• Tidak ada hasil yang ditemukan

ejournal Administrasi Publik Volume 9, Nomor 1, 2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ejournal Administrasi Publik Volume 9, Nomor 1, 2021"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

eJournal Administrasi Publik, 9 (1): 2021 :

ISSN 0000-0000 (Cetak), ejournal.an.fisip-unmul.ac.id

© Copyright 2021

Studi Tentang Penanganan Sampah Oleh Dinas Lingkungan Hidup Di Kota Samarinda

Jihan Aryani 1302015162

eJournal Administrasi Publik

Volume 9, Nomor 1, 2021

(2)

1 2021` 4881 - 4891

(3)

eJournal Administrasi Publik, 9 (1) : 2021 :

ISSN 0000-0000 (Cetak), ejournal.an.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2021

STUDI TENTANG PENANGANAN SAMPAH OLEH DINAS LINGKUNGAN HIDUP DI KOTA SAMARINDA

Jihan Aryani1, Fajar Apriani2, Santi Rande3

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi penanganan sampah oleh Dinas Lingkungan Hidup di Kota Samarinda serta mengidentifikasi faktor penghambat dan pendukungnya. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Sumber data primer adalah Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Kepala Bidang/Seksi pengelolaan sampah dan masyarakat Kota Samarinda. Data dikumpulkan dari teknik wawancara, observasi dan dokumentasi, yang kemudian dianalisis secara kualitatif dengan menggunakan model interaktif. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penanganan sampah oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Samarinda belum seluruhnya berjalan maksimal dikarenakan dari beberapa proses penanganan sampah masih banyak masyarakat yang belum mematuhi aturan terkait pengumpulan sampah, seperti tidak memilah sampah organik dan non-organik dan juga tidak sesuai dengan jam pembuangan sampah yang telah ditentukan. Adapun faktor-faktor pendukung penanganan sampah yaitu tersedianya fasilitas penanganan sampah berupa armada angkutan sampah ke Tempat Penampungan Sementara maupun Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu dan Tempat Pemerosesan Akhir walaupun 45% kondisinya kurang layak dan ketertiban masyarakat dalam membuang sampah sesuai jam oprasional pembuangan sampah. Sedangkan faktor penghambatnya yaitu masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk melakukan pemilahan sampah organik dan non organik serta Tempat Pemerosesan Akhir yang sudah melebihi kapasitas tampung atau overcapacity. Kata Kunci: Penanganan Sampah, Pengelolaan Sampah

PENDAHULUAN

Pengelolaan sampah dianggap sebagai salah satu bentuk pelayanan pemerintah yang penting karena kota tidak mampu mengatasi permasalahan sampah yang mengalami berbagai permasalahan ekonomi, kesehatan,

1 Mahasiswa Program S1 Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Mulawarman. Email: jihanaryani@gmail.com

2Dosen Pembimbing I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 3Dosen Pembimbing II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

(4)

lingkungan, dan lain-lain. Dinas Lingkungan Hidup Kota Samarinda merupakan unsur pelaksana Pemerintah Kota Samarinda dalam melaksanakan urusan pemerintahan dibidang lingkungan hidup khususnya dalam hal ini penanganan sampah. Kenyataannya hingga saat ini masih terdapat permasalahan sampah setelah penulis melakukan serangkaian observasi dan wawancara awal mengenai penaganan sampah yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Samarinda, antara lain sebagai berikut:

1. TPS (Tempat Penampungan Sementara) sampah yang seringkali terlihat kondisinya sudah melebihi kapasitas. Contohnya TPS yang terletak di Jalan Pramuka, terlihat sampah tidak berada di dalam TPS, justru berada di luarnya. Pada TPS yang terletak di Gang Nibung Jalan Dr. Sutomo juga terlihat sampah telah memenuhi TPS sehingga sampah menjadi berhamburan di sekitar TPS.

2. Masyarakat yang hendak membuang sampah tidak sesuai aturan jam yang berlaku. Sebagaimana seharusnya pembuangan dilakukan harus pada jam 18.00-06.00 Wita.

Sejumlah permasalahan tersebut, mendasari keinginan peneliti untuk mengevaluasi penanganan sampah oleh Dinas Lingkungan Hidup di Kota Samarinda serta mengidentifikasi faktor penghambat dan pendukungnya

KERANGKA DASAR TEORI Pengelolaan Sampah

Partanto (2002:123) menyatakan bahwa kelola atau mengelola adalah mengendalikan, mengatur, menyelenggarakan, mengurus dan menjalankan. Sedangkan pengertian pengelolaan adalah proses, cara, perbuatan mengelola. Sedangkan Terry (2010:43) menyatakan bahwa pengertian pengelolaan adalah pemanfaatan sumber daya manusia ataupun sumber daya lainnya yang dapat diwujudkan dalam kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Khusus untuk pengelolaan sampah, Kartikawan (2007:20), menyatakan pengelolaan sampah adalah semua kegiatan yang dilakukan dalam menangani sampah sejak ditimbulkan sampai dengan pembuangan akhir. Secara garis besar, kegiatan di dalam pengelolaan sampah meliputi pengendalian timbulan sampah, pengumpulan sampah, transfer dan transport, pengolahan dan pembuangan akhir. Maulana (2011:10) menyatakan bahwa pengelolaan sampah adalah suatu bidang yang berhubungan dengan pengaturan terhadap penimbunan, penyimpanan (sementara), pengumpulan, pemindahan dan pengangkutan, pemrosesan dan pembuangan sampah dengan suatu cara yang sesuai dengan prinsip-prinsip terbaik dari kesehatan masyarakat, ekonomi, teknik (engineering), perlindungan alam (conservation), keindahan dan pertimbangan lingkungan lainnya dan juga mempertimbangkan sikap masyarakat. Notoatmodjo (2007:191) menyatakan pengelolaan sampah adalah meliputi pengumpulan, pengangkutan, sampai dengan pemusnahan atau

(5)

Studi tentang Penanganan Sampah oleh Dinas Lingkungan Hidup di Kota Samarinda (Jihan Aryani)

4883

pengelolaan sampah sedemikian rupa sehingga sampah tidak menjadi gangguan kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup. Dalam Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 2 Tahun 2011 definisi pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah.

Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 02 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Sampah pasal 19 menerangkan bahwa sistem penanganan sampah meliputi:

1. Pemilahan.

Pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah sesuai dengan jenis, jumlah, dan/atau sifat sampah.

2. Pengumpulan.

Pengumpulan dalam bentuk pengembalian dan pemindahan sampah dari sumber sampah ke tempat penampungan sementara atau tempat pengolahan sampah terpadu.

3. Pengangkutan.

Pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber dan/atau dari tempat penampungan sampah sementara atau dari tempat pengolahan sampah terpadu menuju ke tempat pemprosesan akhir.

4. Pengolahan.

Pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah sampah.

5. Pemrosesan.

Pemrosesan akhir sampah dalam bentuk pengembalian sampah dan/atau residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara aman. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang penulis lakukan ini adalah jenis penelitian deskriptif kualitatif. Fokus penelitian ini antara lain: 1. Penanganan sampah oleh Dinas Lingkungan Hidup di Kota Samarinda, yang meliputi: a. Pemilahan, b. Pengumpulan, c. Pengangkutan, d. Pengolahan, e. Pemerosesan Akhir, dan 2. Faktor pendukung danpenghambat penanganan sampah oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Samarinda.

Dalam penelitian ini pemilihan sumber data primer dilakukan melalui teknik purposive sampling. Informan kunci (key Informan) penelitian yaitu Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kepala Bidang/Seksi Pengelolaan Sampah, sedangkan informan dalam penelitian ini adalah masyarakat Kota Samarinda, yang berdomisili di Kelurahan Air Hitam, Kecamatan Samarinda Ulu sebagai salah satu lokasi rawan banjir akibat sampah di Kota Samarinda. Kemudian data sekunder peneliti peroleh data dari dokumen-dokumen, arsip-arsip dan laporan-laporan Dinas Lingkungan Hidup Kota Samarinda. Teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain penelitian kepustakaan dan

(6)

penelitian lapangan terdiri dari observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis penelitian menggunakan model interaktif (Miles, Huberman dan Saldana 2014: 31-33).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Penanganan Sampah oleh Dinas Lingkungan Hidup di Kota Samarinda Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa penanganan sampah oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Samarinda secara umum telah dilakukan cukup baik melalui beberapa proses penanganan seperti pemilihan sampah, pengumpulan sampah, pengangkutan sampah, pengelolaan sampah dan pemerosesan akhir sampah. Dinas Lingkungan Hidup Kota Samarinda mempunyai Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu sehingga tersedianya tempat untuk mendaur ulang sampah. Kemudian sampah yang dibuang ke Tempat Pemerosesan Akhir adalah sampah residu atau sampah yang tidak dapat didaur. Perincian hasil penelitian dan pembahasan mengenai penanganan sampah oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Samarinda terjabar sebagai berikut:

a. Pemilahan

Pemilahan Sampah berkenaan dengan proses kegiatan penanganan sampah sejak dari sumber sampah seperti perumahan, kantor, Puskesmas, rumah sakit, pasar, dan tempat-tempat dimana manusia beraktivitas. Artinya dalam proses pemilahan sampah dimulai dari masyarakat. Masyarakat diwajibkan untuk memilah sampah yaitu sampah organik dan anorganik. Namun pada kenyataannya, kesadaran masyarakat untuk memilah jenis sampah saat membuang sampah belum ada. Selain rendahnya kesadaran masyarakat dalam memilah sampah sebelum membuangnya ke Tempat Pembuangan Sampah, tidak tersedianya tempat sampah yang membedakan sampah antara sampah organik dan non organik pada Tempat Penampungan Sementara juga memjadi faktor penyebab masyarakat tidak memilah sampah sebelum membuangnya.

Dengan demikian, penanganan sampah dari segi pemilahan secara umum belum terlaksana cukup baik. Yang dimana warga yang merupakan pelaku utama dalam proses pemilahan justru belum sepenuhnya sadar untuk memisahkan sampah organik dan organik sebelum dibuang ke TPS (Tempat Penampungan Sementara), kemudian juga untuk aspek penunjang seperti fasilitas TPS belum tersedia tempat sampah yang membedakan sampah organik maupun non organik.

Sebagaimana tertuang di dalam Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Sampah, pemilahan sampah adalah kegiatan pengelompokan dan memisahkan sampah sesuai jenis, jumlah, dan/atau sifat sampah. Maka seharusnya masyarakat memilah sampah antara sampah organik dengan sampah non-organik. Sebagian besar masyarakat tidak melakukan pemilahan sampah dikarenakan mereka tidak ada yang mengetahui bahwa pemilahan harus dilakukan oleh masyarakat sendiri. Kebanyakan sampah yang

(7)

Studi tentang Penanganan Sampah oleh Dinas Lingkungan Hidup di Kota Samarinda (Jihan Aryani)

4885

dihasilkan oleh rumah tangga ketika dibuang ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) sudah dalam keadaan dicampur menjadi satu apapun jenis sampahnya. Selain itu, belum tersedianya Tempat Penampungan Sementara yang membedakan antara jenis sampah organik dan non-organik juga menjadi alasan masyarakat tidak memilah sampah sebelum membuangnya ke Tempat Penampungan Sementara. Agar masyarakat memilah sampah sebelum dibuang, Dinas Lingkungan Hidup Kota Samarinda seharusnya menyediakan tempat sampah untuk organik dan non-organik. Dengan begitu masyarakat dirasa akan memilah sampah sebelum membuangnya ke Tempat Penampungan Sementara sampah. Jadi di Kota Samarinda ini masih cenderung belum memilah sampah organik dan non-organik dalam proses pemilahannya. Pemilahan antara sampah organik dan non-organik dimaksudkan agar nantinya sampah dapat lebih mudah untuk ditentukan yang mana sampah yang dapat didaur ulang/dimanfaatkan dan yang tidak. Daur ulang adalah salah satu strategi pengolahan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemprosesan, pendistribusian dan pembuatan produk atau material bekas pakai (Suriawiria, 2002:176).

b. Pengumpulan

Pengumpulan sampah berkenaan dengan proses penanganan sampah yang dilakukan Dinas Lingkungan Samarinda Kota Samarinda dengan cara atau proses pengambilan sampah mulai dari tempat pewadahan/penampungan sampah dari sumber timbulan sampah sampai ke tempat pengumpulan semantara/stasiun pamindahan atau sekaligus ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Hasil penelitian yang penulis lakukan diketahui bahwa rata-rata masyarakat telah memahami aturan terkait jam-jam dalam proses pengumpulam sampah ke TPS. Masyarakat yang hendak membuang sampah atau mengumpulkan sampah cenderung dilakukan pada malam hari setelah jam 18.00 Wita. Walaupun demikan, beberapa masyarakat yang sebenarnya telah mengetahui aturan terkait jam pembuangan, terkadang membuang sampah pada siang dan sore hari sebelum jam 18.00 Wita dengan alasan bahwa sampah telah menumpuk di rumah dan menyebabkan bau yang merambat ke lingkungan tetangga sehingga yang membuat masyarakat terkadang melakukan pelanggaran aturan jam-jam pengumpulan sampah.

Hal tersebut juga didukung dengan (Data Volume Sampah Kota Samarinda Periode Per Tahun dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Samarinda) yang menunjukkan bahwa masyarakat pada umumnya membuang sampah pada jam-jam yang telah ditentukan. Namun masih banyak masyarakat yang juga tidak mentaati aturan jam pembuangan sampah, walaupun berdasarkan data diketahui bahwa pada setiap tahun jumlah masyarakat yang terjaring razia pelanggaran jam membuang sampah mengalami penurunan. Dengan demikian penanganan sampah yang dilakukan dari segi pengumpulan sampah walaupun secara umum sudah terlaksana namun belum sepenuhnya dikatakan baik jika

(8)

melihat dari kasadaran masyarakat dalam membuang sampah atau mengumpulkan sampai sesuai jam aturan yang berlaku, dikarenakan sebagian masyarakat masih melakukan pengumpulan sebelum jam pembuangan sampah.

Sebagaimana bila dikaitkan dengan aturan penanganan sampah dalam proses pengumpulan sampah melihat ada waktu yang ditentukan, dalam Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Sampah Pasal 26 ayat (5) sampah yang dihasilkan oleh sampah-sampah rumah tangga atau pedagang wajib membuang sampahnya dan mengeluarkan/membuang ke Tempat Pembuangan Sampah pada pukul 18.00-06.00 Wita. Diperoleh gambaran bahwa Dinas Lingkungan Hidup Kota Samarinda dalam pengumpulan sampah sudah menyediakan Tempat Penampungan Sampah Sementara di 10 wilayah di Kota Samarinda sehingga masyarakat lebih mudah membuang sampah pada jam yang sudah ditentukan agar sesuai dengan peraturan yang ada. Yaitu pada pukul 18.00 Wita sampai dengan pukul 06.00 Wita. Pengumpulan sampah dilakukan oleh masyarakat dengan membuangnya di Tempat Pembuangan Sampah atau kontainer terdekat. Selanjutnya Dinas Lingkungan Hidup Kota Samarinda akan mengumpulkan sampah. Terdapat sanksi dan denda yang diberikan apabila diketahui melakukan tindak pelanggaran

c. Pengangkutan

Pengangkutan sampah berkenaan dengan proses yang bersasaran membawa sampah dari lokasi pemindahan atau dari sumber sampah secara langsung menuju Tempat Pemerosesan Akhir atau TPA. Pengangkutan sampah merupakan salah satu komponen penting dan membutuhkan perhitungan yang cukup teliti, dengan sasaran mengoptimalkan waktu angkut yang diperlukan dalam sistem tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat sudah mengangkut sendiri sampah hasil rumah tangga ke Tempat Penampungan Sementara Sampah. Kemudian nantinya sampah dari Tempat Penampungan Sementara diangkut oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Samarinda ke Tempat Pemerosesan Akhir dengan menggunakan arm rool dan dump truck.

Pengangkutan sampah dilakukan pada jam-jam tertentu, sehingga tidak dilakukan setiap waktu. Adapun jam-jam untuk armada dump truck sampah yaitu armada rutin dilakukan pada pukul 24.00 sampai dengan pukul 06.00 Wita, untuk armada sapu bersih dilakukan pada pukul 06.00 sampai dengan pukul 12.00 Wita, armada sapu jagat dilakukan pada pukul 12.00 sampai dengan pukul 18.00 Wita, dan armada angkutan malam pada pukul 18.00 sampai dengan pukul 24.00 Wita.

Dengan demikian diketahui bahwa pengangkutan sampah secara umum telah terlaksana cukup baik. Hal tersebut terlihat dari proses yang dilakukan oleh Dinas terkait dengan menggunakan kendaraan pengangkut sampah yaitu

arm rool dan dump truck sesuai dengan jamnya masinng-masing. Kemudian

(9)

Studi tentang Penanganan Sampah oleh Dinas Lingkungan Hidup di Kota Samarinda (Jihan Aryani)

4887

Tempat Penampungan Sementara Sampah. Sampah dari Tempat Penampungan Sementara akan diangkut oleh Dinas Lingkungan Hidup ke Tempat Pemerosesan Akhir dengan arm rool dan dump truck. Walaupun beberapa terkendala seperti armada pengangkutan sampah tersebut ada yang tidak optimal fungsinya.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Sampah, Pengangkutan Sampah adalah kegiatan membawa sampah dari sumber dan/atau dari Tempat Penampungan Sementara menuju ke Tempat Pemerosesan Akhir. Dalam hal penanganan sampah, khususnya dari segi pengumpulan sampah secara umum sudah dilakukan Dinas Lingkungan Hidup Kota Samarinda dengan cukup baik, dimana untuk pengangkutan sampah dibagi dalam empat shift dengan tujuan tertentu, serta pengangkutan yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Samarinda dimulai dari Tempat Penampungan Sampah hingga Tempat Pemerosesan Akhir dengan menggunakan armroll dan dump truck. Namun, temuan penelitian menunjuukan ada beberapa armada angkutan sampah kurang mendukung dalam proses pengangkutan karena beberapa kendaraan seperti armroll dan dump

truck tidak optimal fungsinya. Sehingga diharapkan bagi Dinas Lingkungan

Hidup Kota Samarinda untuk memperbaiki atau meningkatkan kelayakan fungsi pada kendaraan/angkutan sampah guna mendukung kelancaran proses pengangkutan.

d. Pengolahan

Pengolahan sampah berkenaan dengan proses penanganan sampah yang dilakukan Dinas Lingkungan Hidup Kota Samarinda meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Pengolahan sampah ini dilakukan oleh pemerintah dan warga masyarakat untuk mencegah, menghadapi atau mengatasi masalah sampah yang menjadi perantara menyebarluasnya suatu penyakit. penanganan sampah pada proses pengolahan sampah Dinas Lingkungan Hidup Kota Samarinda menyediakan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu. Pada Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu sampah akan dikelola dalam satu tempat untuk kemudian dipilah guna memisahkan sampah yang masih bisa didaur ulang. Kemudian sampah yang dibuang ke Tempat Pemerosesan Akhir adalah sampah residu atau sampah yang tidak dapat didaur ulang.

Dengan demikian pengolahan sampah telah dilakukan dan juga pengolahan sampah memiliki manfaat untuk masyarakat sekitar Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu. Sampah yang dapat didaur ulang akan dijual oleh masyarakat dan dengan melakukan pengelolaan sampah bermanfaat untuk memperpanjang umur Tempat Pembuangan Akhir.

Sebagaimana berdasarkan Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Sampah disebutkan bahwa pengolahan sampah dilakukan dengan mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah

(10)

sampah yang dilaksanakan di TPS/TPST dan di TPA. Pengolahan sampah sebagaimana dimaksud memanfaatkan kemajuan teknologi yang ramah lingkungan. Maka dalam hal ini, Dinas Lingkungan Hidup Kota Samarinda telah menyediakan TPST. Sampah yang ada di masyarakat dikelola dulu di satu tempat seperti di Loa Bakung, Bengkuring, Harapan Baru, dan di Rawa Makmur. Disana sampah akan dikumpul, dipilah mana sampah-sampah yang bisa dimanfaatkan atau yang bisa didaur ulang baik organik maupun non-organiknya. TPST (Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu) adalah residu tujuan pertama untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar lahan sampah yang bisa didaur ulang bisa dijual.

Berdasarkan hasil penelitian, penanganan sampah pada proses pengolahan sampah dilakukan Dinas Lingkungan Hidup Kota Samarinda dengan menyediakan TPST, dimana sampah akan dikelola dalam satu tempat untuk kemudian dipilah guna memisahkan sampah yang masih bisa didaur ulang. Kemudian sampah yang dibuang ke Tempat Pemerosesan Akhir adalah sampah residu atau sampah yang tidak dapat didaur ulang. Sebagaimana menurut Nugroho (2013:39), menggunakan kembali (Reuse) merupakan salah satu prinsip dalam pengelolaan sampah yang benar yaitu mengusahakan untuk mencari barangbarang yang bisa dipakai kembali, dan mengindari pemakaian barang-barang yang sekali pakai guna memaksimalkan umur suatu barang. e. Pemerosesan Akhir Sampah

Dinas Lingkungan Hidup Kota Samarinda dalam hal ini menyebutkan pemerosesan berarti adalah penataan. Dinas Lingkungan Hidup Kota Samarinda memiliki dua Tempat Pemerosesan Akhir yaitu di TPA Lubuk Pinang dan di TPA Sambutan. Namun TPA di Lubuk Pinang mengalami overcapacity karena berumur lebih 20 tahun. Padahal umur maksimal TPA adalah lima tahun. Hal ini bisa berpengaruh pada pemerosesan akhir sampah menjadi kurang maksimal karena sudah mengalami overcapacity.

Dinas Lingkungan Hidup Kota Samarinda menggunakan metode angkut, buang dan tata. Ada dua sistem yang kini digunakan yaitu Open Dumping dan

Controlled Landfill. Dinas Lingkungan Hidup Kota Samarinda untuk sekarang

ini hanya menggunakan dua metode Open Dumping untuk TPA Lubuk Pinang dan Controlled Landfill untuk TPA Sambutan.

Pemerosesan akhir sampah sesuai Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Sampah, dilakukan di Tempat Pemerosesan Akhir (TPA). TPA adalah tempat untuk memproses dan mengembalikan sampah ke media lingkungan secara aman bagi manusia dan lingkungan. Dalam hal ini, pemerosesan akhir yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Samarinda sudah cukup terlaksana dengan baik.

2. Faktor Pendukung dan Penghambat Penanganan Sampah oleh Dinas Lingkungan Hidup di Kota Samarinda

(11)

Studi tentang Penanganan Sampah oleh Dinas Lingkungan Hidup di Kota Samarinda (Jihan Aryani)

4889

Faktor pendukung dalam penanganan sampah di Kota Samarinda oleh Dinas Lingkungan Hidup yaitu armada pengangkutan sampah milik Dinas Lingkungan Hidup Kota. Berdasarkan Data Jumlah Armada Penanganan Sampah DLH Kota Samarinda Tahun 2020 diketahui bahwa untuk armada penanganan sampah secara keseluruhan memiliki kelayakan pakai dengan persentase 55 persen.

Adapun faktor penghambat dalam penanganan sampah oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Samarinda ialah:

1) Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk melakukan pemilihan sampah (organik dan non organik). Hal tersebut dikarenakan juga Dinas Lingkungan Hidup belum menyediakan tempat sampah terpisah antara organik dan non-organik.

2) Kurang optimalnya fungsi TPA (Tepat pemerosesan Akhir) yaitu usia tempat pemerosesan akhir sudah cukup lama dan melebihi kapasitas tampung atau overcapacity.

PENUTUP

Kesimpulan dari hasil penelitian ini antara lain:

1. Penanganan sampah oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Samarinda secara umum telah dilakukan cukup baik. Beberapa hal yang belum cukup baik dalam pelaksanaannya antara lain dari segi pemilahan sampah, dimana masyarakat belum melakukan pemilahan sampah sebelum dibuang ke Tempat Penampungan Sementara. Hal ini disebabkan juga tidak adanya tempat yang membedakan antara jenis sampah organik dan non-organik pada Tempat Penampungan Sementara. Kemudian dari segi pengumpulan sampah yang dihasilkan dari sampah rumah tangga, masyarakat belum tertib membuang sampah ke tempat pembuangan sesuai ketentuan jam yang berlaku. Dari segi pengangkutan sampah dilakukan Dinas Lingkungan Hidup mulai dari ke Tempat Penampungan Sementara hingga ke Tempat Pemerosesan Akhir menggunakan kendaraan pengangkut sampah yaitu arm

rool dan dump truck dengan jadwal waktunya masing-masing yang dibagi

dalam satu hari kerja. Beberapa armada pengangkutan sampah tersebut ada yang tidak optimal fungsinya. Untuk pengolahan sampah dilakukan dengan mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah sampah pada Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu guna memisahkan sampah yang masih bisa didaur ulang, untuk kemudian sampah residu atau yang tidak dapat didaur ulang akan dibuang ke Tempat Pemerosesan Akhir, dimana pada pemerosesan akhir sampah dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup dua metode Open Dumping untuk TPA Lubuk Pinang dan Controlled Landfill untuk TPA Sambutan.

2. Faktor pendukung penanganan sampah oleh Dinas Lingkungan Hidup di Kota Samarinda yaitu tersedianya fasilitas penanganan sampah armada

(12)

angkutan ke Tempat Penampungan Sementara maupun ke Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu dan Tempat Pemerosesan Akhir. Sedangkan faktor penghambatnya yaitu masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk melakukan pemilihan sampah (organik dan non-organik) dan Tempat Pemerosesan Akhir yang sudah melebihi kapasitas tampung atau

overcapacity.

Atas kesimpulan tersebut, penulis merekomendasikan beberapa hal untuk penanganan sampah yang lebih baik bagi Dinas Lingkungan Hidup Kota Samarinda, yaitu:

1. Diharapkan DLH Kota Samarinda menyediakan tempat sampah yang membedakan jenis sampah, sehingga dengan adanya Tempat Penampungan Sampah yang telah dibedakan jenisnya masyarakat memiliki kesadaran untuk memilah sampah terlebih dahulu sebelum dibuang ke Tempat Pembuangan Sementara.

2. Sebaiknya Pemerintah Daerah melalui Dinas Lingkungan Hidup Kota Samarinda melakukan sosialisasi terkait sampah seperti pemilahan atau aturan dalam pengumpulan sampah kepada masyarakat secara rutin semisal sekali dalam sebulan. Sosialisasi juga dilakukan dengan menggerakkan dan melibatkan PKK dari setiap wilayah secara berjenjang mulai lingkungan RT sampai tingkat kecamatan untuk menghimbau masyarakat untuk lebih sadar dalam memilah dan tertib dalam membuang sampah.

3. Dinas Lingkungan Hidup Kota Samarinda perlu melakukan penambahan unit armada pengangkutan sampah (minimal peremajaan armada) agar lebih optimal mengingat terdapat empat shift yang diberlakukan dalam pengangkutan sampah.

4. Dinas Lingkungan Hidup Kota Samarinda seharusnya memperluas Tempat Pemerosesan Akhir untuk menghindari overcapacity.

DAFTAR PUSTAKA

Damanhuri, E. 2010. Diktat Pengelolaan Sampah. Bandung: Teknik Lingkungan Institut Teknologi Bandung (ITB).

Kartikawan, Yudhi. 2007. Pengelolaan Persampahan. Yogyakarta: Jurnal Lingkungan Hidup.

Maulana, Mochammad. 2011. Profil Pemulung Tempat Pembuangan Akhir

Sampah. Medan: Jurnal Universitas Sumatera Utara.

Milles, B. Mathew, A. Michael Huberman dan Johny Saldana, 2014.

Qualitative Data Analysis. Edisi Ketiga. Sage Publications, Inc.

Moleong. 2008. Metodologi Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mustofa, M. H. 2000. Teknik Pengelolaan Sampah. Yogyakarta: Adisipta Karya Nusa.

(13)

Studi tentang Penanganan Sampah oleh Dinas Lingkungan Hidup di Kota Samarinda (Jihan Aryani)

4891

Nugroho, Panji. 2013. Panduan Pengelolaan Pembuatan Pupuk Kompos Cair

Dari Sampah. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Partanto, Pius A. 2002. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Arkola. Pasolong, Harbani. 2012. Metode Penelitian Administrasi Publik. Bandung:

Alfabeta.

Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Sampah.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah. www.dlh.samarindakota.go.id/regulasi/item/158

Yaputra, Hendra. 2007. Pengelolaan Sampah Berwawasan Lingkungan. Jakarta: Penerbit Yayasan Idayu.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui adanya perbedaan pemberian latihan wobble board dan latihan core stability terhadap peningkatan keseimbangan pada mahasiswa esa unggul.Sampel:

Soetomo Surabaya Pada Pokok Bahasan Usaha dan Energi” dengan baik dan lancar dalam rangka memenuhi syarat kelulusan Strata I di Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan

telah diperbuatnya. 23 Tujuan dari hukuman sendiri adalah menciptakan suasana pembelajaran yang aman dan teratur sehingga anak didik dapat menjalankan tugasnya

Tuntutan akan peningkatan penerimaan, perbaikan dan perubahan mendasar dalam segala aspek perpajakan menjadi alasan dilakukannya reformasi perpajakan dari waktu ke

Faktor yang menjadi pendukung diantaranya; kreatif dalam melakukan inovasi, member yang kompak, solid, dan memiliki loyalitas, adanya member baru, rasa nyaman di

Menimbang : a. bahwa sebagai pelaksanaan dari Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor: 46 Tahun 2012 tentang Jabatan Fungsional Pengawas

Awal pertama kali data yang sudah terecord di dalam mesin harus di import terlebih dahulu ke dalam database aplikasi, sebelumnya pastikan status mesin dalam “machine List”

Pada tugas akhir ini akan diamati nilai harmonisa yang dihasilkan Altivar 28HU18M2U dan 31HD15N4 yang digunakan dalam pengontrolan motor induksi 3 fasa yang terkopel