• Tidak ada hasil yang ditemukan

Telah Islam-kah Kita!

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Telah Islam-kah Kita!"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

DR. Amir Faishol Fath

BARISAN DAKWAH HARUS SOLID

Abdullah ibn Al-Mubarak

Telah Islam-kah Kita !

Vol. 3 / April

2009

Ulama Serba Bisa

Mengapa Al-Quran Berbahasa Arab ?

Qosim Nursheha Dzulhadi

(2)

Pelindung : Pembantu Dekan III FT UNP.

Diterbitkan Oleh: Departemen Media Dakwah FORMIS FT UNP. Penanggung Jawab: DPH FORMIS FT UNP.

Pimpinan Redaksi; Irpan Ardiansyah ( Mesin 06 ). Sekretaris Redaksi: Ayu Fitroma (T. Busana 06)

Lay Out; Gusriandy (Sipil 06). Rezimi Fadri ( Mesin 07 )Editing; Muchlidi Muskhir, S.Pd, M.Kom,Fakhrozi ( Elektronika 07 ) Percetakkan: Novia Rahman ( Otomotif 07 ),

Fitri Fauzia ( Sipil 07 ) Marketing: Erma Wanita ( Tata Busana 06 ), Astria Maharani Putri (Tata Boga 06),

Alamat Redaksi: Sekretariat FORMIS. Mushalla Mujahadah, FT UNP Sesungguhnya

Tu-han kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit

dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di

atas Arasy. Dia menutupkan ma-lam kepada siang yang mengikutinya

dengan cepat, dan (diciptakan-Nya

pula) matahari, bulan dan

bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah

hanya-lah hak Alhanya-lah. Maha Suci Allah,

Tuhan semesta alam.(QS.7:54)

Assalamualaikum wr . Wb

Yang lepas …. Yang baru …. Yang berlalu

Membaca perjalanan ysng berlalu, bukan saja ia menyiram suram perasaan,

tetapi ia lebih kepada mentertawakan diri sendiri. Bukan karena lucu, tidak juga

karena pilu.

Masa lalu. Yang ini memberi ihsan, yahng ini pula meninggalkan kesan.

Mem-baca perjalanan waktu memberikan pengajaran, bisa menilai diri kembali.

Alhamdulillah, berkat doa ikhlas dari saudara-saudara seiman dan berkat aliran

keringatnya di jalan Allah, buletin kita ini terbit kembali, walau sempat Vakum

beberapa bulan, mudah – mudahan ini adalah awal langkah perjalanan kami di

dunia dakwah ini. Kita semua berharap agar tampuk dakwah di fakultas teknik

yang di ketuai oleh akh Hasan agar selalu memberikan perubahan yang terbaru.

Untuk semua kru kita berharap supaya tetap semangat dalam menyampaikan

risalah dakwah ini, mudah mudahan dengan tulisan kita, dapat

mengguncang-kan dunia. Walau kita baru bergelut di dunia jurnalistik ane yakin kita bisa.

Alla-huakbar.

Kesilafan dan kekurangan selalu di mohonkan maaf, apa yang diluar jangkauan

kekuatan kami, kepada Allah kami memohon dan tempat kembali urusan.amin.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Kita harus ingat bahwa para ahli

meteo-rologi hanya baru-baru ini saja mengetahui proses pembentukan awan hujan ini secara rinci, beserta bentuk dan fungsinya, dengan menggunakan peralatan mutakhir seperti pesawat

ter-bang, satelit, komputer, dsb. Sungguh jelas bahwa

Allah telah memberitahu kita suatu informasi

yang tak mungkin dapat diketahui 1400 tahun

yang lalu.

Note : Untuk para pembaca yang ingin mengirimkan tulisan - tulisannya atau komentar untuk kemajuan

bulletin FORMIS, dapat mengirimkannya kealamat e-mail FORMIS : Formis_FTUNP@yahoo.co.id

HAMAS ( HAlaman inforMASi )

BULLETIN LENTERA

F O R M I S F T U N P

Agenda Rutin FORMIS

Agenda Rutin UKK UNP

Ingin Pasang Iklan

Disini tempatnya !

Iklan Untuk Sekali terbit

Harga Rp.infak,00-

Hp : 0813 7000 3493

TASQIF Setiap hari Jumat

Pukul 16.30 WIB Di Masjid Al-Madani

Minggu

26 APRIL 2009

Pelatihan

Menyelenggarakan

Jenazah

Pendaftaran, Ketik : NAMA_NIM_PELATIHAN

Kirim ke : 0852 6395 1704 By : Departemen Syiar Islam FORMIS

Tempat : RSG FT UNP

(3)

SETAN SPESIALIS PENGGANGGU WUDHU

B

isa kita bayangkan, bagaimana canggihnya seorang pencuri kendaraan bermotor jika setiap hari yang dipelajari dan dikerjakan adalah mencuri motor. Ada juga pencuri spesialis elektronik, dia paling ahli soal bagaimana menggondol barang elektronik di rumah orang yang sedang lengah. Ternyata, iblis juga memiliki bala tentara yang dibekali ketrampilan khusus dan ditugasi peker-jaan yang khusus pula. Iblis menggoda manusia di setiap lini, dan di setiap lini dia siapkan setan-setan “spesialis” yang pakar dalam bidangnya.

Dalam hal wudhu misalnya, ada jenis setan khusus yang beraksi di wilayah ini. Pekerjaannya fokus untuk menggoda orang-orang yang wudhu sehingga menjadi kacau wudhunya. Setan spesialis wudhu ini disebut Nabi dengan “Al-Walahan”. Nabi bersabda: “Pada wudhu itu ada setan yang menggoda, disebut dengan Al-Walahan, maka hati-hatilah terhadapnya.” (HR Ahmad). Setan ini menggoda tidak hanya mengandalkan satu jurus saja untuk memperdayai mangsanya. Untuk masing-masing karakter pelaku wudhu, disiapkan satu jurus untuk melumpuhkannya. Waspadai Setiap Jurusnya

Sebagian dipermainkan setan hingga sibuk mengulang-ulang lafazh niat. Saking sibuknya mengulang, ada yang rela ketinggalan rekaat untuk mengeja niat. Niat memang harus dilazimi bagi setiap hamba yang hendak melakukan suatu akativitas. Akan tetapi, tak ada secuil keteran-ganpun dari Nabi yang shahih menunjukkan sunahnya melafazkan niat. Bahkan tidak ada dalil sekalipun berupa hadits dha’if, mursal, atau yang terdapat di musnad maupun perbuatan sahabat yang menunjukkan keharusan atau sunahnya melafazkan niat.

Dalil yang biasa dipakai adalah hadits Nabi “segala sesuatu tergantung niatnya.” Hadits ini tidak menunjukkan sedikitpun akan perintah mela-fazkan niat. Jika hadits ini dimaknai sebagai niat yang dilamela-fazkan, berarti untuk setiap amal shalih baik menolong orang tenggelam, belajar, bekerja dan aktivitas lain menuntut dilafazkan niat. Apakah orang yang melafazkan niat ketika wudhu juga melafazkan niat ketika melakukan aktivitas amal yang lain? Kalau saja itu baik, tentunya Nabi dan para sahabat melakukannya.

Sebagian lagi digoda setan sehingga asal-asalan ketika melakukan wudhu. Dia membiarkan anggota tubuh yang mestinya wajib dibasuh, tidak terkena oleh air. Nabi mengingatkan akan hal ini dengan sabdanya: “Celakalah tumit dari neraka.” (HR Al-Bukhari dan Muslim). Untuk menangkal godaan ini, wajib bagi kita mengetahui, manakah anggota tubuh yang wajib dibasuh atau diusap. Allah telah menjelaskan dalam firman-Nya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai den-gan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai denden-gan mata kaki …” (QS. al-Maidah : 6) Syaikh Utsaimin menyebutkan bahwa istinsyaq atau memasukkan air ke hidung kemudian istinsyar (mengeluarkannya) hukumnya wajib karena hidung termasuk bagian dari wajah yang dituntut untuk dibasuh.

Telinga juga wajib untuk diusap karena termasuk bagian dari kepala sebagaimana hadits Nabi: al-udzun minar ra’si, telinga adalah bagian dari kepala.

Boros Menggunakan Air

Asasalan berwudhu adalah jurus setan yang diarahkan bagi orang yang malas. Sedangkan untuk orang yang antusias dan bersemangat,. al-walahan memiliki jurus yang lain. Yakni dia menggoda agar orang yang wudhu terlampau boros menggunakan air. Timbullah asumsi bagi orang yang berwudhu, semakin banyak air, maka semakin sempurna pula wudhunya. Padahal anggapan ini bertentangan dengan sunnatul huda. Bahkan Nabi mengingatkan umatnya akan hal itu. Beliau bersabda: “Sesungguhnya akan ada di antara umat ini yang melampaui batas dalam bersuci dan berdoa.” (HR Abu Dawud, Ahmad, dan An-Nasa’i sanadnya kuat dan dishahihkan oleh Al-Albani). Ada pula hadits menye-butkan, tatkala Nabi melewati Sa’ad yang tengah berwudhu, beliau bersabda: “Janganlah boros dalam menggunakan air.” Sa’ad berkata: “Apakah ada istilah pemborosan dalam hal air?” beliau menjawab: “Ya, meskipun engkau (berwudhu) di sungai yang mengalir.” (HR Ibnu Majah dan Ahmad). Ibnul Qayyim menyebutkan hadits ini dalam Zaadul Ma’ad, begitu pula Ibnul Jauzi dalam kitabnya “Talbis Iblis”, hanya saja Syaikh Al-Albani menyatakan ini sebagai hadits dha’if, begitu pula dengan Al-Bushiri dalam Al-Zawa’id.

Yang baik adalah kita tidak boros dalam menggunakan air, termasuk ketika berwudhu. Namun bukan berarti boleh meninggalkan sebagian anggota yang wajib untuk dibasuh.

Ragu-Ragu Ketika Berwudhu

Jurus lain yang ditujukan bagi orang yang kelewat semangat dalam hal wudhu adalah, setan menanamkan keraguan kepada orang yang ber-wudhu. Ketika orang itu selesai wudhu, dibisikkan di hatinya keraguan akan keabsahan wudhunya. Agar orang itu mengulangi wudhunya kembali dan hilanglah banyak keutamaan seperti takbiratul uula maupun shalat jama’ah secara umum.

Telah datang kepada Ibnu Uqail seseorang yang terkena jurus setan ini. Dia menceritakan bahwa dirinya telah berwudhu, kemudian dia ulangi wudhunya karena ragu, bahkan dia menceburkan diri ke sungai, setelah keluar darinya diapun masih ragu akan wudhunya. Dia ber-tanya: “Dalam keadaan (masih ragu) seperti itu apakah saya boleh shalat?” Ibnu Uqail menjawab: “Bahkan kamu tidak lagi wajib shalat.”. Ya, tak ada orang yang melakukan seperti itu kecuali orang yang hilang ingatan, sedangkan orang yang hilang ingatan tidak terkena kewajiban. Wallahua’lam

DAFTAR ISI

Barisan Dakwah Harus Solid (hal 4)

Bahasan Utama

Cermin Diri (hal 6)

Artikel

Pembentukan Hujan (hal 7)

Keajaiban Al-Quran

Abdullah ibn Al-Mubarak (hal 8)

Harus Solid 4

Kisah Teladan

4 kiat percepat thumbnail superbar windows7 (hal 5)

Tips & Trik Komputer

Syajarotun Ma’rifat

Mengapa Al-Quran Berbahasa Arab (hal 11)

Tahukah Anda !

Humor

English Corner

(hal 13)

Tafakur

Supaya Kuliah Menyenangkan (hal 14)

Tips & Trik

Gaul syar’i ala Muslimah (hal 16)

Telah Islamkah Kita (hal 15)

Mengingat Kematian (hal 10)

elpiji Walikota (hal 13)

(4)

alam Al Qur‟an ada satu surah namanya Ash Shaf artinya barisan yang kokoh. Dalam shalat berjamaah disyaratkan barisan shaf harus lurus. Karena ketidak lurusan shaf akan menyebabkan hati bercerai-berai. Dalam ayat di atas kita temukan kata shaffa yang artinya barisan pasukan umat Islam harus lurus dan kokoh, ka‟annahum

bunyaanun marshush (mereka seperti bangunan yang kuat,

tidak tergoyahkan).

Amal Yang Paling Dicintai Allah

Imam Al Qurthuby meriwayatkan bahwa ayat di atas turun ketika para sahabat bertanya: law

na‟lam ayyul a‟maali ahabbu ilallahhi la‟amilnaahu (seandainya kami tahu amal yang

paling Allah cintai niscaya kami akan melakukannya) lalu turunlah ayat di atas. Benar ayat ini berkenaan dengan masalah barisan perang, tetapi pada dasarnya semua barisan sama. Baik itu barisan dalam shalat maupun barisan dalam dakwan apalagi dalam perang, itu harus solid. Karena itu Rasulullag saw. selalu mengingatkan sebelum shalat agar barisam shaf diluruskan. Bahkan Rasulullah saw. tidak pernah memulai shalatnya sampai semua barisan shaf benar-benar rapi. Perhatikan betapa makna soliditas barisan ini benar-benar sangat penting, sebagai cerminan ketaatan bagi orang-orang yang beriman.

Dari firman Allah di atas: innallaaha yuhibu nampak bahwa Allah benar-benar sangat mencitai barisan yang solid. Artinya sekalipun seseorang banyak melakukan ibadah ritual, seperti shalat, puasa, zakat dan

haji, tetapi jika dalam akhlaknya seahari-hari merusak persatuan umat Islam, itu semua tidak akan membuat Allah cinta kepadanya. Perhatikan Allah mengkaitkan cinta-Nya dengan soliditas barisan. Bahwa untuk meraih cinta Allah seorang hamba harus bersatu dengan saudaranya. Tidak boleh saling menjatuhkan, menjelekkan hanya karena perbedaan fikih atau jamaah, apalagi saling membunuh. Karenanya kita menemukan contoh-contoh yang sangat mengagumkan dari tradisi para ulama, bahwa mereka sekalipun berbeda mazhab fikih, mereka saling menghormati di antara mereka.

Imam Syafi‟ie tidak membaca qunut ketika menjadi imam di tengah masyarakat yang bermadzhab Hanafi. Ketika di tanya mengapa ia

tidak membaca qunut, padahal baginya sunnah muakkadah dalam shalat subuh, Imam Sya‟fii menjawab, ”Aku

menghormati pendapat Imam Abu Hanifah.”

Perhatikan, betapa para ulama benar-benar memahami bahwa perbedaan fikih tidak boleh menyebabkan lahirnya fanatisme buta, bahkan harus saling menghormati antar satu dengan lain. Ini antara berbagai madzhab, bahwa solidaritas keumatan itu harus ditegakkan, apalalagi dalam satu jama‟ah atau organisasi dakwah yang jelas-jelas semuanya berbuat untuk menegakkan ajaran Allah swt.

Mengapa soliditas barisan ini termasuk amal yang paling dicintai Allah?

Pertama, bahwa dari soliditas akan lahir kekompakan.

Dari kekompakan akan lahir sinergi yang berkesinambungan. Bukankah kita hidup di alam ini karena sinergi yang utuh antar seluruh unsur yang Allah ciptakan di dalamnya. Dalam ilmu biologi itu di kenal dengan ekosistem. Perhatikan bahwa semua proses dalam hidup kita sehari-harti sangat membutuhkan soliditas. Dalam tubuh kita, kita temukan bahwa semua organ bekerjasama dengan solid, sehingga kita merasakan nikmatnya. Sungguh tidak terbayang apa yang akan kita rasakan jika masing-masing organ dalam tubuh kita bekerja sendiri-sendiri dan bercerai-berai. Berdasarkan ini nampak bahwa soliditas itu fitrah. Dan kita semua tidak akan pernah menghindarinya. Sekali menghindar kita pasti akan menderita, bahkan itu akan menyebabkan malapetaka bagi kemanusiaan. Karena itu menegakkan soliditas dalam usaha apa saja –apalagi dalam usaha dakwah- adalah suatu keniscayaan. Maka sungguh berdosa ketika seseorang mengaku beriman kepada Allah, sementara dalam menegakkan ajaran-Nya tidak solid, apalagi saling membunuh antar sesamanya.

Kedua, soliditas barisan adalah bagian dari iman.

Perhatikan ayat sebelumnya, Allah memanggil orang-orang yang beriman untuk berfirman: limaa taquuluuna maa laa

taf‟aluun artinya (wahai orang-orang yang beriman, mengapa

kalian mengatakan apa yang tidak kalian lakukan). Maksudnya mengapa kalian mengaku beriman jika kalian tidak mau bersatu dalam barisan yang kokoh. Ini menarik untuk kita tekankan. Sebab fenomena perpecahan di kalangan

Imam Ahmad

mengatakan: ”Aku

tidak akan

menjelekkan

orang-orang yang

mengatakan bahwa

menyentuh

kemaluan tidak

membatalkan

wudhu’ sekalipun

itu sependapat

dengan aku.”

BARISAN DAKWAH HARUS SOLID

DR. Amir Faishol Fath

”Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang

teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.”

D

Semangkuk bakmi panas

Pada malam itu, Ana bertengkar dengan ibunya. Karena sangat marah, Ana segera meninggalkan rumah tanpa membawa apapun. Saat berjalan di suatu jalan, ia baru menyadari bahwa ia sama sekali tdk membawa uang. Saat menyusuri sebuah jalan, ia melewati sebuah kedai bakmi dan ia mencium harumnya aroma masakan. Ia ingin sekali memesan

semangkuk bakmi, tetapi ia tdk mempunyai uang.

Pemilik kedai melihat Ana berdiri cukup lama di depan kedainya, lalu berkata “Nona, apakah engkau ingin meme-san semangkuk bakmi?” ” Ya, tetapi, aku tdk membawa uang” jawab Ana dengan malu-malu

“Tidak apa-apa, aku akan mentraktirmu” jawab si pemilik kedai. “Silahkan duduk, aku akan memasakkan bakmi untukmu”.

Tidak lama kemudian, pemilik kedai itu mengantarkan semangkuk bakmi. Ana segera makan beberapa suap, ke-mudian air matanya mulai berlinang. “Ada apa nona?”

Tanya si pemilik kedai.

“tidak apa-apa” aku hanya terharu jawab Ana sambil mengeringkan air matanya.

“Bahkan, seorang yang baru kukenal pun memberi aku semangkuk bakmi !, tetapi,? ibuku sendiri, setelah berteng-kar denganku, mengusirku dari rumah dan mengatakan kepadaku agar jangan kembali lagi ke rumah”

“Kau, seorang yang baru kukenal, tetapi begitu peduli denganku dibandingkan dengan ibu kandungku sendiri” ka-tanya kepada pemilik kedai.

Pemilik kedai itu setelah mendengar perkataan Ana, menarik nafas panjang dan berkata “Nona mengapa kau ber-pikir seperti itu? Renungkanlah hal ini, aku hanya memberimu semangkuk bakmi dan kau begitu terharu. Ibumu telah memasak bakmi dan nasi untukmu saat kau kecil sampai saat ini, mengapa kau tidak berterima kasih kepadanya? Dan kau malah bertengkar dengannya”

Ana, terhenyak mendengar hal tsb. “Mengapa aku tdk berpikir ttg hal tsb? Utk semangkuk bakmi dr org yg baru kukenal, aku begitu

berterima kasih, tetapi kepada ibuku yg memasak untukku selama bertahun-tahun, aku bahkan tidak memperlihat-kan kepedulianku kepadanya. Dan hanya karena persoalan sepele, aku bertengkar dengannya.

Ana, segera menghabiskan bakminya, lalu ia menguatkan dirinya untuk segera pulang ke rumahnya. Saat berjalan ke rumah, ia memikirkan kata-kata yg hrs diucapkan kpd ibunya. Begitu sampai di ambang pintu rumah, ia melihat ibunya dengan wajah letih dan cemas. Ketika bertemu dengan Ana, kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah “Ana kau sudah pulang, cepat masuklah, aku

telah menyiapkan makan malam dan makanlah dahulu sebelum kau tidur, makanan akan menjadi dingin jika kau tdk memakannya sekarang”. Pada saat itu Ana tdk dapat menahan tangisnya dan ia menangis dihadapan ibunya. Sekali waktu, kita mungkin akan sangat berterima kasih kpd org lain disekitar kita untuk suatu pertolongan kecil yang diberikan

kepada kita. Tetapi kpd org yang sangat dekat dengan kita (keluarga) khususnya orang tua kita, kita harus ingat bahwa kita berterima kasih kepada mereka seumur hidup Kita.

RENUNGAN:

BAGAIMANAPUN KITA TIDAK BOLEH MELUPAKAN JASA ORANG TUA KITA.

SERINGKALI KITA MENGANGGAP PENGORBANAN MEREKA MERUPAKAN SUATU PROSES ALAMI YANG BIASA SAJA; TETAPI KASIH DAN KEPEDULIAN ORANG TUA KITA ADALAH HADIAH PALING BERHARGA YANG DIBERIKAN KEPADA KITA SEJAK KITA LAHIR. PIKIRKANLAH HAL ITU??

APAKAH KITA MAU MENGHARGAI PENGORBANAN TANPA SYARAT DARI ORANG TUA KITA? HAI ANAK-ANAK, TAATILAH ORANG TUAMU DALAM SEGALA HAL, KARENA ITULAH YANG INDAH DIDALAM TUHAN.

(5)

Gaul and modis, siapa sih yang nggak pengen ? Pasti semua orang pengen. Saking pengen-nya, kadang cewek suka pakai plagiat total gaya hidup para selebritis. Coba aja deh lihat sekitar kamu. Soal pakaian aja, remaja putri nyontek habis fhasionnya selebritis local maupun Holywood, semisal Agnes Monica, Je_lo, Madonna dan sebagainya. Rok mini di atas dengkul, aurat terbuka merata di sekitar lehar dan dada. Sampai-sampai berpenampilan full aksesoris nyentrik dan make up tebal demi menggaet sim-pati serta kenalan, mcep . . .mcep. . . mcep . . . .

Kita nggak mau dong over acting untuk menarik perhatian dan simpatik orang seperti itu, tapi ngorbanin ridhanya Allah. Sebenarnya kayak apa sih tampil, modis tapi tetap syar‟i ? Nah, kalo mau ingin jadi muslimah gaul tapi syar‟i, kamu kudu ngikutin rambu-rambu Allah di bawah ini, OK sob . . . .

1. BERBUSANA MUSLIMAH

Islam juga mengatur urusan malbusat (urusan pakaian ) ini lho. Ada dua busana yang wajib dipakai seorang muslimah yaitu khimar (kerudung) dan jilbab. Di masyarakat, orang menyamakan begitu saja antara kerudung dan jilbab.

Kerudung adalah penutp kepala atau pakaian atas. Batasan kerudung, minimal dua kancing paling atas baju atau tepan diatas dada. Selain itu tak membentuk kepala. Kadang karena pengen tampi trendy, perempuan suka niru gaya kudung gaul ketat menutup kepala dan leher saja. Bahkan tanpa sadar kelihatan warna kulit lehernya. Nah, gaya seperti ini sebenarnya belum sesuai syar‟i. perintah memakai kerudung ini ada di al-Quran surah an-Nur ayat 31.

Sedangkan jilbab sendiri dalam kamus al-Munawir, artinya baju longgar yang terus ke bawah tak berpotong. Rambu-rambu dalam berjilbab antara lain nggak transparan sehingga kelihatan warna kulitnya, longgar, nggak press body serta irkha’

ilaa asfal alias menyentuh tapi panjang berekor. Kewajiban berjilbab ini termasuk dalam surat al-Azhab ayat 59, “ wahai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin, hendaklah mereka mengulurkan jil-babnya keseluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal sehingga mereka tidak diganggu.”

Biar kelihatan cantik „n modis, ada tips yang perlu diperhatikan. Bagi kamu yang bertubuh besar ( gemuk ) pilihlah jilbab yang bermotif bunga-bunga kecil atau bergaris vertical. Kebalikannya jika kamu yang berbody kecil ( kurus ) pilih jilbab ber-bunga besar atau garis horizontal. Warna cerah dan ber-bunga setaman sangat cocok bagi jiwa mudamu.Percaya deh . . . !

2. NO IKHTILAT, NO KHALWAT

Tau kan ikhtilat dan khalwat . . . ! yup, Ikhtilat adalah kondisi bercamburbaurnya antara laki-laki asing dan perempuan yang tak dalam satu tempat tanpa ada urusan yang diperbolehkan agama. Maksud asing disini, bukan mahram ( laki-laki yang haram dinikahi ) dan suami. Birthday party, tamasya, jjs „n jjt ( jalan-jalan sore or jalan-jalan pagi ) bareng-bareng, non-ton film rame-rame cowok campur cewek adalah beberapa contoh aktifitas / ikhtilatan ria. Hapir semua aktifitas , saat ini full dengan ikhtilat.

Nggak semua ikhtilat dilarang sih. Dibidang muamalah seperti pendidikan,jual-beli,medis,persaksian di pengadilan, ikhti-lat diperbolehkan, namun juga dengan batas tertentu.

Sedangkan khalwat adalah berdua-duaan antara laki-laki asing dan perempuan ditempat sepi. Berdasarkan ketidakbole-han khalwat inilah, hukum pacaran jadi nggak boleh alias Haram. Apalagi ditambah aksi yangan doi yang doyan “menjelajah “. Wah, gawat bisa terjadi adegan usia 17+. Sensor film kali yee. . . . !

Pantang non, mendekati zina. Jadi ingat iklan sabun no ikhtilat . . . , no khalwat . . . , no embie. . . ( marry by accident maksudnya ). Yang sudah kelanjur kejebur dalam melakukan pacaran, mendingan di cut aja deh. Atau segera menikah, dengerin sarannya Meggy Z “ terjanjur basah, ya sudah mandi sekalian”. He he he . . . .

3. JAGA PADANGAN

Dari mata turun kehati. Extely. Hati yang kotor berawal dari ketidak biasaan menjaga pandangan mata. Mata adalah jendela hati. Karena itu Allah memerintakan laki-laki dan perempuan mukmin untuk menundukan padangan ( Ghadul basher ) terutama pada lawan jenis. Menunduka disini bukan lantas kemana saja bawaannya merem atau nunduk terus. Bisa-bisa dikira orang lagi nyari uang receh yang jatuh kejalan.

Menundukan pandangan artinya kita melihat sesuatu itu no filling. Natural dan biasa aja gitu lho. Termasuk melihat mak-hluk bernama pria. Emang sih . . . , kalau dituruti siapa bisa nolak pemandangan cowok cool kayak Leonardo Decaprio atau Nicholas saputra lewat didepan mata. Pengannya ekor mata ngikutin sampai si doski hilang dari pandangan. ampe‟ lupu tu di

depan ada tiang listrik menanati. Waduw . . . ke gejedot, sakit boooo‟ . . . .

Makanya kalau bertemu dengan lawan jenis terus ada sesuatu perubahan didiri kita sehingga menimbulkan silah jinsi ( perasan yang mengarah pada hal yang istimewa ), itulah saat tepat untuk segera membalikan pandangan mata dari objek semula. Pandangan pertama rezeki, selanjutnya . . . ghadul basher dong.

So, kamu bisa kok gaul n‟ modis, tapi tetap syar‟i. biar funky asal syar‟i.

Dunia Perempuan

By : Nur Aulia Soliha

Gaul Syar’i ala muslimah

umat Islam kini di anggap biasa. Padahal menurut ayat di atas menegakkan persatuan yang solid adalah ciri utama keimanan. Dengan kata lain bahwa tidak ada artinya iman yang dimiliki seseorang jika kemudian saling bemusuhan sesama mu‟min. Bahkan dalam surah Al Hujurat:10 Allah berfirman: innamal

mu‟minuuna ikhawatun, kata innama dalam pandangan ulama

tafsir lilhashr maksudnya identifikasi. Artinya bahwa seorang yang beriman identik dengan persaudaraan. Maksudnya tidak pantas seseorang mengaku beriman jika kemudian tidak bersaudara antara satu dengan lainnya. Sama dengan ayat di atas, bahwa tidak pantas seseorang mengatakan bahwa dirinya beriman jika dalam prakteknya tidak bersatu dalam barisan yang kokoh.

Ketiga, bahwa tidak solid dalam barisan dakwah adalah perbuatan dosa.

Perhatikan Allah berfirman pada ayat sebelumnya: ”Amat dibenci oleh Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan”. Lalu Allah menegaskan bahwa sangat suka kepada orang-orang yang berjuang di jalan-Nya dengan barisan yang solid. Artinya bahwa syarat untuk mendapatkan cinta Allah, bukan hanya semata berjuang di jalan-Nya, tetapi juga harus bersatu dalam satu barisan yang solid. Ini pemahaman yang banyak orang Islam salah pahami, sehingga mereka tidak mau bersatu dengan umat Islam lainnya. Padahal shalatnya masih sama, kiblatnya juga masih sama, Allah yang disembah pun juga masih sama. Akibatnya mereka mudah di adu domba. Tidak sedikit dari nyawa orang Islam yang melayang hanya karena perang saudara.

Bagai Satu Bangunan Yang Kokoh

Pada ayat berikutnya Allah berfirman: ka‟annahum

bunyaanun marshush (mereka seperti bangunan yang

kokoh). Apa artinya:

Pertama, bahwa masing-masing bahan bangunan itu berkualitas baik.

Tidak mungkin bangunan itu tegak kokoh jika batu batanya rapuh atau kualitas pasir dan semennya tidak baik. Bagitu juga dalam dakwah, bahwa masing-masing individu harus mempunyai iman dan keikhlasan yang benar-benar berkualitas. Di sini peran tarbiyah dan pembinaan harus dioptimalkan.

Kedua, bahwa bahan-bahan bangunan itu bukan hanya baik secara individual melainkan harus bisa disinergikan dengan bahan-bahan lainnya.

Artinya bahwa kualitas masing-masing aktifis dakwah hendaknya bukan hanya baik secara individu, melainkan ia mampu bersinergi dengan orang lain. Itulah rahasia mengapa Allah mengumpamakan dengan bangunan. Bahwa seorang muslim tidak cukup hanya menjadi sholeh sendirian, melainkan ia harus bersinergi untuk membuat orang lain beramal shaleh. Dalam rangka ini sangat dibutuhkan soliditas barisan dakwah.

Ketiga, bahwa bangunan dikatakan kokoh bila bertahan lama, dan tidak mengalami kerapuhan di tengah musim apapun panas atau hujan.

Begitu juga barisan dakwah dikatakan solid bila ia tetap utuh, tidak terpengaruh dengan rayuan dan godaan apapun. Pun juga tetap istiqamah memegang prinsip sekalipun situasi dan kondisi memaksanya harus berubah. Ia tidak pernah bubar barisan sebelum ada komando bubar barisan. Itulah rahasia mengapa Allah swt. mengumpamakan dengan bangunan yang kokoh. Karena bangunan akan melindungi dan bisa memberikan rasa aman kepada penghuninya bila ia kokoh dan solid. Wallahu a‟lam bishshawab.

4 kiat percepat thumbnail superbar windows 7

Sudah cukup banyak user yang menjajal Windows 7. Meski baru versi beta, fitur baru pada sistem operasi teranyar Microsoft ini pun seakan mampu 'menyihir' pengguna XP dan Vista untuk berpaling ke Windows 7.

Salah satu fitur terbarunya adalah Superbar, yaitu taskbar pada Windows 7 yang hanya menampilkan icon pada daftar programnya sehingga lebih menghemat tempat.

Windows 7 Anda akan nampak lebih indah jika memaksimalkan efek aero glass, dengan cara mempercepat thumbnail preview. Thumbnail previews adalah jendela kecil yang muncul ketika anda menunjuk sebuah Tab pada Superbar. Ada kesan fade yang indah ketika menggeser antara satu tab dengan tab yang lain.

Beberapa orang mungkin senang dengan delay effect yang dimiliki Superbar saat berpindah tab. Namun beberapa orang merasa kurang sreg pada efek tersebut. Pasalnya, efek tersebut terkesan lamban.

Nah, jika ingin mempercepat thumbnail preview pada Windows 7 simak 4 langkah singkat berikut ini : 1. Klik dan ketik regedit pada search bar

2. Masuk ke kolom di sebelah kiri pada registry editor dan pilih HKEY_CURRENT_USER\Control Panel\Mouse

3. Cari MouseHoverTime dan lakukan double klik atau klik kanan untuk mengubah nilainya antara 400 sampai 100. Semakin lambat nilainya maka semakin cepat previewnya.

4. Klik ok dan tutup tampilan regedit.

Sekarang dengan menggeser Tab pada Superbar, Anda akan mendapatkan efek perpindahan yang cepat. Selamat menikmati.

(6)

rang-orang bijak pernah berpesan "Ma halaka ‘amru-un arafa Qadra nafsihi" (Tak akan celaka orang yang kenal harkat dirinya). Telah banyak orang binasa karena terlalu tinggi memasang harga diatas realita dirinya. Banyak yang lenyap dari peredaran karena terlalu murah menghargai dirinya – dengan waham ‘tawadhu’ atau perasaan tidak mampu dan tidak punya apa-apa. Selebihnya adalah jenis orang yang berjalan dalam tidur atau tidur sambil berjalan. Tepatnya pengigau berat. Ia tak pernah bisa menyadari dimana posisinya, apa yang terjadi di sekitarnya dan apa bahaya yang mengancam ummatnya.

Dalam kaitan sistem, baik ormas, partai atau pemerintahan kerap terjebak dalam wa-ham-waham kekuasaan ; berbahasa dan bertindak dengan pendekatan kekuasaan. Mereka yang ‘berkuasa’ merasa percaya diri, hanya karena secara de jure punya otoritas atas wilayah territorial, wilayah problematika dan wilayah sumber daya manusia. Bahwa wilayah ruhaniyah dan wilayah fikriyah tak dapat ditundukkan begitu saja oleh senjata, uang dan kedudukan, kerap luput dari renungan. Entah karena inikah ketika ALLAH mengaitkan keselamatan dunia dengan keberadaan Ulu Baqiyah (orang-orang yang potensial dipertahankan keberadaannya) dan mengemban misi ‘mencegah kerusakan di muka bumi’, justeru pada saat yang sama mereka yang (berbakat) zalim terus saja mengikuti kecenderungan hedonik mereka dan karenanya mereka menjadi durhaka (Qs. 10;116).

Ghurur Hal terberat yang kau hadapi bukan keraguan, kebencian dan permusuhan orang yang tak mengenalmu. Sekeras apapun hati mereka, kekuatan Hidayah dapat menundukkan mereka kepada kebenaran da’wahmu, dengan idzin-Nya. Bila itu pun tidak, engkau tak akan dipersalahkan, karena tataranmu dakwah dan tataran-Nya hidayah. Cobaan berat, justru pada percaya diri yang tidak proporsional. Engkau nikmati benar sanjungan orang terhadap dirimu atau jamaahmu, padahal engkau sendiri jauh dari kepatutan itu. Malang nasibmu wahai orang yang percaya kepada kejahilan orang yang menyanjungmu, sedangkan engkau sangat terang melihat kekurangan dirimu. Mentalitas Qarun tersimpul dalam satu kalimat "Hadza Li" (Semua ini karyaku, karena aku, milikku). Ketika arogansi mendominasi hubungan ‘yang adi daya’ dengan ‘yang tak berdaya’, maka yang pertama harus membayar ongkos yang sangat mahal ; dari antipati sampai kutukan mereka yang tak berdaya. Berat menyadarkan orang yang otaknya berjelaga, egois dan hanya melihat apa yang mereka anggap hak, tanpa kesadaran seimbang akan kewajiban. Kepada mereka Imam Syafii menegaskan :

Bila engkau mendekatiku, mendekat pula cintaku Jika engkau menjauh, aku kan lebih jauh darimu Dalam hidup masing-masing kita Tak bergantung dengan saudara Dan kita lebih tidak bergantung lagi bila tamat usia

Orang yang mentah fikiran selalu mengandalkan

sanjungan kosong, tak berbasis pada prestasi, atau mungkin mereka berprestasi, namun menganggap itu sebagai hal besar yang memungkinkan mereka memonopoli kebajikan. "Mereka membangkit-bangkit keislaman mereka (sebagai jasa) kepadamu. Katakan : ‘Janganlah kalian bangkit-bangkitkan kepadaku keislamanmu, akan tetapi ALLAH lah yang telah memberi karunia besar dengan membimbing kalian kepada Iman…" (Qs. 49:17) Sebelum bubarnya Uni Sovyet, ada dua spesies yang sangat dibenci rakyat ; 1. Partai Komunis, 2. etnik Rus. Yang pertama dibenci karena selalu ingin campur dalam segala urusan orang. Dari urusan menteri, tentara, pegawai negeri, isteri pegawai, anak pegawai sampai mimpi-mimpi rakyat. Yang kedua tak tahu diri sebagai mayoritas, bagaikan truk besar yang berlari kencang, anginnya mementalkan kendaraan-kendaraan kecil di tepi jalan. Cermati bagaimana karakter kekuasaan itu tumbuh. Banyak orang yang berkuasa mengabaikan pengenalan wilayah-wilayah kekuasaan dengan segala karakternya. Pemerintah yang mempunyai otoritas memulainya dengan 3 wilayah : 1. Wilayah ardliyah (teritorial), 2. Wilayah insaniyah (kemanusiaan, SDM, rakyat), 3. Wilayah masailiyah (problematika). Dengan ketiga otoritas ini mereka dapat menggusur tanah rakyat, membagi HPH, menaikkan pajak, tarif, UMR, memainkan money politik, mencetak uang untuk kepentingan partai, membunuh karakter lawan politik dan memenjarakan mereka. Berapa lama mereka dapat berkuasa dengan tiga pilar ini ? Entahlah, yang jelas telah bertumbangan begitu banyak rezim dengan begitu banyak dana, senjata dan tentara. Mereka melupakan 2 wilayah yang sebenarnya pagi-pagi harus sudah dikuasai, bahkan sebelum mereka menguasai wilayah-wilayah lainnya. Jauh sebelum Rasulullah SAW hijrah ke Madinah, rumah-rumah disana sudah menaungi begitu banyak muslim.

Pada penghujung era Makkiyah, baiah Aqabah II telah menyuratkan pesan yang begitu kuat. "Kami siap melindungi Rasulu’Llah SAW, sebagaimana kami melindungi anak-anak dan isteri-isteri kami". Madinah telah dikukuhkan menjadi bumi Islam sebelum para Muhajir berangkat kesana. Rasulullah sudah ditunggu dengan segala kerinduan, sebelum mereka melihat wajahnya. Da’wah Qur-an telah mengakar dalam wilayah ruhaniyah dan wilayah fikriyah mereka, dua wilayah yang pada saatnya melahirkan energi besar, mengalahkan semua penguasa yang hanya berpuas diri dengan tiga wilayah yang serba refleks, fenomenal dan efektif untuk waktu singkat.

Wahan Tak kalah beratnya beban mental orang yang sama sekali tak mampu memberikan kontribusi. Ia sendiri tak mampu membantu dirinya sendiri, bahkan dengan sekedar percaya dan menyadari bahwa dirinya dapat berperan. Paradigma "La syai-a indi" (Saya tak punya apa-apa), telah banyak merugikan ummat.

Go to . . . . Hal 9

CERMIN DIRI

Oleh : KH Rahmat Abdullah

O

Telah Islam-kah kita?

YA ALLAH, SUNGGUH TELAH KAMI SAMPAIKAN, SAKSIKANLAH ! Harap disimpan baik—baik, karena didalamnya terdapat ayat—ayat al-quran

Bismillahhirrahmanirrahim..

Assalamu'alaikum wr wb

Saudara - saudaraku..

Telah Islamkah kita?

Sudahkah kita menjadikan Islam sebagai pandangan hidup kita?

Apakah kita sudah menerapkan nilai-nilai islam dalam kehidupan sehari-hari kita?

Apakah cara berfikir kita, sudah menurut pada ajaran Rasul yang di sampaikan pada para

sahabat pada zaman dulu ?

Apakah kita, dalam memutuskan sesuatu sudah berdasarkan pertimbangan -

pertimbangan yang syar'i ?

Sudahkah kita dalam percakapan, dalam pembicaraan, selalu terpedoman pada

Al Qur'an dan As Sunnah ?

Pergaulan kita, apakah sesuai dengan hukum islam?

Tingkah laku kita..

Sikap kita..

Pemikiran kita..

Sudahkah . . . ?

Ya Allah, lindungilah kami dari sifat munafiq

Sifat yang sangat Engkau benci

Ya Allah, jauhkanlah kami dari pemikiran-pemikiran yang akan menjauhkan taqwa kami

kepada Engkau

Ya Allah, selamatkan keislaman kami

Keislaman yang menjadi cara hidup kami

Bukan keislaman yang meritual

Ya Allah, hanya kepada-Mulah kami menyembah.

(7)

Supaya kuliah itu menyenangkan

Abu Hurairah berkata dari Nabi saw., "Shalat yang paling berat bagi orang-orang munafik adalah (shalat) isya' dan fajar." Beliau bersabda pula, "Andaikata mereka mengetahui betapa besar pahala (shalat-shalat) Atamah

(isya) dan fajar, (maka mereka akan mendatanginya meskipun harus merangkak)."

Hmm..Kuliah apa tuh?…

Kuli-ahh..belajar mulu?..capek deh..

Ada yang bilang kuliah terkadang membosankan, entah itu karena faktor dosennya yang killer, atau mata kuliah-nya membosankan, ataupun saranakuliah-nya yang nggak memadai. Namun kalau dinikmati, masa-masa kuliah adalah masa-masa yang paling menyenangkan (meski kalah menyenangkannya dibanding SMA [^_^] ).

Asyiknya kuliah tuh…kita bebas milih:

Milih lulus lama atau lulus cepat, milih jadi aktivis kampus atau tidak, dsb. Sebagai seseorang yang pernah merasakan kelar kuliah dengan cepat alias sebelum 4 tahun (di suatu tempat..nun jauh di sana) dan seorang maha-siswa yang kemungkinan kelar kuliah dalam waktu yang cukup lambat di sini (hehe..maklum masih cinta kampus), sedikit sharing ttg dunia perkuliahan ke adik-adik mahasiswa yang baru masuk ke TP.

Kuliah tuh akan asyik kalau…:

1. Ada semangat kuliah..(sebelum mulai kelas, udah baca-baca dikit ttg topik yang mau dibahas, mencari referensi di-internet, dsb)

2. Pas di kelas jangan malu2 bertanya.. ‟speak your mind‟, justru dengan sharing pertanyaan n ide di kelas, dosen jadi tahu bagian mana yang kurang dimengerti mahasiswa, begitupun teman-teman sekelas jadi mendapat pen-galaman baru.

3. Mencatat yang penting-penting aja.. akan lebih baik kalo buat peta pikiran

kalau mau download aplikasi peta pikiran gratis klik di sini. Pilih yang windows, kalau kamu pake windows… 4. Ngobrol/kenalan ama dosennya (bukan tujuan nyari nilai lho) tapi biar tahu gimana nantinya komunikasi ama

tuh dosen kalau kita nggak ngerti/mau tanya.. (Dosen yang dicap killer, bisa jadi asyik tuk diskusi lho..jika kita tahu cara berkomunikasi dengannya)

5. Buat tim belajar kelompok..sebab belajar kelompok akan lebih asyik..ketimbang sendiri (bisa saling menyeman-gati kalau salah satu dari kita lagi down)

6. Ikutan organisasi/UKM di kampus…–> untuk mengasah minat/bakat, menambah pergaulan, mewujudkan sisi idealismu (selama masih jadi mahasiswa, buatlah karya n acara yang bermanfaat sebanyak-banyaknya..tapi jan-gan muncul prinsip kuliah no 2, orjan-ganisasi kampus no 1 hehehe)

7. Kalau nggak suka jadi aktivis kampus, yah magang aja di perusahaan2 yang terkait dengan mimpimu..(tapi jan-gan malah keteteran kuliahnya yah…)

8. Oh ya.. kalau kamu aktivis kampus, sebisa mungkin tugas kuliah menggunakan kasus/contoh yang terkait den-gan orden-ganisasi/peran kamu di UKM/orden-ganisasi kampus..tujuannya supaya nggak repotin diri sendiri…

9. Apalagi yah?…ada yang mau nambahin?kalau mau nambahin..reply n share aja..

eitss..sebelum lupa.. diriku mau mengingatkan..akan lebih baik jika tugas-tugas kalian..di-postingin di-blog kalian masing-masing..tujuannya..selain supaya orang lain dapat pengetahuan, arsip kita juga terjaga (jikalau komputer kita tiba-tiba ngadat..)

roses terbentuknya hujan masih merupakan misteri besar bagi orang-orang dalam waktu yang lama. Baru setelah radar cuaca ditemukan, bisa didapatkan tahap-tahap pembentukan hujan..

Pembentukan hujan berlangsung dalam tiga tahap. Pertama, "bahan baku" hujan naik ke udara, lalu awan terbentuk. Akhirnya, curahan hujan terlihat.

Tahap-tahap ini ditetapkan dengan jelas dalam Al-Qur’an berabad-abad yang lalu, yang memberikan informasi yang tepat mengenai pembentukan hujan,

"Dialah Allah Yang mengirimkan angin, lalu angin itu meng-gerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menu-rut yang dikehendakiNya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat air hujan keluar dari celah-celahnya; maka, apabila hujan itu turun mengenai hamba-hambaNya yang dikehendakiNya, tiba-tiba mereka menjadi gembira" (Al Qur'an, 30:48)

Kini, mari kita amati tiga tahap yang disebutkan dalam ayat ini.

TAHAP KE-1: "Dialah Allah Yang mengirimkan angin..."

Gelembung-gelembung udara yang jumlahnya tak terhitung yang dibentuk dengan pembuihan di lautan, pecah terus-menerus dan menyebabkan partikel-partikel air tersembur menuju langit. Partikel-partikel ini, yang kaya akan garam, lalu diangkut oleh angin dan bergerak ke atas di atmosfir. Partikel-partikel ini, yang disebut aerosol, membentuk awan dengan mengumpulkan uap air di sekelilingnya, yang naik lagi dari laut, sebagai titik-titik kecil dengan mekanisme yang disebut "perangkap air".

TAHAP KE-2: “...lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah

membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal..."

Awan-awan terbentuk dari uap air yang mengembun di seke-liling butir-butir garam atau partikel-partikel debu di udara. Karena air hujan dalam hal ini sangat kecil (dengan diamter antara 0,01 dan 0,02 mm), awan-awan itu bergantungan di udara dan terbentang di langit. Jadi, langit ditutupi dengan awan-awan.

TAHAP KE-3: "...lalu kamu lihat air hujan keluar dari

celah-celahnya..."

Partikel-partikel air yang mengelilingi butir-butir garam dan partikel -partikel debu itu mengental dan membentuk air hu-jan. Jadi, air hujan ini, yang menjadi lebih berat daripada udara, bertolak dari awan dan mulai jatuh ke tanah sebagai hujan.

Semua tahap pembentukan hujan telah diceritakan dalam ayat-ayat Al-Qur’an. Selain itu, tahap-tahap ini dijelaskan den-gan urutan yang benar. Sebagaimana fenomena-fenomena alam lain di bumi, lagi-lagi Al-Qur’anlah yang menyediakan penjelasan yang paling benar mengenai fenomena ini dan juga telah mengumumkan fakta-fakta ini kepada orang-orang pada ribuan tahun sebelum ditemukan oleh ilmu

pengeta-huan.

Dalam sebuah ayat, informasi tentang proses pembentukan hujan dijelaskan:

"Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, mudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, ke-mudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan- gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dike-hendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghi-langkan penglihatan." (Al Qur'an, 24:43)

Para ilmuwan yang mempelajari jenis-jenis awan mendapat-kan temuan yang mengejutmendapat-kan berkenaan dengan proses pembentukan awan hujan. Terbentuknya awan hujan yang mengambil bentuk tertentu, terjadi melalui sistem dan tahapan tertentu pula. Tahap-tahap pembentu-kan kumulonimbus, se-jenis awan hujan, adalah sebagai berikut:

TAHAP - 1, Pergerakan awan oleh angin:

Awan-awan dibawa, dengan kata lain, ditiup oleh an-gin.

TAHAP - 2, Pembentukan awan yang lebih besar:

Kemudian awan-awan

kecil (awan kumulus)

yang digerakkan angin, saling bergabung dan membentuk awan yang lebih besar.

TAHAP - 3, Pembentukan awan yang bertumpang tindih:

Ketika awan-awan kecil saling bertemu dan bergabung membentuk awan yang lebih besar, gerakan udara vertikal ke atas terjadi di dalamnya meningkat. Gerakan udara verti-kal ini lebih kuat di bagian tengah dibandingkan di bagian tepinya. Gerakan udara ini menyebabkan gumpalan awan tumbuh membesar secara vertikal, sehingga menyebabkan awan saling bertindih-tindih. Membesarnya awan secara vertikal ini menyebabkan gumpalan besar awan tersebut mencapai wilayah-wilayah atmosfir yang bersuhu lebih din-gin, di mana butiran-butiran air dan es mulai terbentuk dan tumbuh semakin membesar. Ketika butiran air dan es ini telah menjadi berat sehingga tak lagi mampu ditopang oleh hembusan angin vertikal, mereka mulai lepas dari awan dan jatuh ke bawah sebagai hujan air, hujan es, dsb. (Anthes, Richard A.; John J. Cahir; Alistair B. Fraser; and

Hans A. Panofsky, 1981, The Atmosphere, s. 269; Millers, Albert; and Jack C. Thompson, 1975, Elements of Meteorology, s. 141-142)

(8)

“Tidak ada di muka bumi ini orang seperti ibnu Al-Mubarak, dan tidaklah Allah menciptakan suatu kebaikan melainkan kebaikan itu ada pada diri beliau.” (Isma’il ibn Iyyasy)

Mustahil menurut kebanyakan orang, seorang budak akan mela-hirkan ulama besar yang Rabbani, yang menguasai seluruh cabang keilmuan. Bahkan, selain alim, juga ksatria di medan perang, sauda-gar yang sukses di pasar, dan mampu merangkum seluruh kebaikan. Namun Allah yang Maha Adil memberikan keutamaan kepada siapa yang dikehendaki tanpa sedikit pun melihat sosial hamba-Nya. Budak itu bernama Al-Mubarak. Pemuda ini berkebangsaan Turki, sangat taat dan wara’. Ia bekerja pada seorang saudagar Muslim yang kaya raya.

Pada suatu kesempatan, sang saudagar ingin bersantai sambil menikmati buah delima. Ia menyuruh pemuda itu agar memetikkan buah delima yang manis dari pekarangan rumahnya.

Pergilah sang budak menunaikan apa yang diminta majikan. Tak berapa lama kemudian, ia kembali dengan menenteng delima yang ranum di tangannya.

Sang majikan mencicipi delima tersebut, namun kurang puas karena rasanya asam. Ia memerintah pemuda itu lagi agar mencari delima lainnya.

Budak tersebut pergi ke bagian lain dari kebun tersebut dan me-metik buahnya. Lagi-lagi, hasilnya belum memuaskan majikannya. Al-Mubarak kembali ke kebun, sampai tiga kali berturut-turut. Na-mun hasilnya tetap sama. Marahlah sang majikan, “Apakah kamu tidak punya lidah atau kamu mati rasa sehingga kamu tak bisa mem-bedakan mana yang manis dan mana yang masam?”

Dengan polos pemuda itu menjawab, “Tuanku, bukannya aku tak punya lidah. Bukan pula aku mati rasa. Tapi delima-delima itu tak halal bagiku. Bukankah aku hanya diperintahkan untuk memetiknya, bukan mencicipinya?”

Seketika redalah amarah sang saudagar. Ia menatap pemuda di ha-dapannya itu dari ujung rambut sampai ujung kaki. Sungguh tak percaya, budak itu mampu mengeluarkan kata-kata yang begitu mulia.

Beberapa saat kemudian, sang saudagar menemui istrinya. Ia ber-kata, “Pemuda macam inilah yang layak menjadi suami putri kita.” Singkat cerita, sang pemuda yang itu pun menikah dengan putri majikannya. Dari perkawinan tersebut Allah Subhanahu wa Ta’ala memberkahi putra laki-laki yang diberi nama Abdullah. Anak ini di kemudian hari dikenal dengan Ibnu Al-Mubarak, seorang ulama hadits yang jadi rujukan ahli-ahli hadits di seluruh dunia. Kesan Para Ulama

Muhammad ibn Abdul Wahhab Alfarra' pernah berkata, “Khurasan tidak pernah melahirkan lagi ulama sekaliber mereka bertiga, yaitu Ibnu Al-Mubarak, Nadlr ibn Syamil, dan Yahya Ibn Yahya.”

Sedangkan Syu'aib ibn Harb mengatakan, “Tidaklah Ibnu Al-Mubarak bertemu seseorang kecuali beliau lebilh afdhal dibanding orang tersebut.”

Abu Usamah juga mengatakan, “Di kalangan ulama

hadits, Ibnu Al-Mubarak bagai Amirul-Mu’minin di tengah-tengah manusia.”

Sementara Al-Awza'i, suatu ketika berkata kepada Abdurrahman Ibn Zaid Juhani, “Apakah Anda pernah bersua dengan Ibnu Al-Mubarak?” Jawab Abdurrahman, “Tidak.” Kata Al-Awza'i kemudian, “Seandainya Anda bertemu dengannya, tentulah ia akan membuat jiwamu tenang.” Mu'adz ibn Khalid berkata, “Aku menanyakan tentang Ibnu Al-Mubarak kepada Isma'il ibn Iyyasy. Ia pun berkata, ‘Tidak ada di muka bumi ini orang seperti Ibnu Al-Mubarak, dan tidaklah Allah menciptakan suatu kebaikan kecuali kebaikan itu pasti ada pada beliau.’”

Lain lagi kata Ahmad Al-'Ajaliy, “Ibnu Al-Mubarak orang yang tsiqah (terpercaya) dalam ilmu hadits, seorang yang shalih, seorang penyair yang andal, dan orang yang merangkum di dalam dirinya seluruh cabang disiplin keilmuan.”

Al-Abbas ibn Mush’ab berkata, “Abdullah (Ibnu Al-Mubarak) men-gusai ilmu hadits, fiqh, bahasa Arab, sejarah, sekaligus seorang yang pemberani, dermawan, dan saudagar yang sukses.”

Imam Ahmad ibn Hanbal berkisah panjang lebar tentang sosok yang satu ini, “Abdullah (Ibnu Al-Mubarak) dilahirkan pada tahun 118 Hijriah. Beliau lahir dari keluarga yang sangat wara' dan bertaqwa kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Bapaknya seorang berkebangsaan Turki, sedang ibunya putri seorang saudagar kaya dari Hamadzan, ketu-runan Bani Khanzhalah. Mereka telah memperbaiki makanan yang masuk ke dalam perut mereka, dan sedikit pun mereka tak membiar-kan mulut mereka tersentuh sesuap mamembiar-kanan syubhat, apalagi haram. Maka Allah pun memperbaiki keturunan mereka. Tiada anu-gerah yang paling berharga bagi seorang Muslim kecuali seorang anak yang shalih, alim, mujahid, yang namanya tetap harum sampai abad ini.”

Pemberani

Dalam kitab Siyar Al-A’lam An-Nubala diceritakan bahwa pada se-buah peperangan antara kaum Muslimin melawan Romawi, enam mubariz (jago duel) Muslimin gugur di tangan seorang jawara tubuh tinggi besar. Setelah itu tak ada lagi tentara Muslim yang ber-ani menyambut tantangan sang jawara dari Romawi itu.

Tiba-tiba, di antara keheningan tersebut, majulah salah seorang penunggang kuda dengan gagah perkasa menyambut tantangan sang jawara. Duel pun dimulai. Pertarungan tersebut sangat menen-tukan mental tempur prajurit masing-masing pihak. Akhirnya, duel itu dimenangkan sang penunggang kuda.

Sang penunggang kuda tersebut tak lain adalah sang alim Ibnu Al-Mubarak. Hanya dalam beberapa detik, dengan kemenangan terse-but, bangkitlah semangat tempur kaum Muslimin. Dan, secara mengejutkan, kaum Muslimin bisa memenangi pertempuran. Hafalan yang Kuat

Al-Hasan ibn ‘Iisya berkata bahwa Shakhr, salah seorang teman Ibnu Al-Mubarak, mengabarkan, “Ketika kami masih kecil, kami melewati seorang laki yang sedang berkhutbah panjang lebar. Setelah laki-laki itu menyelesaikan khutbahnya, Ibnu Al-Mubarak berkata kepadaku, ‘Aku telah hafal apa yang ia ucapkan tadi.’ Salah seorang

elpiji Walikota

Percakapan Sehari-hari ( Daily Conversation )

Bagus = Well done

Baiklah, teruskan = OK, go ahead

Banyak kali cengkonekmu = You are fussy Begitu dong = That’s more like

Begitu salah, begini salah = Whatever I do is wrong Camkan itu = Think it over

Curang ! = No fair

Meski bahasa Arab adalah bahasa yang rumit, namun bukanlah hal susah bagi umat Islam menghapalkannya. Ini berbeda dengan kitab suci lain, sebagaimana Bible misalnya. Keuniversalan Al-Quran lainnya, dibuktikan dengan bagaimana Allah menjaganya melalui orang-orang alim dan yang memiliki kelebihan dalam menghapalkannya (tahfiz). Meski terdiri dari ribuan ayat, dalam sejarah, selalu saja banyak orang mampu menghapalkannya secara cermat dan tepat. Hatta, ia orang buta atau anak kecil sekalipun. Al-Quran, mudah dihapal atau dilantunkan dengan gaya apapun. Diakui atau tidak, ini berbeda dengan Bible atau Injil.

Karena itu, setiap usaha apapun untuk menambah atau mengurangi Al-Quran baik yang dilakukan kalangan orien-talis atau orang kafir dalam sepanjang sejarah selalu saja ketahuan. Jangan heran bila banyak umat Islam tiba-tiba ribut gara-gara ada Al-Quran palsu atau sengaja dipalsukan sebagaimana terjadi dalam kasus “The True

Furqon.” Barangkali itulah cara Allah menjaganya.

Dan hebatnya, para penghapal Al-Quran, setiap saat selalu saja lahir dan bisa ditemukan di seluruh dunia. Untuk yang seperti ini, di Indonesia, bahkan sudah mulai banyak dijadikan sebagai pesantren-pesantran formal.

Sebaliknya, bagi kita, belum pernah terdengar ada orang Kristen atau Yahudi yang hapal keseluruhan kitab suci mereka. Bahkan termasuk pendeta atau pastur sekalipun. Mengapa bisa demikian? Saya kira Anda lebih tahu jawa-bannya. Wallahu a„lamu bi al-shawab.

KISAH ini tercecer pada acara pengajian ibu-ibu di RT saya. Peristiwanya tentang ditolaknya Laporan Pertang-gung Jawaban Walikota oleh sebuah partai politik.

Isu penolakan itu sampe juga di telinga ibu-ibu pengajian saya. “ LPJ Pak Walikota katanya ditolak, ya ?” kata seorang ibu. Ibu-ibu yang lain langsung melirik kearahnya. Adalah seorang ibu yng rada-rada kurang membaca dan sedikit kuper. “ Emang Pak Walikota elpiji ke siapa ?” Tanya sang ibu. “ Ke anggota Dewan !” jawab seorang ibu yang tadi berbicara. “ wah kenapa ditolak ? kalu gitu mendingan kasih ke saya aja . . . . .! Padahal tabung gas di rumah saya kan dah mau habis . . . .!” ujar si ibu polos.

Ibu-ibu yang lain sejenak bengong. Tapi betigu mengerti permasalahannya, mereka langsung tertawa lepas. “Bu, bukan gas elpiji, tapi LPJ. Laporan Pertanggung Jawaban !” ujar seorang ibu.

(9)

Mengingat Kematian

. . . Sebagaimana diriwayatkan dari Hudzaifah bahwa ketika menghadapi kematian, ia berkata:

“Kekasih datang dalam kemiskinan, semoga tidak berbahagia orang yang menyesal. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa kemiskinan lebih aku cintai dari kekayaan, sakit lebih aku cintai dari kesehatan, dan kematian lebih aku cintai dari kehidupan, maka permudahlah kematian atas diriku agar segera dapat berjumpa dengan-Mu”

Jadi, orang yang bertaubat dimaafkan dari sikap tidak menyukai kematian sedangkan orang yang ‘arif dimaafkan dari tindakan mencintai dan mengharapkan kematian. Tingkatan yang lebih tinggi dari keduanya ialah orang yang menyerahkan urusannya kepada Allah sehingga ia tidak memilih kematian atau kehidupan untuk dirinya. Apa yang paling dicintai adalah apa yang paling dicintai kekasihnya. Orang ini melalui cinta dan wala’ yang mendalam berhasil mencapai maqam taslim dan ridha, yang meru-pakan puncak tujuan. Tetapi bagaimanapun, mengingat kematian tetap memberikan pahala dan keutamaan. Karena orang yang tenggelam ke dalam dunia juga bisa memanfaatkan dzikrul maut untuk mengambil jarak dari dunia sebab dzikrul maut itu membuat dirinya kurang berselera kepada kehidupan dunia dan mengeruhkan kemurnian kelezatannya. Setiap hal yang dapat mengeruhkan kelezatan dan syahwat manusia adalah termasuk sebab keselamatan. Rasulullah saw bersabda:

“ P e r b a n y a k l a h m e n g i n g a t p e n g h a n c u r b e r b a g a i k e l e z a t a n , y a i t u k e m a t i a n . ” (HR Tirmidzi, Nasaa’I dan Ibnu Majah)

Artinya, kurangilah berbagai kelezatan dengan mengingat kematian sehingga kegandrungan kamu kepada berbagai kelezatanterputus lalu kamu berkonsentrasi kepada Allah, karena mengingat kematian dapat menghindarkan diri dari kampung tipudaya dan menggiatkan persiapan untuk kehidupan akhirat, sedangkan lalai akan kematian mangakibatkan tenggelam dalam syahwat dunia, sabda Nabi saw:

“Hadiah orang mu’min adalah kematian.” (HR Thabrani dan al-Hakim)

Nabi saw menegaskan hal ini karena dunia adalah penjara orang mu’min, sebab ia senantiasa berada di dunia dalam keadaan susah mengendalikan dirinya, menempa syahwatnya dan melawan syetannya. Dengan demikian, kematian baginya adalah pembebasan dari siksa ini, dan pembebasan tersebut merupakan hadiah bagi dirinya. Nabi saw bersabda:

“Kematian adalah kafarat bagi setiap muslim.” (HR al-Baihaqi)

Yang dimaksudnya adalah orang muslim sejati yang orang-orang muslim lainnya selamat dari gangguan lidah dan tangannya, yang merealisasikan akhlaq orang-orang mu’min, tidak terkotori oleh berbagai kemaksiatan kecuali beberapa dosa kecil, sebab kematian akan membersihkannya dari dosa-dosa kecil tersebut setelah ia menjauhi dosa-dosa besar dan menunaikan berbagai

kewajiban. Sebagian kaum bijak bestari menulis surat kepada salah seorang kawannya:

“Wahai saudaraku hati-hatilah terhadap kematian di kampung ini sebelum kamu berada di sebuah kampung di mana kamu berharap kematian tetapi tidak akan mendapatkannya.”

Mengapa Al-Quran berbahasa Arab ?

. . . . Ia tidak diturunkan kecuali dengan “satu bahasa” (bilisanin wahidin): dengan bahasa yang dengannya diturunkan kitab-kitab tersebut dan bahasa kaumnya yang diseru oleh para rasul.

Seluruh para Nabi, menyeru manusia lewat bahasa kaumnya yang mereka ketahui. Setelah itu, kitab-kitab dan per-kataan para Nabi itu disampaikan: apakah diterjemahkan untuk mereka yang tidak tahu bahasa kitab tersebut, atau orang-orang belajar bahasa kitab tersebut sehingga mereka mengerti makna-maknanya. Atau, seorang utusan menje-laskan makna-makna apa yang dengannya ia diutus oleh Rasul dengan bahasanya...” (Lihat, Ibnu Taimiyah, al-Jawb

Shahih liman Baddala Dina‟l-Masih (Jawaban Yang Benar, Bagi Perubah Agama Kristus), (Cairo: Dar Ibnu

al-Haytsam, 2003, jilid 1 (2 jilid), hlm. 188-189).

Sebagaimana Taurat dan Injil, Al-Quran diturunkan dalam satu bahasa, bahasa kaumnya. Bedanya, kenabian yang ada sebelum Islam, hanya diperuntukkan pada kaum tertentu atau zaman tertentu (lokalitas) saja. Nuh misalnya, hanya diutus kepada kaumnya (QS. 7: 59); Hud kepada kaumnya (QS. 7: 65); Shaleh kepada kaumnya (QS. 7: 73); Luth kepada kaumnya (QS. 7: 80); Syu„aib kepada kaumnya (QS. 7: 85); dan Musa kepada Fir„aun dan para pungga-wanya (QS. 7: 103).

Dakwah Nabi SAW di “Ummu‟l-Qura”, sebagaimana arti yang sudah dijelaskan panjang lebar, bukan hanya dalam pengertian Mekkah semata. Juga bukan hanya untuk orang Quraisy, tidak pula untuk Jazirah Arabia saja, tapi untuk seluruh alam. (Baca QS. 25: 1, 34: 28, 7: 158, dan 9: 33).

Jika kalangan Nasrani menganggap Al-Quran tidak universal, maka, seharusnya yang lebih tidak uni-versal justru Bible.

go to . . . Hal 13 ==>

Nu’aim Ibn Hammad juga pernah mendengar Ibnu Al-Mubarak men-gatakan, “Bapakku berkata kepadaku, ‘Kalau aku mendapati kamu menulis, aku akan membakar tulisanmu!’ Aku menjawab, ‘Untuk apa aku menulis sedangkan ilmuku ada dalam dadaku’.”

Dermawan

Pada suatu musim haji, Ibnu Al-Mubarak berangkat dari Mesir menuju Makkah untuk menunaikan haji bersama beberapa orang. Sebelum berangkat, Ibnu Al-Mubarak yang bertindak sebagai imam safar mengumpulkan ongkos haji mereka. Setelah semua terkumpul, ia memasukkan uang tersebut ke dalam sebuah kotak dan kemudian menguncinya.

Selama dalam perjalanan, Ibnu Al-Mubarak-lah yang melayani keper-luan rombongan itu, memasak makanan, membeli seluruh keperkeper-luan jamaah, serta memberi mereka makan dengan sebaik-baik makanan. Sedangkan ia sendiri berpuasa sepanjang hari.

Begitulah yang ia lakukan sepanjang perjalanan. Setelah manasik haji selesai, ia kumpulkan jamaah tadi, kemudian ia belikan oleh-oleh sesuai permintaan keluarga masing-masing. Maka, pulanglah kafilah haji tersebut dengan hati gembira. Tak hanya itu, ongkos haji yang tadi dikumpulkan, dikembalikan kepada masing-masing pemiliknya tanpa sedikit pun ada yang berkurang.

Pada suatu ketika, Ibnu Al-Mubarak mengirimkan sepucuk surat

kepada Fudhail ibn Iyyad. Di dalam surat tersebut ia menulis untaian syair berikut:

Wahai ‘abid Al-Haramain,

seandainya engkau memperhatikan kami, engkau pasti tahu bahwa selama ini engkau hanya main-main dalam beribadah. Kalau pipi-pipi kalian basah dengan air mata maka leher-leher kami basah bersimbah darah. Kalau kuda-kuda kalian letih dalam hal yang sia-sia, maka kuda-kuda kami letih di medan laga.

Semerbak wanginya parfum, itu untuk kalian, sedangkan wewangian kami pasir dan debu-debu. Telah datang Al-Qur`an kepada kita menjelaskan, para syuhada tidak akan pernah mati, dan itu pasti.

Usai membaca surat itu, Fudhail meneteskan air matanya seraya berkata, “Engkau benar Ibnu Al-Mubarak, demi Allah, engkau benar.” Ibnu Al-Mubarak wafat pada tahun 181 Hijriah (798 M) pada bulan mulia, Ramadhan. Wallahi, telah pergi hari ini seorang ulama besar yang serba bisa,” kata Khalifah Harun Al-Rasyid, ketika mendengar berita kematian tersebut.* (Jayyadi Hasan, Abu Umair/Hidayatullah).

Cermin Diri . . .

. . . . Dari sini orang berbuat, dari kontra produktif sampai amoral. Ia tak merasa ada kaitan sepak-terjangnya dengan lingkungannya. Ia mampu melumuri citranya – sama seperti mereka yang over pede – tanpa cemas hal itu akan berdampak luas, bagi diri, keluarga dan lingkungannya. Mereka banyak memubadzirkan umur dan hidup tanpa program. Rendah diri dan karenanya tak jarang merawat hasad, dengki dan khianat.

Mereka dapat tampil dalam figur seorang alim, publik figur dan apa saja yang ‘mulia’, namun mengabaikan berkah amal jama’i, karena merasa ‘tak sebodoh’ komunitasnya atau lupa bahwa dirinya (dapat menjadi) besar di tengah mereka. Terkadang batas antara orang yang berlebihan percaya diri dengan yang sangat tak percaya diri, begitu sulit dibedakan. Kritik pedas bisa datang dari mereka yang gagal melaksanakan apa yang dikritiknya. Atau yang tak cukup punya keberanian berargumentasi karena kurang pedenya. Marilah berjabat tangan, ayunkah langkah dengan yakin dan lengkapi kekurangan diri dengan kelebihan saudara atau sebaliknya menopang kelemahan mereka dengan kekuatan diri yang ALLAH amanahkan. Banyak orang bingung mencari lahan kerja dan lahan kerja Da’wah tak pernah tutup.

Dimana posisimu ? Mungkin beberapa kalangan akan keberatan bila kukatakan engkau telah menyulam halaman da’wah di negeri ini dengan benang emas dan menyemaikan benih-benih berkah di lahan tandus, sehingga berubah menjadi ladang-ladang subur masa depan. Pohon keadilan, buah kemakmuran, bunga kesetaraan, ranah kesetiaan dan

rumah kasih sayang. Bukan tujuanmu menciptakan iri. Ada yang begitu geram ketika hamba-hamba ALLAH perempuan keluar dari setiap gang dan kampus dengan jilbab mereka yang anggun dan IP mereka yang cemerleng. 20 tahun yang lalu harus keluar dari sekolah negeri yang dibangun dengan uang pajak mereka sendiri. Ya, kebangkitan memang bukan hanya sisi ini, namun banyak kebaikan tersimpulkan pada aspek ini. Intinya ; Perubahan. Dan hari ini puncak gunung es itu telah memperlihatkan dinamika besar kebangkitan, shahwah yang penuh berkah. Tauhid adalah sistem konstruksi terpadu yang meletakkan segalanya tepat pada tempat, peran dan kepatutannya. Intelektual adalah sistem pengapianmu yang tak pernah padam. Kader-kader yang selalu ikhlas berkorban adalah roda yang siap menjelajah medan-medan berat. Keulamaan adalah sistem kendali-mu yang tahu kapan harus berbelok, menanjak, menurun dan menerobos hutan belantara, padang tandus serta bebatuan. Yang tak bergaransi ialah kondisi jalan, bahkan sekali pun dengan rute yang jelas dan lurus, kendaraan yang teruji, kru yang jujur, pakar dan sabar.

Dari semua setting ini, tentukanlah dimana posisimu ; penonton yang mencari hiburan, penunggu yang tak punya empati, atau pengharap kegagalan karena ada yang tak sejalan dengan persepsi mereka. Atau penuntun dan pengikut dengan pengenalan sistem navigasi yang akurat dan keyakinan yang mantap, bahwa laut tetap bergelom-bang dan di seberang ada pantai harapan.

(10)

Ali r.a berkata, "Rasulullah saw bersabda, janganlah kamu berdusta atas namaku. Karena, orang yang berdusta atas namaku, maka hendaklah ia memasuki neraka."

Mengingat Kematian

esungguhnya di antara hal yang membuat jiwa melantur dan mendorongnya kepada berbagai perta-rungan yang merugikan dan syahwat yang tercela adalah panjang angan-angan dan lupa akan ke-matian. Oleh karena itu di antara hal yang dapat mengobati jiwa adalah mengingat kematian yang notabene merupakan konsekuensi dari kesadaran akan keniscayaan keputusan Ilahi, dan pendek angan-angan yang merupakan dampak dari mengingat kematian. Jangan-anganlah ada yang menyangka bahwa pendek angan-angan akan menghambat pemakmuran dunia. Persoalannya tidak demikian, bahkan memakmurkan dunia disertai pendek angan-angan justeru akan lebih dekat kepada ibadah, jika bukan ibadah yang murni. Rasulullah saw bersabda:

“Orang yang cerdas ialah orang yang mengendalikan dirinya dan bekerja untuk kehidupan setelah ke-matian.” (HR Tirmidzi)

Persiapan untuk menghadapi sesuatu tidak akan terwujud kecuali dengan selalu mengingatnya di dalam hati, sedangkan untuk selalu mengingat di dalam hati tidak akan terwujud kecuali dengan selalu men-dangarkan hal-hal yang mengingatkannya dan memperhatikan peringatan-peringatannya sehingga hal itu menjadi dorongan untuk mempersiapkan diri. Kepergian untuk menyambut kehidupan setelah kema-tian telah dekat masanya sementara umur yang tersisa sangat sedikit dan manusiapun melalaikannya.

“Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedang mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling (daripadanya).” (QS Al-Anbiya 1)

Orang yang tenggelam dengan dunia, gandrung kepada tipu-dayanya dan mencintai syahwatnya tak ayal lagi adalah orang yang hatinya lalai dari mengingat kematian; ia tidak mengingatnya bahkan apabila diin-gatkan ia tak suka dan menghindarinya. Mereka itulah yang disebutkan Allah di dalam firman-Nya:

“Katakanlah, "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS Al-Jumu’ah 8)

Kemudian manusia ada yang tenggelam ke dalam dunia, ada pula yang bertaubat dan ada pula yang arif.

Pertama: adapun orang yang tenggelam ke dalam dunia, ia tidak mengingat kematian sama sekali. Jika

diingatkan ia mengingat semata-mata untuk menyesali dunianya dan sibuk mencelanya. Baginya, mengingat kematian hanya membuat dirinya semakin jauh dari Allah.

Kedua: Adapun orang yang bertaubat, ia banyak mengingat kematian untuk membangkitkan rasa takut

dan khawatir pada hatinya lalu ia menyempurnakan taubat dan kadang-kadang tidak menyukai kema-tian karena takut disergap sebelum terwujud kesempurnaan taubat dan memperbaiki bekal. Dalam hal ini ia dimaafkan dan tidak tergolong ke dalam sabda Nabi saw:

“Barangsiapa membenci pertemuan dengan Allah, maka Allah membenci pertemuan dengannya.” (HR Bukhari dan Muslim)

Karena sesungguhnya ia tidak membenci kematian dan perjumpaan dengan Allah, tetapi hanya takut tidak dapat berjumpa dengan Allah karena berbagai kekurangan dan keteledorannya. Ia seperti orang yang memperlambat pertemuan dengan kekasihnya karena sibuk mempersiapkan diri untuk mene-muinya dalam keadaan yang diridhainya sehingga tidak dianggap membenci pertemuan. Sebagai bukti-nya ia selalu siap untuk menemuibukti-nya dan tidak ada kesibukan selainbukti-nya. Jika tidak demikian maka ia termasuk orang yang tenggelam ke dalam dunia.

Ketiga: Sedangkan orang yang ‘arif, ia selalu ingat kematian karena kematian adalah janji pertemuannya

dengan kekasihnya. Pecinta tidak akan pernah lupa sama sekali akan janji pertemuan dengan kekasihnya.Pada ghalibnya orang ini menganggap lambat datangnya kematian dan mencintai kedatan-gannya untuk membebaskan diri dari kampung orang-orang yang bermaksiat dan segera berpindah ke

sisi Tuhan alam semesta.

Bersambung . . . Hal 12

S

engapa Al-Quran diturunkan kepada seorang Nabi yang miskin dan buta huruf (ummiy)? Mengapa tidak

diberikan kepada pembesar Mekkah maupun Tha‟if saja?” Pertanyaan seperti ini sering terjadi. Sama hal nya dengan pernyataan, “Mengapa Al-Qur‟an berbahasa Arab?”

Banyak dalil yang mengungkap hal ini. Diantaranya; QS. 12: 2, 14: 4, 13: 37, 16: 103, 19: 97, 20: 113, 26: 193-195, 26: 198-199, 39: 28, 41: 3, 41: 44, 43: 3, 44: 58, dan 46 : 12.

Boleh dikata, hampir semua ayat tersebut menyatakan, bahwa Al-Qur‟an itu diturunkan dalam “bahasa Arab”. Adalah keliru jika karena Allah menurunkan Al-Quran ke dalam bahasa Arab kemudian dikatakan “tidak univer-sal”.

Kenapa Allah memilih bahasa Arab? Bukan bahasa lain? Barangkali itu adalah hak Allah. Meski demikian, pilihan Allah mengapa Al-Quran itu dalam bahasa Arab bisa dijelaskan secara ilmiah.

Pertama, sampai hari ini, bahasa yang berasal dari rumpun Semit yang masih bertahan sempurna adalah bahasa

Arab. Bahkan Bible (Old Testament) yang diklaim bahasa aslinya bahasa Ibrani (Hebrew) telah musnah, sehingga tidak ada naskah asli dari Perjanjian Lama.

Meskipun begitu, menurut Isrâ‟il Wilfinson, dalam bukunya Târîk al-Lughât al-Sâmiyyah (History of Semitic Lan-guage), seperti yang dikutip Prof. Al-A„zamî, ternyata bahasa asli PL itu tidak disebut Ibrani.

Bahasa pra-pengasingan (pre-exilic language) yang digunakan oleh Yahudi adalah dialek Kanaan dan tidak dike-nal sebagai Ibrani. Orang-orang Funisia (atau lebih tepatnya, orang-orang Kanaan) menemukan alfabet yang benar pertama kali ± 1500 S.M, berdasarkan huruf-huruf ketimbang gambar-gambar deskriptif.

Semua alfabet yang berturut-turut seterusnya adalah utang budi pada, dan berasal dari, pencapaian Kanaan ini. (Prof. Dr. M.M. Al-A„zamî, The History of The Qur‟ânic Text from Revelation to Compilation (edisi Indonesia), terjemah: Sohirin Solihin, dkk., GIP, 2005, hlm. 259).

New Testament (Gospel, Injil) yang diklaim bahasa aslinya adalah bahasa “Yunani” juga sudah hilang, sehingga

tidak ada naskah asli dari Injil. Bahkan, ini bertentangan dengan bahasa Yesus, yang sama sekali tidak paham ba-hasa Yunani. Bukankah ini „mencederai‟ saktralitas Injil yang diklaim sebagai „firman Tuhan‟?

Kedua, bahasa Arab dikenal memiliki banyak kelebihan: (1) Sejak zaman dahulu kala hingga sekarang bahasa

Arab itu merupakan bahasa yang hidup, (2) Bahasa Arab adalah bahasa yang lengkap dan luas untuk menjelaskan tentang ketuhanan dan keakhiratan, (3) Bentuk-bentuk kata dalam bahasa Arab mempunyai tasrif (konjungsi), yang amat luas hingga dapat mencapai 3000 bentuk perubahan, yang demikian itu tak terdapat dalam bahasa lain. (Lihat,

Al-Qur‟an dan Terjemahnya, Depag, edisi revisi, Juli 1989, hlm. 375 (foot-note).

Ketiga, Allah menurunkan Al-Qur‟an kepada Rasulullah SAW. dalam bahasa Arab yang nyata (bilisanin „Arabiyyin mubinin), agar menjadi: mukjizat yang kekal dan menjadi hidayah (sumber petunjuk) bagi seluruh

manusia di setiap waktu (zaman) dan tempat (makan); untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada ca-haya: dari kegelapan “syirik” kepada cahaya “tauhid”, dari kegelapan “kebodohan” kepada cahaya “pengetahuan”, dan dari kegelapan “kesesatan” kepada cahaya “hidayah”.

Tiga poin itu berjalan terus atas izin Allah sampai dunia ini hancur, yakni Risalah (Islam), Rasul (Muhammad SAW) dan Kitab (Al-Qur‟an)). (Lihat, Prof. Dr. Thaha Musthafa Abu Karisyah, Dawr al-Azhar wa Jami„atihi fi

Khidmat al-Lughah al-„Arabiyyah wa al-Turats al-Islamiy, dalam buku Nadwat al-Lughah al-„Arabiyyah, bayna al-Waqi„ wa al-Ma‟mul, 2001, hlm. 42).

Karena Islam itu satu risalah (misi) yang “universal” dan “kekal”, maka mukjizatnya harus retoris (bayaniyyah), linguistik (lisaniyyah) yang kekal. Dan Allah telah berjanji

untuk memelihara Al-Qur‟an, seperti yang Ia jelaskan, “Sesungguhnya Kami yang menurunkan al-Dzikra (Al-Qur‟an) dan Kami pula yang memeliharanya.” (Qs. 15: 9).

Keempat, menurut Syeikhu‟l-Islam, Ibnu Taimiyah, “Taurat diturunkan dalam bahasa Ibrani saja.

Dan Musa „alayhissalam tidak berbicara kecuali dengan bahasa itu. Begitu juga halnya dengan al-Masih: tidak berbicara tentang Taurat dan Injil serta perkara lain kecuali dengan bahasa Ibrani. Be-gitu juga dengan seluruh kitab.

Bersambung . . . . Hal 12-13

Oleh: Qosim Nursheha Dzulhadi *)

Referensi

Dokumen terkait

Pada hari ini, Rabu tanggal 4 Februari 20L5, saya yang dengan Keputusan Rektor Universitas Negeri Malang Nomor 2.2.39lUN}2lKPl2OL5 tanggal 2 Februari 20t5, dosen yang

Jika anda melakukan pembatalan, jika paket yang anda beli lebih dari 3(tiga) bulan maka paket setelah 3(tiga) bulan tersebut akan di kembalikan penuh 100 %, dan

Sampai akhir tahun 2005 telah dibangun plot konservasi eks-situ genetik cendana seluas 3,5 ha dengan materi genetik berasal dari 20 populasi dari sebaran alam yang ada di NTT

Juni. Sebagai salah satu penyumbang terbanyak yakni sejumlah 1.815 jiwa Kabupaten Tulungagung tidak bisa di lewatkan begitu saja. Secara adminitratif Kabupaten

Profil komposisi biogas setelah proses adsorpsi menggunakan kolom beradsorben karbon aktif dengan dua variasi berat dapat dilihat pada a Gambar 2 dan 3.. Komposisi

Kadar eosinofil darah tidak berbeda (P>0,10) baik antara tingkat infeksi maupun tingkat energi, namun lebih tinggi (P<0,01) pada domba lokal dibandingkan dengan

Kemudian mereka menghadap raja dan menanyakan kepadanya tentang larangan raja: “Bukankah tuanku mengeluarkan suatu larangan, supaya setiap orang yang dalam tiga puluh

Pada Balai Penelitian terjadi kekurangan pada tahun- tahun 1982/1983 - 1986/1987, sedangkan sejak tahun 1988/1989 sampai dengan akhir tahun proyeksi akan ter jadi kelebihan