• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENILAIAN TEHADAP HIGIENE SANITASI DAN KEBERADAAN BAKTERI ESCHERICHIA COLI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENILAIAN TEHADAP HIGIENE SANITASI DAN KEBERADAAN BAKTERI ESCHERICHIA COLI"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENILAIAN TEHADAP HIGIENE SANITASI DAN KEBERADAAN BAKTERI ESCHERICHIA COLI DI DEPOT AIR MINUM ISI ULANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MINANGAN TAHUN 2017

Milka Lonta*, Harvani Boky*, Sri Seprianto Maddusa* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

ABSTRAK

Kebutuhan akan air minum meningkat seiring perkembangan laju penduduk. Sehingga air minum isi ulang menjadi salah satu jalan keluar dalam memenuhi kebutuhan akan air minum. Keadaaan tersebut dimanfaatkan oleh sebagian orang untuk memiliki usaha depot air minum isi ulang, dimana laju pertumbuhan usaha depot air minum isi ulang tidak diimbangi dengan pengawasan higiene sanitasi yang berlaku, sehingga dapat berpengaruh terhadap kualitas air minum yang dihasilkan yang berdampak pada kesehatan manusia. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahiu faktor yang mempengaruhi higiene sanitasi dan kualitas bakteriologis air minum isi ulang. Pengambilan sampel air dilakukan pada 16 DAMIU dengan uji laboratorium untuk mengetahui kualitas bakteriologis air minum dan obervasi untuk menilai higiene sanitasi DAMIU. Hasil pemeriksaan kualitas bakteriologis air minum pada 18 DAMIU menunjukkan 7 DAMIU tidak memenuhi syarat sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492 tahun 2010 Tentang kualitas air minum yang menyatakan air minum harus memenihi syarat diantaranya kadar maksimum yang diperbolehkan untuk keberadaan Escherichia Coli dan Coliform harus 0 per 100 ml sampel air. Penilaian fisik higiene sanitasi depot yang dilakukan pada 16 DAMIU menunjukan 7 DAMIU tidak memenuhi syarat kelayakan fisik higiene sanitasi, yang dipengaruhi oleh faktor lokasi dan bangunan, peralatan dan pengolahan serta higiene perorangan.

Kata kunci: Higiene sanitasi. DAMIU, kualitas air minum ABSTRACT

The need for drinking water increases with the rate of population growth. So that drinking water refills become one way out in meeting the need for drinking water. The circumstances are utilized by some people to have a business of drinking water refill depots, where the growth rate of drinking water refill business is not matched with the supervision of sanitary hygiene in effect, so it can affect the quality of drinking water produced that impact on human health. The aim of this research is to know the factors influencing sanitation hygiene and bacteriological quality of drinking water refill. Water sampling was conducted at 16 DAMIU with laboratory tests to determine the bacteriological quality of drinking water and obsevation to assess the hygiene sanitation of Drinking Water Refill Depot. The results of bacteriological quality examination of drinking water at 18 Drinking Water Refill Depot showed 7 depots did not meet the requirements according to Minister of Health Regulation No. 492 of 2010 on the quality of drinking water stating that drinking water must meet the requirements such as maximum allowable levels for the existence of Escherichia Coli and Coliform should be 0 per 100 ml water sample. The physical assessment of hygiene sanitation conducted at 16 Drinking Water Refill Depot showed 7 depots did not meet the physical sanitary hygiene feasibility requirements, which were influenced by site and building, equipment and processing factors and personal hygiene.

Key words: Hygiene Sanitation, Drinking Water Refill Depot, Quality of Drinking Water

PENDAHULUAN

Air merupakan zat yang terpenting dalam kehidupan makhluk hidup. Sumber daya air dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan antara lain untuk keperluan industri, domestik, pertanian, perikanan dan sarana angkutan air. Sesuai dengan kebutuhan akan air dan kemajuan teknologi, air permukaan dapat dimanfaatkan untuk sember baku air minum dan air industri. (Sumantri 2015). Namun sebagian besar air yang tersedia tidak lagi

layak dikonsumsi secara langsung dan memerlukan pengolahan supaya air dari alam layak dan sehat untuk dikonsumsi. Untuk itu air yang dikonsumsi atau air minum harus memenuhi syarat sesuai Permenkes No. 49 tahun 2010 tentang kualitas air minum, dimana air minum wajib lolos persyaratan fisik, kimia, mikrobiologi dan radioaktif.

Untuk memenuhi kebutuhan akan air minum yang semakin meningkat kita telah membayar biaya yang cukup tinggi untuk

(2)

mendapatkan air yang layak untuk kesehatan. Bagi Indonesia yang tengah merintis arah pembangunan nasioalnya menuju era industrialisasi, peranan sumber daya air sangatlah menetukan. (Sumantri 2015). Dikarenakan hal tersebut maka usaha Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dan Depot Air Minum (DAM) mulai berkembang dan bisa memenuhi kebutuhan akan air minum. Saat ini sebagian besar masyarakat lebih sering menggunakan air minum isi ulang di Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU) dikarenakan banyaknya pencemaran limbah industri pada air tanah dan sungai sebagai sumber air bersih dan air minum. Selain itu seringnya penggunaan DAMIU juga dikarenakan rasa keinginan masyarakat yang instan dan harga yang ditawarkan dapat dijangkau oleh masyarakat.

Malalayang merupakan salah satu kecamatan yang berada dikota manado dan merupakan salah satu wilayah padat penduduk. Salah satu sumber air minum yang banyak dikonsumsi masyarakat adalah air minum isi ulang. Berdasarkan data dari puskesmas Minanga, jumlah DAMIU yang ada di wilayah kerja puskesmas Minanga sejumlah 26 DAMIU dengan sumber air baku dari mata air warembungan dan sumur milik sensidi. Dari hasil wawancara awal dengan petugas puskesmas masih ada depot air minum isi ulang yang tidak melakukan pelaksanaan higiene sanitasi depot air minum dan pihak puskesmas belum melaksanakan pemeriksaaan terhadap kualitas air minum isi ulang.

Dari data awal yang di dapatkan dari Puskesmas Minanga didapati bahwa penyakit

diare yang dialami masyarakat Kelurahan Malalayang 1, Malalayang 1 Barat, Malalayang 1 Timur Dan Malalayang 2 dalam wilayah kerja Puskesmas Minanga pada tahun 2017 bulan JANUARI sampai juli adalah sebanyak 88 kasus.

Berdasarkan masalah tersebut maka penulis perlu melakukan penelitian disetiap DAMIU di wilayah kerja puskesmas Minanga kota Manado serta mengetahui bagaimana gambaran higiene sanitasi dengan keberadaan E.Coli di DAMIU wilayah kerja puskesmas Minanga kota Manado.

METODE

Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian survey deskriptif. Dimana desain penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hygien sanitasi dan keberadaan bakteri Escherichia Coli di Depot Air Minum Isi Ulang di wilayah kerja puskesmas Minanga. Pelakasanaan penelitian ini berada di 26 Depot Air Minum Isi Ulang wilayah kerja puskesmas minanga. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat.

HASIL DAN PEMBAHASAN Distribusi Higiene Sanitasi Damiu

Higiene sanitasi depot dapat diteliti menggunakan format pemeriksaan fisik depot air minum isi ulang berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum Isi Ulang

(3)

Tabel 1. Distribusi Higiene Sanitasi DAMIU No Higiene Sanitasi Memenuhi Syarat Tidak Memenuhi Syarat N % N % Tempat

1 Lokasi bebas dari pencemaran dan penularan penyakit 16 100 0 0 2 Bangunan kuat, aman, mudah dibersihkan dan mudah pemeliharaannya 14 12.5 2 87.5 3 Lantai kedap air, permukaan rata, halus, tidak licin, tidak retak, tidak

menyerap debu, dan mudah dibersihkan, dan kemiringan cukup landai 15 93.75 1 6.25 4

Dinding kedap air, permukaan rata, halus, tidak licin, tidak retak, tidak menyerap debu dan mudah dibersihkan, dan berwarna terang, serta mempunyai ketinggian cukup.

14 12.5 2 87.5 5 Atap dan langit-langit harus kuat, anti tikus, mudah dibersihkan, serta

warna yang terang 7 43.75 9 56.25

6 Tata ruang terdiri dari ruang proses pengolahan, penyimpanan, pembagian

dan penyimpanan, dan ruang tunggu pengunjung atau konsumen. 7 43.75 9 56.25 7 Pencahayaan cukup terang untuk bekerja, tidak menyilaukan dan tersebar

secara merata. 15 93.75 1 6.25

8 Ventilasi menjamin peredaran/pertukaran udara dengan baik 12 75 4 25 9 Lelembapan udara dapat memberikan mendukung kenyamanan dalam

melakukan pekerjaan/aktivitas 16 100 0 0 10 Memiliki akses kamar mandi dan jamban 16 100 0 0 11 Terdapat saluran pembuangan air limbah yang alirannya lancar dan tertutup 4 25 12 75 12 Terdapattempat sampah yang tertutup 6 37.5 10 62.5 13 Terdapat tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan air yang mengalir dan

sabun 6 37.5 10 62.5

14 Bebas dari tikus, lalat dan kecoa 14 87.5 2 12.5 Peralatan

15 Peralatan yang digunakan terbuat dari bahan tara pangan 16 100 0 0 16 Mikrofilter dan peralatan desinfeksi masih dalam masa pakai/tidak

kadaluarsa 16 100 0 0

17 Tadon air baku harus tertutup dan terlindung 16 100 0 0 18 Wadah/botol gallon sebelum pengisian dilakukan pembersihan 16 100 0 0 19 Wadah/gallon yang telah diisi air minum harus langsung diberikan kepada

konsumen dan tidak boleh disimpan pada DAM lebih dari 1x24 jam 14 87.5 2 12.5 20 Melakukan sistem pencucian terbalik (back washing) secara berkala

mengganti tabung filter 0 0 16 100

21 Terdapat lebih dari satu mikro filter dengan ukuran berjenjang 16 100 0 0 22

Terdapat peralatan sterilisasi, berupa ultra violet dan atau ozonisasi dan atau peralatan desinfeksi lainnya yang berfungsi dan digunakan secara benar

16 100 0 0 23 Ada failitas pencucian dan pembilasan botol/gallon 15 93.75 1 6.25 24 Ada fasilitas pengisian botol/gallon dalam ruangan tertutup 16 100 0 0 25 Tersedia tutup botol yang baru dan bersih 16 100 0 0

Penjamah

26 Sehat dan bebas dari penyakit menular 16 100 0 0 27 Tidak menjadi pembawa kuman dan penyakit 16 100 0 0 28 Berprilaku higiene dan sanitasi ssetiap melayani konsumen 8 50 8 50 29 Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir setiap melayani

konsumen 1 6.25 15 93.75

30 Menggunakan pakaian kerja yang bersih dan rapi 4 25 12 75 31 Melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala minimal 1 (satu) kali

dalam setahun 8 50 8 50

32 Operator/penanggung jawa/pemilik memiliki sertifikat telah mengikuti

kursus higiene sanitasi depot air minum 1 6.25 15 93.75 Air Baku Dan Air Minum

33 Bahan baku memenuhi persyaratan fisik, mikrobiologi dan kimia standar 15 93.75 1 6.25 34 Pengangkutan air baku memiliki surat jaminan pasok air baku 15 93.75 1 6.25 35 Kendaraan tangki air terbuat dari bahan yang tidak melepaskan zat-zat

beracun ke dalam air/harus tara pangan 15 93.75 1 6.25 36 Ada bukti tertulis/sertifikat sumber air 15 93.75 1 6.25 37 Pengangkutan air baku paling lama 12 jam sampai ke depot air minum dan

selama perjalanan dilakukan desinfeksi 16 100 0 0 38

Kualitas air inum yang dihasilkan memenuhi persyaratan fisik, mikrobiologi, dan kimia standar yang sesuai standar baku mutu atau persyaratan kualitas air minum

(4)

Berdasarkan tabel 1, dapat diketahui bahwa observasi higiene sanitasi depot untuk variabel tempat ada 10 sub variabel dari 14 sub variabel yang belum memenuhi syarat , yaitu bangunan yang kuat dan aman (87.5 %), keadaan lantai (6.25 %), dinding (87.5 %), atap dan langit-langit (56.25 %), tata ruang (56.25 %), pencahayaan (6.25 %), ventilasi (25 %), saluran pembuangan air limbah (68.75 %), tempat sampah yang tertutup (62.5 %) dan tempat cuci tangan (62.5 %). Sedangkan 4 sub variabel yang memenuhi syarat yaitu, Lokasi bebas dari pencemaran (100 %), kelembapan udara (100 %), akses kamar mandi dan jamban (100 %) dan bebas dari tikus dan kecoa (100 %).

Variabel peralatan ada 2 sub variabel yang belum memenuhi syarat yaitu, wadah yang telah diisi air minum tidak boleh disimpan lebih dari 1x24jam (12.5 %) dan melakukan sistem pencucian terbalik (100 %).

Variabel penjamah ada 5 sub variabel yang belum memenuhi syarat yaitu, berprilaku higiene dan sanitasi setiap melayani konsumen (50 %), selalu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir setiap melayani konsumen (93.75 %), menggunakan pakaian kerja yang bersih dan rapi (75 %), melakukan pemeriksaan kesehatan minimal sekali setahun (50 %) dan memiliki serifikan telah mengikuti kursus higiene sanitasi depot air minum (93.74 %).

Pada variabel air baku dan air minum ada 5 variabel yang belum memenuhi syarat yaitu bahan baku memenuhi persyaratan fisik, mikrobiologi dan kimia standar (6.25%), pengangkutan air baku memiliki surat jaminan

pasok air baku (6.25%), kendaraan tangki air (6.25%), sertifikat sumber air (6.25%), dan kualitas air minum yang dihasilkan (31.25 %).

Hasil Penilaian Higiene Sanitasi DAMIU Penilaian higiene sanitasi depot dengan menggunakan format pemeriksaaan fisik depot air minum isi ulang dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2. Distribusi Penilaian Higiene Sanitasi DAMIIU

No Kode Sampel Bobot Ket

1 Depot 1 85 MS 2 Depot 2 81 MS 3 Depot 3 79 MS 4 Depot 4 65 TMS 5 Depot 5 69 TMS 6 Depot 6 77 MS 7 Depot 7 75 MS 8 Depot 8 77 MS 9 Depot 9 67 TMS 10 Depot 10 59 TMS 11 Depot 11 76 MS 12 Depot 12 69 TMS 13 Depot 13 71 MS 14 Depot 14 68 TMS 15 Depot 15 76 MS 16 Depot 16 68 TMS

Ket: MS: Memenuhi Syarat TMS: Tidak Memenuhii Syarat

Persyaratan nilai pemeriksaan skor mencapai 70 atau lebih maka dinyatakan memenuhi syarat kelaiakan fisik, dan jika nilai pemeriksaan dibawah 70 maka dinyatakan belum memenuhi syarat kelaiakan fisik. Dilihat dari tabel diatas

dapat diketahui

(5)

bahwa dari 16 depot terdapat 7 depot yang

belum memenuhi syarat, yaitu tidak

mencapai nilai 70 dalam penilaian higiene

sanitasi. Hal ini dapat dilihat dari bobot

penilaian yang didapatkan masing masing

yaitu 65, 69, 67, 59, 69 dan 68.

Kualitas Bakteri Escherichia Coli

Berdsarkan

hasil

pemeriksaan

laboratorium terhadap kualitas bakteri

E.Coli dalam air minum isi ulang

didapatkan hasil sebagai berikut

Tabel 3. Distribusi kuallitas bakteri E.Coli

No.

Kode

Sampel

Kualitas Bakteri

Escherichia Coli

Hasil

Kriteria

1

Depot 1

0

MS

2

Depot 2

0

MS

3

Depot 3

0

MS

4

Depot 4

8.8

TMS

5

Depot 5

5

TMS

6

Depot 6

0

MS

7

Depot 7

0

MS

8

Depot 8

0

MS

9

Depot 9

15

TMS

10

Depot 10

14

TMS

11

Depot 11

0

MS

12

Depot 12

>240

TMS

13

Depot 13

0

MS

14

Depot 14

14

TMS

15

Depot 15

0

MS

16

Depot 16

8.8

TMS

Ket: MS: Memenuhi Syarat TMS: Tidak Memenuhii Syarat

Dari tabel 5, dapat diketahui bahwa

hasil pemeriksaan E.Coli yang diteliti

terdapat 7 depot yangbelum memenuhi

syarat yang ditentukan Permenkes 2010

dimana sampel air yang diteliti memiliki

hasil melebihi persyaratan kandungan

E.Coli dalam air minum, dimana batas

yang ditentukan adalah 0 per 100 ml air

minum.

KESIMPULAN

1. Berdasarkan

Peraturan

Menteri

Kesehatan Repulik Indonesia No. 43

Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi

Depot

Air

Minum

Isi

Ulang

disimpulkan bahwa depot 7 depot

tidak memenuhi syarat dengan tidak

mencapai bobot nilai yang ditetapkan,

dimana dikatang memnuhi syarat

apabila nilai bobot mencapai 70 dan

tidak memenuhi syarat apabila nilai

bobot kurang dari 70.

2. Kualitas bakteri Escherichia Coli pada

7 depot air minum isi ulang tidak

memenuhi

syarat

berdasarkan

Peraturan Menteri Kesehatan No. 492

Tahun 2010 tentang persyaratan

kualitas air minum, dimana standar

yang ditetapkan adalah bakteri E.Coli

sama dengan 0 per 100 ml air.

(6)

SARAN

1. Terhadap pemilik depot air minum isi

ulang untuk lebih memperhatikan

higien sanitasi depot, higiene sanitasi

perorangan dan kualitas air sesuai

persyaratann yang ditetapkan

2. Bagi Instansi yang terkait yang

berwenang

dalam

melakukan

pengawasan dan pembinaan terhadap

DAMIU

mengadakan

kursus

penjamah makanan yangv dapat

diikuti oleh kariawan ataupun pemilik

DAMIU.

DAFTAR PUSTAKA

Conant, J. Fadem, P. 2008. Panduan

Masyarakat

Untuk

Kesehatan

Lingkungan. Yayasan Tambuhak

Sinta. Kalimantan Tengah.

Departemen

Kesehatan

RI.

2006.

Pedoman

Penyelenggaraan

Higiene Sanitasi Depot Air Minum.

Jakarta:

Direktorat

Jenderal

Pengendalian

Lingkungan

Kementrian Kesehatan RI

Mairizki, F. 2017. Analisis Kualitas Air

Minum Isi Ulang Di Sekitar

Kampus Universitas Islam Riau.

Vol 2 No.1 2017

Meliawati, R. 2009. Escherichia Coli

Dalam Kehidupan Manusia. Jurnal

BioTrands. Vol 4, No. 1

Menteri Perindustrian Dan Perdagangan

RI. 2004. Keputusan Menteri

Perindustrian Dan Perdagangan RI

No.

651/MPP/Kep/10/2004

Tentang Persyaratan Teknis Depot

Air Minum Dan Perdagangannya.

Jakarta: Mentri Perindustrian Dan

Perdagangan RI

Mirza N. 2014. Higiene Sanitasi Jumah

Coliform Air Minum. (online).

http://journal.unnes.ac.id/nju/index.

php/kesmas

(di akses pada 11 April 2017)

Parimin, dkk. 2016. Analisis

Faktor-Faktor

Yang

Mempengaruhi

Permintaan Air Minum Isi Ulang

Di Kota Binjai. Vol 6, No 2, 2016

Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia

Nomor

736/MENKES/PER/VI/2010. Tata

Laksana Pengawasan Kualitas Air

Minum.

Peraturan Meneteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 43 Tahun 2014

Tentang Higiene Saitasi Depot Air

Minum Isi Ulang

Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia

Nomor

492/MENKES/PER/IV/2010

Tentang Persyaratan Kualitas Air

Minum

Santoso B, Hardiansyah, Siregar P,

Pardede S. Air Bagi Kesehatan.

Soemirat,

J.

Kesehatan

Lingkungan.

Yogyakarta:Gadjah

Mada

(7)

Sondakh R. C., Rattu J. A. M., Kaunang

W. P. J. 2015. Hubungan Antara

Air Baku, Proses Pengolahan Dan

Higiene Sanitasi Depot Dengan

Kualitas Bakteriologis Pada Depot

Air Minum Di Kota Manado.

(online)

http://ejournal.unsrat.ac.id/index.ph

p/itp/article/download/13371/1295

5 Vol. 3 No. 2 Th. 2015 / diakses

pada 11 April 2017

Sumantri A. 2015. Kesehatan Lingkungan.

Jakarta: Kencana

Supardi I, Sukamto, 1999. Mikrobiologi

Dalam

Pengolahan

Dan

Keamanan

Pangan.

Bandung:

ALUMNI

Vestaria,

N.

2012.

Faktor-Faktor

Pemilihan Lokasi Depot Air Minum

Isi

Ulang

Dan

Pemetaan

Persebarannya Di Kelurahan Air

Tawar Darat Dan Kelirahan Air

Tawar Timur Kota Padang.

Walangitan, M. Sapulete S. Pangemanan J.

2016. Gambaran Kualitas Air

Minum Dari Depot Air Minum Isi

Ulang Di Kelurahan Ranotana

Weru Dan Kelurahan Karombasan

Selatan

Menurut

Parameter

Referensi

Dokumen terkait

Balok tersusun dengan dimensi 130 mm x 150 mm x 1000 mm dengan ukuran paku 2 inch dan variasi jarak paku 3 cm, 6 cm, dan 9 cm, dengan sistem kampuh mendatar dan kampuh tegak

Bahan yang dipakai dalam pembuatan media kultivasi jamur yaitu serbuk gergaji tiga jenis kayu hutan tanaman yaitu mangium (Acacia mangium Willd.), damar (Agathis

i.OV dan PliRDON (1984) menyatakan bahwa pada teknik ginogenesis se-baiknya kejutan panas diiakukan pada waktu yang tepat setelah pembuahan, yang bertujuan untuk

Sistem penghantaran obat mukoadhesif memperpanjang waktu tinggal sediaan di lokasi aplikasi atau memperpanjang waktu absorbsi dan memfasilitasi kontak yang rapat antara sediaan

Bantuan Keuangan Khusus Pengelolaan Air Bersih yang selanjutnya disebut BKK-PAB adalah bantuan keuangan khusus dari Pemerintah Kabupaten Bantul kepada Desa yang

1) Meningkatkan penjualan. 2) Mempertahankan dan memperbaiki market share. 3) Mencapai target pengembalian investasi. Kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah

Pernyataan ini diperjelas oleh Ihsan (2010) yang menyatakan bahwa penarikan kesimpulan secara induktif adalah suatu cara penarikan kesimpulan pada suatu proses

[r]