UJI MUTAGEN
(AMES TEST)
Marlia Singgih Wibowo
Pendahuluan
Lingkungan di sekitar kita banyak mengandung senyawa
karsinogen (cancer-causing agents) misalnya sinar UV, polutan industri, pestisida, food additives dan produk tobacco
Analisis terhadap berbagai senyawa kimia yang makin hari
semakin banyak digunakan, menjadi perhatian utama peneliti toksikologi, karena kecurigaan terhadap
kemungkinan bahaya kanker yang mungkin diakibatkan oleh senyawa tersebut.
Senyawa karsinogen ini dapat menginduksi kanker karena
mereka bersifat mutagen (dapat menyebabkan mutasi, yang dapat mengubah susunan DNA
MUTAGEN
Mutagen adalah zat atau senyawa yang dapat
meningkatkan laju perubahan di dalam gen. Mutasi (perubahan) dapat mempengaruhi
reproduksi sel, bahkan kadangkala menyebabkan kerusakan sel atau pertumbuhan sel yang tidak terkendali
Beberapa contoh mutagen, antara lain senyawa
kimia mustard, etil metil sulfonat, sinar uv, radiasi sinar x, dll.
Beda MUTAGEN dan KARSINOGEN
Karsinogen menyebabkan KANKERMutagen menyebabkan MUTASI, tidak selalu menyebabkan KANKER
Klasifikasi senyawa karsinogen menurut
aktivitasnya dalam tahapan karsinogenesis
Initiating agent (incomplete carcinogen) :
Senyawa kimia yang hanya menginisiasi sel
Promoting agent : senyawa yang
menyebabkan ekspansi sel yang terinisiasi
Progressor agent : senyawa yang dapat
mengubah sel yang terinisiasi atau sel yang ada dalam tahap promosi menjadi sel yang berpotensi menjadi sel kanker
Karsinogen lengkap (complete carcinogen) :
senyawa yang mampu menginduksi kanker dari sel normal, biasanya memiliki sifat
Epidemiologi karsinogenesis
epidemiologi adalah studi tentang
distribusi dan determinan penyakit
melalui observasi terhadap eksperimen
yang terkontrol.
Observasi atau pengamatan termasuk :
pengamatan episodik
pengamatan retrospektif pengamatan prospektif
Hubungan faktor karsinogenik dengan
kanker yang terjadi
Penyebab senyawa karsinogen
Kemungkinan kanker yang dapat terjadi
Bukti karsinogenitas
Minuman beralkohol Esophagus, hati, orofaring, laring Cukup aflatoksin Hati cukup Makanan (lemak, protein, kalori) Payudara, kolon, endometrium, kemih cukup merokok Mulut, faring, laring, paru-paru,
esophagus, kemih
cukup Senyawa pengalkil Kemih, leukemia cukup Senyawa arsen Kulit, hati cukup Kloramfenikol leukemia terbatas Estrogen premonopause Sel hati cukup Estrogen postmonopause Endometrium Terbatas
Penyebab kematian karena kanker
Makanan : 35% Rokok : 30% Infeksi : 10% Perilaku seksual : 7% Pekerjaan : 4% Faktor geofisik : 3% Alkohol : 3% Polusi : 2% Produk industri < 1%Uji senyawa karsinogen
Uji jangka pendek (short-term test) :
dikembangkan untuk mengidentifikasi senyawa karsinogenik yang berpotensi atas dasar
kapasitasnya untuk menginduksi mutasi pada DNA di dalam sel secara in-vitro atau in-vivo. Contoh test : Ames test. Pada Ames test,
digunakan mikroba Salmonella typhimurium. Selain uji mutasi bakteri, ada pula uji mutasi sel mamalia secara in-vitro, uji mutasi gen secara in-vivo menggunakan mencit, uji kerusakan DNA secara in-vitro.
Uji jangka menengah : uji kronis 1 tahun : Uji
menggunakan 50 ekor tikus
Uji jangka panjang : uji kronis 2 tahun : Multi
AMES Test
• Ames test adalah uji untuk menentukan apakah suatu senyawa adalah mutagen. Nama test ini diambil dari nama penemunya yaitu Bruce Ames. Bruce Ames dkk pada tahun 1970an menemukan suatu metode uji dengan menggunakan bakteri khusus yang sangat sensitif terhadap senyawa2 mutagen
• Penggunaan Ames test adalah berdasarkan asumsi bahwa setiap senyawa yang bersifat mutagenik terhadap bakteri yang digunakan, dapat berubah menjadi karsinogen yang dapat menyebabkan kanker
• The Food and Drug Administration (FDA)
USA saat ini menggunakan metode yg
dikembangkan
Ames untuk
menapis
senyawa2 kimia secara cepat dan murah
• Walaupun demikian, pada kenyataannya,
beberapa senyawa yang menyebabkan
kanker pada hewan percobaan (misalnya
dioksin) tidak menunjukkan positif pada
Ames test (atau kebalikannya)
Ames test sangat murah dan mudah,
sehingga banyak yang beranggapan
bahwa test ini tidaklah valid
Bakteri yang digunakan : Galur
mutan
Salmonella typhimurium
Mengapa menggunakan galur mutan?
Biakan induk (Wild-type) dari Salmonella
typhimurium dapat tumbuh dalam media tanpa
penambahan asam amino. Hal ini dimungkinkan karena mereka membuat asam amino mereka sendiri dengan jalur biosintesis yang berbeda2
Pada mutan Salmonella typhimurium , tidak
dapat tumbuh tanpa asam amino histidin karena mutasi ditujukan pada gen yang mengkode salah satu dari 9 enzim yang digunakan pada jalur
.
Oleh karena itu, mutan Ames hanya akan tumbuh bila ada histidin di dalam medium pertumbuhan karena mutan tersebut tidak dapat mensintesis sendiri histidin tersebut. Mutan ini adalah mutan auxotroph yang disebut mutan histidinedependent or his -(baca : hiss-minus)
Mutan auxotroph yang berinteraksi
dengan senyawa sample , berubah
menjadi prototroph
Mutan prototroph dapat tumbuh baik
Contoh Ames test untuk uji kualitatif
Suatu suspensi biakan Salmonella
typhimurium galur histidine-requiring (his−) ditumbuhkan dalam pelat agar yang
mengandung campuran rat liver enzymes yang tidak mengandung histidin
Sebuah filter paper di impregnasi dengan 10µg 2-aminofluorene, suatu karsinogen. Efek mutagenik senyawa ini dapat menyebabkan bakteri tersebut memperoleh kembali kemampuannya untuk
tumbuh walaupun di dalam media tidak ada histidinnya. Hal ini
menyebabkan tumbuhnya koloni bakteri disekitar disk filter paper.
Mengapa medium untuk Ames test
ditambahkan ekstrak hati (liver extract)?
Banyak senyawa kimia tidak bersifat mutagen
atau karsinogen, tetapi dapat berubah menjadi mutagen atau karsinogen setelah dimetabolisme di dalam tubuh (hati)
Bakteri uji adalah mikroba prokaryot, sedangkan
manusia adalah eukaryot, oleh karena itu perlu ditambahkan campuran enzim2 hati organisme eukaryot (dalam hal ini hati tikus)
Bagaimana menghitung hasil
Ames test ?
Jumlah koloni bakteri yang tumbuh
merupakan ukuran aktivitas mutagenik
(potensi) dari senyawa yang digunakan
Angka ini biasanya merepresentasikan
jumlah revertants (bakteri yang
termutasi) per mikrogram of mutagen
atau per gram sampel yang mengandung
mutagen
Koreksi terhadap hasil Ames test
Pada umumnya mutasi spontan terjadi pada awal
pembiakan bakteri dalam medium yang tidak mengandung histidin
Hal ini perlu diperhitungkan sebelum menguji
senyawa kimia yang dianalisis.
Pada awal pengujian ditumbuhkan 108 sel
bakteri, maka setelah beberapa waktu dihitung jumlah bakteri yang tumbuh, dan angka ini
digunakan untuk pengurangan jumlah bakteri yang memang termutasi oleh senyawa kimia.
Dengan cawan petri terpisah, baru dilakukan uji
mutagen dengan menggunakan senyawa kimia yang diuji di dalam media yang ditambahkan campuran enzim hati tikus
Biakan selanjutnya diinkubasi pada suhu 37°C
selama 48 jam di tempat gelap
Jumlah koloni yang terbentuk menunjukkan
revertans yang terbentuk yang sebanding dengan potensi senyawa mutagen
Galur mutan
Salmonella typhimurium
Galur mutan dari Salmonella typhimurium
yang digunakan dalam Ames test memiliki sensitivitas yang berbeda-beda
Galur TA 1535 memiliki satu substitusi basa yang
menyebabkan missense mutation di dalam gen yang mengkode enzim pertama dalam sintesis histidin. Enzim yang dimiliki mutan mengandung proline sementara biakan induk mengandung
leucine
Galur TA 100 mirip dengan 1535, tetapi dapat
Galur lain yang digunakan misalnya galur
yang mengalami mutasi yang
berbeda-beda ( bisa frameshift, missense atau
nonsense), pada operon histidin
Beberapa galur yang digunakan juga
termutasi pada uvrB, rfa , yang berakibat
meningkatkan permeabilitas sel terhadap
senyawa kimia tertentu
PROSEDUR
Ekstrak homogenate rat liver (S9) dicampur dengan strain dari bakteri his-. Dengan tidak adanya
histidin, bakteri tidak dapat tumbuh di dalam medium minimum (control).
Pada saat bakteri dicampur dengan bahan yang diduga mutagen (X), terbentuknya revertant colonies menunjukkan bahwa beberapa his
-bacteria telah termutasi (reverted) menjadi his+
dan dapat disimpulkan bahwa senyawa X adalah suatu mutagen.
Jumlah koloni yang dihasilkan
setara dengan besarnya efisiensi mutagen
mengembalikan sifat mutan ke asalnya
Suatu mutagen A
menghasilkan jumlah
revertans yang lebih tinggi dari kontrol, berarti mutagen A adalah betul-betul mutagen dan mungkin suatu
karsinogen.
Suatu mutagen B tidak
menghasilkan jumlah
revetans lebih banyak dari kontrol, maka dapat
dikatakan bahwa senyawa B bukanlah suatu mutagen.
Metode lain untuk uji mutagen
Menggunakan mencit transgenik yang
disuntikkan dengan senyawa kimia (kandidat mutagen)
DNA dari jaringan tertentu diisolasi lalu disisipkan
dalam bakteriofaga, lalu ditransformasikan ke dalam E.coli
E.coli ditumbuhkan dalam medium tertentu, dan
dihitung frekuensi mutasi berdasarkan
perbandingan jumlah koloni yang berwarna terhadap yang tidak berwarna