisain untuk keperluan pembelajaran, namun dapat dimanfaatkan, diaplikasi dan digunakan untuk keperluan belajar. Sebenarnya amat sulit untuk menarik suatu garis tegas antara kedua jenis sumber belajar tersebut. Sumber belajar yang disusun terlebih dahulu dalam proses disain atau pemilihan dan pemanfaatan, dan disatukan dalam sistem instruksional yang lengkap, untuk mewujudkan proses belajar yang terkontrol dan berarah tujuan, maka sumber belajar tersebut menjadi komponen sistem instruksional.

Daryanto (2010:127) mendefinisikan komik sebagai bentuk kartun yang mengungkapkan karakter dan menerapkan suatu cerita dalam urutan yang erat hubungannya dengan gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan kepada pembaca. Dilengkapi balon-balon ucapan (speak baloons) ada kalanya masih disertai narasi sebagai penjelasan. Balon ucapan dan ekspresi gambar dari komik tersebut merupakan media komunikasi pembaca dengan komik tersebut. Secara garis besar menurut Trimo(1997:37) media komik dapat dibedakan menjadi 2 yaitu komik strip (comic strip) dan buku komik (comic book). Komik strip adalah suatu bentuk komik yang terdiri dari beberapa lembar bingkai kolom yang dimuat dalam suatu harian atau majalah, biasanya disambung ceritanya, sedangkan yang dimaksud buku komik adalah komik yang berbentuk buku. Penelitian ini menggunakan bentuk komik strip karena lebih simpel, waktu yang digunakan lebih efektif dan akan lebih cepat dipahami siswa.

Salah satu model umum untuk mengembangkan sumber belajar bidang studi tertentu adalah melaui pendekatan sistem (system approach model). Model umum dalam mengembangkan sumber belajar atau bahan ajar dengan menganut pendekatan sistem telah dianjurkan antara lain oleh Dick and Carey (Pargito, 20 10:43-45). Proses atau prosedur itu disebut sebagai pendekatan sistem, karena ia terdiri dari beberapa komponen-komponen yang saling berinteraksi, dan secara bersama-sama membuahkan hasil yang ditetapkan

(3)

sebelumnya. Sistem ini mengumpulkan informasi tentang keampuhan produk akhir (end product) dapat direvisi sampai ia mencapai mutu yang diharapkan. Pada saat bahan sedang dikembangkan, data dikumpulkan dan materi direvisi sejalan dengan adanya data untuk menjadikan seefektif dan seefisien mungkin.

Sebagai sebuah pendekatan sistem, model pengembangan ini terdiri dari sepuluh komponen, yaitu: 1) mengidentifikasi tujuan umum pembelajaran; 2) melakukan analisi pembelajaran; 3) mengidentifikasi perilaku awal siswa dan karakteristik siswa; 4) menulis tujuan khusus pembelajaran; 5) mengembangkan tes acuan patokan; 6) mengembangkan strategi pembelajaran; 7) mengembangkan dan memilih materi pembelajaran; 8) melakukan evaluasi formatif; 9) merevisi materi pembelajaran; dan 10) melaksanakan evaluasi sumatif (Pargito, 2010:45). Dick and Carey menyusun sistemnya secara linear, dan langkah-langkah pengembangan materi pembelajaran, dalam penelitian ini berbentuk komik, harus dilaksanakan secara urut dari langkah pertama sampai langkah kesepuluh.

Pengembangan bahan ajar dalam bentuk buku komik ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut. 1) Menghasilkan produk berupa Komik Pendidikan Ekonomi yang dapat menjadi sumber belajar alternatif yang menarik minat belajar siswa dan akhirnya meningkatkan prestasi belajarnya; 2) Menjaring pendapat siswa dalam skala kecil, terbatas dan luas mengenai keberadaan komik sebagai sumber belajar.

METODE HASIL DAN PEMBAHASAN Pengembangan bahan ajar berupa buku komik ini menggunakan pendekatan Research and Development (R&D). Penelitian ini bermaksud untuk mengembangkan Komik Pendidikan Ekonomi sebagai sumber belajar siswa SMA/MA kelas X (sepuluh) semester 1 dan mengetahui efektivitas penggunaan Komik Pendidikan Ekonomi untuk pembelajaran. Efektifitas penggunaan komik tersebut dilihat dari tanggapan pihak-pihak yang

dijadikan sebagai narasumber yang berkaitan dengan pengembangan produk komik ini. Langkah pengembangan sebagian besar meliputi 1 sampai dengan 10 Borg and Gall dalam Pargito (2009 : 50) sebagai berikut: 1) Research and information collecting includes needs assesment, review literature, small-sclae research studies, and preparation of report on stateof the art; 2) Planning, Includes defining skills to be learned, stating and sequencing objectives, identifying learning activities, and small-scale feasibility testing; 3 Develop preliminary form of product, includes preparation of instructional materials, procedures, and evaluation instruments; 4) Prelimitary field testing, conducted in from 1 to 3 schools, using 6 to 12 subjects. Interviews, observational and questionnaire data collected and analyzed; 5) Main product revision, revision of product as suggested by the preliminary field-test results; 6) Main field testing, conducted in 5 to 15 schools with 30-100 subject. 4GDH2 2a2 vI a2aYoHL GbjI c2s’ pRI coGVsI aHd pos2coGrsI pI rforU VHcI arI collected. Results are evaluated with respect to course ojectives and are compared with control group data, when appropriate; 7) Operational fieldtrevision. Revision of product as suggested by main field-test results; 8) Operational field-testing. Conducted in 10 to 30 schools involving 40 to 200 subjects. Interview, observational and questionnaire data collected and analyzed; 9) Final Product revision. Revision of product as suggested by operational field-test result; 10) Dissemination and implementation. Report on product at professional meetings and in journals. Work with publisher who assumes commercial distribution. Monitor distribution to product quality control.

Pada langkah kedua merupakan kegiatan perancangan desain instruksional. Dalam desain instruksional yang digunakan sebagai basis pengembangan adalah desain instruksional Dick and Carey. Berbasis pada Bagan Alur Desain instruksional Dick & Carey maka akan dihasilkan suatu proto type (produk awal) berupa buku Komik Pendidikan Ekonomi. Laporan penelitian ini akan mengikuti langkah-langkah penelitian dan pengembangan menurut

(4)

Borg and Gall sampai tahap ke 9 tanpa eksperimentasi. Adapun tahap eksperimentasi penggunaan komik pendidikan ekonomi dalam pembelajaran akan disajikan pada laporan penelitian dalam kesempatan yang lain.

Hasil asesmen kebutuhan (need assesment) menunjukkan bahwa siswa kelas X cenderung kurang menikmati kegitatan pembelajaran. Siswa kurang menguasai materi-materi mata pelajaran ekonomi. Berbekal informasi sekaligus antuasiasme siswa dan guru tentang komik, akhirnya peneliti memutuskan untuk segera membuat model pengembangan dengan mengikuti langkah-langkah pengembangan model Dick and Carey. Pada tahap pengembangan model, perumusan tujuan umum pembelajaran (Standar Kompetensi) dilakukan untuk menentukan muatan materi yang akan dijadikan cerita dalam komik pendidikan ekonomi. Konsep-konsep mata pelajaran ekonomi yang harus dikuasai siswa kelas X MA/SMA dapat dilihat pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1. Standar kompetensi mata pelajaran

ekonomi kelas x

Kompetensi Dasar

1.

Memahami permasalahan ekonomi dalam kaitannya dengan kebutuhan manusia, kelangkaan dan sistem ekonomi

2.

Memahami konsep ekonomi dalam kaitannya dengan kegiatan ekonomi konsumen dan produsen

3.

Memahami konsep ekonomi dalam kaitannya dengan permintaan, penawaran, harga keseimbangan dan pasar

Analisis pembelajaran dilakukan dengan menjabarkan perilaku umum dan perilaku khusus yang dilakukan secara sistematis. Berdasarkan hasil asesmen kebutuhan, pada tahap identifikasi kebutuhan instruksional, diketahui bahwa terdapat kesenjangan antara kondisi yang diharapkan dengan kondisi sebenarnya. Pembelajaran Ekonomi yang dilaksanakan oleh guru cenderung masih berpusat pada siswa. Pembelajaran kurang bermakna, sehingga terlihat siswa kurang menikmati prosesnya.

Kondisi perilaku dan karakteristik awal siswa dalam melaksanakan pembelajaran Ekonomi adalah siswa kurang mampu menguasai konsep-konsep ekonomi yang berkaitan dengan keseharian hidup manusia. Guru mata pelajaran ekonomi menyatakan bahwa rata-rata siswa memperoleh prestasi belajar yang rendah, sekitar nilai 60. Pencapaian kemampuan siswa pada mata pelajaran ekonomi kurang dari 50%. Kemampuan ideal klasikal yang diharapkan adalah 65%. Adapun kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran ekonomi semester 1 di MAN 2 Metro tahun pelajaran 2011/2012 adalah 69.

Menurut guru mata pelajaran ekonomi kelas X, pada awal-awal pembelajaran yang dilakukan, siswa memperoleh prestasi belajar yang kurang memuaskan. Hal tersebut salah satunya disebabkan oleh intake siswa yang kurang terhadap mata pelajaran IPS di jenjang pendidikan sebelumnya. Mengingat pelajaran IPS di SMP tidak dimasukkan dalam Ujian Nasional SMP. Pada awal-awal ulangan harian, siswa yang memperoleh nilai diatas KKM sekitar 30%, sedangkan 70% siswa memperoleh nilai di bawah KKM.

Muatan kompetensi yang banyak sedangkan alokasi jam tatap muka yang terbatas menuntut guru untuk merekayasa sumber belajar mandiri bagi siswa. Sumber belajar yang didesain supaya memudahkan siswa belajar secara mandiri menuntut guru untuk secara cermat menganalisis kebutuhan sesuai kondisi riil di lapangan. Sumber belajar tersebut tentu saja mempunyai tujuan yang bermuara pada penguasaan konsep-konsep mata pelajaran sesuai dengan standar isi yang ditetapkan batasan minimalnya oleh pemerintah. Pada tahap penulisan tujuan khusus pembelajaran (kompetensi dasar) didasarkan pada Standar Isi Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X (Sepuluh) semester 1 dengan rincian yang dapat dilihat pada Tabel 2.

(5)

Tabel 2. Kompetensi dasar mata pelajaran

ekonomi kelas x

Kompetensi Dasar 1.1. Mengidentifikasi kebutuhan manusia 1.2. Mendeskripsikan berbagai sumber pokok

ekonomi yang langka dan kebutuhan manusia yang tidak terbatas

1.3. Mengidentifikasi masalah pokok ekonomi, yaitu tentang apa, mengapa dan untuk siapa barang diproduksi

1.4. Mengidentifikasi hilangnya kesempatan pada tenaga kerja bila melakukan produksi di bidang lain

2.1. Mengidentifikasi sistem ekonomi untuk memecahkan masalah

ekonomiMendeskripsikan pola perilaku konsumen dan produsen dalam kegiatan ekonomi

2.2. Mendeskripsikan Circulair Flow Diagram 2.3. Mendeskripsikann peran konsumen dan

produsen

3.1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran 3.2. Menjelaskan hukum permintaan dan

hukum penawaran serta asumsi yang mendasarinya

3.3. Mendeskripsikan pengertian harga dan jumlah keseimbangan

3.4. Mendeskripsikan berbagai bentuk pasar barang Mendeskripsikan pasar input

Pada tahap mengembangkan asesmen belajar ini dilakukan dengan hal-hal sebagai berikut: 1) Konsep Penilaian Acuan Patokan (PAP), langkah ini dilakukan dengan mengukur prestasi belajar siswa ketika menggunakan produk yang dikembangkan. Penilaian yang telah dilakukan untuk menggunakan komik pendidikan ekonomi di dalam kelas adalah dengan menggunakan teknik penilaian tes berbentuk tes tertulis pilihan jamak, uraian objektif dan terbuka; 2)Menyusun kisi-kisi Penilaian Acuan Patokan, dilakukan dengan menurunkan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator dan Tujuan pembelajaran ke dalam kisi-kisi soal. Hal ini dilakukan agar dalam tahap penilaian, kompetensi yang diuji benar-benar mempunyai validitas isi; 3) Tes Formatif, dilakukan dengan melihat perkembangan penggunaan Komik Pendidikan Ekonomi dalam pembelajaran di kelas. Sebelum melaksanakan tes formatif ini, dilaksanakan dahulu treatment dengan melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan komik

pendidikan ekonomi. Pada tahap mengembangkan strategi pembelajaran, dilakukan beberapa langkah berikut: 1) Menyusun strategi pembelajaran; 2) Menyusun Silabus; 3) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Pada tahap mengembangkan dan memilih materi pembelajaran ini, didasarkan pada perumumusan standar kompetensi dan kompetnsi dasar. Materi yang dipilih dalam pengembangan komik ini adalah materi mata pelajaran ekonomi kelas X (sepuluh) semester 1. Setelah membuat sinopsis komik, langkah berikutnya adalah proses pembuatan prototype buku komik pendidikan ekonomi. Prototype Komik Pendidikan Ekonomi sesuai dengan hasil wawancara dengan responden yaitu dalam bentuk buku dengan ukuran setengah folio.

Pada tahap evaluasi formatif dilakukan dengan menjaring pendapat beberapa siswa tentang prototype Komik Pendidikan Ekonomi. Agar dapat mewakili, pendapat siswa diambil dari 3 siswa yang mempunyai kemampuan berbeda. Penilaian siswa berkemampuan tinggi (satu orang), sedang (satu orang), dan rendah (satu orang) terhadap buku komik hasil pengembangan sebagai berikut. Berdasarkan evaluasi satu-satu, maka dapat dikatakan bahwa komik pendidikan ekonomi dinilai cukup baik dan dialognya sangat menarik. Bentuk fisik komik dinilai sangat menarik, karakter tokoh-tokohnya sangat menarik, perwajahan dan ekspresi tokoh-tokohnya sangat menarik. Pada sisi ukuran ketikan, dinilai cukup tepat, sementara untuk jenis huruf (font style) dinilai cukup konsisten. Responden uji perorangan ini tidak memberi masukan dan saran, mereka merasa komik pendidikan ekonomi ini cukup baik.

Ahli materi yang menilai komik pendidikan ekonomi ini adalah Dr. R. Gunawan Sudarmanto,S.Pd, S.E, M.M, beliau adalah seorang Doktor Pendidikan Ekonomi dari Universitas Negeri Malang (UM). Beliau adalah salah satu Dosen pada program studi Magister Pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung. Ahli materi ekonomi menyatakan bahwa ketepatan merumuskan komik sesuai dengan Standar Kompetensi (SK) adalah cukup tepat. Pada sisi relevansi Kompetensi Dasar (KD) yang

(6)

tergambar dalam komik terhadap Standar Kompetensi (SK) dinilai cukup relevan. Ketepatan perumusan komik sesuai dengan Kompetensi Dasar dinilai cukup tepat. Dari sisi relevansi penulisan komik dengan tujuan pembelajaran ekonomi dinilai cukup relevan. Kualitas teknis penulisan komik dinilai cukup baik. Variabel desain komik, ahli materi ekonomi menilainya cukup tepat dan relevan.

Pada variabel isi komik, ahli materi menilai sistematika penulisan komik pendidikan ekonomi ini cukup sistematis. Relevansi isi dialog dengan materi ekonomi dinilai sangat relevan, dialog-dialog yang digambarkan dalam komik memuat pesan-pesan konsep mata pelajaran ekonomi. Pada sisi isi inilah komik ini berbeda dengan komik-komik yang ada di pasaran, karena muatan cerita di dalamnya mengulas tentang materi ekonomi. Pada bagian balon percakapan (Speak Baloon), ahli materi menilainya cukup baik dan cukup menarik. Tingkat keterbacaan komik pendidikan ekonomi dinilai cukup baik, sementara dialog-dialog yang dilakukan oleh tokoh-tokoh komik dinilai cukup menarik.

Pada bagian kemenarikan cerita komik, ahli materi ekonomi menilai cerita komik pendidikan ekonomi ini cukup menarik. Karakter tokoh-tokoh utama dalam komik pendidikan ekonomi ini dinilai cukup menarik. Ilustrasi perwajahan dan ekspresi yang tergambar dalam tokoh-tokoh komik dinilai cukup menarik. Ukuran ketikan pada speak baloon dan keterangan-keterangan komik dinilai cukup tepat. Jenis huruf yang dipakai yaitu Comic Sans MS pada komik ini dinilai cukup konsisten.

Pada sisi fungsi komik dalam memudahkan belajar sebagai bentuk teknologi pembelajaran, pada bagian tingkat kemudahan komik untuk digunakan siswa dinilai cukup mudah. Ahli materi ekonomi menilai bahwa komik pendidikan ekonomi ini sangat baik dalam mengundang minat belajar siswa. Komik ini dinilai cukup baik dalam memudahkan siswa mempelajaran konsep-konsep materi ekonomi.

Ahli komik yang menilai prototipe produk yang dikembangkan adalah seorang Master Pendidikan Matematika yang telah berpengalaman menggunakan dan menilai

Komik untuk pembelajaran. Beliau bernama Dra. Siti Inganah, M.M, M.Pd, yang bekerja sebagai tenaga pengajar di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dan saat ini sedang mengambil S3 Program Studi Doktor Pendidikan Matematika di Universitas Negeri Malang (UM). Ahli desain komik untuk pembelajaran menyatakan bahwa komik pendidikan ekonomi dari sisi desain dinilai cukup tepat dan cukup relevan. Ketepatan merumuskan komik ini sesuai dengan Standar Kompetensi (SK) dinilai cukup tepat, relevansi Kompetensi Dasar (KD) yang tergambar dalam komik terhadap Standar Kompetensi (SK) dinilai cukup relevan. Ketepatan perumusan komik sesuai dengan Kompetensi Dasar dinilai cukup tepat. Sementara, relevansi penulisan komik dengan tujuan pembelajaran ekonomi dinilai cukup relevan, dan kualitas teknis penulisan komik dinilai cukup baik. Secara garis besar, pada variabel desain komik, ahli desain komik untuk pembelajaran ekonomi menilainya cukup tepat dan relevan.

Pada sisi isi komik, sistematika penulisan komik pendidikan ekonomi dinilai cukup sistematis. Terkait dengan relevansi isi dialog dengan materi ekonomi, dinilai sangat relevan. Muatan komik ini diharapkan sarat dengan pesan-pesan konsep ekonomi, penilaian ahli desain komik untuk pembelajaran pada sisi isi komik semakin menguatkan penilaian bahwa komik pendidikan ekonomi ini tidak hanya menghibur, akan tetapi juga mengandung konsep-konsep materi ekonomi yang perlu dikuasai oleh peserta didik.

Komik merupakan cerita bergambar yang disertai dengan balon-balon percakapan (Speak Baloons). Ciri khas balon percakapan dalam komik merupakan bagian penting dari komik yang harus diperhatikan dalam pembuatannya. Pada bagian balon percakapan (Speak Baloon), dinilai cukup baik dan cukup menarik. Tingkat keterbacaan komik pendidikan ekonomi dinilai cukup baik, sementara dialog-dialog yang dilakukan oleh tokoh-tokoh komik dinilai cukup menarik.

Pada bagian kemenarikan cerita komik, ahli desain komik untuk pembelajaran menilai bahwa cerita komik

(7)

pendidikan ekonomi ini cukup menarik. Karakter tokoh-tokoh utama dalam komik pendidikan ekonomi ini dinilai juga cukup menarik. Ilustrasi perwajahan dan ekspresi yang tergambar dalam tokoh-tokoh komik dinilai cukupmnarik. Ukuran ketikan pada speak baloon dan keteranganketerangan komik dinilai cukup tepat, akan tetapi jenis huruf (font style) pada komik ini dinilai kurang konsisten sehingga perlu diperbaiki. Pada bagian tingkat kemudahan komik untuk digunakan siswa dinilai cukup mudah. Ahli desain komik untuk pembelajaran menilai bahwa komik pendidikan ekonomi ini sangat baik dalam mengundang minat belajar siswa. Komik ini dinilai cukup baik dalam memudahkan siswa mempelajaran konsep-konsep materi ekonomi.

Ahli pembelajaran yang menilai komik pendidikan ekonomi ini adalah Dr. H. Pargito,M.Pd. Beliau adalah seorang Doktor Pendidikan IPS dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Beliau adalah sekretaris program studi Magister Pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung. Ahli pembelajaran berpendapat ketepatan merumuskan komik sesuai dengan Standar Kompetensi (SK) dinilai tepat. Relevansi Kompetensi Dasar (KD) yang tergambar dalam komik terhadap Standar Kompetensi (SK) dinilai relevan. Ketepatan perumusan komik sesuai dengan Kompetensi Dasar dinilai tepat. Relevansi penulisan komik dengan tujuan pembelajaran ekonomi dinilai sangat relevan. Kualitas teknis penulisan komik dinilai baik. Secara umum variabel desain komik, ahli pembelajaran menilainya tepat dan relevan.

Ahli pembelajaran menilai sistema-tika penulisan komik pendidikan ekonomi ini sangat sistematis. Relevansi isi dialog dengan materi ekonomi dinilai relevan.. Pada komik pendidikan ekonomi ini, isinya selain untuk tujuan pendidikan, juga untuk menghibur para pembacanya. Oleh karena itu, selain edukatif, komik pendidikan ekonomi juga bersifat menghibur.

Pada bagian balon percakapan (Speak Baloon), ahli pembelajaran menilai tingkat keterbacaan komik pendidikan ekonomi ini baik dan dialog-dialog yang dilakukan oleh tokoh-tokoh komik dinilai cukup menarik. Ciri khas komik terletak pada cerita

bergambar dengan balon percakapan. Balon percakapan dalam komik merupakan bagian penting dari komik yang akan memberi petunjuk kepada pembacanya untuk menarik pelajaran dari ceritanya.

Ahli pembelajaran menilai keme-narikan cerita komik pendidikan ekonomi ini cukup menarik. Sementara untuk karakter tokoh komik pendidikan ekonomi ini dinilai menarik. Ilustrasi perwajahan yang tergambar dari tokoh-tokoh komik dinilai menarik. Ilustrasi perwajahan ini menentukan suatu komik menarik, lucu dan mampu menyampaikan pesan kepada pembacanya. Ukuran ketikan pada speak baloon dan keterangan-keterangan komik dinilai tepat. Jenis huruf yang dipakai pada komik ini dinilai konsisten. Ahli pembelajaran menilai komik pendidikan ekonomi ini baik dalam mengundang minat belajar siswa. Komik ini juga dinilai baik dalam memudahkan siswa mempelajarai materi ekonomi.

Berdasarkan penilaian oleh ahli materi, ahli komik dan ahli pembelajaran, maka dilakukan revisi berdasarkan masukan dan saran yang diberikan. Adapun revisi yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1) Revisi beberapa dialog yang menggunakan kata kasar dan kurang etis untuk pendidikan; 2) Revisi beberapa font style yang pada awalnya menggunakan jenis huruf Times New Roman ukuran 12, menjadi jenis huruf Comic Sans ukuran 10. Hal tersebut merupakan bagian dari indikator konsistensi Font Style; 3) Revisi Judul yang tadinya Komik Ekonomi menjadi Komik Pendidikan Ekonomi. Untuk lebih jelasnya, berikut gambar perubahan cover komik.

Uji coba pendahuluan 9 orang siswa menghasilkan sebanyak 66,67% responden menilai tingkat keterbacaan komik pendidikan ekonomi cukup baik dan 33,33% responden menilainya sangat baik. Cukup baiknya tingkat keterbacaan komik pendidikan ekonomi diharapkan dapat mempermudah siswa dalam menguasai konsep-konsep ekonomi dengan cara yang ringan. Pada aspek kemenarikan dialog, lebih dari setengah jumlah responden menilainya sangat menarik, yaitu 55,56% responden. Sisanya, sebanyak 44,44 % responden menilai dialog-dialog yang terdapat pada komik pendidikan ekonomi

(8)

cukup menarik. Aspek kemenarikan fisik juga tidak kalah pentingnya bagi sebuah sumber belajar.Pada aspek ini, 55,56% responden menilainya sangat menarik. Sementara 44,44% responden menilai bentuk fisik komik pendidikan ekonomi ini cukup menarik. Bentuk fisik sumber belajar yang menarik diharapkan bisa memancing minat baca peserta didik, sehingga bisa menemukan pesan sumber belajar tersebut.

Karakter tokoh komik yang menarik merupakan aspek yang cukup penting dalam pembelajaran ekonomi. Dalam hal karakter tokoh-tokoh komik pendidikan ekonomi ini, sebanyak 6 6,67% responden menilainya cukup menarik. Sebanyak 22,22% responden responden menilai karakter tokoh komik sangat menarik. Akan tetapi ada pula 11,11% responden yang menilainya kurang menarik. Mayoritas respnden menilai karater tokoh komik cukup menarik, hal itu diharapkan bisa menimbulkan antusiasme pembaca komik ini untuk mempelajarinya.

Pada sisi perwajahan dan ekspresi tokoh-tokoh komik pendidikan ekonomi yang dikembangkan, sebanyak 66,67% responden menilainya cukup menarik. Sementara itu, 33,33% responden menilai perwajahan dan ekspresi tokoh-tokoh komik sangat menarik. Ekspresi-ekspresi komik biasanya berupa ekspresi yang lucu, khas komik, sangat menghibur dan menimbulkan kenyamanan dalam membacanya.

Ciri khas komik berupa gambar-gambar disertai dengan balon-balon percakapan (speak balloons) dan keterangan lain berupa suku kata maupun kalimat. Suku kata maupun kalimat dalam komik harus tepat ukuran ketikan hurufnya. Pada aspek ini, sebanyak 88,89% responden menilainya cukup tepat, dan 11,11% responden menilainya sangat tepat. Pada aspek jenis huruf (font style), komik ini menggunakan jenis huruf comic sans MS ukuran 10. Penggunaan jenis huruf diupayakan sekonsisten mungkin. Tanggapan responden dengan font style komik pendidikan ekonomi ini, 66,67% responden menilai cukup konsisten dan 33,33% responden (tiga orang) menilainya sangat konsisten. Konsistensi penggunaan font style merupakan bagian dari ukuran kualitas fisik komik yang menentukan

menarik tidaknya komik pendidikan ekonomi sebagai sumber belajar. Berdasarkan hasil uji coba pendahuluan pada kelompok kecil, tidak perlu dilakukan revisi, karena hasil uji coba menyatakan produk sudah cukup baik.

Uji coba lapang atau produk operasional dilakukan kepada 114 responden, yaitu kepada siswa kelas XA

berjumlah 38 orang, XB berjumlah 38 orang dan Kelas XI berjumlah 38 orang. Uji coba lapang di kelas pertama, hasilnya untuk variabel balon percakapan (font style), terdapat dua indikator yang dinilai, yaitu tingkat keterbacaan dan kemenarikan dialog. Pada kelas eksperimen pertama, yaitu kelas XA, diketahui sebanyak 65,79%

responden menilai tingkat keterbacaan komik pendidikan ekonomi yang dikembangkan sangat baik, 31,58% responden menilai cukup baik, dan 2,63% responden menilainya kurang baik. Pada aspek kemenarikan dialog, 63,16% responden menilainya sangat menarik dan 36,84% responden menilainya cukup menarik. Kelas eskperimen pertama secara umum menilai keterbacaan komik pendidikan ekonomi sangat baik. Pada aspek kemenarikan dialog, kelas XA

menilai kemenarikan dialog komik pendidikan ekonomi sangat menarik, karena lebih dari 50% dari siswa di kelas tersebut menilai demikian.

Pada variabel yang kedua, yaitu kualitas fisik komik. Aspek kemenarikan fisik komik, 65,79% responden menilainya sangat menarik. Selain itu, 34,21% responden menilai komik pendidikan ekonomi cukup menarik secara fisik. Aspek karakter tokoh komik dinilai sangat menarik oleh 57,89% responden kelas XA.

Sementara itu, 42,11% responden menilainya cukup menarik. Aspek ilustrasi dan perwajahan dinilai sangat menarik oleh 7 1,05% responden (dan cukup menarik oleh 28,95% responden. Aspek ukuran ketikan komik dinilai cukup tepat oleh 81,58% responden. Sementara 10,53% responden menilainya sangat tepat dan 7,89% responden menilainya kurang tepat. Aspek jenis huruf (font style) dinilai cukup konsisten oleh 63,16% responden. Masih pada aspek jenis huruf, 3 1,58% responden menilainya sangat konsisten. Akan tetapi ada juga responden yang menilainya

(9)

kurang konsisten, yaitu sebanyak 5,26% responden.

Kelas XB merupakan kelas

eksperi-men kedua juga melakukan penilaian terhadap komik pendidikan ekonomi. Pada indikator Speak Baloon, tepatnya pada indikator tingkat keterbacaan, 65,79% responden menilainya sangat baik. Selebihnya, 28,95% responden menilainya cukup baik dan 5,26% responden menilainya kurang baik. Indikator kedua, yaitu kemenarikan dialog, dinilai cukup menarik oleh 52,63% responden. Selebihnya, sebanyak 47,37% responden menilainya cukup menarik.

Variabel kedua yang dinilai oleh kelas eksperimen, termasuk kelas XB yaitu

kualitas fisik komik. Indikator pertama yaitu kemenarikan komik pendidikan ekonomi, dinilai cukup menarik oleh 63,16% responden. Selebihnya, sebanyak 3 6,84% responden menilainya sangat menarik. Pada aspek karakter tokoh-tokoh komik, sebesar 52,63 % responden siswa kelas eksperimen kedua ini menilainya sangat menarik. Selebihnya, yaitu sebesar 44,74% responden menilainya cukup menarik dan 2,63% responden menilainya kurang menarik. Meskipun ada responden yang menilai kurang menarik, akan tetapi jumlahnya tidak signifikan. Aspek perwajahan dan ekspresi yang digambarkan oleh tokoh-tokoh komik, dinilai sangat menarik oleh 52,63% responden. Selebihnya, sebanyak 47,37% responden menilainya cukup menarik. Aspek ukuran ketikan pada komik pendidikan ekonomi dinilai cukup tepat oleh 65,79% responden kelas XB. Sementara itu, sebanyak 26,32%

responden menilainya sangat tepat dan 7,89% responden menilainya kurang tepat. Pada aspek jenis huruf (font style), sebanyak 76,32% responden menilainya cukup konsisten dan 23,68% responden menilainya sangat konsisten.

Kelas XI sebagai responden uji coba lapang ketiga, menilai variabel pertama, balon percakapan (speak balloon), pada indikator tingkat keterbacaan dinilai cukup baik sebanyak 52,63% responden dan sisanya sebanyak 47,37% responden menilainya sangat baik. Indikator kedua, yaitu kemenarikan dialog, dinilai cukup menarik oleh sebanyak 76,32% responden. Sebanyak 15,79% responden menilai dialog

dalam komik kurang menarik, akan tetapi ada juga responden yang menilainya sangat menarik, yaitu sebanyak 7,89 %.

Pada variabel kedua, yaitu kualitas komik, indikator kemenarikan komik, dinilai sangat menarik oleh 73,68% responden kelas XI. Sementara itu, sebanyak 26,32% responden menilainya cukup menarik. Selanjutnya pada indikator karakter tokoh-tokoh komik, sebanyak 50% responden menilainya cukup menarik, 42,11% responden menilainya sangat menarik, dan ada pula responden yang menilainya kurang menarik, yaitu sebanyak 7,89% . Pada indikator perwajahan dan ekspresi tokoh-tokoh komik, sebanyak 71,05% responden menilainya cukup menarik. Selebihnya, sebanyak 23,68% responden menilainya sangat menarik, dan sebanyak 5,26% reponden menilainya kurang menarik.

Pada aspek ukuran ketikan komik pendidikan ekonomi sebanyak 65,79% responden kelas XI menilainya cukup tepat. Sementara itu, sebanyak 2 1,05% responden menilainya sangat tepat dan 13,16% responden menilainya kurang tepat. Pada aspek jenis huruf (font style), sebanyak 76,32% responden menilainya cukup konsisten dan 23,68% responden menilainya sangat konsisten. Pada akhir tahap uji coba lapang ini, tidak ada revisi produk, karena mayoritas responden berpendapat produk sudah cukup baik.

SIMPULAN DAN REKOMENDASI Simpulan

Berdasarkan deskripsi dan analisis data penelitian dan pengembangan komik pendidikan ekonomi, dapat disimpulkan bahwa pengembangan komik pendidikan ekonomi diawali dengan need assesment yang menunjukkan bahwa perlu dikembangkan sumber belajar komik pendidikan ekonomi. Selanjutnya tahap pengembangan model komik pendidikan ekonomi yang mengikuti langkahlangkah Dick and Carey, yang terdiri dari 10 langkah. Pengembangan produk komik pendidikan ekonomi ini telah mengikuti langkah-langah tersebut, sehingga dapat dipertanggungjawabkan. Hasil validasi menunjukkan bahwa komik pendidikan

(10)

ekonomi yang dikembangkan cukup tepat, cukup releavan, cukup baik, cukup sistematis, cukup menarik, cukup konsisten, cukup mudah digunakan dan sangat baik dalam mengundang minat belajar siswa, sehingga layak digunakan. Rekomendasi

Berdasarkan hasil simpulan di atas, maka saran-saran yang dapat diberikan sehubungan dengan penelitian dan pengembangan komik pendidikan ekonomi adalah berikut: 1) Perlu dilakukan pelatihan membuat komik agar tercipta pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan; 2) Perlu mengembangkan unsur-unsur pembelajaran yang lain agar pembelajaran berkualitas, baik berupa pengembangan model, metode, strategi, media, maupun sumber belajar; 3) Produk hasil pengembangan ini masih memungkinkan untuk dapat dikembangkan kembali baik dari sisi isi ataupun sisi fisik.

DAFTAR PUSTAKA

Borg, Walter R and Meredith D Gall.1989.Educational Research.

DMC and Company. San

Francisco.

Daryanto.20 1 0.Media Pembelajaran. Gava Media. Jogjakarta.

Pargito.2009.Peneitian dan Pengembangan Bidang Pendidikan. Jurusan Pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung.Bandar Lampung. Pargito.20 1 0.Dasar-dasar Pendidikan

IPS. Pascasarjana IPS Unila.Bandar Lampung

Percival, Fred and Henry Ellington.1984.A Handbook of Educational Technology. Erlangga.Jakarta. Sugiyono.20 1 0.Metode Penelitian

Pendidikan: Pendekatan Kualitalif Kuantitatif dan R & D.Alfabeta. Bandung.

Trimo. 1997. Media Pendidikan. Depdikbud. Jakarta.

Gambar

Tabel 2. Kompetensi dasar mata pelajaran  ekonomi kelas x

Referensi

Dokumen terkait

[r]

adalah artefak karya seni masyarakat Manggarai, khususnya masyarakat Wae Rebo, karya seni lebih bermakna jika nilai positif yang terkandung di dalamnya bisa

[r]

Dalam penelitian ini, fokus akan diarahkan pada situs jual beli online Olx Indonesia yang mendominasi pasar online di Indonesia dan juga dikaitkan dengan munculnya

Hal yang patut untuk dilakukan Pemerintah Indonesia dalam melaksanakan komitmen dalam mengatasi dampak perubahan iklim dan dalam kaitannya dengan

[r]

Hasil penelitian secara simultan menemukan bahwa variabel Motivasi, Komitmen Organisasi, dan Disiplin Kerja secara bersama- sama berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan CV..

Oleh karena itu dalam penelitian ini metoda yang digunakan adalah metoda sol gel, dimana pemilihan metoda tersebut disebabkan karena prosesnya lebih singkat, temperatur yang