• Tidak ada hasil yang ditemukan

PASKA PENUTUPAN LOKALISASI PERAN DINAS SOSIAL DALAM PEMBINAAN PEKERJA SEKS KOMERSIAL (PSK) DI KM.10 DESA PURWAJAYA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PASKA PENUTUPAN LOKALISASI PERAN DINAS SOSIAL DALAM PEMBINAAN PEKERJA SEKS KOMERSIAL (PSK) DI KM.10 DESA PURWAJAYA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

© Copyright 2021

PASKA PENUTUPAN LOKALISASI PERAN DINAS SOSIAL

DALAM PEMBINAAN PEKERJA SEKS KOMERSIAL (PSK)

DI KM.10 DESA PURWAJAYA KABUPATEN

KUTAI KARTANEGARA

Dewi Kus Sandra1

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dan mendeskripsikan tentang Paska Penutupan Lokalisasi Peran Dinas Sosial Dalam Pembinaan Pekerja Seks Komersial (PSK) Di KM.10 Desa Purwajaya Kabupaten Kukar. Pekerja Seks Komersial ( PSK ) merupakan masalah sosial yang sangat sulit untuk diputus mata rantainya. Dengan alasan faktor ekonomi yang menjadi penyebab utamanya untuk orang melakukan pekerjaan tersebut , selain mudah dan tidak perlu keterampilan pekerjaan ini sangat mudah dan cepat untuk mendapatkan pundi-pundi, selain itu praktek prostitusi yang berlangsung ditempat-tempat non lokalisasi juga semakin menjamur dikalangan masyarakat. Paska Penutupan Lokalisasi Peran Dinas Sosial sangat penting untuk menjadi pendamping sosial dalam memecahkan masalah-masalah sosial yang seperti ini. Rumusan masalah-masalah, Peran Dinas Sosial Dalam Pembinaan Dalam Pembianaan Pekerja Seks Komersial (PSK) Di KM.10 Desa Purwajaya Kabupaten Kukar dan faktor apa saja yang menjadi pengambat dan pendukung dalam pembinaan. Teori Kebijakan Sosial Bessant. Jenis Penelitian, deskriptif kualitatif. Fokus Penelitian, bentuk-bentuk pembinaan dan faktor pemnghambat dan pendukung dalam pembinaan. Teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan deskriptif menurut Milles dan Huberman. Sumber data diperoleh dengan menggunakan teknik purposive sampling. Hasil Penelititian diperoleh gambaran bahwa secara keseluruhan peran Dinas Sosial dalam pembinaan sangat lah membantu para eks psk untuk kedepan dapat membuka usaa sendiri setelah penutupan lokalisasi , namun setelah penutupan Pemda tidak menepati janji hingga saat ini. Lokalisasi di tutup langsung sedang para eks psk perlu di bina agar tidak kembali kejalan yang salah. Dengan janji setelah penutupan akan mendata kembali eks psk, membuka buku rekening yang nantinya akan diberikan uang santunan untuk membuka usaha setealh dipulangkan dan dapat menerapkan ilmu yang sudah di beri semasa pembinaan sebelum penutupan lokalisasi. Akibat penutupan lokalisasi dan eks psk tidak menentu nasibnya, dan kini berdampak lah panti-panti pijit dipinggir-pingir jalan arah poros Balikpapan dan Caffe untuk tempat karokean. Dari hasil penelitian ini sebaiknya aparatur terutama Depsos, Dians Sosial terkait agar lebih bijak dan teliti dalam mengambil suatu kebijakan untuk masalah sosial sepeti ini boleh menutup lokalisasi tapi difikirkan juga nasib eks psk yang mempunyai tanggung jawab kepada keluarganya, cara penyelesai maslah

(2)

141

soasial yang belum tuntas ditambah lagi menjamurnya panti pijit, caffe remang-remang.

Kata Kunci: Peran Dinas Sosial , Pekerja Seks Komersial (PSK). Pendahuluan

Pembangunan nasional yang dilakukan oleh pemerintah harus ditujukan pada kesejahteraan sosial masyarakat. Tidak hanya terfokus pada perekonomian saja, tetapi harus memperhatikan masalah-masalah disekitar yang ada. Masalah sosial adalah suatu ketidak sesuaian antar unsur-unsur budaya atau masyarakat, yang dapat membahayakan kehidupan kelompok sosial. Menurut Soerjono Soekanto (2003:362), “masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antar nilai masyarakat dengan realita yang ada, penyebab terjadinya masalah sosial antara lain : (1). Faktor Ekonomi, (2). Faktor Budaya, (3). Faktor Biologi, (4). Faktor Psikologis”.

Masalah sosial terjadi karena pembangunan pada sektor sosial dan ekonomi yang tidak merata. Rendahnya tingkat ekonomi dapat menimbulkan semakin tinggi jumlah masyarakat miskin dan penyandang masalah kesejateraan sosial (PMKS) yang ada di indonesia. Masalah Sosial di Indonesia merupakan masalah yang semakin kompleks keberadaan Tuna Susila dulunya yang berada di kota-kota besar kini telah merambah kekota-kota kecil. Bahkan mulai beroperasi di daerah-daerah perbatasan kota dan provinsi keadaan ini merupakan suatu hal yang sangat memprihatinkan.

Provinsi Kalimantan Timur ibu kota Samarinda berbatasan dengan Kabupaten KUKAR. Kabupaten KUKAR memiliki sumber daya alam (SDA) terbesar di Kaltim, Yang menjadi daya tarik orang luar untuk masuk dan bekerja, hal ini yang menjadi lonjakan laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten KUKAR. Dalam perkembangannya banyak mengalami kemajuan dibidang ekonomi industrialisasi dan sosial. Hal ini dapat kita lihat dengan salah satunya perusahaan tambang batu bara, kayu, kelapa sawit, migas. Akan tetapi kemajuan tidak semua dirasakan oleh masyarakat, termasuk salah satu masalah sosial.

Isu-isu sosial pun muncul akibat lonjakan pertumbuhan penduduk salah satunya marak prostitusi. Pelangganya bukan hanya dari daerah Kukar, melainkan juga dari luar daerah seperti Samarinda dan Balaikpapan. Adanya indikasi penyebaran HIV/AIDS pun tergolong cepat dikawasan tersebut. Sehingga Pemerintah Kabupaten Kukar harus menutup lokalisasi Km 10 Loa Janan. Porstitusi di Kabupaten KUKAR merupakan prostitusi terbesar di Kaltim. Lokalisasi tersebar didaerah Kec. Loa janan, Tenggarong, Tenggarong Sebrang, Marang Kayu, Muara Jawa, Muara Badak, Muara Kaman, Muara Wis, Sebulu, Kembang Janggut, Samboja dengan hasil pendataan penghuni lokalisasi pada tahun 2015 keseluruhan berjumlah 469 orang. Hasil pendataan penghuni lokalisasi

(3)

pada tahun 2016 keseluruhan berjumlah 589 orang. (Sumber Dinas Sosial Dan Rehabilitas tahun 2016). Khususnya salah satu tempat lokalisasi yang memiliki penghuni terbanyak adalah Km. 10 Desa Purwajaya Kec. Loa janan lokalisasi terbesar dengan jumlah penghuni 154 orang data ditahun 2016. (Sumber Dinas Sosial Dan Rehabilitas tahun 2016)

Resmi di Tutup pada tanggal 1 Juni 2016 lalu yang di tutup oleh mentri Sosial Kholififah Indah Parawansa. Meski telah ditutup serentak ternyata eks lokalisasi tersebut masih saja beroperasi pada malam hari yang sekarang ini berkedok sebagi Caffe dan maraknya tempat pijit yang tersebar di pinggir jalan poros Balikpapan meskipun kegiataanya dilakukan secara tertutup pada malam hari.

Dinas Sosial Kabupaten KUKAR merupakan salah satu unsur pelaksanaan otonomi daerah yang di pimpin oleh Kepala Dinas Sosial. Dinas Sosial memiliki tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan dibidang sosial. Pembinaan yang diberikan pada para Pekerja Seks Komersial (PSK) atau Wanita Tuna Susila (WTS) menjadi salah satu tugas Pemerintah Daerah. Pembinaan Kesejahteraan Sosial mempunyai tujuan meningkatkan kemampuan para Pekerja Seks Komersial (PSK) untuk kedepanya mempunyai usaha sendiri dan memperbaiki keadaan ekonomi serta tidak kembali lagi ke dunia prostitusi dan dapat diterima dilingkungan masyarakat serta dapat menjalankan peran-peran dalam masyarakat. Pembinaan ini terdiri dari beberapa kegiatan yang diberikan secara khusus untuk wanita pekerja seks komersial supaya tidak kembali lagi ke dunia prostitusi.

Berdasarkan masalah diatas dapat diketahui bahwa Paska Penutupan Lokalisasi Peran Dinas Sosial dalam pembinaan pekerja seks komersial (PSK) Km.10 Desa Purwjaya Kab. Masih berjalan tidak dengan optimal dan belum mengentaskan masalah sosial yang ada.

Hal inilah yang membuat peneliti tertarik dan menjadikan hal tersebut sebagai latar belakang penelitian tentang “ Paska Penutupan Lokalisasi Peran Dinas Sosial dalam pembinaan pekerja seks komersial (PSK) di Km.10 Desa Purwajaya Kabupaten Kurai Kartanegara”.

Kerangka Dasar Teori

Pembinaan

Menurut Mathis (2002:112), “pembinaan adalah suatu proses dimana orang orang mencapai kemampuan tertentu untuk membantu mencapai tujuan organisasi”. Oleh karena itu, proses ini terkait dengan berbagai tujuan organisasi, pembinaan dapat dipandang secara sempit maupun luas. Sedangkan Ivancevich (2008:46), mendefinisikan “pembinaan sebagai usaha untuk meningkatkan kinerja pegawai dalam pekerjaannya sekarang atau dalam pekerjaan lain yang akan dijabatnya segera”.

(4)

143

Selanjutnya sehubungan dengan definisi tersebut, Ivancevich mengemukakan sejumlah point penting dalam pembinaan yaitu, pembinaan adalah sebuah proses sistematis untuk mengubah perilaku kerja seorang/sekelompok pegawai dalam usaha meningkatkan kinerja organisasi. Pembinaan berkaitan dengan keterampilan dan kemampuan yang diperlukan untuk pekerjaan yang sekarang dilakukan. Pembinaan berorientasi ke masa sekarang dan membantu pegawai untuk menguasai keterampilan dan kemampuan untuk berhasil dalam pekerjaan dan pembinaanya.

Pembinaan Transisional Pekerja Seks Komersial (PSK)

Program pembinaan untuk alih profesi bagi Pekerja Seks Komersial (PSK) dilakukan sejak sebelum penutupan lokalisasi serta bekerja sama dengan Kementrian Sosial, pembinaan dilakukan agar eks PSK tidak lagi kembali menjajakan diri. Berikut adalah program pembinaan yang dilakukan Dinas Sosial untuk para pekerja seks komersial (PSK) di KM.10 Desa Purwajaya:

1. Pelatihan Salon 2. Pelatihan Tata Boga

3. Pelatihan Pembuatan Hantara Pernikahan 4. Pelatihan Menjahit

Peran

Menurut Ralph Linton dalam Soerjono Soekanto dan Budi Sulistyowati melalui buku Sosiologi Suatu Pengantar menerangkan bawa, peranan yang melekat pada diri seseorang harus dibedakan dengan posisi dalam pergaulan kemasyarakatan. Peranan lebih banyak menunjuk pada fungsi, penyesuaian diri, dan sebagai suatu proses. Jadi, seseorang menduduki suatu posisi dalam masyarakat serta menjalankan suatu peranan (role) merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya,maka dia menjalankan suatu peranan. Pembedaan antara kedudukan dengan peranan adalah untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Keduanya tak dapat dipisah-pisahkan karena yang satu tergantung pada yang lain dan sebaliknya. Tak ada peranan tanpa kedudukan atau kedudukan tanpa peranan. Setiap orang mempunyai macam-macam peranan yang berasal dari pola-pola pergaulan hidupnya. Setiap orang mempunyai macam-macam peranan yang berasal dari pola-pola pergaulan hidupnya. Hal tersebut berarti bahwa peranan menentukan apa yang diperbuatnya bagi masyarakat kepadanya. Peranan lebih banyak menekankan pada fungsi, penyesuaian diri dan sebagai suatu proses (Soerjono Soekanto, 2002: 268-269).

Menurut Soerjono Soekanto (2002: 441), “unsur-unsur peranan atau role adalah: 1). Aspek dinamis dari kedudukan 2). Perangkat hak-hak dan kewajiban 3). Perilaku sosial dari pemegang kedudukan 4). Bagian dari aktivitas yang

(5)

dimainkan seseorang”. Hubungan-hubungan sosial yang ada dalam masyarakat, merupakan hubungan antara peranan-peranan individu. Sementara peranan itu sendiri diatur oleh norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Jadi seseorang menduduki suatu posisi dalam masyarakat serta menjalankan suatu peranan.

Peranan mencakup tiga hal, yaitu : 1). peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan, 2). membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi, 3). peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat (Soerjono Soekanto, 2002 : 246).

Menurut Komaruddin (1994:768), yang dimaksud peranan yaitu: a). Bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan seseorang dalam manajemen b). Pola penilaian yang diharapkan dapat menyertai suatu status c). Bagian atau fungsi seseorang dalam kelompok pranata d). Fungsi yang diharapkan dari seseorang atau menjadi karakteristik yang ada padanya e). Fungsi setiap variabel dalam hubungan sebab akibat. Peran di sini adalah sesuatu yang memainkan role, tugas dan kewajiban. Peran merupakan sesuatu yang diharapkan lingkungan untuk dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang yang karena kedudukannya akan dapat memberi pengaruh pada lingkungan tersebut.

Pekerjaan Sosial

Tugas utama pekerjaan sosial adalah melaksanakan pelayanan kemanusiaan baik pada setting lembaga (seperti lembaga rehabilitasi penyandang cacat, lembaga perlindungan anak, panti sosial bagi manusia lanjut usia), maupun masyarakat (misalnya menjadi pengembang masyarakat yang menyelenggarakan program perdayaan komunitas lokal), Suharto dalam Mifta (2009:3).

Pekerjaan Sosial adalah aktivitas professional untuk menolong individu, kelompok dan masyarakat dalam meningkatkan atau memperbaiki kapasitas mereka agar berfungsi sosial dan menciptakan kondisi-kondisi masyarakat yang kondusif untuk mencapai tujuan tersebut (Zastrow, 1999). Sebagai suatu aktivitas professional, pekerjaan sosial didasari kerangka pengetahuan, kerangka keahlian, dan rangka nilai yang secara integrative membentuk profil dan pendekatan pekerjaan sosial. Secara umum pekerja sosial dapat berperan sebagai mediator, fasiliator atau pendamping, pembimbing, perencana dan pemecahan masalah. Adapun tujuan dan tugas bagi profesi pekejaan sosial Suharto dalam Mifta (2009: 15).

1. Meningkatkan kapasitas orang dalam mengatasi masalah yang dihadapi klien. Dalam menjalankan peran ini, pekerja sosial mengidentifikasikan hambatan-hambatan klien dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya. Pekerja sosial

(6)

145

juga menggali kekuatan-kekuatan yang ada pada diri klen guna mengembangkan solusi dan rencana pertolongan.

2. Menggali dan menghubungkan sumber-sumber yang tersedia disekitar klien. Tugas pekerja sosial yang terkait dengan peran ini antara lain : membantu klien menjangkau sumber-sumber yang diperlukannya, mengembangkan program pelayanan sosial yang mampu memberikan manfaat optimal bagi klien, meningkatkan komunikasi diatara para petugas kemanusiaan, dan mengatasi hambatan-hambatan dalam proses pelayanan sosial bagi klien. 3. Meningkatkan jaringan pelayana sosial. Tujuan utama peran ini adalah untuk

menjamin bahwa sistem kesejahteraan sosial berjalan secara manusiawi, sensitive terhadap kebutuhan warga setempat dan efektif dalam memberikan pelayanan sosial terhadap masyarakat.

4. Mempromosikan keadilan sosial melalui pengembangan kebijakan sosial. menjalankan peran ini, pekerja sosial mengidentifikasikan isu-isu sosial dan implikasinya bagi kehidupan masyarakat. Kemudian pekerja sosial membuat naskah kebijakan (Policy Paper) yang membuat rekomendasi-rekomendasi bagi pengembangan kebijakan-kebijakan baru maupun perbaikan atau penggantian kebijakan-kebijakan lama yang tidak berjalan efektif. Selain itu dalam melaksanakan peran ini, pekerja sosial bisa juga menterjemahkan kebijakan-kebijakan public kedalam program dan pelayanan sosial yang dibutuhkan klien.

5. Memberdayakan kelompok-kelompok rentan dan mendorong kesejahteraan sosial dan ekonomi. Kelompok rentan yang dimaksud seperti orang lanjut usia (lansia), kaum perempuan, gay, orang cacat fisik maupun mental, orang pengidap HIV/AIDS (ODHA). Kelompok masyarakat yang seperti ini yang sangat rentan pengabaikan hak-haknya sehingga perlu dilindungi agar memperoleh hak-haknya secara memadai. Selain hak-haknya keadilan dan kesejahteraan sosial diperlukan juga upaya untuk memberikan perlindungan kepada mereka untuk memperoleh hak-hak keadilan secara ekonomi. Misalnya peluang untuk memperoleh pekerjaan atau pelayanan kesehatan.

6. Mengembangkan dan melakukan uji keterampilan atau pengetahuan profesional. Pekerja sosial dapat diharapkan memiliki dasar-dasar keterampilan dan pengetahuan yang mencukupi dalam praktiknya. Sehingga perlu adanya upaya dalam pengembangan maupun uji kelayakan terhadap pekerja sosial sendiri. Hal ini dilakukan bertujuan agar praktik pekerja sosial agar dilakukan tidak menyimpang dan sesuai dengan norma dan yang berlaku dalam masyarakat.

(7)

Peranan Dinas Sosial

Peranan merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan (status). Bila seseorang yang melakukan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukan, maka ia sudah menjalankan suatu peranan Soejono Soekanto (1982:212).

Menurut Soekanto (1982:213) peranan mencakup 3 hal :

1. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan.

2. Peran merupakan suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh imdividu dalam masyarakat sebagai organisasi.

3. Peran juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat.

Wirutomo dalam Berry (1995) bahwa peranan yang berhubungan dengan pekerjaan, seseorang diharapkan menjalankan-menjalakan kewajibannya yang berhubungan dengan peranan yang dipegangnya. Berdasarkan pengertian di atas, peranan adalah perangkat harapan-harapan yang dikenakan pada individu atau kelompok untuk melaksanakan hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemegang peran sesuai dengan yang diharapkan masyarakat. Setiap orang memiliki macam-macam peranan yang berasal dari pola-pola pergaulan hidup. Hal ini sekaligus berarti bahwa peranan menentukan apa yang diperbuatnya bagi masyarakat serta kesempatan-kesempatan apa yang diberikan oleh masyarakat atau lingkungan kepadanya.

Dinas Sosial merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah dibidang Sosial yang dipimpin oleh Kepala Dinas Sosial.Serta meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM), transparasi dalam pelayanan sosial terhadap masyarakat, mengembangkan prasarana, sarana dan sistem penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Meningkatkan profesionalitas penangan penyandang Masalah Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dalam perlindungan sosial, jaminan sosial, pemberdayaan dan Rehabilitas Sosial mengembangkan dan mengoptimalkan kemitraan dengan pemangku kepentingan (stake holders) dalam rangka perlindungan, jaminan, pemberdayaan dan rehabilitas sosial. Mengembangkan nilai kejuangan dan niai kesejahteraan sosial guna meningkatkan peran aktif masyarakat dalam peyelenggaraan kesejahteraan sosial.

Metode Penelitian

Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam rangka penulisan skripsi ini atau yang penulis susun adalah jenis penelitian deskriptif kualitatif, yaitu peneliti yang bertujuan mengungkapkan suatu masalah atau keadaan peristiwa yang dilakukan secara sistematis, faktual, akurat sesuai dengan kenyataan serta fakta-fakta atau sifat-sifat

(8)

147

populasi daerah tertentu dari objek yang diteliti dalam hal ini mengenai Peran Dinas Sosial dalam Pembinaan Pekerja Seks Komersial (PSK) Dikm 10 Desa Purwajaya Kabupaten Kukar.

Dalam penelitian ini adalah Peran Dinas Sosial dalam Pembinaan Pekerja Seks Komersial (PSK) di Km.10 Desa Purwajaya Kab.KUKAR.

1. Bentuk Pembinaan:

a. Bimbingan rohani ini dilakukan 2 (dua) minggu sekali yang dilakukan di masjid Baiturahman di sekitran Eks Lokalisasi dan memanggil Ustadz. b. Bimbingan sosial.

c. Bimbingan fisik.

d. Bimbingan keterampilan kerja dilakukan pada sebulan sekali Hasil Penelitian

Sejarah Lokalisasi

Kabupaten Kukar merupakan suatu Kabupaten yang memiliki daya tarik perkerjaan sektor pertambangan yang besar, menarik banyak orang luar kota untuk bekerja didaerah pedesaan-pedesaan Kukar dibagian pertambangan. Hal inilah yang menjadi peruntukan sebagian masyarakat untuk membuat lokalisasi di Desa purwajaya Km. 10 Loa Janan, dari lahan kosong dan semak belukar dibersihkan bersama-sama dulu berdirinya hanya sebagai warung kopi, tempat karaoke semakin banyak nya pengunjung yang datang bahkan sebagain orang membuat peruntukan untuk di dirikan lokalisasi pada tahun 1970an sampai taun 2016 terakir resmi ditutup pertanggal 01 Juni 2016, hingga saat ini meskipun ditutup tapi masih saja beroperasi dan berkedokan caffe pada malam hari.

Seiring dengan perkembangan jaman Desa Purwajaya Kabupaten Kutai Kartanegara, antara tempat lokalisasi dan penduduk setempat sekitaran lokalisasi menjadi saling keterkaitan. Penduduk sekitaran lokalisasi tidak merasa keberatan berdampingan dan melaksanakan aktifitas keseharian dilakukan sekitaran lokalisasi karena semenjak berdirinya tempat lokalisasi tersebut masyarakat banyak membuka usaha seperti warung makan, laundry pakaian, warung sembako banyak di temui saat masuk dipintu gerbang Km. 10 lokalisasi.

Per tanggal 1 Juni 2016 lokalisasi resmi di tutup dan memilih membuka pekerjaan lain didaerah sekitaran setempat. Dari 18 pengelolaan wisma di Km. 10 Desa Purwajaya yang terdiri dari wisma : Artomoro, Delta Plaza, Borneo 1, Asmara Dana. Bali Indah, Borneo 2, Moro Seneng, Maranu, Pare Indah, Kenanga Indah, New Armada, Jember Indah, Primadona, Sidrap, Palm Indah, Rinjani, Podo Moro, Ramayana dan terdiri dari 6 mucikari. Sekarang ada sekitaran 10 wisma yang aktif dan menjadi tempat caffe dengan jumlah Eks PSK kurang lebih 36 orang yang masih aktif.

(9)

Awal memasuki portal kawasan remang-remang Km. 10 Desa Purwajaya ada pos pengamanan untuk daerah setempat dan memasuki caffe-caffe disambut dengan lampu kelap-kelip dan musik dangdut.

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kondisi Umum Desa Puwajaya

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, yang dimaksud Desa adalah Satu kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan hak asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Desa Purwajaya Kecamatan Loa Janan kondisi letak Desarnya sebagian besar kontur tanahnya adalah datar, perbukitan dan kondisi lahan berupa persawahan, perkebunan, perikanan dan peternakan.

Penduduk Desa Purwajaya masih mengedepankan hidup gotong royong yang masih tetap berkembang dalam setiap kegiatan di Desa Purwajaya. Kegiatan Pemerintahan Desa Purwajaya berjalan dengan baik sesuai dengan anggaran yang telah tertuang dalam APBD. Kontrol pelaksanaan penyelenggaraan Pemerintahan Desa dilakukan oleh Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan Masyarakat. Pertanggung jawaban pelaksanaan penyelenggaraan Pemerintah Desa dilakukan setiap akhir tahun dan akhir masa jabatan Kepala Desa.

Desa Purwajaya adalah salah satu dari 8 Desa yang ada di wilayah Kecamatan Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur. Desa Purwajaya pada awal mulanya adalah Unit Pemukiman Penduduk Transmigrasi (UPT) tahun 1961 sampai 1962 dari jawa barat, jawa timur, jawa tengah dan di tambah Transmigrasi lokal, dengan jumlah penduduk penempatan ±350 kepala keluarga dengan pertambahan penduduk yang pesat tiap tahunnya. Hasil Penelitian

Eks Lokalisasi komplek Pekerja Seks Komersial yang terletak di jalan Km.10 Desa Purwajaya yang kini berubah telah menjadi Caffe menurut peneliti Pemerintah belum tuntas dalam menangani persoalan ini. Disini peneliti akan mengulas beberapa hasil dari penelian yang ditemukan selama dilapangan.

Pembinaan

Menurut Mathis (2002:112), pembinaan adalah suatu proses dimana orang-orang mencapai kemampuan tertentu untuk membantu mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu, proses ini terlait berbagai tujuan organsasi, pembinanaa dapat dipandang secara sempit maupun luas. Pembinaan terdapat unsur tujuan, materi proses, cara, pembaharuan dan tindakan pembinaan. Selain itu, untuk melaksaan

(10)

149

kan kegiatan pembinaan diperlukan adanya perencanaan, pengorganisasian dan pengendalian.

Penelitian telah di lakukan terdiri dari 5 informan yang terdiri dari : Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), Koordinator (Mucikari), 3 (tiga) Eks PSk. Berikut ini adalah data hasil wawancara , peneliti menanyakan pada subyek penelitian pada bapak Junaidi mengenai pembinaan apa saja yang sudah dilaksankan, menurut bapak J sebagai Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK).

Berikut hasil wawancara dengan Informan J tentang pembinaan yang dilaksanakan itu ada bimbingan rohani, bimbingan sosial, keterampilan kerja.

“Informan J menerangkan bimbingan rohani ini rutin dilakukan 2 minggu sekali atau satu bulan sekali yang dilakukan di Eks lokalisasi Km.10 Desa Purwaja yang dihadiri masyarakat setempat, ketua RT dengan cara memanggil ustad ke Masjid Baitul Rahman, tepatnya pukul jam 13.00 siang tetapi peminatnya sangat sedikit sekali dari sekian 154 orang penghuni eks lokalisasi tersebut yang hadir hanya sebagian yakni 15 sampai 20 orang saja setiap minggunya. Bimbingan rohani ini kurang diminati sebagian para penghuni eks lokalisasi tersebut. Bimbingan sosial ini seperti penyuluhan yang dihadari oleh ketua Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), Sekdes Desa purwajaya, ketua RT dengan tujuan meningkatkan dan memulihkan kemampuan berfungsi sosial. Yang dilakukan dari kami biasanya seperti sosialisasi memberikan pemaparan kepada mbak-mbak nya agar jangan takut untuk bersosialisasi kepada masyarakat, keluarga ataupun nanti nya ditempat kerja yang baru setelah penutupan lokalisasi ini, kita sebagai pembimbing harus memberikan motifasi pada Eks Psk nya supaya mereka itu tidak malu dan tidak dipandang sebelah mata dengan orang-orang di luar sana. Bimbingan Kesehatan kami hadirikan juga petugas kesehatan dari puskesmas , diberi arahan betapa bahaya tanpa ada pengaman saat melakukan hubungan seks bebas yang dilakukan apa lagikan ganti-ganti pasangannya. Dan kami pun dari desa dan Petugas Sosial juga dikasih arahan pada saat di pendataan jangan di tanda tangani dulu berkas-berkas sebelum mbak-mbaknya ini pergi kepuskesmas untuk dilakukan pemeriksaan, ada tiga kartu saat dilakukan pemeriksaan yaitu kalo kartunya hijau mbak nya datang bisa langsung kerja karna dianggap sehat, kuning mbak nya mengidap penyakit kelamin tapi kalo indikasinya mendapatkan kartu merah pada saat pemeriksaan jadi alangkah selanjutnya mbak ini harus kita serahkan ke Dinas Sosial karena bisa disinyalir adanya Virus HIV yang sudah parah dan disana nantinya dilakukan pengobatan oleh Dinas sosial. “Begitupun bimbingan keterampilan kerja ini di laksanakan di Balai Pertemuan Umum (BPU) di Km.10 Desa Purwajaya, yang dihadiri oleh Disnaker Kota Samarinda, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), Kepala Desa

(11)

Purwajaya, Sekertaris Desa Purwajaya dan eks psk. Kegiatan ini rutin di lakukan 1 bulan sekali. Peminatnya sangat lumayan bayak dilakukan kegiatan ini di pada jam 14.00. Adapun kegiataanya membuat hantaran pernikahan, menjahit, bercocok tanam atau berkebun, berdagang dengan membuat olahan makanan ringan atau tata boga, yang dihadiri eks psk sekitaran 30 an orang dan diajarkan cara menghitung laba dan manajeman nya bagimana biar ada bayangan sewaktu-waktu ingin mendirikan usaha setelah penutupan lokalisasi Km 10 Desa Purwajaya. Bagi eks psk yang mempunyai keterampilan kerja lain bisa bicara pada bapak agar keinginannya nanti di sampaikan kepada kordinator agar diusahakan (Wawancara, 24/02/2020)

Berikut terkait setelah penutupan lokalisasi informan J mejelaskan:

“Setelah penutupan itu pertanggal 1 Juni 2016 terakhir pendataan mbak,,, itu pendataan yang dilaksanakan hanya sekali, kami turun kelapangan dengan didampingin Kepala Pendamping Sosial, Sekdes Desa Purwajaya, Staf-staf serta honorer kantor kami ikut sertakan dalam pendataan Tuna Wisma tersebut. Nanti kami kumpulkan semua dilapangan, didata untuk mengisi formulir dan membuka buku Rekening nantinya diberikan tunjangan atau modal usaha oleh Pemda Kukar supaya nanti dikampung bisa membuka usaha baru dengan modal yang diberikan, tapi sampai saat ini setelah penutupan lokalisasi untuk pencairan dana tersebut belum ada kabar kepastianya”. (wawancara, Jumat,14/02/2020).

Informan J menerangka tentang apa masih ada Psk yang dibawah umur : “Eks Psk dibawah umur memang pernah ada tapi kami menindak lanjuti dengan segera karena tidak boleh memperkerjakan anak dibawah umur. Bagi yang melanggar baik mucikari nya kami segera panggil kekantor bagian Tenaga Kesejateraan Sosial Kecamatan (TKSK), untuk dimintai keterangan dan kami akan memberi sanksi tegas jika tidak melapor, karna kami disana ada salah satu kordinator di Km 10 Desa purwajaya yang melapor jika ada masalah apa atau pun kendala bagi setiap Eks Psk nya. Jadi anak di bawah umur ini langsung kami kembalikan kepada orang tua nya.

Faktor penghalang dan pendukung dalam melaksankan pembinaan informan J menjelaskan :

“Menurut bapak J faktor penghambatan pembinaan yaitu terutama dana dari Pemda apa lagi Kukar sedang devisit anggaran bahkan setelah penutupan lokalisasi itu tidak ada lagi pembinaan. Dana dari Pemerintah Kukar yang kurang memadai membuat penghabatan dalam proses pelaksaan tugas, misalnya setelah penutupan eks lokalisasi Km.10 Desa Purwajaya yang dijanjikan oleh Pemda tidak kunjung ada hingga saat ini tahun 2020 Kedua faktor dari diri masing-masing, ada cerita dari salah satu Eks Psk setelah mengikuti pembinaan beliau minta di pulangkan keasalnya daerah Jawa. Mbak nya membuka usaha menjahit selama 3 bulan setelah itu ditutup karna

(12)

151

usahanya sepi dan beliau juga harus menghidupi anak dan orang tua nya. Buka lagi usaha jualan juga sepi, akhirnya mbak ini kembali lagi bekerja di lokalisasi Km 10 ini karna ini pekerjaan yang sangat cepat untuk mendapat uang dibandingkan dikampungnya sangat sulit sekali perekonomiannya. “Eks Psk berpindah-pindah lokasi karena mereka tidak menetap, ada yang 3 bulan sekali berpindah-pindah lokasi misalnya di lokasi Harapan Baru Kec. Loa janan, Loa Hui dan ditempat-tempat lainnya,tidak adanya identitas yang pasti, menyulitkan petugas Dinas Sosial untuk mendata misalnya, terjadi kriminal didalam eks lokalisasi maupun di luar atau hilang atau kabur dari tempat lokalisasi tersebut. Karena setiap 3 bulan sekali petugas Dinas sosial berserta Sekdes melakukan pendataan ulang bagi eks Psk tersebut, jadi data yang ada itu tidak valid karna sewaktu-waktu dapat berubah”. (Wawancara, 14/02/2020).

Data berikutnya di dapat oleh informan S sebagai Koordinator (mucikari): “Saya sudah lama bekerja seperti ini mbak,,, ada 15 tahun, alasan mejadi mucikari yah saya sebelumya tidak pernah kepikiran untuk kerja begini tapi saya di percaya dengan teman-teman disini sebagai koordinator yah saya coba. Setelah penutupan lokalisasi ini kasihan mereka eks psk nya tidak diperdulikan lah bahasanya yang katanya dulu akan di beri tunjangan, akan dipulangkan kekampung halaman tapi sampai saat ini tidak ada kabarnya. Dan saya mencoba membuka caffe atau tempat karaoke karena saya merasa bertanggung jawab penuh dengan anak asuh saya memang kerjaan nya bukan lagi sebagai psk tapi secara halus nya leadis ya mbk,,, ada yang bekerja di caffe ini yang dulunya mantan psk dan ada juga yang baru kerja disini. Saya kasihan mereka luntang lantung tidak mempunyai pekerjaan dan merka juga mempunyai tanggung jawab masing-masing individu baik dengan kelurga dan kehidupan mereka. Di Caffe saya hanya melayani minum-minum dan karaokean itu saja minuman yang miras golongan A yang seperti bir, untuk perizinanya masih diproses untuk sementara menunggu kita sambil buka Caffe dulu supaya ada pemasukan untuk anak asuh saya”.

Berikut adalah hasil wawancara dengan 3 orang eks psk yang sekarang bekerja menjadi leadis di caffe:

“Informan H sebagai salah satu eks psk di Wisma Moro Seneng, daerah asal Banyuwangi menjelaskan, saya sempat bekerja di panti pijat Km.6 dan kembali lagi bekerja dsini kembali dengan bawaan teman untuk lanjut kerja di Caffe ini. Menurut saya pribadi program yang diberikan Dinas sosial menurut saya sangat bermanfaat sekali bagi saya dan teman-teman, kebetulan program yang saya minati pembuatan parsel atau hantaran pernikahan, biasa nya kami melakuka kegiatan nya di BPU, tapi setelah penutupan lokalisasi ini kami tidak ada kegiatan seperti itu. Bahkan bantuan

(13)

yang di janji kan sebelumnya dari pemerintah belum juga saya dapatkan sampai saat ini, kami di janji kan akan diberi tunjangan untuk membuka usaha dikampung, data nya sudah di minta sejak Juni 2016 lalu. Kan lumayan uang nya buat modal usaha, yang saya dengar tunjangannya belum cair di karena divisit anggaran Kukar, maka dari itu saya kembali lagi bekerja di Caffe ini, sebagai penyambung hidup karena saya punya anak di kampung dan orang tua yang mesti saya hidupin. Memang pemasukan nya tidak begitu banyak dari yang dulu sebelum penutupan kalo sekarang kan hanya bisa temeni nyanyi-nyanyi dan sekedar minum saja. Sedang waktu masih berdirinya lokalisasi dan saya pun masih bekerja pendapatan saya bisa di bilang lumayan dari sekarang ini. Harapan saya setelah penutupan lokalsisasi ini semoga aparat pemerintah bisa memberi lapangan pekerjaan bagi kami-kami ini, jangan dipersulit hanya karena ijasah yang kami punya”. (wawancara, Jumat,23/02/2020).

Berikut wawancara dengan salah satu eks psk yang bekerja di caffe Informan S menerangkan:

“Informan S salah satu eks psk yang bekerja di wisma Borneo 2 asal daerah Jember menerangkan, memang si..mbk dengan adanya program-program dari pemerintah yang diberikan saat kami di BPU bermanfaat untuk kita semua, tapi hasilnya tidak sesuai mbk kalo di pikir-pikir. Saya suka memasak mbk...tapi kan sekarang banyak sudah warung-warung makan dipinggir jalan yang berjualan dan hasil nya pun tidak pasti. Kalo waktu kemarin saya kerja begitu “Eks PSK” enak ,mbk... pemasukan banyak, itu saja masih bisa saya tabungkan, pekerjaan seperti sangat muda dan gampang. Maklum mbk... saya sebagi tulang punggung kelurga dikampung halaman, harus menghidupin dan mencukupi kebutuhan dirumah. Anak saya dua dikampung dan semua nya ikut dengan orang tua saya”.

“Saya bekerja begini disini sudah lumayan lama mbk,,, mungkin ada sekitar 6 tahun lebih, kelurga saya pun tidak tau kalo saya disini kerja ya begini. Merka dikampung tau nya saya berka di Pabrik kayu mbk,,,saya perna pulang kampung dan rencana ingin menetap saja dikampung dengan berjualan tapi mbk,,,, ya gtu asih nya tidak sesuai yan diharap kan dan saya pun kembali lagi bekerja disini. Karna menurut saya pribadi disini kalo kerja enak dan gajih pun lumayan lahh mbk,,,.. Harapan saya setela penutupan lokalisasi kemarin seharusnya jauh lebih baik lagi dan kami bisa diterima dipulangkan kekampung halaman”. (Wawancara, Jumat,27/03/2020).

Berikut asil wawancara dengan salah satu informan F yang berasal dari Jember dan sekarang bekerja di caffe :

“Memang mbk dew,,,, kerja begini sebentar saja sudah mengasil kan uang tidak perlu terlalu capek, pengalamn pekerjaan dan ijasah, sedangkan saya ijasah

(14)

153

SD saja mungkin agak susah untuk mencari pekerjaan disini. Orang dikampung tidak tahu kalo kerjaan saya seperti ini di Kaltim sampai saat ini.

“Informan F menegaskan, program-program yang kami terima itu sangat bagus dan membantu kami serta memotifasi kami-kami disini untuk menjadi lebi baik lagi jika suatu saat nanti berhenti dari pekerjaan ini, tapi mbk saya pernah pulang kampung dengan membuka usaha penjahit baju hasilnya tidak begitu memuaskan juah banget mbk dari pada kerja yang ini. Maka nya saya kembali lagi bekerja disini untuk menyambung hidup, sedangkan dikampung sangat sulit mencari pekerjaan. Pendapatan disini sebulan saja yang bisa dapat 6-8 juta perbulan mbk itu bersihnya belum dengan yang lain-lainny, berharapnya dengan penutupan lokalisasi kemarin akan merubah menjadi lebih baik laigi mbk tapi sampai saat ini belum ada kabar”. (Wawancara; Minggu,23/02/2020).

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan serta telah diuraikan dan sesuai dengan jawaban responden melalui wawancara yang di lakukan oleh penulis, maka peneliti dapat menarik kesimpulan mengenai Peran Dinas Sosial Dalam pembianan Pekerja Seks Komersial (PSK) di KM.10 Desa purwajaya Kabupaten Kutai Kartanegara.

Pembinaan yang diberikan kepala eks psk sangat bermanfaat bagi mereka agar kedepannya merka setelah selsai penutupan lokalisasi ini kembali kemasyarakat dengan hidup berdampingan dengan baik dapat diterima. Tapi pada kenyataannya pembinaan yang diberikan pada eks psk hanya sebagai bahan pelajaran saja sebab apa yang mereka terapkan di lapangan atau dikampung halaman tidak memuas kan hasilnya sehingga para mantan eks psk ini kembali menjajakan dirinya untuk bekerja kembali. Pembinaan yang di laksanakan tidaklah menuntaskan masalah yang ada apa lagi setelah penutupan lokalisasi yang tidak tuntas sampai mensejahterahkan eks psk. Meskipun tempat lokalisasi tersebut sudah ditutup merka masih bekerja di Caffe-caffe yang tidak cukup baik di jadikan contoh karena caffe tersebut masih mempunyai unsur prostitusi walaupun secara tersembunyi.

Saran

1. Sebaiknya Dinas Sosial lebih aktif dalam berperan menangani masalah sosial seperti ini, mengingat hal ini merupankan penyimpangan sosial yang di lakukan disekitaran tempat masyarakat pastinya mempunya hal buruk dalam lingkungan sekitar. Pembinaan yang dilakukan baik dari Depsos, seharusnya berjalan meskipun telah penutupan lokalisasi dan kembangkan lagi agar nantinya mantan eks psk tersebut bisa kembali membuka usaha baru di luar setelah penutupan lokalisasi ini.

(15)

2. Pemerintah Daerah Kukar seharusnya sebelum menutup tempat lokalisasi harusnya memiliki strategi agar kedepannya tidak menimbulkan masalah-maslah sosial baru dilingkungan masyarakat sekitar.

3. Untuk anggran dari Pemda seharusnya sudah dipersiap kan sebelum penutupan lokalisasi agar mantan eks psk bisa dipulangkan kekmapung halaman.

Daftar Pustaka

BunginBurhan. 2013,Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi. Jakarta: Prenada Media Group.

Huda Miftachul.2009, Pekerja Sosial dan Kesejahteraan Sosial. Yogyakarta: PustakaPelajar.

KartonoKartini. 2007, Patologi Sosial. Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada.

RukmintoIsbandiAdi. 2013, Kesejahteraan Sosial (Pekerja sosial, pembangunan

sosial, dan kajian pembangunan) Suatu Pengantar. Jakarta:

PT.RajaGrafindoPersada.

SuyatnoBagong. 2010, Masalah Sosial Anak. Jakarta: Prenda Media Group. SoekantoSoerjono. 2006, Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta:

PT.RajaGrafindoPersada.

Soetomo.2013, Masalah Sosial dan Upaya Pencegahannya .CelebanTimur: PustakaPelajar.

Suharto Edi. 2011. Kebijakan Sosial (Sebagai kebijakan publik). Bandung: ALFABETA,cv.

Referensi

Dokumen terkait

Medium Brackett and Oliphant’s (BO) merupakan medium fisiologis yang dapat digunakan untuk pencucian sperma- tozoa, disamping medium BO mengandung glu- kosa dan sodium

Dengan membangun sistem jasa konsultasi botani online, perpustakaan selain bertugas sebagai fasilitator untuk menghubungkan para ahli (expert) di lingkungan KRB dengan pengguna

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan dimulai dengan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. Penyusunan RPP hampir sama dengan RPP siklus I, hanya saja

Dari hasil penelitian secara umum yang dapat disimpulkan bahwa selama 4 kali perlakuan, dengan menggunakan aspek psikomotor hasil belajar yang digunakan pada saat pre test dan

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak daging buah kurma ajwa tidak berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah neuron pada otak embrio mencit, tetapi terdapat

Salah satu subsistem agribisnis adalah agroindustri kecap. Kecap merupakan hasil olahan dari gula merah dan kedelai yang banyak digunakan sebagai penyedap makanan

Ketiga, penelitian mengenai pengaruh kepemimpinan terhadap partsipasi masyarakat dalam pembangunan, yang dilakukan oleh Ahmad Dahlan Tamher pada tahau 2005 dalam bentuk

doa bersama-sama d. Sedangkan skor maksimal adalah 20. Sehingga nilai yang diperoleh rata-rata adalah 90.. Dari hasil pengamatan kolaborator pada proses pembelajaran dengan