1
Sejak dikeluarkannya fatwa bunga bank haram dari MUI pada tahun 2003. Banyak lembaga keuangan yang menerapkan prinsip perbankan dengan berlandaskan sistem syariah, yang dimana bentuk usahanya mengedepankan nilai-nilai yang terkandung dalam fiqih muamalah yang bisa membedakan kegiatan usahanya dengan kegiatan perbankan konvesional.
Perbankan syariah adalah lembaga keuangan yang operasionalnya dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur'an dan Hadits Nabi Saw atau lembaga keungan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuasikan dengan prinsip syariah Islam Muhamad (2014:2).
Perkembangan perbankan syariah di Indonesia dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 1.1
Jaringan Kantor Perbankan Syariah
Indikator 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Des Juni*) Bank Umum Syariah
Jumlah Bank 6 11 11 11 11 11
Jumlah Kantor 711 1,215 1,401 1,745 1,998 2,139
Unit Usaha Syariah
Jumlah Bank Umum Konvensional yang
memiliki UUS 25 23 24 24 23 23
Jumlah Kantor 287 262 336 517 590 425
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
Jumlah Bank 138 150 155 158 163 163
Jumlah Kantor 225 286 364 401 402 429
Total Kantor 1,223 1,763 2,101 2,663 2,990 2,993
*Angkat sementara
Tabel diatas merupakan tabel jaringan kantor perbankan syariah dari tahun 2009 hingga Juni 2014. Berdasarkan data Statistik Perbankan Syariah, menunjukkan bahwa perkembangan jaringan kantor perbankan syariah di Indonesia mengalami kenaikan yang cukup cepat dari tahun 2009 hingga maret 2014. Data diatas mengindikasikan bahwa perkembangan kegiatan usaha perbankan syariah ditandai dengan kegiatan ekspansi yang tinggi yang ditunjukkan dengan demand terhadap jasa perbankan syariah.
Hal ini membuat perkembangan perbankan syariah sebagai fenomena yang menarik untuk dikaji karena perbankan syariah merupakan industri baru di Indonesia. Dengan penduduk Indonesia yang mayoritas memeluk agama Islam bukan tidak mungkin perbankan syariah akan terus mengalami perkembangan.
Peran penduduk Indonesia sangat berpengaruh terhadap perkembangan perbankan syariah. Hal ini dapat dilihat dari peran masyarakat dalam menggunakan produk-produk perbankan syariah tersebut. Produk bank syariah dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu produk penghimpunan, produk jasa dan produk penyaluran dana/pembiayaan.
Bentuk pembiayaan perbankan syariah terdiri dari 7 bentuk pembiayaan Diantaranya adalam pembiayaan mudharabah, musyarakah, murabahah, salam,
ijarah, qardh dan istishna. Besarnya suatu pembiayaan yang disalurkan pada
masing-masing pembiayaan tersebut memiliki porsi yang berbeda, sebagaimana perjanjian yang dilakukan oleh pihak penyandang dana (shahib al maal) dan pengelola dana (mudharib). Tabel dibawah ini ditunjukkan untuk mempermudah dalam mengetahui besarnya penyaluran pembiayaan dari masing-masing pembiayaan tersebut.
Tabel 1.2
Komposisi Pembiayaan yang Diberikan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
Sumber : Statistik Perbankan Indonesia - Juni 2014
Tabel diatas merupakan tabel pembiayaan perbankan syariah dari tahun 2011 hingga 2013. Berdasarkan data Statistik Perbankan Syariah, menunjukkan bahwa pembiayaan dengan akad murabahah merupakan pembiayaan yang paling banyak disalurkan dengan prinsip jual-beli, dibandingkan dengan pembiayaan yang menggunakan akad mudharabah, musyarakah, istishna, salam, ijarah dan
qardh.
Berdasarkan data statistik Bank Indonesia bulan Desember tahun 2013, pembiayaan murabahah masih menjadi unggulan bank syariah. Pembiayaan
murabahah memiliki persentase yang mencapai 60,05% (http://www.bi.go.id/id/statistik/perbankan/syariah/Documents/SPS%20Juni%202 014.pdf) dibandingkan pembiayaan lainnya. Dengan demikian transaksi yang menjadi "unggulan" bank syariah adalah akad murabahah. Dari data statistik perkembangan perbankan syariah, terlihat bahwa pembiayaan dengan akad
murabahah memiliki peranan penting yang memberikan porsi paling besar dalam
penyaluran dana hampir di seluruh bank syariah di Indonesia.
Disamping penyaluran dana, operasional perbankan syariah ialah penghimpunan dana. Terdapat 3 sumber penghimpnan dana pada perbankan
Akad 2011 2012 2013 Akad Mudharabah 10,229 12,023 13,625 Akad Musyarakah 18,960 27,667 39,874 Akad Murabahah 56,365 88,004 110,565 Akad Salam 0 0 0 Akad Istishna 326 376 582 Akad Ijarah 3,839 7,345 10,481 Akad Qardh 12,937 12,090 8,995 Lainnya 0 0 0 Total 102,655 147,505 184,122
syariah yaitu, modal sendiri, dana pinjaman, dan dana masyarakat (dana pihak ketiga). Dana masyarakat adalah dana yang diperoleh dari masyarakat, dalam arti masyarakat sebagai individu, perusahaan, pemerintah, rumah tangga, koperasi, yayasan, dan lain-lain baik dalam mata uang rupiah maupun valuta asing, hal ini sesuai dengan fungsi bank sebagai penghimpun dana dari masyarakat Rivai, dkk
(2012:172). Semakin tinggi dana masyarakat yang dimiliki oleh perbankan
syariah maka semakin banyak jumlah dana yang akan disalurkan bank kepada masyarakat luas.
Selain variabel dana masyarakat, variabel lain yang mempengaruhi pembiayaan murabahah, ialah NPF (Non {Performing Financing). NPF (Non
Performing Financing) adalah suatu keadaan di mana nasabah sudah tidak
sanggup membayar sebagian atau seluruh kewajibannya kepada bank seperti yang telah diperjanjikannya Kuncoro dan Suhardjono (2002:462). NPF (Non
Performing Financing) sangat berpengaruh terhadap kebijakan penyaluran dana
yang dilakukan oleh bank syariah. Semakin rendah nilai NPF maka semakin tinggi penyaluran dana yang dilakukan oleh bank syariah.
Kemudian, variabel yang dapat mempengaruhi pembiayaan murabahah adalah CAR (Capital Adequacy Ratio). CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah Rasio yang menunjukkan keadaanya modal bank Muhamad (2014:140). Modal merupakan faktor yang amat penting bagi perkembangan dan kemajuan bank serta upaya untuk tetap menjaga kepercayaan masyarakat dalam menitipkan dananya dalam bentuk dana masyarakat (dana pihak ketiga).
Tingkat persentase antara dana pihak ketiga, NPF (Net Performing
Financing), CAR (Capital Adequacy Ratio) dan penyaluran pembiayaan
murabahah bank syariah mandiri dan bank BRI syariah dalam periode maret 2009 hingga juni 2014 dapat dilihat pada grafik berikut :
Gambar 1.1
Grafik Persentase DPK, NPF, CAR dan Penyaluran Pembiayaan
Murabahah
sumber : www.syariahmandiri.co.id dan www.brisyariah.co.id(diolah)
Berdasarkan data pada grafik diatas, dapat dilihat pada Maret ke Juni 2010 DPK mengalami penurunan sedangkan pembiayaan murabahah mengalami peningkatan. Pada Juni ke September 2012 DPK mengalami peningkatan sedangkan pembiayaan murabahah mengalami penurunan. Hal ini bertentangan dengan teori yang menyatakan bahwa semakin besar DPK yang diperoleh oleh suatu bank, seharusnya dapat memperbesar penyaluran pembiayaan bank tersebut. Kemudian, pada bulan Maret ke Juni 2012 nilai NPF mengalami peningkatan sedangkan pembiayaan murabahah pun mengalami peningkatan dan hal ini terjadi juga pada Maret ke Juni 2014. Hal ini bertentangan dengan teori yang menyatakan bahwa apabila nilai NPF suatu bank semakin besar, seharusnya memperkecil penyaluran pembiayaan bank tersebut. Selanjutnya, nilai CAR pada Maret hingga Desember 2009 mengalami penurunan sedangkan pembiayaan murabahah mengalami peningkatan serta dapat dilihat juga pada bulan Maret ke Desember
2011. Hal ini bertentangan dengan teori yang menyatakan bahwa semakin tinggi nilai CAR, seharusnya memperbesar penyaluran pembiayaan bank tersebut.
Disamping itu penelitian sejenis yang berhubungan dengan penelitian ini adalah Khatimah (2009), dalam penelitiannya menyatakan bahwa secara simultan variabel NPF, DPK dan bonus SWBI terhadap penyaluran dana perbankan syariah tergolong sangat kuat. selanjutnya penelitian Siswati (2013) bahwa secara simultan DPK, NPF dan Bonus SWBI secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran dana yang dilakukan oleh Bank Syariah Mega Indonesia.
Adapun penelitian Wardiantika dan Kusumaningtias (2014) bahwa bahwa secara bersama-sama Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR),
Non Performing Financing (NPF), dan Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI)
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Pembiayaan Murabahah pada Bank Umum Syariah. Penelitian Rimadhina dan Erza (2011), hasilnya menyatakan bahwa DPK, Margin Keuntungan, Non Performing Finance (NPF), dan Financing to Deposit Ratio (FDR) secara bersamasama berpengaruh secara signifikan terhadap penyaluran pertumbuhan pembiayaan murabahah pada Bank Syariah Mandiri.
Penelitian Gilang (2013) menyatakan bahwa FDR berpengaruh negatif terhadap pembiayaan mudharabah, NPF tidak berpengaruh terhadap pembiayaan
mudharabah, sedangkang ROA, CAR, dan tingkat bagi hasil berpengaruh positif
terhadap pembiayaan mudharabah. Hasil penelitian Imam (2013), dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa DPK berpengaruh tidak signifikan terhadap penyaluran kredit jangka pendek maupun jangka panjang dan NPL berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyaluran kredit jangka pendek, tetapi dalam penyaluran kredit jangka panjang NPL tidak berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit.
Melihat besaran penyaluran kredit yang diberikan kepada nasabah yang disebabkan karena banyaknya kantor pusat dan kantor cabang pembantu maka dipilihlah Bank Syariah Mandiri dan Bank BRI Syariah. Bank Syariah Mandiri memiliki 137 Kantor Pusat Operasional dan 510 Kantor Cabang Pembantu,
sedangkan Bank BRI Syariah memiliki 51 Kantor Pusat Operasional dan 196 Kantor Cabang Pembantu. Dilihat dari banyaknya kantor pusat dan kantor cabang pembantu akan mempermudah perusahaan untuk melakukan penghimpunan dana dan penyaluran dana, sehingga dapat mengakibatkan bertambahnya nilai DPK, NPF, CAR dan pembiayaan murabahah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penulis tertarik untuk menulis skripsi dengan judul " Pengaruh Jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK), Tingkat
Non Performing Financing (NPF), dan Tingkat Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Tingkat Penyaluran Pembiayaan Murabahah Periode Maret 2009 Hingga Juni 2014" (Studi Kasus Pada Bank Syariah Mandiri dan Bank BRI Syariah).
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka permasalahan yang dapat diindentifikasikan dan dirumuskan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana kondisi jumlah dana pihak ketiga (DPK), tingkat non performing
financing (NPF) tingkat capital adequacy ratio (CAR) dan penyaluran
pembiayaan murabahah studi pada Bank Syariah Mandiri dan Bank BRI Syariah.
2. Bagaimana besarnya pengaruh jumlah dana pihak ketiga (DPK), tingkat non
performing financing (NPF) dan tingkat capital adequacy ratio (CAR)
terhadap penyaluran pembiayaan murabahah secara bersama-sama studi pada Bank Syariah Mandiri dan Bank BRI Syariah.
3. Bagaimana besarnya pengaruh jumlah dana pihak ketiga (DPK), tingkat non
performing financing (NPF) dan tingkat capital adequacy ratio (CAR)
terhadap penyaluran pembiayaan murabahah secara parsial studi pada Bank Syariah Mandiri dan Bank BRI Syariah.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk memberi gambaran sekaligus masukan tentang pengaruh jumlah dana pihak ketiga (DPK),tingkat non
performing financing (NPF), tingkat capital adequacy ratio (CAR) terhadap
penyaluran pembiayaan murabahah pada Bank Syariah Mandiri dan Bank BRI Syariah. serta diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan program studi Manajemen S-1 pada Fakultas Bisnis dan Manajemen, Universitas Widyatama.
Sedangkan tujuan yang ingi dicapai dari penelitian ini adalah :
1. Menganalisis kondisi jumlah dana pihak ketiga (DPK), tingkat non performing
financing (NPF) dan tingkat capital adequacy ratio (CAR) dan penyaluran
pembiayaan murabahah studi pada Bank Syariah Mandiri dan Bank BRI Syariah.
2. Menganalisis besarnya pengaruh jumlah dana pihak ketiga (DPK), tingkat non
performing financing (NPF) dan tingkat capital adequacy ratio (CAR)
terhadap penyaluran pembiayaan murabahah secara bersama-sama studi pada Bank Syariah Mandiri dan Bank BRI Syariah.
3. Menganalisis besarnya pengaruh jumlah dana pihak ketiga (DPK), tingkat non
performing financing (NPF) dan tingkat capital adequacy ratio (CAR)
terhadap penyaluran pembiayaan murabahah secara parsial studi pada Bank Syariah Mandiri dan Bank BRI Syariah.
1.4 Kegunaan Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan akan diperoleh informasi yang akurat dan relevan yang dapat digunakan untuk :
1. Kegunaan Teoritis a. Bagi penulis
Dapat membandingkan antara konsep-konsep yang telah dipelajari pada saat perkuliahan dengan praktik di dunia nyata yang ada kaitannya dengan penghimpunan dan penyaluran dana pada bank syariah khususnya pembiayaan dengan akan murabahah pada Bank Syariah Mandiri dan Bank BRI Syariah.
b. Bagi penelitian lain
Penulis mengharapkan hasil penelitian ini dapat berguna bagi kajian lebih lanjut mengenai masalah yang berhubungan dengan tema penelitian ini yaitu Pengaruh jumlah dana pihak ketiga (DPK), tingkat non performing
financing (NPF) dan tingkat capital adequacy ratio (CAR) terhadap
penyaluran pembiayaan murabahah 2. Kegunaan Praktis
a. Bagi dunia perbankan
Dapat memberikan masukan yang berguna agar dapat lebih meningkatkan kinerja bank dengan perkembangan industri perbankan di Indonesia, khususnya terhadap kebijakan penghimpunan dana (funding) maupun kebijakan persentase dalam memberikan pembiayaan murabahah,
mudharabah, musyarakah, salam, ijarah, qardh dan istishna.
b. Bagi bank syariah
Dapat memberikan masukan mengenai alternatif regulasi kaitannya dengan prosedur operasi bank syariah dalam kebijakan penghimpunan dana (funding) dan juga pembiayaan (financing), yang berguna sebagai perangkat pengembangan perbankan syariah di Indonesia.
1.5 Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian explanatory. Menurut
Zulganef (2008:11) penelitian explanatory adalah suatu penelitian yang bertujuan
menelaah kausalitas antar variabel yang menjelaskan suatu fenomena tertentu. Metode penelitian yang digunakan dalam pelaksanaannya adalah deskriptif verikatif, tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk menggambarkan suatu kondisi atau fenomena tertentu, tidak memilah-milah atau mencari faktor-faktor atau variabel tertentu. Adapun pengertian deskriptif menurut Marzuki (2002:7) adalah penelitian yang melukiskan keadaan objek atau persoalannya dan tidak dimaksudkan untuk mengambil atau menarik simpulan yang berlaku umum. Sedangkan metode verifikatif menurut Nazir (2011:74), adalah Metode untuk menguji kebenaran hipotesis yang juga berarti menguji kebenaran teori.
Alat analisis yang digunakan yaitu, menggunakan analisis koefisien korelasi, koefisien determinasi dan uji regresi. Dengan metode ini penulis dapat mengetahui besarnya pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen serta besarnya hubungan yang terjadi. Untuk menguji hipotesis secara bersama-sama menggunakan uji statistik F, sedangkan untuk menguji hipotesis secara parsial menggunakan uji statistik t dari masing-masing variabel.
1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian
Untuk memperoleh data yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengambil data-data sekunder diperoleh dari situs resmi Bank Syariah Mandiri, Bank BRI Syariah dan data statistik bank Indonesia mengenai perbankan syariah Indonesia dan juga pencarian melalui mesin pencari google. Waktu penelitian ini berlangsung dari bulan Mei 2015 sampai dengan bulan Oktober 2015.