• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI

SUMATERA SELATAN TAHUN 2017

RENCANA KINERJA

TAHUNAN (RKT)

(2)

KATA PENGANTAR

A

ssalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Sekretariat Daerah Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017 dapat diselesaikan dengan baik sebagai sarana penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).

Perencanaan Kinerja Tahunan merupakan penjabaran dari tujuan, sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis (Renstra) Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Selatan 2013 – 2018 melalui berbagai kegiatan tahunan sebagai bahan untuk mencapai Akuntabilitas Kinerja yang baik. Rencana Kinerja Tahunan ini memuat rencana capaian atau target kinerja tahunan untuk seluruh indikator kinerja.

Dengan tersusunnya Rencana Kinerja Tahunan Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Selatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Rencana Kinerja Tahun 2017 ini. Semoga Rencana Kinerja Tahun 2017 yang kami susun ini dapat bermanfaat bagi terselenggaranya Good

Governance pada Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan.

W

assalamu’alaikum Wr. Wb.

Palembang, 2017

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR LAMPIRAN ... iv

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Gambaran Umum... 1

1.2 Profil Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan... 1

1.3 Maksud dan Tujuan Rencana Kinerja Tahunan (RKT)... 3

1.4 Manfaat Rencana Kinerja Tahunan (RKT)... 4

1.5 Sistematika Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2017... 4

BAB II RENCANA STRATEGIS... 6

2.1 Rencana Strategis Sekretariat Daerah ... 6

2.2 Visi dan Misi... 7

2.3 Isu Strategis... 7

2.4 Tujuan dan Sasaran Strategis... 15

BAB III RENCANA KINERJA TAHUNAN... 16

3.1 Ikhtisar Sasaran Strategi, Indikator Kinerja, Program, kegiatan dan anggaran... 16

3.2 Anggaran Kinerja... 17

BAB IV PENUTUP... 20

LAMPIRAN - LAMPIRAN Lampiran I : Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2017... 21

(4)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.11 Sasaran, Indikator, Target, Program dan Dana Tahun 2017... 18

(5)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Gambaran Umum

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2017 disusun agar dapat lebih meningkatkan keberhasilan Akuntabilitas Kinerja yang ingin dicapai dalam melaksanakan aktivitas pelayanan terhadap publik. Proses pencapaian Kinerja Tahunan merupakan wahana untuk membuat dan melaksanakan strategi-strategi yang lebih terperinci dimasa yang akan datang guna meningkatkan efisiensi, efektivitas dan produktivitas jalannya pemerintahan. Untuk itu Pemerintah telah mengeluarkan Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan sebagai pelaksanaannya Kepala LAN Republik Indonesia telah mengeluarkan Keputusan Nomor 239/IX/6/8/03 tanggal 25 Maret 2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) yang diperbaharui dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tanggal 31 Desember 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Rencana Kinerja Tahunan 2017 ini memuat rencana capaian atau target kinerja untuk seluruh Indikator Kinerja yang ada. Target yang disusun telah menjadi komitmen kami untuk dijadikan Target Kinerja dalam periode tahun 2017 yang tentu saja merupakan penjabaran dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis (Renstra) Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013 – 2018.

1.2. Profil Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan

1.2.1. Kondisi Geografis

Provinsi Sumatera Selatan merupakan bagian dari Pulau Sumatera yang mempunyai luas wilayah 91.774,99 KM2, yang terletak pada 1° - 4° Lintang Selatan dan 102° - 106° Bujur Timur. Di sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Jambi, di sebelah Timur berdampingan

(7)

dengan Provinsi Kepulauan Bangka dan Belitung, di sebelah Selatan bersebelahan dengan Provinsi Lampung, dan di sebelah Barat bertetangga dengan Provinsi Bengkulu.

Provinsi Sumatera Selatan mempunyai iklim tropis dan basah dengan variasi curah hujan per hari 36,9/2 – 413,6/24 mm sepanjang tahun 2007. Setiap bulan hujan cenderung turun dan bulan Nopember merupakan bulan dengan curah hujan paling banyak. Sumatera Selatan memiliki suhu yang cenderung panas berkisar antara 23,5°C hingga 34,1° C dengan rata-rata suhu udara pada tahun 2007 sekitar 27,5° C. Suhu terendah/minimum terjadi pada bulan Agustus, sedangkan suhu tertinggi/maksimum terjadi pada bulan September.

Gambar I.1.

Peta Wilayah Provinsi Sumatera Selatan

1.2.2.

Kondisi Tofografis

Wilayah Provinsi Sumatera Selatan memiliki topografi yang bervariasi mulai dari daerah pantai, dataran rendah, dataran tinggi dan pegunungan. Wilayah pantai timur sebagian besar merupakan daerah rawa dan payau yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Jenis tumbuhan yang berkembang berupa tumbuhan palmae dan kayu rawa atau bakau. Wilayah bagian barat merupakan dataran rendah yang luas, sedangkan wilayah pedalaman merupakan daerah bergunung dan berbukit.

Secara geologi, susunan batuan dan endapan yang menyusun wilayah Provinsi Sumatera Selatan meliputi batuan sedimen dan endapan permukaan. Kondisi hidrologi menunjukkan bahwa sumber air utama berasal dari air permukaan dan air tanah. Adapun

(8)

jenis air permukaan yang berada di Provinsi Sumatera Selatan adalah sungai, danau/rawa, dan tadah hujan.

1.2.3 Kondisi Demografis

Jumlah Penduduk Tahun 2017 adalah 8.049.797 ribu jiwa atau meningkat dibandingkan dengan tahun 2016 sebesar 2,5%. Topografi wilayah Sumatera Selatan memiliki bentangan wilayah Barat-Timur dengan ketinggian daerah antara 400 meter sampai 1.700 meter di atas permukaan laut (dpl). Daerah yang mempunyai ketinggian antara 400 meter sampai 500 meter dpl mencakup wilayah daerah sekitar 37%, daerah yang mempunyai ketinggian antara 500 meter sampai 1.000 meter dpl mencakup wilayah sekitar 34%, dan daerah yang mempunyai ketinggian antara 1.000 meter sampai 1.700 meter dpl mencakup sekitar 29% dari keseluruhan wilayah. Wilayah barat merupakan wilayah pegunungan Bukit Barisan dengan ketinggian rata-rata 900 sampai 1200 meter dpl yang mempunyai potensi daerah wisata. Makin ke arah timur kondisi topografinya berbukit, bergelombang, dan mendatar yang mempunyai potensi lahan agro industri, sedangkan pantai timur Sumatera Selatan merupakan lahan landai dan lahan rawa pantai yang berpotensi dijadikan lahan persawahan dan tambak.

Provinsi Sumatera Selatan mempunyai sumber daya air yang melimpah, dikelilingi oleh alur anak sungai dan cabang sungai Musi yang merupakan sungai terbesar di Pulau Sumatera yang meliputi 34 ruas sungai besar dan sungai kecil lainnya yang tersebar di seluruh Sumatera Selatan. Sungai-sungai tersebut sebagai urat nadi transportasi alternatif untuk pengangkutan hasil produksi dan komoditi pertanian menuju Kota Palembang atau daerah lainnya, di samping itu air sungai tersebut dapat digunakan sebagai sumber energi listrik tenaga air/uap.

1.3. Maksud dan Tujuan Rencana Kinerja Tahunan ( RKT

)

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) yang dilakukan secara partisipatif merupakan wahana untuk mencapai kesepakatan dan memantapkan komitmen satuan kerja. Untuk itu kinerja harus memuat spesifikasi yang jelas dan dapat dijadikan sebagai dasar akuntabilitas atas prestasi yang telah disepakati dalam Komitmen Kinerja (Rencana Kinerja Tahunan Satuan Kerja).

(9)

Para pimpinan satuan kerja Sekretariat Daerah Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan tidak hanya dituntut profesional dalam melaksanakan misi Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, akan tetapi juga dituntut lebih akuntabel, dalam pengertian tidak hanya memenuhi standar atau spesifikasi dalam komitmen kinerja, tetapi lebih jauh dari itu, sepanjang sumber daya yang dipercayakan kepadanya dapat digunakan lebih efektif dan efisien lagi.

Suatu tujuan dalam misi tersebut dalam praktiknya dicapai dengan usaha-usaha dari beberapa satuan kerja. Oleh karena itu, pimpinan satuan kerja harus dibebani tanggung jawab untuk memenuhi target-target kinerja dalam RKT, dan diimbangi dengan pemberian kewenangan dan sumber daya yang memadai.

1.4. Manfaat Rencana Kinerja Tahunan (RKT)

Rencana Kinerja Tahunan 2017 mempunyai manfaat sebagai berikut :

1) Menghubungkan RPJMD, rencana tindak, maupun perencanaan operasional yang terinci;

2) Menajamkan dan mengoperasionalkan rangkaian perencanaan sampai penganggaran; 3) Memudahkan melakukan pengukuran kinerja;

4) Memudahkan proses monitoring dan evaluasi kinerja, melancarkan mekanisme umpan balik peningkatan kinerja;

5) Memudahkan manajemen dalam menetapkan beban atau target pada unit kerja;

6) Memudahkan dalam membantu spesifikasi kontrak untuk pembayaran kepada pihak yang diberi pekerjaan berdasarkan pencapaian kinerja.

1.5. Sistematika Rencana Kinerja Tahunan ( RKT)

Perencanaan kinerja merupakan wahana untuk membuat dan melaksanakan strategi-strategi yang lebih rinci. Untuk itu, target kinerja yang telah ditetapkan harus diterapkan dalam proses manajemen pemerintahan sehari-hari. Dengan pola pikir seperti itu, sistematika penyajian Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2017 adalah sebagai berikut :

(10)

Bab I : Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas profil Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, menjabarkan maksud dan tujuan, manfaat penyusunan dan penyampaian RKT Tahun 2017 ini, keterkaitan RPJMD, Keterkaitan Anggaran serta Sistematika RKT.

Bab II : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) ,menjelaskan muatan RPJMD Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, Visi dan Misi, Isu Strategis, tujuan dan sasaran serta strategis dan arah kebijakan.

Bab III : Rencana Kinerja Tahunan, menjelaskan ikhtisar tujuan, sasaran strategis, indikator kinerja, target, program, kegiatan dan anggaran Tahun 2017.

Bab IV : Penutup, menjelaskan kesimpulan menyeluruh dari Rencana Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017.

(11)

BAB II

RENCANA STRATEGIS

2.1. Rencana Strategis (RENSTRA)

Rencana Strategis (Renstra) merupakan langkah awal untuk melakukan pengukuran kinerja Instansi Pemerintah. Rencana Strategis (Renstra) Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Selatan yang memerlukan integrasi antara keahlian sumber daya manusia dan sumber daya lain agar mampu memenuhi keinginan stakeholder dan menjawab tuntutan perkembangan lingkungan strategis baik nasional maupun internasional. Analisis terhadap lingkungan organisasi baik internal maupun eksternal merupakan langkah yang sangat penting dalam memperhitungkan kekuatan (strenghts), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities) dan tantangan/ kendala (threats) yang ada. Analisis terhadap unsur-unsur tersebut sangat penting dan merupakan dasar bagi perwujudan visi dan misi strategis Instansi Pemerintahan.

Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Selatan mempunyai Rencana Strategis (Renstra) yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu lima tahun yang mengandung visi, misi, tujuan, sasaran, program dan kegiatan yang realistis dengan mengantisipasi dan mengarahkan anggota organisasi dalam mengambil keputusan tentang masa depannya. Rencana Strategis (Renstra) bersama pengukuran, penilaian, dan evaluasi kinerja serta pelaporan akuntabilitas kinerja merupakan tolak ukur penting dari suatu sistem akuntabilitas kinerja Instansi Pemerintah.

Rencana Strategis (Renstra) Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Selatan ditetapkan dalam Peraturan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 46 Tahun 2014. Dalam Rencana Strategis (Renstra) tersebut telah ditetapkan visi dan misi Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Selatan.

(12)

2.2. Visi dan Misi

2.2.1. Visi

Visi diartikan sebagai cara pandang jauh ke depan kemana Provinsi Sumatera Selatan harus dibawa agar dapat eksis, antisipatif dan inovatif. Jadi visi adalah suatu gambaran menantang tentang masa depan berisikan cita-cita yang ingin diwujudkan oleh instansi pemerintah.

Berdasarkan kondisi, potensi dan hasil kesepakatan stakeholders serta tujuan utama pembangunan Provinsi Sumatera Selatan, maka Visi Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013- 2018 adalah:

2.2.2. Misi

Misi adalah usaha untuk mencapai visi. Dalam pencapaian misi tersebut membutuhkan usaha-usaha yang digerakkan oleh segenap Masyarakat dan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan. Usaha-usaha yang dimaksud adalah semua aktivitas dan penciptaan kondisi untuk melaksanakan aktivitas itu sendiri, karena itu usaha-usaha yang di upayakan dalam pencapaian misi haruslah konsisten dan fokus.

Misi Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Selatan ditetapkan sebagai berikut :

2.3. Isu Strategis

Dengan memperhatikan hasil identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi, isu strategis Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Selatan adalah sebagai berikut :

“ Sekretariat Daerah Berbasis Pelayanan Publik Yang

Prima Menuju Tata Pemerintahan Yang Baik”

“ Membangun Kinerja Yang Amanah, Bertanggung

Jawab, Cepat, Tanggap, Tepat, Berjiwa Melayani”

(13)

1. Pemerintah Kabupaten/Kota kurang pro aktif dalam memonitor izin-izin yang dikeluarkan oleh Bupati/Walikota pada usaha kehutanan perkebunan dan usaha strategis lainnya.

2. Surat-surat tanah yang tumpang tindih; ada akibat hukum dengan adanya pengaduan yang merasa memiliki tanah ke pengadilan.

3. Sulit mencari titik temu antar pihak yang bersengketa (investor/perusahaan dengan masyarakat) dalam penyelesaian kasus pertanahan.

4. Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Provinsi Sumsel yang disampaikan belum optimal dan terlambat karena SDM yang membidanginya sering berubah.

5. Aparat Pencatatan Sipil di Kabupaten/Kota masih kurang dan kurang memahami tugasnya.

6. Peralatan Sistem Informasi Administrasi & Kependudukan (SIAK) sudah kurang optimal, dan jika ada kerusakan harus mendatangkan teknisi dari Pusat; Server Provinsi belum on line baik ke Kabupaten/Kota maupun ke Pusat.

7. Peran Aktif dalam Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) ditentukan oleh Ketua Umum Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) dan Para Gubernur Seluruh Indonesia.

8. Pembentukan Daerah Otonom Baru (DOB) Kabupaten Pemekaran memerlukan dukungan DPR RI, sehingga prosesnya cukup makan waktu.

9. Pemerintah Kabupaten/Kota sulit mencapai kesepakatan tentang garis batas.

10. Ada Panitia Pembakuan Nama Rupabumi (PPNR) Kabupaten/Kota yang belum faham tugasnya.

11. Laporan dari SKPD dan Kabupaten/Kota tentang Sumber-Sumber pendapatan belum optimal.

12. SKPD terkait dan Kabupaten/Kota dalam menyampaikan laporan pendapatan daerah belum tepat waktu.

13. Adanya perubahan regulasi dan pergantian Kepala Desa, sehingga membuat Aparat Desa agak kewalahan dalam menyusun pertanggungjawaban.

14. Belum optimalnya penyebaran informasi produk Hukum pada jaringan anggota.

15. Tenaga penyusun perancangan peraturan perundang-undangan belum tersedia di SKPD.

(14)

16. Belum optimalnya cara penulisan pembakuan Rapergub di SKPD dilingkungan Pemprov.Sumsel.

17. Belum Optimalnya draf Raperda/Perda/Kab/Kota untuk diklarifikasi/evaluasi 18. Regulasi Pemerintah tentang Bantuan Hukum belum ada.

19. Kurangnya pemahaman tentang Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia (RANHAM) bagi panitia Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia (RANHAM) Provinsi.

20. Pemahaman tentang penyusunan Keputusan Gubernur Sumsel belum optimal.

21. Pemahaman SKPD tentang Naskah Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur sesuai PP Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada Dewan perwakilan Rakyat, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada masyarakat belum optimal.

22. Pemahaman Pemerintah Kabupaten tentang Permendagri No. 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral & Batubara belum optimal.

23. Pemahaman SKPD tentang PP Nomor 3 Tahun 2007 belum optimal. 24. Pemahaman SKPD terhadap Kunker Lembaga Legislatif belum optimal.

25. Pemenuhan Kelengkapan Dokumen Penggantian Antar Waktu (PAW) belum sesuai dengan Check List yang dikeluarkan oleh Kemendagri RI.

26. Hasil Pemeriksaan yang dillakukan oleh Polda/Polres/Polresta belum pernah disampaikan kepada Gubernur Sumsel.

27. Usul Keluar Negeri bagi KDH/WKDH/Anggota DPRD Kab/Kota belum sesuai dengan PP No. 11 Tahun 2011 tentang Perubahan Ketiga Belas atas Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil yaitu 14 hari sebelum keberangkatan telah mengajukan izin ke Kemendagri RI.

28. Pemenuhan kelengkapan Dokumen Pengangkatan KDH/WKDH belum sesuai dengan Check List yang dikeluarkan oleh Kemendagri RI.

29. Belum optimalnya data-data Sumber Daya Alam (SDA).

30. Masih banyaknya Permasalahn dan Konflik yang ada dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

31. Belum optimalnya Pelayanan Masalah Kependudukan (KTP, KK dan lain-lain). 32. Data-Data Potensi Daerah belum tersusun dengan lengkap.

(15)

33. Naskah Perjanjian Kerjasama yang dilaksanakan oleh SKPD belum sesuai dengan Peraturan yang ada.

34. Database Bidang Perekonomian belum maksimal.

35. Belum optimalnya Monitoring & Pelaporan Bidang Ekonomi. 36. Belum maksimalnya Evaluasi Data Program Bidang Ekonomi.

37. Belum adanya dukungan dana penyelenggaraan Pengadaan Sertifikasi.

38. Belum pahamnya Masyarakat terhadap Pelaksanaan Sertifikasi Hak Atas Tanah untuk akses Permodalan.

39. Koordinasi SKPD masih belum maksimal dalam mensinergikan kebijakan Nasional dengan Pemerintah Daerah pada Kabupaten/Kota di Sumatera Selatan.

40. Belum Optimalnya Koordinasi Tim Fasilitasi Percepatan Pengembangan Perekonomian Daerah (TFPED), dalam memberikan pandangan dan saran, masukan dan kritik secara objektif secara rasional atas persoalan Pengembangan Ekonomi daerah.

41. Koordinasi dan Pelayanan Administrasi dengan Dinas dan Instansi belum kurang optimal.

42. Masih kurangnya Kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Sumatera Selatan.

43. Kurangnya Sosialisasi Pengawasan dan Pelaksanaan Pupuk Bersubsidi. 44. Kurangnya Monitoring Pengawasan dan Pelaksanaan Pupuk bersubsidi.

45. Perlunya Peningkatan, Koordinasi, Pembinaan dan pengawasan untuk kelancaran pendistribusian dan penyaluran Raskin sampai ke Rumah Tangga Tepat Sasaran (RTS) di Kabupaten/Kota se- Sumatera Selatan.

46. Koordinasi yang belum maksimal dalam hal mensinergikan kebijakan pengendalian Sektor Pertambangan dan Pengembangan Energi.

47. Belum pahamnya SKPD terhadap Penyelenggara Pelaksana Pekan Produk Kreatif Daerah (PPKD) dan Belum adanya dukungan dana penyelenggara Penyelenggara Pelaksana Pekan Produk Kreatif Daerah (PPKD).

48. Pemahaman SKPD Pemerintah Kabupaten/Kota yang membidangi industri dan industri skala besar terhadap permenperin belum optimal.

49. Koordinasi yang belum maksimal dalam mensinergikan kebijakan pengendalian inflasi. 50. Koordinasi yang belum maksimal dalam hal penyelenggaraan Pos Pemeriksaan

(16)

51. Belum Optimalnya Koordinasi Kabupaten/Kota dalam kebijakan angkutan orang dan angkutan batubara.

52. Keterbatasan Infrastruktur dan ruang Unit Pelayanan Pengadaan (ULP) yang belum maksimal.

53. Komitmen SKPD terhadap penyampaian laporan sesuai ketentuan.

54. Hasil kegiatan masih berorientasi pada output dan belum memperhatikan hasil dan dampaknya terhadap masyarakat.

55. Program dan kegiatan yang diusulkan SKPD terkait dari Kabupaten/Kota belum secara keseluruhan di akomodir oleh SKPD Provinsi terkait.

56. Data Peserta MTQ/STQ tidak sesuai realitas dan Sistem penilaian kurang canggih. 57. Kurangnya disiplin peserta pelatihan MTQ/STQ.

58. Kurangnya waktu penyelenggaraan TC dan Trainer kurang sesuai pada pelaksanaan MTQ/STQ.

59. Tenaga pengajar hakim MTQ/STQ tingkat nasional tidak tersedia.

60. Belum semua Kabupaten/Kota memiliki fasilitas yang dalam penyelenggaraan MTQ/STQ.

61. Minat pegawai kurang dalam pelaksanaan safari ramadhan. 62. Musholah Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan kurang luas. 63. Kurangnya disiplin para jema'ah haji.

64. Keberangkatan dan kedatangan pesawat tidak sesuai schedule. 65. Kurangnya disiplin para jema'ah umroh.

66. Data tempat ibadah di Kabupaten/Kota kurang lengkap. 67. Data tempat ibadah di Kabupaten/Kota kurang lengkap. 68. Masyarakat Kurang memahami bahayanya HIV/AIDS.

69. Kurangnya koordinasi minat, dukungan Kabupaten/Kota dalam festival qasidah tingkat provinsi.

70. Belum tercapainya target dari hasil seleksi tingkat nasional dalam festival qasidah tingkat nasional.

71. Kurangnya pembinaan di daerah dalam pelaksanaan festival qasidah.

72. Kurangnya koordinasi, minat, dukungan dalam festival nasyid nusantara Kabupaten/Kota.

(17)

74. Kurangnya pemahaman yang sama tentang kebijakan bidang Kesejahteraan Rakyat. 75. Masih lemahnya penerapan standar Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dilapangan. 76. Lemahnya implementasi data indeks hidup layak dan produktivitas di lapangan. 77. Lemahnya implementasi indeks Kebutuhan Hidup Layak (KHL) di lapangan.

78. Masih kurangnya pendanaan pembangunan dan pengembangan kota terpadu mandiri di sumsel.

79. Lemahnya pengawasan terhadap pelaksanaan Upah Minimum Provinsi (UMP) di sektor informal.

80. Kesejahteraan pekerja masih rendah.

81. Pendidikan para transmigran umumnya kurang.

82. Lemahnya Koordinasi antar Sektor terkait Hubungan Kerjasama.

83. Koordinasi Data-Data dan Informasi dilingkungan Pemerintah Provinsi belum maksimal.

84. Pemahaman SDM terhadap Kunjungan Kerja Eksekutif dan Legislatif belum optimal. 85. SDM, Data Prosedur dan Metode Kerja Kegiatan Promosi dan Informasi yang belum

maksimal.

86. SDM, Dukungan Alokasi Dana, Prosedur dan Metode Kerja pagelaran kesenian dan pameran belum optimal.

87. Masih banyaknya permasalahan yang ada dalam pengawasan dan pembinaan Mess dan Anjungaan TM II Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan.

88. SDM, Dukungan Alokasi Dana, Prosedur dan Metode Kerja pengelolaan Mess dan Anjungan TM II belum optimal.

89. Pengajuan usulan kegiatan pelaksanaan Program di SKPD belum sepenuhnya terpenuhi pada biro penghubung.

90. Belum maksimalnya data Evaluasi Pelaporan pada biro penghubung.

91. Sulitnya menentukan kualifikasi perusahaan pers, lemahnya koordinasi antar berbagai sektor terkait pemuthahiran data media.

92. Sulitnya menghitung volume pelaksanaan kegiatan dan sering berubahnya acara dalam pelayanan tamu pimpinan.

93. Sulitnya menghitung volume pelaksanaan kegiatan dan sering berubahnya acara dalam anggaran perjalanan dinas.

(18)

94. Sulitnya menghitung volume pelaksanaan kegiatan dan sering berubahnya acara pelayanan kedinasan (akomodasi, pengamanan dan acara pimpinan).

95. Kurangnya koordinasi antar SKPD dalam mendistribusikan barang-barang media cetak humas Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan.

96. Kelengkapan Dokumen-dokumen Reformasi Birokrasi belum tersusun dan Tim Pokja belum terbentuk.

97. Monitoring capaian kinerja pada masing-masing Indikator Kinerja Utama (IKU) Provinsi belum di pantau secara berkala.

98. Kelengkapan Database Capaian Indikator Standar Pelayanan Minimal belum optimal. 99. Pemahaman untuk pelaksanaan survey Kepuasan Masyarakat (SKM) belum optimal. 100. Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) belum sesuai dengan ketentuan

Permenpan No. 35 Tahun 2012.

101. Pemahaman untuk memenuhi kelengkapan dokumen-dokumen pelayanan publik sesuai dengan ketentuan yang berlaku belum dilaksanakan secara optimal.

102. Koordinasi data-data kinerja pelayanan publik di lingkungan Pemprov Sumsel belum maksimal.

103. Pemenuhan dokumen-dokumen pelayanan publik belum sesuai dengan peraturan yang berlaku.

104. Belum seragamnya SKPD di Lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dalam pembuatan Naskah Dinas dalam bentuk dan susunan surat.

105. Belum optimalnya pembinaan terhadap Lembaga maupun Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di Provinsi maupun Kabupaten/Kota se-Sumatera Selatan.

106. Pemahaman SKPD terhadap Peraturan Perundangan di bidang On Device Portal (OPD) belum optimal.

107. Koordinasi dengan analis SKPD belum maksimal.

108. Perangkat Pelayanan Administrasi Kepegawaian yang belum optimal. 109. Kekurangan sarana dan prasarana jaringan faxmile

110. Terbatasnya kapasitas/ line Sentral Private Automatic Branch Exchange (PABX) dan sentral Private Automatic Branch Exchange (PABX) yang ada umurnya sudah 10 tahun agak sulit mengkomodir permintaan sambungan telepon.

(19)

113. Pemahaman mengenai RKA pada internal SKPD belum optimal. 114. Pemahaman mengenai DPA belum optimal.

115. Pemahaman mengenai Rencana Kebutuhan Barang Umum Milik Daerah (RKBUMD) pada internal SKPD belum optimal.

116. Terbatasnya sarana dan prasarana pendukung, kurangnya pengetahuan tentang pentingnya pengamanan informasi strategis.

117. Pembatasan perbaikan Peralatan Sandi (Palsan) oleh SDM sandi Provinsi.

118. Kebijakan tidak sesuai dengan yang ada sehingga tidak dapat melaksanakan koordinasi telekomunikasi.

119. Tergantung disposisi dan kondisi pada saat pelaksanaan koordinasi persandian. 120. Terbatas nya SDM Sandi dan sarana yang ada.

121. Kurangnya SDM asiparis di Biro – Biro pada Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Selatan.

122. Kurangnya Pemahaman Masyarakat mengenai Administrasi dan Birokrasi yang ada di Lingkungan Setda Provinsi Sumsel.

123. Susahnya koordinasi ketika ada kunjungan Pejabat Negara.

124. Belum adanya pembagian tugas yang jelas pada ruang tamu pimpinan, griya agung, VIP Room Bandara dan SMB II Palembang.

125. Pelaksanaan pekerjaan perbaikan ada yang tidak sesuai dengan rencana/RAB yang telah dibuat pada ruang tamu pimpinan, griya agung, VIP Room Bandara dan SMB II Palembang.

126. Penyerahan agenda yang terlalu singkat sehingga persiapan.

127. Banyaknya barang dan aset yang sudah berusia, Sehingga tidak ekonomis lagi. 128. Banyaknya kendaraan yang telah berusia sehingga tidak ekonomis lagi.

129. Kekurangan kendaraan di pool sehingga untuk memenuhi kebutuhan kendaraan sehingga diharuskan untuk menyewa kendaraan di luar.

130. Kualitas Aparatur keuangan yang masih Kurang.

131. Tanggung jawab Kerja & Disiplin Aparatur keuangan yang masih Kurang 132. Kurangnya SDM keuangan yang Berkualitas.

133. Permohonan mengenai penatausaha keuangan pada internal SKPD belum optimal. 134. Pemahaman mengenai Renja pada internal SKPD belum optimal.

(20)

136. Pemahaman mengenai DPA belum optimal.

137. Pemahaman mengenai Rencana Kebutuhan Barang Umum Milik Daerah (RKBUMD) pada internal SKPD belum optimal.

138. Alat Penunjang/Operational Kartu Inventaris Barang Sistem Informasi Manajemen Daerah (KIB SIMDA) belum memadai.

139. SDM Kartu Inventaris Barang Sistem Informasi Manajemen Daerah (KIB SIMDA) yang belum optional.

140. SDM Berita Acara Serah Terima (BAST) kendaraan yang belum optional

141. Alat Penunjang/Operational Berita Acara Serah Terima (BAST) kendaraan belum memadai.

142. SDM bast kendaraan yang belum optional.

143. Terbatasnya team Unit Layanan Pengadaan (ULP), Maupun Pejabat Pengadaan. 144. Keterlambatan Transformasi data melalui media Internet.

2.4. Tujuan dan Sasaran Strategis

2.4.1. Tujuan

Tujuan Pembangunan Jangka Menengah Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013-2018 adalah meningkatkan kualitas kinerja pelayanan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, administrasi, organisasi dan tatalaksana yang profesional.

2.4.2. Sasaran strategis

1. Meningkatnya kinerja manajemen pemerintah yang akuntabel, transparan dan dapat di akses oleh publik.

2. Meningkatnya kualitas pelayanan administrasi di bidang pemerintahan, hukum dan pembangunan.

3. Meningkatnya koordinasi perumusan kebijakan umum penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.

4. Berkembangnya tata kelola pemerintahan yang baik.

(21)

BAB III

RENCANA KINERJA TAHUNAN

3.1. IKHTISAR TUJUAN SASARAN STRATEGIS, INDIKATOR KINERJA,

PROGRAM, KEGIATAN DAN ANGGARAN

Pada tahun 2017, Implementasi dari Renstra Tahun 2013 - 2018 untuk mencapai 5 sasaran dan 17 program yang telah ditetapkan, dijabarkan dalam Rencana Kinerja Tahunan yang bersumber dana dari APBD dengan jumlah anggaran Rp. 123.199.421.982,- Rencana Kinerja Tahunan Tahun 2017 meliputi tujuan, sasaran strategis, indikator kinerja, program dan kegiatan serta anggaran yang dapat diuraikan sebagai berikut :

S

SAASSAARRAANNPPEERRTTAAMMAA

Meningkatnya Kinerja Manajemen Pemerintah yang Akuntabel, Transparan dan Dapat Diakses Oleh

Publik

Untuk mewujudkan sasaran pertama telah ditetapkan 1 (satu) sasaran strategis sebagai berikut :

Meningkatnya kinerja manajemen pemerintah yang akuntabel, transparan dan dapat diakses oleh publik dengan indikator kinerja yang ditetapkan sebanyak 5 indikator yang didukung 6 program dengan anggaran sebesar Rp. 50.244.125.000,-.

S

SAASSAARRAANNKKEEDDUUAA

Meningkatnya Kualitas Pelayanan Administrasi di Bidang Pemerintahan

dan Pembangunan

Untuk mewujudkan sasaran kedua telah ditetapkan 1 (satu) sasaran strategis sebagai berikut :

Meningkatnya kualitas pelayanan administrasi di bidang pemerintahan dan pembangunan dengan indikator kinerja yang ditetapkan sebanyak 2 indikator yang didukung 1 program dengan anggaran sebesar Rp. 1.150.000.000,-.

(22)

S

SAASSAARRAANNKKEETTIIGGAA

Meningkatnya Koordinasi

Perumusan Kebijakan Umum

penyelenggaraan Pemerintah dan

Pembangunan

Untuk mewujudkan sasaran ketiga telah ditetapkan 1 (satu) sasaran strategis sebagai berikut :

Meningkatnya koordinasi perumusan kebijakan umum penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan dengan indikator kinerja yang ditetapkan sebanyak 5 indikator yang didukung 6 program dengan anggaran sebesar Rp. 5.892.805.000,-.

S

SAASSAARRAANNKKEEEEMMPPAATT Berkembangnya Tata Kelola

Kepemerintahan Yang Baik

Untuk mewujudkan sasaran keempat telah ditetapkan 1 (satu) sasaran strategis sebagai berikut :

Berkembangnya tata kelola kepemerintahan yang baik dengan indikator kinerja yang ditetapkan sebanyak 2 indikator yang didukung 1 program dengan anggaran sebesar Rp.1.630.000.000,-.

S

SAASSAARRAANNKKEELLIIMMAA

Meningkatnya Sarana dan Prasarana di Sekretariat Provinsi Sumatera

Selatan

Untuk mewujudkan sasaran kelima telah ditetapkan 1 (satu) sasaran strategis sebagai berikut :

Meningkatnya sarana dan prasarana di Sekretariat Provinsi Sumatera Selatan dengan indikator kinerja yang ditetapkan sebanyak 1 indikator yang didukung 3 program dengan anggaran sebesar Rp. 64.282.491.982,-.

3.2. Anggaran Kinerja

Anggaran yang disediakan untuk pelaksanaan kegiatan dalam mendukung kinerja adalah sebesar Rp. 123.199.421.982,-. Dana tersebut guna mendukung 5 Sasaran dan 17 Program Kinerja yang telah direncanakan Pemerintah provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017. Rincian anggaran per sasaran dan program diuraikan pada tabel berikut ini :

(23)

Tabel 3.11

Sasaran , Indikator, Target, Program dan Dana Tahun 2017

No SASARAN INDIKATOR TARGET PROGRAM ANGGARAN KET

1 2 3 4 5 6 7 1. Meningkatnya Kinerja Manajemen Pemerintah yang Akuntabel, Transparan dan Dapat Diakses oleh Publik 1 Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan

Nilai A 1. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

50.000.000,- 2. Nilai Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah 2,9 2. Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/Wakil 13.961.525.000.- 3. Nilai Keterbukaan Informasi Publik Provinsi Sumatera Selatan 70 3. Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan 1.642.600.000,- 4. Jumlah Peraturan Daerah dan Peraturan Gubernur yang Dapat Diakses oleh Publik 12 Perda dan 40 Pergub 4. Program Pembangunan Bidang Ekonomi 150.000.000,- 5. Persentase Informasi Bidang Perekonomian yang dapat di Akses Publik 100% 5. Program Pengembangan Data/Informasi 722.000.000,- 6. Program Pengembangan Komunikasi, Infomasi dan Media Massa

34.440.000.000,- Jumlah 50.244.125.000 Sasaran 1 50.244.125.000 2. Meningkatnya Kualitas Pelayanan Administrasi di Bidang Pemerintahan dan Pembangunan 1. Survei Kepuasan Masyarakat 71,51 1. Program Koordinasi Pelaksanaan Pembangunan 1.150.000.000,- 2. Persentase Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Melalui Unit Layanan Pengadaan (ULP) 100% Jumlah 1.150.000.000,- Sasaran 2 1.150.000.000,- 3. Meningkatnya Koordinasi Perumusan Kebijakan Umum Penyelenggaraan Pemerintah dan Pembangunan 1. Persentase Pemekaran Kabupaten/Kota dan Kecamatan yang difasilitasi 100% 1. Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah 30.000.000,- 2. Persentase Kabupaten Pemekaran yang telah memiliki 100% 2. Program Perumusan Kebijakan di Bidang Keagamaan 2.457.805.000,-

(24)

3. Jumlah Memorandum of Understanding (MoU) antara Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota/Sw asta /BUMN/BUMD dan Lembaga Non Pemerintah

16 Dokumen MoU 3. Program Penataan Daerah Otomoni Baru

2.925.000.000,- 4. Persentase Luas Lahan yang di bebaskan oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan untuk Kepentingan Umum 100% 4. Program Perumusan Kebijakan di Bidang Pendidikan,kebudayaan , Pemuda dan Olahraga

30.000.000,- 5. Persentase Kegiatan Bidang Kesejahteraan Rakyat yang difasilitasi 100% 5. Program Kedinasan Pelaksanaan Pembangunan 150.000.000,- 6. Program Kerjasama Wilayah Perbatasan 300.000.000,- Jumlah 5.892.805.000 Sasaran 3 5.892.805.000 4. Berkembangnya Tata Kelola Kepemerintahan yang Baik 1. Jumlah SKPD yang telah Memiliki Struktur Organisasi yang Sesuai Ketentuan Peraturan Perundang-Undangan 50 SKPD 1. Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur/PNS/Anggota KOPRI 1.630.000.000,- 2. Jumlah SKPD yang telah menerapkan analisis jabatan dan analisi beban kerja

30 Jumlah 1.630.000.000,- Sasaran 4 1.630.000.000,- 5. Meningkatnya Sarana dan Prasarana di Sekretariat Provinsi Sumatera Selatan - Persentase Fasilitasi Sarana dan Prasarana yang Optimal 95% 1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 40.758.617.015,- 2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 20.633.874.967,- 3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur 2.890.000.000,- Jumlah 64.282.491.982 Sasaran 5 64.282.491.982 Total 123.199.421.982

(25)

BAB IV

PENUTUP

Terwujudnya pencapaian perencanaan dalam kinerja dalam hal ini Rencana Kinerja Tahunan merupakan tujuan dari penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Proses pencapaian target dalam Rencana Kinerja Tahunan perlu dipantau secara rutin dan teratur sehingga target dapat diprediksi dan dievaluasi sedini mungkin. Selama ini evaluasi dimaksudkan untuk mendeteksi apabila target yang ingin dicapai masih relevan dengan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai dalam melaksanakan visi dan misi Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Selatan.

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam peningkatan kinerja bagi seluruh Biro di Lingkungan Sekretariat Daerah dalam mewujudkan

Good Governance di Provinsi Sumatera Selatan.

(26)

NO TARGET 1 4 1. - A -- 100% 2. - 71,51 - 100% 3. - - -

Persentase Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Melalui Unit Layanan Pengadaan (ULP)

Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Pemerintah Prov.Sumsel

SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

Meningkatnya Kinerja Manajemen Pemerintah yang Akuntabel, Transparan dan dapat diakses oleh Publik

Persentase Informasi Bidang Perekonomian yang dapat Diakses Publik

Nilai Survei Kepuasan Masyarakat

16 Dokumen MoU 12 Perda dan

42 Pergub

2 3

Nilai Keterbukaan Informasi Publik Provinsi Sumatera Selatan

Meningkatnya Kualitas Pelayanan Administrasi di Bidang

Persentase Pemekaran

Kabupaten/Kota dan Kecamatan yang difasilitasi

100% Meningkatnya Koordinasi

Perumusan Kebijakan Umum Penyelenggaraan Pemerintah dan Pembangunan

Nilai Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

A

Jumlah Peraturan Daerah dan Peraturan Gubernur yang dapat diakses oleh Publik

70

Jumlah Memorandum of Understanding (MoU) antara Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota/Swasta

/BUMN/BUMD dan Lembaga Non Pemerintah

Persentase Kabupaten Pemekaran yang telah Memiliki Infrastruktur sesuai Standar

(27)

NO TARGET

1 4

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

2 3 - - 4. - 50 SKPD - 30 5.

-Persentase Kegiatan Bidang Kesejahteraan Rakyat yang difasilitasi

Persentase Luas Lahan yang

dibebaskan oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan untuk Kepentingan Umum

100%

100%

Berkembangnya Tata Kelola Kepemerintahan yang baik

95% Persentase Fasilitasi Sarana dan

Prasarana Yang Optimal Meningkatnya Sarana dan

Prasarana di Sekretariat Provinsi Sumatera Selatan

Jumlah SKPD yang Telah Memiliki Struktur Organisasi yang Sesuai Ketentuan Peraturan Perundang-Undangan

Jumlah SKPD Yang telah

menerapkan Analisis Jabatan dan Analisis Beban Kerja

Referensi

Dokumen terkait

Rencana Kinerja Tahunan Bappeda Banda Aceh 2021 10 pembangunan daerah pada bidang perencanaan pembangunan infrastruktur dan pengembangan wilayah sesuai dengan

Untuk merealisasikan tahapan perencanaan lima tahunan tersebut, Pengadilan Negeri Purworejo telah menyusun Rencana Kinerja Tahunan pada setiap tahun anggaran

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Palangka Raya tahun 2017 merupakan penjabaran dari Renstra Politeknik Kesehatan Kementerian

Tahun 2020 merupakan tahun kelima dalam periode RPJMD Kabupaten Way Kanan dan Rencana Strategis Perangkat Daerah Tahun 2016 –2021 sehingga Rencana Kinerja Tahunan

Dalam pelaksanaan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Kecamatan Kabupaten Kubu Raya Tahun 2017 berorientasi pada Tujuan, Sasaran serta Indikator dan target kinerja yang di ambil

Rencana Kinerja Tahunan KKP Kelas II Samarinda Tahun 2021 disusun berdasarkan kegiatan dan sasaran beserta target indikator sasaran Tahun 2021 sebagaimana telah ditetapkan

Dengan adanya Rencana Kinerja Tahunan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat Tahun 2017 ini diharapkan pembangunan bidang ketenagakerjaan dan

Dokumen Rencana Kinerja Tahunan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Badung Tahun 2015 merupakan proses penjabaran lebih lanjut dari tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan