• Tidak ada hasil yang ditemukan

MINI RISET

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MINI RISET"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Konversi lahan atau alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian sebenarnya bukan masalah baru. Pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan perekonomian menuntut pembangunan infrastruktur baik berupa jalan, bangunan industri dan pemukiman, hal ini tentu saja harus didukung dengan ketersediaan lahan. konversi lahan pertanian dilakukan secara langsung oleh petani pemilik lahan ataupun tidak langsung oleh pihak lain yang sebelumnya diawali dengan transaksi jual beli lahan pertanian. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilik lahan mengkonversi lahan atau menjual lahan pertaniannya adalah harga lahan, proporsi pendapatan, luas lahan, produktivitas lahan, status lahan dan kebijakan-kebijakan oleh pemerintah.

Kawasan perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan bukan pertanian dengan susunan fungsi sebagai kawasan pemukiman perkotaan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan dan pelayanan sosial. Pada umumnya, kota itu selalu dipandang sebagai pusat pendidikan, pusat kegiatan ekonomi, pusat pemerintahan, dan sebagainya. Jadi, fungsi dan perannya sebagi sumber dan pengaruh atau sumber stimulasinya banyak berasal dari kota itu sendiri. Lain halnya dengan kelurahan Tanjung Sari dimana daerah ini memang daerah kota akan tetapi daerah ini berketepatan di pinggiran kota dimana dulu daerah ini banyak lahan pertanian padahal daerah ini adalah termasuk daerah kota yaitu salah satu daerah kota Medan, tidak semua daerah kota itu yang dikatakan bukan daerah pertanian, akan tetapi di beberapa daerah yang ada di kota Medan banyak daerah pertanian salah satunya adalah daerah kelurahan Tanjung Sari. Seiring dengan berjalannya waktu kota tentunya akan banyak mengalami perubahan sesuai dengan aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh manusia itu sendiri. Maka dari itu hal ini yang melatarbelakangi penulis mengkaji pengalihfugsian lahan di kelurahan Tanjung Sari.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan alih fungsi lahan ?

2. Bagaimana pangahlifungsian lahan di Tanjung Sari Medan? 1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan alih fungsi lahan

(2)

BAB II KAJIAN TEORI

Alih fungsi lahan juga biasa disebut dengan konversi lahan. Alih fungsi lahan atau konversi lahan merupakan kegiatan yang berkaitan tentang kegiatan di dalam sektor pertanian. Alih fungsi lahan adalah dirubahnya fungsi lahan yang telah di rencanakan baik itu sebagian maupun seluruh kawasan lahan dari fungsi semula menjadi fungsi yang lain dan biasanya di alih fungsikan ke sektor pembangunan. Alih fungsi lahan juga dapat diartikan sebagai berubahnya guna lahan awal yang telah dialih fungsikan ke guna lahan lain yang telah di rencanakan oleh pihak – pihak tertentu yang bersangkutan dengan pengalih fungsian lahan tersebut.

Irawan (2005), mengemukakan bahwa konversi yang lebih besar terjadi pada lahan sawah dibandingkan dengan lahan kering karena dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu:

(1) pembangunan kegiatan non pertanian seperti kompleks perumahan, pertokoan, perkantoran, dan kawasan industri lebih mudah dilakukan pada tanah sawah yang lebih datar dibandingkan dengan tanah kering;

(2) akibat pembangunan masa lalu yang terfokus pada upaya peningkatan produk padi maka infrastruktur ekonomi lebih tersedia di daerah persawahan daripada daerah tanah kering; (3) daerah persawahan secara umum lebih mendekati daerah konsumen atau daerah perkotaan yang relatif padat penduduk dibandingkan daerah tanah kering yang sebagian besar terdapat di wilayah perbukitan dan pegunungan.

Adapun beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya alih fungsi lahan pertanian. Faktor – faktor penting yang menyebabkan alih fungsi lahan tersebut antara lain :

 Banyaknya kebutuhan lahan yang bersifat non-pertanian

Lokasi sekitar kota yang dulunya masih didominasi oleh penggunaan lahan pertanian menjadi sasaran empuk bagi pengenbangan jasa – jasa di bidang non pertanian terutama di bidang industri... Selain itu, terdapat keberadaan lahan terjepit yakni lahan – lahan pertanian yang tidak terlalu luas disebabkan karena daerah sekitarnya sudah beralih menjadi perumahan atau kawasan yang bersifat non pertanian atau industri, mengakibatkan petani yang memiliki lahan pertanian tersebut mengalami kesulitan untuk mendapatkan tenaga kerja, air ter-irigasi, dan sarana produksi lainnya, memaksa mereka untuk mengalih fungsikan lahan pertaniannya atau bahkan menjualnya.

(3)

Seiring berjalannya waktu penduduk pun semakin banyak bertambah. Pesatnya jumlah peningkatan penduduk tersebut tentunya mengakibatkan semakain banyak pula jumlah atau luas tanah yang di butuhkan. Jika dalam suatu keluarga membangun rumah di tanah yang berluaskan 2 are, dan jika keluarga itu disertai dengan 3 orang anak yang nantinya akan mandiri dan membangun rumah sendiri dengan masing – masing luas tanah per rumah sama 2 are, maka akan ada penambahan luas tanah yang di alih fungsikan menjadi bangunan. Dari kejadian tersbut secara otomatis luas lahan pertanian sedikit demi sedikit akan terkikis yang berarti kegiatan alih funsi lahan hari demi hari akan bertambah.

 Peningkatan taraf hidup masyarakat

Peningkatan taraf hidup juga bisa di katakana menjadi salah satu faktor pendorong (penyebab) terjadinya kegiatan alih fungsi lahan, terlihat dari permintaan lahan akibat peningkatan intensitas kegiatan masyarrakat seperti pusat pebelanjaan, jalan raya, obyek wisata (tempat rekreasi), lapangan olah raga, dan tempat – tempat umum lainnya.

 Ekonomi masyarakat

Jauh lebih rendahnya hasil pertanian karena biaya produksi yang amat tinggi sedangkan hasil yang di hasilkan relatif rendah, yang di bandingkan dengan tingginya hasil di sektor non pertanian (industri), sewa tanah , dan tingginya harga tanah jika di jual membuat banyak petani – petani yang mengalih fungsikan lahannya ke bidang non pertanian bahkan menyewakan dan menjual lahan pertaniannya kepada orang lain untuk kegiatan non pertanian (Industri). Selain itu karena kebutuhan keluarga lainnya seperti pendidikan, mencari pekejaaan non pertanian atau yang lainnya sering kali membuat petani tidak mempunysi pilihan lain untuk menjual sebagian lahan pertaniannya.

 Degradasi lingkungan

Penggunaan pupuk kimia dan pestisida kimia secara berlebihan yang berdampak pada meningkatnya serangan hama tertentu akibat hilangnya predator – predator alami dair hama yang bersangkutan, pencemaran air irigasi, rusaknya sawah pinggiran pantai dan kemarau panjang yang menimbulkan kekurangan air untuk kegiatan pertanian mengakibatkan hancurnya sektor pertanian karena petani susah untuk mengembangkan kegiatan pertaniannya. Menjadi suatu faktor petani beralih pekerjaan atau mngalih fungsikan lahan – lahan pertanian yang merekan miliki.

 Kebijakan pemerintah

(4)

BAB IV

DESKRIPSI WILAYAH

4.1 Kelurahan Tanjung Sari

4.1.1 Kondisi Fisik Wilayah 1. Letak dan Luas

Batas-batas lokasi studi, yaitu meliputi : - Sebelah timur berbatasan dengan Jalan Ring Road Kelurahan Tanjung Sari - Sebelah barat berbatasn dengan Jalan Bunga Asoka Kelurahan Tanjung Sari - Sebelah selatan berbatasan dengan Jalan Pasar II Kelurahan Tanjung Sari - Sebelah utara berbatasan dengan Jalan Pasar VI Kelurahan Tanjung Sari. 2. Iklim

(5)

Kondisi klimatologi kota Medan menurut stasiun BMG Sampali mempunyai iklim tropis dengan suhu minimum berkisar antara 23,3oC – 24,1oC dan suhu maksimum berkisar antara 31,0oC – 31,1oC. Kelembaban udara untuk kota Medan rata-rata berkisar antara 84 – 85 %. Kecepatan angin rata-rata sebesar 0,48 m/det, sedangkan rata-rata total laju penguapan tiap bulannya adalah 104,3 mm. Hari hujan di kota Medan pada tahun 2003 rata-rata per bulannya adalah 19 hari dengan rata-rata curah hujan per bulannya adalah 299,5 mm.

3. Topografi

Topografi adalah studi tentang bentuk permukaan bumi. Topografi umumnya menyuguhkan relief permukaan, model tiga dimensi, dan identitas jenis lahan. Relief adalah bentuk permukaan suatu lahan yang dikelompokkan atau ditentukan berdasarkan perbedaan ketinggian (amplitude) dari permukaan bumi (bidang datar) suatu bentuk bentang lahan (landform). Lokasi studi merupakan relief yang menggambarkan ketinggian tempat dari permukaan bumi. Lokasi studi merupakan dataran rendah kota Medan, yang terletak pada ketinggian 14 m dari permukaan laut. Kemiringan daerah bervariasi dari datar landai dan agak curam.

5. Penggunaan Lahan

(6)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil

Berdasarkan hasil penelitian penurunan luas lahan pertanian akibat konversi lahan pertanian menjadi permukiman non pertanian dapat dilihat dari berbagai tolak ukur seperti, penurunan luas areal pertanian, berkurangnya luasan pertanian, dan sebagainya. Disamping itu penurunan luas lahan pertanian ini, dapat diindikasikan terhadap peningkatan jumlah bangunan yang dibangun di wilayah Tanjung Sari Medan.

Berikut merupakan citra foto kelurahan tanjung sari di tahun 2016. Dan pada awanya lebih dari 30% daerah pertanian dan lahan kosong namun sekarang sudah ber alihfungsi. Beberapa daerah yang sekarang telah dialihfungsikan yakni :

(7)

Ruko baru di Tanjung Sari yang pada awalnya lahan pertanian.

Berikut juga awalnya lahan kosong dan sekarang telah dibangun ruko sebagai aktivitas masyarakat.

 Dampak Ahli fungsi Lahan Tanjung Sari

(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

 Berdasarkan hasil penelitian penurunan luas lahan pertanian akibat konversi lahan pertanian menjadi permukiman non pertanian dapat dilihat dari berbagai tolak ukur seperti, penurunan luas areal pertanian, berkurangnya luasan pertanian, dan sebagainya. Disamping itu penurunan luas lahan pertanian ini, dapat diindikasikan terhadap peningkatan jumlah bangunan yang dibangun di wilayah Tanjung Sari Medan.

 Dapat dipahami bahwa penyebab terjadinya alih fungsi lahan pertanian yang semakin marak itu bisa dikatakan multidimensi. Lahan itu sendiri sudah menjadi multifungsi, dan adapun pihak-pihak yang mengendalikan alih fungsi lahan yang terjadi di dalam perkotaan terutama yang ada di Kelurahan Tanjung Sari, tidak mungkin hanya dilakukan oleh satu pihak saja. Melihat aspek-aspek yang terjadi dan aspek-aspek yang ada pada fungsi dari lahan tersebut, alih fungsi lahan yang terjadi dapat berpengaruh terhadap turunnya produksi pertanian serta akan berdampak pada dimensi yang dimana berkaitan dengan aspek-aspek perubahan orientasi ekonomi, sosial budaya , politik serta lingkungan hidup.

B. Saran

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

1) Crumb rubber dan pecahan genteng dapat digunakan sebagai agregat halus untuk membuat beton dengan kategori beton ringan. 2) Dalam membuat beton ringan struktural

Yakup, MS dengan judul “Pengelolaan Hara dan Pemupukan Pada Budidaya Tanaman Jagung (Zea mays L.) Di Lahan Kering” telah diterima dan untuk dapat dipresentasikan pada Seminar

Risiko ini dipengaruhi oleh turunnya harga dari Efek (saham, obligasi, dan surat berharga lainnya) yang masuk dalam portfolio Reksa Dana tersebut. •

anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur

Pada pelaksanaan siklus I nilai-nilai yang diperoleh peserta didik kelas XI TPM B SMK Negeri 2 Surakarta pada pembelajaran mata diklat CNC Dasar TU-3A

Merakit (pemasangan setiap komponen, handle, poros pemutar, dudukan handle alas atas bawah, dan saringan).. Mengelas (wadah dengan alas atas, saringan, handle, dan

[r]

Namun ketika ia melihat realitas sosial dengan banyaknya penyimpangan ‘ ibādah yang dilakukan oleh umat Islam, maka konsep yang telah diperolehnya secara normatif dari