• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

31

BAB IV

ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan operasi PT ASABRI (Persero) dilandasi oleh Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 1971, yang menjelaskan bahwa ASABRI adalah suatu jaminan sosial bagi prajurit ABRI dan PNS Dephankam-ABRI yang memberikan perlindungan terhadap risiko karena berkurang atau hilangnya penghasilan prajurit ABRI dan PNS yang bersangkutan yang dilaksanakan secara wajib berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tujuan perusahaan adalah turut serta melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya.

A. Kebijakan Akuntansi PT ASABRI (Persero)

Sebagai awal pembahasan mengenai penerapan pengakuan pendapatan dan beban, akan dijelaskan kebijakan akuntansi yang diterapkan di PT ASABRI (Persero).

PT ASABRI (Persero) berkeyakinan bahwa laporan keuangan telah patuh pada Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Kepatuhan terhadap SAK didasarkan bahwa laporan keuangan telah menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja dan arus kas. Pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi dalam mencapai penyajian laporan keuangan secara wajar telah sesuai dengan SAK terkait.

(2)

32

Dasar penyusunan penyajian laporan keuangan PT ASABRI (Persero) adalah :

a. Bentuk laporan keuangan disusun berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan – Departemen Keuangan No. Kep-4033/LK/2004 tanggal 14 September 2004 tentang Bentuk dan Susunan Laporan Usaha Perasuransian serta Bentuk dan Susunan Pengumuman Laporan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaaan Reasuransi, diatur dalam pasal 2 huruf d sebagai Perusahaan Asuransi Jiwa dengan Prinsip Konvensional. Laporan Keuangan juga disusun mengikuti Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 36 tanggal 26 April 1996 tentang Akuntansi Asuransi Jiwa.

b. Dewan Standar Akuntansi Keuangan pada tanggal 18 Mei 2011 telah mengesahkan PSAK No. 36 revisi 2011 tentang Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa menggantikan PSAK No. 36 tahun 2006 dan dinyatakan berlaku efektif 1 Januari 2012. Pelaksanaan PSAK 36 revisi 2011 terkait dengan penerapan PSAK no. 62 tahun 2011 tentang Kontrak Asuransi yang juga dinyatakan berlaku secara efektif tanggal 1 Januari 2011. Secara khusus Perusahaan belum membuat suatu kontrak asuransi bagi peserta Prajurit TNI, Anggota Polri dan PNS Kemhan/Polri. Perusahaan berusaha untuk dapat menerapkan PSAK tersebut pada saat tanggal efektifnya.

c. Dewan Standar Akuntansi Keuangan pada tanggal 15 Desember 2009 telah mengesahkan PSAK 1 revisi 2009 tentang Penyajian Laporan Keuangan menggantikan PSAK 1 Revisi 1998 dan dinyatakan berlaku efektif 1 Januari

(3)

33

2011. Bentuk dan susunan penyajian laporan keuangan Perusahaan mengikuti PSAK 1 Revisi 2009, dengan melakukan reklasifikasi pada beberapa pos-pos laporan keuangan tahun 2010. Reklasifikasi dilakukan pada susunan Aset an Liabilitas.

d. Laporan arus kas disusun berdasarkan PSAK No. 2 revisi 2009 dengan menggunakan metode langsung dan arus kas dikelompokkan atas dasar kegiatan operasi, investasi dan pendanaan. Untuk tujuan laporan arus kas, kas mencakup kas, bank dan investasi jangka pendek yang jatuh tempo dalam waktu 3 (tiga) bulan atau kurang.

e. Ketidakpastian dalam pembentukan estimasi Liabilias Manfaat Peserta Masa Depan (Cadangan Premi) dan Estimasi Liabilitas Klaim (Cadangan Santunan) dapat mengakibatkan terjadinya ketidaktepatan dalam pembebanan periode biaya. Sosialisasi santunan kepada Peserta berdampak terjadinya perubahan estimasi akuntansi. PSAK No. 5 Reformat 2007 tentang Laba atau Rugi Bersih untuk Periode Berjalan, Kesalahan Mendasar, dan Perubahan Kebijakan Akuntansi paragraf 25 (b) mengatur mengenai perubahan estimasi akuntansi harus dimasukkan dalam perhitungan laba atau rugi bersih dalam periode perubahan tersebut dan periode-periode yang akan datang, jika perubahan tersebut memengaruhi keduanya.

f. Pedoman kebijakan akuntansi Perusahaan tertuang dalam Surat Keputusan Direksi Perusahaan Nomor Skep/139-AS/XI/2007 tanggal 30 November 2007 tentang Petunjuk Administrasi Keuangan dan Akuntansi Dana Santunan Perusahaan.

(4)

34

Secara umum Perusahaan mengakui dan mencatat pendapatan dan biaya berdasarkan accrual basis.

B. Perhitungan Premi Asuransi

Besaran premi yang harus dibayarkan kepada PT ASABRI (Persero) sudah ditentukan besarannya sesuai dengan Keputusan Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 1974, terakhir dengan Keputusan Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1977, yang menjelaskan bahwa kewajiban Peserta adalah memberikan iuran sebesar 3,25% dari gaji pokok + tunjangan istri + tunjangan anak. Premi yang dibayarkan merupakan kewajiban yang harus dilakukan peserta tiap bulannya dan akan dipotong secara otomatis.

Penentuan besaran premi pada perusahaan lebih dipengaruhi persentase tingkat penghasilan peserta dimana tarif premi asuransi pada umumnya ditentukan berdasarkan risiko yang akan kemungkinan terjadi dan juga tergantung pada keadaan pasar, komisi serta biaya-biaya.

Besaran premi yang dibayarkan akan dihitung sebagai pendapatan premi tanpa ada pengurang beban komisi ataupun beban reasuransi. Tidak terdapat beban komisi karena kepersertaan asuransi PT ASABRI (Persero) akan dimulai secara otomatis sejak peserta asuransi menjadi anggota TNI/POLRI dan PNS Kemhan/Polri. Selain hal tersebut, perusahaan tidak mengasuransikan polis kepada perusahaan reasuransi.

Premi yang diterima oleh perusahaan tidak diterima secara langsung melelui peserta melainkan melalui pihak ketiga, yaitu Departemen Keuangan

(5)

35

Republik Indonesia. Hal ini diatur dalam dalam Peraturan Dirjen Perbendaharaan No. Per-37/PB/2006 tanggal 4 Agustus 2006 tentang Pengelolaan Perhitungan Pihak Ketiga (PFK) diperbaharui dengan Peraturan Dirjen Perbendaharaan No. Per-48/PB/2008 tanggal 3 November 2008, dan diperbaharui kembali dengan Peraturan Dirjen Pajak No. Per-33/PB/2010 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan No. Per-37/PB/2006 Tentang Pengelolaan Perhitungan Pihak Ketiga. Premi tersebut dicatat sebagai pendapatan setelah diterima Surat Ketetapan dari Direktorat Jenderal Perbendaharaan Departemen Keuangan mengenai jumlah Perhitungan Pihak Ketiga (SKP-PFK).

C. Analisis Pengakuan Pendapatan dan Beban 1. Analisis Pengakuan Pendapatan

Pendapatan premi pada PT ASABRI (Persero) masuk dalam kategori premi kontrak jangka pendek sesuai dengan produk-produk asuransi yang dimiliki. Perusahaan dalam melakukan pencatatan pendapatan premi, dimulai pada saat terjadinya penerbitan polis asuransi, yaitu pada saat tertanggung telah didaftarkan dan dilaporkan oleh Kesatuan tempat bertugas kepada PT ASABRI (Persero).

Perusahaan dalam kegiatannya tidak menerima pembayaran premi secara langsung dari para pesertanya. Hal ini dikarenakan peserta asuransi merupakan anggota TNI/Polri dan PNS Kemhan/Polri dimana premi asuransi dipotong secara langsung setiap bulannya oleh instansi terkait dan akan disetorkan kepada

(6)

36

Direktorat Jenderal Anggaran Departemen Keuangan RI (DJA Depkeu) dan baru akan dibayarkan kepada perusahaan.

Premi yang dibayarkan kepada perusahaan diterima langsung dari Direktorat Jenderal Anggaran Departemen Keuangan RI (DJA Depkeu) melalui Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) dan dicatat sebagai pendapatan setelah diterima Surat Ketetapan dari Direktorat Jenderal Perbendaharaan Departemen Keuangan mengenai jumlah Perhitungan Pihak Ketiga (SKP-PFK) bulanan. Premi diterima melalui pemindah bukuan/transfer pembukuan. Besaran premi yang diterima merupakan sejumlah dana yang dipotong langsung dari gaji pokok pegawai negeri dan tunjangan keluarga, serta iuran asuransi kesehatan yang disetor oleh provinsi/kabupaten/kota.

Premi yang diterima oleh Direktorat Jenderal Anggaran Departemen

Keuangan RI (DJA Depkeu) pada bulan yang sama, akan dibayarkan ke PT ASABRI (Persero) pada bulan berikutnya. Akan tetapi perusahaan sudah

mengakui sebagai pendapatan premi pada saat iuran dibayarkan kepada Direktorat Jenderal Anggaran Departemen Keuangan RI (DJA Depkeu). Jurnal pencatatan :

Pada saat iuran dibayarkan kepada DJA Depkeu :

Piutang Premi iuran THT & P xx

Premi iuran THT & P xx

Contoh transaksi :

Pada bulan November 2011, terjadi pembayaran kepada DJA Depkeu dari TNI

(7)

37

PT ASABRI mengakui transaksi ini sebagai pendapatan walaupun belum terjadi pembayaran kepada PT ASABRI (Persero).

Jurnal untuk mencatat pendapatan premi bulan November 2011 (lampiran 2):

Piutang premi Rp. 65.240.275.345,00

Premi TNI Rp. 33.296.731.858,00

Premi POLRI Rp. 31.313.543.487,00

Premi yang sudah dipindah bukukan diteliti kebenarannya dan dicocokkan satu sama lain bukti pemindah bukuan dengan Bukti Penerimaan dari Bank oleh Seksi Kas/bank. Dokumen/bukti kas akan diserahkan kepada Seksi Buku Santunan yang akan meneliti keabsahan/kebenarannya. Setelah diklarifikasi, maka akan diberi kode pembukuan dan dicatat dalam buku jurnal. Jurnal pencatatan : Pada saat menerima transfer dana iuran dari DJA Depkeu :

Giro xx

Piutang Premi iuran THT & P xx

Contoh transaksi :

Terdapat setoran ke rekening umum BRI Krekot untuk penerimaan premi POLRI bulan November 2011 sebesar Rp. 31.313.543.487,00.

Jurnal pencatatan (lampiran 3):

Giro BRI Krekot (Rek. Umum) Rp. 31.313.543.487,00

Piutang Premi Rp. 31.313.543.487,00

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis menarik kesimpulan bahwa pendapatan premi asuransi diakui secara accrual pada saat terjadi pemotongan

(8)

38

iuran asuransi. Atau dengan kata lain pada saat sudah terjadi persetujuan untuk membayarkan premi.

Pada PT ASABRI (Persero) tidak terdapat premi reasuransi, komisi reasuransi dan kenaikan (penurunan) premi yang belum merupakan pendapatan sebagai faktor yang mengurangi atau menambah premi yang diterima. Premi asuransi dibayarkan setiap bulannya kepada perusahaan selama masa pertanggungan. Hal ini menyebabkan premi diakui sebagai pendapatan secara merata sepanjang periode kontrak. Hal ini telah sesuai dengan PSAK No. 36.

2. Analisis Pengakuan Beban

Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi keuangan No. 36 menyatakan bahwa perusahaan asuransi dalam pencatatan beban klaim dan manfaat terdiri dari klaim dan manfaat, klaim reasuransi, kenaikan (penurunan) kewajiban manfaat polis masa depan dan estimasi kewajiban klaim.

a) Klaim dan Manfaat

Perusahaan akan mengganti kerugian terhadap peserta jika klaim tersebut sesuai memenuhi syarat-syarat sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dalam memastikan kerugian klaim, perusahaan melakukan klarifikasi mengenai hal-hal yang menyangkut peristiwa tersebut. Berdasarkan klarifikasi yang sudah ditentukan, perusahaan menentukan hak-hak apakah yang diterima oleh para pesertanya. Berdasarkan keputusan tersebut, perusahaan menentukan besaran klaim yang akan diterima oleh pesertanya.

(9)

39 Jurnal pencatatan pada saat klaim disetujui:

Beban klaim (santunan...) xx

Hutang klaim (santunan Y.A.B) xx

Pembayaran klaim yang dilakukan oleh perusahaan tidak dibayarkan kepada masing-masing individu melainkan melalui pihak ketiga yaitu Kantor Pos dan Bank-bank yang memiliki kerja sama dengan perusahaan.

Jurnal pencatatan pada saat pembayaran klaim: Pada saat melakukan pembayaran klaim :

Santunan .... xx

Giro xx

Contoh transaksi :

Pada bulan November, terdapat klaim santunan sebagai berikut :

Santunan Pensiun : Rp. 1.394.877.010,00

Santunan Meninggal Aktif : Rp. 683.814.140,00

Santunan Berhenti : Rp. 12.464.200,00

Santunan Meninggal Pensiun : Rp. 252.000.000,00

BP Istri : Rp. 129.000.000,00

BP Anak : Rp. 4.000.000,00

Sant. Cacat Ringan OPSKAM : Rp. 30.000.000,00 Sant. Cacat Ringan Seroja : Rp. 12.500.000,00

Terdapat potongan dari klaim santunan untuk membayar hutang perumahan kepada YKPP sebesar Rp. 50.357.150,00.

(10)

40

Jurnal pencatatan pada saat klaim disetujui untuk dibayarkan (lampiran 4):

Santunan Pensiun Rp. 1.394.877.010,00

Santunan Meninggal Aktif Rp. 683.814.140,00

Santunan Berhenti Rp. 12.464.200,00

Santunan Meninggal Pensiun Rp. 252.000.000,00

BP Istri Rp. 129.000.000,00

BP Anak Rp. 4.000.000,00

Sant. Cacat Ringan OPSKAM Rp. 30.000.000,00 Sant. Cacat Ringan Seroja Rp. 12.500.000,00

Hutang YKPP Rp. 50.357.150,00

Santunan Pensiun Y.A.B Rp. 1.372.248.500,00

Santunan Meninggal Aktif Y.A.B Rp. 656.085.500,00 Santunan Berhenti Y.A.B Rp. 12.464.200,00 Santunan Meninggal Pensiun Y.A.B Rp. 252.000.000,00

BP Istri Y.A.B Rp. 129.000.000,00

BP Anak Y.A.B Rp. 4.000.000,00

Sant. Cacat Ringan OPSKAM Y.A.B Rp. 30.000.000,00 Sant. Cacat Ringan Seroja Y.A.B Rp. 12.500.000,00

Jurnal untuk mencatat pembayaran klaim (lampiran 5):

Santunan Pensiun Y.A.B Rp. 1.372.248.500,00

Santunan Meninggal Aktif Y.A.B Rp. 656.085.500,00 Santunan Berhenti Y.A.B Rp. 12.464.200,00

(11)

41

Santunan Meninggal Pensiun Y.A.B Rp. 252.000.000,00

BP Istri Y.A.B Rp. 129.000.000,00

BP Anak Y.A.B Rp. 4.000.000,00

Sant. Cacat Ringan OPSKAM Y.A.B Rp. 30.000.000,00 Sant. Cacat Ringan Seroja Y.A.B Rp. 12.500.000,00

Giro BRI Krekot (SBP ON LINE) Rp. 2.468.298.200,00

b) Klaim Reasuransi

Pada PT ASABRI (Persero) tidak terdapat jasa reasuransi sehingga tidak terdapat klaim reasuransi.

c) Liabilitas Manfaat Polis Masa Depan dan Estimasi Kewajiban Klaim

Liabilitas Manfaat Polis Masa Depan merupakan kewajiban Perusahaan kepada Peserta yang akan mengajukan klaim di masa yang akan datang, yang besarnya dihitung setiap akhir tahun periode oleh Bagian Aktuaria dengan Metode Cadangan Premi Netto dan dievaluasi kembali oleh Aktuaris Independen yang akan menerbitkan Laporan Aktuaris Kewajiban Manfaat Polis Masa Depan (Cadangan Premi).

Jurnal pencatatan :

Kenaikan/penurunan manfaat peserta masa depan xx

Kewajiban peserta masa depan xx

Contoh transaksi :

Pada bulan Oktober berdasarkan perhitungan bagian aktuaria terjadi kenaikan kewajiban manfaat polis masa depan sebesar Rp. 75.279.548.515,00.

(12)

42 Jurnal pencatatan (lampiran 6):

Kenaikan manfaat peserta masa depan Rp. 75.279.548.515,00.

Kewajiban peserta masa depan Rp. 75.279.548.515,00.

Estimasi liabilitas klaim merupakan cadangan santunan yang dibentuk untuk memenuhi kewajiban Perusahaan terhadap peserta asuransi yang diperhitungkan jatuh tempo namun belum mengajukan klaim untuk jenis Santunan Asuransi (SA). Cadangan tersebut dibentuk untuk peserta yang telah memasuki usia pensiun namun belum mengajukan klaim berdasarkan data yang tersedia. Cadangan santunan dihitung setiap akhir periode (bulan) didasarkan hasil perhitungan Bagian Aktuaria dan Bagian Asuransi Perusahaan.

Jurnal pencatatan pengakuan estimasi liabilitas klaim :

Kenaikan/Penurunan estimasi kewajiban klaim xx

Estimasi kewajiban klaim xx

Contoh transaksi :

Berdasarkan perhitungan oleh Bagian Aktuaria dan Bagian Asuransi Perusahaan

terdapat klaim yang seharusnya jatuh tempo bulan November 2011 sebesar Rp. 20.654.524.800,00.

Jurnal pencatatan (lampiran 7) :

Kenaikan estimasi kewajiban klaim Rp. 20.654.524.800,00.

(13)

43

Jurnal pada saat terjadi pembayaran klaim yang sudah jatuh tempo :

Santunan Pensiun xx

Kenaikan Estimasi Kewajiban Klaim xx Contoh transaksi:

Terjadi transaksi pengajuan klaim oleh peserta yang sudah mengajukan klaim namun belum melengkapi persyaratan. Pada saat sudah melengkapi persyaratan, peserta berhak mendapatkan Rp. 12.266.494.352,00.

Jurnal pencatatan (lampiran 8) :

Santunan Pensiun Rp. 12.266.494.352,00.

Kenaikan estimasi kewajiban klaim Rp. 12.266.494.352,00.

Jurnal untuk mengakui realisasi estimasi kewajiban klaim yang diakui sebagai beban klaim :

Estimasi kewajiban klaim xx

Santunan Pensiun xx

Contoh transaksi :

Berdasarkan data pensiun yang masuk ke perusahaan, maka dapat diketahui estimasi kewajiban klaim yang sudah dapat diakui sebagai beban sebesar Rp. 36.866.648.600,00.

Jurnal pencatatan (lampiran 9) :

Estimasi kewajiban klaim Rp. 36.866.648.600,00.

(14)

44

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa dalam pengakuan beban yang diterapkan oleh perusahaan telah sesuai dengan PSAK No. 36. Hal ini dapat dilihat beban klaim yang diakui perusahaan meliputi klaim yang telah disetujui, klaim dalam proses penyelesaian, klaim yang terjadi namun belum dilaporkan.

D. Proses Penandingan Pendapatan dan Beban (Matching Concept)

Setiap perusahaan memerlukan informasi yang akurat mengenai laba periodik dan posisi keuangan, maka diperlukan adanya laporan yang wajar antara pendapatan dan beban dalam periode yang sama. Biaya yang dikeluarkan belum tentu menghasilkan pendapatan. Semua pendapatan yang diperoleh merupakan pendapatan tahun berjalan dan tidak semua biaya yang dikeluarkan merupakan beban tahun berjalan. Pengakuan pendapatan dan beban yang diterapkan perusahaan pada dasarnya dilakukan untuk menyusun laporan periodik.

Untuk memenuhi konsep penandingan antara beban dan pendapatan, maka setiap premi yang diterima oleh perusahaan harus disisihkan menjadi pendapatan premi yang ditangguhkan yang disebut sebagai liabilitas manfaat polis masa depan. Tujuan dari pembentukan liabilitas manfaat polis masa depan adalah sebagai cadangan premi untuk menjamin perusahaan untuk memenuhi kewajibannya dalam membayarkan klaim. Dengan adanya liabilitas manfaat polis masa depan, maka konsep penandingan antara beban dan pendapatan terpenuhi.

Kelanjutan dalam proses pencatatan pendapatan dan beban yang telah dilakukan adalah menyusun laporan laba rugi. Laporan laba rugi dibuat dengan

(15)

45

tujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Laporan laba rugi akan menunjukkan kinerja perusahaan. Penyajian laporan laba rugi pada PT ASABRI (Persero) adalah sebagai berikut (dalam ribuan rupiah):

2011 2010

PENDAPATAN 1. Pendapatan premi

(Pendapatan premi disajikan sebesar nilai premi yang diterima oleh perusahaan)

766.502.826 687.404.686

2. Hasil investasi

(Hasil investasi disajikan sebesar pendapatan investasi yang diterima oleh perusahaan pada akhir periode berjalan)

794.080.684 625.279.103

3. Pendapatan lain-lain

(Pendapatan lain-lain disajikan sebesar pendapatan lain-lain yang diterima oleh perusahaan pada akhir periode berjalan)

5.782.316 3.894.722

4. Jumlah (1+2+3) 1.566.365.826 1.316.578.511

BEBAN

5. Klaim dan Manfaat

(Klaim dan Manfaat disajikan oleh perusahaan sebesar akumulasi nilai klaim dan manfaat yang diakui oleh perusahaan pada akhir periode berjalan)

(16)

46

6. Kenaikan/Penurunan Liabilitas Manfaat Polis Masa Depan

(Disajikan sesuai dengan perhitungan setiap akhir tahun periode)

867.350.160 701.055.366

7. Kenaikan Estimasi Liabilitas Klaim

(Disajikan sesuai perhitungan setiap akhir tahun periode)

245.567.081 40.484.990

8. Jumlah Klaim dan Manfaat (5+6+7) 1.406.398.215 999.861.590

9. Umum dan Administrasi 83.548.364 69.869.943

10. Jumlah 1.489.946.579 1.069.731.533

11. LABA SEBELUM PAJAK ( 4-10) 76.419.247 246.846.978

12. Beban pajak penghasilan badan 14.173 251.248

13. LABA TAHUN BERJALAN (11-12) 76.405.074 246.595.730

14. PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN

15. Aset keuangan tersedia untuk dijual 120.097.916 135.339.061

16. TOTAL PENDAPATAN

KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN

196.502.990 381.934.791

17. LABA YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN

KEPADA PEMILIK

76.405.074 246.595.730

18. JUMLAH LABA KOMPREHENSIF

YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN

KEPADA PEMILIK

(17)

47

Pada laporan laba rugi PT ASABRI (Persero), pendapatan secara proporsional sudah dilakukan sesuai dengan PSAK No. 36. Perubahan dalam jumlah estimasi liabilitas klaim diakui sebagai penambah atau pengurang beban dalam laporan laba rugi pada periode terjadinya perubahan. Hal ini telah sesuai dengan PSAK No. 36.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Pengembangan Angket Kebutuhan Angket Kebutuhan Guru BK terhadap Need Assesment (Penilaian Kebutuhan) dalam Bimbingan dan Konseling diketahui hasil dari

Adanya nilai Creatine Kinase-Myocardial Band (CK-MB) yang normal pada pasien penyakit jantung koroner di RSUD Abdoel Moeloek Bandar Lampung disebabkan pasien selalu

Penelitian tentang distribusi dan kelimpahan larva ikan telah dilakukan di Perairan Pulau Pari selama bulan Juni-November 2010 dengan tujuan untuk mengetahui sebaran spasial

Aktivitas keempat plantarisin setelah mengalami penyimpanan suhu dingin selama 10 hari menghasilkan diameter zona hambat yang paling besar, sehingga plantarisin

Jika terjadi pencurian start ke tiga, maka atlet yang melakukannya akan langsung didiskualifikasi, walaupun mungkin atlet tersebut tidak melakukan pencurian start

Oleh karena itu, penulis mencoba memberikan penyampaian yang selain bersifat pengajaran terhadap anak dan juga mengurangi rasa tertekan dalam hal belajar Bahasa Mandarin

Dengan  demikian,  otonomi  perguruan  tinggi  melalui  PTN  badan  hukum 

perkara tindak pidana pemilu semata melainkan juga dalam perkara perselisihan hasil pemilu yang ditangani oleh bidang Perdata dan Tata Usaha Negara, juga tidak