M. Januar Ibnu Adham, 2016
PERAN MURAL SEBAGAI WADAH KRITIK SOSIAL DALAM PEMBANGUNAN “CIVIL SOCIETY”
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
M. Januar Ibnu Adham. (NIM. 1402834). Peran Mural Sebagai Wadah Kritik Sosial Dalam Pembangunan “Civil Society” (Studi Realita Konstruksi Sosial pada Komuitas Mural terhadap Budaya Politik di Yogyakarta)
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena kurangnya paritisipasi masyarakat dalam melaksanakan proses demokrasi, kondisi kritis politik nasional yang penuh dengan demokrasi semu yang mengakibatkan ketidakstabilan birokrasi pemerintah. Hal tersebut mengakibatkan konflik eksternal yang terjadi pada masyarakat Kota Yogyakarta dalam penentuan sebuah kebijakan yang tidak sesuai dengan keinginan masyarakanya. Salah satu langkah nyata guna menjadi solusi adalah melalui mural yang bisa dijadikan sebagai wadah atau saluran yang paling efektif untuk menyampaikan aspirasi di ruang publik dalam bentuk kritik sosial. Maka dari itu penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan makna mural bagi pembentukan karakteristik budaya politik masyarakat Kota Yogyakarta, mendeskripsikan muatan mural dalam mengkonstuksi budaya politik dan
mendeskripsikan kekuatan mural dalam pembentukan civil society di Kota
Yogyakarta. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif (qualitative approach) dengan metode Fenomenologi. Adapun proses pengumpulan data yang dilakukan melalui observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Pada tahapan analisis data menggunakan analisis dan representasi data, pengolahan data, menggambarkan data, mengklasifikasi data, interpretasi data, visualisasi dan presentasi data. Hasil penelitian yang ditemukan oleh peneliti mengenai makna mural dalam yang mempengaruhi pembentukan karakteristik budaya yang meliputi beberapa aspek yaitu aspek politik, sosial dan budaya yang bisa merepresentasikan kognisi masyarakat mengenai kondisi Kota Yogyakarta, terutama dengan topik mural yang diangkat sehingga mural dapat menjadi indikator kondisi masyarakat Kota Yogyakarta pada saat ini. Mural merupakan representasi dari konstruksional yang ditinjau dari efikasi dan terbentuknya golongan pro dan kontra terhadap gerakan mural, seingga mural juga diakui oleh masyarakat sebagai wadah atau saluran kritik sosial dengan sebuah sikap kesadaran, keterbukaan dan pola kritis masyarakat. Pemaknaan pesan yang
dikonstruksikan dalam mural yang dapat membangun “Civil Society” sebagai
wadah atau saluran aspirasi masyarakat dalam menyampaikan gagasannya di ruang publik yang berkaitan dengan nilai-nilai kebangsaan dan demokrasi.
Kekuatan mural dapat dijelaskan dengan beberapa aspek yang pertama tentang
tema yang akan diangkat dalam sebuah karya mural, kedua mural yang
berinteraksi langsung dengan masyarakat di sekitarnya, ketiga lokasi yang
strategis bahwa masyarakat bisa mudah untuk melihatnya, keempat
keberlangsungan konten atau pesan yang disampaikan melalui mural. Pada hakikatnya Pendidikan Kewarganegaraan adalah sebagai bentuk pendidikan demokrasi warga negara yang memberikan kontribusi langsung pada berbagai
cabang ilmu yang salah satunya adalah pembangunan masyarakat “Civil Society”
M. Januar Ibnu Adham, 2016
PERAN MURAL SEBAGAI WADAH KRITIK SOSIAL DALAM PEMBANGUNAN “CIVIL SOCIETY”
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kata Kunci (Keyword): Mural, Kritik Sosial (Social Critic), Konstruksi Sosial (Social Construction), Civil Society.
ABSTRACT
M. Januar Ibnu Adham. (NIM. 1402834). Mural as a Means of Social Criticism in the Development of "Civil Society" (Reality Study on Social Construction of Mural Community towards Political Culture in Yogyakarta)
This research is inspired by the lack of people’s participation during the process of
democratic implementation, current state of national politics which filled by false democracy lead to the instability of the government bureaucracy. It results in external conflicts in the community of Yogyakarta regarding determining policy
againts residents’ willingness. One concrete step to become a solution is through
mural that can be used as a media or the most effective channel to express their aspirations in public space in the form of social criticism. Therefore, this study aims to describe the meaning of mural for the formation of public political culture characteristics of Yogyakarta residents, by describing the mural content in constructing political culture and describing the power of mural in the formation of civil society in Yogyakarta. Qualitative approach with the Phenomenology method is used in this study. Data is collected through observation, interviews, and documentation. Data analysis processes include data representation, data analysis, data description, data classification, data interpretation, visualization and data presentation. The findings show that the meaning of mural is influential in the formation of cultural characteristics that include several aspects; i.e. politics, social and culture which may represent community cognition regarding the Yogyakarta condition, especially through a specific topic selected. In this case, it
can be an indicator of Yogyakarta residents’ condition today. Mural is a
constructional representation observed from its efficacy and the formation of pros and cons towards the mural movement. Thus, mural is also recognized by the community as a media of social criticism with the attitude of awareness, openness
and residents’ critical patterns. The meaning constructed in mural can build "Civil
M. Januar Ibnu Adham, 2016
PERAN MURAL SEBAGAI WADAH KRITIK SOSIAL DALAM PEMBANGUNAN “CIVIL SOCIETY”