• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI MUTAGEN (AMES TEST)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UJI MUTAGEN (AMES TEST)"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

UJI MUTAGEN

(AMES TEST)

Marlia Singgih Wibowo

(2)

Pendahuluan

 Lingkungan di sekitar kita banyak mengandung senyawa karsinogen (cancer-causing agents) misalnya sinar UV, polutan industri, pestisida, food additives dan produk tobacco

 Analisis terhadap berbagai senyawa kimia yang makin hari semakin banyak digunakan, menjadi perhatian

utama peneliti toksikologi, karena kecurigaan terhadap kemungkinan bahaya kanker yang mungkin diakibatkan oleh senyawa tersebut.

 Senyawa karsinogen ini dapat menginduksi kanker

karena mereka bersifat mutagen (dapat menyebabkan mutasi, yang dapat mengubah susunan DNA

(3)
(4)

MUTAGEN

 Mutagen adalah zat atau senyawa yang dapat

meningkatkan laju perubahan di dalam gen. Mutasi (perubahan) dapat mempengaruhi reproduksi sel,

bahkan kadangkala menyebabkan kerusakan sel atau pertumbuhan sel yang tidak terkendali

 Beberapa contoh mutagen, antara lain senyawa kimia mustard, etil metil sulfonat, sinar uv, radiasi sinar x, dll.

(5)

Beda MUTAGEN dan KARSINOGEN

Karsinogen

menyebabkan KANKER

Mutagen

menyebabkan MUTASI,

tidak selalu menyebabkan

KANKER

(6)

Uji senyawa karsinogen

Uji jangka pendek (short-term test) : dikembangkan

untuk mengidentifikasi senyawa karsinogenik yang

berpotensi atas dasar kapasitasnya untuk menginduksi mutasi pada DNA di dalam sel secara vitro atau in-vivo. Contoh test : Ames test. Pada Ames test,

digunakan mikroba Salmonella typhimurium. Selain uji

mutasi bakteri, ada pula uji mutasi sel mamalia secara in-vitro, uji mutasi gen secara in-vivo menggunakan mencit, uji kerusakan DNA secara in-vitro.

Uji jangka menengah : uji kronis 1 tahun : Uji

menggunakan 50 ekor tikus

Uji jangka panjang : uji kronis 2 tahun : Multi stage

(7)

AMES Test

• Ames test adalah uji untuk menentukan apakah suatu senyawa adalah mutagen. Nama test ini diambil dari nama penemunya yaitu Bruce Ames. Bruce Ames dkk pada tahun 1970an menemukan suatu metode uji dengan menggunakan bakteri khusus yang sangat sensitif terhadap senyawa2 mutagen

• Penggunaan Ames test adalah berdasarkan asumsi bahwa setiap senyawa yang bersifat mutagenik terhadap bakteri yang digunakan, dapat berubah menjadi karsinogen yang dapat menyebabkan kanker

(8)

• The Food and Drug Administration (FDA) USA saat ini menggunakan metode yg dikembangkan Ames untuk menapis senyawa2 kimia secara cepat dan murah

• Walaupun demikian, pada kenyataannya, beberapa senyawa yang menyebabkan kanker pada hewan percobaan (misalnya dioksin) tidak menunjukkan positif pada Ames test (atau kebalikannya)

Mikroba uji yang digunakan dalam Ames test adalah

(9)

Mengapa menggunakan galur mutan?

Biakan induk (Wild-type) dari Salmonella typhimurium dapat tumbuh dalam media tanpa penambahan asam amino. Hal ini dimungkinkan karena mereka membuat asam amino mereka sendiri dengan jalur biosintesis yang berbeda2

Pada mutan Salmonella typhimurium , tidak dapat tumbuh tanpa asam amino histidin karena mutasi

ditujukan pada gen yang mengkode salah satu dari 9 enzim yang digunakan pada jalur biosintesis histidin

(10)

.

Oleh karena itu, mutan Ames hanya akan tumbuh bila ada histidin di dalam medium pertumbuhan karena mutan tersebut tidak dapat mensintesis sendiri histidin tersebut. Mutan ini adalah mutan auxotroph yang disebut mutan histidinedependent or his -(baca : hiss-minus)

(11)

Mutan auxotroph

 Mutan auxotroph adalah mutan yang tidak dapat

mensintesis salah satu molekul organik yang diperlukan untuk pertumbuhannya.

 Dalam uji ames, bila mutan auxotroph ini berinteraksi dengan senyawa sample , lalu berubah menjadi

prototroph

 Mutan prototroph kembali memiliki kemampuan

mensintesis histidin, sehingga dapat tumbuh baik dalam media tanpa histidin

(12)

Contoh Ames test untuk uji kualitatif

 Suatu suspensi biakan Salmonella typhimurium galur

histidine-requiring (his−) ditumbuhkan dalam pelat agar yang

mengandung campuran rat liver enzymes yang tidak mengandung histidin

 Sebuah filter paper di impregnasi dengan 10µg 2-aminofluorene, suatu karsinogen. Efek mutagenik senyawa ini dapat menyebabkan bakteri tersebut memperoleh

kembali kemampuannya untuk tumbuh walaupun di dalam media tidak ada histidinnya. Hal ini

menyebabkan tumbuhnya koloni bakteri disekitar disk filter paper.

(13)

Mengapa medium untuk Ames test

ditambahkan ekstrak hati (liver extract = S9)?

 Banyak senyawa kimia tidak bersifat mutagen atau

karsinogen, tetapi dapat berubah menjadi mutagen atau karsinogen setelah dimetabolisme di dalam tubuh (hati)

 Bakteri uji adalah mikroba prokaryot, sedangkan manusia adalah eukaryot, oleh karena itu perlu

ditambahkan campuran enzim2 hati organisme eukaryot (dalam hal ini hati tikus)

(14)
(15)

Bagaimana menghitung hasil

Ames test ?

 Jumlah koloni bakteri yang tumbuh merupakan ukuran aktivitas mutagenik (potensi) dari senyawa yang

digunakan

 Angka ini biasanya merepresentasikan jumlah revertants (bakteri yang termutasi) per mikrogram of mutagen atau per gram sampel yang mengandung mutagen

(16)

Koreksi terhadap hasil Ames test

 Pada umumnya mutasi spontan terjadi pada awal pembiakan bakteri dalam medium yang tidak

mengandung histidin

 Hal ini perlu diperhitungkan sebelum menguji senyawa kimia yang dianalisis.

 Pada awal pengujian ditumbuhkan 108 sel bakteri, maka

setelah beberapa waktu dihitung jumlah bakteri yang tumbuh, dan angka ini digunakan untuk pengurangan jumlah bakteri yang memang termutasi oleh senyawa kimia.

 Dengan cawan petri terpisah, baru dilakukan uji mutagen dengan menggunakan senyawa kimia yang diuji di

dalam media yang ditambahkan campuran enzim hati tikus

(17)

 Biakan selanjutnya diinkubasi pada suhu 37°C selama 48 jam di tempat gelap

 Jumlah koloni yang terbentuk menunjukkan revertans yang terbentuk yang sebanding dengan potensi

(18)

Galur mutan Salmonella typhimurium

 Galur mutan dari Salmonella typhimurium yang

digunakan dalam Ames test memiliki sensitivitas yang berbeda-beda

 Galur TA 1535 memiliki satu substitusi basa yang

menyebabkan missense mutation di dalam gen yang

mengkode enzim pertama dalam sintesis histidin. Enzim yang dimiliki mutan mengandung proline sementara

biakan induk mengandung leucine

 Galur TA 100 mirip dengan 1535, tetapi dapat mendeteksi jenis-jenis mutagen yang berbeda

(19)

 Galur lain yang digunakan misalnya galur yang

mengalami mutasi yang berbeda-beda ( bisa frameshift, missense atau nonsense), pada operon histidin

 Beberapa galur yang digunakan juga termutasi pada

uvrB, rfa , yang berakibat meningkatkan permeabilitas

(20)

PROSEDUR

Ekstrak homogenate rat liver (S9) dicampur dengan strain dari bakteri his-. Dengan tidak adanya histidin, bakteri

tidak dapat tumbuh di dalam medium minimum (control). Pada saat bakteri dicampur dengan bahan yang diduga

mutagen (X), terbentuknya revertant colonies

menunjukkan bahwa beberapa his- bacteria telah

termutasi (reverted) menjadi his+ dan dapat disimpulkan

(21)
(22)

Jumlah koloni yang dihasilkan setara dengan besarnya

efisiensi mutagen

mengembalikan sifat mutan ke asalnya

Suatu mutagen A menghasilkan jumlah revertans yang lebih

tinggi dari kontrol, berarti mutagen A adalah betul-betul mutagen dan mungkin suatu karsinogen.

Suatu mutagen B tidak

menghasilkan jumlah revetans lebih banyak dari kontrol, maka dapat dikatakan bahwa

senyawa B bukanlah suatu mutagen.

(23)

Interpretasi hasil

 A mutagenic potential of a test item is assumed if the mutant frequency is 2.0 or higher. A dose effect

relationship could underline this conclusion.

 A possible mutagenic potential is assumed if the

quotient ranges between 1.7 to 1.9 in combination with a dose effect relationship.

 No mutagenic potential is assumed if all quotients range between 1.0 (or lower) to 1.6.

 A nonexistent dose effect relationship could underline this conclusion

(24)

Mutagenicity Test

based on National Toxicology

Program - USA

Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB

(25)

Salmonella or E.coli test

 Menguji chemicals akan kemampuan mutagenicity pada

Salmonella typhimurium atau Escherichia coli dilakukan

berdasarkan anggapan bahwa senyawa yang bersifat mutagenic pada bacteri tersebut, berpeluang menjadi carcinogen pada hewan, dan selanjutnya kemungkinan berpotensi pula menjadi penyebab kanker pada manusia

 Walaupun kira-kira ¾ senyawa kimia yang beredar saat ini di dunia, menunjukkan reaksi positive pada Ames test dan merupakan rodent carcinogens, namun tidak

semuanya menyebabkan kanker pada manusia

 Namun metode Ames test penting dilakukan untuk

skrining awal senyawa-senyawa yang akan digunakan dalam pengobatan manusia.

(26)

Galur mikroba yang digunakan

Beberapa strain S. typhimurium dapat

digunakan antara lain : TA97, TA98, TA100,

TA102, TA104, TA1535, TA1537, and TA1538.

Escherichia coli strain WP2 uvrA pKM101 . This

E. coli

strain is similar in mutagen detection to S.

typhimurium

strain TA102

(27)

Mikroba uji

(Prof.Lynn Ferguson, Univ.Auckland)

This test can capture frame-shift mutagens

(through S. typhimurium strain TA98 and TA1537),

base-pair-substitution mutagens (through strain S.

typhimurium TA100) or mutagens which act

through the production of oxygen radicals (through

strain S. typhimurium TA102). We maintain

different strains of Salmonella typhimurium for this

assay and the test is carried out according to the

OECD guidelines for Testing of Chemicals No.471

(adopted since 21st July 1997).

(28)

Seluruh bakteri yang digunakan dalam Ames

test membawa defective (mutant) gene yang

membuat nya tidak mampu mensintesis

essential amino acid histidine jadi mereka hanya

survive dan tumbuh pada medium yang

mengandung excess histidine.

Dengan adanya mutagenic chemical, defective

histidine gene mampu termutasi balik sehingga

mampu mensintesis histidinnya kembali

(29)

Efek ini, yang memperoleh kemampuannya

kembali (regaining of normal activity or function),

disebut "reverse" mutations dan process nya

disebut "reversion."

Mutant colonies nya,disebut "revertants."

Ada mutagenicity assay lain yang menggunakan

sel type yang lain yang mengukur "forward"

mutations, yaitu mutation yang memperbaiki

fungsi gene nya, yang tadinya tidak mampu

dilakukan (causes a loss, rather than a gain, of

function.)

(30)

Standard Procedure

(National Toxicology Program)

 In the Ames assay, a test tube containing a suspension of one strain of Salmonella typhimurium (or E. coli) plus S9 mix or plain buffer without S9, is incubated for 20 minutes at 37º C with the test chemical.

 Control cultures, with all the same ingredients except the test chemical, are also incubated.

 In addition, positive control cultures are prepared; these contain the particular bacterial tester strain under

investigation, the various culture ingredients, and a known potent mutagen*.

 After 20 minutes, agar is added to the cultures and the contents of the tubes are thoroughly mixed and poured onto the surface of petri dishes containing standard

(31)

The plates are incubated, and bacterial colonies

that do not require an excess of supplemental

histidine appear and grow. These colonies are

comprised of bacteria that have undergone

reverse mutation to restore function of the

histidine-manufacturing gene. The number of

colonies is usually counted after 2 days.

(32)

Mutasi spontan

 Spontaneous mutations (those that occur by chance, not by chemical treatment) will appear as colonies on the

control petri dishes.

 If the test chemical was mutagenic to any particular

strain of bacterium, the number of histidine-independent colonies arising on those plates will be significantly

greater than the corresponding control plates for that strain of bacteria.

 The positive control plates are also counted, and the number of mutant colonies appearing on them must be significantly increased over the spontaneous control number for the test to be considered valid.

 Failure of the positive control chemical to induce mutation is reason to discard the experiment.

(33)

Interpretasi hasil

 Several doses (usually at least 5) of each test chemical and multiple strains of bacteria are used in each experiment.

 In addition, cultures are set up with and without added liver S9 enzymes at varying concentrations.

 Therefore, a variety of culture conditions are employed to maximize the opportunity to detect a mutagenic chemical.

 In analyzing the data, the pattern and the strength of the mutant

response are taken into account in determining the mutagenicity of a chemical.

 All observed responses are verified in repeat tests. If no increase in mutant colonies is seen after testing several strains under several different culture conditions, the test chemical is considered to be nonmutagenic in the Ames test.

(34)

Kontrol positif

For strains tested in the absence of S9

 TA98, 2-nitrofluorene or alternatively,

 TA98 and TA1538, 4-nitro-o-phenylenediamine

 TA100 and TA1535, sodium azide

 TA97 and TA1537, 9-aminoacridine

 TA102, mitomycin C

 TA104, methyl methanesulfonate

E.coli WP2 uvrA pKM101, methyl methanesulfonate

For strains tested with S9

 All strains, 2-aminoanthracene (or occasionally, sterigmatocystin)

(35)

Reference

Mortelmans K, Zeiger E. The Ames

Salmonella

/microsome mutagenicity

assay. Mutat Res. 2000 Nov 20;455

(1-2):29-60.

(36)

 Cytochrome P450 2E1 (CYP2E1) is a heme

monooxygenase that is involved in the metabolic

activation of nitrosamines to electrophilic species that can react with DNA, resulting in DNA damage and

mutation.1 CYP2E1 is also responsible for the oxidation

of many small lipophilic compounds, including many solvents and environmental contaminants.2 This

enzyme is one of many cytochromes P450 found

primarily in the liver, but also in other tissues including the lungs and kidneys. The enzyme is found on the

endoplasmic reticulum of the cell along with cytochrome P450 reductase, its obligate electron donor protein.

(37)

Nitrosamines have long been recognized as

carcinogens in mammals, but they have been

unexpectedly poor mutagens in bacterial

mutagenicity assays, such as the Ames test.

3

A

variety of explanations have been put forward

over the years to explain this lack of correlation

between mutagenicity and carcinogenicity,

In a standard Ames assay a rat liver

homogenate is used to provide the cytochromes

P450 necessary for activation of mutagens to

(38)

The suspected mutagen is mixed with the

homogenate, where it is metabolized to its

reactive form, and then an appropriate tester

strain of Salmonella typhimurium is added to the

mix. The activated mutagen enters the

bacterium and reacts with DNA to cause

mutations; mutations in the operon for histidine

biosynthesis that restore function ("reversions")

allow the bacterium to grow on histidine-deficient

medium, and result in visible colonies on the

assay plate. The greater the number of

(39)
(40)

Table 1. Ames test result for Coral

Numbers of revertants Samples Without S9 With S9 Negative control (spontaneous reversion) 259 332 Positive control (Sodium Azide 1 ppm) 857 949 Coral 170 243

Gambar

Gambar uji mutagen
Table 1. Ames test result for Coral Numbers of revertants Samples Without S9  With S9 Negative control (spontaneous reversion)  259 332 Positive control (Sodium Azide 1 ppm)  857 949 Coral 170 243

Referensi

Dokumen terkait

Antibakteri adalah obat atau senyawa kimia yang dapat digunakan untuk. menghambat atau membunuh mikroba yang menyebabkan infeksi

Sifat larut air ini menunjukkan bahwa dinding sel bakteri Gram positif bersifat lebih polar, sehingga senyawa bioaktif yang bersifat polar dengan mudah masuk

Hasil yang didapat menunjukkan pada glukosa dan maltosa isolat bakteri bersifat positif karena warna pada media yang digunakan berubah dari hijau menjadi kuning

Pencarian senyawa aktif antibakteri saat ini masih perlu dilakukan, seiring dengan munculnya jenis-jenis bakteri baru dan adanya bakteri yang telah bersifat resisten terhadap

Hasil uji fitokimia menunjukkan senyawa aktif yang terdapat pada patikan kerbau adalah alkaloid, flavonoid dan tannin, senyawa ini bersifat anti bakteri atau

Berdasarkan data yang diperoleh, salah satu asumsi yang menyebabkan terjadinya discrepancy ini adalah proses pengambilan sampel di screening station tidak sesuai

Bakteriosin merupakan senyawa protein yang dieksresikan oleh bakteri probiotik yang bersifat antimikroba yang mampu menekan pertumbuhan bakteri patogen..

Sifat larut air ini menunjukkan bahwa dinding sel bakteri Gram positif bersifat lebih polar, sehingga senyawa bioaktif yang bersifat polar dengan mudah masuk