• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pembelajaran Bahasa Inggris Di Sekolah Dasar. salah satu skill utama dalam kemampuan Bahasa Inggris adalah penguasaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pembelajaran Bahasa Inggris Di Sekolah Dasar. salah satu skill utama dalam kemampuan Bahasa Inggris adalah penguasaan"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

15

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. KAJIAN TEORI

1. Pembelajaran Bahasa Inggris Di Sekolah Dasar

Bahasa Inggris merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di seluruh jenjang pendidikan formal, mulai dari tingkat sekolah dasar sampai tingkat sekolah menengah atas. Handayani (2018: 37) menjelaskan bahwa salah satu skill utama dalam kemampuan Bahasa Inggris adalah penguasaan kosakata. Belajar kosakata Bahasa Inggris berlangsung berkelanjutan di seluruh jenjang pendidikan. Akan tetapi, cara belajar kosakata Bahasa Inggris berbeda untuk masing-masing jenjang.

Pembelajaran kosakata Bahasa Inggris dapat dilakukan dengan menggunakan kosakata tersebut dalam konteks asli yang sesuai dengan pengalaman siswa (Suzhan, 2013). Konteks asli yang ada di sekitar kita dapat diwujudkan dalam bentuk media visual. Pembelajaran hendaknya juga mampu mengembangkan kemampuan siswa untuk menginterpretasikan gambar dan mengomunikasikannya (Donaughy & Xerri, 2017).

Menurut Piaget (dalam Ibda, 2015: 32) ada empat tahap perkembangan intelektual manusia, yaitu: (a) Tahap sensori motor (1 sampai 1,5 tahun), (b) Tahap pra operasional (1,5 sampai 6 tahun), (c) Tahap operasional konkrit (6 sampai 12 tahun, (d) Tahap operasional formal (12 tahun keatas).

(2)

Berdasarkan teori Piaget di atas, siswa sekolah dasar di Indonesia pada umumnya berada di tahap operasional konkrit (usia 6 sampai 12 tahun). Pada tahap ini seorang anak sudah cukup mampu menggunakan pemikiran logis dan operasi, tetapi hanya untuk obyek konkrit (Ibda, 2015: 34). Dengan kata lain, seorang anak atau siswa yang berada di tahap operasional konkrit dapat menerapkan pemikiran logis jika mereka dibantu dengan benda benda konkrit yang ada di sekitar mereka.

Pemanfaatan benda-benda konkrit di sekitar kita bukan berarti guru harus menyediakan benda-banda asli ke dalam kelas. Akan tetapi, benda-benda tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk media visual. Media ini selanjutnya digunakan sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar.

2. Media

Media adalah suatu sarana yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi kepada siswa. Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “Medium” yang secara harfiah berarti “Perantara” yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver) (Heinich dkk dalam Hermawan, 2007:03). Sedangkan kata media dalam “media pembelajaran” secara harfiah berarti perantara atau pengantar, sedangkan kata pembelajaran diartikan sebagai suatu kondisi yang diciptakan untuk membuat seseorang melakukan sesuatu belajar (Riyana, 2007: 55). Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) media pendidikan adalah alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengajaran atau pembelajaran (2005: 726).

(3)

Dave Meier dalam The Accelereted Lerning Handbook (2002) memberikan ulasan mengenai media pembelajaran yang baik untuk siswa usia dasar adalah media belajar yang menciptakan suasana yang gembira. Penciptaan kegembiraan yang dimaksud bukanlah kegiatan yang menciptakan keributan didalam kelas, melainkan kegiatan terstruktur yang bertujuan membuat siswa tertarik dengan pembelajaran. Sedangkan Sadiman (2006) memaparkan bahwa media pembelajaran dapat dipadukan dengan aktivitas yang menyenangkan untuk dilakukan, menghibur, menarik, dan mempermudah siswa dalam belajar.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah suatu proses atau alat/bahan yang dapat ditemukan di sekitar kita, yang mana alat tersebut dapat digunakan sebagai penyalur pesan atau informasi belajar dan bisa digunakan untuk mengondisikan seseorang agar ia mau belajar. Dengan demikian, penelitian ini ditujukan untuk mendapat gambaran menyeluruh tentang bagaimana penyusunan, pembuatan dan implementasi media pembelajaran berbasis alat peraga rolling pict di dalam pembelajaran Bahasa Inggris di kelas 2 sekolah dasar. Untuk mencapai tujuan yang dimaksud, peneliti menggunakan metode penelitian model ADDIE, yang meliputi tahap Analysis, Design, Development, Implementation, dan Evaluation.

Media pembelajaran berbasis alat peraga Rolling Pict ini merupakan salah satu bentuk media visual. Media Visual adalah media yang dapat dilihat, dibaca serta diraba. Bentuk lain dari media visual diantaranya yaitu foto,

(4)

gambar, komik, gambar tempel, poster, majalah, buku, miniature (http://pengertianahli.id/2014/07/pengertian-media-dan-jenis-media.html).

Berikut ini penjelasan tentang beberapa jenis media pembelajaran (Riana, 2007: 5-14). (a) Media Visual : media yang hanya dapat dilihat serta di pegang, (b) Media Audio : media yang hanya dapat didengar saja, (c) Media Audio Visual : media yang dapat dilihat sekaligus didengar, (d) Multimedia : media yang dapat menyampaikan unsur media secara lengkap, (e) Media Realita : semua media nyata yang ada di lingkungan alam.

Arsyad (2002: 91) mengungkapkan bahwa media visual dapat memperlancar pemahaman, memperkuat ingatan, menumbuhkan minat siswa serta dapat menunjukkan dengan jelas hubungan antar sub di dalam suatu mata pelajaran. Menurut Wibawa (1992: 28) media visual dalam proses belajar mengajar dapat berfungsi sebagai (a) mengembangkan kemampuan visual, (b) mengembangangkan imajinasi anak, (c) membantu meningkatkan penguasaan anak terhadap hal hal yang abstrak, dan (d) mengembangkan kreativitas siswa. Levie & Lentz (dalam Arsyad, 2002: 16-17) memaparkan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, anatar lain sebagai berikut ini.

a. Fungsi Atensi

Media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. b. Fungsi Afektif

Media visul dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar.

(5)

c. Fungsi Kognitif

Media visual dapat terlihat dari temuan temuan peneliti bahwa lambing visual atau gambar mempercayai tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.

d. Fungsi Kompensatoris

Media visual berfungsi untuk mengakomodasikan siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.

Selain itu, media visual memiliki kelebihan sebaga berikut (a) umumnya murah harganya, (b) mudah didapat, (c) mudah digunakan, (d) dapat memperjelas suatu masalah, (e) lebih realistis, (f) dapat membantu mengatasi keterbatasan pengamatan, dan (g) dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu (Wibawa, 1992: 29). Sedangkan menurut Mulajkar Rahul (2013: 269) “3D display techniques have been greatly developed in recent years. Various schemes are proposed to re-produce the 3D content through 3D display such as holographic techniques, volumetric 3D display, multiview anad binocular autostereoscopic displays. Compared with the prosperous development in 3D displays, an unfortunate thing is that there are fiew 3D content to be demonstrated on these 3D display”

Beberapa penelitian terdahulu telah memfokuskan kajian mereka pada pengembangan media pemelajaran visual (Riska Dwi Novianti (2010) Rizki Oktavianti (2014) Nugrahani (2007). Tetapi, belum ada yang mengembangkan media visual berupa rolling pict. Di dalam menggunakan media Rolling Pict ini, guru dan siswa menyesuaikan bagian atau gambar dan kosakata yang

(6)

diinginkan dengan cara memutar slide banner yang berisi gambar-gambar hewan. Dengan demikan media Rolling Pict ini bersifat dinamis dan manipulatif.

3. Materi Bahasa Inggris

Mata pelajaran Bahasa Inggris merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di seluruh tingkatan pendidikan formal, mulai dari pendidikan dasar sampai pada pendidikan tinggi. Secara umum, pemberian pelajaran Bahasa Inggris di sekolah bertujuan untuk mengembangkan empat keterampilan berbahasa, yaitu membaca, mendengar, menulis dan berbicara. Dengan kata lain, pembelajaran Bahasa Inggris diberikan agar siswa mampu berkomunikasi dan berwacana dalam tingkat literasi tertentu (Hotimah, 2010:11). Salah satu bentuk kemampuan berkomunikasi yang harus dikuasai siswa adalah penguasaan kosakata (Hotimah, 2010:12).

Kurikulum yang berlaku di pendidikan Indonesia saat ini adalah kurikulum 2013. Dengan berlandaskann kurikulum 2013, pendidikan di Indonesia bertujuan untuk mengembangkan rasa ingin tau, sikap, pengetahuan dan keterampilan (Permendikbud No. 67, 2013:02). Oleh karena itu, pembelajaran di dalam kelas hendaknya didesain sedemikian rupa sehingga para siswa mampu mengembangkan rasa ingin tahu, sikap, pengetahuan dan keterampilan mereka.

Kurikulum 2013 terdiri dari kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD). Penelitin ini akan dilakukan di kelas dua sekolah dasar. Sub materi yang diambil adalah pembelajaran kosakata dalam Bahasa Inggris. Berikut ini

(7)

penjabaran kompetensi inti (KI) untuk kelas 2 sekolah dasar (sumber: Permendikbud No. 67, 2013:07). (a) Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya, (b) Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru, (c) Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah, (d) Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

Tabel 2.1. KD dan Indikator Pembelajaran Mata Pelajaran Kompetensi Dasar dan Indikator

Bahasa Inggris 4.1 Mengeja kosakata bahasa Inggris pengenalan nama hewan sangat sederhana secara tepat dan berterima dengan ejaan yang benar

4.1.1 Mengeja kosakata bahasa Inggris pengenalan nama hewan sangat sederhana secara tepat

4.2.2 Mengeja kosakata bahasa Inggris pengenalan nama hewan sangat sederhana dan dengan ejaan yang benar

(Sumber : Olahan Peneliti)

Demikian adalah unsur yang menjadi penentu pengembangan dalam media Rolling Pict. Materi ini ditunjang dengan praktek membaca serta menghafal kosa kata dalam Bahasa Inggris serta pelafalan intonasi yang baik dan benar. Media Rolling Pict menjadi salah satu media yang diberikan kepada siswa kelas II di sekolah dasar dengan tepat.

(8)

4. Media Pembelajaran Visual Rolling Pict a. Rolling Pict

Rolling Pict adalah media pembelajaran manipulatif yang berupa boks dengan di dalamnya berisi tampilan-tampilan slide yang bisa diganti-ganti dengan cara memutar slide tersebut. Pada slide tampilan terdapat gambar-gambar yang merupakan visualisasi dari obyek konkrit yang ada di sekitar kita. Untuk memberikan kesan nyata pada obyek yang digunakan, obyek dicetak sesuai dengan bentuk dan warna asli dan kemudian ditempel pada kertas karton tebal. Hal ini juga dimaksudkan agar benda dapat dipegang dengan mudah sehingga penggunaan media pembelajaran dapat dimanipulasi oleh siswa.

Media pembelajaran berbasis rolling pict ini terdiri dari beberapa benda berikut ini. :

1) Kotak box (berbentuk balok)

Rangka kotak box terbuat dari kayu ringan. Pemilihan kayu ringan ini bertujuan agar media ringan untuk dibawa kemana-mana. Pada kerangka kayu ini akan diletakkan semua tampilan dari gambar media rolling pict. 2) Bagan tampilan

Bagan tampilan disini adalah terdiri dari slide dari menu tampilan Rolling Pict. Slide tampilan berupa banner yang dicetak berwarna. Slide ini terdiri dari tiga bagan atau tampilan, yakni : (a) Tampilan gambar hewan saja (b) Tampilan nama hewan saja menggunkan bahasa inggris. (c) Tampilan gambar hewan beserta nama hewan dalam Bahasa Inggris.

(9)

3) Rolling (alat pemutar)

Rolling disini berfungsi sebagai pemutar slide tampilan. Rolling digunakan untuk mengontrol jalannya bagan/slide yang diputar didalam box. Ketepatan objek/slide yang dituju sangat tergantung dengan bagaiaman kita memutar rolling tersebut.

4) Obyek hewan

Obyek hewan dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk asli. Oleh karena itu, gambar yang dibuat bukan sekedar gambar cetak. Tetapi gambar yang sudah dicetak kemudian dipotong dalam bentuk persis sama dengan bentuk gambar hewan yang dicetak dengan warna menarik perhatian. Hal ini memberi efek 2D pada gambar hewan. Selain itu, gambar hewan nantinya tidak sekedar ditempel. Namun, gambar tersebut gampang dipegang. Hal ini akan menimbulkan ketertarikan dari siswa terhadap penggunaan media pembelajaran rolling pict.

5) Perekat

Perekat ini digunakan untuk memasang gambar pada slide tampilan. Perekat yang digunakan adalah perekat yang mudah dibongkar dan dipasang kembali. Hal ini berkaitan dengan cara penggunaan media yang bersifat manipulatif. Guru dan siswa dapat mencopot dan memasang gambar kapanpun mereka mau sesuai dengan konteks pembelajaran yang berlangsung.

(10)

6) Library poster

Pada Library Poster terdapat contoh bagaiaman mengurutkan dan menempatkan gambar hewan sesuai dengan nama hewan dalam bahasa inggris.

B. KAJIAN PENELITIAN YANG RELEVAN

Pada sub bab ini, akan dipaparkan beberapa penelitian terdahulu yang mendasari penelitian dalam skripsi ini. Salah satu penelitian yang dilakukan oleh :

Dengan ini media Rolling Pict dapat diharapkan menambah sebuah sarana dan prasarana secara kreatif, serta dalam suatu produk menciptakan evalusi baik, efektif serta nyaman. kelebihan rolling pict untuk memudahkan dalam proses belajar mengajar serta penunjang dalam pembelajaran peserta didik, memiliki nilai yang ekonomis, sehingga bisa digunakan dalam kalangan siapa saja serta memberikan pengalaman secara langsung.

Tabel 2.2 Kajian Penelitian Yang Relevan

Nama Peneliti Judul Penelitian Persamaan

Riska Dwi Novianti (2010)

“Pengembangan Media Komik Pembelajaran Matematika untuk meningkatkan pemahaman Bentuk Soal Cerita Bab Pecahan Terhadap Siswa SD”

Menggunakan jenis media Visual, tapi berupa buku yaitu jenis Komik

Rizki Oktavianti (2014)

“Pengembangan Media GAYANGHETUM (Gambar Wayang Hewan dan Tumbuhan) Dalam Pembelajaran Tematik Terintegrasi Pada Siswa Sekolah Dasar”

Menggunakan media alat peraga visual yang efektif serta efisien dalam segi tempat dan waktu

Nugrahani (2007)

“Media Pembelajaran Berbasis Visual Berbentuk Permainan Ular Tangga Untuk Meningkatkan Kualitas Belajar Mengajar di Sekolah Dasar”

Menggunakan media visual yang efektif serta efisien dalam segi tempat dan waktu, serta menjadi lebih mudah dan cepat dalam mengingat materi yang diajarkan dan meningkatkan kemampuan berkomunikasi siswa

(11)

Mulajkar Rahul (2013: 269) “3D display techniques have been greatly developed in recent years. Various schemes are proposed to re-produce the 3D content through 3D display such as holographic techniques, volumetric 3D display, multiview anad binocular autostereoscopic displays. Compared with the prosperous development in 3D displays, an unfortunate thing is that there are fiew 3D content to be demonstrated on these 3D display”

Sudah banyak penelitian terdahulu yang menggunakan media 3D, akan tetapi mereka belum menyentuh untuk ranah anak usia 6 – 10 tahun, sehingga denga adanya media rolling pict ini diharapkan dapat membantu dengan sangat efektif. Denga adanya tampilan 2D yang terbaru ini pada media Rolling Pict, diharapkan akan lebih menonjolkan dalam skema penyampaian sebuah materi yang tepat serta dirasa sangat nyaman dalam suatiu proses belajar mengajar.

(12)

C. KERANGKA PIKIR

Analisis Kebutuhan

Banyak siswa kelas II SD mengeluh bahwa mereka hanya mampu menghafal kosakata bahasa inggris selama mereka berada di dalam kelas. Setelah pembelajaran usai, banyak siswa yang sudah lupa dengan kosakata bahasa inggris yang mereka pelajari selama kelas berlangsung. Masih banyak siswa mengalami kesulitan dalam menghafal susunan huruf dan pengucapan nama hewan dalam bahasa inggris. Hal tersebut dapat dilihat pada saat siswa mengurutkan dan menuliskan nama hewan. Berdasarkan hasil observasi, dapat diketahui bahwa pembelajaran masih bersifat konvensional. Media pembelajaran yang digunakan juga masih media biasa dan kurang inovatif

Analyze : 1. Analisis Siswa 2. Analisis Guru 3. Analisis Kebutuhan 4. Analisis Konsep Evaluation : 1. Umpan balik 2. Kesimpulan Implementation :

1. Uji coba Produk

Media berbasis rolling pict sebagai pengenalan nama hewan dalam bahasa inggris

Model Pengembangan ADDIE

(Analyze, Design, Development, Implementation,Evaluation)

Design :

1. Pemilihan Media

2. Bentuk Media

Development :

1. Validasi ahli materi

2. Validasi ahli media

Kondisi Nyata

Disaat penyampaian sebuah materi untuk benda maupun lingkungan hidup masih menggunakan hasil gambar poster saja, tidak efisien, peserta didik ingin mengetahui lebih lanjut, serta ingin mengetahui kondisi secara nyata, didalam lingkungan kelas mereka.

Kondisi Ideal

Pemanfaatan sumber bahan ajar ataupun media yang sudah memenuhi kriteria bagi seorang pendidik, dengan teknik pembelajaran yang sesuai pada penerapan didalam pembelajaran serta strategi serta metode yang akan digunakan.

(13)

Berdasarkan paparan hasil penelitian terdahulu dan temuan peneliti selama observasi dan interview dengan siswa kelas dua sekolah dasar (sudah dijelaskan di BAB I, bagian Latar Belakang), dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran yang menggunakan gambar cukup efektif membantu dan mempermudah siswa menghafal kosakata bahasa inggris. Oleh karena itu, di dalam penelitian ini akan dikembangkan rolling pict sebagai media dalam pengenalan kosakata nama hewan dalam bahasa inggris. Dengan demikian penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran menyeluruh tentang bagaimana pengembangan game edukasi rolling pict sebagai media pengenalan nama hewan dalam bahasa inggris untuk siswa kelas II SDN Mojolangu 3 Malang dan mengetahui efektivitas dari game edukasi Rolling Pict yang dikembangkan sebagai media pengenalan nama hewan dalam bahasa inggris untuk siswa kelas II SDN Mojolangu 3 Malang. Dalam peneltian ini akan diterapkan metode penelitian pengembangan tipe ADDIE. Metode penelitian dan langkah serta proses penelitian akan dijelaskan di BAB III, Metode Penelitian.

Gambar

Tabel 2.1. KD dan Indikator Pembelajaran
Tabel 2.2 Kajian Penelitian Yang Relevan

Referensi

Dokumen terkait

Ketersediaan arah kiblat di hotel dan wisma di kota Pekanbaru juga menunjukkan prestasi yang bagus karena pihak pengelola hotel telah dapat memasang dan menyediakan fasilitas arah

Dengan ditetapkannya Undang-Undang Republik Nomor 23 Tahun 2002 tentang Dengan ditetapkannya Undang-Undang Republik Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan

Edukasi dilakukan dengan cara: (1) memberikan penyuluhan kepada kelompok tani cara budidaya janggelan yang baik sehingga kualitas daunnya meningkat; (2) introduksi

Pada tabel 2 dapat dilihat hasil analisis statistik dengan Spearman Rho Correlation didapatkan nilai koefisien korelasi 0,679 dan p=0,031 yang berarti bahwa

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa partisipasi penyusunan anggaran tidak berpengaruh terhadap budgetary slack, kecukupan anggaran memoderasi hubungan antara

Puskesmas Pembantu dengan kunjungan tertinggi adalah Puskesmas Pembantu 30 Ilir sebesar 3.050 Pasien dengan rata-rata kunjungan 1.017 pasien perbulan dan

Model konseling perkawinan berbasis komunitas ini melibatkan partisipasi aktif komunitas misalnya PKK maupun pengurus dan kader organisasi wanita lainnya yang berperan

sehubungan  dengan  dipenuhinya  peraturan- peraturan perundang-undangan. Kendala yang dihadapi  secara  yuridis  yaitu  karena  ketidak pahaman  konsumen  dan