• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menurut (Usman, 2011:148) kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan belajar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA. menurut (Usman, 2011:148) kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan belajar"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Ekstrakurikuler Pramuka a. Pengertian Ekstrakurikuler

Sekolah merupakan salah satu wadah pengembangan potensi siswa. Dengan terprogramnya ektrakurikuler pada setiap sekolah yang telah disesuaikan dengan potensi bakat dan minat siswa. Pengertian ektrakurikuler menurut (Usman, 2011:148) kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan belajar yang waktunya diluar waktu yang telah di tetapkan dalam susunan program seperti kegiatan pengayaan, perbaikan yang berkaitan dengan program kurikuler atau kegiatan lain yang bertujuan memantapkan pembentukan kepribadian seperti kegiatan pramuka, usaha kesehatan sekolah, palang merah Indonesia, olahraga, kesenian, koperasi sekolah, peringatan hari-hari besar agama/ nasional, dan lain-lain.

Oleh karena itu sekolah menyediakan beberapa bidang esktrakurikuler yang dilaksankan di luar jam pelajaran formal dan kegiatan ini juga dipilih oleh siswa lengsung sesuai dengan bakat dan minat mereka. (Anggraini, 2018:73) mengungkapkan bahwa

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilaksanakan di luar jam pelajaran. Kegiatan ini dipilih sendiri oleh siswa/siswi yang memiliki bakat serta minat untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih sesuai dengan berbagai jenis bidang ekstrakurikuler.

Upaya dalam mengimplementasikan pendidikan karakter dapat di integrasikan melalui kegiatan pengembangan diri atau melalui kegiatan

(2)

12

ektrakurikuler yang telah dipogram oleh sekolah menurut (Wiyani, 2013:108) pengertian ektrakurikuler adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan di dalam atau di luar lingkungan sekolah untuk memperluas pengetahuan, meningkatkan keterampilan dan menginternalisasi nilai-nilai atau aturan-aturan agama, norma sosial, baik lokal, nasional, mapun global untuk insan paripurna. kegiatan ekstrakurikuler juga dipilih langsung oleh siswa sesuai dengan minat dan bakat.

Dengan begitu kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang bersifat menyenangkan untuk dilakukan diluar kelas jam tatap muka pelajaran dengan alokasi waktunya yang tidak ditentukan. Sehingga melalui partisipasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler Pramuka, usaha kesehatan, kesenian, dan lain lain, siswa dapat menemukan kemampuan berkomunikasi dan tolong menolong serta mampu mngembangkan prestasi bakat dan minat.

b. Fungsi Ekstrakurikuler

Melalui kegiatan ektrakurikuler siswa tentu akan mendapatkan tambahan wawasan pada bidang yang ditekuni. Sehingga fungsi dari ekstrakurikuler yaitu sebagai upaya untuk mengembangkan potensi dan memiliki rasa tanggung jawab serta memperluas rasa sosial kepada lingkungan sekitar. Satuan pendidikan memiliki fungsi pengembangan, sosial, rekreatif, dan persiapan karir: (Damanik, 2014:19)

1. Fungsi Pengembangan

Yaitu kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk mendukung perkembangan personal siswa.

(3)

13

2. Fungsi sosial

Yaitu kegiatan esktrakurikuler berfungsi untuk mengembangkan kemampuan rasa tanggung jawab sosial siswa.

3. Fungsi Rekreatif

Yaitu kegiatan ekstrakurikuler dilakukan dalam suasana rileks, menggembirakan dan menyenangkan.

4. Fungsi Persiapan Karir

Yaitu bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk mengembangkan kesiapan karir siswa melalui pengembangan kapasitas.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi dari kegiatan ekstrakurikuler merupakan sarana untuk membantu proses pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah dalam mengaplikasikan teori dan praktik sehingga menciptakan pembelajaran yang nyata. Sehingga penerapan fungsi ekstrakurikuler yang telah dibuat tidak hanya serta merta ditetapkan dan di adakan melainkan tentu memiliki peran penting agar tercapainya kegiatan ekstrakurikuler dengan baik.

c. Pengertian Pramuka

Pramuka merupakan singkatan dari praja muda karana memiliki arti pemuda yang berkarya. Pramuka menurut (Gunawan, 2012:265) yaitu sebuah proses pendidikan diluar lingkungan sekolah dan keluarga yang dikemas menjadi kegiatan yang menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, dan praktis yang dilaksanakan di alam terbuka dengan tujuan atau sasaran akhir yaitu pembentukan watak, akhlak, dan budi pekerti pada diri siswa.

(4)

14

Kegiatan Pramuka identik dengan kegiatan yang bersifat menyenangkan baik dilaksanakan di luar kelas maupun di dalam kelas. Ketika kegiatan tersebut dilakukan di luar kelas siswa akan mudah memahami dan memperoleh materi Pramuka secara cepat dan nyata. Menurut (Nugraha, 2013:5) bahwa Pramuka adalah kegiatan yang dilakukan di alam terbuka, karena Pramuka identik dengan kegiatan jelajah alam maka kegiatan yang dilakukan oleh Pramuka sering dilakukan di alam terbuka dan membutuhkan pengetahuan serta keterampilan dasar tentang hal tersebut.

Melalui Kegiatan Pramuka dirasa tepat diberikan untuk siswa karena diharapkan dapat membentuk sikap religius, mandiri, disiplin, gotong royong dan sebagainya sejak dini diluar dari pendidikan formal. (Melinda, 2013:2-3) menjelaskan bahwa pramuka adalah “Pendidikan non formal yang menunjang pendidikan formal di sekolah dan pendidikan informal dalam keluarga yang bertujuan untuk mengembangkan watak dan karakter peserta didik”.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa melalui kegiatan Pramuka maka akan mencetak pemuda yang tidak hanya berkarya saja namun dapat membentuk sikap disiplin, religius, mandiri, gotong royong, dan sebagainya.

d. Tingkatan Pramuka

Pada suatu tingkatan di Pramuka terbagi menjadi 4 kelompok yang dibagi berdasarkan umur dan tingkatan serta kecakapan, (Ahmad, 2014). Kelompok umur ialah suatu tingkatan dalam Pramuka yang ditentukan berdasarkan umur anggotanya. Kemudian tingkatan-tingkatan Pramuka ialah tingkatan yang telah ditentukan berdasarkan kemampuan atau kecakapan anggotanya.

(5)

15

Tabel 2. 1 Kelompok Pramuka Berdasarkan Kelompok Umur, Tingkatan dan Kecakapan

No Kelompok Umur Tingkatan Kecakapan

1. Umur 7-10 tahun Siaga Mula, Bantu, dan Tata

2. Umur 11-15 tahun Penggalang Ramu, Rakit, dan Terap 3. Umur 16-20 tahun Penegak Bantara dan Laksana 4. Umur 21-25 tahun Pandega

“Secara umum pramuka dibagi atas dua kelompok yaitu Pramuka muda dan Pramuka dewasa dalam aktifitas hubungan kesehariannya terhubung sebagai adik dan kakak” (Damanik, 2014:18). Anggota muda terdiri dari kelompok Pramuka siaga yang berusia 7-10 tahun, kelompok Pramuka penggalang yang berusia 11-15 tahun, kelompok Pramuka penegak yang berusia 16-20 dan kelompok Pramuka pandega yang berusia 21-25 tahun. Setelah terucapnya dwisatya bagi Pramuka siaga dan trisatya bagi Pramuka penggalang, penegak dan pandega. Maka saat itu telah terlantik menjadi anggota muda. Anggota dewasa terdiri dari pembina pramuka, pembantu pembina Pramuka, dan pelatih pembina Pramuka. Pramuka siaga dan Pramuka pengglang merupakan tingkatan Pramuka yang terdapat di Sekolah dasar. Diperkuat juga oleh pendapat (Jana T. Anggadiredja, 2011:15)

Pramuka adalah anggota Gerakan Pramuka yang terdiri dari anggota muda yaitu peserta didik siaga, penggalang, penegak, pandega dan anggota dewasa yaitu pembina Pramuka, pembantu pembina Pramuka, Pelatih Pembina Pramuka, Pembina Profesional, Pamong Saka dan Instruktur Saka, pimpinan Saka, Andalan, Pembantu Andalan, Anggota Mabi dan Staf karyawan Kwartir.

Pramuka siaga yang difokuskan untuk siswa kelas 1-3 dan Pramuka penggalang yang difokuskan untuk siswa kelas 4-6. Pramuka penggalang merupakan anggota muda yang berusia 11-15 yang melanjutkan tinggkatannya

(6)

16

dari Pramuka siaga. Dengan menerapkan kecapakan ramu dan rakit pada ranah Sekolah dasar dan dilanjutkan kecakapan terap ketika siswa mulai memasuki Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Pramuka penggalang telah dianggap anggota muda yang sudah mandiri. Pembina penggalang akan memberikan tanggung jawab kepada pemimpin regu dan wakil pemimin regu pada setiap kegiatan yang akan dilaksanakan. Untuk menambah semangat siswa pembina membentuk dua kelompok pada tingkatan Pramuka Penggalang. Pada saat pembelajaran berlangsung, pembina akan mengelompokkan anggota menjadi regu inti dan regu biasa atau reguler. Dimana regu inti terdiri dari anggota penggalang yang mengikuti pembinaan lebih intens guna mempersiapkan diri untuk keikutsertaan dalam lomba. Sedangkan regu biasa atau reguler merupakan anggota yang mengikuti Pramuka sesuai pembelajaran pada kurikulum yang ada.

2. Kurikulum 2013

a. Pengertian Kurikulum 2013

Kurikulum memiliki kedudukan yang tertinggi dalam proses pembelajaran, karena kurikulum merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran di sekolah. Pembelajaran yang baik ialah pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan guna tercapainya tujuan pendidikan nasional. Sesuai dengan (Undang-undang Nomor 20 Tahun 2013 Tentang Sistem Pendidikan Nasional)

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

(7)

17

Kurikulum akan mengarahkan seluruh bentuk aktivitas pendidikan untuk tercapainya tujuan pendidikan. Menurut yang telah dipaparkan oleh (Arifin, 2012:1) “kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan sekaligus merupakan pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran pada semua jenis dan jenjang pendidikan”. Melalui pengembangan kurikulum 2013 yang menekankan pada pendidikan karakter maka menurut (Mulyasa, 2014:6) bahwa kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang menekankan pada penguatan pendidikan karakter terutama pada jenjang sekolah dasar sebagai pondasi pada jenjang berikutnya.

Pengertian kurikulum diatas mencangkup semua pengalaman yang diharapkan untuk dikuasai siswa dibawah bimbingan para guru (Machali, 2014:74). Pengalaman yang dimaksud tersebut dapat diperoleh melalui kegiatan intrakurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler yang dilakukan baik di dalam akelas atau luar kelas.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa kurikulum yaitu seperengkat rencana yang digunakan sebagai acuan kegiatan pembelajaran yang dipelajari oleh siswa dibawah bimbingan guru. Oleh karena itu melalui kurikulum dapat menghantarkan siswa mencapai tujuan yang diharapkan dengan menempatkan penguatan pendidikan karakter di setiap kegiatan.

b. Implementasi Kurikulum 2013

Kurikulum memiliki fungsi yang penting atas keberhasilan pendidikan. Melalui kurikulum tentu dapat membantu para pendidik dan tenaga kependidikan untuk mengembangkan kreativitas dalam menjabarkan materi yang akan diajarkan. Kebijakan baru mengenai kurikulum 2013 yaitu sebagai

(8)

18

upaya perbaikan menjadi lebih baik dari kurikulum sebelum-sebelumnya untuk mewujudkan pedidikan yang bermutu.

Kurikulum 2013 dikembangkan dan diperkuat melalui aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara berimbang. Serta penekanan pembelajaran diarahkan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dapat mengembangkan sikap siritual dan sosial seusai dengan karakteristik Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (Machali, 2014:82).

Implementasi kurikulum 2013 menekankan bahwa selama pembelajaran untuk menerapkan aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotor secara seimbang, tidak hanya mengandalkan aspek kognitif saja seperti yang sering terjadi saat ini. Melalui konsep kurikulum 2013 maka penilaian evaluasi juga harus didasari dari ketiga aspek yaitu menilai aspek kognitifnya, aspek afektif dan aspek psikomotorik.

Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan adanya kebijakan kurikulum 2013 dapat menjadi perbaikan bagi kurikulum sebelum-sebelumnya melalui pengembangan aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan. Sehingga dapat menjadikan kurikulum yang mampu mengarahkan siswanya untuk menyesuaikan dirinya terhadap lingkungan baru baik dari lingkungan fisik maupun lingkungan sosial.

c. Kurikulum 2013 pada Ekstrakurikuler Pramuka

Kurikulum telah mengalami perkembangan dari zaman ke zaman guna mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Mengembangkan kurikulum bukan memperbarui seluruh komponen yang ada di dalam kurikulum lama namun memperbaiki dan melengkapi kekurangan-kekurangan dari kurikulum

(9)

19

sebelumnya. Pengembangan kurikulum di sekolah akan menyesuaikan dengan karakteristik pendidikan karakter. Mengingat pentingnya pendidikan karakter di sekolah. Sehingga kurikulum 2013 ditekankan pada pendidikan karakter.

Kurikulum 2013 sangat menekankan pada penguatan pendidikan karakter pada siswa. Karakter manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan. Untuk menguatkan karakter tersebut maka perlunya kegiatan pembelajaran yang mengacu pada penguatan pendidikan karakter. Menurut (Aji, 2016:84) “salah satu bentuk pembelajaran tersebut adalah kegiatan ekstrakurikuler”. Sesuai dengan keputusan Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2014 menyebutkan bahwa ekstrakurikuler Pramuka diangkat menjadi ektrakurikuler wajib (Damanik, 2014:20).

Kegiatan Pramuka dilaksanakan ketika siswa duduk di bangku Sekolah Dasar. Siswa akan diajarkan berbagai materi dan permaianan. Materi dasar akan diajarkan pada kelompok Pramuka siaga hingga lanjut materi yang lebih tinggi pada kelompok Pramuka penggalang.

3. Penguatan Pendidikan Karakter

a. Pengertian Penguatan Pendidikan Karakter

Setiap manusia yang terlahir di dunia tentu memiliki karakter. Karakter adalah watak, tabiat, akhlak atau kepribadian yang dimiliki oleh sesorang. Pendidikan karakter merupakan salah satu yang saat ini sangat ditekankan dalam dunia pendidikan Melalui pendidikan karakter siswa akan diajarkan berbagai sikap mulai dari sikap disiplin, mandiri, kerjasama, tanggung jawab, percaya diri, dan sebagainya.

(10)

20

Penguatan Pendidikan Karakter menempatkan sebagai penyelenggaraan inti dari pendidikan Nasional Indonesia. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) memiliki arti bahwa merupakan proses pembentukan, transformasi atau perubahan, trasmisi dan mengembangkan potensi pada diri siswa agar berpikiran baik, berhati baik, dan berperilaku baik sesuai dengan falsafah hidup pancasila (Kemendikbud, 2016:21). Penguatan Pendidikan Karakter dapat di integrasikan kedalam pembelajaran seperti pemaduan kegiatan kelas, luar kelas di sekolah, dan luar sekolah seperti masyarakat/komunitas, dan juga dapat dipadukan pada kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler (Tim PPK, 2016:5).

Dengan demikian dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter merupakan pendidikan yang membentuk, mengembangkan danmembimbing nilai-nilai positif siswa sejak dini agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, jika karakter seseorang tersebut sudah diketahui, maka dapat diketahui pula sikap seseorang tersebut terhadap lingkungan dan tindakannya dalam mengambil keputusan.

b. Tujuan Penguatan Pendidikan Karakter

Membekali siswa untuk menjadi generasi yang berkarakter guna menghadapi dunia yang semakin maju dan berkmbang. (Tim PPK, 2016:16) merumuskan tujuan penguatan pendidikan karakter adalah:

1. Mengembangkan platform pendidikan nasional yang meletakan makna dan nilai karakter sebagai jiwa atau generator utama penyelenggaraan pendidikan.

(11)

21

2. Membangun dan membekali Generasi Emas Indonesia 2045 menghadapi dinamika perubahan di masa depan dengan keterampilan abad 21.

3. Mengembalikan pendidikan sebagai ruh dan fondasi pendidikan melalui harmonisasi olah hati (etik dan spiritual), olah rasa (estetik), olah pikir (literasi dan numerasi), dan olah raga (kinestetik).

4. Merevitalisasi dan memperkuat kapasitas ekosistem pendidikan (kepala sekolah, guru, siswa, pengawas, dan komite sekolah) untuk mendukung perluasan implementasi pendidikan karakter.

5. Membangun jejaring pelibatan masyarakat (publik) sebagai sumber-sumber belajar di dalam dan di luar sekolah.

6. Melestarikan kebudayaan dan jati diri bangsa Indonesia dalam mendukung Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).

Melalui Pendidikan Karakter diharapkan agar siswa menerapkan nilai-nilai karakter secara terus menerus agar memperoleh akhlak mulia. Sesuai dengan pernyataan (Maulana, 2017:106) mengungkapkan bahwa “tujuan pendidikan karakter adalah menanamkan nilai-nilai dalam diri peserta didik melalui proses pembentukan diri secara terus menerus”.

Maka dari itu dengan meletakkan penguatan pendidikan karakter pada setiap pembelajaran dapat menjadi acuan tercapainya siswa yang berkarakter dan berkepribadian baik. Oleh karena dengan adanya upaya pemerintah dalam menekankan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dapat disambut dengan baik dan positif dikarenakan kepandaian ilmu seseorang tidak cukup jika tidak dibarengi dengan karakter.

(12)

22

c. Nilai-nilai dalam Penguatan Pendidikan Karakter

Nilai merupakan hal yang dianggap sangat berharga dalam kehidupan yaitu hal-hal yang membahas mengenai sesuatu yang dianggap baik dan layak keberadaanya. Nilai-nilai dalam pendidikan karakter tentu layak untuk dijadikan acuan penanaman karakter pada diri siswa. Menurut (Khorida, 2013:30-41) pendidikan karakter di Indonesia telah dikembangkan menjadi beberapa nilai.

Berikut terdapat delapan belas nilai pendidikan karakter yang wajib diterapkan dalam disetiap proses pendidikan atau pembelajaran. Nilai-nilai pendidikan karakter yang dimaksud yaitu sebagai berikut: Religius, Jujur, toleransi, disiplin, kerjakeras, kratif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat atau berkomunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.

Berdasarkan paparan diatas dari delapan belas nilai pendidikan karakter dikemas menjadi lima nilai utama Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Menurut (Tim PPK, 2016:7-9) terdapat lima nilai utama karakter yang menjadi prioritas Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Lima nilai karakter tersebut suatu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisah-pisahkan, saling mempengaruhi dan saling menentukan dan ditentukan.

1. Religius

Karakter religius merupakan cerminan ketaatan dan keberimanan manusia terhadap Allah SWT.

2. Nasionalis

Karakter nasionalis terlihat dari cara pikir, sikap setia, peduli, dan juga menghargai bahasa, lingkungan sosial dan fisik, kebudayaan, ekonomi dan politik bangsa Indonesia diatas pribadi dan golongan.

(13)

23

3. Mandiri

Karakter mandiri cara berpikir sikap dan perilaku yang tidak bergantung pada orang lain, serta berkontribusi memberikan tenaga, pikiran, waktu, biaya untuk mewujudkan keinginan dan cita-cita.

4. Gotong Royong

Karakter gotong cara berpikir pikir sikap dan perilaku kerjasama dansaling membantu dalam menyelesaikan persoalan bersama, menjalin komunikasi dan persahabatan, memberi bantuan/pertolongan pada orang-orang yang membutuhkan.

5. Integritas

Karakter integritas menjadi nilai yang mendasari perilaku yang didasarkan pada upaya untuk menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral (integritas Moral).

Maka dapat disimpulkan bahwa tertanamnya nilai-nilai karakter pada diri siswa guna menjadi bekal untuk menjadi pribadi yang baik. Sehingga terciptanya kehidupan yang nyaman dan dapat berjalan dengan baik.

d. Ekstrakurikuler Pramuka pada Penguatan Pendidikan Karakter

Ekstrakurikuler merupakan wadah pengembangan potensi siswa. Sehingga kegiatan ekstrakurikuler tentu mempunyai peran dalam pembelajaran. Kegiatan ektrakurikuler dilakukan di luar jam pembelajaran

(14)

24

yang telah ditentukan. Dengan begitu diharapkan melalui kegiatan di luar jam pelajaran dapat memberikan pengaruh positif pada pribadi siswa.

Melalui kegiatan ekstrakurikuler Pramuka diharapkan dapat menerapkan nilai-nilai karakter pada diri siswa. Karena ekstrakurikuler Pramuka berkontribusi dalam pembentukan karakter pada diri siswa. Pada kegiatan tersebut mengajarkan nilai-nilai yang baik untuk membentuk serta mengembangkan karakter siswa. Menurut (Joko, 2013:3) Nilai-nilai kegiatan ektrakurikuler Pramuka bersumber dan berlandaskan dari Trisatya, dasadarma, kecakapan dan keterampilan yang dikuasai anggota Pramuka dan nilai-nilai kepramukaan yang tersirat itu adalah untuk membentuk karakter bagi anggota.

(15)

25 B. Penelitian yang Relevan

Penelitian terdahulu merupakan penelitian yang telah dilakukan terlebih dahulu yang kemudian dijadikan sebagai acuan dan pembanding penelitian yang akan dilakukan selanjutnya. Berikut ini beberapa hasil penelitian yang berhubungan dengan ekstrakurikuler pramuka sebagai pendidikan karakter yang telah dilakukan beberapa peneliti sebelumnya, antara lain sebagai berikut:

Tabel 2. 2 Kajian yang Relevan

No Judul Penelitian Perbedaan Persamaan

1.

2.

Anggatra Herucakra Aji pada tahun 2016, penelitian dengan judul “Pendidikan Karakter Dalam Ekstrakulikuler Pramuka di SMP Negeri 1 Yogyakarta”

Penelitian yang

dilakukan oleh Anggatra Harucakra Aji

1. Antusias yang kurang dari siswa serta

kurangnya pengetahuan orang tua mengenai kegiatan ekstrakurikuler pramuka. 2. Kegiatan dilaksnakan di SMP (Sekolah Menengah Pertama) Penelitian yang dilakukan oleh Anggatra Harucakra Aji yaitu proses dan implementasi pendidikan karakter dalam kegiatan ekstrakurikuler

Astri Desy Fatmawati pada tahun 2018 telah melakukan penelitian berjudul “Pendidikan Karakter Cinta Tanah Air Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka di SDN Pilangsari 3 Sragen Tahun Ajaran 2018”

Penelitian Astri Desy fatmawati hanaya terfokus pada pendidikan karakter untuk menumbuhkan kecintaan terhadap tanah air

Penelitian Astri Desy Fatmawati memiliki kesamaan dalam meneliti pendidikan karakter dalam kegiatan ekstrakurikuler di Sekolah Dasar

(16)

26 C. Kerangka Pikir

Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pramuka sebagai penguatan pendidikan karakter di Sekolah Dasar sesuai dengan ekstrakurikuler wajib yang telah ditetapkan Kondisi Ideal

1. Siswa berperan aktif dan gembira dalam kegiatan ekstrakurikuler Pramuka

2. Partisipasi dari siswa dan orang tua kegiatan ekstrakurikuler Pramuka 3. Terciptanya Penguatan Pendidikan

Karakter (PPK) pada setiap kegiatan ekstrakurikuler Pramuka

Kondisi Lapangan

1. Siswa sudah berperan aktif dan gembira dalam kegiatan ekstrakurikuler Pramuka

2. Adanya pasrtisipasi yang baik dari siswa dan orang tua selama kegiatan esktrakurikuler Pramuka berlangsung 3. Penanaman Penguatan Pendidikan

Karakter (PPK) telah diberikan selama kegiatan ekstrakurikuler Pramuka berlangsung

Penelitian :

Pendekatan kualitatif Jenis Penelitian analisis deskriptif

Analisis data: Redukasi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan Pengumpulan data:

Observasi, wawancara, dokumentasi

Sumber: Guru, Pembina Pramuka, dan siswa

Hasil yang diharapkan

Tertanamnya 5 nilai utama penguatan pendidikan karakter pada diri siswa dari kegiatan ekstrakurikuler Pramuka sesuai dengan nilai-nilai

Gambar

Tabel 2. 1 Kelompok Pramuka Berdasarkan Kelompok Umur, Tingkatan dan Kecakapan
Tabel 2. 2 Kajian yang Relevan

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi oligo kitosan ke tanaman dapat meningkatkan tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, lingkar batang, panjang tongkol, bobot

Mengingat siswa yang diajar adalah anak usia dini yang masih duduk di kelompok A dengan usia antara 4 – 5 tahun, maka dari ke - 26 huruf abjad, anak diarahkan untuk paham bahwa ke

a) Pejalan mengajukan surat permohonan kepada pimpinan satuan kerja pusat atau wilayah. b) Pejalan pimpinan satuan kerja, baik pusat maupun wilayah, mengajukan

bahwa berdasarkan Pasal 127 huruf h dan Pasal 156 ayat (1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Retribusi Pelayanan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antibakteri fraksi air daun jambu air terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli melalui penetapan konsentrasi

Terkait dengan masalah diatas, pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) telah melakukan berbagai upaya strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan

Dari hasil penelitian ini penulis menyimpulkan bahwa kejadian gastritis yang terjadi pada responden di Wilayah Kerja Puskesmas Pakuan Baru Kota Jambi Tahun 2015

Karena adanya ketidakpastian yang disebabkan oleh guncangan ekonomi atau krisis keuangan seperti krisis subprime mortgage, analisis fluktuasi dapat digunakan