• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh PAHRIJAL NIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Oleh PAHRIJAL NIM"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG

BUDIDAYA KELAPA SAWIT DI PT. SAWIT KHATULISTIWA

PLANTATION KECAMATAN SEBULU KABUPATEN

KUTAI KARTANEGARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Oleh

PAHRIJAL

NIM. 120500062

PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

(2)

Judul : Laporan Pelaksanaan Kegiatan Praktek kerja Lapang Budidaya Kelapa Sawit PT. Sawit Khatulistiwa Plantation Kecamatan Sebulu, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur.

Nama : Pahrijal

Nim : 120 500 062

Program Studi : Budidaya Tanaman Perkebunan

Jurusan : Manajemen Pertanian

Pembimbing

Riama Rita Manullang, SP, MP NIP. 197011162000032002 Penguji I Jamaluddin, SP, M.Si NIP.197206122001121003 Penguji II Nur Hidayat, SP, M.Sc NIP. 197210252001121001 Menyetujui/Mengesahkan

Ketua Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Nur Hidayat , SP, Msc NIP. 197210252001121001

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyusun laporan Praktik Kerja Lapang (PKL) dengan tepat.

Dalam kesempatan ini saya sebagai penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Kedua orang tua yang telah memberikan motivasi dan dukungan baik secara moril maupun materil kepada penulis.

2. Ibu Riama Rita Manullang, SP, MP selaku dosen pembimbing 3. Bapak Jamaluddin, SP, M.Si selaku dosen penguji I PKL.

4. Bapak Nur Hidayat, SP, M.Sc selaku Ketua Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan dan dosen penguji II PKL.

5. Rekan-rekan mahasiswa yang telah banyak membantu dalam penyusunan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi penyusunan materi laporan maupun dari segi pengetahuan. Namun demikian penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri maupun pembaca.

Penulis,

(4)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR LAMPIRAN ... iv

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 2

C. Hasil Yang Diharapkan... 2

II. TINJAUAN UMUM PERUSAHAN ... 3

A. Tinjauan Umum Perusahaan ... 3

B. Visi dan misi PT. Sawit Khatulistiwa Plantation ... 4

C. Manajemen Perusahaan ... 5

D. Lokasi dan Waktu PKL ... 6

III. HASIL PRATIK KERJA LAPANGAN ... 7

A. Pembukaan Lahan ... 7

B. Pembibitan Awal (Pre Nursery) ... 8

C. Pembibitan Utama (Main Nursery) ... 11

D. Penanaman Sawit Kelahan ... 17

E. Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan ... 20

F. Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan ... 25

G. Panen dan Pengangkutan ... 32

IV. KESIMPULAN DAN SARAN ... 37

A. Kesimpulan ... 37

B. Saran ... 38

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(5)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Peta PT. Sawit Khatulistiwa Plantation ... 42

2. Bagan Struktur organisasi ... 43

3. Dokumentasi Alat dan Bahan digunakan ... 44

4. Land Clearing ... 46

5. Pembibitan di awal (Pre nursery) dan utama (Main nursery) ... 47

6. Penanaman Kelapa Sawit di lahan ... 48

7. Perawatan di Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) ... 49

8. Perawatan di Tanaman Menghasilkan (TM) ... 50

(6)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komoditas kelapa sawit dalam perekonomian Indonesia cukup memegang peranan penting dan strategis karena komoditas ini mempunyai prospek yang cerah sebagai sumber devisa permintaan minyak kelapa sawit di samping digunakan sebagai bahan mentah industri pangan juga digunakan sebagai bahan mentah industri non pangan. Jika dilihat dari biaya produksinya, komoditas kelapa sawit jauh lebih baik daripada minyak nabati lainnya. Minyak kelapa sawit merupakan produk perkebunan yang memiliki prospek yang cerah di masa mendatang. Potensi tersebut terletak pada keragaman kegunaan dari minyak sawit. (Fauzi, 2004).

Kelapa sawit di Indonesia dewasa ini merupakan komoditas primadona, luasnya terus berkembang dan tidak hanya merupakan monopoli perkebunan besar negara atau perkebunan swasta. Saat ini perkebunan rakyat sudah berkembang pesat. Perkebunan kelapa sawit yang semula hanya di Sumatera Utara dan di Daerah Istimewa Aceh saat ini sudah berkembang di beberapa pro vinsi, antara lain Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu, Riau, Irian Jaya, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan khususnya Kalimantan Timur yang sedang dalam tahap perluasan daerah budidaya tanaman kelapa sawit.

Banyaknya perkebunan kelapa sawit mampu pula menciptakan kesempatan kerja yang luas dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sehubungan dengan hal tersebut maka Politeknik Pertanian Negeri Samarinda mempunyai program praktik kerja lapang (PKL) ke perkebunan

(7)

dengan harapan agar para alumnusnya memiliki keterampilan yang bisa diandalkan untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya selama PKL di dunia kerja khususnya perkebunan nantinya.

B. Tujuan

1. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip kegiatan budidaya yang ada diperkebunan khususnya pembukaan lahan, pembibitan, penanaman, perawatan tanaman belum menghasilkan, perawatan tanaman menghasilkan, panen dan pengangkutan .

2. Mahasiswa dapat mengetahui tata cara urutan budidaya kebun kelapa sawit.

3. Mahasiswa dapat memahami tata cara penggunaan alat, bahan dan sarana yang ada di lapangan.

C. Hasil yang Diharapkan

1. Mahasiswa dapat menguasai kegiatan yang dilaksanakan oleh perusahaan khusus: pembukaan lahan, pembibitan, penanaman, perawatan tanaman belum menghasilkan, perawatan tanaman menghasilkan, panen dan pengangkutan .

2. Mahasiswa dapat lebih terampil dalam menggunakan alat, bahan dan sarana yang ada diperkebunan kelapa sawit.

3. Menjadi mahasiswa yang terampil dan mempunyai kedisiplinan dalam budidaya tanaman kelapa sawit.

(8)

II. TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

A. Tinjauan Umum Perusahaan

PT. Sawit Khatulistiwa Plantation Tenggarong merupakan salah satu cabang perusahaan dari Kalpataru Investama Group yang melakukan pengembangan perkebunan kelapa sawit. Areal lahan perijinan PT. Sawit Khatulistiwa Plantation Tenggarong secara wilayah administrasi pemerintahan, masuk ke dalam wilayah administrasi Kecamatan Muara Kaman Kecamatan Sebulu dan Kacamatan Tenggarong Seberang Kabupaten Kutai Kartanegara. Desa yang masuk dalam wilayah kerja PT. Sawit Khatulistiwa Plantation Tenggarong adalah Desa Cipari Makmur (wilayah Kecamatan Muara Kaman), Desa Manunggal daya, Sp 1, Giri Agung (wilayah Kecamatan Sebulu), dan Desa Suka Maju, Manunggal Jaya, Spare (wilayah Kecamatan Tenggarong Seberang). Perijinan untuk pembukaan lahan yang dimiliki oleh PT. Sawit Khatulistiwa Plantation Tenggarong di tahun 2009 sudah terbit menjadi Hak Guna Usaha (HGU) ± 9000 ha. Areal yang sudah tertanam seluas 2407 ha sampai bulan Desember 2014.

PT. Sawit Khatulistiwa Plantation Tenggarong dipimpin oleh Project

Manager yang bernama Huzairi yang dibantu oleh 1 senior assistant, 4 assistant lapangan dan 1 kepala administrasi. Untuk memudahkan areal

kerja, PT. Sawit Khatulistiwa Plantation Tenggarong di sumber Sari Estate membagi wilayah menjadi 4 wilayah (Afdeling) yaitu afdeling 1, 2, 3 dan 4. Setiap Afdeling memiliki 1 struktur organisasi kerja sendiri untuk pelaksanaan dan pengaturan kerja. Struktur organisasi tersebut antara lain

(9)

assistant lapangan, mandor 1 (koordinator mandor, krani Afdeling), mandor perawatan, dan anggota kerja.

Pengembangan areal PT. Sawit Khatulistiwa Plantation Tenggarong yaitu mewujudkan Kalimantan Timur Sejahtera yang merata dan berkeadilan berbasis agroindustri dan energi ramah lingkungan dan dapat mengajak masyarakat di sekitar lingkungan agar dapat bergabung dengan PT. Sawit Khatulistiwa Plantation Tenggarong dengan sistem kerjasama bagi hasil (pola kemitraan). Dan sebagai ucapan terima kasih pihak PT. Sawit Khatulistiwa Plantation Tenggarong memberikan pembayaran tali asih bagi pemilik lahan yang bergabung dengan perusahaan PT. Sawit Khatulistiwa Plantation Tenggarong juga memiliki misi untuk mewujudkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Kalimantan Timur yang mandiri dan berdaya saling tinggi, mewujudkan daya saing ekonomi yang berkerakyatan berbasis sumber daya alam (SDA) dan energi terbaharukan, mewujudkan infostruktur dasar yang berkualitas bagi masyarakat, mewujudkan tata kelola pemerintahan yang profesional berorientasi pada pelayanan publik, mewujudkan kualitas lingkungan yang baik dan sehat berperspetik perubahan iklim. (Anonim, 2013).

B. Visi dan Misi PT. Sawit Khatulistiwa Plantation Tenggarong 1. Visi perusahaan

Mewujudkan masyarakat sejahtera, perkebunan bersekala besar, ramah lingkungan , kesejahteraan bersama, bangga membangun Kuta i Kartenegara.

(10)

2. Misi perusahaan

a. Berkembang dan menguntukan bagi perusahaan dan masyarakat disekitar perusahaan .

b. Membina kerjasama yang baik.

c. Menghasilkan kualitas dan kepuasan pelanggan .

C. Manajemen Perusahaan

1. Project manager

Merupakan pemegang jabatan tertinggi dengan membawahi seluruh organisasi lainnya yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan lapangan dan administrasi.

2. Asisten kepala (Askep)

Merupakan pemegang jabatan tertinggi kedua setelah manager, askep atau asisten kepala membawahi seluruh asisten divisi dan kegiatan yang ada di kantor.

3. Kasie administrasi

Kasie administrasi sama dengan kepala tata usaha, kasie administrasi bertanggung jawab atas semua permasalahan yang ada di kantor estate, seperti masalah pembukuan, laporan tanaman, personalia, kasir dan pergudangan.

4. Asisten d ivisi/Kepala divisi

Asisten divisi merupakan bawahan dari asisten kepala, asisten divisi merupakan pemegang jabatan tertinggi di divisinya masing-masing asisten divisi bertanggung jawab atas divisi yang dipegangnya.

5. Mandor 1

(11)

lapangan untuk mengarahkan dan mengawasi mandor-mandor dan karyawan.

6. Krani d ivisi

Krani divisi adalah orang yang bertanggung jawab atas semua pembukuan di divisi tersebut.

7. Mandor

Mandor adalah pembantu Kordinator divisi yang bertugas di lapangan untuk mengawasi karyawan yang bekerja.

8. Bina mitra

Bina Mitra berhubungan dengan urusan kemasyarakatan maksudnya ada masalah yang bersifat internal perusahaan, maka bagaian inilah yang mengurus atas nama perusahaan dapat dilihat pada Lampiran 2 halaman 43 .

D. Lokasi dan Waktu Kegiatan PKL

Lokasi Praktik Kerja Lapang di PT. Sawit Khatulistiwa Plantation merupakan Perusahaan swasta yang berlokasi di Kecamatan Sebulu Kabupaten Kutai Kartanegara Desa Sumber Sari Pro vinsi Kalimantan Timur. Selama 2 bulan terhitung dari tanggal 2 Maret 2015 sampai dengan tanggal 2 Mei 2015 dapat dilihat lampiran 1 halaman 42.

(12)

III. HASIL PRAKTIK KERJA LAPANGAN

A. Pembukaan Lahan

Mempersiapkan lahan untuk kemudahan penanaman kelapa sawit dengan batasan kriteria kultur teknis persiapan serta penanamannya, sehingga kelapa sawit tertanam sesuai standar yang dibutuhkan (mata lima, tidak ada tegakan dihamparan penanaman/ clearing hamparan tanaman tertutup cover crop). (Anonim, 2013).

1. Pembuatan teras kontur. a. Tujuan

Menghindari erosi tanah, menghindari kehilangan unsur hara tanah dan pencucian pupuk, mempermudah kegiatan perawatan tanaman sawit, mempermudah dalam pemanenan kelapa sawit dan pengangkutan buah.

b. Dasar teori

Teras kontur dibuat pada areal yang miring dengan kemiringan 25 derajat, hal ini dilakukan untuk mempermudah aktifitas penanaman, perawatan dan pemanean kelapa sawit nantinya.

(Anonim, 2012). c. Alat dan bahan

Klinometer, global positioning system (GPS), parang, meteran , excavator.

d. Prosedur kerja

1. Menentukan lahan yang akan dibuat teras kontur.

2. Mengukur kemiringannya dengan menggunakan alat klinometer, pengukurannya bisa di bagian atas gunung dan bawah gunung.

(13)

3. Memasukan alat berat (excavator) untuk membuat teras kontur

4. Mengukur jarak antar teras 9 meter dan mengukur lebarnya teras 4 meter.

e. Hasil yang dicapa i

Dalam pembuatan teras kontur dengan sistem kerja borongan 1 ha di hargai 10 juta.

f. Pembahasan

Untuk areal yang memiliki sangat curam atau 25 derajat ke atas maka disarankan untuk tidak menanam sawit karena susah dalam pemanenan dan perawatan nanti tetapi kelerengan di atas 25 derajat menjadikannya areal konservasi.

B. Pembibitan awal (Pre nursery)

Pembibitan adalah usaha untuk menyediakan bibit kelapa sawit yang bagus dan siap ditanam di perkebunan. Selain itu, kegiatan ini memastikan ketersedian bibit dalam jumlah yang cukup, bibit sehat dan tepat waktu dengan biaya yang rasional. (Sunarko, 2009).

1. Pengisian polybag

Pengisisan polybag dilakukan setelah tanah dirotari atau dibajak

dengan menggunakan alat berat. Polybag yang digunakan berukuran 0,1 x 15 x 22 cm lay flat, warna hitam dengan 2 baris lubang perforasi

berjarak 5 x 5 cm. Letak lubang dimulai dari 1/3 bagian atas polybag ke arah bawah dengan jarak 3 x 3 cm.

a. Tujuan

Agar biji kecambah bisa langsung siap ditanam dan tepat waktu pada saat penanaman.

(14)

b. Dasar teori

Pengisian polybag menggunakan tanah topsoil yaitu tanah bagian atas yang memiliki struktur remah dan gembur, jika terpaksa gunakan subsoil berupa tanah liat namun media tersebut harus dicampur denga pasir kasar. Polybag diisi tanah sampai penuh lalu di hentakkan tiga kali sampai memadat. (Sunarko 2009).

c. Alat dan bahan

Alat yang digunakan adalah cangkul, parang, gembor, dan polybag kecil. Bahan yang digunakan adalah tanah.

d. Prosedur kerja

1) Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam pengisian tanah ke dalam polybag kecil.

2) Mencangkul tanah bagian atas atau tanah topsoil.

3) Memasukkan tanah ke dalam polybag dengan menggunakan tangan dan cangkul sampai penuh.

4) Mengehentakkan polybag agar tanah memadat lalu disusun.

5) Menyusun polybag di bedengan masing-masing bedengan 1.000 polybag.

e. Hasil yang dicapai

Pengisian polybag menggunakan sistem borongan. Satu orang dapat mengisi 1.000 polybag kecil/hari. Sedangkan upah

untuk 1 polybag adalah Rp 100,-. f. Pembahasan

Pengisian polybag di pembibitan awal dilakukan secara manual dengan mengisi polybag kecil sampai penuh. Kemudian

(15)

polybag dipindahkan kebedengan dan disusun rapi untuk mempermudah penghitungan polybag. Biasanya pekerja mampu mendapatkan 1.000 polybag kecil/hari.

2. Penanaman kecambah kelapa sawit a. Tujuan

Tujuan adalah menghasilkan bibit kepala sawit yang bermutu tinggi, untuk men yediakan bibit di pembibitan utama dan menyeragamkan pada pemindahan ke pembibitan utama.

b. Dasar teori

Pembibitan awal merupakan proses menumbuhkan kecambah menjadi bibit yang nantinya menjadi tanaman kelapa sawit dengan dilakukan pemeliharaan dari umur 3 bulan di areal pembibitan awal ini. (Fauzi, 2004).

c. Alat

Alat yang digunakan adalah kayu

d. Prosedur kerja

1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2) Menyiram tanah dalam polybag dengan air sampai jenuh, sebelum ditanam.

3) Menanam kecambah dengan posisi radikula ke arah bawah dan plu mula kearah atas, jangan sampai terbalik.

Menanam dengan kedalaman sekitar 2 cm di bawah permukaan tanah polybag.

(16)

4) Setelah penanaman dilakukan, memberi label pada bedengan guna menginformasikan jumlah kecambah dan tanggal tanam.

e. Hasil yang dicapai

Dalam penanaman kecambah di polybag kecil dilakukan oleh 2 orang tenaga kerja, 1 tenaga kerja bertugas mengecer kecambah di polybag dan 1 orang lagi menanam kecambah di polybag . Dalam 1 hari kerja biasanya karyawan mampu menanam dan mengecer 1000-1300 , satu biji kecambah yang di tanam di hargai Rp 100,-.

f. Pembahasan

Dalam kegiatan penanaman kecambah karyawan dituntut untuk mengetahui letak radikula dan plumula kecambah, tujuannya agar kecambah dapat tumbuh dengan normal. Sebelum penanaman polybag kecil disiram sampai jenuh agar mempermudah dalam penanaman dan menghindari radikula supaya tidak patah.

C. Pembibitan utama (main nursery) A. Pengisian polybag

Pengisian polybag dilakukan setelah tanah di rotari atau dibajak dengan menggunakan alat berat. Polybag yang digunakan berukuran 38 x 45 x 0,08 cm warna hitam. Luas areal pembibitan utama di samakan dengan perencanaan jumlah bibit yang akan di tanam dengan jarak tanaman 90 x 90 x 90 cm.

a. Tujuan

Tujuan dari pengisian polybag adalah memilih jenis tanah sebagai media tanam yaitu faktor untuk keberhasian pembibitan dan siap digunakan sebelum penanaman di lapangan.

(17)

b. Dasar teori

Pengisian polybag menggunakan tanah topsoil yaitu tanah bagian atas yang memiliki struktur remah dan gembur, jika terpaksa gunakan subsoil berupa tanah liat namun media tersebut harus dicampur denga pasir kasar. Polybag diisi tanah sampai penuh lalu hentakkan tiga kali sampai memadat. (Sunarko 2009).

c. Alat dan bahan

Alat yang digunakan adalah cangkul. Bahan yang digunakan adalah polybag dengan ukuran 38 x 45 x 0,08 cm warna hitam dan ember, tanah .

d. Prosedur kerja

1) Mencangkul tanah sebanyak mungkin untuk kita gunakan dalam pengisian polybag .

2) Memasukkan tanah kedalam polybag dengan menggunakan cangkul dan ember.

3) Menghentakkan polybag agar tanah memadat lalu disusun, dengan titik pancang segitiga sama sisi.

e. Hasil yang dicapai

Pengisian polybag menggunakan sistem borongan , satu Orang dapat mengisi 400 sampai dengan 500 polybag/hari. Sedangkan upah untuk 1 polybag sebesar Rp 400,-.

f. Pemb ahasan

Dalam pengisian polybag tanah yang harus digunakan yaitu lapisan atas (top soil) yang tidak tercamp ur batu -batuan dan kerikil dan pengisian polybag ini harus siap minimal 1 minggu sebelum bibit

(18)

siap ditanam di pembibitan utama dan disiram setiap hari sampai waktu penanaman bibit ke pembibitan utama.

B. Penyiraman bibit a. Tujuan

Untuk memenuhi kebutuhan tanaman akan air dengan metode yang telah ditentukan . Untuk menjamin setiap bibit dalam polybag memperoleh air yang cukup setiap hari untuk mendapatkan pertumbuhan yang optimal agar menghasilkan bibit kelapa sawit berkualitas tinggi.

b. Dasar teori

Penyiraman dilakukan dua kali sehari secara teratur dengan jumlah yang cukup kecuali jika turun hujan penyiraman hanya sekali saja. Jika musim kemarau, penyiraman harus dilakuakan dua kali sehari minimal 2 liter/polybag. (Sunarko 2009).

c. Alat dan bahan

Alat yang digunakan adalah gembor. Bahan yang digunakan adalah a ir.

d. Prosedur kerja

1) Mengisi gembor dengan air di sumur dekat pembibitan sawit. 2) Menyiram bibit sawit yang ada di polybag sampai jenuh atau

sekitar 2 l/polybag.

e. Hasil yang dicapai

Untuk penyiraman menggunakan sprayer dan gembor. 1 HK mampu menyiram 10 petak/3 jam dengan rotasi 2 kali/HK dan 1 HK adalah Rp 91.830,-.

(19)

f. Pembahasan

Dalam penyiraman air yang digunakan harus bersih agar bibit yang dihasilkan sehat dan pertumbuhan normal.

C. Penyiangan di pembibitan utama (Main nursery) secara manual

Mengendalikan gulma dengan cara manual di sekitar pembibitan utama .

a. Tujuan

Untuk membersihkan gulma yang tumbuh dalam polybag yang dapat menghambat pertumbuhan akibat persaingan baik unsur hara maupun sinar matahari.

b. Dasar teori

Gulma yang tumbuh di dalam polybag dan yang tumbuh liar di tanah di antara polybag serta jalan di areal pembibitan harus dibersihkan dengan cara manual. Penyiangan gulma dilakukan dua

kali sebulan atau disesuaikan dengan pertumbuhan gulma.

(Setyamidjaja 1991). c. Prosedur kerja

Mencabut semua gulma yang berada di dalam polybag dengan menggunakan tangan (manual).

d. Hasil yang dicapai

Norma kerja perusahaan adalah menggunakan sistem harian 1 HK dihargai Rp. 91.830 , dimana para pekerja harus kerja dari jam 07:30 WITA - jam 02:30 WITA untuk mendapatkan 1 HK.

(20)

e. Pembahasan

Dalam penyiangan gulma yang berada di polybag pekerja dituntut mencabut gulma atau mendongkelnya secara manual atau menggunakan tangan dan tidak boleh menggunakan bahan -bahan kimia.

D. Pemupukan di pembibitan utama (Main Nursery) a. Tujuan

Untuk meningkatkan dan menambah unsur hara tanah yang menyebabkan tingkat produksi bibit menjadi relatif stabil serta meningkatkan daya tahan tanaman kelapa sawit terhadap serangan penyakit. Pupuk juga menggantikan unsur hara yang hilang karena pencucian dan terangkut.

b. Dasar teori

Pemupukan bibit sangat penting dilaksanakan agar diperoleh bibit yang sehat, pertumbuhan cepat dan subur. Dosis dan jadwal pemupukan sangat tergantung pada umur dan pertumbuhan bibit di main nursery, Sebaiknya waktu pemupukan pada pagi hari.

(Sunarko 2009). c. Alat dan bahan

Alat yang digunakan adalah ember, karung, dan gayung. Bahan yang digunakan adalah pupuk majemuk NPKMg 15:15:15:14.

d. Prosedur kerja

1) Menyiapkan alat dan bahan.

2) Pemupukan dilakukan pada bibit yang berumur 1 bulan. 3) Menuang pupuk kedalam ember.

(21)

4) Menabur pupuk di sekeliling pohon kelapa sawit dengan dosis 5 g/pohon.

5) Pemupukan ini dilakukan dengan sistem manual rotasi 2 kali sebulan.

e. Hasil yang dicapai

Pemupukan di pembibitan utama menggunakan sistem harian untuk para perkerja di pembibitan utama untuk 1 HK di hargai Rp.91.830.

f. Pembahasan

Dalam pemupukan di pembibitan utama penempatan pupuk yang tepat sangat penting untuk memaksimalkan efisiensi penyerapan pupuk oleh tanaman.

D. Penanaman Kelapa Sawit 1. Pemancangan titik tanam

a. Tujuan

Untuk mendapatkan pola tanaman yang baik sesuai dengan pola yang telah direncanakan guna mendapatkan jumlah tanaman yang optimal.

b. Dasar teori

Pemancangan dimaksudkan untuk memberikan tanda -tanda guna pembuatan lubang tanam sesuai dengan jarak tanam yang telah direncanakan. selain itu, pemancangan juga digunakan sebagai pedoman untuk pembuatan jalan, parit, teras/tapak kuda, dan penanaman kacang-kacangan penutup tanah . (Anonim, 2009).

(22)

c. Alat dan bahan

Alat yang digunakan adalah tali seling pancang, kompas. Bahan yag digunakan adalah kayu sebagai tiang pancang.

d. Prosedur kerja

1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2) Menentukan titik tanam pertama pada jalan pengumpulan hasil (Collection Road).

3) Menentukan jarak tanaman. 4) Melakukan pemancangan .

e. Hasil yang dicapai

Dari kegiatan pemancangan untuk mengetahui jarak tanaman yang menggunakan sistem mata lima dan sitem kerja karyawan 1 ha dihargai Rp.117.000,-.

f. Pembahasan

Untuk menentukan pola tanaman yang baik dan sesuai dengan pola yang telah direncanakan guna mendapatkan jumlah tanaman yang optimal, maka perlu dibuat perencanaan pemancangan yang baik. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan pemancangan adalah titik tanam.

2. Penanaman kelapa sawit a. Tujuan

Penanaman kelapa sawit bertujuan untuk mengoptimalisasi bibit yang seharusnya ditanam ke lapangan, sehingga mendapatkan produksi secara optimal. Disamping itu menghindari penanaman bibit

(23)

yang lewat umur (umumnya > 15 bulan) akan menyebabkan tanaman mengalami hambatan dalam pertumbuhan (stagnasi).

b. Dasar teori

Penanaman sebaiknya dilakukan pada bulan Oktober dan sudah harus selesai pada akhir bulan Februari. Pada bulan Oktober hujan sudah mulai turun sehingga tanaman tidak akan kekurangan air, sementara itu pada bulan Februari juga masih ada hujan. Penanaman bibit kelapa sawit di lapangan sangat penting, karena akan menentukan produksi dan kelangsungan hidup tanaman.

Penanaman bibit dilapangan dilakukan setelah bibit berusia 12 bulan.

(Sastrosayono, 2006). c. Alat dan bahan

Alat yang digunakan adalah cangkul, parang. Bahan yang digunakan pupuk rock phospate (RP).

d. Prosedur kerja

1) Menentukan blok yang akan dilakukan penanaman.

2) Mengecer bibit ke setiap titik tanam yang telah ditancapkan pancang , dengan jarak tanam 8 x 8m.

3) Sebelum membuat lubang tanam seluruh sampah, akar-akar atau tunggul yang ada dipermukaan tanah dimana lubang tanam dibuat dibersihkan.

4) Membuat lubang tanam berbentuk bujur sangkar, dengan titik tengah bujur sangkar tepat berada pada titik pancang ukuran lubang 60 x 60 cm dan tanah hasil galian dipisahkan antara top soil dan sub soil, tanah bagian atas (top soil) diletakan sebelah

(24)

timur lubang, bagian bawah (sub soil) diletakkan disebelah barat lubang.

5) Menimbun tanah terlebih dahulu yaitu tanah bagian atas (top soil) ditambah do sis pupuk RP sebanyak 500 g sedangkan tanah bagian bawah (sub soil) dipinggirkan. Kemudian, pada pinggiran lubang tanam tanahnya dicangkul dan dimasukkan kedalam lubang lalu ditekan-tekan serta diinjak-injak agar tanaman tersebut kokoh dari guncangan angin.

6) Menancapkan kembali tiang pancang di dekat lubang tanam dan polybag diletakkan pada tiang pancang sebagai tanda bibit telah ditanam.

e. Hasil yang dicapai

Dari kegiatan penanaman kelapa sawit hasil yang diharapkan yaitu norma prestasi serta penanaman yang benar untuk mendapatkan hasil produksi yang baik. sistem penanaman di PT. SKP menggunakan sistem borongan, 1 orang borongan bisa menanam 100 bibit dan satu bibitnya dihargai Rp. 3.000 ,-.

f. Pembahasan

Sebelum dilakukan penanaman bibit kelapa sawit di main nursery harus dipastikan bah wa bibit dalam kondisi tegak, agar hasilnya optimal.

E. Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)

Rawat adalah suatu usaha untuk meningkatkan dan menjaga kesuburan tanah dalam lingkungan pertumbuhan tanaman, guna

(25)

mendapatkan tanaman yang sehat dan berproduksi sesuai yang diharapkan.

(Rizsa S, 1995).

1. Pengendalian gulma di piringan secara manual a. Tujuan

Pembuatan piringan di tanaman belum menghasilkan bertujuan untuk mengurangi kompetisi gulma terhadap tanaman dalam penyerapan unsur hara, air, dan cahaya matahari. Memudahkan pelaksanaan pemupukan, dan dapat mencapai sasaran yang optimal.

b. Dasar teori

Pengendalian gulma pada prinsipnya merupakan usaha untuk meningkatkan daya saing tanaman pokok dan melemahkan daya saing gulma. Keunggulan tanaman pokok harus ditingkatkan sedemikian rupa sehingga gulma tidak mampu mengembangkan pertumbuhannya secara berdampingan atau pada waktu bersamaan dengan tanaman pokok. Perawatan piringan secara manual merupakan persamaan weeding. Pekerjaan ini dilakukan dengan rotasi setahun dua kali. Pekerjaan ini dilakukan dengan mencari gulma yang ada di sekitar piringan dan gawangan, apabila terdapat anakkan kayu dan gulma liar maka pendongkelan dilakukan.

(Agustia,1997). c. Alat

(26)

d. Prosedur kerja

1) Menyiapkan alat dan bahan terlebih dahulu sebelum melakukan pekerjaan di lapangan, dan masing -masing karyawan bertanggung jawab dengan alatnya masing-masing .

2) Menentukan blok yang akan dilakukan perawatan piringan ditentukan terlebih dahulu berdasarkan intensitas serangan gulma dan kondisi blok tanaman.

3) Membersihkan piringan kelapa sawit dilakukan sampai batas terluar pelepah dengan luas piringan 1 m dan di piringan sawit harus benar-benar bersih dari gulma.

e. Hasil yang dicapai

Dalam pembuatan piringan sistem kerjanya borongan 1 ha dihargai Rp. 130 .000,-.

f. Pembahasan

Dalam rawat piringan pembersihan piringan sawit dilakukan sampai batas terluar pelepah dengan luas piringan 1,5 m. Piringan sawit harus benar-benar bersih dari gulma agar dapat mengurangi kompetisi gulma terhadap tanaman dalam penyerapan unsur hara, air, dan cahaya matahari serta Memudahkan pelaksanaan pemupukan, dan dapat mencapai sasaran yang optimal.

2. Pengendalian gulma di Piringan secara kimia a. Tujuan

Pemeliharaan piringan di tanaman belum menghasilkan bertujuan untuk mengurangi kompetisi gulma terhadap tanaman

(27)

dalam penyerapan unsur hara, air, cahaya matahari. Memudahkan pelaksanaan pemupukan dan proses pemanenan buah.

b. Dasar teori

Menurut Anonim (2008), piringan pohon harus bebas dari gulma dengan jadwal pengendaliannya disesuaikan dengan program pemupukan. Pengendalian gulma yang tidak tetap waktu atau terlambat dapat menunda waktu pemupukan, sehingga efektivitas pemupukan menurun. Pengendalian gulma di piringan pohon dapat dilakukan secara manual atau kimia dengan rotasi berturut–turut satu atau tiga bulan.

c. Alat dan bahan

Alat yang digunakan adalah knap sprayer, sarung tangan, sepatu boot, dan masker. Bahan yang digunakan adalah herbisida kontak (suppremo), air, dan gulma .

d. Prosedur kerja

1) Menyiapkan alat dan bahan terlebih dahulu sebelum melakukan pekerjaan di lapangan, dan masing -masing karyawan bertanggung jawab dengan alatnya masing-masing.

2) Menetukan blok yang akan dilakukan penyemprotan ditentukan terlebih dahulu berdasarkan kondisi gulma .

3) Menakar dosis Suppremo 100 ml/kap dan Medally 5 g/kap. 4) Menuangkan air sebanyak 10 l ke dalam kap.

5) mencampur larutan Suppremo dan Medally ke dalam kap yang telah diisi air.

(28)

6) Pembersihan piringan sawit dilakukan berdasarkan umur tanaman TBM 0-1 lebarnya 1 m dari pohon sawit, TBM 2 lebarnya 1,5 - 2 m dari pohon sawit TBM 3 lebarnya 2 -2,5 m dari pohon sawit.

e. Hasil yang dicapai

Dalam pembuatan piringan pekerja mampu membuat piringan 1 ha dihargai Rp. 120.000,-.

f. Pembahasan

Setelah pembuatan piringan manual 3 bulan kemudian dilakukan penyemprotan dengan kimia untuk menggendalikan gulma yang masih tersisa agar tidak terjadi persaingan unsur hara dengan gulma dan memudahkan dalam pemupukan.

3. Konsolidasi pohon a. Tujuan

Tujuan dari konsolidasi pohon adalah untuk menegakkan pohon kelapa sawit yang miring, memperkuat perakaran dengan menambahkan tanah ke piringan sawit.

b. Dasar teori

Untuk menegakkan tanaman kelapa sawit yang miring dilakukan penegakan (konsolidasi) pada saat umur tanaman 16-18 bulan, karena tanaman kelapa sawit akarnya belum terlalu kuat sehingga memudahkan kita untuk melakukan konsolidasi pada tanaman tersebut. (Seladi, 2003).

c. Alat dan bahan

(29)

d. Prosedur kerja

1) Menyiapkan alat yang akan digunakan. 2) Mencari pohon kelapa sawit yang miring.

3) Membersihkan gulma yang ada disekitar pohon kelapa sawit. 4) Menegakan pohon kelapa sawit yang miring dengan menariknya

kemudian ditimbun tanah lalu memadatkan tanah dengan cara diinjak.

e. Hasil yang dicapai

Pelaksanaan konsolidasi pohon kelapa sawit ini dilaksanakan dengan sitem harian 1 HK dihargai Rp. 91.830.

f. Pembahasan

Kegiatan konsolidasi tanaman dilakuakn pada saat tanaman berumur 6-10 bulan supaya tanaman yang telah ditanaman dapat diketahui berapa banyak yang tampak miring atau terkena serangan hama dan penyakit serta memadatkan tanah setelah selesai kegiatan penanaman.

F. Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TM)

Tanaman menghasilkan merupakan tanaman kelapa sawit dengan kondisi lebih dari 25 % sudah mulai menghasilkan TBS dengan berat rata -rata 3 kg. (Pahan, 2006).

1. Perawatan piringan secara manual a. Tujuan

Memudahkan dalam proses pemanenan, memudahkan dalam pengutipan brondolan, perawatan tanaman serta mencegah terjadinya

(30)

hama dan penyakit pada tanaman dan mempermudah dalam hal pemupukan.

b. Dasar teori

Salah satu hal yang terpenting dalam perawatan iyalah perawatan piringan. Hal ini perlu agar memudahkan pemupukan, mengurangi perebutan unsur hara yang disebabkan oleh gulma dan mengurangi timbulnya hama dan penyakit. (Anonim 1997).

c. Alat

Alat yang digunakan adalah parang, cangkul dan garu.

d. Prosedur kerja

1) Mentukan blok yang akan dilakukan pengendalian gulma di piringan 2) Menyiapkan alat yang akan digunakan dalam pengendalian gulma

di piringan

3) Semua jenis gulma yang berada dalam piringan kelapa sawit dibersihkan dengan menggunakan parang cangkul dan garuk. 4) Kemudian kita tumpuk gulma yang sudah kita bersihkan diantara

gawanga.

e. Hasil yang dicapai

Dalam pembuatan piringan pekerja, 1 piringan dihargai Rp. 5000 dan perkerja dapat menyelesaikan 20 - 30 piringan perhari.

f. Pembahasan

Dalam perawatan piringan dilakukan 3 bulan sekali. serta mencegah dan mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman dan mempermudah dalam hal pemupukan.

(31)

2. Pengendalian gulma secara kimia a. Tujuan

Untuk mengurangi kompetisi hara, air dan sinar matahari pada tanaman, untuk memudahkan kontrol pekerjaan antar gawangan, untuk menekan populasi hama terutama pada Tanaman Menghasilkan. Membebaskan piringan pohon dari gulma yang dapat merugikan tanaman uta ma, memudahkan dalam proses pemanenan buah, seperti saat melihat buah yang sudah siap panen, pemotongan buah dari tandan pohon, memudahkan pelaksanaan panen seperti pengangkutan ke tempat Pengumpulan Hasil (TPH) dan pengutipan berondolan di piringan serta memudahkan dalam pengontrolan pemupukan dan pemanenan.

b. Dasar teori

Gulma merupakan vegetasi yang tumbuh secara alami dan menjadi pesaing bagi tanaman utama sehingga kehadirannya tidak dikehendaki karena merugikan pertumbuhan dan p roduksi serta dapat mengganggu kegiatan lainya (Rizsa, 1995 ).

c. Alat dan bahan

Alat yang digunakan adalah Knapsack sprayer dengan kapasitas 15 liter, takaran dosis, ember. Bahan yang digunakan adalah herbisida Suppremo (glifosate ) dan Medally (metil).

d. Prosedur kerja

1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2) Menakar dosis Suppremo 100 ml/kap dan medally 5 g/kap 3) Menuangkan air sebanyak 10 l ke dalam kap .

(32)

4) Mencampurkan larutan Suppremo dan Medally ke dalam kap yang telah diisi air.

5) Menambah kembali air ke dalam kap sampai batas 15 liter.

6) Penyemprotan dilakukan secara merata mengenai gulma sasaran.

e. Hasil yang dicapai

Dalam pengendalian gulma perkerja menggunakan sistem borongan dengan 1 ha dihargai Rp. 150.000,-.

f. Pembahasan

Dalam pengendalian gulma secara kimia perlu diperhatikan bahwa pengendalian gulma ini harus disesuaikan dengan jenis gulma yang dominan untuk mengurangi persaingan unsur hara.

3. Pemupukan a. Tujuan

Untuk menambah unsur hara di dalam tanah. Untuk meningkatkan kesuburan tanah yang menyebabkan tingkat produksi tanaman menjadi relatif lebih stabil. Meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan hama, penyakit dan pengaruh iklim yang tidak menguntungkan. Untuk memperbesar buah kelapa sawit. Untuk mempercepat produksi kelapa sawit.

b. Dasar teori

Pemupukan sangat penting untuk perkebunan kelapa sawit karena pertumbuhan dan perkembangan tanaman kelapa sawit sangat dipengaruhi oleh pemberian pupuk dan ketersediaan unsur hara di dalam tanah. Untuk mencapai produksi yang diinginkan, jumlah hara yang dibutuhkan dan yang harus ditambahkan dalam bentuk pupuk

(33)

(organik dan anorganik) tergantung pada tingkat kebutuhan haranya. Cara menempatkan pupuk sangat mempengaruhi jumlah pupuk yang akan diserap akar tanaman. Pemupupukan kelapa sawit dapat dilakukan dengan cara berikut: Penyebaran secara merata dalam lingkaran luar dan dalam batang kelapa sawit, Penempatan pupuk pada jalur lingkaran (Pahan, 2006).

c. Alat dan bahan

Alat yang digunakan adalah mangkok takaran pupuk, ember. Bahan yang digunakan adalah pupuk NPK16 :16:6:4 , 4 unsur tambahan .

d. Prosedur kerja

1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2) Mengecerkan pupuk masuk ke setiap blok agar mudah untuk pengambilan pupuk pada setiap blok.

3) Masing -masing karyawan menyiapkan ember untuk melakukan pemupukan.

4) Setiap tanaman kelapa sawit diberi pupuk dengan dosis 1 kg / pohon dengan sistem tabur, dan pada tanaman kelapa sawit dengan jarak 150 cm dari batang bawah tanaman.

e. Hasil yang dicapai

Dalam pemupukan di perusahaan PT Sawit Khatulistiwa Plantation sistem upah yang digunakan adalah borongan dengan 1 ha dihargai Rp. 100.000,-.

(34)

f. Pembahasan

Dalam pemupukan penggunaan pupuk disesuaikan dengan kebutuhan tanaman kelapa sawit. Pemupukan sangat dianjurkan, apalagi jika ditemukan adanya tanda-tanda gejala defisiensi dan Mehitung kebutuhan pupuk perhektar Rumus hektar × SPH × Dosis : kg : kapasitas

contoh :

Diketahui= SPH =143 pohon /ha. Dosis = 500 g/pohon Kapasitas = 50 kg/sak Luasan = 5 ha Kg = 1000 g 5×143 = 715×500 =357,500 : 1000 = 357,5 : 50 = 7.15 sak. 4. Babat gawangan

Dilakukan dengan cara manual dengan penebasan. Jenis gulma yang dikendalikan adalah jenis gulma kayu-kayuan, ilalang, gulma berdaun lebar.

a. Tujuan

1) Untuk mempermudahkan dalam pengawasan 2) Untuk mempermudah dalam pemanenan 3) Untuk mempermudah dalam pemupukan 4) Mempermudahkan pengangkutan buah ke TPH

b. Dasar teori

Semua gulma liar dan anak kayu yang tumbuh di gawangan harus dikendalikan dengan rotasi 3 kali setahun selama dua tahun dan

(35)

kacangan yang menjalar pada pelepah sawit diturunkan dan tidak dibenarkan memotong pelepah. (Risza,1994).

c. Alat dan bahan

Alat yang digunakan adalah parang dan batu asah.

d. Prosedur kerja

1) Menentukan blok yang akan kita lakukan babat gawang 2) Menyiapkan alat yang akan digunakan

3) Gulma yang dikendalikan antara lain kayu -kayuan, ilalang, teki, dan gulma campuran .

4) menebas semua gulma yang ada di gawangan kelapa sawit.

e. Hasil yang dicapai

Untuk babat gawangan menggunakan sistem borongan. kalau ringan Rp 175.000/ha, gulma sedang Rp 200.000/ha dan gulma berat Rp 225. 000/ha.

f. Pembahasan

Dalam babat gawangan semua gulma dikendalikan dan ditebas agar tidak ada persaingan unsur hara antara tanaman kelapa sawit dan gulma yang ada di sekitarnya.

5. Sensus pohon a. Tujuan

Untuk mengetahui berapa jumlah pohon, yang keperluan po hon sisipan, mengetahui jumlah pohon yang mati atau kosong.

b. Dasar teori

Sensus pokok merupakan suatu pekerjaan untuk mendapatkan data yang lengkap tentang keadaan sebenarnya di lapangan yang

(36)

berhubungan dengan produktifitas tanaman agar diperoleh hasil yang maksimal (Anonim, 2008).

c. Alat dan bahan

Alat : GPS (Global Position ing System) Bahan : Bendera

d. Prosedur kerja

1) Menentukan blok mengikuti arah barisan tanaman. 2) Menyiapkan alat yang akan digunakan.

3) Untuk mengetahui tanaman yang hidup, kosong dan mati. 4) Untuk pohon yang hidup , diberi tanda bendera biru di GPS. 5) Untuk pohon yang kosong, diberi tanda bendera hijau di GPS. 6) Untuk pohon yang mati, diberi tanda bendera merah di GPS.

e. Hasil yang dicapai

Kegiatan sensus di PT . Sawit Khatulistiwa Planta tion dikerjakan oleh karyawan harian dimana perkerja harus menyelesaikan sensus seluas 3 ha untuk mendapatkan 1 HK dimana 1 HK dihargai Rp. 91. 830,-.

f. Pembahasan

Dalam sensus pokok tanaman kelapa sawit, data yang didapat sangatlah penting sebab data pokok normal dan abnormal yang didapat lebih awal akan sangat bermanfaat untuk menyusun program penyisipan, sehingga populasi tanaman perhektar dapat maksimal.

(37)

G. Panen dan Pengangkutan 1. Panen

a. Tujuan

Tujuan panen adalah memilih tandan buah seger yang memenuhi kriteria matang panen.

b. Dasar teori

Panen adalah pengambilan buah kelapa sawit yang telah memenuhi kriteria matang panen dari pokoknya, selanjutnya bersama dengan brondolannya dikumpulkan untuk diangkut dan diproses atau diolah (pabrik). Untuk mencapai tujuan pemanenan, kualitas dan kuantitas yang tinggi, maka pelaksanaan ketentuan panen mencakup sistem panen, rotasi panen kriteria matang panen dan persentase brondolan, serta pelaksanaan angkut dan pengolahan secepat mungkin. (Anonim, 2013).

c. Alat dan bahan

Alat : Dodos, gancu, parang, karung, batu asahan.

Bahan : TBS kelapa sawit yang memenuhi kriteria matang panen.

d. Prosedur kerja

1) Menyiapkan alat yang akan digunakan seperti dodos, gancuk, parang.

2) Mengumpulan buah kelapa sawit beserta brondolannya.

3) Mengumpulkan dan mengangkut brondolan dengan menggunakan karung karena sawit nya masih TM 1 melalui jalan pasar pikul menuju TPH.

(38)

4) Memotong pelepah membentuk huruf V sebelum diangkut ke pabrik untuk mengurangi berat tangkai.

5) Menentukan blok yang akan dipanen di sesuaikan dengan rotasi panen yang telah ditentukan.

6) Pelaksanaan panen

a) Pemanen memasuki blok yang akan dipanen dan menentukan tandan yang siap dipanen.

b) Memotong tandan dengan menggunakan dodos, tandan buah dipotong mepet dari pokok.

c) Mengutip brondolan dan dikumpulkan di dalam karung dan ditumpuk di TPH (tempat pengumpulan hasil).

7) Penyusunan TBS di TPH

Menyusun TBS dengar rapi, agar memudahkan dalam perhitungan buah. Brondolan dipisahkan, ditumpuk dalam karung yang berada di TPH.

e. Hasil yang dicapai

Hasil yang di dapat berupa tandan buah segar yang siap diangkut ke pabrik untuk mengalami proses selanjutnya yaitu pengambilan minyak dari daging buah. Dari kegiatan yang telah dikuti satu orang pemanen di targetkan 150 TBS/HK dimana 1 HK adalah Rp. 91.830,-.

f. Pembahasan

Waktu dan cara pemanenan buah yang tepat akan mempengaruhi kualitas produksi yaitu rendemen.

(39)

Rumusnya: A × B × C × D

A : Luas areal yang dipanen 25 hekta r B : Kerapatan Panen diperusahan 1 : 5 C : Berat tandan rata-rata 5 kg

D : Jumlah p ohon dalam satu hektar 143 Sehingga, 25 × 1:5 × 5 × 143 = 3.575 ton. 2) Menghitung tenaga panen A × B × C × D : E

A : Luas areal yang dipanen 100 ha B : Kerapatan Panen diperusahan 1:5 C : Berat tandan rata-rata 5 kg

D : Jumlah pohon dalam satu hektar 143 E : Target panen dalam satu hari 800 kg

Sehingga, 100× 1:5 × 5 × 143 = 14.300 tandan : 800 Kg = 18 orang.

2. Pengangkutan TBS ke pabrik pengolahan kelapa sawit a. Tujuan

Kegiatan pengangkutan bertujuan untuk mengangkut segera mungkin tandan buah segar (TBS) beserta brondolannya untuk diolah dipabrik, sehingga diharapkan tidak terjadi restan buah.

b. Dasar teori

Menurut Anonim (1995), pengangkutan buah (TBS dan brondolan) dari lapangan ke pabrik harus segera dilakukan pada hari itu juga setelah buah dipanen. Operasi pengangkutan saling mendukung dengan operasi panen dan pengolahan, karena sifat pengoperasiannya merupakan tiga sub system induk yaitu Panen-Angkut Olah (PAO). Buah yang sudah ada di TPH harus sesegera

(40)

mungkin diangkut ke pabrik karena kalau buah sampai bermalam dikebun akan menyebabkan asam lemak bebas (ALB) meningkat dan kandungan rendemen minyak menurun.

c. Alat dan bahan

Alat yang digunakan adalah tojok, gancu, karung, mobil angkut.

d. Prosedur kerja

1) Menentukan blok yang akan dipanen berdasarkan kegiatan panen yang telah dilaksanakan pada hari yang sama.

2) Pengangkutan terlebih dahulu menggunakan mobil angkut dengan 1 tenaga kerja dan satu krani.

3) Memuat TBS kedalam mobil angkut dengan menggunakan tojok dan brondolan dimuat dengan menggunakan karung, brondolan Di TPH harus bersih.

4) Setelah penuh mobil angkut menuju loading kepabrik.

e. Hasil yang dicapai

Untuk pengangkutan dari TPH ke pabrik pekerja di bayar Rp. 75.000 per/ton.

f. Pembahasan

Pengangkutan buah yang tepat akan mempengaruhi kualitas prouksi yaitu kandungan asam lemak bebas (ALB).

Alat-alat dan Bahan yang digunakan dalam kegiatan dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 42 dan 43.

Sedangkan semua kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama pratek kerja lapang dilihat pada lampiran 4 land clering pada halaman 44, lampiran 5 pembibitan di pre nursery dan main nursery pada

(41)

halaman 45, lampiran 6 penanaman sawit dilahan halaman 46, lampiran 7 perawatan di tanaman belum menghasilkan (TBM) halaman 47, lampiran 8 perawatan di tanaman menghasilkan (TM) halama n 48 dan 49, lampiran 9. panen dan pengangkutan halaman 50.

(42)

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari kegiatan praktek kerja lapang yang dilakukan disalah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit PT. Sawit Khatulistiwa Plantation dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Mahasiswa dapat mempratikan teknik budidaya kelapa sawit yang terampil.

2. Mahasiswa dapat memahami tata cara budidaya kebun dan dapat mengindentifikasi permasalahan yang ada di budidaya kebun, serta bisa menggunakan alat, bahan dan sarana yang ada dilapangan. 3. Menjadi mahasiswa yang terampil dan ahli dalam tata urutan kerja

lapangan khusus pembukaan lahan, pembibitan, penanaman, perawatan tanaman belum menghasilkan, perawatan tanaman menghasilkan, panen dan pengangkutan.

B. Saran

1. Untuk Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

a. Untuk mempermudah proses penempatan dan pelaksanaan Pratik kerja lapangan (PKL ) sehingga dapat lebih berhasil, sebaiknya pihak Politeknik Pertanian Negeri Samarinda memiliki ikatan kerja sama yang lebih baik dan bersifat permanen dengan pihak-pihak perkebunan swasta yang ada di lingkungan Pro vinsi Kalimantan Timur.

b. Menambahkan jam mata kuliah khususnya kelapa sawit agar mahasiswa bisa lebih mengerti tentang komoditi kelapa sawit serta budaya kebun .

(43)

2. Untuk Manajemen PT. Sawit Khatulistiwa Plantation

a. Terdapat berbagai kendala dan masalah-masalah yang ada di lapangan dan berkaitan dengan upaya peningkatan produktivitas dan kualitas hasil kerja. Maka kepada pihak manajemen PT. Sawit khatulistiwa Plantation Penulis hanya menyarankan beberapa hal antara lainnya:

1) Sarana transportasi yang masih kurang dan sangat perlu ada perbaikan, untuk menunjang kelancaran dalam proses pengangkutan.

2) Tenaga kerja atau karyawan perlu meningkatkan kinerjanya dalam bekerja untuk mencapai hasil yang maksimal.

3) Perlu adanya pembangunan pabrik CPO guna memperlancar kegiatan setelah panen.

4) Pengendalian gulma di PT. Sawit Khatulistiwa Plantation sudah sangat baik tetapi disana masih sangat kekurangan tenaga kerja dan keterlambatan herbisida dari Head Office.

5) Perlu penambahan tenaga kerja untuk pengerjaan pemupukan, penambahan armada angkutan pupuk serta diperlukan juga gudang transit bagi pemenuhan kebutuhan pupuk di masing-masing Divisi agar proses penyaluran pupuk ke lapangan dapat dilakukan secara lebih epektif dan terpadu dengan system penyediaan tenaga kerja pemupukan.

(44)

DAFTAR PUSTAKA

Agustia, RA. 1997. Pengendalian Gulma Pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis

guineensis Jacq.) Laporan Keterampilan Profesi, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian IPB. Bogor.

Anonim. 1995. Breavat Dasar I Tanaman Kelapa Sawit. Astra Agro Niaga.

Jakarta.

Anonim. 1997. Budidaya Kelapa Sawit. Penebar Agromedia pustaka.

Anonim. 2008. Kultur Teknis Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit.

SumateraUtara.

Anonim. 2009. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Penebar Agromedia pustaka. Anonim. 2012. Konsultasi sawit. Kanisius.

Anonim. 2013. Standard Operating Procedure Teknis – Tanaman . Kalpataru

Investama. Jakarta.

Fauzi. 2004. Budidaya Kelapa Sawit. Penebar Swadaya Jakarta. Rizsa, S. 1995. Budidaya Kelapa Sawit. Kanisius. Yogyakarta .

Risza, S. 1994. Upaya Peningkatan Produktifitas Kelapa Sawit. Kanisius.

Yogyakarta.

Sastrosayono, S. 2006. Budidaya kelapa sawit. PT. Agromedia Pustaka. Selardi,S. 2003. Budidaya Kelapa Sawit. Penebar Agromedia pustaka.

Sunarko. 2009. Budidaya dan Pengelolaan Kebun Kelapa Sawit. dengan sistem

kemitraan. PT Agromedia Pustaka.

Setyamidjaja, D. 1991. Budidaya Kelapa Sawit. Kanisius Yokyakarta. Pahan, I. 2006. Panduan Lengkap kelapa Sawit, Penebar Swadaya. Jakarta.

(45)
(46)

‐ Ahmad Mujahidin ‐ Ahmad Poniran ‐ Eko S ‐ Pramono ‐ Sukijo ‐ H. Aspinah ‐ Heriyanto ‐ Badrunsyah ‐ Sunarko ‐ Mala Heriyanto ‐ Joni Setiawan ‐ Trimo

‐ Abdul Majid

Agung Priyono Putro Selamet Maryanto

Assistant Afd. 1 Assistant Afd. 2 Assistant Afd. 3 Assistant Afd. 4 Surveyor Kasie

Edy Sopiyan Angga Febry Mastito Edy Suharyanto Ibnu Sutopo

Pembantu Bina Mitra

Pembantu Survey Krani

‐ Warsito ‐ Gunawan ‐ Wahyu ‐ Agung Ariyantoko ‐ Yasmono ‐ Irwansyah ‐ Riswandi (Krani Afd.1)

Mandor Perawatan Mandor Perawatan Mandor Panen Mandor Perawatan Mandor Perawatan Nama ‐ Nama BM

‐ Joko Supriyanto (Krani Afd. 2) ‐ Joni Hendrik ‐ Dwi Hargianto ‐ Dera Reka (Transport Panen) ‐ Arif Rifa`i ‐ Arliyansah ‐ Ujon ‐ Salma (Krani Afd. 3) ‐ Sugeng ‐ Eko Adriyanto ‐ Deny Riswandi ‐ Nurul Muslimin ‐ Sido Mulyono ‐ Ahmad Fauzan

‐ M. Umar Hidayatullah ‐ Sapto Pujiantoro ‐ Dedy Saputra ‐ Iswantini (Krani Afd. 4) ‐ Ananda Kiki ‐ Suryadi ‐ Muhtarom ‐ Dewi Silviana (Krani Gudang) ‐ Muhtadin ‐ Aspul Anwar ‐ Anto ‐ Rohim (Krani Estate)

‐ Tarmidi ‐ Tia Ningsih (krani Panen Afd. 2) ‐ Agus Mariono ‐ Asep

‐ Mujiono ‐ Andi Setiawan ‐ Junianto

Scurity Scurity Scurity Scurity Krani BM

‐ Rijaly ‐ Ujang ‐ Poniah

‐ Bambang S ‐ Ahmad Sodikin ‐ Martono ‐ Jumari ‐ Enik Ambar Wati ‐ Suryanto ‐ Budi Santoso ‐ Didik Riandi ‐ Kandar ‐ Ripka ‐ Zainal (Mesin Alkon)

‐ Romi (Mobil SC) ‐ Andy (Mobil SC) ‐ Karyono (Mobil SC) ‐ Huda ‐ Agus H (Farm Traktor) ‐ Asmudi (Mesin Genset) ‐ Eko (helper Farm Tractor) ‐ Suherman

Struktur Organisasi Perusahaan

Huzairi

Project Manager

Lilik Agung Wibowo

Assistant kepala

‐ Yani (Mesin Genset) ‐ Abas (Farm Traktor) ‐ Sugiono (Mesin Genset) ‐ Nawawi Andriono

Driver dan Operator Driver dan Operator Driver dan Operator Driver dan Operator

‐ Budi Saputra ‐ Nuryanto ‐ Ismail ‐ Ahmadi ‐ Roni Faslah

(47)
(48)

Lampiran 3. Dokumentasi alat dan bahan digunakan waktu di PT. SKP

Gambar 1. parang Gambar 2. sprayer Gambar 3. dodos

Gambar 4. exavator Gambar 5. GPS Gambar 6. Meteran

(49)

Gambar 10. arit Gambar 11. garu Gambar 12. ember pupuk

Gambar 13. Gancu Gambar 14. Supremo Gambar 15. Medali

(50)

Lampiran 4. Land clearing

Gambar 18. menbuat teras Gambar 19. mengukur terasan

Gambar 20. jarak terasan Gambar 21. pemancangan

(51)

Lampiran 5. Pembibitan awal (Pre nursery) dan utama (Main Nursery)

Gambar 23. mengisi tanah Gambar24.Polibeg dibedengan

Gambar 25. penanam Gambar 26. pengendali gulma

(52)

Lampiran 6. Penanaman sawit dilahan

Gbr. 29. Menentukan titik tanam pertama Gambar 30. bibit yang akan ditanam

(53)

Lampiran 7. Perawatan di Tanaman belum menghasilkan (TBM)

Gambar 33. tanaman Konsolidasi Gambar 34. Penyemprotan

(54)

Lampiran 8. Perawatan di tanaman menghasilkan (TM)

Gambar 37. pengisian spraying Gambar 38. penyemprotan

(55)

Gambar41. Perawatan piringan Gambar 42. piringan di TM

(56)

Lampiran 9. Panen dan pengangkutan

Gambar 45. pengambilan buah Gambar 46. pengumpulan buah keTPH

Gambar 47. Buah di TPH Gambar 48. Meloding

Gambar

Gambar 1. Struktur organisasi PT. Sawit Khatulistiwa Plantation.
Gambar 22. mengukur kemiringan lahan
Gambar 35 . pembuatan piringan

Referensi

Dokumen terkait

Dalam mendukung program Kementerian Pertanian terutama peningkatan kompetensi penyuluh pertanian khususnya mengenai penerapan Hazard Analisys Critical Control Point

• Mana-mana aktiviti yang dilarang Kerajaan seperti dinyatakan dalam Peraturan-Peraturan Pencegahan dan Pengawalan Penyakit atau mana-mana arahan rasmi oleh Kerajaan. Arahan Tetap

Bauran komunikasi pemasaran yang dilakukan dalam pengelolaan wisata religius Keraton Kesultanan Banten adalah menyampaikan informasi mengenai sejarah dari Kesultanan Banten,

Untuk mengetahui pengaruh inflasi, profitabilitas, likuiditas, solvabilitas dan ukuran perusahaan terhadap risiko investasi saham yang terdaftar di Jakarta

Saat suhu yang diinginkan tercapai, masukkan sampel, dan tutup pintu dengan rapat... Nama alat

Dalam laporan keuangan atas aset yaitu akun-akun yang dinilai material berdasarkan neraca bagian aset yang disajikan PT Tangguh Andalan Makmur adalah kas &

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kepemimpinan dan kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai yang dimediasi oleh variabel motivasi kerja pada Kantor Cabang

Dengan kata lain seseorang akan mempunyai daya tarik tersendiri baginya atau dapat memberikan manfaat bagi dirinya. Oleh karenanya masalah minat dalam pendidikan