The Analysis Of Credit Return Mikro Utama
At PT. Bank Bjb Branch Office Suci Bandung
Period 2007-2010
Tugas Akhir
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Sidang Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi
Program Studi Keuangan dan Perbankan
Oleh :
LAELY AMALIYATUS SHOLIKHAH
21508015
PROGRAM STUDI KEUANGAN DAN PERBANKAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
iv SE., M.Si.
Bank merupakan lembaga keuangan yang bekerja berdasarkan kepercayaan, dalam kegiatan operasionalnya bank menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit.
Di lembaga keuangan perbankan pada umumnya, pinjaman yang disalurkan kepada debitur tentu tidak asing lagi, bahwa dalam penyaluran dana terdapat ketidaklancaran dalam pengembalian dana kepada kreditur dasar pengkategorian tidak lancar diklasifikasikan menurut ketentuan tertentu.PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten melalui Kantor Cabang Suci telah meyalurkan Kredit Mikro Utama (KMU) sejak tahun 2007. Namun perjalanan KMU tidak selalu lancar, meningkatnya angka kredit bermasalah yang ditandai dengan tingginya angka non performing loan yang mempengaruhi kesehatan bank menjadikan perlunya dilakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat pengembalian KMU.
Adapun metode yang digunakan dakam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif, yaitu penelitian yang menggambarkan objek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang sedang berlangsung, dengan cara mengumpulkan, menyusun, dan menjelaskan data yang diperoleh dengan teknik penelitian antara lain berupa observasi.
Hasil penelitian menunjukan, perkembangan pengembalian Kredit Mikro Utama dari tahun ke tahunnya mengalami fluktuasi yang cenderung menurun , karena tidak memenuhi target yang diharapkan kepada pihak Bank BJB Cabang Suci Bandung. Sebaiknya pihak Bank BJB Cabang Suci lebih berhati-hati dalam menyalurkan kredit, agar tidak terjadi kredit bermasalah. Selain itu juga pihak Bank BJB Cabang Suci lebih memperhatikan tingkat profitabilitas dari pada penyaluran kredit agar aktivanya tetap stabil.
v Assalamualaikum. Wr. Wb
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Yang Maha
Memberi Inayah dan Rahmat. Sholawat beserta salam semoga tercurah selalu kepada
Khoerul Basyar, Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabat, tabiin, dan semoga sampai kepada kita selaku pengikutnya yang setia hingga akhir zaman nanti. Amiin.
Sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini yang dilaksanakan di Bank
BJB Cabang Kantor Suci Bandung.
Dalam penyusunan laporan kerja praktek ini, penulis mengambil judul
“Analisis Pengembalian Kredit Mikro Utama pada PT.Bank BJB Kantor
Cabang Suci Bandung.”
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas segala bantuan,
bimbingan dan semangat yang diberikan kepada penulis dalam penyusunan Tugas
Akhir ini, sehingga dapat terselesaikan. Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih
kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto selaku Rektor Universitas Komputer
Indonesia, Bandung.
2. Ibu Prof.Dr. H, Umi Narimawati,Dra.,SE.,M.Si, selaku dekan Fakultas
vi
4. Ibu Lita Wulantika, SE.,M. Si, selaku sekertaris Ketua Program Studi
Manajemen dan dosen pembimbing yang tak henti-henti memberikan
masukan demi terselesaikannya Tugas Akhir ini.
5. Ibu Windi Novianti, SE., M.Si, selaku Dosen Wali KP-1 yang telah
memberikan dukungan dan motivasi dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
6. Ibu Trustorini Handayani, SE.,M.Si dan Ibu Raeny Dwisanty, SE., M.Si
selaku dosen penguji dalam Tugas Akhir ini.
7. Seluruh Staf Dosen Pengajar UNIKOM yang telah membekali penulis dengan
pengetahuan.
8. Ibu Leliyana Eka Putri, Ellystya Kuswara selaku pembimbing penulis selama
menjalankan penelitian di Bank BJB Cabang Suci Bandung yang telah
mengajarkan dan memberikan pengetahuan kepada penulis.
9. Ibu Nunung Suhartini selaku Pimpinan Cabang Bank BJB Cabang Suci
Bandung yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
melakukan penelitian ini.
10.Seluruh Staf dan Karyawan Bank BJB Cabang Suci Bandung.
11.My beloved mamah dan papah, adik-adikku. Terima kasih telah memberikan
vii kritik dalam mengerjakan Tugas Akhir ini.
14. Untuk Sahabat-sabatku (Tia, Herni, Elmi, Puspa, Liza, Angga) dan semua
teman-teman KP-1 terima kasih atas dorongan, semangat dan doanya.
15.Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang
banyak memberikan bantuan, mendo’akan dan memberikan dukungan materil
dan spiritual (Thank’s for all).
Akhir kata, dengan menyadari segala keterbatasan penulis maka penulis mohon
maaf yang sebesar-besarnya, dengan diiringi harapan sekiranya laporan kerja praktek
ini dapat berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Semoga Allah SWT selalu
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amiin.
Wassalamu’alaikum. Wr.Wb.
Bandung, Juli 2011
1 1.1 Latar Belakang Penelitian
Bank merupakan lembaga keuangan yang bekerja berdasarkan kepercayaan,
dalam kegiatan operasionalnya bank menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit.
Undang-undang Republik Indonesia No. 10 tahun 1998 pasal 1 ayat 11
tentang perbankan pengertian kredit dirumuskan bahwa ’’penyediaan uang atau
tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan pinjam meminjam antara
bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya
setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”.
Di lembaga keuangan perbankan pada umumnya, pinjaman yang disalurkan
kepada debitur tentu sudah tidak asing lagi dikalangan masyarakat. Dalam penyaluran
dana tersebut pasti terdapat ketidaklancaran dalam pengembalian dana kepada
kreditur, ketidaklancaran pengembalian kredit tersebut dikategorikan lancar atau tidak
lancar dapat diklasifikasikan menurut ketentuan tertentu.
Pada setiap unit lembaga keuangan yang menyelenggarakan simpan pinjam,
baik bank, koperasi, credit union (CU) telah menetapkan ketegori-kategori tertentu,
sebagai ketentuan agar dicapai kinerja sesuai yang ditentukan. Begitu pula dalam
Pinjaman akan dikategorikan bermasalah atau macet, apabila terdapat
tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga lebih dari 12 (dua belas) kali angsuran dan
kredit telah jatuh tempo lebih dari dua bulan. Dengan adanya kriteria tersebut, dengan
mudah untuk memilah semua peminjam yang nunggak, lebih dari waktu yang
ditentukan. Bagi debitur yang menunggak satu atau dua kali angsuran, masih dapat
diatasi dengan dana talangan dari tabungan yang mereka miliki setiap bulan atau
dengan dana talangan tabungan bersama.
Bank BJB Cabang Suci telah menyediakan suatu produk yang lebih berguna
untuk para pelaku UMKM yang akan menjalankan suatu usaha atau dalam memenuhi
kebutuhannya, produk ini dinamakan Kredit Mikro Utama.
Kredit Mikro Utama ini terdiri dari 3 jenis yaitu kredit mikro utama individu
biasanya diberikan kepada pelaku usaha yang mengajukan kredit secara perorangan,
kredit mikro utama kelompok yang diberikan kepada pelaku usaha yang mengajukan
kredit secara perorangan di lokasi pasar atau di lokasi sentra bisnis, dan yang terakhir
kredit mikro utama linkage yang diperuntukkan untuk pembiayaan yang penyaluran
dan penatausahaannya dilakukan melalui kerjasama dengan BPR Pemda.
Dalam pemberian kredit ini perlu diperhatikan beberapa hal oleh para analis
kredit agar nantinya tidak ada kredit yang bermasalah pada saat pengembaliannya.
Namun tetap saja dalam pelaksanaannya masih saja ada masalah dalam pengembalian
kredit, ini terjadi pada setiap tahunnya sejak Kredit Mikro Utama ini resmi dibuka.
Dibawah ini adalah tabel pemberian Kredit Mikro Utama secara keseluruhan.
menunjukan bahwa kredit mengalami permasalahan dalam proses pengembalian,
yaitu adanya debitur yang terlambat membayar kredit sampai tanggal jatuh tempo.
Berikut pada Tabel 1.1 adalah kredit yang diberikan dengan pengembaliannya.
Tabel 1.1
Kredit KMU yang diberikan, jumlah kredit yang seharusnya diterima
pengembalian kredit yang diterima pada Bank BJB Cabang Suci
Per 31 Desember (dalam ribuan rupiah) Tahun 2007-2010
TAHUN
2008 16.123.246 18.702.965,36 16.886.987,99 90,3
2009 19.195.272 22.266.515,52 20.657.334 92,7
2010 23.070.203 26.761.435,48 24.733.887,12 92,4
Sumber Data: Laporan Keuangan PT. bank bjb Cabang Suci (data diolah kembali) Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat bahwa dari tahun 2007 sampai 2010
penyaluran Kredit Mikro Utama terjadi peningkatan yang sangat pesat. Namun
penulis menemukan permasalahan bahwa terjadi penurunan dalam pengembalian
Kredit Mikro Utama. Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk meneliti
lebih jauh tentang masalah tersebut, maka dari itu dalam menyelesaikan Tugas Akhir
ini penulis pengambil judul “Analisis Pengembalian Kredit Mikro Utama pada
1.2Identifikasi dan Rumusan Masalah
1.2.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang penelitian, diperoleh masalah yang
dihadapi oleh Bank Jabar Banten yang berkaitan dengan masalah pengembalian
kredit KMU. Dilihat dari tabel 1.1 diatas bahwa pemberian kredit KMU dari tahun
2007-2010 terjadi peningkatan terus menerus. Akan tetapi pada pengembalian kredit
setiap tahunnya mengalami penurunan, dengan presentase yang tidak mencapai
100%. Hal ini dapat menyebabkan kredit macet. Keadaan ini dapat disebabkan oleh
beberapa faktor-faktor yang dapat menghambat pengembalian kredit KMU.
1.2.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, masalah yang akan diteliti berkaitan dengan tingkat
pengembalian Kredit Mikro Utama Bank BJB Cabang Suci adalah:
1. Bagaimana perkembangan pengembalian Kredit KMU oleh nasabah pada Bank
BJB Cabang Suci Bandung
2. Bagaimana analisis pengembalian Kredit KMU oleh nasabah pada Bank BJB
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud Penelitian
Penelitian yang dilakukan penulis dimaksudkan untuk mengembangkan
wawasan yang dimiliki penulis dan memperoleh data-data yang diperlukan dalam
penulisan tugas akhir yang berkaitan dengan analisis pengembalian kredit pada Bank
BJB Cabang Suci.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Mengetahui perkembangan pengembalian Kredit Mikro Utama oleh nasabah
pada Bank BJB Cabang Suci Bandung
2. Menganalisis pengembalian Kredit Mikro Utama oleh nasabah pada Bank BJB
Cabang Suci Bandung
1.4Kegunaan Penelitian
1.4.1 Kegunaan Praktis
1. Bagi Pihak Bank BJB Cabang Suci
Diharapkan menjadi bahan evaluasi dan strategi untuk menentukan kebijakan
khususnya terkait dengan penyaluran Kredit Mikro Utama agar dapat
mengurangi atau bahkan mencegah adanya penunggakan pengembalian
1.4.2 Kegunaan Akademis
1. Bagi Penulis
Penelitian ini bagi penulis merupakan sarana belajar untuk mengetahui sejauh
mana teori yang dapat diterapkan dalam praktik juga menambah pengetahuan
penulis khususnya mengenai pengembalian kredit.
2. Bagi Pihak Lain
Diharapkan penelitian ini dijadikan sebagai salah satu referensi dalam hal
informasi perbankan khususnya mengenai masalah Kredit Mikro Utama Bank
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
Adapun tempat penelitian bertempat di Bank BJB Cabang Suci Bandung yang
beralamat di Jl. P.H.H. Mustofa No. 66 Bandung. Penulis melakukan penelitian
selama lima bulan terhitung dari tanggal 01 Maret 2011 sampai dengan 01 Juni 2011.
Tabel 1.2 Jadwal Penelitian
No. Kegiatan
Maret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Survei ke perusahaan
2 Pengambilan Data
3 Pengolahan Data
4 Bimbingan
8 2.1Kajian Pustaka
2.1.1Kredit
2.1.1.1Pengertian Kredit
Kegiatan bank yang kedua setelah menghimpun dana dari masyarakat luas
dalam bentuk simpanan giro, tabungan dan deposito adalah menyalurkan kembali
dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkannya. Kegiatan penyaluran dana
ini disebut juga dengan istilah alokasi dana. Pengalokasian dana dapat diwujudkan
dalam bentuk pinjaman atau lebih dikenal dengan kredit.
Pengertian kredit menurut Malayu S.P. Hasibuan dalam buku “Dasar-dasar
Perbankan” menyatakan bahwa :
“Kredit merupakan semua jenis pinjaman yang harus dibayar kembali bersama
bunganya oleh peminjam sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati”. (2002:87)
Sedangkan pengertian kredit menurut Kasmir dalam bukunya ”Dasar-dasar
Perbankan” adalah :
”Kredit adalah penyedian uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut
Pengertian kredit menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998, sebagaimana
tertuang dalam Pasal 1 angka 11 (2006 : 1) ”Kredit adalah penyediaan uang atau
tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan
pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan
jumlah bunga.”
Dari pengertian kredit diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kredit adalah
suatu pemberian pinjaman uang (barang atau jasa) kepada pihak lain dengan
pembayaran pengembalian secara mengangsur setelah jangka waktu tertentu dengan
jumlah imbalan (bunga) yang telah ditetapkan.
2.1.1.2Unsur – Unsur Kredit
Pemberian kredit kepada pihak lain oleh suatu lembaga perkreditan
didasarkan atas kepercayaan. Dengan demikian kredit merupakan pemberian
kepercayaan kepada pihak lain (debitur). Ini berarti lembaga kredit baru akan
memberikan kredit kalau betul-betul yakin bahwa penerima kredit akan
mengembalikan pinjaman yang diterimanya sesuai dengan jangka waktu dan
syarat-syarat yang telah disetujui oleh kedua belah pihak.
Kredit mengandung unsur-unsur dalam pemberian kredit menurut Kasmir
1. Kepercayaan
Kepercayaan merupakan suatu keyakinan bagi si pemberi kredit bahwa
kredit yang diberikan (baik berupa barang, uang atau jasa) benar-benar
diterima kembali di masa yang akan datang sesuai jangka waktu kredit.
Kepercayaan diberikan oleh bank sebagai dasar utama yang melandasi
mengapa suatu kredit berani di kucurkan. Oleh karena itu sebelum kredit
dikucurkan harus dilakukan penelitian dan penyelidikan lebih dulu secara
mendalam tentang kondisi nasabah, baik secara intern maupun ekstern.
Penelitian dan penyelidikan tentang kondisi pemohon kredit sekarang dan
masa lalu, untuk menilai kesungguhan dan etikat baik nasabah terhadap
bank.
2. Kesepakatan
Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana
masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya. Kemudian
dituangkan dalam akad kredit dan ditandatangani kedua belah pihak
sebelum kredit dikucurkan.
3. Jangka Waktu
Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu
ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka
waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek (di bawah 1 tahun), jangka
waktu merupakan batas pengembalian angsuran kredit yang telah
disepakati kedua belah pihak. Untuk kondisi tertentu jangka waktu ini
dapat diperpanjang sesuai kebutuhan.
4. Resiko
Akibat adanya tenggang waktu, maka pengembalian kredit akan
memungkinkan suatu resiko tidak tertagihnya atau macet pemberian suatu
kredit. Semakin panjang suatu jangka waktu kredit, maka semakin besar
resikonya. Resiko ini menjadi tanggungan bank.
5. Balas Jasa
Bagi bank balas jasa merupakan keuntungan atau pendapatan atas
pemberian suatu kredit. Dalam bank jenis konvensional balas jasa kita
kenal dengan nama bunga. Selain itu juga membebankan kepada nasabah
biaya administrasi kredit yang juga merupakan keuntungan bank. Bagi
bank yang berdasarkan prinsip syariah balas jasanya ditentukan dengan
bagi hasil.
2.1.1.3 Prinsip Penilaian Kredit
Sebelum suatu fasilitas kredit diberikan maka bank harus merasa yakin bahwa
kredit yang diberikan benar–benar akan kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari
hasil penilaian kredit sebelum kredit disalurkan.
Dalam melakukan penilaian kriteria–kriteria serta aspek penilaiannya tetap
penilaian setiap bank. Biasanya kriteria penilaian yang umum dan harus dilakukan
oleh bank untuk mendapatkan nasabah yang benar–benar layak untuk diberikan,
dilakukan dengan analisis 5C dan 7P. (Kasmir 2003:117)
1. Character (Watak)
Yaitu keyakinan bahwa sifat atau watak dari orang-orang yang akan
menerima kredit benar-benar dapat dipercaya.
2. Capacity
Kemampuan calon debitur dalam bidang bisnis yang dihubungkan dengan
pendidikannya, kemampuan bisnis juga diukur dengan kemampuannya
dalam memahami ketentuan-ketentuan pemerintah. sehingga dengan
demikian diharapkan calon dibitur dapat membayar sesuai dengan jadwal
yang telah ditetapkan.
3. Capital (Modal)
Dilihat dari penggunaan modal apakah efektif, dilihat dari laporan
keuangan dan dilihat dari sumber mana saja modal yang ada sekarang.
4. Colleteral (Jaminan)
Jaminan yang diberikan calon debitur baik yang bersifat fisik maupun
non fisik. Apabila pihak Debitur tidak dapat membayar kreditnya maka
5. Condition of economi
Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi dan politik
sekarang dan di masa yang akan datang sesuai sektor masing-masing,
serta prospek usaha yang dijalankan.
Selanjutnya penilaian suatu kredit dapat pula dilakukan dengan analisis 7P
kredit dengan unsur penilaian sbb:
1. Personality
Yaitu melihat nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya
sehari-hari atau masa lalunya.
2. Party
Yaitu mengklasifikasikan nasabah kedalam klasifikasi tertentu atau
golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta
karakternya.
3. Perpose
Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit,
termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah.
4. Prospect
Menilai usaha nasabah di masa yang akan datang menguntungkan atau
5. Payment
Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah dalam mengembalikan kredit
yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian
kredit.
6. Profitability
Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba.
7. Protection
Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan
mendapatkan perlindungan dapat berupa jaminan barang atau jaminan
asuransi.
2.1.1.4Kolektibilitas (Kualitas) Kredit
Kolektibilitas (kualitas) kredit adalah kemampuan debitur untuk
mengembalikan dana yang dipinjam dari bank, baik pinjaman pokok maupun bunga
kreditnya pada waktu yang telah ditentukan berdasarkan perjanjian yang telah
disepakati.
Penggolongan kolektibilitas (kualitas) kredit dapat diukur melalui ketepatan
pembayaran kembali pokok dan bunga serta kemampuan debitur baik ditinjau dari
usaha maupun nilai agunan kredit yang bersangkutan. Berdasarkan tingkat kelancaran
dalam pengembalian kredit, Bank Indonesia menggolongkan kolektibilitas kredit ke
1. Kredit lancar (Pass)
Kredit lancar adalah kredit yang pelunasan angsuran pokok dan/atau bunga
dilakukan tepat waktu (tidak pernah melakukan penunggakan).
2. Dalam Perhatian Khusus (Special mention)
Suatu kredit dikatakan daam perhatian khusus apabila terdapat
penunggakan pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga yang belum
melampaui 90 hari.
3. Kredit kurang lancar (Sub-standard)
Kredit kurang lancar adalah kredit yang mengalami penunggakan
pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga yang telah melampaui 90 hari.
4. Kredit diragukan (Doubtful)
Kredit yang diragukan merupakan kredit yang mengalami penunggakan
angsuran pokok dan/atau bunga yan telah melampaui 180 hari.
5. Kredit macet (Loss)
Kredit macet adalah kredit yang mengalami penunggakan pembayaran
angsuran pokok dan/atau bunga yang telah melampaui 270 hari.
2.1.2 Kredit Mikro Utama (KMU)
2.1.2.1 Pengertian Kredit Mikro Utama (KMU)
Kredit Mikro Utama adalah salah satu produk Bank Jabar Banten dalam
ditangani oleh tingkat cabang dan cabang pembantu untuk membantu permodalan
usaha dan peningkatan kesejahteraan golongan ekonomi lemah.
2.1.2.2 Tujuan Kredit Mikro Utama
Adapun tujuan pemberian Kredit Mikro Utama menurut PT.Bank BJB
(2009:234) yaitu:
1. Membantu pengusaha mikro agar mampu meningkatkan usahanya sehingga
diperoleh penghasilan yang memadai dan dapat meningkatkan
kesejahteraan keluarganya.
2. Memberikan kesempatan berusaha yang lebih baik bagi pengusaha
UMKM.
3. Mengembangkan usaha berskala mikro, kecil, dan menengah baik secara
individual maupun secara kelompok.
4. Membantu pelaku usaha UMKM agar dapat memiliki akses dengan Bank
Jabar Banten, sehingga diharapkan tercipta kemitraan antara Bank Jabar
Banten dengan pengusaha mikro, kecil, dan menengah.
5. Membantu upaya pemerintah untuk memberdayakan pelaku UMKM.
2.1.2.3 Sasaran Kredit Mikro Utama
Sasaran Kredit Mikro Utama adalah segmen pasar kredit skala mikro, kecil,
dan menengah yang masih memiliki potensi untuk dibiayai dengan kredit seperti
perorangan yang memiliki usaha di dalam sektor ekonomi produktif, dan kelompok
Namum pemberian Kredit Mikro Utama lebih diutamakan untuk kelompok
usaha yang berada di lokasi yang sama atau saling menunjang atau memiliki potensi
pasar ekonomi.
2.1.2.4 Jenis Kredit Mikro Utama
Kredit Mikro Utama Jabar Banten merupakan kredit yang diberikan pada
pelaku usaha yang sebelumnya pernah menikmati fasilitas kredit peduli Bank Jabar
Banten dengan performance baik.
a) Kredit Mikro Utama Individu. Merupakan kredit yang diberikan pada
pelaku usaha yang mengajukan kredit secara perorangan.
b) Kredit Mikro Utama Kelompok. Merupakan kredit yang diberikan kepada
pelaku usaha yang mengajukan kredit secara perorangan di lokasi pasar
atau di lokasi sentra bisnis.
c) Kredit Mikro Utama Linkage. Merupakan kredit yang diperuntukkan untuk
pembiayaan yang penyaluran dan penatausahaannya dilakukan melalui
kerjasama dengan BPR Pemda.
2.1.2.5 Ketentuan Umum Kredit Mikro Utama
1) Ketentuan Kredit Mikro Utama Jabar Banten
a) Maksimal Plafond
Plafond Kredit Mikro Utama Jabar Banten maksimal sebesar Rp
b) Jangka Waktu
Jangka waktu Kredit Mikro Utama Kelompok berdasarkan jenis
kredit, yaitu:
a. Modal Kerja : maksimal 3 tahun.
b. Investasi : maksimal 3 tahun.
c) Suku Bunga
a. Modal Kerja : 10% flat per tahun atau 16% efektif per tahun.
b. Investasi : 10% flat per tahun atau 16% efektif per tahun.
2) Ketentuan Kredit Mikro Utama Individu
a) Maksimal Plafond
Plafond Kredit Mikro Utama Individu berkisar antara sebesar Rp.
25.000.000,- (Dua puluh lima juta rupiah) sampai dengan Rp.
100.000.000,- (Seratus juta ruupiah).
b) Jangka Waktu
Jangka waktu Kredit Mikro Utama Kelompok berdasarkan jenis
kredit, yaitu:
a. Modal Kerja : maksimal 3 tahun.
b. Investasi : maksimal 5 tahun.
c) Suku Bunga
a. Modal Kerja : 16% efektif per tahun.
3) Ketentuan Umum Kredit Mikro Utama Kelompok
a) Maksimal Plafon
Plafond Kredit Mikro Utama Kelompok maksimal sebesar Rp
100.000.000,- (Seratus puluh juta rupiah).
b) Jangka Waktu
Jangka waktu Kredit Mikro Utama Kelompok berdasarkan jenis
kredit, yaitu:
a. Modal Kerja : maksimal 3 tahun
b. Investasi : maksimal 5 tahun
c) Suku Bunga
a. Modal Kerja : 18% flat per tahun.
b. Investasi : 18% flat per tahun.
4) Ketentuan Kredit Mikro Utama Linkage
a) Maksimal Plafond
Plafond Kredit Mikro Utama Linkage yaitu:
a. Executing : Rp. 25.000.000,- (Dua puluh lima juta rupiah)
b. Channeling : Rp. 50.000.000,- (Lima puluh juta rupiah).
b) Jangka Waktu
Jangka waktu Kredit Mikro Utama Linkage berdasarkan jenis kredit,
yaitu:
a. Modal Kerja (Executing) : 5 tahun.
b. Investasi (Executing) : 5 tahun.
c) Suku Bunga
a. Modal Kerja (Executing) : 14% efektif per tahun.
Modal Kerja (Channeling) : 16% effektif per tahun.
b. Investasi (Executing) : 16,5% efektif per tahun.
2.1.2.6 Syarat Kredit Mikro Utama
Persyaratan Kredit Mikro Utama diantaranya:
a. Surat Permohonan Kredit.
b.Fotocopy KTP Pemohon beserta (suami/istri) apabila sudah menikah.
c. Fotocopy kartu keluarga.
d. Fotocopy surat nikah apabila sudah menikah.
e. Pasfoto pemohon beserta (suami/istri) apabila sudah menikah ukuran
3x4 masing-masing 1 lembar.
f. Fotocopy rekening tabungan/ Giro/deposito (3 bulan terakhir).
g. Fotocopy rekening listrik,Telepon dan PDAM (3 bulan terakhir).
h. Izin usaha/surat keterangan usaha dari Desa/kelurahan/Dinas terkait.
i. Fotocopy jaminan (SHM/SHGB/SHGP/BPKB/Girik/Akta Tanah/Akta
Jual beli, dan lain-lain).
j. Fotocopy PBB tahun terakhir.
k. Fotocopy KTP (suami/istri), kartu keluarga, surat nikah pemilik
l. Laporan Laba/rugi usaha.
m. Surat Penawaran (Mesin/ Peralatan/Kendaraan) untuk tujuan kredit
investasi.
n. Rencana Anggaran Bangunan/Perluasan Bangunan untuk tujuan kredit
investasi.
2.1.3 Pengertian Pengembalian Kredit
Pengertian pengembalian kredit (kolektibilitas) menurut Dahlan Siamat
(2004:174) dalam bukunya Manajemen Lembaga Keuangan adalah sebagai berikut :
” Kolektibilitas merupakan gambaran kondisi pembayaran pokok dan bunga pinjaman
serta tingkat kemungkinan diterimanya kembali dana yang ditanamkan dalam
surat-surat berharga.”
Sedangkan menurut Thomas Suyatno (2007:123), dalam bukunya
Dasar-Dasar Perkreditan pengertian kolektibilitas adalah :
”Kolektibilitas adalah keadaan pembayaran pokok atau angsuran pokok dan bunga
kredit oleh nasabah serta tingkat kemungkinan diterimanya kembali dana yang
ditanamkan dalam surat-surat berharga atau penanaman lainnya.”
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa oleh karena kredit
dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan, maka bank hanya boleh meneruskan
merasa yakin bahwa nasabah yang akan menerima kredit itu mampu dan mau
mengembalikan kredit yang telah diterimanya. Dari faktor kemauan dan unsur
keamanan dan sekaligus unsur keuntungan dari suatu kredit. Kedua unsur itu saling
berkaitan, profitabilitas yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari kredit berupa
keuntungan yang diambil dari pemungutan bunga.
2.2 Kerangka Pemikiran
Bank merupakan badan usaha yang kegiatannya menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk tabungan, giro dan deposito kemudian menyalurkannya
kembali dalam bentuk kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana
mensejahterakan masyarakat umum. Kredit ini merupakan kegiatan utama bank
dalam membantu masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya.
UMKM adalah suatu program yang sedang dicanangkan oleh pemerintah
yang bertujuan memudahkan masyarakat dalam mendapatkan dana yang mereka
butuhkan untuk menjalankan usahanya.
Penyaluran Kredit Mikro Utama oleh Bank Jabar Banten yang dioperasikan di
tingkat cabang dan kantor cabang pembantu , diharapkan mampu membantu pelaku
UMKM yang membutuhkan bantuan modal baik dalam menjalankan usahanya
maupun untuk memenuhi kebutuhannya.
Pemberian Kredit Mikro Utama pada Bank BJB yang tepat sasaran bagi
sektor UMKM dapat mendorong berkembangnya skala usaha pada sektor ini dan
yang diterima dan menyerap tenaga kerja yang lebih banyak lagi. Hal ini merupakan
salah satu tolak ukur penyaluran Kredit Mikro Utama oleh Bank BJB.
Pengembalian Kredit adalah keadaan pembayaran pokok atau angsuran pokok
dan bunga kredit oleh nasabah serta tingkat kemungkinan diterimanya kembali dana
yang ditanamkan dalam surat-surat berharga atau penanaman lainnya.”
( 2007 : 123 )
Namun permasalahan yang sering muncul adalah adanya keterlambatan
pengembalian/pelunasan kredit yang dipengaruhi oleh faktor-faktor dari sisi nasabah.
Pengembalian kredit yang selalu tidak mencapai target tentu akan membuat bank
rugi.
Pengembalian kredit terutama Kredit Mikro Utama pada Bank BJB Cabang
Suci juga mengalami permasalahan. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
kelancaran pengembalian Kredit Mikro Utama dan membedakan seorang debitur
tergolong lancar atau tidak lancar dalam pengembalian kredit tersebut diduga adalah
sebagai berikut :
1. Karakteristik personal yang terdiri dari faktor jenis kelamin, usia, tingkat
pendidikan, status nasabah, dan jumlah tanggungan dalam keluarga yang
merupakan karakteristik personal.
2. Karakteristik usaha meliputi pengalaman usaha, aset usaha, omset penjualan,
3. Karakteristik kredit meliputi jumlah pinjaman, jangka waktu pelunasan,
pengalaman kredit, jaminan kredit, dan tingkat suku bunga.
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat diketahui bahwa seorang debitur
termasuk ke dalam kategori lancar atau tidak lancar. Pemilihan semua faktor-faktor
yang diduga berpengaruh terhadap tingkat pengembalian kredit tersebut berdasarkan
hasil diskusi penulis dengan pihak analis kredit Bank BJB Cabang Suci.
Kerangka pemikiran operasional yang telah diuraikan di atas dapat dirangkum
26 3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data, sesuai
dengan pendapat Sugiono (2003:32) pengertian objek penelitian sebagai berikut :
“Objek penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau
kegiatan yang mempunyai variabel tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulan.”
Objek penelitian yang penulis lakukan adalah analisis pengembalian kredit
pada Bank BJB Cabang Suci. Penulis melakukan pengamatan langsung ke Bank BJB
Cabang Suci dan mengadakan komunikasi langsung dengan analis kredit. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui perkembangan pengembalian kredit debitur dari tahun
2007-2009.
3.2 Metode Penelitian
Dalam metode penelitian ini penulis menggunakan metode analisis deskriptif,
alasannya yaitu untuk mengetahui atau menggambarkan jalannya suatu penelitian
yang tengah berlangsung atau mengetahui permasalahan yang terjadi di bank tempat
penulis melakukan penelitian. Metode analisis deskriptif adalah cara yang dilakukan
mengklisifikasikan data-data yang telah diperoleh dan ditarik kesimpulan sehingga
dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai objek yang diteliti.
3. 2. 1 Desain Penelitian
Dalam melakukan suatu penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan dan
perancangan, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan
sistemastis Syharsimi Arikunto (2006:51) , mengemukakan bahwa “Desain penelitian
adalah rencana dan rancangan yang dibuat oleh peneliti, sebagai ancar-ancar
kegiatan, yang akan dilaksanakan.”
Langkah-langkah desain penelitian menurut Umi Narimawati (2011:30)
adalah :
1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dan fenomena penelitian,
selanjutnya menetapkan judul penelitian;
2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi;
3. Menetapkan rumusan masalah;
4. Menetapkan tujuan penelitian;
5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan
teori;
6. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik
pengumpulan data;
3.2.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau aspek dari orang
maupun objek yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulan. (Sugiono 2003:20).
Berdasarkan topik yang dibahas pada penyusunan penelitian yaitu Analisis
Tingkat Pengembalian Kredit pada Bank BJB Kantor Cabang Suci. Penulis akan
menjelaskan mengenai tinjauan umum secara keseluruhan tentang analisis
pengembalian kredit.
Dalam penelitian ini operasionalisasi variabel dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Table 3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel / Sub variabel
Konsep Variabel Indikator Skala
Pengembalian nasabah serta tingkat kemungkinan
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data
3.2.3.1Sumber Data
Penentuan sumber data penelitian dapat dikategorikan menjadi dua bagian,
yaitu :
1. Data Primer (primary data)
Data yang diperoleh dari responden secara langsung yang dikumpulkan
melalui survei lapangan dengan menggunakan teknik pengumpulan data
yang diperoleh secara langsung dari PT. Bank BJB Cabang Suci.
Pengertian data primer menurut Umi Narimawati (2008:98) “Data
primer ialah data yang berasal dari sumber asli atau pertama. Data ini
tidak tersedia dalam bentuk terkompilasi ataupun dalam bentuk file-file.
Data ini harus dicari melalui narasumber atau dalam istilah teknisnya
responden, yaitu orang yang kita jadikan objek penelitian atau orang
yang kita jadikan sebagai sarana mendapatkan informasi ataupun data”.
2. Data Sekunder (secondary data)
Data yang diperoleh secara tidak langsung baik dari buku
literatur,arsip-arsip dan dokumen-dokumen yang dimiliki oleh instansi bersangkutan
ataupun media lain mengenai Analisis Tingat Pengembalian Kredit pada
Pengertian data sekunder menurut Umi Narimawati (2008:94) bahwa : “Data
sekunder merupakan data yang sudah tersedia sehingga kita tinggal mencari dan
mengumpulkan data”.
3.2.3.2Teknik Penentuan Data
3.2.3.2.1 Populasi
Populasi berasal dari dari bahasa inggris population, yang berarti jumlah penduduk. Digunakan untuk menyebutkan serumpun atau sekelompok objek yang
menjadi sasaran penelitian
Pengertian populasi menurut Sugiyono (2008:115) adalah sebagai berikut :
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah jumlah pengembalian Kredit
Mikro Utama tahun 2007-2010 pada Bank BJB Cabang Suci.
3.2.3.2.2 Sampel
Pengertian sampel menurut Sugiyono (2008:116) adalah sebagai berikut :
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karekteristik yang dimiliki pleh populasi
Adapun sampel yang penulis ambil adalah data pengembalian kredit dari tahun
2007-2010.
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan sebagai
berikut:
1. Studi Lapangan
Penelitian dilakukan dengan cara terjun langsung ke objek yang akan
diteliti :
a. Observasi, yaitu pengumpulan data secara langsung dari objek
penelitian melalui pengamatan, dicatat dan direduksi kemudian
disajikan secara sistematis untuk menggambarkan obyek yang
diteliti.
b. Wawancara, yaitu pengumpulan data dengan melalui tanya jawab
secara lisan dengan sumber data yang bersangkutan secara
langsung dan tanpa dengan daftar pertanyaan.
2. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan jalan membaca, mempelajari dan menganalisa buku-buku,
dokumen-dokumen perjanjian yang berkaitan dengan masalah yang
diteliti.
3.2.5 Rancangan Analisis
Dalam mengenalisis data tugas akhir ini, metode yang digunakan oleh penulis
adalah metode analisis deskriptif, yaitu metode penelitian yang dipergunakan dalam
penelitian sebagai suatu upaya untuk memecahkan masalah atau menjawab
permasalahan yang dihadapi dalam situasi tertentu.
Adapun pengertian metode analisis deskriptif menurut Sugiyono (2005:21),
adalah sebagai berikut :
“Metode analisis deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan
atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk simpulan yang
lebih luas.”
Penggunaan penelitian ini dimaksudkan untuk menggambarkan secara
lengkap mengenai kondisi tingkat pengembalian kredit pada Bank BJB Cabang Suci
Bandung, dan menjelaskan faktor-faktor yang penyebabkan pengembalian kredit
tidak sesuai dengan target.
Untuk mengetahui perkembangan pengembalian Kredit Mikro Utama dari tahun
ke tahun dapat dianalisa dengan rumus :
Perkembangan = Jumlah yang Dikembalikan oleh Debitur + Bunga X 100 %
4.1.4 Deskripsi Jabatan
1. Pemimpin Cabang
Tugas pemimpin cabang adalah :
a. Bertugas memimpin kantor cabang ditempat kedudukannya dan
bertindak atas nama direksi baik di dalam maupun di luar
pengadilan dalam hubungannya dalam kegiatan usaha bank.
b. Memegang rahasia bank dan kode lalulintas keuangan.
c. Melaksanakan misi kantor cabang secara keseluruhan.
d. Mengelola pelaksanaan sistem dan prosedur.
e. Merencanakan, mengembangkan, melaksanakan, serta mengelola
bisnis di wilayah kerja kantor cabang.
f. Merencanakan, mengembangkan, melaksanakan, serta mengelola
layanan unggul kepada nasabah.
g. Mengelola Kas Daerah.
h. Memberikan kontribusi laba yang nyata terhadap upaya
pencapaian laba bank secara keseluruhan.
i. Memberikan kontribusi yang nyata untuk mendorong
pemberdayaan ekonomi.
j. Melaksanakan kepatuhan terhadap sistem dan prosedur, peraturan
Bank Indonesia serta peraturan perundang-undangan lain yang
k. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok serta fungsi
kegiatannya.
2. Pemimpin Seksi Pemasaran Kredit, Dana Jasa, dan Supervisi Kredit
Tugas emimpin Seksi Pemasaran Kredit, Dana Jasa, dan Supervisi Kredit
adalah :
a. Mengelola pelaksanan sistem dan prosedur bidang pemasaran,
perkreditan, dan dana jasa bank.
b. Mengelola pemasaran produk dan jasa.
c. Melakukan penelitian potensi pemasaran produk dan jasa di
daerah kerja kantor cabang.
d. Memasarkan kredit kepada nasabah/bukan nasabah.
e. Memproses permohonan dan mengelola kredit berikut kredit
standar, garansi bank, dan dukungan bank.
f. Melakukan penjualan silang (cross selling) produk dan jasa bank. g. Melakukan pembagian dan pemantauan kepada eksisting debitur.
h. Memasarkan dana dan jasa bank kepada nasabah/bukan nasabah.
i. Mengelola pelayanan produk dan jasa.
j. Mengelola pembinaan kepada nasabah prima.
k. Melaksanakan kepatuhan terhadap sistem prosedur, peraturan BI,
serta peraturan perundang-undangan lainnya yang berlaku.
l. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok, fungsi, dan
3. Pemimpin Seksi Pelayanan
Tugas pemimpin seksi pelayanan adalah :
a. Mengelola pelaksanaan sistem dan prosedur di bidang pelayanan
nasabah dan operasional bank.
b. Merencanakan, mengembangkan, melaksanakan, mengelola
pelayanan produk dan jasa bank.
c. Menyediakan informasi produk dan jasa bank.
d. Mengelola pelayanan kartu ATM.
e. Mengelola pelayanan transaksi kas.
f. Mengelola kas ATM.
g. Mengelolaan pendayagunaan kas dan alat liquid secara optimal.
h. Melaksanakan kepatuhan terhadap sistem dan prosedur peraturan
BI serta peraturan perundang-undangan lainnya yang berlaku.
i. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok, fungsi, dan
kegiatannya.
4. Pemimpin Seksi Administrasi dan Umum
Tugas pemimpin seksi administrasi dan umum adalah :
a. Mengelola pelaksanaan sistem dan prosedur bidang pelayanan
dan operasi.
b. Mengelola transaksi jasa bank dan transaksi kliring.
d. Mengelola entry data/voucher transaksi kliring dan
pemindahbukuan ke dalam sistem.
e. Memeriksa kebenaran atau akurasi transaksi keuangan.
f. Memantau dan mengendalikan transaksi pembukuan.
g. Mengelola analisa keuangan.
h. Mengelola laporan keuangan kantor cabang.
i. Mengelola sumber daya manusia.
j. Mengelola teknik dan informasi.
k. Mengelola logistik kerumahtanggaan, kearsipan, dan administrasi
umum lainnya.
l. Melaksanakan kepatuhan terhadap sistem dan prosedur peraturan
BI serta peraturan perundang-undangan lainnya yang berlaku.
m. Mempertanggangjawabkan pelaksanaan tugas pokok, fungsi, dan
kegiatannya.
5. Pemimpin Kantor Intern Cabang (KIC)
Tugas pemimpin kantor intern cabang (KIC) adalah :
a. Mengelola pelaksanaan sistem dan prosedur bidang kontrol intern
cabang.
b. Membantu Pemimpin Cabang dalam merencanakan dan
melaksanakan pengendalian dan pengawasan atas proses kegiatan
c. Membantu Pemimpin Cabang dalam merencanakan dan
melaksanakan serta monitoring rencana kerja dan anggaran.
d. Mengelola seluruh buku pedoman perusahaan (sistem dan
prosedur) dan bertindak sebagai sentral BPP.
e. Membantu Pemimpin Cabang dalam mengendalikan kepatuhan
terhadap sistem dan prosedur peraturan BI serta
perundang-undandgan lainnya yang berlaku.
f. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok, fungsi, dan
kegiatannya.
6. Pemimpin Kantor Cabang Pembantu
Tugas pemimpin kantor cabang pembantu adalah :
a. Mengelola pelaksanan sistem dan prosedur bidang pemasaran,
perkreditan, dan dana jasa bank.
b. Memasarkan kredit kepada nasabah/bukan nasabah.
c. Melakukan penjualan silang (cross selling) produk dan jasa bank. d. Memasarkan dana dan jasa bank kepada nasabah/bukan nasabah.
e. Mengelola pelayanan produk dan jasa.
f. Mengelola pembinaan kepada nasabah prima.
g. Mengelola pelaksanaan sistem dan prosedur di bidang pelayanan
nasabah dan operasional bank.
h. Merencanakan, mengembangkan, melaksanakan, mengelola
i. Mengelola pelayanan kartu ATM.
j. Mengelola pelayanan transaksi kas.
k. Mengelola kas ATM.
l. Melaksanakan kepatuhan terhadap sistem prosedur, peraturan BI,
serta peraturan perundang-undangan lainnya yang berlaku.
m. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok, fungsi, dan
kegiatannya.
7. Pemimpin Kantor Kas
Tugas pemimpin kantor kas adalah :
a. Mengelola pelaksanaan sistem dan prosedur di bidang pelayanan
nasabah dan operasional bank.
b. Merencanakan, mengembangkan, melaksanakan, mengelola
pelayanan produk dan jasa bank.
c. Menyediakan informasi produk dan jasa bank.
d. Mengelola pelayanan kartu ATM.
e. Mengelola pelayanan transaksi kas.
f. Mengelola kas ATM.
g. Mengelolaan pendayagunaan kas dan alat liquid secara optimal.
h. Melaksanakan kepatuhan terhadap sistem dan prosedur peraturan
BI serta peraturan perundang-undangan lainnya yang berlaku.
i. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok, fungsi, dan
4.1.5 Aspek Kegiatan Perusahaan
Dalam mencapai visi, misi, dan fungsinya, Bank Jabar Banten melakukan
aktivitas usaha sebagai berikut:
1) Menghimpun dana dari masyarakat (Funding)
Sumber dana yang dihimpun dari Bank Jabar Cabang Banten Suci
adalah:
a. Giro yaitu simpanan yang dapat digunakan sebagai alat
pembayaran kegiatan usaha dan penarikannya dapat dilakukan
setiap saat dengan menggunakan cek atau bilyet giro dengan cara
pemindahbukuan.
b. Tabungan yang terdiri dari Tandamata, Simpeda, Tandamata
Gold, dan Tabungan Haji.
c. Deposito yaitu simpanan yang penarikannya hanya dapat
dilakukan pada waktu tertentu sesuai dengan perjanjian antara
nasabah dengan pihak bank.
2) Menyalurkan dana ke masyarakat (Lending)
Menggunakan dana terutama, disalurkan dalam bentuk pinjaman
kepada masyarakat dengan berbagai jenis dan sektor usaha, yang
terdiri dari:
a. Kredit Investasi yaitu yang diberikan kepada para investor untuk
b. Kredit Modal Kerja yaitu kredit yang diberikan untuk membiayai
kegiatan usaha dan biasanya bersifat jangka pendek, guna
memperlancar transaksi perdagangan.
c. Kredit Konsumtif yaitu kredit yang digunakan untuk keperluan
pembelian barang-barang konsumsi yang diperlukan debitur.
3) Memberikan jasa-jasa bank lainnya (Service)
Untuk memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat
serta meningkatkan “fee based income” (pendapatan di luar bunga),
Bank Jabar Banten memberikan jasa-jasa sebagai berikut:
a. Menerima setoran-setoran, seperti:
Setoran pajak
Pembayaran PDAM
Pembayaran uang kuliah
Pembayaran rekening telepon
b. Melayani pembayaran-pembayaran, seperti:
Gaji/Honorarium/Pensiun
Pembayaran deviden
Pembayaran hadiah/undian
c. Kiriman Uang (Transfer), merupakan jasa kiriman uang antar bank baik antara yang sama maupun bank yang berbeda.
Pengertian uang dapat dilakukan untuk dalam kota, luar kota,
4.2Hasil dan Pembahasan
4.2.1 Pembahasan Penelitian
Sebagai sebuah bank yang bergerak dalam usaha menyimpan dan
menyalurkan dana kepada masyarakat, Bank BJB Cabang Suci dalam hal ini harus
siap memberikan jasanya, yaitu dengan memberikan peluang kepada para masyarakat
umum jika suatu saat mengajukan permohonan kredit berupa sejumlah dana.
Tentunya pengajuan yang dilakukan oleh para calon debitur harus melalui
tahapan-tahapan yang telah disepakati dalam pengajuan kredit. Kredit KMU adalah
salah satu produk kredit Bank BJB yang paling banyak diambil oleh para calon
debitur karena kredit ini lebih dikhususkan untuk para pelaku UMKM. Tetapi dari
sekian banyak kredit yang dikeluarkan oleh pihak Bank BJB Cabang Suci kepada
debitur, mayoritas debitur banyak yang mengalami kendala dalam pengembalian
kreditnya tersebut. Situasi ini tentunya sangat merugikan bagi pihak Bank sebagai
lembaga keuangan, karena jika hal ini tidak dapat diselesaikan secepatnya, bukan
tidak mungkin Bank akan mengalami kerugian.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis, kondisi pengembalian kredit
KMU yang terjadi pada Bank BJB Cabang Suci saat ini memang tidak terlalu riskan
tapi tetap saja merugikan, karena setiap tahunnya selalu tidak mencapai target
pengembalian. Dari data yang penulis peroleh terhitung tahun 2007-2010, telah
terjadi ketimpangan antara kredit yang seharusnya dikembalikan dengan jumlah
Adapun data tingkat pengembalian kredit KMU pada Bank BJB Cabang Suci
Bandung adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1
Kredit KMU yang diberikan, jumlah kredit yang seharusnya diterima,
pengembalian kredit yang diterima, dan perkembangannya
pada Bank BJB Kantor Cabang Suci
Per 31 Desember (dalam ribuan rupiah)Tahun 2007-2010
TAHUN
2008 16.123.246 18.702.965,36 16.886.987,99 90,3 (1,00)
2009 19.195.272 22.266.515,52 20.657.334 92,7 2,4
2010 23.070.203 26.761.435,48 24.733.887,12 92,4 (0,30)
Sumber Data: Laporan Keuangan PT. bank bjb Cabang Suci (data diolah kembali)
Berdasarkan tabel 4.1 maka dapat dibuat grafik perkembangan pengembalian
Gambar 4.2
Grafik Perkembangan Pengembalian Kredit Mikro Utama Pada Bank BJB Cabang Suci
Tahun 2007-2010
Berdasarkan tabel 4.1 dan gambar 4.2 maka dapat diketahui perkembangan
pengembalian Kredit Mikro Utama pada PT. Bank BJB Cabang Suci mengalami
fluktuasi dari tahun 2007-2010, dengan kecenderungan mengalami penurunan.
4.2.2 Hasil Penelitian
4.2.2.1 Perkembangan Pengembalian Kredit Mikro Utama Bank BJB Kantor
Cabang Suci
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa, jumlah kredit KMU yang
dikembalikan pada tahun 2007 yaitu tahun pertama Kredit Mikro Utama dikeluarkan
adalah sebesar Rp. 14.883.595,76,- atau angka persentase pengembaliannya adalah
91,3 %. Sementara itu tahun 2008 jumlah kredit KMU yang kembali adalah Rp.
16.886.987,99,- dimana jumlah yang seharusnya kembali sebesar Rp. 18.702.965,36
atau angka persentase pengembaliannya adalah 90,3 %. Perkembangan persentase
pengembalian dari tahun 2007-2008 adalah (1,00) %. Hal ini dikarenakan jumlah
kredit yang dikembalikan di tahun 2007 ke tahun 2008 turun sangat drastis dari angka
Rp. 13.587.645,- ke Rp.16.886.987,99,-. Ditahun 2008 angka pengembalian kredit
meningkat sangat pesat. Selain itu jumlah kredit yang diberikan pada tahun 2007 ke
2008 juga meningkat sangat,
Pada tahun 2009 jumlah kredit KMU yang kembali adalah sebesar Rp.
20.657.334,- dimana jumlah yang seharusnya kembali adalah Rp. 22.266.515,52 ,-
atau angka persentase pengembaliannya adalah 92,7%. Telah terjadi peningkatan
jumlah kredit Kredit Mikro Utama yang diberikan Bank BJB Cabang Suci, lebih
besar dari tahun 2007 dan 2008. Jika dihitung dari perkembangan persentase
pengembalian tahun 2009 mengalami kenaikan pesat yaitu sebesar 92,7%
dibandingkan dengan tahun 2008 yang angka persentasenya mencapai 90,3%. Hal ini
dikarenakan jumlah kredit yang disalurkan oleh pihak Bank BJB Cabang Suci
Bandung di tahun 2009 terlalu besar. Dan kesadaran para debitur telah tumbuh untuk
mengembalikan kredit hanya kurang 7,3% saja dari target pengembaliannya.
Pada tahun 2010 jumlah Kredit Mikro Utama yang kembali adalah sebesar
Rp.24.733.887,12,- dimana jumlah yang seharusnya dikembalikan adalah
angka perkembangannya menurun sebesar (0,3%) dari tahun 2009 yaitu 2,40%. Hal
ini dikarenakan persentase jumlah kembali sebesar 92,4% dari total pengeluaran
pihak Bank BJB Cabang Suci, walaupun sebenarnya nominal yang dikeluakan oleh
pihak Bank BJB Cabang Suci untuk dana Kredit Mikro Utama di tahun 2009 jauh
leih besar dari tahun 2008.
Pada tahun 2010 perkembangan kredit menurun drastis dari 2,62% pada tahun
2009 menjadi (0,30%) di tahun 2010. Hal ini dikarenakan tingkat kesadaran para
debitur kembali menurun didalam mengembalikan Kredit Mikro Utama, meskipun
jumlah kredit KMU yang diberikan oleh pihak Bank BJB Cabang Suci setiap
tahunnya terus mengalami peningkatan.
4.2.2.2 Analisis Perkembangan Kredit Mikro Utama Bank BJB Kantor Cabang
Suci Bandung
Berdasarkan hasil analisis pada tebal 4.1 dapat dianalisis bahwa, jumlah kredit
KMU yang dikembalikan setiap tahunnya tidak pernah mencapai target yang
diharapkan oleh pihak Bank BJB Cabang Suci, sehingga berdampak terhadap
perkembangan persentase pengembalian kredit KMU yang cenderung mengalami
penurunan setiap tahunnya. Adapun tingkat perkembangan pengembalian kredit
KMU tertinggi terjadi dari tahun 2008 ke tahun 2009, yakni meningkat sebesar
2,40%. Hal ini dikarenakan perkembangan tingkat pengembalian kredit KMU dari
Sedangkan perkembangan terendah terjadi dari tahun 2007 ke tahun 2008
tahun pertama kredit KMU diberikan yakni sebesar (1,00%). Kondisi ini diduga
karena tingkat kesadaran para debitur untuk mengembalikan kredit masih kurang,
selain itu didalam menegakan kebijakan pihak Bank BJB Cabang Suci dinilai masih
kurang. Jika hal ini terus dibiarkan akan berdampak negatif pada kondisi keuangan
Bank BJB Cabang Suci. Oleh karena pihak analis kredit harus faktor–faktor apa saja
yang menyebabkan tingkat pengembalian kredit, khususnya kredit KMU selalu tidak
mencapai target pengembalian. Selain itu pula perlu ada tindakan tegas dari pihak
Manajemen Kredit Bank BJB Cabang Suci dalam memutuskan kebijakan-kebijakan
bank agar kredit yang mengalami masalah segera dapat teratasi.
Setelah penulis menjelaskan fenomena yang terjadi kepada pihak analis Kredit
Mikro Utama maka didapat hasil bahwa faktor-faktor yang menyebabkan tingkat
pengembalian kredit tidak lancar adalah Faktor–faktor yang diduga mempengaruhi
tingkat pengembalian kredit yaitu:
1. Karakteristik Personal terdiri atas jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan,
status nasabah, dan tanggungan dalam keluarga.
2. Karakteristik Usaha terdiri dari pengalaman usaha, aset usaha, omzet usaha,
dan total pendapatan bersih usaha bersih.
3. Karakteristik Kredit terdiri dari plafond pinjaman, jangka waktu pelunasan,
pengalaman kredit, jaminan, dan tingkat suku bunga.
Maka Karakteristik debitur/nasabah baik yang lancar maupun yang
variabel-variabel yang diduga berpengaruh terhadap tingkat pengembalian kredit
yang terdiri dari karakteristik personal, karakteristik usaha, dan karakteristik kredit.
Karakteristik personal mencakup jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, status
nasabah, dan tanggungan keluarga. Karakteristik usaha mencakup pengalaman usaha,
aset usaha, omzet usaha, dan total pendapatan usaha bersih. Sedangkan karakteristik
kredit mencakup plafond pinjaman, jangka waktu, pengalaman kredit, jaminan kredit,
55 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan data dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka hasil
penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Perkembangan pengembalian Kredit Mikro Utama pada Bank BJB Cabang
Suci Bandung dapat ditarik kesimpulan bahwa, jumlah kredit KMU yang
dikembalikan tiap tahunnya mengalami fluktuasi dati tahun 2007-2010. Hal
ini dikarenakan mencapai target tidak pernah sesuai dengan yang diharapkan
oleh pihak Bank BJB Cabang Suci, sehingga berdampak terhadap
perkembangan persentase pengembalian kredit KMU yang cenderung
mengalami penurunan setiap tahunnya. Jika hal ini terus dibiarkan akan
berdampak negatif pada kondisi keuangan Bank BJB Cabang Suci. Oleh
karena itu pula perlu ada tindakan tegas dari pihak Manajemen Kredit Bank
BJB Cabang Suci dalam memutuskan kebijakan-kebijakan bank agar kredit
yang mengalami masalah segera dapat teratasi.
2. Analisis tingkat pengembalian kredit KMU pada Bank BJB Cabang Suci
dapat diambil kesimpulan bahwa, dilihat dari persentasenya dari tahun 2007
ke tahun 2008 mengalami penurunan yang sangat drastis yaitu berada di
angka pengembaliannya sangat jauh dari target yang diharapkan ,sedangkan
dari tahun 2008 ke tahun 2009 mengalami peningkatan yang sangat pesat, ini
dikarenakan semua jenis Kredit Mikro Utama pengalami pelunasan kredit
yang hamper memenuhi target pengembalian. Walaupun masih ada saja
debitur yang mengalami ketidaklancaran dalam pengembalian kreditnya.
Pada tahun 2009 ke tahun 2010 mengalami penurunan lagi, karena pada
tahun 2010 Kredit Mikro Utama Linkage mengalami pengembalian kredit
tidak lancer dengan persentase yang sangat rendah, dari fenomena tersebut
telah didapat faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengembalian Kredit
Mikro Utama pada Bank BJB Cabang Suci adalah terdiri dari karakteristik
personal, karakteristik usaha, dan karakteristik kredit. Karakteristik personal
mencakup jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, status nasabah, dan
tanggungan keluarga. Karakteristik usaha mencakup pengalaman usaha, aset
usaha, omzet usaha, dan total pendapatan usaha bersih. Sedangkan
karakteristik kredit mencakup plafond pinjaman, jangka waktu, pengalaman
kredit, jaminan kredit, dan tingkat suku bunga. Dari sinilah dapat diketahi
bahwa seorang nasabah dapat dikatakan lancar atau tidak lancar.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis mencoba memberikan saran
dengan harapan dapat bermanfaat bagi Bank BJB Cabang Suci Bandung untuk
Adapun saran yang penulis kemukakan adalah sebagai berikut :
1. Sebaiknya didalam mengambil kebijakan penyaluran kredit, khususnya Kredit
Mikro Utama terhadap masyarakat/nasabah/debitur pihak Bank BJB Cabang
Suci (analis kredit) harus lebih berhati-hati, karena kredit yang disalurkan
tersebut merupakan piutang yang dimiliki oleh bank dan harus dikembalikan
kepada nasabah bank tersebut.
2. Sebaiknya pihak Bank BJB Cabang Suci lebih mengutamakan menjaga
tingkat profitabilitas dibandingkan dengan penyaluran kredit. Penyaluran
kredit yang berjumlah besar tetapi profit yang dihasilkan tidak sesuai dengan
jumlah kredit yang disalurkan. Hal ini dapat dilakukan dengan mengurangi
pengeluaran kredit daris setiap tahunnya dan lebih memfokuskan untuk
57 Rineka Cipta.
Asih. 2007. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Pengembalian Kredit Pengusaha Kecil dalam Program Kemitraan Corporate Social Responsibility (Studi Kasus pada PT. Telkom Divre II Jakarta). [skripsi].
Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Dahlan Siamat. 2004. Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta : Intermedia. Kasmir. (2002). Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.
(2003). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.
2004. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada. Malayu Hasibuan. (2002). Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Narimawati, Umi. (2008). Analisis Multifariat Untuk Penelitian Ekonomi. Jakarta:
Penerbit Genesis.
(2011). Riset Manajemen Sumber Daya Manusia Aplikasi Contoh dan Perhitungannya. Jakarta: Agung Media.
PT. Bank BJB. 2010. Laporan Tahunan. Statistik Penyaluran Kredit Mikro Utama. Bandung.
PT. Bank BJB Kantor Cabang Suci. 2010. Berbagai Terbitan Data Pengembalian Kredit Mikro Utama. Bandung.
Situs Internet www.google.com (Id.Wikipedis.org), Tentang Pengertian Kredit. Sugiono, 2002 : Metodologi Penelitian Administrasi, Bandung : Alfabeta.