LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL)
BUDIDAYA KELAPA SAWIT DI PT. RAJAWALI PLANTATION BANGKIRAI ESTATE DESA PERIAN, KECAMATAN MUARA MUNTAI
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Oleh
RIDWAN HARYONO NIM. 060 500 059
PROGAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN PENGELOLAAN HUTAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan ini disusun berdasarkan hasil Praktek Kerja Lapang yang telah dilaksanakan di PT. Rajawali Plantation Bangkirai Estate Desa Perian, Kecamatan Muara Muntai, Kabupaten Kutai Kartanegara yang dilaksanakan dari tanggal 2 Maret sampai 30 April 2009.
Menyetujui,
Mengesahkan, Direktur
Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
Ir. Wartomo, MP NIP. 19631028 198803 1 003
Lulus ujian pada tanggal Dosen Pembimbing
Ir. Budi Winarni, MSi NIP. 19610914 199001 2 001
Dosen Penguji
Jamaluddin, SP., MSi NIP. 19720612 200112 1 003
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas selama Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT. RAJAWALI PLANTATION Bangkirai Estate, Desa Perian, Kecamatan Muara Muntai, Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur hingga tersusunnya laporan ini. Keberhasilan dan kelancaran selama pelaksanaan PKL tidak terlepas dari peran serta dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih kepada :
1. Keluarga yang telah banyak memberikan motivasi dan do’a kepada penulis selama ini
2. Bapak H. Sujarwo selaku Manager Bangkirai estate
3. Bapak Edi Maryanto selaku Askep 02 dan Bapak Ed i Wijayanto selaku Askep 03 Bangkirai Estate
4. Bapak Yuda Mahardika Selaku pembimbing lapangan serta para asisten yang telah memberikan bimbingan selama PKL
5. Bapak Ir. Wartomo, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
6. Ibu Ir. Budi Winarni, MSi selaku Ketua Progam Studi Budidaya Tanaman Perkebunan dan dosen pembimbing PKL
8. Rekan-rekan mahasiswa Budidaya Tanaman Perkebunan angkatan 2006 yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini masih terdapat kekurangan. Untuk itu, penulis berharap saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca untuk kesempurnaan laporan ini.
Penulis Samarinda, 8 juli 2009
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... vii
I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Tujuan ... 2
C. Hasil yang Diharapkan... 2
II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN... 3
A. Tinjauan Umum Perusahaan ... 3
B. Manajemen Perusahaan... 3
C. Lokasi dan Waktu PKL ... 5
III. KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG... 6
A. Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)... 6
B. Pemupukan... 16
IV. KESIMPULAN DAN SARAN ... 26
A. Kesimpulan... 26
B. Saran... 26
DAFTAR PUSTAKA ... 27
DAFTAR LAMPIRAN
No. Halaman
1. Peta PT. Rajawali Plantation Bangkirai Estate ... 28
2. Struktur organisasi PT. Rajawali Plantation Bangkirai Estate ... 29
3. Contoh laporan buku kegiatan mandor (BKM)... 30
4. Gambar tanam sisip dan kastrasi... 31
5. Gambar rawat piringan dan semprot lalang ... 32
6. Gambar klerat dan jalur tanam kacangan ... 33
DAFTAR TABEL
No Halaman
1. Jadwal dan dosis pupuk MOP pada TBM di tanah mineral... 18
2. Jadwal dan dosis pupuk MOP pada TBM di tanah gambut ... 18
3. Jadwal dan dosis pupuk CIRP pada TBM di tanah mineral ... 20
4. Jadwal dan dosis pupuk CIRP pada TBM di tanah gambut ... 20
5. Jadwal dan dosis pupuk Urea pada TBM di tanah mineral... 22
6. Jadwal dan dosis pupuk Urea pada TBM di tanah gambut ... 22
7. Jadwal dan dosis Pupuk HGF Borat pada TBM di tanah mineral... 24
8. Jadwal dan dosis pupuk HGF Borat pada TBM di tanah gambut ... 24
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelapa sawit merupakan salah satu tumbuhan yang dapat tumbuh subur di daerah tropis khususnya di Indonesia. Dalam perekonomian Indonesia komoditi kelapa sawit memegang peranan yang cukup penting terutama untuk peningkatan devisa negara, Minyak kelapa sawit dan lemak yang dihasilkan merupakan kebutuhan pokok hidup manusia sehari- hari.
Perkebunan besar kelapa sawit mengalami perkembangan besar selama 20 tahun terakhir. Diantara komoditas perkebunan komersial, tanaman kelapa sawit dapat dikatakan menjadi primadona. Selama tahun 1990-2000 luas areal perkebunan kelapa sawit mencapai 14.164.439 ha atau meningkat 21,5% jika dibandingkan akhir tahun 1990 yang hanya 11.651.439 ha (Fauzi dkk, 2005).
Pemerintah Indonesia telah menetapkan kebijakan berupa pengelolaan perkebunan khususnya kelapa sawit secara besar di pulau Kalimantan dan Sumatra, karena kedua pulau tersebut memiliki luasan lahan dan keadaan tanah yang cukup baik sebagai perkebunan kelapa sawit.
Sehubungan dengan hal diatas maka Politeknik Pertanian Negeri Samarinda memiliki progam Praktek Kerja Lapang di perkebunan kelapa sawit dengan harapan agar mahasiswa memiliki keterampilan yang dapat diandalkan untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya selama PKL di dunia kerja khususnya perkebunan nantinya.
B. Tujuan Praktek
1. Mahasiswa dapat mengetahui kegiatan budidaya dan pemeliharaan kelapa sawit yang dilakukan di perusahaan perkebunan
2. Mahasiswa dapat membandingkan antara teori yang diperoleh di perkuliahan dan praktek langsung di lapangan.
3. Memahami cara penggunaan alat, bahan dan sarana yang ada di lapangan 4. Menambah pengetahuan agar mampu berpikir praktis mengenai kegiatan
yang sesungguhnya terjadi di lapangan. C. Hasil Yang Diharapkan
1. Mahasiswa dapat mengetahui kegiatan budidaya kelapa sawit yang dilaksanakan oleh perusahaan
2. Dapat menjadi tenaga kerja yang terlatih
3. Menjadi mahasiswa yang terampil dan mempunyai kedisiplinan dalam melakukan pekerjaan
II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN
A. Tinjauan Umum Perusahaan
PT. Rajawali Plantation yang dahulu bernama PT. Jaya Mandiri Sukses adalah perusahaan perkebunan kelapa sawit yang terdiri dari beberapa Estate dan Divisi khususnya di Kalimantan Timur. Bangkirai Estate yang berada di bawah naungan PT. Rajawali Plantation berlokasi di Desa Perian, Kecamatan Muara muntai, Kabupaten Kutai Kartanegara. Dengan luas areal 4.240,96 ha yang sudah ditanam dan 731,50 ha Land Clearing (LC). Untuk divisi I memiliki luas 650,20 ha, divisi II memiliki luas 630 ha, divisi III memiliki luas 660 ha, divisi IV memiliki luas 635,10 ha, untuk divisi V memiliki luas 655,25 ha, divisi VI memiliki luas 980,35 ha, dan divisi pembibitan memiliki luas 30 ha. Dalam operasionalnya Bangkirai Estate terdiri atas 6 divisi dan Pembibitan.
B. Manajemen Perusahaan 1. Manager Estate
Merupakan pemegang jabatan tertinggi di Bangkirai Estate dengan membawahi seluruh organisasi lainnya yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan lapangan dan administrasi.
2. Asisten Kepala
Merupakan pemegang jabatan tertinggi kedua setelah manager, Askep atau Asisten Kepala membawahi seluruh Asisten Divisi dan kegiatan yang ada di kantor.
3. Kasie Administrasi
Kasie Administrasi sama dengan Kepala Tata Usaha, Kasie Administrasi bertanggung jawab atas semua permasalahan yang ada di kantor besar, seperti masalah pembukuan, bagian tanaman, personalia, kasir, pembelian, pergudangan, dan office boy.
4. Asisten Divisi
Asisten Divisi merupakan bawahan dari Asisten Kepala, Asisten Divisi merupakan pemegang jabatan tertinggi di divisinya masing- masing. Asisten Divisi bertanggung jawab atas divisi yang dipegangnya.
5. Asisten Pembibitan
Asisten Pembibitan merupakan bawahan dari Asisten Kepala. Asisten Pembibitan bertanggung jawab terhadap pembibitan kelapa sawit.
6. Asisten CE (Civil And Engenering)
Asisten CE merupakan bawahan dari Asisten Kepala. Asisten CE bertanggung jawab terhadap pembangunan dan perawatan emplasment serta sarana dan prasarana yang ada di kebun.
7. Asisten Teknik
Asisten Teknik merupakan bawahan dari Asisten Kepala. Asisten teknik bertanggung jawab terhadap perbaikkan dan perawatan kendaraan perusahaan yang ada di kebun.
8. Krani Divisi
Krani Divisi merupakan Pembantu Asisten Divisi yang bertugas melakukan semua pembukuan atau masalah yang ada di divisi tersebut termasuk membantu membagi gaji karyawan.
9. Mandor
Mandor merupakan pembantu Asisten Divisi yang bertugas di lapangan untuk mengarahkan dan me ngawasi karyawan yang bekerja. C. Lokasi dan Waktu Kegiatan PKL
PKL dilaksanakan di Bangkirai Estate PT. Rajawali Plantation.
Desa : Perian
Kecamatan : Muara Muntai Kabupaten : Kutai Kartanegara Propinsi : Kalimantan Timur
Kegiatannya dimulai pada tanggal 2 Maret 2009 sampai dengan pada tanggal 30 Mei 2009.
III. KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG
A. Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) 1. Penyisipan Tanaman
a. Tujuan
Tujuannya adalah mengganti tanaman yang mati dan pertumbuhannya yang kurang baik dengan tanaman yang baru
b. Dasar teori
Penyisipan adalah suatu pekerjaan penting di perkebunan kelapa sawit karena untuk mendapatkan produksi yang maksimal. Penyisipan harus dilakukan sedini mungkin. Penyisipan yang terlambat akan menjadi sia-sia karena tanaman sisipan tersebut tidak dapat me ngejar pertumbuhan tanaman awal (Anonim, 2008).
c. Alat dan bahan
Alat :Traktor, cangkul, parang, dan anak pancang
Bahan :Bibit kelapa sawit umur 18 – 24 bulan dan pupuk TSP 350 g/lubang tanam.
d. Prosedur kerja 1. Sensus pokok
a) Dilakukan sensus titik kosong. Hal ini bertujuan untuk mengetahui jumlah bibit dan lokasi yang perlu dilakukan penyisipan
b) Hasil dari sensus dilaporkan untuk mengetahui jumlah bibit yang diperlukan dalam penyisipan tanaman kelapa sawit.
2. Pengangkutan
a) Bibit diangkut menggunakan traktor dari pembibitan
b) Bibit dilangsir dari collection road (CR) ke blok dan diletakkan di samping pancang yang akan dilakukan penyisipan.
3. Penanaman bibit sisip.
a) Lubang tanam dibuat dengan cangkul, ukuran 60 cm x 60 cm x 40 cm.
b) Digunakan pupuk TSP dengan dosis 350 g/lubang tanam. Dibagi dua yaitu untuk dasar lubang dan untuk permukaan tanah masing- masing 175 g.
c) Pupuk TSP di masukkan dengan bibit sawit diletakkan di dalam lubang, kemudian ditimbun dengan tanah lalu dipadatkan.
d) Sisa pupuk ditaburkan di sekeliling pokok sawit. e. Hasil yang dicapai
Penyisipan tanaman kelapa sawit dilakukan dengan sistem borongan, dimana langsir sekaligus tanam satu pokok bibit kelapa sawit dikenakan biaya Rp 2000,-. Apabila menggunakan harian target 15 pokok/HK (langsir dan tanam).
2. Rawat piringan - Cara Manual :
a. Tujuan
1) Membebaskan piringan pohon dari gulma yang merugikan tanaman utama.
2) Memudahkan dalam pengaplikasian pupuk di lapangan
3) Memudahkan dalam pengontrolan pemupukan dan pemanenan. b. Dasar teori
Rawat piringan merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan agar tanaman kelapa sawit tidak terganggu dengan tumbuhan yang ada di sekitarnya, rawat piringan dapat dilakukan dengan cara manual ataupun kimia. Pengendalian gulma dengan cara manual dilakukan pada tahap awal (Anonim, 2005).
c. Alat dan bahan
Alat : Parang, arit dan cangkul Bahan : Gulma
d. Prosedur kerja
1) Penentuan blok yang akan dilaksanakan garuk piringan 2) Persiapan alat dan bahan
Alat yang digunakan langsung dibawa oleh karyawan sendir i 3) Pelaksanaan garuk piringan
Garuk piringan dilakukan dipagi hari dengan cara membersihkan gulma yang tumbuh di sekeliling pohon sawit.
Masing – masing karyawan menempati jalur yang sudah ditentukan oleh mandor agar memudahkan dalam pelaksanaan.
e. Hasil yang dicapai
Untuk rawat piringan dengan cara manual memiliki target 2 jalur/orang dengan norma kerja 2 HK/ha.
- Cara Kimia : a. Tujuan
1) Membebaskan piringan pohon dari gulma yang merugikan tanaman utama.
2) Memudahkan dalam pengaplikasian pupuk di lapangan
3) Memudahkan dalam pengontrolan pemupukan dan pemanenan. b. Dasar teori
Rawat piringan merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan agar tanaman kelapa sawit tidak terganggu dengan tumbuhan yang ada di sekitarnya, rawat piringan dapat dilakukan dengan cara manual ataupun kimia. Pengendalian gulma secara kimia di lapangan untuk semprot piringan mengunakan jenis herbisida kontak atau sistemik sesuai dengan jenis gulma sasaran (Anonim, 2005).
c. Alat dan bahan
Alat : Knapsack sprayer, ember takaran dan takaran konsentrasi. Bahan : Gamoxone dan Ally 20 WDG (Water Dispersable Granule).
d. Prosedur kerja 1) Penentuan Blok
Blok yang akan dilakukan semprot piringan harus ditentukan terlebih dahulu intensitas dari serangan gulma yang ada dan kondisi blok.
2) Persiapan tenaga kerja
Persiapan tenaga kerja mulai dari pengabsenan karyawan, sampai kebutuhan bahan yang akan dibawa.
3) Menyiapkan alat
Peralatan disiapkan terlebih dahulu sebelum melakukan pekerjaan di lapangan, agar memudahkan dalam pekerjaan dan pencapaian terget kerja yang dicapai.
4) Pengaplikasian
Pembersihan piringan sawit dibersihkan sampai batas terluar pelepah.
e. Hasil yang dicapai
Untuk rawat piringan dengan cara kimia memiliki norma kerja 0,5 HK/ha, dengan target 2 ha/HK (8 jalur/orang).
3. Semprot lalang a. Tujuan
Mengendalikan semua lalang dengan menggunakan bahan kimia, karena pertumbuhan lalang begitu cepat sehingga dapat menghambat pertumbuhan tanaman kelapa sawit.
b. Dasar teori
Lalang merupakan gulma yang pertumbuhannya begitu cepat, jika penanggulangannya tidak dilakukan secepatnya maka lalang dapat tumbuh dengan cepat dan mengganggu pertumbuhan tanaman kelapa sawit, untuk itu perlu dilakukan semprot lalang yaitu menggunakan bahan herbisida sistemik (Anonim, 2005).
c. Alat dan bahan
Alat : Knapsack sprayer, takaran dosis, ember dan gelas ukur. Bahan : Round-Up
d. Prosedur kerja
1) Persiapan alat, bahan, karyawan dan blok yang akan disemprot. 2) Pengabsenan karyawan.
3) Karyawan diantar dengan traktor, menuju blok yang dilakukan kegiatan kerja.
4) Pengisian air ke dalam kap kemudian dilanjutkan dengan pengisian Round-up ke dalam kap dengan dosis yang sudah ditentukan dengan mengunakan botol takaran dan digoncang hingga mendapatkan larutan yang homogen.
5) Dilakukan penyemprotan pada semua lalang yang tumbuh di blok tanaman kelapa sawit.
e. Hasil yang dicapai
Kegiatan semprot lalang, yaitu dengan hasil yang dicapai dari standar harian kerja 5 Ha/HK
4. Kastrasi a. Tujuan
Tujuan dari kastrasi adalah untuk merangsang pertumbuhan vegetatif, mendapatkan buah dengan ukuran seragam dan mendapatkan kondisi tanaman yang bersih, sehingga mengurangi kemungkinan serangan hama atau penyakit.
Kastrasi dilakukan sebelum tanaman memasuki fase tanaman menghasilkan (TM) dengan rotasi 2 bulan. Pada saat kastrasi bunga jantan dan betina yang sudah dikastrasi jangan dibiarkan di ketiak pelepah atau piringan tetapi harus dibuang ke gawangan mati.
b. Dasar teori
Kastrasi adalah suatu pekerjaan memangkas dan membuang bunga jantan dan betina pada tanaman belum menghasilkan (TBM) sejak tanaman tersebut mula i berbunga, yaitu pada umur 14-24 bulan, 18-24 bulan tergantung dari kondisi pertumbuhan tanaman sawit. Kastrasi biasanya dilakukan 1 bulan sekali. Pada saat kastrasi bunga-bunga yang sudah dikastrasi jangan dibiarkan di ketiak pelepah atau piringan tetapi harus dibuang ke gawangan mati (Fauzi dkk, 2005).
c. Alat dan bahan
Alat : Dodos dan sarung tangan. Bahan : Bunga jantan dan betina d. Prosedur kerja
2) Persiapan alat dan bahan
Alat yang digunakan langsung dibawa dari rumah karyawan agar mudah dalam pekerjaan.
3) Pelaksanaan kastrasi
Jalur ditentukan oleh mandor agar dalam pelaksanaan kastrasi tidak dilakukan berulang kali pada jalur yang sama.
e. Hasil yang dicapai
Pelaksanaan kastrasi dilakukan selama 1 hari kerja dengan jumlah karyawan 5 orang. Target kerja yang diperoleh 1 HK/ha (4 jalur tanaman /orang).
5. Pengendalian Hama Tikus (Rattus ) a. Tujuan
Untuk menekan populasi hama tikus di perkebunan sawit dan mencegah kerugian yang ditimbulkan oleh serangan hama tersebut. b. Dasar teori
Pengendalian hama dan penyakit serta tindakan-tindakan lainnya merupakan perencanaan manipulasi ekosistem yang melestarikan sumber daya dan mempertinggi produksi tanaman. Hama yang sering menyerang tanaman kelapa sawit diantaranya ulat api, tikus, rayap serta babi hutan (Pahan, 2008).
c. Alat dan bahan
Alat : Sarung tangan dan plastik Bahan : K lerat 2 bit/pokok
d. Prosedur kerja
1) Penentuan blok yang akan dilakukan tebar klerat 2) Klerat disiapkan sesuai dengan luas areal
3) Jalur ditentukan oleh mandor, 1 orang penebar untuk 2 jalur sawit. 4) Setiap pokok diberi 2 bit klerat diletakan di samping kiri dan kanan pokok sawit dengan jarak 2 - 5 cm atau sedekat mungkin dengan pokok sawit.
e. Hasil yang dicapai
Penebaran klerat mencapai target luasan 30 Ha, dengan tenaga kerja 6 orang. Jumlah klerat yang digunakan dalam 1 blok 20 kg. Untuk 1 kg klerat berisi 282 bit. Jumlah populasi dalam 1 ha 136, jumlah populasi dalam 1 blok 4080 pokok.
kebutuhan klerat dalam 1 blok = jumlah populasi / dosis x jumlah klerat dalam 1 kg.
6. Penanaman LCC (Legume Cover Crop) a. Tujuan
LCC (Legume Cover Crop) adalah tanaman penutup tanah yang ditanaman di areal perkebunan kelapa sawit dengan tujuan :
1) Melindungi tanah terhadap erosi 2) Menekan pertumbuhan gulma 3) Menjaga kelembaban tanah
b. Dasar Teori
LCC (Legume Cover Crop) adalah Tanaman penutup tanah berupa legum (kacang-kacangan) yang dibudidayakan pada lahan tanaman perkebunan sawit yang mempunyai fungsi utama adalah menutupi tanah (Anwar, 2007).
c. Alat dan baha n
Alat : Cangkul, tali, sapu lidi dan ember
Bahan : Benih kacang jenis PJ (Pueraria Javanica), CM (Collopogonium mocunoides), CIRP (Crismast Island Rock Phospat)
d. Prosedur kerja
1) Blok, bahan dan sistem penanaman ditentukan terlebih dahulu 2) Jalur larikan tanaman kacangan dibuat terlebih dahulu.
3) Larikan dibuat dua jalur, di tengah gawangan yang tidak ada rumpukan.
4) Benih kacangan dicampur dengan perbandingan (1:2:3).
5) Untuk kebutuhan 1 ha diperlukan PJ 3 kg, CM 6 kg dan pupuk CIRP sebanyak 9 kg
6) Benih kacangan diaduk rata di dalam karung agar campuran tersebut homogen (satu).
7) Penanaman benih kacangan dilakukan dengan melakukan penebasan gawangan dan pembuatan patok di tengah gawangan dengan menggunakan tali agar lurus.
8) Larikan dibuat di tengah gawanga n selebar 60 cm menggunakan cangkul.
9) Benih kacangan ditebar dan ditutup dengan tanah dengan cara disapukan menggunakan sapu lidi.
e. Hasil yang dicapai
Penyisipan tanaman kelapa sawit dilakukan dengan sistem borongan, dimana harga borongan Rp. 240.000,-/ha.
B. Pemupukan
Tujuan pemupukan adalah mena mbah unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman pada proses pertumbuhan vegetatif maupun generatif. Pemupukan pada periode tanaman belum menghasilkan (TBM) bertujuan untuk menunjang sasaran produksi yang optimal pada masa tanaman menghasilkan (TM). Pemupukan yang tepat dan interval yang teratur dan didukung oleh faktor- faktor pemeliharaan yang lain maka akan mempercepat proses TBM ke TM.
Menurut Setyamidjaja (1994), pupuk adalah semua bahan yang diberikan kepada tanah dengan maksud memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Pelaksananan pemupukan akan mencapai sasaran apabila dilakukan dengan prinsip 5 T yaitu :
a. Tepat jenis : sesuai kebutuhan b. Tepat dosis : sesuai rekomendasi c. Tepat waktu : CH (100-200 ml)
e. Tepat tempat : piringan bersih
1. Aplikasi pupuk MOP (Muriate Of Potash)
Pupuk MOP merupakan pupuk yang mengandung unsur K (kalium) 60-62% yang berperan terhadap proses fotosintesis dan respirasi.
a. Tujuan
Untuk membantu pembentukan protein dan karbohidrat. Kalium juga berperan dalam memperkuat tubuh tanaman agar daun, bunga dan buah tidak mudah gugur.
b. Dasar teori
Unsur hara K banyak terkandung dalam berbagi macam tanaman yang berfungsi sebagai katalisator dalam berbagai reaksi kimia tanaman. Kekurangan unsur K pada tanaman akan membatasi produksi dan gejalanya dapat dilihat dari bercak – bercak orange pada daun (Anonim, 2008).
c. Alat dan bahan
Alat : Ember, mangkuk ukuran 250 g dan traktor (untuk pengangkutan pupuk)
Bahan : Pupuk MOP 1kg/pokok d. Prosedur kerja
1) Penentuan blok yang akan dipupuk 2) Disiapkan pupuk sesuai dengan luas areal 3) Persiapan alat, bahan dan tenaga kerja
4) Pengangkutan pupuk menggunakan traktor dan pengeceran pupuk yang diletakan di jalan Collection Road (CR)
5) Pupuk di masukkan ke dalam ember ukuran 5 – 10 kg 6) Pemupukan dilakukan per jalur
7) Pupuk ditabur menggunakan mangkuk takaran dengan dosis 1kg/pokok
8) Pupuk disebar merata di sekeliling (melingkar) pokok sawit 50 cm sampai ke ujung pelepah agar penyerapan unsur hara tanaman maksimum
Tabel 1. Jadwal dan dosis pupuk MOP pada TBM di tanah mineral Tahun bulan Dosis (g/pohon)
1 3 350 2 14 21 450 700 3 26 32 1000 1500
Tabel 2. Jadwal dan dosis pupuk MOP pada TBM di tanah gambut tahun Bulan Dosis (g/pohon)
1 3 10 11 200 300 400 2 14 18 22 600 700 800 3 26 30 34 1000 1500 2000
e. Hasil yang diharapkan
Dosis yang digunakan harus sesuai dengan rekomendasi perusahaan. 1 hari kerja (HK) dengan jumlah pupuk 4450 kg, dosis 1 kg/pokok dan jumlah karyawan 14 orang.
2. Aplikasi pupuk CIRP (Crismast Island Rock Phospat) a. Tujuan
Unsur P yang terdapat pada pupuk CIRP berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan akar, juga berperan sebagai proses respirasi pada saat kematangan buah
b. Dasar teori
Pupuk CIRP merupakan pupuk yang mengandung unsur P (phospor) 36%. Kekurangan unsur P pada tanaman tidak bisa dilihat secara visual karena tidak menunjukkan gejala khusus di daun. Sebagai indikasi tanaman mengalami pertumbuhan terhambat (kerdil) dan pelepah pendek (Risza, 1995).
c. Alat dan bahan
Alat : Ember, mangkuk takaran dan traktor Bahan : Pupuk CIRP 900 g/pokok
d. Prosedur
1) Blok ditentukan terlebih dahulu sebelum dilakukan kegiatan pemupukan
2) Ditentukan terlebih dahulu jenis dan dosis pupuk 3) Pupuk diorder dari gudang sentral
4) Pengeceran pupuk di jalan CR dengan menggunakan traktor 5) Pupuk di masukkan ke dalam ember sesuai kebutuhan 6) Pemupukan dilakukan per jalur
7) Pupuk ditebar dengan menggunakan takaran dengan dosis 900 g/pokok
8) pemupukan dilakukan dengan cara ditebar merata di sekeliling (melingkar) pokok sawit 50 cm sampai ke proyeksi ujung pelepah agar penyerapan unsur hara tanaman maksimum
Tabel 3. Jadwal dan dosis pupuk CIRP pada TBM di tanah mineral Tahun ke Bulan Dosis (g/pokok)
1 1 8 500 650 2 13 18 650 750 3 25 31 900 900
Tabel 4. Jadwal dan dosis pupuk CIRP pada TBM pada tanah gambut Tahun ke Bulan Dosis (g/pohon)
1 2 10 600 750 2 15 20 750 1000 3 27 1000
e. Hasil yang dicapai
Dosis yang digunakan harus sesuai dengan rekomendasi perusahaan yaitu pada umur tanaman 25 bulan pupuk CIRP yang diberikan adalah 900 g/pokok kelapa sawit.
3. Aplikasi pupuk Urea
Pupuk Urea merupakan pupuk yang mengandung unsur N (Nitrogen) 46 %.
a. Tujuan
Untuk merangsang pertumbuhan secara keseluruhan, khususnya batang, cabang dan daun. Selain itu, nitrogen berperan penting dalam pembentukan zat hijau daun yang berguna dalam proses fotosintesis. b. Dasar teori
Menurut Anonim (2005) pupuk urea adalah pupuk yang mudah sekali menguap dan mengeras atau membatu karena mengandung bahan kimia amonia, sehingga pengaplikasian pupuk ini harus tepat waktu berdasarkan jadwal yang ada.
c. Alat dan bahan
Alat : Ember, mangkuk takaran dan traktor Bahan : Pupuk Urea 600 g/pokok
d. Prosedur kerja
1) Melihat jadwal pemupukan
2) Menyiapkan pupuk yang akan diaplikasikan sesuai dengan luas areal
3) Pupuk diecer menggunakan traktor dan diletakan di jalan CR 4) Pupuk di masukkan ke dalam ember ukuran 5 – 10 kg
6) Pupuk ditabur menggunakan mangkuk takaran dengan dosis 600 g/pokok yang telah ditentukan.
7) Pupuk disebar merata di sekeliling (melingkar) pokok sawit 50 cm sampai ke proyeksi ujung pelepah agar penyerapan unsur hara tanaman maksimum.
Tabel 5. Jadwal dan dosis pupuk Urea pada TBM di tanah mineral Tahun ke Bulan Dosis (g/pohon)
1 1 4 8 200 250 350 2 13 17 21 350 450 600 3 26 31 650 750
Tabel 6. Jadwal dan dosis pupuk Urea pada TBM di tanah gambut Tahun ke Bulan Dosis (g/pohon)
1 1 4 7 10 200 300 350 350 2 13 16 19 22 400 400 450 450 3 26 30 34 1000 800 700
e. Hasil yang dicapai
Dosis yang digunakan harus sesuai dengan rekomendasi perusahaan yaitu pada umur tanaman 21 bulan dengan dosis pupuk
urea yang diberikan adalah 600 g/pokok kelapa sawit, tenaga kerja 10 orang dengan norma kerja 0.5 HK/ha.
4. Aplikasi pupuk HGF Borate (High Grade Fertilizer) Borate
Pupuk HGF Borate mengandung unsur (B) Boron 36% yang berfungsi untuk pertumbuhan jaringan tanaman.
a. Tujuan
Pupuk HGF Borat mempengaruhi pertumbuhan bibit jaringan tanaman termasuk tandan buah.
b. Dasar teori
Boron berfungsi mengangkut karbohidrat ke dalam tubuh tanaman dan menghisap unsur kalsium. Selain itu, boron berperan dalam perkembangan bagian-bagian tanaman untuk tumbuh aktif. Pada tanaman penghasil biji, unsur ini berpengaruh terhadap pembagian sel. Dan yang paling nyata peranannya yaitu dalam menaikkan mutu tanaman sayur dan buah (Anonim 2008).
c. Alat dan bahan
Alat : Ember, sendok dan traktor Bahan : Pupuk HGF Borat 50 g/pokok d. Prosedur
1. Penentuan blok, pupuk dan dosis 2. Pupuk diecer menggunakan traktor 3. Pupuk dibagi ke dalam ember
4. Pupuk ditabur di sekeliling pohon sawit sedekat mungkin dengan batang dan pelepah agar penyerapan unsur hara tanaman maksimum.
Tabel 7. Jadwal dan dosis pupuk HGFB pada TBM di tanah mineral Tahun ke Bulan Dosis (g/pohon)
1 4 7 15 35 2 13 19 50 50 3 25 31 75 75
Tabel 8. Jadwal dan dosis pupuk HGFB pada TBM di tanah gambut Tahun ke Bulan Dosis (g/pohon)
1 3 7 15 35 2 13 19 60 65 3 25 31 85 90
e. Hasil yang diharapkan
Dosis yang digunakan harus sesuai dengan rekomendasi perusahaan. Jumlah pupuk sebanyak 200 kg dan dosis 50 g/pokok. 5. Aplikasi pupuk Kieserit
Pupuk Kieserit merupakan komponen dari berbagai enzim pupuk yang mengandung unsur (magnesium) Mg 27 %.
a. Tujuan
Pupuk Kieserit berperan di dalam pembentukan zat hijau daun (khlorophyl).
b. Dasar teori
Magnesium merupakan kation divalent berukuran kecil serta memiliki sifat lectropositiv yang berperan dalam pembentukan khlorophyl, aktivator ezim dan transfer energi serta mengendalikan tingkat keasaman pH dalam sel (Anonim 2008).
c. Alat dan bahan
Alat : Ember, mangkuk takaran dan traktor Bahan : Pupuk Kieserit 400 g/pokok
d. Prosedur
1. Penentuan blok, pupuk dan dosis 2. Pupuk diecer menggunakan traktor 3. Pupuk dibagi ke dalam ember
4. Pupuk ditabur di sekeliling poho n sawit sedekat mungkin dengan batang dan pelepah.
Tabel 9. Jadwal dan dosis pupuk Kieserit pada TBM di tanah mineral Tahun ke Bulan Dosis (g/pohon)
1 3 250
2 14 350
3 26 400
e. Hasil yang diharapkan
Pemupukan berhasil mencapai target luasan 30 ha. Dengan norma 0,5 HK/ha, tenaga kerja 15 orang. Dimana jumlah pupuk yang diaplikasikan sebanyak 1650 kg dengan dosis 400 g/pokok. Prestasi kerja 2ha/orang, dengan rotasi pemupukan 4 bulan sekali.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Selama mengikuti kegiatan yang dilaksanakan di PT. Rajawali Plantation, Bangkirai Estate banyak hal yang diperoleh selama praktek kerja lapang yaitu mengetahui secara langsung kegiatan budidaya sawit. Kegiatan budidaya sawit yang dilaksanakan di Bangkirai Estate yaitu pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) yang meliputi rawat piringan (Garuk piringan dan semprot piringan), tanam sisip, pengendalian hama tikus, pemupukan, kastrasi, tanam kacangan, semprot lalang. Selain mengetahui cara budidaya sawit, juga belajar bagaimana mengatur pekerja di lapangan.
B. Saran
Kegiatan praktek kerja lapang sangat bermanfaat bagi mahasiswa, oleh sebab itu penulis menyarankan kepada pihak Politeknik Pertanian Negeri Samarinda khususnya program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan, yaitu : 1. Menambahkan jam mata kuliah khususnya kelapa sawit dalam 1 semester
penuh agar mahasiswa bisa lebih mengerti tentang komoditi kelapa sawit serta budaya kebun.
2. Sebaiknya ada ikatan kerja sama antara kampus dengan instansi- instansi khususnya yang berkaitan dengan bidang perkebunan, sehingga dalam pelaksanaan praktek kerja lapang nantinya mahasiswa tidak mengalami kesulitan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2005. Draf Teknis Budidaya Kelapa Sawit PT. Jaya Mandiri Sukses. Anonim. 2008. Pedoman Teknis Budidaya Kelapa Sawit PT. Jaya Mandiri
Sukses.
Anwar, R. 2007. Diktat Budidaya Kelapa Sawit. Samarinda.
Fauzi Y, Widyastuti YE, Satyawibawa I, Hartono R. 2005. Kelapa Sawit : Budidaya, Pemanfaatan Hasil dan Limbah, Analisa Usaha dan Pemasaran. Penebar Swadaya. Jakarta.
Lingga P dan Marsono. 2000. Petunjuk Penggunaan Pup uk. Penebar swadaya. Jakarta.
Pahan, I. 2008. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Agromedia. Jakarta. Rizsa, S. 1994. Budidaya Kelapa Sawit. Kanisius . Yogyakarta. Setyamidjaja, D. 2002. Pupuk dan Pemupukan. CV Simlek Jakarta.
Lampiran 4. Tanam sisip dan kastrasi
Gambar. Alat kastrasi Gambar. Kastrasi
Gambar. Lubang Tanam
Lampiran 5. Rawat piringan dan semprot lalang
Gambar. Rawat piringan manual (Garuk piringan)
Gambar. Rawat piringan kimia (Semprot piringan)
Gambar. Pengisian obat menggunakan takaran dosis
Gambar. Semprot lalang
Gambar. Pengisian knapsack sprayer dengan air
Lampiran 6. Klerat dan jalur tanam kacangan
Gambar. Klerat dan serangan tikus
Lampiran 7. Gambar pupuk dan aplikasi pemupukan
Gambar. Jenis dan aplikasi pupuk HGF Borat Gambar. Jenis dan aplikasi pupuk CIRP
Gambar. Pupuk Urea