• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERBEDAAN DOSIS PUPUK PHOSPAT TERHADAP PERTUMBUHAN PHYTOPLANKTON

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PERBEDAAN DOSIS PUPUK PHOSPAT TERHADAP PERTUMBUHAN PHYTOPLANKTON"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERBEDAAN DOSIS PUPUK PHOSPAT TERHADAP

PERTUMBUHAN PHYTOPLANKTON

Sobirin, Muhamad Agus, Basuki Rahardjo (Fak. Perikanan Unikal) Abstract

This study aims to determine the effect of different doses of phosphate fertilizer on the gowth of phytoplankton. The research is based on a completely randomized design with 6 treatments and 3 replications. Treatments were applied as follows: A: 0 g / l, B: 0.25 g / l, C: 0.5 g / l, E: 1 g / l, F: 1.25 g / l. Data previously conducted analysis of variance test for normality and homogeneity of variance analysis test is then performed. While the data of water quality variables were analyzed descriptively. Results of any treatment is A: Peak phytoplankton gowth occurred at 15.00 hours to 3 days (168x104)cells, B: Peak phytoplankton gowth occurred at 15:00 hours today to 3 (180x104) cells, C:

Peak phytoplankton gowth occurred at 12:00 hours day 3 (226x104) cells, D: Peak phytoplankton

gowth occurred at 12:00 hours to 4 days (250x104) cells, E: Peak phytoplankton gowth occurred at

12.00 hours to 4 days (346x104) cells, F: Peak of phytoplankton gowth occurred at 12:00 hours to 3

days (242x104) cells. Results of the analysis showed that different doses of the treatment effect is

highly significant to the gowth of phytoplankton. Medium quality water throughout the study is still in the range of viable ie 29oC - 30oC, DO 6,1 – 7,2 and pH 7- 8.

Key Words : Phytoplankton Gowth, Phosphate Fertilizers, Dose

PENDAHULUAN

Phospat salah satu unsur hara selain nitrogen,hydrogen, carbon, oksigen dan sulfur, keberadaan di dalam phospat relatife sangat kecil jika dibanding unsur makro yang lain. Phospat merupakan unsur hara penting yang harus ada dalam ekosistem perairan,unsur hara ini merupakan limiting faktor (faktor pembatas) dalam ekosistem perairan (Agus,2008). Phytoplankton sangat membutuhkan unsur phospat dalam pertumbuhannya , jika phospat dalam air kurang dari 0.01 ppm maka phytoplankton tidak bisa hidup dengan baik bahkan tidak jarang phytoplankton tersebut mengalami kematian (Alaert dan Sri Simestri S,1984). Disisi lain bila phospat

dalam air melebihi 1 ppm phytoplankton mengalami percepatan pertumbuhan yang relatif tajam, bahkan fenomena blowming plankton sering terjadi bila phospot melebihi 1 ppm. Hasil penelitian Agus (2008) kandungan unsur posfor dalam bentuk ortophospat dalam tambak yang mencapai 1,3 ppm juga berdampak pada peningkatan densitas klekap yang mencapai penutupan relative lebih dari 30 %.

Mengingat pentinngya peran phospat dalam ekosistem perairan sebagai faktor pembatas maka dirasa perlu adanya penelitian terkait dengan pengaruh perbedaan dosis pupuk phospat yang berbeda terhadap pertumbuhan phytoplankton di tambak. Hal ini sangat penting dilakukan karena phytoplankton

(2)

47 76 95 102 144 92 56 42 124 144 191 95 117 129 195 208 211 203 71 73 140 200 204 173 0 50 100 150 200 250 0 0.25 0.5 0.75 1 1.25 Hr ke-1 Hr ke-2 Hr ke-3 Hr ke-4

merupakan primery production utama yang berpengaruh terhadap dinamika keseimbangan kualitas air tambak Sebagai pendukung keberhasilan produksi hasil dari kegiatan budidaya di tambak. Tujuan penelitian ini adalah Mengetahui pengaruh perbedaan dosis pupuk phospat terhadap pertumbuhan phytoplankton.

METODE PENELTIAN

Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode percobaan

(experiment) di laboratorium

(Experimental Laboratoris). Penelitian

mengunakan Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari 6 perlakuan dan 3 ulangan. Pembagian perlakuan pupuk phospat diantaranya sebagai berikut : Perlakuan A: 0 g / l, B: 0.25 g / l, C: 0.5 g / l, E: 1 g / l, F: 1.25 g / l.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pengamatan pertumbuhan phytoplankton seperti tersaji pada gafik dibawah ini.

Hasil penelitian 2012

Gafik hasil pertumbuhan phytoplankton pada jam 0.80 hari ke 1,2,3,4 pada masing- masing perlakuan.

Perbedaan perlakuan berpengaruh sangat nyata terhadap hasil pertumbuhan phytoplankton hal ini sesuai dengan analisis varian F 15,27 sedangkan F tabel 3,1 ( P > 0,05 berarti peluang pertumbuhan phytoplankton pada hari pertama Pada dosis 1 g/l jam 08.00 lebih dari 99,95%. Perbedaan perlakuan berpengaruh sangat nyata terhadap hasil pertumbuhan phytoplankton hal ini sesuai dengan analisis varian F 94,00 sedangkan F tabel 3,1 ( P > 0,05 berarti peluang pertumbuhan phytoplankton pada hari kedua pada dosis 1g/l jam 08.00 lebih dari 99,95 % dipengaruhi oleh perbedaan perlakuan doisis. Perbedaan perlakuan berpengaruh sangat nyata terhadap hasil pertumbuhan phytoplankton hal ini sesuai dengan analisis varian F 60,20 sedangkan F tabel 3,1 ( P > 0,05 berarti peluang pertumbuhan phytoplankton pada hari ke tiga pada dosis 1g/l jam 08.00 lebih dari 99,95 % dipengaruhi oleh perbedaan perlakuan doisis. Perbedaan perlakuan berpengaruh sangat nyata terhadap hasil pertumbuhan phytoplankton hal ini sesuai dengan analisis varian F 11,97 sedangkan Ftabel 3,1 ( P > 0,05 berarti peluang pertumbuhan phytoplankton pada hari ke empat pada dosis 1g/l jam 08.00 lebih dari 99,95 % dipengaruhi oleh perbedaan perlakuan dosis.

(3)

60 84 114 140 142 118 65 80 155 177 211 162 168 180 225 223 230 215 133 113 233 243 254 188 0 50 100 150 200 250 300 0 0.25 0.5 0.75 1 1.25 Hr ke-1 Hr ke-2 Hr ke-3 Hr ke-4 66 129 135 136 152 101 70 64 160 176 173 130 160 171 226 246 255 242 165 108 175 250 346 216 0 50 100 150 200 250 300 350 400 0 0.25 0.5 0.75 1 1.25 Hr ke-1 Hr ke-2 Hr ke-3 Hr ke-4 Hasil penelitian 2012

Gafik hasil pertumbuhan phytoplankton pada jam 12.00 hari ke 1,2,3,4 pada masing- masingperlakuan.

Perbedaan perlakuan berpengaruh sangat nyata terhadap hasil pertumbuhan phytoplankton hal ini sesuai dengan analisis varian F 67,33 sedangkan F tabel 3,1 ( P > 0,05 berarti peluang pertumbuhan phytoplankton pada hari pertama Pada dosis 1 g/l jam 12.00 lebih dari 99,95%. Perbedaan perlakuan berpengaruh sangat nyata terhadap hasil pertumbuhan phytoplankton hal ini sesuai dengan analisis varian F 53,63 sedangkan F tabel 3,1 ( P > 0,05 berarti peluang pertumbuhan phytoplankton pada hari kedua pada dosis 1 g/l jam 12.00 lebih dari 99,95%. Perbedaan perlakuan berpengaruh sangat nyata terhadap hasil pertumbuhan phytoplankton hal ini sesuai dengan analisis varian F 11,56 sedangkan F tabel 3,1 ( P > 0,05 berarti peluang pertumbuhan phytoplankton pada hari ke tiga pada dosis 1g/l jam 12.00 lebih dari 99,95 %. Perbedaan perlakuan berpengaruh sangat nyata terhadap hasil pertumbuhan

phytoplankton hal ini sesuai dengan analisis varian F 13,51 sedangkan Ftabel 3,1 ( P > 0,05 berarti peluang pertumbuhan phytoplankton pada hari ke empat pada dosis 1g/l jam 12.00 lebih dari 99,95 % dipengaruhi oleh perbedaan perlakuan dosis.

Hasil penelitian 2012

Gafik hasil pertumbuhan phytoplankton pada jam 15.00 hari ke 1,2,3,4 pada masing- masing perlakuan Perbedaan perlakuan berpengaruh sangat nyata terhadap hasil pertumbuhan phytoplankton hal ini sesuai dengan analisis varian F 58,26 sedangkan F tabel 3,1 ( P > 0,05 berarti peluang pertumbuhan phytoplankton pada hari pertama Pada dosis 1 g/l jam 15.00 lebih dari 99,95%. Perbedaan perlakuan berpengaruh sangat nyata terhadap hasil pertumbuhan phytoplankton hal ini sesuai dengan analisis varian F 13,35 sedangkan F tabel 3,1 ( P > 0,05 berarti peluang pertumbuhan phytoplankton pada hari kedua pada dosis 1g/l jam 15.00 lebih dari 99,95 % dipengaruhi oleh perbedaan perlakuan doisis. Perbedaan perlakuan berpengaruh

(4)

sangat nyata terhadap hasil pertumbuhan phytoplankton hal ini sesuai dengan analisis varian F 68,45 sedangkan Ftabel 3,1 ( P > 0,05 berarti peluang pertumbuhan phytoplankton pada hari ke tiga jam pada dosis 1g/l 15.00 lebih dari 99,95 % Perbedaan perlakuan berpengaruh sangat nyata terhadap hasil pertumbuhan phytoplankton hal ini sesuai dengan analisis varian F 45,87 sedangkan Ftabel 3,1 ( P > 0,05 berarti peluang pertumbuhan phytoplankton pada hari ke empat pada dosis 1g/l jam 15.00 lebih dari 99,95 % dipengaruhi oleh perbedaan perlakuan dosis.

Berdasarkan Hasil identifikasi Pertumbuhan phytoplankton yang telah dilakukan pada jam 08.00 selama 4 hari, pada hari ke 3 dengan dosis 1 g/l adalah puncak pertumbuhan phytoplankton yang tertinggi yaitu (211 x 104 ) sel . Hal ini disebabkan kondisisi faktor fisik pada perlakuan dosis 1 g/l merupakan kondisi yang sesuai bagi pertumbuhan phytoplankton. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Kimmel dan Goeger (1984) bahwa ketersediaan unsur hara dan cahaya yang cukup dapat digunakan oleh fitoplankton untuk perkembangannya. Sebaliknya pertumbuhan phytoplankton terendah pada jam 08.00 hari ke-1 tanpa perlakuan dosis 0 g/l 291 x104 sel. Hal ini disebabkan karena pemberian dosis 0 g/l belum cukup untuk pertumbuhan

phytoplankton, pertumbuhan phytoplankton pada jam 12.00 dengan perlakuan dosis 1 g/l adalah puncak pertumbuhan phytoplankton yang tertinggi yaitu 346 x104 sel. Tingginya pertumbuhan diperoleh pada dosis 1 g/l diduga disebabkan oleh kandungan unsur hara yang cocok untuk kehidupan phytoplankton dibandingkan dengan dosis yang lain, sehingga memungkinkan terjadinya pertumbuhan dan perkembangan sel phytoplankton yang lebih baik. Phytoplankton memanfaatkan unsur-unsur hara, sinar matahari dan karbondioksida untuk pertumbuhannya (Wiadnyana & Wagey, 2004), memiliki zat hijau daun (klorofil) yang berperan dalam proses fotosintesis untuk menghasilkan bahan organik dan oksigen dalam air. Phospat merupakan bentuk fosfor yang dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan (Dugan, 1972 dalam Effendi, 2003) dan indentifikasi pada jam 15.00 Pertumbuhan phytoplankton terjadi puncak tertingginya pada dosis 1 g/l 254 x104 sel. Fosfat merupakan faktor penting untuk pertumbuhan phytoplankton dan organisme lainnya. Fosfat sangat diperlukan sebagai transfer energi dari luar ke dalam sel organisme, karena itu fosfat dibutuhkan dalam jumlah yang kecil (sedikit). Fosfat merupakan bentuk fosfor yang dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan (Dugan, 1972 dalam Effendi, 2003).

(5)

Suhu perairan yang terukur berkisar antara 29-30 oC kisaran ini

merupakan nilai yang optimum untuk fitoplankton. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Effendi (2003) bahwa kisaran suhu yang optimum untuk pertumbuhan fitoplankton di perairan adalah 20-30 oC.

Kisaran nilai pH yang dijumpai selama penelitian adalah 7 – 8, nilai ini sesuai dengan yang dibutuhkan untuk kehidupan fitoplankton di perairan yaitu 6,5 – 8,0 (Pescod, 1973).

Hasil pengamatan DO 6,1-7,2. DO merupakan salah satu faktor atau parameter kualitas air di suatu perairan untuk mengukur apakah perairan tersebut tercemar atau tidak, apabila perairan tersebut subur, maka pertumbuhan plankton tinggi.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil simpulan sebagai berikut :

1. Pemberian dosis pupuk phospat yang berbeda berpengaruh terhadap pertumbuhan phytoplankton

2. Puncak tertinggi pertumbuhan phytoplankton terjadi pada jam 12.00 hari ke 4 dengan dosis pupuk phospat 1 g/l ( 346 x 104) sel. 3. Puncak terendah pertumbuhan

phytoplankton terjadi pada jam 15.

00 tanpa perlakuan 0 g/l hari ke 3 (168 x 104) sel.

DAFTAR PUSTAKA

Agus,M. 2008. Analisis Komparatif Fat

Crab (scylla sp) Dengan Sistem Massal dan Singgle Room di Tambak. Jurnal Ilmiah Perikanan

dan Kelautan, pena akuatik volume 1 april 2008. Penerbit Fakultas Perikanan Universitas Pekalongan Effendi, H. 2003. Telaahan Kualitas Air

Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Perairan. Kanisius, Yogyakarta. 258 p.

Pescod. M.B. 1973. Investigation of Rational Effluent and Stream Standard for Tropical Countries. Bangkok : AIT

Kimmel, B.L and O.W.Goeger. 1984.

Factors Controlling Phytoplankton Production in Lakes Reservoir : A Perspective. EPA, Washington DC.

P : 227-28

Thornton, K.W., B.L Kimmel and F.E Payne. 1990. Reservoir Limnology : Ecology Perspective. John Wiley & Sons. Inc, New York. 246 p Srigandono, 1981. Rancangan Percobaan

dan Desain Eksperimen. Universitas Diponegoro Semarang.

Wiadnyana, N.N., & G.A. Wagey, 2004,Plankton, Produktivitas dan

Ekosistem Perairan.

DepartemenKelautan dan Perikanan.Badan Riset Kelautan dan Perikanan. Pusat RisetPerikanan Tangkap dan LIPI-Pusat Penelitian Oseanogafi. Jakarta. 117p.

http://blog.ub.ac.id/anneseptiani/2011/12/2 6/laporan-praktikum

Referensi

Dokumen terkait

Permainan Balok merupakan bentuk alat permainan edukatif yang terdiri dari potongan-potongan balok dengan berbagai bentuk, warna dan ukuran. Alat permainan ini

Begitu juga dengan sifat-sifat yang telah disepakati atau kesesuaian produk untuk aplikasi tertentu tidak dapat disimpulkan dari data yang ada dalam Lembaran Data Keselamatan

Penurunan nilai BOD dan COD yang masih berada di atas baku mutu limbah cair menurut Pergub Jatim no.72 tahun 2013 disebabkan karena waktu aklimatisasi yang

Dengan menggunakan dasar teori agensi, stakeholder, sinyal, dan legitimasi yakni mengenai ukuran perusahaan yang besar, adanya cross listing , tingkat risiko yang tinggi,

Dalam kenyataan diwilayah hukum Badan Pertanahan Kabupaten Malang, meskipun undang-undang melarang pemindahan tanah pertanian yang luasnya kurang dari 2 (dua) Hektar,

Setiap Departemen terintegrasi dengan mengandalkan sistem informasi serta jaringan internet untuk menunjang serta memudahkan dalam melaksanakan pekerjaan, sehingga

Gambar 1. Alat pengering Efek Rumah Kaca-hybrid tipe rak berputar.. Radiator digunakan sebagai penukar panas. Pengering menggunakan sembilan buah buah kipas, yaitu 3 buah

Masjid merupakan salah satu institusi yang memainkan peranan penting dan berfungsi sebagai tempat orang awam tidak mengira umur dan tahap