• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PERANCANGAN INSTALASI PENERANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PERANCANGAN INSTALASI PENERANGAN"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PERANCANGAN INSTALASI PENERANGAN

4.1 Hasil

4.1.1 Proses Perancangan Instalasi Penerangan

Perancangan instalasi penerangan di awali dengan pemilian tipe lampu, penetapan titik lampu, penentuan beban lampu dan lainnya. Adapun proses perancangan instalasi penerangan secara lengkap adalah sebagai berikut:

1. Pemilhan Type Lampu

Pemilihan type lampu didasarkan pada kondisi ruangan dan bentuk ruangan, serta bentuk pencahayaan yang ingin dihasilkan. Pada penelitian ini, pilihan lampu jatuh pada beberapa type lampu, yaitu :

- Lampu TKI T8 TL 2 x 36 W

- Lampu TKI T8 TL 2 x 36 W c/w battery - Lampu TKO T8 TL 1 x 18 W

- Lampu Baret TL 18 W - Lampu DL LED 1 x 7 W

- Lampu DL LED 1 x 7 W c/w battery - Lampu DL Spot LED 1 x 13 W

(2)

Lampu TL dikenal dengan lampu neon. Saat ini lampu neon bentuknya macam-macam, ada yang bentuknya memanjang biasa, bentuk spiral atau tornado, dan ada juga yang bentuk memanjang vertikal dengan fitting (bentuk pemasangan ke kap lampu) yang mirip seperti lampu pijar biasa. Lampu TL lebih hemat energi dibandingkan lampu pijar, karena lebih terang. Untuk lampu TL yang baik (merk bagus), bisa bertahan 15.000 jam atau setara dengan 10 tahun pemakaian, harganya juga sekitar 10x lampu pijar biasa. Sedangkan lampu TL yang berkualitas buruk mungkin bisa bertahan 4-6 bulan saja (dewasa ini banyak bermunculan merk lampu „hemat energi‟ yang murah, namun kualitasnya rendah).

Dengan jumlah watt (energi listrik) yang lebih kecil, lampu TL atau neon lebih murah digunakan daripada membeli lampu pijar biasa, dan saat ini jenis lampu TL juga bervariasi baik bentuk, fitting pemasangan, serta warna cahayanya ada yang putih, kuning, dan warna lainnya. Dengan keseimbangan antara harga dan lama pemakaian, lampu TL banyak digunakan untuk penerangan toko, mall, serta tempat-tempat lain yang membutuhkan cahaya terang dan lebih hemat energi.

Warna cahaya lampu pijar adalah: a. Kuning (2‟700 K – 3‟000 K) b. Netral (3‟500 K – 4‟500 K) c. Putih (5‟500 K – 6‟500 K).

(3)

2. Penentuan Titik Lampu untuk setiap Ruangan

Setiap ruang pada bangunan rumah, kantor, apartement, gudang, pabrik, dan lainnya pasti membutuhkan penerangan. Intensitas penerangan merupakan aspek penting di tempat-tempat tersebut karena berbagai masalah akan timbul ketika kualitas intensitas penerangan di tempat tersebut tidak memenuhi standard yang perlu diterapkan.

Perencanaan penerangan suatu tempat harus mempertimbangkan beberapa faktor antara lain intensitas penerangan saat digunakan untuk bekerja, intensitas penerangan ruang pada umumnya, biaya instalasi, biaya pemakaian energi dan biaya pemeliharaannya.

Perlu diperhatikan, perbedaan intensitas penerangan yang terlalu besar antara bidang kerja dan sekitarnya harus dihindari karena mata kita akan memerlukan daya yang besar untuk beradaptasi dengan kondisi tersebut yang menyebabkan mata mudah lelah.

Untuk mendapatkan hasil penerangan / pencahayaan yang baik dan merata, harus dipertimbangkan iluminasi (kuat penerangan), sudut penyinaran lampu, jenis dan jarak penempatan lampu yang diperlukan sesuai dengan kegiatan yang ada dalam suatu ruangan atau fungsi ruang tersebut. Pada dasarnya dalam perhitungan jumlah titik lampu pada suatu ruang dipengaruhi oleh

(4)

banyak faktor, antara lain : dimensi ruang, kegunaan / fungsi ruang, warna dinding, type armature yang akan digunakan, dan masih banyak lagi.

Setelah menentukan tipe lampu yang akan digunakan di dalam ruangan, maka langkah selanjutnya yang dilakukan oleh konsultan adalah menentukan jumlah titik lampu yang ada di setiap ruangan.

Tipe lampu yang digunakan adalah lampu TL 2 x 36 W, sehingga berdasarkan persamaan 2.7, maka perhitungannya adalah sebagai berikut :

Ø = W x L/w

Ø = 72 x 45 = 3240 lumen.

Sebuah ruang kelas gedung Universitas Mercu Buana, Bekasi dengan panjang 8 meter dan lebar 6 meter, akan dipasang dengan lampu TL 2 x 36 watt. Perhitungan jumlah lampu yang akan dipasang dengan berdasarkan data dibawah ini

E = 200 (standar Lux Consultan Perencana) L = 8 meter W = 6 meter n = 1 bh LLF = 0,8 (Antara 0,7-0,8) CU = 65% (antara 50-65 %) Ø = 3240 lumen

(5)

Maka, jumlah Titik Lampu yang akan dipasang pada ruang 8 x 6 meter dengan menggunakan jenis lampu LAMPU TKI T8 TL 2 x 36 W dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 2.5 adalah sebagai berikut :

N = E x L x W Ø x LLF x CU x n = 200 x 8 x 6 3240 x 0,8 x 65% x 1 = 9600 1685 = 5,69 = 6 Titik Lampu

Dari perhitungan diatas, dapat diketahui bahwa dengan ruangan 8 x 6 meter yang akan dipasang lampu LAMPU TKI T8 TL 2 x 36 W memerlukan sedikitnya 6 titik lampu. Apabila hasil dari perhitungan di atas dirasa terlalu terang atau kurang terang, hal ini dapat disiasati dengan mengganti lampu dengan watt yang lebih tinggi atau lebih rendah.

Hasil perhitungan titik lampu pada ruangan lainnya adalah sebagai berikut :

(6)

Tabel 4.1 Perhitungan Jumlah Titik Pada Setiap Area Lantai Dasar

Lantai Dasar

No Area Penerangan Kuat (Lux) Luasan (m2) Jenis Lampu Jumlah Titik Lampu

1 Kantin 200 12 x 6 Lampu TKI 2 x 36 W 9

2 Mushola 200 5 x 3 Lampu DL LED 7 W 3

3 Cleaning 100 2.2 x 3.1 Lampu DL LED 7 W 2

4 Security 200 2.2 x 3.1 Lampu DL LED 7 W 2

5 R. Kontrol 400 3.5 x 3 Lampu TKO 1 x 18 W 2

6 R. Kumpul 200 14.5 x 3.3 Lampu TKO 1 x 18 W 12

7 Parkir Motor 200 12 x 4.8 Lampu TKO 1 x 18 W 6

8 R. Genset 200 4.6 x 3 Lampu TKO 1 x 18 W 2 Lampu TKI T8 TL 2x36W c/w battery 1 9 Korridor 200 20 x 2.2 Lampu DL LED 7 W 6 Lampu LED 7 W c/w battery 4

10 Lobby 200 15 x 2.2 Lampu DL LED 7 W 4

11 Pantry 200 12 x 4.8 Lampu Baret TL 1 x 18 W 2

12 Toilet Pria 200 2.3 x 3 Lampu DL LED 7 W 3

(7)

Tabel 4.2 Perhitungan Jumlah Titik Pada Setiap Area Lantai Satu

Lantai Satu

No Area Penerangan Kuat (Lux) Luasan (m2) Jenis Lampu Jumlah Titik Lampu

1 Toilet Pria 200 2.3 x 3 Lampu LED 7 W 3

2 Wanita Toilet 200 2.3 x 3 Lampu LED 7 W 3

3 Korridor 200 47 x 2.2

Lampu LED 7 W 17

Lampu LED 7 W c/w

battery 4

4 R. Panel 200 2.2 x 3.1 Lampu TKO 1 x 18 W 1

5 Pantry 200 12 x 4.8 Lampu Baret TL 1 x 18 W 2

6 Ruang Kelas 400 8 x 6

Lampu TKI 2 x 36 W 62

Lampu DL Spot LED 1

x 13W 18

Tabel 4.3 Perhitungan Jumlah Titik Pada Setiap Area Lantai Dua, Tiga dan Empat

Lantai Dua, Tiga dan Empat

No Area Penerangan Kuat (Lux) Luasan (m2) Jenis Lampu Jumlah Titik Lampu

1 Toilet Pria 200 2.3 x 3 Lampu LED 7 W 3

(8)

3 Korridor 200 47 x 2.2

Lampu LED 7 W 17

Lampu LED 7 W c/w

battery 4

4 R. Panel 200 2.2 x 3.1 Lampu TKO 1 x 18 W 1

5 Pantry 200 12 x 4.8 Lampu Baret TL 1 x 18 W 2

6 Ruang Kelas 400 8 x 6

Lampu TKI 2 x 36 W 66

Lampu DL Spot LED 1

x 13W 22

3. Menentukan Kapasitas Circuit Breaker / MCB

Dalam menentukan Kapasitas Circuit Breaker atau Main Breaker sebuah Panel, konsultan perlu menghitung total beban listrik yang akan ditanggung Panel tersebut. Apabila dalam sebuah Panel akan menanggung beban listrik yang mempunyai total daya 10.000 Watt, maka untuk menentukan kapasitas ampere pada MCB, dapat ditentukan dengan persamaan 2.8, sebagai berikut :

In = P/ [ (√ 3).V.cos Ø ]

= 10.000 / [ (√ 3).380.cos Ø ] = 10.000 / [ (√ 3).380.0,85 ] = 17,88 A

Setelah mendapat nilai Arus Beban Normal (In), Safety Factor Kapasitas Breaker dapat ditentukan dengan persamaan 2.8, sebagai berikut :

(9)

= 1,25 x 17,88 A

= 22,35 A

Jadi, kapasitas MCB Utama Panel yang digunakan adalah 25 Ampere. Sedangkan pengaman yang langsung ke beban menggunakan MCB 10 A.

Selain menghitung Kapasitas Breaker, yang perlu diperhatikan pada perancangan instalasi penerangan adalah nilai Breaking Capasity Breaker atau Arus Hubung Singkat pada Breaker tersebut. Untuk menghitung Breaking Capasity Breaker, dapat ditentukan dengan persamaan 2.12, sebagai berikut :

Isc = P x 100 3 x V2 x z Isc = 10.000 x 100 3 x V2 x z Isc = 1.000.000 1.732.800 Isc = 0,58

Atau menurut standar Breaking Capasity Breaker terendah adalah 4,5 kA.

Berikut ini adalah Kapasitas Breaker pada masing – masing Panel Penerangan tiap lantai :

(10)

Tabel 4.4 Perhitungan Kapasitas Breaker Tiap Lantai No Area Total Beban In Safety Factor Breaker Kapasitas Breaker Terpasang Breaking Capasity Breaker 1 Lantai Dasar 2982 W 5.34 6.8 16 A 4.5 kA 2 Lantai Satu 9721 W 17.4 21.75 25 A 4.5 kA 3 Lantai Dua 10551 W 18.88 23.6 25 A 4.5 kA 4 Lantai Tiga 10551 W 18.88 23.6 25 A 4.5 kA 5 Lantai Empat 23323 W 41.74 52.18 63 A 10 kA

4. Menentukan Ukuran Kabel

Untuk menentukan ukuran kabel, terlebih dahulu harus menghitung Kuat Hantar Arus (KHA) kabel. Untuk menghitung kapasitas KHA kabel dapat diketahui dengan mengikuti arus maksimal pada Circuit Breaker. Apabila Kapasitas Breaker 25 A, maka kapasitas KHA kabel dapat ditentukan dengan persamaan 2.13, sebagai berikut :

KHA = 1,2 x IBreaker

= 1,2 x 25 A = 30 A

Setelah didapat Kapasitas KHA, untuk mengetahui kabel yang harus digunakan dapat melihat tabel berikut ini :

(11)

Tabel 4.5. Kuat Hantar Arus Kabel NYY

Tabel 4.6. Standar Penentuan Kapasitas Breaker dan Kabel

Kapasitas Kabel Kabel Single Core

Breaker (Amp) NYY 4 x… + BC…(mm2) NYY x …..(mm2) RSTN (mm) PE (mm)

1 4 4.5 6 4 + 4 -2 4 4.5 10 4 + 4 -3 4 4.5 16 4 + 4 -4 4 4.5 20 4 + 4 -5 4 4.5 25 4 + 4 -6 4 10 32 6 + 6 -7 4 10 40 10 + 10 -8 4 10 50 10 + 10 -9 4 10 63 16 + 16 -10 4 10 80 16 + 16 - 12 x 2 12 x 2 11 4 10 100 25 + 16 - 15 x 2 12 x 2 12 4 10 125 35 + 16 - 15 x 3 12 x 2 13 4 10 160 50 + 25 - 20 x 3 15 x 3 14 4 10 200 70 + 35 3(1X1CX70) + (1X1CX70) + BC 35 20 x 3 12 x 3 15 4 10 250 - 3(1X1CX120) + (1X1CX120) + BC 70 20 x 5 15 x 3 16 4 10 300 - 3(1X1CX150) + (1X1CX150) + BC 70 25 x 5 20 x 3 17 4 10 400 - 3(2X1CX95) + (2X1CX95) + BC 50 40 x 5 20 x 5 18 4 16 500 - 3(2X1CX120) + (2X1CX120) + BC 70 40 x 5 20 x 5 19 4 18 630 - 3(2X1CX150) + (2X1CX150) + BC 70 40 x 10 20 x 5 20 4 20 800 - 3(2X1CX185) + (2X1CX185) + BC 95 50 x 10 25 x 5 21 4 25 1000 - 3(3X1CX185) + (3X1CX185) + BC 95 60 x 10 30 x 5 22 4 30 1250 - 3(3X1CX240) + (3X1CX240) + BC 120 80 x 10 40 x 10 23 6 30 1600 - 3(3X1CX300) + (3X1CX300) + BC 150 2 x(60 x 10) 60 x 10 24 6 36 2000 - 3(4X1CX300) + (4X1CX300) + BC 150 2 x(80 x 10) 80 x 10 25 6 40 2500 - 3(5X1CX300) + (5X1CX300) + BC 150 2 x(100 x 10) 100 x 10 26 6 50 3200 - 3(7X1CX300) + (7X1CX300) + BC 150 3 x(100 x 10) 100 x 10 27 6 65 4000 - 3(9X1CX300) + (9X1CX300) + BC 150 4 x(100 x 10) 2 x(100 x 10) 28 6 75 5000 - 3(11X1CX300) + (11X1CX300) + BC 150 5 x(100 x 10) 2 x(100 x 10) CU Bar (Painted) kA Z % No

(12)

Dari hasil perhitungan Kapasitas KHA, menunjukkan nilai 30 Ampere. Dengan berpedoman pada tabel 4.5, maka jenis kabel yang digunakan untuk mengalirkan listrik dari sumber PLN ke Circuit Breaker 25 A adalah kabel ukuran 4 mm2, dan sesuai dengan tabel

4.5, jenis yang digunakan adalah NYY 4 x 4 mm2 + BC 4 mm2.

Sedangkan dari Circuit Breaker ke beban atau dalam hal ini adalah Lampu penerangan, digunakan kabel NYM 3 x 2,5 mm2. Penggunaan kabel NYM dari Circuit Breaker ke beban, dikarenakan karakteristik kabel yang lebih aman dibandingkan dengan kabel yang type lain karena kabel type ini fleksible dan dilindungi PVC. Dikarenakan beban lampu rata-rata 5 sampai 10 A setiap groupingnya dan Breaker yang digunakan menggunakan kapasitas 10 A, maka kapasitas KHA kabel dapat ditentukan dengan persamaan 2.13, sebagai berikut :

KHA = 1,2 x IBreaker

= 1,2 x 10 A = 12 A

Maka sesuai dengan Kapasitas KHA, ukuran kabel yang harus digunakan adalah NYM 3 x 2,5 mm2 sesuai dengan tabel diberikut

(13)

Tabel 4.7. Kuat Hantar Arus Kabel NYM

Secara keseluruhan ukuran Kabel Feeder yang digunakan pada masing – masing Panel Penerangan tiap lantai adalah sebagai berikut :

Tabel 4.8. Ukuran Kabel Feeder Tiap Lantai

No Area Total

Beban

Kapasitas

Breaker Ukuran Kabel Power

1 Lantai Dasar 2982 W 16 A NYY 4 x 4 mm2 + BC 4 mm2

2 Lantai Satu 9721 W 25 A NYY 4 x 4 mm2 + BC 4 mm2

(14)

4 Lantai Tiga 10551 W 25 A NYY 4 x 4 mm2 + BC 4 mm2

5 Empat Lantai 23323 W 63 A NYY 4 x 16 mm2 + BC 16 mm2

4.1.2 Hasil Perencanaan Instalasi Penerangan Gedung Universitas

Mercu Buana, Bekasi

Diagram system merupakan gambaran system Gedung Mercu Buana Bekasi secara keseluruhan. Dari diagram system ini, dapat diketahui berapa jumlah titik lampu dan type lampu apa saja yang ada pada setiap lantai. Pada diagram system ini pula, dapat diketahui total beban yang harus dicover Circuit Breaker setiap phasenya pada masing-masing lantai. Setelah mengetahui total beban yang ada, dapat ditentukan kapasitas Circuit Breaker yang harus digunakan. Kemudian, dapat ditentukan ukuran kabel yang diperlukan.

Dalam pelaksanaannya, instalasi lampu penerangan ini dipasang bersamaan dengan pemasangan instalasi listrik, dimana instalasi lampu penerangan ini menyesuaikan tata letak plafon. Hal tersebut menjadi alasan untuk memudahkan apabila terjadi kerusakan dan juga untuk memudahkan pelaksanaan perawatan rutin. Pembuatan gambar tersebut mengacu pada gambar system yang sudah disetujui oleh pihak owner.

Pada pembuatan gambar instalasi lampu penerangan, dapat diketahui di titik mana saja semua lampu diletakan. Pada gambar ini pula, semua titik lampu dapat terlihat, mulai dari dalam ruangan sampai lampu-lampu di area taman Kampus Mercu Buana Bekasi.

(15)

4.1.2.1 Perencanaan Penerangan Lantai Dasar

Hasil perencanaan penerangan lantai dasar dapat dilihat pada gambar diagram di bawah ini.

Gambar 4.1 Denah Perencanaan Instalasi Penerangan Lantai Dasar

Berdasarkan gambar 4.1 di atas dapat diketahui bahwa untuk lantai dasar, konsultan membuat perencanaan penerangan dengan membagi aliran listrik ke dalam 13 (tiga belas) grup, dimana enam grup untuk penerangan, tiga grup untuk stop kontak, sedangkan empat grup lainnya untuk cadangan.

(16)

Lampu yang digunakan pada lantai dasar terdiri dari lampu TKI T8 TL 2x36 W, lampu TKI T8 TL 2x36W c/w battery dan beberapa jenis lampu lainnya. Adapun jumlah lampu yang digunakan di lantai dasar dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.9 Jumlah Lampu Lantai Dasar

Gruping Lampu TKI T8 TL 2x36W Lampu TKI T8 TL 2x36W c/w battery Lampu TKO T8 TL 1x18W Lampu Baret TL 18W Lampu DL LED 1x7W Lampu DL LED 1x7W c/w battery 1 8 1 2 8 1 3 2 1 2 9 2 4 7 1 5 6 11 6 15 9 1 22 2 36 4

Selanjutnya pembagian daya tersambung untuk lantai dasar dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.10 Pembagian Daya Untuk Penerangan Tersambung Lantai Dasar Gedung Kampus Universitas Mercu Buana, Bekasi

Daya (W) Gruping R S T 1 63 2 63 3 275 4 576 5 185 6 270 Total 639 248 545 1432

(17)

Berdasarkan tabel 4.10 di atas, diketahui bahwa total daya pada phase R adalah sebesar 639 W untuk penerangan dan 500 W untuk stop kontak, sedangkan untuk total daya pada phase S adalah sebesar 248 W untuk penerangan dan 600 W untuk stop kontak. Phase T memiliki total daya sebesar 545 W untuk penerangan dan 450 W untuk stop kontak. Secara keseluruhan total daya pada phase R, S dan T adalah sebesar 2982 W, itu sama dengan 5,34 A, sehingga Safety Factor Breaker adalah 6,8 A, sehingga sudah dapat diketahui kapasitas Circuit Breaker yang harus digunakan adalah 16 A. Setelah ditentukan kapasitas Circuit Breaker yang terpasang, ukuran kabel power sudah dapat ditentukan yaitu menggunakan NYY 4 x 4 mm2 + BC 4 mm2.

4.1.2.2 Perencanaan Penerangan Lantai Satu

Setelah lantai dasar, maka lantai selanjutnya yang akan dibahas adalah perencanaan penerangan untuk lantai satu.

(18)

Berdasarkan gambar 4.2 di atas dapat diketahui bahwa untuk lantai satu, konsultan membuat perencanaan penerangan dengan membagi aliran listrik ke dalam membuat penerangan yang direncanakan menggunakan 18 (delapan belas) grup, dimana delapan grup untuk penerangan sedangkan enam grup untuk stop kontak dan empat grup lainnya untuk cadangan.

Lampu yang digunakan pada lantai satu terdiri dari lampu TKI T8 TL 2x36 W, lampu TKO T8 TL 1 x 18 W dan beberapa jenis lampu lainnya. Adapun jumlah lampu yang digunakan di lantai satu dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.11 Jumlah Lampu Lantai Satu

Gruping Lampu TKI T8 TL 2x36W Lampu TKO T8 TL 1x18W Lampu Baret TL 18W Lampu DL LED 1x7W Lampu DL LED 1x7W c/w battery Lampu DL Spot LED 1x13W 1 9 2 6 2 3 1 1 8 2 4 14 2 5 12 4 6 12 1 4 7 12 4 8 12 4 62 1 2 23 4 18

Selanjutnya pembagian daya tersambung untuk lantai satu dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

(19)

Tabel 4.12 Pembagian Daya Untuk Penerangan Tersambung Lantai Satu Gedung Kampus Universitas Mercu Buana, Bekasi

Daya (W) Gruping R S T 1 63 2 56 3 106 4 1034 5 916 6 934 7 916 8 916 Total 2013 1888 1040 4941

Pada lantai Satu terdapat tambahan alat listrik yang dipergunakan yaitu proyektor sebesar 50 W per unit dan sound system dengan daya 20 W per unit.

Berdasarkan tabel 4.12, diketahui bahwa total daya pada phase R adalah sebesar 2013 W untuk penerangan, 150 W untuk proyektor, 60 W untuk sound system dan 800 W untuk stop kontak, sedangkan untuk total daya pada phase S adalah sebesar 1888 W untuk penerangan, 200 W untuk proyektor, 80 W untuk sound system dan 1200 W untuk stop kontak. Phase T memiliki total daya sebesar 1040 W untuk penerangan, 100 W untuk proyektor, 40 W untuk sound system dan 2150 W untuk stop kontak. Secara keseluruhan total daya pada phase R, S dan T adalah sebesar 9721 W, itu sama

(20)

dengan 17,4 A, sehingga Safety Factor Breaker adalah 21,75 A, sehingga sudah dapat diketahui kapasitas Circuit Breaker yang harus digunakan adalah 25 A. Setelah ditentukan kapasitas Circuit Breaker yang terpasang, ukuran kabel power sudah dapat ditentukan yaitu menggunakan NYY 4 x 4 mm2 + BC 4 mm2.

4.1.2.3 Perencanaan Penerangan Lantai Dua

Hasil perencanaan penerangan lantai dua dapat dilihat pada gambar diagram di bawah ini.

Gambar 4.3 Denah Perencanaan Instalasi Penerangan Lantai Dua

Berdasarkan gambar 4.3 di atas dapat diketahui bahwa untuk Lantai Dua, konsultan membuat perencanaan penerangan dengan membagi

(21)

aliran listrik ke dalam membuat penerangan yang direncanakan menggunakan 19 (sembilan belas) grup, dimana sembilan grup untuk penerangan sedangkan enam grup untuk stop kontak dan empat grup lainnya untuk cadangan.

Seperti pada lantai Satu, pada lantai Dua terdapat tambahan alat listrik yang dipergunakan yaitu proyektor sebesar 50 W per unit dan sound system dengan daya 20 W per unit.

Lampu yang digunakan pada lantai satu terdiri dari lampu TKI T8 TL 2x36 W, lampu TKO T8 TL 1 x 18 W dan beberapa jenis lampu lainnya. Adapun jumlah lampu yang digunakan di lantai Dua dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.13 Jumlah Lampu Lantai Dua

Gruping Lampu TKI T8 TL 2x36W Lampu TKO T8 TL 1x18W Lampu Baret TL 18W Lampu DL LED 1x7W Lampu DL LED 1x7W c/w battery Lampu DL Spot LED 1x13W 1 9 2 6 2 3 1 1 8 2 4 12 4 5 12 4 6 12 1 4 7 12 4 8 12 4 9 6 2 66 1 2 23 4 22

Selanjutnya pembagian daya tersambung untuk Lantai Dua dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

(22)

Tabel 4.14 Pembagian Daya Untuk Penerangan Tersambung Lantai Dua Gedung Kampus Universitas Mercu Buana, Bekasi

Daya (W) Gruping R S T 1 63 2 56 3 106 4 916 5 916 6 934 7 916 8 916 9 458 Total 1895 1888 1498 5281

Berdasarkan tabel 4.14 di atas, diketahui bahwa total daya pada phase R adalah sebesar 1895 W untuk penerangan, 200 W untuk proyektor, 80 W untuk sound system dan 1200 W untuk stop kontak, sedangkan untuk total daya pada phase S adalah sebesar 1888 W untuk penerangan, 200 W untuk proyektor, 80 W untuk sound system dan 1600 W untuk stop kontak . Phase T memiliki total daya sebesar 1498 W, 150 W untuk proyektor, 60 W untuk sound system dan 1700 W untuk stop kontak. Secara keseluruhan total daya pada phase R, S dan T pada lantai dua adalah sebesar 10551 W, itu sama dengan 18,88 A, sehingga Safety Factor Breaker adalah 23,6 A, sehingga sudah dapat diketahui kapasitas Circuit Breaker yang harus digunakan adalah 25 A. Setelah ditentukan kapasitas Circuit

(23)

Breaker yang terpasang, ukuran kabel power sudah dapat ditentukan yaitu menggunakan NYY 4 x 4 mm2 + BC 4 mm2.

4.1.2.4 Perencanaan Penerangan Lantai Tiga

Hasil perencanaan penerangan lantai Tiga dapat dilihat pada gambar diagram di bawah ini.

Gambar 4.4 Denah Perencanaan Instalasi Penerangan Lantai Tiga

Berdasarkan gambar 4.4 di atas dapat diketahui bahwa untuk lantai Tiga merupakan Typical lantai Dua, hasil perancangannya sama yaitu membuat perencanaan penerangan dengan membagi aliran listrik ke dalam membuat penerangan yang direncanakan menggunakan 19 (sembilan belas) grup, dimana sembilan grup untuk

(24)

penerangan sedangkan enam grup untuk stop kontak dan empat grup lainnya untuk cadangan.

Seperti lantai Dua, pada lantai Tiga terdapat tambahan alat listrik yang dipergunakan yaitu proyektor sebesar 50 W per unit dan sound system dengan daya 20 W per unit.

Lampu yang digunakan pada lantai satu terdiri dari lampu TKI T8 TL 2x36 W, lampu TKO T8 TL 1 x 18 W dan beberapa jenis lampu lainnya. Adapun jumlah lampu yang digunakan di lantai Tiga dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.15 Jumlah Lampu Lantai Tiga

Gruping Lampu TKI T8 TL 2x36W Lampu TKO T8 TL 1x18W Lampu Baret TL 18W Lampu DL LED 1x7W Lampu DL LED 1x7W c/w battery Lampu DL Spot LED 1x13W 1 9 2 6 2 3 1 1 8 2 4 12 4 5 12 4 6 12 1 4 7 12 4 8 12 4 9 6 2 66 1 2 23 4 22

Selanjutnya pembagian daya tersambung untuk lantai Tiga dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

(25)

Tabel 4.16 Pembagian Daya Untuk Penerangan Tersambung Lantai Tiga Gedung Kampus Universitas Mercu Buana, Bekasi

Daya (W) Gruping R S T 1 63 2 56 3 106 4 916 5 916 6 934 7 916 8 916 9 458 Total 1895 1888 1498 5281

Berdasarkan tabel 4.16 di atas, diketahui bahwa total daya pada phase R adalah sebesar 1895 W untuk penerangan, 200 W untuk proyektor, 80 W untuk sound system dan 1200 W untuk stop kontak, sedangkan untuk total daya pada phase S adalah sebesar 1888 W untuk penerangan, 200 W untuk proyektor, 80 W untuk sound system dan 1600 W untuk stop kontak . Phase T memiliki total daya sebesar 1498 W, 150 W untuk proyektor, 60 W untuk sound system dan 1700 W untuk stop kontak. Secara keseluruhan total daya pada phase R, S dan T pada lantai dua adalah sebesar 10551 W, itu sama dengan 18,88 A, sehingga Safety Factor Breaker adalah 23,6 A, sehingga sudah dapat diketahui kapasitas Circuit Breaker yang harus

(26)

digunakan adalah 25 A. Setelah ditentukan kapasitas Circuit Breaker yang terpasang, ukuran kabel power sudah dapat ditentukan yaitu menggunakan NYY 4 x 4 mm2 + BC 4 mm2.

4.1.2.5 Perencanaan Penerangan Lantai Empat

Hasil perencanaan penerangan lantai Empat dapat dilihat pada gambar diagram di bawah ini.

Gambar 4.5 Denah Perencanaan Instalasi Penerangan Lantai Empat

Berdasarkan gambar 4.5 di atas dapat diketahui bahwa untuk lantai Empat, konsultan membuat perencanaan penerangan dengan membagi aliran listrik ke dalam membuat penerangan yang

(27)

direncanakan menggunakan 19 (sembilan belas) grup, dimana sembilan grup untuk penerangan sedangkan enam grup untuk stop kontak dan empat grup lainnya untuk cadangan.

Seperti pada lantai Satu, Dua dan Tiga, pada lantai Empat terdapat tambahan alat listrik yang dipergunakan yaitu proyektor sebesar 50 W per unit dan sound system dengan daya 20 W per unit. Selain proyektor dan sound system, Panel lampu penerangan lantai Empat juga menyuplai power untuk Panel Logo, Panel Booster, Panel Lift dan Panel Pressure Fan.

Lampu yang digunakan pada lantai satu terdiri dari lampu TL 2x36 W, lampu TKO T8 TL 1 x 18 W dan tambahan lampu jenis DL Spot LED 1 x 13 W serta beberapa jenis lampu lainnya. Adapun jumlah lampu yang digunakan di lantai Empat dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.17 Jumlah Lampu Lantai Empat

Gruping Lampu TKI T8 TL 2x36W Lampu TKO T8 TL 1x18W Lampu Baret TL 18W Lampu DL LED 1x7W Lampu DL LED 1x7W c/w battery Lampu DL Spot LED 1x13W 1 9 2 6 2 3 1 1 8 2 4 12 4 5 12 4 6 12 1 1 4 7 12 4 8 12 4 9 6 2 66 1 2 24 4 22

(28)

Selanjutnya pembagian daya tersambung untuk lantai Empat dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.18 Pembagian Daya Untuk Penerangan Tersambung Lantai Empat Gedung Kampus Universitas Mercu Buana, Bekasi

Daya (W) Gruping R S T 1 63 2 56 3 106 4 916 5 916 6 941 7 916 8 916 9 458 Total 1895 1888 1505 5288

Berdasarkan tabel 4.18 di atas, diketahui bahwa total daya pada phase R adalah sebesar 1895 W untuk penerangan, 200 W untuk proyektor, 80 W untuk sound system, 1200 W untuk stop kontak, dan 5000 W untuk Panel Logo sedangkan untuk total daya pada phase S adalah sebesar 1888 W untuk penerangan, 200 W untuk proyektor, 80 W untuk sound system, 1600 W untuk stop kontak dan 5500 W untuk Panel Lift. Phase T memiliki total daya sebesar 1505 W, 150 W untuk proyektor, 60 W untuk sound system, 1750 W untuk stop kontak, 500 W untuk Panel Booster dan 1715 W untuk Panel Pressure Fan. Secara keseluruhan total daya pada phase R, S

(29)

dan T pada lantai dua adalah sebesar 23323 W, itu sama dengan 41,74 A, sehingga Safety Factor Breaker adalah 52,18 A, sehingga sudah dapat diketahui kapasitas Circuit Breaker yang harus digunakan adalah 63 A. Setelah ditentukan kapasitas Circuit Breaker yang terpasang, ukuran kabel power sudah dapat ditentukan yaitu menggunakan NYY 4 x 16 mm2 + BC 16 mm2.

4.2 Pembahasan

Data yang telah didapat berupa dimensi ruang, warna dinding dan lantai, kegunaan ruangan, sistem penerangan yang dikehendaki kemudian di analisis. Data tersebut dijadikan acuan untuk menentukan sistem penerangan listrik misalnya daya dan jenis lampu yang akan digunakan . Dalam rancangan ini juga dilengkapi dengan perhitungan teknis mengenai susut tegangan, beban terpasang dan kebutuhan beban maksimum dan kapasitas daya. Pengolahan dan analisa data yang dihasilkan digunakan sebagai masukan dalam perhitungan secara manual untuk menentukan jenis kabel, menentukan letak peralatan hubung bagi dan pengamannya.

PT. Cometindo Mitra Inti yang melaksanakan kegiatan perencanaan, memahami betul pentingnya perencanaan penerangan terutama untuk ruangan kelas, dimana ruang tersebut harus memiliki penerangan yang baik. Di dalam perancangan instalasi penerangan, bentuk ruangan dan kekuatan lampu merupakan hal yang harus diperhitungkan.

(30)

Tiap-tiap jenis ruang membutuhan jumlah dan kekuatan lampu yang berbeda-beda. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang instalasi penerangan adalah:

1. Ruangan akan diperuntukkan sebagai apa, karena setiap jenis ruangan membutuhkan kuat penerangan yang berbeda-beda.

2. Luas dan ukuran dari ruangan tersebut, karena semakin luas ukuran suatu ruangan semakin banyak jumlah lampu yang diperlukan. 3. Jenis lampu yang digunakan dan system penerangannya

4. Keadaan dinding dari ruangan tersebut apakah menyerap cahaya atau memantulkan cahaya.

Dalam merancang instalasi penerangan, konsultan melakukan pengelompokkan atas instalasi listrik penerangan yang dibuat. Hal ini dimaksudkan agar apabila terjadi gangguan pada satu kelompok tidak akan mengganggu kelompok lainnya. Berdasarkan peraturan instalasi umum instalasi listrik (PUIL. 661 c.1), instalasi penerangan harus dibagi dalam kelompok dan setiap kelompok harus diamankan sendiri-sendiri dengan pengaman arus lebih (sekering) dan sakelar. Banyaknya titik-titik pengambil arus seperti lampu dan stop kontak paling banyak 10 titik untuk tiap kelompok.

Saat melakukan perancangan instalasi penerangan untuk gedung Universitas Mercubuana, konsultan sudah menjalankan proses perencanaan yang sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku. Hasilnya adalah rancangan instalasi penerangan untuk ruangan kelas yang memiliki enam titik lampu di

(31)

setiap ruangnya. Dimana kapasitas breaker yang digunakan adalah sebesar 25 A. Adapun hasil lengkap perancangan instalasi penerangan untuk ruangan kelas di gedung Universitas Mercubuana dapat dilihat pada lampiran.

Gambar

Tabel 4.1 Perhitungan Jumlah Titik Pada Setiap Area Lantai Dasar  Lantai Dasar                          No   Area   Kuat  Penerangan  (Lux)  Luasan
Tabel 4.2 Perhitungan Jumlah Titik Pada Setiap Area Lantai Satu  Lantai Satu                          No   Area   Kuat  Penerangan  (Lux)  Luasan
Tabel 4.4 Perhitungan Kapasitas Breaker Tiap Lantai  No  Area  Total  Beban  In  Safety  Factor   Breaker  Kapasitas Breaker  Terpasang  Breaking  Capasity  Breaker  1  Lantai Dasar  2982 W  5.34  6.8  16 A  4.5 kA  2  Lantai Satu  9721 W  17.4  21.75  25
Tabel 4.6. Standar Penentuan Kapasitas Breaker dan Kabel
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perancangan instalasi ini bertujuan untuk membuat diagram perencanaan instalasi listrik pada gedung polda manokwari papua barat dengan menggunakan program AutoCAD serta

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Hasil Belajar mata pelajaran Instalasi Penerangan Listrik dari siswa Yang Diajar Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Tempat parkir bagian utara adalah satu contoh dari sekian banyak bangunan yang memerlukan penerangan buatan (outdoor lighting). dengan luas parkiran untuk motor bagian

Penelitian ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan mutu pembelajaran Memasang Instalasi Penerangan Bangunan Listrik Sederhana

Total kebutuhan gedung adalah 228 ekstension dengan 72 cadangan ekstension, yang masing-masing lantai tersambung ke Telephone Terminal Box (TTB) kecuali pada

Dengan membuat mengetahui spesifikasi bangunan ini, kita dapat mengetahui beban-beban yang dilayani dari setiap ruangan dalam sebuah gedung, sehingga dapat diketahui pula

Untuk membantu terwujudnya program pemda supaya jalan-jaln di kota bangkinang terang benderang di malam hari maka penulis membuat perencanaan penerangan jalan disalah

Berdasarkan hasil perhitungan dalam perencanaan sistem penerangan dan instalasi listrik di ruang Instalasi Gawat Darurat RSUD Depati Hamzah Pangkal Pinang, maka didapat jumlah