• Tidak ada hasil yang ditemukan

Juli 2007 Copyright Save the Children ISBN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Juli 2007 Copyright Save the Children ISBN"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

Pedoman Pelatihan: Pengurangan Risiko Bencana yang Dimotori oleh Anak-anak di Sekolah dan Komunitas

Pengarang:

Chitraporn Vanaspongse, Sophapan Ratanachena,

Jitlada Rattanapan, Sumontha Chutong dan Rampawan Intraraksa

Penasehat Teknis:

Lynne Benson dan Marta Casamort

Penterjemah ke bahasa Indonesia:

Astri Arini Waluyo

Editor edisi bahasa Indonesia:

Maharani Hardjoko

Editor naskah cetak:

Deborah Muir

Juli 2007 Copyright © Save the Children

ISBN 978-974-13-8766-3

Diterbitkan oleh Save the Children Swedia Kantor Asia Tenggara dan Pasifik

14th floor, Maneeya Centre South Building, 518/5 Ploenchit Road,

Bangkok, 10330 Thailand

Tel: +66-2-684-1046-7 Fax: +66-2-684-1048

Versi elektronik dalam bahasa Inggris tersedia untuk di-download di: http://seap.savethechildren.se/

Visi

Save the Children bekerja bagi:

Sebuah dunia yang menghormati dan menghargai setiap anak •

Sebuah dunia yang mau mendengarkan dan belajar dari anak •

Sebuah dunia di mana semua anak memiliki harapan dan kesempatan •

Misi

Save the Children berjuang bagi hak anak.

Save the Chidren memberikan perbaikan segera dan lestari terhadap kehidupan anak-anak di seluruh dunia.

(2)

Pedoman pelatihan ini, Pengurangan Risiko Bencana yang Dimotori oleh Anak-anak di Sekolah dan Komunitas, diproduksi oleh Save the Children Sweden dan Save the Children UK dan kemudian Save the Children US untuk edisi bahasa Indonesia sebagai petunjuk untuk mengorganisir berbagai kegiatan yang ditujukan untuk memperkuat kapasitas anak-anak dalam hal pengurangan risiko bencana di sekolah dan komunitas.

Save the Children memproduksi pedoman pelatihan ini dengan menggunakan suatu proses yang dikembangkan oleh Marta Casamort Ejarque (Koordinator Proyek dan Konsultan Manajemen Risiko Bencana) untuk suatu proyek penurunan risiko bencana, Dengarkan Suara Air (Listening to the Wa-ter), yang dilakukan oleh Save the Children UK di Kuba. Rancangan pertama pedoman ini disaring dari dua pelatihan lokakarya pengurangan risiko bencana oleh pelatih remaja pada bulan Agustus dan September 2006. Rekan-rekan proyek ini, Rabatbai Group, Duang Prateep Foundation, the Asian Resource Foundation and the Youth Network for Development, kemudian menggunakan rancangan pedoman tersebut dalam menjalankan kerja mereka dengan anak-anak di propinsi-propinsi daerah selatan Thailand. Pada bulan Januari 2007, Save the Children dan rekan-rekannya kembali merevisi pedoman tersebut. Hasilnya adalah pedoman pelatihan yang anda lihat sekarang.

Menurut pengalaman Save the Children pada tahun 2006, partisipasi anak-anak dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan pengurangan risiko bencana dalam komunitas mereka menunjukkan dengan jelas bahwa anak-anak bukan sekedar merupakan ‘korban’ bencana melainkan warga negara yang mampu, dengan dukungan yang cukup dan sesuai dari orang dewasa, dan dapat benar-benar berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat mereka.

(3)

Pedoman Pelatihan Pengurangan Risiko Bencana yang Dimotori oleh Anak-anak di Sekolah dan Komunitas

Pedoman Pelatihan Pengurangan Risiko Bencana yang Dimotori oleh Anak-anak di Sekolah dan Komunitas

3

Pedoman ini bertujuan untuk mempromosikan kepemimpinan oleh anak-anak dan remaja dalam merencanakan, menganalisa dan melaksanakan kegiatan-kegiatan pengurangan risiko bencana dengan mengadakan pelatihan dengan topik-topik berikut.

Konsep dan definisi yang berhubungan dengan

pengurangan risiko bencana.

Pemetaan risiko dan sumber daya komunitas.

Suatu kampanye pendidikan mengenai pengurangan

risiko bencana.

Ke depannya, kerja yang dilakukan akan ditujukan kepada kegiatan-kegiatan mitigasi dan pengintegrasiannya ke dalam komunitas Pengurangan Risiko Bencana dengan kedalaman yang serupa.

Fasilitator pelatihan boleh memilih untuk menggunakan langkah manapun dalam pedoman ini yang sesuai dengan konteks di mana mereka bekerja. Pedoman ini bisa digunakan dalam berbagai konteks, misalnya dalam suatu program pelatihan biasa di kelas-kelas atau bagi suatu perkemahan untuk peningkatan kapasitas di luar sekolah.

Save the Children berharap bahwa pedoman ini akan mendampingi organisasi-organisasi dan pihak-pihak lain yang bekerja untuk mempromosikan partisipasi anak-anak dan remaja dalam usaha-usaha komunitas untuk mengurangi risiko bencana.

Save the Children Sweden Save the Children UK Save the Children US

(4)

Daftar Isi

1. Persiapan: Kegiatan Awal

7

1.1 Perekrutan Anak-anak 9

1.2 Perkenalan proyek dan penjelasan mengenai peranan 11 anak-anak

2. Pengurangan Risiko Bencana: Konsep dan Definisi

15

2.1 Apa itu ‘bahaya’? Apa itu ‘bencana’ 16 2.2 Apa itu ‘risiko’, ‘penilaian risiko’ dan ‘manajemen risiko’? 18 2.3 Kegiatan penilaian risiko: Ramalan cuaca 20 2.4 Kegiatan penilaian risiko: Sendirian di rumah 22 2.5 Kegiatan penilaian risiko: Risiko bencana alam 25

2.6 Apa itu ‘kerentanan’? 27

2.7 Apa itu ‘kapasitas’? 29

2.8 Revisi definisi 32

2.9 Bahaya dan bencana di Indonesia 35

3. Pemetaan risiko dan sumber daya komunitas

37

3.1 Apa itu peta risiko dan sumber daya komunitas? 39

3.2 Pemetaan dasar 43

3.3 Persiapan sebelum kerja lapangan 45 3.4 Ketika anak-anak berada di lapangan 49 3.5 Menganalisa pengalaman-pengalaman bencana 52 3.6 Menganalisa temuan-temuan 54 3.7 Membuat peta risiko dan sumber daya 56 3.8 Melakukan cek-silang informasi pada peta 59 3.9 Menyebarkan peta ke komunitas 60 3.10 Berbagai keuntungan peta dalam mencegah bahaya 61

(5)

Pedoman Pelatihan Pengurangan Risiko Bencana yang Dimotori oleh Anak-anak di Sekolah dan Komunitas

Pedoman Pelatihan Pengurangan Risiko Bencana yang Dimotori oleh Anak-anak di Sekolah dan Komunitas

5

Daftar Isi

4. Mengembangkan suatu kampanye pendidikan untuk

65

4.1 Prinsip-prinsip dasar untuk mengadakan suatu 66 kampanye pendidikan

4.2 Membuat materi dan kegiatan kampanye 72 4.2.1 Langkah 1: Menilai situasi 73

A. Kegiatan penilaian situasi: Kalender Musim B. Kegiatan penilaian situasi: Pohon Masalah

4.2.2 Langkah 2: Perencanaan 78 A. Pemilihan kelompok target

B. Menetapkan tujuan-tujuan C. Persiapan pesan

D. Memilih media dan materi yang akan digunakan E. Rencana kegiatan, jadwal dan pendanaan 4.2.3 Langkah 3: Pembuatan 89 4.2.4 Langkah 4: Menguji media dan materi 91 4.2.5 Langkah 5: Peluncuran kampanye 93 4.2.6 Langkah 6: Evaluasi 94

Handouts

97

(6)
(7)

1

Persiapan:

Kegiatan

Awal

Gagasan

utama bagian ini adalah untuk memastikan

b a h w a a n a k - a n a k m e n g e t a h u i b a g a i m a n a p r o y e k

pengurangan risiko bencana akan memberikan keuntungan bagi

mereka, sekolah mereka dan komunitas mereka. Mereka perlu mengerti

peranan mereka dalam proyek tersebut, apa yang harus mereka

lakukan dan berapa banyak waktu yang diperlukan untuk melaksanakan

proyek tersebut. Merupakan hal yang paling penting bahwa anak-anak

memutuskan sendiri apakah mereka ingin bergabung dengan proyek

tersebut. Kegiatan-kegiatan proyek akan berjalan dengan mulus dan

efektif ketika para peserta sepenuhnya mengerti prosesnya dan

bergabung dengan proyek tersebut atas kemauan mereka sendiri.

(8)
(9)

Pedoman Pelatihan Pengurangan Risiko Bencana yang Dimotori oleh Anak-anak di Sekolah dan Komunitas

Pedoman Pelatihan Pengurangan Risiko Bencana yang Dimotori oleh Anak-anak di Sekolah dan Komunitas

9

Berikan anak-anak seluruh informasi yang berhubungan

1.

dengan proyek sehingga mereka dapat membuat keputusan untuk bergabung atau tidak dengan didasari informasi yang cukup. Beri waktu bagi anak-anak untuk berpikir sebelum mereka

2.

membuat keputusan.

Apabila ada batasan mengenai jumlah peserta (seharusnya yang

3.

bergabung dengan kelompok pelatihan apapun tidak lebih dari 30 orang), pastikan bahwa proses pemilihannya non-diskriminatif menurut umur, kebangsaan, etnik, jenis kelamin, bahasa, agama, status ekonomi dan sosial, kapasitas fisik, dan lain-lain.

Pada awal proses, terangkan dengan jelas pada anak-anak berapa

4.

banyak waktu yang perlu mereka sisihkan untuk mengikuti proyek tersebut dan juga keuntungan-keuntungannya jika bergabung. Anak-anak harus paham bahwa mereka akan memiliki lebih banyak tanggung jawab dan mungkin terkadang kelelahan karena ikut berpartisipasi, sehingga mereka perlu yakin terhadap komitmen mereka akan hasil yang nantinya didapat dari proyek ini.

Anak-anak harus sadar bahwa mereka boleh memilih untuk mundur

5.

dari proyek kapan pun.

Merupakan hal yang penting bahwa anak-anak

setuju untuk berpartisipasi dalam proyek tersebut dan bahwa siapapun dalam komunitas target mendapatkan kesempatan untuk berpartisipasi, tanpa adanya diskriminasi.

1.1 Perekrutan Anak-anak

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan

dalam merekrut anak-anak

(10)

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam merekrut anak-anak

Sebelum membuka lamaran peserta untuk proyek

A.

tersebut, aturlah kegiatan yang bisa meningkatkan kesadaran seperti drama panggung atau pembacaan cerita mengenai bencana, atau menampilkan video mengenai pelajaran yang dapat ditarik dalam suatu proyek percobaan.

Jelaskan pada calon peserta mengenai tujuan proyek

B.

dan rencana kegiatan pada umumnya.

Buka lamaran bagi anak-anak pada tingkat pendidikan

C.

tertentu atau sesuai dengan kriteria yang relevan – apapun target proyek di suatu daerah.

Jumlah maksimal peserta dalam suatu kelompok

D.

pelatihan apapun adalah 30 peserta. Diperlukan proses pemilihan yang transparan dan demokratis apabila lebih dari 30 anak melamar untuk berpartisipasi. Jumlah peserta yang sesuai bisa tergantung dari beberapa faktor seperti keterampilan fasilitator.

(11)

Pedoman Pelatihan Pengurangan Risiko Bencana yang Dimotori oleh Anak-anak di Sekolah dan Komunitas

Pedoman Pelatihan Pengurangan Risiko Bencana yang Dimotori oleh Anak-anak di Sekolah dan Komunitas

11

Tujuan

Untuk memastikan bahwa anak-anak memahami tujuan proyek dan prosesnya, juga peranan yang mungkin akan mereka jalankan dalam proyek tersebut.

Proses

Fasilitator menjelaskan proyeknya pada calon

A.

peserta anak-anak dan membagikan informasi berikut (misalnya, sebagai hand out).

1. Tujuan proyek

Untuk memperkuat keterampilan anak-anak sehingga mereka mengerti risiko bencana di komunitas mereka dan memungkinkan mereka untuk menjadi pelopor dalam mengurangi risiko dan dampak-dampak bencana potensial.

2. Strategi dan prinsip-prinsip proyek

Dalam proyek ini, anak-anak merupakan pusat kegiatan. Partisipasi mereka dalam seluruh prosesnya merupakan hal yang penting. Anak-anak diharapkan untuk mendapatkan keterampilan memikirkan, merencanakan, dan melaksanakan berbagai kegiatan secara mandiri.

3. Peran anak-anak dalam proyek

Anak-anak dan remaja akan dilatih mengenai taktik untuk mengurangi risiko bencana. Mereka akan membuat peta risiko dan sumber daya komunitas. Mereka akan didorong untuk melaksanakan kampanye pendidikan mengenai pengurangan risiko bencana. Pada akhirnya, mereka akan secara bersama-sama mengevaluasi proyek tersebut dan memperhatikan pelajaran yang ditarik.

1.2 Perkenalan proyek dan penjelasan

mengenai peranan anak-anak

Pengurangan risiko bencana yang dimotori

oleh anak-anak di sekolah dan komunitas

(12)

Fasilitator mendiskusikan dengan calon peserta mengenai

B.

bagaimana anak-anak pada umumnya berpartisipasi dalam pengurangan risiko bencana. Fasilitator mengarahkan diskusinya kepada kesimpulan bahwa anak-anak dan remaja diperbolehkan dan mampu mengekspresikan diri mereka sendiri mengenai berbagai hal penting dalam komunitas mereka. Seperti halnya orang dewasa, mereka bisa memainkan peran penting dalam pengurangan risiko bencana dan dalam membantu komunitas mereka bila suatu bencana terjadi.

Mengapa partisipasi

anak-anak merupakan hal yang penting?

Pada kasus bencana tsunami tahun 2004 di Thailand Selatan, anak-anak terlihat memainkan peran penting dalam mendampingi keluarga dan komunitas mereka pada saat bencana terjadi dan setelahnya.

Anak-anak menyelamatkan orang lain agar tidak ●

tenggelam.

Anak-anak membantu orang dewasa di hunian sementara. ●

Anak-anak yang lebih tua menjaga anak-anak yang lebih ●

muda.

Anak-anak menenangkan teman-teman mereka yang ●

kehilangan orang yang dicintainya.

Anak-anak membantu melakukan pembersihan ●

besar-besaran dan melakukan pekerjaan rumah tangga. Anak-anak menjadi pencari nafkah bagi keluarganya. ●

Anak-anak menjalankan peran-peran ini secara natural. Dengan lebih banyak penguatan pada keterampilan dan kapasitas mereka, didukung oleh orang dewasa di sekitar mereka, anak-anak akan mampu untuk menjalankan peranan penting lainnya, termasuk yang berikut ini:

Mengorganisir kelompok sukarelawan untuk melindungi

anak-anak di sekolah dan komunitas.

Mengorganisir suatu kelompok untuk menjalankan suatu

program radio komunitas.

Mengorganisir suatu kelompok untuk menenangkan

teman-teman yang mengalami kehilangan orang-orang yang dicintainya.

Mempersiapkan suatu rencana pencegahan dan

melaksanakan suatu kampanye pendidikan untuk mengurangi risiko bencana.

(13)

Pedoman Pelatihan Pengurangan Risiko Bencana yang Dimotori oleh Anak-anak di Sekolah dan Komunitas

Pengurangan

Risiko Bencana

Konsep dan Definisi

2

Sebelum

memulai suatu kegiatan apapun atau semua kegiatan yang

disajikan di pedoman pelatihan ini, anak-anak yang berpartisipasi

perlu mengerti konsep utama dan definisi yang berhubungan dengan

pengurangan risiko bencana. Fasilitator disarankan untuk menghindari

penyingkatan istilah ‘pengurangan risiko bencana’ menjadi ‘PRB’

untuk menghindari kesalahpahaman. Setelah anak-anak mengetahui

perbedaan antara ‘bahaya’ dan ‘bencana’ dan memahami konsep

‘risiko’, ‘penilaian risiko’ dan ‘manajemen risiko’, mereka akan siap

untuk melanjutkan ke kegiatan berikutnya.

(14)
(15)

Pedoman Pelatihan Pengurangan Risiko Bencana yang Dimotori oleh Anak-anak di Sekolah dan Komunitas

Pedoman Pelatihan Pengurangan Risiko Bencana yang Dimotori oleh Anak-anak di Sekolah dan Komunitas

15

Sebelum memulai suatu kegiatan apapun atau semua kegiatan yang disajikan di pedoman pelatihan ini, anak-anak yang berpartisipasi perlu mengerti konsep utama dan definisi yang berhubungan dengan pengurangan risiko bencana. Fasilitator disarankan untuk menghindari penyingkatan istilah ‘pengurangan risiko bencana’ menjadi ‘PRB’ untuk menghindari kesalahpahaman. Setelah anak-anak mengetahui perbedaan antara ‘bahaya’ dan ‘bencana’ dan memahami konsep ‘risiko’, ‘penilaian risiko’ dan ‘manajemen risiko’, mereka akan siap untuk melanjutkan ke kegiatan berikutnya.

2. Pengurangan Risiko Bencana:

Konsep dan Definisi

(16)

Tujuan

Untuk memastikan bahwa anak-anak memahami arti ‘bahaya’ dan ‘bencana’ dan mampu membedakan keduanya.

Peralatan

Kertas flipchart, spidol.

Proses

Fasilitator membagi anak-anak menjadi beberapa grup

A.

kecil dan memberikan masing-masing grup kertas flipchart dan spidol.

Fasilitator meminta masing-masing grup untuk

B.

mendiskusikan apa arti ‘bahaya’ dan ‘bencana’ bagi mereka. Mintalah anak-anak untuk menuliskan jawaban mereka pada kertas yang tadi dibagikan. Fasilitator meminta grup-grup tersebut untuk menyusun

C.

presentasi singkat mengenai jawaban dan diskusi mereka

Fasilitator menggunakan jawaban anak-anak untuk

D.

diarahkan pada kesimpulan berikut.

Suatu bahaya

adalah ancaman atau risiko yang disebabkan oleh

manusia maupun alam sehingga mengakibatkan kerusakan. Contoh

bahaya yang disebabkan oleh alam adalah banjir, taifun (atau

angin ribut) dan gempa bumi. Contoh bahaya yang disebabkan oleh

manusia adalah tumpahan zat kimia, ranjau darat dan polusi beracun dari

industri.

Suatu bencana

adalah bahaya yang menyebabkan kerugian dan

kehancuran besar yang berimbas pada masyarakat yang tidak memiliki

kemampuan untuk menghadapinya.

2.1 Apa itu ‘bahaya’? Apa itu

‘bencana’

(17)

Pedoman Pelatihan Pengurangan Risiko Bencana yang Dimotori oleh Anak-anak di Sekolah dan Komunitas

Pedoman Pelatihan Pengurangan Risiko Bencana yang Dimotori oleh Anak-anak di Sekolah dan Komunitas

17

Catatan bagi fasilitator

Berikut adalah bebe rapa contoh yang menunjukkan perbedaan antara bahaya dan bencana.

Tsunami adalah sejenis bahaya.

Hawaii, di Lautan Pasifik, memiliki perencanaan

yang bagus untuk mencegah kerusakan bila terjadi tsunami. Ketika tsunami benar-benar terjadi di sana, rumah-rumah dan bangunan tidak hancur dan tidak ada yang meninggal. Pada kasus ini tsunami bukan merupakan bencana.

Ketika tsunami terjadi di Indonesia, saat itu hanya

terdapat sedikit rencana pencegahan yang kuat, terjadi kematian yang jumlahnya sangat besar dan kehancuran pada harta benda yang tidak mampu dihadapi komunitas yang terkena dampak bencana. Pada kasus ini, tsunami merupakan bencana.

(18)

Tujuan

Untuk memastikan bahwa anak-anak mengerti arti ‘risiko’, ‘penilaian risiko’ dan ‘manajemen risiko’ dan mampu mengaplikasikan konsep-konsep ini pada prakteknya.

Peralatan

Kertas flipchart, spidol.

Proses

Fasilitator mengundang anak-anak untuk berbagi

A.

opini mengenai risiko-risiko yang mungkin terjadi pada kehidupan sehari-hari mereka. Misalnya, anak-anak mungkin mengatakan bahwa seorang perempuan berjalan sendirian di daerah yang sepi mungkin berisiko diserang, atau bahwa seseorang yang mengendarai motor tanpa menggunakan helm berisiko mendapatkan cedera serius bila terjadi kecelakaan.

Fasilitator menyimpulkan contoh-contoh yang diberikan

B.

oleh anak-anak, dan menjelaskan bahwa:

2.2 Apa itu ‘risiko’, ‘penilaian risiko’ dan

‘manajemen risiko’?

Fasilitator menjelaskan bahwa bila kita ingin tahu

C.

apakah kita berada dalam risiko bila suatu yang buruk terjadi, kita perlu memikirkan mengenai – atau menaksir – potensi terjadinya risiko. Bagaimana kemungkinan terjadinya suatu risiko?

Suatu risiko merupakan potensi di mana

sesuatu yang buruk bisa terjadi.

(19)

Pedoman Pelatihan Pengurangan Risiko Bencana yang Dimotori oleh Anak-anak di Sekolah dan Komunitas

Pedoman Pelatihan Pengurangan Risiko Bencana yang Dimotori oleh Anak-anak di Sekolah dan Komunitas

19

Suatu penilaian risiko adalah suatu survei atau suatu

penelitian yang menginvestigasi/ mempelajari,

memonitor dan mengantisipasi faktor-faktor yang

terkombinasikan untuk menciptakan potensi

sehingga sesuatu yang buruk bisa terjadi dan

karenanya berbahaya bagi anak-anak dan orang

dewasa dalam suatu komunitas.

Fasilitator menjelaskan bahwa risiko merupakan hal

D.

yang biasa di kehidupan kita sehari-hari. Namun bila kita mengetahui adanya risiko, apakah kita akan diam saja dan membiarkan suatu yang berbahaya terjadi? Bila kita tidak ingin sesuatu yang berbahaya terjadi, kita harus menemukan suatu cara untuk mengatur atau mengurangi risiko tersebut.

Mengatur atau mengurangi risiko berarti membatasi

kemungkinan terhadap terjadinya hal buruk dan

(20)

2.3 Kegiatan penilaian risiko:

Ramalan cuaca

Proses

Fasilitator menunjukkan gambar di atas pada anak-anak (atau

A.

membagikan fotokopiannya) dan bertanya, “Saat kalian melihat gambar di sebelah kiri (awan), menurut kalian apa risikonya?” Anak-anak kemungkinan akan menjawab bahwa akan turun hujan dan mereka akan kebasahan atau tidak bisa pergi ke sekolah.

Setelah anak-anak menjawab, fasilitator akan menjelaskan bahwa

B.

jawaban mereka adalah semacam ‘penilaian risiko’ (mereka mengemukakan risiko apakah yang mungkin terjadi karena adanya awan tersebut).

Fasilitator kemudian bertanya, “Menurut kalian seberapa

C.

berisikokah hal tersebut?” atau “Berapa banyak risiko berbahaya yang dapat terjadi?” Anak-anak kemungkinan mengatakan bahwa keadaannya sangat berisiko karena awannya gelap dan kelihatannya akan menyebabkan hujan lebat.

Setelah anak-anak menjawab pertanyaan tersebut, fasilitator

D.

Tujuan

Untuk mendorong anak-anak memikirkan tentang bagaimana menerapkan penilaian risiko dan manajemen risiko dalam praktek sehari-hari.

Peralatan

(21)

Pedoman Pelatihan Pengurangan Risiko Bencana yang Dimotori oleh Anak-anak di Sekolah dan Komunitas

Pedoman Pelatihan Pengurangan Risiko Bencana yang Dimotori oleh Anak-anak di Sekolah dan Komunitas

21

Fasilitator kemudian menanyakan, “Apa yang dapat kalian lakukan

E.

untuk memecahkan masalah risiko kebasahan karena kemungkinan akan hujan lebat?” Anak-anak mungkin mengusulkan untuk membawa payung.

Setelah anak-anak menjawab, fasilitator menjelaskan bahwa

F.

jawaban-jawaban yang dikemukakan anak-anak merupakan suatu contoh ‘manajemen risiko’ atau ‘pengurangan risiko’. Yaitu, mereka telah memikirkan tentang risiko (atau kemungkinannya) kebasahan dan kemudian mereka memikirkan cara untuk membatasi atau mengurangi risiko tersebut.

Fasilitator menjelaskan bahwa kemungkinan ada cara lain untuk

G.

mengurangi risiko kebasahan. Misalnya, anak-anak bisa memakai jas hujan, atau mereka bisa menghindari naik motor dan memilih untuk pergi naik mobil, atau mereka bisa menunggu sampai hujannya berhenti sebelum pergi, dll.

Fasilitator menyusun kesimpulan dengan cara menunjukkan bahwa

H.

anak-anak perlu tahu sebelumnya mengenai risiko-risiko di mana hal buruk mungkin akan terjadi sehingga mereka bisa menaksir risiko tersebut. Bila menurut mereka, berdasarkan penilaian mereka, ada risiko tertentu, mereka akan dapat menemukan cara untuk mengurangi atau mengatur risiko tersebut. Perhatikan bahwa orang yang berbeda kemungkinan memiliki cara yang berbeda untuk mengurangi risiko. Fasilitator menunjukkan tabel di bawah sebagai rangkuman diskusi

I.

tersebut.

Situasinya (keadaannya):

Kita mendengarkan ramalan cuaca di radio atau televisi sebelum

pergi keluar rumah.

Risikonya:

Setelah mendengarkan ramalan cuaca, kita mengetahui bahwa akan

ada hujan besar.

Penilaian Risiko: Apakah akan ada dampak besar? Mengapa?

Ya, karena kita akan benar-benar kebasahan bila keluar rumah.

Seberapa mungkin risiko itu terjadi? Mengapa?

Risiko hujan sangat mungkin terjadi karena ramalan cuaca

biasanya tepat.

Pengurangan Risiko: Apa yang harus kita lakukan?

(22)

2.4 Kegiatan penilaian risiko:

Sendirian di rumah

Proses

Fasilitator menunjukkan gambar di atas pada anak-anak atau

A.

membagikan fotokopiannya.

Fasilitator menanyakan, “Apa risiko bagi anak kecil di gambar ini?”

Anak-B.

anak kem ungkinan menjawab bahwa anak kecil di gambar tersebut bisa terkena setrum, luka karena kena paku, mendapat luka bakar karena kena air panas, atau merangkak ke pintu dan jatuh di tangga.

Setelah anak-anak menjawab, fasilitator bertanya, “Seberapa

C.

berisikokah hal itu menurut kalian?” atau “Seberapa besarkah dampak bahaya yang kemungkinan bisa terjadi?” Mereka kemungkinan akan menjawab bahwa ada risiko yang amat tinggi sehingga bahaya besar

Tujuan

Untuk membantu anak-anak mengembangkan keterampilan untuk menganalisa risiko bencana.

Peralatan

(23)

Pedoman Pelatihan Pengurangan Risiko Bencana yang Dimotori oleh Anak-anak di Sekolah dan Komunitas

Pedoman Pelatihan Pengurangan Risiko Bencana yang Dimotori oleh Anak-anak di Sekolah dan Komunitas

23

Fasilitator menjelaskan bahwa jawaban mereka merupakan cara untuk

D.

mengidentifikasi atau menganalisa skala atau kadar risiko kemungkinan terjadinya dampak negatif pada anak tersebut.

Fasilitator kemudian bertanya, “Menurut kalian apa yang bisa dilakukan

E.

untuk memecahkan masalah mengenai risiko yang dihadapi anak kecil tersebut?” Anak-anak kemungkinan akan menjawab bahwa anak kecil seharusnya tidak ditinggal sendirian atau ruangan tersebut seharusnya didesain ulang untuk menghindari bahaya (misalnya, stop kontak bisa ditempatkan lebih tinggi, kompor seharusnya dimatikan, pintu ruangan seharusnya selalu ditutup, dan barang-barang di lantai seharusnya dibersihkan).

Setelah anak-anak menjawab, fasilitator menjelaskan bahwa

F.

saran-saran dari mereka merupakan bentuk ‘manajemen risiko’ atau ‘pengurangan risiko’. Yaitu, mereka telah memikirkan bahwa anak kecil tersebut berisiko cedera dan kemudian memikirkan mengenai cara-cara untuk membatasi atau mengurangi risiko tersebut.

Fasilitator bisa mengakhiri kegiatan tersebut dengan menunjukkan

G.

tabel di bawah pada anak-anak sebagai kesimpulan mengenai diskusi tersebut.

Situasinya (keadaannya):

Seorang anak kecil ditinggal sendirian di suatu ruangan di

mana pintu keluarnya terbuka.

Risikonya:

Anak kecil tersebut mungkin merangkak keluar rumah dan

mendapat cedera.

Apakah ada dampak yang besar? Mengapa?

Ya, karena anak kecil tersebut terlalu muda untuk tahu

bahwa

merupakan hal yang berbahaya untuk berada di luar rumah.

Apa yang harus kita lakukan?

Tutup pintu ruangan tersebut dan pastikan orang dewasa

ada di sana untuk menjaga anak kecil tersebut dengan baik.

(24)

Catatan bagi fasilitator

Sebagai kesimpulan, tekankan bahwa langkah-langkah utama dalam pengurangan risiko atau mengelola risiko adalah dengan:

Mengidentifikasi risiko dengan cara memikirkan dan

menyusun daftar risiko potensial yang mungkin dapat terjadi.

Menganalisa jenis-jenis dan kadar risiko.

Memikirkan tentang cara-cara atau tindakan-tindakan

untuk mengurangi atau mengatur risiko yang telah teridentifikasi. Yaitu apa yang bisa anda lakukan untuk benar-benar mencegah bahaya? Jika anda tidak bisa mencegahnya apa yang akan anda lakukan untuk menurunkan tingkat bahaya atau kerusakan?

(25)

Pedoman Pelatihan Pengurangan Risiko Bencana yang Dimotori oleh Anak-anak di Sekolah dan Komunitas

Pedoman Pelatihan Pengurangan Risiko Bencana yang Dimotori oleh Anak-anak di Sekolah dan Komunitas

25

2.5 Kegiatan penilaian risiko:

Risiko bencana alam

“Misalnya desa atau kota di mana kalian

tinggal setiap tahunnya menghadapi bencana alam

seperti di bawah ini.”

Grup 1: Banjir

Grup 2: Tanah longsor

Grup 3: Taifun (atau badai/ angin ribut)

Menurut kalian apa saja risiko yang ditanggung desa atau kotamu

1.

bila bencana alam ini terjadi?

Kelompok masyarakat manakah di desa atau kotamu yang

2.

kemungkinan paling potensial berisiko terkena dampak bencana?

Apa yang seharusnya dilakukan oleh masyarakat setempat untuk

3.

mempersiapkan diri mereka sehingga mereka dapat mengurangi risiko terkena dampak tersebut?

Tujuan

Untuk membantu anak-anak mengembangkan keterampilan menganalisa risiko bencana.

Peralatan

Kertas flipchart, spidol.

Proses

Fasilitator membagi anak-anak menjadi tiga grup

A.

dan memberi masing-masing grup suatu topik dan beberapa pertanyaan untuk didiskusikan. Tiap grup harus menjawab pertanyaan di bawah ini.

(26)

Tiap grup diminta untuk mendiskusikan

pertanyaan-B.

pertanyaan tersebut selama sekitar 15-20 menit dan menuliskan jawaban mereka pada kertas flipchart. Tiap grup memberikan presentasi singkat mengenai

C.

tanggapan mereka.

Fasilitator mendorong anak-anak untuk mendiskusikan

D.

secara terperinci mengenai kelompok dalam komunitas mereka yang paling berisiko terkena dampak (misalnya, anak-anak atau manula). Diskusi ini akan mengantarkan ke langkah berikutnya.

(27)

Pedoman Pelatihan Pengurangan Risiko Bencana yang Dimotori oleh Anak-anak di Sekolah dan Komunitas

Pedoman Pelatihan Pengurangan Risiko Bencana yang Dimotori oleh Anak-anak di Sekolah dan Komunitas

27

Tujuan

Mendorong anak-anak untuk menganalisa ‘kerentanan’ dalam hubungannya dengan bahaya atau bencana, sehingga mereka tahu kelompok mana dalam komunitas mereka yang lebih berisiko terkena dampak bencana dibandingkan kelompok lainnya.

Peralatan

Kertas flipchart, spidol.

Proses

Fasilitator menjelaskan pada anak-anak bahwa

A.

‘kerentanan’ berarti potensi untuk lebih mudah terluka, tersakiti atau terkena dampak bencana.

Fasilitator meminta anak-anak untuk bekerja sama

B.

dalam grup yang sama seperti grup mereka di kegiatan sebelumnya. Mereka harus mendiskusikan mengenai kelompok masyarakat manakah yang paling berisiko atau paling rentan terhadap bencana alam. Anak-anak juga boleh mengajukan saran berdasarkan keadaan bencana alam yang lain.

Fasilitator menuliskan pada selembar flipchart

C.

kelompok-kelompok masyarakat yang telah diidentifikasi oleh anak-anak.

Fasilitator meminta anak-anak mendiskusikan dengan

D.

grup mereka mengapa mereka merasa masyarakat yang telah diidentifikasi termasuk masyarakat yang rentan.

Bila anak-anak tidak siap mengidentikasi semua

E.

kelompok masyarakat yang rentan, fasilitator hendaknya memberikan pertanyaan untuk mengarahkan mereka dalam mengidentifikasi kelompok masyarakat yang dimaksud. “Apakah anak-anak kecil termasuk rentan bila terjadi bencana?” Mengapa demikian?” “Bagaimana dengan para manula?” “Mengapa demikian?” Bagaimana dengan anak-anak penyandang cacat seperti yang menggunakan kursi roda? Mengapa demikian?

(28)

Siapa saja yang dapat dianggap rentan?

Para manula

kemungkinan berada dalam kondisi fisik yang lemah atau kesehatan yang buruk.

Mereka mungkin gugup dan juga memiliki perasaan yang kuat untuk tidak meninggalkan

rumah apapun yang terjadi. Mereka biasanya memiliki sedikit akses informasi. Kebanyakan

orang tua tidak ingin terlihat membebani anak mereka dan karenanya mereka kemungkinan

tidak menerima bantuan dari anak-anak dengan mudah.

Anak-anak kecil

tidak memiliki keterampilan fisik atau koordinasi seperti orang dewasa.

Rasa penasaran dapat membahayakan mereka. Mereka mungkin terlalu muda untuk

mengetahui bagaimana menetapkan prioritas, dan tidak memiliki pengetahuan dan informasi

seperti yang mungkin dimiliki orang dewasa. Mereka kurang mampu mengontrol emosi dan

mungkin mengalami dampak psikologis sangat serius yang diakibatkan oleh situasi yang

menekan.

Remaja

kemungkinan kurang mampu mengontrol emosi mereka dibandingkan orang

dewasa, mereka biasanya cepat marah, dan mudah terpengaruh oleh teman-teman

sebayanya dalam hal negatif. Mereka biasanya penasaran dan suka mencoba berbagai

hal baru. Remaja putri kemungkinan berisiko terhadap pelecehan seksual atau diserang

dalam keadaan kacau yang diakibatkan oleh bencana alam. Para remaja biasanya merasa

bersalah bila mereka tidak mampu membantu atau menjaga anggota keluarga mereka.

Perempuan

biasanya menempatkan keselamatan anak-anak dan keluarganya (dan

bahkan harta benda dan properti mereka) di atas diri mereka sendiri. Mereka biasanya

secara fisik lebih lemah dibandingkan pria dan lebih sedikit mendapat akses terhadap

informasi. Persepsi budaya mereka terhadap diri mereka sendiri dan peran mereka di

masyarakat bisa menempatkan mereka dalam risiko. Di India, misalnya, dilaporkan bahwa

beberapa wanita tenggelam saat tsunami di Samudera Hindia pada tahun 2004 karena

mereka tidak berani keluar dari air telanjang, karena sarinya telah terkoyak gelombang

air laut.

Kelompok marginal

bisa misalnya penyandang cacat, anak jalanan, orang

yang terpaksa menjadi pengemis, pekerja migran, orang terlantar dan kaum etnik

minoritas di dalam masyarakat. Mereka kemungkinan memiliki keterbatasan

informasi dan pendidikan dan hanya memiliki akses terbatas terhadap layanan sosial.

Mereka kemungkinan memiliki status illegal (misalnya, bila mereka imigran yang tidak

tercatat). Mereka mungkin memiliki pengalaman dalam hal diskriminasi sosial yang

Kerentanan adalah potensi untuk lebih mudah

terluka, tersakiti atau terkena dampak bencana.

(29)

Pedoman Pelatihan Pengurangan Risiko Bencana yang Dimotori oleh Anak-anak di Sekolah dan Komunitas

Pedoman Pelatihan Pengurangan Risiko Bencana yang Dimotori oleh Anak-anak di Sekolah dan Komunitas

29

Tujuan

Mendorong anak-anak untuk menganalisa ‘kapasitas’ dalam hubungannya dengan suatu bahaya atau bencana sehingga mereka tahu kelompok masyarakat mana dalam komunitas yang mungkin selamat dan karenanya dapat membantu orang lain.

Peralatan

Kertas flipchart, kartu kertas ukuran kecil, pulpen.

Proses

Fasilitator meminta tiap grup untuk mendiskusikan

A.

kelompok masyarakat manakah yang tidak serentan grup lainnya (lebih sedikit kemungkinannya untuk tersakiti atau terkena dampak) bila bencana alam terjadi (banjir, tanah longsor atau taifun). Tiap anak diberikan setidaknya dua lembar kartu kertas di mana mereka bisa menuliskan jawaban mereka dalam waktu lima menit. Jawaban mereka kemungkinan meliputi para pemimpin komunitas, orang-orang yang kuat secara fisik, orang-orang yang memiliki kearifan tradisional, dll.

Fasilitator meminta anak-anak untuk menempelkan

B.

kartu kertas mereka (satu flipchart untuk tiap grup). Anak-anak diminta untuk membaca kartu-kartu tersebut dan kelompokkanlah jawabannya menjadi beberapa kategori.

Fasilitator bertanya pada tiap grup anak-anak

C.

mengapa suatu grup dalam komunitas tidak serentan grup lainnya. Fasilitator menuliskan jawabannya pada selembar flipchart. Jawabannya kemungkinan meliputi hal-hal di bawah ini.

(30)

Fasilitator meringkas, menekankan bahwa

D.

contoh-contoh yang telah diberikan menunjukkan bahwa beberapa orang dalam masyarakat tidak serentan yang lain. Mereka memiliki semacam kemampuan atau keterampilan atau pengetahuan untuk menghadapi situasi sulit. Kemampuan, keterampilan dan pengetahuan ini dikenal sebagai ‘kapasitas’.

Fasilitator bisa menggunakan informasi di bawah

E.

untuk menjelaskan lebih lanjut mengenai ‘kapasitas’

Siapakah yang tidak terlalu rentan?

Orang-orang yang pergi bekerja di luar komunitas dan daerah berbahaya

tersebut.

Para pemimpin komunitas yang biasanya memiliki pengetahuan yang baik

mengenai komunitasnya karena peranan mereka dalam manajemen komunitas itu sendiri (misalnya, dalam mendirikan infrastruktur dan berbagai layanan). Mereka biasanya memiliki akses yang lebih baik terhadap berbagai layanan dan informasi dibandingkan orang lain.

Orang-orang usia produktif biasanya lebih dewasa secara emosional

dibandingkan dengan orang-orang yang lebih muda. Mereka biasanya memiliki keterampilan yang lebih baik untuk membuat keputusan yang tepat dan karenanya lebih mampu mengatasi situasi sulit.

Orang-orang yang memberikan layanan masyarakat, mengajar dan mereka yang

pekerjaannya berhubungan dengan informasi biasanya tidak terlalu berisiko. Orang-orang yang sehat secara fisik adalah orang-orang yang lebih mampu

membantu diri mereka sendiri dan orang lain.

Orang-orang yang memiliki pemahaman terhadap kebijaksanaan tradisional dan

sejarah dan informasi lainnya mengenai bahaya dan bencana biasanya tidak terlalu rentan. Misalnya di Thailand Selatan, orang-orang Moken mewariskan suatu pemahaman dari generasi ke generasi mengenai tanda-tanda bahaya bila tsunami mendekat.

Orang-orang yang hidup bersama keluarga besar biasanya mampu mengatasi

bencana dan bahaya dengan lebih baik karena mereka bisa bergantung satu sama lain secara fisik maupun emosional.

(31)

Pedoman Pelatihan Pengurangan Risiko Bencana yang Dimotori oleh Anak-anak di Sekolah dan Komunitas

Pedoman Pelatihan Pengurangan Risiko Bencana yang Dimotori oleh Anak-anak di Sekolah dan Komunitas

31

Kapasitas adalah semacam kemampuan untuk

mengatasi suatu situasi sulit.

Hal itu berarti memiliki keterampilan dan

pengetahuan untuk memberikan tanggapan dan

melakukan persiapan terhadap suatu risiko.

Ada beberapa aspek dari kapasitas. Kapasitas untuk selamat dan sembuh dalam suatu situasi sulit meliputi keterampilan dan kemampuan untuk:

Berlari dengan cepat.

Berenang dengan cepat.

Memiliki dana untuk membangun rumah yang kuat di

daerah yang aman.

Tahu apa yang harus dilakukan dalam situasi krisis,

seperti menyimpan harta benda di tempat aman, menjaga stok makanan agar tetap kering, tidak meminum air yang terkontaminasi, dll.

Dengan dukungan yang tepat, kapasitas seseorang

dapat ditingkatkan dan dikembangkan. Kapasitas kelompok-kelompok yang rentan dapat diperkuat dengan cara:

Mempromosikan berbagai kesempatan bagi

orang-orang untuk mengakses informasi, termasuk menciptakan saluran informasi yang dapat diakses dengan mudah.

Meningkatkan kesadaran dan mendidik masyarakat

untuk menyadari kebutuhan kelompok-kelompok yang rentan.

Mengurangi kesenjangan antara orang-orang yang

rentan dan anggota masyarakat yang lainnya, termasuk melakukan tindakan untuk mengakhiri diskriminasi terhadap masyarakat marginal.

Memasukkan pelajaran mengenai persiapan bencana

(32)

2.8 Revisi definisi

Tujuan

Untuk memastikan bahwa anak-anak telah memperoleh pengertian yang jelas mengenai istilah-istilah dan konsep-konsep inti yang berhubungan dengan pengurangan risiko bencana.

Bahan-bahan

Dua bola, satu besar dan satu kecil (misalnya, bola sepak dan bola tenis).

Proses

Fasilitator mengkaji ulang definisi dari berbagai istilah

A.

seperti berikut.

Bahaya

adalah ancaman atau risiko yang disebabkan oleh manusia maupun

alam sehingga mengakibatkan kerusakan terhadap orang-orang, harta benda dan

lingkungan.

Bencana

adalah bahaya yang disebabkan oleh manusia maupun alam sehingga

menyebabkan kerugian dan kehancuran besar yang berimbas pada masyarakat

yang tidak memiliki kemampuan untuk menghadapinya.

Risiko

merupakan potensi di mana sesuatu yang buruk dan sesuatu yang

berbahaya bisa terjadi.

Penilaian

risiko adalah suatu survei atau suatu penelitian yang menginvestigasi/

mempelajari, memonitor dan mengantisipasi faktor-faktor yang terkombinasikan

untuk menciptakan potensi sehingga sesuatu yang buruk bisa terjadi dan

karenanya berbahaya bagi anak-anak dan orang dewasa dalam suatu komunitas.

Mengelola

atau mengurangi risiko berarti mengambil tindakan untuk membatasi

kemungkinan terjadinya hal buruk, bersiap-siaga sehingga risiko bencana bisa

dikurangi.

Siap-siaga

adalah membuat individu dan komunitas siap menghadapi potensi

bencana alam sehingga mereka bisa menghindari atau mengurangi korban jiwa

dan kerusakan terhadap harta benda dan lingkungannya.

Kerentanan

adalah potensi untuk lebih mudah terluka, tersakiti atau terkena

dampak.

(33)

Pedoman Pelatihan Pengurangan Risiko Bencana yang Dimotori oleh Anak-anak di Sekolah dan Komunitas

Pedoman Pelatihan Pengurangan Risiko Bencana yang Dimotori oleh Anak-anak di Sekolah dan Komunitas

33

Fasilitator dapat memilih untuk meminta anak-anak

B.

melakukan suatu permainan untuk memperkuat pengertian mereka mengenai istilah-istilah dan konsep-konsep kunci yang telah didiskusikan. Anak-anak tidak perlu memainkan keseluruhan permainan yang dijabarkan dalam langkah-langkah selanjutnya. Fasilitator meminta anak-anak untuk berdiri dalam

C.

suatu lingkaran dan kemudian menjelaskan pada mereka mengenai peraturan permainan. Ada dua bola yang harus dilemparkan dari satu anak ke anak lain. Bola pertama yang dilemparkan lebih besar daripada bola kedua. Bola yang besar dilemparkan secara berurutan mengitari lingkaran tersebut dari satu anak ke yang lain (bukan memotong lingkaran). Setelah bola yang besar melewati seluruh anak di lingkaran tersebut, bola yang lebih kecil akan mulai dilemparkan dengan cara yang sama. Siapapun yang menerima bola yang besar harus mencoba melemparkannya ke orang disampingnya dengan cepat sebelum bola yang kecil menyusul. Anak-anak yang memegang bola kecil harus mencoba untuk melemparkannya dengan cepat sehingga bisa menyusul bola yang besar. Permainan berakhir ketika bola kecil berhasil menyusul bola besar. Ketika hal ini terjadi akan sangat baik jika anak-anak berteriak untuk menandai ‘ledakannya’.

Fasilitator mengawali permainannya dengan

D.

melemparkan bola besar ke seorang anak, dan kemudian melemparkan bola yang kecil. Fasilitator mengijinkan anak-anak untuk memainkannya selama beberapa babak.

Pada akhir permainan, fasilitator menjelaskan bahwa

E.

bola yang besar diumpamakan sebagai sebuah bom dan bola yang kecil adalah korek apinya. Anak-anak harus mencoba membuat keduanya tidak bertemu di tempat yang sama karena akan ada bahaya yang besar bila bom dinyalakan dengan korek api.

(34)

Pelajaran yang bisa ditarik dari permainan tersebut

F.

memungkinkan fasilitator untuk menekankan bahwa kita bisa menganggap bom tersebut (bola yang besar) sebagai kerentanan komunitas dan korek apinya (bola yang kecil) sebagai bahaya yang mungkin terjadi. Suatu komunitas akan selamat bila bahaya dan kerentanan tidak melanggar jalurnya. Tetapi mungkin akan berbahaya bila ia melanggar jalurnya. Misalnya, tsunami merupakan bahaya. Kenyataan bahwa orang-orang tinggal di daerah berbahaya di mana tsunami bisa menyerang adalah kerentanan komunitas. Bila tsunami terjadi, potensi bahaya yang terjadi tinggi. Tetapi bila masyarakat telah siap untuk menghadapi kejadian semacam itu dan memiliki pengetahuan dan informasi mengenai situasi serupa, kapasitas orang-orang untuk menghadapi bencana dapat ditingkatkan dan risiko bencana dapat diturunkan.

(35)

Pedoman Pelatihan Pengurangan Risiko Bencana yang Dimotori oleh Anak-anak di Sekolah dan Komunitas

Pedoman Pelatihan Pengurangan Risiko Bencana yang Dimotori oleh Anak-anak di Sekolah dan Komunitas

35

2.9 Bahaya dan bencana di Indonesia

Tujuan

Untuk menaksir pengetahuan anak-anak mengenai bahaya dan bencana potensial di komunitas mereka dan untuk memastikan bahwa mereka menyadari situasi potensial semacam itu.

Peralatan

Dua lembar kertas flipchart (yang satu diberi judul ‘bahaya’ dan yang lain ‘bencana’), kartu-kartu dari kertas.

Proses

Fasilitator meminta anak-anak untuk menuliskan

A.

contoh-contoh bahaya dan bencana, yang mereka ketahui, pada kartu-kartu dari kertas.

Fasilitator meminta anak-anak untuk menempelkan

B.

kartu-kartu mereka pada salah satu dari dua flipchart tersebut sesuai dengan jawaban mereka apakah yang mereka tuliskan pada kartu tersebut termasuk bahaya atau bencana. Pada langkah ini, fasilitator akan melihat seberapa banyak anak-anak mengetahui tentang bahaya dan bencana.

Bila jawaban anak-anak mencakup seluruh

C.

kemungkinan bahaya yang terdapat di daerah tempat tinggal mereka, fasilitator boleh melanjutkan ke langkah berikutnya. Bila jawabannya belum mencakup seluruh situasi potensial, fasilitator harus menjelaskan lebih jauh seperti yang diuraikan di bawah ini.

(36)

Indonesia

Banjir

1.

Kecelakaan

2.

Badai

3.

Kekeringan

4.

Tanah longsor

5.

Kebakaran (termasuk kebakaran hutan)

6.

Gempa bumi

7.

Tumpahan zat kimia

8.

Wabah penyakit

9.

Tsunami

10.

Indonesia mengalami bahaya dan bencana yang disebabkan oleh baik manusia maupun alam. Beberapa bahaya, seperti tanah longsor dan banjir, berpotensi terjadi secara lebih sering dan karenanya menyebab-kan kerugian yang lebih besar.

(37)

Pedoman Pelatihan Pengurangan Risiko Bencana yang Dimotori oleh Anak-anak di Sekolah dan Komunitas

3

Peta

risiko dan sumber daya komunitas yang dikembangkan

oleh anak-anak ini bukan peta komunitas biasa. Dalam kasus ini,

peta tersebut akan mengidentifikasi siapa saja dan tempat mana

dalam komunitas yang berisiko atau aman ketika suatu kejadian

berbahaya terjadi. Anak-anak akan membuat peta tersebut dengan cara

mengumpulkan informasi dari komunitas sebagai dasar-dasar

untuk pembuatan peta. Mereka diharapkan untuk melakukan pengecekan

silang demi keakuratan informasi pada peta tersebut dengan dukungan

orang dewasa sebelum membagikannya kepada anggota masyarakat

lainnya. Anak-anak akan belajar untuk mengenali keuntungan-keuntungan

peta serupa dan mendapatkan keterampilan untuk membuatnya. Saat

anak-anak membantu orang dewasa di sekitarnya untuk menyusun

rencana pencegahan bencana, para orang dewasa diharapkan bisa

melihat berbagai cara di mana anak-anak mampu menyumbangkan

pekerjaan yang serius dan menguntungkan bagi komunitas mereka.

Pemetaan risiko dan

sumber daya

(38)
(39)

Pedoman Pelatihan Pengurangan Risiko Bencana yang Dimotori oleh Anak-anak di Sekolah dan Komunitas

39

3.1 Apa itu peta risiko dan sumber daya

komunitas?

Peta risiko dan sumber daya komunitas

adalah suatu sketsa daerah atau wilayah, yang dibuat

oleh orang-orang dalam suatu komunitas. Peta tersebut

menunjukkan risiko, kerentan, dan kapasitas komunitas

tersebut dan anggotanya dalam hubungannya dengan

bahaya potensial.

Tujuan

Untuk menjelaskan tujuan dan keuntungan dari terdapatnya peta risiko dan sumber daya komunitas dan untuk menguraikan langkah-langkah yang dilakukan dalam membuat peta serupa.

Peralatan

Kertas flipchart, kartu-kartu dari kertas (atau fotokopi informasi dalam kotak di bawah ini), spidol.

Proses

Fasilitator menjelaskan artinya peta risiko dan sumber

A.

daya komunitas dengan cara menuliskan kata kuncinya pada kartu-kartu dari kertas sehingga anak-anak akan mengerti dengan mudah dan jelas.

(40)

Fasilitator menjelaskan keuntungan membuat peta

B.

risiko dan sumber daya.

Peta risiko dan sumber daya dibuat untuk:

Membuat orang-orang dengan mudah memahami

dan mengetahui lokasi tempat-tempat di komunitas mereka baik yang berisiko maupun yang memiliki sumber daya.

Mencegah atau mengurangi dampak bahaya atau

bencana.

Membantu orang-orang dalam komunitas untuk

menghadapi bahaya.

Membantu orang-orang untuk menanggapi

suatu bahaya atau bencana melalui partisipasi komunitas.

Menyajikan hasil diskusi di masyarakat mengenai

berbagai risiko dan sumber daya.

Menyediakan ruang bagi anak-anak dan remaja

untuk berpartisipasi dalam pengurangan risiko bencana.

(41)

Pedoman Pelatihan Pengurangan Risiko Bencana yang Dimotori oleh Anak-anak di Sekolah dan Komunitas

Pedoman Pelatihan Pengurangan Risiko Bencana yang Dimotori oleh Anak-anak di Sekolah dan Komunitas

41

Fasilitator menjelaskan bahwa ada tiga tipe peta yang

C.

menerangkan mengenai risiko dan sumber daya dalam komunitas.

Peta bencana

● menunjukkan area-area di dalam dan

di dekat komunitas yang dapat terkena dampak dari suatu bahaya. Misalnya, peta mengenai wilayah di mana tsunami bisa menyerang menunjukkan area-area yang dapat dicapai gelombang air laut, sementara itu peta untuk daerah rawan banjir menunjukkan area-area yang dapat terkena banjir, dan peta untuk tanah longsor menunjukkan area-area yang dapat tertimpa reruntuhan tanah yang longsor ke suatu desa. Tiap peta menandai zona-zona bahaya dan aman.

Peta risiko

● menunjukkan lokasi suatu bahaya

potensial dan kerentanan komunitas, seperti bangunan kurang stabil yang bisa hancur atau lokasi di mana berbagai kelompok yang kesulitan menghindari bencana berlokasi.

Peta risiko dan sumber daya

● menunjukkan

tempat-tempat di mana bencana dapat terjadi, kerentanan komunitas, dan berbagai risiko dan sumber daya komunitas, termasuk kapasitas seperti tempat berkumpul yang aman, pusat pertolongan pertama, pusat pengumuman dengan menggunakan radio dan drum pemberi peringatan di desa.

(42)

Gambarlah sebuah peta dasar atau peta komunitas yang

1.

menunjukkan informasi dasar yang telah dikenal masyarakat seperti lokasi perumahan, tempat umum, jal an, zona berbahaya, dll. Alokasikanlah berbagai peran dan tanggung jawab bagi anggota

2.

grup selama proses penelitian dan pemetaan.

Lakukanlah persiapan sebelum melaksanakan kerja lapangan

3.

sehingga pertanyaan-pertanyaannya telah didesain dan setiap orang mengerti dengan jelas mengenai bagaimana cara mengumpulkan informasi.

Laksanakanlah survei komunitas untuk mengidentifikasi “risiko”

4.

dan “sumber daya” yang dimiliki komunitas.

Diskusikanlah dan analisalah informasi yang telah diperoleh,

5.

terutama informasi mengenai berbagai risiko dan sumber daya. Gambarlah temuan-temuannya pada suatu peta komunitas.

6.

Cek silang keakuratan informasi dalam peta dengan bantuan para

7.

ahli dalam komunitas tersebut, perbaikilah sesuai kebutuhan. Letakkanlah peta tersebut di tempat umum di komunitas yang

8.

bersangkutan.

Gunakanlah peta tersebut sebagai panduan untuk

9.

mengembangkan rencana kesiap-siagaan, atau gunakanlah

Sembilan langkah

Fasilitator membagikan kartu kepada anak-anak yang

D.

berisi informasi di atas atau dengan menuliskannya pada selembar flipchart.

Fasilitator menjelaskan pada anak-anak bahwa proses

E.

untuk memproduksi peta risiko dan sumber daya komunitas terdiri atas sembilan langkah.

(43)

Pedoman Pelatihan Pengurangan Risiko Bencana yang Dimotori oleh Anak-anak di Sekolah dan Komunitas

Pedoman Pelatihan Pengurangan Risiko Bencana yang Dimotori oleh Anak-anak di Sekolah dan Komunitas

43

3.2 Pemetaan dasar

Tujuan

Untuk membantu anak-anak menentukan informasi dasar mengenai komunitas yang seperti apakah yang berguna bagi pembuatan peta risiko dan sumber daya komunitas.

Peralatan

Foto kopi peta dasar (seperti peta dasar Patong dibawah ini), kertas flipchart atau kertas karton, spidol dan pensil berwarna.

Peta dasar: Pa Tong

Sumber: Asian Resource Foundation,

(44)

Peta yang dibuat oleh anak-anak akan merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku mereka. Fasilitator dapat belajar mengenai anak-anak dengan cara melihat peta yang mereka buat. Peta tersebut dapat digunakan sebagai alat untuk evaluasi dan wawancara ketika anak-anak

Catatan bagi fasilitator

Proses

Fasilitator menjelaskan kepada anak-anak bahwa suatu

A.

peta dasar menunjukkan informasi dasar mengenai komunitas, seperti tempat-tempat umum, perumahan dan bangunan-bangunan lainnya, jalan-jalan, dll. Fasilitator membagi anak-anak menjadi tiga grup dan

B.

memberi mereka masing-masing contoh peta dasar. Anak-anak diminta untuk melihat peta tersebut dan memperhatikan jenis informasi yang ditunjukkan. Fasilitator meminta tiap kelompok untuk

C.

mempresentasikan temuan mereka, dan kemudian merangkum informasi yang ditunjukkan di peta dasar tersebut.

Fasilitator meminta tiap grup untuk membuat suatu

D.

peta dasar komunitas mereka sendiri, dengan menggunakan kertas flipchart atau kertas karton dan pensil warna. Beri mereka waktu 30 menit untuk melaksanakan tugas ini.

Fasilitator meminta tiap grup untuk mempresentasikan

E.

temuan-temuan mereka, dan kemudian merangkum presentasinya, dengan menekankan berbagai informasi mengenai tempat umum, sumber daya, rumah para pemimpin komunitas, dll.

Fasilitator menyusun kesimpulan dengan menunjukkan

F.

bahwa semua anak-anak bisa berpartisipasi dalam membuat suatu peta dasar kerena mereka adalah anggota dari komunitas tersebut.

(45)

Pedoman Pelatihan Pengurangan Risiko Bencana yang Dimotori oleh Anak-anak di Sekolah dan Komunitas

Pedoman Pelatihan Pengurangan Risiko Bencana yang Dimotori oleh Anak-anak di Sekolah dan Komunitas

45

3.3 Persiapan sebelum kerja lapangan

Tujuan

Mempersiapkan anak-anak dalam melaksanakan kerja lapangan yang melibatkan observasi lingkungan fisik dan sosial mereka dan kontak dengan anggota masyarakat untuk mengumpulkan informasi untuk membuat peta komunitas.

Proses

Fasilitator meminta anak-anak untuk memikirkan

A.

topik dan masalah apakah yang menurut mereka perlu ditanyakan kepada orang-orang ketika mereka sedang melaksanakan kerja lapangan dengan cara mewawancarai orang-orang dalam komunitas yang bersangkutan. Fasilitator bisa bertanya, “Apabila kalian melakukan penelitian mengenai pencegahan bencana di komunitas, hal apakah yang menurut kalian menarik? Informasi apakah yang ingin kalian ketahui?”

Fasilitator menjelaskan pada anak-anak bahwa

B.

pertanyaan-pertanyaan ini akan menjadi panduan bagi mereka saat mereka mengumpulkan informasi. Jawaban dari para anggota masyarakat akan digunakan untuk membuat peta risiko dan sumber daya komunitas juga sebagai kampanye pendidikan (yang akan didiskusikan nanti).

Fasilitator membagi anak-anak, sesuai dengan

C.

keinginan mereka, menjadi tiga grup. Grup kesehatan, grup komunitas dan grup lingkungan. Fasilitator boleh mengatur grup-grup tersebut dengan cara yang berbeda tergantung komunitas target yang bersangkutan.

(46)

Grup kesehatan:

Menyelidiki masalah-masalah kesehatan seperti sumber-sumber kontaminasi/ pencemaran (air, makanan, zat kimia, dll), pembawa penyakit (serangga, ternak, dll), pengaturan sampah dan san itasi, layanan-layanan kesehatan, personel kesehatan, masalah kesehatan yang ada dan kelompok-kelompok yang rentan terhadap masalah kesehatan.

Grup sosial dan komunitas:

Menyelidiki masalah-masalah sosial di komunitas, lokasi kelompok-kelompok dan individu yang rentan terhadap bencana, akses pendidikan bagi anak-anak dan orang lain, dan status dan lokasi orang dengan berbagai status etnis.

Grup lingkungan:

Menyelidiki masalah-masalah lingkungan seperti kondisi perumahan dan bangunan lainnya (kekuatannya), infrastruktur komunitas seperti air dan pipa gas, kabel listrik, dan jalan-jalan dan jembatan-jembatan, dll. Grup ini juga harus mempelajari kondisi lingkungan komunitas tersebut, lokasi sungai dan keadaan tepian sungai, lokasi hutan bakau, lokasi tanaman panen, dll.

Setelah anak-anak bergabung dalam grup, fasilitator

D.

berbicara dengan setiap grup untuk memastikan bahwa anak-anak memahami masalah-masalah yang telah ditugaskan pada mereka untuk dikerjakan dan pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan pada mereka. Fasilitator mendiskusikan metode wawancara dan membantu anak-anak membagi tugas bagi tiap anak di dalam kelompok itu sendiri (mewawancarai, mencatat, menggambar peta, dll), menurut informasi di bawah ini.

(47)

Pedoman Pelatihan Pengurangan Risiko Bencana yang Dimotori oleh Anak-anak di Sekolah dan Komunitas

Pedoman Pelatihan Pengurangan Risiko Bencana yang Dimotori oleh Anak-anak di Sekolah dan Komunitas

47

Masalah-masalah untuk diselidiki

Lingkungan

Kesehatan

Komunitas

Pusat ● pelayanan kesehatan, PusKesMas dan rumah sakit Personel layanan ● kesehatan seperti pekerja PusKesMas (dokter, perawat, para asisten kesehatan lainnya) dan sukarelawan layanan kesehatan Pengelolaan ● sampah dan sanitasi Sumber-sumber ● penyakit dan pembawa penyakit Lokasi ● orang-orang yang memiliki masalah kesehatan.

Siapa saja yang

● termasuk kelompok- kelompok dan individu yang rentan dan di mana mereka tinggal? (Anak-anak, para manula, penyandang cacat, kelompok etnik tertentu, dll) Sekolah: Apakah ● semua anak-anak di komunitas tersebut bersekolah? Di manakah mereka yang tidak bersekolah? Tempat-tempat ● dan pusat-pusat pertemuan komunitas dan siapa saja yang menggunakannya. Lembaga-lembaga ● apakah yang bekerja di dalam komunitas tersebut dan apakah yang mereka lakukan? Area-area dan ● rute-rute aman untuk evakuasi Kestabilan ● rumah dan bangunan- bangunan lainnya Kondisi ● infrastruktur seperti fasilitas air, kabel listrik, pipa gas, jalan-jalan dan jembatan-jembatan Keadaan tepian

sungai, dermaga, dan lokasi hutan bakau, tanaman panen, dll. Perangkat dan

(48)

Tujuan wawancara

1. Bahaya dan risiko

Apakah orang-orang di komunitas tersebut tahu

mengenai bahaya dan risiko yang terdapat di dalam komunitas tersebut?

Apakah orang-orang mengetahui letak area-area berbahaya

tersebut?

Apakah orang-orang mengetahui kelompok atau individu

yang termasuk rentan?

Apakah orang-orang tahu jenis perilaku seperti apakah

yang bisa menyebabkan risiko atau bencana?

2. Rencana komunitas

Apakah komunitas tersebut memiliki rencana pencegahan

bencana?

Bila iya, ditujukan untuk apakah rencana persiapan tersebut

dan siapa yang membuatnya?

Bagaimana rencana tersebut disebarkan ke masyarakat

dalam komunitas tersebut? Apakah semua orang tahu tentang rencana tersebut?

3. Partisipasi anak dan remaja

Bagaimana anak-anak berpartisipasi dalam urusan-urusan

komunitas?

Apakah anak-anak memiliki kesempatan untuk

berpartisipasi dalam berbagai pertemuan (dengan orang dewasa)? Bila iya, bagaimana hal ini dilaksanakan? Apakah anak-anak percaya diri untuk mengekspresikan

opini mereka di depan publik mengenai urusan komunitas? Apakah anak-anak mengerti mengenai bahaya, rute menyelamatkan diri, tempat aman bagi komunitas, dll? Dan bila iya, bagaimana mereka mengetahuinya? Bila tidak, apakah mereka ingin tahu mengenai hal ini?

(49)

Pedoman Pelatihan Pengurangan Risiko Bencana yang Dimotori oleh Anak-anak di Sekolah dan Komunitas

Pedoman Pelatihan Pengurangan Risiko Bencana yang Dimotori oleh Anak-anak di Sekolah dan Komunitas

49

3.4 Ketika anak-anak berada di lapangan

Tujuan

Mengumpulkan informasi untuk pembuatan peta risiko dan sumber daya komunitas.

Proses

Fasilitator harus berkoordinasi dengan anggota

A.

masyarakat mengenai kunjungan lapangan anak-anak sebelum melaksanakan kunjungan tersebut.

Fasilitator mengorganisir anak-anak menjadi tiga

B.

grup untuk mengunjungi para individu di komunitas sesuai dengan area grup yang diminati. Mereka akan mengumpulkan informasi sesuai dengan panduan di atas, dengan cara pengamatan dan diskusi (misalnya dalam kelompok terbatas/ focus group dan wawancara dengan narasumber utama seperti para pemimpin komunitas, pegawai negeri dan lembaga-lembaga eksternal yang bekerja di masyarakat).

(50)

Mengapa membentuk kelompok terbatas?

Untuk mendorong anggota masyarakat untuk berpikir

mengenai pengurangan risiko bencana.

Untuk mengumpulkan informasi mengenai pengalaman

dengan bencana sebelumnya.

Untuk mendorong orang dewasa untuk menjadi rekanan

yang mendukung kegiatan pemetaan.

Saran-saran pelaksanaan

Fasilitator atau orang lain yang bekerja dengan anak-anak

harus menjelaskan kepada orang dewasa yang menjadi sasaran kelompok terbatas mengapa anak-anak ingin mengorganisir diskusi tersebut.

Gunakan bahasa yang sederhana dan sesuai dengan

orang dewasa yang berpartisipasi.

Berbicaralah dengan orang dewasa mengenai konsep

pengurangan risiko bencana, dan jelaskan mengenai bahaya, kerentanan, kapasitas dan risiko dengan menggunakan istilah-istilah yang mudah.

Doronglah semua orang di dalam kelompok terbatas

tersebut untuk berbagi pendapat dengan setara.

Pilihlah tempat dan waktu yang sesuai. Tempat

pertemuan harus yang tenang dan nyaman. Waktunya harus disesuaikan dengan waktu yang dimiliki oleh orang-orang dewasa yang hadir.

Ciptakanlah suasana yang bersahabat.

Hormatilah pendapat seluruh peserta.

Panduan untuk melaksanakan

diskusi kelompok terbatas

Gambar

Foto kopi peta dasar (seperti peta dasar Patong dibawah ini), kertas flipchart  atau kertas karton, spidol dan pensil berwarna

Referensi

Dokumen terkait

dengan daftar isian dokumen kualifikasi perusahaan saudara pada aplikasi SPSE, yang akan. dilaksanakan

Fokuskan penelitian ini keadilan Sosial dalam perspektif al- Qur‘an dan Pancasilapada keadilan sosial serta penafsiran ayat-ayat al-Q ur‘a n yang berkaitan dengan kehidupan

Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian Kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu..

Novelina Lumbanraja (2010), Pemerolehan Leksikal Nomina Bahasa Angkola Anak Usia 3-4 Tahun , Dari data yang diperoleh, hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pemerolehan

Data laju tumbuh relatif (Tabel 1) menunjukan bahwa pemberian pupuk kascing 15 ton/ha yang diberi mikoriza 10 g/tanaman menghasilkan laju tumbuh relatif tanaman

Jagung PRG C7 yang disemprot dengan glifosat berpengaruh nyata terhadap peningkatan pertumbuhan (tinggi tanaman, jumlah daun, panjang daun,lebar daun) dan

Penelitian ini dilakukanuntuk menguji kembali pengaruh pengungkapan pertanggungjawabansosial perusahaan terhadap kepemilikan saham institusional pada

Gowa, sejak itulah perpustakaan mulai berbenah diri serta mengejar ketertinggalan seperti suatu program dengan bekerja sama dengan orang-orang teknologi informasi (TI)