• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

 Pada Maret 2017, Kota Ternate mengalami deflasi sebesar 0,31 persen dengan indeks harga

konsumen (IHK) sebesar 130,72. Sedangkan Nasional mengalami deflasi sebesar 0,01 persen

dengan indeks harga konsumen sebesar 128,22. Dari 82 kota IHK, 49 kota mengalami deflasi dan sisanya mengalami inflasi, dimana deflasi tertinggi terjadi di Kota Tanjung Pandan sebesar

1,49 persen, Kota Lhokseumawe sebesar 1,40 persen, dan Kota Bima sebesar 0,91 persen.

Sedangkan inflasi tertinggi terjadi di Kota Merauke sebesar 1,24 persen, Kota Ambon sebesar

1,13 persen dan Kota Jayapura sebesar 0,95 persen.

 Inflasi tahun kalender Kota Ternate sebesar 0,35 persen dan inflasi year on year Kota Ternate sebesar 2,41 persen. Sedangkan inflasi tahun kalender dan inflasi year on year Nasional yaitu masing-masing sebesar 1,19 persen dan 3,82 persen.

Pada Maret 2017, Kota Ternate mengalami deflasi di dua kelompok pengeluaran, dan inflasi

di lima kelompok pengeluaran lainnya. Adapun deflasi kedua kelompok pengeluaran tersebut

yaitu kelompok bahan makanan sebesar 1,32 persen dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,50 persen. Sedangkan inflasi kelima kelompok pengeluaran lainnya adalah sebagai berikut : kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,01 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,08 persen; kelompok sandang 0,04 persen; kelompok kesehatan 0,06 persen; dan kelompok pendidikan rekreasi dan olahraga 0,01 persen;

No. 18/04/82/Th XVI, 03 April 2017

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

Maret 2017, KOTA TERNATE DEFLASI SEBESAR 0,31 PERSEN

Beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga pada Maret 2017 antara lain: ikan cakalang, tomat sayur, dan tarif angkutan udara. Sedangkan beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga adalah lemon dan tarif listrik.

(2)

Gambar 1.

Inflasi Kota Ternate Menurut Kelompok Pengeluaran (2012 = 100), Februari 2017 – Maret 2017

Tabel 1.

IHK dan Inflasi Kota Ternate Bulan Maret 2017, Inflasi Tahun Kalender, dan Inflasi Year on Year menurut Kelompok Pengeluaran (2012 = 100)

Kelompok Pengeluaran IHK

Januari 2017 IHK Februari 2017 IHK Maret 2017 Inflasi Maret 2017 Inflasi Tahun Kalender 2) Inflasi Year on Year 3) UMUM 131,09 131,13 130,72 -0,31 0,35 2,41 1 Bahan Makanan 127,97 126,88 125,21 -1,32 0,11 4,06

2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 134,71 134,94 134,96 0,01 0,29 6,95

3 Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 129,50 129,88 129,99 0,08 0,68 0,39

4 Sandang 148,89 149,00 149,06 0,04 0,30 2,14

5 Kesehatan 131,13 131,16 131,24 0,06 0,66 3,22

6 Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 129,09 129,09 129,10 0,01 0,07 3,57

7 Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 130,66 131,39 130,73 -0,50 -0,08 0,50

1) Persentase perubahan IHK bulan Maret 2017 terhadap IHK bulan sebelumnya. 2) Persentase perubahan IHK bulan Maret 2017 terhadap IHK bulan Desember 2016 3) Persentase perubahan IHK bulan Maret 2017 terhadap IHK bulan Maret 2016

0.03 -0.85 0.17 0.29 0.07 0.02 0 0.56 -0.31 -1.32 0.01 0.08 0.04 0.06 0.01 -0.5 -1.50 -1.00 -0.50 0.00 0.50 1.00 Umum Bahan Makanan

Makanan Jadi Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan Transpor Februari Maret

(3)

Tabel 2.

Sumbangan/Andil Kelompok Pengeluaran terhadap Inflasi Kota Ternate, Bulan Maret 2017

(2012 = 100)

Kelompok Pengeluaran Maret

2017

UMUM -0,31

1 Bahan Makanan -0,27

2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 0,00 3 Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 0,03

4 Sandang 0,00

5 Kesehatan 0,00

6 Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 0,00 7 Transportasi, Komunikasi & Jasa Keuangan -0,07

Pada Maret 2017, kelompok pengeluaran memberikan andil/sumbangan inflasi masing-masing sebagai berikut: kelompok bahan makanan -0,27 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,00 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,03 persen; kelompok sandang 0,00 persen; kelompok kesehatan 0,00 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,00 persen; serta kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan -0,07 persen.

Gambar 2.

Perkembangan Inflasi Kota Ternate dan Nasional Maret 2016 – Maret 2017 Mar-16 Apr-16 Mei-16 Jun-16 Jul-16 Aug-16 Sep-16Okt-16 Nov-16 Des-16 Jan-17 Feb-17 Ternate 0.28 0.05 0.29 0.30 1.04 -0.10 0.01 -0.21 0.26 0.32 0.63 0.03 -0.31 Nasional 0.19 -0.45 0.24 0.66 0.69 -0.02 0.23 0.14 0.47 0.42 0.97 0.24 -0.01 -0.60 -0.40 -0.20 0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20

(4)

IHK DAN INFLASI MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN

1. Bahan Makanan

Kelompok bahan makanan pada Maret 2017 mengalami deflasi 1,32 persen atau terjadi penurunan

indeks dari 126,88 pada Februari 2017, menjadi 125,21 pada Maret 2017. Kelompok ini memberikan sumbangan/andil deflasi sebesar 0,27 persen pada keseluruhan deflasi Maret 2017.

Dari 11 subkelompok dalam kelompok bahan makanan, tujuh subkelompok mengalami deflasi, satu subkelompok stagnan serta sisanya mengalami inflasi. Subkelompok yang mengalami deflasi tertinggi adalah subkelompok sayur-sayuran sebesar 5,59 persen; ikan segar sebesar 4,59 persen; dan lemak dan minyak sebesar 1,58 persen.

Komoditas yang dominan mempengaruhi terjadinya deflasi pada kelompok ini adalah : tomat sayur, ikan cakalang dan minyak goreng.

Tabel 3.

IHK dan Inflasi Kota Ternate menurut Subkelompok pada Kelompok Bahan Makanan, Maret 2017 (2012 = 100)

Kelompok / Subkelompok IHK Inflasi

Tahun

Kalender Year on Year (%)

(%) (%)

Umum 130,72 -0,31 0,35 2,41

I. Bahan Makanan 125,21 -1,32 0,11 4,06

a. Padi-padian, umbi- umbian, dan Hasilnya 120,11 0,50 0,81 -0,63

b. Daging dan hasil-hasilnya 145,46 -0,08 1,88 4,96

c. Ikan Segar 128,39 -4,59 -0,74 4,40

d. Ikan Diawetkan 116,68 -0,57 4,66 -5,96

e. Telur, Susu, dan hasil-hasilnya 128,55 -1,21 -2,16 -2,35

f. Sayur-sayuran 98,76 -5,59 -5,85 4,67

g. Kacang-kacangan 116,02 -1,00 -1,36 -0,42

h. Buah-buahan 156,41 2,19 2,11 6,21

i. Bumbu-bumbuan 143,97 3,72 5,41 19,10

j. Lemak dan Minyak 106,10 -1,58 -1,61 6,98

(5)

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau

Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau pada Maret 2017 mengalami inflasi 0,01

persen atau terjadi kenaikan indeks 134,94 pada Februari 2017, menjadi 134,96 pada Maret 2017. Kelompok ini pada Maret 2017 memberikan sumbangan/andil inflasi sebesar 0,00 persen pada inflasi keseluruhan.

Berdasarkan subkelompoknya, perubahan indeks masing-masing subkelompok yaitu subkelompok makanan jadi 0,01 persen; subkelompok minuman yang tidak beralkohol -0,06 persen; serta subkelompok tembakau dan minuman beralkohol 0,07 persen. Komoditas yang dominan memberikan pengaruh kenaikan harga pada kelompok ini adalah rokok kretek filter dan rokok putih.

Tabel 4.

IHK dan Inflasi Kota Ternate menurut Subkelompok pada Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau,

Maret 2017 (2012 = 100)

Kelompok / Subkelompok IHK Inflasi

Tahun

Kalender Year on Year (%)

(%) (%)

Umum 130,72 -0,31 0,35 2,41

II. Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 134,96 0,01 0,29 6,95

a. Makanan Jadi 129,27 0,01 0,29 3,57

b. Minuman yang Tidak Beralkohol 117,86 -0,06 -0,72 6,68

c. Tembakau dan Minuman Beralkohol, 150,12 0,07 0,69 10,76

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar

Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar pada Maret 2017 mengalami inflasi 0,08

persen atau terjadi kenaikan indeks 129,88 pada Februari 2017, menjadi 129,99 pada Maret 2017. Kelompok ini memberikan sumbangan inflasi 0,03 persen pada inflasi keseluruhan.

Berdasarkan subkelompoknya, perubahan indeks masing-masing subkelompok yaitu : biaya tempat tinggal sebesar 0,00 persen; bahan bakar, penerangan, air sebesar 0,59 persen; perlengkapan rumah tangga sebesar -0,64 dan penyelenggaraan rumah tangga sebesar 0,90 persen.

Komoditas yang dominan memberikan pengaruh inflasi pada kelompok ini adalah tarif listrik, sabun cair serta detergen bubuk.

(6)

Tabel 5.

IHK dan Inflasi Kota Ternate menurut Subkelompok pada Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar,

Maret 2017 (2012 = 100)

Kelompok / Subkelompok IHK Inflasi

Tahun

Kalender Year on Year (%)

(%) (%)

Umum 130,72 -0,31 0,35 2,41

III. Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 129,99 0,08 0,68 0,39

a. Biaya Tempat Tinggal 129,82 0,00 -0,02 -0,54

b. Bahan Bakar, Penerangan, dan Air 129,03 0,59 5,74 7,06

c. Perlengkapan Rumah Tangga 132,81 -0,64 -0,64 -1,26

d. Penyelenggaran Rumah Tangga 131,95 0,90 1,00 1,38

4. S a n d a n g

Kelompok sandang pada Maret 2017 mengalami inflasi 0,04 persen atau terjadi kenaikan indeks dari

149,00 pada Februari 2017, menjadi 149,06 pada Maret 2017. Kelompok ini pada Maret 2017 memberikan sumbangan/andil inflasi sebesar 0,00 persen pada inflasi keseluruhan.

Berdasarkan subkelompoknya, perubahan masing-masing subkelompok yaitu : sandang laki-laki sebesar 0,00 persen; sandang wanita sebesar 0,00 persen; sandang anak-anak 0,00 persen dan barang pribadi dan sandang lainnya sebesar 0,27 persen. Komoditas yang dominan memberikan pengaruh inflasi pada kelompok ini adalah emas perhiasan.

Tabel 6.

IHK dan Inflasi Kota Ternate menurut Subkelompok pada Kelompok Sandang, Maret 2017 (2012 = 100)

Kelompok / Subkelompok IHK Inflasi

Tahun

Kalender Year on Year (%) (%) (%) Umum 130,72 -0,31 0,35 2,41 IV. Sandang 149,06 0,04 0,30 2,14 a. Sandang Laki-laki 148,31 0,00 -0,02 2,27 b. Sandang Wanita 152,84 0,00 0,07 -1,47 c. Sandang Anak-anak 158,24 0,00 0,94 4,60

(7)

5. K e s e h a t a n

Kelompok kesehatan pada Maret 2017 mengalami inflasi 0,06 persen atau terjadi kenaikan indeks

dari 131,16 pada Februari 2017, menjadi 131,24 pada Maret 2017. Kelompok ini memberikan sumbangan/andil inflasi sebesar 0,00 persen pada inflasi keseluruhan.

Berdasarkan subkelompoknya, perubahan indeks masing-masing subkelompok yaitu subkelompok jasa kesehatan 0,00 persen; subkelompok obat-obatan 0,00 persen; subkelompok jasa perawatan jasmani 0,00 persen; serta subkelompok perawatan jasmani dan kosmetik 0,13 persen. Komoditas yang mengalami kenaikan harga adalah parfum.

Tabel 7.

IHK dan Inflasi Kota Ternate menurut Subkelompok pada Kelompok Kesehatan, Maret 2017 (2012 = 100)

Kelompok / Subkelompok IHK Inflasi

Tahun

Kalender Year on Year (%) (%) (%) Umum 130,72 -0,31 0,35 2,41 V. Kesehatan 131,24 0,06 0,66 3,22 a. Jasa Kesehatan 109,86 0,00 0,00 0,00 b. Obat-obatan 129,06 0,00 2,49 3,80

c. Jasa Perawatan Jasmani 167,74 0,00 0,00 0,00

d. Perawatan Jasmani dan Kosmetik 134,33 0,13 0,27 5,27

6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga

Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga pada Maret 2017 mengalami inflasi sebesar 0,01,

atau terjadi kenaikan indeks dari 129,09 pada Februari 2017, menjadi 129,10 pada Maret 2017. Kelompok ini menyumbang inflasi sebesar 0,00 persen pada inflasi keseluruhan.

Dari lima subkelompok, dua subkelompok mengalami inflasi sangat tipis, yaitu pada subkelompok perlengkapan/peralatan pendidikan, dan subkelompok rekreasi. Subkelompok lainnya stagnan. Komoditas yang menyumbang inflasi pada kelompok ini adalah alat tulis dan mainan anak.

(8)

Tabel 8.

IHK dan Inflasi Kota Ternate menurut Subkelompok pada Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga,

Maret 2017 (2012 = 100)

Kelompok / Subkelompok IHK Inflasi

Tahun

Kalender Year on Year (%)

(%) (%)

Umum 130,72 -0,31 0,35 2,41

VI. Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga 129,10 0,01 0,07 3,57

a. Jasa Pendidikan 134,77 0,00 0,00 5,70

b. Kursus-kursus / Pelatihan 114,65 0,00 0,00 1,60

c. Perlengkapan / Peralatan Pendidikan 102,25 0,00 0,28 -0,09

d. Rekreasi 127,30 0,00 0,14 0,66

e. Olah Raga 171,09 0,00 0,00 3,02

7. Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan

Kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan pada Maret 2017 mengalami deflasi

sebesar 0,50 persen atau terjadi penurunan indeks dari 131,39 pada Februari 2017, menjadi 130,73 pada Maret 2017. Kelompok ini pada Maret 2017 memberikan sumbangan deflasi sebesar 0,07 persen pada inflasi keseluruhan.

Berdasarkan subkelompoknya, perubahan indeks masing-masing subkelompok yaitu subkelompok transpor -0,23 persen; subkelompok komunikasi dan pengiriman -1,42 persen; subkelompok sarana dan penunjang transpor 0,00 persen; serta subkelompok jasa keuangan 0,00 persen. Komoditi yang menyumbang deflasi dominan adalah tarif angkutan udara.

Tabel 9.

IHK dan Inflasi Kota Ternate menurut Subkelompok pada Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan,

Maret 2017 (2012 = 100)

Kelompok / Subkelompok IHK Inflasi

Tahun

Kalender Year on Year (%)

(%) (%)

Umum 130,72 -0,31 0,35 2,41

VII. Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan 130,73 -0,50 -0,08 0,50

a. Transpor 147,56 -0,23 -1,30 -0,93

b. Komunikasi dan Pengiriman 96,56 -1,42 2,68 4,14

c. Sarana dan Penunjang Transpor 141,10 0,00 6,48 6,14

(9)

PERBANDINGAN ANTARKOTA DI INDONESIA

Pada bulan Maret 2017 deflasi terjadi di 49 kota dimana deflasi tertinggi terjadi di Kota Tanjung

Pandan sebesar 1,49 persen, Kota Lhokseumawe sebesar 1,40 persen, dan Kota Bima sebesar 0,91 persen.

Sedangkan inflasi tertinggi terjadi di Kota Merauke sebesar 1,24 persen, Kota Ambon sebesar 1,13 persen dan Kota Jayapura sebesar 0,95 persen.

Menurut inflasi tahun kalender, 75 kota mengalami inflasi, dimana inflasi tertinggi terjadi di Kota Merauke 2,69 persen, Kota Dumai 2,52 persen, dan Kota Manado 2,51 persen. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Kota Lhokseumawe 1,93 persen, Kota Sibolga 1,46 persen, dan Kota Jambi 0,85.

Menurut inflasi year on year, semua kota mengalami inflasi, dimana inflasi tertinggi terjadi di Kota Pangkal Pinang 7,13 persen, Kota Bengkulu, 6,01 persen, dan Kota Merauke 5,93 persen. Sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Bima 1,63 persen , Kota Bau-Bau 1,85 persen, dan Kota Banyuwangi 1,90.

Perbandingan Antar Kota di Pulau Sulawesi, Maluku dan Papua

Kota-kota IHK di wilayah Pulau Sulawesi, Maluku dan Papua yang berjumlah 18 kota, pada Maret 2017 tercatat 10 kota mengalami inflasi, dan 8 kota lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Merauke 1,24 persen, Kota Ambon 1,13 persen, dan Kota Jayapura 0,95 persen. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Kota Pare-Pare 0,45 persen, Kota Ternate 0,31 persen dan Kota Mamuju 0,29 persen.

(10)

Tabel 10.

Perbandingan IHK dan Inflasi Maret 2017

Kota-Kota di Pulau Sulawesi, Maluku dan Papua dengan Nasional (2012 = 100)

KOTA Maret 2017 Tahun Kalender (%) Year on Year (%) KOTA Maret 2017 Tahun Kalender (%) Year on Year (%) IHK Inflasi (%) IHK Inflasi (%) 1 MANADO 128,79 0,23 2,51 3,93 11 MAMUJU 127,24 -0,29 1,37 4,10 2 PALU 129,46 0,25 1,86 4,05 12 AMBON 126,67 1,13 0,65 3,85 3 BULUKUMBA 132,34 -0,16 1,61 4,06 13 TUAL 142,83 0,78 1,93 5,18 4 WATAMPONE 122,81 -0,21 2,11 3,84 14 TERNATE 130,72 -0,31 0,35 2,41 5 MAKASSAR 128,69 -0,16 1,78 3,45 15 MANOKWARI 121,82 0,05 -0,43 4,94 6 PARE-PARE 122,84 -0,45 0,61 2,56 16 SORONG 128,59 0,38 1,38 3,27 7 PALOPO 125,56 -0,25 1,44 3,26 17 MERAUKE 135,67 1,24 2,69 5,93 8 KENDARI 123,06 -0,24 1,13 2,40 18 JAYAPURA 129,03 0,95 0,30 3,16 9 BAU-BAU 129,29 0,02 0,33 1,85 NASIONAL 128,22 -0,01 1,19 3,82 10 GORONTALO 123,79 0,04 1,65 2,73

(11)

Tabel 11.

Inflasi Maret 2017, 82 Kota di Indonesia, Tertinggi – Terendah (2012 = 100) No Kota Inflasi (%) No Kota Inflasi (%) No Kota Inflasi (%)

1 MERAUKE 1,24 29 TASIKMALAYA 0,03 57 SUMENEP -0,15

2 AMBON 1,13 30 DENPASAR 0,02 58 BULUKUMBA -0,16

3 JAYAPURA 0,95 31 BAU-BAU 0,02 59 MAKASSAR -0,16

4 SAMPIT 0,92 32 TEMBILAHAN 0,01 60 DUMAI -0,19

5 TUAL 0,78 33 BANJARMASIN 0,01 61 MEDAN -0,20

6 BUNGO 0,71 34 PADANG -0,01 62 BANYUWANGI -0,20

7 CILEGON 0,5 35 PURWOKERTO -0,01 63 SINGARAJA -0,20

8 TARAKAN 0,4 36 BANDUNG -0,02 64 WATAMPONE -0,21

9 PALANGKARAYA 0,39 37 TANGERANG -0,03 65 MAUMERE -0,23

10 PEKANBARU 0,38 38 BALIKPAPAN -0,03 66 KENDARI -0,24

11 PANGKAL PINANG 0,38 39 KUDUS -0,05 67 PALOPO -0,25

12 SORONG 0,38 40 MEULABOH -0,06 68 PONTIANAK -0,26

13 JAMBI 0,31 41 BANDAR

LAMPUNG -0,06 69 PROBOLINGGO -0,29

14 SERANG 0,29 42 YOGYAKARTA -0,06 70 MAMUJU -0,29

15 SAMARINDA 0,28 43 MADIUN -0,06 71 METRO -0,30

16 BUKITTINGGI 0,25 44 SURABAYA -0,06 72 TERNATE -0,31

17 PALU 0,25 45 LUBUKLINGGAU -0,07 73 PADANGSIDIMPUAN -0,43

18 BENGKULU 0,23 46 MALANG -0,09 74 PARE-PARE -0,45

19 SUKABUMI 0,23 47 PALEMBANG -0,1 75 MATARAM -0,62

20 BEKASI 0,23 48 CILACAP -0,11 76 TANJUNG PINANG -0,64

21 MANADO 0,23 49 TEGAL -0,11 77 SIBOLGA -0,70

22 TANJUNG 0,21 50 CIREBON -0,12 78 BATAM -0,83

23 PEMATANG

SIANTAR 0,17 51 KEDIRI -0,13 79 KUPANG -0,87

24 BOGOR 0,09 52 SINGKAWANG -0,13 80 BIMA -0,91

25 DKI JAKARTA 0,05 53 SEMARANG -0,14 81 LHOKSEUMAWE -1,4

26 DEPOK 0,05 54 BANDA ACEH -0,15 82 TANJUNG PANDAN -1,49

27 MANOKWARI 0,05 55 SURAKARTA -0,15

(12)

Tabel 12.

Inflasi Tahun Kalender, 82 Kota di Indonesia, Tertinggi – Terendah (2012 = 100) No Kota Inflasi (%) No Kota Inflasi (%) No Kota Inflasi (%)

1 MERAUKE 2,69 29 KEDIRI 1,51 57 TANJUNG PINANG 0,91

2 DUMAI 2,52 30 SURAKARTA 1,49 58 BANDUNG 0,85

3 MANADO 2,51 31 DEPOK 1,48 59 BANYUWANGI 0,81

4 SINGARAJA 2,38 32 SAMARINDA 1,44 60 BALIKPAPAN 0,78

5 KUDUS 2,25 33 PALOPO 1,44 61 PEMATANG

SIANTAR 0,73

6 CILACAP 2,18 34 BENGKULU 1,43 62 METRO 0,69

7 MADIUN 2,15 35 SUKABUMI 1,42 63 AMBON 0,65

8 SAMPIT 2,11 36 SEMARANG 1,41 64 PARE-PARE 0,61

9 WATAMPONE 2,11 37 SORONG 1,38 65 PADANGSIDIMPUAN 0,57

10 TUAL 1,93 38 BANDAR

LAMPUNG 1,37 66 PALEMBANG 0,52

11 PONTIANAK 1,91 39 DKI JAKARTA 1,37 67 PADANG 0,42

12 CILEGON 1,86 40 MAMUJU 1,37 68 TERNATE 0,35

13 PALU 1,86 41 TANJUNG 1,30 69 BAU-BAU 0,33

14 SURABAYA 1,85 42 MATARAM 1,29 70 BANDA ACEH 0,32

15 DENPASAR 1,83 43 PEKANBARU 1,23 71 JAYAPURA 0,30

16 SINGKAWANG 1,82 44 BEKASI 1,20 72 MAUMERE 0,12

17 BOGOR 1,78 45 TEGAL 1,18 73 KUPANG 0,09

18 MAKASSAR 1,78 46 SUMENEP 1,16 74 BIMA 0,08

19 MEULABOH 1,68 47 BANJARMASIN 1,16 75 BUKITTINGGI 0,02

20 GORONTALO 1,65 48 CIREBON 1,15 76 BATAM -0,08

21 PURWOKERTO 1,61 49 TARAKAN 1,13 77 TANJUNG PANDAN -0,09

22 MALANG 1,61 50 KENDARI 1,13 78 MANOKWARI -0,43

23 BULUKUMBA 1,61 51 TANGERANG 1,11 79 MEDAN -0,45

24 SERANG 1,58 52 LUBUKLINGGAU 1,07 80 JAMBI -0,85

25 YOGYAKARTA 1,54 53 TEMBILAHAN 1,05 81 SIBOLGA -1,46

26 JEMBER 1,53 54 TASIKMALAYA 1,04 82 LHOKSEUMAWE -1,93

27 PALANGKARAYA 1,52 55 PROBOLINGGO 0,99

(13)

Tabel 13.

Inflasi Year on Year, 82 Kota di Indonesia, Tertinggi – Terendah

(2012 = 100)

No Kota Inflasi (%) No Kota Inflasi

(%) No Kota Inflasi (%)

1 PANGKAL

PINANG 7,13 29 BANDAR LAMPUNG 3,90 57 LUBUKLINGGAU 3,18

2 BENGKULU 6,01 30 KUDUS 3,86 58 TEGAL 3,17

3 MERAUKE 5,93 31 MEDAN 3,85 59 JAYAPURA 3,16

4 SINGARAJA 5,41 32 AMBON 3,85 60 BANDA ACEH 3,08

5 DUMAI 5,33 33 MAUMERE 3,84 61 TANGERANG 3,07

6 PONTIANAK 5,22 34 WATAMPONE 3,84 62 TASIKMALAYA 3,05

7 TUAL 5,18 35 SERANG 3,83 63 SUMENEP 3,01

8 PEKANBARU 5,17 36 TANJUNG 3,83 64 TEMBILAHAN 2,97

9 CILEGON 5,11 37 MADIUN 3,82 65 JEMBER 2,84

10 TANJUNG

PANDAN 5,08 38 MALANG 3,79 66 SURAKARTA 2,83

11 MANOKWARI 4,94 39 PALEMBANG 3,77 67 MATARAM 2,83

12 MEULABOH 4,72 40 PADANGSIDIMPUAN 3,76 68 KUPANG 2,83

13 PEMATANG

SIANTAR 4,72 41 PALANGKARAYA 3,76 69 CIREBON 2,74

14 SAMPIT 4,71 42 LHOKSEUMAWE 3,61 70 GORONTALO 2,73

15 BALIKPAPAN 4,69 43 DEPOK 3,49 71 JAMBI 2,72

16 SURABAYA 4,43 44 SUKABUMI 3,47 72 BUKITTINGGI 2,65

17 BOGOR 4,34 45 MAKASSAR 3,45 73 KEDIRI 2,59

18 TARAKAN 4,34 46 DKI JAKARTA 3,43 74 PARE-PARE 2,56

19 CILACAP 4,21 47 YOGYAKARTA 3,40 75 TERNATE 2,41

20 DENPASAR 4,18 48 SEMARANG 3,27 76 METRO 2,40

21 MAMUJU 4,10 49 SAMARINDA 3,27 77 KENDARI 2,40

22 BULUKUMBA 4,06 50 SORONG 3,27 78 TANJUNG

PINANG 2,38

23 PALU 4,05 51 PALOPO 3,26 79 PROBOLINGGO 2,27

24 BANJARMASIN 4,03 52 PURWOKERTO 3,22 80 BANYUWANGI 1,90

25 SINGKAWANG 4,02 53 BANDUNG 3,21 81 BAU-BAU 1,85

26 BUNGO 4,00 54 BEKASI 3,21 82 BIMA 1,63

27 PADANG 3,98 55 BATAM 3,20

Referensi

Dokumen terkait

Menurut American Society of Hyrpertension (ASH) hipertensi adalah suatu sindrom atau kumpulan gejala kardiovaskuler yang progresif sebagai akibat dari kondisi lain

Ketika saham diminati oleh investor berarti saham tersebut aktif ditransaksikan di pasar modal atau memiliki volume perdagangan yang tinggi dapat menurunkan nilai

memiliki intense turnover selain berusaha mencari lowongan kerja dan merasa tidak betah bekerja diperusahaan juga memiliki gejala- gejala sering mengeluh, merasa

1) Modernisasi pesantren bagi Abdurrahman Wahid adalah proses dinamisasi: penggalakan nilai-nilai hidup positif tradisi-tradisi pesantren dan penggunaan nilai-nilai baru

terwujudnya kemampuan Pengolahan Hasil Pertanian dan Perkebunan di dalam negeri, melalui integrasi antara Klaster Industri Pengolahan Hasil Pertanian antara Klaster Industri

Tujuan penelitian ini adalah menentukan jalur kritis, menghitung biaya yang ditimbulkan pada pengerjaan proyek MVR Evaporator Shelter dengan durasi pengerjaan awal

Landasan teori dari penelitian Ini adalah tentang adanya ketentuan yang tertuang dalam UU penerbangan yang menyatakan bahwa apabila terjadi keterlambatan yang disebabkan

Metode penelitian menggunakan metode penelitian pengembangan, prosedur penelitian pengembangan meliputi Analisis Kebutuhan, Kajian Teori, Pembuatan Produk Awal,