• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPERAWATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPERAWATAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Patient Controlled Analgesia Page 1

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPERAWATAN

PATIENT CONTROLLED ANALGESIA / PCA PADA ANAK SESUDAH OPERASI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen Keperawatan

Disusun oleh

Eka Rokhmiati Wahyu Purnamasari

NPM 1006 800 825

PROGRAM MAGISTER KEPERAWATAN ANAK FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS INDONESIA TAHUN 2011

(2)

Patient Controlled Analgesia Page 2

PATIENT CONTROLLED ANALGESIA/PCA PADA ANAK SESUDAH OPERASI

EKA ROKHMIATI WAHYU PURNAMASARI NPM 1006 800 825

Program Magister Keperawatan Anak Universitas Indonesia Tahun 2011

Abstrak

Penggunaan obat untuk mengurangi rasa nyeri sangat dibutuhkan oleh seseorang sehabis mengalami operasi terlebih bagi seorang anak, dimana koping dan pengalaman rasa nyeri masih dalam taraf pembelajaran.Beda hal dengan orang yang telah dewasa, rasa nyeri dapat dikurangi dengan tehnik dan pengalaman di masa lalu.

Patient Controlled Analgesia (PCA) merupakan suatu alat pompa (syringe pump) yang sudah terprogram kadar obat pengurang rasa nyeri. Jika anak merasa nyeri,maka anak akan meremas alat yang sudah terpasang pada jari-jari anak. Maka obat tersebut akan mengalir ke dalam pembuluh darah yang terpasang oleh infuse set. Disinilah peran perawat sangat dibutuhkan dalam pengontrolan penggunaan obat analgesia dalam bentuk pendokumentasian.

Kata Kunci: Nyeri/pain, pre/post operasi, PCA,perawat, morpin,opiad

Latar Belakang

Nyeri merupakan suatu perasaan atau pengalaman yang tidak nyaman baik secara sensori

dan emosional yang dapat di tandai dengan kerusakan jaringan ataupun tidak (Association for the study of pain. Dan pada kenyataannya rasa nyeri dapat di antisipasi dengan aman dan efektif pada semua anak dengan memperhatikan beberapa hal: usia anak dan pengalaman rasa sakit. (Fisher and Morton, 1998)

Tipe dari nyeri adalah: Cutaneous pain, Viseral pain, Neuropathic pain,Akut pain dan Kronik pain. Pada saat anak sesudah melakukan post operasi maka yang terjadi adalah anak akan mengalami

1. Tranduksi : Transduksi adalah mengarahkan perubahan informasi kimia menjadi dari sel ke elektrik impuls ke spinal cord.Tranduksi terjadi ketika sel terkena injuri dan pengeluaran kimia dalam tubuh seperti prostaglandin,bradykinin,histamin dan glutamat.Kimia seperti

(3)

Patient Controlled Analgesia Page 3 nociceptor (type sistem sensori reseptor yg mengaktifkan stimulus noxious) Lokasi di kulit,tulang,sendi, otot dan organ dalam.

2. Transmisi : Transmisi merupakan fase selama adanya stimulus dari sistem syaraf perifer ke arah otak.Transmisi terjadi ketika perifer nociceptor terbentuk di sinaps bersama neuron ke spinal cord membawa respon nyeri .Ketika implus nyeri mencapai thalamus di otak maka terjadi terjadi 2 respon.Thalamus menyampaikan pesan ke kortek, mengenai lokasi nyeri berada. Setelah dicatat maka pesan di sampaikan oleh nociceptor untuk dilanjutkan kembali.

3. Persepsi: Persepsi adalah rasa & pengalaman ketidaknyamanan terjadi ketika rangsang

nyeri sangat mencapai otak.saat persepsi akan terjadi : rasa nyeri, perubahan struktur ,penuh

terhadap rasa nyeri pada saat kejadian dan bangkitan emosi.Saat nyeri berlangsung tiap orang berbeda dalam menanggapi responnya. (tergantung dari genetik,jenis kelamin,usia ,kultur, tingkat kecemasan,dan pengalaman nyeri)

4. Modulasi: Modulasi merupakan fase terakhir dimana implus bertransmisi selama otak berinteraksi dengan syaraf spinal.Di sisi ini nyeri dihambat oleh neurochemical untuk mengurangi nyeri.

Penting bagi seorang perawat mengetahui respon nyeri dan cara penanganannya yang jika salah penanganan akan berdampak pada perkembangan fisik dan psikologis seorang anak (Neonatal pain.P.572)

Standar Penanganan nyeri yang ada di rumah sakit ( The Children`s National Service Framework/DH,2004)

a. Seorang anak berhak untuk menentukan dan mengontrol rasa nyeri mereka

b. Setiap seorang staf Rumah Sakit (perawat) wajib menerima atau mendapat training bagaimana penanganan rasa nyeri pada seorang anak.

c. Seorang anak berhak mendapat perlakukan managemen nyeri terhadap rasa nyeri yang dirasakannya.

d. Rasa nyeri wajib dipantau oleh staf rumah sakit (perawat) setelah anak dilakukan prosedur. e. Protokol dan prosedur harus dalam kondisi aman terutama dalam hal obat pengontrol rasa nyeri/analgesic

(4)

Patient Controlled Analgesia Page 4 f. Penanganan rasa nyeri harus terus diawasi dan diperbaharuhi secara berkala

g. Kepercayaan dan koordinasi akan mengurangi nyeri anak.

Penanganan nyeri dibagi atas beberapa kategori

a. Non Pharmacological: salah satu cara atau strategic dengan meminimalkan pesepsi terhadap rasa nyeri dengan cara tidak melakukan atau memasukkan obat apapun. b. Pharmacological: penanganan rasa nyeri dengan menggunakan obat.

Pemberian analgesia ditentukan oleh derajat nyeri. Nyeri ringan diobati dengan non opiad, nyeri sedang di obati dengan opiad seperti kodein dan nyeri hebat diobati oleh morfin, fentanil, petidin atau metadon. Untuk nyeri hebat yang sedang berlangsung, pemberian analgesia secara teratur lebih baik dibanding kalau perlu (Juffrie dan Darmawan,2003). Penggunaan P.CA di Indonesia masih belum terlalu sering, hanya pada kasus-kasus tertentu saja dan yang mengalami nyeri yang sangat hebat.

Tinjauan Literatur

Definisi dari Patient controlled analgesia /PCA adalah suatu tehnik penggunaan obat secara system elektronik yang berkembang pada decade tahun 1970 yang dicobakan pada pasien dewasa yang mendapat beberapa dosis obat untuk mengurangi rasa nyeri. Baru pada decade 1980 dipergunakan oleh anak. (Moules,Ramsay.et.all.2007)

Penggunaan PCA sama prinsipnya dengan penggunaan PCA pada orang dewasa, tetapi ada beberapa penggunaan Opiad dapat menekan pernapasan atas dengan ditandai peningkatan intracranial (Lawson, 1998).

Pompa yang sudah terprogram akan mengalirkan obat analgesia melalui bolus jika anak meremas pegangan yang berada di tangannya.Walaupun anak dapat setiap waktu meremas pegangan tersebut tetapi obat terkunci dengan baik, artinya sesuai order yang dipesan.Anak yang menggunakan PCA pada hari pertama operasi akan tertelap tidur pada hari

postoperative karena anak tidak merasakan nyeri ( Doyle.et.all.1993).

Kontraindikasi anak dengan PCA (Fisher S.2000) 1 Anak dibawah usia 5 tahun

(5)

Patient Controlled Analgesia Page 5 2 Gangguan kognitif

3 Kesulitan bahasa/ tidak memahami petunjuk cara penggunaan PCA 4 Riwayat penggunaan opiad yang lalu

5 Mengalami gagal ginjal (pasien ginjal hanya bisa diberikan secara bolus)

Semuanya perhitungan pemberian dosis berdasarkan pada perhitungan berat badan dan usia anak. Pemasangan PCA dapat dilakukan di intravena maupun subcutan

Ada 3 program cara kerja PCA pump (Moules, Ramsay.et.all.2007) 1 Dosis Bolus

Anak tinggal menekan tombol untuk mengalirkan dosis analgesia yang dibutuhkan. Dan segera mengunci aliran agar obat tidak keluar secara berlebihan.Perawat dan orang tua tiap waktu harus mengecek jumlah dosis dan seberapa sering obat analgesia yang telah dipakai oleh anak.

2 Lanjutan infuse

Dinamakan juga dengan analgetik tertutup 3 Lanjutan infuse dan bolus tertutup

Kombinasi dari item 2 diikuti dengan pemberian extra analgesia. Digunakan untuk pembedahan mayor (Skoliosis atau bedah thorax)

Semua anak yang mendapat PCA secara regular harus diawasi akibat side efek dari opiad seperti respirasi,kedalaman dan komplikasi dari analgesia.

(6)

Patient Controlled Analgesia Page 6 Lembar pengawasan yang harus diisi dan dilengkapi oleh perawat pada anak yang mendapat analgesia melalui PCA (Fisher, 2000)

Llewelyn (1991) menemukan bahwa anak usia 3 tahun dapat menggunakan PCA dengan baik dan benar. Morpin 1mg/ml merupakan obat pilihan untuk PCA terbukti mengurangi nyeri dan side efek panas dibanding pemberian opiad (Vetter, 1992).

Pembahasan

Tujuan dari keperawatan anak adalah meminimalkan dan mengurangi rasa nyeri. Ada beberapa variable yang ditujukan untuk memahami rasa nyeri anak. Intervensi keperawatan non farmakologika dan farmakologi dapat digunakan secara baik dan benar.Tergantung dari kontrak diantara perawat, anak dan orang tua. Semuanya bergantung personal dan partisipasi

(7)

Patient Controlled Analgesia Page 7 anak. Sebelum penggunaan PCA harus ada juga pendidikan cara penggunaan dan side efek yang ditimbulkan oleh penggunaan opiad dengan PCA.

Perawat juga dapat mengkaji intensitas nyeri yang dirasakan oleh anak, apakah ringan,

sedang atau berat. Selain itu juga yang penting dikaji perawat adalah: pernapasan, pulse oxymetri, dan sambungan PCA. Jika memang bisa tidak menggunakan alat bantu PCA maka gunakan tehnik minimalkan rasa nyeri dengan tehnik non farmakologi.

Kelebihan

PCA menghasilkan analgesia yang sangat baik. Pendidikan sebelum pre operatif sangat membantu anak-anak untuk menggunakan PCA. Umumnya pasien hanya mengatur tombol untuk memberikan bolus sendiri.Sebelum penggunaan PCA, loading intravena yang adekuat harus terjadi untuk mencapai kadar darah yang cukup. (Juffri and Darmawan,2003)

Kekurangan

Efek samping dari penggunaan analgesia adalah: depresi pernapasan, muntah-muntah, gatal dan konstipasi.Dan juga biaya yang mahal serta jarang digunakan untuk pasien anak di negara Indonesia.

Penggunaan metode non farmakologi akan dicoba terlebih dahulu sebelum menggunakan metode farmakologi seperti:tehnik distraksi, relaksasi, guidance imaginary dan terapi panas/dingin/pijatan. ((Moules, Ramsay.et.all.2007)

Kesimpulan

Pengkajian terhadap rasa nyeri penting dilakukan oleh perawat karena dari pengkajian rasa

nyeri tersebut akan timbul intervensi/penanganan rasa nyeri yang dirasakan oleh anak (Baker

and Wong,1987). Dan juga dari pengalaman tersebut seorang perawat akan lebih cekatan dalam kasus penanganan rasa nyeri pada anak baik itu dalam validitas dan reliabilitas. Pendekatan dengan keluarga jauh lebih baik, guna memudahkan pengkajian rasa nyeri pada anak.

(8)

Patient Controlled Analgesia Page 8

Rekomendasi

Yang dapat penulis rekomendasikan dari perawat guna pengontrolan PCA adalah sebagai berikut:

1. Perawat harus dapat mengkaji skala nyeri dan pendokumentasian secara tepat dan benar

2. Perlu diketahui factor yang menimbulkan rasa nyeri, karena nyeri pada anak timbul karena berbagai factor.

3. Perawat juga harus mampu mengoperasikan alat PCA yang menggunakan system computer.

4. Penting di ingat bahwa rasa nyeri adalah penilaian/ kesimpulan dari individual Seorang anak.

5. Perlu klarifikasi pada anak dan orang tua definisi nyeri seperti apa (jika anak kooperatif).

6. Penanganan rasa nyeri dapat menggunakan intervensi non farmakologi dan farmakologi.

Implikasi Keperawatan

Patient Controlled Analgesia merupakan suatu alat yang menggunakan system perangkat computer yang digunakan untuk memberikan obat analgesia. Kegiatan pemberian obat analgesia memerlukan kontrol dari perawat dan orang tua. Penggunaan obat analgesia bukan tidak menimbulkan efek yang negative disamping dapat meminimlkan rasa nyeri yang hebat.Penggunaan obat analgesia yang berkepanjangan akan mengganggu system dalam tubuh anak juga menurunkan tingkat daya tahan anak terhadap ambang rasa nyeri. Tentunya hal ini tidak luput dari peran perawat sebagai konselor, educator dan manajer diharapkan pada anak dan orang tua dengan PCA.

Daftar Pustaka

Dianne Cotterell. (2005).Beads for a brave Journey.Hipnosis can assist children pain.Australian nursing journal:Sep; 13,3; Academic Research Library pg.31 Elske Ammenwerth.,Franz Raugegger.,Frauke Ehlers.,Bernhard Hirsch.,Christine

Schaubmayr. (2010).Effect of nursing information system on the quality of information processing in nursing: evaluation study using. The HIS-monitor instrument.International

(9)

Patient Controlled Analgesia Page 9 Fisher.Susan.(2000). Postoperative pain management in paediatrics.The Journal Of

Perioperative Practice; Feb 2000:10,2; ProQuest Pg.80.

Holloway.B.W.(2003).Stat Fact: the Clinical Pocket Reference For Nurses.F.A Davis Company, Philadelphia

Hockenberry. M.J., Wilson. D., (2009), Essentials of Pediatric Nursing, 8th ed, Philadelphia: Mosby.

Hong-Gu He, Tat-Leang Lee, Riawati Jahja, Rajammal S,Katri.V.,Tarja and Emily. (2009). The Use of nonpharmacological methods for children`s postoperative pain relief: Singapore nurses`s percepectives.Journal for specialist in pediatric nursing. Juffrie.M dan Darmawan.(2003).Panduan Praktek Pediatrik.Gajah Mada University Press.Yogyakarta.

Kyle,Terry. (2008). Essential Pediatric Nursing. Philadelphia: Lippinctt.

Moules, T. & Ramsay, J. (2008). The Textbook of Children’s and Young Peolple’s Nursing. Second Edition. Malden, MA : Blackwell Publishing.

Tarja Polkki, Anna-Maija, Katri Vehvilainen, Helena Laukkkkala, Kai Kiviluoma. (2008).Imagery-Inducted relaxation in children`s postoperative pain relief: A randomized pilot study. Journal of pediatric nursing, vol 23, no.3 (June)

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini dilakukan untuk menganalisis bagaimana pengaruh penyelarasan strategik terhadap kinerja organisasi pada sektor rumah sakit dan klinik

Jumlah telur yang diperoleh dari ovitrap tempurung kelapa di kelurahan Karangklesem, Arcawinangun dan Kober 5 kali lebih banyak dibanding- kan dengan telur dari

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa terdapat pengaruh secara simultan antara variabel Pertimbangan Pasar Kerja (X 1 ), Referents (X 2 ), dan Nilai Intrinsik Pekerjaan

[r]

Untuk tujuan uji penurunan nilai, goodwill yang diperoleh dari suatu kombinasi bisnis, sejak tanggal akuisisi dialokasikan kepada setiap Unit Penghasil Kas (“UPK”) dari

Ideally, oracles will be self-verifying, allowing automated tests to make an initial assessment of test pass or failure, however, be careful to mitigate the risks inherent

Untuk tujuan uji penurunan nilai, goodwill yang diperoleh dari suatu kombinasi bisnis, sejak tanggal akuisisi dialokasikan kepada setiap Unit Penghasil Kas

Our proposed methodology to define operations on the basis of prismatic polytopes is straightforward: (i) an (n − 1) -dimensional object or set of objects is extruded into a set of