• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jamur Tiram Coklat (Pleurotus cystidiosus)

Jamur tiram termasuk tumbuhan. Tubuh buah jamur tiram mempunyai tangkai yang tumbuh menyamping (bahasa Latin : pleurotus) dan bentuknya seperti tiram (ostreatus) sehingga jamur tiram mempunyai nama Pleurotus

ostreatus. Bagian tudung jamur tersebut berubah warna dari hitam,

abu-abu, coklat, hingga putih, dengan permukaan yang hampir licin, diameter 5-20 cm yang bertepi tudung mulus sedikit berlekuk. Selain itu, jamur tiram memiliki spora berbentuk elips berukuran 8-11 x 3-4 μm (μm=0.001mm) serta miselia berwarna putih yang bisa tumbuh dengan cepat (Meinanda, 2013).

Jamur ini banyak tumbuh secara liar (walaupun berukuran kecil), di kawasan yang berdekatan dengan hutan, menempel pada kayu atau dahan kering. Jamur ini tumbuh terutama pada waktu musim hujan. Jika sudah terlalu tua, apalagi kering, jamur ini akan tetap alot atau liat walau terus menerus direbus, sehingga disebut supa liat. Jenis supa liat yang paling banyak dicari adalah supa liat yang tumbuh secara alami pada kayu lunak, misalnya karet, kapuk, dan kidamar. Daya tarik jamur tiram adalah pada warna tubuh buahnya yang bervariasi, mulai dari putih, kecoklatan, keabu-abuan, kekuning-kuningan, kemerah-merahan, dan lain-lain (Suriawiria, 2002).

Jamur tiram cokelat (Pleurotus cystidiosus) merupakan keluarga dari Tricholomataceae. Umumnya dikenal sebagai jamur abalone yang dapat dimakan. Makanan yang populer di masyarakat Sri Lanka. Jamur ini besar dan berdaging, tumbuh di batang pohon atau tunggul di lapisan seperti rak. Pileus berbentuk kerang. Tudung muda dalam kecokelatan, permukaannya halus dan lembab dengan tepi menghadap ke bawah. Stipe berwarna cokelat tua (Kudahewa, dkk, 2008).

(2)

Gambar 2.1 Jamur Tiram Coklat (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2020)

Menurut Djarijah (2010) jamur tiram cokelat termasuk dalam kelopok famili Agaricaceae atau Tricholomataceae dari kelas Basidomycetes. Adapun klasifikasi jamur tiram cokelat yakni sebagai berikut :

Regnum : Myceteae (Fungi) Divisi : Amastigomycota Subdivisi : Basidiomycotae Classis : Basidiomycetes Ordo : Agraicales Famili : Agaricaceae Genus : Pleurotus

Species : Pleurotus cystidiosus (Sumber : Tjitrosoepomo, 2014)

Jamur tiram cokelat mempunyai ciri-ciri khusus yang dapat dikenali dengan mudah diantaranya bentuk tudung seperti tiram berdiameter 4-15 cm atau lebih. Permukaan tudung licin agak berminyak ketika lembab, warna tudung putih kecokelatan atau cokelat tua kadang kekuningan pada saat jamur dewasa, tetapi tudung menggulung ke dalam dan sering bergelombang pada jamur muda, sedangkan ubuh buah tidak memiliki tangkai, tudung hanya membentuk setengah lingkaran, membentuk seperti tiram dengan

(3)

bagian atas lebih lebar, begian bawah agak runcing, bagian bawah tudung terbentuk lapisan seperti insang, disebut gills, berwarna keputih-putihan atau abu-abu. (Mudakir, 2014).

Secara alami, jamur tiram ditemukan di hutan di bawah pohon berdaun lebar atau di bawah tanaman berkayu. Jamur tiram tidak memerlukan cahaya matahari yang banyak, di tempat terlindung miselium jamur akan tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan tempat yang terang dengan cahaya matahari yang melimpah (Sumarsih, 2010).

Agar jamur tiram dapat tumbuh dan menghasilkan dengan baik maka persyaratan pertumbuhannya harus diperhatikan. Syarat tumbuh jamur tiram meliputi beberapa parameter, terutama temperatur, kelembapan relatif, waktu, kandungan, CO2 dan cahaya.

a) Temperatur (Suhu)

Dalam melangsungkan kehidupannya, jamur memerlukan suhu-suhu tertentu untuk tumbuh secara optimal. Pada kisaran suhu optimal fase miselium jamur tiram antara 26-28oC dan fase tumbuh buah kisaran suhunya 24-26oC untuk pertumbuhan bakal buah membutuhkan suhu normal ruangan yang berkisar 25-28oC. Jika terlalu dingin tubuh buah akan banyak mengandung air yang berdampak pada kebusukan, sedangkan jika terlalu panas maka akan terhambat pertumbuhan bakal buahnya (Agus, 2006).

b) Kelembaban

Kelembaban sangat penting dalam proses tumbuhnya jamur tiram. Kelembaban dapat diukur dengan alat yang disebut hygrometer. Kelembaban yang kurang dapat diatasi dengan menaruh baglog di bawah pepohonan. Masa pertumbuhan miselium membutuhkan kelembaban udara antara 65-70% tetapi untuk merangsang pertumbuhan tunas dan tubuh buah jamur membutuhkan kelembaban udara sekitar 80-85%. Tunas dan tubuh buah jamur yang tumbuh pada lingkungan dengan kelembaban di bawah

(4)

80% akan mengalami gangguan absorbsi nutrisi sehingga menyebabkan kekeringan dan gangguan pertumbuhan ataupun kematian. Kelembaban tersebut berfungsi untuk menjaga substrat tanah agar tidak mengering sehingga harus dijaga dengan baik. Menjaga kelembaban pada jamur tiram dilakukan dengan penyiraman dengan air yang bersih yaitu pada pagi dan sore hari (Djarijah, 2010).

c) Intensitas Cahaya

Cahaya sangat dibutuhkan untuk merangsang pertumbuhan primordia (bakal buah), bahkan jika kekurangan cahaya akan mengurangi besarnya buah dan akan menyebabkan warna tudung berubah menjadi pucat, bahkan miselium tumbuh baik pada kondisi gelap (Wardi, 2006).

Jamur tiram cokelat dikenal juga dengan nama jamur abalon. Tiram cokelat mempunyai rumpun yang sangat sedikit, tetapi tudungnya lebih tebal dan daya simpannya lebih lama. Kandungan energinya mencapai 100 kkal/100 g, sedangkan vitamin C yang dikandung sebesar 4 mg. Jamur tiram cokelat memiliki kandungan vitamin B, C, dan D yang lebih tinggi dibanding dengan jamur lain (Meinanda, 2013).

Jamur tiram sendiri juga memiliki berbagai spesies yang mudah dibedakan berdasarkan warna tudung buahnya dan memiliki kandungan gizi yang berbeda-beda. Misalnya saja jamur tiram merah muda (Pleurotus

flabellatus) atau dikenal dengan nama sakura shimeji dalam 100 g,

kandungan proteinnya mencapai 19,9 gram dan vitamin C 6,25 mg. Kemudian jamur tiram kuning (Pleurotus citrinopileatus) memiliki rumpun paling banyak dibanding dengan jamur tiram putih maupun cokelat, tetapi cabangnya sedikit dan tubuh buah yang tipis, memiliki kandungan protein yang mencapai 42,3-47,9 g/100 g. Jamur tiram abu-abu (Pleurotus cystidius) atau biasa dikenal dengan nama shimeji grey karena tudungnya yang berwarna kelabu kecokelatan sampai kuning kehitaman

(5)

memiliki kandungan energi mencapai 20 kkal dan vitamin A mencapai 30-114 mg/100 g (Meinanda, 2013).

d) Sumber Nutrisi

Nutrisi yang harus ada dalam pertumbuhan jamur adalah fosfor, kalium, nitrogen, belerang, kalium, karbon dan unsur-unsur lain. Nutrisi tersebut biasa diperoleh dari media kayu atau pupuk tambahan. Kandungan air yang dibutuhkan sekitar 75% dan digunakan pertumbuhan miselium dan tubuh buah (Mardiana, 2016).

e) Keasaman (Ph)

Media yang terlalu asam akan menyebabkan pertumbuhan jamur tiram coklat kurang optimal. Derajat keasaman optimum untuk jamur adalah 5 sampai 7. Jika kelebihan akan menjadi kurang bagus, derajat keasaman yang dibutuhkan jamur untuk dapat tumbuh dengan baik adalah 5-7 pada keasaman netral, pH yang optimal untuk pertumbuhan miselium jamur tiram dalam kondisi asam dengan pH 5,5 – 6,5. (Setiagama, 2017).

Tabel 2.1 Komposisi Dan Kandungan Nutrisi Jamur Tiram.

Zat Gizi Kandungan

Kalori (Energi) 367 kal Protein 10,5-30,4% Karbohidrat 56,6 % Lemak 1,7-2,2 % Thiamin 0,20 mg Ca (Kalsium) 314,0 mg K (Kalium) 3.792,0 mg P (Fosfor) 717,0 mg Na (Natrium) 837,0 mg Fe (Besi) 3,4-18,2 mg (Sumber : Djarijah 2010)

(6)

2.2 Media Tumbuh Jamur Tiram

Jamur tiram termasuk jamur kayu, tempat hidupnya menempel pada kayu atau tumbuh dengan media kayu. Maka dari itu, media pertumbuhan jamur tiram sebaiknya dibuat menyerupai kondisi tempat tumbuh jamur tiram di alam. Serbuk gergaji dari limbah penggergajian kayu yang biasa tidak terpakai dapat dimanfaatkan karena kecocokannya (Yuditian, 2006).

Dalam budidaya jamur, media tumbuh jamur adalah salah satu faktor penentu terhadap pertumbuhan jamur. Oleh karena itu, jamur membutuhkan nutrisi tambahan untuk mendukung pertumbuhannya selain yang terdapat dalam serbuk gergaji. Salah satunya dengan penambahan mineral yang terkandung dalam kapur dan dolomit, unsur mineral tersebut yaitu berupa kalsium (Ca) dan magnesium (Mg). Unsur Ca dan Mg merupakan unsur mineral yang dibutuhkan oleh jamur. Selain itu, unsur Ca berfungsi untuk menetralkan asam oksalat yang dikeluarkan oleh miselium jamur (Djarijah, 2010).

2.3 Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS)

TKKS (Tandan Kosong Kelapa Sawit) adalah limbah pabrik kelapa sawit yang jumlahnya sangat melimpah. Setiap pengolahan 1 ton TBS (Tandan Buah Segar) akan dihasilkan TKKS sebanyak 22 – 23% TKKS atau sebanyak 220 – 230 kg TKKS. Apabila dalam sebuah pabrik dengan kapasitas pengolahan 100 ton/jam dengan waktu operasi selama 1 jam, maka akan dihasilkan sebanyak 23 ton (Agustina dan Udiantoro, 2016).

Tandan kosong kelapa sawit memiliki potensi yang cukup besar untuk dapat dimanfaatkan. Namun, selama ini TKKS baru dimanfaatkan sebagai pupuk organik. Sisa tandan kosong ini menimbulkan masalah untuk tempat dan transportasi pembuangannya yang mengakibatkan biaya produksi tambahan bagi pengolah. Di tempat pembuangannya biasanya tandan kosong kelapa sawit dibakar, ini juga menimbulkan masalah kerusakan lingkungan yaitu polusi udara dan bau (Prasetyo, 2013)

(7)

Gambar 2.3 Tandan Kosong Kelapa Sawit (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2020)

TKKS termasuk biomassa lignoselulosa, yang kandungan utamanya adalah selulosa 38,76%, hemiselulosa 26,69% dan lignin 22,23%. Kandungan selulosa yang cukup tinggi pada TKKS dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan media tanam jamur merang.

Tabel 2.3 Komposisi Tandan Kosong Kelapa Sawit Parameter Kandungan (%) Lignin 22,23 Selulosa 38,76 Holoselulosa 65,45 Pentosan 26,69 Kadar Abu 6,59 Zat Ekstraktif 6,47 (Sumber : Prasetyo, 2013)

2.4 Serbuk Gergaji Kayu

Serbuk gergaji adalah butiran kayu yang dihasilkan dari proses menggergaji. Serbuk-serbuk gergaji ini dapat diperoleh dari beragam sumber, seperti limbah pertanian dan perkayuan. Jumlah serbuk gergaji yang dihasilkan dari eksploitasi/pemanenan dan pengolahan kayu bulat sangat banyak. Produksi

(8)

total kayu gergajian Indonesia mencapai 2,6 juta m3per tahun, dengan asumsi bahwa jumlah limbah yang terbentuk 54,24% dari produksi total. Oleh karena itu, maka dihasilkan limbah penggergajian kayu sebanyak 1,4 juta m3per tahun dan angka ini cukup besar karena mencapai sekitar separuh dariproduksi kayu gergajian. Balai Penelitian Hasil Hutan (BPHH) pada kilang penggergajian di Sumatera dan Kalimantan serta Perum Perhutani di Jawa menunjukkan bahwa rendemen rata-rata penggergajian adalah 45%, sisanya 55% berupa limbah (Steviani, 2011).

Kelebihan penggunaan serbuk kayu sebagai media antara lain mudah diperoleh dalam bentuk limbah sehingga harganya relatif murah, mudah di campur dengan bahan-bahan lain pelengkap nutrisi, serta mudah di bentuk dan dikondisikan. Bahan-bahan untuk budidaya jamur tiram perlu dipersiapkan terdiri dari bahan baku dan bahan pelengkap kayu atau serbuk kayu yang digunakan sebagai tempat tumbuh jamur rmengandung karbohidrat, serat, lignin, selulosa, dan hemiselulosa. Zat yang terkandung dalam kayu tersebut ada yang berguna dan membantu pertumbuhan jamur, tetapi adapula yang menghambat. Oleh karena itu, pada budidaya jamur sebaiknya menggunakan serbuk gergaji yang berasal dari jenis kayu yang tidak banyak mengandung zat pengawet alami (Steviani, 2011).

Bahan baku untuk medium tempat bertanam jamur tidak harus selalu menggunakan serbuk kayu. Beberapa bahan untuk medium pertumbuhan jamur yakni merang (tangkai padi), sekam (kulit gabah), arang sekam, jerami, dan bahan lain seperti daun pisang, kertas bekas, kapas bekas, ampas tebu, ampas aren, ampas sagu dan sebagainya. Susbstrat atau media adalah faktor utama bagi kehidupan jamur. Jamur akan tumbuh subur pada bahan-bahan yang melapuk atau terdekomposisi. Bahan organik yang mengandung selulosa dan lignin akan mendukung pertumbuhan miselium dan perkembangan tubuh buah (Steviani, 2011).

(9)

Gambar 2.4 Serbuk Gergaji Kayu (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2020)

Media serbuk gergaji sebagai media tumbuh jamur tiram cokelat ditambahkan dedak agar dapat mempercepat pertumbuhan miselium jamur. Dedak mampu mempercepat pertumbuhan miselium dan mendorong perkembangan tubuh buah jamur. Penambahan dedak dalam media serbuk gergaji dapat meningkatkan nutrisi media tanam, terutama sebagai sumber karbohidrat, karbon (C), serta nitrogen (N). Dan pH merupakan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan jamur pada media tanam. Secara umum, hampir semua miselium jamur tumbuh optimal pada pH netral (Andoko , 2007).

Tabel 2.4 Komposisi Kandungan Serbuk Gergaji Kayu

Parameter Kandungan (%) Holoselulosa 70,52 Selulosa 40,99 Lignin 27,88 Abu 1,38 Kadar Air 5,64 Sumber : (Steviani, 2011).

(10)

2.5 Tambahan Nutrisi Jamur Tiram Coklat (Pleurotus cystidiosus) 2.5.1 Dedak

Dedak juga dapat digunakan sebagai nutrisi penambahan dalam media pertumbuhan jamur tiram coklat. Hal ini dikarenakan penambahan dedak berfungsi untuk meningkatkan nutrisi pada media tanam yaitu sebagai sumber karbohidrat, karbon (C) dan nitrogen (N). Dedak sebagai sumber nitrogen dan thiamin (vitamin B1) berfungsi dalam pembentukan dan pengembangan tubuh buah jamur tiram coklat. Selain itu, untuk kehidupan dan perkembangannya jamur juga memerlukan sumber nutrien atau makanan dalam bentuk unsur-unsur kimia misalnya fosfor, belerang, kalium dan karbon. Unsur tersebut sudah tersedia dalam jaringan kayu yang menjadi bahan utama pembuatan media tumbuh jamur tiram, hanya saja jumlahnya sedikit. Oleh karena itu, diperlukan penambahan dari luar (Purwaningsih, 2016).

Gambar 2.5.1 Dedak

(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2020)

2.5.2 Dolomit

Dolomit memberikan pengaruh terhadap kecepatan pertumbuhan miselium jamur tiram cokelat. Artinya, dengan menambahkan dolomit ke dalam media tanam dapat mempercepat pertumbuhan miselium jamur. Hal ini disebabkan karena dolomit mengandung unsur makro Ca dan Mg yang selain berfungsi sebagai sumber mineral bagi jamur, Ca

(11)

dan Mg tersebut juga berfungsi sebagai aktivator enzim yang dapat mempercepat pertumbuhan miselium jamur. Penambahan dolomit juga berpengaruh terhadap berat tubuh jamur tiram coklat, Hal ini dikarenakan didalam dolomit terkandung unsur mineral makro seperti magnesium dan kalsium, dimana kedua unsur tersebut merupakan sumber nutrisi yang sangat dibutuhkan jamur untuk pertumbuhannya. Jika kebutuhan nutrisi jamur tersebut dapat terpenuhi dengan adanya kalsium dan magnesium yang terkandung dalam dolomit, makapertumbuhannya akan meningkat yang nantinya juga akan berpengaruh terhadap produktivitas dari jamur itu sendiri, selain sebagai penstabil keasaman, kandungan Ca juga berfungsi sebagai sumber nutrisi untuk pertumbuhan jamur. Berat basah jamur juga berkaitan dengan pertumbuhan miselium tetapi lebih cenderung pada ketersediaan sumber nutrisi pada substrat yang meliputi lignin, selulosa, protein, senyawa pati, karbon, nitrogen, hidrogen dan oksigen (Rahma, 2017).

Gambar 2.5.2 Dolomit

(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2020)

2.5.3 Tepung Jagung

Tepung jagung memiliki karbon sebesar 48,22%, oksigen sebesar 42,94%, hydrogen sebesar 6,2%, sulfur sebesar 0,13% dan nitrogen sebesar 1,57%. Nitrogen bebas yang terkandung dalam tepung jagung yaitu 53,5% selain itu tepung jagung mengandung protein 2,5% dan serat

(12)

kasar 32%. Hal ini yang mendukung kandungan nutrisi yang terkandung pada tepung jagung cukup tinggi dalam mendukung pertumbuhan dan produktivitas jamur tiram putih. Jadi dengan penambahan nutrisi pada jamur tiram putih yang berupa tepung jagung dapat menambah nutrisi dan menjadi pupuk organik bagi jamur tiram coklat. Kandungan lignin dan selulosa pada tepung jagung tersebut dapat membantu pertumbuhan jamur tiram coklat yang mengandung lebih banyak mineral dan dapat mengatur pH (Irfanuddin, 2016)

Gambar 2.5.3 Tepung Jagung (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2020)

Gambar

Tabel 2.1 Komposisi Dan Kandungan Nutrisi Jamur Tiram.
Gambar 2.3 Tandan Kosong Kelapa Sawit  (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2020)
Tabel 2.4 Komposisi Kandungan Serbuk Gergaji Kayu
Gambar 2.5.2 Dolomit

Referensi

Dokumen terkait

KUASA HUKUM PEMOHON PERKARA NOMOR 36/PUU-XV/2017: VICTOR SANTOSO TANDIASA.. Siap,

b. Untuk mencapai struktur atom yang stabil, maka ada atom yang cenderung melepaskan elektron dan ada yang cenderung menangkap elektron.. 3) Unsur gas mulia tdk dpt

Untuk semua pengadaan barang/jasa, setelah penyedia barang memperbaiki kerusakan atau mencukupi kekurangan atau hal-hal lain yang dimintakan oleh PPKom, maka penyedia barang

Untuk menjelaskan perbedaan antara hasil belajar yang diajar dengan pembelajaran menggunakan Modul dengan pembelajaran Klasik pada standar kompetensi pemeliharaan sistem

Jika kita kembangkan pendapat Holmes tersebut jelas menyangkut tentang hukum yang tertulis dan hukum yang tidak tertulis yang hidup dalam kehidupan sosial masyarakat, dimana

Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, dalam Pasal 49 disebutkan bahwa: (1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan data

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui toksisitas subkronis Ekstrak Curcuma Bebas Minyak Atsiri (ECBA) yang diberikan secara per oral pada pemakaian jangka panjang dengan

Sediaan padat terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut5. Cangkang